Rizka Me Pangesti - Metodologi Askan
Rizka Me Pangesti - Metodologi Askan
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI
2020
KASUS 2
Pre Anestesi
Ny. I, 25 tahun, Diagnosis Pre Operasi Kista Ovari, Pasien menyatakan nyeri perut
bagian bawah, dan perut terasa penuh. Pasien menyatakan merasa takut akan di operasi.
Pasien menyatakan ini merupakan operasi pertama kali. Pasien tampak gelisah. Pasien
tampak tegang dan khawatir. Pasien menyatakan puasa sejak jam 22.00 WIB, Pasien
menyatakan haid tidak teratur/ 1 minggu dan perut pasien nampak asites, Pasien
menyatakan belum pernah menjalani operasi sebelumnya. Pasien menyatakan ada
anggota keluarga yang memiliki riwayat tumor. Kesadaran: Compos Mentis, BB : 51kg,
GCS : E4 V5 M6, TB: 155cm, TD : 110/70 mmHg, RR : 14 kali/menit, Nadi : 76
kali/menit, terpasang kateter, ada perdarahan 20 cc. TD : 92/60 mmHg, akral dingin, bibir
tampak kering. Pasien akan menjalani operasi salpingo ooforektomi, pasien menyatakan
haid sejak 3 hari lalu. Pasien tampak cemas dan takut. Pasien menyatakan belum pernah
menjalani operasi sebelumnya. Pemeriksaan Ultrasonografi, Kesan :Asites. Suspensi
tumor intra abdomen. Frozen, Fs. Tumor ovarium kiri: ganas. Pasien direncanakan
dilakukan salpingo ooforektomidan pemeriksaan frozen. Status ASA II direncanakan
general anestesi dengan teknik Endotrakeal Tube kinking.
Pemeriksaan Laboratorium
SGPT 20 U/L
Ureum 16,1 Mg/dL
Creatinin 0,78 Mg/dL
Glukosa Sewaktu 92 Mg/dL
HbsAg Negatif
HIV Negatif
Intra Anestesi
Pasien tiba di IBS pukul 08.15 WIB, Pemberian obat premedikasi Pasien diberikan obat
premedikasi pukul 08.25, yaitu ondansetron 30 mg, Fentanyl 100 mcg dan sulfat atropin
0,25 mg. Setelah pemberian obat premedikasi dilakukan observasi tanda-tanda vital: TD:
112/69 mmHg, N :80 x/mnt; SpO2: 100%; RR : 20x/mnt, pernapasan spontan. Sebelum
induksi pasien diberikan induksi dengan obat Propofol 100 mg selang 2 menit kemudian
obat pelumpuh otot roculax 30 mg pada pukul 08.30 WIB. TD: 105/65 mmHg, N:77
x/mnt; SpO2: 100 %; RR : 16x/mnt, dilakukan pre oksigenasi 100%, dilakukan
pengecekan rangsang bulu mata kemudian diberikan hiperventilasi dan intubasi ETT
kinking dilakukanper oral dan disambungkan ke mesin anestesi dengan O2 2 liter/menit,
dan agen Sevoflurance 4%
Hasil Monitor TTV
Jam Nadi SpO2 TD N2O + Sevo RR Tindakan
O2
08.25 80 100 112/69 0+6 0 20 Memberikan obat premedikasi
ondansetron 30 mg, Fentanyl 100 mcg
dan sulfat atropin 0,25 mg
08.30 77 100 105/65 0+6 0 18 Memberikan induksi dengan obat
Propofol 100 mg selang 2 menit
kemudian pelumpuh otot roculax 30 mg
dan diberikan hiperventilasi dan
intubasi ETT kinking
08.35 82 100 109/67 1,8 + 1,2 4 16 Operator melakukan insisi
08.40 89 100 112/71 1,8 + 1,2 4 16
08.45 85 100 90/57 1,8 + 1,2 4 14
08.50 81 100 92/58 1,8 + 1,2 3 14
Operasi selesai pukul 12.20 WIB, napas spontan, Monitor tanda vital sebelum
pasien dibawa ke ruang ICU TD: 97/61mmHg, N:84 x/mnt; SpO2 : 100 %; RR:
15 x/mnt, terdengar suara ronchi, batuk tidak efektif, pasien terlihat lemas,
Pasien dipindahkan ke ICU. Pasien di ICU dilakukan pemantauan tanda vital dan
pengawasan post operasi apakah ada tanda-tanda perdarahan, perubahan
hemodinamik akibat operasi dan anestesi, keluhan pasien post operasi.
JAM N SPO2 TD RR Tindakan
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Ny.I
Umur : 25 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama :-
Suku bangsa :-
Alamat :-
No RM :-
Diagosa pre operasi : Kista Ovari
Tindakan operasi : Salpingo ooforektomi
Tanggal operasi :-
Dokter bedah :-
Dokter anestesi :-
2. Anamnesa
a. Keluhan utama
- Nyeri perut bagian bawah dan perut terasa penuh dan haid tidak teratur/ 1
minggu.Saat ditanya skala nyeri 1-10 pasien menjawab skala nyeri 5,nyeri sudah
terasa sejak 3 bulan lalu,nyeri hilang timbul.
b. Riwayat penyakit sekarang
- Kista ovari
c. Riwayat penyakit dahulu
-
d. Riwayat penyakit keluarga
- Pasien mengatakan ada riwayat anggota keluaarga yang memiliki riwayat
penyakit tumor
3. Pemerikasaan Fisik
a. Kesadaran umum dan tanda vital
Kesadaran : Compos Mentis BB : 51 kg
GCS : E₄ V₅ M₆ TB : 155 cm
TD : 110/70 mmhg RR : 14 kali/menit
N : 76 kali/menit
b. Status Generalis
- Kepala : -
- Mata : -
- Hidung : -
- Mulut : Tampak kering
- Telinga : -
- Leher : -
- Thoraks :-
Pulmo
Inspeksi:
Palpasi:-
Perkusi:-
Auskultasi:-
Jantung
Inspeksi:
Palpasi:-
Perkusi:-
Auskultasi:-
Abdomen
Inspeksi:-
Auskultasi: -
Palpasi: -
Perkusi: -
- Genetalia:
Terpasang dower kateter yang bertujuan untuk mengatasi retensi atau tertahannya
urine dan dapat mengukur dan memantau jumlah output urine,mengosongkan
kandung kemih sebelum atau selama operasi.
- Ekstremitas
Atas: Tangan kanan pasien terpasang infus RL 20 tpm
Bawah: Akral dingin
Kekuatan otot : -
- Pemeriksaan Vertebrata
4. Psikologis
Pasien terlihat takut,gelisah,cemas dan khawatir karena akan melakukan operasi yang
pertama kalinya dan belum pernah melakukan operasi sebelumnya.
5. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium:
6. Diagnosis Anestesi
- Diagnosa Medis Pre Operasi :
Kista Ovari
- Rencana operasi:
Pasien direncanakan dilakukan salpingo ooforektomi dan pemeriksaan frozen
- Status ASA:
ASA II
- Rencana anestesi:
Direncanakan general anestesi dengan teknik Endotrakeal Tube kinking.
2. Persiapan obat
a. Obat Premedikasi
- Ondansetron 30 mg
- Fentanyl 100 mcg
- Sulfat atropin 0,25 mg
b. Obat Induksi
- Propofol 100 mg
c. Obat Pelumpuh Otot
- Roculax 30 mg
d. Obat Analgetik
- Tramadol 100mg
e. Obat 5HT – antagonis
-
f. Obat anti perdarahan
- Asam traneksamat 100 mg dam vitamin K 20 mg
g. Obat emergency
-
h. Cairan
- Darah : Memberikan transfusi WB 350 cc gol A⁺
3. Persiapan pasien
- Pasien puasa sejak jam 22.00 WIB.
