Masyarakat
Oleh:
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MALANG
D4 PROMOSI KESEHATAN
MARET 2021
BAB I
A. Latar Belakang
Hukum Adat adalah hukum yang berlaku dan berkembang dalam
lingkungan masyarakat di suatu daerah.Hukum adat yaitu aturan tidak
tertulis yang hidup di dalam masyarakat adat suatu daerah dan akan tetap
hidup selama masyarakatnya masih memenuhi hukum adat yang telah
diwariskan kepada mereka dari para nenek moyang sebelum mereka.
Hukum Adat pada umumnya belum atau tidak tertulis yaitu kompleks
norma-norma yang bersumber pada perasaan keadilan rakyat yang selalu
berkembang meliputi peraturan tingkah laku manusia dalam kehidupan
sehari-hari, senantiasa ditaati dan dihormati karena mempunyai akibat
Oleh karena itu, keberadaan hukum adat dan kedudukannya dalam tata
hukum nasional tidak dapat dipungkiri walaupun hukum adat tidak tertulis
dan berdasarkan asas legalitas adalah hukum yang tidak sah. Hukum adat
akan selalu ada dan hidup di dalam masyarakat
Konstitusi Indonesia sebelum amandemen tidak secara tegas
menunjukkan kepada kita pengakuan dan pemakaian istilah hukum adat.
Setelah amandemen konstitusi, hukum adat diakui sebagaimana
dinyatakan dalam Undang-undang Dasar 1945 Pasal 18B ayat (2) yang
menyatakan : Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan
masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih
hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip negara
Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang.
Hukum adat yang berlaku dimasyarakat merupakan suatu norma
aturan berprilaku dan mencegah hal-hal yang kurang baik terjadi
dimasyarakat contohnya pernikahan dini. Pada awalnya untuk mengatur
tindakan masyarakat hanya mengacu pada norma namun seringkali
masyarakat kurang mentaati atau mengikuti norma tersebut. Maka dari itu
norma atau hokum adat yang berlaku kemudian dilegalisasi oleh
pemerintah dengan membentuk undang-undang yang sah secara hukum
Negara. Salah satunya hukum yang mengatur minimal umur seseorang
yang diperbolehkan untuk menikah.
Pernikahan dini (early married) menurut WHO adalah pernikahan
yang dilakukan oleh pasangan atau salah satu pasangan masih
dikategorikan anak-anak atau remaja yang berusia dibawah usia 19 tahun.
Berbeda juga dengan UU RI Nomor 1 Tahun 1974 pasal 7 ayat 1 yang
menyatakan bahwa pernikahan hanya diizinkan jika pihak pria sudah
mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun.
Apabila masih di bawah umur tersebut, maka dinamakan pernikahan dini.
Penyebab pernikahan dini ini dapat terjadi dari faktor individu,
faktor keluarga dan juga faktor masyarakat sekitar. Faktor individu dapat
dipicu dari perkembangan fisik, mental, dan sosial seorang anak yang
sangat pesat. Kemudian, tingkat pendidikan juga berpengaruh dalam
terjadinya pernikahan dini ini karena semakin rendah tingkat
pendidikannya makin mendorong anak tersebut ingin melakukan
pernikahan. Pemicu yang berasal dari faktor keluarga dapat berupa tingkat
sosial ekonomi keluarganya rendah sehingga mereka menikahkan anaknya
agar tanggung jawab terhadap anak gadisnya menjadi tanggung jawab
suami atau keluarga suami.. Dalam faktor Masyarakat lingkungan dapat
dipicu dengan pandangan dan kepercayaan masyarakat yang salah seperti
“status janda lebih baik daripada perawan tua”
Pernikahan dini sangatlah tidak dianjurkan dalam segi medis
maupun psikologis karena usia tersebut masih terbilang dini untuk
menghadapi masalah yang akan terjadi dalam pernikahan. Banyak peniliti
menyatakan bahwa pernikahan dini di usia remaja lebih banyak beresiko
untuk berujung pada perceraian. Dalam segi medis pernikahan dini dapat
menyebabkan resiko penyakit seksual yang lebih tinggi karena hubungan
seksual dibawah umur 18 thn sangat beresiko untuk terkena penyakit
menular seksual seperti HIV karena pengetahuan tentang seks yang sehat
dan aman masih sangat minim.
B. Tujuan
1. Mengetahui kedudukan hukum adat dalam sistem hukum nasional
2. Mengetahui mengenai pernikahan dini dan faktor dominan yang
mempengaruhi adanya pernikahan dini
3. Mengetahui peran promotor kesehatan dalam upaya pencegahan
pernikahan dini
C. Manfaat
1. Penyusun
Diharapkan dapat menambah wawasan tentang kedudukan hukum adat
dalam sistem hukum nasional , faktor dominan yang mempengaruhi
remaja melakukan pernikahan dini , dan peran promotor kesehatan
2. Masyarakat
Menjadi sumber informasi bagi masyarakat terkait dengan faktor
dominan yang mempengaruhi adanya pernikahan dini, sehingga
masyarakat atau pembaca dapat menggunakannya sebagai sumber
informasi untuk tidak melakukan pernikahan dini.
BAB II
STUDY KASUS