BAHASA INDONESIA
PARAGRAF
JURUSAN STATISTIKA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 1
BAB I PENDAHULUAN 2
1.1 Latar Belakang 2
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan dan Manfaat Pembahasan 3
BAB II PEMBAHASAN 4
2.1 Pengertian paragraf 4
2.2 Struktur Paragraf 4
2.3 Jenis-Jenis Paragraf 8
2.4 Cara penempatan kalimat utama dalam paragraf 10
2.5 Pola Paragraf 12
BAB III PENUTUP 15
3.1 Kesimpulan 15
3.2 Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun menjadi satu
kesatuan dengan suatu kesesuaian yang kemudian membentuk paragraf-paragraf, sehingga
dapat terbentuk suatu karangan. Pada suatu karangan, tentunya akan mengacu pada maksud
dari penulisan karangan tersebut terutama dalam menentukan topik yang ada dalam bagian
karangan, sehingga pembaca dapat mengerti maksud dari karangan tersebut.
Karangan yang terdiri dari beberapa paragraf, masing-masing dari paragraf tersebut
berisi pikiran utama dan diikuti oleh pikiran-pikiran penjelas. Sebuah paragraf belum tentu
dapat berwujud keseluruhan karangan. Namun, sebuah paragraf sudah bisa memberikan
suatu informasi kepada pembaca karena ada kalanya suatu karangan hanya berisi satu
paragraf saja sehingga dalam karangan tersebut hanya berisi satu pikiran pokok.
Paragraf adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan
beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraf, yang perlu
diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf
membicarakan satu gagasan (gagasan tunggal). Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam
paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan paragraf yang hanya terdiri atas
satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud
paragraf semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang
kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, paragraf semacam itu jarang dipakai dalam
tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut
pandang komposisi. Pembicaraan tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki kawasan
wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu
paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang
mewujudkan sebuah karangan.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan di atas, agar
permasalahan yang diteliti menjadi lebih jelas, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan paragraf dan apa saja struktur dalam sebuah
paragraf?
2. Apa saja jenis-jenis dalam sebuah paragraf?
3. Bagaimana cara menempatkan pokok pikiran utama dalam sebuah paragraf?
4. Apa saja pola pengembangan dalam sebuah paragraf?
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat bermanfaat sebagai pembelajaran di bidang bahasa indonesia
mengenai paragraf
b. Dapat bermanfaat sebagai literatur dan bahan informasi ilmiah
mengenai paragraf
c. Dapat bermanfaat sebagai acuan untuk makalah sejenis berikutnya
2. Manfaat Praktis
a. Dapat meningkatkan pola pikir dan berpikir kritis untuk mengetahui
kemampuan penulis dalam menyampaikan ilmu yang diperoleh
b. Hasil pembahasan dapat memberi masukan kepada pihak yang terkait
dan menjawab permasalahan yang diteliti
c. Dapat memperkaya wacana mengenai paragraf
3
BAB II
PEMBAHASAN
Mendapatkan banyaknya unsur dan urutan unsur yang pembangun paragraf, struktur
paragraf dapat dikelompokkan menjadi beberapa kemungkinan, yaitu :
4
kalimat), kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
Contoh paragraf:
Contoh paragraf:
(1)Dimana-mana, (2)anggota masyarakat membicarakan kenaikan harga. (3)Ibu-ibu,
sambil belanja di pasar, menggerutu tentang belanja dapur yang semakin meningkat.
(4)Bapak-bapak di kantor asyik memperbincangkan efek kenaikan harga BBM
terhadap pengeluaran sehari-hari. (5)Pengusaha bus sibuk mengkalkulasi harga
penyesuaian karcis penumpang bus. (6)Abang becak secara diam-diam sepakat
menaikkan tarif becak menjadi dua kali lipat. (7)Para mahasiswa menggerutu karena
tarif oplet bertambah dari biasanya. (8)Pegawai kecil asyik membicarakan kenaikan
harga bahan pokok. (9)Pendek kata semua orang membicarakan akibat kenaikan
harga BBM.
Contoh paragraf:
5
(1)Meskipun sudah berumur, ibuku masih menuntut ilmu. (2)Ibuku melanjutkan ke
jenjang S-2. (3)Padahal harusnya dia sudah tidak disibukkan oleh tugas kuliah.
(4)Tetapi, sepertinya ibuku sangat menikmati sekolahnya. (5)Sambil bernyanyi kecil
dia mengerjakan tugas kuliahnya. (6)Belajar terus sepanjang hayat, itulah
semboyannya.
Contoh paragraf:
(1)Melihat dari judul, (2)Tenun Biru, bukanlah menggambarkan isi novel ini.
(3)Judul ini membuat rasa ingin tahu pembaca menjadi muncul, apalagi membaca
subjudul, seperti tidak nyambung dengan judul utama.
Contoh paragraf:
(1)Bagas memiliki perilaku unik. (2)Kalau marah, Bagas melakukan atraksi yang
menarik. (3)Dia menggunakan kaki belakangnya dan melompat dalam jangkauan
yang begitu jauh. (4)Buk! Sering terdengar dia menjatuhkan diri. (5)Kadang dia
melompat sampai sejauh tiga meter. (6)Kalau tidak dipedulikan, kakinya
dientak-entakkan seperti anak kecil yang merajuk minta dibelikan mainan. (7)Dengan
menggunakan kaki belakangnya pula, dia berdiri sangat tinggi seperti sedang
menunjukkan bahwa dia bisa menarik perhatian kita.
6) Kemungkinan keenam adalah kemungkinan yang memiliki susunan kalimat topik dan
kalimat pengembang.
6
Contoh paragraf:
Contoh paragraf:
(1)Memasuki bibir Pantai Senggigi kita akan disambut angin pantai yang lembut dan
udara yang segar. (2)Angin lembut terasa mengelus kulit. (3)Garis pantai Senggigi
yang panjang dengan gradasi warna pasir putih dan hitam membuat keindahan
pantai ini semakin menarik. (4)Ombak yang tenang di pantai ini membuat rasa
tentram semakin lengkap. (5)Dari kejauhan tampak hamparan permadani biru toska
berpadu dengan hiasan buih-buih putih bersih.(6) Sungguh elok pemandangan pantai
ini. (7)Bukit-bukit tangguh nampak menjadi latar bagian pantai. (8)Pantai Senggigi
dengan pesonanya benar-benar seperti lukisan di kanvas alam yang luas terbentang.
Unsur-unsur paragraf tersebut dapat diperinci sebagai berikut:
● Kalimat (1), (2), (3), (4), (5), (6) dan (7) merupakan kalimat pengembang.
● Kalimat (8) merupakan kalimat topik.
Contoh paragraf:
7
● Kalimat (6) dan (7) merupakan kalimat pengembang.
Contoh paragraf:
(1)Ratna terlahir dari keluarga mampu, punya pendidikan yang bagus, pekerjaan
mapan serta selalu peduli dengan sekitarnya. (2)Sedangkan Janus menjadi orang
mapan dan punya segalanya karena nasib. (3)Mereka harus menjalani kebersamaan
memasuki tempat-tempat kumuh hingga pedalaman Indonesia: Dayak di Kalimantan,
Karimunjawa, Kota Tua, Bali , Toraja dan Desa Rawa Sampih.
Menurut Wijayanto (2004: 9), paragraf dapat digolongkan menjadi beberapa jenis.
Penggolongan itu dapat dilakukan dengan menggunakan dasar tertentu. Dalam hal ini,
terdapat empat dasar untuk membuat penggolongan paragraf, yaitu berdasarkan letak kalimat
utama, sifat, pengembangan, dan fungsi. Wijayanto mengungkapkan berdasarkan kalimat
utamanya dapat dibedakan menjadi paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf
deduktif-induktif, paragraf ineratif, dan paragraf tanpa kalimat utama
Menurut Sukiman, dkk (2016: 59) Berdasarkan fungsinya dan wujudnya dalam
karangan, paragraf dapat dibagi menjadi tiga jenis yang memiliki funsi tersendiri , yaitu:
1. Paragraf pembuka
8
atau penghubung. Paragraf ini berfungsi untuk mengemukakan inti persoalan,
memberi ilustrasi atau contoh, menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf
berikutnya, mempersiapkan dasar atau landasan bagi kesimpulan. Semua paragraf
yang terletak antara paragraf pembuka dan paragraf penutup digolongkan sebagai
paragraf penghubung. Oleh karena itu, antara paragraf yang satu dan lainnya harus
saling berhubungan secara logis
3. Paragraf penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir tulisan atau yang
mengakhiri sebuah karangan. Biasanya, paragraf penutup berisi kesimpulan dari
semua pembahasan yang telah dipaparkan pada paragraf penghubung. Paragraf ini
sering berisi penegasan atau pernyataan kembali tentang masalah-masalah yang
diuraikan pada paragraf penghubung agar maksud penulis menjadi lebih jelas jika ada
hal-hal yang dianggap penting. mengingat paragraf penutup dimaksudkan untuk
mengakhiri karangan atau bagian karangan, penyajiannya harus memperhatikan hal
berikut: sebagai bagian penutup, paragraf ini tidak boleh terlalu panjang dan isi
paragraf harus berisi simpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian.
Selain itu penggolongan berdasarkan kalimat utama serta wujud dan fungsi, terdapat
pula penggolongan jenis paragraf berdasarkan isinya, sebagai berikut:
1. Paragraf deskripsi
Bandung Bandung masih diselimuti diselimuti kabut. Orang -orang baru satu
dua yang lalu lalang. Kendaraan hanya kadang-kadang terdengar menderu. Yang
tampak dominan adalah para petugas kebersihan kota. Mereka sibuk membersihkan
sampah. Mereka bekerja dengan riang. Kadang-kadang mereka bersenandung di
sela-sela pekerjaannya. Perlahan tapi pasti keramaian kendaraan di jalan bertambah
sedikit demi sedikit. Bandung sedang menggeliat dari tidurnya
2. Paragraf eksposisi
3. Paragraf argumentasi
9
mengajukan sejumlah fakta. Seperti contoh:
Hampir semua orang yang pernah tinggal tinggal di kota Bandung Bandung
menyatakan merasa betah tinggal di kota tersebut. Bahkan, umumnya mereka
berusaha tetap tinggal di kota ini. Bisa dimengerti mengapa mereka merasa betah.
Kota ini memiliki hawa yang sejuk. Tingkat kriminalitasnya juga relatif kecil bila
dibandingkan dengan kota setaranya, Surabaya dan Medan misalnya. Terdapat banyak
lembaga pendidikan tinggi negeri di dalamnya. Juga, kotanya tidak terlalu besar
seperti Jakarta, sehingga dari satu sudut kota ke sudut kota lainnya tidak terlalu jauh.
Itulah beberapa hal yang menyebabkan para pendatang rela tinggal berdesakan di kota
ini.
4. Paragraf Narasi
Hari itu ia telusuri sudut demi sudut kota Bandung yang ama t dicintainya
dicintainya seolah -olah tidak mau ada satu pun sudut yang terlewat terlewat. Setiap
sudut yang disinggahinya menyisakan kenangan amat mendalam baginya. Mula-mula
ia telusuri sudut Setiabudi. Di wilayah ini ia menyimpan amat banyak kenangan.
Penelusuran dilanjutkan ke wilayah balai kota dan sekitarnya. Di sini pun ia amat
hanyut dengan kenangan bersama-sama sahabatnya, juga kekasihnya. Lalu, ia
lanjutkan menyusuri wilayah alun-alun yang sekarang telah berubah total dari masa
dua puluh tahun yang lalu. Lagi-lagi ia terhanyut dalam kenangan masa lalunya.
Setiap tempat, setiap sudut kota itu, yang ada hanyalah kenangan indah baginya,
seluruhnya.
● Paragraf Deduktif
Merupakan paragraf yang memiliki kalimat utama yang terletak di baris pertama
sebuah paragraf. Paragraf ini diawali dengan pernyataan umum atau topik yang
sifatnya umum(luas) kemudian dijelaskan dengan kalimat yang semakin merinci atau
bersifat khusus. Paragraf ini memiliki pola kalimat yaitu dari umum ke khusus.
Contoh paragraf :
Ibu akan berbelanja ke Toko Sukamaju. Toko Sukamaju adalah toko yang
menjual aneka buah-buahan segar. Di toko tersebut terdapat buah jeruk , mangga,
10
durian, dan pisang. Ibu membeli jeruk dan pisang. Di toko tersebut terdapat
macam-macam jeruk dan pisang. Ada jeruk Bali, jeruk Mandarin,pisang Ambon,
pisang Raja,dll.
● Paragraf Induktif
Contoh paragraf :
Membuang sampah sembarangan ke sungai atau ke selokan adalah salah satu
kebiasaan warga Indonesia dari zaman dahulu. Membuang sampah ke sungai atau
selokan menyebabkan selokan menjadi mampet dan membuat air hujan yang turun
tidak dapat terserap dengan baik dan menimbulkan banjir. Sehingga banjir disebabkan
oleh air hujan yang tersumbat oleh sampah di sungai maupun di selokan.
Merupakan paragraf yang memiliki kalimat utama yang terletak di awal maupun di
akhir kalimat dalam sebuah paragraf. Pada kalimat akhir di dalam paragraf merupakan
penegas dari kalimat utama di awal paragraf.
Contoh Paragraf :
Merupakan paragraf yang memiliki kalimat utama di seluruh paragraf atau di setiap
kalimat dalam paragraf. Sehingga, tidak ada satupun kalimat dari paragraf yang bukan
merupakan kalimat utama.
11
Langit kota Bandung berubah menjadi gelap gulita. Petir menyambar. Angin
berhembus sangat kencang. Listrik pun padam tiba-tiba. Hujan deras mengguyur kota
Bandung. Semua orang berlari mencari perlindungan. Klakson mobil dan motor
saling berbunyi kencang. Pak polisi pun kebingungan menertibkan keadaan.
Contoh paragraf : Hujan di bulan maret tidak terjadi setiap hari seperti halnya bulan
Februari. Bulan Februari menjadi bulan yang penuh dengan air setiap harinya. Entah
itu datangnya pagi, siang, sore, ataupun malam. Berbagai daerah mengalami bencana
banjir akibat dari curah hujan tinggi setiap harinya. Awal bulan Maret, air hujan mulai
jarang turun dan curah hujan pun tidak setinggi pada bulan Februari.
Contoh paragraf : Siapakah Nyai Putri Sarwenda? Beliau merupakan seorang Nyai
terkenal di desa Ketumpeng. Beliau menjadi sosok yang paling tangguh di desa
Ketumpeng. Selain jasanya yang pernah melawan penjajah di desa, beliau juga selalu
menjaga warga desa Ketumpeng dari segala permasalahan yang terjadi.
Contoh paragraf : Alika sedari kecil sudah dimanja oleh keluarganya. Dari mulai
keinginannya yang selalu dipenuhi, sampai permasalahannya yang diatasi oleh
keluarganya. Suatu hari, Alika mengikuti organisasi yang dituntut untuk menjadi
sosok yang bertanggungjawab, mandiri, dan lapang dada. Begitu ia memasuki
organisasi, ia selalu menangis. Ia merasa dirinya terlalu dimanja oleh keluarganya
sampai dia tidak tahu rasanya jika pendapatnya tidak disetujui, bagaimana sulitnya
mendapatkan yang diinginkan, bagaimana memanajemen waktunya.
