✓ Persamaan Euler-Cauchy
✓ Permodelan
04.10.2017 1
PDB Orde Dua Linier Homogen
Suatu persamaan diferensial orde kedua dikatakan linier jika dapat dituliskan
kedalam bentuk:
(1)
Sebagaimana PDB orde satu, PDB orde dua linier dapat dibedakan menjadi:
PDB orde dua linier HOMOGEN, dan
PDB orde dua linier NON-HOMOGEN r(x) 0
Fungsi p dan q dalam (1) disebut koefisien persamaan tersebut.
Contoh:
𝑦 ′′ + 25𝑦 = 𝑒 −𝑥 cos 𝑥 Linier non-homogen
𝑥𝑦 ′′ + 𝑦′ + 𝑥𝑦 = 0 Linier homogen
𝑦 ′′ 𝑦 + 𝑦 ′2 = 0 Non-linier
04.10.2017 2
PDB Orde Dua Linier Homogen
Suatu fungsi y = h(x) disebut solusi bagi suatu persamaan diferensial (linier
ataupun non-linier) orde dua pada suatu selang tertentu jika:
dan persamaan itu menjadi suatu identitas (ruas kiri=ruas kanan) bila kita
mengganti fungsi yang tidak diketahui y dengan h, y’ dengan h’, dan y’’ dengan
h’’.
04.10.2017 3
PDB Orde Dua Linier Homogen
Contoh 1:
Buktikan bahwa 𝑦 = cos 𝑥 dan 𝑦 = sin 𝑥 adalah solusi dari PDB orde dua linier
homogen untuk semua x.
dimana (cos 𝑥)′ = −sin 𝑥; dan (cos 𝑥)′′ = (− sin 𝑥)′ = −cos 𝑥
04.10.2017 4
PDB Orde Dua Linier Homogen
Jika kita mengalikan solusi pertama itu dengan sebuah konstanta, misalnya 3, maka
hasilnya y = 3 cos x juga merupakan solusi, karena:
(3 cos x)´´ + 3 cos x = 3[(cos x)´´ + cos x] = 0
04.10.2017 5
PDB Orde Dua Linier Homogen
Prinsip Superposisi
Contoh di atas mengilustrasikan bahwa kita dapat memperoleh solusi baru dari solusi
yang sudah ada dengan cara mengalikannya dengan konstanta dan dengan cara
penjumlahan. Cara memperoleh solusi yang demikian ini sering disebut prinsip
superposisi.
Teorema 1:
Jika suatu solusi bagi persamaan diferensial linier homogen pada suatu selang
dikalikan dengan suatu konstanta, maka hasilnya juga masih merupakan solusi bagi
PD linier tersebut pada selang .
Jumlah dua solusi PD linier homogen pada juga merupakan solusi bagi PD linier pada
selang tersebut.
04.10.2017 6
PDB Orde Dua Linier Homogen
Kombinasi linier dua solusi bagi suatu PDB orde dua linier homogen pada selang I juga
merupakan solusi PDB linier homogen pada I.
Catatan. Teorema di atas tidak berlaku untuk PDB orde dua linier non-homogen
maupun PDB orde dua non-linier.
04.10.2017 7
PDB Orde Dua Linier Homogen
04.10.2017 8
PDB Orde Dua Linier Homogen
04.10.2017 9
PDB Orde Dua Linier Homogen
Kedua kondisi ini digunakan untuk menentukan kedua konstanta c1 dan c2 dalam
solusi umum
y = c1y1 + c2y2 (4)
Dalam hal ini, y1 dan y2 membentuk suatu basis solusi bagi PD (2) pada selang I yang
ditinjau. y1 dan y2 TIDAK SEBANDING atau TIDAK PROPORSIONAL.
04.10.2017 10
PDB Orde Dua Linier Homogen
Diferensialkan y.
y’ = (c1 cos x + c2 sin x)’ = c1 (cos x)’ + c2 (sin x)’ = -c1 sin x + c2 cos x
Solusi khusus:
y = 3.0 cos x - 0.5 sin x
04.10.2017 11
PDB Orde Dua Linier Homogen
Basis Solusi
Solusi khusus bagi PD (2) pada selang diperoleh dengan cara memberi nilai
tertentu pada c1 dan c2 dalam Pers. (4).
y1 dan y2 dikatakan sebanding pada selang jika:
(a) y1 = ky2 atau (b) y2 = ly1 (5)
berlaku untuk semua x pada , dimana k dan l adalah bilangan nyata.
