Anda di halaman 1dari 13

TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015

Moralisasi Antikorupsi Dalam Pendidikan Islam


(Pandangan Generalisasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam
tentang Pendidikan Antikorupsi)

Naufal Ilma
IAIN Sultan Amai Gorontalo

ABSTRAK

Problematika menyangkut tatanan moral dalam masyarakat salah satunya adalah korupsi yang tak
pernah berakhir. Beberapa hasil survei dari lembaga transparansi publik mengindikasikan tingginya
tingkat korupsi di Indonesia, jika dibandingkan dengan negara lainnya, Indonesia berada di posisi
keenam terkorup di dunia menurut lembaga survei Transparency International (TI) pada tahun 2010.
Berbagai upaya dilakukan guna mencegah dan menghilangkan praktek korupsi di Negara yang
mayoritas penduduknya beragama Islam ini. Salah satu strategi yang dilakukan memerangi korupsi
adalah dengan dirancangnya pendidikan antikorupsi oleh beberapa lembaga pendidikan. Ide ini lahir
untuk membasmi korupsi melalui persilangan antara pendidikan watak dan pendidikan
kewarganegaraan. Disamping itu, pendidikan antikorupsi berupa pendidikan nilai untuk mendorong
setiap generasi menyusun kembali sistem nilai yang diwarisi serta sektor pendidikan formal di
Indonesia yang berperan dalam memenuhi kebutuhan pencegahan korupsi. Olehnya itu, pendidikan
Islam perlu mengembangkan nilai antikorupsi. Sebab dalam sistem pendidikan Indonesia, baik dalam
kurikulum 1994, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) maupun Kurikulum 2013 belum dimuat materi antikorupsi di Indonesia secara komprehensif.
Sementara sektor pendidikan Islam sangat diharapkan berperan dalam memberantas korupsi secara
tidak langsung melalui pengaitan materi pembelajaran kontekstual dengan pesan moral yang
disampaikan tentang korupsi.

Kata kunci: Moralisasi Antikorupsi, Kurikulum Pendidikan Islam, Pendidikan Antikorupsi.

A. Latar Belakang dan Uzbekistan, serta hanya lebih baik dari


Dewasa ini masyarakat Indonesia sedang Kongo, Kenya, Pakistan, Paraguay, Somalia,
menghadapi bermacam problema-tika pelik Sudan, Angola, Nigeria, Haiti dan Myanmar.
seputar krisis multidimensional serta yang Menurut hasil survei ini, Islandia adalah negara
menyangkut tatanan moral yang sangat paling bebas korupsi.1
menuntut adanya solusi yang efektif progresif. Korupsi memang merupakan masalah
Problematika yang menyangkut tatanan moral yang cukup pelik melilit dan mengjangkiti
dalam masya-rakat salah satunya adalah hampir seluruh negara, tak terkecuali
problematika korupsi yang tak pernah berakhir. Indonesia. Bagi telinga rakyat Indonesia
Karena semakin akutnya permasalahan bukanlah hal yang asing bahwa teriakan aksi
tersebut, sebagian orang menganggap korupsi untuk pemberantasan korupsi mulai bergema
di Indonesia sudah membudaya dan men- kencang, terlebih keheranan masyarakat
jangkiti bagai virus yang harus segera bertambah ketika Kementerian Agama (dulu:
diberantas bersama. Departemen Agama R.I.) pun yang notabene
Beberapa hasil survei dari lembaga adalah lembaga representatif sebagai ‘uswah’
transparansi publik mengindikasikan tingginya dan penggerak nilai keagamaan normatif-
tingkat korupsi di Indonesia, karena Indonesia kolektif, malah ikut terlibat dalam kasus
sendiri dibandingkan dengan negara lainnya, korupsi.
berada di posisi keenam terkorup di dunia Temuan Badan Pemeriksa Keu-angan
menurut survei Transparency International (TI) (BPK) RI pada tahun 2010 menyatakan bahwa
pada tahun 2010. Indeks Persepsi Korupsi
(IPK) Indonesia adalah 2,2, sejajar dengan
1
Azerbaijan, Kamerun, Etiopia, Irak, Liberia, Http://id/wikipedia.org/wiki/korupsi, diak-
ses tanggal 06/07/2015.

117
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015

korupsi terbesar di negeri ini justru terjadi di B. Makna Korupsi


Kementerian Agama, menyusul kemudian Dalam sejarah tercatat bahwa korupsi
Kementerian Pendidikan Nasional (dulu: bermula sejak awal kehidupan manusia,
Departemen Pendidikan Nasional R.I.) yang di dimana organisasi kemasyara-katan yang rumit
dalamnya penuh dengan orang yang mulai muncul. Kepustakaan lain mencatat
semestinya menjadi teladan moral bagi korupsi sudah berlangsung sejak zaman Mesir
masyarakat luas.2 Oleh karenanya tak heran kuno, Babilonia, Roma, sampai pada abad
pula ketika organisasi Retting Political and pertengahan, hingga sekarang. Pada zaman
Economic Risk Concultancy (PERC) Romawi korupsi dilakukan oleh para jenderal
Hongkong, ikut melaporkan hasil survei yang dengan cara memeras daerah jajahannya, untuk
diperolehnya bahwa Indonesia merupakan memperkaya dirinya sendiri. Pada abad
negara terkorup di Asia.3 pertengahan para bangsawan istana kerajaan
Patut dicatat bahwa mantan Presiden juga melakukan praktek korupsi. Pendek kata,
R.I., Susilo Bambang Yudhoyono (biasa korupsi yang merupakan benalu sosial dan
disebut: SBY) bersama jajaran pemerin- masalah besar sudah berlangsung dan tercatat
tahannya dulu juga meminta semua pihak agar di dalam sejarah Mesir, Babilonia, Ibrani,
secara bersama memberantas ‘virus’ korupsi. India, Cina, Yunani, dan Romawi kuno.5
Tak pelak para alim ulama, cendikiawan, serta Korupsi memang merupakan istilah
tokoh masyarakat pun diminta untuk modern, tetapi wujud dari tindakan korupsi itu
membantu memberantas korupsi. Untuk itu, sendiri ternyata telah ada sejak lama. Sekitar
berbagai tokoh Ornop dan LSM atau gerakan dua ribu tahun yang lalu, seorang Indian yang
masyarakat (termasuk partai politik) turut ber- menjabat semacam perdana menteri, telah
partisipasi dalam gerakan pemberantasan menulis buku berjudul “Arthashastra” yang
korupsi ini. Hal ini menunjukan betapa membahas masalah korupsi di masa itu.6
problematika korupsi sudah menjadi agenda Dalam literatur Islam, pada abad ke-7 nabi
pemerintahan yang cukup signi-fikan. Muhammad Saw. juga telah memperi-ngatkan
Berbagai upaya telah dilakukan guna sahabatnya untuk meninggalkan segala bentuk
mencegah dan menghilangkan praktek korupsi tindakan yang merugikan orang lain yang
di Negara yang mayoritas penduduknya kemudian dikenal sebagai bagian dari korupsi.
beragama Islam ini. Namun realitasnya, Korupsi dan koruptor sesuai dengan bahasa
korupsi tetap saja menjamur. Bahkan di era aslinya bersumber dari bahasa latin corruptus,
otonomi daerah sekarang ini, korupsi sudah yakni berubah dari kondisi yang adil, benar dan
menyebar di berbagai daerah lokal. Pada jujur menjadi kondisi yang sebaliknya.7
tingkatan birokrat pusat pun korupsi menyebar Corruptio dari kata corrumpere, yang
luas. Salah satu strategi yang dilakukan untuk berarti busuk, rusak, menggoyahkan, memutar
memerangi korupsi adalah dengan balik, menyogok, orang yang dirusak, dipikat,
dirancangnya pendidikan antikorupsi oleh atau disuap.8 Samuel Huntington dalam buku
beberapa lembaga pendidikan. Gagasan ini Political Order in Changing Societies,
lahir dimaksudkan untuk membasmi korupsi mendefinisikan korupsi sebagai behavior of
melalui persilangan (intersection) antara public officials with deviates from accepted
pendidikan watak dan pendidikan norms in order to serve private ends (1968:
kewarganegaraan. Di samping itu, pendidikan 59).
untuk mengurangi korupsi berupa pendidikan Melihat dari definisi tersebut jelas bahwa
nilai, yaitu pendidikan untuk mendorong setiap korupsi tidak hanya menyangkut aspek hukum,
generasi menyusun kembali sistem nilai yang ekonomi dan politik tetapi juga menyangkut
diwarisi.4 perilaku manusia (behavior) yang menjadi
bahasan utama serta norma (norms) yang
diterima dan dianut masyarakat. Definisi
2 korupsi tersebut mengidentifikasikan bahwa
Moh. Asror Yusuf (Ed.), Agama Sebagai
Kritik Sosial di Tengah Arus Kapitalisme Global, ada penyimpangan dari pegawai publik (public
Yogyakarta: IRCiSoD, 2006.
3 5
Ridlwan Nasir, (Ed.), Dialektika Islam Ridwan Nasir, [Ed.], 2006: 277.
6
dengan Problem Kontemporer, IAIN Press & LKiS, Ahmad Fawa’id & Sultonul Huda [Ed.];
2006. 2006: 1.
4 7
http://kompascyber.com, diakses tanggal 21 Muhammad Azhar [Et.al], 200: 28.
8
Februari 2015. Nasir, [Ed.], Op.Cit., 281-282.

