Anda di halaman 1dari 2

Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid 19

Oleh Rasmi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Setahun sudah pandemi Covid-19 yang pertama kali muncul di Cina, mewabah di
seluruh dunia. Setelah penyebarannya masuk ke wilayah Indonesia, pemerintah
mengeluarkan berbagai kebijakan dan inisiatif untuk menghadapi kendala pembelajaran di
masa pandemi Covid -19 pada 2020 lalu, termasuk pembelajaran yang harus dilakukan
melalui daring (dalam jaringan). Tentu saja, hal tersebut mendapat pro dan kontra dari
masyarakat. Banyak orang yang menyambut baik kebijakan tersebut, karena dengan belajar
secara daring atau di rumah saja akan terhindar dari penyebaran Covid-19. Namun bagi
sebagian orang, belajar secara daring tentu memiliki berbagai macam kesulitan, apalagi hal
seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya.

Pembelajaran yang dilakukan secara luring (luar jaringan) dan pembelajaran yang
dilakukan secara daring (dalam jaringan) tentunya memiliki perbedaan yang cukup
signifikan. Semuanya tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun
demikian, pembelajaran tatap muka tetap lebih unggul jika dibandingkan dengan
pembelajaran secara daring yang semuanya serba terbatas. Dalam hal ini, tenaga pengajar
(guru dan dosen) harus mempersiapkan banyak hal untuk mengalihkan pembelajaran melalui
daring. Tidak hanya itu, siswa dan mahasiswa juga harus mempersiapkan diri untuk melalui
pembelajaran daring dalam waktu yang tidak dapat ditentukan.

Pembelajaran tatap muka tentunya memberikan kualitas yang jauh lebih baik. Guru
dapat menilai dan mengamati anak didiknya secara langsung tanpa batasan apapun. Dengan
begitu, tujuan-tujuan pembelajaran berdasarkan kurikulum dapat tercapai dan terpenuhi
sebagaimana mestinya. Berbeda dengan pembelajaran secara daring, guru dan siswa hanya
bisa melakukan pembelajaran tatap maya melalui aplikasi-aplikasi penunjang pembelajaran
daring. Guru tentu saja memiliki keterbatasan untuk menilai dan mengamati anak didiknya
satu persatu.

Berdasarkan asupan materi yang diterima oleh siswa dalam pembelajaran luring dan
daring tentunya berbeda. Dalam pembelajaran tatap muka, peserta didik dapat menyerap
materi pembelajaran dengan baik. Guru dapat dengan leluasa menyampaikan materi
pembelajaran. Namun, lain halnya dengan pembelajaran secara daring. Peserta didik sulit
menyerap materi yang diajarkan oleh guru, bisa dikarenakan gangguan jaringan atau
keterbatasan waktu dan kendala lainnya. Guru memiliki kesulitan dalam menyampaikan
materi. Bahkan, kebanyakan guru hanya memberikan tugas kepada anak didiknya selama
pembelajaran daring yang tentunya sangat tidak efisien.

Tercapainya tujuan pembelajaran adalah target yang harus dicapai oleh guru maupun
dosen. Oleh karenanya, dalam situasi pandemi Covid-19 yang mengharuskan pembelajaran
dilakukan di rumah saja, tenaga pengajar harus memikirkan cara atau solusi yang tepat agar
materi dapat diserap dengan baik oleh peserta didik. Tenaga pengajar harus mengantisipasi
segala kendala yang bisa saja terjadi dalam proses pemberian materi secara daring, seperti
gangguan jaringan yang dialami oleh peserta didik. Guru merupakan penopang dalam
pendidikan, segala kendala yang dialami peserta didik dalam pembelajaran menjadi tanggung
jawab guru. Demi kepentingan pendidikan, semoga pandemi Covd-19 segera berlalu agar
pembelajaran tatap muka dapat dilaksanakan guna menyokong pendidikan ke arah yang lebih
baik.

Bone, 20 Maret 2021

Anda mungkin juga menyukai