Dua fungsi tersebut diatas TIDAK BEBAS LINIER pada selang , jika k1 0
atau k2 0, dan berlaku:
y1 = -(k2/k1)y2 atau y2 = -(k1/k2)y1
Dalam hal ini, y1 dan y2 sebanding.
04.10.2017 12
PDB Orde Dua Linier Homogen
Kesimpulan: y1 dan y2 membentuk suatu BASIS SOLUSI dan y(x) dalam Pers.
(4) merupakan solusi umum bagi Pers. (2) pada selang , jika dan hanya jika
y1 dan y2 merupakan solusi yang bebas linier (tidak sebanding) bagi Pers.
(2) pada .
04.10.2017 13
PDB Orde Dua Linier Homogen
Penyelesaian:
y1 = ex (ex)’’ – ex = 0
ex dan e-x adalah solusi bagi PDB y’’ – y = 0
y2 = e-x (e-x)’’ – e-x = 0
𝒚 𝒆𝒙
y1 dan y2 tidak proporsional, karena 𝟏 = = 𝒆𝟐𝒙 ≠ 𝒌𝒐𝒏𝒔𝒕𝒂𝒏𝒕𝒂
𝒚𝟐 𝒆−𝒙
04.10.2017 14
PDB Orde Dua Linier Homogen
Solusi umum:
𝑦 = 𝑐1 𝑒 𝑥 + 𝑐2 𝑒 −𝑥
𝑦 ′ = 𝑐1 𝑒 𝑥 − 𝑐2 𝑒 −𝑥
Masukkan nilai kondisi awal, y(0) = c1 + c2 = 6 dan y’(0) = c1 – c2 = -2
Solusi khusus:
𝑦 = 2𝑒 𝑥 + 4𝑒 −𝑥
04.10.2017 15
PDB Orde Dua Linier Homogen
(2)
Apabila sudah diketahui salah satu solusi, misal y1, dan selanjutnya kita ingin
menentukan basis. Untuk mendapatkan y2, substitusi
04.10.2017 16
PDB Orde Dua Linier Homogen
maka
04.10.2017 17
PDB Orde Dua Linier Homogen
04.10.2017 18
PDB Orde Dua Linier Homogen dengan Koefisien Konstanta
04.10.2017 19
PDB Orde Dua Linier Homogen dengan Koefisien Konstanta
Ingat bahwa solusi bagi PDB orde satu linier homogen dengan koefisien konstanta:
y´ + ky = 0
adalah fungsi eksponensial y = ce-kx
Jadi, dapat kita duga bahwa fungsi:
y = eλx (10)
mungkin merupakan solusi bagi persamaan diferensial (9) jika dapat ditentukan nilai
λ secara tepat.
Dengan mensubstitusikan Persamaan (10) dan turunan-turunannya
y´ = λeλx dan y’’ = λ2eλx
ke dalam Persamaan (9), kita peroleh:
(λ2 + aλ + b)eλx = 0
04.10.2017 20
PDB Orde Dua Linier Homogen
PDBdengan
Orde Dua
Koefisien
Linier Homogen
Konstanta
Persamaan (10) merupakan solusi bagi PDB (9) jika λ adalah solusi bagi persamaan
kuadratik:
λ2 + aλ + b = 0 (11)
Persamaan ini disebut persamaan ciri (characteristic equation) bagi PDB (9).
Akar-akarnya adalah:
(12)
Jadi berdasarkan teorema superposisi untuk PDB linier homogen, fungsi-fungsi:
y1 e
1x
dan y2 e2 x
merupakan solusi bagi PDB (9).
Persamaan “ciri (karakteristik)“ untuk PDB orde 2 di atas kemungkinan mempunyai:
▪ dua akar nyata yang berbeda jika
▪ dua akar kembar jika
▪ dua akar konjugat kompleks jika
04.10.2017 21
PDB Orde Dua Linier Homogen
PDBdengan
Orde Dua
Koefisien
Linier Homogen
Konstanta
dan
Karena y1 dan y2 terdefinisi untuk semua x dan y1/y2 ≠ konstanta.
04.10.2017 22
PDB Orde Dua Linier Homogen
PDBdengan
Orde Dua
Koefisien
Linier Homogen
Konstanta
a = 1, b = -2
Persamaan ciri:
Akar-akarnya dan
04.10.2017 23
PDB Orde Dua Linier Homogen
PDBdengan
Orde Dua
Koefisien
Linier Homogen
Konstanta
04.10.2017 24
PDB Orde Dua Linier Homogen
PDBdengan
Orde Dua
Koefisien
Linier Homogen
Konstanta
Persamaan ciri:
Akar kembar
Solusi umum:
04.10.2017 26
PDB Orde Dua Linier Homogen
PDBdengan
Orde Dua
Koefisien
Linier Homogen
Konstanta
1
dimana 𝜔2 = 𝑏 − 4 𝑎2
1 1
−2𝑎𝑥 −2𝑎𝑥
maka 𝑒 𝜆1 𝑥 =𝑒 (cos 𝜔𝑥 + 𝑖 𝑠𝑖𝑛 𝜔𝑥) dan 𝑒 𝜆2 𝑥 = 𝑒 (cos 𝜔𝑥 − 𝑖 sin 𝜔𝑥)
04.10.2017 27
PDB Orde Dua Linier Homogen
PDBdengan
Orde Dua
Koefisien
Linier Homogen
Konstanta
Teorema: Jika y = u(t) + iv(t) adalah solusi kompleks dari PDB (9), maka
bagian nyata u dan bagian imajiner v juga adalah solusi dari PDB (9).
1 1
−2𝑎𝑥 −2𝑎𝑥
Maka 𝑦1 = 𝑒 cos 𝜔𝑥 dan 𝑦2 = 𝑒 sin 𝜔𝑥 adalah solusi dari PDB (9).
𝑦1
= cot 𝜔𝑥 ≠ konstanta
𝑦2
04.10.2017 28
PDB Orde Dua Linier Homogen
PDBdengan
Orde Dua
Koefisien
Linier Homogen
Konstanta
Persamaan ciri:
1
𝜔2 = 9.04 − 4 0.4 2
=9
𝜔=3
Solusi umum: y = 𝑒 −0.2𝑥 (𝑐1 cos 3𝑥 + 𝑐2 𝑠𝑖𝑛 3𝑥)
y 0 = 𝑐1 = 0
𝑦 = 𝑐2 𝑒 −0.2𝑥 sin 3𝑥
𝑦′ = 𝑐2 (−0.2 𝑒 −0.2𝑥 sin 3𝑥 + 3𝑒 −0.2𝑥 cos 3𝑥)
y’(0) = 3c2 = 3 c2 = 1
Solusi khusus: 𝑦 = 𝑒 −0.2𝑥 sin 3𝑥
04.10.2017 29
Persamaan Euler-Cauchy
(13)
dengan a dan b sebagai konstanta.
Dengan mensubstitusikan
Dengan membagi kedua ruas dengan xm, yang tidak sama dengan nol
jika x ≠ 0, kita peroleh persamaan berikut yang disebut “persamaan
pembantu”:
(14)
04.10.2017 30
Persamaan Euler-Cauchy
y = xm adalah solusi dari Pers. (13) jika dan hanya jika m adalah akar dari Pers. (14).
Akar-akar dari Pers. (14) adalah
04.10.2017 31
Persamaan Euler-Cauchy
04.10.2017 32
Persamaan Euler-Cauchy
04.10.2017 33
Persamaan Euler-Cauchy
04.10.2017 34
Persamaan Euler-Cauchy
Contoh 12:
Tentukan solusi umum dari Persamaan Euler-Cauchy berikut
Persamaan pembantu:
Akar-akar: dan
04.10.2017 35
Persamaan Euler-Cauchy
Sesuai dengan teorema untuk Kasus III pada Subbab sebelumnya, bagian nyata dan
bagian imajiner juga merupakan solusi dari PDB.
Maka dan
Keduanya merupakan solusi dari Persamaan Euler-Cauchy
04.10.2017 36
Persamaan Euler-Cauchy
04.10.2017 37
PDB Orde Dua Linier Non-Homogen
dimana r ≠ 0.
Solusi umum dari Pers. (15) pada selang interval I adalah solusi dalam bentuk
(16)
dimana yh = c1y1 + c2y2 adalah solusi umum dari PDB orde dua linier homogen
pada I dan yp adalah solusi Pers. (15) pada I yang
tidak mengandung konstanta.
Solusi khusus dari Pers. (15) didapat dari Pers. (16) dengan menentukan nilai
c1 dan c2 pada yh.
04.10.2017 38
PDB Orde Dua Linier Non-Homogen
04.10.2017 39
PDB Orde Dua Linier Non-Homogen
Metode koefisien yang belum ditentukan dapat digunakan untuk PDB linier
dengan koefisien konstanta a dan b
(17)
1. Aturan Dasar
Jika r(x) pada Pers. (17) merupakan salah satu fungsi dalam kolom I pada Tabel
I, pilih yp pada kolom II dalam baris yang sama.
2. Aturan Modifikasi
Jika pilihan yp merupakan solusi PDB orde dua linier homogen dari Pers. (17),
maka kalikan yp dengan x.
Atau jika persamaan ciri untuk yh mempunyai akar KEMBAR, kalikan yp dengan
x2.
3. Aturan Penjumlahan
Jika r(x) merupakan penjumlahan dari fungsi-fungsi pada kolom I Table I, maka
yp adalah juga penjumlahan dari kolom II yang sejajar.
04.10.2017 40
PDB Orde Dua Linier Non-Homogen
Contoh 14:
Selesaikan PDB dengan kondisi awal berikut ini
Langkah 1. Menentukan yh
y’’ + y = 0
a = 0, b = 1
Persamaan ciri: 𝜆2 + 1 = 0
𝑎2 − 4𝑏 = −4 𝑦ℎ = 𝑐1 cos 𝜔𝑥 + 𝑐2 sin 𝜔𝑥
Langkah 2. Menentukan yp
𝑦 0 = 𝑐1 − 0.002 = 0; 𝑐1 = 0.002
𝑦 ′ 0 = 𝑐2 = 1.5
04.10.2017 42
PDB Orde Dua Linier Non-Homogen
Contoh 15:
Selesaikan PDB dengan kondisi awal berikut ini
Langkah 1. Menentukan yh
𝑦 ′′ + 3𝑦 ′ + 2.25𝑦 = 0
a = 3, b = 2.25
Persamaan ciri: 𝜆2 + 3𝜆 + 2.25 = 0
𝑎
𝑎2 − 4𝑏 = 0 𝜆 = 2 = 1.5 𝑦ℎ = (𝑐1 +𝑐2 𝑥)𝑒 −1.5𝑥
Langkah 2. Menentukan yp
𝑟 𝑥 = 10𝑒 −1.5𝑥 fungsi ke-2 pada kolom I di Tabel
𝑦𝑝 = 𝐶𝑒 −1.5𝑥
Menurut aturan 2 jika yp merupakan solusi dari PDB linier homogen, maka dikalikan
dengan x2.
𝑦𝑝 = 𝐶𝑥 2 𝑒 −1.5𝑥
𝑦𝑝 ′ = 𝐶(2𝑥 − 1.5𝑥 2 )𝑒 −1.5𝑥
𝑦𝑝 ′′ = 𝐶(2 − 6𝑥 − 2.25𝑥 2 )𝑒 −1.5𝑥
04.10.2017 43
PDB Orde Dua Linier Non-Homogen
Substitusi ke PDB:
𝐶(2 − 6𝑥 − 2.25𝑥 2 )𝑒 −1.5𝑥 + 3𝐶(2𝑥 − 1.5𝑥 2 )𝑒 −1.5𝑥 + 2.25𝐶𝑥 2 𝑒 −1.5𝑥 = −10𝑒 −1.5𝑥
2C = -10 C = -5
04.10.2017 44
PDB Orde Dua Linier Non-Homogen
Contoh 16:
Selesaikan PDB dengan kondisi awal berikut ini
Langkah 1. Menentukan yh
𝑦 ′′ + 2𝑦 ′ + 0.75𝑦 = 0
a = 2, b = 0.75
Persamaan ciri: 𝜆2 + 2𝜆 + 0.75 = 0
𝟏
𝑎2 − 4𝑏 = 1 𝜆1 = 𝟐 −𝟐 + 𝟏 = −𝟎. 𝟓 ; 𝜆2 = −1.5
𝑦ℎ = 𝑐1 𝑒 −0.5𝑥 + 𝑐2 𝑒 −1.5𝑥
Langkah 2. Menentukan yp
dan
Hasil diferensiasi,
′ ′′
𝑦𝑝2 = 𝐾1 𝑦𝑝2 =0
04.10.2017 45
PDB Orde Dua Linier Non-Homogen
04.10.2017 46
PDB Orde Dua Linier Non-Homogen
𝒄𝟏 + 𝒄𝟐 = 𝟑. 𝟏
1 3
𝑦 ′ 0 = − 𝑐1 − 𝑐2 + 1 + 0.12 = −0.43 −𝒄𝟏 − 𝟑𝒄𝟐 = −𝟑. 𝟏
2 2
c1 = 3.1 dan c2 = 0
04.10.2017 47