DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 4
B. Dasar Hukum ........................................................................................................ 4
C. Tujuan .................................................................................................................... 5
D. Sistematika............................................................................................................. 5
BAB II PENYUSUNAN IHPD ......................................................................................... 6
A. Lingkup Penyusunan ............................................................................................ 6
B. Bahan Penyusunan................................................................................................ 6
C. Panduan Penyusunan IHPD ................................................................................ 6
1. Kata Pengantar .................................................................................................. 6
2. Daftar Isi............................................................................................................. 7
3. Tentang BPK...................................................................................................... 7
4. Ringkasan Eksekutif ....................................................................................... 11
5. Pendahuluan .................................................................................................... 17
6. Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan ......................................................... 25
7. Hasil Pemeriksaan Kinerja ............................................................................. 32
8. Hasil Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu ............................................... 40
9. Hasil Pemantauan............................................................................................ 49
10. Lampiran .......................................................................................................... 54
11. Daftar Singkatan dan Akronim...................................................................... 54
12. Glosarium ......................................................................................................... 54
BAB III KERANGKA PENYAJIAN IHPD ................................................................. 57
BAB IV PENUTUP ......................................................................................................... 58
A. Pemberlakuan Dan Perubahan Panduan ......................................................... 58
B. Mekanisme Penyusunan IHPD .......................................................................... 58
C. Penyampaian IHPD ............................................................................................ 58
DAFTAR SINGKATAN DAN AKRONIM .................................................................. 59
A. Latar Belakang
Sambutan Anggota VI BPK dalam Pembahasan Tindak Lanjut Rekomendasi Laporan
Hasil Pemeriksaan (TLRLHP) BPK Perwakilan Wilayah Timur yang diselenggarakan
pada tanggal 14 Juli 2020, antara lain menyatakan bahwa:
“… Menindaklanjuti ketentuan tersebut BPK telah secara rutin menyampaikan
Laporan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semesteran kepada DPR dan Pemerintah, dua
kali setahun. Sejalan dengan hal tersebut, mulai semester II Tahun 2020, diharapkan
kita juga dapat menyampaikan Laporan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Keuangan
Daerah Semester I Tahun 2020 pada pemerintah daerah di wilayah Provinsi yang
bersangkutan. Laporan tersebut diharapkan mampu menjadi etalase yang
mencerminkan hasil pemeriksaan yang telah dilaksanakan oleh BPK pada semester
berkenaan pada entitas di wilayah Provinsi, sehingga masing-masing entitas dapat
melakukan evaluasi dan benchmarking di antara mereka dan menjadi media
monitoring Pemerintah Provinsi sebagai wakil pemerintah pusat di daerah atas
penatausahaan keuangan daerah pada pemerintah kota/kabupaten di wilayahnya …”
B. Dasar Hukum
Penyusunan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Daerah pada lingkungan BPK Perwakilan
Wilayah Timur dilaksanakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
berikut ini.
1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dalam
Pasal 91 Ayat (2) huruf d disebutkan bahwa:
“Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimasud pada
ayat (1) gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat mempunyai tugas melakukan
evaluasi terhadap rancangan Perda Kabupaten/Kota tentang RPJPD, RPJMD,
APBD perubahan APBD, pertanggung jawaban pelaksanaan APBD, tata ruang
daerah, pajak daerah dan retribusi daerah”;
2. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara dalam:
a. Pasal 18:
1) Ayat (1) disebutkan bahwa: “Ikhtisar hasil pemeriksaan semester
disampaikan kepada lembaga perwakilan selambat-lambatnya 3 (tiga)
bulan sesudah berakhirnya semester yang bersangkutan”;
2) Ayat (1) disebutkan bahwa: “Ikhtisar hasil pemeriksaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), disampaikan pula kepada Presiden/Gubernur/
Bupati/Walikota selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sesudah berakhirnya
semester yang bersangkutan”.
b. Penjelasan Bab Umum huruf D menyebutkan bahwa:
“BPK diharuskan menyusun ikhtisar hasil pemeriksaan yang dilakukan
selama 1 (satu) semester. Ikhtisar dimaksud disampaikan kepada
DPR/DPD/DPRD sesuai dengan kewenangannya, dan kepada Presiden serta
A. Lingkup Penyusunan
1. IHPD disusun untuk kurun waktu selama satu tahun periode pemeriksaan;
2. IHPD disampaikan kepada Kepala Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota) dan DPRD
sesuai kewenangannya;
3. IHPD berisi ikhtisar LHP untuk semua entitas pemeriksaan selama satu tahun dan
atas LHP yang telah disampaikan kepada DPRD dan Kepala Daerah; dan
4. IHPD disampaikan kepada DPRD dan Kepala Daerah pada saat penyerahan LKPD
unaudited oleh Pemerintah Daerah kepada BPK untuk diperiksa.
