Anda di halaman 1dari 47

MG 2113 Matematika Terapan

BAB III PDB ORDE DUA LINIER

✓ PDB Orde Dua Linier Homogen

✓ PDB Orde Dua Linier Homogen dengan Koefisien Konstanta

✓ Persamaan Euler-Cauchy

✓ PDB Orde Dua Linier Non-Homogen

✓ Permodelan

04.10.2017 1
PDB Orde Dua Linier Homogen

Suatu persamaan diferensial orde kedua dikatakan linier jika dapat dituliskan
kedalam bentuk:
(1)

Sebagaimana PDB orde satu, PDB orde dua linier dapat dibedakan menjadi:
PDB orde dua linier HOMOGEN, dan
PDB orde dua linier NON-HOMOGEN  r(x)  0
Fungsi p dan q dalam (1) disebut koefisien persamaan tersebut.
Contoh:
𝑦 ′′ + 25𝑦 = 𝑒 −𝑥 cos 𝑥 Linier non-homogen
𝑥𝑦 ′′ + 𝑦′ + 𝑥𝑦 = 0 Linier homogen
𝑦 ′′ 𝑦 + 𝑦 ′2 = 0 Non-linier

04.10.2017 2
PDB Orde Dua Linier Homogen

Suatu fungsi y = h(x) disebut solusi bagi suatu persamaan diferensial (linier
ataupun non-linier) orde dua pada suatu selang tertentu jika:

h(x) terdefinisikan dan terdiferensialkan dua kali pada selang tersebut,

dan persamaan itu menjadi suatu identitas (ruas kiri=ruas kanan) bila kita
mengganti fungsi yang tidak diketahui y dengan h, y’ dengan h’, dan y’’ dengan
h’’.

04.10.2017 3
PDB Orde Dua Linier Homogen

Contoh 1:

Buktikan bahwa 𝑦 = cos 𝑥 dan 𝑦 = sin 𝑥 adalah solusi dari PDB orde dua linier
homogen untuk semua x.

(cos 𝑥)" + cos 𝑥 = 0

dimana (cos 𝑥)′ = −sin 𝑥; dan (cos 𝑥)′′ = (− sin 𝑥)′ = −cos 𝑥

− cos 𝑥 + cos 𝑥 = 0  terbukti

Begitu juga untuk 𝑦 = sin 𝑥.

04.10.2017 4
PDB Orde Dua Linier Homogen

Jika kita mengalikan solusi pertama itu dengan sebuah konstanta, misalnya 3, maka
hasilnya y = 3 cos x juga merupakan solusi, karena:
(3 cos x)´´ + 3 cos x = 3[(cos x)´´ + cos x] = 0

Begitu juga fungsi y = 4,7 cos x – 2 sin x


merupakan solusi bagi persamaan homogen
untuk semua x, karena:
(4,7 cos x – 2 sin x)´´ + (4,7 cos x – 2 sin x) = -4,7 cos x + 2 sin x + 4,7 cos x – 2 sin x = 0

04.10.2017 5
PDB Orde Dua Linier Homogen

Prinsip Superposisi

Contoh di atas mengilustrasikan bahwa kita dapat memperoleh solusi baru dari solusi
yang sudah ada dengan cara mengalikannya dengan konstanta dan dengan cara
penjumlahan. Cara memperoleh solusi yang demikian ini sering disebut prinsip
superposisi.

Teorema 1:
Jika suatu solusi bagi persamaan diferensial linier homogen pada suatu selang 
dikalikan dengan suatu konstanta, maka hasilnya juga masih merupakan solusi bagi
PD linier tersebut pada selang .
Jumlah dua solusi PD linier homogen pada  juga merupakan solusi bagi PD linier pada
selang tersebut.

04.10.2017 6
PDB Orde Dua Linier Homogen

Suatu persamaan yang berbentuk


y = c1y1 + c2y2 (c1, c2 sembarang konstanta)
disebut kombinasi linier y1 dan y2.

Kombinasi linier dua solusi bagi suatu PDB orde dua linier homogen pada selang I juga
merupakan solusi PDB linier homogen pada I.

Catatan. Teorema di atas tidak berlaku untuk PDB orde dua linier non-homogen
maupun PDB orde dua non-linier.

04.10.2017 7
PDB Orde Dua Linier Homogen

Contoh 2. PDB Orde Dua Linier Non-homogen


Fungsi-fungsi y = 1 + cos x dan y = 1 + sin x adalah solusi bagi PDB orde dua linier
non-homogen
y’’+ y =1
namun perkalian suatu konstanta dengan kedua fungsi tersebut atau penjumlahan
kedua solusi tersebut misal 2(1 + cos x) atau (1 + cos x) + (1 + sin x)
bukan merupakan solusi bagi PD diatas.

