Anda di halaman 1dari 112

Semester Genap

[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini gula menjadi kebutuhan yang sangat dibutuhkan oleh semua
orang, baik itu dikonsumi langsung oleh rumah tangga maupun digunakan untuk
pembuatan produk-produk makanan di industri makanan. Setiap tahun kebutuhan
gula nasional bertambah tinggi, pada tahun 2014 saja kebutuhan gula nasional
sebesar 5,7 juta ton, untuk tahun 2015 diperkirakan sebesar 5,89 juta ton (Ditjen
Perkebunan). Untuk tahun diperkirakan produksi gula nasional masih sebesar 4,9
juta ton. Oleh karena itu, pemerintah melaksanakan berbagai program,
diantaranya meningkatkan pertanian tebu sebagai bahan baku gula.
Peningkatan produksi gula nasional juga memiliki tujuan meningkatkan
kesejahteraan petani tebu, karena pada 2014 impor gula masih cukup tinggi,
sekitar 25-30% kebutuhan gula nasional. Tebu yang merupakan bahan baku gula
perlu diproses terlebih dahulu. Urutan proses pengolahan tebu menjadi gula yaitu
penggilingan, pemurnian, penguapan, kristalisasi, pemisahan, dan proses packing.
Dalam peningkatan produksi gula, proses pengolahan tebu harus dilakukan
secara efektif agar keuntungan dalam produksi gula meningkat. Salah satunya
dengan spesifikasi mesin pengolahan tebu yang lebih efektif. Dalam hal ini, salah
satunya efektivitas dalam penggilingan tebu. Penggilingan merupakan proses
pertama dalam pengolahan tebu. Batang tebu yang telah dipanen, dipotong
menjadi ukuran 1-1,5m, kemudian dimasukkan kedalam mesin penggiling tebu.
Perancangan mesin penggiling tebu ini berkapasitas 20ton / jam dengan motor
listrik 35hp, sehingga lebih hemat energi untuk kapasitas yang besar.

1.2 Tujuan Perencanaan Elemen Mesin


Tujuan perancangan / desain mesin penggiling tebu ini adalah
1.2.1 Tujuan Umum

Mesin Penggiling Tebu Page 1


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

1. Memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah Perencanaan


Elemen Mesin pada Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi
Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
2. Mempelajari dan memahami tata cara melakukan perencanaan untuk
menemukan karakteristik suatu model atau rangkaian elemen mesin
yang berhubungan dengan pemilihan bahan, pemakaian sistem kerja,
dan penentuan dimensi dari suatu elemen mesin.
3. Membentuk kreativitas dalam memvisualisasikan perencanaan yang
dibuat dalam bentuk gambar.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui konsep dasar dalam perancangan mesin penggiling tebu
sebagai mesin pertanian pasca panen.
2. Dapat menganalisa dan menentukan gaya-gaya yang terjadi pada elemen
mesin dalam konstruksi tersebut.
3. Dapat melakukan pemilihan elemen-elemen mesin, bahan standar pada
perencanaan suatu sistem transmisi.
4. Untuk meningkatkan produksi gula nasional dengan desain mesin
penggiling tebu yang efektif.

1.3 Batasan Masalah


Agar analisa dan perhitungan dalam perencanaaan Mesin Penggiling Tebu
ini tidak melebar, maka diperlukan batasan masalah. Batasan masalah dalam
perancangan mesin pengiling tebu ini yaitu
1. Diameter tebu yang digunakan maksimal 6 cm (berdasarkan data varietas
tebu nasional terbesar).
2. Perhitungan dalam perencanaan elemen mesin ini berupa perhitungan daya
yang diperlukan, belt dan pulley, spur gear, poros dan pasak, serta
bantalan (bearing).
3. Konstruksi dan beban frame diasumsikan kuat dan aman.
4. Kapasitas penggilingan sebesar 20 ton / jam.

Mesin Penggiling Tebu Page 2


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

1.4 Sistematika Laporan


Laporan perancangan mesin penggiling tebu diawali dengan abstrak yang
berisi gambaran lengkap tentang perancangan mesin penggiling tebu. Setelah
Abstrak, terdapat Bab 1 Pendahuluan, Bab 2 Dasar Teori, Bab 3 Metodologi
Perancangan, dan Bab 4 Kesimpulan.
Bab 1 Pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan,
batasan masalah, dan sistematika laporan.
Bab 2 Dasar Teori berisi tentang teori-teori yang mendukung dalam
perancangan mesin penggiling tebu.
Bab 3 Metodologi Perancangan terdiri dari desain mesin serta analisa dan
perhitungan elemen-elemen mesin.
Bab 4 Kesimpulan berisi tentang kesimpulan dari perencanaan mesin
penggiling tebu.

Mesin Penggiling Tebu Page 3


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Tanaman Tebu dan Pemrosesan Gula Tebu


Tanaman Tebu (Saccharum Officanarum L) merupakan tanaman
perkebunan semusim, yang mempunyai sifat tersendiri karena didalam batangnya
terdapat zat gula. Tebu termasuk keluarga rumput-rumputan (graminae) seperti
halnya padi, glagah, jagung, bambu dan lain-lain.

Gambar 2.1 Tanaman Tebu


2.1.1 Varietas Tebu
Varietas tebu yang telah dirilis di Indonesia sudah sangat banyak,
diantaranya lebih dari 70 varietas dirilis oleh Pusat Penelitian dan Pengambangan
Gula Indonesia (P3GI). Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat, Malang,
yang baru saja memperoleh mandat untuk penelitian tanaman pemanis, utamanya
tanaman tebu, telah mengkoleksi sebanyak 20 varietas unggul nasional. Varietas-
varietas tersebut seluruhnya ditanam di Kebun Percobaan Ngemplak-Pati.
Varietas tebu pada garis besarnya dapat dibedakan menjadi 3,yaitu:
1. Varietas Genjah (masak awal), mencapai masak optimal<12 bulan.
2. Varietas Sedang (masak tengahan), mencapai masak optimal pada umur 12-14
bulan.
3. Varietas Dalam (masak akhir), mencapai masak optimal pada umur lebih dari

Mesin Penggiling Tebu Page 4


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

14 bulan.
Varietas yang diunggulkan saat ini adalah BL, yang mirip dengan varietas
POJ-2878. Kedua varietas ini tahan terhadap penyakit mosaic dan tahan blendok,
tetapi BL agak peka pohkabung dan serangan hama penggerek pucuk. Potensi
produktivitas varietas BL ini bias mencapai rata-rata 121,4 kuintal gula per hektar
dan hasil hablur tertinggi yang bisa dicapai adalah 169,2 kuintal per hektar.
Dengan varietas BL ini, potensi pada lahan sawah dengan ekologi
unggulan, produksi tebu rata-rata 1.504 kuintal per hektar (tertinggi 2.093
kuintal), rendemen rata-rata 8,07 persen (tertinggi 8,86 persen) dan produksi
hablur rata-rata 121,4 kuintal per hektar (tertinggi 169,2 kuintal).
Uji coba pada lahan tegal pun menunjukkan hasil tebu rata-rata 1.250
kuintal per hektar (tertinggi 2.112 kuintal), rendemen rata-rata 7,58 persen
(tertinggi 8,25 persen), dan hasil hablur rata-rata 97,3 kuintal per hektar (tertinggi
172,3 kuintal).
Bahkan pada pola keprasan,varietas BL juga menunjukkan hasil yang
cukup menjanjikan. Dari uji coba dihasilkan tebu rata-rata 1.222 kuintal per hektar
(tertinggi 2.012 kuintal), rendemen rata-rata 7,81 persen (tertinggi 8,74 persen),
dan hasil hablur rata-rata 94,5 kuintal per hektar (tertinggi 152,1 kuintal).

2.1.2 Pemrosesan Gula Tebu


Pembuatan gula putih di pabrik gula mengalami beberapa tahapan
pengolahan, yaitu penggilingan tebu, pemurnian, penguapan, kristalisasi,
pemisahan kristal, dan pengeringan.
1. Penggilingan Tebu (Ekstrasi)
Tebu setelah ditebang, dikirim ke stasiun gilingan untuk dipisahkan antara bagian
padat (ampas) dengan cairannya yang mengandung gula (nira mentah).

Mesin Penggiling Tebu Page 5


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Gambar 2.2 Mesin Penggiling tebu di pabrik gula

2.    Pemurnian Nira


Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk proses pemurnian gula yaitu
cara defekasi, sulfitasi dan karbonatasi. Pada umumnya pabrik gula di Indonesia
memakai cara sulfitasi. Cara sulfitasi menghemat biaya  produksi, bahkan
pemurnian mudah di dapat dan gula yang dihasilkan adalah gula putih atau SHS
(Superieure Hoofd Sumber).
Proses ini menggunakan tabung defekator, alat pengendap dan saringan Rotary
Vacuum Filter dan bahan pemurniannya adalah kapur tohor dan gas sulfit dari
hasil pembakaran.
Mula-mula nira mentah ditimbang, dipanaskan, direaksikan dengan susu
kapur dalam defekator, kemudian diberi gas SO2 dalam peti sulfitasi,  dipanaskan
dan diendapkan dalam alat pengendap. Nira kotor yang diendapkan kemudian
disaring menggunakan  Rotery Vaccum Filter. Dari proses ini dihasilkan nira
jernih dan endapan padat berupa blotong. Nira jernih yang dihasilkan kemudian
dikirim kestasiun penguapan.

3.    Penguapan Nira (Evaporasi)

Mesin Penggiling Tebu Page 6


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Nira jernih masih banyak mengandung uap air. Untuk menghilangkan


kadar air dilakukan penguapan (evaporasi). Di pabrik gula penguapan dilakukan
dengan menggunakan beberapa evaporator dengan sistem multiple effect yang
disusun secara interchangeable agar dapat dibersihkan bergantian. Evaporator
bisanya terdiri dari 4-5 bejana yang bekerja dari satu bejana sebagai uap pemanas
bejana berikutnya. Total luas bidang pemanas 5990m2 vo.
Dalam bejana Nomor 1 nira diuapkan dengan menggunakan bahan
pemanas uap bekas secara tidak langsung. Uap bekas ini terdapat dalam sisi ruang
uap dan nira yang diuapkan terdapat dalam pipa-pipa nira dari tombol uap. Dari
sini, uap bekas yang mengembun dikeluarkan dengan kondespot. dalam bejana
nomor 2, nira dari bejana nomor 1 diuapkan dengan menggunakan uap nira dari
bejana penguapan nomor 1. Kemudian uap nira yang mengembun dikeluarkan
dengan Michaelispot. Di dalam bejana nomor 3, nira yang berasal dari bejana
nomor 2 diuapkan dengan menggunakan uap nira dari bejana nomor 2. Demikian
seterusnya, sampai pada bejana terakhir merupakan nira kental yang berwarna
gelap dengan kepekatan sekitar 60 brik.
Nira kental ini diberi gas SO 2 sebagai belancing dan siap dikristalkan.
Sedangkan uap yang dihasilkan dibuang ke kondensor sentral dengan perantara
pompa vakum.

4.  Kristalisasi
Nira kental dari sari stasiun penguapan ini diuapkan lagi dalam suatu pan
vakum, yaitu tempat dimana nira pekat hasil penguapan dipanaskan terus-menerus
sampai mencapai kondisi lewat jenuh, sehingga timbul kristal gula. Sistem yang
dipakai yaitu ABD, dimana gula A dan B sebagai produk, dan gula D dipakai
sebagai bibit (seed), serta sebagian lagi dilebur untuk dimasak kembali.
Pemanasan menggunakan uap dengan tekanan dibawah atmosfir dengan vakum
sebesar 65 cmHg, sehingga suhu didihnya 650C. Jadi kadar gula (sakarosa) tidak
rusak akibat terkena suhu yang tinggi. Hasil masakan merupakan campuran kristal
gula dan larutan (Stroop). Sebelum dipisahkan di putaran gula, lebih dulu
didinginkan pada palung pendinginan (kultrog).

Mesin Penggiling Tebu Page 7


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

5.   Pemisahan Kristal Gula


Pemisahan kristal dilakukan dengan menggunakan saringan yang bekerja
dengan gaya memutar (sentrifungal). Alat ini bertugas memisahkan gula terdiri
dari :
1. 3 buah broadbent 48” X 30”untuk gula masakan A.
2. 4 buah bactch sangerhousen 48” X 28” untuk masakan B.
3. 2 buah western stated CCS untuk D awal.
4. 6 buah batch sangerhousen 48” X 28” untuk gula SHS.
5. 3 buah BNA 850 K untuk gula D.
Dalam tingkatan pengkristalan, pemisahan gula dari tetesnya terjadi pada tingkat
B. Pada tingkat ini terjadi poses separasi (pemisahan). Mekanismenya
menggunakan gaya sentrifugal. Dengan adanya sistem ini, tetes dan gula terpisah
selanjutnya pada tingkat D dihasilkan gula melasse (kristal gula) dan melasse
(tetes gula).

6.   Pengeringan  Kristal Gula


Air yang dikandung kristal gula hasil sentrifugasi masih cukup tinggi,
kira-kira 20% . Gula yang mengandung air akan mudah rusak dibandingkan gula
kering, untuk menjaga agar tidak rusak selama penyimpanan, gula tersebut harus
dikeringkan terlebih dahulu. pengeringan dapat dilakukan dengan cara alami atau
dengan memakai udara panas kira-kira 800C. Pengeringan gula secara alami 
dilakukan dengan melewatkan SHS pada talang Dengan melalui talang ini gula
diharapkan dapat kering dan dingin. Proses pengeringan dengan cara ini
membutuhkan ruang yang lebih luas dibandingkan cara pemanasan. Oleh karena
itu, pabrik-pabrik gula menggunakan cara pemanasan. Cara ini bekerja atas dasar
prinsip aliran berlawanan dengan aliran udara panas.

2.2 Motor Listrik


Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik menjadi

Mesin Penggiling Tebu Page 8


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

energi listrik disebut generator atau dinamo. Motor listrik dapat ditemukan pada
peralatan rumah tangga seperti kipas angin, mesin cuci, pompa air dan penyedot
debu. Motor listrik yang umum digunakan di dunia Industri adalah motor listrik
asinkron, dengan dua standar global yakni IEC dan NEMA. Motor asinkron IEC
berbasis metrik (milimeter), sedangkan motor listrik NEMA berbasis imperial
(inch), dalam aplikasi ada satuan daya dalam horsepower (hp) maupun kiloWatt
(kW).
Motor listrik IEC dibagi menjadi beberapa kelas sesuai dengan efisiensi
yang dimilikinya, sebagai standar di EU, pembagian kelas ini menjadi EFF1,
EFF2 dan EFF3. EFF1 adalah motor listrik yang paling efisien, paling sedikit
memboroskan tenaga, sedangkan EFF3 sudah tidak boleh dipergunakan dalam
lingkungan EU, sebab memboroskan bahan bakar di pembangkit listrik dan secara
otomatis akan menimbulkan buangan karbon yang terbanyak, sehingga lebih
mencemari lingkungan.
Standar IEC yang berlaku adalah IEC 34-1, ini adalah sebuah standar yang
mengatur rotating equipment bertenaga listrik. Ada banyak pabrik elektrik motor,
tetapi hanya sebagian saja yang benar-benar mengikuti arahan IEC 34-1 dan juga
mengikuti arahan level efisiensi dari EU.
Banyak produsen elektrik motor yang tidak mengikuti standar IEC dan EU supaya
produknya menjadi murah dan lebih banyak terjual, banyak negara berkembang
manjdi pasar untuk produk ini, yang dalam jangka panjang memboroskan
keuangan pemakai, sebab tagihan listrik yang semakin tinggi setiap tahunnya.
Lembaga yang mengatur dan menjamin level efisiensi ini adalah CEMEP,
sebuah konsorsium di Eropa yang didirikan oleh pabrik-pabrik elektrik motor
yang ternama, dengan tujuan untuk menyelamatkan lingkungan dengan
mengurangi pencemaran karbon secara global, karena banyak daya diboroskan
dalam pemakaian beban listrik. Sebagai contoh, dalam sebuah industri rata-rata
konsumsi listrik untuk motor listrik adalah sekitar 65-70% dari total biaya listrik,
jadi memakai elektrik motor yang efisien akan mengurangi biaya overhead
produksi, sehingga menaikkan daya saing produk, apalagi dengan kenaikan tarif

Mesin Penggiling Tebu Page 9


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

listrik setiap tahun, maka pemakaian motor listrik EFF1 sudah waktunya menjadi
keharusan.
Pada motor listrik tenaga listrik diubah menjadi tenaga mekanik.
Perubahan ini dilakukan dengan mengubah tenaga listrik menjadi magnet yang
disebut sebagai elektro magnet. Sebagaimana kita ketahui bahwa : kutub-kutub
dari magnet yang senama akan tolak-menolak dan kutub-kutub tidak senama,
tarik-menarik. Maka kita dapat memperoleh gerakan jika kita menempatkan
sebuah magnet pada sebuah poros yang dapat berputar, dan magnet yang lain pada
suatu kedudukan yang tetap.

2.3 Gear / Roda Gigi dan Spur Gear / Roda Gigi Lurus
Roda gigi adalah bagian dari mesin yang berputar yang berguna untuk
mentransmisikan daya. Roda gigi memiliki gigi-gigi yang saling bersinggungan
dengan gigi dari roda gigi yang lain. Dua atau lebih roda gigi yang bersinggungan
dan bekerja bersama-sama disebut sebagai transmisi roda gigi, dan bisa
menghasilkan keuntungan mekanis melalui rasio jumlah gigi. Roda gigi mampu
mengubah kecepatan putar, torsi, dan arah daya terhadap sumber daya. Tidak
semua roda gigi berhubungan dengan roda gigi yang lain; salah satu kasusnya
adalah pasangan roda gigi dan pinion yang bersumber dari atau menghasilkan
gaya translasi, bukan gaya rotasi.
Keuntungan transmisi roda gigi terhadap sabuk dan puli adalah
keberadaan gigi yang mampu mencegah slip, dan daya yang ditransmisikan lebih
besar. Namun, roda gigi tidak bisa mentransmisikan daya sejauh yang bisa
dilakukan sistem transmisi sabuk dan puli, kecuali ada banyak roda gigi yang
terlibat di dalamnya.
Ketika dua roda gigi dengan jumlah gigi yang tidak sama dikombinasikan,
keuntungan mekanis bisa didapatkan, baik itu kecepatan putar maupun torsi, yang
bisa dihitung dengan persamaan yang sederhana. Roda gigi dengan jumlah gigi
yang lebih besar berperan dalam mengurangi kecepatan putar namun
meningkatkan torsi.

Mesin Penggiling Tebu Page 10


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Rasio kecepatan yang teliti berdasarkan jumlah giginya merupakan


keistimewaan dari roda gigi yang mengalahan mekanisme transmisi yang lain
(misal sabuk dan puli). Mesin yang presisi seperti jam tangan mengambil banyak
manfaat dari rasio kecepatan putar yang tepat ini. Dalam kasus dimana sumber
daya dan beban berdekatan, roda gigi memiliki kelebihan karena mampu didesain
dalam ukuran kecil. Kekurangan dari roda gigi adalah biaya pembuatannya yang
lebih mahal dan dibutuhkan pelumasan yang menjadikan biaya operasi lebih
tinggi.
Spur gear adalah roda gigi yang paling sederhana, yang terdiri dari silinder
atau piringan dengan gigi-gigi yang terbentuk secara radial. Ujung dari gigi-
giginya lurus dan tersusun paralel terhadap aksis rotasi. Roda gigi ini hanya bisa
dihubungkan secara paralel.

