Anda di halaman 1dari 27

METODOLOGI KEPERAWATAN ANESTESI

“ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI”

Dosen Pengampu:

CAHAYA NUGRAHENI, S.Tr.Kep

Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dari Mata Kuliah

Metodologi Asuhan Keperawatan Anestesi

Disusun Oleh :

Rizka Mei Pangesti (1911604048)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN

KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA

2020
KASUS 2
Pre Anestesi

Ny. I, 25 tahun, Diagnosis Pre Operasi Kista Ovari, Pasien menyatakan nyeri perut
bagian bawah, dan perut terasa penuh. Pasien menyatakan merasa takut akan di operasi.
Pasien menyatakan ini merupakan operasi pertama kali. Pasien tampak gelisah. Pasien
tampak tegang dan khawatir. Pasien menyatakan puasa sejak jam 22.00 WIB, Pasien
menyatakan haid tidak teratur/ 1 minggu dan perut pasien nampak asites, Pasien
menyatakan belum pernah menjalani operasi sebelumnya. Pasien menyatakan ada
anggota keluarga yang memiliki riwayat tumor. Kesadaran: Compos Mentis, BB : 51kg,
GCS : E4 V5 M6, TB: 155cm, TD : 110/70 mmHg, RR : 14 kali/menit, Nadi : 76
kali/menit, terpasang kateter, ada perdarahan 20 cc. TD : 92/60 mmHg, akral dingin, bibir
tampak kering. Pasien akan menjalani operasi salpingo ooforektomi, pasien menyatakan
haid sejak 3 hari lalu. Pasien tampak cemas dan takut. Pasien menyatakan belum pernah
menjalani operasi sebelumnya. Pemeriksaan Ultrasonografi, Kesan :Asites. Suspensi
tumor intra abdomen. Frozen, Fs. Tumor ovarium kiri: ganas. Pasien direncanakan
dilakukan salpingo ooforektomidan pemeriksaan frozen. Status ASA II direncanakan
general anestesi dengan teknik Endotrakeal Tube kinking.
Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Satuan

Hemoglobin 12,4 gr/dL


Leukosit 76,10 103/uL
Hematokrit 38 %
Eritrosit 4,9 106/ uL
Trombosit 424.000 Sel/mm3
MCV 78,2 fL
MCH 25,3 fL
MCHC 32,3 fL
RDW 13,5 fL
Albumin 3,21 gr/dL
SGOT 14 U/L
Pemeriksaan Hasil Satuan

SGPT 20 U/L
Ureum 16,1 Mg/dL
Creatinin 0,78 Mg/dL
Glukosa Sewaktu 92 Mg/dL
HbsAg Negatif
HIV Negatif

Intra Anestesi

Pasien tiba di IBS pukul 08.15 WIB, Pemberian obat premedikasi Pasien diberikan obat
premedikasi pukul 08.25, yaitu ondansetron 30 mg, Fentanyl 100 mcg dan sulfat atropin
0,25 mg. Setelah pemberian obat premedikasi dilakukan observasi tanda-tanda vital: TD:
112/69 mmHg, N :80 x/mnt; SpO2: 100%; RR : 20x/mnt, pernapasan spontan. Sebelum
induksi pasien diberikan induksi dengan obat Propofol 100 mg selang 2 menit kemudian
obat pelumpuh otot roculax 30 mg pada pukul 08.30 WIB. TD: 105/65 mmHg, N:77
x/mnt; SpO2: 100 %; RR : 16x/mnt, dilakukan pre oksigenasi 100%, dilakukan
pengecekan rangsang bulu mata kemudian diberikan hiperventilasi dan intubasi ETT
kinking dilakukanper oral dan disambungkan ke mesin anestesi dengan O2 2 liter/menit,
dan agen Sevoflurance 4%
Hasil Monitor TTV
Jam Nadi SpO2 TD N2O + Sevo RR Tindakan
O2
08.25 80 100 112/69 0+6 0 20 Memberikan obat premedikasi
ondansetron 30 mg, Fentanyl 100 mcg
dan sulfat atropin 0,25 mg
08.30 77 100 105/65 0+6 0 18 Memberikan induksi dengan obat
Propofol 100 mg selang 2 menit
kemudian pelumpuh otot roculax 30 mg
dan diberikan hiperventilasi dan
intubasi ETT kinking
08.35 82 100 109/67 1,8 + 1,2 4 16 Operator melakukan insisi
08.40 89 100 112/71 1,8 + 1,2 4 16
08.45 85 100 90/57 1,8 + 1,2 4 14
08.50 81 100 92/58 1,8 + 1,2 3 14

08.55 76 100 92/60 1,8 + 1,2 3 14


09.00 86 100 96/65 1,8 + 1,2 3 14
Memberikan asam traneksamat 100 mg dam
09.05 88 100 94/62 1,8 + 1,2 3 14 vitamin K 20 mg

