u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
PUTUSAN
a
Nomor : 37/PDT.G/2015/ PN.Psp
si
“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”
ne
ng
Pengadilan Negeri Padangsidimpuan yang memeriksa dan mengadili
do
gu
perkara-perkara Perdata pada Pengadilan tingkat pertama telah menjatuhkan
putusan sebagaimana tersebut dibawah ini, dalam perkara antara :
Koperasi Parsadaan Simangambat Ujung Batu disingkat “PARSUB”, yang
In
A
berkedudukan di Jalan Sakti Lubis, Gg. Bengkel No.12 Medan, untuk
selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT ;
ah
lik
Dalam Perkara ini Penggugat diwakili oleh Kuasa Hukumnya, Marihot
Siahaan.,SH.,MH dan Nurdin Siregar.,SH.,MH, Para Advokat dan
am
ub
Pengacara pada Kantor Marihot Siahaan & Rekan beralamat di Jalan
Prapanca Raya No.28-29 Kelurahan Pulo, Kebayoran Baru Jakarta
Selatan 12160, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 13 November
ep
k
si
LAWAN
ne
ng
do
gu
lik
ub
menghadiri sidang hari Rabu tanggal 3 Februari 2016 dan Surat Kuasa
es
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
2 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
• Jaksa Agung Republik Indonesia, cq Kepala Kejaksaan Tinggi Propinsi
a
Sumatera Utara, beralamat di Jl.Jenderal Abdul Haris Nasution No.1 C
si
Medan 20146, Selanjutnya disebut Tergugat II ;
Dalam Perkara ini Tergugat II diwakili oleh Para Penerima Kuasanya
ne
ng
yaitu : 1.I Made Astiti Ardjana.,SH., 2. Ali Rahim.,SH.,MH., 3. Rali Dayan
Pasaribu.,SH., 4. Siti Holija Harahap.,SH., 5. Masmur Bangun.,SH., 6.
do
gu Anisah Hikmiyati.,SH.,MH., 7. Dewi Rovita.,SH., 8. Oki Yudhatama.,SH.,
9. Ali Asron Harahap.,SH.,MH., 10. Sartono Siregar.,SH., 11. M. Zul
Syafran HSB.,SH, kesemuanya adalah Jaksa Pengacara Negara Pada
In
A
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara yang beralamat di Jalan A.H.
Nasution No. 1 C Medan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 30
ah
lik
Desember 2015 yang terdaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Padangsidimpuan Nomor : 09/2016 SK tanggal 19 Januari 2016 ;
am
ub
• Pemerintah Republik Indonesia cq Gubernur Kepala Daerah Provinsi
Sumatera Utara cq Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera
Utara, beralamat di Jl. Sisingamangaraja Km 5.5 No 14 Marindal Medan
ep
k
Dalam Perkara ini Tergugat III diwakili oleh Para Penerima Kuasanya
R
si
yaitu : 1. Sharial.,SH Jabatan Kepala Seksi Pelestarian Hutan pada
Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara., 2. Zainuddi.,SP Jabatan
ne
ng
do
gu
lik
ub
es
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
3 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
tanggal 02 Desember 2015 dari Purnama Saboli.,SH.,MH Jabatan
a
selaku Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Tapanuli Selatan
si
berkedudukan di Jalan Willem Iskandar No. 8 Padangsidimpuan Provinsi
Sumatera Utara, berdasarkan Surat Tugas Nomor 37/Pdt.G/2015/
ne
ng
PN.Psp tanggal 2 Desember 2015 yang ditandatangani Purnama
Saboli.,SH.,MH Jabatan Selaku Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten
do
gu Tapanuli Selatan ;
In
A
Telah membaca berkas perkara beserta lampiran surat-surat yang
berhubungan dengan perkara ini ;
ah
lik
Telah mendengar dan mempelajari jawab menjawab yang disampaikan oleh
para pihak ;
am
ub
Telah mendengar keterangan Saksi-saksi yang diajukan para pihak di
persidangan/yang hadir dipersidangan ;
Telah membaca dan meneliti surat-surat bukti yang diajukan para pihak di
ep
k
si
Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatan tanggal 24 November
2015 yang diterima dan terdaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
ne
ng
do
pada tanggal 10 Februari 2016 ;
gu
ada jawaban dari Para Tergugat dan Turut Tergugat, maka perbaikan/perubahan
tersebut Menurut pendapat Majelis Hakim masih dapat diterima Mejalis Hakim atau
ah
lik
Pengadilan, karena hal tersebut sesuai dengan aturan hukum atau tidak
bertentangan dengan aturan hukum, sebagaimana dalam Buku Pedoman
m
Peradilan Buku II Edisi Tahun 2007 yang diterbitkan atau dikeluarkan Mahkamah
ka
Agung Republik Indonesia Tahun 2009 pada halama 58 bagian huruf K. Tentang
ep
dan apabila sudah ada jawaban Tergugat, maka perubahan tersebut harus dengan
es
persetujuan Tergugat (Pasal 127 Rv)” dan gugatatan tersebut adalah sebagai
M
ng
berikut :
1. Bahwa Gugatan ini diajukan di Pengadilan Negeri Padangsidimpuan sesuai
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
4 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
2. Bahwa Penggugat adalah badan hukum Koperasi Parsadaan Simangambat Ujung
a
Batu disebut “PARSUB” yang didirikan masyarakat adat (yang menjadi petani
si
kelapa sawit) setempat untuk tujuan melakukan kegiatan mengelola kebun-kebun
(pembudidayaan) kelapa sawit kepunyaan masyarakat yang telah ada di areal
ne
ng
padang lawas (bukan kawasan hutan) berdasarkan hak tradisional yang
turun-temurun yang seluruhnya seluas ± 24.000 Ha didalamnya termasuk jalan
do
gu
rawa basah, sekolah, rumah ibadah, klinik, fasilitas umum, fasilitas sosial dan
fasilitas lingkungan hidup lainnya yang sebagian dari lahan tersebut sudah ada
yang bersertifikat Hak Milik. Dengan demikian lahan yang ditanami kelapa
In
A
sawit kurang lebih seluas 18.000 Ha pada posisi koordinat Bujur Timur (BT)
1000000’-100015’ dan Lintang Utara (LU) 000 45 - 010 15’ . Dengan batas-
ah
lik
batas : Sebelah Utara : Dengan Sungai Garingging, Sebelah Selatan : dengan
Sungai Mahato, Sebelah Timur : Propinsi Riau, Sebelah Barat : Areal PT.
am
ub
Rapala .
Bahwa Badan Hukum Koperasi Parsub berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan menengah Republik Indonesia Nomor :
ep
k
si
− Ketua : RS Safaruddin Siregar
ne
ng
do
: Iskandar Alamsyah Hasibuan.,SE
gu
lik
lahan seluas 24.000 ha yang terletak di 5 (lima) desa, yaitu 1) Desa Aek Raru,
ep
2)Desa Paran Padang, 3)Desa Janji Matogu, 4)Desa Mandasip, dan 5) Desa
Langkimat ;
ah
4. Bahwa dalam perjanjian disebutkan secara jelas tentang adanya Surat Dukungan
es
ng
didalam 5 desa tersebut sebagai lokasi perkebunan kelapa sawit dari Kakanwil
Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Sumatera Utara No.2541/Kwl-6.3/1999
on
Perkebunan RI ;
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
5 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bahwa Surat Dukungan Rekomendasi tersebut sebagai respon dari surat Kepala
a
Pusat Pemolaan Areal Hutan dan Kebun Badan Planologi Kehutanan dan
si
Perkebunan No 521/VIII/POLA-PSH/99 tanggal 28 Mei 1999 yang berkaitan
dengan surat Permohonan Koperasi Parsub yang intinya Kakanwil Kehutanan dan
ne
ng
Perkebunan Provinsi Sumatera Utara menyatakan :
- Hasil telaahan kami atas peta lampiran permohonan, ternyata luas areal yang
do
gu dimohon seluas ± 24.000 Ha adalah Kawasan Hutan Register 40 Padang
Lawas yang berdasarkan peta penunjukan Kawasan Hutan Propinsi Sumatera
Utara SK Menteri Pertanian nomor 923/Kpts/Um./12/l982 tanggal 27
In
A
Desember 1982/peta TGHK dan berdasarkan peta Paduserasi TGHK-
RTRWP adalah sebagai berikut :
ah
lik
a. Berdasarkan peta penunjukan/peta TGHK areal yang dimohon seluas +
24.000 Ha berada dalam kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) ;
am
ub
b. Berdasarkan peta Paduserasi TGHK-RTRWP areal yang dimohon seluas ±
24.000 Ha berada dalam Kawasan Hutan Budidaya Hutan dengan fungsi
Hutan Produksi (HP) ;
ep
k
dari:
R
a. Seluas ± 1.070 Ha berada dalam areal HPHTI PT. Sumatera Riang Lestari
si
(“PT.SRL”) bekerja sama dengan PT. Inhutani IV ;
ne
ng
do
gu
ub
Register 40 Padang Lawas yang saat ini sedang dalam sengketa sesuai
surat Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara No.778/Wagub-II/99
ka
ep
yang ada dalam bekas Luhat Ujung Batu dan Simangambat menerima
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
6 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kehadiran KOPERASI PARSUB untuk mengolah lahan dimaksud menjadi
a
perkebunan ;
si
- Berkenaan dengan hal tersebut diatas, apabila Bapak Menteri berkenan
mempertimbangkan permohonan KOPERASI PARSUB kiranya dapat kami
ne
ng
sarankan sebagai berikut :
a. Permohonan KOPERASI PARSUB masih perlu dilengkapi dengan
do
gu rekomendasi Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara maupun arahan
lahan dari Bupati KDH Tingkat II Tapanuli Selatan ;
b. Permohonan KOPERASI PARSUB perlu terlebih dahulu mendapat
In
A
konfirmasi/persetujuan dari PT. Inhutani IV dan PT. Sumatera Riang Lestari
yang merupakan pemegang hak yang masih ada saat ini dan telah ada
ah
lik
keputusan atas permohonan yang terdahulu seperti tersebut butir 3.b.l dan
3.b.2 diatas ;
am
ub
c. Apabila PT. Inhutani IV dan PT. Sumatera Riang Lestari bersedia dan tidak
ada pertimbangan lain, disarankan kepada KOPERASI PARSUB dapat
diberikan Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Perkebunan (HPHTP) ;
ep
k
si
Bahwa dalam kenyataan luas wilayah ke 5 (lima) Desa tersebut hanyalah
ne
ng
do
gu
sudah lebih dulu dari pada dibuatnya perjanjian di lokasi yang berbeda, yaitu di
Luhat Ujung Batu dan Luhat Simangambat (letaknya sangat jauh dari Barumun
In
A
ub
ep
telah digunakan oleh perusahaan tersebut diatas dan oleh karena itu
R
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
7 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
karena adanya Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan Para Tergugat baik
a
secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri sebagaimana akan diuraikan
si
dibawah ;
6. Bahwa Penggugat sangat mempunyai kepentingan hukum langsung dalam
ne
ng
mengajukan gugatan ini karena lahan kebun kelapa sawit seluas 24.000 Ha yang
dikelola Penggugat di Luhat Ujung Batu (bukan di Kecamatan Barumun Tengah)
do
gu
secara keliru telah dinyatakan dirampas berdasarkan dakwaan dan tuntutan JPU
yang kemudian dikabulkan oleh putusan Pidana No.481/PID.B/ 2006/PN.JKT.PST
tanggal 28 Juni 2006 jo Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta No.194/Pid
In
A
/2006/PT.DKI, 11 Oktober 2006 jo Putusan No.2642K/PID/2006 tanggal 12
Februari 2007 jo Putusan No.39PK/PID.SUS/2007, tanggal 16 Juni 2008 ;
ah
lik
Bahwa daerah kegiatan Penggugat dalam mengelola perkebunan Kelapa Sawit
yang disebutkan baik dalam Dakwaan JPU maupun Putusan adalah di
am
ub
Kecamatan Barumun tengah seluas 24.000 Ha (padahal luas wilayah 5 desa
tersebut hanya 6.682 Ha), sedangkan dalam melakukan kegiatannya
Penggugat tidak pernah menyentuh lahan yang disebutkan dalam perjanjian
ep
k
si
(letaknya sangat jauh dari Ujung Batu, yaitu di Kecamatan Barumun Tengah).
ne
ng
Sehingga apa yang disebut oleh JPU dalam Dakwaan maupun Putusan Pidana
No. 2642K/PID/2006 tanggal 12 Februari 2007 jo Putusan nomor
39PK/PID.SUS/2007, tanggal 16 Juni 2008 tentang objek perkara adalah Error in
do
gu
objecto ;
7. Bahwa dalam dakwaan JPU tersebut yang pada intinya adalah mengkriminalisasi
In
A
1. Gouvernement Besluit (GB) No.50 Tahun 1924 tanggal 25 Juni 1924 yang
direkayasa melalui terjemahan yang tidak benar ;
m
ub
ep
Tahun 2005 yang yang juga tidak berlaku karena dinyatakan oleh Mahkamah
R
Bahwa JPU dalam dakwaannya tersebut, telah dengan sengaja dan secara keliru
ng
tahun 1924, tetapi surat aslinya tidak pernah diperlihatkan oleh JPU selama
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
8 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
persidangan perkara Pidana tersebut diatas, sehingga kemudian dengan Surat
a
Keputusan Tergugat I Nomor 44 Tahun 2005 dijadikan dasar untuk menyatakan
si
lokasi GB 50/1924 sebagai kawasan hutan yang selanjutnya disebut-sebut
register 40, padahal dalam kenyataannya hal tersebut tidak benar karena GB
ne
ng
No.50 Tahun 1924 dalam bahasa aslinya tidak pernah menyatakan lokasi tersebut
sebagai kawasan hutan produksi melainkan menyebut perkampungan,
do
gu
penggembalaan ternak penduduk
dipertimbangkan sebagai rencana bagi pembangunan hutan yang baru.
kampung, dan lahan-lahan untuk
Bahkan sampai saat terakhir dalam putusan Peninjauan Kembali (PK), GB No.50
In
A
yang dijadikan dasar hukum untuk menjatuhkan pidana dan merampas
perkebunan kelapa sawit yang dikelola Penggugat sesungguhnya sudah di
ah
lik
rekayasa dengan merubah GB No.50 melalui terjemahan kedalam Bahasa
Indonesia, yang secara umum dan menyeluruh menyimpang dari fakta-fakta
am
ub
hukum yang sebenarnya, terlebih lagi jikalau GB No.50 tersebut tidak tercatat
dalam daftar Staatsblaad Tahun 1924 yang harus menjadi dasar keberlakuan atau
kekuatan mengikat ;
ep
k
Lagipula dokumen tersebut tidak pernah dicocokan dengan dokumen asli untuk
ah
dapat diterima sebagai alat bukti yang sah (Vide Halaman 30, 31 Putusan No.
R
434/PDT/2011/PT.MDN, Halaman 2 Putusan nomor 134K/TUN/2007), dan
si
Staatsblad Hindia Belanda Tahun 1924 juga tidak menyebut adanya
ne
ng
Gouvernement Besluit (GB) No.50 tersebut sebagaimana terlihat dari daftar isi
Staatsblad tahun 1924 ;
8. Munculnya amar Putusan Perampasan barang bukti berupa lahan perkebunan
do
gu
berawal dari dakwaan dan tuntutan jaksa penuntut umum yang menyangkut
Tipikor yang didasarkan pada adanya kerugian Negara yang timbul tetapi dalam
In
A
putusan yang telah berkekuatan hukum tetap tidak terbukti dakwaan tipikor
maupun kerugian Negara sehingga terdakwa hanya dinyatakan bersalah tentang
ah
menduduki lahan perkebunan secara tidak sah dan tanpa ijin sehingga oleh
lik
ub
ep
ha yang disebutkan terletak di 5 (lima) desa, yaitu 1)Desa Aek Raru, 2)Desa
Paran Padang, 3)Desa Janji Matogu, 4)Desa Mandasip, dan 5)Desa Langkimat,
ah
padahal kenyataannya luas lima desa tersebut hanya 6.826 Hektar atau 68.26
R
Dengan demikian luas yang didakwakan JPU dengan fakta lahan perkebunan
on
yang dikelola Koperasi Parsub telah menunjukkan kekeliruan nyata sehingga tidak
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
9 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dapat dijadikan dasar dakwaan dan tuntutan JPU untuk menyita 24.000 Ha lahan
a
yang justru berada di lokasi lain ;
si
10. Bahwa dari fakta fakta yang disebutkan diatas nyata-nyata JPU jelas telah keliru
dalam menentukan luas lokasi (locus) dari objek sengketa dan objek barang bukti
ne
ng
dalam perkara pidana karena lokasi perkebunan yang dikelola Penggugat
(dengan pendampingnya PT.TORUS GANDA) bukan yang dimaksud dalam
do
gu
Dakwaan JPU, sehingga tidak ada alasan menurut hukum untuk merampas
lahan perkebunan sawit yang dikelola Penggugat dengan pendampingan
PT.TORUS GANDA yang luasnya + 24.000 ha karena baik Tergugat I maupun
In
A
Tergugat II dan Tergugat III tidak pernah melakukan pemeriksaan setempat
(plaatselijkonderzoek) dan tidak pernah mampu menentukan batas-batasnya
ah
lik
sesuai koordinat geographis sebagaimana mestinya ;
11. Bahwa terlepas dari kelalaian JPU yang tidak melakukan pemeriksaan setempat
am
ub
dan tidak pernah mampu menentukan batas batas dengan cara sebagaimana
mestinya yang disebutkan diatas, ternyata kegiatan dalam lokasi yang disebutkan
dalam dakwaan JPU yang dikelola Penggugat tanpa ijin dari Menteri Kehutanan,
ep
k
padahal, hal tersebut tidak benar, justru sebaliknya Parsub tidak pernah
ah
si
6.3/1999, 27 Juli 1999 sebagaimana tersebuat diatas ;
ne
ng
12. Bahwa selain daripada itu lokasi yang dikelola Penggugat berdasarkan hak-hak
tradisionalnya dalam masyarakat hukum adat yang diperoleh dari Marga
Hasibuan yang menjadi anggota Koperasi Parsub yang diakui dan dilindungi pada
do
gu
jaman penjajahan sampai sekarang dan saat ini sebagian besar sudah
memperoleh SHM. Dan setelah kemerdekaan sampai saat ini hak-hak tradisional
In
A
ub
ep
“bahwa hutan adat yang dimiliki oleh masyarakat tidak termasuk hutan
R
Negara”
es
M
hal mana juga merupakan ketentuan yang dianut oleh UU No.41 Tahun 1999
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
10 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
“Penunjukan, Penata Batasan, Pemetaan dan Pengukuhan/Penetapan,
a
tanpa mana Penunjukkan hutan tanpa proses tahapan tersebut adalah
si
praktek dari pada pemerintahan otoriter dan bukan merupakan praktek dari
pemerintahan yang demokratis” ;
ne
ng
14. Bahwa selain itu di lokasi Penggugat yang disebut-sebut oleh JPU berada di 5
(lima) desa sebagai locus delicti perbuatan pidana yang didakwakan kepada DL.
do
gu
Sitorus pada kenyataannya terdapat sebanyak 43 badan usaha diantaranya
termasuk BUMN, PMA, yang mengelola perkebunan Kelapa Sawit tanpa
dipermasalahkan sebagai perkara pidana oleh Kejaksaan Agung RI cq.
In
A
Kejaksaan Tinggi Propinsi Sumatera Utara, Pemerintah ataupun Menteri
Kehutanan dan Lingkungan Hidup, yaitu antara lain :
ah
lik
1)PT.Hexa Setia Sawita, 1.1176ha, 2)PT.Sumber Sawit Makmur, 2.072ha,
3)PT.Damai Nusa Sekawan, 2.384ha, 3)PT.Agro Mitra Karya Sejahtera,
am
ub
21.543.23ha, 4)PT.First Mujur Plantation dan Industri, 15.000ha 5)PT.Wonorejo
Perdana, 15.000.00ha. 6)PT.Austindo/PT.Eka Pendawa Sakti, 11.238ha,
7)PT.Barumun Raya Padang Langkat, 2.372.97ha, 8)PT.Sinar Tika Portibi Jaya
ep
k
si
13)PT.Perkebunan Nusantara IV, 1.294.20 ha, 14)PT.Toga Saudara Makmur,
ne
ng
do
gu
tidak dalam kawasan hutan Register 40 dan kepemilikan lahan tersebut adalah
lik
milik 624 anggota KUD Serbaguna berdasarkan pada Sertifikat Hak Milik
sebanyak 624 SHM ;
m
ub
15. Bahwa Lahan yang dikelola Penggugat (bukan di Barumun Tengah) tersebut telah
ikut dituntut oleh Tergugat II dan dinyatakan dirampas untuk Negara dan telah
ka
ep
dan sebagian sudah bersertifikat Hak Milik, dan yang diatasnya Negara pernah
on
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
11 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
yang berhak) dan kemudian setelah lokasi dibabat dan gundul, lokasi ditinggal
a
demikian saja ;
si
Bahwa berdasarkan HPH yang pernah dikeluarkan sebagaimana dimaksud
diatas, lahan dibabat, tanpa ada tanggungjawab reboisasi, akibatnya tanah
ne
ng
tersebut menjadi lahan kritis sehingga kemudian masyarakat Luhat Ujung Batu
(sebagai pihak yang berhak atas lahan/tanah-tanah adat tersebut yang sebagian
do
gu
besar juga sudah bersertifikat hak milik), berusaha untuk memanfaatkan tanah-
tanah tersebut dengan berencana akan menanam tumbuhan yang dinilai produktif
dan mempunyai nilai ekonomis yaitu pohon kelapa sawit. Karena lahan itu adalah
In
A
satu-satunya sebagai sumber kehidupan masyarakat adat tersebut ;
16. Bahwa perampasan dan penyerahan Lahan Kebun Kelapa Sawit tersebut diatas,
ah
lik
dikarenakan DL. Sitorus/Dirut PT. Torusganda (Pendamping) telah dikriminalisasi
dengan mempersalahkannya seolah-olah DL. Sitorus secara melawan hukum
am
ub
mengelola kawasan hutan seluas 24.000 Ha (dalam rangka kerjasama dengan
Koperasi Parsub) dengan menggunakan alasan alasan yang dibuat-buat, antara
lain :
ep
k
si
Masyarakat kepada Gubernur Sumut, Tanggal 20 Mei 1981 Seluas 12,000Ha,
Tanggal 26 Mei 1981 seluas 10,000ha tanggal 06 Juni 1981 seluas 8.000 ha;
ne
ng
do
gu
hutan di wilayah Propinsl Dati I Sumut Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK)
telah dikeluarkan seolah-olah didasari GB 50 tersebut diatas ;
In
A
lik
2018 ;
− Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan No.14 Tahun 1998 tentang
RTRW Kab.Dati II Tapanuli Selatan ;
m
ub
Bahwa areal tersebut diatas seolah-olah dilarang untuk diduduki tanpa ijin dari
ka
(PP) No.28 Tahun 1985 tentang Perlindungan Hutan (padahal kawasan tersebut
bukanlah kawasan hutan sesuai dengan putusan MK dan Putusan Pengadilan
ah
Tinggi tersebut diatas, dan terlebih-lebih hukum adat tentang hak-hak tradisional
es
masyarakat adat).
