26
27
3.4.1.1 Pengadaan
Pengadaan produk meliputi kegiatan pemesanan, penerimaan dan
penyimpanan.
a. Pemesanan
Pengadaan dilakukan untuk menjaga dan menjamin stok barang di gudang
masih mencukupi dalam proses pemenuhan pelayanan kesehatan kepada
konsumen. Supervisor stock bertanggung jawab mengontrol stok ketersediaan
barang, kemudian dengan bantuan system oracle supervisor stock membuat
permintaan barang dengan dokumen berupa ASR (Additional Stock Request) ke
pusat berupa AST tersebut. Apoteker Penanggung Jawab beserta kepala cabang
menandatangani surat pesanan barang. Dengan prosedur sebagai berikut :
1) Produk regular:
a) Ka-Gudang menugaskan checker gudang untuk melakukan
pemeriksaan terhadap dokumen pengiriman.
b) Bila terdapat ketidaksesuaian baik dokumen, maka checker akan
melaporkan ke Ka-Gudang dan membuat berita acara penolakan.
c) Bila didalam pemeriksaan tersebut dokumen lengkap dan sesuai
tujuan cabang, maka dilakukan pembongkaran produk oleh petugas
pengirim barang.
d) Checker bersama Apoteker Penangung Jawab melakukan
pengecekkan produk, meliputi:
Jumlah produk, sesuai atau tidak denganNota Alokasi
Segel kemasan
Nama produk
Jumlah produk
Nomor batch
Nomor izin edar
Expired date
Kondisi fisik
e) Bila tidak sesuai antara Nota Alokasi dengan kondisi produk maka:
Checker gudang melaporkan ke Ka-Gudang dan membuat berita
acara penolakan.
Apoteker Penanggung Jawab atau supervisor stock membuat
konfirmasi informasi awal ke PBF pusat, ketika ditemukan
produk yang tidak sesuai dengan yang disyaratkan.
f) Untuk produk yang sesuai dengan yang disyaratkan, checker gudang
meletakkan produk di ruang penerimaan barang sementara.
g) Nota Alokasi produk yang diterima di-acc oleh Ka-Gudang dan
Apoteker Penanggung Jawab.
h) Apoteker Penanggung Jawab dan supervisor stock melakukan
pengalokasian produk yang baru masuk secara sistem.
i) Supervisor stok melakukan pemindahan produk dari ruangan
penerimaan produk ke lokasi yang telah di tentukan baik itu di ruang
master box atau ruang produk eceran.
2) Produk Psikotropika
a) Ka-Gud menugaskan checker gudang untuk melakukan pemeriksaan
terhadap dokumen pengiriman, meliputi alamat tujuan cabang.
b) Bila terdapat ketidaksesuaian baik dokumen maka,
checkermelaporkan ke Ka-Gudang dan membuat berita acara
penolakan.
c) Bila didalam pemeriksaan tersebut dokumen lengkap dan sesuai
tujuan cabang, maka dilakukan pembongkaran produk oleh petugas
pengirim barang.
d) Checker bersama Apoteker Penanggung Jawab gudang melakukan
pengecekkan produk, meliputi :
Jumlah koli, sesuai atau tidak dengan Nota Alokasi
Segel kemasan
Nama produk
Jumlah produk
Expired date
Kondisi fisik
e) Bila tidak sesuai antara Nota Alokasi dengan kondisi produk maka:
Checker gudang melaporkan ke Supervisor Stock dan membuat
berita acara penolakan.
Apoteker Penanggung Jawab atau supervisor stock membuat
konfirmasi informasi awal ke PBF pusat, ketika ditemukan produk
yang tidak sesuai dengan yang disyaratkan.
Untuk produk yang sesuai dengan yang disyaratkan, checker
gudang meletakkan produk psikotropika di ruangankhusus
psikotropika.
Nota Alokasiproduk yang diterima di-acc oleh Ka-Gudang dan
Apoteker Penanggung Jawab.
f) Apoteker Penanggung Jawab dan supervisor stock melakukan input
dokumen produk yang baru masuk secara system.
g) Checker gudang bersama petugas khusus psikotropika memastikan
pintu ruangan khusus psikotropika dalam keadaan terkunci setelah
meletakkan dan mencatat jumlah pemasukan pada kartu stok produk
psikotropika.
c. Penyimpanan
Barang yang masuk dan telah diperiksa, disimpan dan disusun dengan
rapi pada rak-rak penyimpanan:
a. Klinik
b. Apotek
c. Rumah sakit
d. Puskesmas
e. Toko Obat
f. PBF lain
Jenis-jenis sediaan farmasi yang diperdagangkan di PBF antara lain :
a. Obat
b. Obat tradisional
c. Alat Kesehatan
Penyaluran produk dilakukan dengan beberapa metode diantaranya :
3.4.1.4 Penjualan
Penjualan adalah proses pemasaran obat-obatan yang telah ada di gudang
kepada konsumen (Rumah Sakit, Apotek, Toko Obat, Klinik, Instansi
Pemerintahan meliputi : RSUD atau Puskesmas, dan PBF lain) dibuktikan dengan
faktur penjualan. Dalam alur penjualan ini ada beberapa ketentuan yang harus
dipatuhi antara lain:
Penarikan adalah proses penarikan kembali obat yang telah diedarkan yang
tidak memenuhi standar atau persyaratan keamanan, khasiat, mutu, dan
penandaan. Penarikan Obat yang tidak memenuhi standar atau persyaratan dari
peredaran dapat berupa: Penarikan Wajib (mandatory recall) yang dilaksanakan
oleh Pemilik Izin Edar berdasarkan perintah Kepala Badan atau Penarikan
Sukarela (voluntary recall) yang dilaksanakan atas prakarsa Pemilik Izin Edar obat
yang bersangkutan karena diketahui obat tersebut tidak memenuhi standar
dan/atau persyaratan. Penarikan dilaksanakan berdasarkan:
1. Menjamin penyebaran obat secara merata dan teratur agar dapat diperoleh
yang dibutuhkan pada saat diperlukan.
2. Terlaksananya pengamanan lalu lintas obat dan penggunaan obat tepat
sampai kepada pihak yang membutuhkan secara sah untuk melindungi
masyarakat dari kesalahan penggunaan atau penyalahgunaan.
3. Menjamin keabsahan dan mutu obat, agar obat yang sampai ke tangan
konsumen adalah obat yang efektif, aman, dan dapat digunakan sesuai
dengan tujuan penggunaannya.
4. Menjamin penyimpanan obat aman dan sesuai kondisi yang
dipersyaratkan, termasuk selama transportasi.
Aspek-aspek dari CDOB/GDP meliputi:
1) Manajemen Mutu
Fasilitas distribusi harus mempertahankan sistem mutu yang mencakup
tanggung jawab, proses dan langkah manajemen risiko terkait dengan kegiatan
yang dilaksanakan. Fasilitas distribusi harus memastikan bahwa mutu obat
dan/atau bahan obat dan integritas rantai distribusi dipertahankan selama proses
distribusi. Sistem mutu harus merupakan tanggung jawab dari penanggung jawab
fasilitas distribusi.Pencapaian sasaran mutu merupakan tanggung jawab dari
penanggung jawab fasilitas distribusi, membutuhkan kepemimpinan dan
partisipasi aktif serta harus didukung oleh komitmen manajemen puncak.
Personil yang terkait dengan distribusi obat dan/atau bahan obat harus
memakai pakaian yang sesuai untuk kegiatan yang dilakukan.Personil yang
menangani obat dan/atau bahan obat berbahaya, termasuk yang mengandung
bahan yang sangat aktif (misalnya korosif, mudah meledak, mudah menyala
mudah terbakar), beracun, dapat menginfeksi atau sensitisasi, harus dilengkapi
dengan pakaian pelindung sesuai dengan persyaratan kesehatan dan keselamatan
kerja (K3).
4) Operasional
Semua tindakan yang dilakukan oleh fasilitas distribusi harus dapat
memastikan bahwa identitas obat dan/atau bahan obat tidak hilang dan
distribusinya ditangani sesuai dengan spesifikasi yang tercantum pada
kemasan.Sebelum memulai kerjasama dengan pemasok baru, fasilitas distribusi
harus melakukan pengkajian guna memastikan calon pemasok tersebut sesuai,
kompeten dan dapat dipercaya untuk memasok obat dan/atau bahan obat. Dalam
hal ini, pendekatan berbasis risiko harus dilakukan dengan mempertimbangkan :
5) Inspeksi Diri
Inspeksi diri harus dilakukan dalam rangka memantau pelaksanaan dan
kepatuhan terhadap pemenuhan CDOB dan untuk bahan tindak lanjut.Program
inspeksi diri harus dilaksanakan dalam jangka waktu yang ditetapkan dan
mencakup semua aspek CDOB serta kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan, pedoman dan prosedur tertulis. Inspeksi diri harus dilakukan dengan
cara yang independen dan rinci oleh personil yang kompeten dan ditunjuk oleh
perusahaan dan semua pelaksanaan inspeksi diri harus dicatat.
7) Transportasi
Selama proses transportasi harus diterapkan metode transportasi yang
memadai. Obat dan/atau bahan obat harus diangkut dengan kondisi penyimpanan
sesuai dengan informasi pada kemasan.Metode transportasi yang tepat harus
digunakan mencakup transportasi melalui darat, laut, udara atau kombinasi di atas.
Adapun metode transportasi yang dipilih, harus dapat menjamin bahwa obat
dan/atau bahan obat tidak mengalami perubahan kondisi selama transportasi yang
dapat mengurangi mutu.
Pengiriman obat dan/atau bahan obat harus aman dan dilengkapi dengan
dokumentasi yang sesuai untuk mempermudah identifikasi dan verifikasi
kepatuhan terhadap persyaratan yang ditetapkan.Kebijakan dan prosedur tertulis
harus dilaksanakan oleh semua personil yang terlibat dalam transportasi.
Untuk obat dan/atau bahan obat yang memerlukan kondisi khusus selama
transportasi (misalnya suhu dan kelembaban), industri farmasi harus
mencantumkan kondisi khusus tersebut pada penandaan dan dimonitor serta
dicatat. Transportasi dan penyimpanan obat dan/atau bahan obat yang
mengandung zat berbahaya lainnya yang dapat menimbulkan risiko khusus dalam
hal penyalahgunaan, kebakaran atau ledakan (cairan mudah terbakar/menyala,
padatan dan gas bertekanan) harus disimpan dalam area terpisah dan aman, dan
diangkut dalam kontainer dan kendaraan yang aman, dengan desain yang sesuai.
Disamping itu, harus memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan di tingkat nasional dan kesepakatan internasional.
Pelanggan harus mendapatkan data suhu pada saat serah terima obat
dan/atau bahan obat.Jika diperlukan, pelanggan dapat memperoleh dokumen data,
untuk menunjukkan bahwa obat dan/atau bahan obat tetap dalam kondisi suhu
penyimpanan yang dipersyaratkan selama transpotasi.
9) Dokumentasi
Dokumentasi yang baik merupakan bagian penting dari sistem manajemen
mutu. Dokumentasi tertulis harus jelas untuk mencegah kesalahan dari
komunikasi lisan dan untuk memudahkan penelusuran, antara lain sejarah bets,
instruksi, prosedur. Dokumentasi merupakan dokumen tertulis terkait dengan
distribusi (pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pelaporan), prosedur tertulis
dan dokumen lain yang terkait dengan pemastian mutu. Dokumentasi terdiri dari
semua prosedur tertulis, petunjuk, kontrak, catatan dan data, dalam bentuk kertas
maupun elektronik.
Dokumen harus dikaji ulang secara berkala dan dijaga agar selalu up to
date.Jika suatu dokumen direvisi, harus dijalankan suatu sistem untuk
menghindarkan penggunaan dokumen yang sudah tidak berlaku.