Makalah Fafsir Fenti
Makalah Fafsir Fenti
Oleh
Fenti Condrowati, A.Ma. Kep, S.Pd (20.86208.145)
PENDAHULUAN
Al-Quran adalah mukjizat terbesar yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW.
Kemukjizatan Al-Quran tidak hanya berlaku pada zaman Nabi saja, melainkan belaku untuk
sepanjang masa.
Zaman Nabi, kemukjizatan Al-Quran terlihat dengan kekuatan sastranya yang tinggi
sehingga mengalahkan ahli sastra pada waktu itu dan memang pada zaman Nabi adalah
zaman keemasan dalam ilmu sastra. Namun, pada era sekarang yang mana zaman ilmu
pengetahuan dan teknologi seakan-akan menuntut atau menguji kemukjizatan Al-Quran yang
Dalam makalah ini akan menguraikan hasil uji kemukjizatan Al-Quran yang
dihadapkan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai tugas mata kuliah Tafsir
PEMBAHASAN
ِ ْ َواِلَى ْاألَر
ْ ض َك ْيفَ ُس ِط َح
â ٢٠ á ت
b. Terjemah
c. Mufradat
Ditegakkan ْ َصب
ت ِ ُن Unta اإْل ِ بِ ِل
Bumi ِ ْْاألَر
ض diciptakan ْ َُخلِق
ت
d. Penjelasan
bahwa ia adalah hewan paling berguna bagi bangsa arab ketika itu. Dan memang ia
sesungguhnya adalah hewan yang mengagumkan. Meski memiliki tubuh serta kekuatan yang
amat besar, ia begitu patuhnya, bahkan kepada seorang yang lemah atau anak kecil sekalipun.
Demikian pula dalam hal kemampuannya mengangkut beban yang berat ke tempat-tempat
yang berjarak jauh. Dengan mudahnya ia duduk ketika akan dibebani atau ditunggangi, lalu
bangkit berdiri lagi untuk meneruskan perjalanan. Memiliki watak sabar menghadapi
beratnya perjalanan, haus dan lapar. Sedikit saja rerumputan sudah cukup baginya, berbeda
dengan hewan-hewan lain yang sejenis. Dan masih banyak lagi kelebihan dn
keistimewaannya yang tidak dimiliki hewan selainnya. Kelebihan keistimewaan itu bukan
karena besar tubuhnya, sehingga dapat disamakan dengan gajah, misalnaya. Sebab, gajah –
meskipun memiliki sebagian keistimewaan yang dimiliki oleh unta – namun ia tidak
menghasilkan susu, dagingnya tidak dimakan, dan cara mengendalikannya pun tidak
semudah unta.
dengan ‘ditinggikan’ adalah pengaturan benda-benda yang berada diatas kepala kita, seperti
matahari, bulan dan bintang-bintang, masing-masing dalam garis peredarannya, tidak pernah
ْ َبv ص
Ayat ت ِ َ َواِلَى ْال ِجب Dan gunung-gunung, bagaimana ditegakkan. Yakni untuk
ِ ُال َك ْيفَ ن
menjadi tanda bagi para musafir dan tempat berlindung dari kejaran orang-orang zalim. Di
samping itu, pada galibnya ia adalah juga pemandangan indah bagi siapa yang melihatnya.
e. Inti Kajian
Pemilihan unta, langit, gunung-gunung, dan bumi sebagai contoh, mengingat bahwa
semua ciptan ini adalah yang senantiasa dilihat oleh orang-orang Arab dilembah-lembah dan
gurun pasir mereka. Karenanya, memang selayaknya semua itu disebutkan dalam satu
rangkaian, agar dapat pula tercakup dengan mudah dalam pengamatan yang diminta dari
mereka. Oleh sebab itu, seandainya orang-orang yang mengingkari maupun yang lalai itu,
mau memperhatikan sebagian yang mereka saksikan sehari-hari, bagaimana semua itu terjadi
– tentunya masing-masing orang sesuai kemampuan penalarannya – niscaya mereka akan
menyadari bahwa semua itu adalah ciptaan yang tak mungkin terwujud dan terpelihara
kecuali oleh adanya Sang Pencipta, yaitu Allah Swt. Dan bahwa Dia Yang Maha Kuasa atas
penciptan semua itu, lalu memeliharanya dan mengaturnya dalam suatu tatanan yang
kembali manusia pada suatu hari, ketika setiap pelaku akan menerima balasan atas segala
perbuatannya.
Dan sebagaimana Allah Awt. telah menciptakan semua itu, sedangkan manusia tidak
mengetahui cara penciptaanya, dan yang mereka ketahui hanyalah apa yang dapat mereka
saksikan dihadapan mereka. maka sedemikian itu pula berkenaan dengan apa yang Ia
ciptakan pada ‘hari’ itu kelak. Mereka tidak akan mengetahui cara Ia melakukannya, tetapi
yang mereka ketahui hanyalah keberadaan semua itu dihadapan mereka, persis sebagaimana
mereka kini menyaksikan segala ciptaan Allah Swt. (dalam kehidupan dunia).
Nah, apabila keadaannya sudah begitu jelas, maka yang diperlukan sekarang hanyalah
sekerdar peringatan dan penalaran, yang dapat membuahkan pelajaran dan kesadaran.
kemunculan yang lain. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
c. Mufrodat
d. Penjelasan
“Dan apakah tidak mereka perhatikan bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari
permulaannya.” (pangkal ayat 19). Allah tidaklah akan dapat dilihat dengan mata. untuk
meyakinkan adanya Allah, hendaklah perhatikan alam yang diciptakan oleh Allah. Dalam
ayat yang tengah kita renungi ini terdapatlah panggilan kepada manusia yang selama ini
kurang memperhatikan, bahkan tidak teguh kepercayaannya tentang adanya Yang Maha
Kuasa. atau kalaupun ada kepercayaan bahwa Tuhan itu ada, tidak diperhatikannya
bagaimana caranya kita sebagai Insan menghubungi Al-Khalik itu. untuk mencari Allah
perhatikanlah alam. kian diperhatikan, akan kian teranglah dalam hatimu bantahan terhadap
pendirianmu yang selama ini mengatakan Tuhan itu tidak ada. diawal ayat ini kita dianjurkan
Ilahi yang sangat ajaib, yang mustahil begitu teratur dan mengagumkan kalau dia terjadi
sendirinya.
Permulaan penciptaan manusia sendiri. Dari tetesan air kama atau mani yang berpadu
satu, dari diri seseorang perempuan dan seorang laki-laki, terkumpul didalam rahim perankan
kemudian daging itu berangsur tumbuh tulang-tulang didalamnya. Kemudian datang daging
lain memalut tulang itu. Setelah 3 kali 40 hari mulailah dia bernyawa dan setelah 9 bulan 10
hari, lahirlah ke dunia. Bukan segumpal air yang terpadu dari seorang laki-laki dengan
bila sampai umurnya, dia pun mati. tetapi satu waktu kelak manusia yang telah mati itu bisa
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (ujung ayat 19). Manusia
ini hidup didunia, kelak akan mati, dan setelah mati kelak, menurut ukuran waktu yang
ditentukan Allah akan dibangkitkan kembali. yang bernama hari kiamat, semuanya itu adalah
urusan yang mudah saja bagi Allah. Maka tidaklah mustahil jika manusia kelak dibangkitkan
kembali dalam keadaan yang lain, dihari yang bernama kiamat, karena belum termakan di
akal dan penyelidikan kita. Karena barang yang kita lihat setiap hari sendiripun, yang
berulang-ulang kejadian tidak jugalah dapat kita manusia memecahkan rahasianya., namun
memulai penciptaan (manusia) dari permulaannya, (pangkal ayat 20). Disini perintah itu
sudah lebih tegas lagi. Manusia disuruh mengembara di muka bumi. Supaya dia jangan
membeku saja tidak berfikir, tidak menyelidiki. Yang khusus di suruh memperhatikan
memperhatikan awal permulaan penciptaan awal ini sampai menjadi ilmu, dianjurkanlah
manusia supaya merenungan kemungkinan yang amat luas bagi Maha Penguasa itu. Setelah
Dia sanggup menciptakan awal permulaan kejadian menurut jalan yang mudah bagiNya,
tetapi manusia bagaimanapun pintarnya tidak dapat menciptakan seperti itu, niscaya akan
kesimpulan bahwa alam ini memang ada Penciptanya, dan pencipta itu sanggup dan mudah
saja memunculkannya kelak dalam permunculan yang lain. Ujung ayat dtutup dengan kata
tegas: “Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (ujung ayat 20).
e. Inti Kajian
Kalau manusia sudah insaf dan mengakui bahwa segala permulaan penciptaan itu
sangat teratur dan mengagumkan, meninggalkan kesan bahwa Pencipta itu memang Maha
Kuasa, maka tidaklah ada jalan lagi buat memungkiri bahwa Dia pun Maha Kuasa pula
membuat bentuk alam kelak dalam bentuk yang lain, dan mengulangi kehidupan manusia
dalam alam yang lain. Segala yang kita pandang sulit dan mustahil, bagiNya adalah perkara
mudah belaka.
3. Qs Al Baqoroh ayat 44, 171, 269
a. Qs Al Baqoroh ayat 44
á٤٤â ََاب أَفَالَ تَ ْعقِلُون َ َّأَتَأْ ُمرُونَ الن
َ اس بِ ْالبِرِّ َوتَن َسوْ نَ أَنفُ َس ُك ْم َوأَنتُ ْم تَ ْتلُونَ ْال ِكت
Artinya :“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu
melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat), maka tidaklah kamu
berpikir ?“
Mufrodat
Penjelasan
khitab ini ditujukan kepada orang-orang yang mempunyai kitab, yakni para rahib dan
pendeta . ada sebuah riwayat yang dicerirtakan oleh Ibnu Abbas , bahwa ayat ini diturunkan
yang mereka beri nasihat secara rahasia agar beriman kepada Nabi Muhammad Saw. Tetapi
Imam As-Suddi mengatakan “Mereka memerintahkan orang-orang agar taat pada Alah
swt. Dan melarang berbuat maksiat. Sedangkan mereka sendiri melakukan apa yang mereka
larang.
Yang dimaksud lupa disini adalah meninggalkan. Hal ini karena tabi’at manusia ialah
tidak akan melupakan hal yang baik atau bermanfaat untuk dirinya. Dalam hal ini, mereka
tidak akan mau didahului oleh orang lain untuk mendapatkannya didalam ayat ini sengaja
diungkapkan dengan perkataan lupa dengan tujuan mubalaghah. Sebab, mereka sudah terlalu
tidak memperhatikan terhadap apa yang seharusnya segera mereka kerjakan. Jadi, seakan –
akan ayat tersebut mengatakan.” Jika kalian yakin terhadap janji kitab atas hal-hal yang baik ,
Jelas, uslub seperti ini mengandung nilai celaan sangat tajam karena
seseorang yang tidak konsekwen dengan apa yang dikatakan, maka hal tersebut akan menjadi
á١٧١â َص ٌّم بُ ْك ٌم ُع ْم ٌي فَهُ ْم اَل يَ ْعقِلُون ُ َو َمثَ ُل الَّ ِذينَ َكفَرُوا َك َمثَ ِل الَّ ِذي يَ ْن ِع
ُ ۚ ق بِ َما اَل يَ ْس َم ُع إِاَّل ُدعَا ًء َونِدَا ًء
seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan
seruan saja. Mereka tuli, bisu dan buta, maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti.”
Penjelasan
Ibnu Abbas r.a. berkata, “Ayat ini diturunkan mengenai segerombolan kaumYahudi
ketika diajak leh Nabi Saw. masuk Islam, mereka menjawab, ‘Bahkan kami mengikuti apa
yang kami dapat dari bapak-bapak kami’. Maka Allah menurunkan ayat ini.”
Perumpamaan orang kafir yang tidak dapat melihat dan mengikuti tuntuna ajaran Allah itu,
dalam kesesatan dan kebodohan mereka bagaikan binatang yang tidak mengerti apa-apa,
hanya semata-mata mendengar suar memanggil, apakah untuk diberi makan atau untuk
dibantai, tidak mengerti.Karena degil (keras kepaa) dan fanatik bodoh, maka mereka tetap
pekak untuk mendengar hak kebenaran Allah, bisu bisu dalam seribu bahasa untuk
mengatakan yang hak bahkan buta untuk melihat segala jalan yang baik, sehingga tetap tidak
mengerti.
Artinya : “Allah menganugerahkan hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan
hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan tak ada yang dapat
Penjelasan
Allah swt memberi hikmah dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat, dan menjiwai
empunya kepada siapa saja yang dikehendaki Allah. dengan demikian, ia dapat membedakan
antara hakikat dan pulasan (palsu), disamping mudah mengetahui mengetahui antara godaan
da ilham (inspirasi).
semua yangbisa mnampung hikmah ini, adalah akal yang mampu memberi keputusan
hakikatnya secara bebas. Siapa saja yang telah dianugerahi akal seperti ini, maka ia akan
mampu membedakan antara janji Yang Maha Pengasih dan ancaman setan. Ia akan
Menurut Abdullah bin Abbas yang dimaksud dengan hikmah dalam ayat ini adalah
pengetahuan mengenai Al-Qur’an atau mengetahui apa yang terkandung didalamnya yakni
pengertian yang sangat luas. Bahkan, ayat ini juga memberi petunjuk agar menggunakan
siapa saja yang diberi taufik (pertolongan Allah) akan mengerti mengenai ilmu yang
bermanfaat ini. Ia juga akan di tuntun oleh Allah menggunakan akalnya secara sehat dan
diarahkan kejalan yang benar. Ini berarti, ia telah mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat.
berarti pula, ia mampu menundukkan kekuatan yang telah diciptakan Allah untuknya, seperti
pendengaran, penglihatan, pemikiran, rasa dan citra untuk tujuan yang bermanfaat bagi
Kemudian, ia arahkan segala sesuatunya kepada Yang Maha menciptakan, yang hanya
Dengan demikian, ia tidak akan menyerah kepada godaan setan yang membujuknya.
bahkan jiwanya akan tetap kokoh menghadapi berbagai rintangan. Sebab, ia berkeyakinan
bahwa segala sesuatu itu terjadi atas kodrat Ilahi dan kehendak-Nya. Orang seperti ini,
jiwanya akan merasa tenang, imannya tetap kokoh didalam menghadapi segala keadian dan
peristiwa zaman.
Tidak akan bisa mengambil hakikat dari ilmu pengetahuan dan bisa terpengaruh oleh
ilmu itu, hingga kehendaknya bisa dikendalikan dan tunduk pada kemauannya, melainkan
hanya orang-orang yang mempunyai akal sehat dan berjiwa luhur, yang mampu menyelami
hakikat kenyataan.
bermanfaat bagi dirinya, yang bisa membuat dirinya bahagia dalam kehidupan ini, sekaligus
bisa meniti tangga kebahagiaan ukhrawi. semoga Allah mengelompokkan kita kedalam
golongan mereka.
TAFSIR DAN AZBABUNUZUL QS.Al Ghasyiyah 17-20
AZBABUN NUZUL
Menurut Mustafa al Maraghi, Surat Al Ghasyiyah turun di Makkah setelah surat Adz-
Dzariyat sehinggga tergolong kelompok Surat Makiyah. Suguhan artikel kali ini kami ambil
dari Al Quran surat tersebut dari ayat 17 sampai 26 yang terjemahannya sebagai berikut:
"Apakah mereka tidak memperhatikan tentang unta bagaimana dijadikan? Dan tentang langit
bagaimana ditinggikan? Dan tentang gunung bagaimana ditancaplan? Dan tentang bumi
bagaimana dihamparkan? Maka peringatkanlah, sesungguhnya engkau adalah pemberi
peringatan. Engkau bukanlah penguasa. Kecuali siapa yang berpaling dan ingkar. Maka Allah
akan menyiksa mereka dengan siksaan yang besar. SeSungguhnya kepada Kami mereka akan
kembali. Kemudian sesungguhnya bagi Kami perhitungan mereka." Asbabun Nuzul, sebab
turunnya ayat tersebut yakni ayat ke 17.26 adalah ketika turun ayat tentang siksaan neraka
dan nikmat surga di awal surat Al Ghasyiyah, orang-orang kafir takjub dan menganggap aneh
hal itu maka Allah menurunkan ayat lanjutannya yang menyuruh memperhatikan benda-
benda di alam sekitar agar bisa memahami kebenaran akan akhirat nanti. At Tabrisyi
mengemukakan sebuah hadist dari Ubay bin Ka'ab bahwa Nabi Muhammad Saw.bersabda,
"Barang siapa membaca surat Al Ghasyiyah maka Allah menghisabnya dengan hisab yang
ringan."
Surat Al Ghasyiyah ini menarik untuk di simak, setelah dari ayat ke satu sampai ayat ke
16, Allah berfirman tentang wajah wajah muram dan wajah ceria di hari kiamat nanti, tentang
makanan di neraka dan kenikmatan di surga, dalam ayat ke-17 Allah berfirman tentang unta,
lalu tentang langit, kemudian tentang gunung dan ahirnya tentang daratan bumi. Setelah itu,
baru menyuruh memberi peringatan dan memastikan siksaan besar pada orang kafir serta
perhitungan bagi mereka.
Dalam surat ini Allah sengaja menyusun ayat-ayat berselang-seling antara hal-hal
akhirat 4 ayat, dunia 4 ayat, akhirat lagi. Antara alam gaib, alam nyata,alam gaib lagi. Antara
ilmu aqidah 4 ayat, ilmu alam 4ayat, ilmu aqidah lagi. Antara bumi 4ayat, langit 4ayat, bumi
lagi. Irama dengan amplitudo yang sangat kontras ini seakan menyatakan pikiran manusia
dari keadaan tertidur lelap larut dalam aktivitas sia-sia agar bangun dan menjelajahi makna
wujud segala sesuatu di sekitar. Ini adalah salah satu gaya bahasa Al Quran yang ampuh
dalam menembus hati manusia.
TAFSIR
17. Maka,tidakkah manusia merenungkan bagaimana menakjubkannya unta diciptakan oleh
allah.tidaklah mereka memperhatikan bagaimana allah menyempurnakan bentuk unta
tersebut dan memberinya bebrbagai berlebihan yang tidak dimiliki oleh hewan-hewan
lainnya?
18. Tidakkah kalian memperhatikan langit dan berfikir tentang bagaimana atap yang besar ini
bisa berdiri tegak tanpa penyangga sedikitpun dan tanpa kekurangan apapun.
19.Tidakkah mereka memperhatikan bagaimana gunung-gunung itu berdiri tegak dan
menancap di permukaan bumi dengan indahnya,hingga terlihat seakan-akan gunung itu
seperti jari-jari telunjuk yang bertasbis dan bersaksi kepada allah akan ke esa annya.
20. Tidakkah mereka memperhatikan bagaimana bumi ini diciptakan dan kemudian
dihamparkan permukaanya untuk tempat berlangsungnya hidup manusia dan makhluk-
makhluknya.