Gambar 2.3 Roda Gigi Lurus


Pada konstruksi berpasangan, penggunaannya terdapat dalam tiga
keadaan, yaitu
a. Roda Gigi lurus eksternal (spur gear)
b. Roda Gigi lurus internal (planetary gear)
         c. Roda Gigi lurus Rack dan pinion.

Mesin Penggiling Tebu Page 11


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Gambar 2.4 Bagian – bagian Spur Gear

Gambar 2.5 Profil Gigi pada Spur Gear

2.3.1. Diametral Pitch, P


Diametral Pitch adalah jumlah gigi tiap inchi lengkungan roda gigi.
Diametral pitch dirumuskan sebagai jumlah gigi dibagi dengan diameter pitch
circle – nya.
Nt
P=
d 2.1

Mesin Penggiling Tebu Page 12


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Dimana, P = diametral pitch (jumlah gigi/inch lengkung)


N t = jumlah gigi (buah)
d = diameter pitch circle (in)

2.3.2. Circular Pitch, p

Circular pitch adalah jarak gigi yang diukur pada pitch circlenya yaitu
jarak satu titik pada gigi sampai titik pada gigi berikutnya pada kedudukan yang
sama. Circular pitch dirumuskan sebagai berikut :
π.d
p=
Nt 2.2
Dimana, p = circular pitch (in)
d = diameter pitch circle (in)
N t = jumlah gigi (buah)
Hubungan antara Circular Pitch dengan Diametral Pitch adalah :
π
P=
p
2.3
2.3.3. Center of Distance
Center of Distance adalah jarak antar sumbu poros pada roda gigi. Center
of Distance dirumuskan sebagai :
d p+ d g
c=
2
2.4
Dimana, c : jarak titik pusat sepasang roda gigi (in)
d p : diameter pinion (in)
d g : diameter gear (in)
2.3.4. Velocity Ratio
Velocity Ratio ( perbandungan kecepatan ) pada spur gear adalah sebagai
berikut:

Mesin Penggiling Tebu Page 13


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

ω1 n1 Nt2 d2
i= = = =
ω2 n2 N t1 d1 2.5
Dimana : i : velocity ratio
ω : kecepatan sudut (rad/s)
n : kecepatan keliling (rpm)
Nt : jumlah gigi (buah)

d : diameter pitch circle (in)

2.3.5. Torsi Yang Diterima Roda Gigi


Ketika pasangan roda gigi berputar, maka akan terjadi torsi pada roda gigi
tersebut. Torsi yang diterima oleh roda gigi dirumuskan sebagai berikut :
P×6 .3000
T=
n 2.6
Dimana, P : daya input yang diberikan oleh motor pada poros (hp)
T : torsi yang diterima oleh roda gigi (lb.in)
n : putaran roda gigi (rpm)
2.3.6. Gaya-Gaya Pada Roda Gigi
Gaya yang diterima oleh sebuah gigi bila hanya satu pasang gigi yang
bersentuhan akan mengarah normal terhadap permukaan gigi dan sejajar dengan
garis kerja. Vektor gaya yang bekerja pada roda gigi dapat dilihat pada Gambar
2.6.

Mesin Penggiling Tebu Page 14


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Fn Fr

Ft φ

Gambar 2.1
0 Vektor Gay
a pada Rod
a Gigi
Gambar 2.6 Vektor Gaya pada Roda Gigi

Keterangan:
Fn : gaya normal yang ditimbulkan oleh gigi pada roda gigi yang
digerakkan terhadap gigi roda gigi penggerak (lb)
Fn dapat diproyeksikan pada arah tangensial (gaya tangensial, Ft ) dan arah
radial (gaya radial, Fr ).
Ft =F n cos φ
2.7
Fr =F n sin φ
2.8

Dimana φ : sudut tekan ()


2.3.7. Torsi Yang Diakibatkan Oleh Gaya Normal
Untuk menghitung torsi yang diakibatkan oleh gaya normal digunakan
persamaan sebagai berikut :
d d
T =Fn cos φ=F t
2 2 2.9
Dimana, d : diameter pitch roda gigi (in)
2.3.8. Kecepatan Pitch Line

Mesin Penggiling Tebu Page 15


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Kecepatan pitch line merupakan kecepatan tangensial yang dialami roda


gigi. Untuk menghitung besarnya kecepatan pitch line digunakan persamaan di
bawah ini :
π .d.n
V p=
12 2.10
Dimana, Vp : kecepatan pitch line (ft/menit)
d : diameter pitch roda gigi (in)

2.3.9. Kekuatan Gigi


Dalam perencanaan ini akan dianalisa kekuatan roda gigi sehingga dapat
diketahui bahan atau material yang akan digunakan. Beban yang dikenakan pada
roda gigi tidak boleh lebih besar daripada beban bending ijin dari material
penyusun roda gigi tersebut. Beban bending ijin material dapat dihitung dengan
mengunakan persamaan :
S .b.Y
Fb =
Kf .P 2.11
Dimana : Fb : Beban bending ijin (lb)
b : tebal gigi (in)
Y : angka Lewis (Tabel 10-2)
P : Diametral pitch (in)
S : Tegangan ijin dari material (psi)
Kf : Faktor konsentrasi tegangan

2.3.10 Beban dinamis


Efek dinamis pada roda gigi yang terjadi sebagai akibat faktor tidak
akuratnya pembuatan gigi, kurang baiknya jarak gigi, pemasangan roda gigi,
defleksi akibat sifat elastis gigi dan poros dan tidak teraturnya beban yang ada
adalah faktor-faktor yang harus diperhitungkan dalam perencanaan suatu
transmisi roda gigi.
Persamaan untuk menghitung beban dinamis :

Mesin Penggiling Tebu Page 16


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

600+V p
F d= ×F t
600  untuk 0  Vp  2.000 ft/min 2.12
1 . 200+V p
F d= ×F t
1 . 200  untuk 2.000  Vp  4.000 ft/min 2.13
78+ √ V p
F d= ×F t
78  untuk Vp  4.000 ft/min 2.14

Keamanan perencanaan roda gigi terhadap beban bending dapat diketahui dengan
memperbandingkan antara nilai Fd dan Fb dimana dikatakan aman apabila nilai
Fb ¿ Fd .

2.3.11 Beban keausan ijin


Kerusakan permukaan gigi dapat disebabkan oleh terkikisnya permukaan
gigi akibat gesekan antar permukaan gigi yang tidak disertai sistem pelumasan
yang baik maupun akibat adanya material ikutan (impurity) dalam minyak
pelumas yang dapat menggores permukaan gigi. Untuk menghitung beban
keausan ijin material dapat digunakan persamaan:
F w =d p .b.Q . K 2.15
Dimana Fw : beban keausan ijin (lb)
dp : diameter pinion (in)
b : tebal gigi (in)
K : faktor beban keausan
Q : didefinisikan sebagai :
2. d g 2 . N tg
Q= =
d p+ d g N tp + N tg 2.16
Harga K dapat dicari pada tabel (tabel 10-11 pada Machine Design karangan
Deutchman).

Mesin Penggiling Tebu Page 17


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Keamanan perencanaan roda gigi terhadap beban keausan dapat diketahui dengan
memperbandingkan antara nilai Fw dan Fb dimana dikatakan aman apabila nilai Fw

¿ Fd .
2.3.12 Tebal gigi
Dalam perencanaan, tebal roda gigi dapat didekati dengan menggunakan
pendekatan :
9 13
≤b≤
P P 2.17
Pembatasan ini digunakan atas pertimbangan apabila tebal gigi terlalu tipis maka
akan sulit untuk membuat senter (terhadap sumbu poros) tetapi apabila terlalu
tebal maka kemungkinan akan terjadi ketidakmerataan pembagian beban pada gigi
akan menjadi semakin besar.
2.3.13 Analisa Kekuatan Metode Agma
 Pemeriksaan kekuatan roda gigi terhadap bending (patah)
σ T ≤Sad ⇒ AMAN
syarat:

Ft .Ko .P . Ks. Km
σT = ( Kv . b. J ) 2.18
dimana:
σT : Tegangan yang terjadi (psi)
Ft : Gaya tangensial (lb)
Ko : Faktor koreksi beban lebih (tabel 10-4, buku Machine Design

hal.555)
P : Diametral pitch
Ks : Faktor koreksi ukuran
Km : Faktor distribusi beban (tabel 10-5, buku Machine Design
hal.555)
Kv : Faktor dinamis (gambar 10-21, buku Machine Design hal.556)
b : Lebar gigi (in)
J : Faktor bentuk (gambar 10-22, buku Machine Design hal.557)

Mesin Penggiling Tebu Page 18


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Sat . K L
Sad =
( K T .K R ) 2.19
dimana:
Sad : Tegangan ijin maksimum perencanaan (psi)
Sat : Tegangan ijin material (psi) (tabel 10-7, buku Machine Design
hal.559)
KL : Faktor umur (tabel 10-8, buku Machine Design hal.561)
KT : Faktor temperatur (Kt = (460+Tf)/620 ) 10-27 halaman 561
KR : Faktor keamanan (tabel 10-9, buku Machine Design hal.562)

 Pemeriksaan kekuatan roda gigi terhadap kompressi (Aus)

syarat:
σ c ≤Sad ⇒ AMAN

Ft . Co .Cs . Cm. Cf
σ c =Cp×
√ Cv . d . b . I 2.20
dimana:
σC : Tegangan kontak yang terjadi (psi)
Cp : Koeffisien elastis bahan (tabel 10-12, buku Machine Design
hal.569)
Ft : Gaya tangensial (lb)
Co : Faktor keausan
Cs : Faktor ukuran
Cm : Faktor distribusi beban (gambar 10-31, buku Machine Design
hal.575)
Cf : Faktor kondisi permukaan
Cv : Faktor dinamis (gambar10-27, buku Machine Design hal.570)
d : Diameter pinion (in)
b : Lebar roda gigi (in)
I : Faktor bentuk (gambar 10-32, buku Machine Design hal.576)
C L .C H
Sad =Sac×
CT .C R 2.21

Mesin Penggiling Tebu Page 19


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

dimana:
Sad : Tegangan ijin maksimum perencanaan (psi)
Sac : Tegangan kontak ijin(psi) (tabel 10-14, buku Machine Design
hal.577)
CL : Faktor umur
CH : Faktor pengerasan
CT : Faktor temperature (CT=(460+TF)/620) 10-36 halaman 578
CR : Faktor keamanan

2.4 Poros
Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang
bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel,
engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban
lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-
sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya.

Gambar 2.7 Poros


Poros dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal.
Berdasarkan pembebanannya :
A. Poros transmisi (transmission shafts)
Poros transmisi lebih dikenal dengan sebutan shaft. Shaft akan mengalami beban
puntir berulang, beban lentur berganti ataupun kedua-duanya. Pada shaft, daya
dapat ditransmisikan melalui gear, belt pulley, sprocket rantai, dll.

Mesin Penggiling Tebu Page 20


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

B. Gandar
Poros gandar merupakan poros yang dipasang diantara roda-roda kereta barang.
Poros gandar tidak menerima beban puntir dan hanya mendapat beban lentur.
C. Poros spindle
Poros spindle merupakan poros transmisi yang relatip pendek, misalnya pada
poros utama mesin perkakas dimana beban utamanya berupa beban puntiran.
Selain beban puntiran, poros spindle juga menerima beban lentur (axial load).
Poros spindle dapat digunakan secara efektif apabila deformasi yang terjadi pada
poros tersebut kecil.
Berdasar bentuknya :
A. Poros lurus
B. Poros engkol sebagai penggerak utama pada silinder mesin
Ditinjau dari segi besarnya transmisi daya yang mampu ditransmisikan,
poros merupakan elemen mesin yang cocok untuk mentransmisikan daya yang
kecil hal ini dimaksudkan agar terdapat kebebasan bagi perubahan arah (arah
momen putar).
Dalam perancangan poros perlu diperhatikan beberapa hal.
1. Kekuatan poros
Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment), beban
lentur (bending moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan lentur.
Dalam perancangan poros perlu memperhatikan beberapa faktor, misalnya :
kelelahan, tumbukan dan pengaruh konsentrasi tegangan bila menggunakan poros
bertangga ataupun penggunaan alur pasak pada poros tersebut. Poros yang
dirancang tersebut harus cukup aman untuk menahan beban-beban tersebut.
2. Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman dalam
menahan pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang terlalu besar akan
mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas), getaran mesin (vibration)
dan suara (noise). Oleh karena itu disamping memperhatikan kekuatan poros,
kekakuan poros juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis mesin yang
akan ditransmisikan dayanya dengan poros tersebut.

Mesin Penggiling Tebu Page 21


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

3. Putaran kritis
Bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran (vibration)
pada mesin tersebut. Batas antara putaran mesin yang mempunyai jumlah putaran
normal dengan putaran mesin yang menimbulkan getaran yang tinggi disebut
putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor bakar, motor listrik, dll.
Selain itu, timbulnya getaran yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada
poros dan bagian-bagian lainnya. Jadi dalam perancangan poros perlu
mempertimbangkan putaran kerja dari poros tersebut agar lebih rendah dari
putaran kritisnya,
4. Korosi
Apabila terjadi kontak langsung antara poros dengan fluida korosif maka
dapat mengakibatkan korosi pada poros tersebut, misalnya propeller shaft pada
pompa air. Oleh karena itu pemilihan bahan-bahan poros (plastik) dari bahan yang
tahan korosi perlu mendapat prioritas utama.
5. Material poros
Poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang berat
pada umumnya dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses pengerasan
kulit (case hardening) sehingga tahan terhadap keausan. Beberapa diantaranya
adalah baja khrom nikel, baja khrom nikel molebdenum, baja khrom, baja khrom
molibden, dll. Sekalipun demikian, baja paduan khusus tidak selalu dianjurkan
jika alasannya hanya karena putaran tinggi dan pembebanan yang berat saja.
Dengan demikian perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis proses heat
treatment yang tepat sehingga akan diperoleh kekuatan yang sesuai.

Dalam menganalisa kekuatan poros, beban / gaya pada poros dihitung


terlebih dahulu. Setelah itu dilanjutkan dengan menghitung dan menggambar
momen internal dari poros tersebut. Tegangan normal dan tegangan geser dapat
dianalisa dengan momen puntir dan torsi menggunakan rumusan
M max c
σ=± 2.22
I

Mesin Penggiling Tebu Page 22


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

T max c
τ= 2.23
J
dengan σ1 = σ2; σa = (σ1+σ2)/2; σavg = (σ1-σ2)/2 = 0; torsi konstan sehingga τavg = τ;
τa = 0.
Dalam menentukan diameter suatu poros agar poros tersebut dapat menahan
beban yang bekerja, dapat menggunakan analisa Tresca+Sodenberg dengan
rumusan
Se = Cr.Cs.Cf.Cw.Ct.S’n 2.24
Sy Sys Sy
[(σavg+KfB ( ) σa)2 + 4(τavg+KfT ( ) τa)2]1/2 ≤ 2.25
Se Ses SF

2.5 Belt dan Pulley


Jarak yang cukup jauh yang memisahkan antara dua buah poros
mengakibatkan tidak memungkinkannya mengunakan transmisi langsung dengan
roda gigi. Sabuk (belt) merupakan sebuah solusi yang dapat digunakan. Sabuk
adalah bahan fleksibel yang melingkar tanpa ujung, yang digunakan untuk
menghubungkan secara mekanis dua poros yang berputar. Sabuk digunakan
sebagai sumber penggerak, penyalur daya yang efisien atau untuk memantau
pergerakan relatif. Sabuk dilingkarkan pada katrol (pulley). Dalam sistem dua
katrol, sabuk dapat mengendalikan katrol secara normal pada satu arah atau
menyilang.
Sabuk-V adalah salah satu transmisi penghubung yang terbuat dari karet
dan mempunyai penampang trapesium. Dalam penggunaannya sabuk-V dibelitkan
mengelilingi alur puli yang berbentuk V pula. Bagian sabuk yang membelit pada
puli akan mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan bertambah
besar.

Mesin Penggiling Tebu Page 23


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Gambar 2.8 Belt dan Pulley


2.5.1 Skema Belt & Pulley

Gambar 2.9 Skema Belt dan Pulley


Center of distance :
Penentuan Center Of Distance dapat di peroleh dari equation 12 – 23 (Machine
Design – Deutschmanpage 670)

C=3 R 1+R 2 2.26


Keterangan :
C = Center Of Distance
R1 = Jari–Jari Pulley 1
R2 = Jari–Jari Pulley 2

Kecepatan keliling pulley (Vp) bisa dicari dengan persamaan 19.29 dari buku
Mechanical Design Handbook - McGraw Hill :

Mesin Penggiling Tebu Page 24


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

π × D1 × n 1
Vp =
60 × 1000 2.27
Dimana : Vp = kecepatan pulley
D = diameter pulley

2.5.2 Penentuan Tipe Belt


Dari ketentuan yang ada pada buku Mechanical Design – Peter Child
(Figure 8.4 : Procedure for the selection of belt type ) jenis belt yang dipakai
dipengaruhi oleh power, kecepatan putar dan rasio kecepatan.

Gambar 2.10 Prosedur untuk menentukan jenis belt

2.5.3 Penentuan Panjang Belt


Dari tabel 25 (Machine Elements – Dobrovolsky V, page 242) didapat
persamaan untuk menghitung Panjang Belt (L) yaitu :
2

L = 2 . c + π ( R2 + R1 ) +
( R 2−R 1 )
c
2.28

Dimana : L = panjang belt


C = jarak antar jari-jari

Sudut kontak ( ):

Mesin Penggiling Tebu Page 25


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

D 2−D1
sin α =
2c 2.29
 = 180 - α 2.30

2.6 Bantalan / Bearing


Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang
peranan cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah
poros agar poros dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan.
Bantalan harus cukup kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin
lainnya bekerja dengan baik. Pada umumya bantalan dapat diklasifikasikan
menjadi 2 bagian yaitu.
a. Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros
• Bantalan luncur
Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karena
permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantaraan lapisan
pelumas.
• Bantalan gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan
yang diam melalui elemen gelinding seperti bola, rol, dan rol bulat.

b. Berdasarkan arah beban terhadap poros


• Bantalan radial
Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu.
• Bantalan aksial
Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.
• Bantalan gelinding khusus
Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu
poros.
Meskipun bantalan gelinding menguntungkan, Banyak konsumen memilih

Mesin Penggiling Tebu Page 26


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

bantalan luncur dalam hal tertentu, contohnya bila kebisingan bantalan


menggangu, pada kejutan yang kuat dalam putaran bebas.

Gambar 2.11 Bantalan / Bearing


Dalam perencanaan ini akan digunakan bearing jenis Ball Bearing. Geometri Ball
Bearing dapat dilihat pada Gambar 2.12.

