Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

             1.1. Latar belakang

Tebu merupakan salah satu hasil pertanian yang penting. dimana telah diketahui selama ini
bahwa tebu merupakan bahan pokok untuk pembuatan gula. Di Indonesia, kebutuhan
masyarakat akan gula selalu meningkat dari waktu ke waktu merupakan sesuatu hal yang
wajar, sebab selain seirama dengan kemajuan teknik dalam pembuatan makanan-makanan
yang memerlukan gula, juga akibat dari pesatnya laju pertamabahan penduduk di Indonesia
bahkan dunia. selain dijadikan gula tebu juga dapat diambil sari airnya yang tentunya sedap
dan manis rasanya. Proses pengambilan sari air tebu ini dapat dilakukan dengan cara
menggiling tebu hingga terperas dan hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan Alat
Penggiling Tebu sederhana sederhana. Alat Penggiling tebu sederhana ini merupakan salah
satu solusi alternatif terbaik untuk mendapatkan sari air tebu secara efektif dan efisien,
sehinggaair tebu dapat dikonsumsi dengan cepat dan mudah atau bahkan dikomersialkan
dengan nilai jual yang cukup menguntungkan.

1.2. Rumusan masalah

Sekarang ini kebutuhan masarakat akan gula sangat meningkat maka dari pada itu
“bagaimana caranya untuk membuat alat penggiling tebu  sesederhana mungkin dengan hasil
yang memuaskan”?. Bisa disebut juga membuat mesin se efisien mungkin, dengan biaya
pembuatan ekonomis dan dengan hasil perasan yang se maximalmungkin.

1.3. Kegunaan penelitian

Fungsi dari penelitian sebuah alat ini pada dasarnya adalah meningkatkan produksi gula.
Tetapi pada kali ini kami hanya ingin meneliti bagaimana membuat alat penggiling tebu
sesederhan mungkin dengan hasil maksimal dengan biaya pembuatan yang ekonomis.
Walaupun dalam skala yang kecil mesin ini bias dikembangkan untuk produksi jika volume
mesin di perbesar yang barang tentu biaya pembuatannya akan lebih besar.Disini kami akan
mengembangkan mesin untuk keperluan industry menengah kebawah agar para penjual sari
tebu kecil- kecilan akan mendapat untung lebih banyak karena mesin ini sangat efisien.

1.4. Asumsi Penelitian

Menurut kami dengan di adakanya penelitian tentang mesin penggiling tebu sederhana ini
akan member solusi kepada masarakat dan juga pabrik- pabrik pada umunya. Karena mesin
ini sangat sederhana dan sangat efisien. Tetapi mesin ini lebih di tujukan untuk pengusaha
menengah kebawah atau usaha rumahan. Menurut kami bahan yang tepat digunakan untuk
membuat mesin tersebut adalah Rol Stainlees Steel yang tidak bias berkarat dan
menggunakan motor dengan kekuatan 4,5 hp. Dan juga menggunakan kerangka dari baja agar
kuat dengan kapasitas mesin 100 – 150 kg/jam. Sehingga mesin  tersebut akan efisien

1.5 Devinisi oprasional

Dengan mesin pemeras / penggiling tebu ini, Anda bisa memeras batang tebu dengan cara
mudah. Cukup masukkan 1 kali saja batang tebu ke mesin ini, maka Anda akan mendapatkan
sari tebu. Dengan kapasitas besar mesin ini cocok untuk usaha penggilingan tebu skala UKM.
pemerahan tebu pada pengrajin gula tebu tradisional adalah rendahnya efisiensi pemerahan
nira, hal ini karena pada pemerahan nira tebu hanya dilakukan satu kali giling tanpa
perlakuan awal dan dilakukan dengan system kering atau tanpa tambahan air imbibisi,
rendahnya efisiensi pemerahan berakibat langsung pada rendahnya rendemen gula yang
dihasilkan dan merupakan penyebab utama dari kerugian pengrajin gula. Perbaikan efisiensi:
pemerahan nira tentu harus diupayakan untuk meningkatkan rendemen, yang berarti akan
meningkatkan daya saing, mencontoh pabrik gula besar memang salah satu alternative tentu
dengan beberapa penyedehanaan.

