Pedoman Penggunaan Implan Bedah
Pedoman Penggunaan Implan Bedah
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kamar operasi adalah suatu unit khusus di Rumah Sakit, tempat untuk melakukan tindakan
pembedahan, baik elektif maupun cito, yang membutuhkan keadaan steril. Banyak tindakan bedah
yang menggunakan Implan prostetik antara lain panggul, lutut, pacu jantung, pompa insulin.
Tindakan pembedahan seperti ini mengharuskan tindakan rutin yang dimodifikasi dengan
mempertimbangkan factor-faktor tertentu.
Peraltan kesehatan merupakan salah satu factor penting dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan, baik di Rumah Sakit maupun di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Guna mencapai
kondisi maupun fungsi pengelolaan yang baik serta dapat mendukung pelayanan kesehatan maka
perlu adanya asuhan pasien operasi yang menggunakan implant dengan memperhatikan dan
mempertimbangkan hal-hal khusus tentang tindakan yang dimodifikasi.
2. Tujuan
a. Untuk memberikan asuhan keperawatan yang aman bagi pasien operasi dengan
pemasangan implant
b. Terciptanya pengendalian infeksi yang khusus bagi pasien operasi yang terpasang implant
c. Memudahkan dalam hal penelusuran pasien jika terjadi penarikan kembali alat implant
d. Terciptanya alur pelaporan terkait penggunaan implant pada pasien operasi
3. Pengertian
Implant adalah suatu peralatan medis yang dibuat untuk menggantikan struktur dan fungsi
suatu bagian biologis. Penggunaan implan di Rumah Sakit islam arafah yang sering menggunakan
implant antara lain femur, fibula, tibia, clavicula, humerus, radius ulna, lensa mata, dj stein dan
hernia mess.
1. Impalan yang akan di pergunakan di Rumah Sakit Islam Arafah telah melalui proses pengkajian
implementasi terhadap mutu dan keselamatan pasien yang dilakukan oleh tim penampisan
teknologi medis dan obat. Ada pun beberapa implan yang digunkan di Rumah Sakit Islam
Arafah Jambi antalain meliputi :
a. Peralatan Mata ( Implan Lensa mata )
b. Peralatan bedah ( hernia mess )
c. Peralatan Urologi ( Dj stein )
d. Ortopedi ( Implan Tulang )
2. Modifikasi surgical safety checklist untuk memastikan ketersediaan implant di kamar operasi
dan pertimbangan khusus untuk penandaan lokasi operasi
a. Setiap tindakan operasi yang memerlukan pemasangan implant harus dilakukan pencatatan
b. Untuk memastikan ketersediaan implant yang akan dipasang pada tubuh pasien, petugas
kesehatan harus melakukan pengecekan alat atau implant dan menulisnya dalam form
checklist keselamtan pasien (surgical safety checklist)
c. Penandaan letak operasi menjadi bagian penting dalam pemilihan implant yang akan
dipasang, apabila implant tersebut memiliki bentuk atau model yang berbedah untuk sisi
yang berbedah
d. Untuk itu pada operasi yang memiliki umur lateralisasi dan di perlukan pemasangan
implant, petugas kesehatan wajib melaporkan terlebih dahulu mengenai lokasi yang akan
dipasang implant kepada DPJP
4. Proses pelaporan jika ada kejadian yang tidak diharapkan terkait implant
Dicatat dalam bentuk tabel IKP dalam bentuk formulir ( lampiran I )
1. Identitas dan pengumpulan data pasien operasi yang terpasang implant tersedia di unit kamar
operasi
2. Untuk memastikan ketersediaan implant dan prosedur keselamatan pasien, pada lembar
surgical safety checklist juga disertakan modifikasi asuhan tentang implant yang akan
digunakan
Pelayanan bedah dan anestesi di Rumah Sakit merupakan salah satu bagian dari pelyanan
kesehatan yang berkembang dengan cepat seiring dengan peningkatan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi di bidang kesehatan.
Untuk menjamin keselamatan pasien, Rumah sakit dituntut dalam proses perencanaan dan
pengadaan peraltan medis atau implant yang konprehensif dan bersinambungan, untuk
mendapatkan perencanaan dan pengadaan yang berkesinambungan dibutuhkan komitmen dalam
menerapkan perencanaan.
Panduan ini dibuat bertujuan untuk memberikan acuhan dalam pengelolaan implant pada
pasien operasi.