09.10 94 100 93/56 1,8 + 1,2 2,5 12


09.15 85 100 92/54 1,8 + 1,2 2,5 12
09.20 87 100 95/54 1,8 + 1,2 2,5 13 Menunggu hasil frozen

09.25 82 100 93/58 1,8 + 1,2 2,5 13 Menunggu hasil frozen

09.30 86 100 85/57 1,8 + 1,2 2,5 12 Menunggu hasil frozen

09.35 96 100 89/58 1,8 + 1,2 2,5 13 Menunggu hasil frozen

09.40 92 100 92/62 1,8 + 1,2 2,5 13


09.45 101 100 98/57 1,8 + 1,2 2,5 13 Memberikan tramadol 100 mg

09.50 95 100 97/57 1,8 + 1,2 2,5 14


09.55 88 100 107/68 1,8 + 1,2 2,5 12
10.00 89 100 101/71 1,8 + 1,2 2,5 13
10.05 91 100 96/69 1,8 + 1,2 2,5 14

10.10 86 100 96/67 1,8 + 1,2 2,5 14


10.15 78 100 96/66 1,8 + 1,2 2,5 13
11.25 87 100 95/65 1,8 + 1,2 2,5 15
11.30 81 100 80/60 1,8 + 1,2 2,5 13
11.35 84 100 94/56 1,8 + 1,2 2 12
11.40 89 100 87/53 1,8 + 1,2 2 14 Memberikantransfusi WB 350 cc gol. A+

12.25 84 100 97/61 0+6 0 15 Pasien dipindah ke ICU


Post Anestesi

Operasi selesai pukul 12.20 WIB, napas spontan, Monitor tanda vital sebelum
pasien dibawa ke ruang ICU TD: 97/61mmHg, N:84 x/mnt; SpO2 : 100 %; RR:
15 x/mnt, terdengar suara ronchi, batuk tidak efektif, pasien terlihat lemas,
Pasien dipindahkan ke ICU. Pasien di ICU dilakukan pemantauan tanda vital dan
pengawasan post operasi apakah ada tanda-tanda perdarahan, perubahan
hemodinamik akibat operasi dan anestesi, keluhan pasien post operasi.
JAM N SPO2 TD RR Tindakan

12.25 84 100% 90/56 15 Pasien dipindahkan ke


ICU
Pasien tiba di ICU
12.30 81 100% 93/66 17
dilakukan monitor
tanda-tanda vital
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI

A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Ny.I
Umur : 25 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama :-
Suku bangsa :-
Alamat :-
No RM :-
Diagosa pre operasi : Kista Ovari
Tindakan operasi : Salpingo ooforektomi
Tanggal operasi :-
Dokter bedah :-
Dokter anestesi :-
2. Anamnesa
a. Keluhan utama
- Nyeri perut bagian bawah dan perut terasa penuh dan haid tidak teratur/ 1
minggu.Saat ditanya skala nyeri 1-10 pasien menjawab skala nyeri 5,nyeri sudah
terasa sejak 3 bulan lalu,nyeri hilang timbul.
b. Riwayat penyakit sekarang
- Kista ovari
c. Riwayat penyakit dahulu
-
d. Riwayat penyakit keluarga
- Pasien mengatakan ada riwayat anggota keluaarga yang memiliki riwayat
penyakit tumor
3. Pemerikasaan Fisik
a. Kesadaran umum dan tanda vital
Kesadaran : Compos Mentis BB : 51 kg
GCS : E₄ V₅ M₆ TB : 155 cm
TD : 110/70 mmhg RR : 14 kali/menit
N : 76 kali/menit
b. Status Generalis
- Kepala : -
- Mata : -
- Hidung : -
- Mulut : Tampak kering
- Telinga : -
- Leher : -
- Thoraks :-
 Pulmo
Inspeksi:
Palpasi:-
Perkusi:-
Auskultasi:-
 Jantung
Inspeksi:
Palpasi:-
Perkusi:-
Auskultasi:-
 Abdomen
Inspeksi:-
Auskultasi: -
Palpasi: -
Perkusi: -
- Genetalia:
Terpasang dower kateter yang bertujuan untuk mengatasi retensi atau tertahannya
urine dan dapat mengukur dan memantau jumlah output urine,mengosongkan
kandung kemih sebelum atau selama operasi.
- Ekstremitas
 Atas: Tangan kanan pasien terpasang infus RL 20 tpm
 Bawah: Akral dingin
 Kekuatan otot : -
- Pemeriksaan Vertebrata
4. Psikologis
Pasien terlihat takut,gelisah,cemas dan khawatir karena akan melakukan operasi yang
pertama kalinya dan belum pernah melakukan operasi sebelumnya.
5. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium:

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Hemoglobin 12,4 12,0 - 14,0 gr/dL (P)
13,0 - 16,0 grdL (L)
Leukosit 76,10 5,0 - 10,0 10³/uL
Hematokrit 38 40% - 50% (P)
45% - 55 % (L)
Eritrosit 4,9 4,0 - 5,0 10⁶uL (P)
4,5 – 5,5 10⁶uL (L)
Trombosit 424.000 150 – 400 sel/mm³
MCV 78,2 80 – 96 fL
MCH 25,3 27-31 fL
MCHC 32,3 32-36 fL
RDW 13,5 39 – 47 fL
Albumin 3,21 37-52 gr/dL
SGOT 14 < 21 U/L (P)
< 25 U/L (L)
SGPT 20 < 23 U/L (P)
< 30 U/L (L)
Ureum 16,1 6 – 21 Mg/dL (P)
8 – 24 Mg/dL (L)
Creatinin 0,78 0,5-1,1 Mg/dL (P)
0,6 – 1,2 Mg/dL (L)
Glukosa Sewaktu 92 70-100 Mg/dL
HbsAg Negatif Negatif
HIV Negatif Negatif

6. Diagnosis Anestesi
- Diagnosa Medis Pre Operasi :
Kista Ovari
- Rencana operasi:
Pasien direncanakan dilakukan salpingo ooforektomi dan pemeriksaan frozen
- Status ASA:
ASA II
- Rencana anestesi:
Direncanakan general anestesi dengan teknik Endotrakeal Tube kinking.

B. Persiapan penatalaksanaan anestesi


1. Persiapan Alat
- S (Scope):stesoscope, laryngoscope machintosh
- T (Tube): endotrakeal tube ukuran 7 dan 7,5 kinking
- A (Aiway): Mayo, Ambubag
- T (Tape):Plester ± 20 cm 3 lembar
- I (Introducer):stylet, magil forceps
- C (Conector) terpasang
- S (Suction):terpasang
- Spuit 5 cc danspuit 10 cc
- Sungkup muka / face mask no 4

2. Persiapan obat
a. Obat Premedikasi
- Ondansetron 30 mg
- Fentanyl 100 mcg
- Sulfat atropin 0,25 mg
b. Obat Induksi
- Propofol 100 mg
c. Obat Pelumpuh Otot
- Roculax 30 mg
d. Obat Analgetik
- Tramadol 100mg
e. Obat 5HT – antagonis
-
f. Obat anti perdarahan
- Asam traneksamat 100 mg dam vitamin K 20 mg
g. Obat emergency
-
h. Cairan
- Darah : Memberikan transfusi WB 350 cc gol A⁺
3. Persiapan pasien
- Pasien puasa sejak jam 22.00 WIB.
- Pada pasien dilakukan pemeriksaan ultrasonografi,kesan :Asites. Suspensi tumor intra
abdomen.Frozen, Fs. Tumor ovarium kiri: ganas.
- Pasien direncanakan dilakukan salpingo ooforektomidan pemeriksaan frozen.
- Status ASA pasien II,direncanakan general anestesi dengan teknik Endotrakeal Tube kinking.
4. Penatalaksanaan anestesi
Pasien tiba di IBS pukul 08.15 WIB, Pemberian obat premedikasi Pasien diberikan obat premedikasi
pukul 08.25, yaitu ondansetron 30 mg, Fentanyl 100 mcg dan sulfat atropin 0,25 mg. Setelah
pemberian obat premedikasi dilakukan observasi tanda-tanda vital: TD: 112/69 mmHg, N :80 x/mnt;
SpO2: 100%; RR : 20x/mnt, pernapasan spontan. Sebelum induksi pasien diberikan induksi dengan
obat Propofol 100 mg selang 2 menit kemudian obat pelumpuh otot roculax 30 mg pada pukul 08.30
WIB. TD: 105/65 mmHg, N:77 x/mnt; SpO2: 100 %; RR : 16x/mnt, dilakukan pre oksigenasi 100%,
dilakukan pengecekan rangsang bulu mata kemudian diberikan hiperventilasi dan intubasi ETT
kinking dilakukanper oral dan disambungkan ke mesin anestesi dengan O2 2 liter/menit, dan agen
Sevoflurance 4%.

C. Maintanance
Maintanance menggunakan:
- O2 :2 lt/mnt, N2O: 1,8 lt/mnt dengan sevoflurane 4%
- Balance cairan:
 Kebutuhan cairan basal (M) =
2cc x 51kg = 102 cc/jam
 Pengganti Puasa (PP) =
10 jam x 91 ml/jam = 1020 ml
 Stress operasi (SO) =
8 (operasi berat) x 51 kg = 408
 Kebutuhan Cairan =
Jam I: ½ PP+M+SO=510+102+408= 1020
Jam II: ¼ PP+M+SO=255+102+408= 765
Jam III: ¼ PP+M+SO=255+102+408= 765
Jam IV:M+SO = 102+ 408 = 510
Jadi kebutuhan cairannya adalah 1020+765+765+510= 3060 cc
D. Monitoring Selama Operasi (monitoring per 5 menit)

Jam Nadi SpO2 TD N2O+O2 Sevo RR Tindakan


(mmHg)
08.25 80 100 112/69 0 + 6 0 20 Memberikan obat premedikasi
ondansetron 30 mg, Fentanyl 100
mcg dan sulfat atropin 0,25 mg
08.30 77 100 105/65 0+6 0 18 Memberikan induksi dengan obat
Propofol 100 mg selang 2 menit
kemudian pelumpuh otot roculax
30 mg dan diberikan hiperventilasi
dan intubasi ETT kinking
08.35 82 100 109/67 1,8 + 1,2 4 16 Operator melakukan insisi
08.40 89 100 112/71 1,8 + 1,2 4 16
08.45 85 100 90/57 1,8 + 1,2 4 14
08.50 81 100 92/58 1,8 + 1,2 3 14
08.55 76 100 92/60 1,8 + 1,2 3 14
09.00 86 100 96/65 1,8 + 1,2 3 14
09.05 88 100 94/62 1,8 + 1,2 3 14 Memberikan asam traneksamat 100 mg
dam vitamin K 20 mg
09.10 94 100 93/56 1,8 + 1,2 2,5 12
09.15 85 100 92/54 1,8 + 1,2 2,5 12
09.20 87 100 95/54 1,8 + 1,2 2,5 13 Menunggu hasil frozen
09.25 82 100 93/58 1,8 + 1,2 2,5 13 Menunggu hasil frozen

09.30 86 100 85/57 1,8 + 1,2 2,5 12 Menunggu hasil frozen

09.35 96 100 89/58 1,8 + 1,2 2,5 13 Menunggu hasil frozen

09.40 92 100 92/62 1,8 + 1,2 2,5 13


09.45 101 100 98/57 1,8 + 1,2 2,5 13 Memberikan tramadol 100 mg

09.50 95 100 97/57 1,8 + 1,2 2,5 14


09.55 88 100 107/68 1,8 + 1,2 2,5 12
10.00 89 100 101/71 1,8 + 1,2 2,5 13
10.05 91 100 96/69 1,8 + 1,2 2,5 14
10.10 86 100 96/67 1,8 + 1,2 2,5 14
10.15 78 100 96/66 1,8 + 1,2 2,5 13
11.25 87 100 95/65 1,8 + 1,2 2,5 15
11.30 81 100 80/60 1,8 + 1,2 2,5 13
11.35 84 100 94/56 1,8 + 1,2 2 12
11.40 89 100 87/53 1,8 + 1,2 2 14 Memberikan transfusi WB 350 cc gol. A+

12.25 84 100 97/61 0+6 0 15 Pasien dipindah ke ICU


E. Pengakhiran Anestesi
Operasi selesai pukul 12.20 WIB, napas spontan, Monitor tanda vital sebelum pasien dibawa ke
ruang ICU TD: 97/61mmHg, N:84 x/mnt; SpO2: 100 %; RR: 15 x/mnt, terdengar suara ronchi,
batuk tidak efektif, pasien terlihat lemas, Pasien dipindahkan ke ICU.

F. Pemantauan di Recovery Room

Jam TD N SPO2 O2 RR Aldert/ Tindakan


Bromage Score
12.00 97/61 84 100 % - 15 - Pasien selesai
mmHg kali/ kali/m operasi dan
menit enit dilakukan
monitor tanda-
tanda vital
sebelum
dipindahkan ke
ICU
12.25 90/56 84 100% - 15 - Pasien
mmHg kali/ kai/me dipindahkan ke
menit nit ICU
12.30 93/66 81 100% - 17 - Pasien tiba di
mmHg kali/ kali/m ICU dilakukan
menit enit monitor tanda-
tanda vital

DATA PENGKAJIAN
DATA SUBJEKTIF (DS) DATA OBJEKTIF (DO)
1. Pre Anestesi 1. Pre Anestesi
- Pasien menyatakan nyeri perut bagian bawah, - Ny. I, 25 tahun, Diagnosis Pre Operasi Kista
dan perut terasa penuh. Ovari.
- Pasien menyatakan merasa takut akan di - Pasien tampak gelisah.
operasi - Pasien tampak tegang dan khawatir.
- Pasien menyatakan ini merupakan operasi - Pasien puasa sejak jam 22.00 WIB
pertama kali - TTV Pasien:
- Pasien menyatakan puasa sejak jam 22.00 WIB Kesadaran: Compos Mentis, BB : 51kg, GCS :
- Pasien menyatakan haid tidak teratur/ 1 E4 V5 M6, TB: 155cm, TD : 110/70 mmHg,
minggu dan perut pasien nampak asites RR : 14 kali/menit, Nadi : 76 kali/menit,
- Pasien menyatakan belum pernah menjalani terpasang kateter, ada perdarahan 20 cc. TD :
operasi sebelumnya 92/60 mmHg, akral dingin, bibir tampak
- Pasien menyatakan ada anggota keluarga yang kering
memiliki riwayat tumor - Pasien akan menjalani operasi salpingo
- Pasien menyatakan haid sejak 3 hari lalu ooforektomi
- Pasien menyatakan belum pernah menjalani - Pemeriksaan Ultrasonografi,Kesan : Asites.
operasi sebelumnya. Suspensi tumor intra abdomen. Frozen, Fs.
Tumor ovarium kiri: ganas
- Pasien direncanakan dilakukan salpingo
ooforektomidan pemeriksaan frozen
- Status ASA II direncanakan general anestesi
dengan teknik Endotrakeal Tube kinking
- Pemeriksaan Laboratorium:
Hemoglobin 12,4 gr/dL
Leukosit 76,10 103/uL
Hematokrit 38 %
Eritrosit 4,9 106/ uL
Trombosit 424.000 Sel/mm3
MCV 78,2 fL
MCH 25,3 fL
MCHC 32,3 fL
RDW 13,5 fL
Albumin 3,21 gr/dL
SGOT 14 U/L
SGPT 20 U/L
Ureum 16,1 Mg/dL
Creatinin 0,78 Mg/dL
Glukosa Sewaktu 92 Mg/dL
HbsAg Negatif
HIV Negatif
2. Intra Anestesi 2. Intra Anestesi
- - Pasien tiba di IBS pukul 08.15 WIB
- Pasien diberikan obat premedikasi pukul
08.25, yaitu ondansetron 30 mg, Fentanyl 100
mcg dan sulfat atropin 0,25 mg.
- TTV:
TD: 112/69 mmHg, N :80 x/mnt; SpO2: 100%;
RR : 20x/mnt, pernapasan spontan.
- Sebelum induksi pasien diberikan induksi
dengan obat Propofol 100 mg selang 2 menit
kemudian obat pelumpuh otot roculax 30 mg
pada pukul 08.30 WIB. TD: 105/65 mmHg,
N:77 x/mnt; SpO2: 100 %; RR : 16x/mnt,
dilakukan pre oksigenasi 100%
3. Post Anestesi 3. Post Anestesi
- - Operasi selesai pukul 12.20 WIB,napas
spontan.Monitor tanda vital sebelum pasien
dibawa ke ruang ICU TD: 97/61mmHg, N:84
x/mnt; SpO2 : 100 %; RR: 15 x/mnt, terdengar
suara ronchi, batuk tidak efektif, pasien terlihat
lemas,Pasien dipindahkan ke ICU.
- 12.25 pasien dipindahkan ke ICU,TTV pasien:
Nadi 84 kali/menit,SPO₂ 100%,TD 90/56
mmHg,RR 15 kali/menit.
- 12.30 pasien tiba di ICU diakukan monitor
TTV:
Nadi 81 kali/menit, SPO₂ 100%,TD 93/66
mmHg,RR 17 kali/menit.
DIAGNOSA KEPERAWATAN ANESTESI

A. Analisis Data
No Data Masalah Etiologi
Pre Anestesi
1. DS: Nyeri akut Gangguan rasa nyaman
- Pasien menyatakan
nyeri perut bagian
bawah, dan perut
terasa penuh.

DO:
- P : Nyeri haid tidak
teratur
- Q : Nyeri perut terasa
penuh
- R : nyeri pada perut
bagian bawah
- S : skala nyeri 7
- T : terus menerus
- TD : 110/70
mmHg,RR : 14
kali/menit, Nadi : 76
kali/menit
- Pasien terlihat
menahan nyeri

2. DS: Ansietas Procedure Invasif


- Pasien mengatakan
takut akan dioperasi

DO:
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak tegang
dan khawatir
- Pasien tampak cemas
dan takut
- TD : 110/70 mmHg,RR :
14 kali/menit, Nadi : 76
kali/menit
Intra Anestesi
1. DS: Risiko pendarahan Efek samping terkait terapi
- pembedahan
DO:
- Pendarahan 500 cc
- Pemberian asam
transenamat dan
vitamin K 20 mg jam
09.05
- Pasien diberikan
transfusi WB 350 cc
gol.A+
Post Anestesi
1. DS: Ketidakefektifan bersihan Hipersekresi jalan nafas
- jalan nafas
DO:
- Terdengar suara ronchi
- Batuk tidak efektif

B. Prioritas Diagnosa
No Prioritas Diagnosa
1. Pre Anestesi: Nyeri akut b.d gangguan rasa nyaman,Ansietas b.d prosedur invasif
2. Intra Anestesi: Risiko pendarahan b.d Efek samping terkait terapi pembedahan
3 Post Anestesi: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d hipersekresi jalan nafas