Gambar 2.12 Geometri Ball Bearing

2.6.1. Beban Ekuivalen


Untuk menghitung beban ekuivalen digunakan persamaan :
P= X .V . F r +Y . F a 2.31
dimana :
P : beban ekuivalen (lb)
Fr : gaya radial yang diterima bearing (lb)
Fa : gaya aksial yang diterima bearing (lb)
V : faktor rotasi

Mesin Penggiling Tebu Page 27


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

1,0 untuk ring dalam yang berotasi


1,2 untuk ring luar yang berotasi
X : faktor beban radial (table 9-5 Machine Design karangan Deutchman)
Y : faktor beban aksial (table 9-5 Machine Design karangan Deutchman)
2.6.2. Umur Bearing
Ball bearing yang akan dipakai dapat diprediksi umur atau ketahanannya
dalam menerima beban. Untuk mencari umur bearing digunakan persamaan :

C b 6
L10=
P ()
. 10
2.32
Dimana, L10 : umur bearing dalam putaran
b : 3,0 untuk ball bearing
C : basic load rating (tabel 9-1 pada Machine Design karangan
Deutchsman)
untuk satuan jam digunakan persamaan:

C b 106
L10=() .
P 60 .n 2.33
n : putaran poros (rpm)

2.7 Pasak
Pasak adalah elemen mesin yang disamping berfungsi menyambung juga
digunakan untuk menjaga hubungan putaran relatif antara poros dari mesin ke
peralatan mesin yang lain dalam hal ini roda gigi. Tipe pasak yang akan
digunakan dalam perencanaan ini adalah tipe pasak datar (square key) yang
merupakan tipe pasak dimana mempunyai dimensi W (lebar) dan H (tinggi) yang
sama.
Untuk melindungi hubungan dari pecah apabila digunakan tipe pasak datar
maka panjang dari hubungan dibuat 25% lebih panjang dari ukuran diameter
porosnya dan juga panjang pasaknya dibuat paling tidak lebih besar 25% dari
ukuran diameter poros.
2.7.1 Macam – macam Pasak

Mesin Penggiling Tebu Page 28


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

1. Pasak Datar Segi Empat ( Standart Square Key)


Tipe pasak ini adalah suatu tipe yang umumnya mempunyai dimensi
lebar dan tinggi yang sama, yang kira-kira sama dengan 0,25 dari
diameter poros.
2. Pasak Datar Standart ( Standart Flat Key)
Pasak ini adalah jenis pasak yang sama dengan diatas, hanya disini tinggi
pasak tidak sama dengan lebar pasak, tetapi tingginya mempunyai dimensi
yang tersendiri.
3. Pasak Tirus (Tapered Keys)
Pasak jenis ini pemakainya tergantung dari kontak gesekan antara hub
dengan porosnya untuk mentransmisikan torsi. Artinya torsi yang medium
level dan pasak ini terkunci pada tempatnya secara radial dan aksial
diantara hub dan porosnya oleh gaya dari luar yang harus menekan pasak
tersebut kearah aksial dari poros.
4. Pasak Bidang Lingakaran (Woodruff Keys)
Pasak ini adalah salah satu pasak yang dibatasi oleh satu buidang datar
pada bagian atas dan bidang bawah merupakan busur lingkaran hampir
berupa setengah lingkaran.
5. Pasak Bintang Lurus (Sraight Splines)
Pasak jenis ini adalah pasak bintang tertua yang pernah dibuat.

Mesin Penggiling Tebu Page 29


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Gambar 2.13 Macam – macam Pasak

2.5.2 Perhitungan pada pasak datar segi empat


Geometri pasak datar dapat dilihat pada Gambar 2.14

Mesin Penggiling Tebu Page 30


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Bila poros berputar dengan torsi yang besarnya T dalam lb.ft maka :
Peninjauan terhadap tegangan geser
Tegangan geser
 Torsi ini akan menghasilkan gaya F yang bekerja pada diameter luar dari
poros dan gaya F inilah yang akan bekerja pada pasak
 Besarnya F adalah
T
F=
D /2 (lb) 2.34

D : diameter poros (ft)


 Gaya F akan menimbulkan tegangan geser sebesar :
F 2.T
S S= =
A W .L.D
2.35

2.32

Mesin Penggiling Tebu Page 31


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Dimana :
A : luas bidang geser pada pasak
:W ¿ L = lebar pasak ¿ panjang pasak
W : lebar pasak (tabel 7-6 Deutchman – Machine Design)(ft)
L : panjang pasak (ft)
Syarat keamanan
Supaya aman syarat yang harus dipenuh adalah
2. T S
S S= ≤ syp
W . L. D N 2.36
Dimana Ssyp : 0,58 Syp
Peninjauan terhadap tegangan kompresi
Tegangan kompresi
Tegangan kompresi yang timbul akibat gaya F adalah
2.T 4.T
Sc= =
W W .L.D
. L. D
2 2.37
Syarat keamanan yang harus dipenuhi adalah
4 .T S
Sc = ≤ cyp
W . L. D N
2.38

2.35
S cyp S yp
=
Dimana : N N

2.7 Baut dan Mur


Baut digunakan secara luas dalam mesin dan peralatan industri. Pada
mesin terdapat banyak sekali komponen yang dibuat secara terpisah, kemudian
disatukan menggunakan baut dan mur supaya memudahkan dilakukan pelepasan
kembali saat diperlukan, misalnya untuk melakukan pekerjaan perbaikan atau
penggantian komponen. Baut biasanya digunakan berpasangan dengan mur.

Mesin Penggiling Tebu Page 32


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Bagian batang baut yang berulir dimaksudkan untuk menepatkan dengan celah
lubang mur.
Untuk mengurangi efek gesekan antara kepala baut dengan benda kerja
dapat ditambahkan ring/washer di antara kepala baut dan permukaan benda kerja.
Washer berbentuk spiral dapat digunakan pada baut untuk membantu mencegah
kekuatan sambungan berkurang yang disebabkan baut mengendor akibat getaran.
Konstruksi baut terdiri atas batang berbentuk silinder yang memiliki
kepala pada salah satu ujungnya, dan terdapat alur di sepanjang (ataupun hanya di
bagian ujung) batang silinder tersebut. Baut terbuat dari bahan baja lunak, baja
paduan, baja tahan karat ataupun kuningan. Dapat pula baut dibuat dari bahan
logam atau paduan logam lainnya untuk keperluan-keperluan khusus.
Berbagai jenis baut yang umum terdapat di pasaran adalah sebagai berikut:
1. Carriage bolts
Carriage bolts juga disebut plow bolts, banyak digunakan pada kayu. Bagian
kepala carriage bolts berbentuk kubah dan pada bagian leher baut berbentuk
empat persegi. Pada saat baut dikencangkan, konstruksi leher baut yang berbentuk
empat persegi tersebut akan menekan masuk ke dalam kayu sehingga
menghasilkan ikatan yang sangat kuat. Carriage bolts dibuat dari berbagai bahan
logam dan terdapat berbagai ukuran yang memungkinkan penggunaannya dalam
berbagai pekerjaan.
2. Flange bolts
Flange bolts merupakan jenis baut yang pada bagian bawah kepala bautnya
terdapat bubungan (flens). Flens yang terdapat pada bagian bawah kepala baut
didesain untuk memberikan kekuatan baut seperti halnya bila menggunakan
washer. Dengan kelebihannya tersebut maka penggunaan flange bolts akan
memudahkan mempercepat selesainya pekerjaan.
3. Hex bolts
Hex bolts merupakan baut yang sangat umum digunakan pada pekerjaan
konstruksi maupun perbaikan. Ciri umum dari hex bolts adalah bagian kepala baut
berbentuk segi enam (hexagonal). Hex bolts dibuat dari berbagai jenis bahan, dan
setiap bahan memiliki karakter dan kemampuan yang berbeda. Cara terbaik yang

Mesin Penggiling Tebu Page 33


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

dapat dilakukan dalam memilih hex bolts yang akan digunakan adalah dengan
memilih bahan hex bolts disesuaikan dengan persyaratan-persyaratan teknis dari
konstruksi yang akan dikerjakan. Beberapa bahan yang digunakan untuk hex bolts
diantaranya : stainless steel, carbon steel, dan alloy steel yang disepuh cadmium
atau zinc untuk mencegah karat.
4. Lag bolts
Lag bolts merupakan baut dengan ujung baut berbentuk lancip, menyerupai
konstruksi sekrup. Lag bolts kebanyakan digunakan pada pekerjaan konstruksi
lapangan
5. Shoulder bolts
Shoulder bolts merupakan baut yang pada umumnya digunakan sebagai sumbu
putar. Konstruksi shoulder bolts memungkinkan digunakan pada sambungan
maupun aplikasi yang dapat bergerak, bergeser, bahkan berputar. Shoulder bolts
dapat digunakan pada berbagai komponen yang terbuat dari logam, kayu, dan
bahan-bahan lainnya. Dikarenakan sering digunakan sebagai sumbu tumpuan,
maka shoulder bolts dibuat dari bahan logam yang memiliki ketahanan terhadap
gesekan.
Mur merupakan pasangan baut yang sama-sama memiliki fungsi sebagai
penyambung/pengikat permanen. Pada umumnya, bentuk mur adalah segi enam.
Namun, untuk pemakaian khusus, dapat dipakai mur dengan bentuk yang
bermacam-macam, seperti mur bulat, mur flens, mur tutup, mur mahkota dan mur
kuping. Mur biasanya terbuat dari baja lunak, meskipun untuk keperluan khusus
dapat juga digunakan beberapa logam atau paduan logam lain. Jenis mur yang
umum digunakan adalah :
1. Mur segi enam (hexagonal plain nut)
Mur segi enam digunakan pada semua industri,
2. Mur segi empat (square nut)
Mur segi empat digunakan pada industri berat dan pada pembuatan bodi kereta
ataupun pesawat.
3. Mur dengan mahkota atau dengan slot pengunci (castellated nut & slotted nut),
merupakan jenis mur yang dilengkapi dengan mekanisme penguncian. Tujuannya

Mesin Penggiling Tebu Page 34


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

adalah mengunci posisi mur agar tidak berubah sehingga mur tetap kencang.
4. Mur pengunci (lock nut), merupakan mur yang ukurannya lebih tipis
dibandingkan mur pada umumnya. Mur pengunci biasanya dipasangkan di bawah
mur utama, berfungsi sebagai pengunci posisi mur utama.

Gambar 2.7 Baut dan Mur

Mesin Penggiling Tebu Page 35


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

BAB III
PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

3.1 Desain Mesin Penggiling Tebu


Dalam perancangan mesin penggiling tebu ini, elemen-elemen mesin yang
diperlukan yaitu :
1. Roller 3 buah dengan diameter 300mm(11,811in) dan panjang 600mm
(23,622in). Roller merupakan silinder berrongga dengan diameter dalam
250mm (9,843in).
2. Poros 6 buah dengan diameter dan panjang masing-masing sesuai dengan
perhitungan.
3. Bantalan / Bearing 11 buah dengan ukuran sesuai dengan perhitungan.
4. Pulley 2 buah dengan diameter 7,5in (190,5mm) dan 15in (381mm).
5. Belt dengan panjang 73,592in (1869,247mm) sesuai hasil perhitungan.
6. Spur gear sebanyak 7 buah dengan diameter masing-masing (dalam
perhitungan).
7. Motor Listrik 35hp dengan kecepatan putaran 1200rpm.
8. Coupling 1 buah untuk menyambungkan poros motor dan poros 1 dengan
dimensi sesuai ukuran.

Mesin Penggiling Tebu Page 36


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

3.2 Analisa dan Perhitungan Elemen-Elemen Mesin


3.2.1 Mencari massa jenis tebu dan menghitung putaran roller dengan
kapasitas mesin sebesar 20ton/jam
Perhitungan menggunakan 2 jenis tebu, kemudian dirata-rata.
Tebu 1 :
Diameter tebu (d) = 2,5cm = 0,025m L = 1m
Hasil penimbangan batang tebu, m = 0,450 kg.
Volume tebu = π(1/4)d2L = π x 0,25 x (0,025m)2 x 1m = 4,909 x 10-4 m3
ρ1 = m/Vol = 0,450 kg / (4,909 x 10-4 m3) = 916,732 kg/m3
Tebu 2 :
Diameter tebu (d) = 3,5cm = 0,035m L = 1m
Hasil penimbangan batang tebu, m = 0,800 kg.
Volume tebu = π(1/4)d2L = π x 0,25 x (0,035m)2 x 1m = 9,621 x 10-4 m3
ρ2 = m/Vol = 0,800 kg / (9,621 x 10-4 m3) = 831,503 kg/m3

ρ = (ρ1 + ρ2) / 2 = [(916,732+831,503)/2] kg / m3


ρ = 874,12 kg / m3

ṁ = ρVA
V = kecepatan tebu masuk
A = luas celah antara roller 1&3, dengan celah = 0,01m dan Lroll = 0,6 m
A = 0,01 m x 0,6 m = 0,006 m2
20.000 kg/jam = 874,12kg/m3 x V x 0,006m2
20.000
V= m/jam = 3813,359 m/jam
(874,12 x 0,006)
V = (3813,359/60) m/menit
V = 63,556 m/menit
n = V / πD = 63,556 m/menit / (π x 0,3m) =
n = 67,435rpm

Mesin Penggiling Tebu Page 37


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

3.2.2 Menghitung daya motor yang dibutuhkan


Tekanan yang diperlukan untuk menggiling tebu sebesar 300 kgf/cm 2 (sumber :
Santoso, Univ.Gunadarma).

Gambar 3.1 Screenshot dari Jurnal Budi Santoso ST MMSi

1 psi
P1 = 300 kgf/cm2 x = 4267 psi = (4267 x 6,895) Pa
7,0307 x 10−4 kgf / cm2
P1 = 2,942 MPa
Estainless.stell (AISI 302) = 180 GPa = 2,61 x 104 psi

Analisa daya yang dibutuhkan untuk menggiling tebu, digunakan analisa seperti
pada proses metal-rolling pada buku manufacturing dengan penulis Serope
Kalpakjian chapter 13.
do 6 cm
ε = ln ( ) = ln ( ) = 1,792
df 1 cm
dimana do = diameter awal batang tebu (6cm berasal dari jenis varietas tebu
terbesar)
df = diameter akhir batang tebu (celah antara roll 1 & 3)
ε = nilai ln dari perbandingan do dan df

P 1+ ε x P1 2,942+ 1,792 x 2,942


Yavg = ( )=( ) MPa= 4,107 MPa
2 2
dimana Yavg = tegangan rata-rata sebenarnya.

L = √ R(do−df ) = √ 0,15 m(0,06 m−0,01 m) = 0,0866 m


dimana R = jari-jari roller
L = panjang kontak penggilingan

Mesin Penggiling Tebu Page 38


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

F = LwYavg = 0,0866m x 0,06m x 4,107MPa = 21,340 kN


dimana w = lebar tebu, karena tebu berpenampang lingkaran maka w = do
F = gaya tekan roller

2 πFLn 2 π x 21,340 kN x 0,0866 m x 67,435 rpm


hp1 = = = 23,728hp
33000 33000
dimana hp1 = daya yang dibutuhkan untuk memeras tebu

Dalam penggilingan tebu, terdapat gaya gesek antara tebu dengan permukaan
roller.
µ = 0,3 (rata-rata dari penelitian dalam jurnal eprint.jcu.edu.au/2113)
Fg = µ x F = 0,3 x 21,340 kN = 6,402 kN
dimana µ = koefisien gesek antara tebu dan roller.
Fg = gaya gesek
2 πFLn 2 π x 6,402 kN x 0,0866 m x 67,435 rpm
hp2 = = = 7,118hp
33000 33000
hptotal = hp1 + hp2 = 23,728hp + 7,118hp = 30,864hp
Supaya daya mencukupi menggunakan motor listrik dengan daya 35hp 1200rpm
dari Hangzhou New Hengli Electric Machine MFG. Co., Ltd.

3.2.3 Analisa Coupling

Mesin Penggiling Tebu Page 39


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Gambar 3.2 Dimensi Coupling


Spesifikasi data perencanaan:
 Daya motor : P = 35 hp = 26.110 W
 Putaran poros : 1200 rpm
Penentuan Dimensi Hub
Torsi maksimum
T = hp x 63000 / n1 = 35hp x 63000 / 1200rpm = 1837,5 lb.in
Diameter Poros Motor

d = 2 in
Dimensi Hub
Diameter hub : D = 2d = 4 in
Panjang hub : L = 1,5d = 1,5 x 2in = 3 in
Penentuan Dimensi Pasak.
N = 2 ; Bahan : AISI 1020CD → Syp=66.000psi (dari table A-2 Buku Machine
Design, Deutchman) ; tipe : square key
d = 2in → w = 0,5in (dari Tabel 7.7 Buku Machine Design, Deutchman)
T = hp x 63000 / n1 = 35hp x 63000 / 1200rpm = 1837,5 lb.in
0.58 S yp 0.58 x 66.000
Ss = = =19.150 psi
2 2
2T 2 x 1837,5
L= = =0,1919∈¿
Ss WD 19.150 x 0,5 x 2
S yp 66.000
Sc = = =33.000 psi
2 2
4T 4 x 1837,5
L= = =0 , 2227∈¿
Sc WD 33.000 x 0,5 x 2
Karena menggunakan Sc menghasilkan L yang lebih panjang, maka pilih L hasil
perhitungan Sc.
L ≥ 0,2227in → L = 3 in (disesuaikan dengan lebar)

Penentuan Dimensi Flange.

Mesin Penggiling Tebu Page 40


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Thickness flange = 0,5 d


tf = 0,5 x 2in = 1in
Pengecekan kekuatan flange
π D2
T= x τc x tf
2
T x2 1837,5lb .∈x 2
τ c= 2 = = 73,112 psi
π D tf π 42 1
Dengan material coupling adalah ASTM 20 dengan Shear strength = 32 ksi, maka
flange aman.

