Naufal Ilma
IAIN Sultan Amai Gorontalo
ABSTRAK
Problematika menyangkut tatanan moral dalam masyarakat salah satunya adalah korupsi yang tak
pernah berakhir. Beberapa hasil survei dari lembaga transparansi publik mengindikasikan tingginya
tingkat korupsi di Indonesia, jika dibandingkan dengan negara lainnya, Indonesia berada di posisi
keenam terkorup di dunia menurut lembaga survei Transparency International (TI) pada tahun 2010.
Berbagai upaya dilakukan guna mencegah dan menghilangkan praktek korupsi di Negara yang
mayoritas penduduknya beragama Islam ini. Salah satu strategi yang dilakukan memerangi korupsi
adalah dengan dirancangnya pendidikan antikorupsi oleh beberapa lembaga pendidikan. Ide ini lahir
untuk membasmi korupsi melalui persilangan antara pendidikan watak dan pendidikan
kewarganegaraan. Disamping itu, pendidikan antikorupsi berupa pendidikan nilai untuk mendorong
setiap generasi menyusun kembali sistem nilai yang diwarisi serta sektor pendidikan formal di
Indonesia yang berperan dalam memenuhi kebutuhan pencegahan korupsi. Olehnya itu, pendidikan
Islam perlu mengembangkan nilai antikorupsi. Sebab dalam sistem pendidikan Indonesia, baik dalam
kurikulum 1994, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) maupun Kurikulum 2013 belum dimuat materi antikorupsi di Indonesia secara komprehensif.
Sementara sektor pendidikan Islam sangat diharapkan berperan dalam memberantas korupsi secara
tidak langsung melalui pengaitan materi pembelajaran kontekstual dengan pesan moral yang
disampaikan tentang korupsi.
117
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015
118
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015
officials) dari norma yang diterima dan dianut perekonomian negara. Ada sembilan tindakan
masyarakat dengan tujuan untuk mendapatkan kategori ko-rupsi dalam UU tersebut, yaitu:
keuntungan pribadi (serve private ends). suap, illegal profit, secret transaction, hadiah,
Senada dengan itu, Azyumardi Azra mengutip hibah (pemberian), penggelapan, kolusi,
pendapat Syed Husein Alatas yang lebih luas: nepotisme, dan penyalahgunaan jabatan dan
”Corruption is abuse of trust in the interest of wewe-nang serta fasilitas negara. Korupsi
private gain”, Korupsi adalah penyalahgunaan dengan berbagai modusnya telah terbukti
amanah untuk kepentingan pribadi.9 menyengsarakan rakyat. Salah seorang
Korupsi didefinisikan sebagai budayawan bahkan mengatakan bahwa korupsi
”penyimpangan atau perusakan integritas sebenarnya lebih ’porno’ dari pada pornografi
dalam pelaksanaan tugas publik dengan itu sendiri.
penyuapan atau balas jasa”.10 Sedangkan
pengertian ringkas yang dipergunakan World C. Model Korupsi
Bank adalah ”penyalahgunaan jabatan publik Tindak pidana korupsi dalam berbagai
untuk keuntungan pribadi (the abuse of public bentuk mencakup pemerasan, penyuapan dan
office for private gain). Definisi ini juga serupa gratifikasi pada dasarnya telah terjadi sejak
dengan yang dipergunakan oleh Transparency lama dengan pelaku mulai dari pejabat negara
International (TI), yaitu ”korupsi me-libatkan sampai pegawai yang paling rendah. Korupsi
perilaku oleh pegawai di sektor publik, baik yang terjadi di Indonesia saat ini, terutama
politikus atau pegawai negeri, dimana mereka yang dilakukan oleh aparatur pemerintah sudah
dengan tidak pantas dan melawan hukum mulai dilakukan secara sistematis baik oleh
memperkaya diri mereka sendiri, atau yang perorangan maupun berkelompok (berjamaah),
dekat dengan mereka, dengan serta semakin meluas dan semakin canggih
menyalahgunakan kekuasaan publik yang dalam proses pelaksanaannya. Korupsi ini
dipercayakan kepada mereka.11 semakin memprihatinkan bila terjadi dalam
Menurut perspektif hukum, definisi aspek pela-yanan yang berkaitan dengan sektor
korupsi secara gamblang telah dijelaskan publik, mengingat tugas dan kewajiban utama
dalam 13 buah Pasal dalam UU No. 31 Tahun dari aparat pemerintah adalah memberikan
1999 jo.UU No. 20 Tahun 2001. Berdasarkan pelayanan kepada publik atau masyarakat.