04.10.2017 8
PDB Orde Dua Linier Homogen

Contoh 3. PDB Orde Dua Non-linier


Fungsi-fungsi y = x2 dan y = 1 adalah solusi bagi PDB Non-linier
y’’y – xy’ = 0
namun perkalian suatu konstanta dengan kedua fungsi tersebut atau penjumlahan
kedua solusi tersebut, misal y = –x2 bukan merupakan solusi bagi PD diatas.

04.10.2017 9
PDB Orde Dua Linier Homogen

Initial Value Problem

PDB Orde Dua Linier Homogen (2)


memiliki dua kondisi awal,
(3)

Kedua kondisi ini digunakan untuk menentukan kedua konstanta c1 dan c2 dalam
solusi umum
y = c1y1 + c2y2 (4)

Dalam hal ini, y1 dan y2 membentuk suatu basis solusi bagi PD (2) pada selang I yang
ditinjau. y1 dan y2 TIDAK SEBANDING atau TIDAK PROPORSIONAL.

04.10.2017 10
PDB Orde Dua Linier Homogen

Contoh 4. Initial Value Problem


Diketahui y = c1 cos x + c2 sin x merupakan solusi umum dari PDB Orde dua

Tentukan solusi khususnya bila diketahui kondisi awal


dan

Diferensialkan y.

y’ = (c1 cos x + c2 sin x)’ = c1 (cos x)’ + c2 (sin x)’ = -c1 sin x + c2 cos x

y(0) = c1 = 3.0 dan y’(0) = c2 = -0.5

Solusi khusus:
y = 3.0 cos x - 0.5 sin x

04.10.2017 11
PDB Orde Dua Linier Homogen

Basis Solusi
Solusi khusus bagi PD (2) pada selang  diperoleh dengan cara memberi nilai
tertentu pada c1 dan c2 dalam Pers. (4).
y1 dan y2 dikatakan sebanding pada selang  jika:
(a) y1 = ky2 atau (b) y2 = ly1 (5)
berlaku untuk semua x pada  , dimana k dan l adalah bilangan nyata.

Dua fungsi y1 dan y2 disebut BEBAS LINIER pada selang  , jika:


k1y1(x) + k2y2(x) = 0, pada selang  bila k1=0 dan k2=0 (6)
dimana y1 dan y2 tidak sebanding (tidak proporsional).

Dua fungsi tersebut diatas TIDAK BEBAS LINIER pada selang  , jika k1  0
atau k2  0, dan berlaku:
y1 = -(k2/k1)y2 atau y2 = -(k1/k2)y1
Dalam hal ini, y1 dan y2 sebanding.
04.10.2017 12
PDB Orde Dua Linier Homogen

Kesimpulan: y1 dan y2 membentuk suatu BASIS SOLUSI dan y(x) dalam Pers.
(4) merupakan solusi umum bagi Pers. (2) pada selang , jika dan hanya jika
y1 dan y2 merupakan solusi yang bebas linier (tidak sebanding) bagi Pers.
(2) pada .

04.10.2017 13
PDB Orde Dua Linier Homogen

Contoh 5. Basis, Solusi Umum, Solusi Khusus


Buktikan dengan substitusi bahwa y1 = ex dan y2 = e-x adalah solusi dari PDB
y’’ – y = 0.
Tentukan solusi khususnya jika diketahui kondisi awal
y(0) = 6 dan y’(0) = -2

Penyelesaian:
y1 = ex (ex)’’ – ex = 0
ex dan e-x adalah solusi bagi PDB y’’ – y = 0
y2 = e-x (e-x)’’ – e-x = 0
𝒚 𝒆𝒙
y1 dan y2 tidak proporsional, karena 𝟏 = = 𝒆𝟐𝒙 ≠ 𝒌𝒐𝒏𝒔𝒕𝒂𝒏𝒕𝒂
𝒚𝟐 𝒆−𝒙

Maka ex dan e-x membentuk basis untuk semua x.

04.10.2017 14
PDB Orde Dua Linier Homogen

Solusi umum:
𝑦 = 𝑐1 𝑒 𝑥 + 𝑐2 𝑒 −𝑥
𝑦 ′ = 𝑐1 𝑒 𝑥 − 𝑐2 𝑒 −𝑥
Masukkan nilai kondisi awal, y(0) = c1 + c2 = 6 dan y’(0) = c1 – c2 = -2

Didapatkan nilai c1 = 2 dan c2 = 4.

