Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN KADAR ASAM URAT TERHADAP KADAR

UREUM DAN KREATININ PADA PENDERITA GAGAL


GINJAL KRONIK

Manuscript

Oleh :

MUANALIA
G1C217070

PROGRAM STUDI D IV ANALIS KESEHATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2018

http://repository.unimus.ac.id
2

http://repository.unimus.ac.id
3

http://repository.unimus.ac.id
HUBUNGAN KADAR ASAM URAT TERHADAP KADAR
UREUM DAN KREATININ PADA PENDERITA GAGAL
GINJAL KRONIK
Muanalia1, Andri Sukeksi2, Fitri Nuroini2
1
Program Studi DIV Analis Kesehatan, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang, Indonesia
2
Program Studi D3 Analis Kesehatan, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
(FIKKES), Universitas Muhammadiyah Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrack


Ginjal merupakan organ tubuh manusia yang berfungsi untuk
penyaringan produk akhir sisa metabolisme tubuh asam urat,
ureum, dan kreatinin agar dapat menyeimbangkan cairan dalam
tubuh. Apabila sisa metabolisme tubuh tersebut dibiarkan
Keywords menumpuk di dalam tubuh, serta produksi dan ekskresi sisa
asam urat, ureum,
metabolisme tidak seimbang maka dapat menjadi racun dalam
kreatinin, dan penyakit
gagal ginjal kronik. tubuh (terutama ginjal). Tujuan penelitian untuk mengetahui
hubungan kadar asam urat terhadap kadar ureum dan kreatinin
pada penderita gagal ginjal kronik. Pemeriksaan kadar asam
urat, ureum dan kreatinin dilakukan dengan metode enzimatik.
Jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional.
Sampel diambil dari keseluruhan jumlah populasi pasien gagal
ginjal kronik sebanyak 36, sampel diperiksa kadar asam urat,
kadar ureum dan kreatinin. Hasil pemeriksaan menunjukkan
rata-rata kadar asam urat sebesar 6,7 mg/dL, kadar ureum
sebesar 100,9 mg/dL dan kadar kreatinin sebesar 9,8 mg/dL.
Hasil uji Spearman diperoleh nilai p=0,022 (p<0,05) untuk
kadar asam urat terhadap ureum dan p=0,047 (p<0,05) untuk
kadar asam urat terhadap kreatinin, sehingga terdapat hubungan
yang bermakna antara kadar asam urat terhadap kadar ureum
dan kreatinin pada penderita gagal ginjal kronik.

*Corresponding Author
Muanalia
Program Studi DIV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Semarang
Email: lia.muana96@gmail.com

