Anda di halaman 1dari 21

FORM 2e.

LEMBAR KERJA KELOMPOK

ANALISIS ISU KONTEMPORER GLOBAL

Nama Kelompok : Bintang

Anggota : 1. Dwi Jayanto, A.Md.T.


2. Asa Wajada Rezky Abdul Aziz, S.Sos.
3. Rahma Nur Cahyani, S.Si.
4. Ari Nuzulul Rahmadani, S.Sos
5. Nurul Fajariyana, S.KM.
6. Tegar Putri Larasati, S.Pt.
7. Yulian Angga Pratiwi, S.Pd.
8. Lili Permatasari, A.Md
9. Yogi Achsan Nuari, S.T.

Latsar CPNS Angk. : 21 / 94

Tempat Latsar : BPSDMP Provinsi Jawa Tengah Kerjasama dengan Kab. Banyumas

ANALISIS ISU GLOBAL/NASIONAL/PROVINSI/KAB./KOTA

1. Deskripsi Isu
a. Belum Optimalnya Penanganan Kemiskinan Ekstrem
Presiden Joko Widodo menyebut masih ada 14 provinsi yang angka kemiskinan
ekstremnya masih diatas rata-rata nasional. Badan Pusat Statistik (BPS)
mencatat jumlah penduduk miskin pada September 2022 sebesar 26,36 juta
orang, naik 0,20 juta orang terhadap Maret 2022 dan menurun 0,14 juta orang
terhadap September 2021.Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan kemiskinan
pada September 2022, kondisinya belum pulih seperti pada pandemi. Terlepas
dari hal ini, BPS mencatat ada 25 provinsi yang mengalami kenaikan tingkat
kemisikinan dan sisanya mengalami penurunan.
b. Belum Optimalnya Penanganan Dan Pencegahan Stunting Pada Bayi Dan Balita
Mempersiapkan generasi emas 2045 bukan hal mudah.
Pasalnya, stunting masih menjadi masalah gizi utama bagi bayi dan anak
dibawah usia dua tahun di Indonesia. Kondisi tersebut harus segera dientaskan
karena akan menghambat momentum generasi emas Indonesia 2045.
Masalah stunting penting untuk diselesaikan, karena berpotensi mengganggu
potensi sumber daya manusia dan berhubungan dengan tingkat kesehatan,
bahkan kematian anak.
c. Belum Optimalnya Upaya Mengatasi Pengangguran
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pengangguran Indonesia menembus 8,42
juta orang pada Agustus 2022. Jawa Barat (Jabar) menjadi provinsi paling
banyak penyumbang pengangguran. Untuk daerah dengan pengangguran
terbanyak di Indonesia, BPS melaporkan urutan satu ada Jawa Barat (8,31
persen), Kepulauan Riau (8,23 persen), Banten (8,09 persen), DKI Jakarta (7,18
persen), dan Maluku (6,88 persen). Kemudian, Sulawesi Utara (6,61 persen),
Sumatra Barat (6,28 persen), Aceh (6,17 persen), Sumatra Utara (6,16 persen),
dan Kalimantan Timur (5,71 persen).

2. Analisis Isu dengan Metode USG

No. Isu Urgency Seriousness Growth Jumlah Peringkat

1. Belum 5 4 4 13 II
optimalnya
penanganan
kemiskinan
ekstrem

2. Belum 5 5 4 14 I
optimalnya
penanganan
stunting

3. Belum 4 5 3 12 III
optimalnya upaya
mengatasi
Pengangguran

Berdasarkan tabel USG diatas isu yang menempati peringkat I adalah belum
optimalnya penanganan stunting, peringkat II terkait kemiskinan ekstrem, peringkat III
terkait belum optimalnya upaya mengatasi pengangguran. Sehingga isu yang akan
diambil adalah terkait belum optimalnya penanganan stunting.
3. Penyebab - Penyebab Terjadinya Isu

