Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIV/AIDS

Tugas Ini Disusun Sebagai Salah Satu Bentuk Penugasan Dalam Praktik Profesi Ners
Stase Keperawatan Medikal Bedah

Dosen Pembimbing : Ririn Nasriati, M. Kep

Disusun oleh :

RININARURITA 20650219

PRODI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Laporan Pendahuluan Keperawatan oleh :


Nama : Rininarurita
NIM : 20650219

Telah Disetujui dalam rangka praktik klinik keperawatan medikal bedah,


mahasiswa Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Ponorogo

Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi

( ) ( )
KASUS HIV

Seorang wanita 21 tahun,  dirawat dengan keluhan batuk  sejak satu tahun
terakhir, kadang disertai batuk darah,  suara serak, nyeri menelan, kadang sesak
nafas disertai demam terutama sore. Penderita memiliki riwayat diare yang hilang
timbul sejak 4 bulan, pada mulut luka yang  hilang timbul sejak enam bulan lalu.
Penderita telah didiagnosa HIV dan TB paru 10 bulan lalu, namun berhenti
minum obat anti tuberkulosa sejak  8 bulan lalu. Berat badan pernah turun dari 55
kg menjadi 33 kg dalam waktu 4 bulan. Penderita memiliki riwayat hubungan
seksual diluar nikah, menikah dua kali, dan saat ini memiliki suami yang
menderita HIV. Keadaan umum lemah dan berat badan 46 kg. Pada pemeriksaan
tanda vital  tanggal 21 April 2011 didapatkan kesadaran kompos mentis, tekanan
darah 90/50 mmHg,  nadi 80 kali per menit,  pernafasan 20 kali per menit, suhu
tubuh aksila 38,2 0C.  Pada pemeriksaan  fisik kepala/leher didapatkan
konjunktiva anemis,  ulcus pada lidah 2 x 1 cm, multiple. Pada leher terdapat
benjolan dengan diameter 5 cm.  Pada pemeriksaan torak tanggal 21 April 2011
didapatkan suara nafas bronko vesikular dan bronkial  pada kedua hemi torak.
Didapatkan ulkus labia majora. Hasil pemeriksaan Radiologi torak pada waktu
masuk didapatkan infiltrat pada kedua lapangan paru, terutama apek, dengan
kecurigaan suatu proses spesifik lesi sedang. Hasil laboratorium tanggal 21 April
2011 didapatkan Hb 7,8 gr/dl, Leukosit 11.000, Trombosit 735, gula darah
sewaktu 120, hapusan sputum  BTA +.   Dari anamnesa dan pemeriksaan fisik,
penderita ini didiagnosa sebagai penderita HIV/AIDS dengan TB paru dan
Candidiasis oral. Penderita dirawat di ruang isolasi., diberi  O2 3 – 4 l/menit, 
infus RL /D5 / Aminofusin tiap 8 jam, tablet multivitamin C dan B complex 3x1
tablet,  Parasetamol 3x500 mg, tranfusi PRC 2 kolf, Kotrimoksazole 1x960 mg,
Nystatin drops oral 4x2 ml, Fluconazole oral 1x100 mg, Fusidic cream pada labia
mayora / 8 jam,  Rifamfisin 450 mg, INH 300 mg, Ethambutol 1000 mg..

Hasil laboratorium tanggal 24 – 04 2011 yang diterima tanggal 04 – 05 – 2011 


didapat :  CD4 absolut = 6 sel/цL, Lymphocyte T helper sangat kurang,  CD4 % 
= 3 % ;  T Lymphs % of Lymphs (CD3 + /CD45) = 56 % (55-84); T Lymphs
(CD3+) Abs Cnt = 136 (690 -2540);  T helper % of Lymphs (CD3+/CD45+) = 3
Lc (31 % - 60 %) ; T helper Lymphs (CD3+/CD4+) Abs Cnt = 6 Lo (410 - 1590);
Lymphocyte (CD 45+) Abs Cnt 243 cells/цL.