B. Bahan Penyusunan
Bahan berupa data dan informasi uang diperlukan untuk menyusun IHPD antara lain
bersumber dari:
1. Matrik Temuan LHP Semester I dan Semester II yang telah dievaluasi dan dibahas
oleh Direktorat EPP. Jika Matrik Temuan LHP Semester II belum dievaluasi dan
dibahas oleh Direktorat EPP, maka data yang digunakan adalah Matrik Temuan
LHP yang disampaikan ke Direktorat EPP;
2. Laporan Hasil Pemeriksaan yang diterbitkan selama satu tahun, baik Laporan Hasil
Pemeriksaan Keuangan, Pemeriksaan Kinerja, dan Pemeriksaan Dengan Tujuan
Tertentu. Jika ada Laporan Hasil Pemeriksaan Investigatif dan Laporan
Perhitungan Kerugian Negara/Daerah tidak perlu dimasukkan sebagai bahan
penyusunan IHPD;
3. Laporan Hasil Pemantauan Penyelesaian Kerugian Daerah Semester I dan
Semester II;
4. Laporan Hasil Pemantauan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan
Semester I dan Semester II; dan
5. Bahan dari Sumber Lain yang Relevan, seperti Provinsi/Kabupaten/Kota Dalam
Angka yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik, dan bahan lainnya.
C. Panduan Penyusunan IHPD
Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Daerah yang disusun oleh BPK Perwakilan Wilayah
Timur, minimal berisi bagian-bagian sebagai berikut:
1. Kata Pengantar
Kata pengantar disusun oleh Kepala Perwakilan yang didalamnya memuat maksud
dan tujuan, serta harapan diterbitkannya IHPD. Contoh ilustrasi kata pengantar
sebagai berikut:
KATA PENGANTAR
[nama]
2. Daftar Isi
Bagian ini berisi Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Grafik, Daftar Gambar, dan Daftar
Lampiran
3. Tentang BPK
Bagian ini menjelaskan profil singkat BPK wide dan BPK Perwakilan. Profil dapat
disajikan dalam satu halaman ilustrasi (one page), jika memungkinkan, berupa
gambar/tabel/chart/ lainya yang memuat informasi terkait:
a. BPK Wide, disajikan informasi sebagai berikut:
• Dasar hukum
• Visi dan Misi BPK
• Tujuan Strategis dan Sasaran Strategis BPK
• Arah Kebijakan BPK
• Pembagian Tugas dan Wewenang BPK (dibatasi dengan cukup
menjelaskan wewenang Anggota VI)
Jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP), Temuan, dan Rekomendasi Tahun 2020
Selama tahun 2020, kami melaksanakan 29
kegiatan pemeriksaan yang meliputi 11
pemeriksaan atas laporan keuangan
pemerintah daerah (LKPD), 6 pemeriksaan
kinerja dan 12 pemeriksaan dengan tujuan
tertentu yang terdiri dari 1 pemeriksaan
kepatuhan Pengelolaan Pendapatan Asli
Daerah dan 11 pemeriksaan kepatuhan atas pertanggungjawaban dana bantuan partai politik. Dari
pemeriksaan tersebut kami menerbitkan 18 LHP, yang secara keseluruhan mengungkapkan 217 temuan dan
dengan 463 rekomendasi.
Permasalahan
Dari 18 LHP yang diterbitkan untuk kegiatan pemeriksaan Tahun 2019, kami mengungkapkan setidaknya
280 permasalahan yang secara garis besar dibagi dalam dua kategori, yakni 1) permasalahan kepatuhan, dan
2) permasalahan kinerja. Masalah ketidakpatuhan sebanyak 249 masalah, terdiri dari 145 masalah
ketidakpatuhan yang berdampak finansial (kerugian, potensi kerugian atau kekurangan penerimaan) bernilai
Rp56,63milyar, 38 masalah ketidakpatuhan penyimpangan administrasi, dan 66 masalah kelemahan
pengendalian internal. Sedangkan masalah kinerja berjumlah 41 masalah, seluruhannya merupakan masalah
dalam kategori ketidakefektifan.
Pemeriksaan Keuangan
Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan kinerja bidang pendidikan dilakukan pada dua entitas yaitu Pemerintah Provinsi Maluku Utara
dan Pemkab Halmahera Tengah, dengan fokus kualitas pembelajaran dalam rangka mewujudkan wajib
belajar 12 tahun. Masalah signifikan yang ditemukan adalah kelemahan proses validasi data dan informasi
yang digunakan untuk menjalankan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, dan penerapan pembelajaran yang
belum sepenuhnya sesuai Kurikulum 2013. Oleh karena itu, kami mendorong instansi terkait melakukan
koordinasi, pengawasan dan evaluasi yang dapat memastikan sistem penjaminan mutu pendidikan berjalan
efektif dalam mewujudkan program Wajib Belajar 12 Tahun.
Pemeriksaan kinerja bidang kesehatan dilakukan pada dua entitas yaitu Pemerintah Kabupaten Morotai dan
Kabupaten Kepulauan Sula dengan fokus pada penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Kami
mengidentifikasi pemanfaatan dana kapitasi yang tidak disertai pertimbangan skala prioritas, dan
pemanfaatan DAK Bidang Kesehatan yang belum tepat sasaran. Oleh karena itu, kami merekomendasikan
adanya sosialisasi tentang perencanaan dan penggunaan dana kapitasi secara menyeluruh kepada para
pengelola dana kapitasi, dan evaluasi dan koordinasi berkala dengan para pengelola DAK Bidang Kesehatan
untuk memastikan terpenuhinya target kinerja pelayanan kesehatan.