Contoh paragraf : Dalam suatu kepanitiaan, sangat penting adanya forum diskusi
mengenai progres dari masing-masing divisi. Contohnya, divisi acara sudah
menyelesaikan progresnya dalam hal petunjuk teknis, petunjuk pelaksanaan, dan
12
rundown acara. Hal itu akan memudahkan divisi lain untuk mengetahui progres dari
masing-masing divisi dalam kepanitiaan.
Contoh paragraf : Raini menghampiri Dinda yang baru saja sampai di sekolah. Dinda
yang melihat Raini langsung bergegas membalikkan badan, ingin rasanya ia pergi dari
sekolah ini. Sekolah ini menjadi salah satu sumber kebahagiaan Dinda sewaktu dulu.
Namun, sekolah ini menjadi sumber kesedihan Dinda saat ini. Sekolah yang dahulu
rasanya seperti rumah, kini seperti menjadi penjara bagi Dinda. Dipandang rendah,
tetapi tidak bisa pergi.
Contoh paragraf : Hutan bakau adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair
payau dan terletak di garis pantai. Hutan bakau merupakan hutan yang tumbuh di
wilayah pasang dan surut. Hutan bakau ini termasuk lingkup ekosistem pantai sebab
terletak di kawasan perbatasan laut dan darat.
Contoh paragraf : Bonekaku bernama jelita. Entah mengapa kuberi nama itu, mungkin
supaya terdengar cantik jelita saat orang mendengar. Jelita adalah boneka
kesayanganku sejak kecil. Bulunya tidak sehalus sutra, tetapi sangat nyaman untuk
dipeluk karena badannya yang mungil. Jelita boneka kelinci dengan telinga panjang.
Warnanya pink cantik untuk dipandang.
Contoh paragraf : Bel sekolah berbunyi, menandakan waktunya pulang. Angga segera
membereskan bukunya dan siap-siap untuk pulang. Setelah berdoa, Angga keluar dari
kelas dan berlari menuju parkiran. Ia sudah janji untuk mengantarkan keponakannya
ke taman bermain sepulang sekolah. Setelah mengambil motornya, ia bergegas
pulang. Seperti dugaannya, keponakannya sudah menunggunya di ruang tamu dengan
pakaian yang cantik. Angga dan keponakannya pun pergi ke taman untuk bermain.
13
Pola pengembangan paragraf analogi yaitu paragraf yang memiliki kalimat
gagasan atau kalimat utama yang menganalogikan sesuatu dengan hal yang diketahui
oleh umum sehingga mempermudah pembaca untuk membayangkan objeknya.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diperoleh
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
3.2 Saran
Penulis tentu menyarankan agar beberapa hal yang terkait dalam pengembangan
Sistem Informasi Perusahaan Barang di masa mendatang, seperti :
15
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2017. Paragraf: Pengertian, Ciri, Struktur, Macam, Contoh, Unsur, Syarat dan
Fungsinya Lengkap. https://blogbahasa-indonesia.blogspot.com/2017/12/paragraf.html
(diakses tanggal 22 Maret 2021 pukul 16.38 WIB)
Anonymous. Paragraf: Pengertian, Jenis, Syarat Pembentukan, dan Metode
Pengembangannya. file:///C:/Users/owner/Downloads/Paragrafx.pdf (diakses 22 Maret
2021 pukul 22.00 WIB)
Fitriani, Devi. 2018. Jenis, Struktur, dan Pola Pengembangan Paragraf Buku Teks Bahasa
Indonesia dan Implikasinya. Hlm, 6-9.
Lita, Novie. 2016. Struktur Kalimat, Struktur Paragraf, dan Pola Pengembangan Paragraf.
Hlm, 31-33.
Meltiana, Maria. 2016. Unsur Paragraf, Jenis Paragraf, dan Pola pengembangan Paragraf
ditajuk Rencana Surat Kabar Kompas.
file:///C:/Users/owner/Downloads/131224022_full.pdf (diakses 22 Maret 2021 pukul
19.00 WIB)
Nurdjan, Sukiman, dkk..2016. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Makassar:Aksara
Timur. Hlm 59-61
Tarigan, Djago. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa.
16