Solusi khusus:
𝑦 = 2𝑒 𝑥 + 4𝑒 −𝑥

04.10.2017 15
PDB Orde Dua Linier Homogen

Menentukan Basis Jika Satu Solusi Diketahui.


Metode Penurunan Orde

(2)

Apabila sudah diketahui salah satu solusi, misal y1, dan selanjutnya kita ingin
menentukan basis. Untuk mendapatkan y2, substitusi

Ke Persamaan (2), didapatkan


(7)
Disusun ulang menjadi

Karena y1 adalah solusi dari Pers.(2), maka y1’’ + py1’ + qy1 = 0

sehingga didapat u’’y1 + u’(2y1’ +py1) = 0

04.10.2017 16
PDB Orde Dua Linier Homogen

Menentukan Basis Jika Satu Solusi Diketahui.


Metode Penurunan Orde

u’’y1 + u’(2y1’ +py1) = 0


Jika u’ = U dan u’’ =U’, PDB diturunkan menjadi orde satu
U’y1 + U(2y1’ +py1) = 0
2𝑦1′
Dibagi dengan y1, didapat 𝑈′ + +𝑝 𝑈 =0
𝑦1

Hasil integrasi didapat

Dengan eksponensial didapat (8)

dimana U = u’ sehingga 𝑢 = ‫𝑥𝑑 𝑈 ׬‬

maka
04.10.2017 17
PDB Orde Dua Linier Homogen

Menentukan Basis Jika Satu Solusi Diketahui.


Metode Penurunan Orde

Contoh 6. Penurunan orde jika satu solusi diketahui

Tentukan basis solusi dari PDB

Hasil pengamatan menunjukkan y1 = x adalah salah satu solusi PDB di atas,


karena y1’ = 1 dan y1’’ = 0.

Tentukan y2 dengan menggunakan Pers.(8).

04.10.2017 18
PDB Orde Dua Linier Homogen dengan Koefisien Konstanta

PDB Orde Dua Linier Homogen dengan Koefisien Konstanta

PDB orde dua linier homogen dengan koefisien konstanta a dan b


mempunyai bentuk umum:
y´´+ ay´ + by = 0 (9)
Kita asumsikan bahwa a dan b adalah bilangan nyata dan y terdefinisikan
pada seluruh x dalam selang yang ditinjau.

Bagaimana cara menentukan solusi Persamaan (9)?

04.10.2017 19
PDB Orde Dua Linier Homogen dengan Koefisien Konstanta

Ingat bahwa solusi bagi PDB orde satu linier homogen dengan koefisien konstanta:
y´ + ky = 0
adalah fungsi eksponensial y = ce-kx
Jadi, dapat kita duga bahwa fungsi:
y = eλx (10)
mungkin merupakan solusi bagi persamaan diferensial (9) jika dapat ditentukan nilai
λ secara tepat.
Dengan mensubstitusikan Persamaan (10) dan turunan-turunannya
y´ = λeλx dan y’’ = λ2eλx
ke dalam Persamaan (9), kita peroleh:
(λ2 + aλ + b)eλx = 0

04.10.2017 20
PDB Orde Dua Linier Homogen
PDBdengan
Orde Dua
Koefisien
Linier Homogen
Konstanta

Persamaan (10) merupakan solusi bagi PDB (9) jika λ adalah solusi bagi persamaan
kuadratik:
λ2 + aλ + b = 0 (11)
Persamaan ini disebut persamaan ciri (characteristic equation) bagi PDB (9).
Akar-akarnya adalah:
(12)
Jadi berdasarkan teorema superposisi untuk PDB linier homogen, fungsi-fungsi:
y1  e
1x
dan y2  e2 x
merupakan solusi bagi PDB (9).
Persamaan “ciri (karakteristik)“ untuk PDB orde 2 di atas kemungkinan mempunyai:
▪ dua akar nyata yang berbeda jika
▪ dua akar kembar jika
▪ dua akar konjugat kompleks jika

04.10.2017 21
PDB Orde Dua Linier Homogen
PDBdengan
Orde Dua
Koefisien
Linier Homogen
Konstanta

Kasus 1. Dua akar nyata yang berbeda λ1 dan λ2


Jika , basis solusi untuk PDB (9) adalah

dan
Karena y1 dan y2 terdefinisi untuk semua x dan y1/y2 ≠ konstanta.