118
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015

officials) dari norma yang diterima dan dianut perekonomian negara. Ada sembilan tindakan
masyarakat dengan tujuan untuk mendapatkan kategori ko-rupsi dalam UU tersebut, yaitu:
keuntungan pribadi (serve private ends). suap, illegal profit, secret transaction, hadiah,
Senada dengan itu, Azyumardi Azra mengutip hibah (pemberian), penggelapan, kolusi,
pendapat Syed Husein Alatas yang lebih luas: nepotisme, dan penyalahgunaan jabatan dan
”Corruption is abuse of trust in the interest of wewe-nang serta fasilitas negara. Korupsi
private gain”, Korupsi adalah penyalahgunaan dengan berbagai modusnya telah terbukti
amanah untuk kepentingan pribadi.9 menyengsarakan rakyat. Salah seorang
Korupsi didefinisikan sebagai budayawan bahkan mengatakan bahwa korupsi
”penyimpangan atau perusakan integritas sebenarnya lebih ’porno’ dari pada pornografi
dalam pelaksanaan tugas publik dengan itu sendiri.
penyuapan atau balas jasa”.10 Sedangkan
pengertian ringkas yang dipergunakan World C. Model Korupsi
Bank adalah ”penyalahgunaan jabatan publik Tindak pidana korupsi dalam berbagai
untuk keuntungan pribadi (the abuse of public bentuk mencakup pemerasan, penyuapan dan
office for private gain). Definisi ini juga serupa gratifikasi pada dasarnya telah terjadi sejak
dengan yang dipergunakan oleh Transparency lama dengan pelaku mulai dari pejabat negara
International (TI), yaitu ”korupsi me-libatkan sampai pegawai yang paling rendah. Korupsi
perilaku oleh pegawai di sektor publik, baik yang terjadi di Indonesia saat ini, terutama
politikus atau pegawai negeri, dimana mereka yang dilakukan oleh aparatur pemerintah sudah
dengan tidak pantas dan melawan hukum mulai dilakukan secara sistematis baik oleh
memperkaya diri mereka sendiri, atau yang perorangan maupun berkelompok (berjamaah),
dekat dengan mereka, dengan serta semakin meluas dan semakin canggih
menyalahgunakan kekuasaan publik yang dalam proses pelaksanaannya. Korupsi ini
dipercayakan kepada mereka.11 semakin memprihatinkan bila terjadi dalam
Menurut perspektif hukum, definisi aspek pela-yanan yang berkaitan dengan sektor
korupsi secara gamblang telah dijelaskan publik, mengingat tugas dan kewajiban utama
dalam 13 buah Pasal dalam UU No. 31 Tahun dari aparat pemerintah adalah memberikan
1999 jo.UU No. 20 Tahun 2001. Berdasarkan pelayanan kepada publik atau masyarakat.
pasal tersebut, korupsi dirumuskan kedalam Dari beberapa definisi yang telah
tiga puluh jenis tindak pidana korupsi yang disebutkan di atas, dapat diringkas secara
dapat dikelompokkan; kerugian keuangan umum bentuk, karakteristik atau jenis, dan
negara, suap-menyuap, penggelapan dalam unsur (dari sudut pandang hukum) korupsi
jabatan, pemerasan, perbuatan curang, benturan sebagai berikut:
kepentingan dalam pengadaan, gratifikasi. 1. Penyuapan (bribery) mencakup tindakan
Pasal tersebut menerangkan secara terperinci memberi dan menerima suap, baik berupa uang
mengenai perbuatan yang bisa dikenakan maupun barang.
pidana penjara karena korupsi.12 2. Embezzlement, merupakan tindakan penipuan
Dalam UU No. 20 Tahun 2001 terdapat dan pencurian sumber daya yang dilakukan
pengertian bahwa ”korupsi adalah tindakan oleh pihak tertentu yang mengelola sumber
melawan hukum dengan maksud memperkaya daya tersebut, baik berupa dana publik atau
diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang sumber daya alam tertentu.
berakibat merugikan keuangan negara atau 3. Fraud, merupakan suatu tindakan kejahatan
ekonomi yang melibatkan penipuan (trickery
or swindle). Termasuk di dalamnya proses
9
Syamsul Anwar (Et.al), Fikih Antikorupsi manipulasi atau mendistorsi informasi dan
Perspektif Ulama Muhammadiyah Majelis Tarjih fakta dengan tujuan mengambil keuntungan
dan Tajdid PP Muhammadiyah, Jakarta: Pusat tertentu.”.
studi Agama dan Peradaban (PSAP), 2006, hal. 10.
10 Jenis korupsi yang lebih operasional juga
http://www.kamus.net/english/corruption,
"corruption." STANDS4 LLC, diakses tanggal diklasifikasikan oleh tokoh reformasi, M.
2/9/2015. Amien Rais yang menyatakan sedikitnya ada
11
Fawa’id, Huda (Ed.), Op.Cit., hal 24. empat jenis korupsi. Pertama, korupsi
12
Komisi Pemberantasan Korupsi, ekstortif, yakni berupa sogokan atau suap yang
Memahami Untuk Membasmi; Buku Saku Untuk dilakukan pengusaha kepada penguasa. Kedua,
Memahami Tindak Pidana Korupsi, Jakarta: korupsi manipulatif, seperti permintaan
Komisi Pemberantasan Korupsi, 2006, hal 19-20

