Anda di halaman 1dari 15

INDUSTRI GULA

KELOMPOK 7
KELOMPOK 7
1. Adinda Tiara Khansa (21031010057)
2. Johana Putri Natasya Sitorus (21031010069)
3. Aulia Rafi Fitriansyah (21031010080)
4. Adam Rayhansyah (21031010086)
5. Annisa Mutiara Salma Haque (21031010092)
6. Natasya Salsabila Putri Djunaidy (21031010096)
7. Dewi Muthi'ah (21031010099)
INDUSTRI GULA

Industri gula merupakan salah satu industri berbasis pertanian


dengan menjadikan tebu sebagai bahan baku untuk
menghasilkan gula. Proses pengolahan tebu menjadi gula
menghasilkan produk sampingan (by-products) berupa ampas
tebu, tetes tebu, dan blotong yang apabila tidak diolah akan
menimbulkan pencemaran lingkungan.
Pada umumnya pemrosesan gula tebu dalam pabrik gula dibagi
menjadi beberapa tahapan antara lain melalui proses
pemerahan/penggilingan (milling), pemurnian (refining),
penguapan (evaporation), kristalisasi, pemisahan dan
penyelesaian (sugar handling).
PABRIK GULA
DJOMBANG BARU
Pabrik gula Djombang Baru didirikan pada tahun 1895 yang dimiliki oleh
modal Belanda atas nama DIREKSI ANEMAET dan Co. Setelah itu tahun
1957 diambil alih oleh pemerintahan Indonesia dan diurus oleh PPN
(Perusahaan Perkebunan Negara), pusatnya di Jawa Timur dan unit gula
di tiap Karesidenan. Pabrik gula Djombang Baru termasuk dalam
Karesidenan Surabaya, pada tahun 1963 terjadi reorganisasi I
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 dan 2 tahun 1963 yang
menyatakan ”Unit gula di Karesidenan dirubah menjadi kantor Inspeksi”.
Pabrik Gula Djombang Baru memiliki kapasitas giling 3000 ton tebu per
hari. Produk utama dari pabrik gula ini adalah gula SHS sedangkan hasil
sampingnya berupa tetes, blotong dan abu. Proses pemurniannya
menggunakan susu kapur dan belerang untuk memurnikan nira mentah
menjadi nira jernih. Faktor yang menentukan kualitas gula produk adalah
bahan baku dan bahan pembantu proses, juga operasional alat pabrik.
Proses produksi gula di pabrik gula Djombang Baru dibagi dalam
beberapa tahapan proses yaitu : penggilingan, pemurnian, penguapan,
kristalisasi, putaran, pengeringan, pengemasan dan penyimpanan.
UKURAN
PARTIKEL

Gula tebu ini termasuk golongan gula sukrosa dengan


kandungan sukrosa pada batang tebu sekitar 10-12% dan
menghasilkan ampas tebu sekitar 35-40%. Tebu dengan
tinggi batangnya dapat mencapai lebih kurang 3-5 m
akan diantar ke pabrik menggunakan alat transportasi
yaitu truk. Tebu yang sudah sampai akan ditimbang
untuk mengetahui berat tebu yang diangkut. DCS
menggunakan alat teledisplay untuk membaca berat
tebu yang ditimbang sehingga langsung terbaca oleh
monitor Sehingga berat bersih tebu langsung diketahui.
PROSES
Proses kristalisasi bertujuan untuk mengubah
sacharosa dari bentuk larutan menjadi kristal
sebanyak mungkin dengan meminimalisir
kehilangan gula dalam bentuk tetes. Selain itu,
tujuan kristalisasi dalam gula adalah merubah
gula yang ada dalam larutan nira kental kedalam
bentuk yang mempunyai ukuran diameter,
keteraturan atau kerataan ukuran dan
kemurnian seperti yang diinginkan. Kristal gula
yang didapat selanjutnya dikeringkan dan
disaring agar ukurannya sesuai dengan
permintaan serta seragam. Ukuran kristalnya
merata tidak boleh lebih dari 1,1 mm (sesuai
pasar)
Tahapan Pembuatan
Gula
Timbang tebu dan
Stasiun Gilingan
emplasemen pabrik