Solusi umumnya adalah

04.10.2017 22
PDB Orde Dua Linier Homogen
PDBdengan
Orde Dua
Koefisien
Linier Homogen
Konstanta

Contoh 7. Dua akar nyata yang berbeda λ1 dan λ2


Tentukan solusi umum PDB orde dua linier homogen berikut:

dengan kondisi awal

Langkah 1. Menentukan solusi umum

a = 1, b = -2
Persamaan ciri:

Akar-akarnya dan

sehingga solusi umumnya

Langkah 2. Menentukan solusi khusus

c1 = 1 dan c2 = 3, maka solusi khususnya

04.10.2017 23
PDB Orde Dua Linier Homogen
PDBdengan
Orde Dua
Koefisien
Linier Homogen
Konstanta

Kasus 2. Dua akar kembar λ = -a/2


Jika , dapat dilihat dari Pers.(12) hanya didapat satu akar, yaitu
λ = λ1 = λ2 = -a/2 sehingga hanya satu solusi

Untuk mendapatkan y2 dapat digunakan metode penurunan orde dengan


y2 = uy1
Jika pada Sub-bab sebelumnya untuk PDB
didapat

maka untuk bentuk PDB (1) y´´+ ay´ + by = 0


didapat

04.10.2017 24
PDB Orde Dua Linier Homogen
PDBdengan
Orde Dua
Koefisien
Linier Homogen
Konstanta

Kasus 2. Dua akar kembar λ = -a/2

Karena y1 adalah solusi dari Pers.(9), maka y1’’ + ay1’ + by1 = 0


𝒂 𝒂
− 𝒙 − 𝒙
2y1’ + ay1 = 0 karena 𝒚′𝟏 = − 𝒂/𝟐 𝒆 𝟐 sehingga 𝟐𝒚′𝟏 = −𝒂𝒆 𝟐 = −𝒂𝒚𝟏
u’’y1 = 0  u’’ = 0 karena y1 ≠ 0
Dengan dua kali integrasi didapat u = c1x + c2.
Untuk mendapatkan solusi bebas linier kedua, y2 = uy1, kita pilih c1 = 1 dan
c2 = 0 sehingga u = x.
y2 = uy1  y2 = xy1 .
y2/y1 ≠ konstanta maka y1 dan y2 merupakan basis solusi dimana
𝑦1 = 𝑒 −𝑎𝑥/2 𝑑𝑎𝑛 𝑦2 = 𝑥𝑒 −𝑎𝑥/2
Solusi umunya:
04.10.2017 25
PDB Orde Dua Linier Homogen
PDBdengan
Orde Dua
Koefisien
Linier Homogen
Konstanta

Contoh 8. Dua akar kembar λ = -a/2

Tentukan solusi umum PDB orde dua linier homogen berikut:

dengan kondisi awal dan

Persamaan ciri:

Akar kembar

Solusi umum:

𝑦 ′ = 𝑐2 𝑒 −0.5𝑥 − 0.5(𝑐1 + 𝑐2 𝑥)𝑒 −0.5𝑥

dengan memasukkan kondisi awal diperoleh


dan 𝑦 ′ 0 = 𝑐2 − 0.5𝑐1 = −3.5 , c2 = -2

sehingga solusi khususnya

04.10.2017 26
PDB Orde Dua Linier Homogen
PDBdengan
Orde Dua
Koefisien
Linier Homogen
Konstanta

Kasus 3. Dua akar konjugat kompleks λ = -1/2a ± iω


Jika , maka bernilai positif dan dengan menggunakan
didapat

1
dimana 𝜔2 = 𝑏 − 4 𝑎2

Masukkan nilai di atas ke dalam Pers.(12),


1 1
𝜆1 = − 2 𝑎 + 𝑖𝜔 dan 𝜆2 = − 2 𝑎 − 𝑖𝜔
1 1
−2𝑎𝑥+𝑖𝜔𝑥 −2𝑎𝑥−𝑖𝜔𝑥
𝑒 𝜆1 𝑥 =𝑒 dan 𝑒 𝜆2𝑥 =𝑒
Jika diketahui formula Euler sehingga

1 1
−2𝑎𝑥 −2𝑎𝑥
maka 𝑒 𝜆1 𝑥 =𝑒 (cos 𝜔𝑥 + 𝑖 𝑠𝑖𝑛 𝜔𝑥) dan 𝑒 𝜆2 𝑥 = 𝑒 (cos 𝜔𝑥 − 𝑖 sin 𝜔𝑥)

04.10.2017 27
PDB Orde Dua Linier Homogen
PDBdengan
Orde Dua
Koefisien
Linier Homogen
Konstanta