119
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015

seseorang yang memiliki kepentingan ekonomi 3. Melibatkan elemen kewajiban dan


kepada eksekutif atau legislatif untuk membuat keuntungan timbal balik (tidak selalu uang).
peraturan atau UU yang menguntungkan bagi 4. Melanggar norma tugas dan
usaha ekonominya. Ketiga, korupsi nepotistik, pertanggungjawaban.
yaitu terjadinya korupsi karena ada ikatan 5. Kepentingan umum di bawah kepentingan
kekeluargaan, pertemanan, dan sebagainya. khusus.”15
Keempat, korupsi subversif, yakni mereka
yang merampok kekayaan negara secara
sewenang-wenang untuk dialihkan ke pihak D. Sebab Terjadinya Korupsi
asing dengan sejumlah keuntungan pribadi.13 Secara umum, munculnya perbuatan
Sedangkan menurut Aditjondro, secara korupsi didorong oleh dua motivasi. Pertama,
aplikatif ada tiga model lapisan korupsi, yaitu: motivasi intrinsik, yaitu adanya dorongan
”1. Korupsi Lapis Pertama; memperoleh kepuasan yang ditimbulkan oleh
Penyuapan (bribery), yaitu dimana prakarsa tindakan korupsi. Kedua, motivasi ekstrinsik,
datang dari pengusaha atau warga yang yaitu dorongan korupsi dari luar diri pelaku
membutuhkan jasa dari birokrat atau petugas yang tidak menjadi bagian melekat dari
pelayanan publik, atau pembatalan kewajiban perilaku itu sendiri.16
membayar denda ke kas negara, pemerasan Alatas menjelaskan beberapa hal yang
(extortion) dimana prakarsa untuk meminta menjadi penyebab korupsi yaitu:
balas jasa datang dari birokrat atau petugas ”1. Ketiadaan atau kelemahan kepemimpinan
pelayanan publik lainnya. dalam posisi kunci yang mempengaruhi
2. Korupsi Lapis Kedua; tingkah laku menjinakkan korupsi.
Jejaring korupsi (cabal) antara birokrat, politisi, 2. Kelemahan pengajaran agama dan
aparat penegakan hukum dan perusahaan yang etika.
mendapat kedudukan yang istimewa. Biasanya 3. Konsumerisme dan globalisasi.
ada ikatan yang nepotistis di antara beberapa 4. Kelangkaan lingkungan yang
anggota jejaring korupsi yang dapat berlingkup subur untuk perilaku antikorupsi.
nasional. 5. Perubahan radikal atau transisi
17
3. Korupsi Lapis Ketiga; demokrasi."
Jejaring korupsi (cabal) berlingkup Korupsi juga sangat erat hubungannya
internasional, dimana kedudukan aparat dengan penyalahgunaan kekuasaan. Ketika
penegakan hukum dalam model korupsi lapis kekuasaan cenderung absolut dan represif
kedua digantikan oleh lembaga penghutang dan maka kesempatan adanya praktik korupsi
atau lembaga inter-nasional yang punya semakin besar. Tidak salah bila Lord Acton
otoritas di bidang usaha maskapai mancanegara mengatakan, power corrupts, and absolute
yang pro-duknya terpilih oleh pimpinan rezim power corrupts absolutely. Semakin mutlak
yang jadi anggota jejaring korupsi internasional kekuasaan, semakin besar pula kesempatan
tersebut.”14 korupsi.18
Selain model korupsi seperti di atas, Lebih lanjut Alatas mendeskripsi-kan
terdapat banyak jenis perilaku korupsi. Syed beberapa faktor penyebab terjadinya korupsi,
Hussein Alatas menyebutkan jenis korupsi antara lain: problem kepemim-pinan, problem
antara lain yaitu: pengajaran agama dan etika, latar belakang
1. Biasanya melibatkan lebih dari satu orang. sejarah (kolonial-isme), kualitas pendidikan
2. Melibatkan keserbarahasiaan kecuali telah yang rendah, faktor kemiskinan dan gaji yang
berurat berakar. rendah, penegakkan hukum yang lemah dan

13 15
Syamsul Anwar (Et.al), Fikih Antikorupsi Syed Hussein Alatas, Sosiologi Korupsi,
Perspektif Ulama Muhammadiyah Majelis Tarjih Jakarta: LP3ES, 1975, hal. 46.
16
dan Tajdid PP Muhammadiyah, Jakarta: Pusat studi Syamsul Anwar (Et.al), Fikih Antikorupsi
Agama dan Peradaban (PSAP), 2006, hal. 18 Perspektif Ulama Muham-madiyah Majelis Tarjih
14
George Junus Aditjondro, Jurnal Wacana: dan Tajdid PP Muhammadiyah, Jakarta: Pusat
Bukan Persoalan Telur dan Ayam: Membangun studi Agama dan Peradaban (PSAP), 2006, hal. 13.
17
Suatu Kerangka yang Lebih Holistik bagi Syed Hussein Alatas, Sosiologi Korupsi,
Gerakan Antikorupsi di Indonesia, Yogyakarta: Jakarta: LP3ES, 1975, hal. 46.
18
Insist Press, 2003, hal. 22 Majalah Tempo; edisi Juli 2008.

120
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015

buruk, sistem kontrol yang tidak efektif, dilandasi dengan prinsip bahwa betapa pun
struktur dan sistem pemerintahan.19 para koruptor yang berhasil ditangkap dan
dipenjara tanpa ada upaya pencegahan tindak
E. Kasus Korupsi pidana korupsi pekerjaan berat itu akan
Sejak lahirnya KPK masyarakat pun menjadi sia-sia. Sebab tunas koruptor yang
sudah mulai antusias dengan pemberan-tasan baru akan muncul kembali.
korupsi. Masyarakat mulai semangat Menciptakan generasi baru yang
menggelorakan gerakan untuk melawan antikorupsi merupakan sasaran dari langkah
korupsi, yang semula kepercayaan masyarakat preventif untuk membantu mewujudkan negara
terhadap upaya penegakan hukum tindak yang bebas dari korupsi. Gerakan antikorupsi
pidana korupsi berada pada titik terendah melalui jalur pendidikan merupakan langkah
ketika orde baru berkuasa. awal yang ditempuh untuk mulai melakukan
Perkembangan kasus korupsi terus penanaman nilai ke arah yang lebih baik dari
bermunculan dari hari ke hari. Hal ini dapat sejak usia muda dengan membangun karakter
dirasakan oleh masyarakat dan terlihat secara termasuk pembentukan sikap disiplin.
langsusng dari media. Dalam Annual Report
KPK pada tahun 2007 saja misalnya, dilihat G. Korupsi Menurut Perspektif Islam
dari jumlah keuangan yakni jumlah uang yang Sebagai agama yang sempurna dan
berhasil diselamatkan berdasarkan putusan universal, Islam tidak hanya mengatur
pengadilan yang telah memper-oleh kekuatan hubungan antara makhluk dengan sang Khalik
hukum tetap, yaitu putusan terhadap uang (hablum minallah), tetapi juga mengatur
rampasan, uang pengganti dan denda sebesar: hubungan antar sesama makhluk (hablum
Rp. 119.976.472.962,00. Adapun yang ber- minannas), serta hubungan manusia dengan
hasil disetorkan ke Kas Negara adalah sebesar: alam (hablum minal ‘alam). Oleh karenanya,
Rp. 45.513.032.038,00. Islam mengajarkan secara komprehensif
beberapa prinsip agar hubungan antar manusia
F. Penyelesaian Kasus Korupsi menjadi harmonis dan beradab. Lebih jauh,
Gerakan pemberantasan korupsi yang Islam melalui kitab suci al-Qur’an telah
digawangi oleh KPK semakin berkembang memerintahkan kepada seluruh umat Islam
dalam tahun 2007. Aparat penegak hukum untuk menjalankan ajaran Islam secara
seolah berlomba dalam memburu para keseluruhan. Hal tersebut mengandung unsur
koruptor. Media massa pun terlibat aktif dalam universalitas Islam dalam seluruh aspek
menggelorakan gerakan antikorupsi. Pada kehidupan. Sebagaimana statemen dalam al-
tahun 2007 tercatat banyak koruptor kelas Qur’an menyatakan: “Hai orang-orang yang
kakap berhasil ditahan. Baik dari sisi nilai beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
kerugian negaranya maupun dari sisi keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah
ketokohannya. Seperti diantaranya anggota syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang
Komisi Yudisial, anggota DPR, bahkan mantan nyata bagimu.” (Q. S. Al-baqarah/2:208).
Direktur Utama BUMN dan BI dengan asset Ditinjau dari segi hukum Islam (fiqih),
triliunan berhasil ditangkap. kasus korupsi termasuk dalam wilayah
Ada dua cara dalam melakukan upaya mu’amalah maliyah (sosial-ekonomi) atau fiqh
pemberantasan korupsi. Pertama, melalui siyasah (hukum tata negara) yang tertumpu
langkah represif (penindakan), dimana aparat pada permasalahan maliyah (benda). Dalam al-
penegak hukum menjadi penggerak dalam Qur’an terdapat beberapa ayat yang mampu
memberantas korupsi. Kedua, melalui langkah membentuk kesadaran moral manusia untuk
preventif (pencegahan). Diantaranya upaya tidak rakus memakan harta rakyat. Al-Qur’an
perbaikan sistem birokrasi, dan yang paling juga mempunyai perangkat teoritis untuk
penting adalah penyemaian bibit-bibit memberantas korupsi, seperti melarang umat
antikorupsi melalui jalur pendidikan. Islam untuk memilih kaum penindas untuk jadi
Penanaman nilai antikorupsi akan melahirkan penguasa, apalagi melakukan korupsi yang
generasi antikorupsi di masa yang akan datang. sangat merugikan orang banyak. (Lihat Q.S.
Keduanya harus dilakukan secara simultan An-Naml/27: 34, dan Q.S Hud/11: 27).
dengan kecepatan yang seimbang. Hal itu Korupsi secara definitif juga ditandai
oleh sejumlah interpretasi keagamaan tentang
tindak pidana tersebut. Para ulama, misalnya,
19
Ibid., Alatas, revisi 1986 hal. 46