Diameter terluar flange


D2 = 4d = 4 x 2in = 8 in.
Penentuan Dimensi Baut.
Jumlah baut yang dibutuhkan adalah
n = 0,5d + 3 = 0,5 x 2in + 3 = 4 bolts
desain circle diameter baut
D1 = 3d = 3 x 2in = 6in.
Menentukan diameter baut
 Bahan baut : grey cast iron ASTM 25
: Syp = 8000 psi
: Ssyp = 0,58 Syp
= 4640 psi
π 2
T = d 1 S syp nD 1/2
4
1837,5lb.in = 0,25 x π x d12 x 4640psi x 4 x 6in / 2
d1 = √ 0,04202 = 0,201 in → gunakan d1 = 0,5in

3.2.4 Analisa Belt-Pulley

Mesin Penggiling Tebu Page 41


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Gambar 3.3 Sketsa Belt dan Pulley


Reduksi rpm dari motor listrik melalui belt-pulley yaitu 1:2 → r = ½
Keterangan :
R2 = jari-jari pulley 2 R1 = jari-jari pulley 1
n1 = putaran motor / pulley 1 n2 = putaran pulley 2
T1 = torsi pada motor / pulley 1 θ1 = angle of contact
c = center distance ω = angular velocity
e = base of naperian logarithm β = half of included angle
f = friction factor a = length of straight section of belt
L = pitch leght of belt

a. Menghitung Dimensi Belt


R2 = 2R1
Misalkan R1 = 3,75in = 95,25mm, maka R2 = 7,5in = 190,5mm.
hp = 35hp n1 = 1200rpm → n2 = r x n1 = ½ x 1200rpm = 600rpm
T1 = hp x 63000 / n1 = 35hp x 63000 / 1200rpm = 1837,5 lb.in = 207,638 Nm
c = 3R1+R2 = 3x3,75in +7,5in = 18,75in = 476,25mm
R 2−R 1 (7,5−3,75)∈ ¿ ¿
sinα = = 18,75∈¿ ¿ = 0,2 → α = 11,537o= 0,201rad
c
θ1 = (π-2α) rad = 3,142-2x0,201 rad = 2,740rad = 156,967o
a = [c2 – (R2-R1)2]0,5 in = [18,752-(7,5-3,75)2]0,5 in = 18,371 in
f = 0,3 ω1 = 2πn1/60 = 2π x 1200rpm / 60 = 125,664 rad/s
β = 18o

Mesin Penggiling Tebu Page 42


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

γ = efθ1/sinβ = e0,3 x 2,74rad / sin(18) = 14,297


L = 2a + R1(π-2α) + R2(π+2α)
L = 2x18,371 + 3,75in(π-2x0,201) + 7,5(π+2x0,201) = 73,592in = 1869,247mm
Pemilihan belt berdasarkan katalog SKF V-Belt :
Untuk daya 35hp dengan n1 = 1200rpm, maka ada 2 pilihan tipe belt yaitu SPA
dan 5V. Dari lebar dan tebal belt, maka dipilih 5V yang memiliki lebar dan tebal
yang lebih dari SPA supaya jumlah belt yang digunakan lebih sedikit.
Data belt 5V :
wide = 5/8 in thick = 17/32 in
w’ = 0,012 lb/in

b. Menghitung Gaya-Gaya yang bekerja pada Belt


w' ω 12 R 12 0,012 x 125,6642 3,752
Fc = = = 6,9 lb
g 386,22
γ T1
F1 = Fc + ( )
γ −1 R 1
14,297 1837,5 lb .∈ ¿ ¿
F1 = 6,9 lb + ( ) 3,75∈¿ ¿ = 533,75 lb
14,297−1
F2 = F1 – T1/R1 = 533,75 lb – (1837,5 lb.in / 3,75 in) = 43,75lb

Dari SKF Xtra-Power Belt Catalogue, pada belt 5V dengan 1200rpm dan d 1 =
7,5in, didapatkan daya yang kuat diterima belt sebesar 10,51kW = 14,088hp
Dari Catalogue didapat : C2 =1,2; C3=0,94; C1=0,89
35 hp x 1,2
Jumlah Belt = =3,563 ≈ 4
14,088 x 0,94 x 0,89

c. Menentukan Pulley yang digunakan


Berdasarkan Catalogue SKF Pulleys, digunakan narrow wedge belt
pulleys type 5V dengan spesifikasi :
Jumlah belt = 4 → 4 groove pulley
D1 = 7,5in → type B-1 (PHP 4-5V7.5TB)
D2 = 15in → type C-3 (PHP 4-5V15.00TB)

Mesin Penggiling Tebu Page 43


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

3.2.5 Analisa Gear Box


Reduksi total diperlukan adalah 1 : (1200rpm / 67,435rpm) = 1 : 17,195
Apabila pada belt sudah direduksi sebesar 1 : 2, maka pada gear box reduksi yang
diperlukan sebesar 1 : 8,898. Gear box berupa spur gear karena rpm input masih
dalam jangkauan spur gear. Karena rasio 1:8,898 spur gear yang digunakan
sejumlah 2 pasang.
Untuk mempermudah analisa, setiap pasang menggunakan rasio yang sama yaitu
1:√(8,898) = 1:2,983, mendekati 1:3.
A. Analisa Pasangan Spur Gear Pertama
rv = 1:2,983 = 1:3 n1 = 600rpm n2 = (600:3)rpm = 200 rpm
Jika d1 = 5in maka d2 = (5 x 3) in = 15in
Spur Gear Involute dengan sudut kontak (ϕ) = 20o Full Depth
P=4 → Nt1 = P x d1 = 4 x 5 = 20 teeth
Nt2 = P x d2 = 4 x 15 = 60 teeth
p = π/P = 0,7854 a1= a2 = 1/P = 0,25 de = 1,25/P = 0,3125
c = (d1+d2) / 2 = (5+15)/2 in = 10 in
pb = pcosϕ = 0,7854cos20o = 0,738in clearence = 0,25/P = 0,0625
2 2
contact ratio = √(r 2+a 2) −(r 2 cos ( ϕ ) ) −r 2 sinϕ +
pb

2 2
√(r 1+ a 1) −(r 1 cos ( ϕ ) ) −r 1 sinϕ
pb
2
√ 2
( o) o
contact ratio = (7,5+0,25) −( 7,5cos 20 ) −7,5 sin 20 +
0,738

2
√(2,5+0,25) −(2,5 cos ( 20 ) ) −2,5 sin 20
2 o o

0,738
contact ratio = 1,671
d01 = d1+2a = (5+2x0,25)in = 5,5in d02 = d2+2a = (14,915+2x0,25)in = 15,415in
rb1 = r1cosϕ = 2,5cos(20o) = 2,349 in rb2 = r2cosϕ = 7,5cos(20o) = 7,048 in
ra yang diizinkan

Mesin Penggiling Tebu Page 44


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

ra1 = √ rb 12 +( c x sinϕ)2 = √ 2,3492 +(10 sin 20o )2 = 4,149in

ra2 = √ rb 22 +( c x sinϕ)2 = √ 7,0482 +(10 sin 20o )2 = 7,834in


ra aktual : ra1 = r1+a1 = (2,5+0,25) in = 2,75in
ra2 = r2+a2 = (7,5+0,25) in = 7,75in
Karena ra actual < ra izin maka tidak terjadi interfence.
Contact length = contact ratio x pb = 1,671 x 0,738 in = 1,233 in
πd 1 n1 π x 5∈ x 600 rpm
Vp = = = 785,398 ft/s
12 12
T1 = hp x 63000 / n1 =35hp x 63000 / 600rpm = 3675 lb.in
Ft1 = 2xT1 / d1 =2 x 3675 / 5 = 1470 lb
Fr1 = Ft1 tanϕ = 1470lb x tan20o = 535,036lb
Fn1 = Ft1 / cosϕ = 1470lb / cos20o = 1564,341 lb
Y1 = 0,320 Y2 = 0,421 (Tabel 10.2 Buku Deutschman)
Coba menggunakan material : (Tabel 10.3 Buku Deutschman)
gear 1 (pinion) ASTM35 dengan So1 = 12.000 lb BHN=212
gear 2 (gear) ASTM35 dengan So2 = 12.000 lb BHN=212

Uji Pinion (gear1) dengan Buckingham dan Lewis


600+Vp 600+785,398
Fd = x Ft = x 1470lb = 3394,225lb
600 600
batasan nilai b → 9/P ≤ b ≤ 13/P → 2,5 ≤ b ≤ 3,25
Q = 2Nt2 / (Nt1+Nt2) = 2x60 / (20+60) = 1,5
Fw = d1bQK, dengan Fw = Fd; K = 264 (Tabel 10.11 Buku
Deutschman)
Fd 3394,225
b= = = 1,714in
d 1 QK 5 x 1,5 x 264
Fb1 = So1bY1/P = 12.000lb x 1,714 x 0,32 / 4 = 1645,44lb
Fb1 << Fd
Fd . P 3394,225 x 4
Jika Fb1 = Fd → b = = = 3,536 in → b melebihi batas b
So 1 .Y 1 12000 x 0,32
Material gear 1 diganti yang lebih kuat, ASTM50 dengan So1 = 15000lb BHN =
223

Mesin Penggiling Tebu Page 45


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Fd . P 3394,225 x 4
b= = = 2,829 in ≈ 3 in
So 1 .Y 1 15000 x 0,32
→ b berada pada batas → b MEMENUHI

Uji Gear 2 dengan Lewis


T2 = hp x 63000 / n2 =35hp x 63000 / 200rpm = 11025 lb.in
Ft2 = 2xT2 / d2 =2 x 11025 / 15 = 1470 lb
Fr2 = Ft2 tanϕ = 1470lb x tan20o = 535,036 lb
Fn2 = Ft2 / cosϕ = 1470lb / cos20o = 1564,341 lb
600+Vp 600+785,398
Fd = x Ft = x 1470lb = 3394,225 lb
600 600
batasan nilai b → 9/P ≤ b ≤ 13/P → 2,5 ≤ b ≤ 3,25
dengan b = 3in dari analisa gear 1.
Fb2 = So2bY2/P = 12.000lb x 3in x 0,421 / 4 =3789lb
Fb2 > Fd → MEMENUHI

Uji Gear 1 dengan AGMA


Sat 1 K L
Sad1 =
KT K R
Sat1 = 17.500 psi (Tabel 10.7 Buku Deutschman)
KL = 1 (Tabel 10.2 Buku Deutschman, asumsi number of cycle = 10juta)
KT = 1 (persamaan 10.27 Buku Deutschman)
KR = 1,33 (Tabel 10.10 Buku Deutschman)
Sat 1 K L 17500 psi x 1
Sad1 = = = 13.157,895psi
KT K R 1 x 1,33
Ft K O P K S K M
σt =
KV b J
Kv = 0,641 (Fig. 10.21 Buku Deutschman) Ko = 1,25 (Tabel 10.4 Buku
Deutschman)
Ks = 1 Km = 1,7 (Tabel 10.5 Buku Deutschman)
J = 0,32 (Fig.10.22 Buku Deutschman)

Mesin Penggiling Tebu Page 46


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

1470lb x 1,25 x 4 x 1 x 1,7


σt = = 20.305,187 psi
0,641 x 3∈x 0,32
Sad1 < σt maka Gear 1 (pinion) harus ganti material.
Coba SAE 1040 BHN = 202 → Sat = 27.000 psi (Tabel 10.7 Buku Deutschman)
Sat 1 K L 27000 psi x 1
Sad1 = = = 20.300,752psi ≈ 20.305,187psi
KT K R 1 x 1,33
Sad1 > σt → MEMENUHI

Uji Gear 2 dengan AGMA


Sat 2 K L
Sad2 =
KT K R
Sat2 = 10.750 psi (Tabel 10.7 Buku Deutschman)
KL = 1 (Tabel 10.2 Buku Deutschman, asumsi number of cycle = 10juta)
KT = 1 (persamaan 10.27 Buku Deutschman)
KR = 1,33 (Tabel 10.10 Buku Deutschman)
Sat 2 K L 10750 psi x 1
Sad2 = = = 8.082,707psi
KT K R 1 x 1,33
Ft K O P K S K M
σt =
KV b J
Kv = 0,641 (Fig. 10.21 Buku Deutschman) Ko = 1,25 (Tabel 10.4 Buku
Deutschman)
Ks = 1 Km = 1,7 (Tabel 10.5 Buku Deutschman)
J = 0,435 (Fig.10.22 Buku Deutschman)
1470lb x 1,25 x 4 x 1 x 1,7
σt = = 14.937,149 psi
0,641 x 3∈ x 0,435
Sad2 < σt maka Gear 2 (gear) harus ganti material.
Coba SAE 1020 BHN = 156 → Sat = 21.400 psi (Tabel 10.7 Buku Deutschman)
Sat 2 K L 21400 psi x 1
Sad2 = = = 16.090,226 psi > 14.937,149psi
KT K R 1 x 1,33
Sad1 > σt → MEMENUHI

Kesimpulan : d1 = 5in d2=15in b=3in P=4 Nt1=20 Nt2=60

Mesin Penggiling Tebu Page 47


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Material Gear 1 = SAE1040; Material Gear 2 = SAE1020

B. Analisa Pasangan Spur Gear Kedua


rv = 1:3 n3 = 200rpm n4 = (200:3)rpm = 66,667rpm
Jika d3 = 7,5in maka d4 = (7,5 x 3) in = 22,5in
Diameter gear 3&4 ditingkatkan karena Torsi pada pasangan gear kedua akan
lebih besar.
Spur Gear Involute dengan sudut kontak (ϕ) = 20o Full Depth
P=4 → Nt3 = P x d3 = 4 x 7,5 = 30 teeth
Nt4 = P x d4 = 4 x 22,5 = 90 teeth
p = π/P = 0,7854 a3= a4 = 1/P = 0,25 d = 1,25/P = 0,3125
c = (d3+d4) / 2 = (7,5+22,5)/2 in = 15 in
pb = pcosϕ = 0,7854cos20o = 0,738 clearence = 0,25/P = 0,0625
2 2
contact ratio = √(r 4 +a 4) −(r 4 cos ( ϕ ) ) −r 4 sinϕ +
pb

2 2
√(r 3+a 1) −(r 3 cos ( ϕ )) −r 3 sinϕ
pb
2
contact ratio = √ (11,25+ 0,25) −(11,25 cos 20 ) −11,25 sin 20 +
2 o o
( )
0,738

2
√(3.75+0,25) −(3,75 cos ( 20 ) ) −3,75 sin 20
2 o o

0,738
contact ratio = 1,747
d03 = d3+2a = (7,5+2x0,25)in = 8in d04 = d4+2a = (22,5+2x0,25)in = 23in
rb3 = r3cosϕ = 3,75cos(20o) = 3,524 in rb4 = r4cosϕ = 11,25cos(20o) = 10,572 in
ra yang diizinkan :
ra3 = √ rb 32 +( c+ sinϕ)2 = √ 3,5242 +(15+sin 20o )2 = 15,745in
ra4 = √ rb 4 2 +(c+ sinϕ)2 = √ 10,5722+(15+sin 20o )2 = 18,632in
ra aktual : ra3 = r3 + a3 = (3,75+0,25) in = 3in
ra4 = r4 + a4 = (11,25+0,25) in = 11,5in
Karena ra aktual < ra izin maka tidak terjadi interfence.

Mesin Penggiling Tebu Page 48


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Contact length = contact ratio x pb = 1,747 x 0,738 in = 1,289 in


πd 3 n 3 π x 7,5∈ x 200rpm
Vp = = = 392,699 ft/s
12 12
T3 = hp x 63000 / n3 =35hp x 63000 / 200rpm = 11025 lb.in
Ft3 = 2xT3 / d3 =2 x 11025 / 7,5 = 2940 lb
Fr3 = Ft3 tanϕ = 2940 lb x tan20o = 1070,073 lb
Fn3 = Ft3 / cosϕ = 2940 lb / cos20o = 3128,683 lb
Y3 = 0,358 Y4 = 0,442 (Tabel 10.2 Buku Deutschman)
Coba menggunakan material : (Tabel 10.3 Buku Deutschman)
gear 3 (pinion) ASTM35 dengan So3 = 12.000 lb BHN=212
gear 4 (gear) ASTM35 dengan So4 = 12.000 lb BHN=212

Uji Pinion (gear3) dengan Buckingham dan Lewis


600+Vp 600+392,699
Fd = x Ft = x 2940lb = 4864,225 lb
600 600
batasan nilai b → 9/P ≤ b ≤ 13/P → 2,5 ≤ b ≤ 3,25
Q = 2Nt4 / (Nt3+Nt4) = 2x90 / (30+90) = 1,5
Fw = d3bQK, dengan Fw = Fd; K = 264 (Tabel 10.11 Buku Deutschman)
Fd 4864,225
b= = = 1,632 in
d 3 QK 7,5 x 1,5 x 264
Fb3 = So3bY3/P = 12.000lb x 1,632 x 0,358 / 4 = 1752,768 lb
Fb3 << Fd
Fd . P 4864,225 x 4
Jika Fb3 = Fd → b = = = 4,512 in → b melebihi batas b
So 3 . Y 3 12000 x 0,358
Material gear 3 diganti yang lebih kuat, SAE1020
dengan So3 = 18000lb BHN = 156
Fd . P 4864,225 x 4
b= = = 3,019 in ≈ 3 in
So 3 . Y 3 18000 x 0,358
→ b berada pada batas b → MEMENUHI

Uji Gear 4 dengan Lewis


T4 = hp x 63000 / n4 =35hp x 63000 / 66,677rpm = 33074,834 lb.in

Mesin Penggiling Tebu Page 49


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Ft4 = 2xT4 / d4 =2 x 33074,834 / 22,5 = 2939,985 lb ≈ Ft3


Karena Ft4 ≈ Ft3 maka Fr4 ≈ Fr3
Karena Ft4 ≈ Ft3 maka Fn4 ≈ Fn3
Karena Ft4 ≈ Ft3 maka Fd4 ≈ Fd3 = 4864,225
batasan nilai b → 9/P ≤ b ≤ 13/P → 2,5 ≤ b ≤ 3,25
dengan b = 3in dari analisa gear 1.
Fb4 = So4bY4/P = 12.000lb x 3in x 0,442 / 4 =3978 lb < Fd4
→ TIDAK MEMENUHI
Material gear 4 diganti yang lebih kuat, ASTM50
dengan So4 = 15000lb BHN = 223
Fb4 = So4bY4/P = 15.000lb x 3in x 0,442 / 4 = 4872,5 lb > Fd → MEMENUHI

Uji Gear 3 dengan AGMA


Sat 1 K L
Sad3 =
KT K R
Sat3 = 21.400 psi (Tabel 10.7 Buku Deutschman)
KL = 1 (Tabel 10.2 Buku Deutschman, asumsi number of cycle = 10juta)
KT = 1 (persamaan 10.27 Buku Deutschman)
KR = 1,33 (Tabel 10.10 Buku Deutschman)
Sat 1 K L 21400 psi x 1
Sad3 = = = 16090,226 psi
KT K R 1 x 1,33
Ft K O P K S K M
σt =
KV b J
Kv = 0,716 (Fig. 10.21 Buku Deutschman) Ko = 1,25 (Tabel 10.4 Buku
Deutschman)
Ks = 1 Km = 1,7 (Tabel 10.5 Buku Deutschman)
J = 0,39 (Fig.10.22 Buku Deutschman)
2923,28lb x 1,25 x 4 x 1 x 1,7
σt = = 29661,319 psi
0,716 x 3∈ x 0,39
Sad3 < σt maka Gear 1 (pinion) harus ganti material.
Coba Steel Quenched and Tempered 410BHN → Sat = 40.000 psi (Tabel 10.7
Buku Deutschman)

Mesin Penggiling Tebu Page 50


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Sat 1 K L 40000 psi x 1


Sad3 = = = 30075,188 psi
KT K R 1 x 1,33
Sad3 > σt → MEMENUHI

Uji Gear 4 dengan AGMA


Sat 4 K L
Sad4 =
KT K R
Sat4 = 17500 psi (Tabel 10.7 Buku Deutschman)
KL = 1 (Tabel 10.2 Buku Deutschman, asumsi number of cycle = 10juta)
KT = 1 (persamaan 10.27 Buku Deutschman)
KR = 1,33 (Tabel 10.10 Buku Deutschman)
Sat 4 K L 17500 psi x 1
Sad4 = = = 13157,895 psi
KT K R 1 x 1,33
Ft K O P K S K M
σt =
KV b J
Kv = 0, 716 (Fig. 10.21 Buku Deutschman) Ko = 1,25 (Tabel 10.4 Buku
Deutschman)
Ks = 1 Km = 1,7 (Tabel 10.5 Buku Deutschman)
J = 0,45 (Fig.10.22 Buku Deutschman)
2923,28lb x 1,25 x 4 x 1 x 1,7
σt = = 25706,476 psi
0,716 x 3∈ x 0,45
Sad4 < σt maka Gear 4 (gear) harus ganti material.
Coba Steel Quenched and Tempered 300BHN → Sat = 36000 psi (Tabel 10.7
Buku Deutschman)
Sat 4 K L 36000 psi x 1
Sad4 = = = 27067,669 psi > σt → MEMENUHI
KT K R 1 x 1,33

3.2.6 Analisa Gear pada Roller 1, 2 & 3


A. Gear pada Roll 1 & 3
rv = 1:0,9 n1 = 66,667rpm n3 = (66,667:0,9)rpm = 74,074 rpm
Jika d1 = 12,8471 in maka d3 = (12,8471 x 0,9) in = 11,5624 in
Spur Gear Involute dengan sudut kontak (ϕ) = 20o Full Depth

