Anda di halaman 1dari 6

Moderator (Aulya): Assalamualaikum Wr.

Wb, selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita


semua, pada pagi hari ini kami perawat ruang iccu, ingin memberikan pendidikan kesehatan ata
berbagi ilmu mengenai tindakan PCI atau pasang ring pada pasien dengan ACS, pendidikan
kesehatan hari ini terbagi menjadi 2 sesi, sesi pertama adalah penyampaian materi dan sesi kedua
adalah tanya jawab, pertama kita akan mendengarkan pemaparan materi yang akan disampaikan
oleh saudara fikri

(Perawat) Fikri : sebelum saya memulai memaparkan materi saya akan bertanya terlebih dahulu
apakah dari bapak ibu ada yang mengetahui mengenai penyakit yang bapak/ibu derita ?

(Pasien/Keluarga Pasien) Kak Ike : penyakit jantung pak

(Perawat) Fikri : Jawaban yang bagus ibu, nah disini saya terlebih dahulu akan menjelaskan
mengenai penyakit yang bapak/ibu alami yang dalam istilah disebut STEMI.

STEMI adalah singkatan dari ST Segment Elevation Myocardial Infarction. Kondisi ini tak boleh
dibiarkan, sebab STEMI merupakan salah satu jenis serangan jantung yang paling sering terjadi.
Ketika STEMI terjadi, pembuluh arteri koroner benar-benar tersumbat dan otot jantung tidak
mendapat suplai darah. Jantung membutuhkan pasokan oksigen dan nutrisi tersendiri, Apabila
salah satu dari arteri atau cabang ini tersumbat secara tiba-tiba, sebagian dari jantung akan
mengalami kekurangan oksigen, dan memicu terjadinya suatu kondisi yang disebut dengan
iskemia jantung. Jika iskemia jantung berlangsung dalam waktu yang lama, jaringan jantung
yang kelaparan akan memicu henti detak. Kondisi ini adalah serangan jantung, atau dikenal
sebagai miokard infark atau kematian otot jantung.

(Perawat) Fikri : Mungkin dari bapak/ibu ada yang mengetahui apa saja penyebab atau faktor
resiko dari STEMI ini ? Yak, bagaimana bu yety, sepertinya ingin menjawab

(Pasien/Keluarga Pasien) Kak Yety : tekanan darah pak

(Perawat) Fikri : yak bagus sekali bu, mungkin ada yang lain yang tau apa penyebab STEMI

(Pasien/Keluarga Pasien) Kak Erni : kurang olahraga pak

(Perawat) Fikri : Yak jawaban yang bagus juga dari ibu erni, baik saya akan menjelaskan
mengenai apa saja faktor penyebab dari stemi yaitu Kondisi hipertensi, diabetes, kegemukan,
kurang aktivitas fisik, adanya riwayat sakit jantung dalam keluarga dan kebiasaan merokok bisa
menjadi pemicu terjadinya serangan jantung

(Perawat) Fikri : kemudian, apakah bapak ibu tau tanda dan gejala dari STEMI seperti yang
pernah bapak/ibu rasakan ?

(Pasien/Keluarga Pasien) Erna : Sesak napas pak

(Perawat) Fikri : bagus sekali bu erna, mungkin ada yang lain

(Pasien/Keluarga Pasien) Ajeng : nyeri di dada sih pak biasanya yang dirasain

(Perawat) Fikri : Baik bagus sekali ibu-ibu atas jawabannya biasanya tanda dan gejala pada
pasien stemi itu adalah Nyeri dada terasa sesak, Nyeri di salah satu lengan, punggung, leher, atau
rahang, Kesulitan bernapas, Cemas, Mual dan Muncul keringat dingin