pasal tersebut, korupsi dirumuskan kedalam Dari beberapa definisi yang telah
tiga puluh jenis tindak pidana korupsi yang disebutkan di atas, dapat diringkas secara
dapat dikelompokkan; kerugian keuangan umum bentuk, karakteristik atau jenis, dan
negara, suap-menyuap, penggelapan dalam unsur (dari sudut pandang hukum) korupsi
jabatan, pemerasan, perbuatan curang, benturan sebagai berikut:
kepentingan dalam pengadaan, gratifikasi. 1. Penyuapan (bribery) mencakup tindakan
Pasal tersebut menerangkan secara terperinci memberi dan menerima suap, baik berupa uang
mengenai perbuatan yang bisa dikenakan maupun barang.
pidana penjara karena korupsi.12 2. Embezzlement, merupakan tindakan penipuan
Dalam UU No. 20 Tahun 2001 terdapat dan pencurian sumber daya yang dilakukan
pengertian bahwa ”korupsi adalah tindakan oleh pihak tertentu yang mengelola sumber
melawan hukum dengan maksud memperkaya daya tersebut, baik berupa dana publik atau
diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang sumber daya alam tertentu.
berakibat merugikan keuangan negara atau 3. Fraud, merupakan suatu tindakan kejahatan
ekonomi yang melibatkan penipuan (trickery
or swindle). Termasuk di dalamnya proses
9
Syamsul Anwar (Et.al), Fikih Antikorupsi manipulasi atau mendistorsi informasi dan
Perspektif Ulama Muhammadiyah Majelis Tarjih fakta dengan tujuan mengambil keuntungan
dan Tajdid PP Muhammadiyah, Jakarta: Pusat tertentu.”.
studi Agama dan Peradaban (PSAP), 2006, hal. 10.
10 Jenis korupsi yang lebih operasional juga
http://www.kamus.net/english/corruption,
"corruption." STANDS4 LLC, diakses tanggal diklasifikasikan oleh tokoh reformasi, M.
2/9/2015. Amien Rais yang menyatakan sedikitnya ada
11
Fawa’id, Huda (Ed.), Op.Cit., hal 24. empat jenis korupsi. Pertama, korupsi
12
Komisi Pemberantasan Korupsi, ekstortif, yakni berupa sogokan atau suap yang
Memahami Untuk Membasmi; Buku Saku Untuk dilakukan pengusaha kepada penguasa. Kedua,
Memahami Tindak Pidana Korupsi, Jakarta: korupsi manipulatif, seperti permintaan
Komisi Pemberantasan Korupsi, 2006, hal 19-20
119
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015
13 15
Syamsul Anwar (Et.al), Fikih Antikorupsi Syed Hussein Alatas, Sosiologi Korupsi,
Perspektif Ulama Muhammadiyah Majelis Tarjih Jakarta: LP3ES, 1975, hal. 46.
16
dan Tajdid PP Muhammadiyah, Jakarta: Pusat studi Syamsul Anwar (Et.al), Fikih Antikorupsi
Agama dan Peradaban (PSAP), 2006, hal. 18 Perspektif Ulama Muham-madiyah Majelis Tarjih
14
George Junus Aditjondro, Jurnal Wacana: dan Tajdid PP Muhammadiyah, Jakarta: Pusat
Bukan Persoalan Telur dan Ayam: Membangun studi Agama dan Peradaban (PSAP), 2006, hal. 13.
