Anda di halaman 1dari 17

SOSIOLOGI

14
Modul ke:

KOMUNIKASI
KOMUNIKASI DAN MASALAH
Fakultas SOSIAL
Ilmu Rika Yessica Rahma,M.Ikom
Komunikasi
Program Studi
Penyiaran
http://mercubuana.ac.id
• Era globalisasi memiliki pengaruh yang kuat disegala dimensi
kehidupan masyarakat. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan-
perubahan sosial baik secara positif maupun negatif. Perkembangan
teknologi membuat masyarakat terapit diantara dua pilihan. Disatu
pihak masyarakat menerima kehadiran teknologi, di pihak lain
kehadiran teknologi modern justru menimbulkan masalah-masalah
yang bersifat struktural yang kemudian merambah di semua aspek
kehidupan masyarakat.
• Menurut Praktikto (1979: 36) dewasa ini kemajuan teknologi
informasi yang menuju kearah globalisasi komunikasi dirasakan
cenderung berpengaruh langsung terhadap tingkat peradaban
masyarakat dan bangsa. Kita semua menyadari bahwa
perkembangan teknologi informasi akhir-akhir ini bergerak
sangat pesat dan telah menimbulkan dampak positif maupun
negatif terhadap tata kehidupan masyarakat di berbagai
negara. Kemajuan bidang informasi membawa kita memasuki
abad revolusi komunikasi. Bahkan ada yang menyebutnya
sebagai “Ledakan Komunikasi” (Subrata, 1992).
• Dengan adanya sebuah media massa tersebut maka
akan mengahasilkan komunikasi massa. Banyak ahli
komunikasi yang menyatakan bahwa saat ini kita
hidup dalam apa yang dinamakan masyarakat
komunikasi massa. Secara sederhana, masyarakat
komunikasi massa adalah satu masyarakat yang
kehidupan kesehariannya tidak bisa dilepaskan dari
media massa. Masyarakat komunikasi massa, menjual
dan membeli barang melalui media massa, mencari
informasi mutakhir, mencari bahan untuk pendidikan,
mencari hiburan dan bahkan mencari jodoh pun
melalui media massa.
• Masalah sosial adalah suatu kondisi yang dirumuskan
atau dinyatakan oleh suatu entitas yang berpengaruh,
yang mengancam nilai-nilai suatu masyarakat sehingga
berdampak kepada sebagian besar anggota masyarakat
dan kondisi itu diharapkan dapat diatasi melalui
kegiatan bersama. Entitas tersebut dapat merupakan
pembicaraan umum atau menjadi topik ulasan di media
massa, seperti televisi, internet, radio dan surat kabar.
• tingkat keparahan masalah sosial yang terjadi
dapat diukur dengan membandingkan antara
sesuatu yang ideal dengan realitas yang terjadi
(Coleman dan Cresey, 1987). Dan untuk
memudahkan mengamati masalah-masalah sosial,
Stark (1975) membagi masalah sosial menjadi 3
macam yaitu :
• Konflik dan kesenjangan, seperti :
kemiskinan, kesenjangan, konflik antar
kelompok, pelecehan seksual dan masalah
lingkungan.
• Perilaku menyimpang, seperti : kecanduan
obat terlarang, gangguan mental,
kejahatan, kenakalan remaja dan
kekerasan pergaulan.
• Perkembangan manusia, seperti : masalah
keluarga, usia lanjut, kependudukan
(seperti urbanisasi) dan kesehatan
seksual.
• Salah satu penyebab utama timbulnya masalah sosial
adalah pemenuhan akan kebutuhan hidup (Etzioni, 1976).
Artinya jika seorang anggota masyarakat gagal memenuhi
kebutuhan hidupnya maka ia akan cenderung melakukan
tindak kejahatan dan kekerasan. Hal ini diperparah oleh
peran media massa sekarang ini yang mengalami sedikit
perubahan, bukan lagi sebagai institusi yang memberi
informasi yang edukatif dan hiburan yang edukatif, akan
tetapi lebih pada media yang memberi informasi, hiburan
dan edukasi yang kurang edukatif.
• media massa khususnya televisi sebagai saluran yang relatif
dapat diakses semua strata sosial masyarakat, maka saluran ini
memiliki kecenderungan besar dalam mempengaruhi aspek
kognitif, afektif, dan konatif dari khalayaknya. Berbagai
kategori program televisi dapat kita sebutkan, yaitu : film
televisi/serial, film layar lebar (movie), game show, komedi
situasi, reality show, hiburan tradisional, infotainment, acara
musik dan olahraga, talkshow, berita dan dokumenter, serta
iklan. Dapat dikatakan hampir seluruh program layar kaca
tersebut menyisipkan issue berupa kekerasan dan sadisme,
seksualitas dan pornografi, pelecehan kelompok minoritas dan
pelecehan norma kesusilaan serta pelecehan agama, mistik
atau supranatural.
• Beberapa istilah yang kemudian muncul dan dipahami,
diantaranya :