http://repository.unimus.ac.id
Pendahuluan Hal tersebut dapat terjadi pada gagal
Penyakit gagal ginjal kronik ginjal akut atau kronik,
merupakan salah satu penyakit yang glomerulonefritis, nekrosis tubuler,
menyebabkan penurunan fungsi ginjal dan penyakit gagal ginjal lainnya
dan mengakibatkan hipertrofi struktural (Myers, dkk, 2012).
dan fungsional dari nefron yang tersisa
Kreatinin merupakan produk
(Suwitra, 2010). Gagal ginjal kronik
merupakan terjadinya penurunan hasil metabolisme tubuh yang
kemampuan ginjal dalam membersihkan diproduksi secara konstan, difiltrasi
darah dari bahan-bahan racun, yang oleh ginjal, tidak direabsorbsi, dan
menyebabkan penimbunan limbah disekresikan oleh tubulus proksimal.
metabolik di dalam darah (Suryawan, Apabila terjadi penurunan fungsi
ddk, 2016). Penyakit gagal ginjal dapat ginjal, maka kemampuan filtrasi
menyebabkan azotemia dan uremia berat. kreatinin akan menurun dan
Azotemia adalah peningkatan abnormal menyebabkan peningkatan kadar
bahan-bahan sisa nitrogen di dalam kreatinin dalam darah (Alfonso at, al.,
darah, misalnya ureum, asam urat, dan 2016).
kreatinin (Corwin, 2009).
Ginjal merupakan salah satu
Penyakit ginjal kronik dapat
organ tubuh manusia yang memiliki
mengakibatkan kadar asam urat dalam
peranan penting untuk
darah meningkat karena adanya
mempertahankan stabilitas volume,
gangguan fungsi ginjal. Penumpukan
komposisi elektrolit, dan osmolaritas
asam urat di tubulus ginjal
cairan ekstraseluler. Ginjal merupakan
menyebabkan kerusakan nefron ginjal
organ tubuh manusia yang berfungsi
yang progresif dan mengakibatkan
untuk mengekskresikan produk hasil
penyakit gagal ginjal kronik. Nefron
akhir atau sisa metabolisme tubuh
berfungsi untuk membersihkan darah
misalnya ureum, asam urat, dan
dari zat yang tidak dikehendaki tubuh,
kreatinin agar dapat menyeimbangkan
yaitu produk hasil akhir metabolisme
cairan dalam tubuh. Apabila sisa
(Soeroso dan Hafid, 2011). Penurunan
metabolisme tubuh tersebut dibiarkan
fungsi ginjal pada penyakit gagal
menumpuk di dalam tubuh, serta
ginjal kronik dapat menyebabkan
produksi dan ekskresi sisa
berbagai macam komplikasi salah
metabolisme tidak seimbang maka
satunya adalah hiperurisemia.
dapat menjadi racun dalam tubuh
Hiperurisemia merupakan
(terutama ginjal) dan dapat
ketidakseimbangan antara produksi
mengakibatkan peningkatan kadar
dan ekskresi asam urat (Wortman,
asam urat, ureum dan kreatinin dalam
2009).
darah (Suryawan ddk, 2016).
Ureum merupakan hasil
Beberapa studi menunjukkan
ekskresi terbesar dari metabolisme
adanya hubungan antara asam urat
protein. Setelah disintesis di dalam
dengan hipertensi, obesitas, penyakit
hati, ureum dibawa ke dalam darah
ginjal dan penyakit kardiovaskuler.
menuju ginjal dan difiltrasi oleh
Lebih dari 70% penderita
glomerulus, ureum direabsorbsi di
hiperurisemia mengalami obesitas,
tubulus proksimal. Penurunan fungsi
lebih dari 50% mengalami hipertensi,
ginjal dapat menyebabkan
sedangkan 10-25% meninggal akibat
peningkatan kadar ureum karena
penyakit ginjal (Kowalski, 2010).
ekskresi ureum dalam urin menurun.

http://repository.unimus.ac.id
Berdasarkan penelitian yang Distr Kadar Kadar Kadar
dilakukan oleh Sedyaningrum (2009) ibusi Asam Ureum Kreatini
diketahui bahwa terdapat hubungan Urat (mg/dL n
antara pemberian allopurinol terhadap (mg/dL) ) (mg/dL)
perubahan kadar asam urat pada N T N T N T
penyakit ginjal kronik dengan Frek 25 11 0 36 0 36
hiperurisemia. Penelitian Mantiri, dkk Pers 69,4 30,5 0 100 0 100
(%)
(2017) tentang Gambaran Kadar
Asam Urat pada Pasien Penyakit Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh
Ginjal Kronik Stadium 5 yang Belum kadar asam urat normal sebanyak 25
Menjalani Hemodialisis menunjukkan pasien (69,4%) kadar asam urat tinggi
bahwa terjadi peningkatan kadar asam sebanyak 11 pasien (30,5%), kadar ureum
urat sebesar 80%. Berdasarkan hal dan kreatinin tinggi sebanyak 36 pasien
tersebut maka dilakukan penelitian (100%). Sehingga dapat dinyatakan tidak
tentang hubungan kadar asam urat terjadi peningkatan kadar asam urat,
terhadap kadar ureum dan kreatinin tetapi terjadi peningkatan kadar ureum
pada penderita gagal ginjal kronik. dan kreatinin pada penderita gagal ginjal
kronik.
Bahan dan Metode
Jenis penelitian merupakan Tabel 4.2. Hasil uji normalitas data
penelitian analitik dengan pendekatan menggunakan Shapiro Wilk pada
cross sectional, teknik pengumpulan hubungan Kadar Asam Urat terhadap
sampel menggunakan sampel jenuh, Kadar Ureum dan Kadar Kreatinin pada
sehingga diambil semua jumlah populasi. Penderita Gagal Ginjal Kronik
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium
RSU Kumala Siwi Mijen Kudus pada Nilai p
bulan Agustus 2018. Bahan yang Kadar Asam Urat 0,400
digunakan sampel serum penderita gagal Kadar Ureum 0,044
ginjal kronik diperiksa kadar asam urat, Kadar Kreatinin 0,831
ureum dan kreatinin.
Hasil Tabel 4.2 menunjukkan bahwa
Data yang digunakan dalam nilai p<0,05, maka diperoleh data tidak
penelitian merupakan data primer yang terdistribusi normal. Kemudian data diuji
diperoleh dari hasil pemeriksaan kadar korelasi menggunakan uji Spearman
asam urat, ureum dan kreatinin pada untuk mengetahui adanya hubungan
penderita gagal ginjal kronik, kemudian kadar asam urat terhadap kadar ureum
dilakukan analisis statistik menggunakan dan kreatinin pada penderita gagal ginjal
uji Spearman untuk menganalisis kronik.
hubungan kadar asam urat terhadap kadar
ureum dan kreatinin pada penderita gagal Tabel 4.3. Hasil uji korelasi
ginjal kronik. menggunakan uji Spearman pada
Tabel 4.1. Distribusi Kadar Asam Urat hubungan Kadar Asam Urat terhadap
terhadap Kadar Ureum dan Kadar Kadar Ureum dan Kreatinin pada
Kreatinin pada Penderita Gagal Ginjal Penderita Gagal Ginjal Kronik
Kronik