BAB II

METODE PENELITIAN

          2.1. Rancangan Penelitian

Dalam awal perencanaan penelitian ini dengan rumusan masalah “bagaimana caranya untuk
membuat alat penggiling tebu  sesederhana mungkin dengan hasil yang memuaskan”?.
Langkah pertama yang kami lakukan adalah Perbaikan efisiensi  pemerahan nira. Hal tersebut
diupayakan untuk meningkatkan rendemen, yang berarti akan meningkatkan daya saing,
mencontoh pabrik gula besar memang salah satu alternative tentu dengan beberapa
penyederhanaan, terapan pemerahan tebu pada pabrik gula mini di Kediri maupun di
Rembang sudah sejalan dengan teknologi pemerahan pada industry pabrik gula besar, yaitu
dengan melakukan penggilingan pada seri gilingan yang terdiri dari satu unit crusher sebagai
pemecah sel tebu diikuti dengan dua gilingan (PGM Rembang) dan tiga gilingan (PGM
Kediri) dengan tambahan air imbibisi (compound imbibisi).

Pada pabrik gula besar dengan standart peralatan yang dilengkapi dengan timbangan nira
memang sangat mudah untuk memonitor volume air imbibisi yang ditambahkan, apabila
pabrik gula mini mengikuti scale down dari pabrik gula tersebut akan berakibat naiknya biaya
investasi maupun exploitasi (pabrik gula mini di design tanpa timbangan nira mentah) dan
akan kehilangan filosophi kesederhanaannya, untuk hal itulah dibuatkan procedure/ tata
laksana pemerahan tebu pada pabrik gula mini sbb:

1. Lakukan pencatatan brix tebu yang akan digiling pagi, siang dan sore hari.
2. Lakukan uji giling tiap hari 100 kg tebu dan di timbang berat ampas yang keluar, serta
dilakukan pencatatan pH serta brix nira absolute (hasil pertahan crusher dan gilingan
no 1 ) dan brix nira dari Gilingan no 2 serta brix nira dari gilingan akhir (gilingan no
3).

Pemerahan layak diteruskan apabila:

1. Brix tebu sesuai dengan criteria layak olah dengan indikasi brix diatas 18, monitoring
lebih sempurna apabila juga dilakukan kandungan gula terkandung dari nira tersebut.
2. Berat ampas yang keluar dalam kisaran 28 sd 32 % dari berat tebu, berat ampas selain
dipengaruhi setelan bukaan gilingan juga sangat dipengaruhi dari varitas tebu yang
digiling, apabila terjadi penyimpangan perlu dilihat apa perlu dilakukan penyetelan
ulang bukaan dari roll roll gilingan.
3. Brix gilingan akhir dengan tambahan imbibisi air panas dalam kisaran 2 sd 3
sedangkan brix gilingan dua dengan imbibisi nira gilingan akhir harus dalam kisaran 8
sd 10, apabila hal ini belum tercapai dilakukan penyetelan besaran tambahan air
imbibisi pada gilingan tiga, dengan monitor brix gilingan akhir pada kisaran 2sd3
maka diyakini bahwa kehilangan gula di ampas tebu sudah setara dengan kehilangan
pada pabrik gula besar

2.2. Populasi dan sempel

Adapun beberapa mesin penggiling tebu yang banyak di gunakan sekarang ini. Hanya saja
dibedakan dengan kapasitas mesin dan kapasitas penggilingannya dan juga kecepatan
penggilingan mesin tersebut. Dan pada kali ini yang kami teliti adalah mesin penggiling tebu
sederhana yang digunakan para penjual minuman sari tebu di pinggir jalan yang terletak pada
pintu gerbang perumahan Pondok Alam Sigura – gura

.                                   gambar 2.1 kedai penjual minuman sari tebu

2.3. instrument penelitian

Penelitian ini menggunakan cara melihat data dari internet dan juga dari buku buku terkait
sehingga memperoleh data yang lengkap dan akurat, selain itu juga melakukan penelitian di
lapangan. Kali ini saya melakukan penelitan pada mesin penggiling tebu pada penjual
minuman sari tebu di jalanan yang juga menggunakan mesin penggiling tebu sederhana.
Tetapi menurut kami pada mesin tebu itu belum efisien karena mesinya menggunakan mesin
disel dengan kapasitas besar tapi kapsitasnya kecil sehingga tidak efisien. Hasil penelitian ini
tercapai apabila kami sudah mengetahui begaimana mesin itu bekerja, berapa kapasitasnya,
dan kelemahanya. Sehingga penelitian ini berfungsi untuk meningkatkan prosuksi mesin
penggiling tebu tersebut atau terlebih – lebih bisa digunakan untuk sekala yang lebilh besar.

2.4. Pengumpulan Data

Kami memperoleh data dengan cara mencari di internet dan juga dari obserfasi pada penjual
minuman sari tebu yang terletak pada depan pintu gerbang perumahan Pondok Alam Sigura –
gura. Cara obserfasi yang kami lakukan adalah dengan cara wawancara langsung pada
penjual minuman sari tersubut, tentang keluhan penjual tersebut selama memakai mesin
penggiling tersebut. Setelah itu kami di ajari bagaimana cara menggunakan mesin tersebut
yaitu : bagaimana menyalakan mesin tersebut dan bagaimana memasukkan batang tebu yang
akan di giling. Setelah melakukan ke dua praktek tersebut kami merasa ada kelemahan pada
mesin tersebut dan juga bagaimana kelebihan mesin tersebut.

2.5. Analisis Data

Setelah melakukan penelitian kami memperoleh data – data tentang mesin penggiling tebu
sederhana yang digunakan. Pada penggiling ini ditemukan kelemahan, yaitu : untuk
memperoleh sari tebu yang maksimal si penjual harus menggiling satu batang tebu sebanyak
3 – 4 x penggilingan dan juga harus memotong satu batang tebu menjadi 3 bagian agar
mudah memasukanya secra ber kali- kali.

Gambar 2.2 penjual sedang memasukan batang tebu ke dalam mesin


Satu lagi kelemahanya adalah menggunakan mesin disel dengan kapasitas terlalu besar
sehingga dapat mengurngi keuntungan penjual minuman sari tebu tersebut yaitu disel dengan
kekuatan 5 pk.

Gambar 2.3. mesin penggiling tebu

Dari hasil penelitian kami disimpulkan bahwa mesin tersebut kurang efisien, dan untuk itu
kami berkeninginan merencanakan mesin penggiling tebu sederhana tetapi penggunakan 3
kali proses penggilingan, dengan spesifikasi mesin sebagai berikut :

1)Dimesi Mesin: ( P x L x T) 1000 x 400 x 800 mm

2)Penggerak/Power: Motor bensin 4,5 Hp

3)Bahan Utama: Rol Stainlees Steel

4)Bahan Rangka: Besi Profil dan Plat Baja

5)Kapasitas: 100 – 150 kg/jam

6)Kelengkapan: Diameter Rool 200 mm

Mesin ini direncanakan dilengkapi dengan 3 fase penggilingan atau juga bias disebut
menggunakan 3 rol penggiling yang berfungsi untuk me maksimalkan jumlah sari tebu yang
di produksi.

DAFTAR RUJUKAN

 Hasil obserfasi pada mesin penjual minuman sari tebu. 2011. Depan gapura perumahan
pondok

Alam sigura – gura.

Situs http://lennonisti.blogspot.com/2010/02/mesin-giling-tebu-mesin-pemeras-tebu.html.
2011

https://madaimaafshohi.wordpress.com/2011/05/03/proposal-tugas-ahir/

Anda mungkin juga menyukai