Sistem Pemesanan Bahan Makanan 2
Sistem Pemesanan Bahan Makanan 2
Membuat Amprahan
Menyerahkan kebagian
penyimpanan/penerimaan
Mengecek stok
Tabel 2.4
Standar porsi lauk
Standar porsi
Nama Satua WI VIP Pasien Pegaw Anak Asing
N
Makana n (g/pors (g/pors (g/pors ai (g/pors (g/pors
o
n i) i) i) (g/pors i) i)
i)
1. Ayam Gr 100 100 100 100 80 100
2. Daging Gr 50 35 35 35 35 50
3. Ikan Gr 50 50 50 50 50 50
4. Telur Btr 1 1 1 1 1 1
5. Sosis Btr 1 1 1 1 1 1
6. Tempe Gr 40 40 40 40 40 40
7. Tahu 100 ½ ½ ½ ½ ½
Gr
2) Buah
Proses persiapan buah dilakukan dengan cara bahan makanan dipersiapkan
berdasarkan menu yang berlaku pada saat itu. Pemotongan buah dilakukan sesuai
dengan standar porsi, setelah itu buah dibungkus plastik kemudian disimpan
ditempat wadah plastik yang dibungkus plastik wrap dan disimpan pada
refrigerator dengan suhu 5-150C. Persiapan buah dilakukan setiap hari. Buah
disiapkan untuk pasien VIP, kelas I, II, dan III, pegawai lembur (dokter, dll).
Buah yang dipersiapkan antara lain papaya, pisang, melon, jeruk semage,
semangka, dan apel.
Tabel 2.5
Standar porsi buah
No Nama buah Berat kotor per Berat bersih per
porsi (gram) porsi (gram)
1. Melon 125 100
2. Pepaya 120 100
3. Pisang 135 100
4. Semangka 135 100
5. Apel - -
6. Anggur - -
7. Pear - -
3) Sayur
Proses persiapan sayur dilakukan dengan cara bahan makanan dipersiapkan
dengan menu pada saat itu, pemotongan sayur dilakukan sesuai dengan standar
porsi, setelah itu sayur didistribusikan ke bagian pengolahan. Persiapan sayur
dilakukan setiap hari untuk pasien WI, VIP, kelas I, II, dan III, dan pegawai.
Sayur yang biasa dipersiapkan antara lain sawi hijau, sawi putih, kacang
panjang, labu siam, wortel, buncis, bayam, timun, kembang kol, kangkung, dll.
Untuk sayur sore dan subuh disimpan di refrigerator dengan suhu 5-150C.
Tabel 2.6
Standar porsi sayur
No Standar porsi Berat bersih (gram)
1. Pagi 50
2. Siang 75
3. Malam 75
4) Bumbu
Persiapan bumbu diterima diunit penerimaan kemudian dibawa langsung ke
persiapan bumbu sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan masing-masing bumbu,
dibersihkan dan dipotong-potong. Diporsikan dan diolah sesuai dengan standar
bumbu yang ada, setiap standar bumbu untuk 500 porsi, yaitu :
Tabel 2.7
Standar bumbu
No Komposisi bahan Nama masakan
1. Bumbu A (bumbu merah) Ayam balado
Bawang merah, bawang putih,
tomat, kemiri, cabe besar
2. Bumbu B (bumbu kare) Opor ayam
Bawang merah, bawang putih,
kemiri, ketumbar
3. Bumbu C (bumbu soup) Sup macaroni
Bawang putih, merica, pala
4. Bumbu D (bumbu tumis) Tumis sayuran
Bawang merah, bawang putih,
laos, cabe besar
5. Bumbu E (bumbu Rajang)
b) Pengolahan
Pengolahan bahan makanan dimulai dari jam 08.00 sd 10.00 WITA. Tempat
pengolahan makanan dimasing-masing ruangan berbeda yang terdiri dari
tempat pengolahan VIP, WI, DMB (Dapur Makanan Biasa), DMK (Dapur
Makanan Khusus), dapur susu atau makanan cair dan permintaan khusus,
sedangkan untuk pengolahan nasi dan nasi tim menggunakan rice cooker dan
untuk pengolahan bubur menggunakan boiler dengan uap. Adapun dapur
masing-masing pengolahan ada lima dapur, yaitu :
1) Pengolahan Makanan Khusus
Pengolahan makanan khusus adalah unit kerja yang melayani pasien
dengan makanan biasa maupun makanan diit khusus seperti diit jantung,
rendah protein, rendah serat, DM, dll. Dapur ini mengolah makanan pasien
kelas I, II, dan III, pengolahannya sesuai siklus menu tersebut.