M
17. Bahwa ternyata lahan yang dirampas dalam eksekusi (26 Agustus 2009) yang
ng
dilakukan oleh Tergugat II dan diserahkan kepada Tergugat III dalam hal ini Dinas
on
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
12 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
• Putusan PK PTUN No.06.PK/TUN/2008 Tanggal 05 Mei 2008 ;
a
• Putusan Pengadilan Tinggi Medan No.434/PDT/ PT.MDN/2012, tanggal 4 Juni
si
2012. (sudah berkekuatan Hukum Tetap. Tidak ada Kasasi) ;
Dengan demikian baik Penggugat maupun DL. Sitorus selaku Direktur
ne
ng
PT.TORUSGANDA tidak pernah melakukan kegiatan di daerah terlarang secara
bertentangan dengan hukum yang berlaku in casu hukum adat tentang
do
gu
perlindungan hak-hak tradisional. Hal ini dikuatkan dengan adanya Putusan
Perdata Pengadilan Tinggi Medan nomor 434/PDT/2012/PT.MDN, tanggal 4 Juni
2012 (sudah inkracht) yang intinya mengatakan tidak ada kawasan hutan di areal
In
A
yang dijadikan kebun-kebun Kelapa Sawit masyarakat anggota PARSUB yang
dikelola PARSUB dengan pendampingan PT. TORUS GANDA ;
ah
lik
18. Bahwa Berdasarkan Putusan-Putusan Pengadilan terkait dengan kasus yang
sama dengan kasus Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit (KPKS) Bukit Harapan,
am
ub
Tergugat I telah diperintahkan untuk menyerahkan lahan Kebun Sawit seluas +
23.000 Ha yang dikelolanya, dan membatalkan semua pernyataan ataupun surat-
surat keputusannya tentang Kawasan Hutan yang dikelola KPKS Bukit Harapan
ep
k
yang kasusnya sama dengan Penggugat, akan tetapi Tergugat I tidak mau
ah
si
dengan perintah Pengadilan (PK TUN) dan hal tersebut telah secara tidak
langsung mengakibatkan timbulnya kerugian bagi Penggugat ;
ne
ng
19. Bahwa masyarakat Luhat Ujung Batu dan Simangambat yang sebagian juga
sebagai anggota PARSUB adalah sebagai pihak yang berhak secara sah atas
lahan yang dipermasalahkan, padahal masyarakat tesebut adalah generasi
do
gu
ketujuh Marga Hasibuan yang hidup di Desa Tanah Adat Ulayat Padang Lawas
seluas + 178.000 ha sebagaimana juga yang diketahui dan diakui pemerintah
In
A
Belanda/Kolonial atas adanya hak ulayat masyarakat hukum adat dimaksud (vide
UUD 1945 sebelum perubahan). Bahwa Para Penggugat hidup secara turun
ah
lik
temurun dan selalu memanfaatkan sumber daya alam di lokasi tersebut sebagai
sumber penghidupan ;
20. Bahwa berkaitan dengan yang dikemukakan diatas, berdasarkan ketentuan pasal
m
ub
12 Ayat (1) UU No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria
(LN.Tahun 1960 No.104), yang menyatakan :
ka
ep
es
melaksanakan amanah yang diatur dalam pasal 12 ayat (1) UUPA tersebut.
ng
21. Bahwa berkaitan dengan apa yang dikemukakan diatas, menurut ketentuan Pasal
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
13 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
“Bahwa penunjukan kawasan hutan adalah salah-satu tahap dalam proses
a
pengukuhan kawasan hutan, dan ketentuan demikian harus memperhati-
si
kan kemungkinan adanya hak-hak perseorangan atau ulayat pada
kawasan hutan yang akan ditetapkan sebagai kawasan hutan sehingga
ne
ng
jika demikian terjadi, maka penataan batas dan pemetaan batas kawasan
hutan harus mengeluarkannya dari kawasan hutan agar tidak merugikan
do
gu bagi masyarakat yang berkepentingan dengan kawasan yang akan
ditetapkan sebagai kawasan hutan” ;
Oleh karena hal yang demikian, maka pada saat penataan batas dan pemetaan
In
A
batas kawasan hutan Pemerintah/ Menteri Kehutanan seyogianya terlebih dahulu
harus mengeluarkan semua tanah yang menjadi Hak ulayat masyarakat adat
ah
lik
setempat (anggota Parsub) dari areal kawasan yang akan ditetapkan sebagai
kawasan hutan, tetapi dalam kenyataannya hal demikian tidak dilakukan. Dengan
am
ub
demikian terbukti Para Tergugat telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum
yaitu telah melanggar Pasal 15 UU No.41 Tahun 1999 tersebut diatas dan
Putusan M.K.No.45/PUU–IX/2011, 21 Februari 2012 ;
ep
k
22. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas, Putusan Pengadilan Tinggi
ah
si
Kehutanan sebagai T–1, adalah Gouvernement Besluit (G.B) No.50, 25 Juni
ne
ng
1924, yang diterjemahkan dari Bahasa Belanda ke Bahasa Indonesia oleh Siti
Warian Prawirasastra yang hanya dalam bentuk fotocopy yang tidak pernah
ada aslinya ;
do
gu
23. Bahwa kemudian ternyata di ketahui, asli GB No.50 tidak pernah ada lampiran
petanya yang dapat menunjukkan posisi koordinat lokasi secara pasti dan
In
A
ub
ep
selanjutnya surat lampiran peta kawasan hutan Padang Lawas Reg.40 yang
berskala 1:100.000 Gouvernement Besluit 25 Juni 1924 No.50 (padahal dalam
ah
kenyataan GB No.50 Tahun 1924 tidak memiliki lampiran peta) dan Surat
R
- Jalan ;
on
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
14 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
- Areal Pemasukan baru;
a
25. Bahwa dalam pertimbangan selanjutnya Majelis Hakim menyatakan sebagai
si
berikut:
“Menimbang bahwa lampiran peta kawasan hutan Padang Lawas Reg.40 GB
ne
ng
No50 tanggal 25 Juni 1924 dan Surat GUBSU No.5/1077 No.26081/3 tersebut
aslinya berbahasa Belanda, dan dirobah dan ditambah dengan Bahasa
do
gu Indonesia dan direkayasa menjadi; batas kawasan yang telah diusulkan
areal Pemasukan baru ” .
26. Bahwa pada halaman 31 alinea I, pertimbangan Majelis Hakim Tinggi Medan
In
A
mengemukakan sebagai berikut :
"Menimbang bahwa lampiran peta kawasan hutan Padang Lawas adalah
ah
lik
foto copy yang telah terjadi perubahan secara umum dan menyeluruh
Padang Lawas menjadi kawasan hutan register 40 dan tidak menyebut
am
ub
nama Desa Parsombaan, Kecamatan Barumun, tidak sesuai dengan
daftar yang ditetapkan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Batavia
tanggal 25 Juni 1924 (No.50) tidak ada Desa Parsombaan, Kecamatan
ep
k
Padang Lawas, Kawasan Hutan Register 40 karena foto copy yang tidak
R
ada aslinya oleh karena itu harus ditolak” .
si
Dengan demikian, jelas-jelas dan secara nyata terbukti bahwa telah terjadi
ne
ng
do
gu
ub
ep
Dan juga jelas-jelas terbukti secara nyata bahwa perkebunan Kelapa sawit
R
dimaksud JPU.
ng
27. Bahwa jika perkara ini dihubungkan dengan Putusan M.K. No.45/PUU–IX/2011,
on
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
15 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
• Mengabulkan Permohonan Para Pemohon untuk seluruhnya ;
a
• Frasa di tunjuk dan atau pasal 1 angka 3 UU No.41 Tahun 1999 tentang
si
Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan UU No.19 Tahun 2004 tentang
Penetapan PERPU UU No.1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas UU No.41
ne
ng
Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi UU Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 No.86, TLNRI No.4412 bertentangan dengan UUD RI Tahun
do
gu 1945 ;
• Frasa “ditunjuk dan atau“ dalam pasal 1 angka 3 UU nomor 41 Tahun 1999
tentang Kehutanan sebagaiman telah diubah dengan UU No.19 Tahun 1999
In
A
tentang Kehutanan menjadi UU (LNRI Tahun 2004 No.86 TLNRI No.4412)
tidak mempunyai kekuatan Hukum mengikat ;
ah
lik
• Memerintahkan Pemuatan putusan ini dalam Berita Negara RI sebagaimana
mestinya.
am
ub
28. Bahwa dalam hal ini putusan Mahkamah Konstitusi (“MK”) harus berlaku surut,
tentang hak yang diakui sebelum jaman kemerdekaan tetap keberadaanya, oleh
karena itu MK yang mempunyai wewenang mengadili pada tingkat pertama dan
ep
k
terakhir yang putusannya bersifat final, untuk menguji UU terhadap UUD RI Tahun
ah
si
UU yang bertentangan dengan UUD 1945, oleh karena itu Putusan MK harus
diikuti, dengan demikian Hak Ulayat sebagaimana dalam Pasal 3 UUPA
ne
ng
No.5/1960 menyatakan :
“Dengan mengingat ketentuan dalam pasal 1 dan 2 pelaksanaan hak
do
ulayat dan hak-hak yang serupa itu dari masyarakat hukum adat,
gu
lik
29. Bahwa berdasarkan hal-hal yang dikemukakan diatas terbukti bahwa Penggugat
adalah sebagai Pihak yang berhak secara sah mengelola dan membudidayakan
perkebunan Kelapa Sawit diatas tanah seluas + 24.000 ha tersebut yang terletak
m
ub
30. Bahwa terbukti pula Tergugat I telah menghalangi Penggugat mengelola dan
ep
es
31. Bahwa karena dalam perkara TUN yang telah diputus sampai tingkat Peninjauan
M
PT.MDN, 04 Juni 2012 yang intinya menyatakan perkebunan Kelapa Sawit yang
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
16 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
terletak di Padang Lawas tidak termasuk dalam Kawasan Hutan. Hal ini jelas-
a
jelas diketahui Tergugat I. Oleh karena itu Tergugat I tidak ada hak untuk
si
melarang/ mengancam siapa saja untuk membeli hasil kebun kelapa sawit dari
kebun yang di kelola Penggugat, sebagaimana surat Tergugat I No.S.13/Menlhk-
ne
ng
Setjen/RHS/ 2015, tanggal 25 Juni 2015 ;
32. Bahwa apa yang diamanatkan dalam pasal 27 ayat (1) dan pasal 28I ayat (2)
do
gu
UUD 1945 adalah kewajiban untuk memperlakukan semua Warga Negara
Indonesia sama kedudukannya dimuka hukum oleh karena itu tidak boleh ada
perbedaan/diskriminasi perlakuan antara warga Negara yang satu dengan yang
In
A
lain dalam penegakan hukum, sehingga tidak tepat jika DL. Sitorus didudukkan
Jaksa Penuntut Umum sebagai Terdakwa, dalam Perkara Pidana (Putusan
ah
lik
Kasasi No.2642K/Pid/2006, tanggal 12 Februari 2007), sedangkan dilain pihak
Perusahaan yang lain dibiarkan begitu saja. Dengan demikian Terbukti perbuatan
am
ub
Tergugat II dalam hal ini Kejaksaan Tinggi Medan-Sumut, melakukan Perbuatan
Melawan Hukum dengan membuat Berita Acara tertanggal 26 Agustus 2009,
tentang Penyerahan Barang Rampasan berupa :
ep
k
yang dikuasai oleh KPKS Bukit Harapan dan PT.TOR GANDA beserta
R
bangunan yang ada diatasnya ;
si
- Perkebunan Kelapa Sawit dikawasan hutan Padang Lawas seluas +
ne
ng
24.000 ha yang dikuasai oleh Koperasi PARSUB dan PT. TORUS GANDA
beserta seluruh bangunan yang ada diatasnya ;
33. Bahwa kemudian juga Tergugat I telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum
do
gu
yaitu pada tanggal 21 April 2015 Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI
telah membuat Suratnya No.S.174/Menlhk-II/2015, perihal, Penghentian
In
A
Pelayanan oleh Gubernur Sumatra Utara dan Bupati Padang Lawas Selatan,
Bupati Padang Lawas Utara, dan Bupati Tapanuli Selatan, dan kemudian tanggal
ah
25 Juni 2015 Tergugat I (Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI), membuat
lik
ub
yang melakukan transaksi dengan Parsub dan KPKS Bukit Harapan, dalam
suratnya yang terdiri dari III poin, lengkapnya dikutip berbunyi sebagai berikut :
ka
ep
ini dikuasai secara illegal oleh KPKS Bukit Harapan dan PT. Torganda serta
R
II. Bahwa segala kegiatan atau transaksi berkaitan dengan perkebunan dan
on
saat ini dikuasai secara illegal oleh KPKS Bukit Harapan dan PT. Torganda
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
17 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
serta Koperasi Parsub dan PT. Torus Ganda yang dilakukan tanpa melalui
a
Negara merupakan kegiatan melawan hukum Negara Republik Indonesia, dan
si
dapat dipidana ;
III. Bahwa Pemerintah mengalihkan manajemen perkebunan sawit beserta
ne
ng
seluruh bangunan diatasnya di dalam Kawasan Register 40 Padang Lawas,
Provinsi Sumatra Utara sebagaimana dimaksud Negara, dalam hal ini kepada
do
gu BUMN RI ;
Sehubungan dengan hal-hal tersebut, dikatakan lebih lanjut bahwa Tergugat I
meminta dukungan Ketua Umum GAPKI untuk memberitahukan kepada
In
A
anggota GAPKI agar tidak melakukan transaksi dengan KPKS Bukit Harapan
dan PT. Torganda serta Koperasi Parsub dan PT. Torus Ganda. Dalam hal
ah
lik
terjadi transaksi, Tergugat I mengancam akan mengenakan pidana dan
memproses secara hukum.
am
ub
34. Bahwa sebagaimana dikemukakan diatas Perkebunan Kelapa Sawit yang dikelola
Koperasi Parsub dan PT. Torus Ganda sebagai pendamping di areal Padang
Lawas (bukan kawasan hutan) berdasarkan hak tradisional yang turun temurun
ep
k
yang seluruhnya 24.000 Ha dan sebagian dari lahan tersebut sudah bersertifikat
ah
si
bersalah melakukan tindak pidana mengerjakan dan menggunakan kawasan
ne
ng
hutan secara tidak sah yang dilakukan secara bersama-sama dan berlanjut. Dan
merampas barang bukti berupa perkebunan Kelapa Sawit 47.000 Ha yang di
kuasai oleh KPKS Bukit Harapan dan PT. TORGANDA beserta seluruh bangunan
do
gu
yang ada diatasnya dan Koperasi Parsub dan PT. TORUS GANDA, padahal
putusan pidana tersebut telah terkoreksi melalui putusan:
In
A
ub
ep
35. Bahwa akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan Tergugat I, dengan
R
- Kerugian berupa hasil produksi yang dilarang dijual, yaitu 1 (satu) bulan =
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
18 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
- Bahwa disamping kerugian materiil yang diderita Penggugat, juga
a
mengalami kerugian immaterill, selaku badan hukum Koperasi PARSUB,
si
bersama anggotanya, akibat perbuatan Tergugat I,II, dan III telah
mengganggu ketenangan/kedamaian, dan kepastian berusaha bagi
ne
ng
penggugat dalam mengelola dan mengerjakan Kebun Kelapa Sawit di area
Padang Lawas tersebut, bahkan banyak anggota koperasi stress, sakit, dan
do
gu tertekan, yang jika dihitung secara adil dengan uang, maka kerugian yang
diderita Penggugat adalah sebesar Rp. 1.000.000.000.000,-(satu triliun
rupiah) ;
In
A
36. Bahwa karena yang melakukan Perbuatan Melawan Hukum (PMH) terhadap
Penggugat adalah Tergugat I, II, III mohon agar Majelis Hakim dalam Perkara ini,
ah
lik
menghukum Tergugat I, II, III secara tanggung renteng membayar ganti-rugi
materill kepada Penggugat secara tunai dan sekaligus sebesar Rp.5.000.000
am
ub
(lima juta rupiah) per hektar dalam satu bulan, terhitung sejak tanggal 21 April
2015 sampai gugatan ini didaftarkan (selama 7 bulan), sehingga seluruhnya
berjumlah 24.000 ha x 7 x Rp 5.000.000 = Rp 840.000.000.000 (delapan ratus
ep
k
si
Hakim yang mengadili perkara ini menghukum Tergugat I, II, III membayarnya
ne
ng
do
gu
hak tradisional masyarakat adat yang diakui oleh konstitusi, yang paralel dengan
Putusan TUN nomor 06.PK/TUN/2008, tanggal 05 Mei 2008 Jo Pasal 116 ayat (2)
In
A
UU No.51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas UU No.5 Tahun 1986
tentang Peradilan TUN jo Pasal 97 ayat (9) huruf a UU No.5 Tahun 1986 tentang
ah
Peradilan TUN. Maka penggugat mohon agar majelis Hakim yang mengadili
lik
ub
ep
cara yang tidak melawan hukum maka Penggugat memohon Majelis Hakim untuk
terlebih dahulu ;
ah
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
19 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015, tanggal 25 Juni 2015, yang ditujukan
a
kepada Ketua Umum GAPKI yang berkaitan dengan pengelolaan dan
si
pembudidayaan perkebunan kelapa sawit yang dikelola Penggugat
berdasarkan hak tradisional masyarakat adat secara turun temurun dan
ne
ng
hak pemilikan berdasarkan Sertifikat Hak Milik (SHM) berada dalam
status quo ;
do
gu
b. Pernyataan
perkebunan
bahwa Penggugat berhak
kelapa sawit dan menjual/ menerima hasil dari kebun kelapa
untuk meneruskan pengelolaan
sawit dimaksud tanpa ada gangguan dari pihak manapun juga termasuk
In
A
dari Para Tergugat, terhitung sejak dibacakan Putusan Provisi atau setidak-
tidaknya dalam waktu 14 hari setelah adanya pembacaan putusan Provisi
ah
lik
ini bila Tergugat I tidak melaksanakannya secara sukarela, maka Pengadilan
berdasarkan Putusan ini telah memberikan hak secara serta merta kepada
am
ub
Penggugat untuk meneruskan kembali mengelola dan menguasai lahan
perkebunan kelapa sawit dimaksud sehingga tidak diperlukan acara
penyerahan dari Tergugat I, serta menjual hasil pengelolaannya serta
ep
k
40. Bahwa karena tindakan Tergugat II membuat Berita Acara Eksekusi dalam hal ini
R
Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatra Utara, tanggal 26 Agustus 2009 secara
si
sewenang-wenang dengan hanya membuat berita acara diantara Tergugat II cq
ne
ng
do
gu
pihak terkait maka berita acara eksekusi tersebut mohon Majelis Hakim
menyatakan Berita Acara Eksekusi tersebut tidak sah, dan tidak berharga ;
In
A
41. Bahwa Tergugat III, dalam hal ini selaku Kepala Dinas Kehutanan Provinsi
Sumatra Utara, selaku pejabat yang berwenang untuk mengetahui kawasan hutan
ah
dan yang bukan kawasan hutan di Provinsi Sumatra Utara wajib mengetahui
lik
bahwa areal Perkebunan Kelapa Sawit yang dikelola Penggugat seluas 24.000
ha, bukan di kawasan hutan akan tetapi di areal Padang Lawas berdasarkan hak
m
ub
tradisional yang turun temurun yang diakui Pasal 18B ayat (2) UUD 1945 jo Pasal
3 UUPA Tahun 1960, akan tetapi Tergugat III telah ikut menandatangani Berita
ka
ep
42. Bahwa ada kekhawatiran yang sangat beralasan para tergugat akan memaksakan
es
M
eksekusi secara tidak berdasar sehingga untuk menghindari kerugian yang lebih
ng
besar dan agar gugatan perkara ini tidak menjadi sia-sia penggugat memohon
on
dengan sangat kepada bapak Ketua Pengadilan Negeri untuk terlebih dahulu
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
20 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
meletakan sita milik atas objek sengketa berupa kebun kelapa sawit yang dikelola
a
oleh Penggugat ;
si
Bahwa untuk menentukan letak yang pasti dari Objek sengketa yang Penggugat
mohon untuk disita bersama ini dimohon kepada Bapak Pengadilan Negeri agar
ne
ng
menentukan sita atas lokasi objek sengketa dengan menggunakan instrument
Global Positioning System (GPS) sehingga diperolah koordinat geografis secara
do
gu
spasial dengan akurat dan yang dapat menghindarkan masalah kesalahan
penentuan objek perkara (error in objecto) seperti yang dialami dalam putusan
Pidana No.481/PID.B/2006/PN.JKT.PST tanggal 28 Juni 2006 jo Putusan PT.
In
A
Jakarta No.194/Pid/2006/PT.DKI, 11 Oktober 2006 jo Putusan No.2642K/PID/
2006 tanggal 12 Februari 2007 jo Putusan No.39PK/PID.SUS/2007, tanggal 16
ah
lik
Juni 2008 ;
43. Bahwa agar putusan dalam perkara ini dilaksanakan oleh Tergugat I, II, III mohon
am
ub
yang mulia Majelis Hakim perkara ini menghukum, memerintahkan Tergugat I,II,
III untuk bertanggung jawab secara bersama sama untuk membayar uang paksa
(dwangsom) Rp.100.000.000 (seratus juta rupiah) setiap hari, apabila Tergugat I,
ep
k
II, III tidak melaksanakan putusan ini, terhitung sejak putusan ini berkekuatan
ah
si
kepentingan yang sangat pokok sebagai sumber nafkah anggota Koperasi Parsub
ne
ng
(Penggugat) dan demi kemanusiaan, mohon Majelis Hakim perkara ini agar
putusan dapat dilaksanakan lebih dahulu, walaupun ada banding maupun kasasi
(uitvoerbaar bij voorraad) ;
do
gu
45. Bahwa Turut Tergugat ditarik sebagai pihak dalam perkara ini, mengingat objek
perkara ini adalah langsung berhubungan dengan kewenangan turut Tergugat
In
A
selaku organ Pemerintah yang telah mengeluarkan ribuan Sertifikat Hak Milik dan
puluhan Hak Guna Usaha di Areal Padang Lawas yang diklaim sebagai Kawasan
ah
Hutan oleh para Tergugat, termasuk sebagian dari sertifikat yang diterbitkan Turut
lik
Tergugat diatas lahan yang dikelola Penggugat dan telah dirampas Tergugat II
dan diserahkan kepada Tergugat III secara semena-mena. Dengan demikian
m
ub
mohon Majelis hakim perkara ini menyatakan turut Tergugat tunduk dan mentaati
putusan dalam perkara ini ;
ka
ep
berikut :
R
DALAM PROVISI ;
es
M
putusan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap, surat yang dikeluarkan
on
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
21 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Utara dan Bupati Tapanuli Selatan kepada Penggugat dan Surat Menteri
a
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015,
si
tanggal 25 Juni, yang ditujukan kepada Ketua Umum GAPKI yang berkaitan
dengan pengelolaan dan pembudidayaan perkebunan kelapa sawit yang
ne
ng
dikelola Penggugat berdasarkan hak tradisional masyarakat adat secara
turun temurun dan hak pemilikan berdasarkan Sertifikat Hak Milik (SHM)
do
gu
berada dalam status quo ;
2. Menyatakan Pernyataan bahwa Penggugat berhak untuk meneruskan
pengelolaan perkebunan kelapa sawit dan menjual/ menerima hasil dari kebun
In
A
kelapa sawit dimaksud tanpa ada gangguan dari pihak manapun juga
termasuk dari Para Tergugat, terhitung sejak dibacakan Putusan Provisi atau
ah
lik
setidak-tidaknya dalam waktu 14 hari setelah adanya pembacaan putusan
Provisi ini bila Tergugat I tidak melaksanakannya secara sukarela, maka
am
ub
Pengadilan berdasarkan Putusan ini telah memberikan hak secara serta merta
kepada Penggugat untuk meneruskan kembali mengelola dan menguasai
lahan perkebunan kelapa sawit dimaksud sehingga tidak diperlukan acara
ep
k
si
menghalangi Penggugat untuk mengelola dan membudidayakan Perkebunan
ne
ng
do
gu
adanya pembacaan putusan Provisi ini bila Tergugat I, II, III lalai atau tidak
melaksanakannya secara sukarela, maka Pengadilan berdasarkan Putusan ini telah
In
A
memberikan hak secara serta merta kepada Penggugat untuk meneruskan kembali
mengelola dan menguasai perkebunan kelapa sawit (PKS) dimaksud sehingga tidak
ah
diperlukan acara penyerahan dari Tergugat I atau Tergugat II ataupun Tergugat III
lik
serta menjual hasil pengelolaannya serta menerima hasil penjualannya sebagai pihak
yang berhak ;
m
ub
ep
3. Menyatakan sah dan berharga sita yang diletakan diatas objek sengket ;
R
Sumatera Utara dan Bupati Padang Lawas Selatan, Bupati Padang Lawas
gu
Utara, dan Bupati Tapanuli Selatan, kepada Penggugat, dan Surat Menteri
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
22 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015,
a
tanggal 25 Juni 2015, yang ditujukan kepada Ketua Umum GAPKI sampai
si
ada putusan berkekuatan hukum tetap ;
b. Pernyataan bahwa Penggugat berhak untuk meneruskan pengelolaan
ne
ng
perkebunan kelapa sawit dan menjual/menerima hasil dari kebun kelapa sawit
dimaksud tanpa ada gangguan dari pihak manapun juga termasuk dari para
do
gu Tergugat, terhitung sejak dibacakan putusan Provisi atau setidak-tidaknya
dalam waktu 14 hari setelah adanya pembacaan putusan Provisi ini bila
Tergugat I tidak melaksanakannya secara sukarela, maka Pengadilan
In
A
berdasarkan Putusan ini telah memberikan hak secara serta merta kepada
Penggugat untuk meneruskan kembali mengelola dan menguasai lahan
ah
lik
perkebunan kelapa sawit dimaksud sehingga tidak diperlukan acara
penyerahan dari Tergugat I, serta menjual hasil pengelolaannya serta
am
ub
menerima hasil penjualannya sebagai pihak yang berhak ;
c. Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No. No.S.174/MenLhk-
II/2015 tanggal 21 April 2015 perihal Penghentian Pelayanan oleh Gubernur
ep
k
Sumatera Utara dan Bupati Padang Lawas Selatan, Bupati Padang Lawas
ah
Utara, dan Bupati Tapanuli Selatan, kepada Penggugat, dan Surat Menteri
R
Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015,
si
tanggal 25 Juni 2015, yang ditujukan kepada Ketua Umum GAPKI sebagai
ne
ng
tidak sah dan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat (buiten effect) ;
5. Menyatakan Gouvernement Besluit (G.B) No.50 tanggal 25 Juni 1924 yang
tidak pernah ada aslinya dan tidak terdaftar dalam staatsblad Hindia Belanda tidak
do
gu
(peta lokasi) ;
6. Menyatakan bahwa Penggugat mengelola Perkebunan Kelapa Sawit di areal
ah
24.000 ha, yang sebagian lahan tersebut sudah bersertifikat Hak Milik yang diakui
oleh Pasal 18B Ayat (2) UUD 1945 jo Pasal 3 UUPA Tahun 1960 adalah sah
m
ub
menurut hukum ;
7. Menyatakan bahwa kegiatan yang dilakukan Penggugat bukan di lokasi yang
ka
ep
yang dikuasai oleh KPKS Bukit Harapan dan PT.Torganda beserta seluruh
gu
bangunan yang ada diatasnya, dan Perkebunan Kelapa Sawit dikawasan hutan
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
23 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Padang Lawas seluas ± 24.000 ha yang dikuasai oleh Koperasi PARSUB dan
a
PT.Torus Ganda beserta seluruh bangunan yang ada diatasnya, dirampas untuk
si
Negara, adalah amar putusan yang tidak sah dan batal demi hukum ;
9. Menyatakan Perkebunan Kelapa Sawit dikawasan hutan Padang Lawas seluas ±
ne
ng
24.000 ha beserta seluruh bangunan yang ada diatasnya, adalah hak Penggugat
yang sah ;
do
gu
10. Menyatakan Berita Acara Eksekusi yang dilakukan Tergugat II tanggal 26 Agustus
2009 yang diserahkan kepada Tergugat III tidak sah dan tidak berharga karena
bertentangan dengan hukum ;
In
A
11. Menyatakan sah menurut hukum, Penggugat mengelola dan membudidayakan
Perkebunan Kelapa Sawit yang menjadi haknya termasuk untuk menjual hasil
ah
lik
perkebunan dan menerima hasil penjualannya sesuai dengan putusan Peninjauan
Kembali Peradilan TUN No.06.PK/TUN/2008, tanggal 05 Mei 2008 Jo Pasal 116
am
ub
ayat (2) UU Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas UU No.5
Tahun 1986 tentang Peradilan TUN jo Pasal 97 ayat (9) huruf a UU No.5 Tahun
1986 tentang Peradilan TUN ;
ep
k
12. Menghukum Tergugat I, II, III dan turut Tergugat untuk tidak menghalangi
ah
si
kepemilikan berdasarkan Sertifikat Hak Milik (SHM) ;
ne
ng
do
gu
15. Menyatakan Putusan dalam perkara ini dapat dilaksanakan lebih dahulu walaupun
ada banding maupun kasasi (uitvoerbaar bij voorraad) ;
m
ub
16. Menyatakan turut Tergugat tunduk dan taat terhadap putusan ini ;
17. Menghukum Para Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini ;
ka
ep
Apabila yang mulia Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini
berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya (Ex Aequo Et Bono).