Stasiun Pemurnian
Stasiun Penguapan Stasiun Masakan
Nira

Stasiun Pendingin Stasiun Puteran


ALAT YANG DIGUNAKAN
Pisau Tebu (Cane Leveller)
01
Alat ini berfungsi untuk memotong tebu
menjadi bagian-bagian yang lebih pendek
dan dipasang searah dengan gerakan
batang tebu.
Cara Kerja
Tebu yang berada di meja tebu selanjutnya
dibawa oleh krepyak tebu/cane carrier
menuju pisau tebu. Oleh pisau tebu
dipotong-potong dan dicacah menjadi
bagian kecil-kecil, sehingga sel-sel tebu
terbuka dan pemerahan nira lebih mudah.
Pisau dipasang pada ujung atas tangkai
pisau, tangkai pisau dikaitkan pada piringan
yang terdapat pada disc dengan
menggunakan tiga baut. Arah ujung pisau
sama dengan arah putaran piringan.
Unigator
Alat ini berfungsi sebagai perusak struktur tebu,
membuka sel-sel batang tebu sehingga nira yang
terdapat dalam batang tebu dapat diambil dengan
sempurna. Bekerja dengan cara memotong, memukul
dan menghaluskan batang tebu.
Pemukul/hammer pada unigrator terbagi menjadi
empat deret selang-seling dan saling tegak lurus,
sehingga bersamaan unigrator bekerja dengan
putaran tinggi hammer memecah tebu. Rumah
unigrator dibuat sedemikian rupa sehingga tebu dapat
dipukul oleh hammer secara optimal. Anvil untuk
pengaturan jarak terdapat pada bagian bawah rumah
unigrator. Tebu yang keluar dari unigrator dalam
keadaan hancur sehingga luas permukaan sel-sel yang
terbuka menjadi besar. Keberhasilan kerja alat ini
ditentukan dengan hasil analisa PI yang besarnya
sekitar ± 86 %.
Gilingan
Gilingan berfungsi sebagai alat untuk memerah nira dalam
tebu/ampas sebanyak-banyaknya sehingga diharapkan pol
ampas sekecil-kecilnya. PG Djombang Baru menggunakan 5
unit gilingan yang tiap unit terdiri dari rol atas, rol depan, rol
belakang dan rol pengumpan/feeding rol.
Cacahan tebu yang masuk ke celah antara roll gilingan atas dan
depan, akan mendapatkan tekanan dari roll gilingan atas dan
roll gilingan depan tadi, mengakibatkan nira yang ada dalam
sel-sel tebu keluar, selanjutnya ampas hasil pemerahan
pertama melalui plat ampas masuk ke celah antara roll
gilingan atas dan belakang yang mempunyai celah lebih sempit
dibandingkan dengan celah antara roll gilingan atas dan depan,
sehingga ampas yang volumenya lebih kecil tetap
mendapatkan tekanan yang besar, maka nira yang masih
tertinggal dalam sel tebu dapat keluar.
Nira perahan pertama mengalir melalui alur-alur roll gilingan
dan diatur sedemikian rupa, baik arah aliran nira, penyetelan
roll-roll gilingan maupun kedudukan plat ampas, agar nira yang
telah terperah tidak terserap kembali oleh ampas, Rpm
gilingan pertama ± 76.
FAKTOR ALAT
PENGECILAN GULA
Cane Leveller Unigator Penggilingan

a.Arah pemasangan alat a. Kecepatan putaran hammer tip a.Spesifikasi Gilingan


b.Arah ujung pisau b. Pengaturan jarak anvil b.Persiapan tebu sebelum masuk
c.Ketajaman mata pisau gilingan,
c.Kualitas tebu
d.Kerusakan peralatan salah satu roll
penggilingan
LANE Kelebihan :
1.ukuran pengecilan hingga 100

LEVELLER mesh
2.konsumsi energinya lebih sedikit
bahan yang dihancurkan langsung
dapat diambil sehingga prosesnya
lebih cepat
Kekurangan :
1. Tingkat keausan yang sangat cepat
2. Mesin yang berkapasitas kecil
harganya dipasaran tergolong lebih
mahal
3. Jika kerusakan pada mesin terjadi
maka waktu produksi akan mundur dan
biaya akan semakin besar
Kelebihan :
1.konstruksinya sederhana
2.Mempermudah proses ekstraksi yang optimal
UNIGATOR dengan cara ditumbuk sehingga mudah diperas
dalam proses penggilingan
3.tidak mudah rusak dengan adanya benda asing
dalam bahan dan beroperasi tanpa bahan
4.biaya operasi dan pemeliharaan lebih murah
Kekurangan :
1.tidak dapat menghasilkan gilingan yang
seragam
2.biaya pemasangan mula-mula lebih
tinggi dari pada menggunakan
3. untuk gilingan permulaan atau gilingan
kasar dibutuhkan tenaga yang relatif
besar sampai batas-batas tertentu.
Kelebihan :
1. Kinerja mesin optimal dan praktis.

GILINGAN 2. Kelebihan roll yang terbuat dari besi yaitu


tekanan untuk memeras tebu lebih kuat
3. Karena menggunakan 4 roll terdapat sela
untuk hasil perasan tebu dan menambah
daya pemerahan agar mendapat nira yang
banyak

Kelemahan :
1. jarak antar roll pemeras tebu tetap
tidak dapat berubah
2. Harga alat termasuk tidak ekonomis
mahal
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai