1468 4002 1 PB
1468 4002 1 PB
ABSTRACT
Introduction: The majority of Indonesian labor force at rural area works in the agricultural sector that risk for health
problems related to interaction of farmer and environment. It is necessary to approach health care safety based on primary
health care for to prevent and reduce the risks of accidents or illness. This study identifies farmer’s health problem and their
factors for developing occupational health nursing model-based agricultural nursing at rural area of Jember. Methods: A
cross-sectional study of 169 farmers was done to investigate sociodemographic, lifestyles, environment of living and worked,
health status and health problem. Data collected by the self administered questionnaire, physical assessment, and blood test.
The descriptive and comparative analyses include chi-square tests and ogistic and multinomial regression analyses were
used to assess the relationships between factors to the presence of health problems. Results: There was differences between
sociodemographic, environment of living and worked and the health problems of farmers (p<0.05). Almost 37.9% of farmers
is illness. Among 28.5% of underweight and 9.5% of overweight that related to age, drink of coffe, and excess day of work.
62.6% of anemia that related to gender and smoking habit. Meanwhile, 45.2% of sistolic hypertension and 35.8% diastolic
hypertension that caused by worked of overload. Furthermore, 50.3% of pain on join and bone related to age and recess of
worked. Discussion: The health problems of farmers was characterized of nutritional problem, anemia, hypertension, and
pain that related to sociodemographic environment of biologic, psychologic, and worked. Agricultural nursing model could
be develop for assessesment of related factors that formulated diagnoses of health problems on farmers at rural area.
Keywords: agricultural nursing; occupational health nursing; farmer; health problem
____________________________________________________________________________________________________
45
Jurnal Ners Vol. 11 No. 1 April 2016: 45-50
kerja di negara berkembang mencapai 4% dari kerja puskesmas dengan dominasi sektor
Gross National Product (GNP) (Depnakertrans, pertanian di daerah rural yang menerapkan
2012). Sementara itu, rata-rata 2,2 juta orang UKK dengan binaan kelompok tani di
meninggal per tahun akibat sakit atau kecelakaan Kabupaten Jember. Penelitian ini berlangsung
yang berkaitan dengan pekerjaan mereka (Suardi, selama 3 bulan (Juni-Agustus 2015). Sampel
2005). diambil secara multi stage random sampling.
Pekerja sektor informal di Indonesia Penelitian ini merupakan penelitian multi
dilaporkan terkena berbagai masalah kesehatan tahun, dimana pada tahun pertema ini peneliti
seperti malnutrisi, penyakit akibat parasit berfokus pada identifikasi faktor dan masalah
(misalnya cacingan), asma, alergi kulit, kanker, sehingga dapat dirancang model perawatan K3
keracunan bahan kimia, keracunan makanan, dengan menekankan pada pengkajian dan
gangguan otot dan tulang, gangguan saluran masalah. Data penelitian dikur dengan
pernafasan, penyakit kelenjar getah bening, dan menggunakan kuesioner untuk mengukur
penyakit darah. Risiko bahaya yang dihadapi di setiap variabel yang mempengaruhi permasalahan
tempat kerja antara lain meliputi kebisingan, kesehatan petani dan masalah penyakit yang
vibrasi, radiasi panas, kurangnya pencahayaan, ditimbulkannya.
pemasangan alat berbahaya tanpa menggunakan Data sosial demografi (umur, jenis kelamin,
Alat Perlindungan Diri (APD) untuk aspek suku, dan pendidikan), gaya hidup (merokok,
keselamatan, menghirup debu dan terkena bahan minum kopi, dan makanan berlemak), lingkungan
kimia berbahaya, serta ergonomik yang buruk tempat tinggal (kondisi rumah, ventilasi dan
(Markkanen, 2004). sirkulasi, keadaan air, MCK, dan lingkungan
K3 dinilai dapat mengurangi resiko sekitar), lingkungan psikologis (lama tinggal dan
munculnya Penyakit Akibat Kerja (PAK). kenyamanan tinggal), dan lingkungan dan
Program K3 di terapkan dalam bentuk Unit keadaan di tempat kerja petani (lama kerja,
Kesehatan Kerja (UKK) di setiap puskesmas istirahat, hari kerja, beban kerja, APD, posisi kerja
(Zaenal, et al., 2008) dengan mengenali hal-hal atau ergonomis) diukur dengan menggunakan
yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan kuesioner.
penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif Status sehat sakit diukur dengan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja melakukan pengkajian fisik langsung. Masalah
(Lestari, 2007). Pendekatan Perawatan Kesehatan kesehatan terkait status nutrisi diukur melalui
dan Keselamatan Kerja (PK3) berbasis tinggi badan (m2) dan berat badan (kg) dengan
agricultural nursing di puskesmas bertujuan untuk menggunakan timbangan digital dari Omron
peningkatan pelayanan kesehatan kerja untuk yang kemudian dikonversi menjadi indeks
lebih diarahkan pada partisipasi masyarakat. masa tubuh (IMT). Hasil IMT diklasifikasikan
Pendekatan ini diharapkan dapat memenuhi untuk menentukan status nutrisi (underweight:
kebutuhan untuk membentuk atau mendirikan unit IMT kurang dari 18.5; Normal: IMT 18.5-24.9;
perawatan kesehatan primer dalam masyarakat Overweight: IMT 25-27; dan Obesity: IMT
melalui pelayanan kesehatan yang bersifat lebih dari 27; kemudian, overweight and
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif obesity dikelompokkan menjadi satu yaitu
melalui pendekatan asuhan keperawatan di overweight.
komunitas dengan pendekatan pada kelompok Pengukuran tekanan darah dilakukan
khusus pekerja. Berdasarkan paparan tersebut untuk mengidentifikasi hipertensi baik sistolik
diatas, penelitian ini bertujuan untuk: 1) dan diastolik dengan menggunakan tensi meter
mengidentifikasi faktor-faktor yang mengakibatkan air raksa dari Omron. Pengukuran tekanan darah
masalah kesehatan petani; 2) mengidentifikasi sistolik dan diatolik (mmHg) dikategorikan
prevalensi masalah kesehatan petani; dan 3) berdasarkan JNC VII untuk menentukan status
menyusun model perawatan kesehatan keselamatan hipertensi, yaitu: Hipertensi Sistolik (normal <120
kerja berbasis agricultural nursing yang difokuskan mmHg; pre hipertensi 120-139 mmHg; hipertensi
pada pengkajian faktor dan masalah kesehatan di stage I 140-159 mmHg dan hipertensi stage II
area rural Kabupaten Jember. >160 mmHg). Hipertensi diastolik (normal <
80 mmHg; pre hipertensi 80-89 mmHg;
BAHAN DAN METODE hipertensi stage I 90-99 mmHg dan hipertensi
stage II >100 mmHg).
Penelitian ini menggunakan desain studi
Pengukuran kadar Hb dilakukan untuk
cross-sectional pada 169 petani di dua wilayah
mengetahui status anemia diukur dengan
46
Model Kesehatan Keselamatan Kerja Berbasis Agricultural Nursing (Tantut Susanto, dkk.)
47
Jurnal Ners Vol. 11 No. 1 April 2016: 45-50
2.78 kali (1:0.36) untuk mengalami gizi kurus. nasional yaitu 8.7% (Ministry of Health
Sementara itu, petani yang beristirahat lebih Indonesia, 2013). Hal ini berkaitan dengan usia
dari 30 menit setiap bekerja berisiko 14.28 kali lanjut (KS & TY, 2004) pada petani dan
(1:0.07) dan bekerja kurang dari 5 hari per riwayat mengkonsumsi kopi (Susanti, et al.,
minggu berisiko 16.67 kali (1:0.06) mengalami 2011) yang akan mempengaruhi penyerapan
gizi lebih. makanan didalam lambung sehingga memicu
Hasil regersi logistik menunjukkan terjadinya gizi kurang. Masalah kesehatan
bahwa Petani yang berusia 40-60 tahun lingkungan dan sanitasi juga mengakibatkan
berisiko 0.39 dan berjenis kelamin laki-laki masalah gizi kurang pada petani, hal tersebut
berisiko 0.10 lebih rendah mengalami anemia. revelan dengan studi bahwa agen bakteri dan
Model ini memprediksi sebesar 68.2% untuk virus pada lingkungan akan berpengaruh
terjadinya anemia padapetani. Tabel 3 juga masalah kecacingan yang berdampak pada gizi
memperlihatkan bahwa petani yang berusia kurang (Markkanen, 2004). Hal ini sangat
lebih dari 60 tahun berisiko 2.48 dan yang menggambarkan keadaan daerah rural
berusia 40-60 tahun berisiko 2.41 serta yang pertanian di Indonesia yang mengalami
beristirahat kuran dari 30 menit selama bekerja masalah gizi kurang akibat kesenjangan
akan mengalami nyeri sendi dan tulang. Model standar hidup, keadaan sosial ekonomi, dan
ini memprediksi sebesar 63.7% petani untuk gaya hidup yang akan memnegaruhi kesehatan
mengalami nyeri sendi dan tulang. Selain itu, petani.
petani akan berisiko mengalami permasalahan Masalah gizi lebih padapenelitian ini
kesehatan atau status kesehatan sakit sebesar 4 lebih rendah dari angka nasional yaitu gizi
kali pada petani yang tidak sekolah tetapi hal lebih 13.5% dan obesitas 15.4% (Ministry of
ini dapat dicegah apabila petani tidak Health Indonesia, 2013). Petani yang mengalami
mengalami stress kerja maka akan berisiko gizi lebih dikarenakan kurangnya jumlah hari
sebesar 0.54 kali lebih rendah untuk kerja tiap minggunya. Permasalahan gizi lebih
mengalami sakit. umumnya berkaitan dengan kurangnya aktivitas
Model perawatan kesehatan kesalamatan fisik dan akan berdampak pada penyakit kronis
kerja berbasis agricultural nursing yang merupakan (Silva, et al., 2014). Petani lebih berisiko
sintesis dari Model tersebut menunjukkan mengalami gizi kurang daripada gizi lebih
komponen pengkajian dan masalah kesehatan yang menggambarkan tingginya jam kerja
(diagnosis masalah) petani. Pengkajian yang tidak diimbangi dengan peningkatan
digambarkan adanya fakor-faktor yang konsumsi nutrisi pada petani di daerah rural. Hal ini
mempengaruhi sehat-sakit petani, kemudian akan berdampak pada produktivitas kerja petani
masalah kesehatan digambarkan dengan (Jurakic, et al., 2014) dan mengarah pada status
munculnya masalah gizi (kurus dan lebih), sehat sakit petani.
anemia, hipertensi, nyeri tulang dan sendi. Petani berjenis kelamin laki-laki dan
Masalah petani tersebut digambarkan dengan memiliki riwayat merokok berisiko untuk
adanya karakteristik penyebab yang berhubungan mengalami anemia. Hal ini sesuai dengan riset
dengan munculnya permasalahan, baik pada sebelumnya bahwa, lelaki berisiko menderita
faktor sosioal demografi, gaya hidup, lingkungan masalah kesehatan akibat tuntutan sosial
kerja, dan lingkungan tempat tinggal. ekonomi (Kaleta, et al., 2012), Prevalensi
anemia pada petani dalam penelitian ini
PEMBAHASAN lebih tinggi dari angka nasional yaitu 20%
(Ministry of Health Indonesia, 2013).
Penelitian ini menganalisis faktor-faktor
Kondisi anaemia defisiensi zat besi dalam
yang mempengaruhi kesehatan petani dan
penelitian ini diakibatkan karena faktor
kemudian mencoba menyusun suatu model
merokok dan beban kerja yang terlalu tinggi,
perawatan kesehatan dan kesalamatan kerja
hal ini mengakibatkan penurunan ikatan
berbasis agricultural nursing. Hasil penelitian
oksigen dan Fe karena adanya zat rokok
menunjukkan bahwa banyak faktor yang
didalam darah sehingga mengganggu transpor
mempengaruhi kesehatan petani sehingga
oksigen dalam darah kemudian berdampak
mengakibatkan masalah gizi, anemia,
pada kelelelahan yang muncul pada petani dan
hipertensi, dan nyeri pada tulang dan persendian.
ditunjang dengan beban kerja petani yang
Prevalensi gizi kurang pada penelitian ini lebih
terlalu tinggi.
tinggi bila dibandingkan dengan angka
48
Model Kesehatan Keselamatan Kerja Berbasis Agricultural Nursing (Tantut Susanto, dkk.)
Petani yang berusia lebih tua dalam penelitian ini ditandai dengan
mengalami nyeri sendi dan tulang, karena lingkungan sanitasi tempat tinggal yang tidak
pada masa lansia umumnya muncul sehat seperti tipe rumah yang tidak permanen,
penyakit metabolik degeneratif yang ventilasi dan pencahayaan rumah, manajemen
ditandai dengan berkurangnya massa tulang sampah dan MCK, serta kualitas air minum
dan risiko patah tulang yang mengakibatkan yang tidak sehat. Hal ini berkaitan dengan
hilangnya mobilitas sendi (Rafiah, et al., 2014). Hal lingkungan sebagai media vektor penyakit
ini relevan dengan studi sebelumnya bahwa yang akan berdampak baik secara langsung
pekerja di pertambangan menderita sakit maupun tidak langsung terhadap masalah
terutama di punggung bawah, tangan, lutut, kesehatan dan promosi kesehatan individu,
pergelangan tangan, bahu, dan leher (Das, kelompok, dan komunitas (Pender, et al.,
2014). Masalah nyeri sendi pada petani 2014). Hal ini memerlukan perhatian antara
diakibatkan posisi kerja yang tidak ergonomis keseimbangan faktor petani, agen, lingkungan
dan masa istirahat dalam berkerja yang terlalu dan kesehatan dalam mencegah masalah
singkat (Tella, et al., 2013), karena petani kesehatan pada petani.
bekerja dari pagi sampai malam tanpa waktu
yang cukup untuk mengambil waktu istirahat SIMPULAN DAN SARAN
akan mengakibatkan nyeri pada tulang dan
Simpulan
sendi akibat penggunaan dan pemakaian masa
otot dan tulang yang melebihi dari kapasitas Model perawatan kesehatan dan
kerja. Hal ini akan mengakibatkan nyeri keselamatan kerja berbasis agricultural nursing
punggung bawah setelah melebihi dari beban yang disusun dalam penelitian ini dikembangkan
kerja (Gupta & Nandini, 2015). berdasarkan analisis faktor sosial demografi, gaya
Permasalahan hipertensi pada hidup, faktor lingkungan fisik, psikososial, dan
petani teridentifikasi pada petani dengan lingkungan kerja yang disusun menjadi
gaya hidup yang tidak sehat, seperti karakteristik untuk diidentifikasi dalam pengkajian
merokok, mengkonsumsi makanan tinggi keperawatan komunitas pada kelompok petani.
lemak dan garam. Hal ini sesuai dengan Masalah kesehatan yang teridentifikasi beserta
dengan riset sebelumnya bahwa empat faktor penyebabnya dapat menjadi diagnosis
faktor risiko terjadinya non communicabel atau masalah kesehatan kerja pada petani.
diseases adalah merokok, konsumsi alkohol,
aktivitas fisik yang tidak memadai dan diet Saran
yang tidak sehat (Low, et al., 2015). Masalah Penelitian berikutnya perlu dilakukan uji
hipertensi pada petani juga berhubungan coba model dengan melakukan beberapa
dengan beban kerja dan stress kerja, dimana intervensi keperawatan mandiri dan terapi
makin besar stress kerja akan menunjang modalitas kelompok sehingga dampak dari
tingkat kematian pada pekerja yang sudah penerapan model perawatan kesehatan
berusia lanjut (Tobiasz-Adamczyk, et al., kesalamatan kerja berbasis agricultural nursing
2013). Hal ini dikarenakan stress kerja dan ini dapat dievaluasi.
beban kerja pada petani yang tinggi akibat
tuntutan pekerjaan dalam produktivitas
KEPUSTAKAAN
pertanian dari bercocok tanam, memanen, dan
menjual hasil pertanian mengakibatkan sistem Badan Pusat Statistik, 2014. Berita Resmi
cardiorespirasi bekerja lebih tinggi sehingga Statistik No. 33/05/Th.XV.7 Mei 2012.
akan berdampak pada kenaikan tekanan darah. [Online].
Sementara itu, pola hidup yang tidak sehat, Das, B., 2014. Assessment of Occupational
seperti merokok dan makanan berlemak akan Health Problems and Physiological
memicu terjadinya resistensi tahanan perifer Stress Among The Brick Field Workers
dan berdampak pada kenaikan tekanan darah. of West Bengal, India. International
Faktor risiko utama status kesehatan Journal of Occupational Medicine and
petani yang sakit adalah pendidikan petani Environmental Health, 27(3), pp. 413-
yang tidak sekolah. Hal ini berkaitan dengan 425.
rendahnya pengetahuan dan pemahaman petani Depnakertrans, 2012. Pusat data dan
terhadap program ketrampilan hidup sehat Informasi Ketenagakerjaan Badan
(PKHS). Karakteristik umum dari kondisi sakit Penelitian, Pengembangan, dan
49
Jurnal Ners Vol. 11 No. 1 April 2016: 45-50
50