- Pada pasien dilakukan pemeriksaan ultrasonografi,kesan :Asites. Suspensi tumor intra
abdomen.Frozen, Fs. Tumor ovarium kiri: ganas.
- Pasien direncanakan dilakukan salpingo ooforektomidan pemeriksaan frozen.
- Status ASA pasien II,direncanakan general anestesi dengan teknik Endotrakeal Tube kinking.
4. Penatalaksanaan anestesi
Pasien tiba di IBS pukul 08.15 WIB, Pemberian obat premedikasi Pasien diberikan obat premedikasi
pukul 08.25, yaitu ondansetron 30 mg, Fentanyl 100 mcg dan sulfat atropin 0,25 mg. Setelah
pemberian obat premedikasi dilakukan observasi tanda-tanda vital: TD: 112/69 mmHg, N :80 x/mnt;
SpO2: 100%; RR : 20x/mnt, pernapasan spontan. Sebelum induksi pasien diberikan induksi dengan
obat Propofol 100 mg selang 2 menit kemudian obat pelumpuh otot roculax 30 mg pada pukul 08.30
WIB. TD: 105/65 mmHg, N:77 x/mnt; SpO2: 100 %; RR : 16x/mnt, dilakukan pre oksigenasi 100%,
dilakukan pengecekan rangsang bulu mata kemudian diberikan hiperventilasi dan intubasi ETT
kinking dilakukanper oral dan disambungkan ke mesin anestesi dengan O2 2 liter/menit, dan agen
Sevoflurance 4%.
C. Maintanance
Maintanance menggunakan:
- O2 :2 lt/mnt, N2O: 1,8 lt/mnt dengan sevoflurane 4%
- Balance cairan:
Kebutuhan cairan basal (M) =
2cc x 51kg = 102 cc/jam
Pengganti Puasa (PP) =
10 jam x 91 ml/jam = 1020 ml
Stress operasi (SO) =
8 (operasi berat) x 51 kg = 408
Kebutuhan Cairan =
Jam I: ½ PP+M+SO=510+102+408= 1020
Jam II: ¼ PP+M+SO=255+102+408= 765
Jam III: ¼ PP+M+SO=255+102+408= 765
Jam IV:M+SO = 102+ 408 = 510
Jadi kebutuhan cairannya adalah 1020+765+765+510= 3060 cc
D. Monitoring Selama Operasi (monitoring per 5 menit)
DATA PENGKAJIAN
DATA SUBJEKTIF (DS) DATA OBJEKTIF (DO)
1. Pre Anestesi 1. Pre Anestesi
- Pasien menyatakan nyeri perut bagian bawah, - Ny. I, 25 tahun, Diagnosis Pre Operasi Kista
dan perut terasa penuh. Ovari.
- Pasien menyatakan merasa takut akan di - Pasien tampak gelisah.
operasi - Pasien tampak tegang dan khawatir.
- Pasien menyatakan ini merupakan operasi - Pasien puasa sejak jam 22.00 WIB
pertama kali - TTV Pasien:
- Pasien menyatakan puasa sejak jam 22.00 WIB Kesadaran: Compos Mentis, BB : 51kg, GCS :
- Pasien menyatakan haid tidak teratur/ 1 E4 V5 M6, TB: 155cm, TD : 110/70 mmHg,
minggu dan perut pasien nampak asites RR : 14 kali/menit, Nadi : 76 kali/menit,
- Pasien menyatakan belum pernah menjalani terpasang kateter, ada perdarahan 20 cc. TD :
operasi sebelumnya 92/60 mmHg, akral dingin, bibir tampak
- Pasien menyatakan ada anggota keluarga yang kering
memiliki riwayat tumor - Pasien akan menjalani operasi salpingo
- Pasien menyatakan haid sejak 3 hari lalu ooforektomi
- Pasien menyatakan belum pernah menjalani - Pemeriksaan Ultrasonografi,Kesan : Asites.
operasi sebelumnya. Suspensi tumor intra abdomen. Frozen, Fs.
