Anda di halaman 1dari 16

LEMBAR PENGESAHAN

PROGRAM
PENINGKATAN MUTU DAN PENGUKURAN INDIKATOR
INSTALASI GIZI
RUMAH SAKIT CIBITUNG MEDIKA
TAHUN 2019

Disusun oleh :

Koordinator Instalasi Gizi

(Margareth Agustina Sihotang, AMG)

Ditetapkan oleh :

Pjs. Direktur Rumah Sakit Cibitung Medika

(dr. Acep Suparta, MARS)

1
BAB I
PENDAHULUAN

Seperti tercantum dalam Buku Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit
Departemen Kesehatan RI Tahun 1994, definisi Upaya Peningkatan mutu pelayanan rumah
sakit adalah Keseluruhan upaya dan kegiatan yang komprehensif dan integratif yang
menyangkut struktur, proses dan outcome secara obyektif, sistematik dan berlanjut
memantau dan menilai mutu dan kewajaran pelayanan terhadap pasien menggunakan
peluang untuk meningkatkan pelayanan pasien dan memecahkan masalah-masalah yang
terungkap, sehingga pelayanan yang diberikan di rumah sakit berdaya guna dan berhasil
guna.Jika didefinisikan di dalam rumah sakit, maka dapat dirumuskan bahwa upaya
peningkatan mutu dan keselamatan pasien adalah kegiatan yang dilakukan untuk
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit dan keselamatan pasien secara terus menerus
melalui pemantauan analisa dan ti ndak lanjut adanya penyimpangan dari
standar yang ditentukan. Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
yang dilaksanakan rumah sakit Cibitung Medika berorientasi pada Visi, Misi, Tujuan serta
Nilai-nilai Dasar dan Motto Rumah Sakit Cibitung Medika yang merupakan bagian dari
kegiatan Rumah Sakit yang tertuang dalam kegiatan PMKP.

2
BAB II
LATAR BELAKANG

Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal
sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Untuk itu perlu
ditingkatkan upaya guna memperluas dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dengan mutu yang baik dan biaya yang terjangkau. Pelayanan kesehatan yang
baik dan bermutu itu sendiri merupakan salah satu kebutuhan dasar yang diperlukan setiap
orang, termasuk pelayanan rumah sakit. Pendekatan mutu yang ada saat ini berorientasi
pada kepuasan pelanggan atau pasien . Salah satu faktor kunci sukses pelayanan kesehatan
di rumah sakit adalah dengan mengembangkan mutu pelayanan klinis sebagai inti
pelayanan (Wijono, 2000). Selain itu dengan semakin meningkatnya pendidikan dan
keadaan sosial ekonomi masyarakat, maka sistem nilai dan orientasi dalam masyarakat
mulai berubah. Masyarakat mulai cenderung menuntut pelayanan umum yang lebih baik,
lebih ramah dan lebih bermutu termasuk pelayanan kesehatan. Dengan semakin
meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan Rumah Sakit maka fungsi
pelayanan Rumah Sakit Cibitung Medika secara bertahap perlu terus ditingkatkan agar
menjadi lebih efektif dan efisien serta memberi kepuasan kepada pasien, keluarga maupun
masyarakat.

Agar upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit Cibitung Medika dapat seperti yang
diharapkan, maka perlu disusun Program Upaya Peningkatan Mutu dan Pengukuran
Indikator unit kerja Rumah Sakit Cibitung Medika. Progud implementasi terhadap Visi, Misi
dan Tujuan Rumah Sakit Cibitung Medika. Program ini diuraikan tentang prinsip-prinsip
upaya peningkatan mutu , langkah-langkah pelaksanaannya dilengkapi dengan indikator-
indikator mutu.

3
BAB III
TUJUAN

1. Tujuan Umum :
Meningkatkan mutu pelayanan Gizi di Instalasi Gizi.

2. Tujuan Khusus :
a) Mengawasi setiap tahapan proses.
b) Menjamin pelayanan yang dihasilkan.
c) Menghasilkan pelayanan yang bermutu.

