Anda di halaman 1dari 13

TUGAS ANALISIS JURNAL PICOT

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah (EBNP)


Dosen Pembimbing Izma Daud, Ns., M.Kep

OLEH :
KELOMPOK 2
ANI MAULIDA MASLI RURIZA (2014201210136)
DINI TITANIA RAHMADANI (2014201210048)
FAREZA SATRIO PERMANA (2014201210103)
MIKA APRIANTI (2014201210097)
NORLIANI (2014201210112)
NOR MAHDIYAH (2014201210051)
SRI ISNA NAZAMIAH (2014201210100)
SITI FITRIANI (2014201210118)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN ALIH JENIS
TAHUN 2020/2021
ANALISIS JURNAL

1. Pendahuluan
a. Definisi stunting
Stunting menurut WHO adalah gangguan tumbuh kembang yang
dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial
yang tidak memadai. Anak-anak didefinisikan terhambat gizinya jika tinggi
badan mereka terhadap usia lebih dari dua deviasi standar di bawah median
standar pertumbuhan anak WHO. Stunting pada awal kehidupan
diperhatikan terutama pada 1.000 hari pertama sampai usia dua tahun.
Gangguan pertumbuhan memiliki dampak fungsional yang merugikan pada
anak. Beberapa dampak stunting tersebut, seperti dilansir situs WHO,
termasuk kognisi dan kinerja pendidikan yang buruk, upah orang dewasa
yang rendah, produktivitas yang hilang.
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh
asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian
makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Kekurangan gizi pada
usia dini meningkatkan angka kematian bayi dan anak, menyebabkan
penderitanya mudah sakit dan memiliki postur tubuh tak maksimal saat
dewasa (Millenium Challengga Account Indonesia, 2013).
Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru
nampak saat anak berusia dua tahun. Stunting pada balita perlu menjadi
perhatian khusus karena dapat menghambat perkembangan fisik dan mental
anak. Stunting berkaitan dengan peningkatan risiko kesakitan dan kematian
serta terhambatnya pertumbuhan kemampuan motorik dan mental juga
memiliki risiko terjadinya penurunan kemampuan intelektual, produktivitas,
dan peningkatan risiko penyakit degeneratif. Anak stunting juga cenderung
lebih rentan terhadap penyakit infeksi, sehingga berisiko mengalami
penurunan kualitas belajar di sekolah dan berisiko lebih sering absen,
sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi jangka panjang bagi Indonesia
(Kartikawati, 2011 dalam Indrawati, 2016).
b. Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kejadian Stunting Pada Balita
Air susu ibu (ASI) adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Yang
Maha Kuasa untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam
melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam
air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan mudah dicerna oleh bayi baru
lahir.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
tambahan lain pada bayi berumur nol bulan sampai 6 bulan. Menurut
panduan WHO terbaru diberikan selama 6 bulan pertama tanpa makanan
tambahan apapun karena nutrisi yang dikandungnya sudah mencukupi
untuk 6 bulan pertama kehidupan
Menurut Unicef Framework faktor penyebab stunting pada balita
salah satunya yaitu asupan makanan yang tidak seimbang. Asupan
makanan yang tidak seimbang termasuk dalam pemberian ASI eksklusif
yang tidak diberikan selama 6 bulan (Wiyogowati, 2012 dalam Fitri, 2018).
ASI (Air Susu Ibu) adalah air susu yang dihasilkan oleh ibu dan mengandung
zat gizi yang diperlukan oleh bayi untuk kebutuhan dan perkembangan bayi.
Manfaat ASI eksklusif bagi bayi antara lain sebagai nutrisi lengkap,
meningkatkan daya tubuh, meningkatkan kecerdasan mental dan emosional
yang stabil serta spiritual yang matang diikuti perkembangan sosial yang
baik, mudah dicerna dan diserap, memiliki komposisi lemak, karbohidrat,
kalori, protein dan vitamin, perlindungan penyakit infeksi, perlindungan alergi
karena didalam ASI mengandung antibodi, memberikan rangsang
intelegensi dan saraf, meningkatkan kesehatan dan kepandaian secara
optimal (Mufdlilah,2017).
c. Stunting Dan Hubungannya Dengan Sosial Ekonomi
Sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam
kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi,
pendidikan serta pendapatan
Kemiskinan adalah merupakan salah satu penyebab tingginya
masalah stunting pada balita. Keluarga yang mempunyai keterbatasan
ekonomi atau termasuk dalam ekonomi miskin akan mengalami kesulitan
dalam pemenuhan bahan pangan rumah tangga. Hal ini jika berlangsung
lama dan terus menerus berdampak terhadap pertumbuhan anak, sehingga
anak tersebut mengalami stunting. Adapun faktor yang berhubungan erat
dengan kejadian stunting adalah pengetahuan ibu, pemberian ASI ekslusif
dan sanitasi dasar. Sanitasi dasar merupakan faktor dominan yang
berhubungan dengan kejadian stunting. Sanitasi erat hubungannya dengan
sosial ekonomi, dimana hygiene lingkungan yang tidak terjaga akan
menyebabkan penyakit infeksi seperti diare
Penelitian lain juga menyatakan bahwa sosial ekonomi
mempengaruhi kejadian stunting. Balita dengan pendapatan keluarga
rendah lebih berisiko menderita stunting

2. Kasus dan skenario klinis

3. Rumusan Masalah
Pertanyaan Klinik :
1. Bagaimana hubungan pemberian Asi eksklusif dan pengaruh sosial ekonomi
terhadap kasus stunting ?

Patient : Balita

Population : Populasi dalam penelitian ini dipilih dari 7


desa prioritas stunting di Kecamatan Buntu Malangka
(Patient, Kabupaten Mamasa. Peneliti mengambil 3 desa secara
Population or acak yaitu Desa Penatangan, Ranteberang, dan
problem) Kebanga. Populasi dalam penelitian ini semua balita di
Desa Penatangan, Ranteberang, dan Kebanga yang
berjumlah 219 balita.

Problem :Balita dengan Stunting

(Interven
Pemberian Asi Eksklusif
tion)

(Comparasion
or Sosial Ekonomi
Intervention)

(Outco
Stunting pada Balita
me)

waktu
2020
terbit jurnal

Keyword: Stunting, ASI Eksklusif, Sosial Ekonomi Prevalensi

ANALISA JURNAL KEPERAWATAN

2. Rumusan PICOT
P I C O
T

Problem: Jenis penelitian yang PREVALENSI .Studi ini Tahun 2020


Permasalahan gizi digunakan adalah STUNTING DAN membuktikan
pada balita balita studi analitik dengan HUBUNGANNYA bahwa sosial
masih menjadi desain cross DENGAN SOSIAL ekonomi
nomor satu di sectional. Lokasi EKONOMI DI berhubungan
wilayah dunia, penelitian di wilayah WILAYAH KERJA dengan kejadian
diantaranya kerja Puskesmas PUSKESMAS stunting. Dimana
stunting, wasting Citarip Kota CITARIP KOTA Pendapatan
dan overweight. Bandung BANDUNG keluarga akan
meningkatkan
[1] Stunting patut Jenis penelitian
peluang untuk
mendapat yang digunakan
membeli pangan
perhatian lebih adalah studi analitik
dengan kualitas
karena berdampak dengan desain cross
dan kuantitas yang
pada kehidupan sectional
lebih baik secara
anak sampai
kualitas maupun
tumbuh besar,
kuantitas. Pada
terutama risiko
studi ini diketahui
perkembangan fisik
bahwa balita
dan kognitif apabila
dengan sosial
tidak segera
ekonomi gakin
ditangani dengan
berpeluang
baik.[2] Stunting
mengalami stunting
merupakan
2 kali lebih besar
masalah yang
dibandingkan
kompleks,
dengan balita
beberapa peneliti
dengan sosial
menyebutkan
ekonomi non gakin.
bahwa terjadinya
Penelitian ini
stunting pada anak
sejalan dengan
berfokus pada
beberapa
kekurangan gizi
penelitian
pada anak,
[3]kekurangan gizi sebelumnya yang
pada ibu,[4] dan menyatakan bahwa
keamanan pangan. sosial ekomoni
[5] Penyebab berhubungan
umum kejadian dengan kejadian
stunting pada anak stunting.
di Indonesia adalah Kemiskinan salah
tinggi badan dan satu penyebab
pendidikan ibu, tingginya masalah
lahir prematur dan stunting pada
panjang lahir, ASI balita. Keluarga
eksklusif selama 6 yang mempunyai
bulan, dan status keterbatasan
sosial ekonomi ekonomi atau
rumah tangga. termasuk dalam
Selain itu ekonomi miskin
penggunaan air akan mengalami
bersih, anak dari kesulitan dalam
masyarakat pemenuhan bahan
pedesaan sangat pangan rumah
rentan terhadap tangga. Hal ini jika
stunting, anak laki- berlangsung lama
laki jauh lebih dan terus menerus
mungkin berdampak
mengalami stunting terhadap
dibandingkan anak pertumbuhan anak,
perempuan di sehingga anak
seluruh Indonesia, tersebut
seperti halnya mengalami
stunting. Saat ini stunting.
prevalensi stunting
.
di Jawa Barat
masih cukup tinggi
yaitu 31,1%
dengan salah satu
penyumbang
terbanyak adalah
Puskesmas Citarip.
Tingginya
prevalensi stunting
salah satunya
disebabkan dari
kemampuan
keluarga
memenuhi gizi
pada anaknya.

Populasi atau
sampel yang
digunakan dalam
penelitian ini
sebanyak 1441
responden
menggunakan
teknik total sampel

4. Metode /strategi penelusuran bukti


1) Jurnal 1 : https://akper-sandikarsa.e-journal.id/JIKSH/article/view/314
Vol 11, No, 1, Juni 2020, pp;448-455
Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kejadian Stunting
Pada Balita di Kecamatan Buntu Malangka Kabupaten Mamasa
Keyword: Stunting ASI Eksklusif.
2) Jurnal 2 : Available online at : http://ejurnal.stikesprimanusantara.ac.id/
Jurnal Kesehatan – Volume 11 Nomor 3 (2020) 351 - 355 Prevalensi Stunting Dan
Hubungannya Dengan Sosial Ekonomi Di Wilayah Kerja Puskesmas Citarip Kota
Bandung
Keywords : Stunting; Sosial Ekonomi; Prevalensi

5. Hasil penelusuran bukti/ telaah jurnal/VIA

No Jurnal Validity Important Applicable


1 Hubungan  Desain penelitian yang di Berdasarkan hasil a. Hasil penelitian ini
Pemberian ASI gunakan dalam penelitian penelitian ada hubungan dapat di terapkan,
Eksklusif Dengan ini adalah menggunakan pemberian ASI eksklusif karena
Kejadian Stunting pendekatan case control dengan kejadian stunting tindakannya yang
Pada Balita di study yang merupakan pada balita. Sedangkan sederhana dan
Kecamatan Buntu penelitian pada uji odds ratio mudah.
Malangka yang membandingkan didapatkan nilai OR = 61 b. Mengetahui
Kabupaten kelompok kasus dan yang artinya balita yang begitu besarnya
Mamasa kelompok kontrol untuk tidak diberikan ASI manfaat ASI
mengetahui proporsi eksklusif berpeluang 61 eksklusif bagi bayi
kejadian berdasarkan kali lipat mengalami antara lain
riwayat ada tidaknya stunting, dibandingkan sebagai nutrisi
paparan disebut juga balita yang diberi ASI lengkap,
penelitian retrospektif eksklusif. ASI eksklusif meningkatkan
untuk melihat hubungan dapat mengurai risiko daya tubuh,
pemberian ASI eksklusif terjadinya stunting. Di meningkatkan
dengan kejadian stunting Kota Mamasa khususnya kecerdasan
pada balita. di Kecamatan Buntu mental dan
 Tempat penelitian adalah Malangka persentase emosional yang
di Kecamatan Buntu pemberian ASI eksklusif stabil serta
Malangka Kabupaten hanya mencapai 17,0%. spiritual yang
Mamasa, pada bulan Hal ini dikarenakan matang diikuti
Desember 2019-Februari kurangnya tingkat perkembangan
2020. pengetahuan masyarakat sosial yang baik,
 Populasi dalam penelitian mengenai pentingnya mudah dicerna
ini dipilih dari 7 desa pemberian ASI eksklusif, dan diserap.
prioritas stunting di bayi yang sudah diberi Sebagai upaya
Kecamatan Buntu makanan tambahan untuk mengetahui
Malangka Kabupaten sebelum umur 6 bulan dan mamahami
Mamasa. Peneliti serta kurangnya gizi dari bagaimana
mengambil 3 desa secara ibu menyusui sehingga hubungan
acak yaitu Desa produksi ASI menurun. pemberian ASI
Penatangan, eksklusif yang
Ranteberang, dan diberikan oleh ibu
Kebanga. kepada balita
 Populasi dalam penelitian yang menderita
ini semua balita di Desa stunting.
Penatangan, c. Meningkatkan
Ranteberang, dan pengetahuan
Kebanga yang berjumlah mengenai faktor
219 balita. risiko kejadian
 Data diperoleh dengan stunting balita.
melakukan pengukuran d. Bagi Mahasiswa
TB terhadap anak UMB bisa
menggunakan microtoise dijadikan sebagai
dan pengisian kuesioner pembelajaran
terhadap ibu dalam
 Data mengenai riwayat mengembangkan
pemberian ASI eksklusif penelitian
diperoleh melalui mengenai faktor
kuesioner yang diisi oleh risiko kejadian
ibu balita. stunting balita

 Data dianalisis dengan


analisis univariat untuk
memperoleh gambaran
distribusi frekuensi,
analisis bivariat
menggunakan uji chi
square untuk memperoleh
hubungan pemberian ASI
eksklusif dengan kejadian
stunting pada balita
dengan tingkat
kemaknaan α = 0,05.
Selanjutnya dilakukan uji
Odds Ratio (OR) untuk
menentukan seberapa
besar hubungan
pemberian ASI eksklusif
dengan kejadian stunting
pada balita.

2 Prevalensi  Desain Jenis penelitian Studi ini membuktikan a. Hasil penelitian ini
Stunting Dan yang digunakan adalah bahwa sosial ekonomi lebih sulit
Hubungannya
Dengan Sosial studi analitik dengan berhubungan dengan diterapkan dalam
Ekonomi Di desain cross sectional, kejadian stunting. pencegahan
Wilayah Kerja Lokasi penelitian di Pendapatan keluarga stunting di
Puskesmas
wilayah kerja Puskesmas akan meningkatkan masyarakat,
Citarip Kota
Bandung Citarip Kota Bandung. peluang untuk membeli karena dinilai dari
 Sampel dalam penelitian pangan dengan kualitas sosial ekonomi
sebanyak 1441 dan kuantitas yang lebih serta pola hidup
responden, menggunakan baik secara kualitas orang tua
teknik total sampel, maupun kuantitas, balita b. Meningkatkan
dimana sampel terdiri dari dengan sosial ekonomi pengetahuan para
2 kelurahan. gakin berpeluang orang tua tentang
 Data yang dikumpulkan mengalami stunting 2 kali status gizi balita
adalah data sekunder lebih besar dibandingkan yang normal, serta
yang diambil dari dengan balita dengan meningkatkan
Puskesmas. . sosial ekonomi non perilaku hidup

 Instrumen dalam gakin. Penelitian ini bersih dan sehat.

penelitian ini adalah sejalan dengan beberapa Apabila anak sakit

lembar observasi penelitian sebelumnya maka segera

 Analisis yang digunakan yang menyatakan bahwa periksakan ke

adalah analisis univariat sosial ekomoni tenaga kesehatan


yaitu untuk mengetahui berhubungan dengan agar mendapatkan
jenis kelamin, golongan kejadian stunting. pertolongan yang
umur, sosial ekonomi dan Keluarga dengan sosial tepat
prevalensi stunting di ekonomi meningkatkan
kelurahan Kopo dan tinggi dihubungankan pengetahuan dan
Kelurahan Jati Asih, juga dengan kekampuan pemahamannya
kemudian analisis menggunakan fasilitas berkaitan dengan
selanjutnya menggunakan kesehatan yang lebih masalah stunting
Analisis data baik seperti akses ke terutama pada
menggunakan regresi perawatan standar penilaian
logistik biner kesehatan dan obat- stunting (TB/U)
. obatan, sehingga dapat untuk melakukan
mencegah terjadinya pemantauan tinggi
stunting. badan balita
sehingga dapat
Dari hasil penelitian melakukan
dapat di analisis yaitu screening awal
data menunjukkan pada balita yang
prevalensi stunting berisiko
sebesar 18,2% dan ada mengalami
hubungan sosial ekonomi stunting.
dengan kejadian stunting c. Untuk Mahasiswa
(p = 0,000) OR= 2,065 UMB dapat juga di
(1,574-2,708) aplikasikan serta
dijadikan sebagai
bahan wacana dan
referensi belajar
bagi mahasiswa
ataupun pengajar
terutama masalah
stunting pada
balita.

6. Kesimpulan
Pentingnya pemberian Asi Eksklusif selama 6 bulan tanpa pemberian makan
pendamping Asi merupkan salah satu upaya dalam pencegahan terjadi kasus
stunting di masyarakat, pemberian Asi eksklusif aplikasi Lebih efektif, sangat mudah
dan sederhana, namun memiliki manfaat yang sangat besar. Sosial ekonomi atau
pendapatan orang tua juga mempengaruhi terhadap tingginya angka kejadian
stunting. Keluarga yang mempunyai keterbatasan ekonomi atau termasuk dalam
ekonomi miskin akan mengalami kesulitan dalam pemenuhan bahan pangan rumah
tangga. Hal ini jika berlangsung lama dan terus menerus berdampak terhadap
pertumbuhan anak, sehingga anak tersebut mengalami stunting. Walaupun
sebenarnya kedua sangat berperan dalam pencegahan stunting, namun pemberian asi
eksklusif merupakan tindakan yang lebih mudah untuk di aplikasikan.

7. Daftar Pustaka
a. Jurnal pertama, mencantumkan 25 kepustakaan dari tahun 2010 sampai
2018.
b. Pada jurnal pembanding, mencantumkan 31 kepustakaan dari tahun 2000
sampai 2018

Anda mungkin juga menyukai