NPM : 021118080
Karakter Antikorupsi
Pertama, tempatkan pendidikan sebagai sarana pembentuk karakter.
Pedagog Jerman FW Foerster (1869-1966) mangatakan bahwa
hakikat utama pendidikan adalah pembentukan karakter.
Kedua, buatlah kurikulum yang selalu mengutuk korupsi sebagai
kemunkaran sosial. Dalam setiap materi pelajaran, seorang guru
seharusnya tidak hanya menjelaskan makna tekstual teori ilmu
pengetahuan, tapi juga mampu mengontekstualisasikan dengan
fenomena ketimpangan sosial yang terjadi di masyarakat.
Ketiga, lakukan aksi nyata dalam pemberantasan korupsi. Aksi nyata
ini bisa berupa kerja sama dengan lembaga peradilan yang menyeret
para koruptor atau lembaga swadaya masyarakat yang concern
terhadap kebijakan pemberantasan korupsi.
Keempat, bangunlah arus baru lintas sektoral pendidikan. Di sini
perlu dibentuk gerakan massif di berbagai lembaga pendidikan pusat
maupun daerah dalam menentang ulah para koruptor. Gelombang
arus baru tersebut akan selalu diliput media dan nantinya lama
kelamaan akan menjadi mainstream pemikiran kemanusiaan masa
depan.