PERENCANAAN KEPERAWATAN ANESTESI

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


1. Nyeri akut NOC: NIC: - Pengkajian nyeri
dilakukan agar
Tingkat kenyamanan Penatalaksanaan nyeri pasien dapat
menilai rasa nyeri
Setelah dilakukan - Menobservasi dan yang dirasakan
tindakan keperawatan mengkaji tingkat - Pengompresan
anestesi selama 1 x 20 nyeri dengan dilakukan agar
menit, diharapkan pengkajian PQRST dapat mengurangi
masalah nyeri pasien - Memberikan tindakan rasa nyeri
berkurang dengan pengompresan - Metode distraksi
kriteria hasil: menggunakan botol dilakukan pada
yang diisi air panas pasien agar
- Mampu mengenali - Mengajarkan pasien perhatian pasien
nyeri (skala, bagaimana cara teralihkan dan tidak
intensitas, frekuensi mengontrol rasa nyeri terpusat dengan
dan tanda nyeri) - Berkolaborasi dengan rasa nyerinya.
- Mampu mengontrol dokter anestesi untuk
nyeri (tahu penyebab pemberian analgetik
nyeri, mampu
menggunakan tehnik
nonfarmakologi
untuk mengurangi
nyeri, mencari
bantuan)
- Melaporkan bahwa
nyeri berkurang
dengan menggunakan
manajemen nyeri

2. Ansietas NOC: NIC: - Digunakan Sebagai


Tingkat Ansietas, Penurunan Ansietas indikator awal
Koping - Mengobservasi dan dalam menentukan
intervensi
- Setelah dilakukan mengkaji tingkat
berikutnya
tindakan keperawatan ansietas pasien - Identifikasi
anstesi selama 1 X 30 masalah spesifik
menit, penata dapat - Menyingkirkan
akan meningkatkan
meminimalkan stimulasi yang kemampuan
komplikasi yang individu untuk
berlebihan dengan
terjadi dengan menghadapinya
kriteria hasil : membatasi kontak dengan lebih
- Tingkat ansietas realistis
dengan orang yang
dari sedang - Ketidaktahuan dan
menjadi ringan juga merasa cemas kurangnya
- Pasien dapat - pemahaman dapat
Menjelaskan
mengetahui menyebabkan
tentang proses mengenai prosedur timbulnya ansietas
tindakan anestesi - Pemberian obat anti
dan apa saja yang
cemas diharapkan
dan siap
akan dirasakan dapat Mengurangi
dilakukan
kecemasan pasien
pembiusan selama prosedur
pembedahan
- Berkolaborasi dengan
dokter untuk
pemberian obat anti
cemas
3. Risiko NOC: NIC: - Deteksi dini
Pendarahan kekurangan cairan
Setelah dilakukan - Memantau lokasi
memungkinkan
tindakan keperawatan pembedahan untuk intervensi untuk
anestesi selama 1 x 30 mencegah syok.
menit diharapkan mencari perdarahan,
Pemantauan cermat
masalah perdarahan tidak dehiscence, dan memungkinkan
terjadi dengan kriteria : deteksi dini
pengeluaran isi.
komplikasi.
- Mengelola dan - Memantau tanda Perdarahan dapar
meminimalisir terjadi beberapa
episode perdarahan dan gejala syok:
jam setelah
agar tidak banyak  Peningkatan penusukan, setelah
terjadi perdarahan tekanan darah
- Lihat penurunan denyut nadi
kembali normal dan
Output Jantung untuk dengan menyebabkan
indikator agar kondisi peningkatan
tekanan darah
tetap stabil tekanan pada
normal atau bekuan darah yang
baru terbentuk
sedikit
diarea penusukan.
menurun, Penurunan volume
darah menyebabkan
tekanan nadi
kadar oksigen yang
menyempit, beredar.
penurunan - Deteksi dini
perubahan tanda
mean atau
vital dan MAP
mean arterial untuk megetahui
tingkat keparahan
pressure
pada klien sehingga
(MAP) dapat menentukan
intervensi
 Peningkatan
selanjutnya
frekuensi - Pemberian obat anti
perdarahan untuk
pernapasan,
mencegah
 Denyut nadi perdarahan terjadi.
perifer
berkurang
 Kulit dingin,
pucat, lembab,
atau sianotik
 Penurunan
saturasi
oksigenasi
(SaO2, SvO2);
tekanan arteri
pulmonalis,
tekanan atrium
kanan,baji /
tekanan oklusi,
curah jantung /
indeks
 Penurunan
tekanan vena
sentral

- Berkolaborasi
dengan dokter
untuk pemberian
transfusi WB 350
cc gol. A, dan
Memberikan asam
traneksamat 100
mg dam vitamin K
20 mg
4. Ketidakefektifan NOC: NIC: - Dengan pengkajian
Bersihan Jalan regimen analgesic
Napas Pengontrolan aspirasi, Peningkatan kualitas ini apakah klien
status pernafasan batuk,pengisapan masih merasakan
- Setelah dilakukan nyeri hal tersebut
pada jalan nafas
dapat membuat
tindakan keperawatan kualitas batuk
- Mengkaji adanya r menurun seperti
anestesi selama 1 x
egimen,analgesic a juga halnya
100 menit diharapkan kelelahan atau
pakah pasien terlal letargi.
masalah perdarahan
u letargi ? apakah i (Capernito,2014)
tidak terjadi dengan - Apabila klien
a masih merasakan mendapatkan
kriteria :
nyeri pereda nyeri maka
- memperagakan cara kita bisa melakukan
- Menginstruksikan treatment
batuk yang efektif
pasien : peningkatan
- menunjukan kualitas batuk
a. bernafas sedala karena apabila
peningkatan
m mungkin da klien tidak
pertukaran udara mendapatkan obat
n selambat mu pereda nyeri hal
dalam paru
ngkin dengan p tersebut akan
membuat nyeri di
osisi sekitar bekas
b. gunakan pernaf operasi.
(Capernito,2014)
asan diafragma - Melakukan metode
c. tahan nafas sel batuk terkontrol
sangat bagus untuk
ama 3-5 detik, meningkatkan
hembuskan sec kualitas batuk pada
klien, metode dapat
ara perlahan m dilakukan setiap
elalui mulut saat untuk lebih
efektif.
d. Ambil napas (Carpenito,2014)
kedua,tahan,da - Suction adalah
tindakan untuk
n batukkan membersihkan
dengan kuat jalan nafas dengan
cara menhisap
dari dada sekret dengan
(bukan dari sebuah kateter yang
disambungkan
belakang mulut dengan mesin
atau dengan tekanan
tertentu. Dimana
tenggorok),lak
pasien
ukan dua batuk memproduksi
sekret atau dahak
pendek yang
yang berlebih dan
bertenaga pasien tidak dapat
melakukan sendiri (
Hudak & Gallo,
- Melakukan batuk 2015)
efektif apabila pasien
mendapat Pereda
nyeri terbaik dan
tingkat kesadaran
serta perfoma
fisiknya optimal
- Berkolaborasi
denfan dokter
anestesi,pediatric
dengan mengisap s
ecret dari jalan naf
as sesuai dengan k
ebutuhan pasien
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi

Pre Anestesi

1 16/12/2020 Nyeri Akut  Mengkaji nyeri dan observasi 12.30


nyeri
12.00 S : Pasien mengatakan nyeri perut
bagian bawah, dan perut terasa
penuh

O : perut pasien nampak asites

A : Masalah nyeri akut belum


teratasi

P : Lanjutkan intervensi

Yogyakarta,16 Desember 2020

(Rizka Mei Pangesti)

 Mengajarkan metode S : Pasien mengatakan sudah


distraksi paham terkait metode distraksi
tetapi masih merasa nyeri

O : Pasien terlihat memperhatikan


penjelasan dan masih meringis
kesakitan

A : Masalah nyeri teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

Yogyakarta,16 Desember 2020


(Rizka Mei Pangesti)

 Memberikan tindakan S : Pasien mengatakan nyeri nya


pengompresan menggunakan berkurang dan terasa hangat
botol yang diisi air panas
O : Pasien terlihat tidak meringis
kesakitan lagi

A : Masalah nyeri teratasi

P : Hentikan intervensi

Yogyakarta,16 Desember 2020

(Rizka Mei Pangesti)

2. 16/12/2020 Ansietas  Mengkaji tingkat ansietas pasien 12.40

12.10 S : Pasien mengatakan takut karena


akan dioperasi

O: Pasien Pasien tampak gelisah.


Pasien tampak tegang dan khawatir.
Tingkat ansietas pasien adalah 8(A
nsietas berat)

A: Masalah ansietas belum teratasi

P : lanjutkan intervensi dengan


menjelaskan semua prosedur dan
apa yang dirasakan selama prosedur
Yogyakarta,16 Desember 2020

(Rizka Mei Pangesti)

 menjelaskan semua prosedur dan S :Pasien mengatakan sudah menge


apa yang dirasakan selama rti dan memahami tentang informas
prosedur i terkait prosedur pembedahan.