ah
Menimbang, bahwa pada hari dan tanggal persidangan yang telah ditentukan
R
oleh Majelis Hakim, Para pihak yaitu Penggugat hadir Kuasa Hukumnya dan Kuasa
es
M
Tergugat I, Kuasa Tergugat II dan Kuasa Tergugat III serta Kuasa Turut Tergugat
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
24 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
atas kesepakatan para pihak yang berperkara Hakim Ketua Majelis telah
a
menetapkan Hakim FADEL PARDAMEAN BATEE..,SH sebagai Mediator untuk
si
menyelesaikan sengketa mereka secara damai melalui Mediasi namun upaya
tersebut tidak berhasil sebagaimana laporan Hakim Mediator ;
ne
ng
Menimbang, bahwa terhadap surat gugatan Penggugat tersebut, Tergugat I,
melalui Kuasanya telah mengajukan jawaban, yang Majelis Hakim terima pada
do
gu
sidang tanggal 24 Februari 2016, yang pada pokoknya adalah sebagai berikut :
1. DALAM EKSEPSI
1. Pengadilan Negeri Padangsidimpuan tidak Berwenang untuk Memeriksa
In
A
dan Mengadili Perkara a quo (Kompetensi Absolut)
Penggugat dalam Petitum memori gugatnya pada angka 4 huruf (a) halaman
ah
lik
24 mengajukan permohonan kepada majelis hakim a quo untuk menyatakan
tidak sah dan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat (buiten effect) Surat
am
ub
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehuatan RI No. S.174/Menlhk-II/2015 tanggal
21 April 2015 perihal Penghentian Pelayanan oleh Gubernur Sumatera Utara
dan Bupati Padang Lawas Selatan dan Bupati Tapanuli Selatan kepada KPKS
ep
k
(Parsub) serta PT. Torus Ganda dan Surat Menteri Lingkungan Hidup dan
R
Kehutanan No. S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015 tanggal 25 Juni 2015 perihal
si
pemberitahuan putusan MA Nomor : 2642 K/Pid/2006 tentang Register 40
ne
ng
do
gu
disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa
disertai tuntutan ganti rugi dan/atau rehabilitas”
m
ub
ep
Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukumTata
R
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
25 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
oleh Gubernur Sumatera Utara dan Bupati Padang Lawas Selatan dan
a
Bupati Tapanuli Selatan kepada KPKS bukit Harapan, PT. Torganda,
si
Koperasi Parsadaan Simangambat Ujung Batu (Parsub) serta PT. Torus
Ganda dan Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.
ne
ng
S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015 tanggal 25 Juni 2015 perihal
pemberitahuan putusan MA Nomor : 2642 K/Pid/2006 tentang Register 40
do
gu Padang Lawas merupakan penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh
Pejabat Tata Usaha Negara dalam hal ini Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (Tergugat I), yang bersifat :
In
A
Konkret, karena keputusan tersebut berisi Penghentian Pelayanan oleh
Gubernur Sumatera Utara dan Bupati Padang Lawas Selatan dan Bupati
ah
lik
Tapanuli Selatan kepada koperasi Parsadaan Simangambat Ujung Batu
(Parsub).
am
ub
Individual, karena Keputusan TUN tersebut ditujukan kepada pihak tertentu
dhi. Ketua GAPKI.
Final, karena Keputusan tersebut sudah memiliki akibat hukum untuk
ep
k
yang berasal dari pihak lain harus menghormati Keputusan tersebut (erga
R
omnes).
si
Berdasarkan uraian tersebut diatas, karena Petitum Penggugat berisi
ne
ng
do
gu
ub
ep
a. Azas dasar dalam hukum acara Perdata adalah azas point d’interet point
es
M
mengajukan gugatan ;
on
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
26 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
tanggal 11 Oktober 2006 jo. Putusan Mahkamah Agung Nomor : 2642
a
K/Pid/2006 tanggal 12 Februari 2007 jo. Putusan Mahkamah Nomor : 39
si
PK/Pid.Susu/2007 tanggal 26 Juni 2008 ;
c. Bahwa dalam putusan tersebut huruf b di atas, yang telah berkekuatan hukum
ne
ng
tetap (Inkracht van gewijsde), Darianus Lunguk Sitorus dinyatakan secara sah
dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana mengerjakan dan
do
gu menduduki kawasan hutan secara tidak sah yang dilakukan secara bersama-
sama dan dalam bentuk sebagai perbuatan berlanjut ;
d. Selanjutnya dalam putusan tersebut dinyatakan barang bukti yang disita
In
A
berupa :
- Perkebunan kelapa sawit di kawasna hutan Padang Lawas seluas + 23.000
ah
lik
hektar yang dikuasai oleh KPKS Bukit Harapan dan PT. Torganda beserta
seluruh bangunan yang ada di atasnya ;
am
ub
- Perkebunan kelapa sawit di kawasan hutan Padangf Lawas seluas +
24.000 hektar yang dikuasai oleh Koperasi Parsub dan PT. Torus Ganda
beserta seluruh bangunan yang ada di atasnya.
ep
k
si
tanggal 26 Agustus 2009 ;
ne
ng
f. Bahwa meskipun sudah ada putusan yang berkekuatan hukum tetap (inkracht
van gewijsde), Penggugat secara melawan hukum masih menguasai objek
perkara dimaksud, yang sebenarnya di rampas dan di kelola oleh Negara ;
do
gu
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
27 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
3) Keputusan Manteri Pertanian Nomor : 923/Kpts/Um/12/1982 tanggal 27
a
Desember 1982 tentang Penunjukan areal hutan di Wilayah Provinsi Dati
si
I sumatera Utara Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) ;
4) Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor : 7 Tahun 1998
ne
ng
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II
Tapanuli Selatan ;
do
gu 5) Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli selatan Nomor :14 Tahun 1998
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II
Tapanuli Selatan ;
In
A
6) Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.44/Menhut-II/2005 menunjuk
kembali keadaan hutan di wilayah Provinsi Sumatera Utara seluas +
ah
lik
3.724.120 Ha yang mencabut Keputusan Menteri Kehutanan No.
923/Kpts/UM/12/1982 tanggal 27 Desember 1982 tentang Penunjukan
am
ub
Areal hutan di wilayah Provinsi Dati 1 Sumatera Utara Tata Guna Hutan
Kesepakatan (TGHK) ;
7) Putusan Mahkamah Agung yang telah berkekuatan hukum tetap (inkracht
ep
k
si
3. Dalil Penggugat angka 2 s/d 4 Halaman 2 s/d 5 yang intinya menyatakan
ne
ng
do
gu
ub
ep
es
Dengan demikian tidak terdapat unsure perbuatan melawan hukum pada diri
M
ng
para Tergugat, sehingga dalil Penggugat tidak beralasan hukum dan harus di
on
tolak ;
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
28 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
5. Dalil Penggugat angka 13 halaman 9, angka 21 Halaman 14, Angka 27 s/d 28
a
Halaman 16 s/d 17 yang intinya menyatakan Para Tergugat telah melakukan
si
perbuatan melawan hukum yaitu melanggar Pasal 15, Putusan Mahkamah
Konstitusi (MK) Nomor : 45/PUU-IX/2011 tanggal 21 Februari 2012 dan
ne
ng
Putusan MK Nomor : 35/PUU-X/2012, tanggal 16 Mei 2013 adalah dalil yang
tidak beralasan hukum dengan alasan :
do
gu a. Berdasarkan pertimbangan Hukum Majelis Mahkamah Konstitusi pada
angka 3.14 Putusan Nomor : 45/PUU-IX/2011 tanggal 21 Februari 2012,
dinyatakan “Bahwa meskipun Pasal 1 angka 3 dan Pasal 81 Undang-
In
A
Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah di
ubah dengan Undang-Undang Nomor : 19 Tahun 2004, mempergunakan
ah
lik
frasa “ditujukan atau ditetapkan” dalam Pasal 81 Tetap sah dan mengikat”.
b. Berdasarkan ketentuan Pasal 47 Undang-Undang Nomor: 24 Tahun 2003
am
ub
tentang Mahkamah Konstitusi diatur bahwa Putusan Mahkamah Konstitusi
merupakan kekuatan hukum tetap sejak selesai diucapkan dalam sidang
pleno terbuka untuk umum. Dalam putusan Mahkamah Konstitusi tersebut
ep
k
si
waktu ke depan dan tidak retroaktif/ kebelakang.
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
29 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Dengan demikian tidak terdapat perbuatan melawan hukum pada diri Para
a
Tergugat, sehingga gugatan Penggugat harus dinyatakan ditolak.
si
6. Dalil Penggugat angka 33 dan 35 halaman 18 dan 20 yang intinya
menyatakan Tergugat I telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan
ne
ng
Mengeluarkan Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehuatan RI No.
S.174/Menlhk-II/2015 tanggal 21 April 2015 perihal Penghentian Pelayanan
do
gu oleh Gubernur Sumatera Utara dan Bupati Padang Lawas Selatan dan
Bupati Tapanuli Selatan kepada KPKS bukit Harapan, PT. Torganda,
Koperasi Parsadaan Simangambat Ujung Batu (Parsub) serta PT. Torus
In
A
Ganda dan Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.
S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015 tanggal 25 Juni 2015 perihal pemberitahuan
ah
lik
putusan MA Nomor : 2642 K/Pid/2006 tentang Register 40 Padang Lawas
adalah dalil yang tidak berdasarkan hukum dengan alasan :
am
ub
a. Bahwa dalam putusan Putusan MA Nomor : 2642 K/Pid/2006 tabggal 12
Februari 2007 di atas, yang telah berkekuatan hukum tetap (inkracht van
gewijsde), Darianus Lungguk Sitorus dinyatakan secara sah dan
ep
k
si
berlanjut ;
ne
ng
do
gu
23.000 hektar yang dikuasai oleh KPKS Bukit Harapan dan PT.
Torganda beserta seluruh bangunan yang ada di atasnya ;
In
A
ub
ep
d. Bahwa sampai saat ini KPKS Bukit Harapan, PT. Torus Ganda, PT.
Torganda, Koperasi Parsub (Penggugat) tetap berada di tanah objek
ah
maka dilakukan berbagai upaya yang antara lain berupa Surat Menteri
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
30 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
21 April 2015 dan Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.
a
S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015 tanggal 25 Juni 2015.
si
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka Tergugat I tidak melakukan
ne
ng
perbuatan melawan hukum, sehingga dalil Penggugat harus ditolak.
7. Dalil Penggugat dalam memori Gugatannya angka 37 halaman 21
berkaitan dengan ganti rugi yang harus dibayar Tergugat I kepada
do
gu Penggugat sebesar Rp. 1.000.000.000.000 (satu triliun rupiah) adalah
tidak beralasan hukum yang dilakukan Tergugat I yang menimbulkan
In
A
kerugian bagi Penggugat, tuntutan ganti rugi yang di ajukan oleh
Penggugat a quo juiga tidak di dukung dengan suatu perincian dan dasar
ah
lik
Yiriprudensi Mahkamah Agung Tanggal 18 Desember 1970 Nomor 492
K/Sip/1970 dan Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 1720 K/Pdt/1986
am
ub
tanggal 18 Agustus 1988 dengan tegas dinyatakan bahwa “Setiap
tuntutan ganti rugi harus disertai perincian kerugian dalam bentuk
ep
apa yang menjadi dasar tuntutannya Tanpa perincian dimaksud maka
k
si
8. Petitum Penggugat angka 5 halaman 28 yang intinya menyatakan putusan
dalam perkara ini dapat dilaksanakan lebih dahulu walaupun ada banding/
ne
ng
do
gu
lik
ub
Atas dasar SEMA tersebut diatas jeas bahwa permohonan putusan serta
es
M
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
31 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Dari uraian yang terdapat baik dalam eksepsi dan pokok perkara, Maka
a
selanjutnya Tergugat I mohon dengan hormat kepada Majelis Hakim Pengadilan
si
Negeri Padangsidimpuan yang memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk
memutus sebagai berikut :
ne
ng
I. Dalam Eksepsi
a. Menerima Eksepsi Tergugat I ;
do
gu b. Menyatakan Pengadilan Negeri PAdangsidimpuan tidak berwenang untuk
memeriksa dan mengadili perkara a quo (Kompetensi Absokut)
c. Menyatakan Penggugat tidak mempunyai Kepentingan Hukum ;
In
A
d. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima ;
II. Dalam Pokok Perkara
ah
lik
a. Menolak seluruh gugatan Penggugat ;
b. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya-biaya dan ongkos
am
ub
perkara ;
Bila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex
ep
aequo et bono) .
k
si
terima pada sidang tanggal 24 Februari 2016, yang pada pokoknya adalah sebagai
berikut :
ne
ng
DALAM EKSEPSI
1. Pengadilan Negeri Padangsidimpuan Tidak Berwenang Mengadili
do
gu
Bahwa Tergugat I dalam hal ini Pemerintah Republik Indonesia cq. Menteri
Kehutanan dan Lingkungan Hidup RI memiliki domisili hukum di Gedung
Manggala Wanabhakti Jl. Jenderal Gatot Subroto Jakarta Pusat, Tergugat II
In
A
dalam hal ini Jaksa Agung Republik Indonesia cq. Kepala Kejaksaan Tinggi
Sumatera Utara memiliki domisili hukum di Jl. Jenderal Abdul Haris Nasution
ah
lik
Nomor 1 C Medan 20146, Sedangkan tergugat III dalam hal ini Pemerintah
Republik Indonesia cq. Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara cq.
m
ub
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara memeiliki domisili hukum di Jl.
Sisingamangaraja KM. 5,5 No. 14 Marendal Medan 20145. Bahwa berdasarkan
ka
asas Actor Sequitor Forum Rei sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal
ep
dan Tergugat III yang dalam hal ini memiliki domisili hukum di kota Medan,
es
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
32 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Berdasarkan uraian di atas maka kami berpendapat Pengadilan Negeri
a
Padangsidimpuan tidak berwenang untuk memeriksa, mengadili dan
si
memutus perkara a quo.
2. Gugatan Obscuur Libel
ne
ng
a. Tidak Jelas Dasar Hukum Dalil Gugatan
Bahwa dalam gugatan Penggugat menyatakan lahan perkebunana kelapa
do
gu sawit yang Penggugat lahannya milik masyarakat dalam hal ini Keperasi
Simangambat Ujung Batu (PARSUB) dengan pendampingan dari PT. TORUS
GANDA sebagai penyandang dana dan Pembina teknik management dan
In
A
modal/pendanaan. Akan tetapi dalam gugatan tidak disebutkan dan
dinyatakan dengan tegas atas dasar hukum apa dan dari siapa Penggugat
ah
lik
memeproleh hak untuk mengelola perkebunan kelapa sawit serta sejak kapan
Penggugat mengelola perkebunana kelapa sawit tersebut.
am
ub
BAhwa Penggugat yang tidak dapat menjelaskan berdasarkan apa dan
dari siapa Penggugat memperoleh hak pengelolaan serta sejak kapan di
kelola perkebunan kelapa sawit tersebut merupakan gugatan yang tidak
ep
k
si
311/BH/KWK.2/X/1998 tertanggal 20 Oktober 1998. Susunan Pengurusan
ne
ng
do
gu
Safaruddin Siregar.
Bahwa sebelumnya yang menjabat selaku Ketua Koperasi Parsub adalah
In
A
ub
ep
mempunyai dasar hukum yang sah. Oleh karena gugatan Penggugat haruslah
di tolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (niet
ah
onvantkelijke verklaard).
R
b. Tidak Jelas Letak dan Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit Yang
es
M
Dikelola Penggugat
ng
kebun kelapa sawot yang dikelola Penggugat di Luhat Ujung Batu dengan
gu
luas lahan + 24.000 Hektar, akan tetapi gugatan tidak menyebutkan secara
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
33 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
cermat, jelas dan lengkap dimana letak dan batas-batas perkebunan
a
kelapa sawit yang penggugat kelola dalam hal ini Keperasi PARSUB
si
seluas ± 24.000 Hektar.
Bahwa objek sengketa perkara a quo merupakan barang bukti lahan
ne
ng
perkebunan kelapa sawit yang di sita dalam perkara pidana namun di kelola
oleh Koperasi Parsadaan Simangambat Ujung Batu (PARSUB), sehingga
do
gu memiliki hubungan yang erat dengan adanya perkara pidana atas nama
Terpidana DARIANUS LUNGGUK SITORUS yang memiliki kekuatan
hukum tetap (inckracht van geweijde). Sebagaimana dalam dalil gugatan
In
A
Penggugat “halaman 6 angka 6, halaman 11 angka 16, halaman 12 angka 17,
halaman 13 angka 18 dan halaman 18 angka 32”. Bahwa berdasarkan amar
ah
lik
putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor : 481/Pid.B/2006/
PN,JKT.PST tanggal 28 Juni 2006 Jo. Putusan Pengadilan tinggi Jakarta
am
ub
Nomor : 194/Pid/2006/PT.DKI tanggal 11 Oktober 2006 jo. Putusan
Mahkamah Agung RI (Kasasi) Nomor : 2642.K/Pid/2006 tanggal 12 Februari
2007 Jo. Putusan Mahkamah Agung RI (Peninjauan Kembali) Nomor : 39
ep
k
si
seluruh bangunan yang ada di atasnya ;
ne
ng
do
gu
lik
ub
berapa luas, letak dan batas-batas lahan yang dikuasai atau dikelola oleh
Penggugat yang di tuntut untuk tidak dikenakan tindakan penyerahan
ka
dikuasai oleh KPKS Bukit Harapan dan PT. TORUS GANDA sebagaimana
ah
Agustus 2009.
es
Oleh karena gugatan Penggugat yang tidak menyatakan letak dan luas secara
M
ng
cermat, jelas dan lengkap lahan perkebunan kelapa sawit yang Penggugat
on
kelola merupakan gugatan yang kabur atau tidak lengkap, sehingga gugatan
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
34 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
haruslah ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (niet
a
onvantkelijke verklaard) .
si
3. Eksepsi Tentang Kurangnya Pihak (Plurium Litis Consortium)
Bahwa Penggugat dalam dalil gugatannya pada “halaman 2 angka 2”
ne
ng
menyatakan Bahwa Koperasi Parsadaan Simangambat Ujung Batu (PARSUB)
merupakan Badan Hukum berdasarkan Surat Keputusan Menteri Koperasi,
do
gu Penguasa Kecil dan
311/BH/KWK.2/X/1998 tertanggal 20 Oktober 1998.
Menengah Republik Indonesia Nomor :
In
A
Penggugat pernah membuat perjanjian kerja sama yang dituangkan dalam
Akta Notaris Setiawati, SH No. 139 tanggal 16 September 2003 yang isisnya
ah
lik
tentang Perjanjian kerjasama Pengelolaan perkebunan kelapa sawit dengan
PT. Torus Ganda/ Sebagai pendamping dalam hal pembinaaan teknik
am
ub
Manajemen dan modal/pendanaan, untuk penguasaan lahan sebesar
24.000 Ha yang terletak di 5 (lima) Desa yaitu 10. Desa Aek Raru, 20. Desa
Parang Padang, 30. Desa Janji Matogu, 40 Desa Mandasip, 5) Desa
ep
k
Langkimat.
Bahwa dalam dalil gugatannya “halaman 8 angka 10”, penggugat juga secara
ah
R
nyata menyatakan bahwa pengelolaan perkebunan kelapa sawit dilakukan
si
oleh Penggugat Koperasi Parsadaan Simangambat Ujung Batu (PARSUB)
ne
ng
do
gu
Ujung Batu (PARSUB) yang di klaim sudah memiliki sertifikat hak milik
yang sah secara hukum .
ah
menyertakan yang diklaim Penggugat sudah memiliki sertifikat hak milik atas
lahan objek sengketa (namun tidak dapat dibuktikan jumlah, siapa
m
ub
ep
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
35 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
DALAM PROVISI
a
Bahwa Penggugat dalam Provisinya pada pokoknya meminta sebagai berikut :
si
1. Agar pengelolaan dan pembudidayaan perkebunan kelapa sawit yang dikelola
Penggugat berada di dalam status quo.
ne
ng
2. Menyatakan Penggugat berhak untuk meneruskan pengelolaan perkebunan
kelapa sawit dan menjual atau menerima hasil dari kebun kelapa sawit
do
gu dimaksud tanpa ada gangguan dari pihak mana pun.
3. Menghukum para Tergugat dan turut Tergigat untuk tidak menghalangi
Penggugat untuk mengelola dan membudidayakan perkebunan kelapa sawit
In
A
tersebut.
ah
Bahwa makna dari pasal 191 Rbg, Putusan Provisi (provisionele beschikking)
lik
yakni keputusan yang bersifat sementara atau (temporary disposal) yang
berisikan tindakan dengan demikian Provisi tidak boleh mengenai pokok
am
ub
perkara (bodemgeschil), namun hanya terbatas mengenai tindakan
sementara berupa larangan melanjutkan suatu kegiatan, misalnya melarang
ep
meneruskan pembangunan diatas tanah terperkara ;
k
gugatannya tidak memberikan gambaran secara jelas apa yang dimaksud dengan
R
si
“tindakan hukum lainnya sehubung adanya Berita Acara Penyerahan Barang
Rampasan (BA-22) tertanggal 26 Agustus 2009 antar Tergugat II dan Tergugat III
ne
ng
do
gu
lik
ub
haruslah ditolak.