Tumor ovarium kiri: ganas
- Pasien direncanakan dilakukan salpingo
ooforektomidan pemeriksaan frozen
- Status ASA II direncanakan general anestesi
dengan teknik Endotrakeal Tube kinking
- Pemeriksaan Laboratorium:
Hemoglobin 12,4 gr/dL
Leukosit 76,10 103/uL
Hematokrit 38 %
Eritrosit 4,9 106/ uL
Trombosit 424.000 Sel/mm3
MCV 78,2 fL
MCH 25,3 fL
MCHC 32,3 fL
RDW 13,5 fL
Albumin 3,21 gr/dL
SGOT 14 U/L
SGPT 20 U/L
Ureum 16,1 Mg/dL
Creatinin 0,78 Mg/dL
Glukosa Sewaktu 92 Mg/dL
HbsAg Negatif
HIV Negatif
2. Intra Anestesi 2. Intra Anestesi
- - Pasien tiba di IBS pukul 08.15 WIB
- Pasien diberikan obat premedikasi pukul
08.25, yaitu ondansetron 30 mg, Fentanyl 100
mcg dan sulfat atropin 0,25 mg.
- TTV:
TD: 112/69 mmHg, N :80 x/mnt; SpO2: 100%;
RR : 20x/mnt, pernapasan spontan.
- Sebelum induksi pasien diberikan induksi
dengan obat Propofol 100 mg selang 2 menit
kemudian obat pelumpuh otot roculax 30 mg
pada pukul 08.30 WIB. TD: 105/65 mmHg,
N:77 x/mnt; SpO2: 100 %; RR : 16x/mnt,
dilakukan pre oksigenasi 100%
3. Post Anestesi 3. Post Anestesi
- - Operasi selesai pukul 12.20 WIB,napas
spontan.Monitor tanda vital sebelum pasien
dibawa ke ruang ICU TD: 97/61mmHg, N:84
x/mnt; SpO2 : 100 %; RR: 15 x/mnt, terdengar
suara ronchi, batuk tidak efektif, pasien terlihat
lemas,Pasien dipindahkan ke ICU.
- 12.25 pasien dipindahkan ke ICU,TTV pasien:
Nadi 84 kali/menit,SPO₂ 100%,TD 90/56
mmHg,RR 15 kali/menit.
- 12.30 pasien tiba di ICU diakukan monitor
TTV:
Nadi 81 kali/menit, SPO₂ 100%,TD 93/66
mmHg,RR 17 kali/menit.
DIAGNOSA KEPERAWATAN ANESTESI
A. Analisis Data
No Data Masalah Etiologi
Pre Anestesi
1. DS: Nyeri akut Gangguan rasa nyaman
- Pasien menyatakan
nyeri perut bagian
bawah, dan perut
terasa penuh.
