Anda di halaman 1dari 8

Kedudukan dan Hak Anak menurut Hukum

Waris Adat
Kedudukan dan Hak Anak

• Anak ditinjau dari asal usulnya dikenal anak sah dan anak luar kawin

• Anak sah adalah anak yang dilahirkan dari perkawinan yang sah (terjadi menurut Pasal
42 UU Perkawinan)
• Anak luar kawin adlah anak uang asal usulnya tidak didasarkan pada perkawinan yang
sah antara ayah dna ibu biologisnya.
• Anak angkat adalah suatu perbuatan pengamblan anak orang lain ke dalam keluarga
sendiri sehingga antara orangrua yang mengangkat anka dan anak tersebut akan
timbul hubungan kekekuargaan yang sama seperti orang tua dan anak kandung
sendiri.
• Anak tiri disebut juga anak bawaan dari suami/istri, dan dalam hukum adat memiliki
perbedaan kedudukan dalam masing-masing masyarakat.
a. Anak Kandung

anak kandung yang sah adalah


sebagai ahli waris dari orangtua Kedudukan anak
yang melahirkannya dan dari kandung dalam waris
perkawinan yang sah. adat tergantung pada
system
Adapun anak kandung yang tidak kekerabatannya.
sah (perkawinan orangtua yang
tidak sah) memungkinan:
- tidak berhak sebagai ahli waris
- hanya berhak sebagai ahli waris
dari ibu/bapak
Dalam masyaraakat adat patrilineal:
Ahli waris adlah anak laki-laki dan anak perempuan bukan berkedudukan
sebagai ahli waris (di Batak). Anak perempuan dimungkinkan menerima
harta kekayaan orangtuanya melalui adiah dna hibah.

Jika dalam keluarga tersebut tidak memiliki anak laki-laki, maka anak
perempuan dari keluarga tersebut dijadikan berkedudukan sebagai anak laki-
laki dan melakukan perkawinan ‘ambil laki-laki’ (Lampung ngakuk ragah,
Rote sau uma lain, Bali nyentane)

jika tidak memiliki anak sama sekali maka pewaris mengangkat naka laki-lak
dari saudara kandungnya.
b. Anak Angkat

menurut Hilman Hadikusuma, anak angkat


adalah anak yang diangkat resmi secara adat
setempat yang mana bisa dimaksudkan
untuk melanjutkan keturunan dan/atau
pemeliharaan harta kekayaan.

anak yang diangkat di sini adalah anak dari


luar (keluarga).
alasan pengangkatan anak menurut Hukum Adat

• Tidak mempunyai anak


• Karena belas kasihan karena orangtuanya tidak mampu menafkahi
• Orang tua kandung tidak bertanggungjawab atas si anak
• Karena belas kasihan karena si anak tidak memiliki orang tua
• Sebagai ‘pemancing’ karena tidak memiliki keturunan
• Dimaksudkan agar si anak mendapatkan pendidikan yang baik
• Faktor kekayaan
• Untuk menyambung keturunan dari keluarga yang tidak memiliki keturunan
• Adanya hubungan keluarga
• Menjadi jaminan hari tua si orang tua angkat
• Karena anak kandung sakit-sakitan/meninggal dunia

Menurut Ter Haar alasan pengangkatan anak karena:

a. takut keluarganya akan punah (tidak ada yang melanjutkan


keturunannya.

b. takut keluarga si anak angkat akan punah (tidak terurus dengan baik
oleh keluarga kandung/terkatung-katung)
Menurut Ter Haar, anak angkat memiliki hak atas warisan
sebagaimana anak kandung sah, sepanjang telah
menjadikannya sebagai anak.

Namun dalam kerabatnya dengan yang lain, dapat saja si


anak tidak mendapat apa-apa dari harta pusaka (warisan
asal) baik dari bapak maupun ibuya.

Anda mungkin juga menyukai