4
BAB IV

KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

A. KEGIATAN POKOK
1. Kelengkapan assesmen gizi yang tercatat dalam rekam medik
2. Pengawasan terhadap ketepatan waktu pemberian makan
3. Kesalahan diit pasien paru-paru
4. Sisa makan siang pasien non diit
B. RINCIAN PROGRAM
1. Kelengkapan assesmen gizi yang tercatat dalam rekam medik
Program pengajaran untuk mengetahui apa saja nutrisi dan zat yang terkandung
dalam suatu makanan.
Tujuan kelengkapan assesmen gizi yang tercatat dalam rekam medik pasien di
RS Cibitung Medika adalah :
1)Agar pasien paru-paru tersebut dapat mematuhi diet yang diberikan sesuai
dengan diagnosa pasien tersebut.
2) Agar tidak terjadi kesalahan pemberian diet pasien paru-paru.
2. Pengawasan ketepatan waktu pemberian makan
Pengawasan terhadap ketepatan waktu pemberian makanan adalah kegiatan
pengawasan dan pengendalian mutu pelayanan gizi yang dilaksanakan oleh
Instalasi Gizi di RS Cibitung Medika secara terus menerus agar tidak terjadi atau
mengurangi kejadian error / penyimpangan sehingga diperoleh hasil yang
diharapkan sesuai dengan standar prosedur yang berlaku.
Tujuan pengawasan ketepatan waktu pemberian makan RS Cibitung Medika
adalah :
1) Agar waktu penyajian makanan di pasien sesuai dengan waktu yang telah

5
disepakati.
2) Menu yang disajikan sesuai dengan siklus menu yang berlaku.

3. Kesalahan diit pasien Paru-Paru


Kesesuaian jenis diit jantung antara yang diminta oleh dokter DPJP dengan yang
disajikan pada saat makan. Kesesuaian diit Paru-Paru meliputi jumlah kalori, jenis
makanan, Tinggi Kalori Tinggi Protein, dan volume diit cair.
Tujuan dari kesalahan diit pasien di RS Cibitung Medika adalah agar tidak terjadi
kesalahan diit pada pasien Paru-Paru.
4. Sisa makan siang pasien non diit
Porsi makan siang yang tidak habis dimakan oleh pasien non diit ≥ ½ porsi makan
yang disediakan.
Tujuan sisa makan siang pasien non diit di RS Cibitung Medika adalah untuk
mengetahui daya terima pasien terhadap menu makanan yang disajikan.

6
BAB V

CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Metode yang dilakukan adalah ahli gizi melakukan visit pasien untuk menilai dan
memberikan edukasi kepada pasien kemudian dicatat dalam rekam medik pasien.
Pada metode ini, didalam lembar edukasi. Metode yang dilakukan adalah dengan
wawancara kepada pasien dan keluarga serta pemberian media edukasi berupa
leaflet diet.
Metode Comstock merupakan metode taksiran visual dengan cara melihat sisa makan
menggunakan skala pengukuran digunakan untuk mengukur sisa makan pasien. Skor
skala 6 poin dengan kriteria sebagai berikut :
0 : Jika tidak ada porsi makanan yang tersisa (100% dikonsumsi)
1 : Jika tersisa ¼ porsi ( hanya 75% yang dikonsumsi)
2 : Jika tersisa ½ porsi ( hanya 50% yang dikonsumsi)
3 : Jika tersisa ¾ porsi (hanya 25% yang dikonsumsi)
4 : Jika tersisa hampir mendekati utuh ( hanya dikonsumsi sedikit atau 5%)
5 : Jika makanan tidak dikonsumsi sama sekali (utuh)
Pengawasan ketepatan waktu pemberian makan menggunakan metode
pencatatan yang dilakukan setiap hari menggunakan buku ekspedisi pemberian
makan pasien dengan data yang tertulis di dalamnya yaitu hari, tanggal, jam
pemberian makan, tanda tangan perawat yang bertugas dan pelaksana gizi.

7
BAB VI

PROFIL INDIKATOR GIZI

a. Kelengkapan assesmen gizi yang tercatat dalam rekam medik (100%).


1 Nama Indikator Kelengkapan assesmen gizi yang tercatat
dalam rekam medik 1 x 24 jam
2 Program Keselamatan pasien
Alasan Pemilihan Indikator Belum ada data kelengkapan
3 Dimensi Ketepatan waktu
4 Tujuan Meningkatkan kepatuhan pengisian
pengkajian awal gizi.
5 Dasar pemikiran/Literatur -
6 Definisi Pengkajian awal gizi adalah status pasien
dalam waktu 24 jam sejak pasien dirawat
oleh dokter dan perawat.
7 Kriteria
a. Inklusi Semua pasien baru rawat inap
b. Ekslusi -
8 Tipe Indikator Proses
9 Jenis Indikator Persentase
10 Numerator Form pengkajian awal gizi (skrinning gizi)
11 Denominator Jumlah seluruh pasien baru
12 Cara Pengukuran/Formula Jumlah form pengkajian yang terisi 1 x 24
jam: total pasien baru rawat inap x 100%
13 Standar Pengukur/Target 100%
14 Sumber Data Rekam medik pasien
15 Target Sampel dan Ukuran Semua pasien rawat inap
Sampel
16 Metodologi Pengumpulan Retrospektif
Data
17 Pengumpul Data Ahli Gizi
18 Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan

8
19 Periode Waktu Pelaporan Triwulan
20 Periode Analisa Data Triwulan
21 Mohon Dijelaskan Mengenai Menggunakan Run Chart
Rencana Analisis
22 Mohon Dijelaskan Hasil pengukuran indikator ini akan
Bagaimana Hasil-hasil Data disampaikan dalam laporan Bulanan
akan disebarluaskan pada
staf
23 Nama alat atau file audit Formulir Rekapitulasi Dokumentasi
Pengkajian Awal Gizi

b. Ketepatan waktu pemberian makan (100%).


1 Nama Indikator Ketepatan waktu pemberian makan
2 Program Keselamatan pasien
Alasan Pemilihan Indikator Belum ada data kelengkapan
3 Dimensi Ketepatan waktu
4 Tujuan Menjaga kualitas pelayanan gizi
5 Dasar pemikiran/Literatur -
6 Definisi Pengawasan terhadap ketepatan waktu
pemberian makanan adalah kegiatan
pengawasan dan pengendalian mutu
pelayanan gizi.
7 Kriteria
a. Inklusi Semua pasien rawat inap
b. Ekslusi -
8 Tipe Indikator Proses
9 Jenis Indikator Persentase
10 Numerator Form pengkajian awal gizi (skrinning gizi)
11 Denominator Jumlah seluruh pasien baru
12 Cara Pengukuran/Formula Jumlah ceklist ketepatan waktu makan
13 Standar Pengukur/Target 100%
14 Sumber Data Buku ketepatan waktu distribusi makan
15 Target Sampel dan Ukuran Semua pasien rawat inap
Sampel
16 Metodologi Pengumpulan Retrospektif
Data
17 Pengumpul Data Petugas pramusaji
18 Frekuensi Pengumpulan Bulanan
Data

9
19 Periode Waktu Pelaporan Triwulan
20 Periode Analisa Data Triwulan
21 Mohon Dijelaskan Menggunakan Run Chart
Mengenai Rencana
Analisis
22 Mohon Dijelaskan Hasil pengukuran indikator ini akan
Bagaimana Hasil-hasil Data disampaikan dalam laporan Bulanan
akan disebarluaskan pada
staf
23 Nama alat atau file audit Buku ketepatan waktu distribusi makan

c. Kesalahan diit pasien Paru-Paru (0%)


1 Nama Indikator Kesalahan diit pasien Paru-Paru
2 Program Keselamatan pasien
Alasan Pemilihan Indikator Belum ada data kelengkapan
3 Dimensi Ketepatan waktu
4 Tujuan Menjaga kualitas pelayanan gizi
5 Dasar pemikiran/Literatur -
6 Definisi Kesesuaian jenis diit paru-paru antara yang
diminta oleh dokter dengan yang disajikan
pada saat makan.
7 Kriteria
a. Inklusi Semua pasien rawat inap
b. Ekslusi -
8 Tipe Indikator Proses
9 Jenis Indikator Persentase
10 Numerator Form pengkajian awal gizi (skrining gizi)
11 Denominator Jumlah seluruh pasien baru
12 Cara Pengukuran/Formula Jumlah ceklist ketepatan waktu makan
13 Standar Pengukur/Target 100%
14 Sumber Data Buku ketepatan waktu distribusi makan
15 Target Sampel dan Ukuran Semua pasien rawat inap
Sampel
16 Metodologi Pengumpulan Retrospektif
Data
17 Pengumpul Data Petugas pramusaji
18 Frekuensi Pengumpulan Bulanan
Data

10
19 Periode Waktu Pelaporan Triwulan
20 Periode Analisa Data Triwulan
21 Mohon Dijelaskan Menggunakan Run Chart
Mengenai Rencana
Analisis
22 Mohon Dijelaskan Hasil pengukuran indikator ini akan
Bagaimana Hasil-hasil Data disampaikan dalam laporan Bulanan
akan disebarluaskan pada
staf
23 Nama alat atau file audit Formulir Rekapitulasi Dokumentasi Pengkajian
Awal Gizi

d. Sisa makan siang pasien non diit (0%)