• Pornorafi : gambar-gambar perilaku pencabulan yang lebih
banyak menonjolkan tubuh dan alat kelamin manusia, sifatnya
yang seronoh, jorok dan vulgar membuat orang yang
mlihatnya teransang secara seksual.
• Pornoteks : karya pencabulan yang ditulis sebagai naskah
cerita atau berita dalam berbagai versi hubungan seksual,
dalam berbagai bentuk narasi, konstruksi cerita, testimonial,
atau pengalaman pribad secara detail dan vulgar sehingga para
pembaca merasa sekan-akan ia menyaksikan sendiri,
mengalami atau melakukan sendiri peristiwa seks tersebut.
• Pornosuara : suara, tuturan, kata-kata dan kalimat yang
diucapkan seseorang, yang langsung atau tidak langgsung
bahkan secara halus atau vulgar melakukan rayuan seksual
atau akivitas seksual.
• Pornoaksi : penggambaran aksi gerakan, lenggokan, liukan tubuh,
penonjolan bagian-bagian tubuh yang dominan memberi rangsangan
seksual hingga mempertontonkan audara atau alat vtal baik disengaja
maupun tidak untuk membangkitkan nafsu yangmelihatnya.
• Pornomedia : realitas porno yang diciptakan oleh media seperti gambar
atau teks porno yang disiarkan pada masyarakat.
• Beberapa dampak negative dari kegiatan porno diatas :
• Mengubah perilaku normal menjadi abnorma.
• Meningkatkan kebiasaan menelusur dan mengkonsumsi serta menjadikan
perilaku anomaly sebagai kebiasaan.
• Mencari kepuasaan melalui kegiatan nyata
• Menganggap wajar sikap dan hal-hal porno yang beredar dimasyarakat.
Hasil temuan dari tema tayangan TV, yakni tema
pornografi, kekerasan dan tayangan supranatural,
memunculkan beberapa konsep sebagai berikut :
• 1. Terjadi Proses Sosialisasi Pornograf, Kekerasan dan
Kepercayaan Mistik Supranatural.
• Tayangan program TV yang bertema pornografi, telah
mengundang presepsi pornografi diikuti dengan
tampilan dan perilaku pemain dengan pakaian
beserta gerak tubuh, terutama dari pemain
perempuan. Eksploitasi seksual merupakan
pemanfaatan seksual manusia secara berlebihan
untuk mendapat keuntungan materi atau non materi
bagi diri sendiri ataupun orang lain
• 2. Presepsi dan Efek Tayangan Pornografi,
Kekerasan, dan Mistik Berkaitan Erat dengan
Latar Belakang Khalayak Pemirsa.
• Dari berbagai presepsi, motivasi menonton
tayangan pornografi tampak lebih kuat pada
masyarakat golongan non elite, dibandingkan
golongan elite., yang dibentuk melalu
pengasuhan umum, profesi dan pendidikan.
• 3. Terjadi Proses Desensitisasi/Penumpulan Rasa.
• Pengaruh pornografi terhadap sikap masyarakat
memang tidak tampak langsung keculi remaja. Salah
stunya adalah desensitisasi atau penumpulan
kepekaan, akibat terpaan yang berlebihan. Tayangan
kekerasan pada umumbya dirasakan pemirsa pada
taraf memori yaitu ingatan yang kuat terhadap
adegan atau tayangan tertentu yang bersifat luar
biasa.
• 4. Terjadi Proses Imitasi atau Peniruan.
• Fenomena persepsi masyarakat terhadap
adegan pornografi, kekerasan dan mistik di
televisi, berbagai adegan tersebut harus
senantiasa diwaspadai dan dibatasi. Tayangan
televisi yang bersifat “ pandang-dengar”
mudah diikuti dan cenderung untuk mudah
ditiru. Banyak peniruan yang dilakukan remaja
ketika mengidolakan selebriti televisi tertentu
atau ketika berhadapan dengan tayangan
televisi.
• 5. Proses Resistensi.
• Dari aspek posisi pembacaan kultural, mengacu pada
teori Encoding-Decoding Stuart Hall, terlihat
perbedaan penerimaan terhadap tayangan televisi
berunsur pornografis, kekerasan dan mistik.

• 6. Perubahan Perilaku.
• Penelitian mengenai persepsi masyarakat terhadap
tayangan yang bertema pornografi, kekerasan dan
mistik supranatural yang cenderung mengarah pada
persepsi negatif karena akan membentuk budaya
massa negatif.
DAFTAR PUSTAKA
• Burhan, Bungin.2006 Sosiologi Komunikasi: Teori,
Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di
Masyarakat, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
• McLuhan, M.1962 The Gutenberg Galaxy: The Making of
Typografic Man, dalam James Lull, Media, Komunikasi, dan
kebudayaan: Suatu Pendekatan Global, Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, Edisi Pertama 1998.
• Denis McQuail (2000), Mass Comunication Theory, 4th Edition,
London: Sage Publication,
Terima Kasih
RIKA YESSICA RAHMA,M.Ikom

Anda mungkin juga menyukai