121
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015

menganalogikan korupsi dengan al-ghulûl, Selain ayat al-Qur’an di atas juga


sebuah istilah yang diambil dari ayat al-Qur’an terdapat beberapa Hadits yang dapat
Surat Ali ‘Imran ayat 161: “Tidak mungkin mendukung ayat tersebut:
seorang nabi berkhianat dalam urusan harta a. Riwayat Ahmad dari Abu Malik al-Asyja’i:
rampasan perang. Barang siapa yang (“Ghulul (korupsi) terbesar di sisi Allah ialah
berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, sehasta tanah; kalian menjumpai dua orang
maka pada hari kiamat ia akan datang laki-laki ber-tetangga tanah miliknya atau
membawa apa yang dikhianatkannya itu; rumah miliknya, lalu salah seorang dari
kemudian setiap diri akan diberi pembalasan keduanya mengambil sehasta milik temannya.
tentang apa yang ia kerjakan dengan Apabila ia mengambilnya niscaya hal itu akan
(pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dikalungkan kepadanya dari tujuh lapis bumi di
dianiaya”. hari kiamat nanti”).
Asal kata “yaghulla” dari “ghalla- b. Riwayat Abu Daud dari Al-Mustaurid bin
yaghullu-ghulûlan”, memiliki arti “ber-khianat, Syaddad: Hadits-hadits tersebut dapat dilihat
menipu” (Mahmud Yunus, 1990: 298). dalam kitab tafsir karya Ibnu Katsir, juga
Sebagian dari para mufassir (diantaranya Ibnu terdapat dalam Compact Disk (CD) The Holy
Katsir, Qurthubi dan Thabari) menafsirkan “an Qur’an Version 8.0. (“Barangsiapa bekerja
yaghulla” dengan kata “an yakhûna” , yang untuk kepentingan kami, hendaklah ia mencari
berarti “khianat atau berkhianat yang dalam isteri; jika belum mempunyai pelayan,
ayat ini berbentuk fi’il atau kata kerja”. Ibnu hendaklah mencari pelayan; dan jika masih
Katsir ketika menafsirkan Q.S. Ali ‘Imran/3: belum punya rumah, hendaklah ia mencari
161 mendefinisikan al-ghulûl dengan rumusan: rumah. Barangsiapa yang mengambil selain
“menyalahgunakan kewenangan–dalam urusan dari itu (yang menjadi haknya), berarti dia
publik–untuk mengambil sesuatu yang tidak adalah koruptor atau pencuri”). Sebagaimana
ada dalam kewenangannya, sehingga hadits di atas, kejahatan korupsi disejajarkan
mengakibatkan adanya kerugian publik”. dengan pencuri. Dalam Hadits Riwayat Abu
Definisi ini juga disepakati oleh para Daud tersebut, status ghallun (koruptor)
ulama di Indonesia. Majelis Ulama Indonesia disamakan dengan sariqun (pencuri).
(MUI, 1999) dalam fatwanya menetapkan d. Riwayat Ibn Hanbal, yang terdapat juga dalam
bahwa al-ghulûl identik dengan “korupsi”, kitab musnadnya: “Hadiah-hadiah yang
yang dinyatakan sebagai salah satu bentuk diterima oleh para ‘amil (petugas
perbuatan haram. Termasuk dalam tindak zakat/infaq/shodaqoh/pajak) adalah ghulul
pidana korupsi–disamping al-ghulûl–adalah (korupsi)”.
tindakan penyuapan (ar-risywah). e. Riwayat Abu Daud dalam Hadits yang lain:
Rangkaian kalimat “Barang siapa yang “Barangsiapa yang saya angkat menjadi
berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, pejabat dengan gaji rutin, maka sesuatu yang
maka pada hari kiamat ia akan datang diambilnya selainitu (gaji rutin) adalah ghulul
membawa apa yang dikhianatkannya itu; (korupsi)”.
kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan Dari beberapa penjelasan Hadits di atas,
tentang apa yang ia kerjakan dengan kita dapat memahami bahwa korupsi harus
(pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dipahami secara kontekstual sesuai dengan
dianiaya” didalam Q.S. Ali ‘Imran/3: 161, kausa-efisien (‘illat)-nya dan kausa-finalis
mengandung ancaman keras dan peringatan (maqashid)-nya. Berdasar pada ‘illat (kausa-
yang tegas, bahwa perbuatan tersebut adalah efisien), korupsi dapat dipahami sebagai
perbuatan yang terlarang. Secara sederhana “tindakan penyalah-gunaan wewenang oleh
dapat dikatakan, bahwa kalau perkara pemegang amanat publik”. Sehingga
perbuatan menggelapkan selembar permadani penyalahgunaan wewe-nang oleh siapapun,
(sebagaimana asbâbun nuzul ayat) saja dalam bentuk apapun, dimana pun, dan kapan
dianggap sebagai sebuah tindak pidana korupsi, pun oleh pemegang amanat publik dapat
apalagi perbuatan menggelapkan uang negara disebut sebagai tindakan korupsi. Ketika
dan pengkhianatan atas kepentingan publik dan korupsi kita pahami berdasarkan pada
khalayak umum. Justeru perbuatan tersebut maqashid (kausa-finalis), maka korupsi dapat
yang seharusnya lebih pantas dianggap sebagai dipahami sebagai “tindakan yang merugikan
korupsi dalam pengertian yang sesungguhnya kepentingan publik”. Sehingga semua tindakan
(hakikat korupsi). yang dapat merugikan kepentingan publik

122
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015

untuk kepentingan pribadi, keluarga dan yang berhak menerimanya, dan (menyuruh
kelompok yang dilakukan oleh siapa pun, kamu) apabila menetapkan hukum di antara
dalam bentuk apa pun, dimana pun, dan kapan manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
pun dapat disebut sebagai tindakan korupsi. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang
Tuduhan penggelapan selembar sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya
permadani pada masa Nabi telah menyebabkan Allah adalah Maha mendengar lagi Maha
atau melatar belakangi turunnya Q.S. Ali Melihat.”
‘Imran/3: 161. Betapapun tindak perilaku Ketiga, kata “amanah” dikaitkan dengan
penggelapan, hal itu tentu sudah jelas (sharih) sifat khianat sebagai lawan katanya. Ayat al-
dalam ayat dinyatakan hal yang dilarang, Qur’an dalam surat Al-Anfal/8 ayat 27
karena kedudukannya yang sama dengan al- berbunyi: Artinya: “Hai orang yang beriman,
khianat (pengkhianatan). Dari beberapa uraian janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
di atas dapat kita pahami konstruksi (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu
pemahaman tentang hukum korupsi. Sehingga mengkhianati amanat yang dipercayakan
mengindikasikan lahirnya ketetapan hukuman kepadamu, sedang kamu Mengetahui.”
(fatwa) terhadap pelaku korupsi. Bagi sebagian Kempat, kata “amanah” dikaitkan
orang -termasuk ulama– yang memahami dengan salah satu sifat manusia yang mampu
korupsi sebagai tindakan pengkhianatan karena memelihara kemantapan ruhaninya, kemudian
‘illat dan maqâshid yang terdapat dalam kasus dihubungkan dengan janji. QS. Al-Ma’arij/70:
tersebut (yaitu pengkhianatan dan 32: Artinya: “Dan orang yang memelihara
penyelewengan), maka hukumnya adalah amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.”
haram dan termasuk kejahatan besar sehingga Kelima, kata “amanah” secara definitif
keluarlah fatwa hukuman mati bagi pelakunya. yang sangat universal, baik sebagai tugas
H. Nilai-nilai Islam yang Diselewengkan keagamaan maupun sosial-kemanusiaan.
Dalam Kasus Korupsi Sebagaimana yang dapat kita pahami dalam
1. Amanah QS. Al-Ahzab/33: 72: Artinya: “Sesungguhnya
Secara bahasa, “amanah” berarti kami Telah mengemukakan amanat kepada
“titipan” (Munawir, 1997). Sedangkan langit, bumi dan gunung-gunung, Maka
“amanah” dalam pengertian istilah dapat semuanya enggan untuk memikul amanat itu
dipahami dalam lima pengertian, sebagaimana dan mereka khawatir akan mengkhianatinya,
yang terdapat di dalam kandungan al-Qur’an: dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Pertama, kata amanah dikaitkan dengan Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan
larangan menyembunyikan kesaksian atau amat bodoh,”
keharusan memberikan kesaksian yang benar.
Hal tersebut termaktub dalam QS. Al- 2. Shidiq
Baqarah/2: 283: Artinya: “Jika kamu dalam Nilai keislaman yang diselewengkan
perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara oleh korupsi kemudian adalah nilai-nilai
tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang kebenaran atau “shidiq”. Secara etimologis
penulis, Maka hendaklah ada barang “shidiq” berarti: benar atau jujur (Munawwrir,
tanggungan yang dipegang (oleh yang 1997). Seorang Muslim dituntut untuk selalu
berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu dalam keadaan benar lahir-bathin, meliputi:
mempercayai sebagian yang lain, Maka benar-hati (shidq al-qalb), benar-perkataan
hendaklah yang dipercayai itu menunaikan (shidq al-hadîts), serta benar-perbuatan (shidq
amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia al-‘amâl). Benar dalam ketiga hal tersebut akan
bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan menuntun pada perilaku yang sesuai dengan
janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan “kebenaran” agama Islam. Oleh karenanya
persaksian. dan barangsiapa yang Rasulullah SAW memerintahkan kepada setiap
menyembunyikannya, Maka Sesungguh-nya ia Muslim untuk selalu menjaga diri dalam sikap
adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah “shidiq’ serta melarang umatnya berbohong,
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. karena setiap kebohongan akan membawa
Kedua, kata amanah dikaitkan dengan kepada kejahatan.
keadilan atau pelaksanaan hukum secara adil. 3. Adil
Sebagaimana yang dapat kita pahami dari QS. Adil merupakan sikap yang
An-Nisa/4: 58: Artinya: “Sesungguhnya Allah mengetengahkan kesepadanan, kelurusan
menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada (etimologis), sikap tengah yang

123
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015

berkeseimbangan dan jujur (terminologis) yang berlangsung sepanjang sejarah. Secara


muncul dari rasa insaf atau kesadaran yang kualitatif, puluhan tahun lalu Bung Hatta
mendalam. Namun sebagai sebuah konsep pernah memberikan label atas hal korupsi
keagamaan, makna keadilan jauh lebih luas dan sebagai perilaku yang telah membudaya.
kompleks yang berkaitan dengan konteks Bahkan secara kuantitatif, Begawan ekonomi
masing-masing. Keadilan dapat dilihat dari Indonesia, Prof. Soemitro Djojohadikusumo
empat pengertian: 1) keadaan sesuatu yang pernah mengemukakan pernyataan
seimbang, 2) persamaan dan penyangkalan kontroversial yang menyatakan bahwa
terhadap perbedaan, 3) memelihara hak kebocoran anggaran pembangunan di Indonesia
individu dan memberikan hak kepada setiap mencapai 30 persen (Sudarwan Danim, 2003:
orang yang berhak menerimanya, 4) 61).
kemurahan dalam memberikan kebaikan. Konsep dasar pendidikan anti-korupsi
Sedangkan bentuk keadilan ada tiga secara filosofis merupakan agregasi dari
macam: (1) Keadilan individual, yaitu internalisasi hakikat korupsi (ontologis),
kemampuan seseorang dalam mengendalikan pemahaman praktik korupsi (epistemologis)
dirinya sehingga tidak melanggar norma serta aplikasi moral antikorupsi dalam tindakan
agama. (2) Keadilan sosial, yaitu keserasian (aksiologis) untuk mencegah perilaku korupsi.
dan keseimbangan hubungan antar pribadi dan
antara pribadi dengan masyarakat. Dengan 1. Falsafah Pendidikan Antikorupsi
demikian terciptalah keseimbangan antara Pendidikan adalah suatu proses belajar
perolehan hak pribadi dan pemberian hak dan penyesuaian individu secara terus menerus
terhadap pribadi lain dan masyarakat dalam terhadap nilai budaya dan cita-cita masyarakat;
hubungan interpersonal dan sosialnya; dan (3) suatu proses dimana suatu bangsa
Keadilan manusia terhadap makhluk lain, mempersiapkan generasi mudanya untuk
yakni tidak berbuat semena-mena terhadap menjalankan kehidupan dan untuk memenuhi
makhluk lain. tujuan hidup secara efektif dan efisien. Lebih
Beberapa ayat al-Qur’an memberikan lanjut, Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa
indikasi terhadap perintah untuk berlaku adil, pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk
diantaranya: Artinya: Katakanlah: "Tuhanku memajukan budi pekerti (kekuatan batin),
menyuruh menjalankan keadilan". Dan pikiran (intellect), dan jasmani anak, selaras
(katakanlah): "Luruskanlah muka (diri)mu di dengan alam dan masyarakatnya.
setiap sembahyang dan sembahlah Allah Dengan demikian, internalisasi nilai
dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada- antikorupsi melalui pendidikan merupakan
Nya. sebagaimana dia Telah menciptakan upaya untuk menyiapkan generasi bangsa
kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu (baca: peserta didik) dalam memajukan budi
akan kembali kepadaNya)". (Q.S. al-A’raf/7: pekerti, pikiran, tindakan untuk menentang
29). korupsi. Upaya pencegahan korupsi melalui
pendidikan merupakan basis falsafah dalam
4. Taqwa pendidikan nilai, moral agama. Secara filosofis
Sikap keislaman atau nilai Islam yang korupsi hanya dipahami sebagai tindakan
dinafikan oleh korupsi selanjutnya adalah merusak (stabilitas nasional, etika, dan norma
taqwa. Sikap taqwa merupakan nilai paling individu pelakunya) dalam konstruksi sosial
krusial yang diperintahkan oleh Allah SWT di budaya masya-rakat bahkan agama.
dalam al-Qur’an. Kata taqwa dalam al-Qur’an Dalam konteks tersebut, pendidikan
disebut sebanyak 242 kali, baik dalam bentuk harus juga dimaknai dan dimanfaatkan sebagai
kata benda maupun kata kerja. Taqwa dalam instrumen, selain harus mampu
pengertian: takut, berhati-hati dan waspada mentransformasikan nilai moral, pendi-dikan
(etimologis). Sedangkan secara terminologis juga berfungsi melakukan social engineering
berarti: penjagaan diri dari sesuatu yang tidak guna membangun sosial religi yang efektif dan
baik, atau menjalankan segala perintah Allah seimbang. Konsep strategis dan krusial yang
dan menjauhi segala yang dilarang Allah. harus diimplementasikan selanjutnya adalah
bagaimana problematika korupsi di Indonesia
I. Konsep Pendidikan Antikorupsi menjadi pokok bahasan tertentu dalam
Sebagaimana halnya negara-negara kurikulum pendidikan. Bukan hanya sebagai
lainnya, perilaku koruptif di Indonesia sudah suplemen bagi pendidikan moral pancasila