O : Pasien terlihat sedang memperh


atikan dan sudah paham mengenai
prosedur pembedahan.Tingkat
ansietas pasien jadi menurun menja
di sedang

A: Masalah ansietas teratasi


sebagian

P : lanjutkan intervensidengan kola


borasi bersama dokter anestesi pem
berian obat anti cemas terhadap pas
ien

Yogyakarta,16 Desember 2020

(Rizka Mei Pangesti)

 mengkolaborasi dengan dokter S : Pasien mengatakan tingkat


untuk pemberian obat anti cemas kecemasannya sudah berkurang

O : Pasien tampak lebih tenang

A : Anxiety telah teratasi

P : Hentikan intervensi
Yogyakarta,16 Desember 2020

(Rizka Mei Pangesti)

Intra Operasi

3 16/12/2020 Risiko  Memantau lokasi pembedahan untuk 12.50


Perdarahan mencari perdarahan, dehiscence, S : -
12.30
dan pengeluaran isi. O :pasien terlihat mengalami penda
rahan pada pasien diberikan transfu
si WB 350 cc
A: Masalah Resiko Perdarahan
belum teratasi
P: lanjutkan intervensi dengan
memantau tanda-tanda perdarahan
dari perangkat akses vena
(misalkan IV, perangkat akses vena
jangka panjang)

Yogyakarta,16 Desember 2020

(Rizka Mei Pangesti)

Risiko  Memantau tanda dan gejala syok: S :-


perdarahan  Peningkatan denyut nadi O:
dengan tekanan darah normal TD: 112/69 mmHg, N :80 x/mnt;
atau sedikit menurun, tekanan SpO2: 100%; RR : 20x/mnt,
nadi menyempit, penurunan pernapasan spontan
mean atau mean arterial A: Masalah Resiko Perdarahan
pressure (MAP) Teratasi sebagian
 Peningkatan frekuensi P: lanjutkan intervensi
pernapasan,
 Denyut nadi perifer
berkurang Yogyakarta,16 Desember 2020

 Kulit dingin, pucat, lembab,


atau sianotik
 Penurunan saturasi (Rizka Mei Pangesti)
oksigenasi (SaO2, SvO2);
tekanan arteri pulmonalis,
tekanan atrium kanan,baji /
tekanan oklusi, curah jantung
/ indeks
 Penurunan hemoglobin /
hematokrit
 Penurunan tekanan vena
sentral

 Mengkolaborasi pemberian S :-
transfusi WB 350 cc gol. A, O : Pasien terlihat diberikan
dan Memberikan asam transfusi WB 350 cc gol. A, dan
traneksamat 100 mg dam Memberikan asam traneksamat 100
vitamin K 20 mg mg dam vitamin K 20 mg
A : masalah resiko perdarahan suda
h teratasi

P: hentikan intervensi, pasien dipin


dahkan ke ICU

Yogyakarta,16 Desember 2020


(Rizka Mei Pangesti)

Post Anestesi

4 16/12/2020 Ketidakefekti  Mengkaji adanya regimen, an 13.00


fan bersihan algesic, apakah ia masih mera S:-
12.40
jalan nafas sakan nyeri O: Terdengar suara ronchi, batuk
tidak efektif, pasien terlihat lemas.
A:Masalah Ketidakefektifan bersih
an jalan nafas belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi

Yogyakarta,16 Desember 2020

(Rizka Mei Pangesti)

Ketidakefekti  Menginstruksikan pasien : S : Pasien mengatakan sudah mulai


fan bersihan memahami edukasi yang sudah dib
 bernafas sedalam mun
jalan nafas erikan oleh perawat tersebut
gkin dan selambat mun
O :Klien sudah mulai tampak
gkin dengan posisi
paham dengan keadaan yang masih
 gunakan pernafasan di lemah
afragma A: Masalah batuk masih belum
efektif dan belum teratasi
 tahan nafas selama 3-5
detik,hembuskan secar P: Lanjutkan intervensi
a perlahan melalui mul
Yogyakarta,16 Desember 2020
ut

(Rizka Mei Pangesti)


Ketidakefekti  Melakukan batuk efektif apabila S: Pasien Mengatakan sudah tidak
fan bersihan pasien mendapat Pereda nyeri terlalu nyeri lagi jadi kalau batuk s
jalan nafas terbaik dan tingkat kesadaran udah mulai efektif
serta perfoma fisiknya optimal O: Pasien mulai tampak tenang
A: Masalah batuk tidak efektif tera
tasi sebagian
P: lanjutkan Intervensi, dengan
mengkolaborasikan bersama dokte
r untuk pertahankan hidrasi yang
adekuat

Yogyakarta,16 Desember 2020

(Rizka Mei Pangesti)

Ketidakefekti  Mengkolaborasikan pediatric S : pasien mengatakan masih terasa


fan bersihan dengan mengisap secret dari j ada dahak/secret di tenggorokanya
jalan nafas alan nafas sesuai dengan kebu O:pasien terlihat sudah bernapas de
tuhan pasien ngan normal 18 x/menit tidak ada s
uara ronchi
A: masalah ketidakefektifan jalan n
afas sudah teratasi

P:Hentikan intervensi. pasien dipin


dahkan ke ICU

Yogyakarta,16 Desember 2020

(Rizka Mei Pangesti)

Anda mungkin juga menyukai