1 Nama Indikator Sisa makan siang pasien non diit
2 Program Keselamatan pasien
Alasan Pemilihan Indikator Belum ada data kelengkapan
3 Dimensi Ketepatan waktu
4 Tujuan Menjaga kualitas pelayanan gizi
5 Dasar pemikiran/Literatur -
6 Definisi Sisa makanan adalah porsi makanan yang
tersisa yang tidak dimakan oleh pasien pada
waktu makan siang hari
7 Kriteria
a. Inklusi Sisa makan siang yang tidak habis dimakan
oleh pasien non diit ≥ ½ porsi makan yang
disediakan.
b. Ekslusi -
8 Tipe Indikator Proses
9 Jenis Indikator Persentase
10 Numerator Form pengkajian awal gizi (skrinning gizi)
11 Denominator Jumlah seluruh pasien baru
12 Cara Pengukuran/Formula Jumlah ceklist ketepatan waktu makan
13 Standar Pengukur/Target 0%
14 Sumber Data Buku ketepatan waktu distribusi makan
15 Target Sampel dan Ukuran Semua pasien rawat inap
Sampel
16 Metodologi Pengumpulan Retrospektif
Data
17 Pengumpul Data Petugas pramusaji

11
18 Frekuensi Pengumpulan Bulanan
Data
19 Periode Waktu Pelaporan Triwulan
20 Periode Analisa Data Triwulan
21 Mohon Dijelaskan Menggunakan Run Chart
Mengenai Rencana
Analisis
22 Mohon Dijelaskan Hasil pengukuran indikator ini akan
Bagaimana Hasil-hasil Data disampaikan dalam laporan Bulanan
akan disebarluaskan pada
staf
23 Nama alat atau file audit Formulir Rekapitulasi Dokumentasi Pengkajian
Awal Gizi

12
BAB VII

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

2019
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pembentukan tim
2 Rapat tim
Pengawasan terhadap
3 ketepatan waktu pemberian
makan
4 Edukasi gizi yang tercatat dalam
rekam medik
5 Kesalahan diit pasien Paru-Paru

6 Sisa makan siang pasien non diit

13
BAB VIII

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

1. Evaluasi
Evaluasi program Peningkatan Mutu dan Pengukuran Indikator Instalasi Gizi ini
dilakukan 6 bulan setelah pelaksanaan oleh Panitia mutu dan keselamatan pasien RS
Cibitung Medika, kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk menilai dan memonitor
kegiatan-kegiatan PM, meliputi :
a. Input : Kebijakan, Pelaksana, Protap
b. Proses:Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, Pengawasan
c. Output :Hasil/target sasaran, Ketepatan Waktu.
2. Pelaporan
Data yang diperoleh kemudian diolah menjadi suatu informasi dan dijadikan sebagai
acuan dalam pengambilan kebijakan dan upaya tindak lanjut serta penyusunan
rencana kegiatan selanjutnya. Pelaporan hasil kegiatan dari program Peningkatan
Mutu dan Pengukuran Indikator ini dibuat segera setelah kegiatan telah
dilaksanakan dan diserahkan kepada Direktur RS Cibitung Medika.

14
BAB IX

PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Untuk memantau dan menilai pencapaian indikator yang telah ditetapkan, diperlukan data
atau informasi yang diperoleh dari catatan dan laporan terkait dengan aspek yang akan
dinilai. Pencatatan dan pelaporan merupakan bentuk pengawasan dan pengendalian.
Pencatatan dilakukan pada setiap langkah kegiatan sedangkan pelaporan dilakukan berkala
sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit (bulanan/triwulan/tahunan).

15
BAB X

PELAPORAN

Januari Februari Maret April Mei Juni


2019 2019 2019 2019 2019 2019
Pasien makan 4517 4382 5210 5010 4616 4183
Sonde / Cair 184 166 126 155 148 98
Konsultasi rajal 51 51 40 47 41 11
Kelengkapan
assesmen gizi yang
42,07% 64,77% 74,5%
tercatat dalam
rekam medik
Ketepatan waktu
100% 100% 100% 100% 100% 100%
pemberian makan
Sisa makan pasien 7.49% 8.38% 8.38% 7.3% 7.30% 7.60%
Tidak ada kesalahan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
diit pasien Paru-Paru

16

Anda mungkin juga menyukai