17
Suatu Kerangka yang Lebih Holistik bagi Syed Hussein Alatas, Sosiologi Korupsi,
Gerakan Antikorupsi di Indonesia, Yogyakarta: Jakarta: LP3ES, 1975, hal. 46.
18
Insist Press, 2003, hal. 22 Majalah Tempo; edisi Juli 2008.
120
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015
buruk, sistem kontrol yang tidak efektif, dilandasi dengan prinsip bahwa betapa pun
struktur dan sistem pemerintahan.19 para koruptor yang berhasil ditangkap dan
dipenjara tanpa ada upaya pencegahan tindak
E. Kasus Korupsi pidana korupsi pekerjaan berat itu akan
Sejak lahirnya KPK masyarakat pun menjadi sia-sia. Sebab tunas koruptor yang
sudah mulai antusias dengan pemberan-tasan baru akan muncul kembali.
korupsi. Masyarakat mulai semangat Menciptakan generasi baru yang
menggelorakan gerakan untuk melawan antikorupsi merupakan sasaran dari langkah
korupsi, yang semula kepercayaan masyarakat preventif untuk membantu mewujudkan negara
terhadap upaya penegakan hukum tindak yang bebas dari korupsi. Gerakan antikorupsi
pidana korupsi berada pada titik terendah melalui jalur pendidikan merupakan langkah
ketika orde baru berkuasa. awal yang ditempuh untuk mulai melakukan
Perkembangan kasus korupsi terus penanaman nilai ke arah yang lebih baik dari
bermunculan dari hari ke hari. Hal ini dapat sejak usia muda dengan membangun karakter
dirasakan oleh masyarakat dan terlihat secara termasuk pembentukan sikap disiplin.
langsusng dari media. Dalam Annual Report
KPK pada tahun 2007 saja misalnya, dilihat G. Korupsi Menurut Perspektif Islam
dari jumlah keuangan yakni jumlah uang yang Sebagai agama yang sempurna dan
berhasil diselamatkan berdasarkan putusan universal, Islam tidak hanya mengatur
pengadilan yang telah memper-oleh kekuatan hubungan antara makhluk dengan sang Khalik
hukum tetap, yaitu putusan terhadap uang (hablum minallah), tetapi juga mengatur
rampasan, uang pengganti dan denda sebesar: hubungan antar sesama makhluk (hablum
Rp. 119.976.472.962,00. Adapun yang ber- minannas), serta hubungan manusia dengan
hasil disetorkan ke Kas Negara adalah sebesar: alam (hablum minal ‘alam). Oleh karenanya,
Rp. 45.513.032.038,00. Islam mengajarkan secara komprehensif
beberapa prinsip agar hubungan antar manusia
F. Penyelesaian Kasus Korupsi menjadi harmonis dan beradab. Lebih jauh,
Gerakan pemberantasan korupsi yang Islam melalui kitab suci al-Qur’an telah
digawangi oleh KPK semakin berkembang memerintahkan kepada seluruh umat Islam
dalam tahun 2007. Aparat penegak hukum untuk menjalankan ajaran Islam secara
seolah berlomba dalam memburu para keseluruhan. Hal tersebut mengandung unsur
koruptor. Media massa pun terlibat aktif dalam universalitas Islam dalam seluruh aspek
menggelorakan gerakan antikorupsi. Pada kehidupan. Sebagaimana statemen dalam al-
tahun 2007 tercatat banyak koruptor kelas Qur’an menyatakan: “Hai orang-orang yang
kakap berhasil ditahan. Baik dari sisi nilai beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
kerugian negaranya maupun dari sisi keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah
ketokohannya. Seperti diantaranya anggota syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang
Komisi Yudisial, anggota DPR, bahkan mantan nyata bagimu.” (Q. S. Al-baqarah/2:208).