Bahwa perkebunan kelapa sawit yang berada di wilayah Padang Lawas seluas +
ka
24.000 Hektar yang dikuasai oleh Koperasi Parsadaan Simangambat Ujung Batu
ep
(PARSUB) dan PT. Torganda beserta seluruh bangunan yang ada di atasnya
ah
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
36 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Perkebunan tersebut dijadikan sebagai barang bukti karena merupakan kawasan
a
hutan yang dikerjakan dan/atau digunakan atau didududki secara tidak sah.
si
Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor :
481/Pid.B/2006/PN.JKT.PST tanggal 28 Juni 2006Jo. Putusan Pengadilan tinggi
ne
ng
Jakarta Nomor : 194/Pid/2006/PT.DKI tanggal 11 Oktober 2006 jo. Putusan
Mahkamah Agung RI (Kasasi) Nomor : 2642.K/Pid/2006 tanggal 12 Februari 2007
do
gu
Jo. Putusan Mahkamah
PK/Pid.Sus/2007 tanggal 16 Juni 2008, menyatakan bahwa :
Agung RI (Peninjauan Kembali) Nomor : 39
In
A
Hektar yang dikuasai oleh KPKS Bukit Harapan dan PT. Torganda beserta
seluruh bangunan yang ada di atasnya ;
ah
lik
b. Perkebunan kelapa sawit di Kawasan hutan Padang Lawas seluas + 24. 000
Hektar yang dikuasai oleh Koperasi Parsub dan PT. Torganda beserta
am
ub
seluruh bangunan yang ada di atasnya.
si
nya dan pemanfaatnya kepada Penggugat, sehingga permohonan Provisi
Penggugat haruslah ditolak untuk seluruhnya.
ne
ng
do
gu
pokok perkara
2. Tentang Perbuatan Melawan Hukum
Bahwa Penggugat dalam dalil gugatannya menyatakan perbuatan Tergugat II
In
A
lik
Sawit di kawasan hutan Padang Lawas seluas + 24.000 Hektar yang dikuasai
oleh Koperasi Parsub dan PT. Torganda beserta seluruh bangunan yang ada
m
ub
Padang Lawas seluas lebih kurang 24.000 Hektar yang di kuasai oleh
ep
Koperasi PARSUB dan PT. TORGANDA beserta seluruh bangunan yang ada
ah
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
37 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bahwa perkara atas nama Terpidana DARIANUS LUNGGUK SITORUS
a
merupakan Putusan yang telah berkekuatan hukum tetap (inkracht van
si
gewijsde), dan berdasarkan ketentuan Pasal 1 butir 6 huruf a jo. Pasal
270 KUHAP jo. Pasal 30 Ayat 1 huruf b UU No. 16 Tahun 2004 tentang
ne
ng
Kejaksaan RI tersebut, Tergugat II pada tanggal 26 Agustus 2009 telah
melaksanakan eksekusi terhadap barang bukti yang di rampas untuk Negara
do
gu dalam perkara atas nama DARIANUS LUNGGUK SITORUS.
Bahwa oleh karena tindakan Tergugat II yang melaksanakan penyerahan
barang bukti yang di rampas untuk Negara berupa perkebunan kelapa sawit di
In
A
Kawasan Padang Lawas seluas + 24.000 Hektar yang dikuasai oleh Koperasi
Parsadaan Simangambat Ujung Batu (PARSUB) dan PT. TORGANDA beserta
ah
lik
seluruh bangunan yang ada di atasnya kepada Tergugat III dalam rangka
melaksanakan Putusan Mahkamah Agung RI yang berkekuatan hukum tetap
am
ub
(inkracht van gewijsde) berdasarkan tugas dan wewenang yang diberikan
oleh undang-undang, maka tindakan Tergugat II tersebut bukanlah
perbuatan melawan hukum. Bahwa dalam melaksanakan eksekusi dan
ep
k
putusan yang telah berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde), atas
ah
barang bukti yang dirampas untuk Negara, maka tidak perlu diberitahukan
R
kepada Penggugat dan tidak perlu dilakukan constatering.
si
BAhwa disamping yang telah di uraikan di atas, setelah mencermati dan
ne
ng
do
gu
tetap atas lahan yang dikuasai oleh Penggugat agar di serahkan kepada
Negara yang notabene Jaksa sebagai Penuntut Umum dan Eksekutor. Tugas
In
A
dan Instansi terkait lainnya telah menempuh proseudr yang sesuai dengan
ketentuan yang ada dan telah menghabiskan tenaga, fikiran dan biaya Negara,
m
ub
ep
RIWAYAT PENAHANAN :
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
38 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
2. Ditahan Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan, sejak tanggal 20 September s/d
a
29 Oktober 2005.
si
3. Ditahan Wakil Ketua PN Jakarta Selatan, sejak tanggal 20 Oktober 2005
s/d 28 Oktober 2005.
ne
ng
4. Ditahan Ketua PN Jakarta Selatan, sejak tanggal 29 ONopember 2005 s/d
28 Desember 2005.
do
gu 5. Ditahan Penuntut Umum sejak tanggal 28 Desember 2005 s/d 16 Januari
2006.
6. Ditahan Ketua PN Jakarta Pusat sejak tanggal 17 Januari 2006 s/d 15
In
A
Februari 2006.
7. Ditahan Ketua PN Jakarta Pusat, sejak tanggal 16 Februari 2006 s/d 17
ah
lik
Maret 2006.
8. Ditahan Hakim PN Jakarta Pusat, sejak tanggal 10 Maret 2006 s/d 8 April
am
ub
2006.
9. Ditahan Wakil Ketua PN Jakarta Pusat, sejak tanggal 9 April 2006 s/d 7
Juni 2006.
ep
k
10. Perpanjangan Wakil Ketua PT. Jakarta, sejak tanggal 8 juni 2006 s/d 7 Juli
ah
2006.
R
11. Perpanjangan Wakil Ketua PT Jakarta, sejak tanggal 8 Juli 2006 s/d 6
si
Agustus 2006.
ne
ng
12. Perpanjangan hakim PT. Jakarta, sejak tanggal 1 Agustus 2006 s/d 30
Agustus 2006
13. Perpanjangan Wakil Ketua PT Jakarta, sejak tanggal 3 Agustus 2006 s/d
do
gu
29 Oktober 2006.
14. Berdasarkan Penetapan Wakil Ketua MA RI Nomor :
In
A
ub
2006.
16. Berdasarkan Penetapan Wakil Ketua MA RI Nomor :
ka
ep
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
39 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
KESATU : Melanggar pasal 1 ayat (1) sub a jo. Pasal 28 jo. Pasal 34 cUU No.
a
3 Tahun 1971 jo. Pasal 43 A UU No. 31 Tahun 1999 sebagaimana
si
di ubah dan ditambah dengan UU No, 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
ne
ng
Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo. Pasal 64 ayat
(1) KUHP ;
do
gu DAN
KEDUA : Melanggar Pasal 2 ayat (10 jo. Pasal 18 UU No, 31 Tahun 1999
sebagaimana di ubah dan ditambah dengan UU No. 20 Tahun 2001
In
A
tantang perubahan atas 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo. Pasal 64 ayat
ah
lik
(1) KUHP ;
ATAU
am
ub
KETIGA : Melanggar Pasal 6 ayat (1) jo. Pasal 18 ayat (2) Peraturan
Pemerintah No, 28 Tahun 1985 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo. Pasal
64 ayat (1) KUHP jo. Pasal 1 ayat (2) KUHP ;
ep
k
DAN
ah
KEEMPAT : Melanggar Pasal 50 ayat (3) huruf a jo. Pasal 78 ayat (2) UU No.
R
41 Tahun 1999 tentang Kehutanan jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo.
si
Pasal 64 ayat (1) KUHP.
ne
ng
TUNTUTAN
Tuntutan Pidana Jaksa/ Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat
tanggal 26 juni 2006, sebagai berikut :
do
gu
sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (1) sub a jo. Pasal 28 jo. Pasal 34 c
UU No. 3 Tahun 1971, Pasal 43 A UU No. 31 Tahun 1999 sebagaimana
ah
diubah dan ditambah dengan UU no. 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas
lik
ub
Dakwaan Kesatu dan Pasal 2 ayat (1) jo. Pasal 18 UU No. 31 Tahun 1999
sebagaimana diubah dan ditambah UU no. 20 Tahun 2001 tentang perubahan
ka
ep
atas UU no. 31 Tahun 1999 tantang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo.
Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP sebagaimana dalam
ah
Dakwaan Kesatu dan Pasal 2 ayat (1) jo. Pasal 18 UU No. 31 Tahun 1999
R
tantang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo.
es
M
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
40 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
ditahan dan membayar denda sebesar Rp. 200.000.000 (dua ratus juta
a
rupiah) subsidair 6 (enam) bulan kurungan ;
si
3. Membayar uang pengganti sebesar Rp. 323.655.640.000,- (tiga ratus dua
puluh tiga milyar enam ratus lima puluh lima juta enam ratus empat
ne
ng
puluh ribu rupiah), jika terdakwa tidak membayar uang pengganti selama 1
(satu) bulan sesudah putusan pengadilan memperoleh kekuatan hukum tetap,
do
gu maka harta bendanya dapat disita oleh Jaksa dan dilelang untuk menutupi
uang pengganti tersebut, dalam hal terpidana tidak mempunyai harta benda
yang mebcukupi untuk membayar uang pengganti tersebut, maka pidana
In
A
penjara selama 5 (lima) tahun.
4. Menyatakan barang bukti berupa dokumen yang tercantum dalam daftar
ah
lik
barang Bukti :
- Nomor urut 1 tetap terlampir dalam berkas perkara dan Nomor 60
am
ub
dikembalikan kepada Departement Kehutanan.
- Nomor 2 s/d 4 di kembalikan kepada Kantor Pertanahan Kabupaten
Tapanuli Selatan ;
ep
k
- Barang bukti yang disita dari Ir. BEJO SANTOSO, M.Si nomor urut 1 s/d 21
ah
si
kepada Departement Kehutanan ;
ne
ng
- Barang bukti yang disita dari Ir. DIDIM SIWANDI ILYAS, nomor urut 1 s/d
54 tetap terlampir dalam berkas perkara ;
- Barang bukti yang disita dar Ir. JALALUDDIN RITINGA, SH Nomor urut 1
do
gu
ub
PUTUSAN
es
M
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
41 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
1. Menyatakan secara sah dan menyakinkan bersalah: Melakukan Tindak
a
Pidana mengerjakan dan menggunakan Kawasan Hutan secara tidak sah
si
yang dilakukan secara bersama-sama dan berlanjut;
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa oleh karena itu dengan pidana
ne
ng
penjara 8 (delapan) tahun;
3. Menjatuhkan pidana denda sebesar Rp. 5.000.000.000; (lima milyar
do
gu rupiah) dengan kententuan apabila denda tersebut tidak dibayar akan
diganti dengan pidana kurungan selama 6 (enam) bulan kurungan;
4. Menetapkan lamanya masa tahanan yang dijalani oleh terdakwa dikurangkan
In
A
seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
5. Memerintahkan barang bukti berupa dokumen yang tercantum dalam daftar
ah
lik
barang bukti.
Barang bukti yang disita berupa:
am
ub
1. Perkebunan kelapa sawit di kawasan hutan Padang Lawas Seluas +
23.000 hektar yang dikuasai oleh KPKS Bukit Harapan dan PT. Torganda
beserta seluruh bangunan yang ada diatasnya;
ep
k
24.000 hektar yang dikuasai oleh Koperasi Persub dan PT. Torus Ganda
R
beserta seluruh bangunan yang ada diatasnya;
si
Dikembalikan Kepada DARIANUS LUNGGUK SITORUS.
ne
ng
do
gu
lik
ub
23.000 hektar yang dikuasai oleh KPKS Bukit Harapan dan PT.
R
ng
24.000 hektar yang dikuasai oleh Koperasi Parsub dan PT. Torus
on
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
42 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
- Membebankan biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan kepada
a
Negara.
si
3. Putusan mahkamah Agung RI Nomor: 2642 K/Pid/2006 Tanggal 12 Pebruari
2007 atas nama Terpidana D. L. SITORUS: menghukum Terdakwa dengan
ne
ng
pidana penjara selama 8 (delapan) tahun dan pidana denda sebesar
Rp.5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) subsidiair 6 (enam) bulan kurungan.
do
gu
4. Terhadap pidana badan telah dilaksanakan eksekusinya oleh Kejaksaan Negeri
Jakarta Pusat pada tanggal 1 Maret 2007, dan terhadap Negeri Jakarta Pusat
(Acc. 121-00-9601012-3) pada tanggal 2 Maret 2009.
In
A
5. Berkenan dengan status barang bukti:
Barang bukti yang disita berupa:
ah
lik
1. Perkebunan kepala sawit di kawasan hutan Padang Lawas seluas +
23.000 hektar yang dikuasai oleh KPKS Bukit Harapan dan PT.Torganda
am
ub
beserta seluruh bangunan diatasnya;
2. Perkebunan kelapa sawit di kawasan hutan Padang Lawas seluas +
24.000 hektar yang dikuasai oleh Koperasi Parsub dan PT. Torus Ganda
ep
k
si
Agung RI sesuai dengan surat Nomor : R-01/N.2/Fuh.2/01/2009 tanggal 7 Januari
ne
ng
do
gu
lokasi objek eksekusi tersebut jika diteruskan/dilanjutkan, akan terjadi hal-hal yang
tidak di inginkan, karena seluruh karyawan menolak mendengarkan penjelasan
ah
dari Tim Sosialisai. Mengingat situasi dan kondisi seperti itu, maka sosialisasi
lik
perlu ditunda pelaksanaan nya sampai situasi benar-benar kondusif. Atas laporan
ini, selanjutnya Direktur Uheksi Jampidsus melalui Suratnya Nomor : B-
m
ub
ep
Selanjutnya pada tanggal 23 Juli 2009, sebagai tindak lanjut dari rapat-rapat
es
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
43 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
12 Februari 2007 tersebut dengan membuat Berita Acara Pelaksanaan Putusan
a
MA RI Nomor : 2642 K/Pid/2006 tanggal 12 Februari 2007 oleh Jaksa.
si
7. Tanggal 26 Agustus 2009, bertempat di Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara,
berdasarkan Surat Perintah Pelaksanaan Putusan Pengadilan (P-48) Nomor :
ne
ng
Print-223/N.2/Fuh.01/08/2009 tanggal 25 Agustus 2009, telah dilaksanakan
eksekusi secara formil terhadap Putusan MA RI Nomor : 2642/Pid/2006 tanggal
do
gu
12 Februari 2007, dengan menandatangani Berita Acara Penyerahan Barang
Rampasan (BA-22) oleh : AGOES DJAYA, SH (Asisten Tindak Pidana Khusus
Kejati Sumut), selaku Pihak Pertama dan Ir. J.B. SIRINGO-RINGO (Kepala Dinas
In
A
Kehutanan Provinsi Sumatera Utara), Selaku Pihak Kedua, disaksikan oleh
Muspida Antara Lain Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, Dinas Kehutanan
ah
lik
Provinsi Sumatera Utara, Polda Sumatera Utara, DPRD Provinsi Sumatera Utara,
Pangdam I Bukit BArisan, Gubernur Provinsi Sumatera Utara.
am
ub
8. Setelah pelaksanaan eksekusi formil tersebut, Kadis Hutan Provinsi Sumatera
Utara langsung menyerahkan kepada Gubernur Sumatera Utara dan setelah 1
(Satu) bulan (sekitar Oktober-November 2009), Gubernur Sumatera Utara telah
ep
k
si
1. Mencari Mitra agar tercipta Badan Pengelola Sementara (BPS)
ne
ng
do
gu
ub
ep
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
44 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
1) Menunjuk Badan Pelaksanaan Pengelola Sementara sebagai pengelola
a
sementara hasil pelaksanaan Putusan Mahkamah Agung RI Nomor :
si
2642.K/Pid/2006 di Kawasan Hutan Register 40.
2) Badan Pelaksana Pengelola Sementara adalah PT. Inhutani IV (persero).
ne
ng
3) Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK. 358.Menhut-II/2008, Nomor:
Sk.200/Menhut-II/2009 dan Nomor : SK.381/Menhut-II/2009 sepanjang
do
gu menyangkut Badan Pengelola Sementara dinyatakan tidak berlaku.
11. Pada hari Senin tanggal 30 Nopember 2009 bertempat di Departement
Kehutanan Jakarta Pusat, berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor :
In
A
SK.358/Menhut-II/2008 yang telah berapa kali diubah, terakhir dengan Keputusan
Menteri Kehutanan RI Nomor : SK.697/Menhut-II/2009 tanggal 19 Oktober 2009,
ah
lik
telah dilaksanakan Penandatanganan Berita Acara Penyerahan Barang
Rampasan Nomor : 027/10357/I, dari Ir. J. B. SIRINGO-RINGO (Kepala Dinas
am
ub
Kehutanan Provinsi Sumatera Utara bertindak atas nama Pemerintah Provinsi
Sumut) Selaku Pihak pertama kepada Dr. Ir. MUTOHA ISKANDAR, MDM
(Direktur Utama PT. Inhutani IV (Persero) selaku Badan Pelaksana Pengelola
ep
k
Sementara).
ah
si
Pelaksanaan Eksekusi Fisik, isinya menginformasikan :
ne
ng
do
gu
ub
ep
Bidang Operasi Cq. Karo Binops telah menjawabnya melalui Surat Nomor :
R
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
45 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
koordinasi membahas dan mendiskusikan serta menindak lanjuti
a
pelaksanaan eksekusi ;
si
13. Sekretaris Jenderal Departement Kehutanan RI menyurati Jaksa Agung Muda
Tindak Pidana Khusus melalui Surat Nomor : S.466/II-UKM/2010 tanggal 11 Mei
ne
ng
2010 perihal : Rencana Pelaksanaan Eksekusi Fisik Aset Negara berupa Kebun
Sawit seluas + 47.000 Ha di Areal Kawasan Hutan Register 40 Padang Lawas,
do
gu
isinya menginformasikan :
1. Sebagai tindaklanjut rapat antara Menteri Kehutanan dan Jaksa Agung di
Kejaksaan Agung tanggl 23 Juli 2009, telah dilakukan langkah :
In
A
a. Eksekusi formil pada tanggal 26 Agustus 2009, dilengkapi BAP
Penyerahan aset kepada Pemerintah Daerah, selanjutnya Pemerintah
ah
lik
Daerah telah menyerahkan asset tersebut kepada Kementerian
Kehutanan pada tanggl 30 November 2009.
am
ub
b. Kementerian Kehutanan telah melayangkan Somasi kepada
manajemen lama agar segera menyerahkan asset kepada Pemerintah
(cq. Kemeterian Kehutanan), Somasi telah dilayangkan tiga kali
ep
k
berturut-turut.
ah
si
terbit tanggal 5 April 2010, serta telah dialokasikan dana sebesar Rp.
ne
ng
do
gu
ub
ep
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
46 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
14. Menindaklanjuti surat Sekretaris Jenderal Departement Kehutanan RI Nomor :
a
S.466/II-KUM/2010 tanggal11 Mei 2010 perihal : Rencana Pelaksanaan Eksekusi
si
Fisik Asset Negara berupa Kebun Kelapa Sawit Seluas + 47.000 Ha di areal
Kawasan Hutan Register 40 Padang Lawas, selanjutnya Jaksa Agung Muda
ne
ng
Tindak Pidana Khusus memerintahkan Kepala Kejakasaan Tinggi Sumatera Utara
agar segera mempersiapkan rencana eksekusi, dengan terlebih dahulu
do
gu
melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Melakukan koordinasi secara terpadu dengan instansi terkait, sehubungan
akan dilaksanakan eksekusi fisik terhadap Kenun Sawit seluas + 47.000 Ha
In
A
pada Kawasan Hutan Register 40 Padang Lawas Sumatera Utara.
2. Melakukan pemblokiran asset pihak Management lama.
ah
lik
3. Memanfaatkan biaya eksekusi yang telah disetujui Kementerian Keuangan,
agar dikoordinasikan dengan pihak Kementerian Kehutanan RI .
am
ub
15. Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan RI menyrati Jaksa Agung Muda
Tindak Pidana Khusus melalui surat Nomor : S.25/II-KUM/Rhs/2010 tanggal 1
Juni 2010 perihal: Rencana Pelaksanaan Eksekusi Fisik Asset Negara berupa
ep
k
si
tanggal 11 Mei 2010 telah melayangkan somasi ketiga kepada Manajemen
ne
ng
do
gu
ub
ep
17. Surat Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementrian
R
Torganda/ KPKS Bukit Harapan dan PT. Torus Ganda / Koperasi Parsub, yang
on
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
47 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
1. Adapun surat yang dimaksud pada pokoknya menerangkan bahwa pihak
a
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementrian
si
Kehutanan RI meminta bantuan kepada Pihak Kepolisian Daerah Sumatera
Utara untuk :
ne
ng
a. Mengosongkan atas kawasan hutan dan seluruh bangunan yang ada
statusnya sesuai dengan Putusan Mahkamah Agung RI Nomor :
do
gu 2642.K/Pid/2006 tanggal 12 Februari 2007 an. Terpidana DARIANUS
Lungguk Sitorus.
b. Mengusut para Direksi / Pimpinan PT. Torganda / KPKS Bukit Harapan
In
A
dan Direksi / Pimpinan PT. Torus Ganda / Koperasi Parsub yang masih
menduduki atau menguasai aset-aset Negara secara tidak sah.
ah
lik
c. Khusus terhadap kasus Korupsi, Kementrian Kehutanan RI telah
melimpahkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan
am
ub
Surat Nomor : S.6/Menhut-IV/RHS/2011 tanggal 14 Februari 2011.
2. Bahwa berdasarkan perhitungan sementara, potensi kerugian Negara atas
masih dikuasainya asset Negara oleh Sdr. Jonggi Sitorus, Dkk (Ketua KPKS
ep
k
si
milyar enam ratus delapan puluh Sembilan juta rupiah).
ne
ng
do
gu
PERKEMBANGAN TERAKHIR
1) Surat dari Sekretaris Jenderal Kementrian Kehutanan RI (An. HADI
In
A
lik
ub
sebagai beriku :
1. Bahwa Pelaksanaan Kerjasama Pemandaatan (KSP) antara Kementrian
ka
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
48 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Wakil dari Direktorat Kekayaan Negara Lain Ditjen Kekayaan Negara
a
Kementrian Keuangan, Konsep Perjanjian KSP tersebut memuat obyek
si
KSP, jangka waktu, besaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan
ke Kas Negara.
ne
ng
3. Besaran kontribusi tetap dan pembagian keuangan ke Kas Negara
sebagaimana tercantum dalam konsep perjanjian KSP tersebut sebagai
do
gu berikut :
a. Kontribus tetap sebesar Rp. 6.336.481.250,-
b. Bagi hasi keuntungan sebesar 4,8 % dari Net Sales.
In
A
2) Surat dari ALI AMRAN SAGALA, Ketua Umum Gabungan Kelompok
Perjuangan Tani Sejahtera Nomor : 004/KLP-TANI/SJT/VII/2011 tanggal 3 Juli
ah
lik
2012, ditujukan kepada Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, pada
pokoknya menyampaikan permohonan audiensi dengan Kepala Kejaksaan
am
ub
Tinggi Sumatera Utara tentang pengosongan Lahan Register 40 Padang
Lawas seluas 47.000 Ha yang dikelola PT. Torus Ganda milik Sutan Raja D. L.
SITORUS.
ep
k
si
Barang Rampasan Berupa Kebun Sawit Beserta Bangunan di Hutan Padang
ne
ng
do
gu
ub
ep
tidak berlaku.
ng
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
49 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada
a
perbuatan melawan yang dilakukan Tergugat II, bahkan kami menilai tindakan
si
Penggugat mengajukan gugatan tersebut merupakan tindakan untuk
mempersulit pelaksanaan eksekusi Putusan Pengadilan Yang telah
ne
ng
memperoleh kekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde). Dengan demikian
maka dalil Penggugat dalam gugatannya adalah tidak berdasar dan haruslah ditolak,
do
gu
atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (niet onvankelijke verklaard) .
3. Tentang lahan perkebunan kelapa sawit yang Tergugat II serahkan kepada
Tergugat III .
In
A
Bahwa Penggugat dalam dalil gugatannya menyatakan lahan yang dieksekusi
oleh Tergugat II merupakan hak milik Koperasi Parsadaan Simangambat Ujung
ah
lik
Batu (PARSUB) dan para anggotanya/masyarakat adat.