Kasus 3. Dua akar konjugat kompleks λ = -1/2a ± iω


1 1
−2𝑎𝑥 −2𝑎𝑥
𝑒 𝜆1 𝑥
=𝑒 (cos 𝜔𝑥 + 𝑖 𝑠𝑖𝑛 𝜔𝑥) dan 𝑒 𝜆2 𝑥
=𝑒 (cos 𝜔𝑥 − 𝑖 sin 𝜔𝑥)
Sama halnya dengan Kasus I,

Teorema: Jika y = u(t) + iv(t) adalah solusi kompleks dari PDB (9), maka
bagian nyata u dan bagian imajiner v juga adalah solusi dari PDB (9).
1 1
−2𝑎𝑥 −2𝑎𝑥
Maka 𝑦1 = 𝑒 cos 𝜔𝑥 dan 𝑦2 = 𝑒 sin 𝜔𝑥 adalah solusi dari PDB (9).
𝑦1
= cot 𝜔𝑥 ≠ konstanta
𝑦2

y1 dan y2 adalah basis solusi.


𝟏
−𝟐𝒂𝒙
Solusi umum: 𝐲 = 𝒆 (𝒄𝟏 𝒄𝒐𝒔 𝝎𝒙 + 𝒄𝟐 𝒔𝒊𝒏 𝝎𝒙)

04.10.2017 28
PDB Orde Dua Linier Homogen
PDBdengan
Orde Dua
Koefisien
Linier Homogen
Konstanta

Contoh 9. Dua akar konjugat kompleks λ = -1/2a ± iω


Selesaikan PDB dengan kondisi awal berikut

Persamaan ciri:
1
𝜔2 = 9.04 − 4 0.4 2
=9

𝜔=3
Solusi umum: y = 𝑒 −0.2𝑥 (𝑐1 cos 3𝑥 + 𝑐2 𝑠𝑖𝑛 3𝑥)
y 0 = 𝑐1 = 0
𝑦 = 𝑐2 𝑒 −0.2𝑥 sin 3𝑥
𝑦′ = 𝑐2 (−0.2 𝑒 −0.2𝑥 sin 3𝑥 + 3𝑒 −0.2𝑥 cos 3𝑥)
y’(0) = 3c2 = 3  c2 = 1
Solusi khusus: 𝑦 = 𝑒 −0.2𝑥 sin 3𝑥
04.10.2017 29
Persamaan Euler-Cauchy

Persamaan Euler-Cauchy adalah PDB dalam bentuk

(13)
dengan a dan b sebagai konstanta.

Dengan mensubstitusikan

ke Pers. (1) didapat

Dengan membagi kedua ruas dengan xm, yang tidak sama dengan nol
jika x ≠ 0, kita peroleh persamaan berikut yang disebut “persamaan
pembantu”:

(14)

04.10.2017 30
Persamaan Euler-Cauchy

y = xm adalah solusi dari Pers. (13) jika dan hanya jika m adalah akar dari Pers. (14).
Akar-akar dari Pers. (14) adalah

Kasus I. Dua akar nyata yang berbeda


Basis solusi:
Solusi umum:

04.10.2017 31
Persamaan Euler-Cauchy

Kasus I. Dua akar nyata yang berbeda


Contoh 10:
Tentukan solusi umum dari Persamaan Euler-Cauchy berikut

04.10.2017 32
Persamaan Euler-Cauchy

Kasus II. Dua akar kembar


Apabila maka m1 = m2 =
Substitusi ke Pers. (14) menjadi =0
Salah satu solusi,
Tentukan y2 dan buktikan bahwa solusi umumnya adalah

04.10.2017 33
Persamaan Euler-Cauchy

Kasus II. Dua akar kembar


Contoh 11:
Tentukan solusi umum dari Persamaan Euler-Cauchy berikut

04.10.2017 34
Persamaan Euler-Cauchy

Kasus III. Dua akar konjugat kompleks


1 1
𝑚1,2 = − 2 (𝑎 − 1) ± 𝑖𝜔 , dimana 𝜔2 = 𝑏 − 4 (1 − 𝑎)2 dan 𝑖 = −1

Contoh 12:
Tentukan solusi umum dari Persamaan Euler-Cauchy berikut

Persamaan pembantu:
Akar-akar: dan

Menggunakan formula Euler (Subbab sebelumnya) dengan t = 4 ln x, didapat

04.10.2017 35
Persamaan Euler-Cauchy

Kasus III. Dua akar konjugat kompleks

Sesuai dengan teorema untuk Kasus III pada Subbab sebelumnya, bagian nyata dan
bagian imajiner juga merupakan solusi dari PDB.
Maka dan
Keduanya merupakan solusi dari Persamaan Euler-Cauchy