Mesin Penggiling Tebu Page 51


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

P=4 → Nt1 = P x d1 = 4 x 12,8471 = 51,3884 = 52 teeth


Nt3 = P x d3 = 4 x 11,5624 = 46,250 = 47 teeth
p = π/P = 0,7854 a1= a3 = 1/P = 0,25 de = 1,25/P = 0,3125
c = (d1+d3) / 2 = (12,8471+11,11,5624)/2 in = 12,2048 in
pb = pcosϕ = 0,7854cos20o = 0,738in clearence = 0,25/P = 0,0625
2 2
contact ratio = √(r 1+ a 1) −(r 1 cos ( ϕ ) ) −r 1 sinϕ +
pb

2 2
√(r 3+a 3) −( r 3 cos ( ϕ ) ) −r 3 sinϕ
pb
2
√ 2
( o) o
contact ratio = (6,423+0,25) −(6,423 cos 20 ) −6,423 sin 20 +
0,738

o 2
√(5,781+0,25) −(5,781 cos ( 20 )) −5,781sin 20
2 o

0,738
contact ratio = 1,7502
d01 = d1+2a = (12,8471+2x0,25)in = 13,3471in
d03 = d3+2a = (11,5624+2x0,25)in = 12,0624in
rb1 = r1cosϕ = 6,423cos(20o) = 6,0356 in rb3 = r3cosϕ = 5,781cos(20o) = 5,4324 in
ra yang diizinkan :
ra1 = √ rb 12 +( c x sinϕ)2 = √ 6,03562 +(12,2048 sin 20o )2 = 7,3385 in
ra3 = √ rb 32 +( c x sinϕ)2 = √ 5,43242 +(12,2048sin 20 o)2 = 6,8510 in
ra aktual : ra1 = r1+a1 = (6,423+0,25) in = 6,673 in
ra3 = r3+a3 = (5,781+0,25) in = 6,031 in
Karena ra actual < ra izin maka tidak terjadi interfence.
Contact length = contact ratio x pb = 1,7502 x 0,738 in = 1,2917 in
πd 1 n1 π x 12,8471∈ x 66,667 rpm
Vp = = = 224,225 ft/s
12 12
T1 = hp x 63000 / n1 =35hp x 63000 / 66,667 rpm = 33.074,835 lb.in
Ft1 = 2xT1 / d1 =2 x 33.074,835 / 12,8471 = 5148,996 lb
Fr1 = Ft1 tanϕ = 5148,996 lb x tan20o = 1874,081 lb
Fn1 = Ft1 / cosϕ = 5148,996 lb / cos20o = 5479,447 lb

Mesin Penggiling Tebu Page 52


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Y1 = 0,410 Y3 = 0,402 (Tabel 10.2 Buku Deutschman)


Coba menggunakan material : (Tabel 10.3 Buku Deutschman)
gear 1 (gear) ASTM35 dengan So1 = 12.000 lb BHN=212
gear 3 (pinion) ASTM35 dengan So3 = 12.000 lb BHN=212

Uji Pinion (gear3) dengan Buckingham dan Lewis


T3 = hp x 63000 / n1 =35hp x 63000 / 74,074 rpm = 29.767,530 lb.in
Ft3 = Ft1 Fr3=Fr1 Fn3=Fn1
600+Vp 600+224,225
Fd = x Ft = x 5148,996 lb = 7073,219 lb
600 600
batasan nilai b → 9/P ≤ b ≤ 13/P → 2,5 ≤ b ≤ 3,25
Q = 2Nt1 / (Nt3+Nt1) = 2x52 / (47+52) = 1,051
Fw = d3bQK, dengan Fw = Fd;
K = 264 (Tabel 10.11 Buku Deutschman)
Fd 7073,219
b= = = 2,2048 in
d 3 QK 11,5624 x 1,051 x 264
Fb3 = So3bY3/P = 12.000lb x 2,2048 x 0,402 / 4 = 2658,989 lb
Fb3 << Fd
Fd . P 7073,219 x 4
Jika Fb3 = Fd → b = = = 5,865 in
So 3 . Y 3 12000 x 0,402
→ nilai b melebihi batas rentang b
Material gear 3 diganti yang lebih kuat, SAE1035
dengan So3 = 23000lb BHN = 190
Fd . P 7073,219 x 4
b= = = 3,06 in ≈ 3,25 in
So 3 . Y 3 23000 x 0,402
→ b berada pada batas → b MEMENUHI

Uji Gear 1 dengan Lewis


dengan b = 3,25 in dari analisa gear 3.
Fb1 = So1bY1/P = 12.000lb x 3,25in x 0,410 / 4 =3997,5 lb
Fb1 < Fd → BELUM MEMENUHI
Ganti Material Gear 1; SAE1035 dengan So3 = 23000lb BHN = 190

Mesin Penggiling Tebu Page 53


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Fb1 = So1bY1/P = 23.000lb x 3,25in x 0,410 / 4 =7661,875 lb


Fb1 > Fd → MEMENUHI

Uji Gear 3 dengan AGMA


Sat 3 K L
Sad3 =
K T KR
Sat3 = 25.500 psi (Tabel 10.7 Buku Deutschman)
KL = 1 (Tabel 10.2 Buku Deutschman, asumsi number of cycle = 10juta)
KT = 1 (persamaan 10.27 Buku Deutschman)
KR = 1,33 (Tabel 10.10 Buku Deutschman)
Sat 3 K L 25.500 psi x 1
Sad3 = = = 19.172,932psi
K T KR 1 x 1,33
Ft K O P K S K M
σt =
KV b J
Kv = 0,770 (Fig. 10.21 Buku Deutschman) Ko = 1,25 (Tabel 10.4 Buku
Deutschman)
Ks = 1 Km = 1,7 (Tabel 10.5 Buku Deutschman)
J = 0,44 (Fig.10.22 Buku Deutschman)
5148,996lb x 1,25 x 4 x 1 x 1,7
σt = = 39,747,948 psi
0,770 x 3,25∈x 0,44
Sad3 < σt maka Gear 3 (pinion) harus ganti material.
Coba Steel Q&T BHN = 480 → Sat = 54.000 psi (Tabel 10.7 Buku Deutschman)
Sat 3 K L 54000 psi x 1
Sad3 = = = 40601,594psi
K T KR 1 x 1,33
Sad3 > σt → MEMENUHI

Uji Gear 1 dengan AGMA


Sat 1 K L
Sad1 =
KT K R
Sat1 = psi (Tabel 10.7 Buku Deutschman)
KL = 1 (Tabel 10.2 Buku Deutschman, asumsi number of cycle = 10juta)
KT = 1 (persamaan 10.27 Buku Deutschman)

Mesin Penggiling Tebu Page 54


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

KR = 1,33 (Tabel 10.10 Buku Deutschman)


Sat 1 K L 25500 psi x 1
Sad1 = = = 19172,932psi
KT K R 1 x 1,33
Ft K O P K S K M
σt =
KV b J
Kv = 0,770 (Fig. 10.21 Buku Deutschman) Ko = 1,25 (Tabel 10.4 Buku
Deutschman)
Ks = 1 Km = 1,7 (Tabel 10.5 Buku Deutschman)
J = 0,43 (Fig.10.22 Buku Deutschman)
5148,996lb x 1,25 x 4 x 1 x 1,7
σt = = 40672,319 psi
0,770 x 3,25∈x 0,43
Sad1 < σt maka Gear 1 (gear) harus ganti material.
Coba Steel Q&T BHN = 485 → Sat = 55.000 psi (Tabel 10.7 Buku Deutschman)
Sat 1 K L 55000 psi x 1
Sad1 = = = 41353,384 psi
KT K R 1 x 1,33
Sad1 > σt → MEMENUHI

Kesimpulan : d1 = 12,8471in d3=11,5624in


b=3,5in P=4 Nt1=52 Nt3=47
Material Gear 1 = Steel Q&T 485BHN; Material Gear 3 = Steel Q&T 480BHN

B. Gear pada Roll 1 & 2


Jika d1 = 12,8471 in dan d2 = 11,0112 in
rv = 1:0,857 n1 = 66,667rpm n2 = (66,667:0,857)rpm = 77,782 rpm
Spur Gear Involute dengan sudut kontak (ϕ) = 20o Full Depth
P=4 → Nt1 = P x d1 = 4 x 12,8471 = 51,3884 = 52 teeth
Nt2 = P x d2 = 4 x 11,0112 = 44,0448 = 44 teeth
p = π/P = 0,7854 a1= a2 = 1/P = 0,25 de = 1,25/P = 0,3125
c = (d1+d2) / 2 = (12,8471+11,0112)/2 in = 11,9292 in
pb = pcosϕ = 0,7854cos20o = 0,738in clearence = 0,25/P = 0,0625

Mesin Penggiling Tebu Page 55


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

2 2
contact ratio = √(r 1+ a 1) −(r 1 cos ( ϕ ) ) −r 1 sinϕ +
pb

2 2
√(r 2+a 2) −(r 2 cos ( ϕ ) ) −r 2 sinϕ
pb
2
√ 2
( o) o
contact ratio = (6,423+0,25) −(6,423 cos 20 ) −6,423 sin 20 +
0,738

2
√(5,506+0,25) −(5,506 cos ( 20 ) ) −5,506 sin 20
2 o o

0,738
contact ratio = 1,746
d01 = d1+2a = (12,8471+2x0,25)in = 13,347 in
d02 = d2+2a = (11,0112+2x0,25)in = 11,5112 in
rb1 = r1cosϕ = 6,423cos(20o) = 6,036 in
rb2 = r2cosϕ = 5,506cos(20o) = 5,1740 in
ra yang diizinkan :
ra1 = √ rb 12 +( c x sinϕ)2 = √ 6,0362 +(11,9292 sin 20 o)2 = 7,2856 in
ra2 = √ rb 22 +( c x sinϕ)2 = √ 5,17402+(11,9292 sin 20o )2 = 6,5891 in
ra aktual : ra1 = r1+a1 = (6,423+0,25) in = 6,673 in
ra2 = r2+a2 = (5,506+0,25) in = 5,756 in
Karena ra actual < ra izin maka tidak terjadi interfence.
Contact length = contact ratio x pb = 1,746 x 0,738 in = 1,288 in
πd 1 n1 π x 12,8471∈ x 66,667 rpm
Vp = = = 224,225 ft/s
12 12
T1 = hp x 63000 / n1 =35hp x 63000 / 66,667 rpm = 33.074,835 lb.in
Ft1 = 2xT1 / d1 =2 x 33.074,835 / 12,8471 = 5148,996 lb
Fr1 = Ft1 tanϕ = 5148,996 lb x tan20o = 1874,081 lb
Fn1 = Ft1 / cosϕ = 5148,996 lb / cos20o = 5479,447 lb
Y1 = 0,410 Y3 = 0,399 (Tabel 10.2 Buku Deutschman)
Coba menggunakan material : (Tabel 10.3 Buku Deutschman)
gear 1 (gear) Steel Q&T 485BHN dengan So1 ≈ 54.200 lb
gear 2 (pinion) dicoba Steel Q&T 450BHN dengan So2 =50.200 lb

Mesin Penggiling Tebu Page 56


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

dari analisa gear pada roller 1 & 3 didapatkan lebar gear 3,25in, maka b2 = 3,25in

Uji Pinion (gear2) dengan Buckingham dan Lewis


T2 = hp x 63000 / n1 =35hp x 63000 / 77,782 rpm = 28348,461 lb.in
Ft2 = Ft1 Fr2=Fr1 Fn2 =Fn1
600+Vp 600+224,225
Fd = x Ft = x 5148,996 lb = 7073,219 lb
600 600
batasan nilai b → 9/P ≤ b ≤ 13/P → 2,5 ≤ b ≤ 3,25
Q = 2Nt1 / (Nt2+Nt1) = 2x52 / (44+52) = 1,0833
Fw = d2bQK, dengan Fd ≤ Fw; K = 366 (Tabel 10.11 Buku
Deutschman)
Fw = d2bQK = 11,0112 x 3,25 x 1,0833 x 366 = 14.188,871 lb
Fw > Fd → nilai b MEMENUHI
Fb2 = So2bY2/P = 50.200lb x 3,25 x 0,399 / 4 = 16.274,213 lb
Fb2 > Fd

Uji Gear 2 dengan AGMA


Sat 2 K L
Sad2 =
KT K R
Sat2 = 44.000 psi (Tabel 10.7 Buku Deutschman)
KL = 1 (Tabel 10.2 Buku Deutschman, asumsi number of cycle = 10juta)
KT = 1 (persamaan 10.27 Buku Deutschman)
KR = 1,33 (Tabel 10.10 Buku Deutschman)
Sat 3 K L 44.000 psi x 1
Sad3 = = = 33.082,707psi
K T KR 1 x 1,33
Ft K O P K S K M
σt =
KV b J
Kv = 0,770 (Fig. 10.21 Buku Deutschman) Ko = 1,25 (Tabel 10.4 Buku
Deutschman)
Ks = 1 Km = 1,7 (Tabel 10.5 Buku Deutschman)
J = 0,44 (Fig.10.22 Buku Deutschman)

Mesin Penggiling Tebu Page 57


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

5148,996lb x 1,25 x 4 x 1 x 1,7


σt = = 39747,948 psi
0,770 x 3,25∈x 0,44
Sad2 < σt maka Gear 2 (pinion) harus ganti material.
Coba Steel Q&T BHN = 480 → Sat = 54.000 psi (Tabel 10.7 Buku Deutschman)
Sat 2 K L 54000 psi x 1
Sad2 = = = 40601,594psi
KT K R 1 x 1,33
Sad2 > σt → MEMENUHI

Kesimpulan : d1 = 12,8471 in d2=11,0112 in


b=3,5in P=4 Nt1=52 Nt2=44
Material Gear 1 = Steel Q&T 485BHN; Material Gear 2 = Steel Q&T 480BHN

3.2.7 Menghitung Berat Elemen


Elemen yang beratnya diperhitungkan yaitu
- Spur Gear
- Pulley
- Roller
- Coupling
Diketahui massa jenis :
ρsteel = 7850 kg/m3 = 0,284 lbm/in3 → untuk gear dan pulley
ρSS = 7740 kg/m3 = 0,280 lbm/in3 → untuk roller
ρsteel = 0,260 lbm/in3 → untuk coupling

1. mp1 = ( 14 π d L ) x ρ = ¿ = 37,640 lbm


2

ft 1 lbf ft 1 lb
m p 1 x 32 [ ] 37,64 lbm x 32 2 [ ]
s 32lbm ft = s 32 lbm ft = 37,64 lb
2
Wp1 =
s2 s2

2. mp2 = ( 14 π d L ) x ρ = ¿ = 150,561 lbm


2

ft 1 lbf ft 1lb
m p 2 x 32 [ ] 150,561lbm x 32 2 [ ]
s 32lbm ft = s 32lbm ft = 150,561 lb
2
Wp2 =
s2 s2

Mesin Penggiling Tebu Page 58


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

3. mg1 = ( 14 π d L ) x ρ = ¿ = 16,729 lbm


2

ft 1lbf ft 1lb
mg 1 x 32 [ ] 16,729 lbm x 32 2 [ ]
s 32 lbm ft = s 32lbm ft = 16,729 lb
2
Wg1 =
s2 s2

4. mg2 = ( 14 π d L ) x ρ = ¿ = 150,561 lbm


2

ft 1lbf ft 1lb
mg 2 x 32 [ ] 150,561lbm x 32 2 [ ]
Wg2 = 2
s 32 lbm ft = s 32lbm ft = 150,561 lb
s2 s2

5. mg3 = ( 14 π d L ) x ρ = ¿ = 37,640 lbm


2

ft 1lbf ft 1 lb
mg 3 x 32 [ ] 37,64 lbm x 32 2 [ ]
s 32 lbm ft = s 32 lbm ft = 37,64 lb
2
Wg3 =
s2 s2

6. mg4 = ( 14 π d L ) x ρ = ¿ = 338,762 lbm


2

ft 1lbf ft 1lb
mg 3 x 32 [ ] 338,762lbm x 32 2 [ ]
Wg4 = 2
s 32 lbm ft = s 32lbm ft = 338,762 lb
s2 s2

7. mg5 = ( 14 π d L ) x ρ = ¿ = 119,647 lbm


2

ft 1lbf ft 1 lb
mg 5 x 32 [ ] 119,647 lbm x 32 2 [ ]
s 32 lbm ft = s 32 lbm ft = 119,647 lb
2
Wg5 =
s2 s2

8. mg6 = ( 14 π d L ) x ρ = ¿ = 87,894 lbm


2

ft 1 lbf ft 1 lb
mg 6 x 32 [ ] 87,894 lbm x 32 2 [ ]
Wg6 = 2
s 32 lbm ft = s 32 lbm ft = 87,894 lb
s2 s2

9. mg7 = ( 14 π d L ) x ρ = ¿ = 96,914 lbm


2

ft 1 lbf ft 1 lb
mg 7 x 32 [ ] 96,914 lbm x 32 2 [ ]
s 32 lbm ft = s 32 lbm ft = 96,914 lb
2
Wg7 =
s2 s2

Mesin Penggiling Tebu Page 59


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

10. mroll = ( 14 π d o
2 1
)
Lo − π d i2 Li x ρss
4
= ¿
= 456,271 lbm
ft 1 lbf ft 1 lb
mroll x 32 [ ] lbm x 32 2 [ ]
s 32lbm ft = 456,271 s 32 lbm ft = 456,271 lb
2
Wroll =
s2 s2

11. mcoupling = ( 14 π D L) x ρ = ¿ = 9,802 lbm


2

ft 1 lbf ft 1lb
mg 7 x 32 [ ] 9,802 lbm x 32 2 [ ]
s 32 lbm ft = s 32lbm ft = 9,802 lb
2
Wcoupling =
s2 s2

3.2.8 Analisa Poros


Untuk Poros 1 menggunakan diameter yang sesuai dengan motor yaitu 2in, misal
menggunakan material Poros : AISI 1040HR → Sy =58ksi; Su = 91ksi
(Appendix A-2). Pada poros 1 hanya terdapat beban gaya berat coupling dan
pulley 1 serta gaya tarik belt. Berdasarkan beban poros 1 dan diameter poros 1
(2in), maka poros akan aman.