Pemeriksaan kinerja PFM dilakukan pada Pemerintah Kabupaten Halmahera Timur dengan fokus pada
reformasi keuangan negara. Kami mendapati bahwa program/kegiatan pemda masih belum memberikan
prioritas yang semestinya kepada sektor-sektor yang dapat mendorong peningkatan pembangunan manusia.
Untuk itu kami merekomendasikan kepada pemda bersangukutan untuk selektif dalam menentukan prioritas
program pembangunan dengan mendasarkan kriteria yang semestinya.
Sedangkan pada pemeriksaan kinerja penyelenggaraan pemilu pada Pemerintah Kota Ternate, kami
menyoroti tidak cukup efektifnya kinerja penyelenggara pemilu terkait pemutakhiran data pemilih dan juga
perencanaan serta pendistribusian logistik pemilu, sehingga kami sarankan kepada penyelenggara pemilu di
daerah untuk melakukan pengendalian dan pengawasan yang semestinya pada proses pemutakhiran data
pemilih dan urusan logistik di daerah bersangkutan.
Hasil pemeriksaan kepatuhan atas pengelolaan PAD menunjukkan permasalahan signifikan berupa
tunggakan pajak daerah (hotel, restoran, reklame dan hiburan serta pajak mineral bukan logam) dan hasil
penerimaan retribusi pasar yang tidak disetorkan ke kas daerah dalam jumlah sebesar Rp1,082juta.
Sehubungan dengan hal tersebut kami mendorong untuk dilakukan pengendalian dan pengawasan intensif
pada kegiatan pemungutan pajak dan retribusi daerah terkait. Selain itu, dilakukan penagihan kepada
penunggak pajak daerah serta meminta pertanggungjawaban berupa penyetoran ke kas daerah, sebagai
upaya pemulihan atas hak daerah. Selain itu, pemeriksaan dengan tujuan tertentu juga dilakukan terhadap
109 laporan pertanggungjawaban penggunaan dana bantuan partai politik.
Pelaksanaan dan hasil pemeriksaan yang kami lakukan sepanjang Tahun 2020, yang kesemuanya merupakan
bagian dari upaya pencapaian visi BPK ‘Menjadi Lembaga Pemeriksa Tepercaya yang Berperan Aktif
dalam Mewujudkan Tata Kelola Keuangan Negara yang Berkualitas dan Bermanfaat untuk Mencapai
Tujuan Negara’, yang dengannya kualitas dan manfaat dari hasil pemeriksaan kami akan berdampak pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia, khususnya di Provinsi Maluku Utara.
BAB I PENDAHULUAN
--------------------Infografis Pendahuluan------------------------
6. Inflasi
Selain ditinjau dari pertumbuhan ekonomi, perekonomian Nasional, Provinsi Bali dan
Kabupaten/Kota se Provinsi Bali dapat dilihat melalui tingkat inflasi yang terjadi. Inflasi merupakan
salah satu indikator ekonomi yang mengukur fluktuasi harga beberapa komoditas pokok yang
menyangkut kebutuhan hidup masyarakat. Inflasi yang terlalu tinggi merupakan gejala buruk bagi
suatu perekonomian namun apabila besaran inflasi dapat dikendalikan melalui berbagai kebijakan
harga serta distribusi barang dan jasa maka inflasi dapat menjadi pendorong bagi pembangunan.
Sesuai dengan data pada Badan Pusat Statistik Nasional, Provinsi Bali dan Kabupaten/Kota se-
Provinsi Bali, tingkat inflasiTahun 2020 sebagai berikut.
2. LRA
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) adalah laporan yang menyajikan informasi realisasi pendapatan,
belanja, transfer, surplus/defisit, pembiayaan, dan sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran, yang
masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode. Berikut LRA TA 2019
Pemerintah Daerah se-Provinsi Bali.
3. Kemandirian Fiskal
Reviu atas kemandirian fiskal daerah merupakan salah satu bentuk evaluasi atas transparansi dan
akuntabilitas pemda dalam melakukan pengelolaan keuangan daerah. Reviu atas Kemandirian fiskal
tahun 2019 dilaksanakan dengan metode reviu melalui perhitungan Indeks Kemandirian Fiskal
(IKF) setiap pemda. Adapun hasil reviu atas kemandirian fiskal tersebut tergambar dalam tabel di
bawah ini:
Dari table di atas diketahui bahwa kesenjangan kemandirian fiskal antar daerah di Provinsi Bali
sangat tinggi/tinggi/merata. Hal ini ditunjukkan dengan perbedaan IKF yang mencolok/tdk
mencolok antara IKF tertinggi pemkab/kota….. dengan IKF terendah pemkab/Kota…. di provinsi
Bali.
C. BUMD
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di wilayah Provinsi Bali terdiri dari Bank, PDAM, Bank
Perkreditan Rakyat, dan lainnya dengan jumlah masing-masing sebagai berikut:
D. BLUD
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di wilayah Provinsi Bali terdiri dari Rumah Sakit Umum
Daerah dan puskesmas dengan jumlah masing-masing sebagai berikut:
Penyajian dilakukan per klasifikasi temuan sesuai juknis kodering bukan per
entitas pemeriksaan, yaitu:
1) Permasalahan yang signifikan atau pertimbangan lain terkait kelemahan
SPI berdasarkan Matrik Temuan LHP, dapat disajikan seperti contoh
berikut.