Bahwa berdasarkan Putusan Mahkamah Agung RI Nomor : 2642.K/Pid/2006
am
ub
tanggal 12 Februari 2007, halaman 89 angka 3 pada pokoknya menerangkan
Padang Lawas merupakan kawasan hutan Negara yang termasuk di
dalamnya lahan yang Penggugat kuasai dan telah dieksekusi oleh Tergugat II
ep
k
dengan menyerahkan kepada Tergugat III. Hal tersebut ditegaskan kembali oleh
ah
si
a. Perkebunan kelapa sawit dikawasan hutan Padang Lawas seluas + 23.000
ne
ng
hektar yang dikuasai oleh KPKS Bukit Harapan dan PT. Torganda beserta
seluruh bangunan yang ada diatasnya ;
b. Perkebunan kelapa sawit di kawasan hutan Padang Lawas seluas + 24.000
do
gu
hektar yang dikuasai oleh Koperasi Parsub dan PT. Torus Ganda beserta
seluruh bangunan yang ada di atasnya ;
In
A
Dirampas untuk Negara dalam hal ini Departement Kehutanan RI. Berdasarkan
Putusan Mahkamah Agung RI tersebut terbukti secara sah dan meyakinkan
ah
lik
bahwa lahan perkebunan kelapa sawit yang dikuasai oleh Penggugat dan yang
dieksekusi oleh Tergugat II merupakan kawasan hutan yang dikuasai oleh
m
ub
Negara.
4. Tentang Kedudukan Penggugat sebagai pengelola perkebunan Kelapa Sawit
ka
dan dasar hukum sehingga Penggugat dapat mengelola perkebunan kelapa sawit
ah
yang telah dieksekusi oleh Tergugat II, sehingga dalam gugatannya Penggugat
R
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
50 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
KPKS Bukit Harapan, SANGKOT HASIBUAN selaku Ketua Koperasi PARSUB
a
dan IRWAN NASUTION, SH, Selaku Kepala Kantor Pertanahan Tapanuli
si
Selatan, telah dengan sengaja mengerjakan dan atau menggunakan dan
menduduki kawasan hutan secara tidak sah sehingga menimbulkan
ne
ng
kerugian Negara. Kawasan hutan tersebut dijadikan perkebunan kelapa sawit
dan dikuasai Oleh Penggugat bersama-sama dengan PT. TORGANDA yang
do
gu
kemudian disita sebagai bukti dalam perkara atas nama Terdakwa DARIANUS
LINGGUK SITORUS.
Bahwa Surat Dakwaan Penuntut Umum telah terbukti dipersidangan berdasarkan
In
A
putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor : 481/Pid.B/2006/PN.JKT,PST
tanggal 28 Juni 2006Jo. Putusan Pengadilan tinggi Jakarta Nomor :
ah
lik
194/Pid/2006/PT.DKI tanggal 11 Oktober 2006 jo. Putusan Mahkamah Agung RI
(Kasasi) Nomor : 2642.K/Pid/2006 tanggal 12 Februari 2007 Jo. Putusan
am
ub
Mahkamah Agung RI (Peninjauan Kembali) Nomor : 39 PK/Pid.Sus/2007 tanggal
16 Juni 2008, yang pada salah satu amar Putusannya menyatakan “Terdakwa
DARIANUS LINGGUK SITORUS terbukti secara sah dan meyakikan bersalah
ep
k
R
Bahwa SANGKOT HASIBUAN bertindak selaku Ketua Koperasi PARSUB ,
si
maka dalam hal ini Koperasi Parsadaan Simangambat Ujung Batu (PARSUB)
ne
ng
do
gu
Kawasan Hutan Produksi Padang Lawas menjadi Areal Kebun Kelapa Sawit
yang dilakukan secara tidak sah/illegal .
In
A
ub
angka 3 dan 4” yang intinya menyatakan bahwa atas tanah objek sengketa a quo
telah di adakan kerja sama pengelolaan perkebunan kelapa sawit antara Koperasi
ka
ep
Parsadaan Simangambat Ujung Batu (Parsub) dengan PT. Torus Ganda atas
lahan seluas 24.000 Ha yang berada di Kecamatan Simangambat (dahulu
ah
Lawas berdasarkan :
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
51 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
1. Gouvernment Besluit (GB) nomor : 50/1924 tanggal 25 Juni 1924
a
2. Berita Acara Penyerahan Tanah Kawasan Hutan Padang Lawas dari
si
masyarakat kepada Gubernur :
• Tertanggal 20 Mei 1981 seluas 12.000 Hektar ;
ne
ng
• Tertanggal 26 Mei 1981 seluas 10.000 Hektar l
• Tertanggal 06 Juni 1981 seluas 8.000 Hektar ;
do
gu 3. Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 923/Kpts/Um/12/1982 tanggal 27
Desember 1982 tentang Penunjukan Areal Hutan di Wilayah Provinsi Dati I
Sumatera Utara Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) ;
In
A
4. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor : 7 Tahun 2003 tantang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Tingkat 1 Sumatera Utara
ah
lik
Tahun 2003 s/d 2018 l ;
5. Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan Nomor : 14 Tahun 1998
am
ub
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II
Tapanuli Selatan ;
6. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.44/Menhut-II/2005
ep
k
si
Nomor : 923/Kpts/Um/12/1982 tanggal 27 Desember 1982 Tentang
Penunjukan Areal Hutan di Wilayah Provinsi Dati I Sumatera Utara Tata
ne
ng
do
gu
gewijsde) ;
8. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.579/Menhut-II/2014 tentang
In
A
lik
ub
es
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
52 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Dengan demikian maka dalil penggugat dalam gugatannya adalah tidak berdasar
a
dan haruslah ditolak, atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat di terima (niet
si
onvantkelijke verklaard) ;
5. Tentang Posita Penggugat yang menyatakan lahan perkebunan kelapa sawit
ne
ng
yang dikelola penggugat merupakan hak tradisionil yang turun temurun
Bahwa alasan Penggugat yang mengklaim objek sengketa merupajan tanah adat
do
gu
atas tanah yang diperoleh secara turun temurun tidaklah beralasan hukum dan
harus ditolak, karena existensi masyarakat hukum adat baru diakui sah apabila
dibentuk sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu dengan Peraturan Daerah.
In
A
Hal itu di dasarkan dengan Putusan Mahkamah Konstitusi No. 35/PUU-X/2013
tanggal 16 Mei 2013 tentang Pasal 67 ayat (2) Undang-Undang No. 41 Tahun
ah
lik
1999 tentang Kehutanan yang menyatakan bahwa : “Pengukuhan
keberadaan dan hapusnya masyarakat hukum adat sebagaimana
am
ub
dimaksudkan pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Daerah”.
Lagipula Penggugat tidak ada menguraikan dasar dan proises mengapa lahan
tersebut diklaim sebagai tanah adat, bahkan berdasar hasil pemantauan tim
ep
k
Tapanuli Selatan dan Kodim 0212?TS dan anggota SPORC Brigade Macan
R
Tutul telah melakukan penyelidikan terhadap kebun kelapa sawit kawasan
si
hutan Register 40 Padang Lawas untuk mengumpulkan data-data fisik
ne
ng
do
gu
Koperasi Parsub didirikan pada tahun 1998 beserta PT. TORUS GANDA dan
KPKS Bukit Harapan, dengan perincian 75 % merupakan suku nias, 20 %
ah
ub
ep
Milik.
ah
Bahwa dalil Penggugat dalam gugatan yang menyatakan lahan yang dikelola
R
ng
hukum, adalah tidak beralasan karena Penggugat dalam gugatannya tidak dapat
on
menunjukkan berapa banyak lahan yang dimiliki oleh anggota Koperasi Parsub
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
53 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dan luas tanah yang sudah bersertifikat serta landasan hukum atas penerbitan
a
Sertifikat tersebut .
si
Bahwa berdasarkan surat dari Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan
Konserfasi Alam Departement Kehutanan RI dengan surat Nomor : S III/IV -
ne
ng
PDH/2009 tanggal 16 Maret 2009 yang ditujukan kepada Kepala BAdan
Pertanahan Nasional RI perihal Pelaksanaan Putusan MA RI Nomor :
do
gu
2642.K/Pid/2006 tanggal 12 Februari 2007 atas nama Terpidana DARIANUS
LUNGGUK SITORUS yang menyatakan bahwa berdasarkan fakta di lapangan,
penerbitan sertifikat tanah di dalam Kawasan Hutan Padang Lawas oleh
In
A
Kepala BPN Kabupaten Tapanuli Selatan sebanyak + 1820 sertifikat di duga
fiktif (Komulasi dari Lahan PKPS, Bukit Harapan, PT. TORUS GANDA dan
ah
lik
Koperasi PARSUB), sehingga Kepala BPN dimohon untuk membatalkan hak-hak
keperdataan (sertifikat hak atas tanah) yang berada di dalam kawasan Hutan
am
ub
Padang Lawas yang menjadi Objek Putusan Mahkamah agung RI dimaksud dan
memberikan dukungan pada proses hukum atas penerbitan di kawasan Hutan
Negara.
ep
k
si
materil) sebesar Rp. 840.000.000.000,00), dan halaman 37 (tentang kerugian
immaterial sebesar Rp. 1.000.000.000.000,00), dan halaman 23 angka 43
ne
ng
do
gu
Sebagaimana telah diuraikan di atas pada Tanggapan atas pokok perkara angka
2 (tentang perbuatan melawan hukum), bahwa dalam hal ini Tergugat II tidak
ada melakukan perbuatan melawan hukum yang menimbulkan kerugian bagi
In
A
lik
ub
Disamping itu, dalil Penggugat dalam gugatannya atas tuntutan ganti rugi
M
ng
terhadap Tergugat I, Tergugat II, dan Tergugat III tidak di dukung dengan suatu
on
perincian yang cermat, jelas dan lengkap dan dasar hukum yang jelas, sehingga
sudah sepatutnya ditolak. Karena berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
54 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Agung tanggal 16 Desember 1970 Nomor 492 K/Sip/1970 ndan Putusan
a
Mahkamah Agung RI Nomo r: 1720K/Pdt1986 tanggal 18 agustus 1988
si
dengan tegas dinyatakan bahwa “setiap tuntutan ganti rugi harus disertai
perincian kerugian dalam bentuk apa yang menjadi dasar tuntutannya.
ne
ng
Tanpa perincian dimaksud, maka tuntutan ganti rugi harus dinyatakan tidak
dapat diterima karena tuntutan tersebut tidak jelas/tidak sempurnah”.
do
gu
Berdasarkan uraian tersebut maka dimohonkan kepada Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara perdata ini menyatakan menolak gugatan
Penggugat, atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (niet
In
A
onvantkelijke verklaard).
Berdasarkan uraian-uraian di atas, bersama ini Tergugat II meminta dengan
ah
lik
hormat kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk
memberikan putusan sebagai berikut :
am
ub
PRIMAIR
Dalam Eksepsi
1. Menerima Eksepsi Tergugat II untuk seluruhnya ;
ep
k
2. Menyatakan gugatan Penggugat seluruhnya kabur / tidak jelas, para pihak tidak
ah
si
3. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara ;
ne
ng
Dalam Provisi
Menolak permohonan Probisi yang diajukan Penggugat
do
gu
lik
ub
SUBSIDIAIR
Apabila Pengadilan berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex
ka
ep
aequo et bono) .
Menimbang, bahwa terhadap surat gugatan Penggugat tersebut, Tergugat III
ah
melalui Kuasanya telah mengajukan jawabannya yang Majelis Hakim terima pada
R
sidang tanggal 24 Februari 2016, yang pada pokoknya adalah sebagai berikut :
es
M
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
55 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
tanggal 18 Februari 2016 atau sidang ke-4 pada hal sebelumnya para pihak
a
sudah hadir dan di samping itu penggugat telah merubah petitum ke-4 yang
si
sebelumnya terdiri dari 2 (dua) butir menjadi 3 (tiga) butir sehingga nyata
perubahan gugatan tersebut telah tidak sesuai dengan yang telah ditegaskan
ne
ng
oleh Mahkamah Agung RI dalam buku pedoman pelaksaan tugas dan
administrasi Pengadilan. Buku II MARI, Jakarta, 1994 Hal : 123 Angka “23”,
do
gu dimana pengajuan perubahan pada sidang pertama dihadiri Tergugat ;
Bahwa setelah dicermati dalil perbaikan gugatan Penggugat, ternyata
Penggugat melakukan perubahan dalil baru gugatan bukan perubahan gugatan,
In
A
sehingga dengan penambahan dalill posita telah mengubah dasar gugatan yang
sebelumnya Penggugat mengelola kebun-kebun kelapa sawit yang seluruhnya
ah
lik
seluas 24.000 ha akan tetapi setelah ada perbaikan menjadi + 18.000 Ha ;
Bahwa dengan demikian Perubahan Gugatan yang dilakukan Penggugat sangat
am
ub
menyulitkan Tergugat di dalam membela kepentingannya dan juga sudah tidak
sesuai lagi dengan acara peradilan yang sederhana, capt dan biaya ringan,
sehingga sangat berdasar bagi yang Mulia Mejelis Hakim yang memeriksa dan
ep
k
si
Bahwa salil gugatan Penggugat dalam provisi pada halaman 24 Point “1” dan
ne
ng
do
gu
ub
Tahun 1986 Jo. Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara yang menyatakan : “wewenang atau badan hukum perdata yang
ka
ep
tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan
R
batal atau tidak sah dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau
es
M
rehabilitas”.
ng
Bahwa objek yang menjadi gugatan provisi adalah dalam bentuk surat,
on
maka Peradilan yang berwenang untuk memeriksa dan mengadili Surat yang
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
56 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
II/2015 tanggal 21 April 2015 perihal Penghentian Pelayanan oleh Gubernur
a
Sumatera Utara dan Bupati Padang Lawas Selatan dan Bupati Tapanuli Selatan
si
kepada KPKS Bukit Harapan PT. Torganda dan Koperasi Parsadaan
Simangambat Ujung Batu (PARSUB) dan Surat Menteri Lingkungan Hidup dan
ne
ng
Kehutanan No. S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015 tanggal 25 Juni 2015 perihal
Pemberitahuan Putusan MA No. 2642 K/Pid/2006 tentang Register 40 Padang
do
gu LAwas yang ditujukan kepada Ketua GAPKI adalah Peradilan Tata Usaha
Negara.
Bahwa surat-surat yang terbitkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
In
A
RI (ic. Tergugat I) disebabkan karena Penggugat secara melawan hukum
masih menguasai objek perkara dalam hal ini barang bukti yang disita berupa
ah
lik
perkebunan kelapa sawit yang di dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor :
2642 K/Pid/2006 diantaranya menyatakan bahwa Perkebunan Kelapa sawit di
am
ub
kawasan hutan Padang Lawas + 24.000 Ha yang dikuasai oleh Koperasi
OARSUB dan PT. Torus Ganda beserta Bangunan diatasnya dirampas untuk
Negara dalam hal ini Departement Kehutanan.
ep
k
(Tergugat II) adalah penerbitan surat maka tindakan tersebut tetap bersifat
R
hukum public bukan perdata sehingga Pengadilan Negeri Padangsidimpuan
si
tidak berwenang memenriksa dan mengadilinya .
ne
ng
Bahwa di samping itu ada tuntutan penggugat yang inberen antara posita dan
petitum, dimana dalam posita halaman 24 angka “2” dalam provisi berbunyi
“Menyatakan Penggugat berhak untuk meneruskan pengelolaan perkebunan
do
gu
Pada Petitum gugatan Penggugat halaman 26 pada Point 4 butir “b” yang
berbunyi ;
ah
perkebunan kelapa sawit dan menjual/ menerima hasil dari kebun kelapa
sawit dimaksud tanpa ada gangguan….dst”
m
ub
Bahwa jelas dan nyata gugatan Penggugat tidak konsisten dan justru kabur, lagi
pula tuntutan provisi yang diajukan Penggugar sudah mengenai materi
ka
ep
merta
es
M
Bahwa menurut hukum acara perdata makna dari putusan provisi adalah
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
57 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sebagaimana ditentukan dalam pasal 191 ayat 1 Rbg/ 180 HIR Jis Surat
a
Edaran Mahkamah Agung RI No.3 Tahun 1975, Maka sngat berdasar dan
si
beralasan bagi yang mulia yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk
MENOLAK TUNTUTAN PROVISI PENGGUGAT ;
ne
ng
III. DALAM EKSEPSI
Bahwa Tergugat III secara tegas membantah dan menolak seluruh dalil gugatan
do
gu
penggugat, kecuali apa yang secara tagas dan nyata diakui Tergugat III sebagai
berikut :
In
A
1. Eksepsi tentang kompetensi Absolut
- Bahwa dilihat dari alasan-alasan dan dalil-dalil gugatan Penggugat sesuai
dengan dalil gugatan Penggigat dalam petitum pada halam 26 butir “c”
ah
lik
yang mengajukan permohonann kepada Majelis Hakim untuk menyatakan
Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehuatan RI No. S.174/Menlhk-
am
ub
II/2015 tanggal 21 April 2015 perihal Penghentian Pelayanan oleh
Gubernur Sumatera Utara dan Bupati Padang Lawas Selatan dan Bupati
ep
Tapanuli Selatan kepada Penggugat dan Surat Menteri Lingkungan Hidup
k
yang ditujukan kepada Ketua GAPKI tidak sah dan tidak memiliki kekuatan
R
si
hukum mengikat (buiten effect).
- Bahwa yang berwenang untuk menyatakan tidak sah perbuatan pejabat
ne
ng
Tata Usaha Negara (TUN) dalam hal ini Surat Meneteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan RI No. S.174/Menlhk-II/2015 tanggal 21 April 2015 perihal
do
gu
lik
- Bahwa secara jelas dan nyata menurut ketentuan Pasal 53 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-
m
ub
Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang
berbunyi“
ka
tidak sah dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau
M
ng
rehabilitas”
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
58 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), sehingga cukup alasan menurut
a
hukum bagi Majelis Hakim yang memeriksa perkara perdata ini untuk
si
menyatakan Pengadilan Negeri Padangsidimpuan tidak berwenang
untuk memeriksa dan mengadili Gugatan Penggugat, akan tetapi
ne
ng
merupakan kewenangan dari Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)
dan menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet
do
gu onvantkelijke verklaard) .
2. Eksepsi tentang Kompetensi Relatif
- Bahwa alamat Tergugat III dan Tergugat II serta alamat Penggugat dalam
In
A
perkara ini adalah bertempat tinggal di Kota Medan, berdasarkan
Kompetensi Relatif yang merupakan kewenangan lingkungan peradilan
ah
lik
tertentu berdasarkan yurisdiksi wilayahnya, dalam hal ini Pengadilan
Negeri Padangsidimpuan tidak berwenang sama sekali untuk memeriksa,
am
ub
mengadili dan memutus perkara a quo, sedangkan dimaksud dalam
ketentuan pasal 118 HIR/PAsal 142 Rbg, yang berwenang mengadili suatu
perkara adalah Pengadilan Negeri (PN) yang wilayah hukumnya meliputi
ep
k
tempat tinggal Penggugat dan Tergugat III serta Tergugat II. Dimana
ah
si
kewenangan dalam memeriksa, mengadili dan memutuskan perkara a quo
ne
ng
do
gu
ub
ep
syarat formil suatu Gugatan dan oleh karena itu dimohonkan agar Majelis
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
59 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
atau sebaik-baiknya menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima
a
(Niet onvantkelijke verklaard).
si
4. Eksepsi Tentang Kurangnya Pihak (Plurium Litis Consortium)
- Bahwa Penggugat dalam dalil gugatannya pada :
ne
ng
Halaman 3 Point “3” mengaku secara nyata pernah melakukan
perjanjian kerjasama yang dituangkan dalam akta Notaris SETIAWATI,
do
gu SH No. 139 Tanggal 16 September 2003, yang isinya tentang perjanjian
kerjasama pengelolaan perkebunan kelapa sawit dengan PT. TORUS
GANDA sebagai pendamping dalam hal pembinaan tehnik dan modal
In
A
pendanaan ;
Halaman 18 Point “32” dimana Penggugat secara nyata sudah
ah
lik
mengetahui tentang penyerahan barang rampasan berupa :
Perkebunan kelapa sawit dikawasan Padang LAwas seluas +23.000 Ha
am
ub
yang dikuasai oleh KPKB Bukit Harapan dan PT. TOR GANDA
beserta bangunan yang ada diatasnya ;
Halaman 19 Point “34” Penggugat juga telah mengakui secara nyata
ep
k
si
24.000 Ha dan sebagian dari lahan tersebut sudah bersertifikasi Hak
ne
ng
Milik ;
- Bahwa dalam perkara aquo Penggugat tidak menarik pihak-pihak lain
yaitu : Notaris SETIAWATI, SH, PT. TORUS GANDA dan KPKS Bukit
do
gu
ub
ep
mendukung
R
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
60 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Penggugat tentang biaya perkara harus dibebankan kepada Para
a
Tergugat ;
si
- Bahwa begitu juga dalam Petitum Penggugat halaman 27 Point “8”
yang menyatakan amar Putusan Pidana No. 481/Pid.B/2006/
ne
ng
PN.JKT. PST Jo. Putusan Nomor : 2642 K/Pid/2006 yang bunyinya
merampas barang bukti berupa perkebunan kelapa sawit dikawasan
do
gu hutan Padang LAwas Seluas + 23.000 Ha yang dikuasai oleh KPPS
Bukit Harapan dan PT. TORGANDA beserta bangunan yang ada di
atasnya dan perkebunan kelapa sawit dikawasan hutan padang
In
A
lawas seluas + 24.000 Ha yang dikuasai oleh Koperasi PARSUB
dan PT. TORGANDA beserta seluruh bangunan yang ada
ah
lik
diatasnya, dirampas unruk Negara adalah amar putusan yang
tidak sah dan batal demi hukum ;
am
ub
- Bahwa setelah diperhatikan didalam posita gugatan Penggugat
ternyata tidak ada diuaraikan sebagaimana dalam petitum Point
“8” tersebut, lagi pula petitum yang sangat aneh meminta sebagaian
ep
k
si
yang sudah berkekuatan hukum tetap dan dilaksanakan
ne
ng
do
gu
ub
ep
5.2. Posita Gugatan Tidak Jelas Data Judiris Dan Data Fisiknya. Karena
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
61 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
- Bahwa di dalam dalil Posita dan dalil Petitum Gugatan Penggugat
a
tertanggal 24 Nopember 2015, Penggugat Mengaku mempunyai
si
areal di Padang Lawas yang seluruhnya + 24.000 Ha dan sebagian
dari lahan tersebut sudah ada yang terserttifikat Hak Milik.
ne
ng
- Bahwa akan tetapi untuk mendukung dalil gugatan Penggugat
tersebut, Penggugat tidak secara jelas menyebutkan siapa nama-
do
gu nama anggota Koperasi PARSUB yang sudah memiliki Sertifikat
Hak Milik dari sebagian lahan seluas + 24.000 Ha tersebut, berapa
luas dari masing-masing yang sudah bersertifikat Hak Milik dan
In
A
berbatasan dengan siapa, begitu juga dengan bagian lahan seluas +
24.000 Ha yang belum bersertifikat hak milik ;
ah
lik
- Bahwa penggugat dalam perubahan gugatan halaman 2 point “2”
menyatakan lahan yang ditanami kelapa sawit _ 18.000 Ha pada
am
ub
posisi koordinat Bujur Timur (BT) 100 000’ - 100o15’ dan Lintang
Utara (LU) 00045’ – 01015’ dengan batas-batas : sebelah utara :
dengan sungai garingging, sebelah selatan : dengan sungai
ep
k
Rapala, jika dilihat dari koordinat dengan Posisi Lintang Uatar (LU)
R
00045’ maka lokasi perkebunan disebelah selatan adalah berada
si
di Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau bukan Sungai Mahato
ne
ng
do
gu
ub
hukum (rechtgrond) dan kejadian yang mendasari gugatan ata ada dasar
ep
ng
untuk Perkara Tata Usaha Negara (TUN) dan Perdata Koperasi PARSIP
on
dan lokasi (locus delicti) yang diperkarakan tentunya tidak sama dengan
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
62 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
lokasi yang diajukan dalam perkara A quo sehingga putusan tersebut
a
tidak menjadi serta merta berlaku bagi PARSUB.