Pasien mengatakan saat dirawat di rumah sakit hanya menghabiskan 2-4 sendok
dari porsi makanan yang disediakan di rumah sakit Pasien mendapatkan diet ML
rendah serat + ekstra ikan gabus  tiga kali sehari. Saat sakit pasien minum air
putih 2 sampai 3 gelas ±600 cc perhari, BAB : pasien mengatakan diare sejak 1
minggu sebelum masuk rumah ,sakit frekuensi hilang timbul, jika diare 3-4 kali
dalam sehari, bewarna kuning, konsistensi cair, Selama sakit jam tidur pasien
meningkat, waktu pasien lebih banyak digunakan untuk tidur dan istirahat.
Masalah yang ditemukan pasien saat tidur yaitu pada malam hari terbangun
karena BAB,  demam serta berkeringat malam.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

DIAGNOSA MEDIS HIV/AIDS

1. IDENTITAS KLIEN

Nama : Ny. M

Umur : 21 Tahun

No. MR : 499193

Jenis kelamin : Perempuan

Status perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pekerjaan : Pedagang

Pendidikan : Tamat SD

Alamat : Ponorogo

Suku bangsa : Jawa-Indonesia

Tanggal masuk : 20-04-2011

Tanggal pengkajian : 24-04-2011

Diagnosa Medis : HIV dan TB Paru

2. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB

Nama : Tn. R Hub.keluarga : Suami

Umur : 25 Tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Agama : Islam

Pekerjaan : Petani
3. ALASAN MASUK

Ny. M mengatakan mengeluh batuk  sejak satu tahun terakhir, kadang disertai
batuk darah,  suara serak, nyeri menelan, kadang sesak nafas disertai demam
terutama sore.

4. RIWAYAT KESEHATAN

a) Riwayat kesehatan sekarang

Ny.M mengatakan   dirinya mengeluh batuk  sejak satu tahun terakhir,


kadang disertai batuk darah,  suara serak, nyeri menelan, kadang sesak nafas
disertai demam terutama sore. Sekarang klien dirawat di ruang isolasi.,

b) Riwayat kesehatan dahulu

Klien mengatakan memiliki riwayat diare yang hilang timbul sejak 4 bulan,
pada mulut luka yang  hilang timbul sejak enam bulan lalu. Klien
mengatakan dirinya mengidap HIV dan TB paru 10 bulan lalu, namun
berhenti minum obat anti tuberkulosa sejak  8 bulan lalu. Penderita memiliki
riwayat hubungan seksual diluar nikah, menikah dua kali, dan saat ini
memiliki suami yang menderita HIV.

c) Riwayat kesehatan keluarga

5. PEMERIKSAAN FISIK

a) Tanda-Tanda Vital

Keadaan Umum : Lemah

Kesadaran : Composmentis (CM)

GCS :13 ( E4 M5V4)

BB sehat : Berat badan pernah turun dari 55 kg menjadi 33 kg

BB sakit : 46 kg
Tekanan Darah: 90/50 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Temperatur : 38,2 C

Pernafasan : 20x/menit

b) Kepala

Mata : konjunktiva anemis

Mulut :  ulcus pada lidah 2 x 1 cm, multiple.

c) Leher

Palpasi : Pada leher terdapat benjolan dengan diameter 5 cm. 

d) Dada

suara nafas bronko vesikular dan bronkial  pada kedua hemi torak.

e) Jantung

f) Abdomen

g) Ekstremitas

h) Genetalia

Didapatkan ulkus labia majora.


6. AKTIVITAS SEHARI-HARI

NO AKTIVITAS DI RUMAH DI RUMAH


SAKIT

1. Pola nutrisi dan - Pasien


cairan mengatakan saat
dirawat di rumah
sakit hanya
menghabiskan 2-4
sendok dari porsi
makanan yang
disediakan di
rumah sakit
Pasien
mendapatkan diet
ML rendah serat +
ekstra ikan gabus 
tiga kali sehari.
Saat sakit pasien
minum air putih 2
sampai 3 gelas
±600 cc perhari,

2. Pola eliminasi BAB : pasien -


mengatakan diare
sejak 1 minggu
sebelum masuk
rumah ,sakit
frekuensi hilang
timbul, jika diare
3-4 kali dalam
sehari, bewarna
kuning,
konsistensi cair

3. Istirahat/tidur - Selama sakit jam


tidur pasien
meningkat, waktu
pasien lebih
banyak digunakan
untuk tidur dan
istirahat. Masalah
yang ditemukan
pasien saat tidur
yaitu pada malam
hari terbangun
karena BAB, 
demam serta
berkeringat
malam.