124
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015

(kewarganegaraan), melainkan juga bagi yang tinggi telah menjalankan pendidikan


pendidikan agama (Islam). antikorupsi melalui berbagai upaya. Tak
terkecuali Indonesia, sebagian daerah telah
2. Pendidikan Moral Sebagai Dasar melakukan upaya sosialisasi pendidikan
Pendidikan Antikorupsi antikorupsi baik dari aspek nilai maupun
Prof. Schoorl dalam Sudarwan Danim praksis. Hal tersebut didasari pada kepekaan
(2003: 63) menyatakan, bahwa praktik terhadap problematika bangsa yang harus
pendidikan merupakan wahana terbaik dalam dicegah mata rantainya mulai dari generasi
menyiapkan SDM dengan derajat moralitas bangsa pada sektor pendidikan.
yang tinggi. Dalam tujuan pendidikan nasional Metode yang paling menarik dari
idealisasi tersebut juga termuat dalam UU-RI pendidikan antikorupsi dan telah banyak
No.20 Tahun 2003, pasal 4.”Pendidikan diadopsi adalah laboratorium warung kejujuran
Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan atau kantin kejujuran. Secara praktis, warung
bangsa dan mengembangkan manusia tersebut mengajarkan praktik kejujuran dengan
Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang aksentuasi transendental bahwa apapun yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang kita lakukan pasti diketahui Tuhan. Warung
Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki tersebut dibuka tanpa penunggu (kasir),
pengetahuan dan keterampilan, kepribadian pembelinya membayar sesuai dengan harga,
yang mantap dan mandiri, serta mencatat pembelian, dan mengambil uang
Moralitas adalah kualitas dalam kembalian dengan sendirinya.
perbuatan manusia yang menunjukkan bahwa Beberapa sekolah yang mengadopsi
perbuatan itu benar, atau salah, baik atau buruk kantin kejujuran diantaranya, SMP Keluarga
(Poespoprodjo, 1999: 118). Konseptualisasi Kudus, SMP 8 Padang, dan SMAN I Tambun
moral memiliki beberapa tingkatan, yaitu Bekasi. Metode lain yang digunakan dalam
standar moral, aturan moral, dan pertimbangan aplikasi pendidikan antikorupsi adalah
moral. Standar moral adalah prinsip moral menyampaikan materi melalui mahasiswa yang
dasar yang paling fundamental yang sudah dilatih oleh KPK. Pada tingkat
merupakan basis pijakan atau asumsi untuk pendidikan tinggi, pendidikan antikorupsi pun
menentukan apakah secara moral sebuah telah digiatkan oleh beberapa kampus bahkan
tindakan itu diperkenankan atau tidak, baik termasuk dalam mata kuliah. Universitas
atau tidak, diterima masyarakat atau tidak. Paramadina (UPM) Jakarta telah memulai
Aturan moral memuat prinsip-prinsip kuliah antikorupsi perdananya yang dikonsep
moral yang diderivasikan dari standar moral. dalam format kuliah umum pada tanggal 26
Aturan moral merupakan tindakan yang Juni 2008, diisi oleh Ketua KPK Antasari
dianggap benar atau salah dengan berdasarkan Azhar. Mata kuliah antikorupsi merupakan
pada kriteria yang diformulasikan oleh standar mata kuliah wajib di kampus tersebut dengan
moral. Sedangkan pertimbangan moral bobot 2 SKS (www.kpk.go.id, tanggal 16 Juli
merupakan evaluasi moral terhadap dimensi 2008).
kepribadian sekaligus tindakan-tindakan Model pendidikan anti korupsi di
seseorang, baik yang bersifat umum maupun beberapa negara: 1. Kamboja (Korupsi
spesifik. Secara konseptual –baik dari aspek Peringkat 162), memasukkan materi
standar moral, aturan dan pertimbangan moral– antikorupsi sebanyak 344 pokok bahasan ke
korupsi sangat bertentangan dengan nilai moral buku pelajaran kelas I sampai kelas XII. Materi
yang ada di dalam sebuah masyarakat. sekolah dasar: cerita tentang ambisi pribadi
Perbuatan korupsi dapat menyebabkan versus kepentingan publik, pentingnya
delegitimasi nilai moral yang sudah ada. kejujuran, dan dampak keserakahan serta
egoisme. Materi sekolah menengah: keuangan
J. Model Pendidikan Antikorupsi di rumah tangga, diskusi soal sumber keuangan
Beberapa Negara keluarga, apakah penghasilan orang tua legal
Korupsi yang bagi sebagian negara telah atau hasil korupsi. 2. Makau (Peringkat 34),
dianggap sebagai kejahatan trans-nasional KPK Makau (CCAC) menyusun program:
memunculkan banyak ide terhadap cara a. Kejujuran untuk murid kelas IV hingga
pencegahan korupsi. Salah satu ide yang selalu kelas VI SD. b. Membuat taman bermain dan
dicanangkan adalah melalui pendidikan. panggung boneka yang mengajarkan ihwal
Beberapa negara yang memiliki tingkat korupsi integritas dan kejujuran. c. Buku, cakram

125
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015

padat, dan papan permainan dibuat sebagai korupsi pada nilai kebangsaan, agama, dan
pendukung program. (Sumber: Trans-parency kemanusiaan.
International, Koran Tempo, 2 Maret 2008 Proses pembelajaran dalam pendidikan
antikorupsi pun sangat signifikan dan dominan
K. Model Pengembangan Kurikulum Pendidikan dilakukan dengan cara mengaitkan materi
Agama Islam Pada Pendidikan Antikorupsi pembelajaran dengan arus kenyataan praktikal
Undang-undang Sistem Pendidikan dan aktual, semisal kejahatan korupsi dengan
Nasional (UU SISDIKNAS) No. 20 tahun 2003 berbagai modus operandinya. Sebagai-mana
BAB X pasal 36 ayat 1 menyebutkan bahwa diketahui, stagnasi pengembangan materi
”pengembangan Kurikulum dilakukan dengan pembelajaran diakibatkan tidak terintegrasinya
mengacu pada standar nasional pendidikan materi dengan problem-problem kontekstual.
untuk mewujudkan tujuan pendidikan Hal tersebut diperparah lagi dengan proses
nasional”. Sedangkan dalam ayat 2 disebutkan pem-belajaran yang berjalan secara monoton
bahwa ”kurikulum pada semua jenjang dan serta hanya berorientasi pada basis kompetensi
jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip dan penguasaan materi konvensional (subject
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, oriented curricu-lum). Seperti materi dalam
potensi daerah dan peserta didik”. Dalam pasal ilmu fikih, ushul fikih, dan sebagainya, pada
38 ayat 2 juga disebutkan bahwa ”kurikulum pendefinisian tema pencurian dan perampasan
pendidikan dasar dan menengah dikembangkan hak kepemilikan financial-private dalam
sesuai dengan relevansinya oleh setiap pengajaran fikih. Di dalam mendefinisikan
kelompok atau satuan pendidikan dan komite tema tersebut, baik di dalam kurikulum,
sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan silabus, maupun Rencana Pelaksanaan
supervisi Dinas Pendidikan atau kantor Pembelajaran (RPP) atau Satuan Acara
Departemen Agama Kabupaten / Kota untuk Perkuliahan (SAP), dinamakan sebagai
pendidikan dasar dan provinsi untuk pencurian dan perampasan hak kepemilikan
pendidikan menengah”. finansial yang dilakukan secara fisik, seperti
Pendidikan Islam sebagai lembaga merampok (hirabah) atau perampasan di
formal pendidikan (baca: sekolah) yang jalanan (qath’u al-tharîq). Pengayaan materi
memiliki karakteristik nilai keislaman sudah belum menyentuh pada bentuk perampasan dan
barang tentu harus memiliki kesadaran (sense) perampokan finansial dalam mekanisme non
terhadap fenomena dan problem kontekstual fisik yang lebih sistemik - komunal -
yang bertentangan dengan nilai keislaman, kontekstual dan mutakhir, yaitu kejahatan
terutama dalam hal materi pelajaran. Agama korupsi sebagai gejala penyalahgunaan amanah
sudah barang tentu menjadi kekuatan spiritual- dan kekuasaan sekaligus sebagai salah satu
moral dalam menegakkan panji kebenaran dan bentuk kejahatan kerah putih (white collar
menolak setiap bentuk kemungkaran. Pada crime) kepada publik.
poin persatuan nasional dan nilai kebangsaan Integritas atau amanah para pemimpin
dapat diderivasikan beberapa nilai kebangsaan negara terlihat jelas penyelewengannya
yang telah dirusak dan dikotori oleh para terhadap korporato-krasi. Bagaimana pun
koruptor. Maka dari itu proses melawan kepercayaan rakyat tidak bisa digadaikan
korupsi adalah suatu upaya menjaga nilai begitu saja kepada pihak asing dengan cara
kebangsaan, dan hal tersebut harus menjual aset-aset nasional yang notabene
diimplementasikan dalam tataran praktis sebagai sumber daya alam bagi bumi
dengan menerapkan persoalan kejahatan Indonesia. Eksploitasi alam termasuk dalam
korupsi dan semangat antikorupsi sebagai materi bagaimana hablum minal ‘âlam
bagian integral dalam kurikulum dan seharusnya diarakan untuk eksplorasi, bukan
pengajaran di sekolah. Oleh karenanya terdapat eksploitasi. State capture corruption adalah
dua opsi dalam upaya penerapan kebijakan jenis korupsi yang super destruktifdan berskala
antikorupsi, yang pertama adalah menjadikan negara. Kejahatan ini muncul ketika terjadi
persoalan korupsi menjadi satu mata pelajaran persekongkolan antara negara dan korporasi,
yang didalamnya bisa dibahas antara lain: dimana kekuatan korporasi menaklukan
sejarah korupsi di Indonesia dan dunia dari kekuatan negara sehingga negara menjadi
masa ke masa; proses pemberantasan korupsi pelayan kepentingan korporasi. Selain itu juga,
di Indonesia dan Negara lain; dan akibat state capture corruption ternyata
mengejawantahkan dalam pembelian berbagai

