Anda di halaman 1dari 139

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
PUTUSAN

a
Nomor : 37/PDT.G/2015/ PN.Psp

si
“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

ne
ng
Pengadilan Negeri Padangsidimpuan yang memeriksa dan mengadili

do
gu
perkara-perkara Perdata pada Pengadilan tingkat pertama telah menjatuhkan
putusan sebagaimana tersebut dibawah ini, dalam perkara antara :
Koperasi Parsadaan Simangambat Ujung Batu disingkat “PARSUB”, yang

In
A
berkedudukan di Jalan Sakti Lubis, Gg. Bengkel No.12 Medan, untuk
selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT ;
ah

lik
Dalam Perkara ini Penggugat diwakili oleh Kuasa Hukumnya, Marihot
Siahaan.,SH.,MH dan Nurdin Siregar.,SH.,MH, Para Advokat dan
am

ub
Pengacara pada Kantor Marihot Siahaan & Rekan beralamat di Jalan
Prapanca Raya No.28-29 Kelurahan Pulo, Kebayoran Baru Jakarta
Selatan 12160, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 13 November
ep
k

2015 yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Padangsidimpuan


ah

Nomor : 154/2015 SK tanggal 24 November 2015 ;


R

si
LAWAN

ne
ng

• Pemerintah Republik Indonesia cq Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

do
gu

RI, beralamat di Gedung Manggala Wanabhakti, di Jl.Jenderal Gatot


Soebroto, Jakarta Pusat, Selanjutnya disebut Tergugat I ;
Dalam Perkara ini Tergugat I diwakili oleh Para Penerima Kuasanya
In
A

yaitu 1. Krisna Rya.,S.H.,M.H, 2. Supardi.,SH., 3. Bambang


Wiyono.,SH.,MH., 4. Drs.Afrodian Lutoifi.,SH.,M.Hum., 5.Yudi
ah

lik

Ariyanto.,SH.,MT., 6. Mariana Tuty Sirait.,SH., 7. Hatoni.,SH., M.


Zaenuri.,SH., 8. Francisca Budyanti.,SH.,MH kesemuanya adalah
m

ub

Pegawai Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI


yang beralamat di Gedung Manggala Wanabakti Blok VII Lt. 3, Jl.
ka

Gatot Soebroto, Senayan Jakarta Pusat, berdasarkan Surat dari Kepala


ep

Biro Hukum Krisna Rya.,SH.,MH NIP : 19590730 1990031 1 001


ah

menugaskan M. Zaenuri.,SH Jabatan Staff Biro Hukum untuk


R

menghadiri sidang hari Rabu tanggal 3 Februari 2016 dan Surat Kuasa
es

Khusus tanggal 12 Pebruari 2016 yang telah terdaftarkan di


M

ng

Kepaniteraan Pengadilan Negeri Padangsidimpuan Nomor : 40/2016 SK


on

tanggal 24 Februari 2016 ;


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
2 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
• Jaksa Agung Republik Indonesia, cq Kepala Kejaksaan Tinggi Propinsi

a
Sumatera Utara, beralamat di Jl.Jenderal Abdul Haris Nasution No.1 C

si
Medan 20146, Selanjutnya disebut Tergugat II ;
Dalam Perkara ini Tergugat II diwakili oleh Para Penerima Kuasanya

ne
ng
yaitu : 1.I Made Astiti Ardjana.,SH., 2. Ali Rahim.,SH.,MH., 3. Rali Dayan
Pasaribu.,SH., 4. Siti Holija Harahap.,SH., 5. Masmur Bangun.,SH., 6.

do
gu Anisah Hikmiyati.,SH.,MH., 7. Dewi Rovita.,SH., 8. Oki Yudhatama.,SH.,
9. Ali Asron Harahap.,SH.,MH., 10. Sartono Siregar.,SH., 11. M. Zul
Syafran HSB.,SH, kesemuanya adalah Jaksa Pengacara Negara Pada

In
A
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara yang beralamat di Jalan A.H.
Nasution No. 1 C Medan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 30
ah

lik
Desember 2015 yang terdaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Padangsidimpuan Nomor : 09/2016 SK tanggal 19 Januari 2016 ;
am

ub
• Pemerintah Republik Indonesia cq Gubernur Kepala Daerah Provinsi
Sumatera Utara cq Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera
Utara, beralamat di Jl. Sisingamangaraja Km 5.5 No 14 Marindal Medan
ep
k

20147, Selanjutnya disebut Tergugat III ;


ah

Dalam Perkara ini Tergugat III diwakili oleh Para Penerima Kuasanya
R

si
yaitu : 1. Sharial.,SH Jabatan Kepala Seksi Pelestarian Hutan pada
Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara., 2. Zainuddi.,SP Jabatan

ne
ng

Kasubbag Umum pada Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara., 3.


Marolop H. O. Gultom.,SH Jabatan Kepala Seksi Jasa , 4. Amin Helmi
Rambe.,S.P Jabatan Kepala Seksi Bimbingan Teknis dan Evaluasi

do
gu

pada UPT. PPHH Wilayah IV Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera


Utara, beralamat di Jalan beralamat di Jl. Sisingamangaraja Km 5.5 No
In
A

14 Marindal Medan 20147, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 28


Desember 2015 yang terdaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
ah

lik

Padangsidimpuan Nomor : 166/2015 SK tanggal 30 Desember 2015 ;


• Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia cq. Kepala Kantor Wilayah Pertanahan Propinsi Sumatra
m

ub

Utara cq. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Tapanuli Selatan,


ka

beralamat di Jl. Wilem Iskandar No.8 Padang Sidempuan, Selanjutnya


ep

disebut Turut Tergugat ;


Dalam Perkara ini Turut Tergugat diwakili oleh Para penerima Kuasanya
ah

yaitu 1. Maslan Pulungan.,SH Jabatan : Kasi Sengketa, Konflik dan


R

es

Perkara Pertanahan pada Kantor Pertanahan Kabupaten Tapanuli


M

Selatan., 2. Zainuddin Manurung.,SH Jabatan Plt. Kepala Sub Seksi


ng

Perkara pada Kantor Pertanahaan Kabupaten Tapanuli Selatan


on

berlamat Wiliem Iskandar No. 8 Padangsidimpuan Provinsi Sumatera


gu

Utara, berdasarkan Surat Tugas Nomor : 37/Pdt.G/2015/PN.Psp


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
3 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
tanggal 02 Desember 2015 dari Purnama Saboli.,SH.,MH Jabatan

a
selaku Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Tapanuli Selatan

si
berkedudukan di Jalan Willem Iskandar No. 8 Padangsidimpuan Provinsi
Sumatera Utara, berdasarkan Surat Tugas Nomor 37/Pdt.G/2015/

ne
ng
PN.Psp tanggal 2 Desember 2015 yang ditandatangani Purnama
Saboli.,SH.,MH Jabatan Selaku Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten

do
gu Tapanuli Selatan ;

Pengadilan Negeri tersebut ;

In
A
Telah membaca berkas perkara beserta lampiran surat-surat yang
berhubungan dengan perkara ini ;
ah

lik
Telah mendengar dan mempelajari jawab menjawab yang disampaikan oleh
para pihak ;
am

ub
Telah mendengar keterangan Saksi-saksi yang diajukan para pihak di
persidangan/yang hadir dipersidangan ;
Telah membaca dan meneliti surat-surat bukti yang diajukan para pihak di
ep
k

persidangan/yang hadir dipersidangan ;


TENTANG DUDUK PERKARANYA
ah

si
Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatan tanggal 24 November
2015 yang diterima dan terdaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri

ne
ng

Padangsidimpuan tanggal 24 November 2015 dalam Register Perkara Nomor :


37/Pdt.G/ 2015/PN-Psp, dan kemudian telah diperbaiki dengan perbaikan gugatan

do
pada tanggal 10 Februari 2016 ;
gu

Menimbang, bahwa terhadap perbaikan atau perubahan tersebut, oleh


karena perbaikan/perubahan tersebut diajukan oleh pihak Penggugat sebelum
In
A

ada jawaban dari Para Tergugat dan Turut Tergugat, maka perbaikan/perubahan
tersebut Menurut pendapat Majelis Hakim masih dapat diterima Mejalis Hakim atau
ah

lik

Pengadilan, karena hal tersebut sesuai dengan aturan hukum atau tidak
bertentangan dengan aturan hukum, sebagaimana dalam Buku Pedoman
m

Pelaksanaan Tugas Dan Administrasi Pengadilan Dalam Empat Lingkungan


ub

Peradilan Buku II Edisi Tahun 2007 yang diterbitkan atau dikeluarkan Mahkamah
ka

Agung Republik Indonesia Tahun 2009 pada halama 58 bagian huruf K. Tentang
ep

Perubahan Gugatan pada angka 1. Pada pokoknya menjelaskan ”Perubahan


gugutan diperkenankan, apabila diajukan sebelum Tergugat mengajukan jawaban
ah

dan apabila sudah ada jawaban Tergugat, maka perubahan tersebut harus dengan
es

persetujuan Tergugat (Pasal 127 Rv)” dan gugatatan tersebut adalah sebagai
M

ng

berikut :
1. Bahwa Gugatan ini diajukan di Pengadilan Negeri Padangsidimpuan sesuai
on

dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku ;


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
4 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
2. Bahwa Penggugat adalah badan hukum Koperasi Parsadaan Simangambat Ujung

a
Batu disebut “PARSUB” yang didirikan masyarakat adat (yang menjadi petani

si
kelapa sawit) setempat untuk tujuan melakukan kegiatan mengelola kebun-kebun
(pembudidayaan) kelapa sawit kepunyaan masyarakat yang telah ada di areal

ne
ng
padang lawas (bukan kawasan hutan) berdasarkan hak tradisional yang
turun-temurun yang seluruhnya seluas ± 24.000 Ha didalamnya termasuk jalan

do
gu
rawa basah, sekolah, rumah ibadah, klinik, fasilitas umum, fasilitas sosial dan
fasilitas lingkungan hidup lainnya yang sebagian dari lahan tersebut sudah ada
yang bersertifikat Hak Milik. Dengan demikian lahan yang ditanami kelapa

In
A
sawit kurang lebih seluas 18.000 Ha pada posisi koordinat Bujur Timur (BT)
1000000’-100015’ dan Lintang Utara (LU) 000 45 - 010 15’ . Dengan batas-
ah

lik
batas : Sebelah Utara : Dengan Sungai Garingging, Sebelah Selatan : dengan
Sungai Mahato, Sebelah Timur : Propinsi Riau, Sebelah Barat : Areal PT.
am

ub
Rapala .
Bahwa Badan Hukum Koperasi Parsub berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan menengah Republik Indonesia Nomor :
ep
k

311/BH/KWK.2/X/1998 tertanggal 20 Oktober 1998. Adapun susunan Pengurus


ah

Koperasi Parsub No. 16 tanggal 7 September 2013 oleh Notaris Junita


R
Ritonga.,SH di Medan adalah sebagai berikut :

si
− Ketua : RS Safaruddin Siregar

ne
ng

− Ketua I : H. Rapotan Siregar.,SH.,MAP


− Ketua II : Drs. H. Guntur Hasibuan.,MAP
− Sekretaris

do
: Iskandar Alamsyah Hasibuan.,SE
gu

− Sekretaris I : Marasamin Ritonga.,SH.,MH


− Sekretaris II : Sutan Ahmad Sayuti Hasibuan.,ST
In
A

− Bendahara : H.Pandidikan Hasibuan.,SH.,ASN


3. Bahwa Penggugat pernah membuat perjanjian kerja sama yang dituangkan dalam
ah

lik

akta Notaris Setiawati,S.H No.139 tanggal 16 September 2003. yang isinya


tentang perjanjian kerjasama pengelolaan perkebunan Kelapa Sawit dengan
m

PT.TORUS GANDA sebagai pendamping dalam hal Pembinaan teknik


ub

management dan modal/pendanaan. Lahan yang diperjanjikan adalah meliputi


ka

lahan seluas 24.000 ha yang terletak di 5 (lima) desa, yaitu 1) Desa Aek Raru,
ep

2)Desa Paran Padang, 3)Desa Janji Matogu, 4)Desa Mandasip, dan 5) Desa
Langkimat ;
ah

4. Bahwa dalam perjanjian disebutkan secara jelas tentang adanya Surat Dukungan
es

Rekomendasi untuk Perolehan Legalitas Lahan Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat


M

ng

didalam 5 desa tersebut sebagai lokasi perkebunan kelapa sawit dari Kakanwil
Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Sumatera Utara No.2541/Kwl-6.3/1999
on

tanggal 27 Juli 1999 yang ditujuhkan kepada Menteri Kehutanan dan


gu

Perkebunan RI ;
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
5 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bahwa Surat Dukungan Rekomendasi tersebut sebagai respon dari surat Kepala

a
Pusat Pemolaan Areal Hutan dan Kebun Badan Planologi Kehutanan dan

si
Perkebunan No 521/VIII/POLA-PSH/99 tanggal 28 Mei 1999 yang berkaitan
dengan surat Permohonan Koperasi Parsub yang intinya Kakanwil Kehutanan dan

ne
ng
Perkebunan Provinsi Sumatera Utara menyatakan :
- Hasil telaahan kami atas peta lampiran permohonan, ternyata luas areal yang

do
gu dimohon seluas ± 24.000 Ha adalah Kawasan Hutan Register 40 Padang
Lawas yang berdasarkan peta penunjukan Kawasan Hutan Propinsi Sumatera
Utara SK Menteri Pertanian nomor 923/Kpts/Um./12/l982 tanggal 27

In
A
Desember 1982/peta TGHK dan berdasarkan peta Paduserasi TGHK-
RTRWP adalah sebagai berikut :
ah

lik
a. Berdasarkan peta penunjukan/peta TGHK areal yang dimohon seluas +
24.000 Ha berada dalam kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) ;
am

ub
b. Berdasarkan peta Paduserasi TGHK-RTRWP areal yang dimohon seluas ±
24.000 Ha berada dalam Kawasan Hutan Budidaya Hutan dengan fungsi
Hutan Produksi (HP) ;
ep
k

- Berdasarkan peruntukannya areal yang dimohon seluas ± 24.000 Ha terdiri


ah

dari:
R
a. Seluas ± 1.070 Ha berada dalam areal HPHTI PT. Sumatera Riang Lestari

si
(“PT.SRL”) bekerja sama dengan PT. Inhutani IV ;

ne
ng

b. Seluas ± 22.930 Ha berada dalam areal HPHTI PT. Inhutani IV


diantaranya :
b.1 Seluas ± 3.000 Ha saling tumpang tindih dengan permohonan HPHTP

do
gu

PT.Barumun Raya Padang Langkat sesuai pertimbangan teknis kami


No. 2465/Kwl-6.3/1999 tanggal 21 Juli 1999 dan belum ada persetujuan
In
A

dari Departemen Kehutanan dan Perkebunan,


b.2.Seluas ± 9.000 Ha saling tumpang tindih dengan permohonan PT. Agro
ah

Mitra Karya Sejahtera belum ada persetujuan dari Departemen


lik

Kehutanan dan Perkebunan.


- Areal yang dimohon KOPERASI PARSUB berada dalam Kawasan Hutan
m

ub

Register 40 Padang Lawas yang saat ini sedang dalam sengketa sesuai
surat Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara No.778/Wagub-II/99
ka

ep

tanggal 22 Mei 1999 dinyatakan stanfast sampai dengan penyelesaian


hukum ;
ah

- Bupati KDH Tingkat II Tapanuli Selatan melalui surat No.522.13/5495 tanggal


R

30 Juni 1999 kepada Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara perihal


es
M

pelaksanaan surat Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara No.778/Wagub-


ng

II/1999 tanggal 22 Mei 1999 tersebut butir 4 diatas, diantaranya melaporkan


on

bahwa sebagian besar masyarakat terwakili sebanyak 28 desa dari 31 desa


gu

yang ada dalam bekas Luhat Ujung Batu dan Simangambat menerima
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
6 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kehadiran KOPERASI PARSUB untuk mengolah lahan dimaksud menjadi

a
perkebunan ;

si
- Berkenaan dengan hal tersebut diatas, apabila Bapak Menteri berkenan
mempertimbangkan permohonan KOPERASI PARSUB kiranya dapat kami

ne
ng
sarankan sebagai berikut :
a. Permohonan KOPERASI PARSUB masih perlu dilengkapi dengan

do
gu rekomendasi Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara maupun arahan
lahan dari Bupati KDH Tingkat II Tapanuli Selatan ;
b. Permohonan KOPERASI PARSUB perlu terlebih dahulu mendapat

In
A
konfirmasi/persetujuan dari PT. Inhutani IV dan PT. Sumatera Riang Lestari
yang merupakan pemegang hak yang masih ada saat ini dan telah ada
ah

lik
keputusan atas permohonan yang terdahulu seperti tersebut butir 3.b.l dan
3.b.2 diatas ;
am

ub
c. Apabila PT. Inhutani IV dan PT. Sumatera Riang Lestari bersedia dan tidak
ada pertimbangan lain, disarankan kepada KOPERASI PARSUB dapat
diberikan Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Perkebunan (HPHTP) ;
ep
k

d. Dimohon kiranya Bapak Menteri berkenan segera menetapkan


ah

kebijaksanaan Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Perkebunan (HPHTP)


R
dalam suatu Surat Keputusan.

si
Bahwa dalam kenyataan luas wilayah ke 5 (lima) Desa tersebut hanyalah

ne
ng

6.862 ha atau 68.26 kilometer persegi (Vide Data palutakab.bps.go.id website


resmi milik Badan Pusat Statistik Kabupaten Padang Lawas Utara tahun 2013)
dan Koperasi Parsub mengerjakan pengelolaan perkebunan kelapa sawit

do
gu

sudah lebih dulu dari pada dibuatnya perjanjian di lokasi yang berbeda, yaitu di
Luhat Ujung Batu dan Luhat Simangambat (letaknya sangat jauh dari Barumun
In
A

Tengah). Untuk tegasnya, lokasi yang disebutkan dalam perjanjian


sebagaimana direkomendasikan diatas, sampai saat ini belum pernah
ah

dikerjakan Penggugat dan Lokasi lahan yang dimohon Penggugat seluas


lik

24.000 Ha tersebut adalah lokasi lahan yang terdiri dari :


- Lahan Seluas ± 1.070 Ha yang sedang dikerjasamakan antara
m

ub

PT.Sumatera Riang Lestari dengan PT. Inhutani ;


- Seluas ± 22.930 Ha berada dalam areal HPHTI PT. Inhutani IV ;
ka

ep

Dengan demikian Menteri LHK/Tergugat I (dahulu Menteri Kehutanan dan


Perkebunan RI) jelas jelas mengetahui bahwa areal di Lima Desa tersebut
ah

telah digunakan oleh perusahaan tersebut diatas dan oleh karena itu
R

Penggugat tidak pernah melaksanakan isi dari perjanjian dimaksud diatas.


es
M

Penggugat melakukan kegiatan Pengelolaan di lokasi lain yang letaknya


ng

berada jauh dari lokasi yang disebutkan dalam Dakwaan JPU ;


on

5. Bahwa pada awalnya Penggugat dalam melaksanakan kegiatannya lancar dan


gu

kemudian kegiatan tersebut terganggu/tidak berjalan sebagaimana mestinya


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
7 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
karena adanya Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan Para Tergugat baik

a
secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri sebagaimana akan diuraikan

si
dibawah ;
6. Bahwa Penggugat sangat mempunyai kepentingan hukum langsung dalam

ne
ng
mengajukan gugatan ini karena lahan kebun kelapa sawit seluas 24.000 Ha yang
dikelola Penggugat di Luhat Ujung Batu (bukan di Kecamatan Barumun Tengah)

do
gu
secara keliru telah dinyatakan dirampas berdasarkan dakwaan dan tuntutan JPU
yang kemudian dikabulkan oleh putusan Pidana No.481/PID.B/ 2006/PN.JKT.PST
tanggal 28 Juni 2006 jo Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta No.194/Pid

In
A
/2006/PT.DKI, 11 Oktober 2006 jo Putusan No.2642K/PID/2006 tanggal 12
Februari 2007 jo Putusan No.39PK/PID.SUS/2007, tanggal 16 Juni 2008 ;
ah

lik
Bahwa daerah kegiatan Penggugat dalam mengelola perkebunan Kelapa Sawit
yang disebutkan baik dalam Dakwaan JPU maupun Putusan adalah di
am

ub
Kecamatan Barumun tengah seluas 24.000 Ha (padahal luas wilayah 5 desa
tersebut hanya 6.682 Ha), sedangkan dalam melakukan kegiatannya
Penggugat tidak pernah menyentuh lahan yang disebutkan dalam perjanjian
ep
k

tersebut diatas termasuk juga areal yang di SK Menteri Pertanian


ah

No.23/Kpts/Um/12/1982 tanggal 27 Desember 1982. Kenyataannya yang


R
dikelola Penggugat adalah didaerah Ujung Batu dengan lahan seluas 24.000 Ha

si
(letaknya sangat jauh dari Ujung Batu, yaitu di Kecamatan Barumun Tengah).

ne
ng

Sehingga apa yang disebut oleh JPU dalam Dakwaan maupun Putusan Pidana
No. 2642K/PID/2006 tanggal 12 Februari 2007 jo Putusan nomor
39PK/PID.SUS/2007, tanggal 16 Juni 2008 tentang objek perkara adalah Error in

do
gu

objecto ;
7. Bahwa dalam dakwaan JPU tersebut yang pada intinya adalah mengkriminalisasi
In
A

DL.Sitorus (Pendamping Penggugat) menyebutkan bahwa DL.Sitorus telah


menduduki kawasan hutan Negara tetap tanpa ijin Menteri Kehutanan, yang
ah

menurutnya didasarkan pada :


lik

1. Gouvernement Besluit (GB) No.50 Tahun 1924 tanggal 25 Juni 1924 yang
direkayasa melalui terjemahan yang tidak benar ;
m

ub

2. Surat Keputusan Menteri Kehutanan (sic. Menteri Pertanian) nomor


923/Kpts/Um/12/1982 tanggal 27 Desember 1982 tentang Penunjukkan Areal
ka

ep

Hutan di Wilayah Propinsi Dati I Sumatera Utara seluas 3.780.132.02 Ha,


(yang tidak berlaku lagi karena diganti dengan SK. Tergugat II Nomor 44
ah

Tahun 2005 yang yang juga tidak berlaku karena dinyatakan oleh Mahkamah
R

Agung Tidak Sah) ;


es
M

Bahwa JPU dalam dakwaannya tersebut, telah dengan sengaja dan secara keliru
ng

menyatakan lokasi perkebunan yang terletak di Kecamatan Barumun Tengah


on

sebagai Kawasan Hutan yang seolah-olah benar disebutkan dalam GB No.50


gu

tahun 1924, tetapi surat aslinya tidak pernah diperlihatkan oleh JPU selama
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
8 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
persidangan perkara Pidana tersebut diatas, sehingga kemudian dengan Surat

a
Keputusan Tergugat I Nomor 44 Tahun 2005 dijadikan dasar untuk menyatakan

si
lokasi GB 50/1924 sebagai kawasan hutan yang selanjutnya disebut-sebut
register 40, padahal dalam kenyataannya hal tersebut tidak benar karena GB

ne
ng
No.50 Tahun 1924 dalam bahasa aslinya tidak pernah menyatakan lokasi tersebut
sebagai kawasan hutan produksi melainkan menyebut perkampungan,

do
gu
penggembalaan ternak penduduk
dipertimbangkan sebagai rencana bagi pembangunan hutan yang baru.
kampung, dan lahan-lahan untuk

Bahkan sampai saat terakhir dalam putusan Peninjauan Kembali (PK), GB No.50

In
A
yang dijadikan dasar hukum untuk menjatuhkan pidana dan merampas
perkebunan kelapa sawit yang dikelola Penggugat sesungguhnya sudah di
ah

lik
rekayasa dengan merubah GB No.50 melalui terjemahan kedalam Bahasa
Indonesia, yang secara umum dan menyeluruh menyimpang dari fakta-fakta
am

ub
hukum yang sebenarnya, terlebih lagi jikalau GB No.50 tersebut tidak tercatat
dalam daftar Staatsblaad Tahun 1924 yang harus menjadi dasar keberlakuan atau
kekuatan mengikat ;
ep
k

Lagipula dokumen tersebut tidak pernah dicocokan dengan dokumen asli untuk
ah

dapat diterima sebagai alat bukti yang sah (Vide Halaman 30, 31 Putusan No.
R
434/PDT/2011/PT.MDN, Halaman 2 Putusan nomor 134K/TUN/2007), dan

si
Staatsblad Hindia Belanda Tahun 1924 juga tidak menyebut adanya

ne
ng

Gouvernement Besluit (GB) No.50 tersebut sebagaimana terlihat dari daftar isi
Staatsblad tahun 1924 ;
8. Munculnya amar Putusan Perampasan barang bukti berupa lahan perkebunan

do
gu

berawal dari dakwaan dan tuntutan jaksa penuntut umum yang menyangkut
Tipikor yang didasarkan pada adanya kerugian Negara yang timbul tetapi dalam
In
A

putusan yang telah berkekuatan hukum tetap tidak terbukti dakwaan tipikor
maupun kerugian Negara sehingga terdakwa hanya dinyatakan bersalah tentang
ah

menduduki lahan perkebunan secara tidak sah dan tanpa ijin sehingga oleh
lik

karenanya amar putusan perampasan lahan perkebunan dan bangunan diatasnya


menjadi milik Negara kehilangan landasan hukum sama sekali ;
m

ub

9. Bahwa dakwaan JPU tersebut diatas menyebutkan seolah-olah PT.Torus Ganda


dan Penggugat menduduki secara tidak sah Hutan Negara tetap seluas 24.000
ka

ep

ha yang disebutkan terletak di 5 (lima) desa, yaitu 1)Desa Aek Raru, 2)Desa
Paran Padang, 3)Desa Janji Matogu, 4)Desa Mandasip, dan 5)Desa Langkimat,
ah

padahal kenyataannya luas lima desa tersebut hanya 6.826 Hektar atau 68.26
R

kilometer persegi (Vide Data palutakab.bps.go.id website resmi milik Badan


es
M

Pusat Statistik Kabupaten Padang Lawas Utara tahun 2013) ;


ng

Dengan demikian luas yang didakwakan JPU dengan fakta lahan perkebunan
on

yang dikelola Koperasi Parsub telah menunjukkan kekeliruan nyata sehingga tidak
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
9 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dapat dijadikan dasar dakwaan dan tuntutan JPU untuk menyita 24.000 Ha lahan

a
yang justru berada di lokasi lain ;

si
10. Bahwa dari fakta fakta yang disebutkan diatas nyata-nyata JPU jelas telah keliru
dalam menentukan luas lokasi (locus) dari objek sengketa dan objek barang bukti

ne
ng
dalam perkara pidana karena lokasi perkebunan yang dikelola Penggugat
(dengan pendampingnya PT.TORUS GANDA) bukan yang dimaksud dalam

do
gu
Dakwaan JPU, sehingga tidak ada alasan menurut hukum untuk merampas
lahan perkebunan sawit yang dikelola Penggugat dengan pendampingan
PT.TORUS GANDA yang luasnya + 24.000 ha karena baik Tergugat I maupun

In
A
Tergugat II dan Tergugat III tidak pernah melakukan pemeriksaan setempat
(plaatselijkonderzoek) dan tidak pernah mampu menentukan batas-batasnya
ah

lik
sesuai koordinat geographis sebagaimana mestinya ;
11. Bahwa terlepas dari kelalaian JPU yang tidak melakukan pemeriksaan setempat
am

ub
dan tidak pernah mampu menentukan batas batas dengan cara sebagaimana
mestinya yang disebutkan diatas, ternyata kegiatan dalam lokasi yang disebutkan
dalam dakwaan JPU yang dikelola Penggugat tanpa ijin dari Menteri Kehutanan,
ep
k

padahal, hal tersebut tidak benar, justru sebaliknya Parsub tidak pernah
ah

mengelola lokasi dimaksud karena memperhatikan surat rekomendasi dari


R
Kakanwil Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Sumatera Utara nomor 2541/Kwl-

si
6.3/1999, 27 Juli 1999 sebagaimana tersebuat diatas ;

ne
ng

12. Bahwa selain daripada itu lokasi yang dikelola Penggugat berdasarkan hak-hak
tradisionalnya dalam masyarakat hukum adat yang diperoleh dari Marga
Hasibuan yang menjadi anggota Koperasi Parsub yang diakui dan dilindungi pada

do
gu

jaman penjajahan sampai sekarang dan saat ini sebagian besar sudah
memperoleh SHM. Dan setelah kemerdekaan sampai saat ini hak-hak tradisional
In
A

dimaksud diatas jelas-jelas diakui dan diatur konstitusi Negara RI sebagaimana


termuat dalam Pasal 18B ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi :
ah

“Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat


lik

hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan


sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan
m

ub

Republik Indonesia yang diatur dalam undang-undang” ;


13. Bahwa perlindungan dan pengakuan konstitusi atas hak-hak traditional tersebut
ka

ep

telah jelas-jelas ditegaskan dengan Putusan Mahkamah Konstitusi (MK)


No.35/PUU-X/2012, tanggal 16 Mei 2013 yang intinya menyatakan :
ah

“bahwa hutan adat yang dimiliki oleh masyarakat tidak termasuk hutan
R

Negara”
es
M

hal mana juga merupakan ketentuan yang dianut oleh UU No.41 Tahun 1999
ng

Tentang Kehutanan khususnya Pasal 15 dan Putusan MK No.45/PUU-IX/2011,


on

tanggal 9 Februari 2012 tentang pemahaman dan pemaknaan penetapan


gu

Kawasan Hutan harus melalui empat tahapan, yaitu :


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
10 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
“Penunjukan, Penata Batasan, Pemetaan dan Pengukuhan/Penetapan,

a
tanpa mana Penunjukkan hutan tanpa proses tahapan tersebut adalah

si
praktek dari pada pemerintahan otoriter dan bukan merupakan praktek dari
pemerintahan yang demokratis” ;

ne
ng
14. Bahwa selain itu di lokasi Penggugat yang disebut-sebut oleh JPU berada di 5
(lima) desa sebagai locus delicti perbuatan pidana yang didakwakan kepada DL.

do
gu
Sitorus pada kenyataannya terdapat sebanyak 43 badan usaha diantaranya
termasuk BUMN, PMA, yang mengelola perkebunan Kelapa Sawit tanpa
dipermasalahkan sebagai perkara pidana oleh Kejaksaan Agung RI cq.

In
A
Kejaksaan Tinggi Propinsi Sumatera Utara, Pemerintah ataupun Menteri
Kehutanan dan Lingkungan Hidup, yaitu antara lain :
ah

lik
1)PT.Hexa Setia Sawita, 1.1176ha, 2)PT.Sumber Sawit Makmur, 2.072ha,
3)PT.Damai Nusa Sekawan, 2.384ha, 3)PT.Agro Mitra Karya Sejahtera,
am

ub
21.543.23ha, 4)PT.First Mujur Plantation dan Industri, 15.000ha 5)PT.Wonorejo
Perdana, 15.000.00ha. 6)PT.Austindo/PT.Eka Pendawa Sakti, 11.238ha,
7)PT.Barumun Raya Padang Langkat, 2.372.97ha, 8)PT.Sinar Tika Portibi Jaya
ep
k

Plantation, 1.679.12ha, 9)PT.Mazuma Agro Indonesia (MAI), 12.266.43ha,


ah

10)PT.Karya Agung Sawita (KAS), seluas 14.374.86ha, 11)PT.Perkebunan


R
Nusantara II, seluas 4.000ha, 12)PT.Sibuah Raya, seluas 1.750.00ha,

si
13)PT.Perkebunan Nusantara IV, 1.294.20 ha, 14)PT.Toga Saudara Makmur,

ne
ng

192.55ha, dll, sebagaimana disebutkan dalam laporan hasil audit Tim


Interdep Mei 2005 .
Anehnya lahan KUD Serbaguna yang dinyatakan Menteri Kehutanan dan

do
gu

Lingkungan Hidup berada di dalam kawasan hutan Register 40 yang kemudian


dipergunakan oleh JPU mendakwa DL. Sitorus menduduki kawasan hutan tanpa
In
A

ijin Menteri LHK, ternyata oleh Putusan Pengadilan Tinggi Medan


No.434/PDT/2011/PT.MDN (yang sudah berkekuatan hukum tetap), dinyatakan
ah

tidak dalam kawasan hutan Register 40 dan kepemilikan lahan tersebut adalah
lik

milik 624 anggota KUD Serbaguna berdasarkan pada Sertifikat Hak Milik
sebanyak 624 SHM ;
m

ub

15. Bahwa Lahan yang dikelola Penggugat (bukan di Barumun Tengah) tersebut telah
ikut dituntut oleh Tergugat II dan dinyatakan dirampas untuk Negara dan telah
ka

ep

diputus dengan Putusan No.2642K/Pid/2006, ternyata benar-benar keliru,


perampasan mana dilaksanakan dengan menyerahkan lahan tersebut kepada
ah

Dinas Kehutanan Provinsi Sumut (Vide Berita Acara penyerahan rampasan


R

tanggal 26 Agustus 2009), padahal fakta dan hukum menunjukkan lahan


es
M

tersebut adalah merupakan lahan milik masyarakat Adat Marga Hasibuan


ng

dan sebagian sudah bersertifikat Hak Milik, dan yang diatasnya Negara pernah
on

menerbitkan izin HPH (Hak Pengusahaan Hutan) kepada 5 Perusahaan secara


gu

tidak sah (secara sepihak tanpa melibatkan/mendapat persetujuan masyarakat


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
11 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
yang berhak) dan kemudian setelah lokasi dibabat dan gundul, lokasi ditinggal

a
demikian saja ;

si
Bahwa berdasarkan HPH yang pernah dikeluarkan sebagaimana dimaksud
diatas, lahan dibabat, tanpa ada tanggungjawab reboisasi, akibatnya tanah

ne
ng
tersebut menjadi lahan kritis sehingga kemudian masyarakat Luhat Ujung Batu
(sebagai pihak yang berhak atas lahan/tanah-tanah adat tersebut yang sebagian

do
gu
besar juga sudah bersertifikat hak milik), berusaha untuk memanfaatkan tanah-
tanah tersebut dengan berencana akan menanam tumbuhan yang dinilai produktif
dan mempunyai nilai ekonomis yaitu pohon kelapa sawit. Karena lahan itu adalah

In
A
satu-satunya sebagai sumber kehidupan masyarakat adat tersebut ;
16. Bahwa perampasan dan penyerahan Lahan Kebun Kelapa Sawit tersebut diatas,
ah

lik
dikarenakan DL. Sitorus/Dirut PT. Torusganda (Pendamping) telah dikriminalisasi
dengan mempersalahkannya seolah-olah DL. Sitorus secara melawan hukum
am

ub
mengelola kawasan hutan seluas 24.000 Ha (dalam rangka kerjasama dengan
Koperasi Parsub) dengan menggunakan alasan alasan yang dibuat-buat, antara
lain :
ep
k

− GB No.50, Tanggal 25 Juni 1924 ;


− Berita Acara Penyerahan Tanah Kawasan Hutan Padang Lawas dari
ah

si
Masyarakat kepada Gubernur Sumut, Tanggal 20 Mei 1981 Seluas 12,000Ha,
Tanggal 26 Mei 1981 seluas 10,000ha tanggal 06 Juni 1981 seluas 8.000 ha;

ne
ng

(yang semuanya tidak pernah ada aslinya) ;


− Keputusan Menteri Kehutanan (sic Menteri Pertanian) nomor
923/Kpts/Um/12/1902, tanggal 27 Desember 1982 tentang Penunjukan areal

do
gu

hutan di wilayah Propinsl Dati I Sumut Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK)
telah dikeluarkan seolah-olah didasari GB 50 tersebut diatas ;
In
A

− Peraturan Daerah Propinsi Sumut No.7 Tahun 2003 tentang


RencanaTataRuang Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Sumut tahun 2003 –
ah

lik

2018 ;
− Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan No.14 Tahun 1998 tentang
RTRW Kab.Dati II Tapanuli Selatan ;
m

ub

Bahwa areal tersebut diatas seolah-olah dilarang untuk diduduki tanpa ijin dari
ka

Menteri Kehutanan Rl sesuai ketentuan pasal 6 ayat (1) Peraturan Pemerintah


ep

(PP) No.28 Tahun 1985 tentang Perlindungan Hutan (padahal kawasan tersebut
bukanlah kawasan hutan sesuai dengan putusan MK dan Putusan Pengadilan
ah

Tinggi tersebut diatas, dan terlebih-lebih hukum adat tentang hak-hak tradisional
es

masyarakat adat).
M

17. Bahwa ternyata lahan yang dirampas dalam eksekusi (26 Agustus 2009) yang
ng

dilakukan oleh Tergugat II dan diserahkan kepada Tergugat III dalam hal ini Dinas
on

Kehutanan Provinsi Sumatera Utara telah dinyatakan bukan Kawasan hutan


gu

berdasarkan sebagaimana disebut dalam Putusan sebagai berikut :


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
12 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
• Putusan PK PTUN No.06.PK/TUN/2008 Tanggal 05 Mei 2008 ;

a
• Putusan Pengadilan Tinggi Medan No.434/PDT/ PT.MDN/2012, tanggal 4 Juni

si
2012. (sudah berkekuatan Hukum Tetap. Tidak ada Kasasi) ;
Dengan demikian baik Penggugat maupun DL. Sitorus selaku Direktur

ne
ng
PT.TORUSGANDA tidak pernah melakukan kegiatan di daerah terlarang secara
bertentangan dengan hukum yang berlaku in casu hukum adat tentang

do
gu
perlindungan hak-hak tradisional. Hal ini dikuatkan dengan adanya Putusan
Perdata Pengadilan Tinggi Medan nomor 434/PDT/2012/PT.MDN, tanggal 4 Juni
2012 (sudah inkracht) yang intinya mengatakan tidak ada kawasan hutan di areal

In
A
yang dijadikan kebun-kebun Kelapa Sawit masyarakat anggota PARSUB yang
dikelola PARSUB dengan pendampingan PT. TORUS GANDA ;
ah

lik
18. Bahwa Berdasarkan Putusan-Putusan Pengadilan terkait dengan kasus yang
sama dengan kasus Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit (KPKS) Bukit Harapan,
am

ub
Tergugat I telah diperintahkan untuk menyerahkan lahan Kebun Sawit seluas +
23.000 Ha yang dikelolanya, dan membatalkan semua pernyataan ataupun surat-
surat keputusannya tentang Kawasan Hutan yang dikelola KPKS Bukit Harapan
ep
k

yang kasusnya sama dengan Penggugat, akan tetapi Tergugat I tidak mau
ah

menyerahkan dan membuat pembatalan surat pernyataan/keputusannya sesuai


R

si
dengan perintah Pengadilan (PK TUN) dan hal tersebut telah secara tidak
langsung mengakibatkan timbulnya kerugian bagi Penggugat ;

ne
ng

19. Bahwa masyarakat Luhat Ujung Batu dan Simangambat yang sebagian juga
sebagai anggota PARSUB adalah sebagai pihak yang berhak secara sah atas
lahan yang dipermasalahkan, padahal masyarakat tesebut adalah generasi

do
gu

ketujuh Marga Hasibuan yang hidup di Desa Tanah Adat Ulayat Padang Lawas
seluas + 178.000 ha sebagaimana juga yang diketahui dan diakui pemerintah
In
A

Belanda/Kolonial atas adanya hak ulayat masyarakat hukum adat dimaksud (vide
UUD 1945 sebelum perubahan). Bahwa Para Penggugat hidup secara turun
ah

lik

temurun dan selalu memanfaatkan sumber daya alam di lokasi tersebut sebagai
sumber penghidupan ;
20. Bahwa berkaitan dengan yang dikemukakan diatas, berdasarkan ketentuan pasal
m

ub

12 Ayat (1) UU No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria
(LN.Tahun 1960 No.104), yang menyatakan :
ka

ep

“Segala Usaha bersama dalam lapangan agraria di dasarkan atas kepentingan


bersama dalam rangka kepentingan nasional, dalam bentuk koperasi atau
ah

bentuk-bentuk gotong royong lainnya”.


R

es

Dengan demikian DL. Sitorus secara bersama-sama dengan PARSUB telah


M

melaksanakan amanah yang diatur dalam pasal 12 ayat (1) UUPA tersebut.
ng

21. Bahwa berkaitan dengan apa yang dikemukakan diatas, menurut ketentuan Pasal
on

15 UU No.41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dikatakan sebagai berikut :


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
13 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
“Bahwa penunjukan kawasan hutan adalah salah-satu tahap dalam proses

a
pengukuhan kawasan hutan, dan ketentuan demikian harus memperhati-

si
kan kemungkinan adanya hak-hak perseorangan atau ulayat pada
kawasan hutan yang akan ditetapkan sebagai kawasan hutan sehingga

ne
ng
jika demikian terjadi, maka penataan batas dan pemetaan batas kawasan
hutan harus mengeluarkannya dari kawasan hutan agar tidak merugikan

do
gu bagi masyarakat yang berkepentingan dengan kawasan yang akan
ditetapkan sebagai kawasan hutan” ;
Oleh karena hal yang demikian, maka pada saat penataan batas dan pemetaan

In
A
batas kawasan hutan Pemerintah/ Menteri Kehutanan seyogianya terlebih dahulu
harus mengeluarkan semua tanah yang menjadi Hak ulayat masyarakat adat
ah

lik
setempat (anggota Parsub) dari areal kawasan yang akan ditetapkan sebagai
kawasan hutan, tetapi dalam kenyataannya hal demikian tidak dilakukan. Dengan
am

ub
demikian terbukti Para Tergugat telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum
yaitu telah melanggar Pasal 15 UU No.41 Tahun 1999 tersebut diatas dan
Putusan M.K.No.45/PUU–IX/2011, 21 Februari 2012 ;
ep
k

22. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas, Putusan Pengadilan Tinggi
ah

Medan No.434/PDT/PT.MDN, tanggal 4 Juni 2012, di mana yang menjadi


R
Tergugat adalah Menteri Kehutanan RI dan bukti yang diajukan Menteri

si
Kehutanan sebagai T–1, adalah Gouvernement Besluit (G.B) No.50, 25 Juni

ne
ng

1924, yang diterjemahkan dari Bahasa Belanda ke Bahasa Indonesia oleh Siti
Warian Prawirasastra yang hanya dalam bentuk fotocopy yang tidak pernah
ada aslinya ;

do
gu

23. Bahwa kemudian ternyata di ketahui, asli GB No.50 tidak pernah ada lampiran
petanya yang dapat menunjukkan posisi koordinat lokasi secara pasti dan
In
A

di dalam persidangan dan putusan Pidana No. 481/PID.B/2006/PN.JKT.PST


tanggal 28 Juni 2006 terungkap bahwa JPU tidak mampu menunjukkan GB No.50
ah

yang asli (hanya foto copy) ;


lik

Dengan demikian GB No.50 tidak dapat di pakai sebagai dasar hukum


penunjukkan kawasan hutan ;
m

ub

24. Bahwa pada Putusan Pengadilan Tinggi Medan No.434/PDT/PT.MDN tersebut


diatas, dalam pertimbangannya Majelis Hakim Tinggi Medan menyatakan, bahwa
ka

ep

selanjutnya surat lampiran peta kawasan hutan Padang Lawas Reg.40 yang
berskala 1:100.000 Gouvernement Besluit 25 Juni 1924 No.50 (padahal dalam
ah

kenyataan GB No.50 Tahun 1924 tidak memiliki lampiran peta) dan Surat
R

Gubernur Sumatra Utara 5 Nopember 1977 No.26081/3, tidak memuat


es
M

keterangan apa-apa, tetapi hanya tertulis sebagai berikut:


ng

- Jalan ;
on

- Batas Areal Perladangan ;


gu

- Batas kawasan yang telah diusulkan ;


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
14 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
- Areal Pemasukan baru;

a
25. Bahwa dalam pertimbangan selanjutnya Majelis Hakim menyatakan sebagai

si
berikut:
“Menimbang bahwa lampiran peta kawasan hutan Padang Lawas Reg.40 GB

ne
ng
No50 tanggal 25 Juni 1924 dan Surat GUBSU No.5/1077 No.26081/3 tersebut
aslinya berbahasa Belanda, dan dirobah dan ditambah dengan Bahasa

do
gu Indonesia dan direkayasa menjadi; batas kawasan yang telah diusulkan
areal Pemasukan baru ” .
26. Bahwa pada halaman 31 alinea I, pertimbangan Majelis Hakim Tinggi Medan

In
A
mengemukakan sebagai berikut :
"Menimbang bahwa lampiran peta kawasan hutan Padang Lawas adalah
ah

lik
foto copy yang telah terjadi perubahan secara umum dan menyeluruh
Padang Lawas menjadi kawasan hutan register 40 dan tidak menyebut
am

ub
nama Desa Parsombaan, Kecamatan Barumun, tidak sesuai dengan
daftar yang ditetapkan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Batavia
tanggal 25 Juni 1924 (No.50) tidak ada Desa Parsombaan, Kecamatan
ep
k

Barumun dalam daftar Kawasan Hutan dan Peta Kawasan Hutan


ah

Padang Lawas, Kawasan Hutan Register 40 karena foto copy yang tidak
R
ada aslinya oleh karena itu harus ditolak” .

si
Dengan demikian, jelas-jelas dan secara nyata terbukti bahwa telah terjadi

ne
ng

diskriminasi, kriminalisasi terhadap diri DL.Sitorus karena pada kenyataannya


terdapat banyak perusahaan dilokasi tersebut diatas yang melakukan kegiatan
pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit tetapi justru tidak dituntut dan tidak

do
gu

diajukan kedepan sidang Pengadilan. Oleh karenanya kriminalisasi,


diskriminasi yang dilakukan terhadap diri DL.Sitorus adalah Jelas-jelas
In
A

bertentangan dengan konstitusi, karena UUD 1945 secara tegas


mengamanatkan dalam pasal 27 ayat (1) yang bunyinya sebagai berikut :
ah

“Segala warga Negara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan


lik

pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu


dengan tidak ada kecualinya.”
m

ub

Kemudian dalam pasal 28I ayat (2) UUD 1945 mengamanatkan :


“Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif
ka

ep

atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap


perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.”
ah

Dan juga jelas-jelas terbukti secara nyata bahwa perkebunan Kelapa sawit
R

yang dikelola Penggugat tersebut adalah bukan kawasan hutan sebagaimana


es
M

dimaksud JPU.
ng

27. Bahwa jika perkara ini dihubungkan dengan Putusan M.K. No.45/PUU–IX/2011,
on

21 Februari 2012, yang Pemohonnya adalah Ir.H.Muhammad Mawardi,MM,dkk.


gu

yang amar Putusannya sebagai berikut :


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
15 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
• Mengabulkan Permohonan Para Pemohon untuk seluruhnya ;

a
• Frasa di tunjuk dan atau pasal 1 angka 3 UU No.41 Tahun 1999 tentang

si
Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan UU No.19 Tahun 2004 tentang
Penetapan PERPU UU No.1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas UU No.41

ne
ng
Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi UU Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 No.86, TLNRI No.4412 bertentangan dengan UUD RI Tahun

do
gu 1945 ;
• Frasa “ditunjuk dan atau“ dalam pasal 1 angka 3 UU nomor 41 Tahun 1999
tentang Kehutanan sebagaiman telah diubah dengan UU No.19 Tahun 1999

In
A
tentang Kehutanan menjadi UU (LNRI Tahun 2004 No.86 TLNRI No.4412)
tidak mempunyai kekuatan Hukum mengikat ;
ah

lik
• Memerintahkan Pemuatan putusan ini dalam Berita Negara RI sebagaimana
mestinya.
am

ub
28. Bahwa dalam hal ini putusan Mahkamah Konstitusi (“MK”) harus berlaku surut,
tentang hak yang diakui sebelum jaman kemerdekaan tetap keberadaanya, oleh
karena itu MK yang mempunyai wewenang mengadili pada tingkat pertama dan
ep
k

terakhir yang putusannya bersifat final, untuk menguji UU terhadap UUD RI Tahun
ah

1945, maka Putusan MK harus dihormati yang merupakan pengawasan terhadap


R

si
UU yang bertentangan dengan UUD 1945, oleh karena itu Putusan MK harus
diikuti, dengan demikian Hak Ulayat sebagaimana dalam Pasal 3 UUPA

ne
ng

No.5/1960 menyatakan :
“Dengan mengingat ketentuan dalam pasal 1 dan 2 pelaksanaan hak

do
ulayat dan hak-hak yang serupa itu dari masyarakat hukum adat,
gu

sepanjang menurut kenyataannya masih ada harus sedemikian rupa


sehingga sesuai dengan kepentingan nasional dan Negara, yang
In
A

berdasarkan atas persatuan bangsa serta tidak boleh bertentangan


dengan UU dan peraturan-peraturan lain yang lebih tinggi“.
ah

lik

29. Bahwa berdasarkan hal-hal yang dikemukakan diatas terbukti bahwa Penggugat
adalah sebagai Pihak yang berhak secara sah mengelola dan membudidayakan
perkebunan Kelapa Sawit diatas tanah seluas + 24.000 ha tersebut yang terletak
m

ub

di Desa Luhat Ujung Batu dan Simangambat (dahulu Kec.Barumun Tengah) ;


ka

30. Bahwa terbukti pula Tergugat I telah menghalangi Penggugat mengelola dan
ep

membudidayakan perkebunan Kelapa Sawit dilahan tersebut, maka perbuatan


Tergugat I adalah merupakan perbuatan melawan hukum sebagaimana diatur
ah

dalam pasal 1365 KUHPerdata ;


R

es

31. Bahwa karena dalam perkara TUN yang telah diputus sampai tingkat Peninjauan
M

Kembali, (Vide Putusan MA No.06.PK/TUN/2008, 05 Mei 2008), yang amarnya


ng

intinya menyatakan batalnya Surat Keputusan Tergugat I S.419/Menhut-II/2014,


on

Putusan Pengadilan Tinggi Medan yang sudah inkracht No.434/PDT/2011/


gu

PT.MDN, 04 Juni 2012 yang intinya menyatakan perkebunan Kelapa Sawit yang
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
16 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
terletak di Padang Lawas tidak termasuk dalam Kawasan Hutan. Hal ini jelas-

a
jelas diketahui Tergugat I. Oleh karena itu Tergugat I tidak ada hak untuk

si
melarang/ mengancam siapa saja untuk membeli hasil kebun kelapa sawit dari
kebun yang di kelola Penggugat, sebagaimana surat Tergugat I No.S.13/Menlhk-

ne
ng
Setjen/RHS/ 2015, tanggal 25 Juni 2015 ;
32. Bahwa apa yang diamanatkan dalam pasal 27 ayat (1) dan pasal 28I ayat (2)

do
gu
UUD 1945 adalah kewajiban untuk memperlakukan semua Warga Negara
Indonesia sama kedudukannya dimuka hukum oleh karena itu tidak boleh ada
perbedaan/diskriminasi perlakuan antara warga Negara yang satu dengan yang

In
A
lain dalam penegakan hukum, sehingga tidak tepat jika DL. Sitorus didudukkan
Jaksa Penuntut Umum sebagai Terdakwa, dalam Perkara Pidana (Putusan
ah

lik
Kasasi No.2642K/Pid/2006, tanggal 12 Februari 2007), sedangkan dilain pihak
Perusahaan yang lain dibiarkan begitu saja. Dengan demikian Terbukti perbuatan
am

ub
Tergugat II dalam hal ini Kejaksaan Tinggi Medan-Sumut, melakukan Perbuatan
Melawan Hukum dengan membuat Berita Acara tertanggal 26 Agustus 2009,
tentang Penyerahan Barang Rampasan berupa :
ep
k

- Perkebunan Kelapa Sawit dikawasan Padang Lawas seluas + 23.000 ha


ah

yang dikuasai oleh KPKS Bukit Harapan dan PT.TOR GANDA beserta
R
bangunan yang ada diatasnya ;

si
- Perkebunan Kelapa Sawit dikawasan hutan Padang Lawas seluas +

ne
ng

24.000 ha yang dikuasai oleh Koperasi PARSUB dan PT. TORUS GANDA
beserta seluruh bangunan yang ada diatasnya ;
33. Bahwa kemudian juga Tergugat I telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum

do
gu

yaitu pada tanggal 21 April 2015 Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI
telah membuat Suratnya No.S.174/Menlhk-II/2015, perihal, Penghentian
In
A

Pelayanan oleh Gubernur Sumatra Utara dan Bupati Padang Lawas Selatan,
Bupati Padang Lawas Utara, dan Bupati Tapanuli Selatan, dan kemudian tanggal
ah

25 Juni 2015 Tergugat I (Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI), membuat
lik

Surat lagi melalui suratnya No.S.13/Menlhk-Setjen/RHS/2015, yang ditujukan


kepada Ketua Umum GAPKI, intinya melarang dan mengancam kepada pihak
m

ub

yang melakukan transaksi dengan Parsub dan KPKS Bukit Harapan, dalam
suratnya yang terdiri dari III poin, lengkapnya dikutip berbunyi sebagai berikut :
ka

ep

I. Bahwa Areal Perkebunan seluas 47.000 Hektar beserta seluruh bangunan di


atasnya di Kawasan Register 40 Padang Lawas Provinsi Sumatra Utara, saat
ah

ini dikuasai secara illegal oleh KPKS Bukit Harapan dan PT. Torganda serta
R

Koperasi Parsub dan PT. Torus Ganda. Berdasarkan Putusan MA Nomor


es
M

2642K/Pid/2006 merupakan hak Negara ;


ng

II. Bahwa segala kegiatan atau transaksi berkaitan dengan perkebunan dan
on

seluruh bangunan di atasnya di Kawasan Register 40 Padang Lawas yang


gu

saat ini dikuasai secara illegal oleh KPKS Bukit Harapan dan PT. Torganda
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
17 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
serta Koperasi Parsub dan PT. Torus Ganda yang dilakukan tanpa melalui

a
Negara merupakan kegiatan melawan hukum Negara Republik Indonesia, dan

si
dapat dipidana ;
III. Bahwa Pemerintah mengalihkan manajemen perkebunan sawit beserta

ne
ng
seluruh bangunan diatasnya di dalam Kawasan Register 40 Padang Lawas,
Provinsi Sumatra Utara sebagaimana dimaksud Negara, dalam hal ini kepada

do
gu BUMN RI ;
Sehubungan dengan hal-hal tersebut, dikatakan lebih lanjut bahwa Tergugat I
meminta dukungan Ketua Umum GAPKI untuk memberitahukan kepada

In
A
anggota GAPKI agar tidak melakukan transaksi dengan KPKS Bukit Harapan
dan PT. Torganda serta Koperasi Parsub dan PT. Torus Ganda. Dalam hal
ah

lik
terjadi transaksi, Tergugat I mengancam akan mengenakan pidana dan
memproses secara hukum.
am

ub
34. Bahwa sebagaimana dikemukakan diatas Perkebunan Kelapa Sawit yang dikelola
Koperasi Parsub dan PT. Torus Ganda sebagai pendamping di areal Padang
Lawas (bukan kawasan hutan) berdasarkan hak tradisional yang turun temurun
ep
k

yang seluruhnya 24.000 Ha dan sebagian dari lahan tersebut sudah bersertifikat
ah

Hak Milik, sehingga Putusan Pidana No.481/PID.B/2006/ PN.JKT.PST Jo Putusan


R
No.2642K/PID/2006 yang inti amarnya bahwa Terdakwa DL.Sitorus dinyatakan

si
bersalah melakukan tindak pidana mengerjakan dan menggunakan kawasan

ne
ng

hutan secara tidak sah yang dilakukan secara bersama-sama dan berlanjut. Dan
merampas barang bukti berupa perkebunan Kelapa Sawit 47.000 Ha yang di
kuasai oleh KPKS Bukit Harapan dan PT. TORGANDA beserta seluruh bangunan

do
gu

yang ada diatasnya dan Koperasi Parsub dan PT. TORUS GANDA, padahal
putusan pidana tersebut telah terkoreksi melalui putusan:
In
A

- Putusan PK Pengadilan TUN No.06PK/TUN/2008, tanggal 05 Mei 2008.


