DINAMIKA ROTASI
Pada benda tegar, jarak antara massa-massa partikel dengan pusat massa selalu
tetap.
F4
m4
m3
F3
m1
F1 F2 m 2
Gambar 6.1 sistem partikel banyak yang membentuk benda tegar,
masing-masing dipengarugi oleh gaya sembarang
Bila sistem benda tegar dipengaruhi oleh gaya-gaya yang bekerja pada partikel-partikel,
maka akan terjadi dua kemungkinan :
a. bila F 0 , maka titik pusat massa akan diam atau bergerak lurus beraturan,
namun benda tegar dapat melakukan gerakan rotasi terahadap pusat massa.
b. Bila F 0 , maka titik pusat massa akan bergerak dengan percepatan dan
68
d
dt
Gambar 6.2 (a). Arah vektor tegak lurus bidang
(b). Arah vektor sejajar dengan sumbu putar
dari definisi kecepatan sudut, arah kecepatan sudut serah dengan , atau serah dengan
sumbu putar.
d
lim
t 0 t dt
percepatan ;
d
lim
t 0 t dt
vektor tergantung pada perubahan arah (kalau sumbu putar arahnya berubah) dan
bergantung pada perubhan besar .
Dalam gerak melingkar yang jari-jarinya r dan kecepatan sudutnya . Besanya
kecepatan benda adalah v = r, sedang arahnya merupakan arah garis singgung di titik
dimana benda berada.
69
6.2 MOMENTUM SUDUT DAN MOMEN GAYA
jika benda tegar berputar terhadap
v1 m sumbu melalui 0 (pusat massa) yang
1 tegak lurus pada bidang gambar
,
r1 dengan kecepatan sudut maka
kecepatan partikel ke i adalah
0
v i ri
r2 r3
m2 dalam bentuk vektor :
v
m3 3
vi ri
v2
momentum linier oleh tiap partikel
p i mi v i
d d
Li jadi : ri Fi Li
dt dt
Untuk benda tunggal :
d
rF L
dt
besaran r F disebut vektor momen gaya atau torsi ;
dL
rF
dt
besar momen gaya : rF sin
adalah sudut yang dibuat oleh r dengan F, sedangkan arah tegak lurus bidang melalui
r dan F.
70
Dari persamaan Li ri pi mri vi dan vi ri maka persamaan tersebut
dapat dituliskan :
Li mi ri i ri
dari hubungan : r i ri i ri ri ri ri
jika pusat dari ri terletak pada bidang gerak lingkar, maka ri , sehingga dapat
ditunjukkan :
Li mi ri 2
momentum sudut total yang dipunyai oleh benda tegar, merupakan jumlah dari masing-
masing momentum sudut partikel pembentuknya sehingga :
Li m1 r12 m2 r22 m3 r32
3
Li mi ri 2
i 3
ri
0
71
vi ri
gambar 6.5 benda tegar dengan distribusi
kontinu yang
berputar terhadap titik 0
Apabila elemen massa mi diambil sangat keci ( mi 0 ), maka bentuk
jumlahan dapat diganti dengan bentuk integral, jadi :
I r
2
dm
L l
L l 2 l 2 L3 3L2 l 3Ll 2
1 L l 1 1
I
l
x 2 dx x 3
3 l
3 3
I
1
3
m L2 3Ll 3l 2
Jika benda diputar ditengah-tengah batang l 12 L akan didapat momen inersia :
1
I mL2
12
Contoh :
putaran 30 ĵ rad
dt . Hitunglah I dan L nya.
72
Penyelesaian :
Dengan menggunakan persamaan :
I
1
3
m L2 3Ll 3l 2 l 0
1
I mL2
3
L = 2 m, m = 0,5 kg :
1 1 4
mL2 0,5 2 kgm 2
2
I
3 3 3
Sedang L :
4
L I 30 ˆj 40 ˆj kg .m 2
dt
3
Arah L ke sumbu y positif
2 4
Gambar 6.9 R
4
dr
73
L, dan diputar berimpit dengan sumbu
pusat silinder :
I r
2
dm
Maka,
I r 2rdr L
2
R2
2L r 2 dr
R1
Apabila benda ioni tidak memiliki kerapatan yang homogen, maka untuk
menyelesaikan persamaan di atas harus diketahui dulu bagaimana
ketergantungan terhadap r, misalkan dipandang bahwa tetap, tak
bergantung pada r, maka :
L 4
I
2
R2 R14 m R12 R22
1
2
I 12 mR 2
I mR 2
0
l p Gambar 6.11 menentukan
s r dm
momern inersia dari benda
74
bermassa m yang diputar melalui
S yang sejajar sumbu putar
melalui pusat massa 0.