http://repository.unimus.ac.id
Kadar_ Kadar_Kre menunjukkan bahwa terdapat hubungan
Ureum atinin yang bermakna antara kadar asam urat
Spearm Kad Koefisien 0,381 0,334 terhadap kadar ureum dan kreatinin pada
an's rho ar_ Korelasi penderita gagal ginjal kronik. Kadar asam
As. Nilai p 0,022 0,047 urat dapat berhubungan dengan
Urat perburukan fungsi ginjal, salah satunya
penyakit gagal ginjal kronik. Penurunan
fungsi ginjal menyebabkan peningkatan
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa
zat sisa metabolisme yaitu asam urat,
nilai p=0,022 pada kadar asam urat
ureum dan kreatinin. Kadar asam urat
terhadap ureum dan p=0,047 pada kadar
dapat berubah karena adanya ekspresi
asam urat terhadap kadar kreatinin. Nilai
renin ginjal. Kadar ureum akan berubah
p<0,05 maka dapat dinyatakan terdapat
sebagai respon terhadap dehidrasi dan
hubungan bermakna antara kadar asam
pemecahan protein, dan kadar kreatinin
urat terhadap ureum dan kreatinin pada
akan berubah sebagai respon terhadap
penderita gagal ginjal kronik.
disfungsi ginjal. Kadar asam urat, ureum
dan kreatinin dalam darah akan
Diskusi
meningkat seiring dengan penurunan
Berdasarkan data deskriptif yang
fungsi ginjal pada proses penyaringan di
diperoleh hasil tidak terdapat hubungan
glomerulus (Suryawan ddk, 2016).
anatara kadar asam urat terhadap kadar
ureum dan kreatinin pada penderita gagal
ginjal kronik. Hal tersebut karena Simpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan
peningkatan kadar ureum dan kreatinin
kadar asam urat, urem dan kreatinin pada
tidak semua disertai dengan peningkatan
36 pasien penderita gagal ginjal kronik
kadar asam urat. Peningkatan kadar asam
dapat disimpulkan bahwa hasil
urat yang disertai dengan peningkatan
pemeriksaan kadar asam urat normal
kadar ureum dan kreatinin pada penderita
sebanyak 64,9% atau 25 pasien dan kadar
gagal ginjal kronik disebabkan oleh,
asam urat di atas normal sebanyak 30,5%
sintesis purin berlebih dalam tubuh,
atau 11 pasien. Hasil pemeriksaan kadar
asupan makanan diet tinggi protein,
ureum normal sebanyak 0% dan kadar
konsumsi obat-obatan yang dapat
ureum di atas normal sebanyak 100%
meningkatkan zat metabolisme, gangguan
atau 36 pasien. Hasil pemeriksaan kadar
ginjal dalam proses pengeluaran zat sisa
kreatinin normal sebanyak 0% dan
metabolisme dan ketidakseimbangan
kreatinin di atas normal sebanyak 100%
produksi dan ekskresi dari zat sisa
atau 36 pasien. Terdapat hubungan yang
metabolisme (asam urat, ureum dan
bermakna antara kadar asam urat
kreatinin). Peningkatan kadar ureum dan
terhadap kadar ureum dan kreatinin pada
kreatinin dalam darah, tetapi tidak
penderita gagal ginjal kronik
disertai dengan peningkatan kadar asam
menggunakan uji spearman diperoleh
urat atau kadar asam urat masih normal.
nilai p=0,022 (p<0,05) dan p=0,047
Hal tersebut dapat terjadi, karena pasien
(p<0,05).
yang memiliki kadar asam urat normal
mereka mampu menjaga pola makan
yang baik, serta produksi dan ekskresi Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terima kasih
asam urat dalam tubuh seimbang, tetapi
kepada :
produksi dan ekskresi zat urea dan
1. Ibu Andri Sukeksi, SKM,M.Si, selaku
kreatinin tidak seimbang (Suryawan ddk,
pembimbing I yang telah meluangkan
2016).
waktu, tenaga dan pikiran untuk
Berdasarkan uji statistik
membimbing dan mengarahkan
menggunakan uji spearman hasil