𝑦1 = 𝑥 0.2 cos 4 ln 𝑥 dan 𝑦2 = 𝑥 0.2 sin 4 ln 𝑥


𝑦1
= 𝑐𝑜𝑡 4 ln 𝑥 ≠ 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎
𝑦2

Solusi umum: 𝒚 = 𝒙𝟎.𝟐 [𝒄𝟏 𝒄𝒐𝒔 𝟒 𝒍𝒏 𝒙 + 𝒄𝟐 𝐬𝐢𝐧(𝟒 𝐥𝐧 𝒙)]

04.10.2017 36
Persamaan Euler-Cauchy

Bentuk PDB Orde


Akar Persamaan Ciri atau
Dua Linier Basis Solusi Solusi umum
Persamaan Pembantu
Homogen
Dua akar nyata yang berbeda 𝑦1 = 𝑒 𝜆1 𝑥
𝟏 𝑦 = 𝑐1 𝑒 𝜆1 𝑥 + 𝑐2 𝑒 𝜆2 𝑥
𝝀𝟏,𝟐 = 𝟐 (−𝒂 ± 𝒂𝟐 − 𝟒𝒃 ) 𝑦2 = 𝑒 𝜆2 𝑥

Dua akar kembar 𝑦1 = 𝑒 −𝑎𝑥/2


𝑦 = (𝑐1 +𝑐2 𝑥)𝑒 −𝑎𝑥/2
y´´+ ay´ + by = 0 λ = -a/2 𝑦2 = 𝑥𝑒 −𝑎𝑥/2
Dua akar konjugat kompleks 1

λ1,2 = -1/2a ± iω 𝑦1 = 𝑒 −2𝑎𝑥 cos 𝜔𝑥


1 𝑦 = 𝑒 −𝑎𝑥/2 (𝑐1 cos 𝜔𝑥 + 𝑐2 sin 𝜔𝑥)
1 − 𝑎𝑥
𝜔2 = 𝑏 − 4 𝑎2 𝑦2 = 𝑒 2 sin 𝜔𝑥

Dua akar nyata yang berbeda


𝑦1 = 𝑥 𝑚1
𝟏 𝟏 𝑦 = 𝑐1 𝑥 𝑚1 + 𝑐2 𝑥 𝑚2
𝒎𝟏,𝟐 = 𝟐 (𝟏 − 𝒂) ± (𝟏 − 𝒂)𝟐 − 𝒃 𝑦2 = 𝑥 𝑚2
𝟒

Dua akar kembar 𝑦1 = 𝑥 𝑚


x2y’’ + axy’ + by = 0 𝟏 𝑦 = (𝑐1 + 𝑐2 ln 𝑥)𝑥 𝑚
(Pers. Euler-Cauchy)
𝒎 = 𝟐 (𝟏 − 𝒂) 𝑦2 = 𝑥 𝑚 ln 𝑥

Dua akar konjugat kompleks


𝑦1 = 𝑥 (1−𝑎)/2 cos(𝜔 ln 𝑥)
𝟏
𝒎𝟏,𝟐 = 𝟐 (𝟏 − 𝒂) ± iω 𝑦 = 𝑒 (1−𝑎)/2 (𝑐1 cos 𝜔 ln 𝑥 + 𝑐2 sin 𝜔 ln 𝑥)
1
𝜔2 = 𝑏 − 4 1 − 𝑎 2 𝑦2 = 𝑥 (1−𝑎)/2 sin(𝜔 ln 𝑥)

04.10.2017 37
PDB Orde Dua Linier Non-Homogen

PDB Orde Dua Linier Non-Homogen


(15)

dimana r ≠ 0.

Solusi umum dari Pers. (15) pada selang interval I adalah solusi dalam bentuk

(16)

dimana yh = c1y1 + c2y2 adalah solusi umum dari PDB orde dua linier homogen
pada I dan yp adalah solusi Pers. (15) pada I yang
tidak mengandung konstanta.

Solusi khusus dari Pers. (15) didapat dari Pers. (16) dengan menentukan nilai
c1 dan c2 pada yh.

04.10.2017 38
PDB Orde Dua Linier Non-Homogen

Bagaimana mentukan yp?

• Bentuk yp tergantung dari bentuk r(x).