Direktur Utama BUMN dan BI dengan asset Ditinjau dari segi hukum Islam (fiqih),
triliunan berhasil ditangkap. kasus korupsi termasuk dalam wilayah
Ada dua cara dalam melakukan upaya mu’amalah maliyah (sosial-ekonomi) atau fiqh
pemberantasan korupsi. Pertama, melalui siyasah (hukum tata negara) yang tertumpu
langkah represif (penindakan), dimana aparat pada permasalahan maliyah (benda). Dalam al-
penegak hukum menjadi penggerak dalam Qur’an terdapat beberapa ayat yang mampu
memberantas korupsi. Kedua, melalui langkah membentuk kesadaran moral manusia untuk
preventif (pencegahan). Diantaranya upaya tidak rakus memakan harta rakyat. Al-Qur’an
perbaikan sistem birokrasi, dan yang paling juga mempunyai perangkat teoritis untuk
penting adalah penyemaian bibit-bibit memberantas korupsi, seperti melarang umat
antikorupsi melalui jalur pendidikan. Islam untuk memilih kaum penindas untuk jadi
Penanaman nilai antikorupsi akan melahirkan penguasa, apalagi melakukan korupsi yang
generasi antikorupsi di masa yang akan datang. sangat merugikan orang banyak. (Lihat Q.S.
Keduanya harus dilakukan secara simultan An-Naml/27: 34, dan Q.S Hud/11: 27).
dengan kecepatan yang seimbang. Hal itu Korupsi secara definitif juga ditandai
oleh sejumlah interpretasi keagamaan tentang
tindak pidana tersebut. Para ulama, misalnya,
19
Ibid., Alatas, revisi 1986 hal. 46
121
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015
122
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015
untuk kepentingan pribadi, keluarga dan yang berhak menerimanya, dan (menyuruh
kelompok yang dilakukan oleh siapa pun, kamu) apabila menetapkan hukum di antara
dalam bentuk apa pun, dimana pun, dan kapan manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
pun dapat disebut sebagai tindakan korupsi. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang
Tuduhan penggelapan selembar sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya
permadani pada masa Nabi telah menyebabkan Allah adalah Maha mendengar lagi Maha
atau melatar belakangi turunnya Q.S. Ali Melihat.”
‘Imran/3: 161. Betapapun tindak perilaku Ketiga, kata “amanah” dikaitkan dengan
penggelapan, hal itu tentu sudah jelas (sharih) sifat khianat sebagai lawan katanya. Ayat al-
dalam ayat dinyatakan hal yang dilarang, Qur’an dalam surat Al-Anfal/8 ayat 27
karena kedudukannya yang sama dengan al- berbunyi: Artinya: “Hai orang yang beriman,
khianat (pengkhianatan). Dari beberapa uraian janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
di atas dapat kita pahami konstruksi (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu
pemahaman tentang hukum korupsi. Sehingga mengkhianati amanat yang dipercayakan
mengindikasikan lahirnya ketetapan hukuman kepadamu, sedang kamu Mengetahui.”
(fatwa) terhadap pelaku korupsi. Bagi sebagian Kempat, kata “amanah” dikaitkan
orang -termasuk ulama– yang memahami dengan salah satu sifat manusia yang mampu
korupsi sebagai tindakan pengkhianatan karena memelihara kemantapan ruhaninya, kemudian
‘illat dan maqâshid yang terdapat dalam kasus dihubungkan dengan janji. QS. Al-Ma’arij/70:
tersebut (yaitu pengkhianatan dan 32: Artinya: “Dan orang yang memelihara
penyelewengan), maka hukumnya adalah amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.”
haram dan termasuk kejahatan besar sehingga Kelima, kata “amanah” secara definitif
keluarlah fatwa hukuman mati bagi pelakunya. yang sangat universal, baik sebagai tugas
H. Nilai-nilai Islam yang Diselewengkan keagamaan maupun sosial-kemanusiaan.
Dalam Kasus Korupsi Sebagaimana yang dapat kita pahami dalam
1. Amanah QS. Al-Ahzab/33: 72: Artinya: “Sesungguhnya
Secara bahasa, “amanah” berarti kami Telah mengemukakan amanat kepada
“titipan” (Munawir, 1997). Sedangkan langit, bumi dan gunung-gunung, Maka
“amanah” dalam pengertian istilah dapat semuanya enggan untuk memikul amanat itu
dipahami dalam lima pengertian, sebagaimana dan mereka khawatir akan mengkhianatinya,
yang terdapat di dalam kandungan al-Qur’an: dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Pertama, kata amanah dikaitkan dengan Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan
larangan menyembunyikan kesaksian atau amat bodoh,”
keharusan memberikan kesaksian yang benar.