Mesin Penggiling Tebu Page 60


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

[POROS 2]

Fr1
F F
Ft
Wg1 1 Wp2 2
1
# Horizontal
1 Ft1 2
3,5 in 13,5 in

BH AH
1 2

∑ M A =0 → -Ft1(13,5in)+BH(17in) = 0
BH = Ft1(13,5in) / 17in = 1470lb x 13,5in / 17in = 1167,353 lb
∑F=0 → Ft1-BH-AH=0
AH = Ft1-BH = 1470lb – 1167,353lb = 302,647lb

Potongan 1-1
1
X1
M1
BH
1

∑M1-1 = 0 → M1 + BH.x1 = 0 → M1 = -BH.x1 ; dengan 0≤x1≤3,5in


x1 = 0in → M1 = 0
x1 = 3,5in → M1 = -4085,736lb.in
Potongan 2-2 2
Ft1
3,5 in
M2
BH
2
X2
∑M2-2 = 0 → M2 + BH.(3,5in+ x2) – Ft1.x2 = 0 → M2 = -BH.(3,5in+x2) +Ft1.x2
dengan 0≤x2≤13,5in
x2 = 0in → M2 = -4085,736 lb.in

Mesin Penggiling Tebu Page 61


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

x2 = 10in → M2 = -1059,266 lb.in


x2 = 13,5in → M2 = -1059,266 lb.in

3,5in 10 in 3,5in
B A

-1059,266

-4085,736

# Vertikal

1 2 3
3,5 in 10 in 3,5 in

BV Fr1 Fp = (F1+F2) AV
1 Wg1 2 3
Wp2
∑ M A =0
→ (Fp+Wp2)3,5in + (Fr1+Wg1)13,5in - BV.17in = 0
BV = [(Fp+Wp2)3,5in + (Fr1+Wg1)13,5in] / 17in
BV = [(577,5+150,561)lb.3,5in + (535,036+16,729)lb.13,5in] / 17in = 588,061 lb
∑F=0 → AV+BV-(Fp+Wp2)-(Fr1+Wg1) = 0
AV = -BV+(Fp+Wp2)+(Fr1+Wg1) = -588,061
lb+(577,5+150,561)lb+(535,036+16,729)lb
AV = 691,765 lb
Potongan 1-1
1
X1
M1
BV
1

∑M1-1 = 0 → M1 – BV.x1 = 0 → M1 = BV.x1 ; dengan 0≤x1≤3,5in


x1 = 0in → M1 = 0
x1 = 3,5in → M1 = 2058,214 lb.in
Potongan 2-2 X2 2
3,5 in
M2
BV Fr1
Wg1 2

Mesin Penggiling Tebu Page 62


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

∑M2-2 = 0 → M2 – BV.(3,5in+ x2) +(Fr1+Wg1).x2 = 0


→ M2 = BV.(3,5in+x2) -(Fr1+Wg1).x2
dengan 0≤x2≤10in
x2 = 0in → M2 = 2058,214 lb.in
x2 = 10in → M2 = 2421,174 lb.in

Potongan 3-3
3
X3
3,5 in 10 in
M3
BV Fr1 Fp = (F1+F2)
Wg1 3
Wp2

∑M3-3 = 0 → M3 – BV.(13,5in+ x3) + (Fr1+Wg1).(10+x3) + (Fp+Wp2).x3 = 0


→ M3 = BV.(13,5in+ x3) - (Fr1+Wg1).(10+x3) - (Fp+Wp2).x3
dengan 0≤x2≤3,5in
x2 = 0in → M2 = 2421,174 lb.in
x2 = 3,5in → M2 = 0 lb.in
2421,174
2058,214

3,5in 10 in 3,5in
B A
Mp = √ ¿ ¿ = 2642,75 lb.in
Mg1 = √ ¿ ¿ = 4574,875 lb.in → Mmax = 4574,875lb.in
Tp = (533,75-43,75)lb x 7,5in = 3675 lb.in
Tg1 = 3675 lb.in → Tmax = 3675 lb.in

d
4574,875 lb .∈ x ( )
M c 2 46599,297
σ = ± max = = psi
I π 4
d d3
64

Mesin Penggiling Tebu Page 63


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

d
3675lb .∈x ( )
T c 2 18716,621
τ = max = = 3 psi
J π 4 d
d
32
Misal material Poros : AISI 1040HR → Sy =58ksi; Su = 91ksi (Appendix A-2)
Analisa Menggunakan Tresca+Sodenberg
Se = Cr.Cs.Cf.Cw.Ct.S’n
Cr=0,869; Cs=0,7; Cf=0,76; Cw=1; Ct=1; S’n=0,5x91ksi=45,5ksi
Se = 0,869.0,7.0,76.1.1.45,5ksi = 21,035ksi
KfB = 2; KfT = 1,6; SF = 1,5

Sy Sys Sy
[(σavg+KfB ( ) σa)2 + 4(τavg+KfT ( ) τa)2]1/2 ≤
Se Ses SF
46599,297 18716,621
σavg = 0; τa = 0; σa = 3 psi; τavg = psi
d d3
Sy Sy
[(KfB ( ) σa)2 + 4(τavg)2]1/2 ≤
Se SF
58 ksi 46599,297 18716,621 58 ksi
[(2 x ( )( 3 psi) )2 + 4( 3 psi)2]1/2 ≤
21,035 ksi d d 1,5
6,6037355 x 1010 0,1401247607 x 1010
6
+ 6 ≤ 0,1495136889 x 1010
d d
6,6037355+0,1401247607
d=

6

0,1495136889
in = 1,887in → d1 = 2in

Mesin Penggiling Tebu Page 64


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

[POROS 3]

Fr2
Fr3 Ft
Ft 2
3 Wg3 Wg2

# Horizontal 1 2 3
Ft3 Ft2
3,5 in 8 in 3,5 in

DH CH
1 2 3

∑ M C =0 → -Ft3(11,5in)-Ft2(3,5in)+DH(15in) = 0
DH = [Ft3(11,5in)+Ft2(3,5in)] / 15in = [2940lb(11,5in)+1470lb(3,5in)] / 15in =
2584,181 lb
∑F=0 → Ft3+Ft2-CH-DH=0
CH = Ft3+Ft2-DH = 2940lb+1470lb-2584,181lb = 1809,099lb
Potongan 1-1
1
X1
M1
DH
1

∑M1-1 = 0 → M1 + DH.x1 = 0 → M1 = -DH.x1 ; dengan 0≤x1≤3,5in


x1 = 0in → M1 = 0
x1 = 3,5in → M1 = -9044,634lb.in
Potongan 2-2
1
Ft3
3,5 in
M2
DH
1
X2

∑M2-2 = 0 → M2 + DH.(3,5in+ x2) – Ft3.x2 = 0 → M2 = -DH.(3,5in+x2) +Ft3.x2


dengan 0≤x2≤8in
x2 = 0in → M2 = -9044,634 lb.in

Mesin Penggiling Tebu Page 65


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

x2 = 8in → M2 = -6331,842 lb.in


Potongan 3-3
3
Ft3 Ft2
3,5 in 8 in
M3
DH X3
3

∑M3-3 = 0 → M3 + DH.(11, 5in+ x3) – Ft3.(8+x3) - Ft2.x3 = 0


→ M3 = -DH.(11,5in+x3) + Ft3.(8+x2) + Ft2.x3 ; dengan 0≤x3≤3,5in
x2 = 0in → M2 = -6331,842 lb.in
x2 = 3,5in → M2 = 0 lb.in
3,5in 8 in 3,5in
D C

-6331,842

-9044,634

# Vertikal
1 2 3
3,5 in 8 in 3,5 in

BV Fr3 Fr2 AV
1 Wg3 2 3
Wg2

∑ M C =0
→ (Fr2+Wg2)3,5in + (Fr3+Wg3)11,5in - DV.15in = 0
DV = [(Fr2+Wg2)3,5in + (Fr3+Wg3)11,5in] / 15in
DV = [(535,036+150,561)lb.3,5in + (1063,987+37,64)lb.11,5in] / 15in = 1004,553
lb
∑F=0 → CV+DV-(Fr2+Wg2)-(Fr3+Wg3) = 0
CV = -DV+(Fr2+Wg2)+(Fr3+Wg3) = -1004,553 lb + (535,036+150,561) lb +
(1063,987+37,64) lb
CV = 782,671 lb
Potongan 1-1 1
X1
M1
BV
1

Mesin Penggiling Tebu Page 66


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

∑M1-1 = 0 → M1 – DV.x1 = 0 → M1 = DV.x1 ; dengan 0≤x1≤3,5in


x1 = 0in → M1 = 0
x1 = 3,5in → M1 = 3515,936 lb.in
Potongan 2-2
X2 2
3,5 in
M2
BV Fr3
Wg3 2

∑M2-2 = 0 → M2 – DV.(3,5in+ x2) +(Fr3+Wg3).x2 = 0


→ M2 = DV.(3,5in+x2) - (Fr3+Wg3).x2
dengan 0≤x2≤8in
x2 = 0in → M2 = 3515,936 lb.in
x2 = 8in → M2 = 2739,344 lb.in
Potongan 3-3
X3
3
3,5 in 8 in
M3
BV Fr3 Fr2
Wg3 3
Wg2

∑M3-3 = 0 → M3 – DV.(11,5in+ x3) + (Fr3+Wg3).(8+x3) + (Fr2+Wg2).x3 = 0


→ M3 = DV.(11,5in+ x3) - (Fr3+Wg3).(8+x3) - (Fr2+Wg2).x3
dengan 0≤x2≤3,5in
x2 = 0in → M2 = 2739,344 lb.in
x2 = 3,5in → M2 = 0 lb.in

3515,936

2739.344

3,5in 8 in 3,5in
D C

Mg2 = √ ¿ ¿ = 6899,002 lb.in


Mg3 = √ ¿ ¿ = 9703,979 lb.in→ Mmax = 9703,979 lb.in

Mesin Penggiling Tebu Page 67


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Tg2 = 11025 lb.in


Tg3 = 11025 lb.in → Tmax = 11025 lb.in

d
9703,979lb .∈x ( )
M c 2 98843,919
σ = ± max = = psi
I π 4
d d3
64
d
11025 lb.∈ x( )
T c 2 56149,864
τ = max = = 3 psi
J π 4 d
d
32
Misal material Poros : AISI 1050CD → Sy =104ksi; Su = 114ksi (Appendix A-2)
Analisa Menggunakan Tresca+Sodenberg
Se = Cr.Cs.Cf.Cw.Ct.S’n
Cr=0,869; Cs=0,7; Cf=0,76; Cw=1; Ct=1; S’n=0,5x114ksi = 57ksi
Se = 0,869.0,7.0,76.1.1.57ksi = 26,352ksi
KfB = 2; KfT = 1,6; SF = 1,5

Sy Sys Sy
[(σavg+KfB ( ) σa)2 + 4(τavg+KfT ( ) τa)2]1/2 ≤
Se Ses SF
98843,919 56149,864
σavg = 0; τa = 0; σa = 3 psi; τavg = psi
d d3
Sy Sy
[(KfB ( ) σa)2 + 4(τavg)2]1/2 ≤
Se SF
104 ksi 98843,919 56149,864 104 ksi
[{2 x ( )( 3 psi) }2 + 4( 3 psi)2]1/2 ≤
26,352ksi d d 1,5
60,869 x 1010 5,0445 x 1010
6
+ 6 ≤ 0,480711 x 1010
d d
60,869+5,0445 3
d=

6

0,480711
in = 2,271 in → d2 = 2,375 in = 2 in
8

Mesin Penggiling Tebu Page 68


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

[POROS 4]

Ft4
Fr4

Wg4
Wroll

Ft5
Ft5
300300
Fr5
Fr5
Wg5
# Horizontal

2 x Ft5cos300 2 Ft4
3
1

3,625 in 27,622 in 8,5 in


FH 2 EH
3
1

∑ M E =0 → Ft4(8,5in)-2xFt5cos 300 (31,247in)+FH(27,622in) = 0


FH = [-Ft4(8,5in)+2xFt5cos 300 (31,247in)] / 27,622in
FH = [-2940lb(8,5in)+2x5148,996lb x cos 300 (31,247in)] / 27,622in = 9184,014 lb
∑F=0 → Ft4+2xFt5cos300-EH-FH=0
EH = Ft4+2xFt5cos300-FH = 2940lb+2x5148,996lb x cos 300-9184,014 lb
EH = 2674,309 lb

Potongan 1-1

2 x Ft5cos300
1

M1

1
X1

Mesin Penggiling Tebu Page 69


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

∑M1-1 = 0 → M1 - 2xFt5cos300.x1 = 0
→ M1 = 2xFt5cos300.x1
dengan 0≤x1≤3,625in
x1 = 0in → M1 = 0
x1 = 3,625in → M1 = 32328,920 lb.in
Potongan 2-2

2 x Ft5cos300 2

M2
3,625 in
FH 2
X2

∑M2-2 = 0 → M2 - 2xFt5cos300.(3,625+x2) + FH.x2 = 0


→ M2 = 2xFt5cos300.(3,625+x2) - FH.x2
dengan 0≤x2≤27,622 in
x2 = 0in → M2 = 32328,920 lb.in
x2 = 2in → M2 = 31707,539 lb.in
x2 = 25,622in → M2 = 25521,386 lb.in
x2 = 27,622 in → M2 = 24990,004 lb.in
Potongan 3-3

2 x Ft5cos300
3

M3
3,625 in 27,622 in
FH EH
3
X3

∑M3-3 = 0 → M3 - 2xFt5cos300.(31,247+x3) + FH.(27,622+x3) + EH.x3 = 0


→ M3 = 2xFt5cos300.(31,247+x3) - FH.(27,622+x3) - EH.x3
dengan 0≤x3≤8,5 in
x2 = 0in → M2 = 24990,004 lb.in
x2 = 8,5in → M2 = 0 lb.in

Mesin Penggiling Tebu Page 70


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

32328,921 lb.in 31797,539 lb.in

25521,386 lb.in
24990,004 lb.in

3,625 in F 2 in 23,622 in 2 in E 8,5 in

# Vertikal

3 (Wroll/23,622) lb/in
2 4 5
1
3,625 in
2 in 23,622 in 2 in 8,5 in
2 x Fr5cos300 FV 3 Fr4
2 4 EV
5
Wg5 1 Wg4

∑ M E =0
→ (2xFr5cos300+Wg5)31,247in - (Fr4+Wg4)8,5in - FV.27,622in +Wroll.13,811in =
0
FV = [(2xFr5cos300+Wg5)31,247in - (Fr4+Wg4)8,5in +Wroll.13,811in] / 27,622in
FV = [(3246,004+119,647)lb.31,247in-(1070,073+338,762)lb.8,5in +456,271lb.13,811in]
/ 27,622in
FV = 3601,946 lb
∑F=0 → EV+FV-(2xFr5cos300+Wg5) - (Fr4+Wg4) - Wroll = 0
EV = -FV+(2xFr5cos300+Wg5)+(Fr4+Wg4)+Wroll
EV = -3601,946lb+(3246,004+119,647)lb+(1070,073+338,762)lb+456,271lb
EV = 1628,811 lb
Potongan 1-1
1
M1
2 x Fr5cos30 0

Wg5 1

X1

Mesin Penggiling Tebu Page 71


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

∑M1-1 = 0 → M1 + (2xFr5cos300+Wg5).x1 = 0
M1 = -(2xFr5cos300+Wg5).x1
dengan 0≤x1≤3,625in
x1 = 0in → M1 = 0
x1 = 3,625in → M1 = -12200,485 lb.in
Potongan 2-2
2

3,625 in M2
2 x Fr5cos300 FV
2
Wg5
X2

∑M2-2 = 0 → M2+(2xFr5cos300+Wg5).(3,625+x2)-FV.x2 = 0
→ M2 = -(2xFr5cos300+Wg5).(3,625+x2)+FV.x2
dengan 0≤x2≤2in
x2 = 0in → M2 = -12200,485 lb.in
x2 = 2in → M2 = -11727,895 lb.in
Potongan 3-3
(Wroll/23,622) lb/in
3

3,625 in M3
2 in
2 x Fr5cos300 FV 3
Wg5 X3

∑M3-3 = 0
M3 +(2xFr5cos300+Wg5).(5,625+x3)-FV.(2+x3)+(Wroll/23,622).x3.(0.5x3)= 0
M3 = -(2xFr5cos300+Wg5).(5,625+x3)+FV.(2+x3)-(Wroll/23,622).x3.(0.5x3)
dengan 0≤x2≤23,622in
x3 = 0in → M3 = -11727,895 lb.in
x3 = 23,625 in → M3 = -11535,151 lb.in
Grafik parabolic : xmax → d(M3)/dx3 = 0

Mesin Penggiling Tebu Page 72


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

-(2xFr5cos300+Wg5).(x1)-FV.(x2)-(Wroll/23,622).x3 = 0 → xmax ketika x3 = 12,233in


x3 = 12,233in → M2 = -10282,545 lb.in
Potongan 4-4
(Wroll/23,622) lb/in
4

3,625 in M4
2 in 23,622 in
2 x Fr5cos300 FV
4
Wg5 X4

∑M4-4 = 0
M4 +(2xFr5cos300+Wg5).(29,247+x4)-FV.(25,622+x4)+Wroll(11,811+x4)= 0
M4 = -(2xFr5cos300+Wg5).(29,247+x4)+FV.(25,622+x4)-Wroll(11,811+x4)
dengan 0≤x2≤2in
x4 = 0in → M4 = -11535,151 lb.in
x4 = 23,625 in → M4 = -11975,103 lb.in
Potongan 5-5
(Wroll/23,622) lb/in
5
3,625 in M5
2 in 23,622 in 2 in
2 x Fr5cos300 FV EV
5
Wg5
X5
∑M5-5 = 0
M5 +(2xFr5cos300+Wg5).(31,247+x5)-FV.(27,622+x5)+Wroll(13,811+x5) -EV.x5= 0
M5 = -(2xFr5cos300+Wg5).(31,247+x5)-FV.(27,622+x5)+Wroll(13,811+x5)+EV.x5
dengan 0≤x2≤8,5in
x5 = 0in → M2 = -11975,103 lb.in
x5 = 8,5 in → M2 = 0 lb.in

3,625 in F 2 in 23,622 in 2 in E 8,5 in

-10282,245 lb.in
-11535,151 lb.in
-11727,895 lb.in
-11975,103 lb.in
Mesin Penggiling Tebu
-12200,485 lb.in Page 73
Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Mmax = √ ¿ ¿ = 34554,464 lb.in


Tmax = 33074,835 lb.in

d
34554,464 lb .∈ x( )
M c 2 1105742,848
σ = ± max = = 3 psi
I π 4 d
d
64
d
33074,835lb .∈x ( )
T c 2 529197,36
τ = max = = psi
J π 4
d d3
32
Misal material Poros : AISI 4340N → Sy =126ksi; Su = 185ksi (Appendix A-2)
Analisa Menggunakan Tresca+Sodenberg
Se = Cr.Cs.Cf.Cw.Ct.S’n
Cr=0,869; Cs=0,7; Cf=0,76; Cw=1; Ct=1; S’n=0,5x185ksi = 92,5ksi
Se = 0,869.0,7.0,76.1.1.92,5ksi = 42,764ksi
KfB = 2; KfT = 1,6; SF = 1,5

Sy Sys Sy
[(σavg+KfB ( ) σa)2 + 4(τavg+KfT ( ) τa)2]1/2 ≤
Se Ses SF
1105742,848 529197,36
σavg = 0; τa = 0; σa = 3 psi; τavg = psi
d d3
Sy Sy
[(KfB ( ) σa)2 + 4(τavg)2]1/2 ≤
Se SF
126 ksi 1105742,848 529197,36 126 ksi
[{2 x ( )( 3 psi) }2 + 4( 3 psi)2]1/2 ≤
42,764 ksi d d 1,5
4,24753 x 1013 0,11202 x 10 13
+ ≤ 0,7056 x 1010
d6 d6

( 4,24753+ 0,11202 ) x 103 in = 4,284 in → d = 4,5in


d=

6

0,7056
3

Mesin Penggiling Tebu Page 74


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

[POROS 5]

Wroll

Ft5
300
Fr5
Wg5
#Horizontal

Ft6cos300 2
1

3,625 in 27,622 in
HH 2 GH
Fr6sin30 1
0

∑ M G=0 → -(Ft6cos 300-Fr6sin300) (31,247in)+HH(27,622in) = 0


HH = [(Ft6cos 300 - Fr6sin300) (31,247in)]/ 27,622in
HH = [(4459,161-937,041)lb.(31,247in)] / 27,622in = 3984,350 lb
∑F=0 → (Ft6cos 300-Fr6sin300) -HH+GH =0
GH = -(Ft6cos 300-Fr6sin300)+HH = -(4459,161-937,041)lb+3984,350lb
GH = 462,229 lb

Potongan 1-1
Ft6cos300
1
M1

Fr6sin300 1
X1

∑M1-1 = 0 → M1-(Ft6cos 300 - Fr6sin300).x1 = 0


M1 = (Ft6cos 300 - Fr6sin300).x1; dengan 0≤x1≤3,625in

Mesin Penggiling Tebu Page 75


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

x1 = 0in → M1 = 0
x1 = 3,625in → M1 = 12767,689 lb.in
Potongan 2-2
Ft6cos300 2
M2
3,625 in
HH 2
Fr6sin30 0

X2

∑M2-2 = 0 → M2 -(Ft6cos 300 - Fr6sin300).(3,625+x2) + HH.x2 = 0


→ M2 = (Ft6cos 300 -Fr6sin300).(3,625+x2) - HH.x2
dengan 0≤x2≤27,622 in
x2 = 0in → M2 = 12767,689 lb.in
x2 = 2in → M2 = 11843,231 lb.in
x2 = 25,622in → M2 = 935,024 lb.in
x2 = 27,622 in → M2 = 0 lb.in

12767,689 lb.in 11843,231lb.in

935,024 lb.in

3,625 in H2 in 23,622 in 2 in G

#Vertikal
3 (Wroll/23,622) lb/in
2 4
1
3,625 in
2 in 23,622 in 2 in
Ft6sin300 HV 3
2 4 GV
Fr6cos30 0
1
Wg6

∑ M G=0
→ (Ft6sin300+Fr6cos300+Wg6)31,247in-HV.27,622in +Wroll.13,811in = 0

Mesin Penggiling Tebu Page 76


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

HV = [(Ft6sin300+Fr6cos300+Wg6)31,247in+Wroll.13,811in] / 27,622in
HV = [(2574,498+1623,002+87,894)lb.31,247in+456,271lb.13,811in] / 27,622in
HV = 5075,927 lb
∑F=0 → -GV+HV-(Ft6sin300+Fr6cos300+Wg6) -Wroll = 0
GV = HV-(Ft6sin300+Fr6cos300+Wg6) -Wroll
GV = 5075,927lb-(2574,498+1623,002+87,894)lb-456,271lb
GV = 334,262 lb

Potongan 1-1

1
3,625 in M1
Ft6sin300
Fr6cos300 1
Wg6

X1
∑M1-1 = 0 → M1+(Ft6sin30 +Fr6cos300+Wg6).x1 = 0
0

→ M1 = -(Ft6sin300+Fr6cos300+Wg6).x1
dengan 0≤x1≤3,625in
x1 = 0in → M1 = 0 lb.in
x1 = 3,625in → M1 = -15534,553 lb.in
Potongan 2-2
2

3,625 in M2
Ft6sin300 HV
2
Fr6cos300
X2
Wg6

∑M2-2 = 0 → M2+(Ft6sin300+Fr6cos300+Wg6).(3,625+x2)-HV.x2 = 0
→ M2 = -(Ft6sin300+Fr6cos300+Wg6).(3,625+x2)+HV.x2
dengan 0≤x2≤2in
x2 = 0in → M2 = -15534,553 lb.in

Mesin Penggiling Tebu Page 77


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

x2 = 2 in → M2 = -13953,487 lb.in
Potongan 3-3
3 (Wroll/23,622) lb/in

M3
3,625 in
2 in
Ft6sin300 HV 3
Fr6cos300 X3

Wg6

∑M3-3 = 0
→ M3+(Ft6sin300+Fr6cos300+Wg6).(5,625+x3)-HV.(2+x3)+(Wroll/23,622).x3.
(0.5x3) = 0
→ M3 = -(Ft6sin300+Fr6cos300+Wg6).(5,625+x3)+HV.(2+x3)-(Wroll/23,622).x3.
(0.5x3)
dengan 0≤x3≤23,622in
x3 = 0 in → M3 = -13953,487 lb.in
x3 = 23,622 in → M3 = -668,534 lb.in
Potongan 4-4

(Wroll/23,622) lb/in
4

3,625 in M4
2 in 23,622 in
Ft6sin300 HV
4
Fr6cos300 X4
Wg6

∑M4-4 = 0
→ M4+(Ft6sin300+Fr6cos300+Wg6).(29,247+x4)-HV.(25,622+x4)+Wroll.
(11,811+x4) = 0
→ M4 = -(Ft6sin300+Fr6cos300+Wg6).(29,247+x4)+HV.(25,622+x4)-Wroll.
(11,811+x4)
dengan 0≤x4≤2in
x4 = 0 in → M4 = -688,534 lb.in

Mesin Penggiling Tebu Page 78


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

x4 = 2 in → M4 = 0 lb.in
3,625 in H2 in 23,622 in 2 in G

-668,534 lb.in

-13953,487 lb.in
-15534,553 lb.in

Mmax = √ ¿ ¿ = 20108,098 lb.in


Tmax = 28348,461 lb.in

d
20108,098lb .∈x ( )
M c 2 643459,136
σ = ± max = = psi
I π 4
d d3
64
d
28348.312lb.∈x ( )
T c 2 453572,992
τ = max = = 3 psi
J π 4 d
d
32
Misal material Poros : AISI 4340N → Sy =126ksi; Su = 185ksi (Appendix A-2)
Analisa Menggunakan Tresca+Sodenberg
Se = Cr.Cs.Cf.Cw.Ct.S’n
Cr=0,869; Cs=0,7; Cf=0,76; Cw=1; Ct=1; S’n=0,5x185ksi = 92,5ksi
Se = 0,869.0,7.0,76.1.1.92,5ksi = 42,764ksi
KfB = 2; KfT = 1,6; SF = 1,5

Sy Sys Sy
[(σavg+KfB ( ) σa)2 + 4(τavg+KfT ( ) τa)2]1/2 ≤
Se Ses SF
643459,136 453572,992
σavg = 0; τa = 0; σa = 3 psi; τavg = psi
d d3
Sy Sy
[(KfB ( ) σa)2 + 4(τavg)2]1/2 ≤
Se SF
126 ksi 643459,136 453572,992 126 ksi
[{2 x ( )( 3 psi) }2 + 4( 3 psi)2]1/2 ≤
42,764 ksi d d 1,5

Mesin Penggiling Tebu Page 79


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

1,4378 x 1013 0,082291 x 1013


+ ≤ 0,7056 x 1010
d6 d6

( 1,4378+0,082291 ) x 103 in = 3,594 in → d = 3,625 in


d=

6

0,7056
4

Mesin Penggiling Tebu Page 80


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

[POROS 5]

Wroll

Ft5
300
Fr5
Wg5
#Horizontal

Fr7sin300
2
Ft7cos30 0 1

3,625 in 27,622 in
JH 2 IH
1

∑ M I =0 → -(Ft7cos 300+Fr7sin300) (31,247in)+JH(27,622in) = 0


JH = [(Ft7cos 300 + Fr7sin300) (31,247in)]/ 27,622in
JH = [(4459,161+937,041)lb.(31,247in)] / 27,622in = 6104,378 lb
∑F=0 → (Ft7cos 300+Fr7sin300) -JH+IH =0
IH = -(Ft7cos 300+Fr7sin300) +JH
IH = -(4459,161+937,041)lb+6104,378lb
IH = 708,176 lb

Potongan 1-1

Fr7sin300
1
Ft7cos300
M1
3,625 in

1
X1

Mesin Penggiling Tebu Page 81


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

∑M1-1 = 0 → M1-(Ft7cos 300 + Fr7sin300).x1 = 0


M1 = (Ft7cos 300 – Fr7sin300).x1; dengan 0≤x1≤3,625in
x1 = 0in → M1 = 0
x1 = 3,625in → M1 = 19561,232 lb.in
Potongan 2-2

Fr7sin300 2
M2
Ft7cos300
3,625 in
JH 2

X2

∑M2-2 = 0 → M2-(Ft7cos 300 + Fr7sin300).(3,625+x2) +JH.x2= 0


M2 = (Ft7cos 300 – Fr7sin300).(3,625+x2)-JH.x2 ; dengan 0≤x1≤27,622in
x2 = 0in → M2 = 19561,232 lb.in
x2 = 2in → M2 = 18144,880 lb.in
x2 = 25,622in → M2 = 1416,347 lb.in
x2 = 27,622in → M2 = 0 lb.in
19561,232 lb.in
18144,850 lb.in
13393,902 lb.in

1416,347 lb.in

3,625 in J 2 in 23,622 in 2 in I

#Vertikal

Ft7sin300 3 (Wroll/23,622) lb/in


2 4
3,625 in
1
2 in 23,622 in 2 in
Fr7cos300 3
JV IV
2 4
Wg7 1

Mesin Penggiling Tebu Page 82


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

∑ M I =0
→ -(Ft7sin300-Fr7cos300-Wg7).31,247in+JV.27,622in +Wroll.13,811in = 0
JV = [(Ft7sin300-Fr7cos300-Wg7).31,247in-Wroll.13,811in] / 27,622in
JV = [(2574,498-1623,002-96,94)lb.31,247in-456,271lb.13,811in] / 27,622in
JV = 738,598 lb
∑F=0 → -JV+IV+[(Ft7sin300-Fr7cos300-Wg7)-Wroll = 0
IV = JV-(Ft7sin300-Fr7cos300-Wg7)+Wroll
IV = 738,598lb-(2574,498-1623,002-96,94)lb+456,271lb
IV = 340,287 lb

Potongan 1-1
Ft7sin300
3,625 in
1
M1
Fr7cos300

Wg7 1

X1

∑M1-1 = 0 → M1-(Ft7sin300-Fr7cos300-Wg7).x1 = 0
→ M1 = (Ft7sin300-Fr7cos300-Wg7).x1
dengan 0≤x1≤3,625in
x1 = 0in → M1 = 0 lb.in
x1 = 3,625in → M1 = 3097,860 lb.in
Potongan 2-2

Ft7sin300
2
3,625 in
1
M2
Fr7cos300
JV
2
Wg7 1
X2

∑M2-2 = 0 → M2-(Ft7sin300-Fr7cos300-Wg7).(3,625+x2)+JV.x2 = 0

Mesin Penggiling Tebu Page 83


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

→ M2 = (Ft7sin300-Fr7cos300-Wg7).(3,625+x2)-JV.x2
dengan 0≤x2≤2in
x2 = 0in → M2 = 3097,860 lb.in
x2 = 2 in → M2 = 3329,828 lb.in
Potongan 3-3

Ft7sin300 3 (Wroll/23,622) lb/in


3,625 in
M3
2 in
Fr7cos30 0
3
JV
Wg7 X3

∑M3-3 = 0
→ M3-(Ft7sin300-Fr7cos300-Wg7).(5,625+x3)+JV.(2+x3)+(Wroll/23,622).x3.(0.5x3)
=0
→ M3 = (Ft7sin300-Fr7cos300-Wg7).(5,625+x3)-JV.(2+x3)-(Wroll/23,622).x3.(0.5x3)
dengan 0≤x3≤23,622in
x3 = 0 in → M3 = 3329,828 lb.in
x3 = 23,622 in → M3 = 680,585 lb.in
xmax → 0 = (Ft7sin300-Fr7cos300-Wg7)-JV-(Wroll/23,622).x3
didapat x3 = 6,005in → M3 = 3720,782 lb.in
Potongan 4-4

Ft7sin300 (Wroll/23,622) lb/in


4
3,625 in
M4
2 in 23,622 in
Fr7cos300
JV
4
Wg7
X4

∑M4-4 = 0
→ M4-(Ft7sin300-Fr7cos300-Wg7).(29,247+x4)+JV.(25,622+x4)+Wroll.(11,811+x4)
=0

Mesin Penggiling Tebu Page 84


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

→ M4 = (Ft7sin300-Fr7cos300-Wg7).(29,247+x4)-JV.(25,622+x4)-Wroll.
(11,811+x4)
dengan 0≤x4≤2in
x4 = 0 in → M4 = 680,585 lb.in
x4 = 2 in → M4 = 0 lb.in

3720,782 lb.in
3329,828 lb.in
3097,860 lb.in
680,585 lb.in

3,625 in J 2 in 2 in I
Mmax = √ 19561,2322+3097,8602 =23,622 in
19805,013 lb.in
Tmax = 29767,530 lb.in

d
19805,013lb .∈ x ( )
M c 2 633760,416
σ = ± max = = 3 psi
I π 4 d
d
64
d
29767,376lb .∈x ( )
T c 2 476278,016
τ = max = = 3 psi
J π 4 d
d
32
Misal material Poros : AISI 4340N → Sy =126ksi; Su = 185ksi (Appendix A-2)
Analisa Menggunakan Tresca+Sodenberg
Se = Cr.Cs.Cf.Cw.Ct.S’n
Cr=0,869; Cs=0,7; Cf=0,76; Cw=1; Ct=1; S’n=0,5x185ksi = 92,5ksi
Se = 0,869.0,7.0,76.1.1.92,5ksi = 42,764ksi
KfB = 2; KfT = 1,6; SF = 1,5

Sy Sys Sy
[(σavg+KfB ( ) σa)2 + 4(τavg+KfT ( ) τa)2]1/2 ≤
Se Ses SF
633760,416 476278,016
σavg = 0; τa = 0; σa = 3 psi; τavg = psi
d d3

Mesin Penggiling Tebu Page 85


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Sy Sy
[(KfB ( ) σa)2 + 4(τavg)2]1/2 ≤
Se SF
126 ksi 633760,416 476278,016 126 ksi
[{2 x ( )( 3 psi) }2 + 4( 3 psi)2]1/2 ≤
42,764 ksi d d 1,5
1,39474 x 1013 0,0907363 x 1013
+ ≤ 0,7056 x 1010
d6 d6

( 1,39474+0,0907363 ) x 10 3 in = 3,58 in → d = 3,625 in


d=

6

0,7056
5

3.2.9 Analisa Bearing


Bearing Poros 1
Fr = √ (1V 2+1 H 2) = √ ¿ ¿ = 491,211 lb
Fa = 0 lb ; n = 1200rpm ; mesin digunakan 10jam/hari
d1 = 2in ; Dimension Series 03; Single-Row Deep Groove Ball Bearing (i=1)
→ da = 1,7717 in ; Da = 3,937 in ; width (B) = 0,9843 in
Co = 6730 lb ; C = 9120 lb ; b=3 ; inner ring rotation → V = 1,0
i Fa Fa
=0 ; =0 < e ; maka X=1 dan Y=0
Co V Fr
P = X.V.Fr + Y.Fa = 1 x 1 x 491,211 lb + 0 = 491,211 lb
C b 9120 3
L10 = ( ) = ( ) = 6400,004 (106 rev.)
P 491,211
106 C b 106
Rating life = ( ) = x 6400,004 = 88888,948 jam → 24,353 tahun
60 n P 60 x 1200

Bearing Poros 2 tumpuan A


Fr = √ ( A V 2+ A H 2 ) = √ ¿ ¿ = 755,070 lb
Fa = 0 lb ; n = 600rpm ; mesin digunakan 10jam/hari
d2 = 2in ; Dimension Series 03; Single-Row Deep Groove Ball Bearing (i=1)
→ dA = 1,7717 in ; DA = 3,937 in ; width (B) = 0,9843 in
Co = 6730 lb ; C = 9120 lb ; b=3 ; inner ring rotation → V = 1,0

Mesin Penggiling Tebu Page 86


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

i Fa Fa
=0 ; =0 < e ; maka X=1 dan Y=0
Co V Fr
P = X.V.Fr + Y.Fa = 1 x 1 x 755,070 lb + 0 = 755,070 lb
C b 9120 3
L10 = ( ) = ( ) = 1762,069 (106 rev.)
P 755,070
106 C b 106
Rating life = ( ) = x 1762,069 = 48946,356 jam → 13,410 tahun
60 n P 60 x 600

Bearing Poros 2 tumpuan B


Fr = √ (BV 2 + B H 2¿) ¿ = √ ¿ ¿ = 1307,107 lb
Fa = 0 lb ; n = 600rpm ; mesin digunakan 10jam/hari
d1 = 2in ; Dimension Series 03; Single-Row Deep Groove Ball Bearing (i=1)
→ dB = 1,7717 in ; DB = 3,937 in ; width (B) = 0,9843 in
Co = 6730 lb ; C = 9120 lb ; b=3 ; inner ring rotation → V = 1,0
i Fa Fa
=0 ; =0 < e ; maka X=1 dan Y=0
Co V Fr
P = X.V.Fr + Y.Fa = 1 x 1 x 1307,107 lb + 0 = 1307,107 lb
C b 9120 3
L10 = ( ) = ( ) = 339,665 (106 rev.)
P 1307,107
106 C b 106
Rating life = ( ) = x 339,665 = 9435 jam → 2,585 tahun
60 n P 60 x 600

Bearing Poros 3 tumpuan C


Fr = √ (C V 2 +C H 2) = √ ¿ ¿ = 1971,145 lb
Fa = 0 lb ; n = 200rpm ; mesin digunakan 10jam/hari
d2 = 2,375 in ; Dimension Series 03; Single-Row Deep Groove Ball Bearing (i=1)
→ dC = 2,1654 in ; DC = 4,7244 in ; width (B) = 1,1417 in
Co = 9400 lb ; C = 12400 lb ; b=3 ; inner ring rotation → V = 1,0
i Fa Fa
=0 ; =0 < e ; maka X=1 dan Y=0
Co V Fr
P = X.V.Fr + Y.Fa = 1 x 1 x 1971,145 lb + 0 = 1971,145 lb

Mesin Penggiling Tebu Page 87


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

C b 12400 3
L10 = ( ) = ( ) = 248,948 (106 rev.)
P 1971,145
106 C b 106
Rating life = ( ) = x 248,948 = 20745,700 jam → 5,684 tahun
60 n P 60 x 200

Bearing Poros 3 tumpuan D


Fr = √ (D V 2+ D H 2) = √ ¿ ¿ = 2772,565 lb
Fa = 0 lb ; n = 200rpm ; mesin digunakan 10jam/hari
d2 = 2,375 in ; Dimension Series 03; Single-Row Deep Groove Ball Bearing (i=1)
→ dD = 2,1654 in ; DD = 4,7244 in ; width (B) = 1,1417 in
Co = 9400 lb ; C = 12400 lb ; b=3 ; inner ring rotation → V = 1,0
i Fa Fa
=0 ; =0 < e ; maka X=1 dan Y=0
Co V Fr
P = X.V.Fr + Y.Fa = 1 x 1 x 2772,565 lb + 0 = 2772,565 lb
C b 12400 3
L10 = ( ) = ( ) = 89,458 (106 rev.)
P 2772,565
106 C b 106
Rating life = ( ) = x 89,458 = 7454 jam → 2,042 tahun
60 n P 60 x 200

Bearing Poros 4 tumpuan E


Fr = √ (E V 2+ EH 2 ) = √ ¿ ¿ = 3131,286 lb
Fa = 0 lb ; n = 66,667rpm ; mesin digunakan 10jam/hari
d3 = 4,5 in ; SKF Single-Row Deep Groove Ball Bearing (i=1)
→ dE = 5,1181 in ; DE = 9,0551 in ; width (B) = 1,5748 in
Co = 29600 lb ; C = 35000 lb ; b=3 ; inner ring rotation → V = 1,0
i Fa Fa
=0 ; =0 < e ; maka X=1 dan Y=0
Co V Fr
P = X.V.Fr + Y.Fa = 1 x 1 x 3131,286 lb + 0 = 3131,286 lb
C b 35000 3
L10 = ( ) = ( ) = 1396,484 (106 rev.)
P 3131,286

