Anda di halaman 1dari 3

by. Ns. Rahmaya Nova H.

,
MSc., AIFM
AUTIS
Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang
membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal.
Akibatnya anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repetitive,
aktivitas dan minat yang obsesif.
Karakteristik anak dengan autism adalah adanya 6 gangguan dalam bidang: interaksi sosial,
komunikasi (bahasa dan bicara), perilaku-emosi, pola bermain, gangguan
sensorik dan motorik perkembangan terlambat atau tidak normal.Gejala ini mulai tampak
sejak lahir atau saat masih kecil; biasanya sebelum anak berusia 3 tahun.

Apa faktor penyebab autism


Memang, faktor penyebab autis pada anak belum  diketahui dengan pasti. Sebagian
ilmuwan berpendapat autism terjadi karena  faktor genetika. Tetapi, mengetahui penyebab
autis pasti  dari autism memang sulit. Setiap neuron dapat memiliki ratusann atau ribuan
sambungan yang membawa pesan ke sel saraf lain di orak dan tubuh.  Dengan adanya
sambungan-sambungan dan zat kimia pembawa pesan (neurotransmitter)  itulah kita dapat
melihat, merasakan ,  bergerak, mengingat dan bekerja sama seperti seharusnya.  Karena pada
beberapa alasan, beberapa sel dan sambungan di otak anak dengan autism, terutama pada
wilayah yang mengatur komunikasi, emosi, dan indrawi- tidak berkembang dengan baik atau
bahkan rusak. Tetapi teori-teori tersebut belum dapat dibuktikan secara ilmiah. Penelitian
terkini membuktikan bahwa tidak ada hubungan antara pemberian vaksin dan timbulnya
penyakit autis. Penting juga untuk ingat bahwa autism timbul bukan karena parenting yang
buruk atau karena pengalaman traumatis. Yang dilakukan adalah memastkan apakah seorang
anak telah mengidap autism itu tidak mudah. Orangtua lah yang biasa menjadi pihak pertama
yang mencurigai bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Karena menemukan:

1. Anaknya itu sudah cukup umur untuk berbicara, tetapi nyatanya tidak/belum
2. Tampak tidak tertarik pada orang-orang yang ada disekelilingnya atau
3. Menampilkan perilaku tidak lazim, seperti pada umumnya anak-anak.

Tetapi gejala tersebut tidak melulu ditimbulkan dari autism, dapat saja timbul karena sebab-
sebab penyakit autisme lain. Misal, anak yang mengalami problem pada pendengaran
mereka, biasanya akan mengembangkan kemampuan untuk sulit berbicara.  Biasnya dokter
akan melakukan tes laboratorium dan tes medis standar pada anak-anak suspect autism- tetapi
tindakan ini lebih dimaksudkan bahwa simtom yang ditampilkannya tidak berhubungan
dengan problem medical lainnya.

Tes-tes medical yang biasa dilakukan mencakup :

1. Pemeriksaan darah dan urine


2. Pemeriksaan pendengaran
3. EEEG (tes untuk mengukur gelombang otak) dan
4. MRI ( gambar yang menunjukkan struktur otak)
5. Terkadang dilakukan juga tes kecerdasan (IQ).

Penggolongan Anak Autis


Dalam berinteraksi sosial, anak autisme di kelompokkan menjadi beberapa kelompok :

1. Menyendiri

Terlihat menghindari kontak fisik dengan lingkungannya, Bertendensi kurang


menggunakan kata-kata, dan kadang-kadang sulit berubah meskipun usianya
bertambah lanjut, Menghabiskan harinya berjam-jam untuk sendiri, dan jika berbuat
sesuatu, melakukannya berulang-ulang, Sangat tergantung pada kegiatan sehari-hari
yang rutin, Gangguan perilaku pada kelompok anak autisme ini, termasuk bunyi-
bunyi aneh, gerakan tangan, tabiat yang mudah marah, melukai diri sendiri,
menyerang teman bergaul, merusak dan menghancurkan mainan sendiri

2. Kelompok Anak Autisme Pasif

a. Lebih bisa bertahan pada kontak fisik dan agak mampu bermain dengan kelompok
teman bergaul dan sebaya, tetapi jarang sekali mencari teman sendiri
b. Mempunyai perbendaharaan kata yang lebih banyak meskipun masih agak
terlambat bisa berbicara dibandingkan dengan anak yang sebaya
c. Kadang-kadang malah lebih cepat merangkai kata meskipun kadang-kadang pula
di bumbui kata yang kurang dimengerti
d. Gangguan perilaku pada kelompok ini tidak seberat anak kelompok yang
menyendiri

3. Kelompok Anak Autisme Aktif

a. Mampu bermain dan bersosialisasi dengan kelompok teman bergaul dan sebaya
b. Dalam berdialog, sering mengajukan pertanyaan dengan topik yang menarik, dan
bila jawaban tidak memuaskan atau pertanyaannya dipotong, akan bereaksi sangat
marah
c. Menegakkan diagnosa anak autisme kelompok ini kadang-kadang sulit, karena
kenyataannya anak ini bisa bergaul dengan lingkungannya. Meskipun mungkin
terbatas hanya di sekitar tempat tinggalnya, cara bersosialisasinya tetap kurang
menggunakan asas memberi dan menerima (take and give) antar sesama teman
bergaul
Gejala dari satu kelompok bisa saja terdapat pada kelompok lain pada saat tertentu,
tergantung pada situasi yang berpengaruh di saat itu. Oleh karena itu tidak mudah
menggolongkan kelompok anak autisme

Langkah langkah mencegah autis pada anak :


1. Pencegahan sejak kehamilan
Untuk mengurangi atau menghindari resiko yang bias timbul dalam kehamilan dapat
melalui beberapa cara, diantaranya adalah periksa dan lebih awal, kalau perlu
berkonsultasi sejak merencanakan kehamilan. Berhati-hatilah minum obat selama
kehamilan, bila perlu konsultasikan ke dokter terlebih dahulu terutama obat-obatan
yang diminum selama kehamilan trimester pertama.Penelitia di swedia melaporkan
pemberian obat Thaliodomide sejenis zat yang berfungsi mengkat protein cereblon
yang dapat menyebabkan cacat embrio, pada awal kehamilan dapat mengganggu
pembentukan system susunan syaraf pusat yang mengakibatkan autis dan gangguan
perkembangan lainnya termasuk gangguan bicara.
2. Pencegahan saat persalinan
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, untuk meminimalisasi terjadinya gangguan
perkembangan dan perilaku anak:
3. Pencegahan sejak usia bayi
Bila perlu lakukan terapi dan intervensi sejak dini ketika sudah mulai dicurigai
terdapat gejala atau tanda gangguan perkembangan.

Anda mungkin juga menyukai