Hal tersebut termaktub dalam QS. Al- 2. Shidiq
Baqarah/2: 283: Artinya: “Jika kamu dalam Nilai keislaman yang diselewengkan
perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara oleh korupsi kemudian adalah nilai-nilai
tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang kebenaran atau “shidiq”. Secara etimologis
penulis, Maka hendaklah ada barang “shidiq” berarti: benar atau jujur (Munawwrir,
tanggungan yang dipegang (oleh yang 1997). Seorang Muslim dituntut untuk selalu
berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu dalam keadaan benar lahir-bathin, meliputi:
mempercayai sebagian yang lain, Maka benar-hati (shidq al-qalb), benar-perkataan
hendaklah yang dipercayai itu menunaikan (shidq al-hadîts), serta benar-perbuatan (shidq
amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia al-‘amâl). Benar dalam ketiga hal tersebut akan
bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan menuntun pada perilaku yang sesuai dengan
janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan “kebenaran” agama Islam. Oleh karenanya
persaksian. dan barangsiapa yang Rasulullah SAW memerintahkan kepada setiap
menyembunyikannya, Maka Sesungguh-nya ia Muslim untuk selalu menjaga diri dalam sikap
adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah “shidiq’ serta melarang umatnya berbohong,
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. karena setiap kebohongan akan membawa
Kedua, kata amanah dikaitkan dengan kepada kejahatan.
keadilan atau pelaksanaan hukum secara adil. 3. Adil
Sebagaimana yang dapat kita pahami dari QS. Adil merupakan sikap yang
An-Nisa/4: 58: Artinya: “Sesungguhnya Allah mengetengahkan kesepadanan, kelurusan
menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada (etimologis), sikap tengah yang
123
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015
124
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015
125
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015
padat, dan papan permainan dibuat sebagai korupsi pada nilai kebangsaan, agama, dan
pendukung program. (Sumber: Trans-parency kemanusiaan.
International, Koran Tempo, 2 Maret 2008 Proses pembelajaran dalam pendidikan
antikorupsi pun sangat signifikan dan dominan
K. Model Pengembangan Kurikulum Pendidikan dilakukan dengan cara mengaitkan materi
Agama Islam Pada Pendidikan Antikorupsi pembelajaran dengan arus kenyataan praktikal
Undang-undang Sistem Pendidikan dan aktual, semisal kejahatan korupsi dengan
Nasional (UU SISDIKNAS) No. 20 tahun 2003 berbagai modus operandinya. Sebagai-mana
BAB X pasal 36 ayat 1 menyebutkan bahwa diketahui, stagnasi pengembangan materi
”pengembangan Kurikulum dilakukan dengan pembelajaran diakibatkan tidak terintegrasinya
mengacu pada standar nasional pendidikan materi dengan problem-problem kontekstual.