Mesin Penggiling Tebu Page 88


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

106 C b 10 6
Rating life = ( ) = x 1396,484 = 349119,222 jam → 95,649
60 n P 60 x 66,667
tahun

Bearing Poros 4 tumpuan F


Fr = √ (F V 2 + F H 2) = √ ¿ ¿ = 9865,096 lb
Fa = 0 lb ; n = 66,667rpm ; mesin digunakan 10jam/hari
d3 = 4,5 in ; SKF Single-Row Deep Groove Ball Bearing (i=1)
→ dF = 5,1181 in ; DF = 9,0551 in ; width (B) = 1,5748 in
Co = 29600 lb ; C = 35000 lb ; b=3 ; inner ring rotation → V = 1,0
i Fa Fa
=0 ; =0 < e ; maka X=1 dan Y=0
Co V Fr
P = X.V.Fr + Y.Fa = 1 x 1 x 9865,096 lb + 0 = 9865,096 lb
C b 35000 3
L10 = ( ) = ( ) = 44,658 (106 rev.)
P 9865,096
106 C b 10 6
Rating life = ( ) = x 44,658 = 11164,468 jam → 3,0588 tahun
60 n P 60 x 66,667

Bearing Poros 5 tumpuan G


Fr = √ (GV 2+G H 2) = √ ¿ ¿ = 570,427 lb
Fa = 0 lb ; n = 75,914 rpm ; mesin digunakan 10jam/hari
d4 = 3,625 in ; SKF Single-Row Deep Groove Ball Bearing (i=1)
→ dG= 4.1339 in ; DG = 7,4803 in ; width (B) = 1,4173 in
Co = 23300 lb ; C = 31400 lb ; b=3 ; inner ring rotation → V = 1,0
i Fa Fa
=0 ; =0 < e ; maka X=1 dan Y=0
Co V Fr
P = X.V.Fr + Y.Fa = 1 x 1 x 570,427 lb + 0 = 570,427 lb
C b 31400 3
L10 = ( ) = ( ) = 166797,187 (106 rev.)
P 570,427
106 C b 10 6
Rating life = ( ) = x 166797,187=¿ 366219768,71 jam →
60 n P 60 x 75,914
10032,813 tahun

Mesin Penggiling Tebu Page 89


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Bearing Poros 5 tumpuan H


Fr = √ (H V 2+ H H 2) = √ ¿ ¿ = 6452,913 lb
Fa = 0 lb ; n = 75,914 rpm ; mesin digunakan 10jam/hari
d4 = 3,625 in ; SKF Single-Row Deep Groove Ball Bearing (i=1)
→ dH= 4.1339 in ; DH = 7,4803 in ; width (B) = 1,4173 in
Co = 23300 lb ; C = 31400 lb ; b=3 ; inner ring rotation → V = 1,0
i Fa Fa
=0 ; =0 < e ; maka X=1 dan Y=0
Co V Fr
P = X.V.Fr + Y.Fa = 1 x 1 x 6452,913 lb + 0 = 6452,913 lb
b 3
C 31400
L10 = ( ) = ( ) = 115,218 (106 rev.)
P 6452,913
106 C b 10 6
Rating life = ( ) = x 115,218=¿ 25295,798 jam → 6,930 tahun
60 n P 60 x 75,914

Bearing Poros 6 tumpuan I


Fr = √ (I V 2 + I H 2) = √ ¿ ¿ = 785,690 lb
Fa = 0 lb ; n = 74,074 rpm ; mesin digunakan 10jam/hari
d5 = 3,625 in ; SKF Single-Row Deep Groove Ball Bearing (i=1)
→ dI = 4.1339 in ; DI = 7,4803 in ; width (B) = 1,4173 in
Co = 23300 lb ; C = 31400 lb ; b=3 ; inner ring rotation → V = 1,0
i Fa Fa
=0 ; =0 < e ; maka X=1 dan Y=0
Co V Fr
P = X.V.Fr + Y.Fa = 1 x 1 x 785,690 lb + 0 = 785,690 lb
C b 31400 3
L10 = ( ) = ( ) = 63831,532 (106 rev.)
P 785,690
106 C b 10 6
Rating life = ( ) = x 63831,532=¿ 14014000 jam → 3839,45
60 n P 60 x 75,914
tahun

Bearing Poros 6 tumpuan J


Fr = √ (J V 2+ J H 2) = √ ¿ ¿ = 6148,890 lb

Mesin Penggiling Tebu Page 90


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Fa = 0 lb ; n = 75,914 rpm ; mesin digunakan 10jam/hari


d4 = 3,625 in ; SKF Single-Row Deep Groove Ball Bearing (i=1)
→ dJ= 4.1339 in ; DJ = 7,4803 in ; width (B) = 1,4173 in
Co = 23300 lb ; C = 31400 lb ; b=3 ; inner ring rotation → V = 1,0
i Fa Fa
=0 ; =0 < e ; maka X=1 dan Y=0
Co V Fr
P = X.V.Fr + Y.Fa = 1 x 1 x 6148,890 lb + 0 = 6148,890 lb
C b 31400 3
L10 = ( ) = ( ) = 133,168 (106 rev.)
P 6148,890
106 C b 10 6
Rating life = ( ) = x 133,168=¿ 29236,518 jam → 8,010 tahun
60 n P 60 x 75,914

3.2.10

Mesin Penggiling Tebu Page 91


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

3.2. 10 Analisa Pasak

Ft
Ft

n
D
L
W

Gambar 3.4 Pasak Persegi


Analisa Pasak Poros 1
N = 2 ; Bahan : AISI 1020CD → Syp=66.000psi (dari table A-2 Buku Machine
Design, Deutchman) ; tipe : square key
d = 2in → w = 0,5in (dari Tabel 7.7 Buku Machine Design, Deutchman)
T = hp x 63000 / n1 = 35hp x 63000 / 1200rpm = 1837,5 lb.in
0.58 S yp 0.58 x 66.000
Ss = = =19.150 psi
2 2
2T 2 x 1837,5
L= = =0,1919∈¿
Ss WD 19.150 x 0,5 x 2
S yp 66.000
Sc = = =33.000 psi
2 2
4T 4 x 1837,5
L= = =0 , 2227∈¿
Sc WD 33.000 x 0,5 x 2
Karena menggunakan Sc menghasilkan L yang lebih panjang, maka pilih L hasil
perhitungan Sc.
L ≥ 0,2227in → L = 3,0625 in (disesuaikan dengan lebar pulley)

Analisa Pasak Poros 2


N = 2 ; Bahan : AISI 1020CD → Syp=66.000psi (dari table A-2 Buku Machine
Design, Deutchman) ; tipe : square key
d = 2in → w = 0,5in (dari Tabel 7.7 Buku Machine Design, Deutchman)
T = 3675 lb.in

Mesin Penggiling Tebu Page 92


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

0.58 S yp 0.58 x 66.000


Ss = = =19.150 psi
2 2
2T 2 x 3675
L= = =0,384 ∈¿
Ss WD 19.150 x 0,5 x 2
S yp 66.000
Sc = = =33.000 psi
2 2
4T 4 x 3675
L= = =0,446∈¿
Sc WD 33.000 x 0,5 x 2
Karena menggunakan Sc menghasilkan L yang lebih panjang, maka pilih L hasil
perhitungan Sc.
L ≥ 0,446in
→ L=3,0625 in (disesuaikan dengan lebar pulley) dan L=3 in (disesuaikan dengan
lebar gear 1)
Analisa Pasak Poros 3
N = 2 ; Bahan : AISI 1020CD → Syp=66.000psi (dari table A-2 Buku Machine
Design, Deutchman) ; tipe : square key
d = 2,375in → w = 0,625in (dari Tabel 7.7 Buku Machine Design, Deutchman)
T = 11025 lb.in
0.58 S yp 0.58 x 66.000
Ss = = =19.150 psi
2 2
2T 2 x 11025
L= = =0,776 ∈¿
Ss WD 19.150 x 0,625 x 2,375
S yp 66.000
Sc = = =33.000 psi
2 2
4T 4 x 11025
L= = =0,900∈¿
Sc WD 33.000 x 0,625 x 2,375
Karena menggunakan Sc menghasilkan L yang lebih panjang, maka pilih L hasil
perhitungan Sc.
L ≥ 0,900in
→ L=3 in (disesuaikan dengan lebar gear 2&3)
Analisa Pasak Poros 4
N = 2 ; Bahan : AISI 1020CD → Syp=66.000psi (dari table A-2 Buku Machine
Design, Deutchman) ; tipe : square key

Mesin Penggiling Tebu Page 93


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

d = 4,5in → w = 1in (dari Tabel 7.7 Buku Machine Design, Deutchman)


T = 33074,835 lb.in
0.58 S yp 0.58 x 66.000
Ss = = =19.150 psi
2 2
2T 2 x 33074,835
L= = =0,768∈¿
Ss WD 19.150 x 1 x 4,5
S yp 66.000
Sc = = =33.000 psi
2 2
4T 4 x 33074,835
L= = =0,891∈¿
Sc WD 33.000 x 1 x 4,5
Karena menggunakan Sc menghasilkan L yang lebih panjang, maka pilih L hasil
perhitungan Sc.
L ≥ 0,891 in
Untuk pasak gear 4 → L=3 in (disesuaikan dengan lebar gear 4)
Untuk pasak gear pada roller→ L=3,25 in (disesuaikan dengan lebar gear roller 1)
Untuk pasak pada roller 1 → L=1,969 in (disesuaikan dengan tebal roller)
Analisa Pasak Poros 5
N = 2 ; Bahan : AISI 1020CD → Syp=66.000psi (dari table A-2 Buku Machine
Design, Deutchman) ; tipe : square key
d = 3,625 in → w = 0,875 in (dari Tabel 7.7 Buku Machine Design, Deutchman)
T = 28348,461 lb.in
0.58 S yp 0.58 x 66.000
Ss = = =19.150 psi
2 2
2T 2 x 28348,461
L= = =0,933∈¿
Ss WD 19.150 x 0,875 x 3,625
S yp 66.000
Sc = = =33.000 psi
2 2
4T 4 x 28348,461
L= = =1,0833∈¿
Sc WD 33.000 x 0,875 x 3,625
Karena menggunakan Sc menghasilkan L yang lebih panjang, maka pilih L hasil
perhitungan Sc.
L ≥ 1,0833 in
Untuk pasak gear roller 2 → L=3,25 in (disesuaikan dengan lebar gear roller 2)

Mesin Penggiling Tebu Page 94


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Untuk pasak roller 2 → L=1,969 in (disesuaikan dengan tebal roller)


Analisa Pasak Poros 6
N = 2 ; Bahan : AISI 1020CD → Syp=66.000psi (dari table A-2 Buku Machine
Design, Deutchman) ; tipe : square key
d = 3,625 in → w = 0,875 in (dari Tabel 7.7 Buku Machine Design, Deutchman)
T = 29767,530 lb.in
0.58 S yp 0.58 x 66.000
Ss = = =19.150 psi
2 2
2T 2 x 29767,530
L= = =0,980∈¿
Ss WD 19.150 x 0,875 x 3,625
S yp 66.000
Sc = = =33.000 psi
2 2
4T 4 x 29767,530
L= = =1,138∈¿
Sc WD 33.000 x 0,875 x 3,625
Karena menggunakan Sc menghasilkan L yang lebih panjang, maka pilih L hasil
perhitungan Sc.
L ≥ 1,138 in
Untuk pasak gear roller 3 → L=3,25 in (disesuaikan dengan lebar gear roller 2)
Untuk pasak roller 3 → L=1,969 in (disesuaikan dengan tebal roller)

Mesin Penggiling Tebu Page 95


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Dari perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan dimensi-dimensi dan
spesifikasi masing-masing elemen untuk perencanaan Mesin Penggiling Tebu.

Gambar 4.1 Desain Mesin Penggiling Tebu

Elemen-elemen penyusun alat ini adalah sebagai berikut:


1. Motor
2. Coupling
3. Belt dan Pulley
4. Roda gigi lurus (spur gear)
5. Poros
6. Pasak
7. Bearing
8. Roller

Spesifikasi dari masing-masing elemen tersebut yaitu:


1. Motor

Mesin Penggiling Tebu Page 96


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Tipe : Hangzhou New Hengli Electric Machine MFG. Co., Ltd.


Daya : 35 HP
Putaran : 1200 rpm
2. Coupling
Diameter poros : 2in
Diameter hub : 4 in
Panjang hub : 3 in
Lebar pasak : 3 in
Tebal pasak : 0,5 in
Tebal flange : 1 in
Diameter terluar flange : 8 in
Jumlah baut :4
Circle diameter : 6 in
Diameter baut : 0,5 in
Berat : 9,802 lb

3. Belt and Pulley


Belt
Tipe Belt : 5V
Lebar : 5/8 in
Tebal : 17/32 in
Massa belt per meter : 0,012 lb/in
Bahan Belt : Solid woven cotton
Panjang Belt : 1869,247 in
Jumlah Belt : 4 belt
Pulley
Diameter Pulley 1 : 7,5in
Diameter Pulley 2 : 7,5in
Lebar pulley : 3,0625 mm
Berat Pulley 1 : 37,64 lb
Berat Pulley 2 : 150,561 lb

Mesin Penggiling Tebu Page 97


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

4. Roda gigi lurus


a. Pasangan roda gigi pertama
Diameter Gear : 5in
Jumlah gigi : 20 buah
Bahan : SAE1040
Berat : 16,729 lb
Diameter Pinion : 15in
Jumlah gigi : 60 buah
Bahan : SAE1020
Berat : 150,561 lb
Lebar : 3 in
b. Pasangan roda gigi kedua
Diameter Gear : 7,5 in
Jumlah gigi : 30 buah
Bahan : Steel Q&T 410BHN
Berat : 37,64 lb
Diameter Pinion : 22,5 in
Jumlah gigi : 90 buah
Bahan : Steel Q&T 300BHN
Berat : 338,762 lb
Lebar : 3 in
c. Roda gigi pada Roller 1
Diameter : 12,847 in
Jumlah gigi : 52 buah
Bahan : Steel Q&T 485BHN
Berat : 119,647 lb
Lebar : 3,25 in
d. Roda gigi pada Roller 2
Diameter : 11,011 in
Jumlah gigi : 44 buah

Mesin Penggiling Tebu Page 98


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Bahan : Steel Q&T 480BHN


Berat : 87,894 lb
Lebar : 3,25 in
e. Roda gigi pada Roller 3
Diameter : 11,562 in
Jumlah gigi : 47 buah
Bahan : Steel Q&T300BHN dengan Sat=36000 psi
Berat : 96,914 lb
Lebar : 3,25 in
5. Poros
Poros I
Diameter : 2 in
Bahan : AISI 1040HR
Poros II
Diameter : 2 in
Bahan : AISI 1040HR
Poros III
Diameter : 2,375 in
Bahan : AISI 1050CD
Poros IV
Diameter : 4,5 in
Bahan : AISI 4340N
Poros V
Diameter : 3,625 in
Bahan : AISI 4340N
Poros VI
Diameter : 3,625 in
Bahan : AISI 4340N

6. Pasak
Pasak pada pulley 1 dan 2

Mesin Penggiling Tebu Page 99


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Lebar pasak = 0,5 in


Tinggi pasak = 0,5 in
Panjang pasak L = 3,0625 in
Pasak pada gear 1
Lebar pasak W = 0,5 in
Tinggi pasak H = 0,5 in
Panjang pasak L = 3 in
Pasak pada gear 2 dan 3
Lebar pasak W = 0,625 in
Tinggi pasak H = 0,625 in
Panjang pasak L = 3 in
Pasak pada gear 4
Lebar pasak W = 1 in
Tinggi pasak H = 1 in
Panjang pasak L = 3 in
Pasak pada Roller 1
Lebar pasak W = 1 in
Tinggi pasak H = 1 in
Panjang pasak L = 1,969 in
Pasak pada Roller 2 & 3
Lebar pasak W = 0,875 in
Tinggi pasak H = 0,875 in
Panjang pasak L = 1,969 in
Pasak pada gear Roller 1
Lebar pasak W = 1 in
Tinggi pasak H = 1 in
Panjang pasak L = 3,25 in
Pasak pada gear 2 & 3
Lebar pasak W = 0,875 in
Tinggi pasak H = 0,875 in
Panjang pasak L = 3,25 in

Mesin Penggiling Tebu Page 100


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

7. Bearing
Bearing pada poros 1
Type : Single Row Deep Groove Ball Bearing
Diameter Bore: 1,772 in
Lebar : 0,984 in
Bearing pada poros 2
Type : Single Row Deep Groove Ball Bearing
Diameter Bore: 1,772 in
Lebar : 0,984 in
Bearing pada poros 2
Type : Single Row Deep Groove Ball Bearing
Diameter Bore: 1,772 in
Lebar : 0,984 in
Bearing pada poros 3
Type : Single Row Deep Groove Ball Bearing
Diameter Bore: 2,165 in
Lebar : 1,1417 in
Bearing pada poros 4
Type : Single Row Deep Groove Ball Bearing
Diameter Bore: 5,118 in
Lebar : 1,575 in
Bearing pada poros 5
Type : Single Row Deep Groove Ball Bearing
Diameter Bore: 4,134 in
Lebar : 1,417 in
Bearing pada poros 6
Type : Single Row Deep Groove Ball Bearing
Diameter Bore: 4,134 in
Lebar : 1,417 in
8. Roller
Diameter dalam : 250mm (9,843in)

Mesin Penggiling Tebu Page 101


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Diameter luar : 300mm (11,811in)


Tebal roller : 50mm (1,969 in)
Bahan : Stainless steel

Mesin Penggiling Tebu Page 102


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Daftar Pustaka

Deutschman, Aaron, dkk. 1975. Machine Design. New York : Macmillan


Publishing Co., Inc.
Eletric Motor Catalog, Hangzhou New Hengli Electric Machine MFG. Co., Ltd.
SKF Extra Power Belt Catalog.
SKP Pulley Catalog.
http://arifinaba.blogspot.com/2014/11/makalah-mur-dan-baut.html
http://awan05.blogspot.com/2009/12/bantalan-bearing.html
http://budi_santoso.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/37436/UG+Jurnal+Bu
di+Santoso+ST.MMSi+(3).pdf
http://ditjenbun.pertanian.go.id/setditjenbun/berita-172-dirjenbun--kebutuhan-
gula-nasional-mencapai-5700-juta-ton-tahun-2014.html
http://eprint.jcu.edu.au/2113
http://id.wikipedia.org/wiki/Motor_listrik
http://id.wikipedia.org/wiki/Roda_gigi
http://id.wikipedia.org/wiki/Sabuk_%28mesin%29
http://otomotif-er.blogspot.com/2014/10/pengertian-dan-macam-macam-
poros.html
http://teknik-mesin1.blogspot.com/2011/11/transmisi-sabuk-v-v-belt.html
http://www.agrofarm.co.id/read/perkebunan/1444/2015-stok-melimpah-indonesia-
tak-perlu-impor-gula/#.VRc9I8lFf1U
http://www.kppbumn.depkeu.go.id/Industrial_Profile/PK4/Profil%20Tebu-1.htm
http://zulkifliii.mywapblog.com/pengertian-dan-macam-macam-baut-dan-
mur.xhtml
https://r3870me.wordpress.com/2012/12/22/proses-pembuatan-gula-pasir-dari-
tebu/

Mesin Penggiling Tebu Page 103


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

LAMPIRAN

Mesin Penggiling Tebu Page 104


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Mesin Penggiling Tebu Page 105


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Mesin Penggiling Tebu Page 106


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Mesin Penggiling Tebu Page 107


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Mesin Penggiling Tebu Page 108


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Mesin Penggiling Tebu Page 109


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Mesin Penggiling Tebu Page 110


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Mesin Penggiling Tebu Page 111


Semester Genap
[PERENCANAAN ELEMEN MESIN] 2014/2015

Mesin Penggiling Tebu Page 112

Anda mungkin juga menyukai