SEDIAAN FARMASI
Oleh
Prof. Dr. Drs. apt. Hayun, M.Si.
Fakultas Farmasi
Universitas Indonesia
Parameter mutu Obat Jadi (aspek kimia
farmasi):
◼ identitas (zat aktif efek farmakologi),
◼ kadar komponen aktif biologis (Zat aktif
efek farmakologis dan bahan tambahan yang
dapat mengakibatkan efek biologis: a.l.
pengawet, pemanis, zat warna, cosolvent)
◼ mutu sediaan (disolusi, keseragaman
sediaan, stabilitas, bioekivalensi), dan
◼ kemurnian (cemaran hasil urai,
mikroba).
MetodeAnalisis
Sample
Senyawa B
Standar A
Senyawa A
Standar B
Analisis kuantitatif
Metode-metode :
◼ Kimia :
Volumetri (< selektif, << sensitif) →sdh jarang
digunakan u/ analisis zat aktif dlm sediaan.
◼ Fisika-kimia (Instrumen) :
Spektrofotometri UV/Vis (sensitif >, < selektif),
Spektrofluorometri ( > sensitif, > selektif, terbatas),
Kromatografi, jika sistem sesuai :
KCKT (>>selektif,>> sensitif )
KG (>>selektif,>> sensitif, harus termostabil)
KLT(>>selektif, < sensitif dibanding KCKT/KG)
Presisi dan akurasi ?
Penerapan Analisis Kuantitatif
(Penetapan kadar)
◼ Penetapan kadar zat aktif dan cemaran
tertentu dalam bahan baku,
◼ Penetapan kadar zat aktif , senyawa
sejenis dan hasil urai dalam sediaan,
◼ Uji keseragaman sediaan,
◼ Uji disolusi,
◼ Uji stabilitas
◼ Uji ketersediaan hayati
Penyiapan larutan uji sediaan u/
Penetapan kadar (PK)
Sediaan padat (tablet, kapsul dll)
◼ Timbang sejumlah tablet, serbukkan, timbang
saksama sejumlah serbuk setara dengan l.k.
……mg, dst….
◼ Timbang sejumlah kapsul. Keluarkan isi
kapsul, bersihkan cangkang kapsul dan
timbang. Timbang saksama sejumlah isi
setara dengan l.k. …… mg, dst…….
◼ Sejumlah tablet/kapsul masukkan ke dalam
labu takar dst……..
Sediaan semisolid
◼ Timbang saksama sejumlah salep/krim setara
dengan……… mg zat aktif, dst………
Sediaan cair Encer (larutan)
◼ Ukur saksama sejumlah volume cairan setara dengan
…….. mg zat aktif, dst……..
Sediaan cair Kental (mis. sirup)
◼ Timbang saksama sejumlah sediaan setara dengan
sejumlah volume sediaan (tentukan massa jenisnya
terlebih dahulu) dst…….
◼ Ukur sediaan dengan pipet volume yang telah dikalibrasi
khusus, dst…..
◼ Ukur sediaan dengan labu takar, bilas sampai bersih,
bilasan ditambahkan pada cairan yang diukur.
PENIMBANGAN &
TIMBANGAN
◼ Pengujian dan penetapan kadar memerlukan
timbangan yang bervariasi dalam kapasitas,
sensitivitas, dan reprodusibilitas (FI Ed V).
◼ Timbangan harus mempunyai sertifikat
kalibrasi (TERA), dan di
◼ Jika tidak disebut secara spesifik, jika zat uji
diminta untuk ditimbang saksama untuk
penetapan kadar, penimbangan harus
dilakukan menggunakan timbangan yang
mempunyai ketidakmenentuan pengukuran
(measurement uncertainty) (kesalahan
random + sistematik) tidak lebih dari 0,1%
(FI Ed V). → Toleransi penyimpangan 0,1%
Cara Penetapan
MEASUREMENT UNCERTAINTY (MU)
◼ MU = 3 x deviasi standar dari sedikitnya 10 kali
pengulangan penimbangan (anak timbangan baku untuk
kalibrasi), dibagi nominal berat yang ditimbang.
◼ Kelas anak timbangan dipilih shg toleransi bobot yang
digunakan < 0,1% dari berat yg ditimbang.
◼ Kriteria penerimaan : [3 x SD]/m
m = nominal berat yang ditimbang.
◼ Bila MU < 0,001→ timbangan tsb dapat digunakan untuk
menimbang saksama sampel dg berat tersebut atau yang
lebih besar.
◼ Contoh : Timbangan analitik 5 digit dibelakang koma (5-
place → 0,00000 g), hasil pengujian untuk menimbang 50
mg, SD-nya= 0,000013647 g →MU = 0,000040694 → <
0,001 (0,1%)
◼ Kesimpulan : timbangan tsb dapat digunakan untuk
menimbang saksama sampel dg berat > 50 mg
BERAT PENIMBANGAN MINIMUM
(Minimum Weight)
PADA SUATU TIMBANGAN
◼ Ditentukan dg mengidentifikasi besarnya
bobot terkecil yang memenuhi uji MU
◼ Bila MU untuk penimbangan 20 mg dari
timbangan 5-place = 0,00095 →< 0,001
(0,1%) → berat sampel minimum yang dapat
ditimbang oleh timbangan tsb 20 mg.
◼ Bila penimbangan sampel diperlukan wadah,
berat sampel adalah berat zatnya saja.
◼ TUGAS : Uji MU timbangan analitik di lab
KFA Kuantitatif Departemen Farmasi UI (1
timbangan/kelompok)
REVISI USP 41
Balances
◼ The requirements for balances used for materials that
must be accurately weighed (see General Notices, 8.20).
Unless otherwise specified, when substances must be
“accurately weighed”, the weighing shall be performed
using a balance that is calibrated over the operating range
and meets the requirements defined for repeatability and
accuracy.
◼ This range is limited above and below by the maximum
capacity of the balance and begins at the point at which
the balance’s repeatability is less than or equal to 0.10%.
Repeatability
◼ Repeatability is assessed by weighing one test weight NLT 10
times.
◼ [Note – The test weight must be within the balance‘s capacity,
but the weight need not be calibrated. Because repeatability is
virtually independent of sample mass within the balance’s
capacity, use of a small test weight, which may be difficult to
handle, is not required].
◼ Repeatability is satisfactory if two times the standard deviation
(SD) of the weighed value, divided by the nominal value of the
weight used, does not exceed 0.10%.
◼ If this value is multiplied by 1,000, this will yield the starting
point of the operating range for a particular balance.
The smallest operating range
◼ If the SD obtained < 0.41d, where d is the scale interval, replace this
SD with 0.41d.
◼ In this case, repeatability is satisfactory if two times 0.41d, divided by
the nominal value of the weight used, does not exceed 0.10%.
Interpretasi:
◼ < 0.41d in other word < 0.041 mg for an analytical balance with a
readability of 0.1 mg (0,0001 g)
◼ The SD must be replaced by 0.41 d so that the smallest possible
starting point of an operating range of up to 820 d (2 * 0.41 * 1,000)
is obtained.
◼ For an analytical balance with a readability of 0.1 mg, this means the
starting point yielded is 82 mg.
Accuracy
◼ The accuracy of a balance is satisfactory if its weighing value, when
tested with suitable weights, is within 0.10% of the test weight value.
◼ The accuracy of a balance is sufficient if the weighed value displayed
does not differ by more than 0.10% of the conventional mass of the
weight placed on the balance.
◼ A test weight is suitable if it has a mass between 5% and 100% of the
balance‘s capacity.
◼ The conventional mass consists of the nominal value of the weight
used and the actual difference given on its respective calibration
certificate. For this test, only weights may be used that have a
maximum permissible error (mpe) of no more than 1/3 of 0.10%; in
other words, 0.03%.
PEMILIHAN TIMBANGAN ANALITIK*) :
BALANCE READABILITY RECOMMENDED WEIGHT*)
0,0000001 g 1 mg
0,000001 g 2 – 5 mg
0,00001 g 20 – 50 mg
0,0001 g 200 – 500 mg
0,001 g 2–5g
0,01 g 20 – 50 g
0,1 g 200 – 500 g
1g 2 – 5 kg
*) Kapasitas penimbangan.
Test weight = 5-100% kapasitas penimbangan.
Aturan pembulatan Hasil Uji
Nilai yang diamati atau yang dihitung harus dibulatkan ke angka desimal
yang telah disepakati batasnya. Angka-angka tersebut tidak boleh
dibulatkan sampai perhitungan akhir untuk nilai yang dilaporkan.
Perhitungan antara (misalnya kemiringan untuk linieritas) dapat
dibulatkan untuk tujuan pelaporan, tapi nilai asli (yang tidak dibulatkan)
harus digunakan untuk perhitungan tambahan lainnya. Kriteria
penerimaan adalah nilai yang sudah ditetapkan dan tidak dibulatkan.
Prosedur Farmakope
◼ Siapkan sesuai yang ditulis dalam Farmakope.
◼ Lakukan “uji kesesuaian sistem”
➢ Tujuan :
Memastikan keefektifan sistem operasional yang
akan digunakan untuk analisis.
➢ Parameter :
a) Bentuk puncak
Faktor ikutan (T) < 2.
T = 1 → Puncak simetri. T >>, makin tidak
simetri
T dihitung dengan rumus :
W 0,05
T = ----------
2f
b) Efisiensi kolom
Jumlah lempeng teoritis (N)
N = 16 (tR/W)2
Puncak kromatogram
c) Keterpisahan
- Resolusi(R) : Untuk memastikan
terpisahnya puncak kromatogram
komponen-komponen yang berdekatan
2(tR2-tR1)
R = --------------
W2+W1
Pameter d :
◼ Periksa kebocoran : pompa, saluran fasa gerak, tempat
injeksi.
KGC
Parameter a s/d c :
◼ Pengaturan suhu kolom, tempat injeksi, detektor.
◼ Modifikasi kecepatan alir fase gerak.
◼ Ganti kolom : ukuran, merek, jenis.
Pameter d :
◼ Periksa kebocoran fasa gerak
KCKT/KGC
Prosedur Alternatif
◼ Lakukan uji validasi terlebih dahulu
◼ Sebelum prosedur alternatif tervalidasi ini digunakan
untuk analisis, lakukan uji kesesuaian sistem.
Analisis Kuantitatif pada KCKT/KGC
Analisis Kuantitatif membandingkan Area(luas)/Tinggi sample
dengan Area(luas)/tinggi standar
Area Standar
Area Sample
◼ Eksternal Standar
◼ Internal Standar
◼ Standar addisi
Standar Adisi
✓ Adsorpsi
✓ Partisi : - Normal phase
- Partisi Reverse Phase
✓ Ion Exchange (Pertukaran ion)
✓ Exclusion (Gel Permeation )
PEMILIHAN MODE (CARA) PEMISAHAN
PARTISI FASE
TERBALIK Acidic Basic
(anion) (kation)
PASANGAN ION
KONTROL pH (ION PAIR) PENUKAR PENUKAR
ANION KATION
Normal & Reverse Phase
MeOH, H2O,
Jenis Eluen Hexane, Chloroform
CH3CN,THF
Senyawa
Polar di awal
Urutan Elusi Non polar di awal
Non polar di belakang
Polar di belakang
Interaksi antara zat uji dan fase gerak sbg fungsi
polaritas
Reverse Phase
A+ + B- A-B
Counter Ion:
PIC A (untuk asam)
PIC B-5 Pentane Sulfonate
PIC B-6 Hexane Sulfonate
PIC B-7 Heptane Sulfonate
Untuk basa
PIC B-8 Octane Sulfonate
Makin panjang rantai C
makin non polar, Rt >
Ion Exchange Chromatography
GPC = Gel Permeation Chromatography
Pemisahan didasarkan pada perbedaan ukuran molekul
KLT Densitometri (TLC Scanner)