4. Personal hygiene - -

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hasil pemeriksaan Radiologi torak pada waktu masuk didapatkan infiltrat pada
kedua lapangan paru, terutama apek, dengan kecurigaan suatu proses spesifik
lesi sedang

Hasil laboratorium tanggal 21 April 2011:

1) Hb 7,8 gr/dl,

2) Leukosit 11.000,

3) Trombosit 735,

4) gula darah sewaktu 120,

5) hapusan sputum  BTA +.  

Hasil laboratorium tanggal 24 – 04 2011 yang diterima tanggal 04 – 05 – 2011 


didapatkan : 

1) CD4 absolut = 6 sel/цL, Lymphocyte T helper sangat kurang, 

2) CD4 %  = 3 % ;  T Lymphs % of Lymphs (CD3 + /CD45) = 56 % (55-84);

3) T Lymphs (CD3+) Abs Cnt = 136 (690 -2540); 

4) T helper % of Lymphs (CD3+/CD45+) = 3 Lc (31 % - 60 %) ;


5) T helper Lymphs (CD3+/CD4+) Abs Cnt = 6 Lo (410 - 1590);

6) Lymphocyte (CD 45+) Abs Cnt 243 cells/цL.

8. PENGOBATAN

1) O2 3 – 4 l/menit, 

2) infus RL /D5 / Aminofusin tiap 8 jam,

3) tablet multivitamin C dan B complex 3x1 tablet, 

4) Parasetamol 3x500 mg : Obat analgesik dan antipiretik yang populer dan


digunakan untuk meredakan sakit kepala dan nyeri ringan, serta demam.

5) tranfusi PRC 2 kolf : Untuk Meningkatkan kadar Hb (Hemoglobin) pada


keadaan anemia.

6) Kotrimoksazole 1x960 mg : Untuk Menangani bronkitis kronis eksaserbasi


akut, otitis media, infeksi saluran kemih

7) Nystatin drops oral 4x2 ml : Untuk mengatasi infeksi jamur, khususnya


infeksi jamur Candida.

8) Fluconazole oral 1x100 mg : Untuk mencegah dan mengobati


berbagai jenis infeksi jamur yang biasanya terjadi di mulut, kerongkongan,
tenggorokan, vagina, saluran kemih, paru, aliran darah, dan rongga perut.

9) Fusidic cream pada labia mayora / 8 jam : Untuk mengobati infeksi kulit
dan jaringan lunak yang ringan sampai sedang, misalnya impetigo
contagiosa, folicullitis superfisial, erythrasma, furunkulosis, abses,
paronychia, sycosis barbae, hidradenitis axillaris, dan luka traumatis yang
terinfeksi. 

10) Rifamfisin 450 mg : antibiotik spektrum luas untuk mengobati berbagai


penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri.

11) INH 300 mg : Obat ini termasuk ke dalam kelas obat agen


antituberkulosis, yaitu obat-obatan yang bekerja dengan cara membunuh
bakteri yang menyebabkan tuberkulosis (TBC).
12) Ethambutol 1000 mg :  obat antibiotik untuk mengatasi tuberculosis
(TBC). Obat ini tidak bisa digunakan untuk mengatasi penyakit yang
disebabkan oleh infeksi virus, seperti flu. Ethambutol bekerja dengan cara
menghentikan pertumbuhan bakteri penyebab tuberkulosis

9. ANALISA DATA

No Kelompok Data Masalah Penyebab

1 Ds : Defisit nutrisi Gangguan


- Klien mengatakan menelan
suara serak, dan
nyeri menelan

Ds :

- Terdapat ulcus
pada lidah 2 x 1
cm, multiple.

- terdapat benjolan
pada leher dengan
diameter 5 cm

- berat badan klien


turun dari 55 kg
menjadi 46 kg

- klien tampak
makan hanya 2
sendok

- Keadaan umum :
lemah.

2 Ds : Bersihan Jalan Peningkatan


Nafas Tidak sekresi bronchus
- klien mengatakn Efektif
batuk disertai darah
dan kadang pasien
merasakan sesak

Do :

- Tampak batuh
darah

- didapatkan
suara nafas
bronko
vesikular dan
bronkial  pada
kedua hemi
torak.

- Hasil
pemeriksaan
Radiologi torak
didapatkan
infiltrat pada
kedua lapangan
paru, terutama
apek,

- apusan sputum 
BTA +.  

3 Ds : Diare Inflamasi
gastrointestinal
- Ny. M mengatakan
dirinya memiliki
riwayat diare
kurang lebih 4
bulan

- pasien mengatakan
diare sejak 1
minggu sebelum
masuk rumah ,sakit
frekuensi hilang
timbul, jika diare
3-4 kali dalam
sehari, bewarna
kuning, konsistensi
cair

Do :

- keadaan umum :
lemah

- ttv :

TD : 90/50 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Temperatur : 38,2 C

Pernafasan : 20x/m
-

4 Ds : Perfusi Perifer Penurunan


Tidak Efektif konsentrasi
- Hemoglobin (Hb)
Do :

- Hb 7,8 gr/dl,

- Konjungtiva
anemis

10. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Diare berhubungan dengan inflamasi gastrointestinal

2. Deficit nutrisi berhubungan dengan gangguan menelan

3. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan


sekresi bronchus

4. Deficit nutrisi berhubungan dengan gangguan menelan

5. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan


konsentrasi Hemoglobin (Hb)
11. INTERVENSI

DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI


KEPERAWATAN

Diare D.0020 Eliminasi Fekal Manajemen Diare


Pengertian : Tujuan:
Observasi:
Pengeluaran feses yang Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan eliminasi
sering, lunak dan tidak fekal membaik 1. Ide
berbentuk Kriteria hasil : ntifikasi penyebab
diare (mis, inflamasi
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
menurun meningkat gastrointestinal,

Control 1 2 3 4 5 iritasi
pengeluar pastrointestinal,
an feses
proses infeksi,
Mengejan 1 2 3 4 5 malabsorpsi,ansietas,
saat
defekasi stress,efek obat-

Keluhan 1 2 3 4 5 obatan, pemberian


defekasi boto susu)
lama dan
sulit 2. Ide
ntifikasi riwayat
pemberian makanan

Menurun Cukup Sedang Cukup Membaik 3. Identifikasi gejala


menurun membaik invaginasi
Konsisten 1 2 3 4 5 (mis.tangisan keras,
si feses
kepucatan pada
Frekuensi 1 2 3 4 5 bayi)
defekasi
4. Monitor warna,
Peristaltic 1 2 3 4 5
volume, frekuensi
usus
dan konsistensi tinja
5. Monitor tanda dan
gejala hypovelemia
(mis.takikardi, nadi
teraba lemah,
tekanan darah turun,
turgor kulit turun,
mukosa mulut
kering, CRT
,elambat, BB
menurun)
1. Monitor iritasi dan
ulserasi kulit
didaerah perineal
2. Monitor jumlah
pengeluaran diare
3. Monitor keamanan
penyiapan makanan
Terapeutik:

4. Berikan asupan
cairan oral
(mis.larutan garam
gula,
oralit,pedialyte,renal
yte)
5. Anjurkan jalur
intravena
6. Berikan cairan
intravena (mis.ringer
asetat, ringer
laktat),jika perlu
7. Ambil sampel darah
untuk pemeriksaan
darah lengkap dan
elektrolit
8. Ambil sampel feses
untuk kultur, jika
perlu
Edukasi

9. Anjurkan makanan
porsi kecil dan sering
secara bertahap
10. Anjurkan
menghindari
maknaan pembentuk
gas, pedas dan
mengandung laktosa
11. Anjurkan
melanjutkan
pemberian ASI
Kolaborasi

1. Kolaborasi
pemberian obat
antimotilitas

Defisit nutrisi b/d Tujuan: Manajemen Nutrisi


gangguan menelan Setelah dilakukan tindakan keperawatan …x 24 jam  diharapkan klien Observasi:
D.0019 menunjukan kebutuhan nutrisi tercukupi dengan 2. Identifikasi status
Definisi : nutrisi
asupan nutrisi tidak cukup Kriteria hasil : 3. Identifikasi alergi
untuk memenuhi Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat dan intoleransi
kebutuhan metabolisme menurun Meningkat makanan
4. Identifikasi
Penyebab : perlunya
1.Ketidakmampuan Porsi 1 2 3 4 5 penggunaan selang
makan
menelan makanan yang nasogastric
dihabiskan
2.Ketidakmampuan 5. Monitor asupan
Berat 1 2 3 4 5
mencerna makanan Badan atau makanan
IMT
3.Ketidakmampuan 6. Monitor berat
Frekuensi 1 2 3 4 5
menutrisi nutrient makan badan
4.Peningkatan kebutuhan Nafsu 1 2 3 4 5 Terapeutik:
makan
metabolisme Perasaan 1 2 3 4 5 1. Lak
5.faktor ekonomi (financial cepat ukan oral hygiene
kenyang
tidak mencukupi sebelum makan,
6. Faktor psikologis (stress, Jika perlu
keengganan untuk 2. Saji
makan) kan makanan
secara menarik dan
suhu yang sesuai
3. Hent
ikan pemberian
makanan melalui
selang nasogastric
jika asupan oral
dapat ditoleransi
Edukasi :
1. Anjurkan posisi
duduk, jika mampu
2. Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan
Pemantauan nutrisi
Observasi :
2. Identifikasi
faktor yang
mempengaruhi
asupan gizi
(mis.
pengetahuan,
ketersediaan
makanan, dsb)
3. Identifikasi
perubahan berat
badan
4. Identifikasi
kelainan pada
kulit
5. Identifikasi
kelainan

Perfusi perifer tidak Perfusi Perifer PerawatanSirkulasi


efektif b/d penurunan
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan
konsentrasi Hemoglobin Observasi:
(Hb) perfusi perifer meningkat

D.0009 1. Periksa sirkulasi


perifer
Pengertian :
Penurunan sirkulasi darah 2. Identifikasi factor
pada level kapiler yang risiko gangguan
dapat mengganggu sirkulasi
metabolisme tubuh 3. Monitor panas,
kemerahan, nyeri,
Penyebab : Kriteria Hasil :
atau bengkak pada
1. Hiperglikemia Meningk Cukup Seda Cukup Menurun ekstremitas
at mening ng menurun
2. Penurunan konsentrasi
kat
Terapeutik
Hemoglobin
Warna 1 2 3 4 5
kulit pucat 1. Hindari
3. Peningkatan tekanan
darah Edema 1 2 3 4 5 pemasangan
perifer
infuse atau
4. Kekurangan volume Kelemaha 1 2 3 4 5 pengambilan
cairan n otot darah di area
5. Penurunan aliran arteri keterbatasan
dan / atau vena perfusi
Membur Cukup Sedang Cukup Membaik
2. Hindari
6. Kurang terpapar uk memburu membaik
pengukuran
informasi tentang faktor k
tekanan darah
pemberat (mis. Pengisia 1 2 3 4 5 pada
merokok, gaya hidup n kapiler ekstremitas
monoton, trauma, Akral 1 2 3 4 5 dengan
obesitas, asupan garam , keterbatasan
Turgor 1 2 3 4 5
imobilitas) perfusi
kulit
3. Hindari
7. Kurang terpapar
penekanan dan
informasi tentang proses
pemasangan
penyakit (mis. diabetes
tourniquet
melittus, hiperlipidemia)
pada area yang
8. Kurang aktivitas fisik cedera
4. Lakukan
pencegahan
infeksi
5. Lakukan
hidrasi

Edukasi

1. Anjurkan
berhenti
merokok
2. Anjurkan
berolahraga
rutin
3. Anjurkan
menggunakan
obat penurun
tekanan darah,
antikoagulan,
dan penurun
kolestrol, jika
perlu
4. Anjurkan
untuk
melakukan
perawatan
kulit yang
tepat
5. Anjurkan
program diet
untuk
memperbaiki
sirkulasi
6. Informasikan
tanda dan
gejala darurat
yang harus
dilaporkan

Anda mungkin juga menyukai