Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sumatera Utara memiliki perkebunan tebu yang diolah menjadi gula. Potensi tebu di
Sumatera Utara cukup besar dengan jumlah produksi seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Potensi Tebu di Sumatera Utara
Tahun Produksi Jumlah Produksi (ton)
Produksi 2012 45.778
Produksi 2011 46.477
Produksi 2010 31.025
Produksi 2009 37.874
Produksi 2008 40.585
(Statistik Pertanian 2012)
Tebu yang dihasilkan tersebut berasal dari lahan perkebunan yang tersebar pada tiga wilayah
pengembangan dengan luas wilayah pada masing-masing daerah seperti yang ditunjukkan
pada Tabel 1.2
Tabel 1.2 Wilayah Potensi Pengembangan Komoditi Tebu
No Luas Lahan (Ha)
1 Lahan yang sudah digunakan : 7.228
2 Lahan yang sudah digunakan : 4.556
3 Lahan yang sudah digunakan : 406
(Statistik Pertanian 2012)

Produksi gula Sumatera Utara saat ini berasal dari dua pabrik gula milik PTPN II, yakni
pabrik gula Sei Semayang di Kab. Deli Serdang dan Pabrik Gula Kuala Madu di Kab.
Langkat dengan kapasitas produksi masing-masing adalah 4000 TCD. Total produksi gula
yang berasal dari pabrik gula di Sumatera Utara hanya mampu memenuhi sekitar 32 % dari
kebutuhan masyarakat, sisanya dipasok dari luar daerah dan luar negeri. Pada proses
pengolahan tebu menjadi gula digunakan mesin produksi yang berfungsi untuk
memotong/mencacah tebu agar dapat diproses lanjut. Mesin ini menggunakan suku cadang
berupa pisau potong yang dipasang pada poros mesin pencacah tebu. Berdasarkan hasil
survey yang telah dilakukan, diperoleh informasi bahwa mesin pencacah tebu pada Pabrik
Gula Sei Semayang menggunakan pisau potong import. Pisau pencacah tebu pada pabrik
gula bermaterial Aumtit tipe K 460. Pisau ini tidak mampu memotong tebu 250.000 hingga
300.000 ton seperti yang diharapkan, karena pisau mengalami aus setelah mencapai kapasitas
pemotongan 60.000 ton, dan patah akibat kelelahan material setelah kapasitas potong
150.000 ton, (Abdul Razak, 2012).
1
1.2 Tujuan Penelitian
Pada penelitian ini akan dilakukan pembuatan pisau potong (rotary knife cutter) dari
bahan yang standar dengan teknik pengecoran.

1.3 Perumusan Masalah


Pisau potong pada mesin pemotong/pencacah tebu sering mengalami pergantian yang
disebabkan aus atau patah sehingga dapat mengganggu kapasitas produksi dan industri lokal
di Sumatera Utara belum dapat memproduksi rotary knife cutter sesuai dengan kemampuan
rotay knife cutter import.

1.4 Keluaran yang Diharapkan


Dengan terlaksananya penelitian ini akan dihasilkan keluaran seperti:
• Prototipe rotary knife 1 set
• Laporan Penelitian 1 buah

1.5 Perkiraan Manfaat dan Dampak dari Kegiatan yang Dirancang


Secara garis besar penelitian ini akan memberikan dampak peningkatan kemampuan
industri pengecoran dalam teknologi pemaduan bahan (alloys) yang pada akhirnya akan
mengurangi import rotari knife cutter. Industri yang dapat mengaplikasikan hasil penelitian
ini yang terutama adalah Pabrik Gula. Selain itu dengan melakukan modifikasi bentuk dan
ukuran maaterial ini dapat digunakan untuk alat potong logam, dies dan mesin pencacah kayu.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2
2.1 Pengolahan Tebu
Pada proses pengolahan tebu menjadi gula digunakan beberapa mesin/peralatan sesuai
dengan fungsinya masing-masing. Secara umum pengolahan tebu dilakukan dengan cara
mengeluarkan air tebu (nira) dari batangnya, gula yang masih larut dalam nira dipisahkan
sampai diperoleh gula dalam bentuk kristal. Untuk mempermudah proses pengeluaran nira
maka batang tebu dicincang terlebih dahulu sebelum dilakukan pemerasan dengan
menggunakan rol penggiling. Peralatan utama (machine) yang digunakan pada proses
produksi gula di Pabrik Gula akan diuraikan sebagai berikut. Transfer/lifter machine,
berfungsi untuk transfer tebu dari kendaraan pengangkutnya (truck atau lori). Sebagai alatnya
ada beberapa jenis mesin yang digunakan di Pabrik Gula, antara lain MRC (mono rail crane),
OHC (over head crane), truck dumper, cane tipler. Kapasitas masing - masing mesin
disesuaikan dengan kapasitas giling (mill capasity) dari Pabrik Gula, mulai dari SWL (safe
working load) 10 hingga 25 ton. Cane table, berfungsi untuk transfer dan mengatur jumlah
tebu yang akan di giling. Beberapa komponen pada mesin ini, antara lain :
 Rantai penggerak yang berfungsi mentransfer tebu menuju conveyor. Sebagai
penggeraknya digunakan motor listrik yang dirangkai dengan gear reducer untuk
memperoleh kecepatan transfer yang diinginkan. Sedangkan rantai yang dipakai
adalah jenis rantai conveyor (conveyor chain). Spesifikasi disesuaikan dengan mill
capasity.
 Cane leveller yang berfungsi mengatur jumlah tebu yang masuk ke conveyor. Sebagai
penggeraknya digunakan motor listrik yang dirangkai dengan gear reducer untuk
memperoleh kecepatan putar yang diinginkan.
Cane Conveyor, berfungsi untuk mentransfer tebu menuju mesin giling, beberapa komponen
pada mesin ini antara lain :
 Slate sebagai tempat jatuhan tebu dan menggerakkannya menuju milling machine.
 Rantai penggerak, berfungsi untuk menggerakkan slate. Sebagai penggeraknya
digunakan motor listrik (variable speed electric motor) yang dirangkai dengan gear
reducer untuk memperoleh kecepatan transfer yang diinginkan. Sedangkan rantai yang
dipakai adalah jenis rantai conveyor dengan tambahan peralatan khusus. Spesifikasi
disesuaikan dengan kapasitas giling.

Anda mungkin juga menyukai