Anda di halaman 1dari 2

Sejarah Perkembangan Kriminologi

 Zaman Kuno

Sekalipun pada zaman ini sudah banyak pengetahuan yang berkembang, tetapi
kaitannya dengan kriminologi belum mendapat perhatian secara sistematis dari kalangan
intelektual pada waktu itu. Tetapi terdapat sebuah catatan lepas untuk mengidentifikasi
kriminologi pada masa itu. Pasalnya catatan itu membahas tentang kejahatan. Yaitu Les
Causes Economiques De La Criminalite yang ditulis oleh Van Kan tahun 1903. Catatan ini
menjelaskan hasil penelitian ahli tentang sebab-sebab kejahatan. Buku ini membahas dengan
orientasi sosiologi kriminal. Penglihatan secara kacamata antropologis kriminal belum
memuaskan walaupun telah dicoba G. Antonini dalam karyanya I Preccursori di Lombroso
tahun 1909. Walaupun sebelumnya Plato (sebagai pengarang asal Yunani) telah menyebutkan
bahwa sumber dari kejahatan adalah emas, manusia, yang ditulis dalam bukunya Republiek

Selain itu, untuk melacak keberadaan kriminologi di zaman Yunani adalah dapat dilihat dari
pernyataan-pernyataan Aristoteles (384-322 s.M.) seperti “Kemiskinan menimbulkan
kejahatan dan pemberontakan” Kejahatan yang besar tidak diperbuat untuk memperoleh apa
yang diperlukan dalam hidup, tapi untuk kemewahan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kedua pemikir asal Yunani di atas adalah pemikir
yang turut mempengaruhi terhadap lapangan hukum Pidana. Sehingga hal ini memicu adanya
hukuman bagi para pelaku kriminal. Seperti yang dikatakan Plato “Hukuman dijatuhkan
bukan karena telah berbuat jahat, tapi agar jangan berbuat kejahatan”

 Abad Pertengahan

Adalah Van Kan yang memberi saham dalam merintis pertumbuhan kriminologi dengan
orientaasi sosiologi kriminel dengan mengemukakan pendapat ahli zaman ini. Tidak banyak
pengarang memberi perhatian pada zaman ini, baik dari golongan patrisik maupun dari
golongan scholastik. Thomas Van Aquino (1226-1274) mengemukakan pendapat bahwa
kemiskinan dapat menimbulkan kejahatan, sedang orang kaya yang hidup bermewah-mewah
akan menjadi pencuri bila jatuh miskin. Dan kemiskinan biasanya memberi dorongan
mencuri. Yang menarik perhatian dari pengarang ini adalah Summa Theologica dimana
membenarkan boleh mencuri bila keadaan memaksa

.
 Permulaan Sejarah Baru (Abad ke 16)

Masa ini dapat dianggap masa lahirnya kriminologi dalam arti sempit, karena pada
masa ini Thomas More membahas hubungan kejahatan dengan masyarakat. Ahli hukum ini
mengarang sebuah roman sosialistis bersifat utopis (1516). Dia mengkeritik pemerintahan
Inggris yang menghukum penjahat terlalu keras serta mengatakan kejahatan hanya berkurang
bila ada perbaikan hidup, bukan karena hukuman yang keras. Mengecam susunan hukum
pidana dimana berlaku hukuman mati untuk pencurian. Tetapi setuju bahwa penjahat harus
menebus dosanya.

 Abad Ke 18 Hingga Revolusi Perancis

Pada abad ini mulai terdapat penentangan terhadap hukum pidana. Hukum pidana
sebelumnya ditujukan untuk menakuti dengan penjatuhan hukuman penganiayaan. Pribadi
penjahat tidak mendapat perhatian sehingga acara pidana bersifat inquisitor. Pembuktian
tergantung dari kemauan si pemeriksa dan pengakuan si tersangka. Keadaan ini mengundang
reaksi. Reaksi terhadap ancientregime mempengaruhi hukum dan acara pidana. Keadaan ini
disokong dengan timbulnya aufklarung. Mulailah hak azasi manusia diberlakukan pula untuk
si penjahat dan rasa adil

 Perkembangan Kriminologi Hingga Masa Sekarang

Pada akhirnya kriminologi konvensional dianggap ilmu pengetahuan tersendiri di Eropa dan
Amerika Serikat. Para pelopornya adalah Lombroso, Ferri, Von Liszt. Kriminologi ditujukan
untuk memahami penjahat secara rasionil dan obyektif. Berdasarkan penelitiannya Lambroso
memperkenalkan teori bahwa penjahat dapat dikenal dari bentuk badan yang dibawa sejak
lahir. Teori ini tidak mengandung kebenaran, sehingga menimbulkan reaksi. Ferri
memperbaiki teori ini dengan mengkompromikan teori Lacas Sagne. Von Liszt sependapat
dengan Ferri, dan menyarankan agar pendapat baru kriminologi ini diperhatikan dalam
hukum pidana. Dan hal ini merupakan aliran baru dalam hukum pidana mulai saat itu
kriminologi menjadi pengetahuan bantuan hukum pidana. Karena aliran baru hukum pidana
menganut aliran baru kriminologi, lalu berpendapat bakat serta lingkungan tindak perlu
diperhatikan dalam menjatuhkan hukuman. Ini berarti meminta petugas pelaksana hukum
pidana mempertimbangkan lingkungan dan bakat petindak sebelum menjatuhkan hukuman.

Anda mungkin juga menyukai