Setelah dilakukan analisis penyebab terhadap isu prioritas


dengan menggunakan alat bantu fishbone, diperoleh penyebab-
penyebab prioritas yang perlu diselesaikan, yaitu:

No Indikator Penyebab Terhadap Isu Prioritas

1. Man - Kurangnya tingkat pengetahuan ibu dalam pola asuh


anak
- Belum maksimalnya minat masyarakat untuk
konsultasi gizi
2. Material - Belum maksimalnya penyampaian media informasi
terkait masalah stunting
- Kurang lengkapnya alat ukur bayi balita di posyandu

3. Method - Kurangnya sosialisasi kepada kader dan Ibu Balita


terkait Pencegahan Stunting dan Faktor
- Belum maksimalnya monev pada bayi dan balita
risiko Stunting
4. Milieu - Kurangnya koordinasi antara pemerintah dengan
tenaga kesehatan (lintas sektoral) dalam sosialisasi
pencegahan dan penanganan stunting
- Masih ada kepercayaan Masyarakat tentang
makanan tertentu yang tabu untuk ibu dan anak.

4. Dampak Yang Akan Terjadi Jika Isu Tersebut Tidak Dicegah Atau Diantisipasi

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan
gizikronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia).
Apabila kasus stunting maupun resiko stunting tidak segera diatasi maka banyak
sekali dampak yang akan terjadi di antaranya adalah, pertumbuhan dan
perkembangan dari anak yang terganggu karena stunting salah satunya ditandai
dengan postur tubuh yang tidak optimal (lebih pendek dari umurnya), serta lebih
mudah terkena 35 penyakit degenerative dan ini dapat menyebabkan kapasitas
belajar dan performa kurang maksimal dalam belajar, selain itu jika sudah dewasa
produktivitas dan kapasitas kerja menjadi kurang optimal. Jika dilihat lebih jauh lagi
dari semua itu akan berdampak pada masa depan bangsa Indonesia karena
menjadikan sumber daya manusia berkualitas rendah.

5. Upaya Pemecahan Isu

UPAYA
NO NAMA ISU PERAN SERTA DAN KONTRIBUSI
PENCEGAHAN

Belum optimalnya 1. melakukan 1. Membuat media promosi


penanganan dan sosialisasi kesehatan berupa leaflet,
pencegahan stunting terhadap ibu dan poster
pada bayi dan balita keluarga
2. Membuat video layanan
pengasuh bayi
Masyarakat terkait edukasi
dan balita
pola asuh dan gizi bayi dan
balita

2. Melakukan 1. Memberikan edukasi


pendampingan terhadap ibu pola asuh dan
gizi bayi dan balita
pada bayi dan
balita stunting
3. Peningkatan 1. Memberikan refreshing kader
kapasitas kader terhadap kader posyandu (
Kesehatan tata cara pengukuran yang
benar )

2. Meningkatkan pengetahuan
kader terhadap makanan
pendamping ASI (MPASI)

4. Melakukan 1. Memberikan edukasi


pendampingan terhadap ibu hamil terkait gizi
terhadap ibu yang harus dipenuhi ibu hamil
hamil
2. Memberikan sosialisasi dan
mengajak ibu hamil untuk
rutin memeriksakan
kehamilannya
KELOMPOK 1 :
B I N T A N G
Anggota :

1. Dwi Jayanto, A.Md.T.


2. Asa Wajada Rezky Abdul Aziz, S.Sos.
3. Rahma Nur Cahyani, S.Si.
4. Ari Nuzulul Rahmadani, S.Sos
5. Nurul Fajariyana, S.KM.
6. Tegar Putri Larasati, S.Pt.
7. Yulian Angga Pratiwi, S.Pd.
8. Lili Permatasari, A.Md
9. Yogi Achsan Nuari, S.T.
ANALISIS
ISU KONTEMPORER
GLOBAL
DESKRIPSI ISU