2) Pengolahan makanan VIP
Pengolahan makanan VIP adalah pasien-pasien yang dirawat di
Mahottama, Presiden, Sanjiwani, Wijaya Kusuma, VIP, Ratna, RTI,
Anggrek, dan lain-lain diberikan makanan sesuai siklus menu. Untuk
pasien asing dapat diberikan makanan sesuai meal order, tenaga yang
mengolah untuk subuh 3 orang, sore 2 orang yang diminta. Untuk pasien
dengan alergi maupun pantangan bias memilih jenis makanan selain dari
alergi atau pantangannya melalui permintaan khusus. Tenaga yang
mengolah untuk shift pagi 2 orang dan sore 2 orang.
3) Pengolahan Makanan Permintaan Khusus
Di dapur ini melayani pengolahan tenaga tim sama untuk pasien kelas I, II,
dan III yang membuat 1 orang untuk bubur ayam, rendah lemak, diit
jantung, cincang, dan lain-lain.
4) Pengolahan Makanan WI
Pengolahan makanan pasien WI melayani semua pasien yang dirawat di
WI makanan yang diberikan selain dari menu rumah sakit, rumah sakit juga
menerima meal order sesuai dengan menu pilihan atau permintaan khusus
orang asing. Dibandingkan di menu paviliun, menu WI lebih mahal dan
bervariasi. Sikulus menu yang digunakan adalah siklus menu 10 hari,
dengan contoh menu yang disajikan dalam 1x makan diberikan 2 macam
lauk hewani dan 2 mcam sayuran. Untuk snack diberikan mix juice. Bila
beberapa pasien yang memiliki alergi ataupun pantangan melalui
permintaan makanan khusus cara penyajian makanan maupun jenis
makanan untuk pasien hamper sama dengan pengolahan makanan paviliun.
Selain itu jenis makanan WI juga berbeda, di WI bahan makanan yang
digunakan relative lebih mahal dari kelas perawatan lainnya seperti beras,
buah yang digunakan di WI adalah anggur, jeruk local, pisang hijau, pisang
Cavendish, Sunkist, apel fuji, anggur merah. Untuk minuman di WI selain
aqua botol juga disediakan welcome drink seperti teh, kopi, dan lemon tea,
sedangkan di paviliun hanya diberikan aqua botol.
5) Pengolahan Makanan Biasa
Pengolahan makanan biasa melayani makanan pegawai, dokter jaga,
pegawai lembur, OK IBS, dan OK WI. Siklus menu yang digunakan adalah
siklus menu 10 hari dengan standar porsi sesuai dengan kebutuhan
makanan orang sehat.
c) Distribusi makanan
Distribusi makanan adalah serangkaian proses kegiatan penyampaian
makanan sesuai dengan jenis makanan dan jumlah porsi makanan dan jumlah
porsi konsumen/pasien yang dilayani. Tujuan distribusi makanan yaitu pasien
mendapatkan makanan sesuai diet dan ketentuan yang berlaku.
Sistem distribusi yang digunakan sangat mempengaruhi makanan yang
disajikan, tergantung pada jenis dan jumlah tenaga, peralatan dan perlengkapan
yang ada. Terdapat 3 (tiga) sistem distribusi makanan di rumah sakit, yaitu
sistem yang dipusatkan (sentralisasi), sistem yang tidak dipusatkan
(desentralisasi), dan kombinasi antara sentralisasi dengan sentralisasi.
1) Distribusi makanan yang dipusatkan.
Umumnya disebut dengan cara distribusi “sentralisasi, yaitu makanan
dibagi dan disajikan dalam alat makan diruang produksi makanan.
2) Distribusi makanan yang tidak dipusatkan.
Cara ini umumnya disebut dengan sistem distribusi “Desentralisasi”.
Makanan pasien dibawa ke ruang perawatan pasien dalam jumlah
banyak/besar, kemudian dipersiapan ulang, dan disajikan dalam alat
makan pasien sesuai dietnya
3) Distribusi makanan kombinasi
Distribusi makanan kombinasi dilakukan dengan cara sebagian makanan
ditempatkan langsung kedalam alat makanan pasien sejak dari tempat
produksi, dan sebagian lagi dimasukkan ke dalam wadah besar yang
distribusinya dilaksanakan setelah sampai di ruang perawatan.
Sistem distribusi pelayanan makanan di Instalasi Gizi RSUP Sanglah
menggunakan dua sistem yaitu Sentralisasi dan Desentralisasi. Untuk ruangan VIP
dan kelas menggunakan sistem sentralisasi dimana pembagian makanan pasien di
bagi didapur pengolahan kemudian dibagikan ke ruangan masing-masing kelas
perawatan, sedangkan untuk ruangan WING Amerta yaitu menggunakan sistem
desentralisasi yaitu pembagian makanan langsung di dapur ruangan. Pada kegiatan
pendistribusian mahasiswa mengamati sistem sentralisasi dimana sistem
pendistribusian makanan langsung dari dapur pengolahan didistribusikan ke
masing-masing plato pasien pendistribusian makanan.