untuk mewujudkan tujuan pendidikan Hal tersebut diperparah lagi dengan proses
nasional”. Sedangkan dalam ayat 2 disebutkan pem-belajaran yang berjalan secara monoton
bahwa ”kurikulum pada semua jenjang dan serta hanya berorientasi pada basis kompetensi
jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip dan penguasaan materi konvensional (subject
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, oriented curricu-lum). Seperti materi dalam
potensi daerah dan peserta didik”. Dalam pasal ilmu fikih, ushul fikih, dan sebagainya, pada
38 ayat 2 juga disebutkan bahwa ”kurikulum pendefinisian tema pencurian dan perampasan
pendidikan dasar dan menengah dikembangkan hak kepemilikan financial-private dalam
sesuai dengan relevansinya oleh setiap pengajaran fikih. Di dalam mendefinisikan
kelompok atau satuan pendidikan dan komite tema tersebut, baik di dalam kurikulum,
sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan silabus, maupun Rencana Pelaksanaan
supervisi Dinas Pendidikan atau kantor Pembelajaran (RPP) atau Satuan Acara
Departemen Agama Kabupaten / Kota untuk Perkuliahan (SAP), dinamakan sebagai
pendidikan dasar dan provinsi untuk pencurian dan perampasan hak kepemilikan
pendidikan menengah”. finansial yang dilakukan secara fisik, seperti
Pendidikan Islam sebagai lembaga merampok (hirabah) atau perampasan di
formal pendidikan (baca: sekolah) yang jalanan (qath’u al-tharîq). Pengayaan materi
memiliki karakteristik nilai keislaman sudah belum menyentuh pada bentuk perampasan dan
barang tentu harus memiliki kesadaran (sense) perampokan finansial dalam mekanisme non
terhadap fenomena dan problem kontekstual fisik yang lebih sistemik - komunal -
yang bertentangan dengan nilai keislaman, kontekstual dan mutakhir, yaitu kejahatan
terutama dalam hal materi pelajaran. Agama korupsi sebagai gejala penyalahgunaan amanah
sudah barang tentu menjadi kekuatan spiritual- dan kekuasaan sekaligus sebagai salah satu
moral dalam menegakkan panji kebenaran dan bentuk kejahatan kerah putih (white collar
menolak setiap bentuk kemungkaran. Pada crime) kepada publik.
poin persatuan nasional dan nilai kebangsaan Integritas atau amanah para pemimpin
dapat diderivasikan beberapa nilai kebangsaan negara terlihat jelas penyelewengannya
yang telah dirusak dan dikotori oleh para terhadap korporato-krasi. Bagaimana pun
koruptor. Maka dari itu proses melawan kepercayaan rakyat tidak bisa digadaikan
korupsi adalah suatu upaya menjaga nilai begitu saja kepada pihak asing dengan cara
kebangsaan, dan hal tersebut harus menjual aset-aset nasional yang notabene
diimplementasikan dalam tataran praktis sebagai sumber daya alam bagi bumi
dengan menerapkan persoalan kejahatan Indonesia. Eksploitasi alam termasuk dalam
korupsi dan semangat antikorupsi sebagai materi bagaimana hablum minal ‘âlam
bagian integral dalam kurikulum dan seharusnya diarakan untuk eksplorasi, bukan
pengajaran di sekolah. Oleh karenanya terdapat eksploitasi. State capture corruption adalah
dua opsi dalam upaya penerapan kebijakan jenis korupsi yang super destruktifdan berskala
antikorupsi, yang pertama adalah menjadikan negara. Kejahatan ini muncul ketika terjadi
persoalan korupsi menjadi satu mata pelajaran persekongkolan antara negara dan korporasi,
yang didalamnya bisa dibahas antara lain: dimana kekuatan korporasi menaklukan
sejarah korupsi di Indonesia dan dunia dari kekuatan negara sehingga negara menjadi
masa ke masa; proses pemberantasan korupsi pelayan kepentingan korporasi. Selain itu juga,
di Indonesia dan Negara lain; dan akibat state capture corruption ternyata
mengejawantahkan dalam pembelian berbagai
126
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015
dekrit politik dan pembuatan undang-undang harus mengarah pada penyemaian strategis,
oleh sektor korporat dan penyalahgunaan yaitu kualitas pribadi individu yang konsekuen
wewenang dalam mendatangkan keun-tungan dan kokoh dalam keterlibatan peran sosialnya.
ekonomi. Hal inilah yang sangat urgen untuk Pendidikan antikorupsi secara umum dikatakan
diinternalisasikan kepada peserta didik dalam sebagai pendidikan koreksi budaya yang
pengembangan materi pendidikan agama Islam bertujuan untuk mengenalkan cara berfikir dan
agar kejahatan korporasi yang telah nilai baru kepada peserta didik (Dharma,
menyelewengkan nilai amanah dan kejujuran 2004). Dengan demikian, pendidikan
dapat ditekan. antikorupsi membimbing peserta didik untuk
berfikir terhadap nilai antikorupsi dalam
L. Model Pendidikan Antikorupsi Integratif- kerangka koreksi terhadap budaya yang
Inklusif dalam Pendidikan Agama Islam. cenderung merusak nilai tersebut.