(Perawat) Fikri : Nah, Orang yang mengalami gejala STEMI seperti yang telah saya sebutkan
harus segera mendapatkan pertolongan, meskipun gejalanya belum terlalu signifikan. Jangan
tunda memberi pertolongan karena bisa menyebabkan kerusakan jantung hingga kematian.
(Pasien/Keluarga Pasien) Dewi : Nah, pertolongan apa yang bisa diberikan pada pasien STEMI
pak
(Perawat) Fikri : Yak pertanyaan yang bagus ibu, Pada prinsipnya pengobatan penyakit jantung
koroner bertujuan agar terjadi keseimbangan kebutuhan untuk suplai darah ke otot jantung.
Aliran darah melalui arteri koroner harus kembali lancar untuk otot jantung. Penanganan awal
yang diberikan bagi orang yang mengalami serangan jantung di antaranya:
a. Aspirin untuk mencegah penyumbatan darah
b. Nitroglycerin untuk meredakan nyeri dada dan melancarkan aliran darah
c. Terapi oksigen
Apabila dengan pengobatan tidak mampu menghancurkan plak tersebut, maka saat ini
pengobatan untuk penanganan terkini penyakit jantung koroner bisa dilakukan dengan tindakan
untuk membuka pembuluh koroner yang menyempit akibat sumbatan melalui kateterisasi
jantung dan pemasangan stend (ring)
(Perawat) Fikri : Bagaimana ibu ibu bapak bapak sekalian apakah sudah mulai memahami dari
apa yang kami sampaikan?
Rame-rame : Sudah pak
(Perawat) Fikri : Baik, saya rasa sekian dari saya selebihnya saya kembalikan ke moderator.
(Moderator )Auliya : Terima kasih kepada saudara fikri atas materinya. Baik bapak ibu sekalian
kita akan lanjut pada materi berikutnya mengenai PCI atau pemangasan ring. Kepada saudari
ghina saya persilahkan
(Perawat) Ghina : mungkin sebelum saya memberikan penjelasan mengenai pemasangan ring.
Dari bapak atau ibu sekalian ada yng sudah mengetahui pemasangan ring itu seperti apa atau ada
yang sudah pernah dilakukan pemasangan ring. Mungkin bisa berbagi cerita kepada teman
temannya.
(Pasien/Keluarga Pasien) Kak Ike : improve kak intinya pasien dengan PCI
(Perawat) Ghina : Terima kasih ibu ike atas sharing pengalamannya, baik dari cerita yang
sudah di sampaikan saya akan menambahan apa itu PCI. PCI adalah prosedur intervensi non
bedah dengan menggunakan kateter untuk melebarkan atau membuka pembuluh darah koroner
yang menyempit dengan balon atau stent. Sehingga aliran darah ke otot jantung dapat kembali
lancar.
(Pasien/Keluarga Pasien) Monika : Saya mau bertanya ibu. Bu apakah boleh kakek saya usia
70 tahun di PCI?
(Perawat) Ghina : Improve
(Pasien/Keluarga Pasien) Monika : terima kasih ibu
(Perawat) Ghina : Nah, Tindakan PCI biasanya diawali dengan kateterasi jantung, yang
merupakan tindakan minimal invasive menggunakan sinar X-Ray dengan memasukkan kateter
melalui pembuluh darah tepi (tangan/paha) sampai mencapai pembuluh darah koroner,
dilanjutkan dengan pemberian zat kontras untuk menfoto secara langsung pembuluh darah
koroner. Tujuan dari tindakan ini adalah untuk melihat berapa persen sumbatan yang terjadi pada
pembuluh darah.

(Pasien/Keluarga Pasien) Rahayu : Biasanya setelah di kateterisasi jantung ini apakah


langsung di PCI atau tidak ya ?
(Perawat) Ghina : Apabila hasil kateterisasi jantung dinyatakan baik, maka tidak memerlukan
tindakan lebih lanjut, namun apabila dari hasil memerlukan tindakan lebih lanjut, maka tindakan
kateterisasi jantung dapat dilanjutkan dengan pembalonan atau pemasangan stent/ring (PCI).

(Perawat) Ghina : Baik ibu saya kira sekian materi dari saya dan saya kembalikan kepada
moderator.

Moderator (Aulya) : Baik terima kasih kepada Ghina. Kita akan masuk sesi kedua sesi tanya
jawab saya persilahkan kepada bapak ibu untuk bertanya

(Pasien/Keluarga Pasien) Kak Elly : Saya ingin bertanya, apakah ada efek samping nya ya ibu
terhadap pemasangan PCI tadi ?

(Perawat) Sugiono : Saya akan menjawab pertanyaan dari saudari elly. Risiko tindakan
kateterisasi jantung sangatlah kecil, biasanya pemeriksaan kateterisasi berlangsung tanpa
masalah. Risiko minor yang bersifat sementara berupa luka memar akibat suntikan jarum, reaksi
sensitif/kepekaan pada zat kontras. Komplikasi yang lebih serius sangatlah jarang. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa tindakan kateterisasi jantung adalah tindakan yang lebih aman. Namun
untuk mengurangi resiko yang lebih lanjut, pasien harus tetap menjaga kesehatan dan
menghindari dari faktor-faktor resiko serta minum obat yang teratur.