Jumlah
Permasalahan
Pemda
Kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan
a. Pencatatan belum disajikan atau tidak akurat
- Persediaan obat dan barang habis pakai (BHP) alat kesehatan 2
belum disajikan dalam neraca
- Kartu persediaan benda berharga antara lain beruap karcis tidak 1
pernah dimutakhirkan dan atas yang bereda tidak dilaporkan
- Kapitalisasi aset tetap belum disajikan pada aset induk 5
b. Dll
- dll
- dll
Penyajian dilakukan per klasifikasi temuan sesuai juknis kodering bukan per
entitas pemeriksaan yaitu:
1) Permasalahan yang signifikan atau pertimbangan lain terkait kepatuhan
berdasarkan Matrik Temuan LHP, dapat disajikan seperti contoh berikut.
A. Opini
Pemeriksaan Keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan. Pemeriksaan atas laporan keuangan
dilakukan oleh BPK dalam rangka memberikan pernyataan opini tentang tingkat kewajaran informasi
yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah. Tujuan pemeriksaan keuangan adalah untuk
memperoleh keyakinan memadai sehingga Pemeriksa mampu memberikan opini bahwa laporan
keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, atas kesesuaian dengan standar
akuntansi, kecukupan pengungkapan, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan
efektivitas sistem pengendalian intern. Dalam pemeriksaan atas laporan keuangan, BPK juga dapat
menggunakan akuntan publik yang untuk dan atas nama BPK.
Opini merupakan pernyataan profesional Pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang
disajikan dalam laporan keuangan. Pemberian opini didasarkan pada kriteria: (i) kesesuaian dengan
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), (ii) kecukupan pengungkapan (adequate disclosures), (iii)
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan (iv) efektivitas SPI. Terdapat 4 (empat) jenis
opini yang dapat diberikan oleh Pemeriksa, yakni (i) opini Wajar Tanpa Pengecualian (unqualified
opinion), (ii) opini Wajar Dengan Pengecualian (qualified opinion), (iii) opini Tidak Wajar (adversed
opinion), dan (iv) opini Tidak Menyatakan Pendapat (disclaimer of opinion).
Hasil pemeriksaan atas LKPD TA 2019 pada pemerintah daerah se-provinsi Papua diketahui bahwa 19
entitas memperoleh opini WTP, 8 entitas memperoleh opini WDP, dan 3 entitas memperoleh opini
TMP. Perkembangan opini atas laporan keuangan pemerintah daerah se-Provinsi Papua tanggal 31
Desember 2019 disajikan pada Tabel berikut.
Terhadap pemberian opini WDP dan TMP, BPK menemukan permasalahan yang bernilai dampak
material sehingga memengaruhi kewajaran penyajian atas laporan keuangan, yaitu pada akun belanja
pegawai, belanja barang, belanja modal, belanja bantuan sosial, kas di bendahara pengeluaran, dan aset
tetap. Akun-akun tersebut disajikan tidak sesuai dengan SAP dan/atau tidak didukung dengan bukti
yang cukup dan tepat.
Sebagai akibatnya terhadap permasalahan yang bernilai dampak signifikan atau material, BPK tidak
dapat menentukan apakah diperlukan penyesuaian terhadap penyajian angka tersebut yang disajikan
dalam laporan keuangan. Permasalahan tersebut disebabkan antara lain (i) para kepala daerah tidak
menetapkan PPK dan PPTK serta belum menganggap penting pemisahan fungsi bendahara pengeluaran,
(ii) kepala OPD terkait tidak optimal dalam merencanakan dan mengawasi pelaksanan anggaran dan
kegiatan pada satuan kerjanya, dan (iii) PPK maupun pelaksana kegiatan tidak cermat dalam
melaksanakan tugasnya. Atas permasalahan tersebut, kepala daerah menyatakan akan menindaklanjuti
temuan sesuai ketentuan.
BPK telah merekomendasikan kepada para kepala daerah antara lain agar (i) menarik kendaraan dinas
yang dikuasai mantan pejabat dan pensiunan untuk selanjutnya digunakan dalam operasional
pemerintahan, (ii) memerintahkan kepala OPD terkait untuk melakukan perbaikan dan penertiban
penatausahaan barang persediaan dan aset tetap, dan (iii) menginstruksikan pelaksana kegiatan dan/atau
Sebagai akibatnya terhadap permasalahan yang bernilai dampak signifikan atau material, BPK tidak
dapat menentukan apakah diperlukan penyesuaian terhadap penyajian angka tersebut yang disajikan
dalam laporan keuangan. Permasalahan tersebut disebabkan antara lain (i) para kepala daerah tidak
menetapkan keputusan terkait langkah-langkah pengamanan akhir tahun atas pengendalian kas dan
realisasi belanja yang melampaui kemajuan fisik pekerjaan, (ii) kepala OPD terkait tidak optimal dalam
mengawasi pelaksanan anggaran dan kegiatan pada satuan kerjanya, (iii) PPK maupun pelaksana
kegiatan tidak cermat dalam melaksanakan tugasnya, dan (iv) belum dibentuk TPP tambahan
penghasilan ASN pemda. Atas permasalahan tersebut, kepala daerah menyatakan akan menindaklanjuti
temuan sesuai ketentuan.