Keterlibatan pendidikan formal dalam Model pendidikan antikorupsi yang
upaya pencegahan korupsi sebenarnya bukan integratif-inklusif dalam pendidikan agama
hal baru, justru memiliki kedudukan strategis. Islam secara aplikatif lebih berkedudukan
Sejalan dengan pandangan progresivisme, sebagai pendekatan dalam pembelajaran. Hal
sekolah adalah agen perubahan sosial yang tersebut akan tampak dalam desain atau
bertugas mengenalkan nilai baru kepada Rencana Pembelajaran setiap mata pelajaran
masyarakat (Pol, M., Hlouskova dkk, 2005). terpilih (pendidikan agamaIslam). Sebagai
Secara umum tujuan pendidikan sebuah pendekatan (approach) pembelajaran
antikorupsi adalah: (1) pembentukan maka implemen-tasi pendidikan antikorupsi
pengetahuan dan pemahaman mengenai bentuk akan sangat tergantung dari kemampuan guru
korupsi dan aspeknya; (2) pengubahan persepsi dalam melaksanakan kegiatan belajar-
dan sikap terhadap korupsi; dan (3) mengajar. Oleh karena itu, implementasi
pembentukan keterampil-an dan kecakapan pendidikan antikorupsi yang terintegrasi dalam
baru yang ditujukan untuk melawan korupsi. pendidikan agama Islam di sekolah agar efektif
Sedangkan manfaat jangka panjangnya adalah dalam mengembangkan pendidikan antikorupsi
menyumbang pada keberlangsungan sistem perlu memperhatikan hal berikut:
integrasi nasional dan program antikorupsi a) Materi; yakni materi pembelajaran
serta mencegah tumbuhnya mental korupsi antikorupsi perlu mencakup tiga domain:
pada diri peserta didik yang kelak akan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
menjalankan amanah di dalam sendi b) Metodologi; pendidik dapat mengguna-kan
kehidupan. berbagai metode dan model pengajaran
Pendidikan antikorupsi yang dimaksud yang sesuai dengan perma-salahan dan
dalam penelitian ini adalah program kematangan peserta didik. Seperti
pendidikan antikorupsi yang secara penggunaan multimedia untuk membuat
konsepsional memungkinkan disisipkan pada pembelajaran semakin mena-rik.
mata pelajaran yang sudah ada di sekolah c) Sumber belajar; perlunya penggunaan
dalam bentuk perluasan tema yang sudah ada berbagai sumber pembelajaran. Seperti
dalam kurikulum dengan menggunakan media cetak maupun elektronik (koran,
pendekatan kontekstual pada pembelajaran majalah, CD, internet). Atau dengan
antikorupsi. Pilihan ini digunakan oleh karena narasumber semisal penegak hukum (polisi,
pertimbangan agar tidak menambah beban hakim, jaksa, KPK).
kurikulum dan jam belajar siswa. Pada aspek d) Evaluasi; pendidik dapat memperguna-kan
lain, pendidikan antikorupsi dapat juga bentuk evaluasi autentik yang tidak hanya
diimplementasikan dalam bentuk mata mengukur aspek verbal dan kognitif peserta
pelajaran untuk kegiatan ekstra kurikuler siswa didik.
ataupun muatan lokal (institusional). Setelah menelaah konsep pendidik-an
Untuk berpartisipasi dalam gerakan antikorupsi serta tinjauan aspek kuri-kulum dan
pemberantasan korupsi ada dua model yang perkembangannya, maka selanjutnya dicoba
dapat dilakukan oleh sekolah. Pertama, proses untuk diterapkan ke dalam pendidikan Islam.