DO:
- P : Nyeri haid tidak
teratur
- Q : Nyeri perut terasa
penuh
- R : nyeri pada perut
bagian bawah
- S : skala nyeri 7
- T : terus menerus
- TD : 110/70
mmHg,RR : 14
kali/menit, Nadi : 76
kali/menit
- Pasien terlihat
menahan nyeri
DO:
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak tegang
dan khawatir
- Pasien tampak cemas
dan takut
- TD : 110/70 mmHg,RR :
14 kali/menit, Nadi : 76
kali/menit
Intra Anestesi
1. DS: Risiko pendarahan Efek samping terkait terapi
- pembedahan
DO:
- Pendarahan 500 cc
- Pemberian asam
transenamat dan
vitamin K 20 mg jam
09.05
- Pasien diberikan
transfusi WB 350 cc
gol.A+
Post Anestesi
1. DS: Ketidakefektifan bersihan Hipersekresi jalan nafas
- jalan nafas
DO:
- Terdengar suara ronchi
- Batuk tidak efektif
B. Prioritas Diagnosa
No Prioritas Diagnosa
1. Pre Anestesi: Nyeri akut b.d gangguan rasa nyaman,Ansietas b.d prosedur invasif
2. Intra Anestesi: Risiko pendarahan b.d Efek samping terkait terapi pembedahan
3 Post Anestesi: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d hipersekresi jalan nafas
- Berkolaborasi
dengan dokter
untuk pemberian
transfusi WB 350
cc gol. A, dan
Memberikan asam
traneksamat 100
mg dam vitamin K
20 mg
4. Ketidakefektifan NOC: NIC: - Dengan pengkajian
Bersihan Jalan regimen analgesic
Napas Pengontrolan aspirasi, Peningkatan kualitas ini apakah klien
status pernafasan batuk,pengisapan masih merasakan
- Setelah dilakukan nyeri hal tersebut
pada jalan nafas
dapat membuat
tindakan keperawatan kualitas batuk
- Mengkaji adanya r menurun seperti
anestesi selama 1 x
egimen,analgesic a juga halnya
100 menit diharapkan kelelahan atau
pakah pasien terlal letargi.
masalah perdarahan
u letargi ? apakah i (Capernito,2014)
tidak terjadi dengan - Apabila klien
a masih merasakan mendapatkan
kriteria :
nyeri pereda nyeri maka
- memperagakan cara kita bisa melakukan
- Menginstruksikan treatment
batuk yang efektif
pasien : peningkatan
- menunjukan kualitas batuk
a. bernafas sedala karena apabila
peningkatan
m mungkin da klien tidak
pertukaran udara mendapatkan obat
n selambat mu pereda nyeri hal
dalam paru
ngkin dengan p tersebut akan
membuat nyeri di
osisi sekitar bekas
b. gunakan pernaf operasi.
(Capernito,2014)
asan diafragma - Melakukan metode
c. tahan nafas sel batuk terkontrol
sangat bagus untuk
ama 3-5 detik, meningkatkan
hembuskan sec kualitas batuk pada
klien, metode dapat
ara perlahan m dilakukan setiap
elalui mulut saat untuk lebih
efektif.
d. Ambil napas (Carpenito,2014)
kedua,tahan,da - Suction adalah
tindakan untuk
n batukkan membersihkan
dengan kuat jalan nafas dengan
cara menhisap
dari dada sekret dengan
(bukan dari sebuah kateter yang
disambungkan
belakang mulut dengan mesin
atau dengan tekanan
tertentu. Dimana
tenggorok),lak
pasien
ukan dua batuk memproduksi
sekret atau dahak
pendek yang
yang berlebih dan
bertenaga pasien tidak dapat
melakukan sendiri (
Hudak & Gallo,
- Melakukan batuk 2015)
efektif apabila pasien
mendapat Pereda
nyeri terbaik dan
tingkat kesadaran
serta perfoma
fisiknya optimal
- Berkolaborasi
denfan dokter
anestesi,pediatric
dengan mengisap s
ecret dari jalan naf
as sesuai dengan k
ebutuhan pasien
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Pre Anestesi
P : Lanjutkan intervensi
P : Lanjutkan intervensi
P : Hentikan intervensi
P : Hentikan intervensi
Yogyakarta,16 Desember 2020
Intra Operasi
Mengkolaborasi pemberian S :-
transfusi WB 350 cc gol. A, O : Pasien terlihat diberikan
dan Memberikan asam transfusi WB 350 cc gol. A, dan
traneksamat 100 mg dam Memberikan asam traneksamat 100
vitamin K 20 mg mg dam vitamin K 20 mg
A : masalah resiko perdarahan suda
h teratasi
Post Anestesi
P: Lanjutkan intervensi