si
Bahwa Penggugat dalam posita gugatannya menyatakan bahwa tanah
tersebut berasal dari tanah ulayat masyarakat adat dengan tidak
ne
ng
mencantumkan peraturan perundang-undangan sebagai dasar hukum
pengukuhan keberadaan masyarakat hukum adat, hal ini selaras dengan
do
gu Putusan Mahkamah Konstitusi No. 35/PUU-X/2013 tanggal 16 Mei 2015
tentang Pasal 67 Ayat (2) Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan yang menyatakan bahwa
In
A
“Pengukuhan keberadaan dan hapusnya mesyarakat hukum adat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan
ah
lik
Daerah”
Gugatan Penggugat yang tidak menjelaskan dasar apa dan dari siapa
am
ub
Penggugat memperoleh hak nya tersebut merupakan gugatan yang tidak
jelas dasar hukum dalil gugatannya maka gugatan Penggugat kabur dan
harus dinyatakan tidak dapat diterima (Niet Onvantkelijke verklaard)
ep
k
si
sepanjang hal-hal yang diakui dengan tegas oleh Tergugat III didalam
ne
ng
jawaban ini ;
- Bahwa seluruh dalil-dalil dan alasan hukum yang diuraikan Tergugat III
dalam bahagian eksepsi diatas, secara mutatis-mutandis merupakan
do
gu
ub
ep
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
63 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
- Bahwa oleh karena terhadap perkara pidana tersebut diatas telah
a
memperoleh kekuatan hukum tetap kemudian di tindak lanjuti oleh
si
Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (ic. Tergugat II) dengan
diterbitkan surat perintah pelaksanaan Putusan Pengadilan No: Print-
ne
ng
223/N.2/Fuh.1/08/2009, tanggal 25 Agustus 2009 yang selanjutnya
dilaksanakan dengan Pembuatan Berita Acraa Penyerahan Barang
do
gu Rampasan dan menerima penyerahan tanggal 26 Agustus 2009 dari
Tergugat II kepada Tergugat III ;
- Bahwa kedudukan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara
In
A
(ic. Tergugat III) adalah merupakan perpanjangan tangan dari
Gubernur Sumatera Utara selaku SKPD(Satuan Kerja Perangkat
ah
lik
Daerah) ;
- Bahwa jelas dan nyata perbuatan Tergugat III ikut menandatangani
am
ub
Barita Acara Penyerahan Barang Rampasan dan menerima
penyerahan yang dilakukan Tergugat II pada tanggal 26 Agustus 2009
adalah telah sesuai dengan prosedur hukum dan sama sekali tidak
ep
k
si
menghukum Tergugat III untuk tidak menghalang-halangi Penggugat
ne
ng
do
gu
DALAM PROVISI
m
ub
DALAM EKSEPSI
ka
ep
Verlaard) ;
R
es
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
64 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Menimbang, bahwa terhadap surat gugatan Penggugat tersebut, Turut
a
Tergugat melalui Kuasanya telah mengajukan jawabannya yang Majelis Hakim
si
terima pada sidang tanggal 24 Februari 2016, yang pada pokoknya adalah sebagai
berikut :
ne
ng
I. Dalam Eksepsi :
Bahwa dalam dalil gugatan Para Penggugat tidak ada hubungan hukum yang
do
gu
jelas antara Kantor Pertanahan Kabupaten Tapanuli Selatan dengan Perkara
aquo ;
Para Penggugat menyertakan Turut Tergugat IV dalam Perkara aquo hanya
In
A
berdasarkan asumsi Para Penggugat tanpa bisa mendalilkan hubungan
hukum antara Turut Tergugat IV dengan Perkara aquo ;
ah
lik
Bahwa oleh karena Para Penggugat tidak dapat mendalilkan hubungan yang
jelas antara Turut Tergugat IV dengan perkara aquo maka gugatan Para
am
ub
Penggugat haruslah ditolak ;
II. Dalam Pokok Perkara :
Bahwa karena tidak ada hubungan hukum antara Turut Tergugat IV dengan
ep
k
Perkara aquo maka oleh karenanya pula menurut hukum gugatan Para
ah
si
pokok dan fungsinya sebagai pejabat publik dengan benar, maka cukup
ne
ng
alasan bagi Majelis Hakim Yang Mulia yang memeriksa dan mengadili Perkara
aquo untuk menolak gugatan Para Penggugat atau memberi putusan yang
seadil-adilnya (et aquo et bono) serta berkenan untuk memberi putusan yang
do
gu
amarnya berbunyi :
I. Dalam Eksepsi :
In
A
2. Menyatakan gugatan
lik
ub
ep
Penggugat untuk membayar segala biaya yang timbul dalam perkara ini ;
R
2016 serta Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III melalui Kuasanya mengajukan
on
Duplik tertanggal 30 Maret 2016, sedangkan Turut Tergugat atau yang meawakili
gu
tidak hadir dipersidangan padahal Turut Tergugat tahu acara sidang pada tanggal
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
65 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
30 Maret 2016 adalah duplik dari Turut Tergugat, oleh karenanya Majelis Hakim
a
menganggap tidak mengajukan duplik atau secara tidak langsung Turut Tergugat
si
meninggalkan hak-haknya untuk menjawab dalil Replik dari Penggugat, yang
selengkapnya semuanya sebagaimana terlampir dalam berita acara sidang ;
ne
ng
Menimbang, bahwa untuk memperkuat dalil permohonannya, Penggugat telah
mengajukan alat bukti surat berupa foto copy yang bermaterai cukup, bertanda P-1
do
s /d
gu
P-16, P-17.1 s /d P-17.9, P-18 s /d P-19, P-20.a s /d
23.b, P-24 s /d P-29, P-30.a s /d P-30.c, P-31 s /d
P-20.c, P-21, P-23.a
P-53, yaitu sebagai berikut :
s /d P-
In
A
Ujung Batu (PARSUB) Nomor : 16 tanggal 07 Sepetember 2013, telah diberi
meterai cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-1 ;
ah
lik
2. Photo copy Surat Keterangan dari Kepala Desa Aek Raru, telah diberi meterai
cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-2 ;
am
ub
3. Photo copy Surat Keterangan dari Kepala Desa Mandasip, telah diberi meterai
cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-3 ;
4. Photo copy Surat Keterangan dari Kepala Desa Paranpadang, telah diberi
ep
k
meterai cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-4 ;
ah
5. Photo copy Surat Keterangan dari Kepala Desa Langkimat, telah diberi meterai
R
cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-5 ;
si
6. Photo copy Surat Keterangan dari Kepala Desa Janji Matogu, telah diberi
ne
ng
meterai cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-6 ;
7. Photo copy Surat Keterangan dari Camat Simangambat No.591.1/35/2016
tanggal 30 Januari 2016, telah diberi meterai cukup dan telah disesuaikan
do
gu
Reskrim Polda Sumut tanggal 23 Februari 2005, copy dari copy dan telah diberi
meterai cukup, diberi tanda bukti P-8.b ;
m
ub
10. Photo copy Surat pemberitahuan Penghentian PetSP3 dari Polda Sumut
No.Pol : K/14a/II/2005/Dit Reskrim Polda Sumut tanggal 23 Februari, fotocopy dari
ka
ep
foto copy dan telah diberi meterai cukup, diberi tanda bukti P-8.c ;
11. Photo copy Putusan PN : 481/2006/PN.JKT.PST tanggal 28 Juni 2006, copy
ah
dari copy dan telah diberi meterai cukup, diberi tanda bukti P-9 ;
R
sebagai Kawasan Hutan, copy dari copy dan telah diberi meterai cukup, diberi
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
66 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
13. Photo copy Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 434/PDT/
a
2006/PN.JKT.PST tanggal 28 Juni 2006, copy dari copy dan telah diberi
si
meterai cukup, diberi tanda bukti P-11 ;
14. Photo copy P Putusan MA RI PK No. 66PK/Pdt-2014 Yang menolak Peninjauan
ne
ng
Kembali (PK) Tergugat I, berdasarkan PK terhadap Putusan No.
434/PDT/PT.MDN/ 2012 Tanggal 4 Juni 2012, copy dari copy dan telah diberi
do
gu
meterai cukup, diberi
15. Photo copy
tanda bukti P-12 ;
Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No. 194/Pid/2006/PT.DKI
tanggal 11 Oktober 2006, copy dari copy dan telah diberi meterai cukup, diberi
In
A
tanda bukti P-13 ;
16. Photo copy Putusan Kasasi No. 2642K/Pid/2006 tanggal 12 Februari 2007, copy
ah
lik
dari copy dan telah diberi meterai cukup, diberi tanda bukti P-14 ;
17. Photo copy Putusan Mahkamah Konstitusi No. 45/PUU-IX/2011 Tanggal 9
am
ub
Februari 2012 tentang sahnya kawasan hutan harus melalui 4 Tahapan :
Penunjukan, Penataan Batas, copy dari copy dan telah diberi meterai cukup,
diberi tanda bukti P-15 ;
ep
k
hutan adat masyarakat adat, Pemetaan dan Pengukuhan, copy dari copy dan
R
telah diberi meterai cukup, diberi tanda bukti P-16 ;
si
19. Photo copy Hak Milik No. 1208 atas nama POLAON GLR. BGD. DIAKSA
ne
ng
do
gu
20. Photo copy Hak Milik No. 19 atas nama ROMADON NASUTION di Desa Janji
Matogu Kecamatan Simangambat Kabupaten Padang Lawas Utara dengan Surat
In
A
Ukur No. 19/Janji Matogu/2014, telah diberi meterai cukup dan telah
disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-17.2 ;
ah
21. Photo copy Hak Milik No. 18 atas nama GAHARA HARAHAP di Desa Janji
lik
ub
ep
23. Photo copy Hak Milik No. 1799 atas nama IWAN MULIA HARAHAP di Desa
es
M
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
67 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
24. Photo copy Hak Milik No. 1828 atas nama BASARUDDIN HARAHAP di Desa
a
Langkimat Kecamatan Simangambat Kabupaten Padang Lawas Utara dengan
si
Surat Ukur No 90/Langkimat/2014, telah diberi meterai cukup dan telah
disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-17.6 ;
ne
ng
25. Photo copy Hak Milik No. 1820 atas nama MAS INTAN SIREGAR di Desa
Langkimat Kecamatan Simangambat Kabupaten Padang Lawas Utara dengan
do
gu
Surat Ukur No 66/Langkimat/2014, telah
disesuaikan dengan aslinya, diberi
diberi
tanda bukti P-17.7 ;
meterai cukup dan telah
26. Photo copy Hak Milik No. 1804 atas nama ALI NURDIN HARAHAP di Desa
In
A
Langkimat Kecamatan Simangambat Kabupaten Padang Lawas Utara dengan
Surat Ukur No 66/Langkimat/2014, telah diberi meterai cukup dan telah
ah
lik
disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-17.8 ;
27. Photo copy Hak Milik No. 1805 atas nama MISRAN HALIM HARAHAP di Desa
am
ub
Langkimat Kecamatan Simangambat Kabupaten Padang Lawas Utara dengan
Surat Ukur No 67/Langkimat/2014, telah diberi meterai cukup dan telah
disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-17.9 ;
ep
k
Hutan oleh Negara tetap wajib melindungi, menghormati dan memenuhi hak hak
R
masyarakat hukum adat, sepanjang kenyataannya masih ada dan di akui
si
keberadaannya, baik masyarakat yang diberikan berdasarkan ketentuan
ne
ng
do
gu
29. Photo copy Putusan MK No. 55/PUU –VIII/2010 tanggal 19 September 2011,
telah diberi meterai cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberi
In
A
In Den No. 50 Tanggal 24 Juni 1924, telah diberi meterai cukup dan telah
lik
ub
ep
P-20.b ;
32. Photo copy Surat Terjemahan GB No. 50 Tanggal 25 Juni 1924 ke dalam
ah
bahasa Indonesia oleh Theresia Slamet Penerjemah resmi dan bersumpah, telah
R
diberi meterai cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda
es
M
bukti P-20.c ;
ng
33. Photo copy Putusan MA No 47 P/HUM/2011 tanggal 2 Mei 2012 yang intinya
on
Kawasan Hutan Di Wilayah Provinsi Sumatera Utara + 3.742.120 Ha, telah diberi
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
68 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
meterai cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti
a
P-21 ;
si
34. Photo copy Kliping Berita Tempo Online Tanggal 3 November 2015 Pukul 12:11
Wib “Ekslusif Gatot Soal Rio, Nasdem & Surya Paloh : Saya Suka Semua !https: //
ne
ng
m.tempo.co/read/news/2015/11/03/063715398/eksklusif-gatot-soal-rio-nasdem-
surya-paloh-saya-buka-semua, tidak ada asli dan telah diberi meterai cukup,
do
gu
diberi
35. Photo
tanda bukti P-22 ;
copy Peta Rupa Bumi Indonesia, 1 : 250.000, Lembar 07 17
Padangsidimpuan Diterbitrkan oleh Bakosurtanal RI, Edisi I, Tahun 1986, telah
In
A
diberi meterai cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda
bukti P-23.a ;
ah
lik
36. Photo copy Bukti Pembayaran dari Badan Informasi Geospasial (dahulu
Bakorsultanal RI) No. A5952/423116/P/D/XI/2015 tanggal 22 September 2015
am
ub
dengan perinciannya dan 1 (satu) lembar tanda terima Peta No. 169/XI/2015
tanggal 22 September 2015 Badan Informasi Geospasial, telah diberi meterai
cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-23.b ;
ep
k
R
Republik Indonesia (ANRI) 22 Oktober 2015, telah diberi meterai cukup dan
si
telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-24 ;
ne
ng
38. Photo copy Peta Sumatera, Sheet 22 – Kota Tengah, 1 ; 250.000 Diterbitkan oleh
Pemerintah Hindia Belanda,Edisi Kedua – 1944 dicetak ulang oleh Arsip Nasional
Republik Indonesia (ANRI) 22 Oktober 2015, telah diberi meterai cukup dan
do
gu
Pemerintah Hindia Belanda,Edisi Kedua – 1944 dicetak ulang oleh Arsip Nasional
Republik Indonesia (ANRI) 22 Oktober 2015, telah diberi meterai cukup dan
ah
40. Photo copy Bukti Bayar Biaya Cetak Ulang dari Arsip Nasional Republik
Indonesia (ANRI) No. 0001721 untuk pembayaran Repro cetak peta berwarna,
m
ub
P-24, P-25, P26, telah diberi meterai cukup dan telah disesuaikan dengan
aslinya, diberi tanda bukti P-27 ;
ka
ep
41. Photo copy Peta Situasi Posisi Koordinat 5 (lima) Desa Yang didakwakan dan
posisi koordinat areal perkebunan kelapa sawit Koperasi Parsub yang disita JPU
ah
copy dari copy dan telah diberi meterai cukup, diberi tanda bukti P-28 ;
ng
42. Photo copy Peta situasi sebaran rencana komplek Hutan Padang Lawas
on
menurut Government Besluit No. 50 Tahun 1924 dan rwncana kawasan hutan
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
69 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
1982, copy dari copy dan telah diberi meterai cukup dan disesuaikan
a
dengan aslinya, diberi tanda bukti P-29 ;
si
43. Photo copy Himpunan Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia
disusun menurut Sitem ENGELBRECHT, telah diberi meterai cukup dan telah
ne
ng
disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-30.a ;
44. Photo copy De Wetboeken Wetten en Verordeningen, Benevens De Grondwet
do
gu
van De Republiek Indonesia (Pencantuman
Peraturan, Ordonansi-Ordonansi, dll dari zaman Hindia-Belanda yang masih
Undang-Undang, Peraturan-
In
A
disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-30.b ;
45. Photo copy STAATSBLAD Van Nederlandsch – Indie Over her jaar 1924 yang
ah
lik
menyatakan bahwa GB 50 tertanggal 24 Juni Tahun 1924 tidak terdapat dalam
staatsblad tersebut, copy dari copy dan telah diberi meterai cukup, diberi
am
ub
tanda bukti P-30.c ;
46. Photo copy Berita Acara penyerahan Barang Rampasan oreh Kejaksaan Tinggi
Sumut pada Rabu 26 Agustus 2009 kepada Ir. J.B. Siringo-ringo Kepala Dinas
ep
k
K/PID/2006 tanggal 12 Februari 2007, copy dari copy dan telah diberi meterai
R
cukup, diberi tanda bukti P-31 ;
si
47. Photo copy Laporan hasil Audit Tim Interdep (Dephut. Depdagri, BpN
ne
ng
Pusat, Pemda Tapsei pada Mei 2005 yang intinya menyatakan bahwa Kawasan
Hutan Padang Lawas hampir seluruhnya telah menjadi kebun kelapa sawit
dikelola oleh 43 elemen terdiri dari PT, Yayasan, PTPN, Masyarakat, BUMN,
do
gu
BUMD dan PMA , copy dari copy dan telah diberi meterai cukup, diberi
tanda bukti P-32 ;
In
A
48. Photo copy Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor : S13
Menlhk-setjen/RHS/2015 tertanggal 25 Juni 2015 perihal Pemberitahuan Putusan
ah
Ummum GAPKI, foto copy dari foto copy dan telah diberi meterai cukup,
diberi tanda bukti P-33 ;
m
ub
49. Photo copy Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor : S174
Menlhk-setjen/RHS/2015 tertanggal 25 April 2015 perihal penghentian Pelayanan
ka
ep
Kepada Gubernur Sumatera Utara, Bupati Padang Lawas Selatan, Bupati Padang
Lawas Utara, Bupati Tapanuli Selatan, fotocopy dari foto copy dan telah diberi
ah
50. Photo copy Pernyataan DPR Provinsi Sumatera Utara tentang diskriminasi
es
M
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
70 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
51. Photo copy Surat Dirjen Penegakan Hukum Kementrian Lingkungan Hidup dan
a
Kehutanan Rasio Ridho Sani, Nomor :S.811/MenLHK-PHLHK/set/2015 tanggal 28
si
Desember 2015 perihal Penyerahan Aset Perkebunan Kelapa Sawit di Kawasan
Hutan Register 40 ditujukan kepada Pimpinan PT. Torganda/KPKS Bukit Harapan
ne
ng
dan Pimpinan PT. Torus Ganda/Koperasi Parsub, fotocopy dari fotocoy dan telah
diberi meterai cukup, diberi tanda bukti P-36 ;
do
gu
52. Photo copy Surat Kuasa Hukum Penggugat yang ditujukan kepada Direktur
Jenderal Penanganan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(LHK) tanggal 7 Januari 2016 perihal mohon penjelasan Surat Dirjen Penegakan
In
A
Hukum No S 81 1/MenLHK-PHLHK), dan tembusannya ditujukan kepada Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (Nomor 4 dalam urutan
ah
lik
tembusan), fotocopy dari fotocopy dan telah diberi meterai cukup, diberi
tanda bukti P-37 ;
am
ub
53. Photo copy Surat Jaksa Agung Hendarman Supanji Nomor BO72A/A/Gp.1/09/
2010 tanggal 21 September 2010 kepada Menteri Kehutanan RI, intinya bahwa
pada kenyataannya data fisik/patok batas kawasan hutan tidak dapat ditemukan
ep
k
si
meterai cukup, diberi tanda bukti P-38 ;
ne
ng
54. Photo copy dari Website (laman) resmi Pemerintah Daerah Kabupaten
Tapanuli Selatan dari Periode jabatan tahun 1950 sampai dengan periode
jabatan saat ini, menyebutkan bahwa Bupati Tapanuli Selatan pada periode
do
gu
jabatan tahun 1974 s/d 1979 adalah Baginda Syarif Hasibuan (Urutan 10), telah
diberi meterai cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda
In
A
bukti P-39 ;
55. Photo copy Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor : 430/Kpts/Org/7/1978
ah
ub
meterai cukup dan disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-40 ;
56. Photo copy Peraturan Pemerintah RI No 44 Tahun 2004 Tentang Perencanaan
ka
ep
Kehutanan Pada intinya adalah tentang Tata Cara Pengukuhan Kawasan Hutan
harus dilakukan melalui 4 (empat) tahapan proses (pada halaman 6, Bagian
ah
Konstitusi No. 45/PUU/IX/2011, fotocopy dari fotocopy dan telah diberi meterai
ng
tertanggal 18 September 1978 tentang Pembentukan dan Tata Kerja Panitia Tata
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 70
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
71 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Batas Hutan yang terdiri dari 12 Pasal dalam 4 lembar (halaman) yang distempel
a
resmi biro Hukum Kementerian Pertanian tertanggal 16 Juni 2016 dan di paraf
si
oleh Staff Biro Hukum dimaksud. Salinan Surat Keputusan ini disampaikan
kepada, fotocopy dari fotocopy dan telah diberi meterai cukup, diberi tanda
ne
ng
bukti P-42 ;
58. Photo copy dari print out asli dari Website Kementerian Lingkungan Hidun dan
do
gu
Kehutanan (www.menlhk.go.id) berupa Surat Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor : 400/Kpts-II/1990 Tanggal 6 Agustus 1990 Tentang Pembentukan Panitia
Tata Batas, fotocopy dari fotocopy dan telah diberi meterai cukup, diberi
In
A
tanda bukti P-43 ;
59. Photo copy Peta Lokasi Sebaran 13 Desa Menurut Gouvernement Besluit No. 50
ah
lik
Tanggal 25 Juni 1924 Provinsi yang menggambarkan lokasi yang disita JPU
dalam perkara Pidana berbeda dengan lokasi kegiatan Perkebunan yang
am
ub
dilakukan Penggugat, fotocopy dari fotocopy dan telah diberi meterai cukup,
diberi tanda bukti P-44 ;
60. Photo copy Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 32?kpts-II/2001 Tanggal 21
ep
k
Februari 2001 tentang kriteria dan Standar Pengukuhan Kawasan Hutan. asli dari
ah
si
Penunjukan areal hutan di Daerah Provinsi Dati I Sumatera Utara sbagai
ne
ng
do
gu
dalam Peta disebutkan dalam dakwaan luasnya adalah 178.000 Ha. SK.
No.923/Kpts/Um/12/1982yang kami lampirkan ini adalah copy resmi dari
In
A
lampiran Peta , fotocopy dari fotocopy dan telah diberi meterai cukup, diberi
lik
ub
ep
18 Juli 2016. Peta ini mereangkan bahwa luas Register 40 hanya 75.622 Ha.
Sedangkan dalam dakwaan sangat berbeda. Register 40 Luasnya disebutkan
ah
178.000 Ha, salinan dari kementerian Pertanian dan telah diberi meterai
R
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 71
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
72 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sebagaimana yang dimaksud dalam Putusan Mahkamah Konstitusi
a
No. 45/PUU-IX/2011 tanggal 9 Februari 2012 tentang untuk sahnya kawasan
si
hutan melalui empat tahapan : Penunjukan, Penataan Batas, Pemetaan dan
Pengukuhan (bukti P-15), fotocopy dari fotocopy dan telah diberi meterai
ne
ng
cukup, diberi tanda bukti P-48 ;
64. Photo copy Keterangan Ahli oleh Maruarar Siahaan pada sidang tanggal 15 Juli
do
gu
2016 di Pengadilan Negeri Padangsidimpuan tantang Hak tradisional Masyarakat
Hukum Adat Dalam Perkara No. 37/Pdt.G/2015/PN.PSp dan Perkara No.
46/Pdt.G/2015/PN.PSp, fotocopy dari fotocopy dan telah diberi meterai cukup,
In
A
diberi tanda bukti P-49 ;
65. Photo copy Tambahan Keterangan saksi Ahli oleh Maruarar Siahaan berkenaan
ah
lik
dengan pertanyaan Tergugat-Tergugat dalam sidang tanggal 15 Juli 2016 di
Pengadilan Negeri Padangsidimpuan, telah diberi meterai cukup dan telah
am
ub
disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti P-50 ;
66. Photo copy Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Utara Nomor 7 Tahun 2003
Tentang Rencanan Tata Ruang Wilayah Propinsi Sumatera Uatra, foto copy
ep
k
dari foto copy dan telah diberi materai cukup, diberi tanda bukti P-51 ;
ah
si
Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli Selatan Tahun 1998-
ne
ng
2007, foto copy dari foto copy dan telah diberi materai cukup, diberi tanda
bukti P-52 ;
68. Photo copy Surat Keterangan Kerja No.022/SKB /IX/2015 tentang Direktur
do
gu
ub
salah satu bukti dalam perkara Terdakwa DL. Sotorus, copy dari copy dan telah
diberi meterai cukup, diberi tanda bukti T-I.1 ;
ka
ep
2. copy Berita Acara dari hutan yang dijadikan hutan tetap bernama Kawasan
Hutan Padang Lawas dengan Register No.40 yang ditunjuk berdasarkan Surat
ah
berdasarkan G.B 25 Juni 1924 tanggal 6 Juni 1978, telah diberi meterai cukup
ng
3. Photo copy Berita Acara dari hutan yang dijadikan hutan tetap bernama
gu
Kawasan Hutan Padang Lawas dengan Register No.40 yang ditunjuk berdasar-
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 72
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
73 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kan Surat Keputusan dari Gubernur Sumatera Utara tanggal 1972 No.704/I/GBU
a
dan SK Bupati Kepala Desa TK.II Tapanuli Selatan No.967/77, penunjukkan
si
berdasarkan G.B 25 Juni 1924, tanggal 17 Nopember 1978, telah diberi meterai
cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti T-I.3 ;
ne
ng
4. Photo copy Berita Acara dari hutan tentang Hutan yang akan dijadikan hutan
tetap bernama Kawasan Hutan PadangLawas dengan register No.40, ditunjuk
do
gu
berdasarkan surat Kuasa tanggal 1980 Nopember 1980, telah diberi meterai
cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti T-I.4 ;
5. Photo copy Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 923/Kpts/Um/12/1982
In
A
tanggal 27 Desember 1982, copy dari copy dan telah diberi meterai cukup,
diberi tanda bukti T-I.5 ;
ah
lik
6. Photo copy Peraturan Daerah Propinsi Sumut Nomor 7 Tahun 2003
Tentang Rencana, copy dari copy dan telah diberi meterai cukup, diberitanda
am
ub
bukti T-I.6 ;
7. Photo copy Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.44/Menhut-/2005,
telah diberi meterai cukup dan telah disesuaikan denga aslinya, diberitanda
ep
k
bukti T-I.7 ;
ah
si
dan telah disesuaikan denga aslinya , diberitanda bukti T-I.8 ;
ne
ng
9. Photo copy nomor Putusan 2642 K/Pid/2006, copy dari copy dan telah diberi
meterai cukup, diberitanda bukti T-I.9 ;
10. Photo copy Surat Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia
do
gu
11. Photo copy Surat Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor : S.174/Men.lhk-II/2015 Tentang Pemberitahuan Putusan MA No.2642
ah
ub
ep
Menhut-II/2014 tanggal 24 Juni 201, telah diberi meterai cukup dan telah
disesuaikan denga aslinya, diberitanda bukti T-I.12 ;
ah
13. Photo copy Berita Acara Penyerahan tanah tahun 1981 luas 8.000 Ha dan
R
12.000 Ha, copy dari copy dan telah diberi meterai cukup, diberitanda bukti
es
M
T-I.13 ;
ng
14. Photo copy Peta Kawasan Hutan Padan Lawas dan lampiran tentang
on
tandatangan, copy dari copy dan telah diberi meterai cukup, diberitanda
gu
bukti T-I.13.a ;
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 73
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
74 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
15. Photo copy Surat Pengakuan tanggal 21 Juli 1978, copy dari copy dan telah
a
diberi meterai cukup, diberitanda bukti T-I.14 ;
si
16. Photo copy Peta Areal Perkebunan Koperasi Parsub, copy dari copy dan telah
diberi meterai cukup, diberitanda bukti T-I.15 ;
ne
ng
17. Photo copy Peta sebahagian Tata Batas Hutan Padang Lawas Skala 1:20.000
Blad 1 tidak ada tanggal dan tahun Untuk laporan isinya kosong, diusulkan
do
gu
sebagai
Penunjukkan
Hutan
G.B 25 Juni
Tututapan yang dipelihara dengan Surat
1924 No. 50 dan Srt Gubsu
Ketetapan
Tgl 5-11-1977
No.26681/3 Propinsi Sumatera Utara, Kabupaten Tapanuli Selatan Kecamatan
In
A
Barumun Tengah tidak ada kolom untuk tandatangan pejabat yang berwenang
dan tidak ada tandatangannya dan dalam bukti aslinya ada beberapa bagian
ah
lik
yang bekas dihapus/distip yang diganti tulisan baru diatasnya, telah diberi
meterai cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberitanda bukti T-
am
ub
I.16.a ;
18. Photo copy Peta sebahagian Tata Batas Hutan Padang Lawas Skala 1:20.000
Blad 1 tidak ada tanggal dan tahun Untuk laporan isinya kosong, diusulkan
ep
k
Penunjukkan G.B 25 Juni 1924 No. 50 dan Srt Gubsu Tgl 5-11-1977
R
No.26681/3 Propinsi Sumatera Utara, Kabupaten Tapanuli Selatan Kecamatan
si
Barumun Tengah, ada kolom untuk tandatangan pejabat yang berwenang dan
ne
ng
ada ditandatangani oleh penjabat tapi nama penjabat yang tandatangan tidak
ada dan tidak ditandatangni oleh Gubernur Kepala Daerah Propinsi Dati Sumut,
oleh Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Dati I Sumut, Kepala Direktorat Agraria
do
gu
Propinsi Dati I Sumut Direktur Bina Program sebagai yang mengetahui, juga
tidak ditandatangani oleh Menteri Pertanian Direktur Jenderal Kehutanan
In
A
sebagai yang penjabat yang mengesahkan dibuat tanggal tanpa bulan tahun
1978 dan dalam aslinya ada beberapa bagian yang bekas dihapus /distip yang
ah
diganti tulisan baru diatasnya, telah diberi meterai cukup dan telah disesuaikan
lik
ub
Blad 1 tidak ada tanggal dan tahun Untuk laporan isinya kosong, diusulkan
sebagai Hutan Tututapan yang dipelihara dengan Surat Ketetapan
ka
ep
Penunjukkan G.B 25 Juni 1924 No. 50 dan Srt Gubsu Tgl 5-11-1977
No.26681/3 Propinsi Sumatera Utara, Kabupaten Tapanuli Selatan Kecamatan
ah
Barumun Tengah, ada kolom untuk tandatangan pejabat yang berwenang dan
R
ada ditandatangani oleh penjabat tapi nama penjabat yang tandatangan tidak
es
M
ada dan tidak ditandatangni oleh Gubernur Kepala Daerah Propinsi Dati Sumut,
ng
oleh Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Dati I Sumut, Kepala Direktorat Agraria
on
Propinsi Dati I Sumut Direktur Bina Program sebagai yang mengetahui, juga
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 74
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
75 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sebagai yang penjabat yang mengesahkan dibuat tanggal 14-8-1978, telah diberi
a
meterai cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberitanda bukti T-
si
I.16.c ;
20. Photo copy Peta sebahagian Tata Batas Hutan Padang Lawas Skala 1:20.000
ne
ng
Blad 1 tidak ada tanggal dan tahun Untuk laporan isinya kosong, diusulkan
sebagai Hutan Tututapan yang dipelihara dengan Surat Ketetapan Penunjuk-
do
gu
kan G.B 25 Juni 1924 No. 50 dan Srt Gubsu Tgl 5-11-1977 No.26681/3 Propinsi
Sumatera Utara, Kabupaten Tapanuli Selatan Kecamatan Barumun Tengah, ada
kolom untuk tandatangan pejabat yang berwenang dan ada ditandatangani oleh
In
A
penjabat tapi nama penjabat yang tandatangan tidak ada dan tidak ditandatangni
oleh Gubernur Kepala Daerah Propinsi Dati Sumut, oleh Kepala Dinas Kehutanan
ah
lik
Propinsi Dati I Sumut, Kepala Direktorat Agraria Propinsi Dati I Sumut Direktur
Bina Program sebagai yang mengetahui, juga tidak ditandatangani oleh Menteri
am
ub
Pertanian Direktur Jenderal Kehutanan sebagai yang penjabat yang
mengesahkan dan tidak ada dibuat tanggalnya, telah diberi meterai cukup dan
telah disesuaikan dengan aslinya, diberitanda bukti T-I.16.d ;
ep
k
21. Photo copy Peta sebahagian Tata Batas Hutan Padang Lawas Skala 1:20.000
ah
Blad 1 tidak ada tanggal dan tahun Untuk laporan isinya kosong, diusulkan
R
sebagai Hutan Tututapan yang dipelihara dengan Surat Ketetapan
si
Penunjukkan G.B 25 Juni 1924 No. 50 dan Srt Gubsu Tgl 5-11-1977
ne
ng
do
gu
ada dan tidak ditandatangni oleh Gubernur Kepala Daerah Propinsi Dati Sumut,
oleh Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Dati I Sumut, Kepala Direktorat Agraria
In
A
Propinsi Dati I Sumut Direktur Bina Program sebagai yang mengetahui, juga
tidak ditandatangani oleh Menteri Pertanian Direktur Jenderal Kehutanan
ah
sebagai yang penjabat yang mengesahkan, tidak dibuat tanggal, telah diberi
lik
ub
22. Foto copy hasil scan gambar Peta Keputusan Menteri Pertanian Nomor :
923.Kpts/Um/12/1982 tanggal 27 Desember 1982 tidak ada tanggal dan
ka
ep
Tergugat II telah mengajukan bukti surat, yang diberi tanda bukti T-II.1 sampai
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 75
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
76 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
1. Photo copy berkas Perkara atas nama Darianus Lungguk Sitorus, Jakarta
a
Desember 2005, foto copy dari foto copy dan telah diberi meterai cukup, diberi
si
tanda bukti T-II.1 ;
2. Photo copy Surat Perintah Penunjukkan Jaksa Penuntut Umum Nomor : Print-
ne
ng
159/0.1.10/Ft.1/10/2006, Jakarta Desember 2005, foto copy dari foto copy dan
telah diberi meterai cukup, diberi tanda bukti T-II.2 ;
do
gu
3. Photo copy Surat Dakwaan Perkara Terdakwa Darianus Lungguk Sitorus Reg.
Perkara Nomor : PDS-01/JKT.Pst/03/2006 Jakarta 06 Maret 2006, telah
diberi meterai cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda
In
A
bukti T-II.3 ;
4. Photo copy Putusan Sela No.481/Pid.B/2006/PN.Jkt.Pst atas nama Darianus
ah
lik
Lungguk Sitorus tanggal 11 April 2006, telah diberi meterai cukup dan telah
disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda bukti T-II.4 ;
am
ub
5. Photo copy Putusan No.481/Pid.B/2006/PN.Jkt.Pst atas nama Darianus Lungguk
Sitorus tanggal 28 Juli 2006, foto copy dari foto copy dan telah diberi meterai
cukup, diberi tanda bukti T-II.5 ;
ep
k
Sitorus tanggal 11 Oktober 2006, foto copy dari foto copy dan telah diberi
R
meterai cukup, diberi tanda bukti T-II.6 ;
si
7. Photo copy Putusan No.2642 K/PID/2006 atas nama Darianus Lungguk Sitorus
ne
ng
tanggal 12 Februari 2007, foto copy dari foto copy dan telah diberi meterai cukup,
diberi tanda bukti T-II.7 ;
8. Photo copy Surat Perintah Pelaksanaan Putusan Nomor : Print-
do
gu
telah diberi meterai cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, diberi tanda
lik
bukti T-II.9 ;
10. Photo copy Putusan No.134 K/TUN/2007 atas nama Darianus Lungguk Sitorus
m
ub
tanggal 19 Juni 2007, foto copy dari foto copy dan telah diberi meterai cukup,
diberi tanda bukti T-II.10 ;
ka
ep
11. Photo copy Tanggapan Jaksa Penuntut Umum atas Permohonan Peninjauan
Kembali Terpidana Darianus Lungguk Sitorus, telah diberi meterai cukup dan
ah
Tergugat III, telah mengajukan bukti surat yang diberi tanda bukti T-III.1 sampai
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 76
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
77 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
1. Photo copy Peta hasil Ploting gugatan Perkara PARSUB tanggal 24 November
a
2015, yang dicetak ulang rangkap ditandatangani dan telah diberi meterai
si
cukup, diberi tanda bukti T-III.1 ;
2. Photo copy Surat Edaran Nomor : SE,1/Menhut-II/2013 Tentang Putusan
ne
ng
Mahkamah Konstitusi Nomor : 35/PUU-X/2012 Tanggal 16 Mei 2013, fotocopy
dari fotocopy dan telah diberi meterai cukup, diberi tanda bukti T-III.2 ;
do
gu
3. Photo copy Putusan Nomor 1870 K/Pdt/2012 tanggal 28 November 2014,
fotocopy dari fotocopy dan diberi meterai cukup, yang telah disesuaikan dengan
aslinya dan diberi meterai cukup, diberi tanda bukti T-III.3 ;
In
A
4. Photo copy BeritaAcara Penyerahan Barang Rampasan tanggal 26 Agustus 2009,
fotocopy dari fotocopy dan diberi meterai cukup, diberi tanda bukti T-III.4 ;
ah
lik
5. Photo copy Perihal Somasi/Peringatan dari Menteri Kehutanan, fotocopy dari
fotocopy dan diberi meterai cukup, diberi tanda bukti T-III.5 ;
am
ub
6. Photo copy Perihal Somasi/Peringatan II dari Menteri Kehutanan, fotocopy dari
fotocopy dan diberi meterai cukup , diberi tanda bukti T-III.6 ;
Menimbang, bahwa untuk memperkuat dalil bantahan gugatan Penggugat,
ep
k
si
November 2001 yang menjelaskan dan memerintahkan agar Pengadilan dalam
ne
ng
do
gu
ub
− Bahwa Saksi sebagai kepala Desa Aek Raru dan ada mengeluarkan Surat
ep
− Bahwa Saksi dan masyarakat adat yang lainnya tinggal di Desa tersebut + 100
es
tahun ;
M
ng
− Bahwa Saksi tidak mengetahui tentang Koperasi Parsub dan mendengar tentang
on
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 77
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
78 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa di Desa Saksi tidak ada perkebunan Parsub ;
a
− Bahwa luas Desa Aek Raru yang Saksi pimpin + 600 Ha ;
si
− Bahwa tidak ada kawasan hutan di Desa yang Saksi pimpin ;
− Bahwa di daerah tersebut ada perusahaan tapi bukan Parsub, tapi ada
ne
ng
perusahan lain misalnya Perkebunan Austindo atau ANJ ;
− Bahwa di Desa Saksi tanahnya sudah ada dan banyak yang bersertifikat ;
do
− gu
Bahwa di Desa Saksi ada sekolah, Kantor Polisi, rumah penduduk, kantor
Kecamatan, Kantor-kantor Desa, praktek bidan dan pasar ;
−
In
Bahwa Pemerintahan Pusat atau Pemerintahan Kabupaten atau Pemerintahan
A
Provinsi tidak pernah melakukan pengukuran Desa Saksi ;
− Bahwa tentang pengukuhan wilayah Saksi tidak tahu ;
ah
lik
− Bahwa Saksi tidak tahu apa peran Desa tempat tinggalnya dijadikan kawasan
hutan ;
am
ub
− Bahwa bukti Saksi dan keluarga besar sudah tinggal di Desa selama 100 Tahun
yaitu ada kuburan-kuburan lama leluhur Saksi dan keluarga Saksi yang
sudah meninggal dikubur di perkuburan Desa ;
ep
k
− Bahwa Koperasi Parsub tidak ada di Desa tempat tinggal Saksi, karena jarak
ah
si
− Bahwa sejak dahulu sudah ada perkebunan kelapa sawit di Desa, tapi milik
warga Desa ;
ne
ng
do
gu
warung jualan sembako dan rumah makan, jalan umum kebun-kebun milik
masyarakat ;
− Bahwa di Desa Saksi tidak ada Pal Batas dan tidak ada patok batas
In
A
masing-masing Desa ;
− Bahwa setahu dan seingat Saksi, tidak ada Kejaksaan Agung atau Kejaksaan
ah
lik
Tinggi atau menteri Kehutanan atau Dinasa Kehutanan pada tahun 2005 atau
awal tahun 2006 ada melakukan pemeriksaan setempat di lokasi Desa yang,
m
ub
Saksi pimpin ;
− Bahwa setahu Saksi di Desa Saksi tidak pernah dilakukan penataan batasan
ka
Desa ;
ep
warganya masuk desa lain, misalnya di Desa Aek Raru, tapi status warga Desa
R
− Bahwa Saksi menjabatan Kepala Desa Paranpadang sejak Tahun 2010 sampai
M
ng
sekarang ;
on
− Bahwa Saksi tahu arti hutan yaitu kumpulan beberapa tumbuhan ada di satu
gu
wilayah ;
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 78
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
79 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa selama menjabat sebagai Kepala Desa, Saksi tidak pernah mendengar
a
Desa akan dikeluarkan dari kawasan hutan atau dijadikan kawasan hutan ;
si
− Bahwa Saksi tidak tahu arti Bragas ;
− Bahwa sejak lahir Saksi sudah tinggal di Desa Saksi ;
ne
ng
− Bahwa Saksi tidak pernah mendengar HPH Brakas ;
− Bahwa lewati titi itu adalah Desa Tanjung Botung dan Gunung Manaon ;
do
− gu
Bahwa Dusun Parsadaan Desa Langkimat seingat Saksi berbatasan dengan
KPKS ;
−
In
Bahwa setiap Dusun tidak harus ada Kepala Desanya ;
A
− Bahwa pernah ke Dusun Maju Jaya dan Saksi pernah melihat perkebunan
disana, tapi tidak tahu perkebunan apa ;
ah
lik
Menimbang, bahwa terhadap keterangan Saksi dari Tergugat III, Kuasa
Hukum Penggugat dan Kuasa Para Tergugat yang hadir disidang, menyatakan akan
am
ub
menanggapi dalam kesimpulan ;
2.ZULKARNAIN SIMAMORA :
ep
− Bahwa Saksi
k
R
Saksi ;
si
− Bahwa Saksi dan masyarakat adat yang lainnya tinggal di Desa tersebut +
ne
ng
100 tahun ;
− Bahwa Saksi tidak mengetahui tentang Koperasi Parsub ;
− Bahwa pernah mendengar Koperasi Parsub ;
do
gu
− Bahwa di daerah tersebut ada perusahaan tapi bukan Parsub, tapi ada perusahan
lain misalnya Perkebunan Austindo atau ANJ ;
m
ub
− Bahwa di Desa Saksi tidak ada pengukuhan wilayah yang dilakukan pemerintah ;
− Bahwa Saksi tidak tahu apa peran Desa tempat tinggalnya dijadikan kawasan
ah
hutan ;
es
− Bahwa bukti sudah tinggal di Desa selama 100 Tahun yaitu ada kuburan-kuburan
M
ng
lama leluhur Saksi dan keluarga Saksi yang sudah meninggal dikubur di
on
perkuburan Desa ;
− Bahwa Koperasi Parsub tidak ada di Desa tempat tinggal Saksi, karena jarak
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 79
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
80 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa sejak dahulu sudah ada perkebunan kelapa sawit di Desa, tapi milik
a
warga Desa ;
si
− Bahwa didalam Desa Saksi terdiri dari perkampungan rumah-rumah penduduk,
fasilitas umum antara lain, sekolah, kantor Polisi, Pasar, warung-warung jualan
ne
ng
sembako dan rumah makan, jalan umum kebun-kebun milik masyarakat ;
− Bahwa di Desa Saksi tidak ada Pal Batas ;
do
gu
− Bahwa tidak ada patok batas masing-masing Desa ;
− Bahwa setahu dan seingat Saksi, tidak ada Kejaksaan Agung atau Kejaksaan
Tinggi atau menteri Kehutanan dan Dinas Kehutanan pada tahun 2005 atau awal
In
A
2006 ada melakukan pemeriksaan setempat di lokasi Desa yang, Saksi pimpin ;
− Bahwa setahu Saksi di Desa Saksi tidak pernah dilakukan penataan batasan
ah
lik
Desa, bahkan penduduk Desa Saksi ada yang berbeda tinggalnya tapi beda
status Desanya, misalnya di Aek Raru, tapi status warga Desa Mandasip
am
ub
demikian sebaliknya ;
− Bahwa sejak dahulu sudah ada perkebunan kelapa sawit di Desa, tapi milik
warga Desa ;
ep
k
− Bahwa Saksi menjabatan Kepala Desa Paranpandang sejak Tahun 2010 sampai
ah
sekarang ;
R
si
− Bahwa Saksi tahu arti hutan yaitu kumpulan beberapa tumbuhan ;
− Bahwa selama menjabat sebagai Kepala Desa, Saksi tidak pernah mendengar
ne
ng
Desa akan dikeluarkan dari kawan hutan atau dijadikan kawasan hutan ;
− Bahwa Saksi tidak tahu arti Bragas ;
do
− Bahwa sejak lahir Saksi sudah tinggal di desa ;
gu
lik
ub
Hukum Penggugat dan Kuasa Para Tergugat yang hadir disidang, menyatakan akan
menanggapi dalam kesimpulan ;
ah
es
− Bahwa Saksi sebagai Kepala Desa Langkimat dan ada mengeluarkan Surat
M
− Bahwa Saksi dan masyarakat adat yang lainnya tinggal di Desa tersebut + 100
on
tahun ;
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 80
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
81 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa Pernah mendengar Koperasi Parsub ;
a
− Bahwa Saksi tidak pernah melihat Koperasi Parsub melakukan usaha
si
perkebunan ;
− Bahwa di Desa Saksi tidak ada perkebunan Parsub ;
ne
ng
− Bahwa luas Desa Langkimat + 600 HA ;
− Bahwa tidak ada kawasan hutan di Desa yang saksi pimpin ;
do
gu
− Bahwa di daerah tersebut ada perusahaan tapi bukan Parsub, tapi ada perusahan
lain misalnya Perkebunan Austindo atau ANJ ;
− Bahwa
In
Pemerintahan Pusat atau Pemerintahan Kabupaten atau Pemerintahan
A
Provinsi tidak pernah melakukan pengukuran di wilayah Desa Saksi ;
− Bahwa di Desa Saksi tidak ada pengukuran tentang pengukuhan wilayah Desa
ah
lik
Saksi ;
− Bahwa Saksi tidak tahu apa peran Desa tempat tinggalnya dijadikan kawasan
am
ub
hutan ;
− Bahwa bukti sudah tinggal di Desa selama 100 Tahun yaitu ada kuburan-kuburan
ep
lama leluhur Saksi dan keluarga Saksi yang sudah meninggal dikubur di
k
perkuburan Desa ;
ah
− Bahwa Koperasi Parsub tidak ada di Desa tempat tinggal Saksi, karena jarak
R
si
Desa Saksi dengan Perkebunan Kelapa Sawit PARSUB jauh ;
− Bahwa sejak dahulu sudah ada perkebunan kelapa sawit di Desa, tapi milik
ne
ng
warga Desa ;
− Bahwa didalam Desa Saksi terdiri dari perkampungan rumah-rumah penduduk,
do
gu
fasilitas umum antara lain, sekolah, kantor Polisi, Pasar, warung-warung jualan
sembako dan rumah makan, jalan umum kebun-kebun milik masyarakat ;
− Bahwa di Desa Saksi tidak ada Pal Batas ;
In
A
lik
Tinggi atau menteri Kehutanan dan Dinas Kehutanan pada tahun 2005 atau
awal 2006 ada melakukan pemeriksaan setempat di lokasi Desa yang, Saksi
m
ub
pimpin ;
− Bahwa setahu Saksi di Desa Saksi tidak pernah dilakukan penataan batasan
ka
Desa, bahkan penduduk Desa Saksi status warga Desa, Desa yang lain
ep
demikian sebaliknya ;
ah
− Bahwa sejak dahulu sudah ada perkebunan kelapa sawit di Desa, tapi milik
R
warga Desa ;
es
sekarang ;
on
− Bahwa Saksi tahu arti hutan yaitu kumpulan beberapa tumbuhan atau
gu
tanaman ;
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 81
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
82 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa selama menjabat sebagai Kepala Desa, Saksi tidak pernah mendengar
a
Desa akan dikeluarkan dari kawasan hutan atau dijadikan kawasan hutan ;
si
− Bahwa Saksi tidak tahu arti Bragas ;
− Bahwa sejak lahir Saksi sudah tinggal di Desa ;
ne
ng
− Bahwa Saksi tidak pernah mendengan HPH Brakas ;
− Bahwa lewati titi itu adalah Desa Tanjung Bolung dan Gunung Manaon ;
do
gu
− Bahwa Dusun Parsadaaan Desa Langkimat seingat Saksi berbatasan dengan
KPKS ;
− Bahwa setiap Dusun tidak harus ada Kepala Desanya ;
In
A
− Bahwa pernah ke Dusun Maju Jaya dan Saksi pernah melihat perkebunan disana,
tapi tidak tahu perkebunan apa ;
ah
lik
Menimbang, bahwa terhadap keterangan Saksi dari Penggugat, Kuasa
Hukum Penggugat dan Kuasa Para Tergugat yang hadir disidang, menyatakan akan
am
ub
menanggapi dalam kesimpulan ;
4.KAHARUDDIN RAHMAT NAULI NASUTION :
ep
− Bahwa Saksi
k
− Bahwa Saksi dan masyarakat adat yang lainnya tinggal di Desa tersebut + 100
R
si
tahun ;
ne
− Bahwa Saksi tidak mengetahu tentang Koperasi Parsub ;
ng
do
gu
perkebunan ;
− Bahwa Koperasi Parsub tidak ada di Desa tempat tinggal Saksi, karena jarak
In
A
lik
ub
ep