pendidikan harus menumbuhkan kepedulian Urgensitas dan inklusifitas pendidikan
sosial-normatif, membangun penalaran antikorupsi pada pendidikan agama Islam jika
obyektif, dan mengembangkan perspektif diambil benang merahnya adalah sebagai
universal pada individu. Kedua, pendidikan berikut:
127
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015
128
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015
antikorupsi yang digagas sebagai solusi atas George Junus Aditjondro, Jurnal Wacana:
permasalahan bangsa adalah upaya mencegah Bukan Persoalan Telur dan Ayam:
berkembangnya mental korupsi pada anak Membangun Suatu Kerangka yang
bangsa Indonesia melalui pendidikan. Secara Lebih Holistik bagi Gerakan Anti-
simplistik, langkah tersebut ditujukan untuk Korupsi di Indonesia, Yogyakarta: Insist
menggunakan pemberdayaan peserta didik Press, 2003.
untuk menekan lingkungan agar tidak
permissive to corruption, sehingga dapat Komisi Pemberantasan Korupsi, Memahami
mencegah timbulnya mental korupsi pada Untuk Membasmi; Buku Saku Untuk
generasi anak bangsa. Memahami Tindak Pidana Korupsi,
2. Pendidikan Islam bisa dijadikan sebagai sarana Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi,
upaya preventif dan antisipatif dalam 2006.
mengembangkan nilai antikorupsi untuk Moh. Asror Yusuf (Ed.), Agama Sebagai
pencegahan dan pemberantasan korupsi. Nilai Kritik Sosial di Tengah Arus
keislaman yang terkandung dalam pendidikan Kapitalisme Global, Yogyakarta:
antikorupsi dapat dikembangkan dalam IRCiSoD, 2006.
kurikulum pendidi-kan agama Islam. Dalam
mengaitkan relevansinya antara pendidikan Muhammad Azhar (Et.al), Pendidikan
anti-korupsi dengan pendidikan Islam, se- Antikorupsi, Yogyakarta: LP3 UMY,
tidaknya bisa dilihat dalam konsep dan tujuan Partnership, Koalisis Antarumat
pendikan antikorupsi kemudian ditinjau dari Beragama untuk Antikorupsi, 2003.
kurikulum pendidikan agama Islam yang
selaras terhadap nilai antikorupsi serta Ridlwan Nasir, (Ed.), Dialektika Islam dengan
pengembangan kuri-kulum ke arah antikorupsi Problem Kontemporer, IAIN Press &
dan dengan pengayaan materi pembelajaran LKiS, 2006.
menjadi sangat relevan. Tinjauan kurikulum
pendidikan agama Islam terhadap pendidikan Syamsul Anwar (Et.al), Fikih Antikorupsi
antikorupsi melalui pengem-bangan kurikulum Perspektif Ulama Muhammadiyah
ke arah: peningkatan iman dan takwa, Majelis Tarjih dan Tajdid PP
peningkatan akhlak mulia, peningkatan potensi, Muhammadiyah, Jakarta: Pusat studi
kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat Agama dan Peradaban (PSAP), 2006.
per-kembangan dan kemampuan peserta didik, Syed Hussein Alatas, Sosiologi Korupsi,
problem kontekstual, persatuan nasional dan Jakarta: LP3ES, 1975
nilai kebangsaan, serta agama.
Sumber Lain:
http://id/wikipedia.org/wiki/korupsi
DAFTAR PUSTAKA http://www.kamus.net/english/corruption,
"corruption." STANDS4 LLC, diakses
Ahmad Fawa’id, Sultonul Huda (Ed.), NU tanggal 2/9/2015.
Melawan Korupsi: Kajian Tafsir dan
Fiqih, Jakarta: Tim Kerja Gerakan http://kompascyber.com, diakses tanggal 21
Nasional Pemberantasan Korupsi Februari 2015.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, 2006. http://www.kpk.go.id
Tempo Interaktif, 8 Desember 2004.
129