BPK telah merekomendasikan kepada para kepala daerah antara lain agar memerintahkan: (i) kepala
OPD terkait untuk menginstruksikan PPK masing-masing OPD terkait untuk memroses penyetoran ke
Kas Daerah atas kelebihan pembayaran dari pencairan realisasi belanja yang melebihi nilai prestasi fisik
sebesar Rp85.780,00 juta dan dari kekurangan volume sebesar Rp104.290,00 juta, memroses pengenaan
dan pemungutan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan sebesar Rp10.265,00 juta, dan memroses
perpanjangan berlakunya jaminan pelaksanaan, dan (ii) memerintahkan Kepala Badan Kepegawaian
Daerah untuk melakukan koordinasi dan rekonsiliasi dengan PT Taspen guna memroses kelebihan
pembayaran gaji dan tunjangan kepada pensiunan sebesar Rp7.375,00 juta, serta (iii) membentuk TPP
tambahan penghasilan ASN untuk melaksanakan tahapan proses persetujuan dari Menteri Dalam
Negeri.
Atas permasalahan ketidakpatuhan tersebut, selama proses pemeriksaan, entitas yang diperiksa telah
menindaklanjuti dengan menyerahkan aset atau menyetorkan uang ke Kas Daerah sebesar Rp50.045,00
juta.
Pemeriksaan kinerja adalah suatu jenis pemeriksaan dengan tujuan untuk memberikan kesimpulan atas
aspek ekonomi, efisiensi dan/atau efektivitas pengelolaan keuangan negara, serta memberikan rekomendasi
untuk memperbaiki aspek tersebut
Pada Semester II Tahun 2019 BPK Perwakilan Provinsi Bali telah menyampaikan hasil pemeriksaan kinerja
3 objek pemeriksaan tematik nasional dan 1 objek pemeriksaan tematik lokal sebagai berikut.
A. Tematik Nasional
1. Peningkatan Kualitas Pembelajaran melalui Penguatan Penjaminan Mutu Pendidikan dan
Implementasi Kurikulum 2013 dalam Mewujudkan Terselenggaranya Wajib Belajar 12 Tahun pada
Provinsi Bali dan Kabupaten Klungkung
Tujuan pemeriksaan adalah untuk menilai efektivitas upaya Pemerintah Provinsi Bali dan
Kabupaten Klungkung dalam peningkatan kualitas pembelajaran melalui penguatan penjaminan
mutu pendidikan dan implementasi Kurikulum 2013 dalam mewujudkan terselenggaranya Wajib
Belajar 12 Tahun dengan hasil pemeriksaan sebagi berikut.
Secara lebih rinci masing-masing temuan pemeriksaan signifikan dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Pemerintah Provinsi Bali dan Kabupaten Klungkung belum menjalankan siklus penjaminan
mutu pendidikan berdasarkan data dan informasi yang valid.
Dalam rangka menunjang penjaminan mutu pendidikan telah dibentuk sistem aplikasi
Penjaminan Mutu Pendidikan (PMP) yang mengintegrasikan seluruh data dan informasi terkait
hasil pendidikan, isi pendidikan, proses pendidikan, penilaian pendidikan, guru dan tenaga
kependidikan, sarana prasarana pendidikan, pembiayaan pendidikan dan pengelolaan
pendidikan.
Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya beberapa kelemahan yang menyebabkan data dan
informasi yang termuat dalam aplikasi PMP tidak valid antara lain (a) satuan pendidikan belum
sepenuhnya memahami cara menyajikan potret sekolah atas capaian standar pendidikan dalam
instrumen penjaminan mutu, dan (b) Dinas Pendidikan melalui pengawas sekolah belum
optimal melakukan validasi isian penjaminan mutu secara akurat dan sesuai kondisi riil satuan
pendidikan.
2. Efektivitas Pengelolaan Dana Bidang Kesehatan dalam Mendukung Pelayanan Kesehatan Dasar
pada Pemerintah Kabupaten Buleleng
Pemeriksaan kinerja ini bertujuan untuk menilai efektivitas pengelolaan dana bidang kesehatan
dalam mendukung pelayanan kesehatan dasar Tahun 2018 dan Semester I Tahun2019 pada
Pemerintah Kabupaten Buleleng yang meliputi kegiatan: (a) pengelolan dana kapitasi, (b)
pengelolaan DAK Bidang Kesehatan, (c) pengelolaan dana bidang kesehatan lainnya (selain dana
kapitasi dan DAK Bidang Kesehatan) dalam APBD, dan (d) pengelolaan dropping barang dari
APBN dan APBD Provinsi serta penempatan tenaga kesehatan (Nusantara Sehat) dengan hasil
pemeriksaan sebagai berikut.
Secara lebih rinci masing-masing temuan pemeriksaan signifikan dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Rencana Pemanfaatan Dana Kapitasi untuk Mendukung Pelayanan Kesehatan Dasar Belum
Sepenuhnya Mempertimbangkan Ketersediaan Sumber Daya dan Kebutuhan Puskesmas. Hal
ini terlihat dari beberapa hal sevagai berikut.