Tinggi atau menteri Kehutanan dan Dinas Kehutanan pada tahun 2005 atau
es
awal 2006 ada melakukan pemeriksaan setempat di lokasi Desa yang Saksi
M
pimpin ;
ng
− Bahwa setahu Saksi di Desa Saksi tidak pernah dilakukan penataan batasan
on
Desa bahkan penduduk Desa antara tempat tinggal dan status warganya beda
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 82
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
83 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
misalnya tinggal di Aek Raru, tapi status warga Desa Mandasip demikian
a
sebaliknya ;
si
− Bahwa tidak ada kawasan hutan di Desa yang Saksi pimpin ;
− Bahwa di daerah tersebut ada perusahaan tapi bukan Parsub, tapi ada
ne
ng
perusahan lain misalnya Perkebunan Austindo atau ANJ ;
− Bahwa Pemerintahan Pusat atau Pemerintahan Kabupaten atau Pemerintahan
do
gu
Provinsi tidak pernah melakukan pengukuran ;
− Bahwa setahu Saksi tidak ada juga oleh pemerintah melakukan tentang
pengukuhan wilayah Desa Saksi dan sekitarnya ;
In
A
− Bahwa Saksi tidak tahu apa peran Desa tempat tinggalnya dijadikan kawasan
hutan ;
ah
lik
− Bahwa bukti sudah tinggal di Desa selama 100 Tahun yaitu ada kuburan-kuburan
lama leluhur Saksi dan keluarga Saksi yang sudah meninggal dikubur di
am
ub
perkuburan Desa ;
− Bahwa Koperasi Parsub tidak ada di Desa tempat tinggal Saksi ;
− Bahwa sejak dahulu sudah ada perkebunan kelapa sawit di Desa, tapi milik
ep
k
warga Desa ;
ah
si
− Bahwa selama menjabat sebagai Kepala Desa, Saksi tidak pernah mendengar
Desa akan dikeluarkan dari kawan hutan atau dijadikan kawasan hutan ;
ne
ng
do
gu
KPKS ;
− Bahwa setiap Dusun tidak harus ada Kepala Desanya ;
ah
lik
− Bahwa pernah ke Dusun Maju Jaya dan Saksi pernah melihat perkebunan
disana, tapi tidak tahu perkebunan apa ;
m
ub
es
on
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 83
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
84 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa yang dimaksud penataan batas hutan yaitu membatasi suatu kawasan
a
hutan dengan patok-patok batas dengan ukuran tertentu dengan syarat dan
si
patok tersebut sesuai dilapangan dibuat berita acara dan ada panitia
tentang Tapal Batas ;
ne
ng
− Bahwa yang berwenang sebagai Panitia tapal batas yang membuat batas
berdasarkan pembentukan dari Menteri Kehutanan ;
do
gu
− Bahwa yang membuat
Kawasan Hutan (BPKH) untuk melakukan
Berita Acara tapal batas yaitu Balai
pengukuran tapal
Pemantapan
batas dan
membuat Berita Acaranya ;
In
A
− Bahwa setelah Ahli melihat bukti Tergugat I bertanda bukti T.I-2 dan T.I-3,
Ahli menjelaskan dokumen tersebut Ahli lihat tidak sah karena tanpa ada
ah
lik
ditandatangani oleh Gubernur dan Kepala Dinas Kehutanan, formatnya sudah
benar, akan tetapi ada kolom yang tidak ditandatangani oleh pejabat yang
am
ub
membuat perintah, yang seharusnya bukti T.I-2 dan T.I-3 ditandatangani oleh
Gubernur dan bukti tersebut menurut Ahli belum lengkap karena tidak ada
Peta hasil Penetapan batas dan tanpa ada disebutkan koordinatnya, serta
ep
k
si
batas atau pembuatan pal batas dalam pemetaan atau penentuan batas
hutan tanpa ada titik koordinat yang pasti ;
ne
ng
− Bahwa Ahli melihat kembali dan membaca bukti TI–2 dan TI–3, setelah
dipinjam dari Majelis Hakim dan menjelaskan dalam bukti tersebut tidak
do
ditemukan tanda tangan masyarakat atau yang mewakili masyarakat, menurut
gu
Ahli penataan batas harus ditanda tangani oleh masyarakat atau yang
mewakili masyarakat, apalagi jika ada masyarakat adat, wajib ditandatangani
In
A
lik
patok tertentu, setelah itu dibuat Berita Acara untuk penataan batas itu,
ub
− Bahwa tentang patok berdasarkan pengalaman Ahli dan sesuai aturan dalam
ep
membuat patok yaitu patok dibuat dari besi dan di cor dengan semen yang
ketebalan dan kedalam didalam tanah yang sudah diatur ;
ah
es
ng
− Bahwa bukti dari penataan batas adalah Berita Acara Tata Batas yang harus
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 84
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
85 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa jika belum ada ditandatangan oleh Gubernur dan oleh Kepala Dinas
a
Kehutanan setempat berarti dapat dikatakan tidak diketahui dan tidak
si
disetujui ;
− Bahwa dari pengalaman Saksi untuk melakukan tapal batas, setiap tahun
ne
ng
anggaran dari pusat untuk melakukan tata batas hanya untuk sepanjang
20 km ;
do
− Bahwagu
Tergugat I bukti
Ahli menjelaskan terhadap
yaitu bukti bertanda T.I–2
bukti Berita Acara yang
dan T.I–3, tidak bisa digunakan
dijadikan
uji petik, misalnya mau melihat Pal B20 atau Pal B37, karena tidak jelas
In
A
titik-titik lokasinya, jadinya tidak bisa digunakan uji petik ;
− Bahwa terhadap bukti Tergugat I bertanda Bukti T.I-2 dan T.I–3 menurut
ah
lik
Ahli tidak ada Titik Koordinat, jadi tidak bisa dipakai sebagai dasar untuk
menentukan luas dan batas, karenanya menurut ahli belum dapat di pakai
am
ub
sebagai landasan/dasar pembuatan Peta suatu kawasan hutan ;
− Bahwa kepada Ahli diperlihatkan bukti Penggugat bertanda P-10 dan P-46
dengan bukti T.I-5, kemudian Ahli menjelaskan bukti Tergugat I bertanda T.I-5
ep
k
− Bahwa pendapat Ahli jika tidak ada koordinat tidak sah, karena harus ada
R
si
dalam peta, jika tidak ada peta dan buku ukur tidak dilampirkan maka tidak sah ;
− Bahwa menurut Ahli berdasarkan pengalaman Ahli di Kementerian Kehutanan,
ne
ng
do
kawasan hutan, jika adanya hak perseorangan atau hak hak ulayat atau hak
gu
lik
ub
dapat dikatakan sebagai kawasan hutan karena, Ahli tidak ada melihat bukti
ep
pendukung kaitannya dengan 4 tahap yang wajib dilakukan baru dapat dijadikan
ah
kawasan hutan ;
R
− Bahwa Ahli melihat Berita Acara tahun 1978 dengan SK Menteri Tahun 1982
es
sebagimana bukti Terugat dan terhadap 2 (dua) surat tersebut belum memenuhi
M
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 85
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
86 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa dalam proses diantara yang 4 tahap tersebut masyarakat harus ikut
a
menandatangani dan dalam kegiatan pemancangan dan hasil inventarisasi
si
jika ada hak pihak ketiga, maka dituangkan dalam Berita Acara Pengukuran dan
Pemancangan Batas yang ditandatangani oleh pelaksana tata batas diketahui
ne
ng
Kepala Desa dan Camat setempat, serta ditandatangani Panitia, juga harus
ada lampirannya kaitannya dengan hak-hak orang lain ;
do
− Bahwa bukti
gu bertanda T.I-5 berupa SK Menteri setelah Ahli lihat dan
membacanya, bukti tersebut tidak Valid, karena tidak ada lampiran koordinat ;
− Bahwa kalau Ahli melihat Berita Acara tahun 1978 tentang tata batas/penataan
In
A
batas kawasan hutan, dengan SK menteri No. 923 tahun 1982 tentang
penunjukkan, menurut ahli adalah kegiatan penetapan kawasan hutan yang
ah
lik
terbalik, karena seharusnya yang duluan adalah penunjukkan dahulu baru tata
batas/penetapan batas, bukan tata batas dahulu baru penunjukkan dan menurut
am
ub
Ahli prosesnya adalah salah, masa dibalik-balik prosesnya dan kenapa bisa
terbalik begitu Ahli tidak ngerti kenapa bisa terjadi ;
− Bahwa register belum bisa dikatakan sebagai kawasan hutan ;
ep
k
− Bahwa sikap pemerintah jika ada hak-hak orang lain yaitu hak masyarakat atau
ah
masyarakat adat ada lebih dahulu, maka harus dihargai hak masyarakat atau
R
si
masyarakat adat tersebut ;
− Bahwa dalam penunjukkan kawasan hutan kegiatan yang harus dilakukan
ne
ng
do
intventarisasi disertai dengan Berita Acara pembahasan dan pengukuran batas
gu
lik
ub
es
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 86
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
87 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kawasan hutan, meliputi “a. Penunjukan Kawasan Hutan, b.Penataan Batas
a
Kawasan Hutan, c.Pemetaan Kawasan Hutan, d. Penetapan Kawasan Hutan” ;
si
− Bahwa Panitia Tata Batas ditetapkan oleh Menteri, Menteri melimpahkan ke
Gubernur, Gubernur melimpahkan ke Bupati ;
ne
ng
− Bahwa terhadap bukti dari Tergugat tentang Berita Acara kaitannya mengenai
tidak ditandatangani oleh Gubernur dan Kepala Dinas Kehutanan, selama Ahli
do
gu
bekerja di Inspektorat Kementerian Kehutanan tidak pernah melihat yang seperti
itu, yaitu Berita Acara yang tidak ditandatangani oleh Gubernur dan Kepala Dinas
Kehutanan ;
In
A
− Bahwa kaitannya dengan Putusan Mahkamah Konstitusi tentang kawasan
hutan, maka sebelum putusan Mahkamah Konstitusi, maka itu harus di revisi ;
ah
lik
− Bahwa Saksi pernah ikut diklat khusus selama 4 bulan di Jepang dan Ahli pernah
menjadi Ahli dalam perkara lain perdata dan Pidana ;
am
ub
− Bahwa dalam proses menetapkan kawasan hutan harus terlibat semua pihak ;
− Bahwa patok batas per pal yang terbuat dari besi dan dicor semen beratnya
lebih kurang 20 kg per 1 buah patok batas ;
ep
k
− Bahwa mekanisme tata batas diantaranya Panitia memberi nasehat kepada tim
ah
si
− Bahwa kriteria Panitia Tata Batas areal yang ditata batas sebagai kawasan
hutan sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 Ayat (1) adalah dibentuk dan
ne
ng
do
Kebupaten (BPN), 3. Dinas-dinas terkait di Kabupaten/Kota, 4.Camat Kepala
gu
lik
ub
Peta dan setelah Ahli melihat dan membaca bukti bertanda P-28, Kuasa
ep
Penggugat Keberatan atas pertanyaan Kuasa Tergugat III dengan alasan Ahli
es
yang Kuasa Hukum Penggugat hadirkan bukanlah Ahli kaitannya dengan Peta
M
ng
dan atas Keberatan Kuasa Hukum Penggugat, lalu Hakim Ketua mempersilahkan
on
kepada Ahli untuk menjawab pertanyaan dari Kuasa Tergugat III, kemudian
atas pertanyaan Kuasa Tergugat III, Ahli menyatakan tidak akan menjawab
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 87
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
88 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa pembuatan kawasan hutan pada tahun 1978, titik regulasi pada dataran
a
tinggi bisa dan dataran rendahpun bisa ;
si
− Bahwa diperlihatkan bukti T.15 kepada ahli dan ahli menjawab ada titik
regulasi dan ditunjuk oleh Ahli ;
ne
ng
− Bahwa ahli menerangkan dihubungkan dengan bukti bertanda P-42, ahli
menjelaskan benar harus ada ditandatangani oleh Gubernur ;
do
gu
Penggugat dan
Menimbang, bahwa terhadap keterangan Ahli dari Penggugat, Kuasa Hukum
Kuasa Para Tergugat yang hadir disidang, menyatakan akan
In
A
menanggapi dalam kesimpulan ;
2.LEONARD SIRAIT :
ah
− Bahwa cara membuat peta yaitu koordinatnya dahulu yang harus ditentukan ;
lik
− Bahwa Program yang dipakai untuk membuat peta yaitu program komputer
namanya Program Argis ;
am
ub
− Bahwa untuk penggambaran dan penentuan Peta yaitu mutlak harus
menggunakan skala dan titik koordinat, dengan alasan karena titik koordinat
ep
berfungsi untuk menentukan suatu posisi atau letak pada suatu Peta, baik itu
k
si
lokasi Peta, jenis koordinat yang di pakai, letak geografis lokasi yang akan
ne
dikerjakan lengkap dengan skala Peta dan lain-lain ;
ng
− Bahwa jika dalam menentukan suatu data dengan Pal Batas tetapi tidak
dilengkapi dengan titik koordinat, data tersebut tidak berarti apa-apa, untuk
do
gu
itu data tersebut tidak dapat dijadikan sebagai dasar untuk membuat suatu
Peta, sebab tidak ada acuan yang jelas untuk menentukan lokasi Pal batas
In
tersebut, maka data tersebut dinyatakan tidak valid atau hanya bisa disebut
A
lik
melihat koordinatnya ;
− Bahwa awalnya Ahli tidak pernah melihat kaitannya GB 50 ;
m
ub
− Bawa dikarenakan perkara ini, Ahli melihat GB 50 dan didalam GB 50 itu Ahli
lihat tidak ada peta, hanya merupakan arsip yang didalamnya menjelaskan nama-
ka
ep
nama Desa ;
− Bahwa dari GB 50 itu, bisa Ahli membuat petanya ;
ah
− Bahwa kepada Ahli diperlihatkan bukti bertanda T.I-2 dan lalu Ahli diminta
R
membuat peta, lalu terhadap bukti T.I.2, Ahli menjelaskan Tidak bisa dibuat
es
M
− Bahwa kepada Ahli diperlihatkan bukti Penggugat bertanda P-28 dan Terhadap
on
bukti P-28 berupa Peta tersebut, Ahli menjelaskan Ahli yang membuatnya ;
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 88
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
89 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa Ahli membuat setelah kepada Ahli sebelumnya diperlihtakan GB 50 dan
a
setelah ahli lihat di GB 50, Ahli menjelaskan tentang adanya uraian nama 13
si
Desa didalam GB 50, lalu nama Desa di GB 50 dicocokkan dengan peta Rupa
Bumi dan Ahli memperaktekkan dengan laptop dan prorgam Ahli yaitu Program
ne
ng
Argis dan lalu Ahli menjelaskan cara membuat peta dan menjelaskan cara
membuat peta dengan didasarkan GB 50 yang ada disebutkan nama 13 Desa
do
gu
dan hasilnya adalah peta yang dijadikan bukti surat Penggugat ;
− Bahwa lalu diperlihatkan bukti P-20.c dan P-23 dan kemudian ahli menjelaskan
posisi 13 Desa yang ada dalam GB 50 tersebut dengan memperaktekkan
In
A
dengan program yang ada dilaptop Ahli dan hasilnya semua Desa-desa itu
masih diluar kawasan hutan, itulah hasilnya sebagaiman bukti P-28 berupa
ah
lik
gambar Peta ;
− Bahwa ahli yang membuat Peta hubungannya dengan GB 50 tidak ada titik
am
ub
koordinat, akan tetapi setelah digabungkan dengan peta rupa bumi (dioverlay)
maka dapat dihasilkan peta berdasarkan uraian 13 Desa didalam GB 50
tersebut ;
ep
k
− Bahwa membuat Peta setahu Saksi tidak ada izin secara khusus akan tetapi
ah
apa yang Ahli kerjakan dan ahli gambar dapat dipertanggung jawabkan secara
R
si
keilmuan dan profisionalitas pengetahuan Ahli dan tempat Ahli membuat Peta
ada izin usahanya namanya PT. Lestari Bumi Khatulistiwa kantor di Pontianak
ne
ng
Kota Pontianak ;
− Bahwa sejak kapan Negara Republik Indonesia menggunakan GPS untuk tata
do
batas pengukuran dan pemetaan suatu kawasan, khususnya kawasan hutan,
gu
tidoelit ;
− Bahwa sumber gambar peta Ahli yaitu GB 50, peta rupa bumi dan beberapa
ah
lik
ub
bertanda P-28 berupa peta dan setelah diperlihat lagi bukti P-28 tersebut, Kuasa
Tergugat III meminta membacakan poin 6 pada peta tersebut dan Kuasa Tergugat
ka
III membacakan batas-batas dalam gugatan Penggugat, lalu Kuasa Terugat III
ep
ng
antara Kuasa Tergugat III dengan Kuasa Hukum Penggugat dengan menjelaskan
kepada Ahli untuk menjawab pertanyaan Kuasa Tergugat III dan untuk itu
gu
dipersilahkan kepada Ahli untuk menjawab pertanyaan Kuasa Tergugat III, lalu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 89
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
90 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
atas penjelasan Hakim Ketua Majelis, Ahli menjelaskan “tidak menjawab atas
a
pertanyaan Kuasa Tergugat III” ;
si
− Bahwa didalam GB 50 itu tidak ada peta hanya merupakan arsip menyebutkan
nama Desa ;
ne
ng
− Bahw setelah bukti T.I-2 diperlihatkan kepada ahli, ahli menerangkan
bukti T.I-2 tidak bisa dibuat peta karena tidak ada koordinatnya ;
do
gu
− Bahwa kemudian Ahli menerangkan terhadap Desa Landasip untuk mengetahui
berada diamana didalam peta posisinya dan dinyatakan sebagai kawasan hutan,
harus ada syarat-syaratnya yaitu harus ada koordinat, luas lokasi, penetapan,
In
A
pengukuhan ;
− Bahwa GB 50 di overlay/digabungkan dengan peta rumpa bumi maka jadilah
ah
lik
peta yang menjadi bukti bertanda P-28 ;
− Bahwa membuat peta tidak ada izin dari pemerintah, namun bisa dipertanggung
am
ub
jawabkan ;
− Bahwa Ahli tidak tahu kapan pemerintah menggunakan GPS ;
− Bahwa akurasi penggunaan alat pengukuran suatu wilyah menggunakan
ep
k
− Bahwa menurut Ahli jika ada yang dinyatakan dalam perkara pidana oleh
R
si
pemerintah, seharusnya sudah ada menunjukkan kawasan hutan yang pasti
dahulu, baik itu luas dan koordinatnya ;
ne
ng
do
gu
wilayah kawasan hutan dan khususnya dalam perkara ini tentunya menurut ilmu
pemetaan dalam penentuan yang katanya ada Register 40 atau kaitanya
dengan GB 50 tahun 1924 tidak dapat ditentukan karena titik koordinatnya
In
A
tidak ada ;
ah
Penggugat dan Kuasa Para Tergugat yang hadir disidang, menyatakan akan
menanggapi dalam kesimpulan ;
m
ub
3.Dr.MARUARAR SIAHAAN.,SH :
− Bahwa mengenai hukum yang muncul dalam putusan Mahkamah Konstitusi
ka
ep
pelaksanaan dilapangan dengan apa yang telah diatur oleh undang-undang atau
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 90
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
91 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
yang dicita-citakan dalam Konstitusi Negara Republik Indonesia berbeda
a
pelaksanaannya ;
si
− Bahwa dalam Pasal 33 UUD 1945 jelas tujuan Konsitusi itu dibuatnya adalah
semua digunakan dan dipergunakan untuk kepentingan atau melindungi
ne
ng
masyarakat atau kesejahteraan masyarakat ;
− Bahwa dalam politik hukum Indonesia saat ini, sangat mendasar untuk melihat
do
gu
lebih dahulu landasan
multi kepentingan
yang dibangun dalam Undang-undang Kehutanan dan
yang termuat didalamnya, dengan pendirian bahwa
kebijakan konstitusional dalam putusan MK Nomor 45/PUU-IX/2011 Tentang
In
A
penunjukkan kawasan hutan adalah adalah sebagai implementasi politik
hukum dalam Konstitusi ;
ah
lik
− Bahwa paradigma yang dijadikan tolak ukur untuk melakukan uji
konstitusionalitas norma tersebut, harus dikaitkan secara erat dengan gagasan
am
ub
yang justru memberi ciri dan dasar berfikir kenegaraan yang bersumber
pada filosofi negara kesejahteraan yang dianut dalam UUD 1945 serta masih
dianggap masih relevan, bahkan didalam era globalisasi saat ini yang
ep
k
si
dan bernegara yang diadopsi sejak tahun 1945 secara konkrit diwujudkan
sebagaimana dalam Pasal 33 UUD 1945, yang tetap dipegang teguh meskipun
ne
ng
do
pengaturan sumber-sumber kehidupan bagi tujuan sebesar-besarnya
gu
lik
ub
dimiliki oleh masyarakat tidak termasuk hutan Negara”, terhadap hal itu
ka
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 91
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
92 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
demokratis, maka bertentangan dengan konstitusional dan rule of law, oleh
a
karenanya merupakan perbuatan melawan hukum ;
si
− Bahwa dari Putusan No. 45/PUU-IX/2011 tanggal 9 Februari 2012 dan Putusan
No. 35/PUU-X/2012 tanggal 16 Mei 2013 serta Putusan Nomor 50/PUU-VIII/2010
ne
ng
serta Put. No. 11/PUU-IX/2011, masing putusan Mahkamah Konstitusi tersebut
masing-masing mewujudkan atau memenuhi secara konkrit Konstitusi tentang
do
gu
pengakuan hak tradisionil masyarakat adat atas tanah yang memerlukan
perlindungan sebagaimana dimuat dalam konstitu di UU 1945, Putusan-putusan
tersebut sangat konsisten menjabarkan norma konstitusi, tentang frasa
In
A
ditunjuk dan/atau bertentangan dengan UUD 1945 untuk itu tidak mempunyai
kekutan hukum mengikat ;
ah
lik
− Bahwa Mahkamah Konstitusi secara tegas menyatakan penunjukkan belaku
atas suatu kawasan untuk dijadikan kawasan hutan tanpa melalui proses atau
am
ub
tahapan-tahap yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan di kawasan
hutan sesuai dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
menurut ahli merupakan pelaksanaan pemerintah otoriter ;
ep
k
si
dengan Konstitus dalam UUD Negara Rebupublik Indonesia Tahun 1945 ;
− Bahwa yang terjadi saat ini khususnya dalam perkara ini, tanpa melihat siapa
ne
ng
yang memiliki awalnya dilokasi objek perkara tahun 1970 atau tahun
sebelumnya, ada hal-hal yang berkembang dimasyarakat pendapat tentang
do
semua tanah yang tidak bisa membuktikan berarti itu tanah Negara adalah
gu
suatu hal yang tidak dibenarkan dalam Konstitusi Negara Republik Indonesia
yang berjiwa Demokrasi tapi pelaksanannya bersifat otoriter ;
In
A
− Bahwa kaitannya dengan perkara ini yang ahli ketahui kaitannya dengan
kawasan hutan dilakukan Penunjukkan dahulu baru kemudian ditetapkan
ah
lik
ub
kawasan hutan atau hutan Negara ada prosedurnya sesuai dengan Undang-
ka
Undang dan jika dilakukan tidak sesuai dengan Undang-undang maka itu
ep
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 92
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
93 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
atau ulayat pada kawasan hutan yang akan ditetapkan sebagai kawasan hutan
a
sehingga jika demikian terjadi, maka penataan batas dan pemetaan batas
si
kawasan hutan harus mengeluarkannya dari kawasan hutan agar tidak
merugikan bagi masyarakat yang berkepentingan dengan kawasan yang
ne
ng
akan ditetapkan sebagai kawasan hutan”;
− Bahwa Putusan Mahkamah Konstitusi itu pada umumnya bersifat pasti
do
gu
propestik interpletasi yaitu harus dilaksanakan sejak awal ketika undang-undang
itu di buat ;
− Bahwa fungsi judicial rieviuw, kalau sudah di Putuskan oleh Mahkamah
In
A
Konstitusi maka harus dilaksanakan ;
− Bahwa kepada Ahli diperlihat GB 50 Tahun 1924 dan bukti Penggugat bertanda
ah
lik
P-20c dan P-30 ;
− Bahwa terhadap GB 50 Tahun 1924 bukan merupakan suatu keputusan
am
ub
penjukkan kawasan hutan melainkan memuat daftar nama Desa yang
dipertimbangkan menjadi kawasan hutan dan kemudian secara keliru dijadikan
dasar memasukkan nama Desa menjadi rangkaian kawasan hutan dalam
ep
k
si
Belanda angkat kaki dari Indonesia, rencanan tersebut tidak alat bukti yang
konkrit ditindak lanjuti menjadi kawasan hutan oleh Pemerintahan Belanda ;
ne
ng
do
50 Tahun 1924 tersebut tidak ada diumumkan dalam Staatsblaad Hindia
gu
Belanda Tahun 1924, maka menurut Ahli yang didasarkan kepada Algemeene
Bepalingen Van Wetgeving (AB) tersebut GB 50 Tahun 1924 tidak dapat
In
A
berlakukan ;
− Bahwa terkait objek perkara dalam gugatan Penggugat dihubungkan dengan
ah
lik
adanya putusan pidana yang ada hubungan dengan gugatan Penggugat dan dari
putusan itu objek gugatan dalam perkara ini dieksekusi, menurut pengalaman
Ahli baik sebagai mantan Hakim Konstitusi maupun pensiunan/mantan Hakim
m
ub
mengenai Eksekusi, menurut Ahli terhadap setiap putusan itu, tidak semua bisa
ep
atau dapat di eksekusi dan terhadap putusan itu dalam istilah hukum disebut
sebagai putusan itu Non Eksekutabel dan dalam perkara ini salah satunya
ah
masih terdapat perselisihan atas statatus barang bukti tentang siapa yang
es
− