Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH 

 
BAHASA INDONESIA 

PARAGRAF 

Dosen P​engampu : ​ ​Muh. Fatoni Rohman, S.Pd., M.Pd.


 
Kelompok 5 :  
1. Dinda Ayu Safira (195090500111024)  
2. Friska Nirmala Pramistya Siwi (195090500111068)  
3. Najla Amala Mulkita (195090501111008)  
4. Tasya Erli Febrianti (195090501111048)  
5. Alifya Salza Khairanisa (195090507111040) 

JURUSAN STATISTIKA 

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM  

UNIVERSITAS BRAWIJAYA  

MALANG 

2021 
 
 
DAFTAR ISI 
 
DAFTAR ISI 1 
BAB I​ ​PENDAHULUAN 2 
1.1 Latar Belakang 2 
1.2 Rumusan Masalah 3 
1.3 Tujuan dan Manfaat Pembahasan  3 
BAB II​ ​PEMBAHASAN 4 
2.1 Pengertian paragraf  4 
2.2 Struktur Paragraf 4 
2.3 Jenis-Jenis Paragraf 8 
2.4 Cara penempatan kalimat utama dalam paragraf  10 
2.5 Pola Paragraf  12 
BAB III​ ​PENUTUP 15 
3.1 Kesimpulan 15 
3.2 Saran 15 
DAFTAR PUSTAKA 16 

1
BAB I 
PENDAHULUAN  

1.1 Latar Belakang  

Suatu  karangan  terdiri  dari  beberapa  kalimat  yang  kemudian  disusun  menjadi  satu 
kesatuan  dengan  suatu  kesesuaian  yang  kemudian  membentuk  paragraf-paragraf,  sehingga 
dapat  terbentuk  suatu  karangan.  Pada  suatu  karangan,  tentunya  akan  mengacu  pada  maksud 
dari  penulisan  karangan  tersebut  terutama  dalam  menentukan  topik  yang  ada  dalam  bagian 
karangan, sehingga pembaca dapat mengerti maksud dari karangan tersebut.  

Karangan  yang  terdiri  dari  beberapa  paragraf,  masing-masing  dari  paragraf  tersebut 
berisi  pikiran  utama  dan  diikuti  oleh  pikiran-pikiran  penjelas.  Sebuah  paragraf  belum  tentu 
dapat  berwujud  keseluruhan  karangan.  Namun,  sebuah  paragraf  sudah  bisa  memberikan 
suatu  informasi  kepada  pembaca  karena  ada  kalanya  suatu  karangan  hanya  berisi  satu 
paragraf saja sehingga dalam karangan tersebut hanya berisi satu pikiran pokok. 

Membuat  suatu  karangan,  penulis  diharapkan  dapat menguasai struktur paragraf yang 


digunakan  agar  dalam  penulisan  karangan  tersebut  dapat  tersusun  suatu  paragraf  yang  baik. 
Dalam  menyusun  paragraf  dimulai  dengan  menyusun  tema  dan  kerangka  karangan  yang 
kemudian  dilanjutkan  dengan  menyusun  kalimat-kalimat  secara  runtut, logis, dan dalam satu 
kesatuan  ide  yang  kemudian  dikembangkan  dan  akan  terbentuk beberapa kalimat yang dapat 
mengungkapkan  suatu  informasi  dengan  pikiran  utama  sebagai  titik  pusatnya  dan  pikiran 
penjelas sebagai pendukungnya. 

Paragraf  adalah  suatu  bentuk  bahasa  yang  biasanya  merupakan  hasil  penggabungan 
beberapa  kalimat.  Dalam  upaya  menghimpun  beberapa  kalimat  menjadi paragraf, yang perlu 
diperhatikan  adalah  kesatuan  dan  kepaduan.  Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf 
membicarakan  satu  gagasan  (gagasan  tunggal).  Kepaduan  berarti  seluruh  kalimat  dalam 
paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf. 

Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan paragraf yang hanya terdiri atas 
satu  kalimat,  dan  hal  itu  memang  dimungkinkan.  Namun,  dalam  pembahasan  ini  wujud 
paragraf  semacam  itu  dianggap  sebagai  pengecualian  karena  disamping  bentuknya  yang 
kurang  ideal  jika  ditinjau  dari  segi  komposisi,  paragraf  semacam  itu  jarang  dipakai  dalam 
tulisan  ilmiah.  Paragraf  diperlukan  untuk  mengungkapkan  ide  yang  lebih  luas  dari  sudut 
pandang  komposisi.  Pembicaraan  tentang  paragraf  sebenarnya  sudah  memasuki  kawasan 
wacana  atau  karangan  sebab  formal  yang  sederhana  boleh  saja  hanya  terdiri  dari  satu 
paragraf.  Jadi,  tanpa  kemampuan  menyusun  paragraf,  tidak  mungkin  bagi  seseorang 
mewujudkan sebuah karangan. 

2
1.2 Rumusan Masalah  
Berdasarkan  uraian  latar  belakang  yang  telah  dipaparkan  di  atas,  agar 
permasalahan  yang  diteliti  menjadi  lebih  jelas,  maka  penulis  merumuskan  masalah 
sebagai berikut:  

1. Apakah  yang  dimaksud  dengan  paragraf  dan  apa  saja  struktur  dalam  sebuah 
paragraf? 
2. Apa saja jenis-jenis dalam sebuah paragraf? 
3. Bagaimana cara menempatkan pokok pikiran utama dalam sebuah paragraf? 
4. Apa saja pola pengembangan dalam sebuah paragraf? 

1.3 Tujuan dan Manfaat Pembahasan  


Berdasarkan  rumusan  masalah  diatas  pembahasan yang hendak  dilakukan harus 
memiliki  tujuan  yang  jelas  dan  terarah.  Hal  ini  dimaksudkan  untuk memberikan arah 
agar  penulis  mampu  mencari  pemecahan  isu  terkait.  Adapun  tujuan  yang  hendak 
dicapai pada penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :  

1. Mengetahui pengertian dan struktur dalam paragraf 


2. Mengetahui penggolongan dan jenis-jenis paragraf 
3. Mengetahui  bagaimana  cara  menempatkan  pokok  pikiran  utama  dalam 
sebuah paragraf 
4. Mengetahui pola pengembangan dalam sebuah paragraf 

Di  sisi  lain,  diharapkan  adanya  suatu manfaat dan kegunaan yang  dapat diambil 


dari pembuatan makalah ini. Adapun yang menjadi manfaat  dari pembahasan makalah 
ini adalah sebagai berikut:   

1. Manfaat Teoritis   
a. Dapat  bermanfaat  sebagai  pembelajaran  di  bidang  bahasa  indonesia 
mengenai paragraf 
b. Dapat  bermanfaat  sebagai  literatur  dan  bahan  informasi  ilmiah 
mengenai paragraf 
c. Dapat bermanfaat sebagai acuan untuk makalah sejenis berikutnya 
2. Manfaat Praktis  
a. Dapat  meningkatkan  pola  pikir  dan  berpikir  kritis  untuk  mengetahui 
kemampuan penulis dalam menyampaikan ilmu yang diperoleh 
b. Hasil  pembahasan  dapat  memberi  masukan  kepada  pihak  yang  terkait 
dan menjawab permasalahan yang diteliti 
c. Dapat memperkaya wacana mengenai paragraf 
 

3
BAB II 
PEMBAHASAN 

2.1 Pengertian paragraf 

Karangan  dapat  dikategorikan  sebagai  sesuatu  yang  abstrak dan untuk memahaminya 


karangan  perlu  dipecah-pecah  menjadi  bagian-bagian  kecil  yang  dikenal  dengan  nama 
paragraf.  Paragraf  adalah  seperangkat  kalimat  yang  tersusun  logis-sistematis  dan  merupakan 
satu  kesatuan  ekspresi  pikiran  yang  relevan  serta  mendukung  pikiran  pokok  yang  tersirat 
dalam  keseluruhan  karangan  (Tarigan,  2008:5).  Paragraf  yang  baik  juga  mensyaratkan 
adanya kohesi dan koherensi. 

Kohesi  menunjukkan  bahwa  kalimat-kalimat  dalam  satu  paragraf  haruslah  berisi satu 


warna  dan  satu  gagasan  pokok.  Koherensi  menunjukkan  bahwa  antara  kalimat  yang  satu 
dengan  kalimat  yang  lain  haruslah  nyambung  dan  padu  sehingga  saling  melengkapi  dan 
saling memperjelas/ mendukung sebuah konsep yang ingin disampaikan. 

2.2 Struktur paragraf 

Kalimat  yang  membangun  paragraf  umumnya  diklasifikasikan  menjadi  dua  jenis 


yaitu  kalimat  topik  dan  kalimat  penjelas.  ​Kalimat  topik  adalah  kalimat  yang  berisi  ide 
pokok  atau  ide  utama  dari  paragraf. Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung 
adalah kalimat yang berfungsi menjelaskan atau mendukung ide utama dari paragraf. 

Ciri-ciri dari kalimat topik adalah: 


1) Mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih lanjut. 
2) Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri. 
3) Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain. 
4) Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frasa transisi. 

Ciri-ciri dari kalimat penjelas adalah: 


1) Merupakan  kalimat  yang  tidak  dapat  berdiri  sendiri  (dalam  satu  paragraf  dari  segi 
arti). 
2) Arti kalimat baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain. 
3) Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi. 
4) Isinya  berupa  rincian,  keterangan,  contoh,  dan  data  tambahan  lain  yang  bersifat 
mendukung kalimat topik. 

Mendapatkan  banyaknya  unsur  dan  urutan  unsur  yang  pembangun  paragraf,  struktur 
paragraf dapat dikelompokkan menjadi beberapa kemungkinan, yaitu : 

1) Kemungkinan  pertama  adalah  kemungkinan  yang  memiliki  susunan  transisi  (berupa 

4
kalimat), kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas. 

Contoh paragraf: 

(1)Suatu  karangan  biasanya  mengandung  tiga  bagian  utama,  yakni  bagian 


pendahuluan,  bagian  isi,  dan  bagian  penutup.  (2)Setiap  bagian  tersebut  mempunyai 
fungsi  yang  berbeda-beda.  (3)Bagian pendahuluan mempunyai fungsi salah satu atau 
sebagian  dari  fungsi  untuk  menarik  minat  pembaca,  mengarahkan  perhatian 
pembaca, menjelaskan secara singkat tema karangan, menjelaskan bila dan di bagian 
mana  suatu  hal  akan  dibicarakan.  (4)Fungsi  bagian  isi  antara  lain,  merupakan 
penghubung  antara  bagian  pendahuluan  dengan  bagian  penutup  atau  merupakan 
penjelasan  terperinci  terhadap  apa  yang  diutarakan  di  bagian  pendahuluan.(5) 
Fungsi bagian penutup ialah salah satu atau kombinasi dari fungsi untuk memberikan 
kesimpulan,  penekanan  bagian-bagian  tertentu,  klimaks,  melengkapi,  dan 
merangsang  pembaca  memikirkan  sesuatu  tentang  apa  yang  sudah  dijelaskan  atau 
diceritakan. (6)Setiap bagian utama karangan mempunyai fungsi tertentu. 

Unsur-unsur paragraf tersebut dapat diperinci sebagai berikut: 

● Kalimat (1) merupakan transisi berupa kalimat. 


● Kalimat (2) merupakan kalimat topik. 
● Kalimat (3), (4), dan (5) merupakan kalimat pengembang. 
● Kalimat (6) merupakan kalimat penegas. 

2) Kemungkinan kedua adalah kemungkinan yang memiliki susunan transisi (berupa 


kata atau kelompok kata), kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas. 

Contoh paragraf: 
(1)Dimana-mana,  (2)anggota  masyarakat  membicarakan  kenaikan harga. (3)Ibu-ibu, 
sambil  belanja  di  pasar,  menggerutu  tentang belanja dapur yang semakin meningkat. 
(4)Bapak-bapak  di  kantor  asyik  memperbincangkan  efek  kenaikan  harga  BBM 
terhadap  pengeluaran  sehari-hari.  (5)Pengusaha  bus  sibuk  mengkalkulasi  harga 
penyesuaian  karcis  penumpang  bus.  (6)Abang  becak  secara  diam-diam  sepakat 
menaikkan  tarif  becak  menjadi dua kali lipat. (7)Para mahasiswa menggerutu karena 
tarif  oplet  bertambah  dari  biasanya.  (8)Pegawai  kecil  asyik  membicarakan  kenaikan 
harga  bahan  pokok.  (9)Pendek  kata  semua  orang  membicarakan  akibat  kenaikan 
harga BBM. 

Unsur-unsur paragraf tersebut dapat diperinci sebagai berikut: 

● Kalimat (1) merupakan transisi. 


● Kalimat (2) merupakan kalimat topik. 
● Kalimat (3), (4), (5), (6), (7), dan (8) merupakan kalimat pengembang. 
● Kalimat (9) merupakan kalimat penegas. 

3) Kemungkinan ketiga adalah kemungkinan yang memiliki susunan kalimat topik, 


kalimat pengembang, dan kalimat penegas. 

Contoh paragraf: 

5
(1)Meskipun  sudah  berumur,  ibuku  masih  menuntut  ilmu.  (2)Ibuku  melanjutkan  ke 
jenjang  S-2.  (3)Padahal  harusnya  dia  sudah  tidak  disibukkan  oleh  tugas  kuliah. 
(4)Tetapi,  sepertinya  ibuku  sangat  menikmati  sekolahnya.  (5)Sambil  bernyanyi  kecil 
dia  mengerjakan  tugas  kuliahnya.  (6)Belajar  terus  sepanjang  hayat,  itulah 
semboyannya. 

Unsur-unsur paragraf tersebut dapat diperinci sebagai berikut: 

● Kalimat (1) merupakan kalimat topik. 


● Kalimat (2), (3), (4), dan (5) merupakan kalimat pengembang. 
● Kalimat (6) merupakan kalimat penegas. 

4) Kemungkinan keempat adalah kemungkinan yang memiliki susunan transisi (berupa 


kata/kelompok kata), kalimat topik, dan kalimat pengembang. 

Contoh paragraf: 
(1)Melihat  dari  judul,  (2)Tenun  Biru,  bukanlah  menggambarkan  isi  novel  ini. 
(3)Judul  ini  membuat  rasa  ingin  tahu  pembaca  menjadi  muncul,  apalagi  membaca 
subjudul, seperti tidak nyambung dengan judul utama. 

Unsur-unsur paragraf tersebut dapat diperinci sebagai berikut: 

● Kalimat (1) merupakan transisi. 


● Kalimat (2) merupakan kalimat topik. 
● Kalimat (3) merupakan kalimat pengembang. 

5) Kemungkinan kelima adalah kemungkinan yang memiliki susunan transisi (berupa 


kalimat), kalimat topik, dan kalimat pengembang. 

Contoh paragraf: 
(1)Bagas  memiliki  perilaku  unik.  (2)Kalau  marah,  Bagas  melakukan  atraksi  yang 
menarik.  (3)Dia  menggunakan  kaki  belakangnya  dan  melompat  dalam  jangkauan 
yang  begitu  jauh.  (4)Buk!  Sering  terdengar  dia  menjatuhkan  diri.  (5)Kadang  dia 
melompat  sampai  sejauh  tiga  meter.  (6)Kalau  tidak  dipedulikan,  kakinya 
dientak-entakkan  seperti anak kecil yang merajuk minta dibelikan mainan. (7)Dengan 
menggunakan  kaki  belakangnya  pula,  dia  berdiri  sangat  tinggi  seperti  sedang 
menunjukkan bahwa dia bisa menarik perhatian kita. 

Unsur-unsur paragraf tersebut dapat diperinci sebagai berikut: 

● Kalimat (1) merupakan transisi. 


● Kalimat (2) merupakan kalimat topik. 
● Kalimat (3), (4), (5), (6), dan (7) merupakan kalimat pengembang. 

6) Kemungkinan keenam adalah kemungkinan yang memiliki susunan kalimat topik dan 
kalimat pengembang. 

6
Contoh paragraf: 

(1)Pemandangan  bawah  laut  Senggigi  juga  tidak  kalah  memesona.  (2)Terumbu 


karang  yang  masih  terawat  menyuguhkan  pemandangan  alam  bawah  laut  yang 
memukau.  (3)Terumbu  karang  nampak  berwarna-warni  sangat  indah.  Ikan beraneka 
warna  menambah  keindahan  bawah  laut  Senggigi.  (4)Dengan  snorkeling  maupun 
menyelam  anda  dapat  menyaksikan  pemandangan  bawah  laut  yang  mengagumkan. 
(5)Anda  akan  menyaksikan  betapa  mempesonanya  taman  bawah  lautnya.  (6)Air  laut 
yang  jernih  serta  banyak  terumbu  karang  terawat  dengan  ikan-ikan  beraneka ragam 
menambah keindahan taman laut di Senggigi. 

Unsur-unsur paragraf tersebut dapat diperinci sebagai berikut: 

● Kalimat (1) merupakan kalimat topik. 


● Kalimat (2), (3), (4), (5), dan (6) merupakan kalimat pengembang. 

7) Kemungkinan ketujuh adalah kemungkinan yang memiliki susunan kalimat 


pengembang dan kalimat topik. 

Contoh paragraf: 
(1)Memasuki  bibir  Pantai  Senggigi  kita  akan disambut angin pantai yang lembut dan 
udara  yang  segar.  (2)Angin  lembut  terasa  mengelus  kulit.  (3)Garis  pantai  Senggigi 
yang  panjang  dengan  gradasi  warna  pasir  putih  dan  hitam  membuat  keindahan 
pantai  ini  semakin  menarik.  (4)Ombak  yang  tenang  di  pantai  ini  membuat  rasa 
tentram  semakin  lengkap.  (5)Dari  kejauhan  tampak  hamparan  permadani  biru  toska 
berpadu  dengan  hiasan buih-buih putih bersih.(6) Sungguh elok pemandangan pantai 
ini.  (7)Bukit-bukit  tangguh  nampak  menjadi  latar  bagian  pantai.  (8)Pantai  Senggigi 
dengan pesonanya benar-benar seperti lukisan di kanvas alam yang luas terbentang. 
Unsur-unsur paragraf tersebut dapat diperinci sebagai berikut: 

● Kalimat (1), (2), (3), (4), (5), (6) dan (7) merupakan kalimat pengembang. 
● Kalimat (8) merupakan kalimat topik. 

8) Kemungkinan kedelapan adalah kemungkinan yang memiliki susunan kalimat 


pengembang, kalimat topik, kalimat pengembang. 

Contoh paragraf: 

(1)Makanan  kunang-kunang  adalah  cairan  tumbuhan,  siput-siputan  kecil,  cacing, 


atau  serangga.  (2)Bahkan  kunang-kunang  memangsa  jenisnya  sendiri. 
(3)Kunang-kunang  betina  sengaja  berkelap-kelip  seakan mengundang jenis pejantan. 
(4)Setelah  pejantan  mendekat,  sang  betina  memangsanya.  (5)Makanan  bagi  hewan 
penting  untuk  pertumbuhan.  (6)Dengan  makanan  pertumbuhan  akan  maksimal. 
(7)Asupan yang maksimal dapat memberikan kebugaran bagi makhluk hidup. 

Unsur-unsur paragraf tersebut dapat diperinci sebagai berikut: 

● Kalimat (1), (2), (3), dan (4) merupakan kalimat pengembang. 


● Kalimat (5) merupakan kalimat topik. 

7
● Kalimat (6) dan (7) merupakan kalimat pengembang. 

9) Tidak  Masuk  Klasifikasi  Kemungkinan  Struktur.  Paragraf  yang  tidak masuk kedalam 


klasifikasi  yaitu  paragraf  yang  menggunakan  ide  pokok  menyebar.  Hal  ini  karena 
paragraf  tersebut  tidak  memiliki  kalimat  topik.  Jika  ingin  mengetahui  gagasan 
utamanya, maka harus menyimpulkan seluruh kalimatnya. 

Contoh paragraf: 

(1)Ratna  terlahir  dari  keluarga  mampu,  punya  pendidikan  yang  bagus,  pekerjaan 
mapan  serta  selalu  peduli  dengan  sekitarnya.  (2)Sedangkan  Janus  menjadi  orang 
mapan  dan  punya  segalanya  karena  nasib.  (3)Mereka  harus  menjalani  kebersamaan 
memasuki  tempat-tempat  kumuh  hingga  pedalaman Indonesia: Dayak di Kalimantan, 
Karimunjawa, Kota Tua, Bali , Toraja dan Desa Rawa Sampih. 

2.3 Jenis paragraf 

Menurut  Wijayanto  (2004:  9),  paragraf  dapat  digolongkan  menjadi  beberapa  jenis. 
Penggolongan  itu  dapat  dilakukan  dengan  menggunakan  dasar  tertentu.  Dalam  hal  ini, 
terdapat  empat  dasar  untuk  membuat penggolongan paragraf, yaitu berdasarkan letak kalimat 
utama,  sifat,  pengembangan,  dan  fungsi.  Wijayanto  mengungkapkan  berdasarkan  kalimat 
utamanya  dapat  dibedakan  menjadi  paragraf  deduktif,  paragraf  induktif,  paragraf 
deduktif-induktif, paragraf ineratif, dan paragraf tanpa kalimat utama 

Menurut  Wijayanti,  dkk  (2013:  117),  paragraf  dapat  diklasifikasikan  berdasarkan 


posisi  kalimat  topik  di  dalam  paragraf,  urutan  kemunculan  paragraf  di  dalam  karangan,  dan 
tujuan  penulisannya  di  dalam  paragraf  atau  karangan.  Karena  jenis  paragraf  yang  diteliti 
berdasarkan  posisi  dalam  kalimat  utama  maka  peneliti  hanya  menjelaskan  paragraf  dapat 
dibedakan  berdasarkan  kalimat  utama  yaitu,  paragraf  deduktif,  paragraf  induktif,  paragraf 
induktif-deduktif, dan paragraf dengan kalimat topik di seluruh paragrafnya. 

Menurut Sukiman, dkk (2016: 59)​ ​Berdasarkan fungsinya dan wujudnya dalam 
karangan, paragraf dapat dibagi menjadi tiga jenis yang memiliki funsi tersendiri , yaitu: 

1. Paragraf pembuka 

Isi  paragraf  pembuka bertujuan mengutarakan suatu aspek pokok pembicaraan 


dalam  karangan.  Sebagai bagian yang mengawali sebuah karangan, paragraf pembuka 
harus  dapat  difungsikan  untuk  mengantar  pokok  pembicaraan,  menarik  minat  dan 
perhatian  pembaca,  menyiapkan  dan  menata  pikiran  pembaca  untuk  mengetahui  isi 
karangan. 

2. Paragraf pengembang atau penghubung 

Paragraf  ini  bertujuan  menghubungkan  pokok  pembicaraan  suatu  karangan 


yang  sebelumnya  telah  dirumuskan  di  dalam  paragraf  pembuka. Contoh dan ilustrasi, 
inti  permasalahan  dan  uraian  pembahasan  adalah  isi  sebuah  paragraf  pengembang 

8
atau  penghubung.  Paragraf  ini  berfungsi  untuk  mengemukakan  inti  persoalan, 
memberi  ilustrasi  atau  contoh,  menjelaskan  hal  yang  akan  diuraikan  pada  paragraf 
berikutnya,  mempersiapkan  dasar  atau  landasan  bagi  kesimpulan.  Semua  paragraf 
yang  terletak  antara  paragraf  pembuka  dan  paragraf  penutup  digolongkan  sebagai 
paragraf  penghubung.  Oleh  karena  itu,  antara  paragraf  yang  satu  dan  lainnya  harus 
saling berhubungan secara logis 

3. Paragraf penutup 

Paragraf  penutup  adalah  paragraf  yang  terdapat  pada  akhir  tulisan  atau  yang 
mengakhiri  sebuah  karangan.  Biasanya,  paragraf  penutup  berisi  kesimpulan  dari 
semua  pembahasan  yang  telah  dipaparkan  pada  paragraf  penghubung.  Paragraf  ini 
sering  berisi  penegasan  atau  pernyataan  kembali  tentang  masalah-masalah  yang 
diuraikan  pada  paragraf  penghubung  agar maksud penulis menjadi lebih jelas jika ada 
hal-hal  yang  dianggap  penting.  mengingat  paragraf  penutup  dimaksudkan  untuk 
mengakhiri  karangan  atau  bagian  karangan,  penyajiannya  harus  memperhatikan  hal 
berikut:  sebagai  bagian  penutup,  paragraf  ini  tidak  boleh  terlalu  panjang  dan  isi 
paragraf harus berisi simpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian. 

Selain  itu  penggolongan  berdasarkan  kalimat  utama  serta  wujud  dan  fungsi,  terdapat 
pula penggolongan jenis paragraf berdasarkan isinya, sebagai berikut: 

1. Paragraf deskripsi  

Paragraf  jenis  ini  berisi  kalimat-kalimat  yang  mendeskripsikan,  menggambarkan 


sesuatu. misalnya deskripsi kota Bandung pada pagi hari. seperti contoh: 

Bandung  Bandung  masih  diselimuti  diselimuti  kabut.  Orang  -orang  baru  satu 
dua  yang  lalu  lalang.  Kendaraan  hanya  kadang-kadang  terdengar  menderu.  Yang 
tampak  dominan  adalah  para  petugas  kebersihan  kota.  Mereka  sibuk  membersihkan 
sampah.  Mereka  bekerja  dengan  riang.  Kadang-kadang  mereka  bersenandung  di 
sela-sela  pekerjaannya.  Perlahan  tapi  pasti  keramaian  kendaraan  di  jalan  bertambah 
sedikit demi sedikit. Bandung sedang menggeliat dari tidurnya 

2. Paragraf eksposisi 

Paragraf  eksposisi  adalah  paragraf  yang  berusaha  menjelaskan  sesuatu  atau 


memberikan  sesuatu.  Penjelasan  atau  pemerian  seringkali  bertolak  dari  satu  definisi. 
seperti contoh:  

Kota  Bandung  adalah  salah  satu  ibu  kota  propinsi dari sekian banyak propinsi 


di  Indonesia,  yaitu  propinsi Jawa Barat. Sebagai ibu kota Propinsi Kota Bandung juga 
amat  dikenal  sebagai  kota  Asia  Afrika,  yaitu  kota  tempat  berlangsungnya Konferensi 
Asia  Afrika.  Selain  itu,  kota  Bandung  pun  memiliki  banyak  julukan,  di  antaranya 
sebagai Paris van Java. 

3. Paragraf argumentasi 

Paragraf  argumentasi  paragraf  yang  berusaha  meyakinkan  bahwa  hal  yang 


dikemukakan  adalah  benar.  Cara  meyakinkan  kebenaran  itu  biasanya  dengan  cara 

9
mengajukan sejumlah fakta. Seperti contoh:   

Hampir  semua  orang  yang  pernah  tinggal  tinggal  di  kota  Bandung  Bandung 
menyatakan  merasa  betah  tinggal  di  kota  tersebut.  Bahkan,  umumnya  mereka 
berusaha  tetap  tinggal  di  kota  ini.  Bisa  dimengerti  mengapa  mereka  merasa  betah. 
Kota  ini  memiliki  hawa  yang  sejuk.  Tingkat  kriminalitasnya  juga  relatif  kecil  bila 
dibandingkan dengan kota setaranya, Surabaya dan Medan misalnya. Terdapat banyak 
lembaga  pendidikan  tinggi  negeri  di  dalamnya.  Juga,  kotanya  tidak  terlalu  besar 
seperti  Jakarta,  sehingga  dari  satu  sudut  kota  ke  sudut  kota  lainnya  tidak terlalu jauh. 
Itulah  beberapa hal yang menyebabkan para pendatang rela tinggal berdesakan di kota 
ini. 

4. Paragraf Narasi 

Paragraf  narasi  adalah  paragraf  yang  berusaha  menceritakan peristiwa demi peristiwa 


yang dialami seorang tokoh. Seperti contoh:  

Hari  itu  ia  telusuri  sudut  demi  sudut  kota  Bandung  yang  ama  t  dicintainya 
dicintainya  seolah  -olah  tidak  mau  ada  satu  pun  sudut  yang  terlewat  terlewat.  Setiap 
sudut  yang  disinggahinya  menyisakan  kenangan amat mendalam baginya. Mula-mula 
ia  telusuri  sudut  Setiabudi.  Di  wilayah  ini  ia  menyimpan  amat  banyak  kenangan. 
Penelusuran  dilanjutkan  ke  wilayah  balai  kota  dan  sekitarnya.  Di  sini  pun  ia  amat 
hanyut  dengan  kenangan  bersama-sama  sahabatnya,  juga  kekasihnya.  Lalu,  ia 
lanjutkan  menyusuri  wilayah  alun-alun  yang  sekarang  telah  berubah  total  dari  masa 
dua  puluh  tahun  yang  lalu.  Lagi-lagi  ia  terhanyut  dalam  kenangan  masa  lalunya. 
Setiap  tempat,  setiap  sudut  kota  itu,  yang  ada  hanyalah  kenangan  indah  baginya, 
seluruhnya. 

2.4 Cara penempatan pokok pikiran utama pada paragraf 

Paragraf  dapat  dikelompokkan  menurut  letak  kalimat  utama  atau  kalimat 


topik.  berdasarkan  letak  kalimat  utama  atau  kalimat  topiknya,  paragraf  dapat 
dibedakan menjadi 4, yaitu : 

● Paragraf Deduktif 

Merupakan  paragraf  yang  memiliki  kalimat  utama  yang  terletak  di  baris  pertama 
sebuah  paragraf.  Paragraf  ini  diawali  dengan  pernyataan  umum  atau  topik  yang 
sifatnya  umum(luas)  kemudian  dijelaskan  dengan  kalimat  yang  semakin merinci atau 
bersifat khusus. Paragraf ini memiliki pola kalimat yaitu dari umum ke khusus.  

Ciri - ciri paragraf deduktif : 

1. Memiliki pola dari umum ke khusus. 


2. Kalimat utama berada di awal atau baris pertama sebuah paragraf. 

Contoh paragraf : 

Ibu  akan  berbelanja  ke  Toko  Sukamaju.  Toko  Sukamaju  adalah  toko  yang 
menjual  aneka  buah-buahan  segar.  Di  toko  tersebut  terdapat  buah  jeruk  ,  mangga, 

10
durian,  dan  pisang.  Ibu  membeli  jeruk  dan  pisang.  Di  toko  tersebut  terdapat 
macam-macam  jeruk  dan  pisang.  Ada  jeruk  Bali,  jeruk  Mandarin,pisang  Ambon, 
pisang Raja,dll.  

● Paragraf Induktif 

Merupakan  paragraf  yang  memiliki  kalimat  utama  yang  terletak di baris akhir sebuah 


paragraf.  Paragraf  ini  kebalikan  dari  Paragraf  deduktif,  yaitu  diawali  dengan  kalimat 
penjelas  kemudian  kalimat  umum.  pola  paragraf  induktif  adalah  dari  Khusus  ke 
Umum.  

Ciri-ciri paragraf induktif : 

1. Memiliki pola paragraf khusus ke umum. 


2. Kalimat utama berada di akhir kalimat sebuah paragraf.  

Contoh paragraf : 

Membuang  sampah  sembarangan  ke  sungai  atau  ke  selokan  adalah  salah  satu 
kebiasaan  warga  Indonesia  dari  zaman  dahulu.  Membuang  sampah  ke  sungai  atau 
selokan  menyebabkan  selokan  menjadi  mampet  dan  membuat  air  hujan  yang  turun 
tidak  dapat terserap dengan baik dan menimbulkan banjir. Sehingga banjir disebabkan 
oleh air hujan yang tersumbat oleh sampah di sungai maupun di selokan.  

● Paragraf Deduktif Induktif 

Merupakan  paragraf  yang  memiliki  kalimat  utama  yang  terletak  di  awal  maupun  di 
akhir kalimat dalam sebuah paragraf. Pada kalimat akhir di dalam paragraf merupakan 
penegas dari kalimat utama di awal paragraf.  

Contoh Paragraf : 

Hutan  mangrove  memiliki  karakteristik  tertentu.  Pada  umumnya,  hutan ini ditumbuhi 


oleh  tumbuhan  bakau.  Hutan  mangrove  berada  di  percampuran  air  asin  dan  air  tawar 
atau  biasa  disebut  air  payau.  Akibatnya,  hutan  mangrove  dipengaruhi  oleh  pasang 
surut air laut. Itulah ciri-ciri yang dimiliki hutan mangrove.  

● Paragraf Tersebar atau Penuh 

Merupakan  paragraf  yang  memiliki  kalimat  utama  di  seluruh  paragraf  atau  di  setiap 
kalimat  dalam paragraf. Sehingga, tidak ada satupun kalimat dari paragraf yang bukan 
merupakan kalimat utama.  

Contoh Paragraf :  

11
Langit  kota  Bandung  berubah  menjadi  gelap  gulita.  Petir  menyambar.  Angin 
berhembus  sangat  kencang.  Listrik  pun  padam tiba-tiba. Hujan deras mengguyur kota 
Bandung.  Semua  orang  berlari  mencari  perlindungan.  Klakson  mobil  dan  motor 
saling berbunyi kencang. Pak polisi pun kebingungan menertibkan keadaan.  

2.5 Pola paragraf 

Jenis-jenis pola pengembangan paragraf sebagai berikut. 

a. Pola pengembangan paragraf perbandingan 

Pola pengembangan paragraf perbandingan yaitu paragraf yang memiliki 


gagasan atau kalimat utama mengenai informasi perbandingan dua hal. 

Contoh paragraf : Hujan di bulan maret tidak terjadi setiap hari seperti halnya bulan 
Februari. Bulan Februari menjadi bulan yang penuh dengan air setiap harinya. Entah 
itu datangnya pagi, siang, sore, ataupun malam. Berbagai daerah mengalami bencana 
banjir akibat dari curah hujan tinggi setiap harinya. Awal bulan Maret, air hujan mulai 
jarang turun dan curah hujan pun tidak setinggi pada bulan Februari. 

b. Pola pengembangan paragraf pertanyaan 

Pola pengembangan paragraf pertanyaan yaitu paragraf yang memiliki 


gagasan atau kalimat utama dalam bentuk kalimat tanya dan kalimat pengembang. 

Contoh paragraf : Siapakah Nyai Putri Sarwenda? Beliau merupakan seorang Nyai 
terkenal di desa Ketumpeng. Beliau menjadi sosok yang paling tangguh di desa 
Ketumpeng. Selain jasanya yang pernah melawan penjajah di desa, beliau juga selalu 
menjaga warga desa Ketumpeng dari segala permasalahan yang terjadi. 

c. Pola pengembangan paragraf sebab-akibat 

Pola pengembangan paragraf sebab-akibat yaitu paragraf yang memiliki 


gagasan atau kalimat utama mengenai sebab-akibat suatu peristiwa. 

Contoh paragraf : Alika sedari kecil sudah dimanja oleh keluarganya. Dari mulai 
keinginannya yang selalu dipenuhi, sampai permasalahannya yang diatasi oleh 
keluarganya. Suatu hari, Alika mengikuti organisasi yang dituntut untuk menjadi 
sosok yang bertanggungjawab, mandiri, dan lapang dada. Begitu ia memasuki 
organisasi, ia selalu menangis. Ia merasa dirinya terlalu dimanja oleh keluarganya 
sampai dia tidak tahu rasanya jika pendapatnya tidak disetujui, bagaimana sulitnya 
mendapatkan yang diinginkan, bagaimana memanajemen waktunya. 

d. Pola pengembangan paragraf contoh 

Pola pengembangan paragraf contoh yaitu paragraf yang memiliki kalimat 


gagasan atau kalimat utama yang memaparkan informasi menggunakan contoh. 

Contoh paragraf : Dalam suatu kepanitiaan, sangat penting adanya forum diskusi 
mengenai progres dari masing-masing divisi. Contohnya, divisi acara sudah 
menyelesaikan progresnya dalam hal petunjuk teknis, petunjuk pelaksanaan, dan 

12
rundown​ acara. Hal itu akan memudahkan divisi lain untuk mengetahui progres dari 
masing-masing divisi dalam kepanitiaan. 

e. Pola pengembangan paragraf perulangan 

Pola pengembangan paragraf perulangan yaitu paragraf yang memiliki kalimat 


gagasan atau kalimat utama menggunakan pengulangan kata/kelompok kata atau 
bagian yang penting. 

Contoh paragraf : Raini menghampiri Dinda yang baru saja sampai di sekolah. Dinda 
yang melihat Raini langsung bergegas membalikkan badan, ingin rasanya ia pergi dari 
sekolah ini. Sekolah ini menjadi salah satu sumber kebahagiaan Dinda sewaktu dulu. 
Namun, sekolah ini menjadi sumber kesedihan Dinda saat ini. Sekolah yang dahulu 
rasanya seperti rumah, kini seperti menjadi penjara bagi Dinda. Dipandang rendah, 
tetapi tidak bisa pergi. 

f. Pola pengembangan paragraf definisi 

Pola pengembangan paragraf definisi yaitu paragraf yang memiliki kalimat 


gagasan atau kalimat utama yang menjelaskan mengenai definisi dari suatu hal. 

Contoh paragraf : Hutan bakau adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair 
payau dan terletak di garis pantai. Hutan bakau merupakan hutan yang tumbuh di 
wilayah pasang dan surut. Hutan bakau ini termasuk lingkup ekosistem pantai sebab 
terletak di kawasan perbatasan laut dan darat. 

g. Pola pengembangan paragraf ilustri 

Pola pengembangan paragraf ilustri yaitu paragraf yang memiliki kalimat 


gagasan atau kalimat utama yang menggambarkan atau melukiskan suatu objek. 

Contoh paragraf : Bonekaku bernama jelita. Entah mengapa kuberi nama itu, mungkin 
supaya terdengar cantik jelita saat orang mendengar. Jelita adalah boneka 
kesayanganku sejak kecil. Bulunya tidak sehalus sutra, tetapi sangat nyaman untuk 
dipeluk karena badannya yang mungil. Jelita boneka kelinci dengan telinga panjang. 
Warnanya pink cantik untuk dipandang. 

h. Pola pengembangan paragraf kronologi 

Pola pengembangan paragraf kronologi yaitu paragraf yang memiliki kalimat 


gagasan atau kalimat utama yang berupa urutan dari suatu kejadian. 

Contoh paragraf : Bel sekolah berbunyi, menandakan waktunya pulang. Angga segera 
membereskan bukunya dan siap-siap untuk pulang. Setelah berdoa, Angga keluar dari 
kelas dan berlari menuju parkiran. Ia sudah janji untuk mengantarkan keponakannya 
ke taman bermain sepulang sekolah. Setelah mengambil motornya, ia bergegas 
pulang. Seperti dugaannya, keponakannya sudah menunggunya di ruang tamu dengan 
pakaian yang cantik. Angga dan keponakannya pun pergi ke taman untuk bermain. 

i. Pola pengembangan paragraf analogi 

13
Pola pengembangan paragraf analogi yaitu paragraf yang memiliki kalimat 
gagasan atau kalimat utama yang menganalogikan sesuatu dengan hal yang diketahui 
oleh umum sehingga mempermudah pembaca untuk membayangkan objeknya. 

Contoh paragraf : Seorang guru mendidik siswanya layaknya sebuah tanaman. 


Tanaman yang dirawat dengan baik dan sabar, sehingga tanaman dapat tumbuh 
dengan indah. Begitu juga dengan seorang murid yang dididik dengan baik dan sabar 
oleh gurunya, akan tumbuh menjadi sosok yang beintegritas 

(Fitriani, D., dkk., 2018: 9-11). 

 
 
 

14
BAB III 
PENUTUP  

3.1 Kesimpulan  
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diperoleh 
beberapa kesimpulan sebagai berikut:  

1. Pengertian  paragraf  adalah  seperangkat  kalimat  yang  tersusun  logis-sistematis  dan 


merupakan  satu  kesatuan  ekspresi  pikiran  yang  relevan  serta  mendukung  pikiran 
pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan. 
2. Struktur  kalimat  yang  membangun  paragraf  umumnya  diklasifikasikan  menjadi  dua 
jenis  yaitu  kalimat  topik  dan  kalimat  penjelas.  ​Kalimat  topik  adalah  kalimat  yang 
berisi  ide  pokok  atau  ide  utama  dari  paragraf.  Sedangkan  kalimat  penjelas  atau 
kalimat  pendukung  adalah  kalimat  yang  berfungsi  menjelaskan  atau  mendukung  ide 
utama dari paragraf. 
3. Jenis-jenis paragraf dapat digolongkan berdasarkan kalimat utama, wujud dan fungsi, 
serta isi dari paragraf 
4. Cara  menempatkan  pokok  pikiran  dapat  dibagi  kedalam  4  jenis,  paragraf  deduktif, 
paragraf induktif, paragraf tersebar penuh, dan paragraf deduktif-induktif. 
5. Pola  pengembangan  pada  sebuah  paragraf  dapat  dibagi  menjadi pola pengembangan 
paragraf  analogi,  pola  pengembangan  paragraf  kronologi,  pola  pengembangan 
paragraf  ilustrasi,  pola  pengembangan  paragraf contoh, pola pengembangan paragraf 
perulangan,  pola  pengembangan  paragraf  definisi,  pola  pengembangan  paragraf 
sebab-akibat,  pola  pengembangan  paragraf  pertanyaan,  pola pengembangan paragraf 
perbandingan. 

3.2 Saran  

Penulis tentu menyarankan agar beberapa hal yang terkait dalam pengembangan
Sistem Informasi Perusahaan Barang di masa mendatang, seperti :

1. Perlu adanya penelitian berlanjut agar dapat meningkatkan metode-metode


dalam penulisan paragraf yang baik dan benar
2. Adanya media pembelajaran yang memfokuskan kepada tata cara penulisan
paragraf baik diperuntukkan bagisiswa sekolah maupun mahasiswa perguruan
tinggi

15
DAFTAR PUSTAKA 

 
Anonymous. 2017. Paragraf: Pengertian, Ciri, Struktur, Macam, Contoh, Unsur, Syarat dan 
Fungsinya Lengkap. ​https://blogbahasa-indonesia.blogspot.com/2017/12/paragraf.html 
(diakses tanggal 22 Maret 2021 pukul 16.38 WIB) 
Anonymous. ​Paragraf: Pengertian, Jenis, Syarat Pembentukan, dan Metode 
Pengembangannya​. file:///C:/Users/owner/Downloads/Paragrafx.pdf (diakses 22 Maret 
2021 pukul 22.00 WIB) 
Fitriani, Devi. 2018. Jenis, Struktur, dan Pola Pengembangan Paragraf Buku Teks Bahasa 
Indonesia dan Implikasinya. Hlm, 6-9. 
Lita, Novie. 2016. Struktur Kalimat, Struktur Paragraf, dan Pola Pengembangan Paragraf. 
Hlm, 31-33.  
Meltiana, Maria. 2016. ​Unsur Paragraf, Jenis Paragraf, dan Pola pengembangan Paragraf 
ditajuk Rencana Surat Kabar Kompas.​  
file:///C:/Users/owner/Downloads/131224022_full.pdf (diakses 22 Maret 2021 pukul 
19.00 WIB) 
Nurdjan, Sukiman, dkk..2016. ​Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.​ Makassar:Aksara 
Timur. Hlm 59-61 
Tarigan, Djago. 2008. ​Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.​ Bandung:Angkasa. 
 
 
 
 

16

Anda mungkin juga menyukai