Belum Optimalnya Belum Optimalnya Belum Optimalnya


Penanganan Penanganan dan Upaya Mengatasi
Kemiskinan Ekstrem Pencegahan Stunting Pengangguran
Pada Bayi dan Balita

Presiden Joko Stunting masih Badan Pusat


Widodo menjadi Statistik (BPS)
menyebut masalah gizi mencatat
masih ada 14 utama bagi pengangguran
provinsi bayi dan Indonesia
yang angka anak di menembus
kemiskinan bawah usia 8,42 juta orang
ekstremnya dua tahun di pada Agustus
masih diatas Indonesia. 2022.
rata-rata
nasional.
ANALISIS ISU

Penentuan isu yang menggunakan analisis Urgency, Seriousness, Growth (USG)


dengan menetapkan rentang penilaian (1-5).

ISU U S G TOTAL PERINGKAT

Belum Optimalnya Penanganan


5 4 4 13 II
Kemiskinan Ekstrem

Belum Optimalnya Penanganan dan


5 5 4 14 I
Pencegahan Stunting Pada Bayi Dan Balita

Belum Optimalnya Upaya Mengatasi


4 5 3 12 III
Pengangguran
TERPILIH
ISU PRIORITAS :

Belum Optimalnya
Penanganan dan
Pencegahan
Stunting Pada Bayi
dan Balita
.
PENYEBAB TERJADINYA ISU

MAN
• Kurangnya tingkat pengetahuan
ibu dalam pola asuh anak
• Belum maksimalnya minat
MATERIAL masyarakat untuk konsultasi gizi
• Belum maksimalnya penyampaian
media informasi terkait masalah
stunting
METHOD
• Kurang lengkapnya alat ukur bayi
• Kurangnya sosialisasi kepada
balita di posyandu
kader dan Ibu Balita terkait
MILIEU Pencegahan Stunting
• Kurangnya koordinasi antara
• Belum maksimalnya monev pada
pemerintah dengan nakes (lintas
bayi dan balita risiko Stunting
sektor) dalam sosialisai
pencegahan dan penanganan
stunting
• Masih ada kepercayaan
masyarakat tentang makanan
tertentu yang tabu untuk ibu dan
anak
FISH BONE MATERIAL

MAN Belum optimalnya


penyampaian
informasi tentang
Kurangnya tingkat
pengetahuan ibu stunting Belum
dalam pola asuh anak optimalnya
Kurang penanganan
lengkapnya alat
Kurangnya minat
ukur balita di
dan
masyarakat untuk
konsultasi gizi posyandu pencegahan
stunting
pada bayi
Kurangnya sosialisasi
Kurangnya koordinasi dan balita
antara pemerintah
pencegahan stunting dengan nakes (lintas
kepada kader dan ibu sektor) dalam
balita sosialisai
pencegahan dan
Belum maksimalnya penanganan stunting
monev pada bayi dan
balita resiko stunting
Masih ada
kepercayaan
METHOD masyarakat
tentang makanan
tertentu yang tabu
untuk ibu dan anak
MILIEU
Apabila kasus stunting maupun resiko stunting tidak segera diatasi,
maka banyak sekali dampak yang akan terjadi, di antaranya
adalah pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu karena
stunting salah satunya ditandai dengan postur tubuh yang tidak
optimal (lebih pendek dari umurnya), serta lebih mudah terkena 35
penyakit degenerative dan ini dapat menyebabkan kapasitas
belajar dan performa kurang maksimal. Selain itu, jika sudah
dewasa produktivitas dan kapasitas kerja menjadi kurang optimal.

Jika dilihat lebih jauh lagi, semua itu akan berdampak pada masa
depan bangsa Indonesia karena dapat menjadikan sumber daya
manusia berkualitas rendah.

Dampak Yang Akan Terjadi Jika


Isu Tersebut Tidak Dicegah atau
Diantisipasi
UPAYA PEMECAHAN ISU
Melakukan Melakukan Melakukan
Peningkatan
sosialisasi pendampingan pendampingan
kapasitas kader
terhadap ibu dan pada bayi dan terhadap ibu
kesehatan
keluarga balita stunting hamil
pengasuh bayi
dan balita

Peran Serta dan Peran Serta dan Peran Serta dan Peran Serta dan
Kontribusi Kontribusi Kontribusi Kontribusi

• Membuat • Memberikan • Memberikan • Memberikan


media edukasi refreshing kader edukasi
promosi terhadap ibu terhadap kader terhadap ibu
kesehatan pola asuh dan posyandu (tata hamil terkait
berupa gizi bayi dan cara gizi yang harus
leaflet, poster balita pengukuran dipenuhi
• Membuat yang benar) • Memberikan
video layanan • Meningkatkan sosialisasi dan
Masyarakat pengetahuan mengajak ibu
terkait edukasi kader terkait hamil untuk
pola asuh dan makanan rutin
gizi bayi dan pendamping ASI memeriksakan
balita (MPASI) kehamilannya
FORM 3b. LEMBAR KERJA KELOMPOK

IMPLEMENTASI WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI


BELA NEGARA, ANALISIS ISU KONTEMPORER DAN KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
DALAM PELAKSANAAN TUGAS PNS
(Sesuai Employeer Branding ASN Bangga Melayani Bangsa)

Nama Kelompok : Bintang

Anggota : 1. Dwi Jayanto, A.Md.T.


2. Asa Wajada Rezky Abdul Aziz, S.Sos.
3. Rahma Nur Cahyani, S.Si.
4. Ari Nuzulul Rahmadani, S.Sos
5. Nurul Fajariyana, S.KM.
6. Tegar Putri Larasati, S.Pt.
7. Yulian Angga Pratiwi, S.Pd.
8. Lili Permatasari, A.Md
9. Yogi Achsan Nuari, S.T.

Latsar CPNS Angk. : 21 / 94

Tempat Latsar : BPSDMP Provinsi Jawa Tengah Kerjasama dengan Kab. Banyumas

Tokoh :
1. Yulian Angga Pratiwi (Tiwi) sebagai ASN Dinnakerkop
2. Ari Nuzulul Ramadhani (Ari) sebagai Suami Tiwi juga ASN Dinnakerkop Bidang UKM
3. Lili Permatasari (Lili) sebagai ASN Dinnakerkop
4. Nurul Fajariyana (Yana) sebagai ASN Dinnakerkop
5. Dwi Jayanto (P. Dwi) sebagai Kepala Bidang UKM
6. Rahma Nur Cahyani (Rahma) sebagai Masyarakat 1
7. Tegar Putri Larasati (Tegar) sebagai Masyarakat 2
8. Asa Wajada Rezky Abdul Aziz (Asa) sebagai Masyarakat 3
9. Yogi Achsan Nuari (Yogi) sebagai Petugas Kebersihan
Tiwi dan Suaminya yang bernama Ari, sedang bersiap berangkat kerja bersama karena
kebetulan mereka bekerja di kantor yang sama. Mereka mengenakan pakaian batik (cinta
tanah air), kemudian mereka menaiki kendaraan bersama dan saling mengingatkan
membawa surat-surat kendaraan dan helm (sadar berbangsa dan bernegara)
Tiwi : Pak, ayo cepat berangkat pak kita harus sampai kantor tepat waktu.
Surat surat sudah dibawa semua kan Pak? (sadar berbangsa dan
bernegara)
Ari : Pasti sudah lah bu, ayok cepat naik.
Tiwi bergegas naik ke bangku belakang
Ari : Lah ibu ini gimana kok lupa ngga pake helm?
Tiwi : Oh iya Pak, malah lupa. Ibu ambil helm dulu (sadar berbangsa dan
bernegara)
Perjalanan menuju ke Kantor.
Sesampainya di kantor Mereka menuju mesin absen dan datang tepat waktu (Sadar
berbangsa dan bernegara). Mereka berjalan menuju ruangan masing-masing karena mereka
ada pada bidang yang berbeda. Dalam perjalanan menuju ruangannya Tiwi melewati Yogi
yang sedang menyapu, Tiwi menyapa dengan ramah (mengamalkan nilai nilai pancasila
dengan kehidupan sehari-hari).
Tiwi : Assalamualaikum, selamat pagi Pak Yogi. Mohon maaf ya pak saya
permisi lewat yaa (sambil tersenyum) (Setia pada Pancasila sebagai
Ideologi Negara)
Yogi : Waalaikumsalam, iya selamat pagi juga Bu Tiwi. Monggo silahkan buu
Tiwi bertemu dengan rekan kerja, disana sudah ada Lili dan Yana , mereka saling bersalaman
dan menyapa. Setelah itu, mereka membahas koordinasi yang akan dilaksanakan
Tiwi : Assalamualaikum, selamat pagi Ibu - ibu (sambil tersenyum dan
bersalaman)
Lili dan Yana : Waalaikumsalam Bu, selamat pagi juga Bu

Tiwi : Saya lihat dari jauh sepertinya sedang asyik mengobrol, masih pagi
jangan menggosip ibu-ibuu (sambil tersenyum)
Lili : Ah Ibu bisa aja, Ini kita sedang membahas tentang koordinasi yang
akan dilaksanakan sebentar lagi
Yana : Betul itu Bu, kita hanya bertukar pemikiran saja

Tiwi : Oh begitu, ya sudah mari masuk ke ruangan


Mereka bertiga masuk ke ruangan untuk melakukan koordinasi. Tidak lama kemudian P. Dwi
yang merupakan Kepala Bidang masuk ke ruangan dan bersiap untuk memulai koordinasi rutin
yang dilakukan setiap hari. Saat rapat terjadi diskusi dan terdapat perbedaan pendapat. P. Dwi
sebagai Kepala Bidang tidak memaksakan kehendaknya kepada stafnya dan yang tidak
sependapat pun menghargai pendapat yang lain (setia kepada pancasila sebagai ideologi
negara).
P. Dwi : Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh, selamat pagi

Tiwi, Lili, dan : Waalaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh, selamat pagi juga pak
Yana
P. Dwi Seperti biasa,sebelum kita bekerja alangkah baiknya kita berdoa
terlebih dahulu ya. Berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-
masing. Mulai........ Selesai (Setia pada Pancasila sebagai Ideologi
Negara). Pagi ini kita akan melakukan koordinasi untuk meningkatkan
kualitas pelayanan dan agar tidak terjadi miss communication saat
melayani masyarakat.Ada yang punya saran? (Cinta tanah air)

Lili : Saya Pak, saran saya membuat iklan lowongan pekerjaan melalui
media sosial agar mudah terjangkau masyarakat
Yana Saya setuju dengan pendapat Lili, namun ada beberapa masyarakat
yang tidak punya media sosial.
Tiwi : Izin menambahkan Pak, saran Lili sudah baik Pak, namun yang
dikatakan Yana juga ada benarnya. Saran saya, kita membuat iklan
tersebut melalui media online maupun offline Pak agar semua lapisan
masyarakat mendapatkan informasi yang sama. (Setia pada
Pancasila sebagai Ideologi Negara)
Lili dan Yana : Baik, kami setuju dengan Ibu Tiwi