l 2 p 2 2 pxlx 2 p y l y
Dimana p x l x dan p y l y adalah komponen p l pada sumbu x dan y, sehingga
I l dm p 2 dm 2l x p x dm 2l y p y dm
2
l dm l 2 dm l 2 m
2
p
2
Suku kedua dm tidak lain adalah momen inersia yang dihitung terhadap
p dm I 0
2
2l x p x dm 2l y p y dm 0
I ml 2 I 0
75
I MR 2 I 1 MR 2
2
DIPUTAR PADA GARIS SINGGUNG
I 3 MR 2
2
SILINDER
Berongga Diputar pada Sumbu Pejal Diputar Ditengah-tengah
Diameter
2
I 1 M R12 R22 I 1 MR 2 1 ML2
4 12
I 1 MR 2
2
76
Bola Pejal Diputar Diameternya Kulit Bola Diputar Pada
Diameternya
2R
2R
I 2 MR 2 I 2 MR 2
5 3
b
a
I 1 mR 2
2
I 1 m a2 b2
12
Batang diputar pada sumbu di sembarang tempat berjarak l dari salah satu
ujungnya:
l
L
I 1 m L2 3lL 3l 2
3
dengan jari-jari R dan massanya M. Titik-
R v0 77
P
titik P, 0 dan Q nasing-masing adalah titik
dasar, yaitu titik singgung antara tanah
dengan silinder, pusat massa dan puncak
silinder.
vT R jadi v 0 R
Energi kinetik yang dipunyai silinder yang menggelinding adalah :
E k 12 mv02 12 I 2
Suatu silinder pejal yang massanya M dan jari-jari R diletakkan pada bidang miring
dengan kemiringan . Apabila silinder menggelinding akan dihitung kecepatan silinder
setelah sampai di ujung bawah.
S
I
h II
Gambar 6.17
Pada kedudukan I, energi yang dipunyai adalah energi potensial E p . Karena silinder
mula-mula diam :
E p Mg h R
Mgh 1
2 Mv 2 1
2 1
2 v
MR 2 3
4
Mv 2
R
Jadi : v 4
3 gh
Kecepatan benda menggelinding lebih kecil dari mpada bila benda meluncur tanpa
gesekan yang kecepatannya :
78
v 2 gh
Contoh :
Mesin atwood menahan balok dengan massa 500 gr dan 400
gr. Gesekan antara as dengan roda diabaikan, jari-jari roda 5
cm. Ketika dilepas massa 500 gr turun sejauh 75 cm dalam
waktu 5 dt. Berapa momen inersia katrol.
T1
Penyelesaian ;
T2 T2 m2 g m2 a
m1
m1 g T1 m1 a
m2
T1 T2 m2 m1 g m2 m1 a
T1 T2 m2 m1 a m1 m2 g
T1 T2 R I
Contoh :
Sebuah roda berputar pada as (sumbu) yang tidak mempunyai momen inersia, dengan
putaran
kecepatan sudut 810 menit . Roda kedua mula-mula diam dengan momen inersia 2
kali roda pertama, tiba-tiba digabungkan pada sumbu yang sama dengan roda pertama.
a. berapakah kecepatan sudut dari gabungan 2 roda.
b. Berapakah besarnya tenaga kinetik yang hilang.
79
I T I 2I
I '
2I
Penyelesaian :
a. Hukum kekekalan momentum sudut :
Momentum awal = momentum akhir
E k ' 12 I T '2 32 I 13 12 13 I 2
2
Contoh :
R
T
hR T
m
A Jari-jari katrol R m, massabalok m kg. Hitung :
mg h1
80
S h
2
a. Tegangan tali dan percepatan linier gerak
benda A.
b. Energi kinetik roda dan perubahan energi
system total
c. Kerja /usaha oleh tegangan tali T.
Penyelesaian :
a. dari persamaan I , dan karena T tegak lurus R, maka :
T R I
Dengan menganggap roda putar merupakan piringan tipis atau silinder pejal :
I 12 MR 2
Sehingga ;
T R 12 MR 2
Arah T R sama dengan
, maka dapat ditulis dalam bentuk skalar :
T R TR sin 90 0 TR TR 12 MR 2 T 12 MR 0
Gerakan benda A;
mg T ma
E k 12 I 22 12
81
Mengingat : I 12 MR , maka :
2
E k 12 MR 2 22 12
Untuk menghitung perubahan energi total sistem, mula-mula roda diam,
E 2 12 I 22 12 mv A2 mgh 2 mghR
Perubahan energi total sistem adalah :
E 12 I 22 12 mv A2 mg h2 h1
Dari hukum kekekalan energi E 0 ,
mg h2 h1 12 I 22 12 mv A2
c. kerja oleh tegangan tali adalah sama dengan kerja momen gaya memutar
roda, jadi ;
W 12 I 22 12 I12
W 12 MR 2 22 12
82
83