http://repository.unimus.ac.id
penulis dalam menyusun tugas akhir Wortmann, RL. 2009. Gout and
ini dan juga selaku ketua program Hyperuricemia, dalam Firestein GS, dkk.
studi DIV Analis Kesehatan. 8 th ed. Philadelphia: Saunders.
2. Ibu Fitri Nuroini, M.Sc, selaku Pranata, PB. 2012. Hubungan
pembimbing II yang selalu Kadar Asam Urat dalam Darah pada
mengarahkan penulis dalam Penderita Penyakit Gnjal Kronik dengan
menyelesaikan tugas akhir ini. Kejadian Artritis Gout Di RSUD
3. Ibu Herlisa Anggraini, SKM, Dr.Moewardi Surakarta. Skipsi. Fakultas
M.Si.Med, selaku penguji. Kedokteran Universitas Muhammadiyah
4. Direktur Rumah Sakit Kumala Siwi Surakarta.
Mijen Kudus yang telah memberikan Prasasti, SP. 2009. Pengaruh
ijin tempat untuk penelitian. Pemberian Allopurinol Terhadap
5. Bapak dan ibu tercinta, yang telah Perubahan kadar Asam Urat Penyakit
memberikan bimbingan nasihat dan Ginjal Kronik dengan Hiperurisemia.
dukungan baik secara moril maupun Skripsi. Universitas Airlangga.
materil. Price, S. A dan Wilson, L. M.
6. Semua teman-teman yang tidak dapat 2012. Patofisiologi Konsep Klinis
disebutkan satu persatu terima kasih Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC.
atas segala bantuan dan dukungannya Rahmawati, F. 2018. Aspek
selama penyusunan tugas akhir ini. laboratorium Gagal Ginjal Kronik. Jurnal
Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma. 6 (1)
Referensi : 14-22.
Bayhakki. 2012. Sari Asuh Rohayati. 2014. Korelasi Kadar
Keperawatan Klien Gagal Ginjal Kronik. Gula Darah Terhadap kadar Ureum dan
Jakarta : EGC. Kreatinin pada Penderita diabetes
Dianati, N.A. 2015. Gout and Mellitus tipe 2 di RSUD Brebes. Skripsi.
Hyperuricemia. Jurnal Majority. 4 (3) : Universitas Muhammadiyah Semarang.
82-89. Silbernagl dan Lang. 2012. Gagal
Edmund, L. 2010. Clinical Ginjal Kronis : Gangguan Fungsi, Dalam
chemistry and molecular diagnosis. 4th : Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi.
ed. Kidney function tests. America: Jakarta : EGC.
Elsevier. Soeroso, Joewono dan Hafid
Frank, C. 2010. Biomarkers of Algristian. 2011. Asam Urat. Jakarta :
impaired renal function. Wolters Kluwer Penebar Plus.
Health. Suryawan, dkk. 2016. Gambaran
Gowda S, dkk. 2010. Pemeriksaan Kadar Ureum dan Kreatinin serum pada
Fungsi Ginjal. Jurnal Amerika Utara pasien Gagal Ginjal Kronis yang
tentang Ilmu Kedokteran 2 (4): 170-173. Menjalani Terapi Hemodialisis di RSUD
Mantiri, dkk. 2017. Gambaran Sanjiwani Gianyar. Meditory. 4 (2) : 145-
Kadar Asam Urat pada Pasien Penyakit 153.
Ginjal Kronik Stadium 5 yang belum Suwitra, K. 2009. PGK dalam :
Menjalani Hemodialisis. Jurnal e- Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II.
Biomedik (eBm). 5 (2) : 148-154 Edisi 5. Jakarta : Interna publishing.
Myers, G. 2012. Penanda risiko Toussaint, N. 2012. Screening for
penyakit ginjal dan kardiovaskuler. early chronic kidney disease. Australia:
Cardiovascular. Saunder.
Putra, TR. 2009. Hiperurisemia, Verdiansah. 2016. Pemeriksaan
dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Fungsi Ginjal. Praktis. 43 (2) : 148-154.
Edisi 5. Jakarta : EGC.

http://repository.unimus.ac.id

Anda mungkin juga menyukai