(Pasien/Keluarga Pasien) Kak Sri : Apa aja sih yg disiapin untuk PCI ?

Moderator (Aulya) : Mungkin ada yang bisa sharing atau yg sudah pernah kemaren PCI itu apa
aja sih yg disiapkan ?

(Pasien/Keluarga Pasien) Fajar : Kemaren saya ada beberapa hal administrasi yang perlu
diurus seperti memastikan jaminan kesehatan pasien masih aktif (umum, BPJS, KBS, Asuransi,
dll), Pada pasien yang terencana : siapkan surat pengantar atau rujukan dokter atau surat
permintaan masuk rumah sakit dan pastikan tindakan terjadwal.

(Perawat) Novi : Saya ingin menjelaskan beberapa persiapan pasien sebelum dilakukan
tindakan PCI yaitu :
1. Mendapatkan penjelasan tentang prosedur tindakan dari dokter penanggung jawab
2. Mempersiapkan mental pasien untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien
3. Melakukan pemeriksaan penunjang seperti laboratorium darah, EKG dan rontgen
4. Untuk pasien yang akan dilakukan tindakan pemasangan ring terencana harus
mengkonsumsi obat-obatan pengencer darah minimal 7 hari sebelum tindakan.
5. Puasa selama 4 - 6 jam sebelum tindakan dilakukan, minum obat seperti biasa.
(Perawat) Diana : Saya ingin menambah selain dari 5 point tadi pada pasien yiatu :
1. Dicukur pada daerah mana kateter akan dimasukkan, di daerah pergelangan tangan kanan,
paha kanan dan kiri serta daerah kemaluan
2. Dilakukan pemasangan infus pada bagian lengan tangan kanan/kiri
3. Mengukur vital sign pasien (TD,HR,RR,T,SpO2), mengukur tinggi dan berat badan pasien
4. Mengkaji adanya riwayat alergi terhadap obat – obatan serta keluhan pasien

(Pasien/Keluarga Pasien) Kak Sri : Terima kasih atas jawabannya

(Pasien/Keluarga Pasien) Siti Maisarah : Saya mau bertanya

Moderator (Aulya) : iya silahkan kepada ibu Siti

(Pasien/Keluarga Pasien) Siti Maisarah : Ada cara gitu kah biar saya gatakut PCI ?

(Perawat) Siti Halimatus : sebenarnya banyak cara ibu namun yg paling mudah itu dengan
relaksasi nafas dalam mungkin kepada saudara bisa mempraktekkan cara relaksasi nafas dalam.

(Perawat) Heru : PRAKTIK TARIK NAPAS DALAM

(Pasien/Keluarga Pasien) Siti Maisarah : Terima kasih ibu bapak

Moderator (Aulya): Ada yang ingin bertanya sisa 1 pertanyaan lagi.

(Pasien/Keluarga Pasien) Dhea : Saya bu, harus kah saya menjalani prosedur PCI ? itu bahaya
gaksih ?

(Perawat) Alifa : PCI adalah prosedur penting dan sangat krusial pelaksanaannya bila memang
didapatkan indikasi untuk dilakukannya tindakan. PCI dilakukan untuk membebaskan jalan
(pembuluh darah) bagi darah yang tersumbat secara total, dan ini akan sangat membahayakan
bila tidak segera dilakukan.
(Perawat) Ana : Saya mencoba menambahkan , bahwa setiap tindakan medis pasti ada resiko,
walaupun itu kecil. Namun, yang perlu diketahui adalah tindakan tersebut akan sangat bisa
menyelamatkan nyawa pasien bila memang diindikasikan untuk dilakukan. Dan kebaikan yang
diterima pasien akan lebih baik ketimbang tidak dilakukan. Namun, pertimbangan tindakan
medis sepenuhnya adalah hak dari pasien. Dokter akan memberitahukan dan menjelaskan
bagaimana prosedur tersebut dilakukan, serta apa resiko yang dapat terjadi. Pasien tetap yang
menentukan tindakan tersebut dilakukan atau tidak.

(Pasien/Keluarga Pasien) Dhea : Baik bu, terima kasih atas penjelasannya.

(Moderator) Auliya : Baik, terima kasih bu Dhea atas pertanyaannya, dengan terjawabnya
pertanyaan dari peserta sekalian, saya kira berakhir jugalah pendidikan kesehatan kita pada hari
ini, atas perhatian bapak/ibu sekalian kami ucapkan terima kasih Wassalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatu.

Anda mungkin juga menyukai