• Bentuk yp tipenya sama dengan bentuk r(x), namun dengan koefisien yang
belum ditentukan.
• Koefisien tersebut ditentukan dengan cara mensubstitusikan yp dan turunan-
turunannya ke Persamaan (15).
• Bentuk yp untuk beberapa fungsi yang penting (polinomial, exponensial,
power, sinus dan cosinus x) ditunjukkan dalam Tabel.
Bentuk r(x) Pilihan yp yang sesuai
kex Cex
kxn (n = 0, 1, ...) Knxn + Kn-1xn-1 + .... + K1x + Ko
k cos x
K cos x + M sin x
k sin x
k eax cos x
eax (K cos x + M sin x)
k eax sin x

04.10.2017 39
PDB Orde Dua Linier Non-Homogen

Metode koefisien yang belum ditentukan dapat digunakan untuk PDB linier
dengan koefisien konstanta a dan b

(17)

Aturan-aturan yang berlaku untuk metode koefisien yang belum ditentukan

1. Aturan Dasar
Jika r(x) pada Pers. (17) merupakan salah satu fungsi dalam kolom I pada Tabel
I, pilih yp pada kolom II dalam baris yang sama.

2. Aturan Modifikasi
Jika pilihan yp merupakan solusi PDB orde dua linier homogen dari Pers. (17),
maka kalikan yp dengan x.
Atau jika persamaan ciri untuk yh mempunyai akar KEMBAR, kalikan yp dengan
x2.

3. Aturan Penjumlahan
Jika r(x) merupakan penjumlahan dari fungsi-fungsi pada kolom I Table I, maka
yp adalah juga penjumlahan dari kolom II yang sejajar.
04.10.2017 40
PDB Orde Dua Linier Non-Homogen

Contoh 14:
Selesaikan PDB dengan kondisi awal berikut ini

Langkah 1. Menentukan yh
y’’ + y = 0
a = 0, b = 1
Persamaan ciri: 𝜆2 + 1 = 0
𝑎2 − 4𝑏 = −4  𝑦ℎ = 𝑐1 cos 𝜔𝑥 + 𝑐2 sin 𝜔𝑥

Langkah 2. Menentukan yp

r(x) = 0.001x2  fungsi ke-2 pada kolom I di Tabel.


yp = k2x2 + k1x + k0 dan yp’’ = 2k2

Substitusi ke PDB: yp’’ + yp = 2k2 + k2x2 + k1x + k0 = 0.001x2

didapat k2 = 0.001; k1 = 0; k0 = -2k2 = -0.002


04.10.2017 41
PDB Orde Dua Linier Non-Homogen

sehingga yp = 0.001x2 - 0.002


Solusi umum: y = yh + yp = 𝒄𝟏 𝒄𝒐𝒔 𝝎𝒙 + 𝒄𝟐 𝒔𝒊𝒏 𝝎𝒙 + 0.001x2 - 0.002

Langkah 3. Menentukan solusi khusus

𝑦 0 = 𝑐1 − 0.002 = 0; 𝑐1 = 0.002

y’ = yh’ + yp’ = −𝑐1 𝑠𝑖𝑛 𝜔𝑥 + 𝑐2 𝑐𝑜𝑠 𝜔𝑥 + 0.002x

𝑦 ′ 0 = 𝑐2 = 1.5

Solusi khusus: 𝒚 = 𝟎. 𝟎𝟎𝟐 𝒄𝒐𝒔 𝝎𝒙 + 𝟏. 𝟓 𝒔𝒊𝒏 𝝎𝒙 + 0.001x2 − 0.002

04.10.2017 42
PDB Orde Dua Linier Non-Homogen

Contoh 15:
Selesaikan PDB dengan kondisi awal berikut ini

Langkah 1. Menentukan yh
𝑦 ′′ + 3𝑦 ′ + 2.25𝑦 = 0
a = 3, b = 2.25
Persamaan ciri: 𝜆2 + 3𝜆 + 2.25 = 0
𝑎
𝑎2 − 4𝑏 = 0  𝜆 = 2 = 1.5  𝑦ℎ = (𝑐1 +𝑐2 𝑥)𝑒 −1.5𝑥

Langkah 2. Menentukan yp
𝑟 𝑥 = 10𝑒 −1.5𝑥  fungsi ke-2 pada kolom I di Tabel
𝑦𝑝 = 𝐶𝑒 −1.5𝑥
Menurut aturan 2  jika yp merupakan solusi dari PDB linier homogen, maka dikalikan
dengan x2.
𝑦𝑝 = 𝐶𝑥 2 𝑒 −1.5𝑥
𝑦𝑝 ′ = 𝐶(2𝑥 − 1.5𝑥 2 )𝑒 −1.5𝑥
𝑦𝑝 ′′ = 𝐶(2 − 6𝑥 − 2.25𝑥 2 )𝑒 −1.5𝑥
04.10.2017 43
PDB Orde Dua Linier Non-Homogen