1) Bendahara JKN memiliki rangkap tugas sebagai pemegang program dan juga menjadi
pejabat fungsional. Tugas sebagai bendahara JKN merupakan tugas tambahan, sehingga
yang diprioritaskan adalah pelayanan kesehatan di puskesmas. Oleh karena perangkapan
Hasil pemeriksaan BPK menunjukkan beberapa permasalahan yang perlu diperbaiki dan
diperhatikan yaitu sebagai berikut:
a. Transparansi Keuangan Publik
B. Tematik Lokal
1. Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan
Administrasi kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan
dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan
informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan
pembangunan sektor lain. Administrasi kependudukan sebagai suatu sistem diharapkan dapat
memberikan pemenuhan atas hak-hak administratif penduduk dalam pelayanan publik serta
memberikan perlindungan yang berkenaan dengan penerbitan dokumen kependudukan tanpa ada
perlakuan yang diskriminatif melalui peran aktif pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Capaian hasil atas penyelengaraan administrasi kependudukan dilihat dari dua perspektif, mencakup
penyelenggaraan kegiatan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil, serta pemanfaatan data.
Kedua hal tersebut diyakini merupakan faktor yang memberikan pengaruh signifikan terhadap
keberhasilan pemerintah dalam menyelenggarakan administrasi kependudukan.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai efektivitas penyelenggaraan administrasi kependudukan
yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka mewujudkan ketersediaan data dan informasi
Ilustrasi dalam uraian berupa grafik/chart/tabel yang berisi informasi jumlah LHP,
jumlah temuan dan permasalahan berdasarkan Matrik Temuan LHP. Penyajian
dilakukan per klasifikasi temuan/tema sesuai juknis kodering (misalnya temuan
SPI dan temuan kepatuhan) bukan per entitas pemeriksaan, yaitu berdasarkan
Kluster LHP berdasarkan TSAO, seperti tema Pendidikan, Kesehatan, Tata Kelola
dan Reformasi Birokrasi, Kualitas Layanan Publik, dan sebagainya. Penyajian
untuk masing-masing tematik dilengkapi dengan tujuan pemeriksaan. Nilai yang
ditampilkan dalam infografis disajikan dalam jutaan rupiah.
Penyajian diklasifikasikan ke dalam dua kelompok obyek PDTT yaitu:
a. Obyek PDTT Tematik dan Non Tematik, minimal berisi informasi:
Simpulan, Permasalahan signifikan/pertimbangan lain, Akibat, Sebab,
Tanggapan dan Rekomendasi secara umum dan dapat ditambahkan Ilustrasi
berupa grafik/chart/table, dan lain-lain. Temuan signifikan adalah temuan
pemeriksaan yang menjadi dasar untuk merumuskan kesimpulan. Jika
kesimpulannya adalah sesuai kriteria, maka pemilihan temuan signifikan yang
akan disajikan dalam IHPD diserahkan kepada pertimbangan masing-masing
BPK Perwakilan, misalnya yang menjadi perhatian masyarakat dan nilainya
signifikan.
Jika kesimpulan atas hasil pemeriksaan DTT berbeda-beda maka disajikan
secara umum, diikuti dengan ringkasan temuan-temuan signifikan yang
menjadi dasar pemberian kesimpulan (jika kesimpulannya selain ‘sesuai
dengan kriteria’).
Jika masing-masing tema pemeriksaan hanya terdapat satu entitas
pemeriksaan, maka dapat disajikan untuk masing-masing tema pemeriksaan
berupa temuan signifikan yang dapat diambil menjadi lesson learned untuk
tingkat pemerintah daerah di wilayah provinsi.
Informasi tambahan
Jika diperlukan dapat ditambahkan penyajian terkait:
1) penyetoran ke kas daerah sebagai tindak lanjut atas TP pada saat
pelaksanaan pemeriksaan; dan
Simpulan Jumlah
Pemda Sesuai Tidak
Tidak
Sesuai dengan Memberikan
Sesuai
Pengecualian Simpulan
Prov
Kota A
Kota B
Kabupaten C
Kabupaten D
Kabupaten E
A. Tematik Nasional
Pada Semester II Tahun 2019 BPK Perwakilan Provinsi Bali telah menyampaikan hasil pemeriksaan
atas pengelolaan Dana Desa dilakukan terhadap 2 entitas pada 2 pemerintah daerah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan atas Kepatuhan Pelaksanaan Kegiatan Dana Desa Tahun Anggaran 2018 dan 2019 (sd
Semester I) pada Pemerintah Kabupaten Bangli.
2. Pemeriksaan atas Kepatuhan Pelaksanaan Kegiatan Dana Desa Tahun Anggaran 2018 dan 2019 (sd
Semester I) pada Pemerintah Kabupaten Badung.
Tujuan pemeriksaan yang dilaksanakan adalah untuk menilai kepatuhan pengelolaan kegiatan dana
desa Tahun 2018 dan 2019.
Hasil pemeriksaan atas pengelolaan Dana Desa pada 2 pemerintah daerah mengungkapkan 21 temuan
meliputi 13 kelemahan sistem pengendalian intern, 2 permasalahan ketidakpatuhan terhadap ketentuan
peraturan perundang-undangan sebesar Rp825.531.005,73 dan 8 permasalahan ekonomis, efisiensi, dan
efektivitas (3E). Beberapa permasalahan yang perlu mendapat perhatian yaitu:
B. Tematik Lokal
Pada Semester II Tahun 2019 BPK Perwakilan Provinsi Bali telah menyampaikan hasil pemeriksaan
atas pemeriksaan tematik lokal yaitu pengelolaan PAD pada 2 entitas dan Pengelolaan Bank
Pemerintah Daerah (BPD) pada 1 entitas dengan urain sebagai berikut:
1. Pengelolaan PAD
Pemeriksaan atas Pendapatan Asli Daerah (PAD) dilakukan terhadap 2 objek pemeriksaan yaitu:
a. Pemeriksaan Kepatuhan atas Pengelolaan Pendapatan Asli Daerah TA 2018 dan 2019 (sd 31
Agustus 2019) pada Pemerintah Kabupaten Badung.
b. Pemeriksaan Kepatuhan atas Pengelolaan Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan dan
Pajak Air Tanah Tahun Anggaran 2018 dan 2019 (sd 31 Agustus 2019) pada Pemerintah
Kabupaten Gianyar.
Tujuan pemeriksaan kepatuhan atas pengelolaan PAD TA 2019 (sd 31 Agustus 2019) untuk
menilai apakah pengelolaan PAD telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Hasil pemeriksaan atas pengelolaan pendapatan daerah pada 2 pemerintah daerah
mengungkapkan 15 temuan dengan 19 permasalahan yang meliputi 13 kelemahan sistem
pengendalian intern, 5 permasalahan ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-
undangan sebesar Rp56.772.959.701,01, dan 1 permasalahan 3E. Beberapa permasalahan yang
perlu mendapat perhatian yaitu:
Dari tabel tersebut terdapat permasalahan signifikan dengan uraian sebagai berikut:
a. Kegiatan Pemungutan Dan Pemeriksaan Pajak Dengan Sistem Self Assessment Belum
Memadai
Kegiatan pemungutan dan pemeriksaan pajak dengan sistem self assessment pada
Bapenda/Pasedahan Agung Kabupaten Badung menunjukkan permasalahan sebagai berikut: 1)
terdapat WP hotel, restoran, hiburan, dan/atau parkir yang kurang dalam menghitung,
melaporkan, dan membayarkan pajak terutang sesuai ketentuan, 2) pemungutan pajak hiburan
insidentil belum memadai, dan 3) pemeriksaan pajak belum mengoptimalkan pemanfaatan
data/informasi hasil perekaman sistem/alat yang terpasang pada WP. Kondisi tersebut tidak
Dari tabel tersebut terdapat permasalahan signifikan dengan uraian sebagai berikut:
a. Agunan atas Fasilitas Kredit kepada PT DKP Digunakan untuk Usaha Tanpa Persetujuan Bank
Kredit yang diberikan oleh Bank mengandung risiko, sehingga dalam pelaksanaannya Bank
harus memperhatikan azas-azas perkreditan yang sehat. Jaminan/agunan adalah hak dan
penguasaan atas barang bergerak maupun tidak bergerak baik berwujud maupun tidak berwujud
Tabel di atas menunjukkan bahwa Pemda se-Provinsi Bali telah memberikan bantuan kepada 69 partai
politik yang berada di wilayahnya masing-masing total sebesar Rp10.021.923,00 dan semuanya telah
menyampaikan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) untuk diperiksa oleh BPK. Dari 69 LPJ tersebut,
BPK berkesimpulan 44 LPJ sesuai dengan kriteria yang berlaku, 23 LPJ sesuai dengan pengecualian,
satu LPJ tidak sesuai dengan kriterian yang berlaku, dan satu LPJ tidak memberikan simpulan. Secara
umum, LPJ dengan simpulan SDP disebabkan bukti yang tidak lengkap dan sah, serta belanja yang
tidak sesuai prioritas.
Badan Pemeriksa Keuangan berdasarkan Undang-undang (UU) Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, UU Nomor 15 Tahun 2006 tentang
Badan Pemeriksa Keuangan dan Peraturan BPK Nomor 3 Tahun 2007 tentang Tata Cara Penyelesaian Ganti
Kerugian Negara/Daerah, berwenang melakukan pemantauan atas tindak lanjut rekomendasi Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP) serta pemantauan atas penyelesaian kerugian negara/daerah.
Rekomendasi adalah saran dari pemeriksa berdasarkan hasil pemeriksaannya yang ditujukan kepada
orang dan/atau badan yang berwenang untuk melakukan tindakan dan/atau perbaikan. UU Nomor 15 Tahun
2004 menyatakan secara tegas bahwa pejabat wajib menindaklanjuti rekomendasi dalam LHP dan wajib
memberikan jawaban atau penjelasan kepada BPK tentang tindak lanjut atas rekomendasi tersebut. Pejabat
yang diketahui tidak melaksanakan kewajiban menindaklanjuti rekomendasi hasil pemeriksaan BPK dapat
dikenakan sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
kepegawaian dan/atau sanksi pidana. Jawaban atau penjelasan tentang tindak lanjut rekomendasi
disampaikan oleh pejabat yang diperiksa dan/atau pejabat yang bertanggung jawab kepada BPK.
Selanjutnya BPK menelaah jawaban tersebut untuk menentukan apakah jawaban/penjelasan pejabat
tersebut telah dilakukan sesuai dengan rekomendasi BPK. Menurut Peraturan BPK Nomor 2 Tahun 2017
tentang Pemantauan Pelaksanaan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan BPK, status tindak lanjut
diklasifikasikan kedalam 4 kategori yaitu:1) tindak lanjut telah sesuai dengan rekomendasi; 2) tindak lanjut
belum sesuai dengan rekomendasi; 3) rekomendasi belum ditindaklanjuti; dan 4) rekomendasi tidak dapat
ditindaklanjuti.
Sejak tanggal 6 Januari 2017, BPK secara bertahap telah menerapkan Sistem Informasi Pemantauan
Tindak Lanjut (SIPTL). Sistem ini dapat dimanfaatkan oleh entitas untuk menyampaikan dokumen bukti
pendukung pelaksanaan tindak lanjut atas rekomendasi hasil pemeriksaan BPK secara lebih cepat dan
terdokumentasi dengan baik. Bagi BPK, aplikasi SIPTL ini diharapkan dapat mempercepat proses penetapan
status rekomendasi. Selain itu, penggunaan aplikasi SIPTL ini dapat menghasilkan data TLRHP yang lebih
mutakhir, akurat, dan informatif.
Belum Ditindaklanjuti
521 rekomendasi
Rp7.454.512.622,55
Tabel XX. Kasus Kerugian Daerah Yang Telah Mempunyai Kekuatan Hukum Tetap
Melalui Surat Ketetapan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM)
12. Glosarium
Bagian ini memuat definisi yang dibutuhkan terkait dengan penyajian suatu istilah
dalam Bab II agar para pembaca dapat memahami makna yang terkandung di
dalamnya. Glosarium disajikan sesuai kebutuhan.
Contoh ilustrasi penyajian Glosarium sebagai berikut:
GLOSARIUM
A
Akurat Ketepatan bukti yang digunakan dalam pemeriksaan.
Anggota Tim Peran yang dimiliki Pemeriksa dengan tugas melaksanakan
Pemeriksaan pemeriksaan dan bertanggung jawab kepada Ketua Tim.
B
Badan Sebutan untuk BPK-RI yang terdiri dari Ketua, Wakil Ketua dan
Anggota BPK.
D
DEP Database Entitas Pemeriksaan; merupakan kumpulan data terkait
entitas yang menjadi objek pemeriksaan.
E
Entitas Pemeriksaan Unit organisasi yang menjadi objek pemeriksaan BPK.
H
Harapan Penugasan Keinginan dari yang memberi tugas, dhi. PTP, terhadap
pelaksanaan tugas pemeriksaan.
Hasil Pemeriksaan Produk dari pelaksanaan tugas pemeriksaan yang terdiri dari LHP
dan IHPS.
I
IHPS Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester; dokumen yang disusun yang
memuat ringkasan mengenai hasil pemeriksaan yang signifikan,
hasil pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan,
dan hasil pemantauan penyelesaian pengenaan ganti kerugian
negara/daerah dalam satu semester.
J
Jabatan Fungsional Jabatan yang mempunyai lingkup, tugas, tanggung jawab, dan
Pemeriksa wewenang untuk melakukan pemeriksaan pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara yang diduduki oleh (JFP)
Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan BPK
Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Daerah disajikan dengan struktur atau kerangka penyajian
sebagai berikut:
1. Halaman Sampul
2. Kata Pengantar
3. Daftar Isi
4. Tentang BPK
5. Ringkasan Eksekutif
6. Bab I Pendahuluan
7. Bab II Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan
8. Bab III Hasil Pemeriksaan Kinerja
9. Bab IV Hasil Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
10. Bab V Hasil Pemantauan
11. Lampiran-lampiran
12. Daftar Singkatan dan Akronim
13. Glosarium
F. Penyampaian IHPD
IHPD disampaikan kepada lembaga perwakilan (DPRD) dan Kepala Daerah
(Gubernur, Bupati, dan Walikota) selambat-lambatnya pada saat penyerahan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) unaudited. IHPD yang telah disampaikan
kepada lembaga perwakilan dan kepala daerah, juga disampaikan kepada Tortama KN
VI. Jika kondisi tidak memungkinkan penyerahan secara langsung (tatap muka/luring)
dikarenakan adanya wabah pandemi atau keadaan kahar lainnya, penyerahan IHPD
dilakukan secara daring (online) atau melalui media lainnya.
A
APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
B
BLUD Badan Layanan Umum Daerah
BPK Badan Pemeriksa Keuangan
BPS Badan Pusat Statistik
BUMD Badan Usaha Milik Daerah
D
DPD Dewan Perwakilan Daerah
DPR Dewan Perwakilan Rakyat
DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
E
EPP Evaluasi dan Pelaporan Pemeriksaan
I
IE Indikator Ekonomi
IHPS Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semesteran
IPM Indeks Pembangunan Manusia
L
LHP Laporan Hasil Pemeriksaan
LKPD Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
LPJ Laporan Pertanggungjawaban
LRA Laporan Realisasi Anggaran
O
OPD Organisasi Perangkat Daerah
P
PAD Pendapatan Asli Daerah
PDRB Pendapatan Domestik Regional Bruto
PDTT Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
Perda Peraturan Daerah
R
RPJMD Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah