BATU KANDUNG KEMIH
3. Pathway
Patofisiologi
Kebanyakan kalkuli vesikalis terbentuk de novo dalam kandung kemih, tetapi
beberapa awalnya mungkin telah terbentuk di dalam ginjal, kemudian menuju ke dalam
kandung kemih, di mana dengan adanya pengendapan tambahan akan menyebabkan
tumbuhnya batu kristal. Pada pria yang lebih tua, batu kandung kemih terdiri atas asam
urat. Batu jenis ini merupakan batu yang paling mungkin terbentuk di kandung kemih.
Batu yang terdiri atas kalsium oksalat biasanya awalnya terbentuk di ginjal. Jenis umum
dari sebagian besar batu vesikalis pada orang dewasa terdiri atas asam urat (>50%). Pada
kondisi yang lebih jarang, batu kandung kemih terdiri atas kalsium oksalat, kalsium
fosfat, ammonium urat, sistein, atau magnesium ammonium fosfat (bila dikaitkan dengan
infeksi).
Menariknya, klien dengan batu asam urat jarang pernah memiliki riwayat gout
atau hyperuricemia. Batu pada anak terutama tediri atas asam amonium, kalsium oksalat,
atau campuran tercemar asam urat dan oksalat kalsium ammonium dengan fosfat
kalsium. Pemberian air tajin (air mendidih atau pada saat menanak beras) sebagai
pengganti ASI memiliki rendah fosfor, akhirnya menyebabkan eksresi amonia tinggi.
Anak-anak juga biasanya memliki asupan tinggi sayuran kaya oksalat (meningkatkan
kristaluria oksalat) dan protein hewani (sitrat diet rendah). Dengan terbentuknya batu di
dalam kandung kemih, masalah akan tergantung pada besarnya batu dalam menyumbat
muara uretra.
Berbagai manifestasi akan muncul sesuai dengan derajat penyumbatan tersebut.
Ketika batu menghambat dari saluran urine, terjadi obstruksi, meningkatkan tekanan
hidrostaltik. Bila nyeri mendadak terjadi secara akut dan disertai nyeri tekan suprapubik,
serta muncul mual muntah, maka klien sedang mengalami episode kolik renal. Diare,
demam, dan perasaan tidak nyaman di abdominal dapat terjadi. Gejala gastrointestinal ini
terjadi akibat reflex dan proksimitas anatomik ginjal ke lambung, pankreas, dan usus
besar. Batu yang terjebak di kandung kemih menyebabkan gelombang nyeri luar biasa,
akut, dan kolik yang menyebar ke kepala, abdomen, dan genitalia. Klien sering merasa
ingin BAK, namun hanya sedikit urine yang keluar, dan biasanya mengandung darah
akibat aksi abrasi batu, gejala ini disebabkan kolik ureter. Umumnya, klien akan
mengeluarkan batu yang berdiameter 0,5 sampai dengan 1cm secara spontan. Batu yang
berdiameter 1cm biasanya harus diangkat atau dihancurkan sehingga dapat dikeluarkan
secara spontan dan saluran urine membaik dan lancar. Adanya batu pada kandung kemih
memberikan manifestasi pada berbagai masalah keperawatan (Muttaqin dan Sari, 2011:
3)
4. Manifestasi klinik batu kandung kemih
Batu kandung kemih bisa tidak menimbulkan keluhan atau gejala apa pun. Gejala
baru muncul saat batu yang terbentuk menyumbat saluran urine atau melukai dinding
kandung kemih.
5. Pemeriksaan penunjang
Terdapat beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien batu
saluran kemih, yaitu : (American Urological Association)
1. Urinalisa
Warna urine normal adalah kekuning-kuningan, sedangkan yang abnormal
berupa warna merah yang menunjukkan hematuri (kemungkinan obstruksi
urine, kalkulus renalis, tumor, atau kegagalan ginjal). pH urine normal sekitar
4,6-6,8 (rata-rata 6,0), jika pH urine asam maka akan meningkatkan kadar
sistin dan batu asam urat, sedangkan jika pH urine basa akan meningkatkan
kadar magnesium, fosfat amonium, atau batu kalsium fosfat. Pada
pemeriksaan urine 24 jam kemungkinan dapat ditemukan adanya kreatinin,
asam urat, kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin yang meningkat. Pada
pemeriksaan kultur urine dapat menunjukan adanya infeksi saluran kencing.
2. Laboratorium
a. Hormon paratyroid mungkin meningkat apabila terdapat gagal ginjal
(PTH merangsang reabsorpsi kalsium dari tulang, meningkatkan serum
dan kalsium urine)
3. Foto KUB (Kidney Ureter Bladder)
Menunjukn ukuran ginjal, ureter, dan bladder. Selain itu, dapat juga
menunjukkan adanya batu disekitaran saluran kemih.
4. Endoskopi Ginjal
Menentukan pelvis ginjal, dan untuk mengeluarkan batu yang kecil.
5. USG Ginjal
Untuk menentukan perubahan obstruksi dan lokasi batu.
6. Foto Rontgen
Menunjukan adanya batu di dalam kandung kemih yang abnormal, dan dapat
juga menunjukan adanya calculi (perubahan anatomik) pada area ginjal dan
sepanjang ureter
Batu kandung kemih dapat menyebabkan komplikasi serius bila tidak segera
ditangani. Beberapa komplikasi yang bisa terjadi adalah:
1. Pengkajian
a) Identitas Data yang diperoleh meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa,
pekerjaan, pendidikan, alamat, tanggal masuk MRS dan diagnosa medis.
b) Keluhan Utama
Di mana mengetahui bagaimana penyakit itu timbul, penyebab dan faktor yang
mempengaruhi, memperberat sehingga mulai kapan timbul sampai di bawa ke RS.
d) Riwayat Kesehatan
Penyakit Dahulu Klien dengan batu ginjal didapatkan riwayat adaya batu dalam
ginjal.
f) Riwayat psikososial
Siapa yang mengasuh klien, bagaimana hubungan dengan keluarga, teman sebaya
dan bagaimana perawat secara umum.
a) Pola persepsi dan tata laksana hidup Bagaimana pola hidup orang atau klien
yang mempunyai penyakit batu ginjal dalam menjaga kebersihan diri klien
perawatan dan tata laksana hidup sehat.
b) Pola nutrisi dan metabolisme Nafsu makan pada klien batu ginjal terjadi nafsu
makan menurun karena adanya luka pada ginjal.
c) Pola aktivitas dan latihan Klien mengalami gangguan aktivitas karena kelemahan
fisik gangguan karena adanya luka pada ginjal.
d) Pola eliminasi Bagaimana pola BAB dan BAK pada pasien batu ginjal biasanya
BAK sedikit karena adanya sumbatan atau bagu ginjal dalam perut, BAK normal.
e) Pola tidur dan istirahat Klien batu ginjal biasanya tidur dan istirahat kurang atau
terganggu karena adanya penyakitnya.
f) Pola persepsi dan konsep diri Bagaimana persepsi klien terdapat tindakan operasi
yang akan dilakukan dan bagaimana dilakukan operasi.
Apakah klien dengan nefrolitiasis dalam hal tersebut masih dapat melakukan dan
selama sakit tidak ada gangguan yang berhubungan dengan produksi sexual.
i) Pola hubungan peran Biasanya klien nefrolitiasis dalam hubungan orang sekitar
tetap baik tidak ada gangguan.
j) Pola penaggulangan stress Klien dengan nefrolitiasis tetap berusaha dan selalu
melakukan hal yang positif jika stress muncul
k) Pola nilai dan kepercayaan Klien tetap berusaha dan berdo’a supaya penyakit
yang di derita ada obat dan dapat sembuh.
Pemeriksaan Fisik
g) Geneto Urinalis - Dalam BAK produksi urin tidak normal. - Jumlah lebih
sedikit karena ada penyumbatan.
2. Diagnosa Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
Kegiatan pada akhir dari proses asuhan keperawatan, dimana perawat dapat
menilai hasil yang diharapkan terhadap perubahan diri dari klien dan dapat menilai sejauh
mana masalah klien dapat diatasi sesuai dengan perencanaan, tindakan. Apabila perawat
juga memberikan umpan balik atau pengkajian ulang, maka tujuan yang ditetapkan oleh
tim medis belum tercapai maka dari itu proses asuhan keperawatan dapat dimodifikasi
sesuai dengan data klien. (Ratna 2017)
DAFTAR PUSTAKA
Haris,S., Sarindah,A., Yusni., Raihan., 2012. Kejadian Infeksi Saluran Kemih di Ruang
Rawat Inap Anak RSUD Dr. Zainoel Abidin. Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala,
Darussalam, Banda Aceh
Khairina,A. 2013. Urinalisis sebagai uji diagnostik infeksi saluran kemih pada anak
berusia 2 bulan hingga 2 tahun dengan gejala demam. Tesis. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta.
Mangatas, S.M dan Suwitra, K., 2010. Diagnosis dan Penatalaksanaan Infeksi Saluran
Kemih Terkomplikasi. Dexa media. Jakarta.
PPNI, Tim Pokja SDKI. “Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia”. Jakarta selatan :
DPP: Dewan Pengurus Pusat. 2016. 1-2
PPNI, Tim Pokja SDKI. “Standar Luaran Keperawatan Indonesia”. Jakarta selatan :
DPP: Dewan Pengurus Pusat. 2016. 1-2
PPNI, Tim Pokja SIKI. “Standar Intervensi Keperawatan Indonesia”. Jakarta selatan :
DPP: Dewan Pengurus Pusat. 2016. 1-2