P. Dwi : Terimakasih atas sarannya teman teman, saya terima saran dari kalian.
Untuk tindak lanjutnya nanti kita buat iklan lowongan pekerjaan melalui
media online maupun offline agar tetap memberikan pelayanan yang
prima. (Adaptif dan Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara).
Demikian pertemuan kita hari ini, Wassalamualaikum warohmatullohi
wabarokatuh
Tiwi, Lili, Yana : Waalaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh
Setelah rapat masing-masing karyawan menuju ke tempat pelayanan. Di ruang pelayanan,
sebelum membuka loket pelayanan Tiwi, Lili dan Yana merapikan meja terlebih dahulu (cinta
tanah air).
Rahma datang ke Kantor Dinnakerkop UKM untuk membuat surat rekomendasi passport untuk
calon pekerja migran (dengan ekspresi kebingungan) lalu Lili yang baru saja membuang
sampah ke tempat sampah (Cinta Tanah Air) menghampiri dan membantu memberi informasi
dan arahan. (Berorientasi Pelayanan)
Lili : Selamat pagi Ibu, apakah ada yang bisa saya bantu? (sambil
tersenyum) (Berorientasi Pelayanan)
Rahma : Ya, Selamat pagi Ibu. Ini saya mau membuat surat rekomendasi
passport buat calon pekerja migran. Saya harus gimana ya bu?
Lili : Baik Ibu. Saya antarkan untuk mengambil nomor antrian dulu ya Bu
(Berorientasi Pelayanan). Silahkan tunggu disini sampai nomor Ibu
dipanggil dan setelah itu Ibu bisa langsung menuju loket (sambil
menunjuk tempat duduk yang disediakan)
Rahma : Terima kasih bu
Lili : Sama - sama bu
Yana : Nomor antrian 10.
Rahma menghampiri loket Yana
Yana : Selamat pagi bu, Silahkan. Ada yang bisa saya bantu
Rahma : Saya mau membuat surat rekomendasi passport buat calon pekerja
migran
Yana : Baik Ibu, boleh saya lihat berkas – berkasnya. Saya cek kelengkapan
berkasnya dulu ya bu(sambil mengecek dan menginput berkas)
Yana : Ini suratnya sudah jadi bu, bisa di cek terlebih dahulu nggih (sambil
memberikan berkasnya)
Rahma : Sudah betul bu, terima kasih banyak
Yana : Nggih, sama – sama Bapak/Ibu. Apakah ada yang bisa saya bantu lagi
bu (berorientasi pelayanan dan kompeten)
Rahma : Sudah cukup Bu. Terimakasih (sambil memasukan berkas dan
meninggalkan loket)
Yana : Siap bu, hati-hati di jalan

Yogi : Ibuu maaf ini dompetnya jatuh (sambil memberikan dompet kepada
Rahma) (Berintegritas)
Rahma : Terimakasih banyak ya Pak
Tegar datang ke kantor Dinnakerkop UKM dengan mimik muka kesal dan langsung
mendatangi loket Tiwi yang sedang kosong.
Tegar : Bu gimana sih kok saya sudah masukan formulir online tapi udah
seminggu lebih ngga ada kejelasan kapan kartu saya jadi. Buat apa
ada formulir online kalau tidak bisa di pake, sudah cape-cape scan
dokumen tapi harus tetep ke kantor (sambil marah-marah)

Tiwi : Selamat pagi bu, sebelumnya mohon maaf dengan ibu siapa
nggih?Apakah ada yang bisa saya bantu? (Memiliki kecerdasan
emosional, spiritual,dan intelejensia)
Tegar : Buu ini saya dari kemarin sudah coba apply formulir online tapi kenapa
udah seminggu lebih kok belum ada kejelasan kartunya kapan jadi?
(dengan sedikit kesal tapi sudah sedikit mereda)

Tiwi : Kalau boleh saya tahu, Ibu apply formulir apa nggih?bisa saya bantu
cek barangkali ada yang belum terisi

Tegar : Saya mau bikin Kartu Kuning bu, padahal saya sudah upload semua
dokumennya

Tiwi : Maaf ibu boleh saya pinjam ktpnya biar saya bantu cek dulu.

Tegar : Ini KTPnya bu

Tiwi : Sebelumnya maaf ibu Tegar setelah saya cek ternyata tidak ada nama
ibu kemungkinan Ibu belum menyelesaikan pendaftarannya. Atau ibu
bawa berkas-berkasnya biar saya bantu secara offline saja.

Tegar : Saya ngga bawa mba, ini adanya cuma file scannya aja

Tiwi : Oh baik ibu saya coba bantu untuk memandu penginputannya ya, file
yang dibutuhkan ada scan KTP, Ijazah Pendidikan Terakhir, dan Pas
Foto. (Kompeten, Rela berkorban demi bangsa dan negara)

Tegar : Iya bu ini sudah saya isi semua

Tiwi : Setelah itu klik kirim ya bu

Tegar : Ohh saya tau kesalahan saya, ternyata saya lupa klik kirim Bu.
Tiwi : Ohh baik ibu tidak masalah, ini sudah masuk datanya. Sebentar saya
proses untuk cetaknya nggih, mohon ditunggu.

Tiwi : Terima kasih sudah berkenan menunggu Bu. Ini Kartu AK 1 nya sudah
jadi. Silahkan di cek terlebih dahulu barangkali ada yang tidak sesuai

Tegar : Sepertinya sudah sesuai semua, Terimakasih bu. Oh ini berapa


biayanya ya ?

Tiwi : Sesuai dengan peraturan untuk pelayanan Kartu AK-1 tidak dipungut
biaya ya bu. (Menolak Gratifikasi)

Tidak lama kemudian datanglah P. Asa yang ingin menemui P. Dwi untuk berkonsultasi
tentang masalah persyaratan calon pekerja migran di lembaga pelatihannya. P. Asa adalah
seorang teman dari P. Dwi di tempat kerjanya yang lama. P Asa langsung menghampiri Tiwi
Tiwi : Selamat pagi Pak. Ada yang bisa saya bantu ?

P. Asa : Saya mau ketemu Pak Dwi bu. Boleh minta tolong di antarkan, saya
sudah janjian tadi. (Kebetulan P. Dwi datang menghampiri P. Asa)

P. Dwi : Pak Asa gimana ada yang bisa dibantu, silahkan ke ruangan saya saja
(Sambil mengajak Asa ke ruangannya)

P. Asa : Jadi gini pak di lembaga pelatihan yang saya punya. Kebetulan ada
salah satu calon pekerja migran tapi dia terhalang salah satu
persyaratan yaitu hasil tes psikologinya belum memenuhi syarat dan
dari pihak rumah sakit tidak bisa diajak bernegosiasi. Jadi maksud
kedatangan saya kesini mau minta tolong biar dipermudah saja untuk
kelengkapan dokumen CPMInya. Dia sanggup bayar berapapun kok
pak, ini juga ada titipan dari orangnya untuk Pak Dwi (Sambil memberi
uang

P. Dwi : Sebelumnya saya minta maaf sekali, bukannya tidak mau membantu.
Tapi memang secara prosedur tidak bisa, tolong dikembalikan saja
uangnya ya Pak. Saya juga setuju dengan langkah yang diambil oleh
Petugas Kesehatan untuk tidak memberikan surat tersebut jika
memang kenyataannya hasilnya kurang baik. Adanya persyaratan
seperti itu memang harus dipenuhi supaya pekerja kita disana memang
betul betul orang yang berkualitas. Apa nantinya bapak ngga malu
kalau ternyata anak di lembaga bapak tidak bisa bekerja dengan baik
atau malah bisa menyebabkan permasalahan disana. Dan tentunya
kalau sampai terjadi pasti kredibilitas Lembaga Pelatihan milik Pak Asa
akan dipertanyakan (Menolak Gratifikasi dan Politik Uang)
P. Asa : Yasudahlah kalau seperti itu, biar saya kembalikan lagi uangnya ke
orangnya.(Sambil beranjak pergi)

Seorang Aparatur Sipil Negara harus selalu menjunjung tinggi nilai-nilai bela negara dan selalu
mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari dalam kondisi apapun.
Selain itu seorang ASN juga harus menjunjung tinggi core value ASN BerAKHLAK
(Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif)
serta Bangga Melayani Bangsa.

Anda mungkin juga menyukai