Substitusi ke PDB:
𝐶(2 − 6𝑥 − 2.25𝑥 2 )𝑒 −1.5𝑥 + 3𝐶(2𝑥 − 1.5𝑥 2 )𝑒 −1.5𝑥 + 2.25𝐶𝑥 2 𝑒 −1.5𝑥 = −10𝑒 −1.5𝑥

bagi kedua ruas dengan 𝑒 −1.5𝑥


𝐶(2 − 6𝑥 − 2.25𝑥 2 + 3𝐶(2𝑥 − 1.5𝑥 2 ) + 2.25𝐶𝑥 2 = −10

2C = -10  C = -5

maka 𝑦𝑝 = −5𝑥 2 𝑒 −1.5𝑥


Solusi umum: 𝒚 = 𝒚𝒉 + 𝒚𝒑 = (𝒄𝟏 +𝒄𝟐 𝒙)𝒆−𝟏.𝟓𝒙 − 𝟓𝒙𝟐 𝒆−𝟏.𝟓𝒙

Langkah 3. Menentukan solusi khusus


𝑦 0 = 𝑐1 = 1

y’(0) = c2 – 1.5c1 = 0; c2 = 1.5

Solusi khusus: 𝐲 = 𝟏 + 𝟏. 𝟓𝒙 𝒆−𝟏.𝟓𝒙 − 𝟓𝒙𝟐 𝒆−𝟏.𝟓𝒙 = (𝟏 + 𝟏. 𝟓𝒙 − 𝟓𝒙𝟐 )𝒆−𝟏.𝟓𝒙

04.10.2017 44
PDB Orde Dua Linier Non-Homogen

Contoh 16:
Selesaikan PDB dengan kondisi awal berikut ini

Langkah 1. Menentukan yh
𝑦 ′′ + 2𝑦 ′ + 0.75𝑦 = 0
a = 2, b = 0.75
Persamaan ciri: 𝜆2 + 2𝜆 + 0.75 = 0
𝟏
𝑎2 − 4𝑏 = 1  𝜆1 = 𝟐 −𝟐 + 𝟏 = −𝟎. 𝟓 ; 𝜆2 = −1.5
𝑦ℎ = 𝑐1 𝑒 −0.5𝑥 + 𝑐2 𝑒 −1.5𝑥

Langkah 2. Menentukan yp

dan

Hasil diferensiasi,

′ ′′
𝑦𝑝2 = 𝐾1 𝑦𝑝2 =0
04.10.2017 45
PDB Orde Dua Linier Non-Homogen

Substitusi yp1 ke PDB:


−𝐾 cos 𝑥 − 𝑀 sin 𝑥 − 2𝐾 sin 𝑥 + 2𝑀 cos 𝑥 + 0.75𝐾𝑐𝑜𝑠 𝑥 + 0.75𝑀 sin 𝑥 = 2 cos 𝑥 − 0.25 sin 𝑥 + 0.09𝑥

dengan menyamakan cos x dan sin x didapat


dan

dengan eliminasi didapat K = 0 dan M = 1.

Substitusi yp2 ke PDB:


2𝐾1 + 0.75 𝐾1 𝑥 + 0.75𝐾0 = 2 cos 𝑥 − 0.25 sin 𝑥 + 0.09𝑥

0.75 𝐾1 𝑥 = 0.09𝑥  K1 = 0.12

2𝐾1 + 0.75𝐾0 = 0  K0 = -0.32

Solusi umum: 𝒚 = 𝒄𝟏 𝒆−𝟎.𝟓𝒙 + 𝒄𝟐 𝒆−𝟏.𝟓𝒙 + 𝐬𝐢𝐧 𝒙 + 𝟎. 𝟏𝟐𝒙 − 𝟎. 𝟑𝟐

04.10.2017 46
PDB Orde Dua Linier Non-Homogen

Langkah 3. Menentukan solusi khusus

 𝒄𝟏 + 𝒄𝟐 = 𝟑. 𝟏
1 3
𝑦 ′ 0 = − 𝑐1 − 𝑐2 + 1 + 0.12 = −0.43  −𝒄𝟏 − 𝟑𝒄𝟐 = −𝟑. 𝟏
2 2
c1 = 3.1 dan c2 = 0

Solusi khusus: 𝐲 = 𝟑. 𝟏𝒆−𝟎.𝟓𝒙 + 𝒔𝒊𝒏 𝒙 + 𝟎. 𝟏𝟐𝒙 − 𝟎. 𝟑𝟐

04.10.2017 47

Anda mungkin juga menyukai