- Putusan Pengadilan Tinggi. Medan No.434/PDT/PT.MDN/ 2012, tanggal 4
ah

Juni 2012 (sudah berkekuatan hukum tetap.


lik

Bahwa akibat surat Tergugat I tersebut telah mengakibatkan tersendatnya


pendistribusian dan penjualan hasil kelapa sawit Penggugat yang dikelola diluar
m

ub

lokasi yang didakwakan JPU dan dalam amar putusan, sehingga


menimbulkan kerugian kepada Penggugat, dan dengan demikian Perbuatan
ka

ep

Tergugat I adalah merupakan perbuatan melawan hukum sebagaimana diatur


dalam pasal 1365 KUHPerdata ;
ah

35. Bahwa akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan Tergugat I, dengan
R

mengeluarkan surat No.S.174/ Menlhk-II/2015 dan No.S.13/Menlhk-Setjen/


es
M

RHS/2015 Penggugat telah mengalami kerugian materiil sampai saat ini,


ng

dengan perhitungan sebagai berikut :


on

- Kerugian berupa hasil produksi yang dilarang dijual, yaitu 1 (satu) bulan =
gu

Rp. 5.000.000 (Lima Juta rupiah) per hektar ;


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
18 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
- Bahwa disamping kerugian materiil yang diderita Penggugat, juga

a
mengalami kerugian immaterill, selaku badan hukum Koperasi PARSUB,

si
bersama anggotanya, akibat perbuatan Tergugat I,II, dan III telah
mengganggu ketenangan/kedamaian, dan kepastian berusaha bagi

ne
ng
penggugat dalam mengelola dan mengerjakan Kebun Kelapa Sawit di area
Padang Lawas tersebut, bahkan banyak anggota koperasi stress, sakit, dan

do
gu tertekan, yang jika dihitung secara adil dengan uang, maka kerugian yang
diderita Penggugat adalah sebesar Rp. 1.000.000.000.000,-(satu triliun
rupiah) ;

In
A
36. Bahwa karena yang melakukan Perbuatan Melawan Hukum (PMH) terhadap
Penggugat adalah Tergugat I, II, III mohon agar Majelis Hakim dalam Perkara ini,
ah

lik
menghukum Tergugat I, II, III secara tanggung renteng membayar ganti-rugi
materill kepada Penggugat secara tunai dan sekaligus sebesar Rp.5.000.000
am

ub
(lima juta rupiah) per hektar dalam satu bulan, terhitung sejak tanggal 21 April
2015 sampai gugatan ini didaftarkan (selama 7 bulan), sehingga seluruhnya
berjumlah 24.000 ha x 7 x Rp 5.000.000 = Rp 840.000.000.000 (delapan ratus
ep
k

empat puluh miliar rupiah) ;


ah

37. Bahwa Kerugian immateril sebagaimana dikemukakan diatas yang diderita


R
Penggugat sebesar Rp.1.000.000.000.000,-(satu triliun rupiah) mohon Majelis

si
Hakim yang mengadili perkara ini menghukum Tergugat I, II, III membayarnya

ne
ng

kepada Penggugat secara Tunai, sekaligus dan seketika ;


38. Bahwa karena Penggugat mengelola perkebunan kelapa sawit diluar lokasi yang
dimaksud dalam putusan Pidana tersebuat diatas melainkan diatas dan atas hak-

do
gu

hak tradisional masyarakat adat yang diakui oleh konstitusi, yang paralel dengan
Putusan TUN nomor 06.PK/TUN/2008, tanggal 05 Mei 2008 Jo Pasal 116 ayat (2)
In
A

UU No.51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas UU No.5 Tahun 1986
tentang Peradilan TUN jo Pasal 97 ayat (9) huruf a UU No.5 Tahun 1986 tentang
ah

Peradilan TUN. Maka penggugat mohon agar majelis Hakim yang mengadili
lik

perkara ini menyatakan sah menurut hukum Penggugat mengelola dan


membudidayakan perkebunan kelapa sawit tersebut, termasuk untuk menjual dan
m

ub

menerima hasil penjualannya ;


39. Bahwa karena Penggugat mengelola perkebunan kelapa sawit adalah dengan
ka

ep

cara yang tidak melawan hukum maka Penggugat memohon Majelis Hakim untuk
terlebih dahulu ;
ah

a. Menyatakan dan menetapkan bahwa sebelum perkara ini memperoleh


R

putusan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap, surat yang


es
M

dikeluarkan Menteri Lingkungan hidup dan Kehutanan RI No.


ng

S.174/MenLhk-II/2015 tanggal 21 April 2015 Perihal Penghentian Pelayanan


on

oleh Gubernur Sumatera Utara dan Bupati Tapanuli Selatan kepada


gu

Penggugat dan Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
19 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015, tanggal 25 Juni 2015, yang ditujukan

a
kepada Ketua Umum GAPKI yang berkaitan dengan pengelolaan dan

si
pembudidayaan perkebunan kelapa sawit yang dikelola Penggugat
berdasarkan hak tradisional masyarakat adat secara turun temurun dan

ne
ng
hak pemilikan berdasarkan Sertifikat Hak Milik (SHM) berada dalam
status quo ;

do
gu
b. Pernyataan
perkebunan
bahwa Penggugat berhak
kelapa sawit dan menjual/ menerima hasil dari kebun kelapa
untuk meneruskan pengelolaan

sawit dimaksud tanpa ada gangguan dari pihak manapun juga termasuk

In
A
dari Para Tergugat, terhitung sejak dibacakan Putusan Provisi atau setidak-
tidaknya dalam waktu 14 hari setelah adanya pembacaan putusan Provisi
ah

lik
ini bila Tergugat I tidak melaksanakannya secara sukarela, maka Pengadilan
berdasarkan Putusan ini telah memberikan hak secara serta merta kepada
am

ub
Penggugat untuk meneruskan kembali mengelola dan menguasai lahan
perkebunan kelapa sawit dimaksud sehingga tidak diperlukan acara
penyerahan dari Tergugat I, serta menjual hasil pengelolaannya serta
ep
k

menerima hasil penjualannya sebagai pihak yang berhak ;


ah

40. Bahwa karena tindakan Tergugat II membuat Berita Acara Eksekusi dalam hal ini
R
Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatra Utara, tanggal 26 Agustus 2009 secara

si
sewenang-wenang dengan hanya membuat berita acara diantara Tergugat II cq

ne
ng

Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara dengan Tergugat I cq Kepala Dinas Kehutanan


Provinsi Sumatera Utara tanpa melakukan pengukuran dilapangan dan tidak
membuat batas-batas yang pasti menurut hukum serta tanpa kehadiran pihak-

do
gu

pihak terkait maka berita acara eksekusi tersebut mohon Majelis Hakim
menyatakan Berita Acara Eksekusi tersebut tidak sah, dan tidak berharga ;
In
A

41. Bahwa Tergugat III, dalam hal ini selaku Kepala Dinas Kehutanan Provinsi
Sumatra Utara, selaku pejabat yang berwenang untuk mengetahui kawasan hutan
ah

dan yang bukan kawasan hutan di Provinsi Sumatra Utara wajib mengetahui
lik

bahwa areal Perkebunan Kelapa Sawit yang dikelola Penggugat seluas 24.000
ha, bukan di kawasan hutan akan tetapi di areal Padang Lawas berdasarkan hak
m

ub

tradisional yang turun temurun yang diakui Pasal 18B ayat (2) UUD 1945 jo Pasal
3 UUPA Tahun 1960, akan tetapi Tergugat III telah ikut menandatangani Berita
ka

ep

Acara Penyerahan Barang Rampasan dan menerima penyerahan yang dilakukan


oleh Tergugat II, tanggal 26 Agustus 2009, sehingga dengan demikian perbuatan
ah

Tergugat III adalah merupakan Perbuatan Melawan Hukum ;


R

42. Bahwa ada kekhawatiran yang sangat beralasan para tergugat akan memaksakan
es
M

eksekusi secara tidak berdasar sehingga untuk menghindari kerugian yang lebih
ng

besar dan agar gugatan perkara ini tidak menjadi sia-sia penggugat memohon
on

dengan sangat kepada bapak Ketua Pengadilan Negeri untuk terlebih dahulu
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
20 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
meletakan sita milik atas objek sengketa berupa kebun kelapa sawit yang dikelola

a
oleh Penggugat ;

si
Bahwa untuk menentukan letak yang pasti dari Objek sengketa yang Penggugat
mohon untuk disita bersama ini dimohon kepada Bapak Pengadilan Negeri agar

ne
ng
menentukan sita atas lokasi objek sengketa dengan menggunakan instrument
Global Positioning System (GPS) sehingga diperolah koordinat geografis secara

do
gu
spasial dengan akurat dan yang dapat menghindarkan masalah kesalahan
penentuan objek perkara (error in objecto) seperti yang dialami dalam putusan
Pidana No.481/PID.B/2006/PN.JKT.PST tanggal 28 Juni 2006 jo Putusan PT.

In
A
Jakarta No.194/Pid/2006/PT.DKI, 11 Oktober 2006 jo Putusan No.2642K/PID/
2006 tanggal 12 Februari 2007 jo Putusan No.39PK/PID.SUS/2007, tanggal 16
ah

lik
Juni 2008 ;
43. Bahwa agar putusan dalam perkara ini dilaksanakan oleh Tergugat I, II, III mohon
am

ub
yang mulia Majelis Hakim perkara ini menghukum, memerintahkan Tergugat I,II,
III untuk bertanggung jawab secara bersama sama untuk membayar uang paksa
(dwangsom) Rp.100.000.000 (seratus juta rupiah) setiap hari, apabila Tergugat I,
ep
k

II, III tidak melaksanakan putusan ini, terhitung sejak putusan ini berkekuatan
ah

hukum yang pasti ;


R
44. Bahwa karena sifat perkara ini sangat exepsionil dan sangat penting mengingat

si
kepentingan yang sangat pokok sebagai sumber nafkah anggota Koperasi Parsub

ne
ng

(Penggugat) dan demi kemanusiaan, mohon Majelis Hakim perkara ini agar
putusan dapat dilaksanakan lebih dahulu, walaupun ada banding maupun kasasi
(uitvoerbaar bij voorraad) ;

do
gu

45. Bahwa Turut Tergugat ditarik sebagai pihak dalam perkara ini, mengingat objek
perkara ini adalah langsung berhubungan dengan kewenangan turut Tergugat
In
A

selaku organ Pemerintah yang telah mengeluarkan ribuan Sertifikat Hak Milik dan
puluhan Hak Guna Usaha di Areal Padang Lawas yang diklaim sebagai Kawasan
ah

Hutan oleh para Tergugat, termasuk sebagian dari sertifikat yang diterbitkan Turut
lik

Tergugat diatas lahan yang dikelola Penggugat dan telah dirampas Tergugat II
dan diserahkan kepada Tergugat III secara semena-mena. Dengan demikian
m

ub

mohon Majelis hakim perkara ini menyatakan turut Tergugat tunduk dan mentaati
putusan dalam perkara ini ;
ka

ep

Berdasarkan hal-hal yang Penggugat kemukakan diatas mohon Majelis Hakim


yang memeriksa dan mengadili perkara ini kiranya berkenan memutuskan sebagai
ah

berikut :
R

DALAM PROVISI ;
es
M

1. Menyatakan dan menetapkan bahwa sebelum perkara ini memperoleh


ng

putusan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap, surat yang dikeluarkan
on

Menteri Lingkungan hidup dan Kehutanan RI No. S.174/MenLhk-II/2015


gu

tanggal 21 April 2015 Perihal Penghentian Pelayanan oleh Gubernur Sumatera


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
21 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Utara dan Bupati Tapanuli Selatan kepada Penggugat dan Surat Menteri

a
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015,

si
tanggal 25 Juni, yang ditujukan kepada Ketua Umum GAPKI yang berkaitan
dengan pengelolaan dan pembudidayaan perkebunan kelapa sawit yang

ne
ng
dikelola Penggugat berdasarkan hak tradisional masyarakat adat secara
turun temurun dan hak pemilikan berdasarkan Sertifikat Hak Milik (SHM)

do
gu
berada dalam status quo ;
2. Menyatakan Pernyataan bahwa Penggugat berhak untuk meneruskan
pengelolaan perkebunan kelapa sawit dan menjual/ menerima hasil dari kebun

In
A
kelapa sawit dimaksud tanpa ada gangguan dari pihak manapun juga
termasuk dari Para Tergugat, terhitung sejak dibacakan Putusan Provisi atau
ah

lik
setidak-tidaknya dalam waktu 14 hari setelah adanya pembacaan putusan
Provisi ini bila Tergugat I tidak melaksanakannya secara sukarela, maka
am

ub
Pengadilan berdasarkan Putusan ini telah memberikan hak secara serta merta
kepada Penggugat untuk meneruskan kembali mengelola dan menguasai
lahan perkebunan kelapa sawit dimaksud sehingga tidak diperlukan acara
ep
k

penyerahan dari Tergugat I, serta menjual hasil pengelolaannya serta


ah

menerima hasil penjualannya sebagai pihak yang berhak ;


R
3. Menghukum Tergugat I, II, III, dan Turut Tergugat untuk tidak

si
menghalangi Penggugat untuk mengelola dan membudidayakan Perkebunan

ne
ng

Kelapa Sawit yang dikelola Penggugat berdasarkan hak tradisional masyarakat


adat secara turun temurun dan hak kepemilikan berdasarkan SHM.
Sejak putusan Provisi dibacakan atau setidak-tidaknya dalam waktu 14 hari setelah

do
gu

adanya pembacaan putusan Provisi ini bila Tergugat I, II, III lalai atau tidak
melaksanakannya secara sukarela, maka Pengadilan berdasarkan Putusan ini telah
In
A

memberikan hak secara serta merta kepada Penggugat untuk meneruskan kembali
mengelola dan menguasai perkebunan kelapa sawit (PKS) dimaksud sehingga tidak
ah

diperlukan acara penyerahan dari Tergugat I atau Tergugat II ataupun Tergugat III
lik

serta menjual hasil pengelolaannya serta menerima hasil penjualannya sebagai pihak
yang berhak ;
m

ub

DALAM POKOK PERKARA :


1. Menerima dan mengabulkan gugatan Para Penggugat seluruhnya ;
ka

ep

2. Menyatakan Perbuatan Para Tergugat merupakan perbuatan melawan hukum


(Onrechtmatige Daad) ;
ah

3. Menyatakan sah dan berharga sita yang diletakan diatas objek sengket ;
R

4. Menyatakan sah dan berharga putusan provisi tentang :


es
M

a. Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No. No.S.174/MenLhk-


ng

II/2015 tanggal 21 April 2015 perihal Penghentian Pelayanan oleh Gubernur


on

Sumatera Utara dan Bupati Padang Lawas Selatan, Bupati Padang Lawas
gu

Utara, dan Bupati Tapanuli Selatan, kepada Penggugat, dan Surat Menteri
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
22 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015,

a
tanggal 25 Juni 2015, yang ditujukan kepada Ketua Umum GAPKI sampai

si
ada putusan berkekuatan hukum tetap ;
b. Pernyataan bahwa Penggugat berhak untuk meneruskan pengelolaan

ne
ng
perkebunan kelapa sawit dan menjual/menerima hasil dari kebun kelapa sawit
dimaksud tanpa ada gangguan dari pihak manapun juga termasuk dari para

do
gu Tergugat, terhitung sejak dibacakan putusan Provisi atau setidak-tidaknya
dalam waktu 14 hari setelah adanya pembacaan putusan Provisi ini bila
Tergugat I tidak melaksanakannya secara sukarela, maka Pengadilan

In
A
berdasarkan Putusan ini telah memberikan hak secara serta merta kepada
Penggugat untuk meneruskan kembali mengelola dan menguasai lahan
ah

lik
perkebunan kelapa sawit dimaksud sehingga tidak diperlukan acara
penyerahan dari Tergugat I, serta menjual hasil pengelolaannya serta
am

ub
menerima hasil penjualannya sebagai pihak yang berhak ;
c. Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No. No.S.174/MenLhk-
II/2015 tanggal 21 April 2015 perihal Penghentian Pelayanan oleh Gubernur
ep
k

Sumatera Utara dan Bupati Padang Lawas Selatan, Bupati Padang Lawas
ah

Utara, dan Bupati Tapanuli Selatan, kepada Penggugat, dan Surat Menteri
R
Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015,

si
tanggal 25 Juni 2015, yang ditujukan kepada Ketua Umum GAPKI sebagai

ne
ng

tidak sah dan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat (buiten effect) ;
5. Menyatakan Gouvernement Besluit (G.B) No.50 tanggal 25 Juni 1924 yang
tidak pernah ada aslinya dan tidak terdaftar dalam staatsblad Hindia Belanda tidak

do
gu

dapat digunakan sebagai dasar hukum untuk penetapan kawasan hutan di


Padang Lawas karena tidak ada informasi koordinat geographis dan data spasial
In
A

(peta lokasi) ;
6. Menyatakan bahwa Penggugat mengelola Perkebunan Kelapa Sawit di areal
ah

Padang Lawas berdasarkan hak-hak tradisonil yang turun temurun seluruhnya


lik

24.000 ha, yang sebagian lahan tersebut sudah bersertifikat Hak Milik yang diakui
oleh Pasal 18B Ayat (2) UUD 1945 jo Pasal 3 UUPA Tahun 1960 adalah sah
m

ub

menurut hukum ;
7. Menyatakan bahwa kegiatan yang dilakukan Penggugat bukan di lokasi yang
ka

ep

disebutkan dalam Dakwaan maupun Putusan Pidana No.2642K/PID/2006 tanggal


12 Februari 2007 jo Putusan No.39PK/PID.SUS/2007, Tanggal 16 Juni 2008 yaitu
ah

di 5 (lima) desa di Kecamatan Barumun Tengah ;


R

8. Menyatakan bahwa amar putusan Pidana nomor 481/PID.B/2006/PN.JKT. PST Jo


es
M

Putusan nomor 2642K/PID/2006 yang bunyinya “merampas barang bukti” berupa


ng

Perkebunan Kelapa Sawit di kawasan hutan Padang Lawas seluas ± 23.000 ha


on

yang dikuasai oleh KPKS Bukit Harapan dan PT.Torganda beserta seluruh
gu

bangunan yang ada diatasnya, dan Perkebunan Kelapa Sawit dikawasan hutan
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
23 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Padang Lawas seluas ± 24.000 ha yang dikuasai oleh Koperasi PARSUB dan

a
PT.Torus Ganda beserta seluruh bangunan yang ada diatasnya, dirampas untuk

si
Negara, adalah amar putusan yang tidak sah dan batal demi hukum ;
9. Menyatakan Perkebunan Kelapa Sawit dikawasan hutan Padang Lawas seluas ±

ne
ng
24.000 ha beserta seluruh bangunan yang ada diatasnya, adalah hak Penggugat
yang sah ;

do
gu
10. Menyatakan Berita Acara Eksekusi yang dilakukan Tergugat II tanggal 26 Agustus
2009 yang diserahkan kepada Tergugat III tidak sah dan tidak berharga karena
bertentangan dengan hukum ;

In
A
11. Menyatakan sah menurut hukum, Penggugat mengelola dan membudidayakan
Perkebunan Kelapa Sawit yang menjadi haknya termasuk untuk menjual hasil
ah

lik
perkebunan dan menerima hasil penjualannya sesuai dengan putusan Peninjauan
Kembali Peradilan TUN No.06.PK/TUN/2008, tanggal 05 Mei 2008 Jo Pasal 116
am

ub
ayat (2) UU Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas UU No.5
Tahun 1986 tentang Peradilan TUN jo Pasal 97 ayat (9) huruf a UU No.5 Tahun
1986 tentang Peradilan TUN ;
ep
k

12. Menghukum Tergugat I, II, III dan turut Tergugat untuk tidak menghalangi
ah

Penggugat mengelola dan membudidayakan Perkebunan Kelapa Sawit


R
berdasarkan hak tradisional masyarakat adat secara turun temurun dan hak

si
kepemilikan berdasarkan Sertifikat Hak Milik (SHM) ;

ne
ng

13. Menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng membayar ganti-rugi


materiil kepada Penggugat sebesar Rp.840.000.000.000,-(delapan ratus empat
puluh miliar rupiah) secara tunai dan ganti-rugi immaterill sebesar

do
gu

Rp.1.000.000.000.000,-(satu triliun rupiah) ;


14. Menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng membayar uang paksa
In
A

(dwangsom) Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah) setiap hari, akibat


keterlambatan/ lalai melaksanakan atau mematuhi putusan ini, terhitung sejak
ah

putusan ini mempunyai kekuatan hukum tetap ;


lik

15. Menyatakan Putusan dalam perkara ini dapat dilaksanakan lebih dahulu walaupun
ada banding maupun kasasi (uitvoerbaar bij voorraad) ;
m

ub

16. Menyatakan turut Tergugat tunduk dan taat terhadap putusan ini ;
17. Menghukum Para Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini ;
ka

ep

Apabila yang mulia Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini
berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya (Ex Aequo Et Bono).
ah

Menimbang, bahwa pada hari dan tanggal persidangan yang telah ditentukan
R

oleh Majelis Hakim, Para pihak yaitu Penggugat hadir Kuasa Hukumnya dan Kuasa
es
M

Tergugat I, Kuasa Tergugat II dan Kuasa Tergugat III serta Kuasa Turut Tergugat
ng

juga hadir dipersidangan ;


on

Menimbang, bahwa sesuai dengan Pasal 8 Ayat 1 huruf d Peraturan


gu

Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
24 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
atas kesepakatan para pihak yang berperkara Hakim Ketua Majelis telah

a
menetapkan Hakim FADEL PARDAMEAN BATEE..,SH sebagai Mediator untuk

si
menyelesaikan sengketa mereka secara damai melalui Mediasi namun upaya
tersebut tidak berhasil sebagaimana laporan Hakim Mediator ;

ne
ng
Menimbang, bahwa terhadap surat gugatan Penggugat tersebut, Tergugat I,
melalui Kuasanya telah mengajukan jawaban, yang Majelis Hakim terima pada

do
gu
sidang tanggal 24 Februari 2016, yang pada pokoknya adalah sebagai berikut :
1. DALAM EKSEPSI
1. Pengadilan Negeri Padangsidimpuan tidak Berwenang untuk Memeriksa

In
A
dan Mengadili Perkara a quo (Kompetensi Absolut)
Penggugat dalam Petitum memori gugatnya pada angka 4 huruf (a) halaman
ah

lik
24 mengajukan permohonan kepada majelis hakim a quo untuk menyatakan
tidak sah dan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat (buiten effect) Surat
am

ub
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehuatan RI No. S.174/Menlhk-II/2015 tanggal
21 April 2015 perihal Penghentian Pelayanan oleh Gubernur Sumatera Utara
dan Bupati Padang Lawas Selatan dan Bupati Tapanuli Selatan kepada KPKS
ep
k

bukit Harapan, PT. Torganda, Koperasi Parsadaan Simangambat Ujung Batu


ah

(Parsub) serta PT. Torus Ganda dan Surat Menteri Lingkungan Hidup dan
R
Kehutanan No. S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015 tanggal 25 Juni 2015 perihal

si
pemberitahuan putusan MA Nomor : 2642 K/Pid/2006 tentang Register 40

ne
ng

Padang Lawas yang ditujukan kepada ketua GAPKI


Terhadap petitum Penggugat tersebut, Tergugat I tanggapi sebagai berikut :
a. Berdasarkan ketentuan Pasal 53 Ayat (1) Undang-Undang Nomor : 5

do
gu

Tahun 1986 jo. Undang-undang Nomor : 9 Tahun 2004 tentang Peradilan


Tata Usaha Negara diatur bahwa : “Seseorang atau badan hukum perdata
In
A

yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha


Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadilan yang
ah

berwenang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang


lik

disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa
disertai tuntutan ganti rugi dan/atau rehabilitas”
m

ub

b. Berdasarkan ketentuan Pasal 1 Angka 9 Undang-undang Nomor : 51


Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Undang-undang Nomor : 5 Tahun
ka

ep

1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara diatur bahwa : “Keputusan


Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluaekan oleh
ah

Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukumTata
R

Usaha Negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,


es
M

yang bersifat konkret, individual dan final, yang menimbulakan akibat


ng

hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata”


on

c. Bahwa Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehuatan RI No.


gu

S.174/Menlhk-II/2015 tanggal 21 April 2015 perihal Penghentian Pelayanan


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
25 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
oleh Gubernur Sumatera Utara dan Bupati Padang Lawas Selatan dan

a
Bupati Tapanuli Selatan kepada KPKS bukit Harapan, PT. Torganda,

si
Koperasi Parsadaan Simangambat Ujung Batu (Parsub) serta PT. Torus
Ganda dan Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.

ne
ng
S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015 tanggal 25 Juni 2015 perihal
pemberitahuan putusan MA Nomor : 2642 K/Pid/2006 tentang Register 40

do
gu Padang Lawas merupakan penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh
Pejabat Tata Usaha Negara dalam hal ini Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (Tergugat I), yang bersifat :

In
A
Konkret, karena keputusan tersebut berisi Penghentian Pelayanan oleh
Gubernur Sumatera Utara dan Bupati Padang Lawas Selatan dan Bupati
ah

lik
Tapanuli Selatan kepada koperasi Parsadaan Simangambat Ujung Batu
(Parsub).
am

ub
Individual, karena Keputusan TUN tersebut ditujukan kepada pihak tertentu
dhi. Ketua GAPKI.
Final, karena Keputusan tersebut sudah memiliki akibat hukum untuk
ep
k

dilaksanakan, yaitu GAPKI berhak untuk tidak menerima hasil perkebunan


ah

yang berasal dari pihak lain harus menghormati Keputusan tersebut (erga
R
omnes).

si
Berdasarkan uraian tersebut diatas, karena Petitum Penggugat berisi

ne
ng

permohonan kepada Majelis Hakim untuk menyatakan tidak sah Surat


Menteri Lingkungan Hidup dan Kehuatan RI No. S.174/Menlhk-II/2015
tanggal 21 April 2015 dan Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

do
gu

No. S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015 tanggal 25 Juni 2015 yang merupakan


Keputusan Tata Usaha Negara, maka yang berwenang untuk memutuskan
In
A

dan mengadili adalah badan peradilan Tata Usaha Negara, sehingga


Pengadilan Negeri Padangsidimpuan tidak berwenang untuk memeriksa
ah

dan mengadili perkara a quo (kompetensi absolute)


lik

Dengan demikian cukup beralasan bagi majelis Hakim a quo untuk


menjatuhkan putusan sela dengan menyatakan gugatan tidak dapat
m

ub

diterima (niet onvantkelijke verklaard)


2. Penggugat Tidak Mempunyai Kekuatan Hukum
ka

ep

Dalil Penggugat angka 6 halaman 5 s/d 6 yang intinya menyatakan bahwa


Penggugat sangant mempunyai kepentingan hukum langsung dalam gugatan ini
ah

adalah dalil yang tidak beralasan hukum, dengan alasan :


R

a. Azas dasar dalam hukum acara Perdata adalah azas point d’interet point
es
M

d’action, yang berarti bahwa barangsiapa yang mempunyai kepentingan dapat


ng

mengajukan gugatan ;
on

b. Dalam perkara a aquo, Penggugat mendalilkan mengenai putusan tanggal 28


gu

Juni 2006 jo. Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor : 194/Pid/2006/PT.DKI


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
26 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
tanggal 11 Oktober 2006 jo. Putusan Mahkamah Agung Nomor : 2642

a
K/Pid/2006 tanggal 12 Februari 2007 jo. Putusan Mahkamah Nomor : 39

si
PK/Pid.Susu/2007 tanggal 26 Juni 2008 ;
c. Bahwa dalam putusan tersebut huruf b di atas, yang telah berkekuatan hukum

ne
ng
tetap (Inkracht van gewijsde), Darianus Lunguk Sitorus dinyatakan secara sah
dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana mengerjakan dan

do
gu menduduki kawasan hutan secara tidak sah yang dilakukan secara bersama-
sama dan dalam bentuk sebagai perbuatan berlanjut ;
d. Selanjutnya dalam putusan tersebut dinyatakan barang bukti yang disita

In
A
berupa :
- Perkebunan kelapa sawit di kawasna hutan Padang Lawas seluas + 23.000
ah

lik
hektar yang dikuasai oleh KPKS Bukit Harapan dan PT. Torganda beserta
seluruh bangunan yang ada di atasnya ;
am

ub
- Perkebunan kelapa sawit di kawasan hutan Padangf Lawas seluas +
24.000 hektar yang dikuasai oleh Koperasi Parsub dan PT. Torus Ganda
beserta seluruh bangunan yang ada di atasnya.
ep
k

Dirampas untuk Negara dalam hal ini Departemen Keuangan ;


ah

e. Bahwa terhadap perkebunan sebagaimana butir d di atas, telah dilakukan


R
eksekusi administrasi oleh Kejaksaan Tinggi Medan sesuai Berita Acara

si
tanggal 26 Agustus 2009 ;

ne
ng

f. Bahwa meskipun sudah ada putusan yang berkekuatan hukum tetap (inkracht
van gewijsde), Penggugat secara melawan hukum masih menguasai objek
perkara dimaksud, yang sebenarnya di rampas dan di kelola oleh Negara ;

do
gu

Dengan demikian, maka Penggugat tidak mempunyai kepentingan hukum


untuk mengajukan gugatan a quo, sehingga cukup alasan bagi Majelis Hakim
In
A

a quo untuk menjatuhkan Putusan sela dengan menyatakan gugatan tidak


dapat diterima (Niet ontankelijke verklaard) ;
ah

lik

II. DALAM POKOK PERKARA ;


1. Segala uraian yang terdapat dalam pokok perkara ini merupakan satu
m

ub

kesatuan dengan eksepsi yang telah di sampaikan di atas ;


2. Bahwa tanah sengketa a quo merupakan adalah Kawasan Hutan Register 40
ka

Padang Lawas berdasarkan :


ep

1) Government Besluit (GB) Nomor : 50/1924 tanggal 25 Juni 1924 ;


ah

2) Berita Acara Penyerahan tanah Kawasan Hutan Padang Lawas dari


R

masyarakat kepada Gubernur


es

- Tertanggal 20 Mei 2981 seluas 12.000 Ha ;


M

ng

- Tertanggal 26 Mei 1981 seluas 10.000 Ha ;


on

- Tertanggal 6 Juni 1981 seluas 8.000 Ha ;


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
27 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
3) Keputusan Manteri Pertanian Nomor : 923/Kpts/Um/12/1982 tanggal 27

a
Desember 1982 tentang Penunjukan areal hutan di Wilayah Provinsi Dati

si
I sumatera Utara Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) ;
4) Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor : 7 Tahun 1998

ne
ng
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II
Tapanuli Selatan ;

do
gu 5) Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli selatan Nomor :14 Tahun 1998
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II
Tapanuli Selatan ;

In
A
6) Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.44/Menhut-II/2005 menunjuk
kembali keadaan hutan di wilayah Provinsi Sumatera Utara seluas +
ah

lik
3.724.120 Ha yang mencabut Keputusan Menteri Kehutanan No.
923/Kpts/UM/12/1982 tanggal 27 Desember 1982 tentang Penunjukan
am

ub
Areal hutan di wilayah Provinsi Dati 1 Sumatera Utara Tata Guna Hutan
Kesepakatan (TGHK) ;
7) Putusan Mahkamah Agung yang telah berkekuatan hukum tetap (inkracht
ep
k

van gewijsde) Nomor 2642 L/Pid/2006 tanggal 12 Februari 2007 ;


ah

8) Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK. 579/Menhut-II/2014 tentang


R
Kawasan Hutan Provinsi Sumatera Utara ;

si
3. Dalil Penggugat angka 2 s/d 4 Halaman 2 s/d 5 yang intinya menyatakan

ne
ng

bahwa atas tanah objek sengketa a quo telah di adakan kerjasama


pengelolaan perkebunan Kelapa Sawit antara Koperasi Parsadaan
Simangambat Ujung Batu (Parsub) dengan PT. Torus Ganda atas lahan

do
gu

seluas 24.000 Ha yang berada di Kecamatan Simangambat (Dahulu


Kecamatan Barumun Tengah) yang bukan merupakan kawasan hutan, adalah
In
A

dalil yang tidak berdasar hukum dengan alasan ;


4. Dalil Penggugat Angka 5 Halaman 6 yang intinya menyatakan bahwa para
ah

Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum sehingga mengganggu


lik

kegiatan perkebutan Penggugat adalah tidak berdasar hukum dengan alasan :


a. Bahwa tanah objek sengketa merupakan kawasan hutan sebagaimana
m

ub

uraian angka 2 diatas ;


b. Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung yang telah berkekuatan hukum
ka

ep

tetap (inkracht van gewijsde) Nomor : 2642 K/Pid/2006 tanggal 12 Februari


2007 tanah objek sengketa telah dijadikan sebagai kawasan hutan dan
ah

dirampas oleh Negara untuk diserahkan kepada Departement Kehutanan ;


R

es

Dengan demikian tidak terdapat unsure perbuatan melawan hukum pada diri
M

ng

para Tergugat, sehingga dalil Penggugat tidak beralasan hukum dan harus di
on

tolak ;
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
28 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
5. Dalil Penggugat angka 13 halaman 9, angka 21 Halaman 14, Angka 27 s/d 28

a
Halaman 16 s/d 17 yang intinya menyatakan Para Tergugat telah melakukan

si
perbuatan melawan hukum yaitu melanggar Pasal 15, Putusan Mahkamah
Konstitusi (MK) Nomor : 45/PUU-IX/2011 tanggal 21 Februari 2012 dan

ne
ng
Putusan MK Nomor : 35/PUU-X/2012, tanggal 16 Mei 2013 adalah dalil yang
tidak beralasan hukum dengan alasan :

do
gu a. Berdasarkan pertimbangan Hukum Majelis Mahkamah Konstitusi pada
angka 3.14 Putusan Nomor : 45/PUU-IX/2011 tanggal 21 Februari 2012,
dinyatakan “Bahwa meskipun Pasal 1 angka 3 dan Pasal 81 Undang-

In
A
Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah di
ubah dengan Undang-Undang Nomor : 19 Tahun 2004, mempergunakan
ah

lik
frasa “ditujukan atau ditetapkan” dalam Pasal 81 Tetap sah dan mengikat”.
b. Berdasarkan ketentuan Pasal 47 Undang-Undang Nomor: 24 Tahun 2003
am

ub
tentang Mahkamah Konstitusi diatur bahwa Putusan Mahkamah Konstitusi
merupakan kekuatan hukum tetap sejak selesai diucapkan dalam sidang
pleno terbuka untuk umum. Dalam putusan Mahkamah Konstitusi tersebut
ep
k

tanggal 21 Februari 2012.


ah

Dalam hukum tata Negara, keberlakuan suatu peraturan perundang-


R
undangan didasarkan pada asa proaktif, artinya berlakunya untuk jangka

si
waktu ke depan dan tidak retroaktif/ kebelakang.

ne
ng

c. Bahwa tempus delicti tindak pidana kehutanan atas nama Darianus


Lungguk Sitorus dan Putusan Mahkamah Agung Nomor : 2642 K/Pid/2006
tanggal 12 Februari 2007 adalah sebelum diucapkannya Putusan

do
gu

Mahkamah Konstitusi Nomor : 45/PUU-IX/2011 tanggal 21 Februari 2012.

Berdasarkan uraian tersebut huruf a s/d c di atas, maka GB dan Keputusan


In
A

Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 923/Kpts/UM/12/1982 tanggal 27


Desember 1982 tentang Penunjukan Areal Hutan di Wilayah Provinsi Dati I
ah

lik

Sumatera Utara Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) dan Keputusan


Menteri Kehutanan Nomor : SK.44/Menhut-II/2005 tanggal 16 Februari 2005
m

ub

yang telah menunjuk Register 40 Padang Lawas sebagai kawasan hutan


adalah sah dan mempunyai kekuatan hukum mengikat.
ka

d. Terkait Putusan MK Nomor : 35/PUU-X/2012, tanggal 16 Mei 2013,


ep

Mahkamah Konstitusi tidak mengabulkan permohonan pembatalan Pasal


ah

67 Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Dengan


R

demikian quod non Penggugat adalah masyarakat adat, maka pengukuhan


es

keberadaannya harus ditetapkan dengan peraturan daerah. Fakta


M

ng

hukumnya Penggugat tidak dapat menunjukkan Paraturan Daerah yang


on

mengukuhkan keberadaan Penggugat sebagai masyarakat adat.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
29 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Dengan demikian tidak terdapat perbuatan melawan hukum pada diri Para

a
Tergugat, sehingga gugatan Penggugat harus dinyatakan ditolak.

si
6. Dalil Penggugat angka 33 dan 35 halaman 18 dan 20 yang intinya
menyatakan Tergugat I telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan

ne
ng
Mengeluarkan Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehuatan RI No.
S.174/Menlhk-II/2015 tanggal 21 April 2015 perihal Penghentian Pelayanan

do
gu oleh Gubernur Sumatera Utara dan Bupati Padang Lawas Selatan dan
Bupati Tapanuli Selatan kepada KPKS bukit Harapan, PT. Torganda,
Koperasi Parsadaan Simangambat Ujung Batu (Parsub) serta PT. Torus

In
A
Ganda dan Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.
S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015 tanggal 25 Juni 2015 perihal pemberitahuan
ah

lik
putusan MA Nomor : 2642 K/Pid/2006 tentang Register 40 Padang Lawas
adalah dalil yang tidak berdasarkan hukum dengan alasan :
am

ub
a. Bahwa dalam putusan Putusan MA Nomor : 2642 K/Pid/2006 tabggal 12
Februari 2007 di atas, yang telah berkekuatan hukum tetap (inkracht van
gewijsde), Darianus Lungguk Sitorus dinyatakan secara sah dan
ep
k

meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana melakukan tindak pidana


ah

mengerjakan dan menduduki kawasan hutan secara tidak sah yang


R
dilakukan secara bersama-sama dan dalam bentuk sebagai perbuatan

si
berlanjut ;

ne
ng

b. Selanjutnya dalam putusan tersebut dinyatakan barang bukti yang disita


berupa :
- Perkebunan kelapa sawit di kawasna hutan Padang Lawas seluas +

do
gu

23.000 hektar yang dikuasai oleh KPKS Bukit Harapan dan PT.
Torganda beserta seluruh bangunan yang ada di atasnya ;
In
A

- Perkebunan kelapa sawit di kawasan hutan Padangf Lawas seluas +


24.000 hektar yang dikuasai oleh Koperasi Parsub dan PT. Torus
ah

Ganda beserta seluruh bangunan yang ada di atasnya.


lik

Dirampas untuk Negara dalam hal ini Departemen Keuangan;


c. Berita Acara Penyerahan Barang Bukti Rampasan tanggal 26 Agustus
m

ub

2009, telah dilaksanakan pelaksanaan putusan MA Nomor : 2642


K/Pid/2006 tanggal 12 Februari 2007 ;
ka

ep

d. Bahwa sampai saat ini KPKS Bukit Harapan, PT. Torus Ganda, PT.
Torganda, Koperasi Parsub (Penggugat) tetap berada di tanah objek
ah

sengketa dan menguasai objek perkara tersebut serta memanen hasilnya


R

yang seharusnya menjadi hak Negara ;


es
M

e. Dalam rangka pelaksanaan putusan dan agar pihak-pihak yang terkait


ng

dalam putusan pidana dapat segera menyerahkan objek perjara tersebut,


on

maka dilakukan berbagai upaya yang antara lain berupa Surat Menteri
gu

Lingkungan Hidup dan Kehuatan RI No. S.174/Menlhk-II/2015 tanggal


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
30 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
21 April 2015 dan Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.

a
S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015 tanggal 25 Juni 2015.

si
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka Tergugat I tidak melakukan

ne
ng
perbuatan melawan hukum, sehingga dalil Penggugat harus ditolak.
7. Dalil Penggugat dalam memori Gugatannya angka 37 halaman 21
berkaitan dengan ganti rugi yang harus dibayar Tergugat I kepada

do
gu Penggugat sebesar Rp. 1.000.000.000.000 (satu triliun rupiah) adalah
tidak beralasan hukum yang dilakukan Tergugat I yang menimbulkan

In
A
kerugian bagi Penggugat, tuntutan ganti rugi yang di ajukan oleh
Penggugat a quo juiga tidak di dukung dengan suatu perincian dan dasar
ah

hukum yang jelas, sehingga sudah sepatutnya di tolak, karena berdasarkan

lik
Yiriprudensi Mahkamah Agung Tanggal 18 Desember 1970 Nomor 492
K/Sip/1970 dan Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 1720 K/Pdt/1986
am

ub
tanggal 18 Agustus 1988 dengan tegas dinyatakan bahwa “Setiap
tuntutan ganti rugi harus disertai perincian kerugian dalam bentuk
ep
apa yang menjadi dasar tuntutannya Tanpa perincian dimaksud maka
k

tuntutan ganti rugi harus dinyatakan tidak dapat diterima karena


ah

tuntutan tersebut tidak jelas/tidak sempurna ;


R

si
8. Petitum Penggugat angka 5 halaman 28 yang intinya menyatakan putusan
dalam perkara ini dapat dilaksanakan lebih dahulu walaupun ada banding/

ne
ng

menjatuhkan putusan serta merta (uitvoerbaar bij voorraad) adalah tidak


berdasar hukum karena tidak memenuhi persyaratan sebagaimana

do
gu

dimaksud dalam Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor : 03 Tahun


2000 tentang Putusan Serta Merta (uitvoerbaar bij vorraad) dan provisional
yaitu tidak terdapat gugatan provisional yang di kabulkan dan gugatan tidak
In
A

didasarkan pada putusan yang telah memperoleh hukum tetap yang


mempunyai hubungan dengan pokok gugatan a quo. Di samping itu untuk
ah

lik

dapat di kabulkannya putusan serta merta harus memenuhi syarat antara


lain :
m

ub

a. Memenuhi Pasal 191 ayat (1) RBg.


b. Adanya pemberian jaminan yang nilainya sama dengan nilai
ka

barang/obyek eksekusi. Sehingga tidak menimbulkan kerugian pada


ep

pihak lain, apabila ternyata di kemudian hari dijatuhkan putusan yang


ah

membatalkan putusan tingkat pertama.


R

Atas dasar SEMA tersebut diatas jeas bahwa permohonan putusan serta
es
M

merta yang di ajukan Penggugat tidak memenuhi syarat-syarat yang telah di


ng

tentukan, sehingga harus ditolak.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
31 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Dari uraian yang terdapat baik dalam eksepsi dan pokok perkara, Maka

a
selanjutnya Tergugat I mohon dengan hormat kepada Majelis Hakim Pengadilan

si
Negeri Padangsidimpuan yang memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk
memutus sebagai berikut :

ne
ng
I. Dalam Eksepsi
a. Menerima Eksepsi Tergugat I ;

do
gu b. Menyatakan Pengadilan Negeri PAdangsidimpuan tidak berwenang untuk
memeriksa dan mengadili perkara a quo (Kompetensi Absokut)
c. Menyatakan Penggugat tidak mempunyai Kepentingan Hukum ;

In
A
d. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima ;
II. Dalam Pokok Perkara
ah

lik
a. Menolak seluruh gugatan Penggugat ;
b. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya-biaya dan ongkos
am

ub
perkara ;

Bila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex
ep
aequo et bono) .
k

Menimbang, bahwa terhadap surat gugatan Penggugat tersebut, Tergugat II


ah

Termohon melalui Kuasanya telah mengajukan jawabannya yang Majelis Hakim


R

si
terima pada sidang tanggal 24 Februari 2016, yang pada pokoknya adalah sebagai
berikut :

ne
ng

DALAM EKSEPSI
1. Pengadilan Negeri Padangsidimpuan Tidak Berwenang Mengadili

do
gu

Bahwa Tergugat I dalam hal ini Pemerintah Republik Indonesia cq. Menteri
Kehutanan dan Lingkungan Hidup RI memiliki domisili hukum di Gedung
Manggala Wanabhakti Jl. Jenderal Gatot Subroto Jakarta Pusat, Tergugat II
In
A

dalam hal ini Jaksa Agung Republik Indonesia cq. Kepala Kejaksaan Tinggi
Sumatera Utara memiliki domisili hukum di Jl. Jenderal Abdul Haris Nasution
ah

lik

Nomor 1 C Medan 20146, Sedangkan tergugat III dalam hal ini Pemerintah
Republik Indonesia cq. Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara cq.
m

ub

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara memeiliki domisili hukum di Jl.
Sisingamangaraja KM. 5,5 No. 14 Marendal Medan 20145. Bahwa berdasarkan
ka

asas Actor Sequitor Forum Rei sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal
ep

118 HIR/Pasal 142 Rgb, seharusnya gugatan di ajukan ke Pengadilan Negeri


ah

yang di dalam wilayah hukumnya terdapat tempat kedudukan/alamat, Tergugat II


R

dan Tergugat III yang dalam hal ini memiliki domisili hukum di kota Medan,
es

Sehingga Pengadilan yang berwenang untuk memeriksa dan mengadili serat


M

ng

memutus perkara a quo adalah Pengadilan Negeri Medan,


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
32 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Berdasarkan uraian di atas maka kami berpendapat Pengadilan Negeri

a
Padangsidimpuan tidak berwenang untuk memeriksa, mengadili dan

si
memutus perkara a quo.
2. Gugatan Obscuur Libel

ne
ng
a. Tidak Jelas Dasar Hukum Dalil Gugatan
Bahwa dalam gugatan Penggugat menyatakan lahan perkebunana kelapa

do
gu sawit yang Penggugat lahannya milik masyarakat dalam hal ini Keperasi
Simangambat Ujung Batu (PARSUB) dengan pendampingan dari PT. TORUS
GANDA sebagai penyandang dana dan Pembina teknik management dan

In
A
modal/pendanaan. Akan tetapi dalam gugatan tidak disebutkan dan
dinyatakan dengan tegas atas dasar hukum apa dan dari siapa Penggugat
ah

lik
memeproleh hak untuk mengelola perkebunan kelapa sawit serta sejak kapan
Penggugat mengelola perkebunana kelapa sawit tersebut.
am

ub
BAhwa Penggugat yang tidak dapat menjelaskan berdasarkan apa dan
dari siapa Penggugat memperoleh hak pengelolaan serta sejak kapan di
kelola perkebunan kelapa sawit tersebut merupakan gugatan yang tidak
ep
k

jelas dasar hukum dalil gugatan.


ah

Bahwa dasar hukum Penggugat mengajukan Gugatan berdasarkan Surat


R
Keputusan Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah RI Nomor :

si
311/BH/KWK.2/X/1998 tertanggal 20 Oktober 1998. Susunan Pengurusan

ne
ng

koperasi Parsub berdasarkan akta perubahan Anggaran Dasar Koperasi


Parsub Nomor 16 tanggal 7 September 2013 oleh Notaris Junita Ritonga yang
mana dalam akta tersebut yang menjabat selaku Ketua Koperasi adalah RS.

do
gu

Safaruddin Siregar.
Bahwa sebelumnya yang menjabat selaku Ketua Koperasi Parsub adalah
In
A

Sangkot Hasibuan, yang telah terbukti berdasarkan Putusan Pengadilan


yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap terbukti mengerjakan dan
ah

menggunakan kawasan hutan secara tidak sah yang dilakukan secara


lik

bersama-sama dan dalam bentuk sebagai perbuatan berlanjut. Dengan


demikian Akta Perubahan Anggarasan Dasar Koperasi Parsub Nomor 16
m

ub

Tanggal 7 September 2013 dapat dinyatakan tidak sah, sehingga


mengakibatkan dasar hukum Penggugat mengajukan Gugatan menjadi tidak
ka

ep

mempunyai dasar hukum yang sah. Oleh karena gugatan Penggugat haruslah
di tolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (niet
ah

onvantkelijke verklaard).
R

b. Tidak Jelas Letak dan Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit Yang
es
M

Dikelola Penggugat
ng

Bahwa dalam Gugatan Penggugan menjelaskan objek sengketa berupa lahan


on

kebun kelapa sawot yang dikelola Penggugat di Luhat Ujung Batu dengan
gu

luas lahan + 24.000 Hektar, akan tetapi gugatan tidak menyebutkan secara
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
33 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
cermat, jelas dan lengkap dimana letak dan batas-batas perkebunan

a
kelapa sawit yang penggugat kelola dalam hal ini Keperasi PARSUB

si
seluas ± 24.000 Hektar.
Bahwa objek sengketa perkara a quo merupakan barang bukti lahan

ne
ng
perkebunan kelapa sawit yang di sita dalam perkara pidana namun di kelola
oleh Koperasi Parsadaan Simangambat Ujung Batu (PARSUB), sehingga

do
gu memiliki hubungan yang erat dengan adanya perkara pidana atas nama
Terpidana DARIANUS LUNGGUK SITORUS yang memiliki kekuatan
hukum tetap (inckracht van geweijde). Sebagaimana dalam dalil gugatan

In
A
Penggugat “halaman 6 angka 6, halaman 11 angka 16, halaman 12 angka 17,
halaman 13 angka 18 dan halaman 18 angka 32”. Bahwa berdasarkan amar
ah

lik
putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor : 481/Pid.B/2006/
PN,JKT.PST tanggal 28 Juni 2006 Jo. Putusan Pengadilan tinggi Jakarta
am

ub
Nomor : 194/Pid/2006/PT.DKI tanggal 11 Oktober 2006 jo. Putusan
Mahkamah Agung RI (Kasasi) Nomor : 2642.K/Pid/2006 tanggal 12 Februari
2007 Jo. Putusan Mahkamah Agung RI (Peninjauan Kembali) Nomor : 39
ep
k

PK/Pid.Sus/2007 tanggal 16 Juni 2008, menyatakan bahwa :


ah

a. Perkebunan kelapa sawit di kawasan hutan Padang Lawas seluas + 23.000


R
Hektar yang dikuasai oleh KPKS Bukit Harapan dan PT. Torganda beserta

si
seluruh bangunan yang ada di atasnya ;

ne
ng

b. Perkebunan kelapa sawit di Kawasan hutan Padang Lawas seluas + 24.


000 Hektar yang dikuasai oleh Koperasi Parsub dan PT. Torganda beserta
seluruh bangunan yang ada di atasnya.

do
gu

Dirampas untuk Negara dalam hal ini Department Kehutanan.


Sesuai dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor : 1149 K/1975
In
A

tanggal 17 April 1979 yang menyatakan “surat gugatan yang tidak


menyebutkan dengan jelas dan batas-batas objek sengketa maka
ah

lik

gugatan dinyatakan tidak dapat diterima”


Bahwa dalam hal ini Penggugat tidak dapat mendalilkan secara jelas
m

ub

berapa luas, letak dan batas-batas lahan yang dikuasai atau dikelola oleh
Penggugat yang di tuntut untuk tidak dikenakan tindakan penyerahan
ka

barang rampasan dengan lahan yang bersempadan/berbatasan atau yang


ep

dikuasai oleh KPKS Bukit Harapan dan PT. TORUS GANDA sebagaimana
ah

diuraikan dalam Berita Acara Penyerahan Barang Rampasan tertanggal 26


R

Agustus 2009.
es

Oleh karena gugatan Penggugat yang tidak menyatakan letak dan luas secara
M

ng

cermat, jelas dan lengkap lahan perkebunan kelapa sawit yang Penggugat
on

kelola merupakan gugatan yang kabur atau tidak lengkap, sehingga gugatan
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
34 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
haruslah ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (niet

a
onvantkelijke verklaard) .

si
3. Eksepsi Tentang Kurangnya Pihak (Plurium Litis Consortium)
Bahwa Penggugat dalam dalil gugatannya pada “halaman 2 angka 2”

ne
ng
menyatakan Bahwa Koperasi Parsadaan Simangambat Ujung Batu (PARSUB)
merupakan Badan Hukum berdasarkan Surat Keputusan Menteri Koperasi,

do
gu Penguasa Kecil dan
311/BH/KWK.2/X/1998 tertanggal 20 Oktober 1998.
Menengah Republik Indonesia Nomor :

Kemudian dalam posita gugatan “halaman 3 angka 3” dinyatakan bahwa

In
A
Penggugat pernah membuat perjanjian kerja sama yang dituangkan dalam
Akta Notaris Setiawati, SH No. 139 tanggal 16 September 2003 yang isisnya
ah

lik
tentang Perjanjian kerjasama Pengelolaan perkebunan kelapa sawit dengan
PT. Torus Ganda/ Sebagai pendamping dalam hal pembinaaan teknik
am

ub
Manajemen dan modal/pendanaan, untuk penguasaan lahan sebesar
24.000 Ha yang terletak di 5 (lima) Desa yaitu 10. Desa Aek Raru, 20. Desa
Parang Padang, 30. Desa Janji Matogu, 40 Desa Mandasip, 5) Desa
ep
k

Langkimat.
Bahwa dalam dalil gugatannya “halaman 8 angka 10”, penggugat juga secara
ah

R
nyata menyatakan bahwa pengelolaan perkebunan kelapa sawit dilakukan

si
oleh Penggugat Koperasi Parsadaan Simangambat Ujung Batu (PARSUB)

ne
ng

dengan pendampingan PT. TORUS GANDA merekalah yang memiliki


kepentingan terhadap tanah objek sengketa sebagaimana diuraikan dalam
Berita Acara Penyerahan Barang Rampasan tertanggal 26 Agustus 2009.

do
gu

Namun demikian, Penggugat dalam dalilnya tidak dapat menunjukkan dan


membuktikan berapa banyak anggota Koperasi Parsadaan Simangambat
In
A

Ujung Batu (PARSUB) yang di klaim sudah memiliki sertifikat hak milik
yang sah secara hukum .
ah

Berdasarkan uraian di atas maka, oleh karena gugatan Penggugat tidak


lik

menyertakan yang diklaim Penggugat sudah memiliki sertifikat hak milik atas
lahan objek sengketa (namun tidak dapat dibuktikan jumlah, siapa
m

ub

pemiliknya dan dasar hukum kepemilikan lahan), maka gugatan Penggugat


dalam perkara ini tidak memenuhi syarat formil suatu Gugatan Perdata,
ka

ep

dimana kurang pihak sebagaimana di atur dalam Hukum Acara Perdata


yang berlaku di Indonesia dalam mengajukan suatu gugatan perdata,
ah

maka di mohonkan Kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili


R

perkara perdata ini menyatakan menolak gugatan Penggugat, atau setidak-


es
M

tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (niet onvantkelijke verklaard).


ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
35 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
DALAM PROVISI

a
Bahwa Penggugat dalam Provisinya pada pokoknya meminta sebagai berikut :

si
1. Agar pengelolaan dan pembudidayaan perkebunan kelapa sawit yang dikelola
Penggugat berada di dalam status quo.

ne
ng
2. Menyatakan Penggugat berhak untuk meneruskan pengelolaan perkebunan
kelapa sawit dan menjual atau menerima hasil dari kebun kelapa sawit

do
gu dimaksud tanpa ada gangguan dari pihak mana pun.
3. Menghukum para Tergugat dan turut Tergigat untuk tidak menghalangi
Penggugat untuk mengelola dan membudidayakan perkebunan kelapa sawit

In
A
tersebut.
ah

Bahwa makna dari pasal 191 Rbg, Putusan Provisi (provisionele beschikking)

lik
yakni keputusan yang bersifat sementara atau (temporary disposal) yang
berisikan tindakan dengan demikian Provisi tidak boleh mengenai pokok
am

ub
perkara (bodemgeschil), namun hanya terbatas mengenai tindakan
sementara berupa larangan melanjutkan suatu kegiatan, misalnya melarang
ep
meneruskan pembangunan diatas tanah terperkara ;
k

Menimbang, bahwa melihat tuntutan Provisi yang diajukan Penggugat dalam


ah

gugatannya tidak memberikan gambaran secara jelas apa yang dimaksud dengan
R

si
“tindakan hukum lainnya sehubung adanya Berita Acara Penyerahan Barang
Rampasan (BA-22) tertanggal 26 Agustus 2009 antar Tergugat II dan Tergugat III

ne
ng

dilokasi perkebunan Koperasi Parsadaan Simangambat Ujung Batu (PARSUB)


sbeelum perkara ini berkekuatan hukum tetap”. Sekiranya yang dimaksudkan “

do
gu

Tindakan hukum lainnya” adalah tindakan penguasaan lahan, maka tuntutan


Provisi yang demikian itu sudah memasuki materi pokok perkara, jadi bukan
lagi merupakan tindakan sementara sebagaimana yang dimaksud dalam
In
A

Pasal 191 Rbg. Di samping itu, selama berlangsungnya pemeriksaan


persidangan, para Tergugat tidak ada melakukan tindakan apapun berkenaan
ah

lik

dengan objek gugatan Penggugat, sehingga tuntutan Provisi tersebut tidak


beralasan dan tidak diperlukan. Oleh karena demikian, maka Tuntutan Probisi ini
m

ub

haruslah ditolak.
Bahwa perkebunan kelapa sawit yang berada di wilayah Padang Lawas seluas +
ka

24.000 Hektar yang dikuasai oleh Koperasi Parsadaan Simangambat Ujung Batu
ep

(PARSUB) dan PT. Torganda beserta seluruh bangunan yang ada di atasnya
ah

yang telah di eksekusi oleh Tergugat II berdasarkan Surat Perintah


R

Pelaksanaan Putusan Pengadilan Nomor Print :-223/N.2/Fuh.1/08/2009


es

tanggal 25 Agustus 2009, selanjutnyaditindak lanjuti dengan menyerahkan


M

ng

kepada Tergugat III sesuai dengan Berita Acara Penyerahan Barang


on

Rampasan (BA-22) tertanggal 26 Agustus 2009, merupakan Barang bukti


dalam perkara pidana atas nama Terpidana DARIANUS LUNGGUK SITORUS.
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
36 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Perkebunan tersebut dijadikan sebagai barang bukti karena merupakan kawasan

a
hutan yang dikerjakan dan/atau digunakan atau didududki secara tidak sah.

si
Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor :
481/Pid.B/2006/PN.JKT.PST tanggal 28 Juni 2006Jo. Putusan Pengadilan tinggi

ne
ng
Jakarta Nomor : 194/Pid/2006/PT.DKI tanggal 11 Oktober 2006 jo. Putusan
Mahkamah Agung RI (Kasasi) Nomor : 2642.K/Pid/2006 tanggal 12 Februari 2007

do
gu
Jo. Putusan Mahkamah
PK/Pid.Sus/2007 tanggal 16 Juni 2008, menyatakan bahwa :
Agung RI (Peninjauan Kembali) Nomor : 39

a. Perkebunana kelapa sawit di kawasan hutan Padang Lawas seluas + 23.000

In
A
Hektar yang dikuasai oleh KPKS Bukit Harapan dan PT. Torganda beserta
seluruh bangunan yang ada di atasnya ;
ah

lik
b. Perkebunan kelapa sawit di Kawasan hutan Padang Lawas seluas + 24. 000
Hektar yang dikuasai oleh Koperasi Parsub dan PT. Torganda beserta
am

ub
seluruh bangunan yang ada di atasnya.

Dirampas untuk Negara dalam hal ini Departement Kehutanan ;


ep
Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa lahan yang diminta Penggugat
k

untuk mengelola dan memanfaatkan merupakan lahan yang sudah jelas


ah

statusnya merupakan kawasan hutan yang tidak dapat diserahkan pengelolaan


R

si
nya dan pemanfaatnya kepada Penggugat, sehingga permohonan Provisi
Penggugat haruslah ditolak untuk seluruhnya.

ne
ng

DALAM POKOK PERKARA


1. Menyatakan apa yang Tergugat II Uraikan dalam eksepsi termasuk dalam

do
gu

pokok perkara
2. Tentang Perbuatan Melawan Hukum
Bahwa Penggugat dalam dalil gugatannya menyatakan perbuatan Tergugat II
In
A

dan Tergugat III melaksanakan pelaksanaan Berita Acara Penyerahan Barang


Rampasan (BA-22) tertanggal 26 Agustus 2009 berupa “Perkebunan Kelapa
ah

lik

Sawit di kawasan hutan Padang Lawas seluas + 24.000 Hektar yang dikuasai
oleh Koperasi Parsub dan PT. Torganda beserta seluruh bangunan yang ada
m

ub

di atasnya” merupaan perbuatan melawan hukum.


Bahwa Tergugat II menyerahkan perkebunan kelapa sawit di kawasan hutan
ka

Padang Lawas seluas lebih kurang 24.000 Hektar yang di kuasai oleh
ep

Koperasi PARSUB dan PT. TORGANDA beserta seluruh bangunan yang ada
ah

di atasnya kepada Tergugat III sesuai dengan Berita Acara Penyerahan


R

Barang Rampasan (BA-22) tertanggal 26 Agustus 2009, merupakan


es

pelaksanaan dari Putusan Mahkamah Agung RI *Kasasi) Nomor :


M

ng

2642.K/Pid/2006 tanggal 12 Februari 2007 atas nama Terpinada


on

DARIANUS LUNGGUK SITORUS


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
37 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bahwa perkara atas nama Terpidana DARIANUS LUNGGUK SITORUS

a
merupakan Putusan yang telah berkekuatan hukum tetap (inkracht van

si
gewijsde), dan berdasarkan ketentuan Pasal 1 butir 6 huruf a jo. Pasal
270 KUHAP jo. Pasal 30 Ayat 1 huruf b UU No. 16 Tahun 2004 tentang

ne
ng
Kejaksaan RI tersebut, Tergugat II pada tanggal 26 Agustus 2009 telah
melaksanakan eksekusi terhadap barang bukti yang di rampas untuk Negara

do
gu dalam perkara atas nama DARIANUS LUNGGUK SITORUS.
Bahwa oleh karena tindakan Tergugat II yang melaksanakan penyerahan
barang bukti yang di rampas untuk Negara berupa perkebunan kelapa sawit di

In
A
Kawasan Padang Lawas seluas + 24.000 Hektar yang dikuasai oleh Koperasi
Parsadaan Simangambat Ujung Batu (PARSUB) dan PT. TORGANDA beserta
ah

lik
seluruh bangunan yang ada di atasnya kepada Tergugat III dalam rangka
melaksanakan Putusan Mahkamah Agung RI yang berkekuatan hukum tetap
am

ub
(inkracht van gewijsde) berdasarkan tugas dan wewenang yang diberikan
oleh undang-undang, maka tindakan Tergugat II tersebut bukanlah
perbuatan melawan hukum. Bahwa dalam melaksanakan eksekusi dan
ep
k

putusan yang telah berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde), atas
ah

barang bukti yang dirampas untuk Negara, maka tidak perlu diberitahukan
R
kepada Penggugat dan tidak perlu dilakukan constatering.

si
BAhwa disamping yang telah di uraikan di atas, setelah mencermati dan

ne
ng

memahami seluruh materi gugatan Penggugat, kami selaku Tergugat II


menyimpulkan bahwa sebenarnya Penggugat mengajukan gugatan
disebabkan adanya perkara pidana yang telah memperoleh kekuatan hukum

do
gu

tetap atas lahan yang dikuasai oleh Penggugat agar di serahkan kepada
Negara yang notabene Jaksa sebagai Penuntut Umum dan Eksekutor. Tugas
In
A

dan Kewenangan Kejaksaan di atur dalam undang-undang Nomor 16


Tahun 2004, dengan demikian segala tindakan Kejaksaan adalah untuk
ah

kepentingan Negara, lagi pula lembaga kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan


lik

dan Instansi terkait lainnya telah menempuh proseudr yang sesuai dengan
ketentuan yang ada dan telah menghabiskan tenaga, fikiran dan biaya Negara,
m

ub

sehingga tindakan Kejaksaan nyata-nyata bukan perbuatan melawan hukum


bahwa sebaliknya perbuatan yang melaksanakan hukum sebagaimana
ka

ep

mestinya. Untuk membuktikan dan menunjukkan bahwa tindakan Tergugat II


telah sesuai dengan hukum tersebut dapat dilihat dari prosedur dan langkah-
ah

langkah yang dilaksanakan oleh Tergugat II bekerja sama dengan Kepolisian,


R

Pengadilan, dan Instansi Terkait sebagai berikut :


es
M

RIWAYAT PENAHANAN :
ng

1. Ditahan Penyelidik Kejari Jakarta Selatan, sejak tanggal 31 Agustus 2005


on

s/d 19 September 2005.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
38 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
2. Ditahan Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan, sejak tanggal 20 September s/d

a
29 Oktober 2005.

si
3. Ditahan Wakil Ketua PN Jakarta Selatan, sejak tanggal 20 Oktober 2005
s/d 28 Oktober 2005.

ne
ng
4. Ditahan Ketua PN Jakarta Selatan, sejak tanggal 29 ONopember 2005 s/d
28 Desember 2005.

do
gu 5. Ditahan Penuntut Umum sejak tanggal 28 Desember 2005 s/d 16 Januari
2006.
6. Ditahan Ketua PN Jakarta Pusat sejak tanggal 17 Januari 2006 s/d 15

In
A
Februari 2006.
7. Ditahan Ketua PN Jakarta Pusat, sejak tanggal 16 Februari 2006 s/d 17
ah

lik
Maret 2006.
8. Ditahan Hakim PN Jakarta Pusat, sejak tanggal 10 Maret 2006 s/d 8 April
am

ub
2006.
9. Ditahan Wakil Ketua PN Jakarta Pusat, sejak tanggal 9 April 2006 s/d 7
Juni 2006.
ep
k

10. Perpanjangan Wakil Ketua PT. Jakarta, sejak tanggal 8 juni 2006 s/d 7 Juli
ah

2006.
R
11. Perpanjangan Wakil Ketua PT Jakarta, sejak tanggal 8 Juli 2006 s/d 6

si
Agustus 2006.

ne
ng

12. Perpanjangan hakim PT. Jakarta, sejak tanggal 1 Agustus 2006 s/d 30
Agustus 2006
13. Perpanjangan Wakil Ketua PT Jakarta, sejak tanggal 3 Agustus 2006 s/d

do
gu

29 Oktober 2006.
14. Berdasarkan Penetapan Wakil Ketua MA RI Nomor :
In
A

1157/2006/S.772TAH/TP/2006/MA tanggal 31 Oktober 2006, Terdakwa


diperintahkan untuk ditahan selama 50 Hari sejak tanggal 13 Oktober 2006.
ah

15. Berdasarkan Penetapan Wakil Ketua MA RI Nomor :


lik

768/2006/2642K/PP/2006/MA tanggal 22 Nopember 2006, terdakwa


diperintahkan untuk ditahan selama 30 Hari sejak tanggal 2 Desember
m

ub

2006.
16. Berdasarkan Penetapan Wakil Ketua MA RI Nomor :
ka

ep

106/2007/2642K/PP/2006/MA tanggal 29 Januari 2007 Terdakwa


diperintahkan untuk ditahan selam 30 Hari sejak tanggal 31 Januari 2007.
ah

SURAT DAKWAAN/PASAL YANG DILANGGAR


es

Surat Dakwaan Penuntut Umum Nomor Register Perkara Nomor :


M

ng

PDS/01/Jkt.Pst/03/2006 tanggal 6 Maret 2006 Pasal yang dilanggar :


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
39 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
KESATU : Melanggar pasal 1 ayat (1) sub a jo. Pasal 28 jo. Pasal 34 cUU No.

a
3 Tahun 1971 jo. Pasal 43 A UU No. 31 Tahun 1999 sebagaimana

si
di ubah dan ditambah dengan UU No, 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan

ne
ng
Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo. Pasal 64 ayat
(1) KUHP ;

do
gu DAN
KEDUA : Melanggar Pasal 2 ayat (10 jo. Pasal 18 UU No, 31 Tahun 1999
sebagaimana di ubah dan ditambah dengan UU No. 20 Tahun 2001

In
A
tantang perubahan atas 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo. Pasal 64 ayat
ah

lik
(1) KUHP ;
ATAU
am

ub
KETIGA : Melanggar Pasal 6 ayat (1) jo. Pasal 18 ayat (2) Peraturan
Pemerintah No, 28 Tahun 1985 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo. Pasal
64 ayat (1) KUHP jo. Pasal 1 ayat (2) KUHP ;
ep
k

DAN
ah

KEEMPAT : Melanggar Pasal 50 ayat (3) huruf a jo. Pasal 78 ayat (2) UU No.
R
41 Tahun 1999 tentang Kehutanan jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo.

si
Pasal 64 ayat (1) KUHP.

ne
ng

TUNTUTAN
Tuntutan Pidana Jaksa/ Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat
tanggal 26 juni 2006, sebagai berikut :

do
gu

1. Menyatakan Terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS bersalah


melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama dan berkelanjutan
In
A

sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (1) sub a jo. Pasal 28 jo. Pasal 34 c
UU No. 3 Tahun 1971, Pasal 43 A UU No. 31 Tahun 1999 sebagaimana
ah

diubah dan ditambah dengan UU no. 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas
lik

UU no. 31 Tahun 1999 tantenag Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo.


Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP sebagaimana dalam
m

ub

Dakwaan Kesatu dan Pasal 2 ayat (1) jo. Pasal 18 UU No. 31 Tahun 1999
sebagaimana diubah dan ditambah UU no. 20 Tahun 2001 tentang perubahan
ka

ep

atas UU no. 31 Tahun 1999 tantang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo.
Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP sebagaimana dalam
ah

Dakwaan Kesatu dan Pasal 2 ayat (1) jo. Pasal 18 UU No. 31 Tahun 1999
R

tantang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo.
es
M

Pasal 64 ayat (1) KUHP sebagaimana dalam Dakwaan Kedua.


ng

2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa DARIANUS LUNGGUK SITORUS


on

dengan pidana penjara selama 12 (dua belas) Tahun dikurangi selama


gu

Terdakwa berada dalam tahanan , dengan perintah supaya terdakwa tetap


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
40 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
ditahan dan membayar denda sebesar Rp. 200.000.000 (dua ratus juta

a
rupiah) subsidair 6 (enam) bulan kurungan ;

si
3. Membayar uang pengganti sebesar Rp. 323.655.640.000,- (tiga ratus dua
puluh tiga milyar enam ratus lima puluh lima juta enam ratus empat

ne
ng
puluh ribu rupiah), jika terdakwa tidak membayar uang pengganti selama 1
(satu) bulan sesudah putusan pengadilan memperoleh kekuatan hukum tetap,

do
gu maka harta bendanya dapat disita oleh Jaksa dan dilelang untuk menutupi
uang pengganti tersebut, dalam hal terpidana tidak mempunyai harta benda
yang mebcukupi untuk membayar uang pengganti tersebut, maka pidana

In
A
penjara selama 5 (lima) tahun.
4. Menyatakan barang bukti berupa dokumen yang tercantum dalam daftar
ah

lik
barang Bukti :
- Nomor urut 1 tetap terlampir dalam berkas perkara dan Nomor 60
am

ub
dikembalikan kepada Departement Kehutanan.
- Nomor 2 s/d 4 di kembalikan kepada Kantor Pertanahan Kabupaten
Tapanuli Selatan ;
ep
k

- Barang bukti yang disita dari Ir. BEJO SANTOSO, M.Si nomor urut 1 s/d 21
ah

tetap terlampir dalam berkas perkara ;


R
- Barang bukti yang disita dari CATUR AGUS SAPTONO, SH dikembalikan

si
kepada Departement Kehutanan ;

ne
ng

- Barang bukti yang disita dari Ir. DIDIM SIWANDI ILYAS, nomor urut 1 s/d
54 tetap terlampir dalam berkas perkara ;
- Barang bukti yang disita dar Ir. JALALUDDIN RITINGA, SH Nomor urut 1

do
gu

s/d 2 tetap terlampir dalam berkas perkara ;


- Barang bukti berupa :
In
A

1. Perkebunan kelapa sawit di kawasan hutan Padang Lawas seluas +


23.000 Hektar yang dikuasai oleh KPKS Bukit Harapan dan PT.
ah

Torganda beserta seluruh bangunan yang ada di atasnya ;


lik

2. Perkebunan kelapa sawit di Kawasan hutan Padang Lawas seluas + 24.


000 Hektar yang dikuasai oleh Koperasi Parsub dan PT. Torganda
m

ub

beserta seluruh bangunan yang ada di atasnya.


ka

Dirampas untuk Negara dalam hal ini department Kehutanan.


ep

- Menetapkan agar terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar


ah

Rp. 5.000 (lima ribu rupiah)


R

PUTUSAN
es
M

1) Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor : 481/Pid.B/2005/PN.Jkt.


ng

Pst tanggal 28 Juli 2006


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
41 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
1. Menyatakan secara sah dan menyakinkan bersalah: Melakukan Tindak

a
Pidana mengerjakan dan menggunakan Kawasan Hutan secara tidak sah

si
yang dilakukan secara bersama-sama dan berlanjut;
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa oleh karena itu dengan pidana

ne
ng
penjara 8 (delapan) tahun;
3. Menjatuhkan pidana denda sebesar Rp. 5.000.000.000; (lima milyar

do
gu rupiah) dengan kententuan apabila denda tersebut tidak dibayar akan
diganti dengan pidana kurungan selama 6 (enam) bulan kurungan;
4. Menetapkan lamanya masa tahanan yang dijalani oleh terdakwa dikurangkan

In
A
seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
5. Memerintahkan barang bukti berupa dokumen yang tercantum dalam daftar
ah

lik
barang bukti.
Barang bukti yang disita berupa:
am

ub
1. Perkebunan kelapa sawit di kawasan hutan Padang Lawas Seluas +
23.000 hektar yang dikuasai oleh KPKS Bukit Harapan dan PT. Torganda
beserta seluruh bangunan yang ada diatasnya;
ep
k

2. Perkebunan kelapa sawit di kawasan hutan Padang Lawas seluas +


ah

24.000 hektar yang dikuasai oleh Koperasi Persub dan PT. Torus Ganda
R
beserta seluruh bangunan yang ada diatasnya;

si
Dikembalikan Kepada DARIANUS LUNGGUK SITORUS.

ne
ng

6. Menyatakan terdakwa tetap berada dalam tahanan.


7. Menghukum terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.5.000,00

do
gu

(lima ribu rupiah).


2) Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Nomor : 194/Pid/2006/PT.DKI
tanggal 11 Oktober 2006:
In
A

- Menerima permintaan Banding dari Terdakwa dan Penuntut Umum.


- Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor:
ah

lik

481/Pid.B/2006/PN.Jkt.Pst tanggal 28 Juli 2006.


- Menyatakan agar Terdakwa segera dikeluarkan dari tahanan.
m

ub

- Memerintahkan barang bukti berupa dokumen yang tercantuk dalam daftar


barang bukti.
ka

Barang bukti yang disita berupa:


ep

1. Perkebunan kelapa sawit dikawasan hutan Padang Lawas seluas +


ah

23.000 hektar yang dikuasai oleh KPKS Bukit Harapan dan PT.
R

Torganda beserta seluruh bangunan yang ada diatasnya;


es

2. Perkebunan kelapa sawit di kawasan hutan Padang Lawas seluas +


M

ng

24.000 hektar yang dikuasai oleh Koperasi Parsub dan PT. Torus
on

Ganda beserta seluruh bangunan yang ada di atasnya;


gu

Dikembalikan kepada DARIANUS LUNGGUK SITORUS.


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
42 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
- Membebankan biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan kepada

a
Negara.

si
3. Putusan mahkamah Agung RI Nomor: 2642 K/Pid/2006 Tanggal 12 Pebruari
2007 atas nama Terpidana D. L. SITORUS: menghukum Terdakwa dengan

ne
ng
pidana penjara selama 8 (delapan) tahun dan pidana denda sebesar
Rp.5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) subsidiair 6 (enam) bulan kurungan.

do
gu
4. Terhadap pidana badan telah dilaksanakan eksekusinya oleh Kejaksaan Negeri
Jakarta Pusat pada tanggal 1 Maret 2007, dan terhadap Negeri Jakarta Pusat
(Acc. 121-00-9601012-3) pada tanggal 2 Maret 2009.

In
A
5. Berkenan dengan status barang bukti:
Barang bukti yang disita berupa:
ah

lik
1. Perkebunan kepala sawit di kawasan hutan Padang Lawas seluas +
23.000 hektar yang dikuasai oleh KPKS Bukit Harapan dan PT.Torganda
am

ub
beserta seluruh bangunan diatasnya;
2. Perkebunan kelapa sawit di kawasan hutan Padang Lawas seluas +
24.000 hektar yang dikuasai oleh Koperasi Parsub dan PT. Torus Ganda
ep
k

beserta seluruh bangunan yang ada diatasnya;


ah

Dirampas untuk Negara dalam hal ini Departemen Kehutanan.


R
6. Berdasarkan laporan Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara Kepada Jaksa

si
Agung RI sesuai dengan surat Nomor : R-01/N.2/Fuh.2/01/2009 tanggal 7 Januari

ne
ng

2009 perihal : Laporan Informasi Khusus Hasil Peninjauan Objek Eksekusi


Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2642 K/Pid/2006 atas
nama Terpidana D. L. SITORUS di Desa Aek Raru Koperasi Bukit Harapan,

do
gu

Parsub dan Patogu Janji (47.000 Ha) Kecamatan Simangambat Kabupaten


Padang LAwas, pada pokoknya menyebutkan bahwa telah dilakukan peninjauan
In
A

lokasi objek eksekusi tersebut jika diteruskan/dilanjutkan, akan terjadi hal-hal yang
tidak di inginkan, karena seluruh karyawan menolak mendengarkan penjelasan
ah

dari Tim Sosialisai. Mengingat situasi dan kondisi seperti itu, maka sosialisasi
lik

perlu ditunda pelaksanaan nya sampai situasi benar-benar kondusif. Atas laporan
ini, selanjutnya Direktur Uheksi Jampidsus melalui Suratnya Nomor : B-
m

ub

299/F/Fu.2/02/2009 tanggal 13 Februari 2009 memberi petunjuk kepada Kajati


Sumut agar segera melaksanakan eksekusi secara administrative terhadap
ka

ep

rampasan berupa perkebunan kelapa sawit dalam perkara an. DARIANUS


LINGGUK SITORUS
ah

Selanjutnya pada tanggal 23 Juli 2009, sebagai tindak lanjut dari rapat-rapat
es

koordinasi sebelumnya dilaksanakan pertemuan antara Jaksa Agung RI, Menteri


M

ng

Kehutanan RI dan Kapolri bertempat di Kejaksaan Agung RI, guna membahas


on

rencana pelaksanaan eksekusi secara formil, dengan kesepakatan dilakukan


eksekusi formil atas Putusan MA RI Nomor : 2642 K/Pid/2006 tanggal
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
43 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
12 Februari 2007 tersebut dengan membuat Berita Acara Pelaksanaan Putusan

a
MA RI Nomor : 2642 K/Pid/2006 tanggal 12 Februari 2007 oleh Jaksa.

si
7. Tanggal 26 Agustus 2009, bertempat di Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara,
berdasarkan Surat Perintah Pelaksanaan Putusan Pengadilan (P-48) Nomor :

ne
ng
Print-223/N.2/Fuh.01/08/2009 tanggal 25 Agustus 2009, telah dilaksanakan
eksekusi secara formil terhadap Putusan MA RI Nomor : 2642/Pid/2006 tanggal

do
gu
12 Februari 2007, dengan menandatangani Berita Acara Penyerahan Barang
Rampasan (BA-22) oleh : AGOES DJAYA, SH (Asisten Tindak Pidana Khusus
Kejati Sumut), selaku Pihak Pertama dan Ir. J.B. SIRINGO-RINGO (Kepala Dinas

In
A
Kehutanan Provinsi Sumatera Utara), Selaku Pihak Kedua, disaksikan oleh
Muspida Antara Lain Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, Dinas Kehutanan
ah

lik
Provinsi Sumatera Utara, Polda Sumatera Utara, DPRD Provinsi Sumatera Utara,
Pangdam I Bukit BArisan, Gubernur Provinsi Sumatera Utara.
am

ub
8. Setelah pelaksanaan eksekusi formil tersebut, Kadis Hutan Provinsi Sumatera
Utara langsung menyerahkan kepada Gubernur Sumatera Utara dan setelah 1
(Satu) bulan (sekitar Oktober-November 2009), Gubernur Sumatera Utara telah
ep
k

menyerahkan kepada Menteri Kehutanan RI dan Menteri Kehutanan RI


ah

menyerahkannya kepada PT. Inhutani IV.


R
9. Menteri Kehutanan RI menyerahkan kepada Dirut Inhutani IV agar diproses;

si
1. Mencari Mitra agar tercipta Badan Pengelola Sementara (BPS)

ne
ng

2. Membuat somasi 3 kali untuk mempersiapkan eksekusi fisik :


Somasi / Peringatan dari Menteri Kehutanan telah dikirim sebanyak 3 (tiga)
kali kepada : 1. Direksi/Pimpinan PT. TORGANDA / KPKS BUKIT

do
gu

BARISAN dan 2. Direktur/pimpinan PT. TORUS GANDA / KOPERASI


PARSUB, yang isi pokoknya menyebutkan : agar segera meninggalkan
In
A

lokasi Kawasan Hutan Padang Lawas dan menyerahkan segala asset


yang berada di atas kawasan Hutan Padang Lawas tersebut kepada
ah

Pemerintah, masing-masing sesuai surat :


lik

1) Nomor : S.961/Menhut-II/2009 tanggal 2 Oktober 2009 perihal :


Somasi/Peringatan
m

ub

2) Nomor : S.38/Menhut-II/2010 tanggal 26 Januari 2010 perihal :


Somasi/peringatan
ka

ep

3) Nomor : S.227/Menhut-II/2010 tanggal 11 Mei 2010 perihal :


Somasi/Peringatan
ah

10. Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : SK.697/Menhut-II/2009 tanggal 19


R

Oktober 2009 tentang Badan Pengelolaan Sementara Aset Negara berupa


es
M

Kebun Kelapa Sawit dan Aset Lainnya Hasil Pelaksanaan Putusan


ng

Mahkamah Agung RI Nomor : 2642.K/Pid/2006 di kawasan hutan Register 40


on

Padang Lawas, sisinya :


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
44 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
1) Menunjuk Badan Pelaksanaan Pengelola Sementara sebagai pengelola

a
sementara hasil pelaksanaan Putusan Mahkamah Agung RI Nomor :

si
2642.K/Pid/2006 di Kawasan Hutan Register 40.
2) Badan Pelaksana Pengelola Sementara adalah PT. Inhutani IV (persero).

ne
ng
3) Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK. 358.Menhut-II/2008, Nomor:
Sk.200/Menhut-II/2009 dan Nomor : SK.381/Menhut-II/2009 sepanjang

do
gu menyangkut Badan Pengelola Sementara dinyatakan tidak berlaku.
11. Pada hari Senin tanggal 30 Nopember 2009 bertempat di Departement
Kehutanan Jakarta Pusat, berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor :

In
A
SK.358/Menhut-II/2008 yang telah berapa kali diubah, terakhir dengan Keputusan
Menteri Kehutanan RI Nomor : SK.697/Menhut-II/2009 tanggal 19 Oktober 2009,
ah

lik
telah dilaksanakan Penandatanganan Berita Acara Penyerahan Barang
Rampasan Nomor : 027/10357/I, dari Ir. J. B. SIRINGO-RINGO (Kepala Dinas
am

ub
Kehutanan Provinsi Sumatera Utara bertindak atas nama Pemerintah Provinsi
Sumut) Selaku Pihak pertama kepada Dr. Ir. MUTOHA ISKANDAR, MDM
(Direktur Utama PT. Inhutani IV (Persero) selaku Badan Pelaksana Pengelola
ep
k

Sementara).
ah

12. Sekretaris Jenderal Departement Kehutanan RI menyurati Deputi Operasi POLRI


R
melalui Surat Nomor : S.428/II-KUM/2010 tanggal 29 April 2010 perihal Koordinasi

si
Pelaksanaan Eksekusi Fisik, isinya menginformasikan :

ne
ng

1) Sebelum dilakukan eksekusi formil oleh Kejati Sumut, sudah pernah


dilakukan aktifitas operasi Inteljen Gabungan, sosialisasi gabungan antara
Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten, Kejaksaan, Polri serta

do
gu

Kehutanan setempat, pertemuan-pertemuan insentif dengan jajaran


pemerintah dan pengamanan wilayah Sumatera Utara ;
In
A

2) Semakin cepat dilakukan eksekusi, maka kerugian Negara akibat hilangnya


pendapatan Negara dari aset kebun tersebut akan semakin minimal.
ah

3) Atas dukungan Polri, Kementrian Kehutanan pada saat ini sedang


lik

melakukan penyidikan terhadap pelaku pembangunan kebun dalam


kawasan hutan Padang Lawas yang dibangun tanpa ijin Menteri. Lokasinya
m

ub

berada di sekitar lokasi yang akan dieksekusi.


4) Menindaklanjuti surat Sekretari Jenderal Departement Kehutanan RI
ka

ep

Menyurati Deputi Operasi POLRI Nomor : S.428/II-Kum/2010 tanggal 29


April 2010 perihal : Koordinasi Pelaksanaan Eksekusi Fisik, Deputi Kapolri
ah

Bidang Operasi Cq. Karo Binops telah menjawabnya melalui Surat Nomor :
R

B/949/V/2010/Sdeops tanggal 27 Mei 2010 Perihal : Jawaban Tentang


es
M

Pelaksanaan Eksekusi Fisik Lahan Kelapa Sawit di Provinsi Sumut, isinya


ng

menginformasikan : Bahwa Mabes Polri telah melakukan persiapan


on

terutama kesiapan satuan kewilayahan Polda Sumut sebagai pelaksana


gu

pengamanan dan segera setelah dilakukan persiapan akan dilakukan rapat


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
45 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
koordinasi membahas dan mendiskusikan serta menindak lanjuti

a
pelaksanaan eksekusi ;

si
13. Sekretaris Jenderal Departement Kehutanan RI menyurati Jaksa Agung Muda
Tindak Pidana Khusus melalui Surat Nomor : S.466/II-UKM/2010 tanggal 11 Mei

ne
ng
2010 perihal : Rencana Pelaksanaan Eksekusi Fisik Aset Negara berupa Kebun
Sawit seluas + 47.000 Ha di Areal Kawasan Hutan Register 40 Padang Lawas,

do
gu
isinya menginformasikan :
1. Sebagai tindaklanjut rapat antara Menteri Kehutanan dan Jaksa Agung di
Kejaksaan Agung tanggl 23 Juli 2009, telah dilakukan langkah :

In
A
a. Eksekusi formil pada tanggal 26 Agustus 2009, dilengkapi BAP
Penyerahan aset kepada Pemerintah Daerah, selanjutnya Pemerintah
ah

lik
Daerah telah menyerahkan asset tersebut kepada Kementerian
Kehutanan pada tanggl 30 November 2009.
am

ub
b. Kementerian Kehutanan telah melayangkan Somasi kepada
manajemen lama agar segera menyerahkan asset kepada Pemerintah
(cq. Kemeterian Kehutanan), Somasi telah dilayangkan tiga kali
ep
k

berturut-turut.
ah

c. Meminta persetujuan ijin pengelolaan asset dan dana eksekusi ke


R
Kementerian Kehutanan Persetujuan Kementerian Keuangan sudah

si
terbit tanggal 5 April 2010, serta telah dialokasikan dana sebesar Rp.

ne
ng

2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah).


d. Menetapkan Badan Pengelola Aset (unsurnya: Kemnterian Kehutanan,
Kejaksaan Agung, Kejaksaan Tinggi, BPKP, POLRI, POLDA,

do
gu

Pemerintah Daerah Sumatera Utara, Pemerintah Daerah Kabupaten,


dll) dilanjutkan dengan rapat-rapat membahas persiapan pengelolaan
In
A

asset serta rencara penyelenggaraan eksekusi fisik.


2. Dengan dilayangkannya Somasi ketiga, Kementerian Kehutanan Telah
ah

berkoordinasi Insentif dengan pihak MABES POLRI, agar eksekusi fisik


lik

dapat segera dilaksanakan. Pihak POLRI menyatakan siap mendukung


secara penuh pelaksanaan eksekusi dan menyarankan agar permintaan
m

ub

dukungan pengamanan eksekusi dilakukan pula oleh Kejaksaan sebagai


lembaga yang kompeten (eksekutor) di bidang ini.
ka

ep

3. Mengharapkan bantuan Kejaksaan agar dapat kiranya melaksanakan :


a. Koordinasi / menyurati MABES POLRI berkaitan dengan dukungan
ah

pengamanan pelaksanaan eksekusi fisik.


R

b. Melakukan pmblokiran asset pihak manajemen lama. Rencana ini


es
M

sesuai dengan tahapan langkah eksekusi yang telah disepakati dalam


ng

pertemuan tanggal 23 Juli 2009 yang lalu ;


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
46 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
14. Menindaklanjuti surat Sekretaris Jenderal Departement Kehutanan RI Nomor :

a
S.466/II-KUM/2010 tanggal11 Mei 2010 perihal : Rencana Pelaksanaan Eksekusi

si
Fisik Asset Negara berupa Kebun Kelapa Sawit Seluas + 47.000 Ha di areal
Kawasan Hutan Register 40 Padang Lawas, selanjutnya Jaksa Agung Muda

ne
ng
Tindak Pidana Khusus memerintahkan Kepala Kejakasaan Tinggi Sumatera Utara
agar segera mempersiapkan rencana eksekusi, dengan terlebih dahulu

do
gu
melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Melakukan koordinasi secara terpadu dengan instansi terkait, sehubungan
akan dilaksanakan eksekusi fisik terhadap Kenun Sawit seluas + 47.000 Ha

In
A
pada Kawasan Hutan Register 40 Padang Lawas Sumatera Utara.
2. Melakukan pemblokiran asset pihak Management lama.
ah

lik
3. Memanfaatkan biaya eksekusi yang telah disetujui Kementerian Keuangan,
agar dikoordinasikan dengan pihak Kementerian Kehutanan RI .
am

ub
15. Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan RI menyrati Jaksa Agung Muda
Tindak Pidana Khusus melalui surat Nomor : S.25/II-KUM/Rhs/2010 tanggal 1
Juni 2010 perihal: Rencana Pelaksanaan Eksekusi Fisik Asset Negara berupa
ep
k

Kebun Kelapa Sawit seluas + 47.000 Ha di Areal Kawasan Hutab Register 40


ah

Padang Lawas, isinya menyampaikan :


R
1. Kementerian Kehutanan sesuai dengan surat Nomor : s.227/Menhut-II/2010

si
tanggal 11 Mei 2010 telah melayangkan somasi ketiga kepada Manajemen

ne
ng

Perkebunan untuk segera meninggalkan lokasi Kawasan Hutan Register 30


Padang Lawas.
2. Sekretaris Jenderal Departement Kehutanan memohon kepada Jaksa Agung

do
gu

Muda Tindak Pidana Khusus agar dapat melakukan pemblokiran aset/reening


manajemen pengelola asset yang oleh Putusan Mahkamah Agubg RI Nomor :
In
A

2642 K/Pid/2006, asset tersebut dinyatakan dirampas untuk Negara.


16. Untuk melaksanakan eksekusi fisik (materi) atas Putusan Mahkamah Agung RI
ah

Nomor : 2642.K/Pid/2006 tabgga; 12 Februari 2007 tersebut telah dilakukan


lik

rapat-rapat persiapan oleh Kejaksaan Tinggi Sumatera sebanyak 3 (tiga) kali


dengan dihadiri oleh Tim Eksekusi Pusat dan Tim eksekusi Daerah, yaitu :
m

ub

1. Rapat pertama, tanggal 29 September 2010.


2. Rapat Kedua, tanggal 2 Desember 2010.
ka

ep

3. Rapat Ketiga, tanggal 27 Desember 2010.


4. Rapat Keempat, tanggal 11 Januari 2011.
ah

17. Surat Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementrian
R

Kehutanan RI Nomor : S.05/IV-PPH/RHS/2001 tanggal 25 Februari 2011 perihal


es
M

Pengosongan Penguasaan Kawasan Hutan R-40 oleh Direksi/Pimpinan PT.


ng

Torganda/ KPKS Bukit Harapan dan PT. Torus Ganda / Koperasi Parsub, yang
on

ditujukan kepada Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara dan tembusan


gu

antara lain disampaikan kepada Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara :


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
47 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
1. Adapun surat yang dimaksud pada pokoknya menerangkan bahwa pihak

a
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementrian

si
Kehutanan RI meminta bantuan kepada Pihak Kepolisian Daerah Sumatera
Utara untuk :

ne
ng
a. Mengosongkan atas kawasan hutan dan seluruh bangunan yang ada
statusnya sesuai dengan Putusan Mahkamah Agung RI Nomor :

do
gu 2642.K/Pid/2006 tanggal 12 Februari 2007 an. Terpidana DARIANUS
Lungguk Sitorus.
b. Mengusut para Direksi / Pimpinan PT. Torganda / KPKS Bukit Harapan

In
A
dan Direksi / Pimpinan PT. Torus Ganda / Koperasi Parsub yang masih
menduduki atau menguasai aset-aset Negara secara tidak sah.
ah

lik
c. Khusus terhadap kasus Korupsi, Kementrian Kehutanan RI telah
melimpahkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan
am

ub
Surat Nomor : S.6/Menhut-IV/RHS/2011 tanggal 14 Februari 2011.
2. Bahwa berdasarkan perhitungan sementara, potensi kerugian Negara atas
masih dikuasainya asset Negara oleh Sdr. Jonggi Sitorus, Dkk (Ketua KPKS
ep
k

Bukit Harapan) terhitung sejak Putusan Mahkamah Agung RI Nomor :


ah

2642.K/Pid/2006 tanggal 12 Februari 2007 dikeluarga sampai dengan saat


R
ini diperkirakan sebesar + Rp. 409-689.000.000,- (empat ratus Sembilan

si
milyar enam ratus delapan puluh Sembilan juta rupiah).

ne
ng

3. Bahwa surat dimaksud merupakan kelanjutan dari rapat pelaksanaan


eksekusi fisik yang telah dilaksanakan pada tanggal 11 Januari 2011 di
Kementerian Kehutanan RI di Jakarta .

do
gu

PERKEMBANGAN TERAKHIR
1) Surat dari Sekretaris Jenderal Kementrian Kehutanan RI (An. HADI
In
A

DARYANTO) Kepada Menteri Keuangan RI Nomor : S.338/Menhut-II/UM/2011


tanggal 20 Mei 2011 perihal : Besaran Kontribusi Tetap dan Pembagian
ah

lik

Keuntungan Pemanfaatan Barang Milik Negara berupa Kebun Kelapa Sawit di


Kawasan Hutan Register 40 Padang Lawas. Isinya menyampaikan hal-hal
m

ub

sebagai beriku :
1. Bahwa Pelaksanaan Kerjasama Pemandaatan (KSP) antara Kementrian
ka

Kehutanan dan PT. Inhutani IV (Persero) selaku Badan Pelaksana


ep

Sementara Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit di Kawasan Hutan Register


ah

40 Padang Lawas yang telah mendapatkan persetujuan dari Mentri


R

Keuangan, perlu segera dilaksanakan.


es

2. Konsep Perjanjian Kerjasama Penamfaatan (KSP) Barang Milik Negara di


M

ng

Kawasan Hutan Register 40 Padang Lawas anatara Kementrian


on

Kehutanan RI dengan PT. Inhutani IV (Persero) telah disusun melalui


proses pembahasan oleh Tim, yang salah satu anggota timnya adalah
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
48 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Wakil dari Direktorat Kekayaan Negara Lain Ditjen Kekayaan Negara

a
Kementrian Keuangan, Konsep Perjanjian KSP tersebut memuat obyek

si
KSP, jangka waktu, besaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan
ke Kas Negara.

ne
ng
3. Besaran kontribusi tetap dan pembagian keuangan ke Kas Negara
sebagaimana tercantum dalam konsep perjanjian KSP tersebut sebagai

do
gu berikut :
a. Kontribus tetap sebesar Rp. 6.336.481.250,-
b. Bagi hasi keuntungan sebesar 4,8 % dari Net Sales.

In
A
2) Surat dari ALI AMRAN SAGALA, Ketua Umum Gabungan Kelompok
Perjuangan Tani Sejahtera Nomor : 004/KLP-TANI/SJT/VII/2011 tanggal 3 Juli
ah

lik
2012, ditujukan kepada Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, pada
pokoknya menyampaikan permohonan audiensi dengan Kepala Kejaksaan
am

ub
Tinggi Sumatera Utara tentang pengosongan Lahan Register 40 Padang
Lawas seluas 47.000 Ha yang dikelola PT. Torus Ganda milik Sutan Raja D. L.
SITORUS.
ep
k

3) Surat dari Direktur Pengelolaan Kekayaan Negara dan Sistem Informasi


ah

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kemnetrian Keuangan Republik


R
Indonesia Nomor : S-1272/KN/2011 tanggal 18 Juli 2011 perihal : Pengelolaan

si
Barang Rampasan Berupa Kebun Sawit Beserta Bangunan di Hutan Padang

ne
ng

Lawas. Surat tersebut ditujukan kepada sekretaris Jendral Kementrian


Kehutanan, yang isisnya menyampaikan hal-hal sebagai berikut :
1. Bahwa persetujuan kerja sama pemanfaatan atas barang rampasan di

do
gu

Hutan Padang Lawas diberikan melalui Surat Menteri Keuangan Nomor :


S-83/MK.6/2010 tanggal 05 April 2010. Namun demikian, sampai saat ini
In
A

persetujuan kerjasama pemanfaatan tersebut belum ditindaklanjuti dengan


penandatanganan surat perjanjian kerjasama pemanfaatan.
ah

2. Sesuai Peraturan Mentri Keuangan nomor : 96/PMK.06/2007 tentang Tata


lik

Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan


Pemindahtanganan Barang Milik Negara, bahwa surat persetujuan
m

ub

kerjasama pemanfaatan dari Pengelola Barang dinyatakan tidak berlaku


apabila dalam jangka waktu satu tahun sejak ditetapkan tidak
ka

ep

ditindaklanjuti dengan penandatanganan surat perjanjian kerjasama


pemanfaaatan.
ah

3. Dengan demikian persetujuan kerjasama pemanfaatan sebagaimana surat


R

Mentri Keuangan Nomor : S-83/MK.6/2010 tanggal 05 April 2010 sudah


es
M

tidak berlaku.
ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
49 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada

a
perbuatan melawan yang dilakukan Tergugat II, bahkan kami menilai tindakan

si
Penggugat mengajukan gugatan tersebut merupakan tindakan untuk
mempersulit pelaksanaan eksekusi Putusan Pengadilan Yang telah

ne
ng
memperoleh kekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde). Dengan demikian
maka dalil Penggugat dalam gugatannya adalah tidak berdasar dan haruslah ditolak,

do
gu
atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (niet onvankelijke verklaard) .
3. Tentang lahan perkebunan kelapa sawit yang Tergugat II serahkan kepada
Tergugat III .

In
A
Bahwa Penggugat dalam dalil gugatannya menyatakan lahan yang dieksekusi
oleh Tergugat II merupakan hak milik Koperasi Parsadaan Simangambat Ujung
ah

lik
Batu (PARSUB) dan para anggotanya/masyarakat adat.
Bahwa berdasarkan Putusan Mahkamah Agung RI Nomor : 2642.K/Pid/2006
am

ub
tanggal 12 Februari 2007, halaman 89 angka 3 pada pokoknya menerangkan
Padang Lawas merupakan kawasan hutan Negara yang termasuk di
dalamnya lahan yang Penggugat kuasai dan telah dieksekusi oleh Tergugat II
ep
k

dengan menyerahkan kepada Tergugat III. Hal tersebut ditegaskan kembali oleh
ah

Mahkamah Agung RI dalam Amar Putusannya tersebut mengenai barang bukti


R
berupa :

si
a. Perkebunan kelapa sawit dikawasan hutan Padang Lawas seluas + 23.000

ne
ng

hektar yang dikuasai oleh KPKS Bukit Harapan dan PT. Torganda beserta
seluruh bangunan yang ada diatasnya ;
b. Perkebunan kelapa sawit di kawasan hutan Padang Lawas seluas + 24.000

do
gu

hektar yang dikuasai oleh Koperasi Parsub dan PT. Torus Ganda beserta
seluruh bangunan yang ada di atasnya ;
In
A

Dirampas untuk Negara dalam hal ini Departement Kehutanan RI. Berdasarkan
Putusan Mahkamah Agung RI tersebut terbukti secara sah dan meyakinkan
ah

lik

bahwa lahan perkebunan kelapa sawit yang dikuasai oleh Penggugat dan yang
dieksekusi oleh Tergugat II merupakan kawasan hutan yang dikuasai oleh
m

ub

Negara.
4. Tentang Kedudukan Penggugat sebagai pengelola perkebunan Kelapa Sawit
ka

Bahwa dalam gugatannya Penggugat tidak dapat menguraikan berdasarkan apa


ep

dan dasar hukum sehingga Penggugat dapat mengelola perkebunan kelapa sawit
ah

yang telah dieksekusi oleh Tergugat II, sehingga dalam gugatannya Penggugat
R

tidak dapat membuktikan bahwa Penggugat merupakan pengelola perkebunan


es

kelapa sawit tersebut.


M

ng

Berdasarkan Surat Dakwaan Penuntut Umum dalam Perkara atas nama


on

Terdakwa DARIANUS LINGGUK SITORUS dinyatakan Terdakwa secara


bersama-sama dengan Ir. YONGGI SITORUS selaku Ketua dan Bendahara
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
50 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
KPKS Bukit Harapan, SANGKOT HASIBUAN selaku Ketua Koperasi PARSUB

a
dan IRWAN NASUTION, SH, Selaku Kepala Kantor Pertanahan Tapanuli

si
Selatan, telah dengan sengaja mengerjakan dan atau menggunakan dan
menduduki kawasan hutan secara tidak sah sehingga menimbulkan

ne
ng
kerugian Negara. Kawasan hutan tersebut dijadikan perkebunan kelapa sawit
dan dikuasai Oleh Penggugat bersama-sama dengan PT. TORGANDA yang

do
gu
kemudian disita sebagai bukti dalam perkara atas nama Terdakwa DARIANUS
LINGGUK SITORUS.
Bahwa Surat Dakwaan Penuntut Umum telah terbukti dipersidangan berdasarkan

In
A
putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor : 481/Pid.B/2006/PN.JKT,PST
tanggal 28 Juni 2006Jo. Putusan Pengadilan tinggi Jakarta Nomor :
ah

lik
194/Pid/2006/PT.DKI tanggal 11 Oktober 2006 jo. Putusan Mahkamah Agung RI
(Kasasi) Nomor : 2642.K/Pid/2006 tanggal 12 Februari 2007 Jo. Putusan
am

ub
Mahkamah Agung RI (Peninjauan Kembali) Nomor : 39 PK/Pid.Sus/2007 tanggal
16 Juni 2008, yang pada salah satu amar Putusannya menyatakan “Terdakwa
DARIANUS LINGGUK SITORUS terbukti secara sah dan meyakikan bersalah
ep
k

melakukan Tindak Pidana mengerjakan dan menggunakan Kawasan Hutan


secara tidak sah yang dilakukan secara bersama-sama dan berlanjut”.
ah

R
Bahwa SANGKOT HASIBUAN bertindak selaku Ketua Koperasi PARSUB ,

si
maka dalam hal ini Koperasi Parsadaan Simangambat Ujung Batu (PARSUB)

ne
ng

selaku Penggugat dalam perkara tersebut merupakan pelaku tindak pidana


yang mengerjakan dan menggunakan kawasan hutan secara tidak sah
dengan cara menduduki/menguasai dan mengerjakan Hutan Negara

do
gu

Kawasan Hutan Produksi Padang Lawas menjadi Areal Kebun Kelapa Sawit
yang dilakukan secara tidak sah/illegal .
In
A

Bahwa berdasarkan uraian, maka Penggugat merupakan pelaku tindak pidana


yang mengerjakan atau menggunakan kawasan hutan secara tidak sah dan
ah

bukan sebagai pengelola perkebunan kelapa sawit yang merupakan barang


lik

bukti dalam perkara atas nama terpidana DARIANUS LUNGGUK SITORUS


Bahwa dalil Penggugat dalam gugatannya pada “halaman 2 angka 2, halam 3
m

ub

angka 3 dan 4” yang intinya menyatakan bahwa atas tanah objek sengketa a quo
telah di adakan kerja sama pengelolaan perkebunan kelapa sawit antara Koperasi
ka

ep

Parsadaan Simangambat Ujung Batu (Parsub) dengan PT. Torus Ganda atas
lahan seluas 24.000 Ha yang berada di Kecamatan Simangambat (dahulu
ah

kecamatan Barumun Tengah) yang bukan merupakan kawasan hutan, adalah


R

dalil yang tidak berdasar hukum dengan alasan :


es
M

a. Bahwa tanah objek sengketa merupakan kawasan hutan berdasarkan ;


ng

Bahwa tanah sengke a quo merupakan kawasan hutan Register 40 Padang


on

Lawas berdasarkan :
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
51 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
1. Gouvernment Besluit (GB) nomor : 50/1924 tanggal 25 Juni 1924

a
2. Berita Acara Penyerahan Tanah Kawasan Hutan Padang Lawas dari

si
masyarakat kepada Gubernur :
• Tertanggal 20 Mei 1981 seluas 12.000 Hektar ;

ne
ng
• Tertanggal 26 Mei 1981 seluas 10.000 Hektar l
• Tertanggal 06 Juni 1981 seluas 8.000 Hektar ;

do
gu 3. Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 923/Kpts/Um/12/1982 tanggal 27
Desember 1982 tentang Penunjukan Areal Hutan di Wilayah Provinsi Dati I
Sumatera Utara Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) ;

In
A
4. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor : 7 Tahun 2003 tantang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Tingkat 1 Sumatera Utara
ah

lik
Tahun 2003 s/d 2018 l ;
5. Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan Nomor : 14 Tahun 1998
am

ub
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II
Tapanuli Selatan ;
6. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.44/Menhut-II/2005
ep
k

menunjukkan kembali kawasan hutan di Wilayah Provinsi Sumatera Utara


ah

seluas + 3.742.120 Hektar yang mencabut Keputusan Menteri Kehutanan


R

si
Nomor : 923/Kpts/Um/12/1982 tanggal 27 Desember 1982 Tentang
Penunjukan Areal Hutan di Wilayah Provinsi Dati I Sumatera Utara Tata

ne
ng

Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) ;


7. Putusan Mahkamah Agung RI (Kasasi) Nomor : 2642.K/Pid/2006 tanggal
12 Februari 2007 yang telah berkekuatan hukum tetap (inkracht van

do
gu

gewijsde) ;
8. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.579/Menhut-II/2014 tentang
In
A

Kawasan Hutan Provinsi Sumatera Utara.


b. Bahwa untuk sahnya suatu perjanjian berdasarkan Pasal 1320
ah

lik

KUHPerdata diperlukan empat syarat :


1. Sepakat mereka yang mengikat dirinya ;
2. Kecakapan untuk membuat suatu perkataannya ;
m

ub

3. Suatu hal tertentu ;


ka

4. Suatu sebab yang halal ;


ep

c. Bahwa karena objek sengketa merupakan kawasan hutan Register 40


Oadang Lawas yang belum memperoleh izin dari Tergugat I, sesuai
ah

kewenangan berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat (2) huruf c undang-undang


R

es

Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, maka kausa perjanjian


M

kerjasama pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit antara Koperasi


ng

Parsadaan Simangambat Ujung Batu (Parsub) dengan PT. Torus Ganda


on

atas lahan seluas 24.000 Hektar adalah tidak halal .


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
52 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Dengan demikian maka dalil penggugat dalam gugatannya adalah tidak berdasar

a
dan haruslah ditolak, atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat di terima (niet

si
onvantkelijke verklaard) ;
5. Tentang Posita Penggugat yang menyatakan lahan perkebunan kelapa sawit

ne
ng
yang dikelola penggugat merupakan hak tradisionil yang turun temurun
Bahwa alasan Penggugat yang mengklaim objek sengketa merupajan tanah adat

do
gu
atas tanah yang diperoleh secara turun temurun tidaklah beralasan hukum dan
harus ditolak, karena existensi masyarakat hukum adat baru diakui sah apabila
dibentuk sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu dengan Peraturan Daerah.

In
A
Hal itu di dasarkan dengan Putusan Mahkamah Konstitusi No. 35/PUU-X/2013
tanggal 16 Mei 2013 tentang Pasal 67 ayat (2) Undang-Undang No. 41 Tahun
ah

lik
1999 tentang Kehutanan yang menyatakan bahwa : “Pengukuhan
keberadaan dan hapusnya masyarakat hukum adat sebagaimana
am

ub
dimaksudkan pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Daerah”.
Lagipula Penggugat tidak ada menguraikan dasar dan proises mengapa lahan
tersebut diklaim sebagai tanah adat, bahkan berdasar hasil pemantauan tim
ep
k

gabungan yang terdiri Kejaksaan Negeri Padangsidimpuan, Kapolres


ah

Tapanuli Selatan dan Kodim 0212?TS dan anggota SPORC Brigade Macan
R
Tutul telah melakukan penyelidikan terhadap kebun kelapa sawit kawasan

si
hutan Register 40 Padang Lawas untuk mengumpulkan data-data fisik

ne
ng

berupa luas kebun, peralatan, pabrik, sarana social, akses ke lokasi,


dinamila social masyarakat dan karyawan di dalam kawasan, serta
perkembangan kondisi terakhir di lapangan, sehingga diperoleh fakta

do
gu

bahwa masyarakat yang tinggal di lahan yang dikelola Penggugat tersebut


kebanyakan warga pendatang yang bekerja sebagai karyawan ketika
In
A

Koperasi Parsub didirikan pada tahun 1998 beserta PT. TORUS GANDA dan
KPKS Bukit Harapan, dengan perincian 75 % merupakan suku nias, 20 %
ah

suku batak dan 5 % adalah suku jawa.


lik

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang ada dilahan


tersebut bukanlah masyarakat adat yang memiliki hak tradisionil secara
m

ub

turun menurun (ulayat).


6. Tentang lahan yang diklaim Penggugat sebahagian sudah bersertifikat Hak
ka

ep

Milik.
ah

Bahwa dalil Penggugat dalam gugatan yang menyatakan lahan yang dikelola
R

sudah bersertifikat sehingga tidak dapat di eksekusi putusan pidananya dan


es

Penggugat mendalilkan bahwa Tergugat II telah melakukan perbuatan melawan


M

ng

hukum, adalah tidak beralasan karena Penggugat dalam gugatannya tidak dapat
on

menunjukkan berapa banyak lahan yang dimiliki oleh anggota Koperasi Parsub
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
53 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dan luas tanah yang sudah bersertifikat serta landasan hukum atas penerbitan

a
Sertifikat tersebut .

si
Bahwa berdasarkan surat dari Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan
Konserfasi Alam Departement Kehutanan RI dengan surat Nomor : S III/IV -

ne
ng
PDH/2009 tanggal 16 Maret 2009 yang ditujukan kepada Kepala BAdan
Pertanahan Nasional RI perihal Pelaksanaan Putusan MA RI Nomor :

do
gu
2642.K/Pid/2006 tanggal 12 Februari 2007 atas nama Terpidana DARIANUS
LUNGGUK SITORUS yang menyatakan bahwa berdasarkan fakta di lapangan,
penerbitan sertifikat tanah di dalam Kawasan Hutan Padang Lawas oleh

In
A
Kepala BPN Kabupaten Tapanuli Selatan sebanyak + 1820 sertifikat di duga
fiktif (Komulasi dari Lahan PKPS, Bukit Harapan, PT. TORUS GANDA dan
ah

lik
Koperasi PARSUB), sehingga Kepala BPN dimohon untuk membatalkan hak-hak
keperdataan (sertifikat hak atas tanah) yang berada di dalam kawasan Hutan
am

ub
Padang Lawas yang menjadi Objek Putusan Mahkamah agung RI dimaksud dan
memberikan dukungan pada proses hukum atas penerbitan di kawasan Hutan
Negara.
ep
k

7. Tentang Tuntutan Ganti Rugi


ah

Bahwa dalil gugatab Penggugat pada “halam 21 angka 36 (tentang kerugian


R

si
materil) sebesar Rp. 840.000.000.000,00), dan halaman 37 (tentang kerugian
immaterial sebesar Rp. 1.000.000.000.000,00), dan halaman 23 angka 43

ne
ng

(tentang uang paksa / dwangsom sebesar Rp. 100.000.000.000,00)”, adalah dalil


yang tidak masuk akal dan mengada-ada karena tidak memiliki landasan hukum.

do
gu

Sebagaimana telah diuraikan di atas pada Tanggapan atas pokok perkara angka
2 (tentang perbuatan melawan hukum), bahwa dalam hal ini Tergugat II tidak
ada melakukan perbuatan melawan hukum yang menimbulkan kerugian bagi
In
A

Penggugat dalam hal ini Koperasi Parsadaan Simangambat Ujung Batu


(PARSUB) dikarenakan tindakan Tergugat II sebagai eksekutor melaksanakan
ah

lik

Putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap (inkracht van


gewijsde) sebagaimana diatur dalam Pasal 270 KUHAP, atas putusan Pidana
m

ub

atas nama Terpidana DARIANUS LUNGGUK SITORUS berdasarkan Putusan


Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor : 481/Pid.B/2006/PN.JKT.PST tanggal 28
ka

Juni 2006 Jo. Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor : 194/Pid/2006/PT.DKI


ep

tanggal 11 Oktober 2006 jo. Putusan Mahkamah Agung RI (Kasasi) Nomor :


ah

2642.K/Pid/2006 tanggal 12 Februari 2007 Jo. Putusan Mahkamah Agung RI


R

(Peninjauan Kembali) Nomor : 39 PK/Pid.Sus/2007 tanggal 16 Juni 2008.


es

Disamping itu, dalil Penggugat dalam gugatannya atas tuntutan ganti rugi
M

ng

terhadap Tergugat I, Tergugat II, dan Tergugat III tidak di dukung dengan suatu
on

perincian yang cermat, jelas dan lengkap dan dasar hukum yang jelas, sehingga
sudah sepatutnya ditolak. Karena berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
54 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Agung tanggal 16 Desember 1970 Nomor 492 K/Sip/1970 ndan Putusan

a
Mahkamah Agung RI Nomo r: 1720K/Pdt1986 tanggal 18 agustus 1988

si
dengan tegas dinyatakan bahwa “setiap tuntutan ganti rugi harus disertai
perincian kerugian dalam bentuk apa yang menjadi dasar tuntutannya.

ne
ng
Tanpa perincian dimaksud, maka tuntutan ganti rugi harus dinyatakan tidak
dapat diterima karena tuntutan tersebut tidak jelas/tidak sempurnah”.

do
gu
Berdasarkan uraian tersebut maka dimohonkan kepada Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara perdata ini menyatakan menolak gugatan
Penggugat, atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (niet

In
A
onvantkelijke verklaard).
Berdasarkan uraian-uraian di atas, bersama ini Tergugat II meminta dengan
ah

lik
hormat kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk
memberikan putusan sebagai berikut :
am

ub
PRIMAIR
Dalam Eksepsi
1. Menerima Eksepsi Tergugat II untuk seluruhnya ;
ep
k

2. Menyatakan gugatan Penggugat seluruhnya kabur / tidak jelas, para pihak tidak
ah

lengkap sehingga gugatan harus ditolak / tidak dapat diterima (niet


R
onvantkelijke verklaard) ;

si
3. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara ;

ne
ng

Dalam Provisi
Menolak permohonan Probisi yang diajukan Penggugat

do
gu

Dalam Pokok Perkara


1. Menerima dan menyatakan bahwa seluruh dalil yang dikemukakan Tergugat
adalah sah dan beralasan ;
In
A

2. Menyatakan Tergugat II tidak ada melakukan perbuatan melawan hukum


sebagaimana yang di dalilkan oleh Penggugat dalam gugatan ;
ah

lik

3. Menolak gugatan Penggugat seluruhnya ;


4. Menghukum Penggugat unruk membayar biaya perkara ;
m

ub

SUBSIDIAIR
Apabila Pengadilan berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex
ka

ep

aequo et bono) .
Menimbang, bahwa terhadap surat gugatan Penggugat tersebut, Tergugat III
ah

melalui Kuasanya telah mengajukan jawabannya yang Majelis Hakim terima pada
R

sidang tanggal 24 Februari 2016, yang pada pokoknya adalah sebagai berikut :
es
M

I. TENTANG PERUBAHAN GUGATAN PENGGUGAT


ng

Bahwa perubahan gugatan yang dilakukan Penggugat tersebut telah


on

bertentangan dengan syarat formil keabsahan pengajuan perubahan suatu


gu

gugatan, karena Penggugat mengajukan Perubahan gugatan pada hari rabu


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
55 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
tanggal 18 Februari 2016 atau sidang ke-4 pada hal sebelumnya para pihak

a
sudah hadir dan di samping itu penggugat telah merubah petitum ke-4 yang

si
sebelumnya terdiri dari 2 (dua) butir menjadi 3 (tiga) butir sehingga nyata
perubahan gugatan tersebut telah tidak sesuai dengan yang telah ditegaskan

ne
ng
oleh Mahkamah Agung RI dalam buku pedoman pelaksaan tugas dan
administrasi Pengadilan. Buku II MARI, Jakarta, 1994 Hal : 123 Angka “23”,

do
gu dimana pengajuan perubahan pada sidang pertama dihadiri Tergugat ;
Bahwa setelah dicermati dalil perbaikan gugatan Penggugat, ternyata
Penggugat melakukan perubahan dalil baru gugatan bukan perubahan gugatan,

In
A
sehingga dengan penambahan dalill posita telah mengubah dasar gugatan yang
sebelumnya Penggugat mengelola kebun-kebun kelapa sawit yang seluruhnya
ah

lik
seluas 24.000 ha akan tetapi setelah ada perbaikan menjadi + 18.000 Ha ;
Bahwa dengan demikian Perubahan Gugatan yang dilakukan Penggugat sangat
am

ub
menyulitkan Tergugat di dalam membela kepentingannya dan juga sudah tidak
sesuai lagi dengan acara peradilan yang sederhana, capt dan biaya ringan,
sehingga sangat berdasar bagi yang Mulia Mejelis Hakim yang memeriksa dan
ep
k

mengadili perkara aquo untuk menolak perubahan gugatan Penggugat dan


ah

mohon dianggap tidak pernah ada ;


R
II. DALAM PROVISI

si
Bahwa salil gugatan Penggugat dalam provisi pada halaman 24 Point “1” dan

ne
ng

dalam petitum halaman 26 Point 4 butir “c” yang mengajukan permohonan


kepada Majelis Hakim yang menyatakan Surat Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan RI No. S.174/Menlhk-II/2015 tanggal 21 April 2015 perihal

do
gu

Penghentian Pelayanan oleh Gubernur Sumatera Utara dan Bupati Padang


Lawas Selatan dan Bupati Tapanuli Selatan kepada Penggugat dan Surat
In
A

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015


tanggal 25 Juni 2015 yang ditujukan kepada Ketua GAPKI tidak sah dan tidak
ah

memiliki kekuatan hukum mengikat (buiten effect) adalah merupakan


lik

kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) untuk memeriksa dan


mengadili sebagaimana di atur dalam Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang No. 5
m

ub

Tahun 1986 Jo. Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara yang menyatakan : “wewenang atau badan hukum perdata yang
ka

ep

merasa kepentingannya dirugikan oleh sesuatu Keputusan Tata Usaha Negara


dapat mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadilan yang berwenang berisi
ah

tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan
R

batal atau tidak sah dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau
es
M

rehabilitas”.
ng

Bahwa objek yang menjadi gugatan provisi adalah dalam bentuk surat,
on

maka Peradilan yang berwenang untuk memeriksa dan mengadili Surat yang
gu

diterbitkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutana No. S 174/Menlhk-


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
56 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
II/2015 tanggal 21 April 2015 perihal Penghentian Pelayanan oleh Gubernur

a
Sumatera Utara dan Bupati Padang Lawas Selatan dan Bupati Tapanuli Selatan

si
kepada KPKS Bukit Harapan PT. Torganda dan Koperasi Parsadaan
Simangambat Ujung Batu (PARSUB) dan Surat Menteri Lingkungan Hidup dan

ne
ng
Kehutanan No. S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015 tanggal 25 Juni 2015 perihal
Pemberitahuan Putusan MA No. 2642 K/Pid/2006 tentang Register 40 Padang

do
gu LAwas yang ditujukan kepada Ketua GAPKI adalah Peradilan Tata Usaha
Negara.
Bahwa surat-surat yang terbitkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

In
A
RI (ic. Tergugat I) disebabkan karena Penggugat secara melawan hukum
masih menguasai objek perkara dalam hal ini barang bukti yang disita berupa
ah

lik
perkebunan kelapa sawit yang di dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor :
2642 K/Pid/2006 diantaranya menyatakan bahwa Perkebunan Kelapa sawit di
am

ub
kawasan hutan Padang Lawas + 24.000 Ha yang dikuasai oleh Koperasi
OARSUB dan PT. Torus Ganda beserta Bangunan diatasnya dirampas untuk
Negara dalam hal ini Departement Kehutanan.
ep
k

Bahwa yang dilakukan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI


ah

(Tergugat II) adalah penerbitan surat maka tindakan tersebut tetap bersifat
R
hukum public bukan perdata sehingga Pengadilan Negeri Padangsidimpuan

si
tidak berwenang memenriksa dan mengadilinya .

ne
ng

Bahwa di samping itu ada tuntutan penggugat yang inberen antara posita dan
petitum, dimana dalam posita halaman 24 angka “2” dalam provisi berbunyi
“Menyatakan Penggugat berhak untuk meneruskan pengelolaan perkebunan

do
gu

kelapa sawit dan menjual/menerima hasil dari kebunkelapa sawit dimaksud


tanpa ada gangguan….dst”
In
A

Pada Petitum gugatan Penggugat halaman 26 pada Point 4 butir “b” yang
berbunyi ;
ah

“Pernyataan bahwa Penggugat berhak untuk meneruskan pengelolaan


lik

perkebunan kelapa sawit dan menjual/ menerima hasil dari kebun kelapa
sawit dimaksud tanpa ada gangguan….dst”
m

ub

Bahwa jelas dan nyata gugatan Penggugat tidak konsisten dan justru kabur, lagi
pula tuntutan provisi yang diajukan Penggugar sudah mengenai materi
ka

ep

pokok perkara yaitu Penggugat berhak untuk meneruskan pengelolaan


perkebunan kelapa sawit dan menjual / menerima hasil dari kebun kelapa sawit
ah

dimaksud tanpa ada gangguan….dst, disamping itu Pneggugat untuk serta


R

merta
es
M

Bahwa menurut hukum acara perdata makna dari putusan provisi adalah
ng

keputusan yang bersifat sementara yang berisikan tindakan sementara


on

menunggu putusan akhir mengenai pokok perkara di jatuhkan, namun oleh


gu

kerena tuntutan provinsi penggugat tidak memenuhi syarat-syarat


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
57 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sebagaimana ditentukan dalam pasal 191 ayat 1 Rbg/ 180 HIR Jis Surat

a
Edaran Mahkamah Agung RI No.3 Tahun 1975, Maka sngat berdasar dan

si
beralasan bagi yang mulia yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk
MENOLAK TUNTUTAN PROVISI PENGGUGAT ;

ne
ng
III. DALAM EKSEPSI

Bahwa Tergugat III secara tegas membantah dan menolak seluruh dalil gugatan

do
gu
penggugat, kecuali apa yang secara tagas dan nyata diakui Tergugat III sebagai
berikut :

In
A
1. Eksepsi tentang kompetensi Absolut
- Bahwa dilihat dari alasan-alasan dan dalil-dalil gugatan Penggugat sesuai
dengan dalil gugatan Penggigat dalam petitum pada halam 26 butir “c”
ah

lik
yang mengajukan permohonann kepada Majelis Hakim untuk menyatakan
Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehuatan RI No. S.174/Menlhk-
am

ub
II/2015 tanggal 21 April 2015 perihal Penghentian Pelayanan oleh
Gubernur Sumatera Utara dan Bupati Padang Lawas Selatan dan Bupati
ep
Tapanuli Selatan kepada Penggugat dan Surat Menteri Lingkungan Hidup
k

dan Kehutanan No. S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015 tanggal 25 Juni 2015


ah

yang ditujukan kepada Ketua GAPKI tidak sah dan tidak memiliki kekuatan
R

si
hukum mengikat (buiten effect).
- Bahwa yang berwenang untuk menyatakan tidak sah perbuatan pejabat

ne
ng

Tata Usaha Negara (TUN) dalam hal ini Surat Meneteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan RI No. S.174/Menlhk-II/2015 tanggal 21 April 2015 perihal

do
gu

Penghentian Pelayanan oleh Gubernur Sumatera Utara dan Bupati Padang


Lawas Selatan dan Bupati Tapanuli Selatan kepada Penggugat dan Surat
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. S.13/Menlhk-
In
A

Set.Jen/RHS/2015 tanggal 25 Juni 2015 adalah merupakan


kewenanagan Pengadilan Tata Usaha Negara ;
ah

lik

- Bahwa secara jelas dan nyata menurut ketentuan Pasal 53 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-
m

ub

Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang
berbunyi“
ka

“Seorang atau badan Hukum Perdata yang merasa kepentingannya


ep

dirugikan oleh suatu keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan


ah

gugatan tertulis kepada Pengadilan yang berwenang berisi tuntutan agar


R

keputusan Tata Usaha Negara yang di sengketakan dinyatakn batal atau


es

tidak sah dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau
M

ng

rehabilitas”
on

- Bahwa dengan demikian gugatan yang diajukan oleh Penggugat telah


salah alamat, hendaknya Penggugat mengajukan gugatan pada
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
58 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), sehingga cukup alasan menurut

a
hukum bagi Majelis Hakim yang memeriksa perkara perdata ini untuk

si
menyatakan Pengadilan Negeri Padangsidimpuan tidak berwenang
untuk memeriksa dan mengadili Gugatan Penggugat, akan tetapi

ne
ng
merupakan kewenangan dari Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)
dan menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet

do
gu onvantkelijke verklaard) .
2. Eksepsi tentang Kompetensi Relatif
- Bahwa alamat Tergugat III dan Tergugat II serta alamat Penggugat dalam

In
A
perkara ini adalah bertempat tinggal di Kota Medan, berdasarkan
Kompetensi Relatif yang merupakan kewenangan lingkungan peradilan
ah

lik
tertentu berdasarkan yurisdiksi wilayahnya, dalam hal ini Pengadilan
Negeri Padangsidimpuan tidak berwenang sama sekali untuk memeriksa,
am

ub
mengadili dan memutus perkara a quo, sedangkan dimaksud dalam
ketentuan pasal 118 HIR/PAsal 142 Rbg, yang berwenang mengadili suatu
perkara adalah Pengadilan Negeri (PN) yang wilayah hukumnya meliputi
ep
k

tempat tinggal Penggugat dan Tergugat III serta Tergugat II. Dimana
ah

kedudukan alamat Penggugat dan Tergugat III serta Tergugat II adalah


R
dalam wilayah Pemerintahan Kota Medan sehingga yang mempunyai

si
kewenangan dalam memeriksa, mengadili dan memutuskan perkara a quo

ne
ng

adalah Pengadilan Negeri Medan ;


- Bahwa oleh karena gugatan adalah perkara a quo ditujukan kepada Ketua
Pengadilan Negeri yang bukan di wilayah hukum dimana Tergigat

do
gu

bertempat tinggal, maka gugatan Penggugat dalam perkara aquo ini


ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (Niet
In
A

onvantkelijke verklaard) karena formalitas gugatan telah tidak sesuai


dengan Hukum Acara Perdata ;
ah

3. Eksepsi tentang Penggugat Tidak Memiliki Legal Standing


lik

- Bahwa berdasarkan Hukum Perdata yang berlaku di Indonesia di kenal


Subjek Hukum baik orang maupun Badan Hukum ;
m

ub

- Bahwa dalam Surat Gugatan Penggugat tertanggal 24 Nopember 2015


yang menjadi Penggugat adalah Koperasi Parsadaan Simangambat Ujung
ka

ep

Batu disingkat “PARSUB” yang subjek hukumnya adalah Badan Usaha,


seharusnya menurut Hukum Acara Perdata yang berlaku Penggugat
ah

sebagai Badan Hukum diperantarai atau diwakili oleh Pengurusannya;


R

- Bahwa oleh karena Penggugat selaku Badan Hukum di dalam memajukan


es
M

gugatan ini tidak diperantarai/diwakili oleh organ pengurus Koperasi


ng

PARSUB dengan demikian Penggugat jelas telah melanggar ketentuan


on

syarat formil suatu Gugatan dan oleh karena itu dimohonkan agar Majelis
gu

Hakim dalam Perkara Perdata ini menyatakan Gugatan Penggugat ditolak


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
59 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
atau sebaik-baiknya menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima

a
(Niet onvantkelijke verklaard).

si
4. Eksepsi Tentang Kurangnya Pihak (Plurium Litis Consortium)
- Bahwa Penggugat dalam dalil gugatannya pada :

ne
ng
Halaman 3 Point “3” mengaku secara nyata pernah melakukan
perjanjian kerjasama yang dituangkan dalam akta Notaris SETIAWATI,

do
gu SH No. 139 Tanggal 16 September 2003, yang isinya tentang perjanjian
kerjasama pengelolaan perkebunan kelapa sawit dengan PT. TORUS
GANDA sebagai pendamping dalam hal pembinaan tehnik dan modal

In
A
pendanaan ;
Halaman 18 Point “32” dimana Penggugat secara nyata sudah
ah

lik
mengetahui tentang penyerahan barang rampasan berupa :
Perkebunan kelapa sawit dikawasan Padang LAwas seluas +23.000 Ha
am

ub
yang dikuasai oleh KPKB Bukit Harapan dan PT. TOR GANDA
beserta bangunan yang ada diatasnya ;
Halaman 19 Point “34” Penggugat juga telah mengakui secara nyata
ep
k

bahwa perkebunan kelapa sawit yang dikelola Koperasi PARSUB dan


ah

PT. TORUS GANDA sebagai pendamping di areal Padang Lawas


R
berdasarkan hak tradisional yang tiring temurun yang seluruhnya

si
24.000 Ha dan sebagian dari lahan tersebut sudah bersertifikasi Hak

ne
ng

Milik ;
- Bahwa dalam perkara aquo Penggugat tidak menarik pihak-pihak lain
yaitu : Notaris SETIAWATI, SH, PT. TORUS GANDA dan KPKS Bukit

do
gu

Harapan yang sebenarnya memiliki hubungan hukum dengan tuntutan


Penggugat ;
In
A

- Bahwa oleh karena Gugatan Penggugat dalam perkara ini tidak


memenuhi syarat formil suatu Gugatan Perdata, dimana kurang
ah

pihak sebagaimana yang diatur dalam Hukum Acara Perdata, maka


lik

dimohonkan kepada Majelis Hakim dalam Perkara Perdata ini


menyatakan menolak Gugatan Penggugat atau setidak-tidaknya
m

ub

dinyatakan Gugatan Penggigat tidak dapat diterima (Niet


Onvantkelijke verklaard) .
ka

ep

5. Eksepsi Tentang Gugatan Kabur Dan Tidak Jelas (Obscuur Libel)


5.1. Gugatan Penggugat antara Posita dengan Petitum tidak saling
ah

mendukung
R

- Bahwa dalam Petitum Penggugat dalam Halaman 28 Point “17”


es
M

yang menyebutkan “Menghukum Para Tergigat untuk membayar


ng

biaya yang timbul dalam perkara ini”. Setelah diperhatikan di


on

dalam posita Gugatan Penggugat ternyata tidak dapat diuraukan


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
60 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Penggugat tentang biaya perkara harus dibebankan kepada Para

a
Tergugat ;

si
- Bahwa begitu juga dalam Petitum Penggugat halaman 27 Point “8”
yang menyatakan amar Putusan Pidana No. 481/Pid.B/2006/

ne
ng
PN.JKT. PST Jo. Putusan Nomor : 2642 K/Pid/2006 yang bunyinya
merampas barang bukti berupa perkebunan kelapa sawit dikawasan

do
gu hutan Padang LAwas Seluas + 23.000 Ha yang dikuasai oleh KPPS
Bukit Harapan dan PT. TORGANDA beserta bangunan yang ada di
atasnya dan perkebunan kelapa sawit dikawasan hutan padang

In
A
lawas seluas + 24.000 Ha yang dikuasai oleh Koperasi PARSUB
dan PT. TORGANDA beserta seluruh bangunan yang ada
ah

lik
diatasnya, dirampas unruk Negara adalah amar putusan yang
tidak sah dan batal demi hukum ;
am

ub
- Bahwa setelah diperhatikan didalam posita gugatan Penggugat
ternyata tidak ada diuaraikan sebagaimana dalam petitum Point
“8” tersebut, lagi pula petitum yang sangat aneh meminta sebagaian
ep
k

Amar Putusan dalam Perkara Pidana yang sudah berkeutan hukum


ah

tetap dan telah dilaksanakan eksekusinya untuk dinyatakan tidak


R
sah dan batal demi hukum dalam perkara perdata, bukanlah perkara

si
yang sudah berkekuatan hukum tetap dan dilaksanakan

ne
ng

eksekusinya sudah selesai atas perkara tersebut, atau jika


memohon putusan dibatalkan tentu harus ditujukan kepada
tingkatan Pengadilan diatas yang dimohonkan putusan dibatalkan ;

do
gu

- Bahwa begitu juga dengan adanya perubahan posita gugatan yang


dilakukan Penggugat, dimana sebelumnya Penggugat mengelola
In
A

kebun-kebun kelapa sawit yang seluruhnya seluas + 24.000 Ha


akan tetapi setelah ada perubahan (namun faktanya penambahan
ah

dalil baru) menjadi +U 18.000 Ha, Sehingga menjadi tidak sejalan


lik

atau inheren dengan Petitum Penggugat pada halaman 27 Point “9”


yang menyatakan “Perkebunan kelapa sawit di kawasan hutan
m

ub

padang lawas seluas + 24.000 Ha…dst”


- Bahwa dengan demikian jelas Petitum Penggugat sungguh
ka

ep

membingungkan dan sama sekali tidak di dukung oleh Posita


Gugatan, menyebabkan gugatan Penggugat menjadi kabur yang
ah

merupakan suatu alasan hukum untuk menyatakan gugatan


R

Penggugat tidak dapat diterima (niet onvantkelijke verklaard)


es
M

5.2. Posita Gugatan Tidak Jelas Data Judiris Dan Data Fisiknya. Karena
ng

Tidak Dicantumkan Secara Jelas Apa Dasar Hukum Dan Alas


on

Haknya, Siapa Pemiliknya, Barapa Luas, Ukurannya Serta Batasnya


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
61 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
- Bahwa di dalam dalil Posita dan dalil Petitum Gugatan Penggugat

a
tertanggal 24 Nopember 2015, Penggugat Mengaku mempunyai

si
areal di Padang Lawas yang seluruhnya + 24.000 Ha dan sebagian
dari lahan tersebut sudah ada yang terserttifikat Hak Milik.

ne
ng
- Bahwa akan tetapi untuk mendukung dalil gugatan Penggugat
tersebut, Penggugat tidak secara jelas menyebutkan siapa nama-

do
gu nama anggota Koperasi PARSUB yang sudah memiliki Sertifikat
Hak Milik dari sebagian lahan seluas + 24.000 Ha tersebut, berapa
luas dari masing-masing yang sudah bersertifikat Hak Milik dan

In
A
berbatasan dengan siapa, begitu juga dengan bagian lahan seluas +
24.000 Ha yang belum bersertifikat hak milik ;
ah

lik
- Bahwa penggugat dalam perubahan gugatan halaman 2 point “2”
menyatakan lahan yang ditanami kelapa sawit _ 18.000 Ha pada
am

ub
posisi koordinat Bujur Timur (BT) 100 000’ - 100o15’ dan Lintang
Utara (LU) 00045’ – 01015’ dengan batas-batas : sebelah utara :
dengan sungai garingging, sebelah selatan : dengan sungai
ep
k

Mahato, sebelah timur : Provinsi Riau, sebelah Barat : areal PT.


ah

Rapala, jika dilihat dari koordinat dengan Posisi Lintang Uatar (LU)
R
00045’ maka lokasi perkebunan disebelah selatan adalah berada

si
di Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau bukan Sungai Mahato

ne
ng

Kabupaten Padang Lawas Provinsi Sumatera Utara dan luasan


perkebunan PARSUB tentunya sudah sangat jauh lebih luas dari
yang disebutkan oleh Penggugat seluab + 18.000 Ha.

do
gu

- Bahwa sebagai ilustrasi perkenankanlah Tergugat III menurunkan


Yusrisprudensi tetap Mahkamah Agung RI, tertanggal 17 April
In
A

1979 No. 1149 K/Sip/1975, yang amar pertimbangan hukumnya


berbunyi sebagai berikut : “Karena dalam surat gugatan tidak
ah

disebutkan dengan jelas letak/ batas-batas tanah sengketa,


lik

gugatan tidak dapat diterima” .


5.3. Dasar Hukum Dalil Gugatan Tidak Ada
m

ub

Posita (Fundamentum petendi) bagi Penggugat tidak menjelaskan dasar


ka

hukum (rechtgrond) dan kejadian yang mendasari gugatan ata ada dasar
ep

hukum tetapi tidak menjelaskan kejadian atau sebaliknya (pada halaman


ah

12 Point “17”), bahwa Putusan PK PTUN No. 06.PK/TUN/2008 tanggal 5


R

Mei 2008 dan Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor :


es

434/PDT/PT.MDN/2012 tanggal 04 Juni 2012 adalah bukan putusan


M

ng

untuk Perkara Tata Usaha Negara (TUN) dan Perdata Koperasi PARSIP
on

dan lokasi (locus delicti) yang diperkarakan tentunya tidak sama dengan
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
62 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
lokasi yang diajukan dalam perkara A quo sehingga putusan tersebut

a
tidak menjadi serta merta berlaku bagi PARSUB.

si
Bahwa Penggugat dalam posita gugatannya menyatakan bahwa tanah
tersebut berasal dari tanah ulayat masyarakat adat dengan tidak

ne
ng
mencantumkan peraturan perundang-undangan sebagai dasar hukum
pengukuhan keberadaan masyarakat hukum adat, hal ini selaras dengan

do
gu Putusan Mahkamah Konstitusi No. 35/PUU-X/2013 tanggal 16 Mei 2015
tentang Pasal 67 Ayat (2) Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan yang menyatakan bahwa

In
A
“Pengukuhan keberadaan dan hapusnya mesyarakat hukum adat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan
ah

lik
Daerah”
Gugatan Penggugat yang tidak menjelaskan dasar apa dan dari siapa
am

ub
Penggugat memperoleh hak nya tersebut merupakan gugatan yang tidak
jelas dasar hukum dalil gugatannya maka gugatan Penggugat kabur dan
harus dinyatakan tidak dapat diterima (Niet Onvantkelijke verklaard)
ep
k

IV. DALAM POKOK PERKARA


ah

- Bahwa Tergugat III menyangkal dan menolak dengan tegas seluruh


R
dalil-dalil yang diajukan oleh Penggugat dalam gugatannya kecuali

si
sepanjang hal-hal yang diakui dengan tegas oleh Tergugat III didalam

ne
ng

jawaban ini ;
- Bahwa seluruh dalil-dalil dan alasan hukum yang diuraikan Tergugat III
dalam bahagian eksepsi diatas, secara mutatis-mutandis merupakan

do
gu

satu kesatuan dan menjadi dalil-dalil serta alasan-alasan hukum dalam


perkara ini sehingga tidak diulangi lagi ;
In
A

- Bahwa Tergugat III dengan tegas membantah dan menolak dalil-dalil


gugatan Penggugat dalam gugatannya pada halaman 22 Point “41”
ah

yang pada pokonya menyatakan Tergugat III melakukan perbuatan


lik

melawan hukum karena Tergugat III Ikut menandatangani Berita


Acara Penyerahan Barang Rampasan dan menerima penyerahan
m

ub

tanggal 26 Agustus 2009 ;


- Bahwa Tergugat III ikut menandatangani Berita Acara Penyerahan
ka

ep

Barang Rampasan dan menerima penyerahan tanggal 26 Agustus 2009


adalah untuk secara administrasi pelaksanaan proses eksekusi
ah

terhadap Putusan yang telah memperoleh kekuatan Hukum tetap atas


R

perkara Pidana No. 481/PID.B/2006/ PN.JKT.PST tanggal 28 Juni 2006


es
M

Jp. Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta No. 194/Pid/2006.PT.DKI,


ng

tanggal 11 Oktober 2006 Jo. Putusan Mahkamah Agung R.I No.


on

2642K/PID/2006, tanggal 12 Februari 2007 ;


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
63 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
- Bahwa oleh karena terhadap perkara pidana tersebut diatas telah

a
memperoleh kekuatan hukum tetap kemudian di tindak lanjuti oleh

si
Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (ic. Tergugat II) dengan
diterbitkan surat perintah pelaksanaan Putusan Pengadilan No: Print-

ne
ng
223/N.2/Fuh.1/08/2009, tanggal 25 Agustus 2009 yang selanjutnya
dilaksanakan dengan Pembuatan Berita Acraa Penyerahan Barang

do
gu Rampasan dan menerima penyerahan tanggal 26 Agustus 2009 dari
Tergugat II kepada Tergugat III ;
- Bahwa kedudukan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara

In
A
(ic. Tergugat III) adalah merupakan perpanjangan tangan dari
Gubernur Sumatera Utara selaku SKPD(Satuan Kerja Perangkat
ah

lik
Daerah) ;
- Bahwa jelas dan nyata perbuatan Tergugat III ikut menandatangani
am

ub
Barita Acara Penyerahan Barang Rampasan dan menerima
penyerahan yang dilakukan Tergugat II pada tanggal 26 Agustus 2009
adalah telah sesuai dengan prosedur hukum dan sama sekali tidak
ep
k

bertentangan dengan hukum ;


ah

- Bahwa oleh karena perbuatan Tergugat III tidak bertentangan dengan


R
hukum sehingga tuntutan dalam provisi Penggugat untuk

si
menghukum Tergugat III untuk tidak menghalang-halangi Penggugat

ne
ng

mengelola dan membudidayakan perkebunan kelapa sawit yang


dikelola Penggugat untuk membayar ganti rugi baik materil maupun
inmateril serta membayar uang paksa secara tenggang rentang tidak

do
gu

berdasar dan tidak beralasan sama sekali ;


- Berdasarkan dalil-dalil yang dikemukakan oleh Tergugat III tersebut di
In
A

atas kiranya Majelis Hakim yang memeriksadan mengadili perkara A


quo berkenan member putusan untuk menolak seluruh gugatan
ah

Penggugat, dengan amar putusan sebagai berikut :


lik

DALAM PROVISI
m

ub

- Menolak gugatan provisi Penggugat untuk seluruhnya ;

DALAM EKSEPSI
ka

ep

- Menerima Eksepsi Tergugat III untuk seluruhnya ;


- Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet Invantkelijke
ah

Verlaard) ;
R

es

DALAM POKOK PERKARA


M

ng

- Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;


on

- Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam


perkara ini ;
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
64 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Menimbang, bahwa terhadap surat gugatan Penggugat tersebut, Turut

a
Tergugat melalui Kuasanya telah mengajukan jawabannya yang Majelis Hakim

si
terima pada sidang tanggal 24 Februari 2016, yang pada pokoknya adalah sebagai
berikut :

ne
ng
I. Dalam Eksepsi :
Bahwa dalam dalil gugatan Para Penggugat tidak ada hubungan hukum yang

do
gu
jelas antara Kantor Pertanahan Kabupaten Tapanuli Selatan dengan Perkara
aquo ;
Para Penggugat menyertakan Turut Tergugat IV dalam Perkara aquo hanya

In
A
berdasarkan asumsi Para Penggugat tanpa bisa mendalilkan hubungan
hukum antara Turut Tergugat IV dengan Perkara aquo ;
ah

lik
Bahwa oleh karena Para Penggugat tidak dapat mendalilkan hubungan yang
jelas antara Turut Tergugat IV dengan perkara aquo maka gugatan Para
am

ub
Penggugat haruslah ditolak ;
II. Dalam Pokok Perkara :
Bahwa karena tidak ada hubungan hukum antara Turut Tergugat IV dengan
ep
k

Perkara aquo maka oleh karenanya pula menurut hukum gugatan Para
ah

Penggugat haruslah ditolak ;


R
Dari alasan-alasan tersebut diatas Turut Tergugat IV dalam menjalankan tugas

si
pokok dan fungsinya sebagai pejabat publik dengan benar, maka cukup

ne
ng

alasan bagi Majelis Hakim Yang Mulia yang memeriksa dan mengadili Perkara
aquo untuk menolak gugatan Para Penggugat atau memberi putusan yang
seadil-adilnya (et aquo et bono) serta berkenan untuk memberi putusan yang

do
gu

amarnya berbunyi :
I. Dalam Eksepsi :
In
A

1. Menerima eksepsi Turut


Tergugat IV untuk seluruhnya ;
ah

2. Menyatakan gugatan
lik

Para Penggugat tidak dapat diterima ;


II. Dalam Pokok Perkara :
m

ub

1. Menolak gugatan Para


Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan
ka

ep

gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima ;


2. Menghukum Para
ah

Penggugat untuk membayar segala biaya yang timbul dalam perkara ini ;
R

Menimbang, bahwa atas jawaban Para Tergugat dan Turut Tergugat


es
M

tersebut, Penggugat melalui Kuasa Hukumnya mengajukan Replik tanggal 16 Maret


ng

2016 serta Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III melalui Kuasanya mengajukan
on

Duplik tertanggal 30 Maret 2016, sedangkan Turut Tergugat atau yang meawakili
gu

tidak hadir dipersidangan padahal Turut Tergugat tahu acara sidang pada tanggal
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
65 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
30 Maret 2016 adalah duplik dari Turut Tergugat, oleh karenanya Majelis Hakim

a
menganggap tidak mengajukan duplik atau secara tidak langsung Turut Tergugat

si
meninggalkan hak-haknya untuk menjawab dalil Replik dari Penggugat, yang
selengkapnya semuanya sebagaimana terlampir dalam berita acara sidang ;

ne
ng
Menimbang, bahwa untuk memperkuat dalil permohonannya, Penggugat telah
mengajukan alat bukti surat berupa foto copy yang bermaterai cukup, bertanda P-1

do
s /d
gu
P-16, P-17.1 s /d P-17.9, P-18 s /d P-19, P-20.a s /d
23.b, P-24 s /d P-29, P-30.a s /d P-30.c, P-31 s /d
P-20.c, P-21, P-23.a
P-53, yaitu sebagai berikut :
s /d P-

1. Photo copy Akte Perubahan Anggaran Dasar Koperasi Parsadaan Simangambat

In
A
Ujung Batu (PARSUB) Nomor : 16 tanggal 07 Sepetember 2013, telah diberi
meterai cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-1 ;
ah

lik
2. Photo copy Surat Keterangan dari Kepala Desa Aek Raru, telah diberi meterai
cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-2 ;
am

ub
3. Photo copy Surat Keterangan dari Kepala Desa Mandasip, telah diberi meterai
cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-3 ;
4. Photo copy Surat Keterangan dari Kepala Desa Paranpadang, telah diberi
ep
k

meterai cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-4 ;
ah

5. Photo copy Surat Keterangan dari Kepala Desa Langkimat, telah diberi meterai
R
cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-5 ;

si
6. Photo copy Surat Keterangan dari Kepala Desa Janji Matogu, telah diberi

ne
ng

meterai cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-6 ;
7. Photo copy Surat Keterangan dari Camat Simangambat No.591.1/35/2016
tanggal 30 Januari 2016, telah diberi meterai cukup dan telah disesuaikan

do
gu

dengan aslinya, diberi tanda bukti P-7 ;


8. Photo copy SP3 dari Polda Sumut No.Pol : SP.Sididk/09.A/II/2005/Dit Reskrim
In
A

Polda Sumut tanggal 09.A/II/2005/Dit Reskrim Polda Sumut tanggal 3 Februari


2005, copy dari copy dan telah diberi meterai cukup, diberi tanda bukti P-8.a ;
ah

9. Photo copy Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan No.S.tap/14.B/II/2005Dit


lik

Reskrim Polda Sumut tanggal 23 Februari 2005, copy dari copy dan telah diberi
meterai cukup, diberi tanda bukti P-8.b ;
m

ub

10. Photo copy Surat pemberitahuan Penghentian PetSP3 dari Polda Sumut
No.Pol : K/14a/II/2005/Dit Reskrim Polda Sumut tanggal 23 Februari, fotocopy dari
ka

ep

foto copy dan telah diberi meterai cukup, diberi tanda bukti P-8.c ;
11. Photo copy Putusan PN : 481/2006/PN.JKT.PST tanggal 28 Juni 2006, copy
ah

dari copy dan telah diberi meterai cukup, diberi tanda bukti P-9 ;
R

12. Photo copy Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 923/Kpts/Um/12/1982


es
M

Tentang Penunjukkan Areal Hutan di Wilayah Propinsi Sumatera Utara


ng

sebagai Kawasan Hutan, copy dari copy dan telah diberi meterai cukup, diberi
on

tanda bukti P-10 ;


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
66 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
13. Photo copy Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 434/PDT/

a
2006/PN.JKT.PST tanggal 28 Juni 2006, copy dari copy dan telah diberi

si
meterai cukup, diberi tanda bukti P-11 ;
14. Photo copy P Putusan MA RI PK No. 66PK/Pdt-2014 Yang menolak Peninjauan

ne
ng
Kembali (PK) Tergugat I, berdasarkan PK terhadap Putusan No.
434/PDT/PT.MDN/ 2012 Tanggal 4 Juni 2012, copy dari copy dan telah diberi

do
gu
meterai cukup, diberi
15. Photo copy
tanda bukti P-12 ;
Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No. 194/Pid/2006/PT.DKI
tanggal 11 Oktober 2006, copy dari copy dan telah diberi meterai cukup, diberi

In
A
tanda bukti P-13 ;
16. Photo copy Putusan Kasasi No. 2642K/Pid/2006 tanggal 12 Februari 2007, copy
ah

lik
dari copy dan telah diberi meterai cukup, diberi tanda bukti P-14 ;
17. Photo copy Putusan Mahkamah Konstitusi No. 45/PUU-IX/2011 Tanggal 9
am

ub
Februari 2012 tentang sahnya kawasan hutan harus melalui 4 Tahapan :
Penunjukan, Penataan Batas, copy dari copy dan telah diberi meterai cukup,
diberi tanda bukti P-15 ;
ep
k

18. Photo copy Putusan MK No.35/PUU-X/2012, 16 Mei 2013 tentang diakuinya


ah

hutan adat masyarakat adat, Pemetaan dan Pengukuhan, copy dari copy dan
R
telah diberi meterai cukup, diberi tanda bukti P-16 ;

si
19. Photo copy Hak Milik No. 1208 atas nama POLAON GLR. BGD. DIAKSA

ne
ng

HASIBUAN di Desa Aek Raru Kecamatan Simangambat Kabupaten Padang


Lawas dengan Surat Ukur No.04/Aek Raru/2007, telah diberi meterai cukup
dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-17.1 ;

do
gu

20. Photo copy Hak Milik No. 19 atas nama ROMADON NASUTION di Desa Janji
Matogu Kecamatan Simangambat Kabupaten Padang Lawas Utara dengan Surat
In
A

Ukur No. 19/Janji Matogu/2014, telah diberi meterai cukup dan telah
disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-17.2 ;
ah

21. Photo copy Hak Milik No. 18 atas nama GAHARA HARAHAP di Desa Janji
lik

Matogu Kecamatan Simangambat Kabupaten Padang Lawas Utara dengan Surat


Ukur No. 18/Janji Matogu/2014, telah diberi meterai cukup dan telah
m

ub

disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-17.3 ;


22. Photo copy Hak Milik No. 02 atas nama AMINUDDIN SIREGAR di Desa Janji
ka

ep

Matogu Kecamatan Simangambat Kabupaten Padang Lawas Utara dengan Surat


Ukur No. 2/Janji Matogu/2014, telah diberi meterai cukup dan telah
ah

disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-17.4 ;


R

23. Photo copy Hak Milik No. 1799 atas nama IWAN MULIA HARAHAP di Desa
es
M

Langkimat Kecamatan Simangambat Kabupaten Padang Lawas Utara dengan


ng

Surat Ukur No 61/Langkimat/2014, telah diberi meterai cukup dan telah


on

disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-17.5 ;


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
67 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
24. Photo copy Hak Milik No. 1828 atas nama BASARUDDIN HARAHAP di Desa

a
Langkimat Kecamatan Simangambat Kabupaten Padang Lawas Utara dengan

si
Surat Ukur No 90/Langkimat/2014, telah diberi meterai cukup dan telah
disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-17.6 ;

ne
ng
25. Photo copy Hak Milik No. 1820 atas nama MAS INTAN SIREGAR di Desa
Langkimat Kecamatan Simangambat Kabupaten Padang Lawas Utara dengan

do
gu
Surat Ukur No 66/Langkimat/2014, telah
disesuaikan dengan aslinya, diberi
diberi
tanda bukti P-17.7 ;
meterai cukup dan telah

26. Photo copy Hak Milik No. 1804 atas nama ALI NURDIN HARAHAP di Desa

In
A
Langkimat Kecamatan Simangambat Kabupaten Padang Lawas Utara dengan
Surat Ukur No 66/Langkimat/2014, telah diberi meterai cukup dan telah
ah

lik
disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-17.8 ;
27. Photo copy Hak Milik No. 1805 atas nama MISRAN HALIM HARAHAP di Desa
am

ub
Langkimat Kecamatan Simangambat Kabupaten Padang Lawas Utara dengan
Surat Ukur No 67/Langkimat/2014, telah diberi meterai cukup dan telah
disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-17.9 ;
ep
k

28. Photo copy Putusan MK No. 34/PUU-XII/2011 intinya tentang Penguasaan


ah

Hutan oleh Negara tetap wajib melindungi, menghormati dan memenuhi hak hak
R
masyarakat hukum adat, sepanjang kenyataannya masih ada dan di akui

si
keberadaannya, baik masyarakat yang diberikan berdasarkan ketentuan

ne
ng

peraturan perundang-undangan, serta tidak bertentangan dengan kepentingan


nasional, telah diberi meterai cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya,
diberi tanda bukti P-18 ;

do
gu

29. Photo copy Putusan MK No. 55/PUU –VIII/2010 tanggal 19 September 2011,
telah diberi meterai cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberi
In
A

tanda bukti P-19 ;


30. Photo copy Amplop dan Surat R.Rene Janssen, employee of the National Arcief
ah

In Den No. 50 Tanggal 24 Juni 1924, telah diberi meterai cukup dan telah
lik

disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-20.a ;


31. Photo copy Scan Asli GB 50 Tanggal 25 Juni 1924 dari Arsip Nasional Belanda
m

ub

sebagaimana dijelaskan dalam Surat R.Rene Janssen pegawai Arsip Nasipnal


Belanda, copy dari copy dan telah diberi meterai cukup, diberi tanda bukti
ka

ep

P-20.b ;
32. Photo copy Surat Terjemahan GB No. 50 Tanggal 25 Juni 1924 ke dalam
ah

bahasa Indonesia oleh Theresia Slamet Penerjemah resmi dan bersumpah, telah
R

diberi meterai cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda
es
M

bukti P-20.c ;
ng

33. Photo copy Putusan MA No 47 P/HUM/2011 tanggal 2 Mei 2012 yang intinya
on

membatalkan SK Menteri Kehutanan No. 44/Menhut-II/2005 tentang penunjukan


gu

Kawasan Hutan Di Wilayah Provinsi Sumatera Utara + 3.742.120 Ha, telah diberi
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
68 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
meterai cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti

a
P-21 ;

si
34. Photo copy Kliping Berita Tempo Online Tanggal 3 November 2015 Pukul 12:11
Wib “Ekslusif Gatot Soal Rio, Nasdem & Surya Paloh : Saya Suka Semua !https: //

ne
ng
m.tempo.co/read/news/2015/11/03/063715398/eksklusif-gatot-soal-rio-nasdem-
surya-paloh-saya-buka-semua, tidak ada asli dan telah diberi meterai cukup,

do
gu
diberi
35. Photo
tanda bukti P-22 ;
copy Peta Rupa Bumi Indonesia, 1 : 250.000, Lembar 07 17
Padangsidimpuan Diterbitrkan oleh Bakosurtanal RI, Edisi I, Tahun 1986, telah

In
A
diberi meterai cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda
bukti P-23.a ;
ah

lik
36. Photo copy Bukti Pembayaran dari Badan Informasi Geospasial (dahulu
Bakorsultanal RI) No. A5952/423116/P/D/XI/2015 tanggal 22 September 2015
am

ub
dengan perinciannya dan 1 (satu) lembar tanda terima Peta No. 169/XI/2015
tanggal 22 September 2015 Badan Informasi Geospasial, telah diberi meterai
cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-23.b ;
ep
k

37. Photo copy Peta Sumatera, Sheet 21–Padangsidimpuan Diterbitkan oleh


Pemerintah Hindia Belanda,Edisi Kedua – 1944 dicetak ulang oleh Arsip Nasional
ah

R
Republik Indonesia (ANRI) 22 Oktober 2015, telah diberi meterai cukup dan

si
telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-24 ;

ne
ng

38. Photo copy Peta Sumatera, Sheet 22 – Kota Tengah, 1 ; 250.000 Diterbitkan oleh
Pemerintah Hindia Belanda,Edisi Kedua – 1944 dicetak ulang oleh Arsip Nasional
Republik Indonesia (ANRI) 22 Oktober 2015, telah diberi meterai cukup dan

do
gu

telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-25 ;


39. Photo copy Peta Sumatera, Sheet 28 – Natal, 1 ; 250.000 Diterbitkan oleh
In
A

Pemerintah Hindia Belanda,Edisi Kedua – 1944 dicetak ulang oleh Arsip Nasional
Republik Indonesia (ANRI) 22 Oktober 2015, telah diberi meterai cukup dan
ah

telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-26 ;


lik

40. Photo copy Bukti Bayar Biaya Cetak Ulang dari Arsip Nasional Republik
Indonesia (ANRI) No. 0001721 untuk pembayaran Repro cetak peta berwarna,
m

ub

P-24, P-25, P26, telah diberi meterai cukup dan telah disesuaikan dengan
aslinya, diberi tanda bukti P-27 ;
ka

ep

41. Photo copy Peta Situasi Posisi Koordinat 5 (lima) Desa Yang didakwakan dan
posisi koordinat areal perkebunan kelapa sawit Koperasi Parsub yang disita JPU
ah

sesuai Berita Acara Penyitaan Tentanggal 22 November 2005 dan penetapan PN


R

Padangsidimpuan No. 548.Pen.Pid/2005/ PN.Psp tentanggal 27 Oktober 2005,


es
M

copy dari copy dan telah diberi meterai cukup, diberi tanda bukti P-28 ;
ng

42. Photo copy Peta situasi sebaran rencana komplek Hutan Padang Lawas
on

menurut Government Besluit No. 50 Tahun 1924 dan rwncana kawasan hutan
gu

produksi Register 40 berdasarkan SK, Menteri Pertanian No.923/Kpts/Um/12/


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
69 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
1982, copy dari copy dan telah diberi meterai cukup dan disesuaikan

a
dengan aslinya, diberi tanda bukti P-29 ;

si
43. Photo copy Himpunan Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia
disusun menurut Sitem ENGELBRECHT, telah diberi meterai cukup dan telah

ne
ng
disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-30.a ;
44. Photo copy De Wetboeken Wetten en Verordeningen, Benevens De Grondwet

do
gu
van De Republiek Indonesia (Pencantuman
Peraturan, Ordonansi-Ordonansi, dll dari zaman Hindia-Belanda yang masih
Undang-Undang, Peraturan-

berlaku di Indonesia sampai sekarang), telah diberi meterai cukup dan

In
A
disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-30.b ;
45. Photo copy STAATSBLAD Van Nederlandsch – Indie Over her jaar 1924 yang
ah

lik
menyatakan bahwa GB 50 tertanggal 24 Juni Tahun 1924 tidak terdapat dalam
staatsblad tersebut, copy dari copy dan telah diberi meterai cukup, diberi
am

ub
tanda bukti P-30.c ;
46. Photo copy Berita Acara penyerahan Barang Rampasan oreh Kejaksaan Tinggi
Sumut pada Rabu 26 Agustus 2009 kepada Ir. J.B. Siringo-ringo Kepala Dinas
ep
k

Kehutanan Provinsi Sumatera Utara atas Putusan Mahkamah Agung RI No..2642


ah

K/PID/2006 tanggal 12 Februari 2007, copy dari copy dan telah diberi meterai
R
cukup, diberi tanda bukti P-31 ;

si
47. Photo copy Laporan hasil Audit Tim Interdep (Dephut. Depdagri, BpN

ne
ng

Pusat, Pemda Tapsei pada Mei 2005 yang intinya menyatakan bahwa Kawasan
Hutan Padang Lawas hampir seluruhnya telah menjadi kebun kelapa sawit
dikelola oleh 43 elemen terdiri dari PT, Yayasan, PTPN, Masyarakat, BUMN,

do
gu

BUMD dan PMA , copy dari copy dan telah diberi meterai cukup, diberi
tanda bukti P-32 ;
In
A

48. Photo copy Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor : S13
Menlhk-setjen/RHS/2015 tertanggal 25 Juni 2015 perihal Pemberitahuan Putusan
ah

MA No. 2642K/Pid/2006 Tentang Register 40 Padang Lawas Kepada Ketua


lik

Ummum GAPKI, foto copy dari foto copy dan telah diberi meterai cukup,
diberi tanda bukti P-33 ;
m

ub

49. Photo copy Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor : S174
Menlhk-setjen/RHS/2015 tertanggal 25 April 2015 perihal penghentian Pelayanan
ka

ep

Kepada Gubernur Sumatera Utara, Bupati Padang Lawas Selatan, Bupati Padang
Lawas Utara, Bupati Tapanuli Selatan, fotocopy dari foto copy dan telah diberi
ah

meterai cukup, diberi tanda bukti P-34 ;


R

50. Photo copy Pernyataan DPR Provinsi Sumatera Utara tentang diskriminasi
es
M

Hukum dan Register 40 diberhentikan (print out webside Mahkamah Konstitusi


ng

senin 09 Mei 2016 http///www.mahkamahkonstitusi.go.id/indexphp/page+


on

web.Berita&id= 1104S#VzBbygKyOko), fotocopy dari fotocopy dan telah diberi


gu

meterai cukup , diberi tanda bukti P-35 ;


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
70 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
51. Photo copy Surat Dirjen Penegakan Hukum Kementrian Lingkungan Hidup dan

a
Kehutanan Rasio Ridho Sani, Nomor :S.811/MenLHK-PHLHK/set/2015 tanggal 28

si
Desember 2015 perihal Penyerahan Aset Perkebunan Kelapa Sawit di Kawasan
Hutan Register 40 ditujukan kepada Pimpinan PT. Torganda/KPKS Bukit Harapan

ne
ng
dan Pimpinan PT. Torus Ganda/Koperasi Parsub, fotocopy dari fotocoy dan telah
diberi meterai cukup, diberi tanda bukti P-36 ;

do
gu
52. Photo copy Surat Kuasa Hukum Penggugat yang ditujukan kepada Direktur
Jenderal Penanganan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(LHK) tanggal 7 Januari 2016 perihal mohon penjelasan Surat Dirjen Penegakan

In
A
Hukum No S 81 1/MenLHK-PHLHK), dan tembusannya ditujukan kepada Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (Nomor 4 dalam urutan
ah

lik
tembusan), fotocopy dari fotocopy dan telah diberi meterai cukup, diberi
tanda bukti P-37 ;
am

ub
53. Photo copy Surat Jaksa Agung Hendarman Supanji Nomor BO72A/A/Gp.1/09/
2010 tanggal 21 September 2010 kepada Menteri Kehutanan RI, intinya bahwa
pada kenyataannya data fisik/patok batas kawasan hutan tidak dapat ditemukan
ep
k

lagi dan saran dianjurkannya agar masalah-masalah kehutanan ditempuh cara


ah

win-win solution berupa penyelesaian secara out of court sattlement (Point 3


R
Halaman 2 dan Point 6 Halaman 4), fotocopy dari fotocopy dan telah diberi

si
meterai cukup, diberi tanda bukti P-38 ;

ne
ng

54. Photo copy dari Website (laman) resmi Pemerintah Daerah Kabupaten
Tapanuli Selatan dari Periode jabatan tahun 1950 sampai dengan periode
jabatan saat ini, menyebutkan bahwa Bupati Tapanuli Selatan pada periode

do
gu

jabatan tahun 1974 s/d 1979 adalah Baginda Syarif Hasibuan (Urutan 10), telah
diberi meterai cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda
In
A

bukti P-39 ;
55. Photo copy Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor : 430/Kpts/Org/7/1978
ah

tentang Susuan Organisasi dan tata kerja Balai Planologi Kehutanan,


lik

menyebutkan bahwa Balai Planologi Kehutanan terbentuk sejak 10 Juli 1978


(Print out dari Biro Informasi Publik Departemen Pertanian Jakarta), telah diberi
m

ub

meterai cukup dan disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-40 ;
56. Photo copy Peraturan Pemerintah RI No 44 Tahun 2004 Tentang Perencanaan
ka

ep

Kehutanan Pada intinya adalah tentang Tata Cara Pengukuhan Kawasan Hutan
harus dilakukan melalui 4 (empat) tahapan proses (pada halaman 6, Bagian
ah

Ketiga Pengukuhan Hutan) dan juga berdasarkan UU No 41 Tahun 1999 tentang


R

Kehutanan sebagaimana ditegaskan hukum dalam hal ini Putusan Mahkamah


es
M

Konstitusi No. 45/PUU/IX/2011, fotocopy dari fotocopy dan telah diberi meterai
ng

cukup, diberi tanda bukti P-41 ;


on

57. Photo copy Surat Keputusan Menteri Pertanian No : 579/Kpts/Um/9/1978


gu

tertanggal 18 September 1978 tentang Pembentukan dan Tata Kerja Panitia Tata
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 70
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
71 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Batas Hutan yang terdiri dari 12 Pasal dalam 4 lembar (halaman) yang distempel

a
resmi biro Hukum Kementerian Pertanian tertanggal 16 Juni 2016 dan di paraf

si
oleh Staff Biro Hukum dimaksud. Salinan Surat Keputusan ini disampaikan
kepada, fotocopy dari fotocopy dan telah diberi meterai cukup, diberi tanda

ne
ng
bukti P-42 ;
58. Photo copy dari print out asli dari Website Kementerian Lingkungan Hidun dan

do
gu
Kehutanan (www.menlhk.go.id) berupa Surat Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor : 400/Kpts-II/1990 Tanggal 6 Agustus 1990 Tentang Pembentukan Panitia
Tata Batas, fotocopy dari fotocopy dan telah diberi meterai cukup, diberi

In
A
tanda bukti P-43 ;
59. Photo copy Peta Lokasi Sebaran 13 Desa Menurut Gouvernement Besluit No. 50
ah

lik
Tanggal 25 Juni 1924 Provinsi yang menggambarkan lokasi yang disita JPU
dalam perkara Pidana berbeda dengan lokasi kegiatan Perkebunan yang
am

ub
dilakukan Penggugat, fotocopy dari fotocopy dan telah diberi meterai cukup,
diberi tanda bukti P-44 ;
60. Photo copy Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 32?kpts-II/2001 Tanggal 21
ep
k

Februari 2001 tentang kriteria dan Standar Pengukuhan Kawasan Hutan. asli dari
ah

internet, diberi tanda bukti P-45 ;


R
61. Photo copy Surat Keputusan Menteri Pertanian No.923/Kpts/Um/12/1982 tentang

si
Penunjukan areal hutan di Daerah Provinsi Dati I Sumatera Utara sbagai

ne
ng

Kawasan Hutan, tanpa menyebut Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK)


berbeda dengan apa yang disebut dalam dakwaan. SK. No. 923/Kpts/Um/12/1982
ini pada Peta sebagai lampiran yang menjadi satu kesatuan dengan Sknya. Di

do
gu

dalam Peta disebutkan dalam dakwaan luasnya adalah 178.000 Ha. SK.
No.923/Kpts/Um/12/1982yang kami lampirkan ini adalah copy resmi dari
In
A

Kementerian Pertanian yang distempel resmi oleh Sekretarian Jenderal


tentanggal 18 Juli 2016 Bukti ini adalah sebagai melengkapi Bukti P-10 dengan
ah

lampiran Peta , fotocopy dari fotocopy dan telah diberi meterai cukup, diberi
lik

tanda bukti P-46 ;


62. Photo copy Peta sebagai Lampiran P-10 dan P-46 sebagaimana disebutkan
m

ub

pada halam du SK No. 923/Kpts/Um/12/1982 pada bagian menetapkan, pertama.


Peta ini berstempel resmi Sekretarian Jenderal Kementerian Pertanian tanggal
ka

ep

18 Juli 2016. Peta ini mereangkan bahwa luas Register 40 hanya 75.622 Ha.
Sedangkan dalam dakwaan sangat berbeda. Register 40 Luasnya disebutkan
ah

178.000 Ha, salinan dari kementerian Pertanian dan telah diberi meterai
R

cukup, diberi tanda bukti P-47 ;


es
M

63. Photo copy Undang-Undang No. 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan-


ng

Ketentuan Pokok Kehutanan, disahkan dan diundangkan tanggal 24


on

Mei 1967 (sumber: www.bphn.go.id). Undang-Undang ini mengatur


gu

tatacara dan mekanisme pengukuhan/penetapan Kawasan Hutan


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 71
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
72 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sebagaimana yang dimaksud dalam Putusan Mahkamah Konstitusi

a
No. 45/PUU-IX/2011 tanggal 9 Februari 2012 tentang untuk sahnya kawasan

si
hutan melalui empat tahapan : Penunjukan, Penataan Batas, Pemetaan dan
Pengukuhan (bukti P-15), fotocopy dari fotocopy dan telah diberi meterai

ne
ng
cukup, diberi tanda bukti P-48 ;
64. Photo copy Keterangan Ahli oleh Maruarar Siahaan pada sidang tanggal 15 Juli

do
gu
2016 di Pengadilan Negeri Padangsidimpuan tantang Hak tradisional Masyarakat
Hukum Adat Dalam Perkara No. 37/Pdt.G/2015/PN.PSp dan Perkara No.
46/Pdt.G/2015/PN.PSp, fotocopy dari fotocopy dan telah diberi meterai cukup,

In
A
diberi tanda bukti P-49 ;
65. Photo copy Tambahan Keterangan saksi Ahli oleh Maruarar Siahaan berkenaan
ah

lik
dengan pertanyaan Tergugat-Tergugat dalam sidang tanggal 15 Juli 2016 di
Pengadilan Negeri Padangsidimpuan, telah diberi meterai cukup dan telah
am

ub
disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-50 ;
66. Photo copy Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Utara Nomor 7 Tahun 2003
Tentang Rencanan Tata Ruang Wilayah Propinsi Sumatera Uatra, foto copy
ep
k

dari foto copy dan telah diberi materai cukup, diberi tanda bukti P-51 ;
ah

67. Photo copy Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli


R
Selatan Nomor 14 Tahun 1998 Tentang Rencana Umum Tata Ruang

si
Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli Selatan Tahun 1998-

ne
ng

2007, foto copy dari foto copy dan telah diberi materai cukup, diberi tanda
bukti P-52 ;
68. Photo copy Surat Keterangan Kerja No.022/SKB /IX/2015 tentang Direktur

do
gu

PT.Usaha Untung Lestari sebagai Direktur menerangkan Leonardo Sirait bekerja


di Perusahaan PT. Usaha Untung Lestari, foto copy dari foto copy dan telah
In
A

diberi materai cukup, diberi tanda bukti P-53 ;


Menimbang, bahwa untuk memperkuat dalil bantahan dalil gugatan
ah

Penggugat, Tergugat I, telah mengajukan bukti surat, bertanda T-I.1 s /d T-I.15,


lik

T-I.16.a s /d T-16.e dan T-I.17, yaitu sebagai berikut :


1. Photo copy Gouvernment Besluit (GB) Nomor : 50/1924 tanggal 25 Juni 1924
m

ub

salah satu bukti dalam perkara Terdakwa DL. Sotorus, copy dari copy dan telah
diberi meterai cukup, diberi tanda bukti T-I.1 ;
ka

ep

2. copy Berita Acara dari hutan yang dijadikan hutan tetap bernama Kawasan
Hutan Padang Lawas dengan Register No.40 yang ditunjuk berdasarkan Surat
ah

Keputusan dari Gubernur Sumatera Utara tanggal 1972 No.704/I/GBU dan SK


R

Bupati Kepala Des a TK.II Tapanuli Selatan No.967/77, penunjukkan


es
M

berdasarkan G.B 25 Juni 1924 tanggal 6 Juni 1978, telah diberi meterai cukup
ng

dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti T-I.2 ;


on

3. Photo copy Berita Acara dari hutan yang dijadikan hutan tetap bernama
gu

Kawasan Hutan Padang Lawas dengan Register No.40 yang ditunjuk berdasar-
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 72
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
73 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kan Surat Keputusan dari Gubernur Sumatera Utara tanggal 1972 No.704/I/GBU

a
dan SK Bupati Kepala Desa TK.II Tapanuli Selatan No.967/77, penunjukkan

si
berdasarkan G.B 25 Juni 1924, tanggal 17 Nopember 1978, telah diberi meterai
cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti T-I.3 ;

ne
ng
4. Photo copy Berita Acara dari hutan tentang Hutan yang akan dijadikan hutan
tetap bernama Kawasan Hutan PadangLawas dengan register No.40, ditunjuk

do
gu
berdasarkan surat Kuasa tanggal 1980 Nopember 1980, telah diberi meterai
cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti T-I.4 ;
5. Photo copy Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 923/Kpts/Um/12/1982

In
A
tanggal 27 Desember 1982, copy dari copy dan telah diberi meterai cukup,
diberi tanda bukti T-I.5 ;
ah

lik
6. Photo copy Peraturan Daerah Propinsi Sumut Nomor 7 Tahun 2003
Tentang Rencana, copy dari copy dan telah diberi meterai cukup, diberitanda
am

ub
bukti T-I.6 ;
7. Photo copy Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.44/Menhut-/2005,
telah diberi meterai cukup dan telah disesuaikan denga aslinya, diberitanda
ep
k

bukti T-I.7 ;
ah

8. Photo copy Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.579/Menhut-/ 2014


R
Tentang Kawasan Hutan Propinsi Sumatera Utara, telah diberi meterai cukup

si
dan telah disesuaikan denga aslinya , diberitanda bukti T-I.8 ;

ne
ng

9. Photo copy nomor Putusan 2642 K/Pid/2006, copy dari copy dan telah diberi
meterai cukup, diberitanda bukti T-I.9 ;
10. Photo copy Surat Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia

do
gu

Nomor : S.174/Men.lhk-II/2015, telah diberi meterai cukup dan telah disesuaikan


denga aslinya , diberitanda bukti T-I.10 ;
In
A

11. Photo copy Surat Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor : S.174/Men.lhk-II/2015 Tentang Pemberitahuan Putusan MA No.2642
ah

K/Pid/2006 Tentang Register. 40 PadangLawas, Photo copy Surat Menteri


lik

Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor : S.174/Men.lhk-


II/2015, telah diberi meterai cukup dan telah disesuaikan denga aslinya ,
m

ub

diberitanda bukti T-I.11 ;


12. Photo copy Peta Kawasan Hutan Propinsi Sumatera Utara No. SK 579/
ka

ep

Menhut-II/2014 tanggal 24 Juni 201, telah diberi meterai cukup dan telah
disesuaikan denga aslinya, diberitanda bukti T-I.12 ;
ah

13. Photo copy Berita Acara Penyerahan tanah tahun 1981 luas 8.000 Ha dan
R

12.000 Ha, copy dari copy dan telah diberi meterai cukup, diberitanda bukti
es
M

T-I.13 ;
ng

14. Photo copy Peta Kawasan Hutan Padan Lawas dan lampiran tentang
on

tandatangan, copy dari copy dan telah diberi meterai cukup, diberitanda
gu

bukti T-I.13.a ;
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 73
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
74 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
15. Photo copy Surat Pengakuan tanggal 21 Juli 1978, copy dari copy dan telah

a
diberi meterai cukup, diberitanda bukti T-I.14 ;

si
16. Photo copy Peta Areal Perkebunan Koperasi Parsub, copy dari copy dan telah
diberi meterai cukup, diberitanda bukti T-I.15 ;

ne
ng
17. Photo copy Peta sebahagian Tata Batas Hutan Padang Lawas Skala 1:20.000
Blad 1 tidak ada tanggal dan tahun Untuk laporan isinya kosong, diusulkan

do
gu
sebagai
Penunjukkan
Hutan
G.B 25 Juni
Tututapan yang dipelihara dengan Surat
1924 No. 50 dan Srt Gubsu
Ketetapan
Tgl 5-11-1977
No.26681/3 Propinsi Sumatera Utara, Kabupaten Tapanuli Selatan Kecamatan

In
A
Barumun Tengah tidak ada kolom untuk tandatangan pejabat yang berwenang
dan tidak ada tandatangannya dan dalam bukti aslinya ada beberapa bagian
ah

lik
yang bekas dihapus/distip yang diganti tulisan baru diatasnya, telah diberi
meterai cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberitanda bukti T-
am

ub
I.16.a ;
18. Photo copy Peta sebahagian Tata Batas Hutan Padang Lawas Skala 1:20.000
Blad 1 tidak ada tanggal dan tahun Untuk laporan isinya kosong, diusulkan
ep
k

sebagai Hutan Tututapan yang dipelihara dengan Surat Ketetapan


ah

Penunjukkan G.B 25 Juni 1924 No. 50 dan Srt Gubsu Tgl 5-11-1977
R
No.26681/3 Propinsi Sumatera Utara, Kabupaten Tapanuli Selatan Kecamatan

si
Barumun Tengah, ada kolom untuk tandatangan pejabat yang berwenang dan

ne
ng

ada ditandatangani oleh penjabat tapi nama penjabat yang tandatangan tidak
ada dan tidak ditandatangni oleh Gubernur Kepala Daerah Propinsi Dati Sumut,
oleh Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Dati I Sumut, Kepala Direktorat Agraria

do
gu

Propinsi Dati I Sumut Direktur Bina Program sebagai yang mengetahui, juga
tidak ditandatangani oleh Menteri Pertanian Direktur Jenderal Kehutanan
In
A

sebagai yang penjabat yang mengesahkan dibuat tanggal tanpa bulan tahun
1978 dan dalam aslinya ada beberapa bagian yang bekas dihapus /distip yang
ah

diganti tulisan baru diatasnya, telah diberi meterai cukup dan telah disesuaikan
lik

dengan aslinya, diberitanda bukti T-I.16.b ;


19. Photo copy Peta sebahagian Tata Batas Hutan Padang Lawas Skala 1:20.000
m

ub

Blad 1 tidak ada tanggal dan tahun Untuk laporan isinya kosong, diusulkan
sebagai Hutan Tututapan yang dipelihara dengan Surat Ketetapan
ka

ep

Penunjukkan G.B 25 Juni 1924 No. 50 dan Srt Gubsu Tgl 5-11-1977
No.26681/3 Propinsi Sumatera Utara, Kabupaten Tapanuli Selatan Kecamatan
ah

Barumun Tengah, ada kolom untuk tandatangan pejabat yang berwenang dan
R

ada ditandatangani oleh penjabat tapi nama penjabat yang tandatangan tidak
es
M

ada dan tidak ditandatangni oleh Gubernur Kepala Daerah Propinsi Dati Sumut,
ng

oleh Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Dati I Sumut, Kepala Direktorat Agraria
on

Propinsi Dati I Sumut Direktur Bina Program sebagai yang mengetahui, juga
gu

tidak ditandatangani oleh Menteri Pertanian Direktur Jenderal Kehutanan


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 74
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
75 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sebagai yang penjabat yang mengesahkan dibuat tanggal 14-8-1978, telah diberi

a
meterai cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberitanda bukti T-

si
I.16.c ;
20. Photo copy Peta sebahagian Tata Batas Hutan Padang Lawas Skala 1:20.000

ne
ng
Blad 1 tidak ada tanggal dan tahun Untuk laporan isinya kosong, diusulkan
sebagai Hutan Tututapan yang dipelihara dengan Surat Ketetapan Penunjuk-

do
gu
kan G.B 25 Juni 1924 No. 50 dan Srt Gubsu Tgl 5-11-1977 No.26681/3 Propinsi
Sumatera Utara, Kabupaten Tapanuli Selatan Kecamatan Barumun Tengah, ada
kolom untuk tandatangan pejabat yang berwenang dan ada ditandatangani oleh

In
A
penjabat tapi nama penjabat yang tandatangan tidak ada dan tidak ditandatangni
oleh Gubernur Kepala Daerah Propinsi Dati Sumut, oleh Kepala Dinas Kehutanan
ah

lik
Propinsi Dati I Sumut, Kepala Direktorat Agraria Propinsi Dati I Sumut Direktur
Bina Program sebagai yang mengetahui, juga tidak ditandatangani oleh Menteri
am

ub
Pertanian Direktur Jenderal Kehutanan sebagai yang penjabat yang
mengesahkan dan tidak ada dibuat tanggalnya, telah diberi meterai cukup dan
telah disesuaikan dengan aslinya, diberitanda bukti T-I.16.d ;
ep
k

21. Photo copy Peta sebahagian Tata Batas Hutan Padang Lawas Skala 1:20.000
ah

Blad 1 tidak ada tanggal dan tahun Untuk laporan isinya kosong, diusulkan
R
sebagai Hutan Tututapan yang dipelihara dengan Surat Ketetapan

si
Penunjukkan G.B 25 Juni 1924 No. 50 dan Srt Gubsu Tgl 5-11-1977

ne
ng

No.26681/3 Propinsi Sumatera Utara, Kabupaten Tapanuli Selatan Kecamatan


Barumun Tengah, ada kolom untuk tandatangan pejabat yang berwenang dan
ada ditandatangani oleh penjabat tapi nama penjabat yang tandatangan tidak

do
gu

ada dan tidak ditandatangni oleh Gubernur Kepala Daerah Propinsi Dati Sumut,
oleh Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Dati I Sumut, Kepala Direktorat Agraria
In
A

Propinsi Dati I Sumut Direktur Bina Program sebagai yang mengetahui, juga
tidak ditandatangani oleh Menteri Pertanian Direktur Jenderal Kehutanan
ah

sebagai yang penjabat yang mengesahkan, tidak dibuat tanggal, telah diberi
lik

meterai cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberitanda bukti T-


16.e ;
m

ub

22. Foto copy hasil scan gambar Peta Keputusan Menteri Pertanian Nomor :
923.Kpts/Um/12/1982 tanggal 27 Desember 1982 tidak ada tanggal dan
ka

ep

nomor yang ditandatangani Direktur Jenderal Kehutanan Soedjarwo dan


Menteri Pertanian Prof.Ir. Soedarsono Hadisapoetro, foto copy hasil scan dan
ah

telah diberi meterai cukup , diberi tanda bukti T-I.17 ;


R

Menimbang, bahwa untuk memperkuat dalil bantahan gugatan Penggugat,


es
M

Tergugat II telah mengajukan bukti surat, yang diberi tanda bukti T-II.1 sampai
ng

dengan T-II.11, yaitu sebagai berikut :


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 75
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
76 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
1. Photo copy berkas Perkara atas nama Darianus Lungguk Sitorus, Jakarta

a
Desember 2005, foto copy dari foto copy dan telah diberi meterai cukup, diberi

si
tanda bukti T-II.1 ;
2. Photo copy Surat Perintah Penunjukkan Jaksa Penuntut Umum Nomor : Print-

ne
ng
159/0.1.10/Ft.1/10/2006, Jakarta Desember 2005, foto copy dari foto copy dan
telah diberi meterai cukup, diberi tanda bukti T-II.2 ;

do
gu
3. Photo copy Surat Dakwaan Perkara Terdakwa Darianus Lungguk Sitorus Reg.
Perkara Nomor : PDS-01/JKT.Pst/03/2006 Jakarta 06 Maret 2006, telah
diberi meterai cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda

In
A
bukti T-II.3 ;
4. Photo copy Putusan Sela No.481/Pid.B/2006/PN.Jkt.Pst atas nama Darianus
ah

lik
Lungguk Sitorus tanggal 11 April 2006, telah diberi meterai cukup dan telah
disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti T-II.4 ;
am

ub
5. Photo copy Putusan No.481/Pid.B/2006/PN.Jkt.Pst atas nama Darianus Lungguk
Sitorus tanggal 28 Juli 2006, foto copy dari foto copy dan telah diberi meterai
cukup, diberi tanda bukti T-II.5 ;
ep
k

6. Photo copy Putusan No.194/PID/2006/PT.DKI atas nama Darianus Lungguk


ah

Sitorus tanggal 11 Oktober 2006, foto copy dari foto copy dan telah diberi
R
meterai cukup, diberi tanda bukti T-II.6 ;

si
7. Photo copy Putusan No.2642 K/PID/2006 atas nama Darianus Lungguk Sitorus

ne
ng

tanggal 12 Februari 2007, foto copy dari foto copy dan telah diberi meterai cukup,
diberi tanda bukti T-II.7 ;
8. Photo copy Surat Perintah Pelaksanaan Putusan Nomor : Print-

do
gu

360/0.1.10/Fu.1/03/2007 tanggal 01 Maret 2007, telah diberi meterai cukup dan


telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti T-II.8 ;
In
A

9. Photo copy Berita Acara Pelaksanaan Putusan Pengadilan yang ditandatangani


Jaksa, Terpidana dan mengetahui Kepala Lembaga Pemasyarakatan Cipinang,
ah

telah diberi meterai cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda
lik

bukti T-II.9 ;
10. Photo copy Putusan No.134 K/TUN/2007 atas nama Darianus Lungguk Sitorus
m

ub

tanggal 19 Juni 2007, foto copy dari foto copy dan telah diberi meterai cukup,
diberi tanda bukti T-II.10 ;
ka

ep

11. Photo copy Tanggapan Jaksa Penuntut Umum atas Permohonan Peninjauan
Kembali Terpidana Darianus Lungguk Sitorus, telah diberi meterai cukup dan
ah

telah disesuaikan degan aslinya, selanjutnya diberi tanda bukti T-II.11 ;


R

Menimbang, bahwa untuk memperkuat dalil bantahan gugatan Penggugat


es
M

Tergugat III, telah mengajukan bukti surat yang diberi tanda bukti T-III.1 sampai
ng

dengan T-IIII.6, yaitu sebagai berikut :


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 76
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
77 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
1. Photo copy Peta hasil Ploting gugatan Perkara PARSUB tanggal 24 November

a
2015, yang dicetak ulang rangkap ditandatangani dan telah diberi meterai

si
cukup, diberi tanda bukti T-III.1 ;
2. Photo copy Surat Edaran Nomor : SE,1/Menhut-II/2013 Tentang Putusan

ne
ng
Mahkamah Konstitusi Nomor : 35/PUU-X/2012 Tanggal 16 Mei 2013, fotocopy
dari fotocopy dan telah diberi meterai cukup, diberi tanda bukti T-III.2 ;

do
gu
3. Photo copy Putusan Nomor 1870 K/Pdt/2012 tanggal 28 November 2014,
fotocopy dari fotocopy dan diberi meterai cukup, yang telah disesuaikan dengan
aslinya dan diberi meterai cukup, diberi tanda bukti T-III.3 ;

In
A
4. Photo copy BeritaAcara Penyerahan Barang Rampasan tanggal 26 Agustus 2009,
fotocopy dari fotocopy dan diberi meterai cukup, diberi tanda bukti T-III.4 ;
ah

lik
5. Photo copy Perihal Somasi/Peringatan dari Menteri Kehutanan, fotocopy dari
fotocopy dan diberi meterai cukup, diberi tanda bukti T-III.5 ;
am

ub
6. Photo copy Perihal Somasi/Peringatan II dari Menteri Kehutanan, fotocopy dari
fotocopy dan diberi meterai cukup , diberi tanda bukti T-III.6 ;
Menimbang, bahwa untuk memperkuat dalil bantahan gugatan Penggugat,
ep
k

Turut Tergugat tidak ada mengajukan bukti surat ;


ah

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 180 RBg dan Surat Edaran


R
Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 07 Tahun 2001 tertanggal 15

si
November 2001 yang menjelaskan dan memerintahkan agar Pengadilan dalam

ne
ng

memeriksa segala perkara perdata di mana objek perkaranya berbentuk barang-


barang yang tidak bergerak seperti sawah, tanah pekarangan, dan lain sebagainya
diwajibkan untuk melakukan peninjauan langsung terhadap objek perkara dalam

do
gu

pemeriksaan setempat (Gerechtelijke Plattsopneming), oleh karenanya Majelis Hakim


memerintahkan kepada para pihak yang berperkara hadir di tempat objek perkara .
In
A

pada hari Rabu tanggal 01 Juni 2016, selengkapnya sebagaimana yang


tercantum dalam berita acara persidangan ;
ah

Menimbang, bahwa selain mengajukan bukti surat, Penggugat juga telah


lik

mengajukan Saksi 4 (empat) orang Saksi, Saksi mana masing-masing dibawah


sumpah, dipersidangan pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
m

ub

1.AHMAD YANI HASIBUAN :


ka

− Bahwa Saksi sebagai kepala Desa Aek Raru dan ada mengeluarkan Surat
ep

Keterangan kaitannya tentang tidak adanya perkebunan Parsub di Desa


Saksi ;
ah

− Bahwa Saksi dan masyarakat adat yang lainnya tinggal di Desa tersebut + 100
es

tahun ;
M

ng

− Bahwa Saksi tidak mengetahui tentang Koperasi Parsub dan mendengar tentang
on

Koperasi Parsub pernah dengar ;


− Bahwa Saksi tidak pernah melihat Koperasi Parsub melakukan usaha
gu

perkebunan didesa Saksi ;


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 77
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
78 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa di Desa Saksi tidak ada perkebunan Parsub ;

a
− Bahwa luas Desa Aek Raru yang Saksi pimpin + 600 Ha ;

si
− Bahwa tidak ada kawasan hutan di Desa yang Saksi pimpin ;
− Bahwa di daerah tersebut ada perusahaan tapi bukan Parsub, tapi ada

ne
ng
perusahan lain misalnya Perkebunan Austindo atau ANJ ;
− Bahwa di Desa Saksi tanahnya sudah ada dan banyak yang bersertifikat ;

do
− gu
Bahwa di Desa Saksi ada sekolah, Kantor Polisi, rumah penduduk, kantor
Kecamatan, Kantor-kantor Desa, praktek bidan dan pasar ;

In
Bahwa Pemerintahan Pusat atau Pemerintahan Kabupaten atau Pemerintahan
A
Provinsi tidak pernah melakukan pengukuran Desa Saksi ;
− Bahwa tentang pengukuhan wilayah Saksi tidak tahu ;
ah

lik
− Bahwa Saksi tidak tahu apa peran Desa tempat tinggalnya dijadikan kawasan
hutan ;
am

ub
− Bahwa bukti Saksi dan keluarga besar sudah tinggal di Desa selama 100 Tahun
yaitu ada kuburan-kuburan lama leluhur Saksi dan keluarga Saksi yang
sudah meninggal dikubur di perkuburan Desa ;
ep
k

− Bahwa Koperasi Parsub tidak ada di Desa tempat tinggal Saksi, karena jarak
ah

Desa Saksi dengan Perkebunan Kelapa Sawit PARSUB jauh ;


R

si
− Bahwa sejak dahulu sudah ada perkebunan kelapa sawit di Desa, tapi milik
warga Desa ;

ne
ng

− Bahwa didalam Desa Saksi terdiri dari perkampungan rumah-rumah


penduduk, fasilitas umum antara lain, sekolah, kantor Polisi, Pasar, warung-

do
gu

warung jualan sembako dan rumah makan, jalan umum kebun-kebun milik
masyarakat ;
− Bahwa di Desa Saksi tidak ada Pal Batas dan tidak ada patok batas
In
A

masing-masing Desa ;
− Bahwa setahu dan seingat Saksi, tidak ada Kejaksaan Agung atau Kejaksaan
ah

lik

Tinggi atau menteri Kehutanan atau Dinasa Kehutanan pada tahun 2005 atau
awal tahun 2006 ada melakukan pemeriksaan setempat di lokasi Desa yang,
m

ub

Saksi pimpin ;
− Bahwa setahu Saksi di Desa Saksi tidak pernah dilakukan penataan batasan
ka

Desa ;
ep

− Bahwa penduduk di Desa banyak yang tinggal di Desa dengan status


ah

warganya masuk desa lain, misalnya di Desa Aek Raru, tapi status warga Desa
R

Mandasip demikian sebaliknya ;


es

− Bahwa Saksi menjabatan Kepala Desa Paranpadang sejak Tahun 2010 sampai
M

ng

sekarang ;
on

− Bahwa Saksi tahu arti hutan yaitu kumpulan beberapa tumbuhan ada di satu
gu

wilayah ;
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 78
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
79 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa selama menjabat sebagai Kepala Desa, Saksi tidak pernah mendengar

a
Desa akan dikeluarkan dari kawasan hutan atau dijadikan kawasan hutan ;

si
− Bahwa Saksi tidak tahu arti Bragas ;
− Bahwa sejak lahir Saksi sudah tinggal di Desa Saksi ;

ne
ng
− Bahwa Saksi tidak pernah mendengar HPH Brakas ;
− Bahwa lewati titi itu adalah Desa Tanjung Botung dan Gunung Manaon ;

do
− gu
Bahwa Dusun Parsadaan Desa Langkimat seingat Saksi berbatasan dengan
KPKS ;

In
Bahwa setiap Dusun tidak harus ada Kepala Desanya ;
A
− Bahwa pernah ke Dusun Maju Jaya dan Saksi pernah melihat perkebunan
disana, tapi tidak tahu perkebunan apa ;
ah

lik
Menimbang, bahwa terhadap keterangan Saksi dari Tergugat III, Kuasa
Hukum Penggugat dan Kuasa Para Tergugat yang hadir disidang, menyatakan akan
am

ub
menanggapi dalam kesimpulan ;
2.ZULKARNAIN SIMAMORA :
ep
− Bahwa Saksi
k

kepala Desa Paranpadang dan ada mengeluarkan Surat


Keterangan kaitannya tentang tidak adanya perkebunan Parsub di Desa
ah

R
Saksi ;

si
− Bahwa Saksi dan masyarakat adat yang lainnya tinggal di Desa tersebut +

ne
ng

100 tahun ;
− Bahwa Saksi tidak mengetahui tentang Koperasi Parsub ;
− Bahwa pernah mendengar Koperasi Parsub ;

do
gu

− Bahwa Saksi tidak pernah melihat Koperasi Parsub melakukan usaha


perkebunan ;
In
A

− Bahwa di Desa Saksi tidak ada perkebunan Parsub ;


− Bahwa luas Desa Paran Panjang + 500 Ha ;
ah

− Bahwa tidak ada kawasan hutan di Desa yang Saksi pimpin ;


lik

− Bahwa di daerah tersebut ada perusahaan tapi bukan Parsub, tapi ada perusahan
lain misalnya Perkebunan Austindo atau ANJ ;
m

ub

− Bahwa Pemerintahan Pusat atau Pemerintahan Kabupaten atau Pemerintahan


ka

Provinsi tidak pernah melakukan pengukuran di Desa Saksi ;


ep

− Bahwa di Desa Saksi tidak ada pengukuhan wilayah yang dilakukan pemerintah ;
− Bahwa Saksi tidak tahu apa peran Desa tempat tinggalnya dijadikan kawasan
ah

hutan ;
es

− Bahwa bukti sudah tinggal di Desa selama 100 Tahun yaitu ada kuburan-kuburan
M

ng

lama leluhur Saksi dan keluarga Saksi yang sudah meninggal dikubur di
on

perkuburan Desa ;
− Bahwa Koperasi Parsub tidak ada di Desa tempat tinggal Saksi, karena jarak
gu

Desa Saksi dengan Perkebunan Kelapa Sawit PARSUB jauh ;


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 79
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
80 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa sejak dahulu sudah ada perkebunan kelapa sawit di Desa, tapi milik

a
warga Desa ;

si
− Bahwa didalam Desa Saksi terdiri dari perkampungan rumah-rumah penduduk,
fasilitas umum antara lain, sekolah, kantor Polisi, Pasar, warung-warung jualan

ne
ng
sembako dan rumah makan, jalan umum kebun-kebun milik masyarakat ;
− Bahwa di Desa Saksi tidak ada Pal Batas ;

do
gu
− Bahwa tidak ada patok batas masing-masing Desa ;
− Bahwa setahu dan seingat Saksi, tidak ada Kejaksaan Agung atau Kejaksaan
Tinggi atau menteri Kehutanan dan Dinas Kehutanan pada tahun 2005 atau awal

In
A
2006 ada melakukan pemeriksaan setempat di lokasi Desa yang, Saksi pimpin ;
− Bahwa setahu Saksi di Desa Saksi tidak pernah dilakukan penataan batasan
ah

lik
Desa, bahkan penduduk Desa Saksi ada yang berbeda tinggalnya tapi beda
status Desanya, misalnya di Aek Raru, tapi status warga Desa Mandasip
am

ub
demikian sebaliknya ;
− Bahwa sejak dahulu sudah ada perkebunan kelapa sawit di Desa, tapi milik
warga Desa ;
ep
k

− Bahwa Saksi menjabatan Kepala Desa Paranpandang sejak Tahun 2010 sampai
ah

sekarang ;
R

si
− Bahwa Saksi tahu arti hutan yaitu kumpulan beberapa tumbuhan ;
− Bahwa selama menjabat sebagai Kepala Desa, Saksi tidak pernah mendengar

ne
ng

Desa akan dikeluarkan dari kawan hutan atau dijadikan kawasan hutan ;
− Bahwa Saksi tidak tahu arti Bragas ;

do
− Bahwa sejak lahir Saksi sudah tinggal di desa ;
gu

− Bahwa Saksi tidak pernah mendengar HPH Brakas ;


− Bahwa lewat titi itu adalah Desa Tanjung Bolung dan Gunung Manaon ;
In
A

− Bahwa Dusun Parsadaaan Desa Langkimat seingat Saksi berbatasan dengan


KPKS ;
ah

lik

− Bahwa setiap Dusun tidak harus ada Kepala Desanya ;


− Bahwa pernah ke Dusun Maju Jaya dan Saksi pernah melihat perkebunan disana,
m

ub

tapi tidak tahu perkebunan apa ;


ka

Menimbang, bahwa terhadap keterangan Saksi dari Penggugat, Kuasa


ep

Hukum Penggugat dan Kuasa Para Tergugat yang hadir disidang, menyatakan akan
menanggapi dalam kesimpulan ;
ah

3.HUMALA PONTAS HARAHAP :


R

es

− Bahwa Saksi sebagai Kepala Desa Langkimat dan ada mengeluarkan Surat
M

Keterangan kaitannya tentang tidak adanya perkebunan Parsub di Desa Saksi ;


ng

− Bahwa Saksi dan masyarakat adat yang lainnya tinggal di Desa tersebut + 100
on

tahun ;
gu

− Bahwa Saksi tidak mengetahui tentang Koperasi Parsub ;


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 80
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
81 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa Pernah mendengar Koperasi Parsub ;

a
− Bahwa Saksi tidak pernah melihat Koperasi Parsub melakukan usaha

si
perkebunan ;
− Bahwa di Desa Saksi tidak ada perkebunan Parsub ;

ne
ng
− Bahwa luas Desa Langkimat + 600 HA ;
− Bahwa tidak ada kawasan hutan di Desa yang saksi pimpin ;

do
gu
− Bahwa di daerah tersebut ada perusahaan tapi bukan Parsub, tapi ada perusahan
lain misalnya Perkebunan Austindo atau ANJ ;
− Bahwa

In
Pemerintahan Pusat atau Pemerintahan Kabupaten atau Pemerintahan
A
Provinsi tidak pernah melakukan pengukuran di wilayah Desa Saksi ;
− Bahwa di Desa Saksi tidak ada pengukuran tentang pengukuhan wilayah Desa
ah

lik
Saksi ;
− Bahwa Saksi tidak tahu apa peran Desa tempat tinggalnya dijadikan kawasan
am

ub
hutan ;
− Bahwa bukti sudah tinggal di Desa selama 100 Tahun yaitu ada kuburan-kuburan
ep
lama leluhur Saksi dan keluarga Saksi yang sudah meninggal dikubur di
k

perkuburan Desa ;
ah

− Bahwa Koperasi Parsub tidak ada di Desa tempat tinggal Saksi, karena jarak
R

si
Desa Saksi dengan Perkebunan Kelapa Sawit PARSUB jauh ;
− Bahwa sejak dahulu sudah ada perkebunan kelapa sawit di Desa, tapi milik

ne
ng

warga Desa ;
− Bahwa didalam Desa Saksi terdiri dari perkampungan rumah-rumah penduduk,

do
gu

fasilitas umum antara lain, sekolah, kantor Polisi, Pasar, warung-warung jualan
sembako dan rumah makan, jalan umum kebun-kebun milik masyarakat ;
− Bahwa di Desa Saksi tidak ada Pal Batas ;
In
A

− Bahwa tidak ada patok batas masing-masing Desa ;


− Bahwa setahu dan seingat Saksi, tidak ada Kejaksaan Agung atau Kejaksaan
ah

lik

Tinggi atau menteri Kehutanan dan Dinas Kehutanan pada tahun 2005 atau
awal 2006 ada melakukan pemeriksaan setempat di lokasi Desa yang, Saksi
m

ub

pimpin ;
− Bahwa setahu Saksi di Desa Saksi tidak pernah dilakukan penataan batasan
ka

Desa, bahkan penduduk Desa Saksi status warga Desa, Desa yang lain
ep

demikian sebaliknya ;
ah

− Bahwa sejak dahulu sudah ada perkebunan kelapa sawit di Desa, tapi milik
R

warga Desa ;
es

− Bahwa Saksi menjabat Kepala Desa


M

Langkimat sejak Tahun 2014 sampai


ng

sekarang ;
on

− Bahwa Saksi tahu arti hutan yaitu kumpulan beberapa tumbuhan atau
gu

tanaman ;
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 81
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
82 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa selama menjabat sebagai Kepala Desa, Saksi tidak pernah mendengar

a
Desa akan dikeluarkan dari kawasan hutan atau dijadikan kawasan hutan ;

si
− Bahwa Saksi tidak tahu arti Bragas ;
− Bahwa sejak lahir Saksi sudah tinggal di Desa ;

ne
ng
− Bahwa Saksi tidak pernah mendengan HPH Brakas ;
− Bahwa lewati titi itu adalah Desa Tanjung Bolung dan Gunung Manaon ;

do
gu
− Bahwa Dusun Parsadaaan Desa Langkimat seingat Saksi berbatasan dengan
KPKS ;
− Bahwa setiap Dusun tidak harus ada Kepala Desanya ;

In
A
− Bahwa pernah ke Dusun Maju Jaya dan Saksi pernah melihat perkebunan disana,
tapi tidak tahu perkebunan apa ;
ah

lik
Menimbang, bahwa terhadap keterangan Saksi dari Penggugat, Kuasa
Hukum Penggugat dan Kuasa Para Tergugat yang hadir disidang, menyatakan akan
am

ub
menanggapi dalam kesimpulan ;
4.KAHARUDDIN RAHMAT NAULI NASUTION :
ep
− Bahwa Saksi
k

sebagai Kepala Desa Mandasip dan ada mengeluarkan Surat


Keterangan kaitannya tentang tidak adanya perkebunan Parsub di Desa Saksi ;
ah

− Bahwa Saksi dan masyarakat adat yang lainnya tinggal di Desa tersebut + 100
R

si
tahun ;

ne
− Bahwa Saksi tidak mengetahu tentang Koperasi Parsub ;
ng

− Bahwa Pernah mendengar Koperasi Parsub ;


− Bahwa Saksi tidak pernah melihat Koperasi Parsub melakukan usaha

do
gu

perkebunan ;
− Bahwa Koperasi Parsub tidak ada di Desa tempat tinggal Saksi, karena jarak
In
A

Desa Saksi dengan Perkebunan Kelapa Sawit PARSUB jauh ;


− Bahwa sejak dahulu sudah ada perkebunan kelapa sawit di Desa, tapi milik
ah

lik

warga Desa Saksi ;


− Bahwa didalam Desa Saksi terdiri dari perkampungan rumah-rumah penduduk,
fasilitas umum antara lain, sekolah, kantor Polisi, Pasar, warung-warung jualan
m

ub

sembako dan rumah makan, jalan umum kebun-kebun milik masyarakat ;


− Bahwa di Desa Saksi tidak ada Pal Batas ;
ka

ep

− Bahwa tidak ada patok batas masing-masing Desa ;


− Bahwa setahu dan seingat Saksi, tidak ada Kejaksaan Agung atau Kejaksaan
ah

Tinggi atau menteri Kehutanan dan Dinas Kehutanan pada tahun 2005 atau
es

awal 2006 ada melakukan pemeriksaan setempat di lokasi Desa yang Saksi
M

pimpin ;
ng

− Bahwa setahu Saksi di Desa Saksi tidak pernah dilakukan penataan batasan
on

Desa bahkan penduduk Desa antara tempat tinggal dan status warganya beda
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 82
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
83 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
misalnya tinggal di Aek Raru, tapi status warga Desa Mandasip demikian

a
sebaliknya ;

si
− Bahwa tidak ada kawasan hutan di Desa yang Saksi pimpin ;
− Bahwa di daerah tersebut ada perusahaan tapi bukan Parsub, tapi ada

ne
ng
perusahan lain misalnya Perkebunan Austindo atau ANJ ;
− Bahwa Pemerintahan Pusat atau Pemerintahan Kabupaten atau Pemerintahan

do
gu
Provinsi tidak pernah melakukan pengukuran ;
− Bahwa setahu Saksi tidak ada juga oleh pemerintah melakukan tentang
pengukuhan wilayah Desa Saksi dan sekitarnya ;

In
A
− Bahwa Saksi tidak tahu apa peran Desa tempat tinggalnya dijadikan kawasan
hutan ;
ah

lik
− Bahwa bukti sudah tinggal di Desa selama 100 Tahun yaitu ada kuburan-kuburan
lama leluhur Saksi dan keluarga Saksi yang sudah meninggal dikubur di
am

ub
perkuburan Desa ;
− Bahwa Koperasi Parsub tidak ada di Desa tempat tinggal Saksi ;
− Bahwa sejak dahulu sudah ada perkebunan kelapa sawit di Desa, tapi milik
ep
k

warga Desa ;
ah

− Bahwa Saksi tahu arti hutan yaitu kumpulan beberapa tumbuhan ;


R

si
− Bahwa selama menjabat sebagai Kepala Desa, Saksi tidak pernah mendengar
Desa akan dikeluarkan dari kawan hutan atau dijadikan kawasan hutan ;

ne
ng

− Bahwa Saksi tidak tahu arti Bragas ;


− Bahwa sejak lahir Saksi sudah tinggal di desa ;

do
gu

− Bahwa Saksi tidak pernah mendengan HPH Brakas ;


− Bahwa lewat titi adalah Desa Tanjung Botung dan Gunung Manaon ;
− Bahwa Dusun Parsadaaan Desa Langkimat seingat Saksi berbatasan dengan
In
A

KPKS ;
− Bahwa setiap Dusun tidak harus ada Kepala Desanya ;
ah

lik

− Bahwa pernah ke Dusun Maju Jaya dan Saksi pernah melihat perkebunan
disana, tapi tidak tahu perkebunan apa ;
m

ub

Menimbang, bahwa selanjutnya atas pertanyaan Hakim Ketua, Kuasa Hukum


ka

Kepada Penggugat dan Kuasa Para Tergugat yang hadir dipersidangan


ep

menerangkan terhadap keterangan Saksi-saksi tersebut akan ditanggapi dalam


dikesimpulan ;
ah

Menimbang, bahwa selain mengajukan bukti surat, Penggugat juga telah


R

es

mengajukan 3 (tiga) orang Ahli, Ahli mana masing-masing dibawah sumpah,


M

dipersidangan pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :


ng

on

1.IR.LILIK AMIN RAHARDJO.,M.si :


− Bahwa Ahli selama kerja di Departemen Kehutanan tidak tahu dan tidak pernah
gu

mendengar suatu istilah atau dokumen yang dikatakan GB 50 tahun 1924 ;


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 83
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
84 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa yang dimaksud penataan batas hutan yaitu membatasi suatu kawasan

a
hutan dengan patok-patok batas dengan ukuran tertentu dengan syarat dan

si
patok tersebut sesuai dilapangan dibuat berita acara dan ada panitia
tentang Tapal Batas ;

ne
ng
− Bahwa yang berwenang sebagai Panitia tapal batas yang membuat batas
berdasarkan pembentukan dari Menteri Kehutanan ;

do
gu
− Bahwa yang membuat
Kawasan Hutan (BPKH) untuk melakukan
Berita Acara tapal batas yaitu Balai
pengukuran tapal
Pemantapan
batas dan
membuat Berita Acaranya ;

In
A
− Bahwa setelah Ahli melihat bukti Tergugat I bertanda bukti T.I-2 dan T.I-3,
Ahli menjelaskan dokumen tersebut Ahli lihat tidak sah karena tanpa ada
ah

lik
ditandatangani oleh Gubernur dan Kepala Dinas Kehutanan, formatnya sudah
benar, akan tetapi ada kolom yang tidak ditandatangani oleh pejabat yang
am

ub
membuat perintah, yang seharusnya bukti T.I-2 dan T.I-3 ditandatangani oleh
Gubernur dan bukti tersebut menurut Ahli belum lengkap karena tidak ada
Peta hasil Penetapan batas dan tanpa ada disebutkan koordinatnya, serta
ep
k

tidak ada buku ukur ;


ah

− Bahwa menurut pengalaman Ahli tidak mungkin dapat dilakukan pemancangan


R

si
batas atau pembuatan pal batas dalam pemetaan atau penentuan batas
hutan tanpa ada titik koordinat yang pasti ;

ne
ng

− Bahwa Ahli melihat kembali dan membaca bukti TI–2 dan TI–3, setelah
dipinjam dari Majelis Hakim dan menjelaskan dalam bukti tersebut tidak

do
ditemukan tanda tangan masyarakat atau yang mewakili masyarakat, menurut
gu

Ahli penataan batas harus ditanda tangani oleh masyarakat atau yang
mewakili masyarakat, apalagi jika ada masyarakat adat, wajib ditandatangani
In
A

oleh masyarakat adat ;


− Bahwa penataan batasan adalah kegiatan yang tujuannya membuat batas
ah

lik

dari suatu kawasan dengan menancapkan patok-patok batas dengan ukuran


tertentu dan dari bahan tertentu dengan jarak patok tertentu sesuai dengan
m

patok tertentu, setelah itu dibuat Berita Acara untuk penataan batas itu,
ub

lengkap dengan titik-titik koordinatnya ;


ka

− Bahwa tentang patok berdasarkan pengalaman Ahli dan sesuai aturan dalam
ep

membuat patok yaitu patok dibuat dari besi dan di cor dengan semen yang
ketebalan dan kedalam didalam tanah yang sudah diatur ;
ah

− Bahwa yang berwenang membuat batas-batas adalah panitia yang ditunjuk


R

es

Gubernur berdasarkan Penunjukan Menteri ;


M

ng

− Bahwa bukti dari penataan batas adalah Berita Acara Tata Batas yang harus
on

dilengkapi juga dengan tandatangan Gubernur dan Kepala Dinas Kehutanan


setempat sebagai mengetahui dan menyetujui ;
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 84
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
85 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa jika belum ada ditandatangan oleh Gubernur dan oleh Kepala Dinas

a
Kehutanan setempat berarti dapat dikatakan tidak diketahui dan tidak

si
disetujui ;
− Bahwa dari pengalaman Saksi untuk melakukan tapal batas, setiap tahun

ne
ng
anggaran dari pusat untuk melakukan tata batas hanya untuk sepanjang
20 km ;

do
− Bahwagu
Tergugat I bukti
Ahli menjelaskan terhadap
yaitu bukti bertanda T.I–2
bukti Berita Acara yang
dan T.I–3, tidak bisa digunakan
dijadikan

uji petik, misalnya mau melihat Pal B20 atau Pal B37, karena tidak jelas

In
A
titik-titik lokasinya, jadinya tidak bisa digunakan uji petik ;
− Bahwa terhadap bukti Tergugat I bertanda Bukti T.I-2 dan T.I–3 menurut
ah

lik
Ahli tidak ada Titik Koordinat, jadi tidak bisa dipakai sebagai dasar untuk
menentukan luas dan batas, karenanya menurut ahli belum dapat di pakai
am

ub
sebagai landasan/dasar pembuatan Peta suatu kawasan hutan ;
− Bahwa kepada Ahli diperlihatkan bukti Penggugat bertanda P-10 dan P-46
dengan bukti T.I-5, kemudian Ahli menjelaskan bukti Tergugat I bertanda T.I-5
ep
k

berupa SK Menteri tidak dapat menunjukkan lokasi register 40 ;


ah

− Bahwa pendapat Ahli jika tidak ada koordinat tidak sah, karena harus ada
R

si
dalam peta, jika tidak ada peta dan buku ukur tidak dilampirkan maka tidak sah ;
− Bahwa menurut Ahli berdasarkan pengalaman Ahli di Kementerian Kehutanan,

ne
ng

tidak mungkin dilakukan pemancangan di lokasi tanpa ada titik koordinat ;


− Bahwa menurut ahli jika ketika Pemerintah melakukan penataan batas

do
kawasan hutan, jika adanya hak perseorangan atau hak hak ulayat atau hak
gu

masyarakat adat, sikap pemerintah yaitu harus mengeluarkannya dari kawasan


hutan agar tidak merugikan bagi masyarakat yang berkepentingan dengan
In
A

kawasan yang akan ditetapkan sebagai kawasan hutan ;


− Bahwa menurut ahli menduduki atau merubah suatu lahan yang kosong atau
ah

lik

ditumbuhi pepohonan menjadi perkebunan, terhadap lahan yang sudah ada


sertifikat hak miliknya, bukanlah suatu perbuatan melanggar aturan atau hukum,
m

ub

bisa saja menurut Ahli hal itu dilakukan ;


− Bahwa menurut ahli terhadap bukti T.I-5 berupa SK Menteri No.923 belum
ka

dapat dikatakan sebagai kawasan hutan karena, Ahli tidak ada melihat bukti
ep

pendukung kaitannya dengan 4 tahap yang wajib dilakukan baru dapat dijadikan
ah

kawasan hutan ;
R

− Bahwa Ahli melihat Berita Acara tahun 1978 dengan SK Menteri Tahun 1982
es

sebagimana bukti Terugat dan terhadap 2 (dua) surat tersebut belum memenuhi
M

ng

mekanisme penetapan kawasan hutan harus memenuhi 4 tahap, yaitu


on

1.Penunjukan, 2. Tata batas/Penataan batas, 3. Pemetaan Kawasan hutan ,


4.Penetapan kawasan hutan ;
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 85
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
86 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa dalam proses diantara yang 4 tahap tersebut masyarakat harus ikut

a
menandatangani dan dalam kegiatan pemancangan dan hasil inventarisasi

si
jika ada hak pihak ketiga, maka dituangkan dalam Berita Acara Pengukuran dan
Pemancangan Batas yang ditandatangani oleh pelaksana tata batas diketahui

ne
ng
Kepala Desa dan Camat setempat, serta ditandatangani Panitia, juga harus
ada lampirannya kaitannya dengan hak-hak orang lain ;

do
− Bahwa bukti
gu bertanda T.I-5 berupa SK Menteri setelah Ahli lihat dan
membacanya, bukti tersebut tidak Valid, karena tidak ada lampiran koordinat ;
− Bahwa kalau Ahli melihat Berita Acara tahun 1978 tentang tata batas/penataan

In
A
batas kawasan hutan, dengan SK menteri No. 923 tahun 1982 tentang
penunjukkan, menurut ahli adalah kegiatan penetapan kawasan hutan yang
ah

lik
terbalik, karena seharusnya yang duluan adalah penunjukkan dahulu baru tata
batas/penetapan batas, bukan tata batas dahulu baru penunjukkan dan menurut
am

ub
Ahli prosesnya adalah salah, masa dibalik-balik prosesnya dan kenapa bisa
terbalik begitu Ahli tidak ngerti kenapa bisa terjadi ;
− Bahwa register belum bisa dikatakan sebagai kawasan hutan ;
ep
k

− Bahwa sikap pemerintah jika ada hak-hak orang lain yaitu hak masyarakat atau
ah

masyarakat adat ada lebih dahulu, maka harus dihargai hak masyarakat atau
R

si
masyarakat adat tersebut ;
− Bahwa dalam penunjukkan kawasan hutan kegiatan yang harus dilakukan

ne
ng

yaitu : Persiapan untuk pengukuhan kawasan hutan, pembuatan trayek batas,


pemandangan batas sementara, lalu diumumkan dimasyarakat, juga berikut

do
intventarisasi disertai dengan Berita Acara pembahasan dan pengukuran batas
gu

yang ditandatangani oleh pelaksanaan batas diketahui oleh Kepala Desa ;


− Bahwa arti yang terdapat dalam penunjukkan kawasan hutan dan Penetapan
In
A

kawasan hutan, berarti Penetapan kawasan hutan sudah memenuhi syarat ;


− Bahwa dari bukti surat yang ahli lihat dalam penetapan kawasan hutan register
ah

lik

40 menurut pengalaman Ahli adalah belum memenuhi syarat sebagaimana yang


diatur oleh aturan dalam menetapkan suatu wilayah di Indonesia sebagai
m

ub

kawasan hutan dan menurut ahli berdasarkan pengalaman Ahli bekerja


kaitannya dengan menetapkan kawasan hutan, dalam perkara ini tidak habis pikir,
ka

kenapa bisa terjadi hal-hal tersebut, menyatakan orang lain melakukan


ep

kesalahan tentang kawasan, akan tetapi, tentang penetepan kawasan hutannya


tidak memenuhi syarat untuk dikatakan sebagai kawasan hutan ;
ah

− Bahwa Ahli aktif di Kementerian Kehutanan RI sebelum pensiun ;


R

es

− Bahwa ada panduan/ aturan yang di gunakan pada Kementerian Kehutanan


M

ng

dalam menentukan kawasan hutan, aturannya yaitu Surat Keputusan Menteri


on

Kehutanan Nomor : 32/Kpts-II/2001 panduan aturan tersebut dikeluarkan di


Jakarta tanggal 12 Pebruari 2001 oleh Menteri Kehutanan yaitu Dr.Ir. Nur
gu

Mahmudi Ismail., Msc dalam Pasal 4 menjelaskan Ruang Lingkup pengukuhan


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 86
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
87 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kawasan hutan, meliputi “a. Penunjukan Kawasan Hutan, b.Penataan Batas

a
Kawasan Hutan, c.Pemetaan Kawasan Hutan, d. Penetapan Kawasan Hutan” ;

si
− Bahwa Panitia Tata Batas ditetapkan oleh Menteri, Menteri melimpahkan ke
Gubernur, Gubernur melimpahkan ke Bupati ;

ne
ng
− Bahwa terhadap bukti dari Tergugat tentang Berita Acara kaitannya mengenai
tidak ditandatangani oleh Gubernur dan Kepala Dinas Kehutanan, selama Ahli

do
gu
bekerja di Inspektorat Kementerian Kehutanan tidak pernah melihat yang seperti
itu, yaitu Berita Acara yang tidak ditandatangani oleh Gubernur dan Kepala Dinas
Kehutanan ;

In
A
− Bahwa kaitannya dengan Putusan Mahkamah Konstitusi tentang kawasan
hutan, maka sebelum putusan Mahkamah Konstitusi, maka itu harus di revisi ;
ah

lik
− Bahwa Saksi pernah ikut diklat khusus selama 4 bulan di Jepang dan Ahli pernah
menjadi Ahli dalam perkara lain perdata dan Pidana ;
am

ub
− Bahwa dalam proses menetapkan kawasan hutan harus terlibat semua pihak ;
− Bahwa patok batas per pal yang terbuat dari besi dan dicor semen beratnya
lebih kurang 20 kg per 1 buah patok batas ;
ep
k

− Bahwa mekanisme tata batas diantaranya Panitia memberi nasehat kepada tim
ah

yang kelapangan,yang melakukan inventarisasi ;


R

si
− Bahwa kriteria Panitia Tata Batas areal yang ditata batas sebagai kawasan
hutan sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 Ayat (1) adalah dibentuk dan

ne
ng

disyahkan oleh Bupati/Walikota dengan anggota terdiri yaitu 1. Badan


Perencanaan Pembangunan Kabupaten/Kota, 2. Kantor Pertanahanan

do
Kebupaten (BPN), 3. Dinas-dinas terkait di Kabupaten/Kota, 4.Camat Kepala
gu

Wilayah Kecamatan, 5. Sub Balai Inventarisasi dan Perpetaan Hutan, 6. Sub


Balai Konservasi Sumber Daya Alam/Sub Seksi Konservasi Sumber Daya Alam,
In
A

7. Instansi lain yang dianggap perlu, 8.Kepala Desa, 9. Tokoh Masyarakat/Ketua


Adat Masyarakat setempat ;
ah

lik

− Bahwa Saksi pernah mengikuti pelatihan tentang penggunaan GPS ;


− Bahwa dasar awal bagi panitia secara teknis yaitu ada perintah dari Gubernur
m

ub

sebagai Ketua Tim untuk melakukan suatu pemetaan batas ;


− Bahwa kepada Ahli diperlihatkan bukti Penggugat bertanda P-28 berupa gambar
ka

Peta dan setelah Ahli melihat dan membaca bukti bertanda P-28, Kuasa
ep

Tergugat III mengajukan pertanyaan yaitu tentang memasukkan letak posisi


ah

koordinat sebagaimana gugatan Penggugat, atas hal itu Kuasa Hukum


R

Penggugat Keberatan atas pertanyaan Kuasa Tergugat III dengan alasan Ahli
es

yang Kuasa Hukum Penggugat hadirkan bukanlah Ahli kaitannya dengan Peta
M

ng

dan atas Keberatan Kuasa Hukum Penggugat, lalu Hakim Ketua mempersilahkan
on

kepada Ahli untuk menjawab pertanyaan dari Kuasa Tergugat III, kemudian
atas pertanyaan Kuasa Tergugat III, Ahli menyatakan tidak akan menjawab
gu

pertanyaan Kuasa Tergugat III ;


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 87
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
88 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa pembuatan kawasan hutan pada tahun 1978, titik regulasi pada dataran

a
tinggi bisa dan dataran rendahpun bisa ;

si
− Bahwa diperlihatkan bukti T.15 kepada ahli dan ahli menjawab ada titik
regulasi dan ditunjuk oleh Ahli ;

ne
ng
− Bahwa ahli menerangkan dihubungkan dengan bukti bertanda P-42, ahli
menjelaskan benar harus ada ditandatangani oleh Gubernur ;

do
gu
Penggugat dan
Menimbang, bahwa terhadap keterangan Ahli dari Penggugat, Kuasa Hukum
Kuasa Para Tergugat yang hadir disidang, menyatakan akan

In
A
menanggapi dalam kesimpulan ;
2.LEONARD SIRAIT :
ah

− Bahwa cara membuat peta yaitu koordinatnya dahulu yang harus ditentukan ;

lik
− Bahwa Program yang dipakai untuk membuat peta yaitu program komputer
namanya Program Argis ;
am

ub
− Bahwa untuk penggambaran dan penentuan Peta yaitu mutlak harus
menggunakan skala dan titik koordinat, dengan alasan karena titik koordinat
ep
berfungsi untuk menentukan suatu posisi atau letak pada suatu Peta, baik itu
k

berupa benda, posisi kapal pesawat, bangunan, manusia dll ;


ah

− Bahwa untuk menggambar Peta harus mengetahui proyeksi Peta, penzonaan


R

si
lokasi Peta, jenis koordinat yang di pakai, letak geografis lokasi yang akan

ne
dikerjakan lengkap dengan skala Peta dan lain-lain ;
ng

− Bahwa jika dalam menentukan suatu data dengan Pal Batas tetapi tidak
dilengkapi dengan titik koordinat, data tersebut tidak berarti apa-apa, untuk

do
gu

itu data tersebut tidak dapat dijadikan sebagai dasar untuk membuat suatu
Peta, sebab tidak ada acuan yang jelas untuk menentukan lokasi Pal batas
In
tersebut, maka data tersebut dinyatakan tidak valid atau hanya bisa disebut
A

sebagai sketsa lokasi yang belum pasti posisi lokasinya ;


− Bahwa diperlihatkan kepada Ahli bukti Penggugat bertanda P-28 dan ahli
ah

lik

melihat koordinatnya ;
− Bahwa awalnya Ahli tidak pernah melihat kaitannya GB 50 ;
m

ub

− Bawa dikarenakan perkara ini, Ahli melihat GB 50 dan didalam GB 50 itu Ahli
lihat tidak ada peta, hanya merupakan arsip yang didalamnya menjelaskan nama-
ka

ep

nama Desa ;
− Bahwa dari GB 50 itu, bisa Ahli membuat petanya ;
ah

− Bahwa kepada Ahli diperlihatkan bukti bertanda T.I-2 dan lalu Ahli diminta
R

membuat peta, lalu terhadap bukti T.I.2, Ahli menjelaskan Tidak bisa dibuat
es
M

peta, karena tidak ada titik koordinatnya ;


ng

− Bahwa kepada Ahli diperlihatkan bukti Penggugat bertanda P-28 dan Terhadap
on

bukti P-28 berupa Peta tersebut, Ahli menjelaskan Ahli yang membuatnya ;
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 88
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
89 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa Ahli membuat setelah kepada Ahli sebelumnya diperlihtakan GB 50 dan

a
setelah ahli lihat di GB 50, Ahli menjelaskan tentang adanya uraian nama 13

si
Desa didalam GB 50, lalu nama Desa di GB 50 dicocokkan dengan peta Rupa
Bumi dan Ahli memperaktekkan dengan laptop dan prorgam Ahli yaitu Program

ne
ng
Argis dan lalu Ahli menjelaskan cara membuat peta dan menjelaskan cara
membuat peta dengan didasarkan GB 50 yang ada disebutkan nama 13 Desa

do
gu
dan hasilnya adalah peta yang dijadikan bukti surat Penggugat ;
− Bahwa lalu diperlihatkan bukti P-20.c dan P-23 dan kemudian ahli menjelaskan
posisi 13 Desa yang ada dalam GB 50 tersebut dengan memperaktekkan

In
A
dengan program yang ada dilaptop Ahli dan hasilnya semua Desa-desa itu
masih diluar kawasan hutan, itulah hasilnya sebagaiman bukti P-28 berupa
ah

lik
gambar Peta ;
− Bahwa ahli yang membuat Peta hubungannya dengan GB 50 tidak ada titik
am

ub
koordinat, akan tetapi setelah digabungkan dengan peta rupa bumi (dioverlay)
maka dapat dihasilkan peta berdasarkan uraian 13 Desa didalam GB 50
tersebut ;
ep
k

− Bahwa membuat Peta setahu Saksi tidak ada izin secara khusus akan tetapi
ah

apa yang Ahli kerjakan dan ahli gambar dapat dipertanggung jawabkan secara
R

si
keilmuan dan profisionalitas pengetahuan Ahli dan tempat Ahli membuat Peta
ada izin usahanya namanya PT. Lestari Bumi Khatulistiwa kantor di Pontianak

ne
ng

Kota Pontianak ;
− Bahwa sejak kapan Negara Republik Indonesia menggunakan GPS untuk tata

do
batas pengukuran dan pemetaan suatu kawasan, khususnya kawasan hutan,
gu

Ahli tidak tahu kapan tepat tanggal dan tahunnya ;


− Bahwa dalam mengukur batas antara tidoelit dengan GPS, hasilnya lebih akurat
In
A

tidoelit ;
− Bahwa sumber gambar peta Ahli yaitu GB 50, peta rupa bumi dan beberapa
ah

lik

yang lain sebagaimana dijelaskan dalam bukti Penggugat bertada P-28 ;


− Bahwa Kuasa Tergugat III meminta kepada Ahli untuk membaca lagi bukti
m

ub

bertanda P-28 berupa peta dan setelah diperlihat lagi bukti P-28 tersebut, Kuasa
Tergugat III meminta membacakan poin 6 pada peta tersebut dan Kuasa Tergugat
ka

III membacakan batas-batas dalam gugatan Penggugat, lalu Kuasa Terugat III
ep

bertanya dimanakah batas-batasnya dan meminta memploting letak posisi


koordinat, lalu terhadap pertanyaan Kuasa Tergugat III, Kuasa Hukum
ah

Penggugat menyatakan Keberatan dan menjelaskan kehadiran Ahli yang kami


es

hadirkan adalah untuk menjelaskan tentang GB 50, terhadap perbedaan


M

ng

pendapat tersebut, kemudian Hakim Ketua menengahkan perbedaan pendapat


on

antara Kuasa Tergugat III dengan Kuasa Hukum Penggugat dengan menjelaskan
kepada Ahli untuk menjawab pertanyaan Kuasa Tergugat III dan untuk itu
gu

dipersilahkan kepada Ahli untuk menjawab pertanyaan Kuasa Tergugat III, lalu
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 89
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
90 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
atas penjelasan Hakim Ketua Majelis, Ahli menjelaskan “tidak menjawab atas

a
pertanyaan Kuasa Tergugat III” ;

si
− Bahwa didalam GB 50 itu tidak ada peta hanya merupakan arsip menyebutkan
nama Desa ;

ne
ng
− Bahw setelah bukti T.I-2 diperlihatkan kepada ahli, ahli menerangkan
bukti T.I-2 tidak bisa dibuat peta karena tidak ada koordinatnya ;

do
gu
− Bahwa kemudian Ahli menerangkan terhadap Desa Landasip untuk mengetahui
berada diamana didalam peta posisinya dan dinyatakan sebagai kawasan hutan,
harus ada syarat-syaratnya yaitu harus ada koordinat, luas lokasi, penetapan,

In
A
pengukuhan ;
− Bahwa GB 50 di overlay/digabungkan dengan peta rumpa bumi maka jadilah
ah

lik
peta yang menjadi bukti bertanda P-28 ;
− Bahwa membuat peta tidak ada izin dari pemerintah, namun bisa dipertanggung
am

ub
jawabkan ;
− Bahwa Ahli tidak tahu kapan pemerintah menggunakan GPS ;
− Bahwa akurasi penggunaan alat pengukuran suatu wilyah menggunakan
ep
k

Teodolite akurasinya lebih tinggi daripada GPS ;


ah

− Bahwa menurut Ahli jika ada yang dinyatakan dalam perkara pidana oleh
R

si
pemerintah, seharusnya sudah ada menunjukkan kawasan hutan yang pasti
dahulu, baik itu luas dan koordinatnya ;

ne
ng

− Bahwa fungsi titik koordinat berfungsi untuk menentukan dimana lokasi ;


− Bahwa jika tidak ada titik koordinat tidak bisa menentukan suatu kawasan atau

do
gu

wilayah kawasan hutan dan khususnya dalam perkara ini tentunya menurut ilmu
pemetaan dalam penentuan yang katanya ada Register 40 atau kaitanya
dengan GB 50 tahun 1924 tidak dapat ditentukan karena titik koordinatnya
In
A

tidak ada ;
ah

Menimbang, bahwa terhadap keterangan Ahli dari Penggugat, Kuasa Hukum


lik

Penggugat dan Kuasa Para Tergugat yang hadir disidang, menyatakan akan
menanggapi dalam kesimpulan ;
m

ub

3.Dr.MARUARAR SIAHAAN.,SH :
− Bahwa mengenai hukum yang muncul dalam putusan Mahkamah Konstitusi
ka

ep

tentang Hak Ulayat atau Masyarakat Adat terjadi dikarenakan banyaknya


berbenturan di masyarakat antara Hak Ulayat atau Hukum Adat atau
ah

Masyarakat Adat dengan peraturan Pemerintah, serta sudah diatur dalam


R

Undang-undang tapi Pemerintah berbeda dalam pelaksanaannya ;


es
M

− Bahwa adanya putusan Mahkamah Konstitusi dikarenakan adanya perbedaan


ng

pelaksanaan dilapangan dengan apa yang telah diatur oleh undang-undang atau
on

undang-undang yang mengatur tentang hal-hal yang dimasyarakat dengan apa


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 90
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
91 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
yang dicita-citakan dalam Konstitusi Negara Republik Indonesia berbeda

a
pelaksanaannya ;

si
− Bahwa dalam Pasal 33 UUD 1945 jelas tujuan Konsitusi itu dibuatnya adalah
semua digunakan dan dipergunakan untuk kepentingan atau melindungi

ne
ng
masyarakat atau kesejahteraan masyarakat ;
− Bahwa dalam politik hukum Indonesia saat ini, sangat mendasar untuk melihat

do
gu
lebih dahulu landasan
multi kepentingan
yang dibangun dalam Undang-undang Kehutanan dan
yang termuat didalamnya, dengan pendirian bahwa
kebijakan konstitusional dalam putusan MK Nomor 45/PUU-IX/2011 Tentang

In
A
penunjukkan kawasan hutan adalah adalah sebagai implementasi politik
hukum dalam Konstitusi ;
ah

lik
− Bahwa paradigma yang dijadikan tolak ukur untuk melakukan uji
konstitusionalitas norma tersebut, harus dikaitkan secara erat dengan gagasan
am

ub
yang justru memberi ciri dan dasar berfikir kenegaraan yang bersumber
pada filosofi negara kesejahteraan yang dianut dalam UUD 1945 serta masih
dianggap masih relevan, bahkan didalam era globalisasi saat ini yang
ep
k

menekankan market conomy dan free competition ;


ah

− Bahwa Konsep Negara (welfare state) merupakan tujuan kehidupan berbangsa


R

si
dan bernegara yang diadopsi sejak tahun 1945 secara konkrit diwujudkan
sebagaimana dalam Pasal 33 UUD 1945, yang tetap dipegang teguh meskipun

ne
ng

UUD 1945 telah mengalami perubahan 4 tahap ;


− Bahwa konsepsi tentang jiwa atau spirit dan moralitas konstitusi dalam

do
pengaturan sumber-sumber kehidupan bagi tujuan sebesar-besarnya
gu

kemakmuran dan kesejahteraan rakyat sebagai tolak ukur bagi penyelenggara


kekuasaan negara dalam mengambil keputusan kebijakan baik dalam
In
A

regulasi maupun pelaksanaan pembangunan ;


− Bahwa harus diakui dalam Putusan Nomor 45/PUU-IX/2011 yang menegaskan
ah

lik

perlindungan dan pengakuan konstitusi atas hak-hak tradisionil Penggugat dan


secara spesifik lagi ditegaskan dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
35/PUU/2012 tanggal 16 Mei 2013 yang menjelaskan “bahwa hutan adat yang
m

ub

dimiliki oleh masyarakat tidak termasuk hutan Negara”, terhadap hal itu
ka

sebenarnya merupakan ketentuan yang dianut dalam Undang-undang Nomor :


ep

41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan, Khususnya jika mengacu kepada Pasal


15 Undang-undang Nomor : 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan dan Putusan
ah

MK No. 45/PUU-IX/2011 tanggal 9 Februari 2012 tentang pemahaman dan


es

pemaknaan penetapan Kawasan Hutan, yang harus melalui empat tahapan


M

ng

yaitu : Penunjukkan, Penataan b atasan, Pemetaan dan Pengukuhan/Penetapan,


dengan penunjukkan hutan tanpa proses tahapan tersebut adalah praktek
on

pemerintahan otoriter dan bukan merupakan praktek pemerintahan yang


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 91
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
92 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
demokratis, maka bertentangan dengan konstitusional dan rule of law, oleh

a
karenanya merupakan perbuatan melawan hukum ;

si
− Bahwa dari Putusan No. 45/PUU-IX/2011 tanggal 9 Februari 2012 dan Putusan
No. 35/PUU-X/2012 tanggal 16 Mei 2013 serta Putusan Nomor 50/PUU-VIII/2010

ne
ng
serta Put. No. 11/PUU-IX/2011, masing putusan Mahkamah Konstitusi tersebut
masing-masing mewujudkan atau memenuhi secara konkrit Konstitusi tentang

do
gu
pengakuan hak tradisionil masyarakat adat atas tanah yang memerlukan
perlindungan sebagaimana dimuat dalam konstitu di UU 1945, Putusan-putusan
tersebut sangat konsisten menjabarkan norma konstitusi, tentang frasa

In
A
ditunjuk dan/atau bertentangan dengan UUD 1945 untuk itu tidak mempunyai
kekutan hukum mengikat ;
ah

lik
− Bahwa Mahkamah Konstitusi secara tegas menyatakan penunjukkan belaku
atas suatu kawasan untuk dijadikan kawasan hutan tanpa melalui proses atau
am

ub
tahapan-tahap yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan di kawasan
hutan sesuai dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
menurut ahli merupakan pelaksanaan pemerintah otoriter ;
ep
k

− Bahwa Putusan Mahkamah Konstitusi secara tujuan adalah ingin


ah

mengembalikan pelaksanaan yang tidak sesuai Undang-undang agar sesuai


R

si
dengan Konstitus dalam UUD Negara Rebupublik Indonesia Tahun 1945 ;
− Bahwa yang terjadi saat ini khususnya dalam perkara ini, tanpa melihat siapa

ne
ng

yang memiliki awalnya dilokasi objek perkara tahun 1970 atau tahun
sebelumnya, ada hal-hal yang berkembang dimasyarakat pendapat tentang

do
semua tanah yang tidak bisa membuktikan berarti itu tanah Negara adalah
gu

suatu hal yang tidak dibenarkan dalam Konstitusi Negara Republik Indonesia
yang berjiwa Demokrasi tapi pelaksanannya bersifat otoriter ;
In
A

− Bahwa kaitannya dengan perkara ini yang ahli ketahui kaitannya dengan
kawasan hutan dilakukan Penunjukkan dahulu baru kemudian ditetapkan
ah

lik

dengan mengeluarkan Penetapan tentang kawasan hutan adalah sesuatu yang


dilakukan Negara yang bersifat Otoriter karena bertentangan dengan hukum,
karena kaitannya dengan penetapan suatu kawasan atau wilayah menjadi
m

ub

kawasan hutan atau hutan Negara ada prosedurnya sesuai dengan Undang-
ka

Undang dan jika dilakukan tidak sesuai dengan Undang-undang maka itu
ep

bertentangan dengan Konstitusi ;


− Bahwa Mahkamah Konstitusi telah menyatakan kalau suatu perbuatan yang
ah

dilakukan oleh Negara bertentangan dengan Undang-undang Dasar, maka itu


es

disebut tidak mempunyai kekuatan hukum, khususnya dalam Penerapan atau


M

ng

pelaksanaan dari Pasal 15 Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang


kehutanan menjelaskan “Bahwa penunjukkan kawasan hutan adalah salah
on

satu tahap dalam proses pengukuhan kawasan hutan dan ketentuan


gu

demikian harus memperhatikan kemungkinan adanya hak-hak perseorangan


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 92
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
93 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
atau ulayat pada kawasan hutan yang akan ditetapkan sebagai kawasan hutan

a
sehingga jika demikian terjadi, maka penataan batas dan pemetaan batas

si
kawasan hutan harus mengeluarkannya dari kawasan hutan agar tidak
merugikan bagi masyarakat yang berkepentingan dengan kawasan yang

ne
ng
akan ditetapkan sebagai kawasan hutan”;
− Bahwa Putusan Mahkamah Konstitusi itu pada umumnya bersifat pasti

do
gu
propestik interpletasi yaitu harus dilaksanakan sejak awal ketika undang-undang
itu di buat ;
− Bahwa fungsi judicial rieviuw, kalau sudah di Putuskan oleh Mahkamah

In
A
Konstitusi maka harus dilaksanakan ;
− Bahwa kepada Ahli diperlihat GB 50 Tahun 1924 dan bukti Penggugat bertanda
ah

lik
P-20c dan P-30 ;
− Bahwa terhadap GB 50 Tahun 1924 bukan merupakan suatu keputusan
am

ub
penjukkan kawasan hutan melainkan memuat daftar nama Desa yang
dipertimbangkan menjadi kawasan hutan dan kemudian secara keliru dijadikan
dasar memasukkan nama Desa menjadi rangkaian kawasan hutan dalam
ep
k

keputusan Menteri Pertanian Nomor : 923/Kpts/Um/12/1983 tanggal 27


ah

Desember 1982 tanggal 27 Desember 1982, karena hingga Pemerintahan


R

si
Belanda angkat kaki dari Indonesia, rencanan tersebut tidak alat bukti yang
konkrit ditindak lanjuti menjadi kawasan hutan oleh Pemerintahan Belanda ;

ne
ng

− Bahwa GB 50 Tahun 1924 yang digunakan Kementerian Kehutanan tidak ada


aslinya, aslinya diperoleh dari arsip Nasional Negeri Belanda, akan tetapi GB

do
50 Tahun 1924 tersebut tidak ada diumumkan dalam Staatsblaad Hindia
gu

Belanda Tahun 1924, maka menurut Ahli yang didasarkan kepada Algemeene
Bepalingen Van Wetgeving (AB) tersebut GB 50 Tahun 1924 tidak dapat
In
A

berlakukan ;
− Bahwa terkait objek perkara dalam gugatan Penggugat dihubungkan dengan
ah

lik

adanya putusan pidana yang ada hubungan dengan gugatan Penggugat dan dari
putusan itu objek gugatan dalam perkara ini dieksekusi, menurut pengalaman
Ahli baik sebagai mantan Hakim Konstitusi maupun pensiunan/mantan Hakim
m

ub

Pengadilan Umum yang sudah pernah menjadi Ketua Pengadilan Negeri,


ka

mengenai Eksekusi, menurut Ahli terhadap setiap putusan itu, tidak semua bisa
ep

atau dapat di eksekusi dan terhadap putusan itu dalam istilah hukum disebut
sebagai putusan itu Non Eksekutabel dan dalam perkara ini salah satunya
ah

masih terdapat perselisihan atas statatus barang bukti tentang siapa yang
es

sesungguhnya berhak juga dikarenakan faktor-faktor yang lain ;


M

− Bahwa terhadap bukti bertanda P-33 dan P-34 yang telah diperlihatkan ke Ahli,
ng

setelah Ahli membacanya, Ahli menjelaskan yaitu menurut Ahli, melarang


on

transaksi kepada semua pihak adalah suatu perbuatan yang melanggar hak
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 93
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
94 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
orang lain dan itu bertentangan dengan Konstitusi, apalagi ada hak-hak orang

a
lain terhadap hal yang dilarang itu ;

si
− Bahwa Menteri mengeluarkan surat atau haknya tersebut berdasarkan putusan
pidana, pada hal Terdakwa itu hanya bergabung dengan pihak lain dan terhadap

ne
ng
hal itu kaitannya dengan kepemilikan, yang terhadap hal tersebut hubungannya
dengan hukum Privat atau Perdata ;

do
− Bahwa terhadap bukti surat yang dikeluarkan Menteri Ligkungan dan Kehutanan
gu
kaitannya dengan objek gugatan Penggugat, Ahli melihat surat ini tidak sah,
karena surat Menteri itu belum memenuhi Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu

In
A
Pasal 15 Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, maka
menurut Ahli itu melanggar norma-norma hukum dan suatu penentangan
ah

lik
terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi ;
− Bahwa sebagai Koperasi adalah suatu Badan Hukum yang diakui dan sah dalam
am

ub
Konstitusi Negara Republik Indonesia, menurut Ahli Koperasi itu adalah sah
menurut hukum dan dilindungi dalam Konstitusi Negara Republik Indonesia ;
− Bahwa hak Ulayat atau masyarakat adat yang sudah ada sejak zaman dahulu
ep
k

bahkan zaman belanda haruslah dilindungi oleh hukum Negara Republik


ah

Indonesia ;
R

si
− Bahwa diperlihatkan bukti P.20c dan P.30 dan menurut ahli bukti surat itu
menyebutkan kalau GB 50 sudah dijadikan landasan hukum dan SK Menteri itu

ne
ng

menurut Ahli tidak mempunyai kekuatan hukum untuk digunakan pada


masyarakat ;
− Bahwa hak ulayat dan masyarakat adat itu masih dipertahankan, karena secara

do
gu

konstitusi masih diakui oleh Konstitusi Negara Republik Indonesia ;


− Bahwa terhadap GB 50 tersebut untuk mempunyai kekuatan mengikat itu harus
In
A

diumumkan, karena itu adalah azas yang wajib dipenuhi, jika tidak diumumkan
maka suatu aturan tersebut secara umun tidak dapat diberlakukan dan
ah

lik

khususnya terhadap GB 50 yang belum diumumkan menurut Ahli dan menurut


Konstitusi Negara Republik Indonesia belumlah dapat diberlakukan atau
m

digunakan ;
ub

− Bahwa setiap aturan untuk dapat di berlakukan harus diumumkan dahulu dan
ka

terhadap G.B,25 Juni 1924 No.50 yang tidak diumumkan dalam lembaran
ep

Negara dan untuk produk hukum di zaman Kolonial, diumumkan dalam


Nederlands Hindie Staatsblad sebagai syarat untuk mempunyai kekuatan
ah

hukum mengikat sesuai dengan Algemene Bepalingen Van Wetgeving (AB)


es

tidak dianggap berlaku sebagaimana bukti bertanda P-30a, P-30b, P-30c ;


M

− Bahwa yang terjadi dengan kawasan hutan tanpa melihat siapa yang di sana
ng

on

tahun 1970 semua tanah yang tidak bisa membuktikan berarti itu tanah Negara
adalah suatu pernyataan yang bertentangan dengan Konstitusi Negara Republik
gu

Indonesia ;
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 94
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
95 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa dalam menyatakan suatu kawasan adalah kawasan hutan atau hutan

a
negara haruslah melalui proses yang sesuai denga Pasal 15 Undang-undang

si
Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan harus dipenuhi dalam menentukan
kawasan hutan atau hutan Negara, jika tidak dipenuhi maka hal itu bertentangan

ne
ng
dengan hukum atau Konstitusi Negara Republik Indonesia ;
− Bahwa sebagaiman putusan Konstitusi Negara Republik Indonesia tentang pasal

do
gu
15 undang-undang kehutanan,
putusannya bertentangan dengan UUD tahun 1945 maka itu disebut tidak
Mahkamah Konstitusi menyatakan bahwa

mempunyai kekuatan hukum ;

In
A
− Bahwa khusus dengan Pasal 15 Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan mengenai kawasan hutan itu ada Putusan Mahkamah Konstitusi yang
ah

lik
pada dasarnya adalah bersifat profektif dan interpletasi harus dilaksanakan sejak
awal ketika undang-undang tersebut di buat atau diberlakukan ;
am

ub
− Bahwa kepada Ahli diperlihatkan bukti T1.2 dan terhadap hal itu Ahli
menjelaskan sepanjang mengacu pada pasal 15 Undang-undang Nomor 41
Tahun 1999 tentang Kehutanan maka itu sah dan jika tidak mengacu kepada P
ep
k

Pasal 15 Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan adalah tidak


ah

sah ;
R

si
− Bahwa dengan adanya hak masyarakat hukum adat kawasan itu ditunjuk
sebagai hutan adat dan hutan Negara harus sesuai dengan Konstitusi

ne
ng

sebagaimana Putusan Mahkamah Konsititusi ;


− Bahwa jika sudah diputuskan Mahkamah Konsititusi berubah maka harus

do
dilaksanakan fungsi Judicial Revieuw ;
gu

− Bahwa mengenai batas-batas tidak jelas, dalam kasus yang lain tidak bisa
kumulatif ;
In
A

− setiap aturan untuk dapat di berlakukan harus diumumkan dahulu dan terhadap
G.B,25 Juni 1924 No.50 yang tidak diumumkan dalam lembaran Negara dan
ah

lik

untukproduk hukum di zaman Kolonial, diumumkan dalam Nederlands Hindie


Staatsblad sebagai syarat untuk mempunyai kekuatan hukum mengikat sesuai
m

ub

dengan Algemene Bepalingen Van Wetgeving (AB) tidak dianggap berlaku


sebagaimana bukti bertanda P-30a, P-30b, P-30c
ka

− Bahwa terhadap bukti Tergugat I bertanda T.I-2, T.I-3, T.I-4, T.I-13, T.I-14
ep

setelah Ahli membaca, Ahli menjelaskan “sepanjang bukti-bukti surat tersebut


ah

mengacu kepada Pasal 15 Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 dalam


R

menentukan kawasan Hutan atau Hutan Negara, maka bukti surat tersebut adalah
es

sah, akan tetapi jika tidak sesuai dengan Pasal 15 Undang-undang Nomor
M

ng

41 Tahun 1999, maka menurut Ahli adalah tidak sah dalam Negara
on

yang Konstitusinya berdasarkan hukum dan Undang-undang dalam menjalankan


pemerintahan Negara” ;
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 95
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
96 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa setelah diperlihatkan bukti P-42 berupa Surat Keputusan Menteri tentang

a
Pembentukkan Dan Tata Kerja Panitia Tata Batas Hutan, Ahli menjelaskan dari

si
bukti itu, Ahli menjelaskan tidak mungkin langsung dilakukan penunjukkan tanpa
ada dilakukan penataan batas dahulu karena sudah ada diatur dalam aturan ;

ne
ng
− Bahwa selain yang telah Ahli jelaskan, Ahli menambahkan penjelasan yaitu :
• Masyarakat Hukum adat yang diakui dan dilindungi dalam konstitusi atau

do
gu UUD 1945, sepanjang masih memenuhi
Pasal 18B Ayat (2) dan seluruh peraturan perudang-undang lain. Hak Ulayat
syarat yang disebutkan dalam

yang lahir dari Masyarakat hukum adat sebelum kemerdekaan

In
A
sebagaimana disebut dalam keterangan tertulis tetap diakui dan
dilindungi ;
ah

lik
• Suatu produk hukum/peraturan/perundang-undangan pada zaman Hindian
Belada dapat berlaku setelah produk hukum/peraturan/perundang-undangan
am

ub
tersebut diumumkan dalam Nederlands Hindie Staatsblad, sebagai syarat
untuk mempunyai kekutan hukum mengikat, tanpa adanya pengumuman
atau diumumkan, terhadap produk hukum/peraturan/perundang-undangan
ep
k

tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat ;


ah

• Terhadap suatu putusan pidana yan berkekuatan hukum tetap, tidak dapat
R

si
dilaksanakan diantaranya yaitu dalam barang bukti yang dinyatakan
dirampas dalam putusan pidana, merupakan bidang tanah yang tidak

ne
ng

jelas batas-batas atau batas-batasnya tumpang tindih dengan hak orang


lain ;
• Sebab-sebab non-eksekutabilitas

do
yang Ahli jelaskan timbul dalam praktek
gu

Pengadilan, yang umumnya dimuat dalam Penetapan Ketua Pengadilan


untuk meghindari timbulnya ketidak adilan yang luas ;
In
A

Menimbang, bahwa terhadap keterangan Ahli dari Penggugat, Kuasa Hukum


Penggugat dan Kuasa Para Tergugat yang hadir disidang, menyatakan akan
ah

lik

menanggapi dalam kesimpulan ;


Menimbang, bahwa selanjutnya atas pertanyaan Hakim Ketua, Kuasa Hukum
m

ub

Tergugat I dan Tergugat II, tidak mengajukan bukti Saksi ;


Menimbang, bahwa terhadap Tergugat III, selain mengajukan bukti surat,
ka

Tergugat III ada mengajukan Saksi 2 (dua), Saksi mana masing-masing dibawah
ep

sumpah, dipersidangan pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :


ah

1.PANGALOAN HARAHAP :
R

− Bahwa sejak tahun 1992 sampai dengan tahun 2006 menjabat Kepala Desa
es
M

Siboris Dolok Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas ;


ng

− Bahwa pada tahun 1981 pernah mendengar pago-pago tanah adat ke Pemerintah
on

dan pemerintah melakukan ganti rugi pago-pago tersebut dengan membangun


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 96
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
97 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sekolah yang saat ini bernama SMAN 1 Barumun Tengah dikarenakan pada saat

a
itu di Kecamatan Barumun Tengah tidak memiliki gedung sekolah ;

si
− Bahwa tidak ada lagi masyarakat yang bertempat tinggal dilokasi pago-pago ;
− Bahwa lokasi pago-pago kondisinya saat itu berupa semak belukar dan oleh

ne
ng
Pemerintah ditanami tanaman jenis Akasia ;
− Bahwa lokasi Pago-pago saat ini sebahagian besar sudah menjadi perkebunan

do
gu
kelapa sawit milik PARSUB ;
− Bahwa perkebunan kelapa sawit PARSUB jauh dari 5 (lima) Desa yaitu Desa
mandasip, Desa Langkimat, Desa Paran Padang, Desa Aek Raru, Desa Janji

In
A
Matogu sejak Kecamatan Simangambat ;
− Bahwa banyak perkampungan rumah-rumah penduduk, terdapat banyak
ah

lik
fasilitas umum antara lain, sekolah, kantor Polisi, pasar, warung, rumah
makan, Jalan umum, Puskesmas, kebun-kebun masyarakat dan lain-lain ;
am

ub
− Bahwa sudah banyak yang terbit sertifikat Hak Milik ;
− Bahwa tahu kata Register dari dengar-dengar saja, tidak tahu arti kata
Register ;
ep
k

− Bahwa tahu ada banyak perkebunan Sawit di Kecamatan Simangambat


ah

seperti perkebunan masyarakat, sawah, Kebun Sawit Austindo atau PT.ANJ


R

si
dan kebun sawit yang lain-lain ;
− Bahwa di Desa tidak ada dokumen tentang Kawasan Hutan ;

ne
ng

− Bahwa tidak pernah melihat dokumen tentang Register 40 tentang Kawasan


Hutan ;

do
− Bahwa tidak pernah melihat ada kegiatan pematokan ;
gu

− Bahwa tidak ada batas-batas Kawasan Hutan di Padang Lawas setahu


Saksi ;
In
A

− Bahwa tidak pernah lihat patok batas Register 40 ;


− Bahwa Saksi tidak tahu dimana letak Register 40 ;
ah

lik

− Bahwa Saksi tidak tahu arti Pago-Pago yang sebenarnya ;


− Bahwa Saksi tahu Pago-pago hanya dengar-dengar saja ;
m

ub

− Bahwa Saksi tidak pernah lihat peristiwa Pago-Pago ;


− Bahwa tidak pernah terlibat dalam Pago-Pago ;
ka

− Bahwa tidak tahu tanah yang di Pago-pago berapa luasnya ;


ep

− Bahwa tidak tahu pago-pago dan siapa yang punya tanahnya ;


ah

− Bahwa hanya dengar Pago-Pago satu kali saja ;


R

− Bahwa tahun 70an sudah tidak ada Hutan, Kayunya ditebangin ;


es

− Bahwa sebagian di tebang perusahaan dan sebagain Masyarakat ;


M

ng

− Bahwa Saksi tahu Perkebunan Parsub dan KPKS Bukit Harapan dari dengar-
on

dengar saja dari saudara sepupu ;


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 97
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
98 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa Saksi tidak tahu letaknya Perkebunan Parsub dan KPKS Bukit

a
Harapan dari dengar-dengar saja ;

si
− Bahwa Saksi tidak pernah ke Perkebunan Parsub dan KPKS Bukit
Harapan ;

ne
ng
− Bahwa Kecamatan Simangambat adalah pecahan dari Kecamatan Barumun
Tengah ;

do
gu
− Bahwa dari dulu sudah banyak kehidupan masyarakat Adat di Kecamatan
Barumun Tengah dan Kehidupan Masyarakat Adat masih berlangsung dan
masih ada sampai sekarang dan masih diakui oleh pemerintahan daerah ;

In
A
Menimbang, bahwa terhadap keterangan Saksi dari Tergugat III, Kuasa
Hukum Penggugat dan Kuasa Para Tergugat yang hadir disidang, menyatakan akan
ah

lik
menanggapi dalam kesimpulan ;
2.PARLUHUTAN HASIBUAN :
am

ub
− Bahwa pernah menjabat sebagai Kepala Desa Sionggoton Kecamatan
Simangambat Kabupaten Padang Lawas Utara, dulu termasuk ke dalam kec.
Barumun Tengah sejak tahun 1992 sampai dengan tahun 2004 ;
ep
k

− Bahwa pernah bekerja di HPH PT. Barakaz sejak tahun 1975 dan pada tahun
ah

1977 menjabat sebagai ketua SPSI dan berhenti bekerja di HPH PT. Barakaz
R

si
pada tahun 1986 dan kondisi lokasi pada saat itu adalah hutan tua dan masih
terdapat tanaman kayu ;

ne
ng

− Bahwa sewaktu berkerja di HPH PT. Barakaz pernah bertemu dengan 20 (dua
puluh) orang Insiyur dari Bogor di Kamp HPH PT. Goodwin yang saat itu sedang

do
gu

melakukan rintis batas kawasan hutan dan saat itu rintisan tersebut disebut
sebagai rintis Bogor ;
− Bahwa Pernah melihat Plang kawasan hutan di daerah yang namanya Padang
In
A

Tarutung ;
− Bahwa pernah mendengar adanya pago-pago tanah adat kepada Pemerintah dari
ah

lik

Kepala Desa setelah dibangun Mesjid sebagai ganti rugi pago-pago ;


− Bahwa kondisi lahan yang dipago-pago kepada Pemerintah saat itu berbentuk
m

ub

padangan (alang-alang) dan dilahan pago-pago saat itu tidak ada masyarakat
yang mendiaminya ;
ka

− Bahwa tujuan pago-pago adalah untuk ditanami tanaman reboisasi ;


ep

− Bahwa yang menyerahkan tanah secara pago-pago ke Pemerintah adalah Kepala


ah

Desa ;
R

− Bahwa setelah tahun 2000-an tempat tersebut saat ini terdapat perkebunan
es

KPKS ;
M

ng

− Bahwa Lahan HPH PT. Goodwin dan HPH PT. Barakaz merupakan satu
on

hamparan yang saat ini menjadi perkebunan KPKS dan PARSUB milik DL.
Sitorus ;
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 98
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
99 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa di lokasi tempat bekerja masih terdapat satwa liar yaitu Gajah dan

a
Harimau Sumatera ;

si
− Bahwa tempat tinggal saksi jauh dari 5 (lima) desa yaitu Desa mandasip,
Desa Langkimat, Desa Paranpadang, Desa Aek Raru, Desa Janji Matogu ;

ne
ng
− Bahwa Saksi mengaku lahir di Desa sionggoton yang berlokasi di pinggir
sungai barumun tengah bertetangga dengan Simagambat Jae, Simangambat

do
gu
Julu, Huta Pasir dan Hutabaru ;
− Bahwa Saksi mengaku sudah pindah ke seberang barumun tengah berbatas
denggan Tanjung Botung dan Gunung Manaon ;

In
A
− Bahwa Saksi menjelaskan, ada nama Desa yang sama di Padang Lawas ;
− Bahwa Saksi pernah mendengar Desa Simagambat julu ;
ah

lik
− Bahwa Saksi pernah bekerja di PT.Barakaz sejak tahun 1975-1977 sebagai
ketua SPSI ;
am

ub
− Bahwa pada tahun 1978 Saksi pernah bekerja di PT.HPH Brakaz ;
− Bahwa Saksi pernah menjadi kepala Desa Sionggoton sejak tahun 1992
sampai dengan 2004 ;
ep
k

− Bahwa keadaan 5 (lima) Desa yaitu Desa mandasip, Desa Langkimat, Desa
ah

Paran Padang, Desa Aek Raru, Desa Janji Matogu sejak dulu sudah jadi
R

si
pemukiman, persawahan, kebun, dan ada sekolah ;
− Bahwa Saksi mengaku pernah bertemu dengan tim perintis dari bogor dan tim

ne
ng

tidak bawa alat apa-apa ;


− Bahwa Saksi hanya mendengar dari orang pada tahun 1981 ada pago-pago

do
gu

dari orang lain tapi Saksi tidak tahu langsung tentang pago-pago ;
− Bahwa Saksi mengaku pada tahun 1981 ada beberapa desa yang menyerah-
kan tanah kepada Pemerintah diantaranya Desa Simangambat Jae,
In
A

Simangambat Julu, Desa gunung manaon, Huta baru dan Huta pasir ;
− Bahwa Saksi mengaku pernah mendengar Koperasi PARSUB, akan tetapi
ah

lik

tidak menjadi pengurus Parsub ;


− Bahwa Saksi tidak tahu tentang penyerahan pago-pago ;
m

ub

− Bahwa bahwa posisi lahan perkebunan koperasi PARSUB berada di sekitar


Aek garinging tempat pengambilan kayu yang dia dengar dari cerita orang
ka

lain ;
ep

− Bahwa Saksi tahu perkebunan PARSUB dan KPKS Bukit Harapan satu
ah

hamparan dari keterangan orang lain (dengar-dengar) ;


R

− Bahwa Register adalah kawasan hutan ;


es

− Bahwa
M

kira-kira batas PT. Brakas : sebelah selatan berbatasan dengan


ng

Kawasan Hutan, sebelah barat sungai garingging ;


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 99
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
100 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa pada tahun 1986 bahwa dusun parsadaan KUD Langkimat belum ada

a
dan Saksi mengaku tidak pernah pergi ke desa KUD Langkimat, hanya

si
dengar tentang Desa Langkimat ;
− Bahwa tahun 1978 kondisi dusun parsadaan KUD Langkimat adalah sudah

ne
ng
menjadi pekan/pasar ;
− Bahwa tahun 1978 lokasi KUD langkimat adalah persawahan ;

do
gu
− Bahwa Saksi tidak pernah melihat hutan karena sejak dulu sudah jadi
pemukiman masyarakat adat, kebun, sawah sekolah dan kantor pemerintahan
kecamatan kelurahan ;

In
A
− Bahwa Saksi tidak tahu ada kawasan hutan, tidak pernah ada pal batas
kawasan hutan ;
ah

lik
− Bahwa tidak pernah baca dokumen Kawasan Hutan dan tidak pernah lihat
dokumen Kawasan Hutan ;
am

ub
− Bahwa semua areal sudah di manfaatkan masyarakat adat secara terus
menerus ;
− Bahwa pernah dengar kata Register, tidak tau arti kata Register;
ep
k

− Bahwa Saksi menjelaskan mungkin saja ada nama Desa yang sama di
ah

tempat lain ;
R

si
Menimbang, bahwa terhadap keterangan Saksi dari Tergugat III, Kuasa
Hukum Penggugat dan Kuasa Para Tergugat yang hadir disidang, menyatakan

ne
ng

akan menanggapi dalam kesimpulan ;


Menimbang, bahwa selain mengajukan bukti surat dan Saksi, Tergugat III

do
gu

juga mengajukan Ahli 1 (satu) orang, Ahli mana dibawah sumpah, dipersidangan
pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
In
A

1.ARMANSYAH SIREGAR.,AMD :
− Bahwa pemerintah menggunakan GPS sebagai alat ukur kehutanan sesuai
ah

dengan peraturan Dirjen dan teknologi No 9 tahun 2009 ;


lik

− Bahwa sebelum tahun 2012 pemerintah menggunakan Tiodoelit ;


− Bahwa Ajiman itu adalah arah yang menimbulkan posisi ke arah bumi ;
m

ub

− Bahwa diperlihatkan bukti T.III-1 dan Ahli menjelaskan peta memang ada dibuat
dan Ahli yang menandatangani ;
ka

ep

− Bahwa hasil Ploting Koordinat berada di 80 Derajat berada di 3 Provinsi yaitu


Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Riau, luasnya + 152.000 Hektar ;
ah

− Bahwa Peta yang dipegang oleh Ahli adalah Peta hasil Ploting SK menteri
R

es

923/Kpts/Um/12/1982 ;
M

− Bahwa Saksi tidak pernah melihat peta SK menteri 923/Kpts/Um/12/1982 ;


ng

− Bahwa alat GPS berguna untuk menentukan posisi titik koordinat ;


on

− Bahwa selain dari GPS tidak ada alat lain yang dapat menentukan titik
gu

koordinat ;
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 100
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
101 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa ketika memploting titik-titik koordinat dari gugatan Penggugat dengan

a
aplikasi Arc Gis yaitu alat standart Dinas Kehutanan ;

si
− Bahwa Teodolite adalah alat untuk menentukan arah dan tinggi ;
− Bahwa selain Teodolite, ada alat lain yang dapat menentukan arah yaitu

ne
ng
kompas ;
− Bahwa yang Teodolite lebih akurat daripada kompas ;

do
gu
− Bahwa ada beberapa macam GPS, yaitu GPS Navigasi, GPS Geodilis dan GPS
Nations ;
− Bahwa yang

In
paling tinggi untuk menentukan titik koordinat yaitu GPS
A
Teodolite ;
− Bahwa peta yang dibuat dibawah tahun 2012 adalah Peta Register yang banyak
ah

lik
di tetapkan di Sumatera Utara ;
− Bahwa titik Koordinat berada di Hutan Tetap, yang lain berada di hutan
am

ub
lindung dan sebagian lagi hutan pengawasan lain ;
− Bahwa lokasi yang digugat Parsub hutan Produksi tetap dan sebagian berada di
Hutan HPL dan sebagian berada di Hutan Lindung ;
ep
k

− Bahwa Saksi yang membuat peta pada tahun 2015, namun hari dan tanggalnya
ah

sudah tidak ingat ;


R

si
− Bahwa Peta dibuat atas permintaan dari Kuasa Tergugat III sebagai Kuasa dari
Tergugat III ;

ne
ng

− Bahwa Peta dibuat dengan cara menyampaikan surat Gugatan perkara, meminta
titik koordinat ;

do
gu

− Bahwa alat yang digunakan adalah Aplikasi yaitu Alat Ploter, tetapi dengan
menjumlahkan aplikasi dari Dinas Kehutanan ;
− Bahwa untuk Akurasi perlu dibuat Tera dan Tera adalah setting keakuratan ;
In
A

− Bahwa Ahli pernah lihat SK 923 Tahun 1982 yang menunjukkan kawasan Hutan
Sumatera Utara ;
ah

lik

− Bahwa Ahli tidak mengetahui secara pasti berapa luasnya ;


− Bahwa peta yang sudah dibuat tidak ada hubungan nya dengan SK 923 Tahun
m

ub

1982 ;
− Bahwa bukti bertanda P-47 diperlihatkan kepada Ahli dan Ahli menjelaskan
ka

bukti tersebut merupakan Peta Sumatera Utara dan Ahli tidak pernah
ep

melihatnya ;
ah

− Bahwa Ahli tidak mengenal peta tersebut sehingga tidak bisa menjelaskan-
R

nya ;
es

− Bahwa diperlihatkan bertanda Bukti P-46 dan setalah membaca Ahli menjelaskan
M

ng

tidak tahu secara detail peta tersebut ;


on

− Bahwa Ahli paham tentang SK 44 yaitu penunjukan penunjukan hutan di


gu

Sumatera Utara ;
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 101
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
102 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa Ahli hanya mengetahui separuh penunjukan hutan di Sumatera Utara ;

a
− Bahwa Ahli sudah mengerti batas-batas berdasarkan pemetaan dan

si
pengukuran ;
− Bahwa Pemetaan dan pengukuran adalah hal yang berbeda ;

ne
ng
− Bahwa bukti bertanda T.I-2 dan T.I-3 berupa berita acara tahun 1978 menurut
Ahli tidak bisa dipetakan karena tidak ada titik koordinatnya dan tidak ada buku

do
gu
ukur ;
− Bahwa dasar Peta yang dibuat oleh Ahli juga adalah SK Menhut Tanggal 24 Juli
2014 ;

In
A
− Bahwa diperlihatkan bukti bertanda P-24 dan Ahli menjelaskan tidak mengenal
peta tersebut, namun peta tersebut menginformasikan tentang wilayah ;
ah

lik
− Bahwa Ahli tidak pernah melihat peta arsip nasional ;
− Bahwa Ahli juga tidak pernah melihat peta yang lain dari Arsip Nasional ;
am

ub
− Bahwa tanda tangan siapa yang berada dalam peta, Ahli menjawab Tergantung
petanya ;
− Bahwa Peta kawasan hutan ditanda tangani oleh Menteri Kehutanan ;
ep
k

− Bahwa Kawasan Hutan Provinsi Sumatera Utara hanya menteri yang tanda
ah

tangan ;
R

si
− Bahwa dasar Hukum yang menandatangani Peta Kawasan Hutan adalah
Undang-undang Nomo 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan ;

ne
ng

Menimbang, bahwa terhadap keterangan Ahli dari Tergugat III, Kuasa Hukum
Penggugat dan Kuasa Para Tergugat yang hadir sidang, menyatakan akan

do
gu

menanggapi dalam kesimpulan ;


Menimbang, bahwa selanjutnya Kuasa Hukum Penggugat dan Kuasa
In
A

Tergugat I, Kuasa Terggugat II, Kuasa Tergugat III yang hadir dipersidangan
mengajukan kesimpulannya masing-masing pada tanggal 09 September 2016
ah

sebagaimana terlampir dalam berita acara sidang, sedangkan Turut Tergugat tidak
lik

mengajukan kesimpulan karena tidak hadir dipersidangan ;


Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian dalam putusan ini, maka
m

ub

segala hal yang termuat dalam berita acara sidang dianggap termuat dan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari putusan ini, selanjutnya para pihak
ka

ep

mohon putusan ;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
ah

DALAM EKSEPSI :
es

Menimbang, bahwa terhadap eksepsi Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III


M

ng

Pengadilan telah menjatuhkan putusan Sela, pada hari Selasa tanggal 19 April
on

2016, sebagai berikut :


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 102
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
103 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
1. Menolak eksepsi dari Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III tersebut ;

a
2. Menyatakan Pengadilan Negeri Padangsidimpuan berwenang memeriksa dan

si
mengadili perkara ini ;
3. Memerintahkan untuk melanjutkan pemeriksaan dalam perkara ini ;

ne
ng
4. Menangguhkan penghitungan dan pembebanan biaya perkara sampai dengan
putusan akhir ;

do
gu Menimbang, bahwa oleh karena itu Eksepsi
berwenang mengadili relatif (incompetensi relatif) yang diajukan oleh pihak Tergugat
tentang Pengadilan tidak

II dan Tergugat III dan tentang Pengadilan tidak berwenang mengadili absolut

In
A
(incompetensi absolut) yang diajukan oleh pihak Tergugat I dan Tergugat III
tersebut, sebagaimana pertimbangan dalam Putusan Sela, pada hari Selasa
ah

lik
tanggal 19 April 2016, yang pada pokoknya menolak Eksepsi Tergugat I,
Tergugat II, Tergugat III tersebut, menurut pendapat Majelis Hakim bahwa Putusan
am

ub
tentang Eksepsi tersebut telah dianggap menjadi satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dengan putusan ini dan tidak perlu dipertimbangkan lagi, sedangkan
terhadap eksepsi Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III yang bukan tentang
ep
k

kewenangan mengadili baik Kompetensi absolut dan Kompetensi relatif, yaitu


ah

tentang Eksepsi Tergugat I yang mendalilkan Penggugat Tidak Mempunyai


R
Kekuatan Hukum dan Eksepsi Tergugat II tentang gugatan Penggugat kabur/

si
Obsuur Libel dan Eksepsi Tentang Kurangnya pihak (Plurium Litis Consortium),

ne
ng

juga Eksepsi Tergugat III tentang gugatan Penggugat tidak memiliki Legal
Standing, Tentang Kurangnya pihak (Plurium Litis Consortium), tentang Gugatan
kabur dan tidak Jelas/ Obsuur Libel, serta Eksepsi Tentang Turut Tergugat yaitu

do
gu

tentang Penggugat tidak dapat mendalilkan hubungan yang jelas antara Turut
Tergugat dengan perkara a quo, akan Majesli Hakim pertimbangkan sebagai
In
A

berikut ;
Menimbang, bahwa terhadap Eksepsi Tergugat I, Tergugat I, Tergugat III
ah

dan Turut Tergugat yang tidak termasuk Eksepsi tentang Pengadilan tidak
lik

berwenang mengadili relatif (incompetensi relatif) dan tentang Pengadilan tidak


berwenang mengadili absolut (incompetensi absolut), setelah Majelis Hakim
m

ub

membaca dan menelaah dengan cermat, Majelis Hakim memahami dengan


berpendapat dalil Eksepsi Tergugat I, Tergugat I, Tergugat III dan Turut
ka

ep

Tergugat berhubungan dengan pertimbangan pokok perkara, oleh karenanya


akan dipertimbangkan dan ditentukan bersamaan dalam pokok perkara ;
ah

DALAM PROVISI :
R

Menimbang, bahwa Permohonan Provisi yang diajukan oleh Penggugat/


es
M

Pemohon Provisi, Pengadilan telah menjatuhkan Putusan Provisi, pada hari


ng

Kamis tanggal 18 Agustus 2016, yang amarnya sebagai berikut :


on

1. Mengabulkan permohonan Provisi Penggugat/Pemohon Provisi tersebut ;


gu

2. Menyatakan dan menetapkan bahwa sebelum perkara ini memperoleh


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 103
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
104 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
3. putusan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap, surat yang dikeluarkan

a
Menteri Lingkungan hidup dan Kehutanan RI No. S.174/MenLhk-II/2015

si
tanggal 21 April 2015 Perihal Penghentian Pelayanan oleh Gubernur Sumatera
Utara dan Bupati Tapanuli Selatan kepada Penggugat dan Surat Menteri

ne
ng
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015,
tanggal 25 Juni, yang ditujukan kepada Ketua Umum GAPKI yang berkaitan

do
gu
dengan
dikelola
pengelolaan
Penggugat
dan pembudidayaan
berdasarkan hak tradisional
perkebunan
masyarakat
kelapa sawit
adat secara
yang

turun temurun dan hak pemilikan berdasarkan Sertifikat Hak Milik (SHM)

In
A
berada dalam status quo ;
4. Menyatakan dan menetapkan Penggugat berhak untuk meneruskan
ah

lik
pengelolaan perkebunan kelapa sawit dan menjual/menerima hasil dari
kebun kelapa sawit dimaksud tanpa ada gangguan dari pihak
am

ub
manapun juga termasuk dari Para Tergugat, terhitung sejak
dibacakan Putusan Provisi atau setidak-tidaknya dalam waktu 14 hari
setelah adanya pembacaan putusan Provisi ini bila Tergugat I tidak
ep
k

melaksanakannya secara sukarela, maka Pengadilan berdasarkan


ah

Putusan ini telah memberikan hak secara serta merta kepada


R
Penggugat untuk meneruskan kembali mengelola dan menguasai

si
lahan perkebunan kelapa sawit dimaksud sehingga tidak diperlukan

ne
ng

acara penyerahan dari Tergugat I, serta menjual hasil pengelolaannya


serta menerima hasil penjualannya sebagai pihak yang berhak ;
5. Menghukum Tergugat I, II, III dan Turut Tergugat untuk tidak menghalangi

do
gu

Penggugat untuk mengelola dan membudidayakan Perkebunan Kelapa


Sawit yang dikelola Penggugat berdasarkan hak tradisional masyarakat
In
A

adat secara turun temurun dan hak kepemilikan berdasarkan SHM ;


6. Menangguhkan biaya perkara hingga putusan akhir ;
ah

Menimbang, bahwa terhadap Putusan Provisi tersebut, menurut pendapat


lik

Majelis Hakim walupun terhadap Putusan Provisi yang telah diputus secara
terpisah dengan putusan ini, namun dianggap menjadi satu kesatuan yang tidak
m

ub

terpisahkan dengan putusan ini dan menurut pendapat Majelis Hakim tidak
perlu lagi dipertimbangkan lagi ;
ka

ep

DALAM POKOK PERKARA :


Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah
ah

seperti tersebut diatas ;


R

Menimbang, bahwa dalam gugatan Penggugat mendalilkan bahwa


es
M

Penggugat adalah badan hukum Koperasi Parsadaan Simangambat Ujung Batu


ng

disebut “PARSUB” yang didirikan masyarakat adat (yang menjadi petani kelapa
on

sawit) setempat untuk tujuan melakukan kegiatan mengelola kebun-kebun


gu

(pembudidayaan) kelapa sawit kepunyaan masyarakat yang telah ada di areal


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 104
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
105 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
padang lawas (bukan kawasan hutan) berdasarkan hak tradisional yang turun-

a
temurun yang seluruhnya seluas ± 24.000 Ha didalamnya termasuk jalan rawa

si
basah, sekolah, rumah ibadah, klinik, fasilitas umum, fasilitas sosial dan fasilitas
lingkungan hidup lainnya yang sebagian dari lahan tersebut sudah ada yang

ne
ng
bersertifikat Hak Milik. Dengan demikian lahan yang ditanami kelapa sawit kurang
lebih seluas 18.000 Ha pada posisi koordinat Bujur Timur (BT) 100 0000’ -

do
100015’ dan Lintang Utara (LU) 00 0 45 - 010 15’ . Dengan batas-batas : Sebelah
gu
Utara : Dengan Sungai Garingging, Sebelah Selatan : dengan Sungai Mahato,
Sebelah Timur : Propinsi Riau, Sebelah Barat : Areal PT. Rapala dan Badan

In
A
Hukum Koperasi Parsub berdasarkan Surat Keputusan Menteri Koperasi,
Pengusaha Kecil dan menengah Republik Indonesia Nomor : 311/BH/KWK.2/ X/
ah

lik
1998 tertanggal 20 Oktober 1998. Adapun susunan Pengurus Koperasi Parsub
No. 16 tanggal 7 September 2013 oleh Notaris Junita Ritonga.,SH di Medan
am

ub
adalah sebagai berikut : Ketua: RS Safaruddin Siregar, Ketua I : H. Rapotan
Siregar.,SH.,MAP, Ketua II : Drs. H. Guntur Hasibuan.,MAP, Sekretaris : Iskandar
Alamsyah Hasibuan.,SE, Sekretaris I Marasamin Ritonga.,SH.,MH, Sekretaris II :
ep
k

Sutan Ahmad Sayuti Hasibuan.,ST, Bendahara : H.Pandidikan Hasibuan.,SH.,ASN


ah

dan Penggugat pernah membuat perjanjian kerja sama yang dituangkan dalam akta
R
Notaris Setiawati,S.H No.139 tanggal 16 September 2003. yang isinya tentang

si
perjanjian kerjasama pengelolaan perkebunan Kelapa Sawit dengan PT.TORUS

ne
ng

GANDA sebagai pendamping dalam hal Pembinaan teknik management dan


modal/pendanaan. Lahan yang diperjanjikan adalah meliputi lahan seluas 24.000 ha
yang terletak di 5 (lima) desa, yaitu 1) Desa Aek Raru, 2)Desa Paran Padang, 3)Desa

do
gu

Janji Matogu, 4)Desa Mandasip, dan 5) Desa Langkimat dan dalam perjanjian
disebutkan secara jelas tentang adanya Surat Dukungan Rekomendasi untuk
In
A

Perolehan Legalitas Lahan Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat didalam 5 desa


tersebut sebagai lokasi perkebunan kelapa sawit dari Kakanwil Kehutanan dan
ah

Perkebunan Provinsi Sumatera Utara No.2541/Kwl-6.3/1999 tanggal 27 Juli 1999


lik

yang ditujuhkan kepada Menteri Kehutanan dan Perkebunan RI, Surat


Dukungan Rekomendasi tersebut sebagai respon dari surat Kepala Pusat Pemolaan
m

ub

Areal Hutan dan Kebun Badan Planologi Kehutanan dan Perkebunan No


521/VIII/POLA-PSH/99 tanggal 28 Mei 1999 yang berkaitan dengan surat
ka

ep

Permohonan Koperasi Parsub yang intinya Kakanwil Kehutanan dan Perkebunan


Provinsi Sumatera Utara menyatakan, yang Hasil telaahan kami atas peta lampiran
ah

permohonan, ternyata luas areal yang dimohon seluas ± 24.000 Ha adalah Kawasan
R

Hutan Register 40 Padang Lawas yang berdasarkan peta penunjukan Kawasan


es
M

Hutan Propinsi Sumatera Utara SK Menteri Pertanian nomor 923/Kpts/Um./12/l982


ng

tanggal 27 Desember 1982/peta TGHK dan berdasarkan peta Paduserasi TGHK-


on

RTRWP adalah sebagai berikut : a.Berdasarkan peta penunjukan/peta TGHK areal


gu

yang dimohon seluas + 24.000 Ha berada dalam kawasan Hutan Produksi Terbatas
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 105
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
106 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
(HPT), b Berdasarkan peta Paduserasi TGHK-RTRWP areal yang dimohon seluas ±

a
24.000 Ha berada dalam Kawasan Hutan Budidaya Hutan dengan fungsi Hutan

si
Produksi (HP), Berdasarkan peruntukannya areal yang dimohon seluas ± 24.000 Ha
terdiri dari a.Seluas ± 1.070 Ha berada dalam areal HPHTI PT. Sumatera Riang

ne
ng
Lestari (“PT.SRL”) bekerja sama dengan PT. Inhutani IV b.1.Seluas ± 22.930 Ha
berada dalam areal HPHTI PT. Inhutani IV diantaranya : b.1 Seluas + 3.000 Ha

do
gu
saling tumpang tindih dengan permohonan HPHTP PT.Barumun Raya Padang
Langkat sesuai pertimbangan teknis kami No. 2465/Kwl-6.3/1999 tanggal 21 Juli
1999 dan belum ada persetujuan dari Departemen Kehutanan dan Perkebunan,

In
A
b.2.Seluas ± 9.000 Ha saling tumpang tindih dengan permohonan PT. Agro Mitra
Karya Sejahtera belum ada persetujuan dari Departemen Kehutanan dan
ah

lik
Perkebunan dan Penggugat sangat mempunyai kepentingan hukum langsung
dalam mengajukan gugatan ini karena lahan kebun kelapa sawit seluas 24.000 Ha
am

ub
yang dikelola Penggugat di Luhat Ujung Batu (bukan di Kecamatan Barumun
Tengah) secara keliru telah dinyatakan dirampas berdasarkan dakwaan dan tuntutan
JPU yang kemudian dikabulkan oleh putusan Pidana No.481/PID.B/
ep
k

2006/PN.JKT.PST tanggal 28 Juni 2006 jo Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta


ah

No.194/Pid /2006/PT.DKI, 11 Oktober 2006 jo Putusan No.2642K/PID/2006 tanggal


R
12 Februari 2007 jo Putusan No.39PK/PID.SUS/2007, tanggal 16 Juni 2008 dan

si
daerah kegiatan Penggugat dalam mengelola perkebunan Kelapa Sawit yang

ne
ng

disebutkan baik dalam Dakwaan JPU maupun Putusan adalah di Kecamatan


Barumun tengah seluas 24.000 Ha (padahal luas wilayah 5 desa tersebut hanya
6.682 Ha), sedangkan dalam melakukan kegiatannya Penggugat tidak pernah

do
gu

menyentuh lahan yang disebutkan dalam perjanjian tersebut diatas termasuk


juga areal yang di SK Menteri Pertanian No.23/Kpts/Um/12/1982 tanggal 27
In
A

Desember 1982. Kenyataannya yang dikelola Penggugat adalah didaerah Ujung


Batu dengan lahan seluas 24.000 Ha (letaknya sangat jauh dari Ujung Batu, yaitu di
ah

Kecamatan Barumun Tengah). Sehingga apa yang disebut oleh JPU dalam Dakwaan
lik

maupun Putusan Pidana No. 2642K/PID/2006 tanggal 12 Februari 2007 jo Putusan


nomor 39PK/PID.SUS/2007, tanggal 16 Juni 2008 tentang objek perkara adalah
m

ub

Error in objecto ;
Menimbang, bahwa dalam dakwaan JPU tersebut yang pada intinya adalah
ka

ep

mengkriminalisasi DL.Sitorus (Pendamping Penggugat) menyebutkan bahwa


DL.Sitorus telah menduduki kawasan hutan Negara tetap tanpa ijin Menteri
ah

Kehutanan, yang menurutnya didasarkan pada : 1.Gouvernement Besluit (GB) No.50


R

Tahun 1924 tanggal 25 Juni 1924 yang direkayasa melalui terjemahan yang tidak
es
M

benar, 2.Surat Keputusan Menteri Kehutanan (sic. Menteri Pertanian) nomor


ng

923/Kpts/Um/12/1982 tanggal 27 Desember 1982 tentang Penunjukkan Areal Hutan


on

di Wilayah Propinsi Dati I Sumatera Utara seluas 3.780.132.02 Ha, (yang tidak
gu

berlaku lagi karena diganti dengan SK. Tergugat II Nomor 44 Tahun 2005 yang yang
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 106
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
107 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
juga tidak berlaku karena dinyatakan oleh Mahkamah Agung Tidak Sah) dan JPU

a
dalam dakwaannya tersebut, telah dengan sengaja dan secara keliru menyatakan

si
lokasi perkebunan yang terletak di Kecamatan Barumun Tengah sebagai Kawasan
Hutan yang seolah-olah benar disebutkan dalam GB No.50 tahun 1924, tetapi surat

ne
ng
aslinya tidak pernah diperlihatkan oleh JPU selama persidangan perkara
Pidana tersebut diatas, sehingga kemudian dengan Surat Keputusan Tergugat I

do
gu
Nomor 44 Tahun 2005 dijadikan dasar untuk menyatakan lokasi GB 50/1924 sebagai
kawasan hutan yang selanjutnya disebut-sebut register 40, padahal dalam
kenyataannya hal tersebut tidak benar karena GB No.50 Tahun 1924 dalam bahasa

In
A
aslinya tidak pernah menyatakan lokasi tersebut sebagai kawasan hutan produksi
melainkan menyebut perkampungan, penggembalaan ternak penduduk kampung,
ah

lik
dan lahan-lahan untuk dipertimbangkan sebagai rencana bagi pembangunan
hutan yang baru. Bahkan sampai saat terakhir dalam putusan Peninjauan Kembali
am

ub
(PK), GB No.50 yang dijadikan dasar hukum untuk menjatuhkan pidana dan
merampas perkebunan kelapa sawit yang dikelola Penggugat sesungguhnya sudah
di rekayasa dengan merubah GB No.50 melalui terjemahan kedalam Bahasa
ep
k

Indonesia, yang secara umum dan menyeluruh menyimpang dari fakta-fakta hukum
ah

yang sebenarnya, terlebih lagi jikalau GB No.50 tersebut tidak tercatat dalam daftar
R
Staatsblaad Tahun 1924 yang harus menjadi dasar keberlakuan atau kekuatan

si
mengikat, Lagipula dokumen tersebut tidak pernah dicocokan dengan dokumen asli

ne
ng

untuk dapat diterima sebagai alat bukti yang sah (Vide Halaman 30, 31 Putusan No.
434/PDT/2011/PT.MDN, Halaman 2 Putusan nomor 134K/TUN/2007), dan
Staatsblad Hindia Belanda Tahun 1924 juga tidak menyebut adanya Gouvernement

do
gu

Besluit (GB) No.50 tersebut sebagaimana terlihat dari daftar isi Staatsblad tahun
1924, sehingga munculnya amar Putusan Perampasan barang bukti berupa lahan
In
A

perkebunan berawal dari dakwaan dan tuntutan jaksa penuntut umum yang
menyangkut Tipikor yang didasarkan pada adanya kerugian Negara yang timbul
ah

tetapi dalam putusan yang telah berkekuatan hukum tetap tidak terbukti dakwaan
lik

tipikor maupun kerugian Negara sehingga terdakwa hanya dinyatakan bersalah


tentang menduduki lahan perkebunan secara tidak sah dan tanpa ijin sehingga oleh
m

ub

karenanya amar putusan perampasan lahan perkebunan dan bangunan diatasnya


menjadi milik Negara kehilangan landasan hukum sama sekali ;
ka

ep

Menimang, bahwa dakwaan JPU tersebut diatas menyebutkan seolah-olah


PT.Torus Ganda dan Penggugat menduduki secara tidak sah Hutan Negara tetap
ah

seluas 24.000 ha yang disebutkan terletak di 5 (lima) desa, yaitu 1)Desa Aek Raru,
R

2)Desa Paran Padang, 3)Desa Janji Matogu, 4)Desa Mandasip, dan 5)Desa
es
M

Langkimat, padahal kenyataannya luas lima desa tersebut hanya 6.826 Hektar
ng

atau 68.26 kilometer persegi (Vide Data palutakab.bps.go.id website resmi milik
on

Badan Pusat Statistik Kabupaten Padang Lawas Utara tahun 2013), maka dengan
gu

demikian luas yang didakwakan JPU dengan fakta lahan perkebunan yang dikelola
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 107
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
108 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Koperasi Parsub telah menunjukkan kekeliruan nyata sehingga tidak dapat dijadikan

a
dasar dakwaan dan tuntutan JPU untuk menyita 24.000 Ha lahan yang justru berada

si
di lokasi lain ;
Menimbang, bahwa dari fakta fakta yang disebutkan diatas nyata-nyata JPU

ne
ng
jelas telah keliru dalam menentukan luas lokasi (locus) dari objek sengketa dan objek
barang bukti dalam perkara pidana karena lokasi perkebunan yang dikelola

do
gu
Penggugat (dengan pendampingnya PT.TORUS GANDA) bukan yang dimaksud
dalam Dakwaan JPU, sehingga tidak ada alasan menurut hukum untuk merampas
lahan perkebunan sawit yang dikelola Penggugat dengan pendampingan PT.TORUS

In
A
GANDA yang luasnya + 24.000 ha karena baik Tergugat I maupun Tergugat II dan
Tergugat III tidak pernah melakukan pemeriksaan setempat (plaatselijkonderzoek)
ah

lik
dan tidak pernah mampu menentukan batas-batasnya sesuai koordinat geographis
sebagaimana mestinya, karena terlepas dari kelalaian JPU yang tidak melakukan
am

ub
pemeriksaan setempat dan tidak pernah mampu menentukan batas batas dengan
cara sebagaimana mestinya yang disebutkan diatas, ternyata kegiatan dalam lokasi
yang disebutkan dalam dakwaan JPU yang dikelola Penggugat tanpa ijin dari Menteri
ep
k

Kehutanan, padahal, hal tersebut tidak benar, justru sebaliknya Parsub tidak pernah
ah

mengelola lokasi dimaksud karena memperhatikan surat rekomendasi dari Kakanwil


R
Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Sumatera Utara nomor 2541/Kwl-6.3/1999, 27

si
Juli 1999 sebagaimana tersebuat diatas dan selain daripada itu lokasi yang dikelola

ne
ng

Penggugat berdasarkan hak-hak tradisionalnya dalam masyarakat hukum adat yang


diperoleh dari Marga Hasibuan yang menjadi anggota Koperasi Parsub yang diakui
dan dilindungi pada jaman penjajahan sampai sekarang dan saat ini sebagian besar

do
gu

sudah memperoleh SHM. Dan setelah kemerdekaan sampai saat ini hak-hak
tradisional dimaksud diatas jelas-jelas diakui dan diatur konstitusi Negara RI
In
A

sebagaimana termuat dalam Pasal 18B ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi :“Negara
mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat
ah

beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan


lik

perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia


yang diatur dalam undang-undang”, juga perlindungan dan pengakuan konstitusi
m

ub

atas hak-hak traditional tersebut telah jelas-jelas ditegaskan dengan Putusan


Mahkamah Konstitusi (MK) No.35/PUU-X/2012, tanggal 16 Mei 2013 yang intinya
ka

ep

menyatakan : “bahwa hutan adat yang dimiliki oleh masyarakat tidak termasuk
hutan Negara”, hal mana juga merupakan ketentuan yang dianut oleh UU No.41
ah

Tahun 1999 Tentang Kehutanan khususnya Pasal 15 dan Putusan MK No.45/PUU-


R

IX/2011, tanggal 9 Februari 2012 tentang pemahaman dan pemaknaan penetapan


es
M

Kawasan Hutan harus melalui empat tahapan, yaitu :“Penunjukan, Penata Batasan,
ng

Pemetaan dan Pengukuhan/Penetapan, tanpa mana Penunjukkan hutan tanpa


on

proses tahapan tersebut adalah praktek dari pada pemerintahan otoriter dan
gu

bukan merupakan praktek dari pemerintahan yang demokratis” ;


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 108
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
109 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Menimbang, bahwa selain itu di lokasi Penggugat yang disebut-sebut oleh

a
JPU berada di 5 (lima) desa sebagai locus delicti perbuatan pidana yang didakwakan

si
kepada DL. Sitorus pada kenyataannya terdapat sebanyak 43 badan usaha
diantaranya termasuk BUMN, PMA, yang mengelola perkebunan Kelapa Sawit tanpa

ne
ng
dipermasalahkan sebagai perkara pidana oleh Kejaksaan Agung RI cq.
Kejaksaan Tinggi Propinsi Sumatera Utara, Pemerintah ataupun Menteri

do
gu
Kehutanan dan Lingkungan Hidup, yaitu antara lain :1)PT.Hexa Setia Sawita,
1.1176ha, 2)PT.Sumber Sawit Makmur, 2.072ha, 3)PT.Damai Nusa Sekawan,
2.384ha, 3)PT.Agro Mitra Karya Sejahtera, 21.543.23ha, 4)PT.First Mujur Plantation

In
A
dan Industri, 15.000ha 5)PT.Wonorejo Perdana, 15.000.00ha. 6)PT.Austindo/PT.Eka
Pendawa Sakti, 11.238ha, 7)PT.Barumun Raya Padang Langkat, 2.372.97ha,
ah

lik
8)PT.Sinar Tika Portibi Jaya Plantation, 1.679.12ha, 9)PT.Mazuma Agro Indonesia
(MAI), 12.266.43ha, 10)PT.Karya Agung Sawita (KAS), seluas 14.374.86ha,
am

ub
11)PT.Perkebunan Nusantara II, seluas 4.000ha, 12)PT.Sibuah Raya, seluas
1.750.00ha, 13) PT.Perkebunan Nusantara IV, 1.294.20 ha, 14)PT.Toga Saudara
Makmur, 192.55ha, dll, sebagaimana disebutkan dalam laporan hasil audit Tim
ep
k

Interdep Mei 2005, anehnya lahan KUD Serbaguna yang dinyatakan Menteri
ah

Kehutanan dan Lingkungan Hidup berada di dalam kawasan hutan Register 40 yang
R
kemudian dipergunakan oleh JPU mendakwa DL. Sitorus menduduki kawasan hutan

si
tanpa ijin Menteri LHK, ternyata oleh Putusan Pengadilan Tinggi Medan

ne
ng

No.434/PDT/2011/PT.MDN (yang sudah berkekuatan hukum tetap), dinyatakan tidak


dalam kawasan hutan Register 40 dan kepemilikan lahan tersebut adalah milik 624
anggota KUD Serbaguna berdasarkan pada Sertifikat Hak Milik sebanyak 624 SHM

do
gu

dan Lahan yang dikelola Penggugat (bukan di Barumun Tengah) tersebut tela ikut
dituntut oleh Tergugat II dan dinyatakan dirampas untuk Negara dan telah diputus
In
A

dengan Putusan No.2642K/Pid/2006, ternyata benar-benar keliru, perampasan


mana dilaksanakan dengan menyerahkan lahan tersebut kepada Dinas Kehutanan
ah

Provinsi Sumut (Vide Berita Acara penyerahan rampasan tanggal 26 Agustus 2009),
lik

padahal fakta dan hukum menunjukkan lahan tersebut adalah merupakan lahan
milik masyarakat Adat Marga Hasibuan dan sebagian sudah bersertifikat Hak
m

ub

Milik, dan yang diatasnya Negara pernah menerbitkan izin HPH (Hak Pengusahaan
Hutan) kepada 5 Perusahaan secara tidak sah (secara sepihak tanpa
ka

ep

melibatkan/mendapat persetujuan masyarakat yang berhak) dan kemudian setelah


lokasi dibabat dan gundul, lokasi ditinggal demikian saja dan berdasarkan HPH
ah

yang pernah dikeluarkan sebagaimana dimaksud diatas, lahan dibabat, tanpa ada
R

tanggungjawab reboisasi, akibatnya tanah tersebut menjadi lahan kritis sehingga


es
M

kemudian masyarakat Luhat Ujung Batu (sebagai pihak yang berhak atas
ng

lahan/tanah-tanah adat tersebut yang sebagian besar juga sudah bersertifikat hak
on

milik), berusaha untuk memanfaatkan tanah-tanah tersebut dengan berencana akan


gu

menanam tumbuhan yang dinilai produktif dan mempunyai nilai ekonomis yaitu
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 109
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
110 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
pohon kelapa sawit. Karena lahan itu adalah satu-satunya sebagai sumber kehidupan

a
masyarakat adat tersebut dan perampasan dan penyerahan Lahan Kebun Kelapa

si
Sawit tersebut diatas, dikarenakan DL. Sitorus/Dirut PT. Torusganda (Pendamping)
telah dikriminalisasi dengan mempersalahkannya seolah-olah DL. Sitorus secara

ne
ng
melawan hukum mengelola kawasan hutan seluas 24.000 Ha (dalam rangka
kerjasama dengan Koperasi Parsub) dengan menggunakan alasan alasan yang

do
gu
dibuat-buat, antara lain : GB No.50, Tanggal 25 Juni 1924, berita Acara Penyerahan
Tanah Kawasan Hutan Padang Lawas dari Masyarakat kepada Gubernur Sumut,
Tanggal 20 Mei 1981 Seluas 12,000Ha, Tanggal 26 Mei 1981 seluas 10,000ha

In
A
tanggal 06 Juni 1981 seluas 8.000 ha; (yang semuanya tidak pernah ada aslinya),
Keputusan Menteri Kehutanan (sic Menteri Pertanian) nomor 923/Kpts/Um/12/1902,
ah

lik
tanggal 27 Desember 1982 tentang Penunjukan areal hutan di wilayah Propinsl Dati I
Sumut Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) telah dikeluarkan seolah-olah didasari
am

ub
GB 50 tersebut diatas, Peraturan Daerah Propinsi Sumut No.7 Tahun 2003 tentang
RencanaTataRuang Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Sumut tahun 2003 – 2018,
Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan No.14 Tahun 1998 tentang RTRW
ep
k

Kab.Dati II Tapanuli Selatan, dan areal tersebut diatas seolah-olah dilarang untuk
ah

diduduki tanpa ijin dari Menteri Kehutanan Rl sesuai ketentuan pasal 6 ayat (1)
R
Peraturan Pemerintah (PP) No.28 Tahun 1985 tentang Perlindungan Hutan (padahal

si
kawasan tersebut bukanlah kawasan hutan sesuai dengan putusan Mahkamah

ne
ng

Konstitusinya dan Putusan Pengadilan Tinggi tersebut diatas, dan terlebih-lebih


hukum adat tentang hak-hak tradisional masyarakat adat ;
Menimbang, bahwa berdasarkan Putusan-Putusan Pengadilan terkait

do
gu

dengan kasus yang sama dengan kasus Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit (KPKS)
Bukit Harapan, Tergugat I telah diperintahkan untuk menyerahkan lahan Kebun Sawit
In
A

seluas + 23.000 Ha yang dikelolanya, dan membatalkan semua pernyataan ataupun


surat-surat keputusannya tentang Kawasan Hutan yang dikelola KPKS Bukit Harapan
ah

yang kasusnya sama dengan Penggugat, akan tetapi Tergugat I tidak mau
lik

menyerahkan dan membuat pembatalan surat pernyataan/keputusannya sesuai


dengan perintah Pengadilan (PK TUN) dan hal tersebut telah secara tidak langsung
m

ub

mengakibatkan timbulnya kerugian bagi Penggugat dan masyarakat Luhat Ujung


Batu dan Simangambat yang sebagian juga sebagai anggota PARSUB adalah
ka

ep

sebagai pihak yang berhak secara sah atas lahan yang dipermasalahkan, padahal
masyarakat tesebut adalah generasi ketujuh Marga Hasibuan yang hidup di Desa
ah

Tanah Adat Ulayat Padang Lawas seluas ± 178.000 ha sebagaimana juga yang
R

diketahui dan diakui pemerintah Belanda/Kolonial atas adanya hak ulayat masyarakat
es
M

hukum adat dimaksud (vide UUD 1945 sebelum perubahan). Bahwa Penggugat
ng

hidup secara turun temurun dan selalu memanfaatkan sumber daya alam di lokasi
on

tersebut sebagai sumber penghidupan ;


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 110
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
111 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Menimbang, bahwa terhadap dalil gugatan Penggugat, pihak Tergugat I

a
mendalilkan bantahannya yaitu menyatakan tanah sengketa a quo merupakan

si
adalah Kawasan Hutan Register 40 Padang Lawas berdasarkan : 1. Government
Besluit (GB) Nomor : 50/1924 tanggal 25 Juni 1924, 2. Berita Acara Penyerahan

ne
ng
tanah Kawasan Hutan Padang Lawas dari masyarakat kepada Gubernur : -
Tertanggal 20 Mei 2981 seluas 12.000 Ha, - Tertanggal 26 Mei 1981 seluas 10.000

do
gu
Ha, - Tertanggal 6 Juni 1981 seluas 8.000 Ha, 3. Keputusan Manteri Pertanian
Nomor : 923/Kpts/Um/12/ 1982 tanggal 27 Desember 1982 tentang Penunjukan areal
hutan di Wilayah Provinsi Dati I sumatera Utara Tata Guna Hutan Kesepakatan

In
A
(TGHK), 4. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor : 7 Tahun 1998
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli
ah

lik
Selatan, 5. Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli selatan Nomor :14 Tahun 1998
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli
am

ub
Selatan, 6. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.44/Menhut-II/2005 menunjuk
kembali keadaan hutan di wilayah Provinsi Sumatera Utara seluas + 3.724.120 Ha
yang mencabut Keputusan Menteri Kehutanan No. 923/Kpts/UM/12/1982 tanggal 27
ep
k

Desember 1982 tentang Penunjukan Areal hutan di wilayah Provinsi Dati 1 Sumatera
ah

Utara Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK), 7. Putusan Mahkamah Agung yang
R
telah berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde) Nomor 2642 L/Pid/2006

si
tanggal 12 Februari 2007, 8. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK. 579/Menhut-

ne
ng

II/2014 tentang Kawasan Hutan Provinsi Sumatera Utara ;


Menimbang, bahwa dalil Penggugat angka 2 s /d 4 Halaman 2 s /d 5 yang
intinya menyatakan bahwa atas tanah objek sengketa a quo telah di adakan

do
gu

kerjasama pengelolaan perkebunan Kelapa Sawit antara Koperasi Parsadaan


Simangambat Ujung Batu (Parsub) dengan PT. Torus Ganda atas lahan seluas
In
A

24.000 Ha yang berada di Kecamatan Simangambat (Dahulu Kecamatan Barumun


Tengah) yang bukan merupakan kawasan hutan, adalah dalil yang tidak berdasar
ah

hukum dan Dalil Penggugat Angka 5 Halaman 6 yang intinya menyatakan bahwa
lik

Para Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum sehingga mengganggu


kegiatan perkebutan Penggugat adalah tidak berdasar hukum dengan alasan : a.
m

ub

Bahwa tanah objek sengketa merupakan kawasan hutan sebagaimana uraian angka
2 diatas, b. Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung yang telah berkekuatan hukum
ka

ep

tetap (inkracht van gewijsde) Nomor : 2642 K/Pid/2006 tanggal 12 Februari 2007
tanah objek sengketa telah dijadikan sebagai kawasan hutan dan dirampas oleh
ah

Negara untuk diserahkan kepada Departement Kehutanan, dengan demikian tidak


R

terdapat unsure perbuatan melawan hukum pada diri para Tergugat, sehingga dalil
es
M

Penggugat tidak beralasan hukum dan harus di tolak ;


ng

Menimbang, bahwa terhadap dalil gugatan Penggugat, pihak Tergugat II


on

mendalilkan menyerahkan perkebunan kelapa sawit di kawasan hutan Padang


gu

Lawas seluas lebih kurang 24.000 Hektar yang di kuasai oleh Koperasi PARSUB
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 111
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
112 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dan PT. TORGANDA beserta seluruh bangunan yang ada di atasnya kepada

a
Tergugat III sesuai dengan Berita Acara Penyerahan Barang Rampasan (BA-22)

si
tertanggal 26 Agustus 2009, merupakan pelaksanaan dari Putusan Mahkamah
Agung RI *Kasasi) Nomor : 2642.K/Pid/2006 tanggal 12 Februari 2007 atas nama

ne
ng
Terpinada DARIANUS LUNGGUK SITORUS dan perkara atas nama Terpidana
DARIANUS LUNGGUK SITORUS merupakan Putusan yang telah berkekuatan

do
gu
hukum tetap (inkracht van gewijsde), dan berdasarkan ketentuan Pasal 1 butir 6
huruf a jo. Pasal 270 KUHAP jo. Pasal 30 Ayat 1 huruf b UU No. 16 Tahun 2004
tentang Kejaksaan RI tersebut, Tergugat II pada tanggal 26 Agustus 2009 telah

In
A
melaksanakan eksekusi terhadap barang bukti yang di rampas untuk Negara dalam
perkara atas nama DARIANUS LUNGGUK SITORUS ;
ah

lik
Menimbang, bahwa oleh karena tindakan Tergugat II yang melaksanakan
penyerahan barang bukti yang di rampas untuk Negara berupa perkebunan kelapa
am

ub
sawit di Kawasan Padang Lawas seluas + 24.000 Hektar yang dikuasai oleh Koperasi
Parsadaan Simangambat Ujung Batu (PARSUB) dan PT. TORGANDA beserta
seluruh bangunan yang ada di atasnya kepada Tergugat III dalam rangka
ep
k

melaksanakan Putusan Mahkamah Agung RI yang berkekuatan hukum tetap


ah

(inkracht van gewijsde) berdasarkan tugas dan wewenang yang diberikan oleh
R
undang-undang, maka tindakan Tergugat II tersebut bukanlah perbuatan melawan

si
hukum. Bahwa dalam melaksanakan eksekusi dan putusan yang telah berkekuatan

ne
ng

hukum tetap (inkracht van gewijsde), atas barang bukti yang dirampas untuk
Negara, maka tidak perlu diberitahukan kepada Penggugat dan tidak perlu dilakukan
constatering ;

do
gu

Menimbang, bahwa terhadap dalil gugatan Penggugat, pihak Tergugat


III mendalilkan dengan tegas membantah dan menolak dalil-dalil gugatan
In
A

Penggugat dalam gugatannya pada halaman 22 Point “41” yang pada pokonya
menyatakan Tergugat III melakukan perbuatan melawan hukum karena Tergugat
ah

III Ikut menandatangani Berita Acara Penyerahan Barang Rampasan dan


lik

menerima penyerahan tanggal 26 Agustus 2009 dan Tergugat III ikut


menandatangani Berita Acara Penyerahan Barang Rampasan dan menerima
m

ub

penyerahan tanggal 26 Agustus 2009 adalah untuk secara administrasi pelaksanaan


proses eksekusi terhadap Putusan yang telah memperoleh kekuatan Hukum tetap
ka

ep

atas perkara Pidana No. 481/PID.B/2006/ PN.JKT.PST tanggal 28 Juni 2006 Jp.
Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta No. 194/Pid/2006.PT.DKI, tanggal 11 Oktober
ah

2006 Jo. Putusan Mahkamah Agung R.I No. 2642K/PID/2006, tanggal 12 Februari
R

2007 dan Bahwa oleh karena terhadap perkara pidana tersebut diatas telah
es
M

memperoleh kekuatan hukum tetap kemudian di tindak lanjuti oleh Kepala


ng

Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (ic. Tergugat II) dengan diterbitkan surat perintah
on

pelaksanaan Putusan Pengadilan No: Print-223/N.2/Fuh.1/08/2009, tanggal 25


gu

Agustus 2009 yang selanjutnya dilaksanakan dengan Pembuatan Berita Acraa


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 112
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
113 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Penyerahan Barang Rampasan dan menerima penyerahan tanggal 26 Agustus 2009

a
dari Tergugat II kepada Tergugat III ;

si
Menimbang, bahwa kedudukan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera
Utara (ic. Tergugat III) adalah merupakan perpanjangan tangan dari Gubernur

ne
ng
Sumatera Utara selaku SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) dan nyata
perbuatan Tergugat III ikut menandatangani Barita Acara Penyerahan Barang

do
gu
Rampasan dan menerima penyerahan yang dilakukan Tergugat II pada tanggal
26 Agustus 2009 adalah telah sesuai dengan prosedur hukum dan sama sekali
tidak bertentangan dengan hukum ;

In
A
Menimbang, bahwa terhadap dalil gugatan Penggugat, Turut Tergugat
mendalilkan tidak ada hubungan hukum antara Turut Tergugat dengan Perkara
ah

lik
aquo maka oleh karenanya pula menurut hukum gugatan Para Penggugat
haruslah ditolak dan alasan-alasan tersebut diatas Turut Tergugat dalam
am

ub
menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai pejabat publik dengan benar ;
Menimbang, bahwa oleh karena dalil-dalil Penggugat telah disangkal
oleh Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III, serta Turut Tergugat, maka
ep
k

sesuai dengan ketentuan aturan hukum dalam Pasal 283 RBG yaitu “barang siapa
ah

menyatakan bahwa ia memiliki sesuatu hak atau mempunyai cukup alasan untuk
R
meneguhkan haknya itu atau untuk menyangkal hak orang lain, harus

si
membuktikan hak atau alasan itu benar ada padanya” dan dalam Pasal 1865

ne
ng

Kitab Undang-Undang Perdata (Burgerlijk Wetboek) yaitu “Setiap orang yang


mendalilkan bahwa ia mempunyai sesuatu hak, atau guna meneguhkan haknya
sendiri maupun membantah suatu hak orang lain, menunjukkan pada suatu

do
gu

peristiwa, diwajibkan membuktikan adanya hak atau peristiwa tersebut”, oleh


karena itu berdasarkan aturan-aturan hukum tersebut, kewajiban Penggugat untuk
In
A

membuktikan dalil-dalil gugatannya dan juga telah diberikan kesempatan untuk


membuktikan atau beban pembuktian kepada Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat
ah

III serta Turut Tergugat secara berimbang ;


lik

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil gugatannya, Penggugat


telah mengajukan 68 (enam puluh delapan) bukti surat berupa foto copy, surat-
m

ub

surat bukti tersebut bertanda bukti bertanda P-1 s /d P-16, P-17.1 s /d P-17.9, P-18 s /d
P-19, P-20.a s /d P-20.c, P-21, P-23.a s /d P-23.b, P-24 s /d P-29, P-30.a s /d P-30.c,
ka

ep

P-31 s /d P-53 dan 5 (lima) orang saksi dan 3 (tiga) orang ahli dan Tergugat I telah
mengajukan 22 (dua puluh dua) bukti surat berupa foto copy bertanda bukti
ah

bertanda T-I.1 s /d T-I.15, T-I.16.a s /d T-16.e dan T-I.17 dan tidak mengajukan Saksi
R

maupun Ahli, juga Tergugat III telah mengajukan 6 (enam) bukti surat berupa ,
es
M

bertanda bukti bertanda T-III.1 s /d T-IIII.6 dan 2 (dua) Saksi dan 1 (satu) ahli,
ng

sedangkan Turut Tergugat tidak ada mengajukan bukti surat maupun Saksi atau
on

Ahli ;
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 113
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
114 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Menimbang, bahwa dari dalil gugatan Penggugat dan jawaban dari

a
Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III, serta Turut Tergugat tersebut di atas yang

si
menjadi pokok permasalahan dalam perkara ini adalah : apakah Penggugat
mempunyai hak terhadap tanah objek perkara dan apakah Tergugat I,

ne
ng
Tergugat II dan Tergugat III serta Turut melakukan perbuatan
melawan hukum ? ;

do
gu Menimbang, bahwa atas pokok permasalahan tersebut Majelis Hakim akan
mempertimbangkan sebagaimana pertimbangan dibawah ini ;
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim membaca dan menelaah gugatan

In
A
Penggugat dan jawaban Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III, serta Turut
Tergugat, Majelis Hakim berpendapat dan dapat disimpulkan bahwa pokok
ah

lik
gugatan Penggugat tersebut ada kaitannya dengan perbuatan melawan hukum,
oleh karenanya Majelis Hakim akan menguraikan maksud perbuatan melawan
am

ub
hukum sebagai berikut ;
Menimbang, bahwa perbuatan melawan hukum, sejak Tahun 1919 di Negeri
Belanda, demikian juga di Indonesia (ketika itu disebut Hindia Belanda), pengertian
ep
k

perbuatan melawan hukum diartikan luas, yakni apabila perbuatan itu mencakup
ah

salah satu dari perbuatan-perbuatan sebagai berikut :


R
a. Perbuatan yang bertentangan dengan hak orang lain ;

si
b. Perbuatan yang bertentangan dengan kewajiban hukumnya ;

ne
ng

c. Perbuatan yang bertentangan dengan kesusilaan ;


d. Perbuatan yang bertentangan dengan kehati-hatian ;
Menimbang, bahwa syarat agar sebuah perbuatan dikatakan sebagai

do
gu

perbuatan melawan hukum berdasarkan aturan hukum adalah harus memenuhi


unsur-unsur perbuatan melawan hukum, yaitu sebagai berikut :
In
A

1. Adanya perbuatan yang bertentangan dengan hukum ;


2. Adanya kerugian ;
ah

3. Adanya kesalahan ;
lik

4. Terdapat hubungan sebab akibat (hubungan causal) antara perbuatan yang


melawan hukum tersebut dengan kerugian yang diderita ;
m

ub

Menimbang, bahwa untuk membuktikan ada atau tidaknya perbuatan melawan


hukum, terlebih dahulu harus mengacu kepada Pasal 1365 KUHPerdata yang
ka

ep

mengatakan bahwa “Tiap-tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa


kerugian pada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya memberi
ah

kerugian itu mengganti kerugian tersebut”;


R

Menimbang, bahwa Pasal 1365 KUHPerdata mengandung 3 (tiga) syarat yang


es
M

harus dipenuhi agar dapat dikategorikan sebagai perbuatan melawan hukum yaitu
ng

“adanya tindakan yang melawan hukum, adanya kesalahan pada pihak yang
on

melakukannya, dan ada kerugian yang di derita” (Lebih lanjut lihat Elise .T. Sulistini
gu

dan Rudy. T. Erwin, Petunjuk Praktis Menyelesaikan Perkara-perkara Perdata,


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 114
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
115 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bina Aksara, Jakarta, 1987, Halaman 26). Hal serupa juga diungkapkan oleh M.

a
Yahya Harahap yang mengatakan bahwa ada 3 (tiga) hal yang penting dalam

si
menilai perbuatan melawan hukum seperti yang diamanatkan Pasal 1365
KUHPerdata yaitu adanya perbuatan atau kealfaan, perbuatan atau kealfaan terjadi

ne
ng
karena kesalahan pelaku, dan perbuatan itu mendatangkan kerugian kepada orang
lain/Penggugat (Harahap, M. Yahya, Hukum Acara Perdata Tentang Gugatan,

do
gu
Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan Pengadilan, Sinar Grafika,
Jakarta, 2005, Halaman 527) ;
Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim mempertimbangkan tentang

In
A
pokok permasalahan dalam perkara ini, Majelis Hakim akan menjelaskan tentang
makna atau arti dari keadilan sebagai berikut ;
ah

lik
Menimbang, bahwa merujuk kepada Agama Islam yang Majelis Hakim
yakini dan Al Quran sebagai Kitab Suci Agama Islam Majelis Hakim yang telah
am

ub
mengatur atau menjelaskan tentang maksud “Keadilan” yaitu sebagaimana dalam
Surat An-Nissa Ayat 58 yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia yaitu
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat .…” dan Ayat 105
ep
k

yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia yaitu “sesungguhnya kami telah


ah

menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kami


R
mengadil antara manusian dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu,

si
dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena

ne
ng

(membela) orang-orang yang khianat” serta Ayat 135 yang diterjemahkan dalam
bahasa indonesia yaitu “Wahai orang-orang yang beriman jadilah kamu orang
yang benar-benar penegak keadilan, menjadi Saksi Karena Allah, biarpun

do
gu

terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu, jika ia kaya ataupun
miskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya.Maka janganlah kamu mengikuti
In
A

hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran, dan jika kamu memutar
balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi Saksi, Maka sesungguhnya Allah adalah
ah

Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan”, juga Surat Almaidah Ayat 8
lik

yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia yaitu “Hai orang-orang yang beriman
hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena
m

ub

Allah, menjadi Saksi dengan adil dan janganlah sekali-kali kebencian terhadap
sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena
ka

ep

adil itu lebih dekat kepada takwa dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”, dan Surat An Nahl Ayat 8
ah

yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia yaitu “sesungguhnya Allah menyuruh


R

(kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat dan
es
M

Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
ng

pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”


on

Menimbang, bahwa dari kutipan ayat-ayat suci Al Qur’an tersebut diatas


gu

jelas sekali tentang akan pentingnya keadilan, karena Allah SWT menekankan
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 115
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
116 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
pentingnya untuk berlaku adil, karena mendekatkan kita pada ketaqwaan. Keadilan

a
adalah perintah Allah SWT, sebagaimana dalam irah-irah putusan “Demi Keadilan

si
Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” dan pendapat Majelis Hakim senada
dengan pendapat AHMAD JAYADI.,SH.,MH dalam buku karangannya yaitu

ne
ng
Penerbit Genta, Yogyakarta 2015 judul “Memahami Tujuan Penegakkan Hukum
Studi Hukum Dengan Pendekatan Hikmah” pada halaman 103 baris ke 8 sampai

do
dengan 14 pada pokoknya menjelaskan “Dalam dunia peradilan di Indonesia kita
gu
sebenarnya sangat bisa berharap banyak dengan keterlibatan nilai-nilai agama
(Islam) dengan dianutnya salah satu asas yang harus selalu dijunjung tinggi

In
A
adalah asas “Demi Keadilan berdasarkan Ke Tuhanan Yang Maha Esa”.
Sayangnya hingga sekarang, asas itu tidak dipahami baik secara konsepsional
ah

lik
apalagi secara implementatif”, kemudian tentang adil tersebut juga senada
dengan makna adil sebagaimana dalam Pedoman Perilaku dan Kode etik Hakim
am

ub
dalam butir yang pertama yaitu tentang berperilaku adil, yang menjelaskan Adil
bermakna “menempatkan sesuatu pada tempatnya dan memberikan yang
menjadi haknya“ ;
ep
k

Menimbang, bahwa menurut Undang-Undang Kehakiman Nomor 48 Tahun


2009 yaitu dalam Pasal 1 Ayat (1) menjelaskan “Kekuasaan Kehakiman adalah
ah

R
kekuasaan Negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna

si
menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

ne
ng

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, demi terselenggaranya Negara


Hukum Republik Indonesia” dan Pasal 4 Ayat (1) menjelaskan “Pengadilan
mengadili menurut hukum dengan tidak membedakan orang ” serta Pasal 5

do
gu

Ayat (1) menjelaskan “Hakim dan Hakim Konstitusi wajib menggali, mengikuti
dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam
In
A

masyarakat”
Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim mempertimbangkan tentang
ah

pokok permasalahan dalam perkara ini, Majelis Hakim juga akan menjelaskan
lik

tentang sejarah Padang Lawas dan Tapanuli Selatan sebagaimana pendapat


Pakar Hukum adat yang telah meneliti dan menulis tentang Hukum adat di
m

ub

Indonesia sebagai berikut ;


Menimbang, bahwa R.M. Subanindyo Hadililuwih.,SH dalam buku
ka

ep

karangannya Asas-asa Hukum Adat Yang dikeluarkan oleh Universitas Islam


Sumatera Utara Fakultas Hukum di Medan Tanggal 18 Juli 1985 pada halaman 73
ah

pada intisarinya menjelaskan “dahulu hasil penelitian Van Vollenhoven


R

mengemukakan terhadap lingkungan hukum adat di Indonesia dibagi menjadi 19


es
M

lingkungan hukum adat dan dalam 19 lingkungan hukum adat tersebut pada
ng

nomor 3 termasuk Tapanuli Selatan yaitu dijelaskan pada huruf a disebutkan


on

Padang Lawas (Tanah Sepanjang)” lalu dalam buku karangan Prof. Dr.Soerjono
gu

Soekanto.,SH.,MA, Soleman B. Taneko.,SH Edisi kedua Penerbit Rajawali-Jakarta


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 116
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
117 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
1983 pada halaman 112 pada intisarinya menjelaskan “Di Tapanuli terdapat tata

a
susunan rakyat sebagai berikut : Bagian-bagian clan (marga) masing-masing

si
mempunyai daerah sendiri, akan tetapi didalam daerah tertentu dari suatu marga,
didalam huta-huta yang didirikan oleh marga itu, ada juga terdapat satu atau

ne
ng
beberapa marga lain yang masuk menjadi anggota badan persekutuan huta di
daerah itu. Marga yang semula mendiami daerah itu, yang didirikan huta-huta

do
gu
didaerah tersebut, disebut marga asal, marga raja atau marga tanah, yaitu marga
yang menguasai tanah-tanah di dalam daerah itu, sedangkan marga-marga yang
kemudian masuk daerah itu disebut marga rakyat”, dan masih dalam buku

In
A
karangan Prof. Dr.Soerjono Soekanto.,SH.,MA, Soleman B. Taneko.,SH pada
halaman 159 dan 160 pada intisarinya menjelaskan “Penguasa dan Pemerintahan
ah

lik
Masyarakat Hukum Adat menjelaskan masyarakat hukum adat dibagi 3 bagian yaitu
a.Masyarakat Hukum Adat yang tunggal, b. Masyarakat Hukum Adat yang
am

ub
bertingkat, c. Masyarakat Hukum Adat yang merangkai dan menjelaskan lagi
pada masyarakat di Tapanuli masyarakat hukum adat atasan disebut kurria dan
Luhat, juga menjelaskan Masyarakat hukum adat di Tapanuli adalah masyarakat
ep
k

hukum adat yang mempunyai bentuk bertingkat. Masyarakat hukum adat atasa
ah

disebut Kuria di Tapanuli Selatan dan Luhat di PadangLawas, Masyarakat


R
hukum adat atasan ini terdiri dari beberapa masyarakat hukum adat bawahan

si
yang disebut huta. Kepala kuria dan Kepala huta adalah seorang yang berasal

ne
ng

dari marga asal yaitu seorang keturunan pembuka tanah dan pembuka huta.
Kepala kuria disebut Raja Panusunan. Marga-marga yang lain yang ikut
bertempat tinggal di dalam huta-huta atau kuria itu mempunyai seorang wakil.

do
gu

Wakil dari marga lain yang lebih dahulu tinggal di dalam huta atau kuria itu
merupakan pembantu pertama dari kepala kuria (Raja Panusunan) atau kepala
In
A

huta disebut Bayo-bayo Nagodang”, lalu masih dalam buku karangan Prof.
Dr.Soerjono Soekanto.,SH.,MA, Soleman B. Taneko.,SH pada halaman 166 pada
ah

intisarinya menjelaskan “B Sunirat telah menyusun daftar nama-nama


lik

masyarakat hukum adat berdasarkan Badan Pembinaan Hukum Nasional


BPHN tahun 1981 : 56 dan seterusnya dibuat dalam kolom tabel pada angka 2
m

ub

menjelaskan Sumatera Utara a Sumatera Timur, b. Tapanuli nama Kesatuan


masyarakat menurut bahasa setempat disebut Marga, Kuria, Kampung (lorong/wek),
ka

ep

Huta, Nagari” dan dalam buku karangan Soejono Soekanto Penerbut PT. Raja
Grafindo Persada Jakarta cetakkan II tahun 1983 terakhir cetakkan ke-14 April
ah

2015 pada halaman 97 pada intisarinya menjelaskan “di Tapanuli terdapat tata
R

susunan rakyat sebagai berikut : Bagian-bagian Clan (marga) masing-masing


es
M

mempunyai daerahnya sendiri, akan tetapi didalam daerah tertentu dari suatu
ng

marga itu, ada juga terdapat satu atau beberapa marga lain yang masuk menjadi
on

anggota badan persekutuan huta di daerah itu” lalu masih dalam buku karangan
gu

Soejono Soekanto Penerbut PT. Raja Grafindo Persada Jakarta pada halaman
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 117
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
118 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
142 pada intisarinya menjelaskan “masyarakat hukum adat di Tapanuli adalah

a
masyarakat hukum adat yang mempunyai bentuk bertingkat. Masyarakat

si
hukum adat atasan disebut kuria di Tapanuli Selatan dan Luhat di
Padanglawas, kuria dan kepala huta adalah seorang yang berasal dari marga

ne
ng
asal yaitu seorang keturunan pembuka tanah dan pembuka huta. Kepala Kuria
disebut Raja Panusunan”, lalu masih dalam buku karangan Soejono Soekanto

do
gu
Penerbut PT. Raja Grafindo Persada Jakarta pada halaman 176 pada intisarinya
menjelaskan “Lingkungan tanah bersama yaitu suatu lingkungan tanah yang
dikuasai dan dimiliki oleh beberapa masyarakat hukum adat yang setingkat

In
A
dengan alternatif yaitu beberapa masyarakat hukum adat atasan misalnya
Luhat di Padanglawas” ;
ah

lik
Menimbang, bahwa dari penjelasan diatas Majelis Hakim memahami di
daerah Padanglawas secara Nasional Negara Republik Indonesia diakui tentang
am

ub
Masyarakat Hukum adat atau masyarakat adat, karena sudah dilakukan penelitian
secara khusus oleh pakar Hukum Adat dari Belanda yaitu Mr. Van Vollenhoven,
walaupun sudah meninggal segala penelitian dan ilmunya serta pendapatnya tentang
ep
k

Hukum Adat Indonesia masih dipakai dan diakui sampai dengan saat ini secara
ah

nasional, karena masih dikenal dan diberi gelar sebagai Pakar Hukum Adat di
R
Indonesia, dari hal tersebut Majelis Hakim memahami juga yaitu yang nama

si
daerah Padanglawas adalah ada dan dalam gelar masyarakat adatnya masih

ne
ng

diketahui dan diakui secara Nasional yaitu Masyarakat hukum adat atasan
disebut kuria di Tapanuli Selatan dan Luhat di Padanglawas, kuria dan kepala
huta adalah seorang yang berasal dari marga asal yaitu seorang keturunan

do
gu

pembuka tanah dan pembuka huta. Kepala Kuria disebut Raja Panusunan” dan
terhadap hal tersebut diatas B Sunirat telah menyusun daftar nama-nama
In
A

masyarakat hukum adat berdasarkan Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN)


tahun 1981 : 56 dan seterusnya dibuat dalam kolom tabel pada angka 2
ah

menjelaskan Sumut a Sumatera Timur, b. Tapanuli nama Kesatuan masyarakat


lik

menurut bahasa setempat disebut Marga, Kuria, Kampung (lorong/wek), Huta,


Nagari dan sampai dengan saat ini secara nasional atau secara wilayah daerah
m

ub

khusunya Tapanuli Selatan atau Padang Lawas tidak ada suatu surat Keputusan
atau Penetapan baik dari Pemerintahan Tapanuli Selatan yang dahulu Padang
ka

ep

Lawas masuk dalam wilayah pemerintahan Tapanuli Selatan dan setelah pemekaran
menjadi Kabupaten Padang Lawas (Palas) dan Padang Lawas Utara (Paluta) atau
ah

Kabupaten Tapanuli Selatan atau dari Pemerintahan Pusat yang menyatakan


R

tentang Masyarakat hukum adat atau masyarakat adat atasan disebut kuria di
es
M

Tapanuli Selatan dan Luhat di Padanglawas, kuria dan kepala huta adalah seorang
ng

yang berasal dari marga asal yaitu seorang keturunan pembuka tanah dan
on

pembuka huta. Kepala Kuria disebut Raja Panusunan telah dihapus atau tidak
gu

berlaku lagi dan dari fakta hukum dipersidangan sebagaimana keterangan Saksi
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 118
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
119 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dari Tergugat III yang bernama PANGALOAN HARAHAP pada intisarinya

a
menjelaskan “Dari dulu sudah banyak kehidupan masyarakat Adat di Kecamatan

si
Barumun Tengah dan Kehidupan Masyarakat Adat masih berlangsung dan masih
ada sampai sekarang dan masih diakui oleh pemerintahan daerah setahu Saksi

ne
ng
sebelum tahun 1981 sampai dengan sekarang, karena setiap ada pesta di Desa
Saksi dan di Padang Lawas Raja Panusunan Bulung harus ada”, maka Majelis

do
gu
Hakim memahami bahwa dari dahulu
Masyarakat hukum adat atau masyarakat adat atasan disebut kuria di Tapanuli
sampai dengan saat itu tentang

Selatan dan Luhat di Padanglawas masih tetap ada atau diakui secara

In
A
Nasional Negara Republik Indonesia ;
Menimbang, bahwa selain dari pada hal penjelasan diatas Majelis Hakim
ah

lik
akan mempertimbangkan apakah masyarakat adat atau hak tradisional yang turun
menurun ada di lokasi tanah objek perkara dan sesuai dengan penjelasan pakar
am

ub
hukum diatas tentang Hukum Adat, dengan menghubungkan dengan bukti surat
Penggugat dan Terguga II berupa Putusan No. 481/Pid.B/2006/PN.Jkt.Pst (Vide
bukti 9 jo bukti T-5) pada halaman 245 yaitu Saksi H. Raja Manipo Hasibuan
ep
k

menjelaskan pada intisarinya “Saksi sebagai Raja Adat Panusunan Bulung


ah

Luhat Simangambat posisinya di Sumatera Utara tempatnya di Tapanuli Selatan


R
di arah Sumatera Utara yang disebut Luhat Simangambat terjadi ± 130 tahun dari

si
tahun 1874, Saksi sebagai generasi yang ketujuh Raja Adat Panusunan Bulung di

ne
ng

Luhat Simangambat”, dan pada halaman 262 Saksi Ali Imran Gelar Sutan Raja
Asli Hasibuan dalam intisarinya menjelaskan “ Saksi di dalam adat adalah
mewakli Raja Panusunan Bulung sebagai Pengetua Adat luhat Ujung Batu

do
gu

termasuk tanah adat Saksi” ;


Menimbang, bahwa dari pertimbangan diatas Majelis Hakim memperoleh
In
A

fakta hukum yaitu : Saksi H. Raja Manipo Hasibuan menjelaskan pada


intisarinya “Saksi sebagai Raja Adat Panusunan Bulung Luhat Simangambat”
ah

dan Saksi Ali Imran Gelar Sutan Raja Asli Hasibuan dalam intisarinya
lik

menjelaskan “Saksi di dalam adat adalah mewakli Raja Panusunan Bulung


sebagai Pengetua Adat luhat Ujung Batu” dan Saksi dari Tergugat III bernama
m

ub

PANGALOAN HARAHAP yang pada intisarinya menjelaskan “Dari dulu sudah


banyak kehidupan masyarakat Adat di Kecamatan Barumun Tengah dan
ka

ep

Kehidupan Masyarakat Adat masih berlangsung dan masih ada sampai sekarang
dan masih diakui oleh pemerintahan daerah setahu Saksi sebelum tahun 1981
ah

sampai dengan sekarang, karena setiap ada pesta di Desa Saksi dan di
R

Padang Lawas Raja Panusunan Bulung harus ada”, adalah hal yang
es
M

bersesuaian dengan pendapat pakar hukum adat yang telah Majelis Hakim jelaskan
ng

dimuka/diatas yaitu khususnya tentang isitilan Raja Adat Panusunan Bulung


on

Luhat, dan secara Nasional Negara Republik Indonesia yaitu Masyarakat hukum
gu

adat atasan disebut kuria di Tapanuli Selatan dan Luhat di Padanglawas, kuria dan
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 119
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
120 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kepala huta adalah seorang yang berasal dari marga asal yaitu seorang keturunan

a
pembuka tanah dan pembuka huta. Kepala Kuria disebut Raja Panusunan” dan

si
terhadap tersebut B Sunirat telah menyusun daftar nama-nama masyarakat hukum
adat berdasarkan Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) tahun 1981 : 56 dan

ne
ng
seterusnya dibuat dalam kolom tabel pada angka 2 menurut bahasa setempat
disebut Marga, Kuria, Kampung (lorong/wek), Huta, Nagari masihlan diakui dan

do
gu
Tergugat III secara tidak langsung
Tergugat I dan II yaitu tentang bahwa
ikut membuktikan dan tidak ada dibantah oleh
Hukum adat/Masyarakat Adat di Tapanuli
Selatan, Padang Lawas, Padang Lawas Utara masih berlaku lagi sampai saat ini,

In
A
begitu juga dalam pembuktian dalam perkara Putusan No. 481/Pid.B/2006/PN.Jkt.Pst
(Vide bukti 9 jo bukti T-5), sehingga dari hal tersebut Majelis Hakim memahami
ah

lik
dengan berpendapat Hukum Adat atau masyarakat adat di Tapanuli Selatan,
Padang Lawas, Padang Lawas Utara masihlah ada dan masih diakui secara
am

ub
Nasional dalam Negara Republik Indonesia atau dalam Pemerintahan Negara
Republik Indonesia ;
Menimbang, bahwa dari fakta hukum tersebut Majelis Hakim memahami
ep
k

dengan berpendapat hak tradisional yang turun menurun dalam sistim hukum
ah

atau dalam hukum adat atau masyarakat adat secara hukum Nasional Negara
R
Republik Indonesia masih diakui, maka oleh karena itu wajib dilindungi

si
sesuai dengan dasar atau landaasan hukum di Negara Republik Indonesia

ne
ng

yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indionesia tahun 1945 ;


Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim memahami timbulnya
gugatan Penggugat dikarenakan adanya Putusan Nomor :481/Pid.B/2006/

do
gu

PN.JKT.PST dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2642 K/Pid/2006, yang


munculnya perkara Nomor : 481/Pid.B/2006/ PN.JKT.PST (Vide bukti 9 jo bukti T-5)
In
A

karena adanya surat dakwaan (Vide bukti bertanda T-3) dan dalam pertimbangan
Putusan Nomor : 481/Pid.B/2006/ PN.JKT.PST pada halaman 24 pada intisarinya
ah

ada menjelaskan tentang mengelola dan membubidayakan perkebunan kelapa sawit


lik

terletak di Desa Aek Raru, Desa Paran Padang, Desa Janji Matogu, Desa Mandasip
dan Desa Langkimat tersebut, Penggugat telah mengajukan bukti surat yaitu
m

ub

sebagaiman bukti surat yang diajukan yaitu bukti bertanda P-2, P-3, P-4, P-5,P-6
yang pada intisarinya bukti surat tersebut menjelaskan berupa tentang tidak adanya
ka

ep

perkebunan sawit Penggugat sebagaimana Dakwaan yang diajukan oleh Tergugat


II dan dipersidangan Saksi dari Penggugat yaitu Kepala Desa Aek Raru Ahmad
ah

Yani Hasibuan, Kepala Desa Paranpadang Zulkarnain Simamora, Kepala Desa


R

Langkimat Humala Pontas Harahap, Kepala Desa Mandasip Kaharuddin Rahmat


es
M

Nauli Nasution dibawah sumpah menerangkan pada intisarinya yaitu menjelaskan


ng

“tidak ada perkebunan kelapa sawit milik Koperasi Parsub/Penggugat di Desa yang
on

Para Saksi sebagai Kepala Desanya” dan ketika Majelis Hakim melakukan
gu

Pemeriksaan Setempat kaitannya dengan dalil Gugatan Penggugat di lokasi Desa


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 120
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
121 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sebagaimana dalam Dakwaan Tergugat II dan sebagaimana dakwaan dalam

a
Putusan bukti bertanda bukti P-9 jo bertanda bukti T.II-5 tidak ada menemukan

si
perkebunan kelapa sawit sebagaimana yang dikatakan dalam dalam bukti
Penggugat bertanda P-9 jo bertanda bukti Tergugat II bertanda bukti T.II-5 atau

ne
ng
surat Dakwaan Tergugat II, yang ada yaitu perkampungan atau tempat tinggal
masyarakat, oleh karenanya Majelis Hakim berpendapat sebagaimana fakta

do
atau
gu
hukum dipersidangan yaitu dihubungkan dengan Surat dakwaan
sebagaimana surat dakwaan dalam Putusan
dari
Nomor : 481/Pid.B/2006/
Tergugat II

PN.JKT.PST tidaklah benar adanya atau secara hukum adalah tidak benar

In
A
sebagaimana yang dinyatakan dalam Surat dakwaan dari Tergugat II atau
sebagaimana surat dakwaan dalam Putusan Nomor : 481/Pid.B/2006/
ah

lik
PN.JKT.PST, karena hal tersebut dikuatkan sebagaimana dengan fakta hukum
yang diterangkan Saksi dari Penggugat yaitu Para Kepala Desa sebagaimana
am

ub
dalam Dakwaan Tergugat II atau bagaimana surat dakwaan dalam Putusan Nomor
: 481/Pid.B/2006/ PN.JKT.PST yaitu Saksi AHMAD YANI HASIBUAN, Saksi
ZULKARNAIN SIMAMORA, Saksi HUMALA PONTAS HARAHAP, Saksi
ep
k

KAHARUDDIN RAHMAT NAULI NASUTION pada intisarinya menjelaskan “Saksi-


ah

saksi sebagai Kepala Desa Aek Raru, Kepala Desa Paranpadang, Kepala Desa
R
Langkimat, Kepala Desa Janji Matogu ada mengeluarkan Surat Keterangan

si
kaitannya tentang tidak adanya perkebunan Parsub di Desa Saksi, Saksi dan

ne
ng

masyarakat adat yang lainnya tinggal di Desa tersebut + 100 tahun, Saksi tidak
mengetahui tentang Koperasi Parsub dan mendengar tentang Koperasi Parsub
pernah dengar, Saksi tidak pernah melihat Koperasi Parsub melakukan usaha

do
gu

perkebunan didesa Saksi, di Desa Saksi tidak ada perkebunan Parsub, tidak ada
kawasan hutan di Desa yang Saksi pimpin, ada perusahaan tapi bukan Parsub”.
In
A

Dan terhadap fakta hukum tersebut pihak Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan
Turut Tergugat tidak ada mengajukan bantahan tentang tidak benarnya fakta hukum
ah

sebagaimana keterangan Saksi AHMAD YANI HASIBUAN, Saksi ZULKARNAIN


lik

SIMAMORA, Saksi HUMALA PONTAS HARAHAP, Saksi KAHARUDDIN RAHMAT


NAULI NASUTION tersebut ;
m

ub

Menimbang, bahwa selain dari pertimbangan diatas, kaitannya dengan dalil


gugatan Penggugat, Majelis Hakim memahami dikarenakan Penggugat
ka

ep

melakukan kegiatan kaitannya dengan Koperasi Kebun Kelapa Sawit di Hutan


Negara atau kawasan hutan produksi Padang Lawas Simangambat dengan
ah

sengaja mengerjakan atau menduduki kawasan hutan cadangan, Mejelis Hakim


R

mempertimbangkan dengan menghubungkan fakta hukum dipersidangan dan


es
M

terhadap fakta hukum tersebut Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Turut
ng

Tergugat tidak ada mengajukan bantahan baik dengan bantahan keterangan


on

Saksi atau dengan bukti surat terhadap fakta hukum, fakta hukum tersebut adalah
gu

sebagai berikut :
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 121
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
122 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
❖ Bahwa Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda

a
Nomor 50 yang dikeluarkan di Batavia tanggal 25 Juni 1924 telah

si
dirobah dan di tambah dengan bahasa Indonesia dan direkayasa’,
sebagaimana Putusan Nomor 434/PDT/2011/PT.MDN yang telah

ne
ng
berkekuatan hukum tetap adalah terjemahan yang tidak sah atau tidak
dapat diterima secara hukum, karena dari aslinya berbahasa Belanda

do
gu telah di robah dan ditambah dengan bahasa Indonesia dan direkayasa
;
❖ Bahwa “Berita Acara mengenai “dari hutan yang akan

In
A
dijadikan Hutan tetap yang bernama Kawasan Hutan Padang Lawas
dengan Register No. 40 di Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten
ah

lik
Tapanuli Selatan Propinsi Sumatera Utara, ditunjuk sebagai hutan tetap
dengan surat penetapan penunjukkan G.B,25 Juni 1924 No.50, tanggal 6
am

ub
Juni 1978, yang ditunjuk dengan surat Keputusan dari Gubernur Kepala
Daerah Propinsi Sumatera Utara tanggal 18 Desember 1972 No. 704/I/GSU
dan S.K. Bupati Kepala Daerah TK. II Tapanuli Selatan No.967/77 tanggal
ep
k

2 September 1977 untuk menetapkan batas-batas yang tetap dari Kawasan


ah

Hutan Padang Lawas tidak ada ditandatangani oleh Kepala Dinas


R
Kehutanan Propinsi Sumatera Utara sebagai pejabat yang mengetahui

si
dan tidak ada tandatangan Gubernur Kepala Daerah Tk I Propinsi

ne
ng

Sumatera Utara sebagai Pejabat yang mengetahui dan menyetujui,


hal tersebut bertentangan dengan hukum atau dengan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1967 Tentang Ketentuan-

do
gu

Ketentuan Pokok Kehutanan dalam Pasal 7 Ayat (1) dan Pasal 8 Ayat
(2) dan (2), serta Pasal 9 Ayat (1) beserta pejelasan Pasal 7 dan 8, serta
In
A

Pasal 9 ;
❖ Bahwa Saksi-saksi dalam berkas perkara Putusan Nomor :
ah

481/Pid.B/2006/ PN.JKT.PST yang dakwaannya diajukan oleh Tergugat II


lik

dan kemudian diberikan kepada Tergugat I dan Tergugat III


menerangkan yang intisarinya yaitu : Saksi Ir. Surachmanto Hutomo.,Msc
m

ub

dibawah sumpah menerangkan dalam halam 81 alinea ke 6 pada pokoknya


menjelaskan “Bahwa Saksi tidak mengetahui dengan pasti dan tidak
ka

ep

mengetahui dengan jelas dimana lokasi Koperasi Bukit Harapan di


TGHK atau di Register 40” dan dalam halaman 87 aliniea ke 8 pada
ah

pokoknya menjelaskan “Bahwa dalam Audit dikatakan proses


R

pemetaan kawasan hutan belum temu gelang sehingga belum dapat


es
M

ditetapkan sebagai hutan tetap”, Saksi Muhammad Ali Arsyad yang


ng

saat itu bertugas di Departemen Kehutanan sebagai Kepala Pusat


on

Pengukuhan dan Penatagunaan Kawasan hutan, pada halaman 112 aline 1


gu

dibawah sumpah menerangkan “Bahwa tata batas yang Saksi nyatakan


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 122
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
123 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sudah dilaksanakan sebagian adalah tata batas belum temu gelang”

a
dan “..proses menteri menetapkan kawasan hutan berdasarkan

si
Berita Acara Tata Batas yang telah temu gelang belum
dilaksanakan”, Saksi Ir. Rachmat Ajie yang saat itu bertugas sebagai

ne
ng
Inspectur Jenderal Wilayah I dan wilayah kerja meliputi seluruh Sumatera
Utara, pada halaman 121 alinea ke 7 dibawah sumpah menjelaskan

do
gu “Bahwa di dalam audit dalam kesimpulan ada kalimat “…belum pernah
temu gelang sehingga belum dapat ditetapkan sebagai hutan
tetap”, Saksi Prie Supriadi yang saat itu bertugas sebagai Kepala Dinas

In
A
Kehutanan Sumatera Utara, pada halaman 141 alinea ke 6 pada
pokoknya menjelaskan “….proses pembuatan peta kawasan hutan
ah

lik
belum pernah temu gelang, sehingga belum dapat disebutkan sebagai
hutan tetap” dan pada halaman 144 alinea ke 4 menjelaskan pada
am

ub
pokoknya “Areal yang dikuasai Koperasi Bukit Harapan bukan
Register 40”, Saksi Ir. Deka Mardiko yang saat itu bertugas di
Departemen Kehutanan sebagai Kepala Bidang Perubahan Peruntukan
ep
k

Kawasan Hutan pada Halaman 163 alinea ke 8 pada pokoknya menjelaskan


“Bahwa Berita
ah

Acara Penataan Batas digunakan untuk Pemetaan


R
Kawasan Hutan, Penataan batas kawasan hutan dilakukan setelah

si
temu gelang” dan pada halaman 164 alinea 1 pada pokoknya menjelaskan

ne
ng

“bahwa yang dimaksud dengan temu gelang kawasan hutan adalah


batas-batas yang sudah diyakini sebagai batas-batas kawasan hutan”
juga alinea 2 pada pokoknya menjelaskan “Bahwa pemetaan kawasan

do
gu

hutan dilakukan setelah temu gelang”, serta pada halaman 166 alinea
ke 1 pada pokoknya menjelaskan “Bahwa pengukuhan kawasan hutan
In
A

adalah rangkaian kegiatan penunjukkan, penataan batas, pemetaan


dan penetapan kawan hutan dengan tujuan untuk memberikan
ah

kepastian hukum atas status, letak dan luas kawasan hutan”, Saksi
lik

Ir.Bowo Heri Satmoko, saat itu menjabat sebagai Kepala Bidang Areal
Penggunaan Hutan sejak bulan Juli 2005 pada halaman 182 pada
m

ub

pokoknya menjelaskan “Penetapan kawasan hutan di kawasan hutan


padang lawas belum dilaksanakan”, Saksi Ir.Poernama Gandhi NZ.,MM
ka

ep

saat itu menjabat sebagai Ketua dan penanggung jawab Audit dalam
halaman 241 alinea ke 8 pada pokoknya menjelaskan “…proses
ah

pembuatan peta kawasan hutan, belum pernah temu gelang,


R

sehingga belum dapat ditetapkan sebagai hutan tetap…” pada


es
M

halaman 244 alinea 3 pada pokoknya menjelaskan “kata-kata temu


ng

gelang adalah ketemu kepala dan ekornya” ;


on

❖ Bahwa Government Besluit (GB) No : 50/1924 tidak terdaftar


gu

dan tidak ada dimumumkan dalam Staatsblad (Lembaran Negara Republik


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 123
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
124 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Indonesia atau LNRI dan bertentang dengan Peraturan Umum mengenai

a
perundang-undangan untuk Indonesia disingkat (AB) dalam Pasal 1

si
menjelaskan “Ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Raja atau
Gouverneur General atas namanya, berlaku sebagai Undang-undang di

ne
ng
Indonesia, setelah diumumkan dalam bentuk yang ditetapkan dalam
peraturan tentang kebijaksanaan Pemerintah”;

do
❖gu Bahwa bukti surat Tergugat bertanda T-16.a, T-16.b, T-16.c, T-
16.d, T-16.e yaitu berupa gambar Tata Batas Peta Padang Lawas,
setelah Majelis Hakim baca dan telaah dengan cermat didalam bukti surat

In
A
tersebut adalah tidak ada di tandatangani yang diketahui dan disahkan oleh
Gubernur Provinsi Sumatera Utara, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi
ah

lik
Sumatera Utara, Menteri Pertanian Direktur Jenderal Kehutanan dan hal
tersebut adalah bertentangan dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian
am

ub
No.579/Kpts/Um/9/1978 tidak ada ditandatangani oleh Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I dan/atau Kepala Direktorat Agraria Tingkat I yang
bersangkutan, apalagi dalam bagian tanda tangan Panitia tata batas ada
ep
k

tandatangannya pada kolom Jabatan, akan tetapi siapa nama penjabat


ah

yang menandatangani tidak ada tertulis atau disebutkan ;


R
❖ Bahwa keterangan Ahli dari Penggugat yaitu Dr. Maruarar

si
Siahaan.,SH menjelaskan yang intisarinya “setiap aturan untuk dapat di

ne
ng

berlakukan harus diumumkan dahulu dan terhadap G.B,25 Juni 1924 No.50
yang tidak diumumkan dalam lembaran Negara dan untuk produk hukum
di zaman Kolonial, diumumkan dalam Nederlands Hindie Staatsblad

do
gu

sebagai syarat untuk mempunyai kekuatan hukum mengikat sesuai


dengan Algemene Bepalingen Van Wetgeving (AB) tidak dianggap
In
A

berlaku sebagaimana bukti bertanda P-30a, P-30b, P-30c ;


❖ Bahwa Ahli yang dihadirkan Penggugat IR.LILIK AMIN
ah

RAHARDJO.,M.si menjelaskan : panduan/ aturan yang di gunakan pada


lik

Kementerian Kehutanan dalam menentukan kawasan hutan, aturannya yaitu


Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 32/Kpts-II/2001 panduan
m

ub

aturan tersebut dikeluarkan di Jakarta tanggal 12 Pebruari 2001 oleh


Menteri Kehutanan yaitu Dr.Ir. Nur Mahmudi Ismail., Msc dalam Pasal 4
ka

ep

menjelaskan Ruang Lingkup pengukuhan kawasan hutan, meliputi “a.


Penunjukan Kawasan Hutan, b.Penataan Batas Kawasan Hutan,
ah

c.Pemetaan Kawasan Hutan, d. Penetapan Kawasan Hutan” ;


R

Menimbang, bahwa terhadap pertimbangan tentang fakta hukum tersebut


es
M

Majelis Hakim memahami dengan berpendapat perbuatan Tergugat I, Tergugat II,


ng

Tergugat III yang tidak dengan teliti dan cermat sebelum menyatakan Penggugat
on

melakukan hal-hal sebagaimana dimaksud Tergugat II dalam Surat Dakwaan dan


gu

yang dilakukan Tergugat II dikuti yang tidak dengan teliti dan cermat dilakukan
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 124
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
125 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
oleh Tergugat I dan Tergugat III dalam melakukan sesuatu kaitannya dengan

a
gugatan Penggugat, maka dikarenakan perbuatan Tergugat II, Tergugat I dan

si
Tergugat III tersebut, sehingga menurut Majelis Hakim telah memenuhi unsur
perbuatan melawan hukum, sebagaimana yang digunakan dalam menyatakan

ne
ng
perbuatan melawan hukum sejak Tahun 1919 di Negeri Belanda, demikian juga
di Indonesia (ketika itu disebut Hindia Belanda), pengertian perbuatan melawan

do
gu
hukum diartikan luas, yakni apabila perbuatan
perbuatan-perbuatan sebagai berikut : Perbuatan yang bertentangan dengan hak
itu mencakup salah satu dari

orang lain, Perbuatan yang bertentangan dengan kewajiban hukumnya dan

In
A
Perbuatan yang bertentangan dengan kehati-hatian dan syarat agar sebuah
perbuatan dikatakan sebagai perbuatan melawan hukum berdasarkan aturan
ah

lik
hukum adalah harus memenuhi unsur-unsur perbuatan melawan hukum, yaitu
sebagai berikut : 1.adanya perbuatan yang bertentangan dengan hukum, 2. Adanya
am

ub
kerugian, 3.Adanya kesalahan, 4.Terdapat hubungan sebab akibat (hubungan
causal) antara perbuatan yang melawan hukum tersebut dengan kerugian yang
diderita ;
ep
k

Menimbang, bahwa akibat perbuatan Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III


ah

yang tidak teliti dan cermat sebelum menyatakan Penggugat sebagaimana yang
R
disimpulkan Tergugat II, Tergugat I dan Tergugat III, yang mana perbuatan yang

si
Perbuatan yang bertentangan dengan hak orang lain, Perbuatan yang

ne
ng

bertentangan dengan kewajiban hukumnya dan Perbuatan yang bertentangan


dengan kehati-hatian, untuk membuktikan ada atau tidaknya perbuatan melawan
hukum, terlebih dahulu harus mengacu kepada Pasal 1365 KUHPerdata yang

do
gu

mengatakan bahwa “Tiap-tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa


kerugian pada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya memberi
In
A

kerugian itu mengganti kerugian tersebut” ;


Menimbang, bahwa dari fakta hukum tersebut, karena Tergugat I, Tergugat
ah

II, Tergugat III tidak teliti dan cermat dan Perbuatan itu bertentangan dengan hak
lik

orang lain, Perbuatan itu bertentangan dengan kewajiban hukumnya dan


Perbuatan itu bertentangan dengan kehati-hatian tersebut sesuai dengan yang
m

ub

dijelaskan Elise .T. Sulistini dan Rudy. T. Erwin, Petunjuk Praktis Menyelesaikan
Perkara-perkara Perdata, Bina Aksara, Jakarta, 1987, Halaman 26 ”adanya
ka

ep

tindakan yang melawan hukum, adanya kesalahan pada pihak yang melakukannya,
dan ada kerugian yang di derita” dan yang dijelaskan M. Yahya Harahap mantan
ah

Hakim Agung RI dalam bukunya Hukum Acara Perdata Tentang Gugatan,


R

Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan Pengadilan, Sinar Grafika,


es
M

Jakarta, 2005, Halaman 527 yang mengatakan bahwa ada 3 (tiga) hal yang penting
ng

dalam menilai perbuatan melawan hukum seperti yang diamanatkan Pasal 1365
on

KUHPerdata yaitu adanya perbuatan atau kealfaan, perbuatan atau kealfaan terjadi
gu

karena kesalahan pelaku, dan perbuatan itu mendatangkan kerugian kepada orang
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 125
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
126 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
lain/Penggugat dan berdasarkan fakta hukum secara rill Penggugat benar

a
mengalami kerugian dikarenakan tidak dapat melaksanakan atau menjalankan

si
Usaha Penggugat dalam bidang Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit ;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum dipersidangan tersebut, jika

ne
ng
Tergugat II dan Tergugat I, serta Tergugat III sebelumnya benar-benar teliti dan
cermat, sehingga Perbuatan yang bertentangan dengan hak orang lain,

do
gu
Perbuatan yang bertentangan dengan kewajiban hukumnya dan Perbuatan yang
bertentangan dengan kehati-hatian tidak akan terjadi, pada saat menilai tentang
kegiatan Penggugat dengan Koperasi perkebunan kelapa sawit atau sebagaimana

In
A
yang terurai dalam bukti bertanda P-9 jo Bukti Tergugat II bertanda T.II-5 berupa
Putusan Nomor 481/Pid.B/2006/PN.Jkt.Pst, yang fakta hukumnya yaitu Saksi-Saksi
ah

lik
H. Raja Manipo Hasibuan, Ali Imran Gelar Sutan Raja Asli Hasibuan, Sangkot
Hasibuan.,SH, Gandhi Hasibuan, Ompu Solegan Harahap, Bonyak Hasibuan,
am

ub
Tongku Khaik Hasibuan pada intisarinya menjelaskan “ada menyerahkan tanah
adat atau tanah masyarakat adat dengan cara pago-pago kepada Koperasi Parsub
atau Koperasi Bukit Harapan untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit” dan
ep
k

dihubungkan dengan sebagaimana terakhir pendirian Koperasi Parsadaan


ah

Simangambat Ujung Batu (PARSUB) yang berdiri tersebut terakhir berdasarkan


R
Akte Nomor 16 tentang Penegasan Keputusan Para Anggota atas Perubahan

si
Anggaran Dasar Koperasi Parsadaan Simanggambat Ujung Batu (PARSUB)

ne
ng

tanggal 07 September 2013 yang dihadiri 148 (seratus empat puluh delapan) orang
Ketua Kelompok yang bertindak untuk diri sendiridan juga sebagai kuasa/perwakilan
anggota dari 3540 (tiga ribu lima ratus empat puluh) orang anggota Koperasi

do
gu

Parsadaan Simanggambat Ujung Batu (PARSUB), yang dalam Akta tersebut


ketika musyawarah dihadiri anggota Koperasi Parsadaan Simanggambat Ujung
In
A

Batu (PARSUB) (Vide Bukti Penggugat bertanda P-1), juga terhadap pendirian
Koperasi Parsadaan Simanggat Ujung Batu (PARSUB) sudah terdaftar pada Kantor
ah

Wilayah Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia


lik

dengan Nomor : 311/BH/KWK.2/X/1998 sebagaimana yang dijelaskan dalam Akte


Nomor 16 tanggal 07 September 2013 tentang Penegasan Keputusan Para
m

ub

Anggota atas Perubahan Anggaran Dasar Koperasi Parsadaan Simanggambat


Ujung Batu (PARSUB) dan Akta-akta sebelumnya, maka apa yang dialami oleh
ka

ep

Penggugat seharusnya tidak akan dialami oleh Penggugat, apalagi berdasarkan


fakta hukum dipersidangan apa yang dilakukan oleh Penggugat adalah diatas
ah

tanah masyarakat hukum adat berdasarkan hak tradisionil yang diakui Konstitusi
R

dalam Pasal 18 B Ayat (2) UUD Tahun 1945, kalaupun ada dalil bantahan
es
M

terhadap dalil Penggugat tersebut, pihak Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III tidak
ng

ada mengajukan dalil bantahan tentang proses yang telah dilakukan oleh
on

Tergugat I, Tergugat II, Terguat III dalam menyatakan hutan Padang Lawas
gu

bukanlah hutan/tanah masyarakat hukum adat berdasarkan hak tradisionil sesuai


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 126
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
127 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dengan aturan dalam melaksanakan proses penentuan kawasan hutan sesuai

a
dengan prosedur yang diatur oleh Undang-undang atau aturan bahkan Saksi dari

si
Tergugat II sebagaimana dalam Putusan Nomor : 481/Pid.B/2006/PN.Jkt.Pst tanggal
28 uni 2006 (Vide bukti P-9 Jo T.II-5) belum dapat di katakan Kawasan

ne
ng
Hutan/Kawasan Hutan Negara yaitu Saksi Ir. Surachmanto Hutomo.,Msc dibawah
sumpah menerangkan dalam halam 81 alinea ke 6 pada pokoknya menjelaskan

do
“Bahwa Saksi tidak mengetahui dengan pasti dan tidak mengetahui dengan
gu
jelas dimana lokasi Koperasi Bukit Harapan di TGHK atau di Register 40”
dan dalam halaman 87 aliniea ke 8 pada pokoknya menjelaskan “Bahwa dalam

In
A
Audit dikatakan proses pemetaan kawasan hutan belum temu gelang
sehingga belum dapat ditetapkan sebagai hutan tetap”, Saksi Muhammad Ali
ah

lik
Arsyad yang saat itu bertugas di Departemen Kehutanan sebagai Kepala Pusat
Pengukuhan dan Penatagunaan Kawasan hutan, pada halaman 112 aline 1
am

ub
dibawah sumpah menerangkan “Bahwa tata batas yang Saksi nyatakan sudah
dilaksanakan sebagian adalah tata batas belum temu gelang” dan “..proses
menteri menetapkan kawasan hutan berdasarkan Berita Acara Tata
ep
k

Batas yang telah temu gelang belum dilaksanakan”, Saksi Ir. Rachmat Ajie
ah

yang saat itu bertugas sebagai Inspectur Jenderal Wilayah I dan wilayah kerja
R
meliputi seluruh Sumatera Utara, pada halaman 121 alinea ke 7 dibawah sumpah

si
menjelaskan “Bahwa di dalam audit dalam kesimpulan ada kalimat “…belum

ne
ng

pernah temu gelang sehingga belum dapat ditetapkan sebagai hutan


tetap”, Saksi Prie Supriadi yang saat itu bertugas sebagai Kepala Dinas
Kehutanan Sumatera Utara, pada halaman 141 alinea ke 6 pada pokoknya

do
gu

menjelaskan “….proses pembuatan peta kawasan hutan belum pernah temu


gelang, sehingga belum dapat disebutkan sebagai hutan tetap” dan pada
In
A

halaman 144 alinea ke 4 menjelaskan pada pokoknya “Areal yang dikuasai


Koperasi Bukit Harapan bukan Register 40”, Saksi Ir. Deka Mardiko yang saat
ah

itu bertugas di Departemen Kehutanan sebagai Kepala Bidang Perubahan


lik

Peruntukan Kawasan Hutan pada Halaman 163 alinea ke 8 pada pokoknya


menjelaskan “Bahwa Berita Acara Penataan Batas digunakan untuk
m

ub

Pemetaan Kawasan Hutan, Penataan batas kawasan hutan dilakukan setelah


temu gelang” dan pada halaman 164 alinea 1 pada pokoknya menjelaskan
ka

ep

“bahwa yang dimaksud dengan temu gelang kawasan hutan adalah batas-batas
yang sudah diyakini sebagai batas-batas kawasan hutan” juga alinea 2 pada
ah

pokoknya menjelaskan “Bahwa pemetaan kawasan hutan dilakukan setelah


R

temu gelang”, serta pada halaman 166 alinea ke 1 pada pokoknya menjelaskan
es
M

“Bahwa pengukuhan kawasan hutan adalah rangkaian kegiatan


ng

penunjukkan, penataan batas, pemetaan dan penetapan kawan hutan dengan


on

tujuan untuk memberikan kepastian hukum atas status, letak dan luas
gu

kawasan hutan”, Saksi Ir.Bowo Heri Satmoko, saat itu menjabat sebagai Kepala
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 127
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
128 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bidang Areal Penggunaan Hutan sejak bulan Juli 2005 pada halaman 182 pada

a
pokoknya menjelaskan “Penetapan kawasan hutan di kawasan hutan padang

si
lawas belum dilaksanakan”, Saksi Ir.Poernama Gandhi NZ.,MM saat itu
menjabat sebagai Ketua dan penanggung jawab Audit dalam halaman 241 alinea

ne
ng
ke 8 pada pokoknya menjelaskan “…proses pembuatan peta kawasan hutan,
belum pernah temu gelang, sehingga belum dapat ditetapkan sebagai hutan

do
tetap…” pada
gu halaman 244 alinea 3 pada pokoknya menjelaskan “kata-kata
temu gelang adalah ketemu kepala dan ekornya”, yang Majelis pahami bahwa
secara tegas dipersidangan pada intisarinya menjelaskan Padang Lawas/hutan

In
A
Padang Lawas belumlah dapat saat itu menyatakan sebagai kawasan hutan
karena belum memenuhi syarat salah satunya belum pernah temu gelang, padahal
ah

lik
syarat tersebut adalah syarat mutlah yang harus dipenuhi dalam penentuan suatu
wilayah untuk dinyatakan sebagai kawasan hutan/kawasan hutan Negara ;
am

ub
Menimbang, bahwa jika Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III memahami
dan mengikuti aturan dalam panduan/ aturan yang digunakan pada Kementerian
Kehutanan dalam menentukan kawasan hutan, yaitu Surat Keputusan Menteri
ep
k

Kehutanan Nomor : 32/Kpts-II/2001 panduan aturan tersebut dikeluarkan


ah

di Jakarta tanggal 12 Pebruari 2001 oleh Menteri Kehutanan yaitu Dr.Ir. Nur
R
Mahmudi Ismail., Msc dalam Pasal 4 menjelaskan Ruang Lingkup pengukuhan

si
kawasan hutan, meliputi “a. Penunjukan Kawasan Hutan, b.Penataan Batas

ne
ng

Kawasan Hutan, c.Pemetaan Kawasan Hutan, d. Penetapan Kawasan Hutan” dan


aturan dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 579/Kpts/Um/9/1978
tentang Pembentukkan dan Tata Kerja Panitia Tata Batas hutan serta Pasal 15

do
gu

Undang-undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan, sebelum menilai


dengan kesimpulan tentang perbuatan Penggugat sebagaimana yang telah
In
A

dilakukan Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, karena jika Tergugat I, Tergugat II,
Tergugat III benar menelaah dengan teliti dan cermat terhadap aturan dan
ah

undang-undang tersebut, sebab aturan tersebut dikeluarkan sebelum Tergugat I,


lik

Tergugat II, Tergugat III berkesimpulan terhadap tentang perbuatan Penggugat


pada tahun 2006 atau setelah tahun 2001 Surat Keputusan Menteri Kehutanan
m

ub

Nomor : 32/Kpts-II/2001 panduan aturan tersebut telah dikeluarkan di


Jakarta tanggal 12 Pebruari 2001 oleh Menteri Kehutanan yaitu Dr.Ir. Nur Mahmudi
ka

ep

Ismail., Msc dan wajib digunakan, dalam menilai tentang telah melakukan
perbuatan yang melanggar hukum pada kawasan hutan/kawasan hutan Negara,
ah

maka hal-hal yang telah dialami atau dirasakan Penggugat tidak akan terjadi
R

terhadap Penggugat dalam menjankan usaha Koperasi kebun sawit ;


es
M

Menimbang, bahwa terhadap Turut Tergugat, walaupun Turut Tergugat


ng

mengajukan jawaban dan mengajukan dalil eksepsi dan dijadikan pihak dalam
on

gugatan Penggugat, namun berdasarkan fakta hukum dipersidangan, Majelis Hakim


gu

pahami yaitu Turut Tergugat ikut sebagai pihak adalah guna untuk memenuhi
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 128
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
129 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
formalitas dalam gugatan sebagai instansi yang telah mengeluarkan sertikat hak

a
milik sebagaana bukti surat Penggugat dan dari fakta hukum dipersidangan dan

si
secara hukum telah melaksanakan tugasnya yang mengeluarkan/menerbitkan
sertifikat Hak Milik dan puluhan Hak Guna dalam perkara a quo, juga hal tersebut

ne
ng
bersesuaian dengan dalil gugatan Penggugat yang menuntut agar Turut Tergugat
tunduk dan mentaati putusan dan tidak ada menuntut untuk menyatakan Turut

do
gu
Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum, oleh
Hakim berpendapat Turut Tergugat tidaklah ada melakukan perbuatan melawan
karena itu Majelis

Hukum ;

In
A
Menimbang, bahwa oleh karena itu Majelis Hakim berpendapat berdasarkan
pertimbangan hukum diatas, Penggugat dinyatakan telah dapat membuktikan dalil-
ah

lik
dalil gugatan dalam posita, karena telah memenuhi batas minimal pembuktian dari
alat bukti yang sah baik bukti surat dan bukti Saksi, oleh karenanya Majelis Hakim
am

ub
berpendapat bahwa Penggugat telah berhasil membuktikan dalil gugatan positanya,
maka selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan Petitum-Petitum
Penggugat, sebagai berikut ;
ep
k

Menimbang, bahwa terhadap Petitum Penggugat pada bagian 1, yang


ah

menuntut agar Pengadilan mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya,


R
Majelis Hakim berpendapat oleh karena petitum tersebut bergantung pada petitum

si
Penggugat yang lainnya, maka terhadap petitum tersebut dapat dikabulkan atau

ne
ng

tidak, setelah terlebih dahulu Majelis mempertimbangkan petitum-petitum


Penggugat seluruhnya, oleh karena itu Majelis Hakim akan mempertimbangkan
petitum yang lainnya tersebut sebagai berikut ;

do
gu

Menimbang, bahwa terhadap petitum Penggugat pada bagian/angka/


nomor 2 menuntut Pengadilan menyatakan menyatakan Perbuatan Para Tergugat
In
A

merupakan perbuatan melawan hukum (Onrechtmatige Daad), petitum pada


bagian/angka/nomor 5 menuntut Pengadilan menyatakan Gouvernement Besluit
ah

(G.B) No.50 tanggal 25 Juni 1924 yang tidak pernah ada aslinya dan tidak terdaftar
lik

dalam staatsblad Hindia Belanda tidak dapat digunakan sebagai dasar hukum untuk
penetapan kawasan hutan di Padang Lawas karena tidak ada informasi koordinat
m

ub

geographis dan data spasial (peta lokasi), petitum pada bagian/angka/nomor 6


menuntut Pengadilan menyatakan Penggugat mengelola Perkebunan Kelapa Sawit
ka

ep

di areal Padang Lawas berdasarkan hak-hak tradisionil yang turun temurun


seluruhnya 24.000 ha, yang sebagian lahan tersebut sudah bersertifikat Hak Milik
ah

yang diakui oleh Pasal 18B Ayat (2) UUD 1945 jo Pasal 3 UUPA Tahun 1960 adalah
R

sah menurut hukum, pada bagian/angka/nomor 7 menuntut Pengadilan


es
M

menyatakan kegiatan yang dilakukan Penggugat bukan di lokasi yang disebutkan


ng

dalam Dakwaan maupun Putusan Pidana No.2642K/PID/2006 tanggal 12 Februari


on

2007 jo Putusan No.39PK/PID.SUS/2007, Tanggal 16 Juni 2008 yaitu di 5 (lima)


gu

desa di Kecamatan Barumun Tengah, pada bagian/angka/nomor 9 menuntut


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 129
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
130 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Pengadilan menyatakan Perkebunan Kelapa Sawit dikawasan hutan Padang Lawas

a
seluas + 24.000 ha beserta seluruh bangunan yang ada diatasnya, adalah hak

si
Penggugat yang sah, pada bagian/angka/nomor 11 menuntut Pengadilan
menyatakan sah menurut hukum, Penggugat mengelola dan membudidayakan

ne
ng
Perkebunan Kelapa Sawit yang menjadi haknya termasuk untuk menjual hasil
perkebunan dan menerima hasil penjualannya sesuai dengan putusan Peninjauan

do
gu
Kembali Peradilan TUN No.06.PK/TUN/2008, tanggal 05 Mei 2008 Jo Pasal 116 ayat
(2) UU Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas UU No.5 Tahun 1986
tentang Peradilan TUN jo Pasal 97 ayat (9) huruf a UU No.5 Tahun 1986 tentang

In
A
Peradilan TUN, pada bagian/angka/nomor 12 menuntut Pengadilan menyatakan
menghukum Tergugat I, II, III dan turut Tergugat untuk tidak menghalangi Penggugat
ah

lik
mengelola dan membudidayakan Perkebunan Kelapa Sawit berdasarkan hak
tradisional masyarakat adat secara turun temurun dan hak kepemilikan berdasarkan
am

ub
Sertifikat Hak Milik (SHM), dihubungkan dengan pertimbangan diatas/dimuka yang
pada pokoknya Penggugat dapat membuktikan dalil gugatannya, maka menurut
pendapat Majelis Hakim terhadap petitum nomor 2, 5, 6, 7, 9, 11,12 adalah
ep
k

patut dan adil menurut hukum untuk dikabulkan ;


ah

Menimbang, bahwa terhadap petitum pada bagian/angka/nomor 3


R
menuntut Pengadilan menyatakan sah dan berharga sita yang diletakan diatas

si
objek sengket, Majelis Hakim mempertimbangkannya sebagai berikut ;

ne
ng

Menimbang, bahwa sebagaimana fakta hukum dipersidangan sampai


dengan sebelum pembacaan putusan dalam perkara ini tidak ada dikeluarkan
Penetapan Penyitaan, oleh karena itu menurut Majelis Hakim tidak ada

do
gu

Penetapan sita yang akan dinyatakan sah dan berharga, maka maka menurut
Majelis Hakim terhadap petitum nomor 3 adalah patut dan adil menurut hukum
In
A

untuk ditolak ;
Menimbang, bahwa terhadap petitum pada bagian/angka/nomor 4
ah

menuntut Pengadilan menyatakan sah dan berharga putusan provisi tentang :


lik

a. Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No. No.S.174/MenLhk-II/2015


tanggal 21 April 2015 perihal Penghentian Pelayanan oleh Gubernur Sumatera Utara
m

ub

dan Bupati Padang Lawas Selatan, Bupati Padang Lawas Utara, dan Bupati Tapanuli
Selatan, kepada Penggugat, dan Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
ka

ep

No.S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015, tanggal 25 Juni 2015, yang ditujukan kepada


Ketua Umum GAPKI sampai ada putusan berkekuatan hukum tetap, b.Pernyataan
ah

bahwa Penggugat berhak untuk meneruskan pengelolaan perkebunan kelapa sawit


R

dan menjual/menerima hasil dari kebun kelapa sawit dimaksud tanpa ada gangguan
es
M

dari pihak manapun juga termasuk dari para Tergugat, terhitung sejak dibacakan
ng

putusan Provisi atau setidak-tidaknya dalam waktu 14 hari setelah adanya


on

pembacaan putusan Provisi ini bila Tergugat I tidak melaksanakannya secara


gu

sukarela, maka Pengadilan berdasarkan Putusan ini telah memberikan hak secara
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 130
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
131 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
serta merta kepada Penggugat untuk meneruskan kembali mengelola dan

a
menguasai lahan perkebunan kelapa sawit dimaksud sehingga tidak diperlukan

si
acara penyerahan dari Tergugat I, serta menjual hasil pengelolaannya serta
menerima hasil penjualannya sebagai pihak yang berhak, c. Surat Menteri

ne
ng
Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No. No.S.174/MenLhk-II/2015 tanggal 21 April
2015 perihal Penghentian Pelayanan oleh Gubernur Sumatera Utara dan Bupati

do
kepada
gu
Padang Lawas Selatan, Bupati Padang Lawas Utara, dan Bupati Tapanuli Selatan,
Penggugat, dan Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
No.S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015, tanggal 25 Juni 2015, yang ditujukan

In
A
kepada Ketua Umum GAPKI sebagai tidak sah dan tidak memiliki
kekuatan hukum mengikat (buiten effect), dihubungankan dengan putusan provisi
ah

lik
yang sudah dijatuhkan walaupun pertimbangan putusannya tidak dijadikan satu
dalam putusan ini, namun putusan provisi tersebut merupakan putusan yang satu
am

ub
kesatuan yang tidak terpisahkan dengan perkara ini yang sudah dikabulkan dan
tidak lagi perlu Majelis Hakim mengulangi kembali pertimbangannya, maka
menurut Majelis Hakim terhadap petitum nomor 4 adalah patut dan adil
ep
k

menurut hukum untuk dikabulkan ;


ah

Menimbang, bahwa terhadap petitim pada bagian/angka/nomor 8 menuntut


R
Pengadilan menyatakan bahwa amar putusan Pidana nomor 481/PID.B/2006/

si
PN.JKT. PST Jo Putusan nomor 2642K/PID/2006 yang bunyinya “merampas barang

ne
ng

bukti” berupa Perkebunan Kelapa Sawit di kawasan hutan Padang Lawas seluas ±
23.000 ha yang dikuasai oleh KPKS Bukit Harapan dan PT.Torganda beserta
seluruh bangunan yang ada diatasnya, dan Perkebunan Kelapa Sawit dikawasan

do
gu

hutan Padang Lawas seluas ± 24.000 ha yang dikuasai oleh Koperasi PARSUB dan
PT.Torus Ganda beserta seluruh bangunan yang ada diatasnya, dirampas untuk
In
A

Negara, adalah amar putusan yang tidak sah dan batal demi hukum, dihubungkan
dengan pertimbangan diatas/dimuka yang pada pokoknya Penggugat dapat
ah

membuktikan dalil gugatannya dan Majelis Hakim terhadap tuntutan Penggugat


lik

Majelis Hakim membacanya yaitu tuntutan tentang tidak sahnya amar putusan
sebagaimana petitum pada bagian/angka/nomor 8, maka menurut pendapat Majelis
m

ub

Hakim terhadap petitum nomor 8 adalah patut dan adil menurut hukum untuk
dikabulkan ;
ka

ep

Menimbang, bahwa terhadap petitum pada bagian/angka/nomor 10


menuntut Pengadilan menyatakan Berita Acara Eksekusi yang dilakukan Tergugat
ah

II tanggal 26 Agustus 2009 yang diserahkan kepada Tergugat III tidak sah dan
R

tidak berharga karena bertentangan dengan hukum, menurut Majeli Hakim adalah
es
M

satu kesatuan tuntutan yang diajukan Penggugat kepada Pengadilan terhadap dalil
ng

gugatan Penggugat, oleh karenanya Majelis Hakim mempertimbangkannya sebagai


on

berikut ;
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 131
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
132 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Menimbang, bahwa terhadap petitum tersebut telah Majelis Hakim menelaah

a
dengan cermat, menurut pendapat Majelis Hakim adalah terlalu berlebihan untuk

si
dinyatakan secara khusus sebagaimana petitum pada bagian/angka/nomor 10,
karena dengan dinyatakan Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III telah melakukan

ne
ng
perbuatan melawan hukum sebagaimana pertimbangan dalam pokok perkara, maka
secara hukum atau secara otomatis segala tindakan yang dilakukan Tergugat I,

do
gu
Tergugat II, Tergugat III tidaklah dapat dilindungi secara hukum termasuk tentang
Berita Acara Eksekusi yang dilakukan Tergugat II tanggal 26 Agustus 2009 yang
diserahkan Tergugat III, karena perbuatan Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III

In
A
bertentangan dengan hukum atau telah melakukan perbuatan melawan hukum,
karena tidak sesuai dengan undang-undang atau aturan hukum terhadap metode
ah

lik
atau cara penilaian awal atau dasar tentang penentuan kawasan hutan atau
penetapan kawasan hutan yang Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III yang telah
am

ub
dilakukan dan tidak dapat membuktikan dalil bantahan yaitu tentang Tergugat I,
Tergugat II, Tergugat III telah melakukan sesuai undang-undang atau aturan
dalam menentukan atau menyatakan atau menetapkan dalam perkara ini tentang
ep
k

kawasan hutan atau kawasan hutan negara, sehingga menurut Majelis Hakim
ah

terhadap petitum nomor 10 adalah patut dan adil menurut hukum untuk ditolak ;
R
Menimbang, bahwa terhadap petitum pada bagian/angka/nomor 13

si
menuntut Pengadilan menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng

ne
ng

membayar ganti-rugi materiil kepada Penggugat sebesar Rp.840.000.000.000,-


(delapan ratus empat puluh miliar rupiah) secara tunai dan ganti-rugi immaterill
sebesar Rp.1.000.000.000.000,-(satu triliun rupiah) dan petitum pada

do
gu

bagian/angka/nomor 14 menuntut Pengadilan menghukum Para Tergugat


secara tanggung renteng membayar uang paksa (dwangsom) Rp.100.000.000,-
In
A

(seratus juta rupiah) setiap hari, akibat keterlambatan/ lalai melaksanakan


atau mematuhi putusan ini, terhitung sejak putusan ini mempunyai kekuatan hukum
ah

tetap, menurut Majelis karena tidak ada pembuktian secara nyata baik dengan bukti
lik

surat dan Saksi berapa kerugian Penggugat yang dapat dijadikan penilaian bagi
Majelis Hakim tentang kerugian Penggugat secara riil atau nyata, maka menurut
m

ub

Majelis Hakim terhadap petitum nomor 13 dan 14 adalah patut dan adil
menurut hukum untuk ditolak ;
ka

ep

Menimbang, bahwa terhadap petitum pada bagian/angka/nomor 15


menuntut Pengadilan menyatakan Putusan dalam perkara ini dapat dilaksanakan
ah

lebih dahulu walaupun ada banding maupun kasasi (uitvoerbaar bij voorraad),
R

menurut Majelis Hakim oleh karena tuntutan provisi dari Penggugat sudah
es
M

dikabulkan, maka menurut Majelis Hakim tidak perlu lagi mengabulkan petitum ini
ng

karena akan terjadi bertabrakan atau berbenturan dalam pelaksanaannya


on

sebagaimana tujuan dan maksud gugatan Penggugat, maka menurut Majelis Hakim
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 132
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
133 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
terhadap petitum nomor 15 a quo, adalah patut dan adil menurut hukum untuk

a
ditolak ;

si
Menimbang, bahwa terhadap terhadap petitum pada bagian/angka/nomor
16 menuntut Pengadilan menyatakan turut Tergugat tunduk dan taat terhadap

ne
ng
putusan ini, menurut Majelis Hakim karena Turut Tergugat juga sebagai pihak,
maka secara otomatis putusan ini harus dilaksanakan oleh Turut Tergugat dan

do
gu
tunduk terhadap putusan ini, oleh karenanya
dimintakan secara khusus untuk tunduk dan taat
terlalu berlebihan
terhadap putusan,
Turut Tergugat
oleh
karenanya adalah patut dan adil menurut hukum untuk ditolak ;

In
A
Menimbang, bahwa terhadap Petitum Penggugat pada bagian/angka/
nomor 17 yang menuntut agar Pengadilan menghukum Para Tergugat untuk
ah

lik
membayar biaya yang timbul dalam perkara ini, Majelis akan mempertimbangkan
sebagai berikut ;
am

ub
Menimbang, bahwa terhadap hal tersebut, oleh karena Para Tergugat tidak
dapat membuktikan dalil bantahannya, sedangkan Penggugat dapat membuktikan
dalil gugatannya dan Para Tergugat sudah dinyatakan melakukan Perbuatan
ep
k

Melawan Hukum, oleh karenanya secara hukum Para Tergugat untuk membayar
ah

segala ongkos yang timbul dalam perkara ini, sedangkan Terhadap Turut Tergugat
R
walaupun tidak melakukan perbuatan melawan hukum, namun karena diikutkan

si
sebagai pihak, maka kepada Turut Tergugat juga di bebankan membayar biaya

ne
ng

perkara yang jumlahnya sebagaimana yang tercantum dalam amar putusan dibawah
ini secara tenggang renteng, sehingga menurut pendapat Majelis Hakim terhadap
Petitum bagian 17 tersebut adalah patut dan adil menurut hukum untuk dapat

do
gu

dikabulkan ;
Menimbang, bahwa selanjutnya terhadap dalil Eksepsi Para Tergugat
In
A

ekspesi selain tentang eksepsi kewenangan relatif dan absolut, Majelis Hakim
berpendapat dikarenakan terhadap posita tentang pokok perkara terhadap dalil
ah

gugatan Penggugat, Penggugat dapat membuktikan bahwa dalil gugatan Penggugat


lik

terhadap objek sengketa atau Perkara yang digugat Penggugat adalah sudah benar
dan dalam penguasaan tanah objek perkara oleh Para Tergugat telah dinyatakan
m

ub

melakukan perbuatan melawan hukum, sebagaimana pertimbangan diatas, sehingga


menurut pendapat Majelis Hakim terhadap dalil eksepsi tersebut adalah patut dan
ka

ep

adil harus ditolak ;


Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan hukum di atas,
ah

maka terhadap dalil eksepsi Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Turut Tergugat
R

adalah patut dan adil menurut hukum untuk ditolak seluruhnya ;


es
M

Menimbang, bahwa terhadap dalil-dalil dari Penggugat, baik itu dalam


ng

gugatan posita dan petitum, replik, kesimpulan maupun bukti surat dan Saksi-Saksi,
on

begitu juga dalil dari Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Turut Tergugat baik
gu

jawaban, duplik, kesimpulan maupun bukti surat, bukti Saksi yang tidak
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 133
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
134 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dipertimbangkan satu persatu, menurut pendapat Majelis Hakim menilai dalil-dalil

a
tersebut tidak berkaitan erat dengan pokok permasalahan dalam perkara

si
ini, maka Mejelis Hakim mengesampingkan terhadap dalil-dalil atau alasan
tersebut, sehingga tidak perlu dipertimbangkan lebih lanjut, sedangkan terhadap

ne
ng
dalil-dalil yang berkaitan erat dengan perkara ini, namun tidak diuraikan atau
dipertimbangkan secara satu persatu dianggap sudah dipertimbangkan dan

do
gu
merupakan satu-kesatuan
Majelis Hakim dalam perkara ini ;
dengan pertimbangan yang telah dipertimbangkan

Menimbang, bahwa terhadap pertimbangan-pertimbangan hukum diatas,

In
A
menurut pendapat Majelis Hakim telah memenuhi rasa keadilan
sebagaimana irah-irah putusan yang menjadi dasar pertanggungan jawab
ah

lik
pendapat Majelis Hakim dalam melihat rasa keadilan yaitu “DEMI
KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA” dan tentang
am

ub
Keadilan tersebut juga sebagaimana telah Majelis Hakim pertimbangan
diatas atau di muka tentang maksud Keadilan baik menurut kitab suci
Al Qur’an agama Islam yang Majelis Hakim yakini dalam Surat An-Nissa
ep
k

Ayat 58, Surat An-Nissa Ayat 105, Surat An-Nissa Ayat 135, Surat
ah

Almaidah Ayat 8, Surat An Nahl Ayat 8, yang Majelis Hakim pahami


R

si
yang paling utama didalam ayat-ayat suci Al Qur’an tersebut diatas
jelas sekali tentang akan pentingnya Keadilan, karena Allah SWT

ne
ng

menekankan pentingnya untuk berlaku Adil, karena mendekatkan


kita pada ketaqwaan dan Keadilan adalah perintah Allah SWT ,

do
dan makna Adil sebagaimana dalam Kode Etik dan Pedoman Perilaku
gu

Hakim dalam butir pertama yaitu tentang berperilaku adil yang


menjelaskan Adil bermakna “menempatkan sesuatu pada tempatnya dan
In
A

memberikan yang menjadi haknya“, serta Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dalam Pasal
ah

lik

1 Ayat (1) menjelaskan “Kekuasaan Kehakiman adalah kekuasaan Negara yang


merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
m

ub

keadilan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia”
ka

dan Pasal 5 Ayat (1) menjelaskan “Hakim dan Hakim Konstitusi wajib menggali,
ep

mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam
ah

masyarakat”, sehingga dari pertimbangan-pertimbangan hukum diatas, Majelis


R

Hakim pahami yang paling utama dalam memutus suatu perkara adalah
es

menegakkan Keadilan, oleh karenanya menurut pendapat Majelis Hakim


M

ng

Putusan a quo telah memenuhi maksud keadilan sebagaimana isi


on

kandungan Kitab Suci Al Qur’an dan irah-irah putusan, serta nilai-nilai


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 134
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
135 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dari Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

a
Tahun 1945 ;

si
Mengingat pasal-pasal dari undang-undang yang bersangkutan dengan
perkara ini ;

ne
ng
MENGADILI :
DALAM EKSEPSI :

do
- gu
Menolak
untuk seluruhnya ;
Eksepsi Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Turut Tergugat

DALAM PROVISI

In
A
1. Mengabulkan permohonan Provisi Penggugat/Pemohon Provisi tersebut ;
2. Menyatakan dan menetapkan bahwa sebelum perkara ini memperoleh
ah

lik
putusan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap, surat yang dikeluarkan
Menteri Lingkungan hidup dan Kehutanan RI No. S.174/MenLhk-II/2015
am

ub
tanggal 21 April 2015 Perihal Penghentian Pelayanan oleh Gubernur Sumatera
Utara dan Bupati Tapanuli Selatan kepada Penggugat dan Surat Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015,
ep
k

tanggal 25 Juni 2015, yang ditujukan kepada Ketua Umum GAPKI yang
ah

berkaitan dengan pengelolaan dan pembudidayaan perkebunan kelapa sawit


R
yang dikelola Penggugat berdasarkan hak tradisional masyarakat adat secara

si
turun temurun dan hak pemilikan berdasarkan Sertifikat Hak Milik (SHM)

ne
ng

berada dalam status quo ;


3. Menyatakan dan menetapkan Penggugat berhak untuk meneruskan pengelolaan
perkebunan kelapa sawit dan menjual/menerima hasil dari kebun kelapa

do
gu

sawit dimaksud tanpa ada gangguan dari pihak manapun juga termasuk
dari Para Tergugat, terhitung sejak dibacakan Putusan Provisi atau
In
A

setidak-tidaknya dalam waktu 14 hari setelah adanya pembacaan putusan


Provisi ini bila Tergugat I tidak melaksanakannya secara sukarela, maka
ah

lik

Pengadilan berdasarkan Putusan ini telah memberikan hak secara serta


merta kepada Penggugat untuk meneruskan kembali mengelola dan
menguasai lahan perkebunan kelapa sawit dimaksud sehingga tidak
m

ub

diperlukan acara penyerahan dari Tergugat I, serta menjual hasil


pengelolaannya serta menerima hasil penjualannya sebagai pihak yang
ka

ep

berhak ;
4. Menghukum Tergugat I, II, III dan Turut Tergugat untuk tidak
ah

menghalangi Penggugat untuk mengelola dan membudidayakan


R

es

Perkebunan Kelapa Sawit yang dikelola Penggugat berdasarkan hak


M

tradisional masyarakat adat secara turun temurun dan hak


ng

kepemilikan berdasarkan SHM ;


on

5. Menangguhkan biaya perkara hingga putusan akhir ;


gu

DALAM POKOK PERKARA :


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 135
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
136 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebahagian ;

a
2. Menyatakan Perbuatan Para Tergugat merupakan perbuatan melawan hukum

si
(Onrechtmatige Daad) ;
3. Menyatakan sah dan berharga putusan provisi yang telah diputus dalam putusan

ne
ng
provisi yaitu tentang :
a. Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No. No.S.174/MenLhk-

do
gu II/2015 tanggal 21 April 2015 perihal Penghentian Pelayanan oleh Gubernur
Sumatera Utara dan Bupati Padang Lawas Selatan, Bupati Padang Lawas
Utara, dan Bupati Tapanuli Selatan, kepada Penggugat, dan Surat Menteri

In
A
Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015,
tanggal 25 Juni 2015, yang ditujukan kepada Ketua Umum GAPKI sampai
ah

lik
ada putusan berkekuatan hukum tetap ;
b. Menyatakan bahwa Penggugat berhak untuk meneruskan pengelolaan
am

ub
perkebunan kelapa sawit dan menjual/menerima hasil dari kebun kelapa
sawit dimaksud tanpa ada gangguan dari pihak manapun juga termasuk dari
para Tergugat, terhitung sejak dibacakan putusan Provisi atau setidak-
ep
k

tidaknya dalam waktu 14 hari setelah adanya pembacaan putusan Provisi ini
ah

bila Tergugat I tidak melaksanakannya secara sukarela, maka Pengadilan


R
berdasarkan Putusan ini telah memberikan hak secara serta merta kepada

si
Penggugat untuk meneruskan kembali mengelola dan menguasai lahan

ne
ng

perkebunan kelapa sawit dimaksud sehingga tidak diperlukan acara


penyerahan dari Tergugat I, serta menjual hasil pengelolaannya serta
menerima hasil penjualannya sebagai pihak yang berhak ;

do
gu

c. Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No. No.S.174/MenLhk-


II/2015 tanggal 21 April 2015 perihal Penghentian Pelayanan oleh Gubernur
In
A

Sumatera Utara dan Bupati Padang Lawas Selatan, Bupati Padang Lawas
Utara, dan Bupati Tapanuli Selatan, kepada Penggugat, dan Surat Menteri
ah

Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015,


lik

tanggal 25 Juni 2015, yang ditujukan kepada Ketua Umum GAPKI sebagai
tidak sah dan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat (buiten effect) ;
m

ub

4. Menyatakan Gouvernement Besluit (G.B) No.50 tanggal 25 Juni 1924 yang


tidak pernah ada aslinya dan tidak terdaftar dalam staatsblad Hindia Belanda
ka

ep

tidak dapat digunakan sebagai dasar hukum untuk penetapan kawasan hutan di
Padang Lawas karena tidak ada informasi koordinat geographis dan data spasial
ah

(peta lokasi) ;
R

5. Menyatakan Penggugat mengelola Perkebunan Kelapa Sawit di areal Padang


es
M

Lawas berdasarkan hak-hak tradisonil yang turun temurun seluruhnya 24.000 ha,
ng

yang sebagian lahan tersebut sudah bersertifikat Hak Milik yang diakui oleh
on

Pasal 18B Ayat (2) UUD 1945 jo Pasal 3 UUPA Tahun 1960 adalah sah menurut
gu

hukum ;
d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 136
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
137 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
6. Menyatakan bahwa kegiatan yang dilakukan Penggugat bukan di lokasi yang

si
disebutkan dalam Dakwaan maupun Putusan Pidana No.2642K/PID/2006
tanggal 12 Februari 2007 jo Putusan No.39PK/PID.SUS/2007, Tanggal 16 Juni

ne
ng
2008 yaitu di 5 (lima) desa di Kecamatan Barumun Tengah ;
7. Menyatakan bahwa amar putusan Pidana nomor 481/PID.B/2006/PN.JKT.

do
gu
PST Jo Putusan nomor 2642K/PID/2006 yang bunyinya “merampas barang
bukti” berupa Perkebunan Kelapa Sawit di kawasan hutan Padang Lawas
seluas ± 23.000 ha yang dikuasai oleh KPKS Bukit Harapan dan PT.Torganda

In
A
beserta seluruh bangunan yang ada diatasnya, dan Perkebunan Kelapa Sawit
dikawasan hutan Padang Lawas seluas ± 24.000 ha yang dikuasai oleh
ah

lik
Koperasi PARSUB dan PT.Torus Ganda beserta seluruh bangunan yang ada
diatasnya, dirampas untuk Negara, adalah amar putusan yang tidak sah demi
am

ub
hukum ;
8. Menyatakan Perkebunan Kelapa Sawit dikawasan hutan Padang Lawas seluas
± 24.000 ha beserta seluruh bangunan yang ada diatasnya, adalah hak
ep
k

Penggugat yang sah ;


ah

9. Menyatakan sah menurut hukum, Penggugat mengelola dan membudidayakan


R
Perkebunan Kelapa Sawit yang menjadi haknya termasuk untuk menjual hasil

si
perkebunan dan menerima hasil penjualannya sesuai dengan putusan

ne
ng

Peninjauan Kembali Peradilan TUN No.06.PK/TUN/2008, tanggal 05 Mei 2008 Jo


Pasal 116 ayat (2) UU Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas UU
No.5 Tahun 1986 tentang Peradilan TUN jo Pasal 97 ayat (9) huruf a UU No.5

do
gu

Tahun 1986 tentang Peradilan TUN ;


10. Menghukum Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Turut Tergugat untuk
In
A

tidak menghalangi Penggugat mengelola dan membudidayakan Perkebunan


Kelapa Sawit berdasarkan hak tradisional masyarakat adat secara turun temurun
ah

dan hak kepemilikan berdasarkan Sertifikat Hak Milik (SHM) ;


lik

11. Menghukum Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Turut Tergugat secara
tanggung renteng untuk membayar segala ongkos yang timbul dalam perkara
m

ub

ini sejumlah Rp.2.491.000,- (dua juta empat ratus sembilan puluh satu ribu
rupiah) ;
ka

ep

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim


ah

Pengadilan Negeri Padangsidimpuan pada hari JUM’AT, tanggal 16 SEPTEMBER


R

2016, oleh Kami FERRY HARDIANSYAH.,SH.,MH sebagai Hakim Ketua,


es

ARIES KATA GINTING.,SH dan ANDY WILLIAM PERMATA.,SH, masing-masing


M

ng

sebagai Hakim Anggota, putusan mana pada hari KAMIS, tanggal


on

22 SEPTEMBER 2016, diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk


umum oleh Hakim Ketua Majelis, dengan didampingi oleh Hakim-Hakim
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 137
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
138 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Anggota dan dibantu oleh BALLAMAN SIREGAR.,SH, Panitera pada Pengadilan

a
Negeri Padangsidimpuan dan dihadiri oleh Kuasa Hukum Penggugat, Kuasa

si
Tergugat I, Kuasa Tergugat II, Kuasa Tergugat III, tanpa dihadiri oleh
Kuasa Turut Tergugat ;

ne
ng
Hakim-Hakim Anggota, Hakim Ketua Majelis ,

do
gu

In
dto. dto.
A
ARIES KATA GINTING.,SH FERRY HARDIANSYAH.,SH.,MH
ah

lik
am

ub
dto.

ANDY WILLIAM PERMATA.,SH


ep
k

P a n i t e r a,
ah

si
dto.

ne
ng

BALLAMAN SIREGAR.,SH

do
gu

In
A

Ongkos-ongkos :
ah

1. Biaya PNBP Gugatan : Rp. 30.000,-


lik

2. Biaya Proses/ ATK : Rp. 55.000,-


3. Relas Panggilan : Rp. 1.645.000,-
m

ub

4. Pemeriksaan setempat : Rp. 750.000,-


5.Redaksi : Rp. 5.000,-
ka

ep

6. Materai : Rp. 6.000,-


Jumlah : Rp.2.491.000,- (dua juta empat ratus
ah

sembilan puluh satu ribu rupiah) ;


R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 138
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah
139 Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
am

ub
ep
k
ah

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 139

Anda mungkin juga menyukai