Anda di halaman 1dari 3

PENERAPAN DAN PELANGGARAN PRINSIP ETIKA NON MALEFICIENCE

DOSEN PENGAMPU : Ns. ARENA LESTARI, M.Kep.,Sp.Kep.J

NAMA ANGGOTA :

1. ALDA FAUZIA
2. FERDIAN RIZKI RAHMADI
3. HANIFAH FATIMATUZ ZAHRA
4. IMELDA ADELIA PUTRI
5. SITI ROHANI

KELAS : 4A

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU

2019/2020
CONTOH PENERAPAN DAN PELANGGARAN PRINSIP ETIKA NON
MALEFICIENCE

Penerapan non maleficience (tidak merugikan)

ketika ada klien yang menyatakan kepada dokter secara tertulis menolak pemberian transfusi
darah dan ketika itu penyakit perdarahan (melena) membuat keadaan klien semakin memburuk
dan dokter harus menginstrusikan pemberian transfusi darah.

Akhirnya transfusi darah ridak diberikan karena prinsip beneficence walaupun pada situasi ini
juga terjadi penyalahgunaan prinsip non-maleficence.

Pelanggaran prinsip etika non maleficience

Kasus Pelanggaran Prinsip Etik Keperawatan Non Maleficence Usai operasi usus buntu, perut
dan kemaluan bernanah Dugaan malpraktek menimpa klien Tn.E umur 35 seorang penarik
becak bermotor. Pasca operasi usus buntu di RSC. usus besar klien malah berlipat dan bekas
jahitan di perutnya tak behenti mengeluarkan nanah. infeksi juga menjalar ke kemaluan korban.
usai operasi, kondisinya makin buruk dan parah. ”Karena itulah kami sekeluarga sepakat
merujuknya ke rumah sakit lain. Klien mengaku jadi korban malpraktek di salah satu RS “Kata
dokter kini usus besarku berlipat dan bekas jahitan operasi ini terus mengeluarkan nanah klien
pun di larikan ke RS lain Hasil pemeriksaan dokter di sana, Klien didiagnosa menderita sakit
usus buntu, hingga harus dioperasi. klien pun dioperasi.

Namun seminggu pasca operasi, bekas jahitan di perut klien malah terus mengeluarkan cairan
berbentuk nanah dan terasa gatal. klien kembali dilarikan keluarganya ke klinik tak jauh dari
kediamannya. Hasil pemeriksaan menyatakan usus besar klien berlipat dan terjadi infeksi. Tak
terima dengan kondisi itu, klien dan keluarganya kembali mendatangi RSUC dan klien kembali
dirawat di sana. Karena kondisi klien makin memburuk, pihak rumah sakit pun merujuk korban
ke RS Haji Medan. Pedih kali rasanya sampai kemaluan aku juga kena imbasnya,jawab klien
Sementara itu, dokter RS Haji yang merawat mengatakan Tn. E mengalami infeksi serius akibat
tidak sterilnya alat-alat yang dipakai saat operasi. “Ini bisa jadi karena kurang sterilnya alat-alat
operasi sebelu beliau dirawat di sini.
Jawab perawat terhadap klien (individu, keluarga dan masyarakat).dimana perawat
tersebut tidak melaksanakan tanggung jawabnya terhadap klien dengan tidak membuat rencana
keperawatan guna memantau dan mempertahankan kemanan pasien dengan tidak memasang
penghalang tempat tidur. Selain itu perawat juga tidak Mengutamakan perlindungan dan
keselamatan klien dalam melaksanakan tugas.

Anda mungkin juga menyukai