126
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015

dekrit politik dan pembuatan undang-undang harus mengarah pada penyemaian strategis,
oleh sektor korporat dan penyalahgunaan yaitu kualitas pribadi individu yang konsekuen
wewenang dalam mendatangkan keun-tungan dan kokoh dalam keterlibatan peran sosialnya.
ekonomi. Hal inilah yang sangat urgen untuk Pendidikan antikorupsi secara umum dikatakan
diinternalisasikan kepada peserta didik dalam sebagai pendidikan koreksi budaya yang
pengembangan materi pendidikan agama Islam bertujuan untuk mengenalkan cara berfikir dan
agar kejahatan korporasi yang telah nilai baru kepada peserta didik (Dharma,
menyelewengkan nilai amanah dan kejujuran 2004). Dengan demikian, pendidikan
dapat ditekan. antikorupsi membimbing peserta didik untuk
berfikir terhadap nilai antikorupsi dalam
L. Model Pendidikan Antikorupsi Integratif- kerangka koreksi terhadap budaya yang
Inklusif dalam Pendidikan Agama Islam. cenderung merusak nilai tersebut.
Keterlibatan pendidikan formal dalam Model pendidikan antikorupsi yang
upaya pencegahan korupsi sebenarnya bukan integratif-inklusif dalam pendidikan agama
hal baru, justru memiliki kedudukan strategis. Islam secara aplikatif lebih berkedudukan
Sejalan dengan pandangan progresivisme, sebagai pendekatan dalam pembelajaran. Hal
sekolah adalah agen perubahan sosial yang tersebut akan tampak dalam desain atau
bertugas mengenalkan nilai baru kepada Rencana Pembelajaran setiap mata pelajaran
masyarakat (Pol, M., Hlouskova dkk, 2005). terpilih (pendidikan agamaIslam). Sebagai
Secara umum tujuan pendidikan sebuah pendekatan (approach) pembelajaran
antikorupsi adalah: (1) pembentukan maka implemen-tasi pendidikan antikorupsi
pengetahuan dan pemahaman mengenai bentuk akan sangat tergantung dari kemampuan guru
korupsi dan aspeknya; (2) pengubahan persepsi dalam melaksanakan kegiatan belajar-
dan sikap terhadap korupsi; dan (3) mengajar. Oleh karena itu, implementasi
pembentukan keterampil-an dan kecakapan pendidikan antikorupsi yang terintegrasi dalam
baru yang ditujukan untuk melawan korupsi. pendidikan agama Islam di sekolah agar efektif
Sedangkan manfaat jangka panjangnya adalah dalam mengembangkan pendidikan antikorupsi
menyumbang pada keberlangsungan sistem perlu memperhatikan hal berikut:
integrasi nasional dan program antikorupsi a) Materi; yakni materi pembelajaran
serta mencegah tumbuhnya mental korupsi antikorupsi perlu mencakup tiga domain:
pada diri peserta didik yang kelak akan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
menjalankan amanah di dalam sendi b) Metodologi; pendidik dapat mengguna-kan
kehidupan. berbagai metode dan model pengajaran
Pendidikan antikorupsi yang dimaksud yang sesuai dengan perma-salahan dan
dalam penelitian ini adalah program kematangan peserta didik. Seperti
pendidikan antikorupsi yang secara penggunaan multimedia untuk membuat
konsepsional memungkinkan disisipkan pada pembelajaran semakin mena-rik.
mata pelajaran yang sudah ada di sekolah c) Sumber belajar; perlunya penggunaan
dalam bentuk perluasan tema yang sudah ada berbagai sumber pembelajaran. Seperti
dalam kurikulum dengan menggunakan media cetak maupun elektronik (koran,
pendekatan kontekstual pada pembelajaran majalah, CD, internet). Atau dengan
antikorupsi. Pilihan ini digunakan oleh karena narasumber semisal penegak hukum (polisi,
pertimbangan agar tidak menambah beban hakim, jaksa, KPK).
kurikulum dan jam belajar siswa. Pada aspek d) Evaluasi; pendidik dapat memperguna-kan
lain, pendidikan antikorupsi dapat juga bentuk evaluasi autentik yang tidak hanya
diimplementasikan dalam bentuk mata mengukur aspek verbal dan kognitif peserta
pelajaran untuk kegiatan ekstra kurikuler siswa didik.
ataupun muatan lokal (institusional). Setelah menelaah konsep pendidik-an
Untuk berpartisipasi dalam gerakan antikorupsi serta tinjauan aspek kuri-kulum dan
pemberantasan korupsi ada dua model yang perkembangannya, maka selanjutnya dicoba
dapat dilakukan oleh sekolah. Pertama, proses untuk diterapkan ke dalam pendidikan Islam.
pendidikan harus menumbuhkan kepedulian Urgensitas dan inklusifitas pendidikan
sosial-normatif, membangun penalaran antikorupsi pada pendidikan agama Islam jika
obyektif, dan mengembangkan perspektif diambil benang merahnya adalah sebagai
universal pada individu. Kedua, pendidikan berikut:

127
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015

1. Tujuan Pendidikan terbuka dari kemungkinan untuk dilakukan


Tujuan pendidikan antikorupsi adalah peninjauan dan penyempurnaan (Muis Sad
menanamkan pemahaman dan perilaku Imam, 2004: 54).
antikorupsi. Jika merujuk pada UU No. 20 Pendidikan Islam lebih eksplisit lagi
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan kurikulumnya sendiri jarang sekali diarahkan
Nasional Pasal 4 ayat (3) disebutkan bahwa menjawab persoalan seperti itu. Buku pelajaran
pendidikan diseleng-garakan sebagai suatu cenderung yang diajarkan secara normatif,
proses pembudaya-an dan pemberdayaan tidak diambil serta dikembangkan semangat
peserta didik yang berlangsung sepanjang berpikirnya, apalagi kemudian dikorelasikan
hayat. Atas dasar ini, signifikansi pada kontekstualisasi kekinian, seperti kenapa
penyelenggaraan pendidikan antikorupsi lewat terjadi budaya korupsi, nepotisme dan lain
jalur pendidikan tidak dapat diabaikan sebagainya. Sementara para pendidik sendiri
potensinya sebagai salah satu cara untuk hanya mencukupkan diri dengan berpedoman
membudayakan antikorupsi di Indonesia. kepada buku tersebut, tanpa pernah
Pemberian pendidikan antikorupsi di mengajarkan peserta didik bagaimana metode
sekolah hendaknya memperhatikan kebutuhan berpikir dan strategi menyelesaikan
dan kematangan siswa. Kebutuhan yang permasalahan yang mungkin muncul.
dimaksud adalah pendidikan antikorupsi Dengan berbagai pembenahan kurikulum
hendaknya tidak menjadi bidang studi yang tersebut, diharapkan pendidi-kan mampu
(subject matter) berdiri sendiri (separated) mengalami perubahan yang signifikan.
sehingga akan menambah jumlah jam belajar Memang, seharusnya kuriku-lum yang ideal
siswa. Sedangkan disesuaikan dengan tingkat harus berasal dari masyarakat. Berbagai
kematangan adalah bobot atau tingkat pendekatan diperlu-kan guna membantu
kesukaran pendidikan antikorupsi hendaknya penyusunan kuriku-lum yang komprehensif.
disesuaikan dengan kemampuan berfikir
peserta didik. 3. Metode Pengajaran
Metode pengajaran adalah salah satu
2. Kurikulum penentu keberhasilan dalam dunia pendidikan.
Kurikulum adalah sekumpulan silabus Metode pengajaran yang ada saat ini masih
yang tercetak atau uraian mengenai satu demi bersifat monoton dan cenderung tekstual,
satu mata pelajaran yang disertai pengantar dengan hanya mengacu pada pedoman buku
bersifat umum mengenai tujuan pendidikan teks sebagai bahan ajar. Seperti model
secara keseluruhan, dan ikhtiar singkat pengajaran yang dominasinya pada ‘hafalan’
mengenai tujuan masing-masing mata juga harus dibatasi, harus diganti dengan cara
pelajaran. Dengan begitu maka, kurikulum mengembangkan kemampuan berpikir para
adalah salah satu komponen yang siswa, membangun komunikasi yang dialogis.
urgensitasnya sangat menentukan dalam suatu Metode ’hafalan’ adalah metode di mana
sistem pendidikan. Karena kurikulum peserta didik menghafal teks atau kalimat
merupakan alat untuk mencapai tujuan tertentu dari buku pelajaran yang dipelajarinya.
pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman
dalam pelaksanaan pengajaran. M. Kesimpulan
Menurut Freire, kurikulum yang baik Setelah melakukan deskripsi dan analisis
adalah kurikulum yang dihimpun dari tentang pendidikan antikorupsi dengan tinjauan
pengalaman yang educatif, bersifat aspek kurikulum Pendidikan Agama Islam
eksperimental dan adanya rencana serta kemudian menganalisisnya, maka dapat ditarik
susunan yang teratur. Pengalaman educatif beberapa kesimpulan sebagai berikut:
adalah pengalaman apa saja yang serasi dengan 1. Upaya pencegahan prilaku korupsi bisa
tujuan menurut prinsip-prinsip yang digariskan dilakukan dengan dua langkah, yaitu langkah
dalam pendidikan, setiap proses belajar yang represif dan preventif. Langkah represif
ada membantu pertumbuhan dan dilakukan dengan cara menjalankan penegakan
perkembangan peserta didik. Kurikulum yang hukum yang tegas oleh para aparat penegak
bagus adalah tipe “core curiculum” yaitu hukum. Adapun langkah preventif melalui
sejumlah pengalaman belajar di sekitar pendidikan, dilakukan dengan cara internalisasi
kebutuhan umum. Oleh karena tidak adanya nilai antikorupsi terhadap peserta didik sebagai
standar yang universal, maka kurikulum harus generasi penerus bangsa. Konsep pendidikan

128
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015

antikorupsi yang digagas sebagai solusi atas George Junus Aditjondro, Jurnal Wacana:
permasalahan bangsa adalah upaya mencegah Bukan Persoalan Telur dan Ayam:
berkembangnya mental korupsi pada anak Membangun Suatu Kerangka yang
bangsa Indonesia melalui pendidikan. Secara Lebih Holistik bagi Gerakan Anti-
simplistik, langkah tersebut ditujukan untuk Korupsi di Indonesia, Yogyakarta: Insist
menggunakan pemberdayaan peserta didik Press, 2003.
untuk menekan lingkungan agar tidak
permissive to corruption, sehingga dapat Komisi Pemberantasan Korupsi, Memahami
mencegah timbulnya mental korupsi pada Untuk Membasmi; Buku Saku Untuk
generasi anak bangsa. Memahami Tindak Pidana Korupsi,
2. Pendidikan Islam bisa dijadikan sebagai sarana Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi,
upaya preventif dan antisipatif dalam 2006.
mengembangkan nilai antikorupsi untuk Moh. Asror Yusuf (Ed.), Agama Sebagai
pencegahan dan pemberantasan korupsi. Nilai Kritik Sosial di Tengah Arus
keislaman yang terkandung dalam pendidikan Kapitalisme Global, Yogyakarta:
antikorupsi dapat dikembangkan dalam IRCiSoD, 2006.
kurikulum pendidi-kan agama Islam. Dalam
mengaitkan relevansinya antara pendidikan Muhammad Azhar (Et.al), Pendidikan
anti-korupsi dengan pendidikan Islam, se- Antikorupsi, Yogyakarta: LP3 UMY,
tidaknya bisa dilihat dalam konsep dan tujuan Partnership, Koalisis Antarumat
pendikan antikorupsi kemudian ditinjau dari Beragama untuk Antikorupsi, 2003.
kurikulum pendidikan agama Islam yang
selaras terhadap nilai antikorupsi serta Ridlwan Nasir, (Ed.), Dialektika Islam dengan
pengembangan kuri-kulum ke arah antikorupsi Problem Kontemporer, IAIN Press &
dan dengan pengayaan materi pembelajaran LKiS, 2006.
menjadi sangat relevan. Tinjauan kurikulum
pendidikan agama Islam terhadap pendidikan Syamsul Anwar (Et.al), Fikih Antikorupsi
antikorupsi melalui pengem-bangan kurikulum Perspektif Ulama Muhammadiyah
ke arah: peningkatan iman dan takwa, Majelis Tarjih dan Tajdid PP
peningkatan akhlak mulia, peningkatan potensi, Muhammadiyah, Jakarta: Pusat studi
kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat Agama dan Peradaban (PSAP), 2006.
per-kembangan dan kemampuan peserta didik, Syed Hussein Alatas, Sosiologi Korupsi,
problem kontekstual, persatuan nasional dan Jakarta: LP3ES, 1975
nilai kebangsaan, serta agama.
Sumber Lain:
http://id/wikipedia.org/wiki/korupsi
DAFTAR PUSTAKA http://www.kamus.net/english/corruption,
"corruption." STANDS4 LLC, diakses
Ahmad Fawa’id, Sultonul Huda (Ed.), NU tanggal 2/9/2015.
Melawan Korupsi: Kajian Tafsir dan
Fiqih, Jakarta: Tim Kerja Gerakan http://kompascyber.com, diakses tanggal 21
Nasional Pemberantasan Korupsi Februari 2015.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, 2006. http://www.kpk.go.id
Tempo Interaktif, 8 Desember 2004.

129

Anda mungkin juga menyukai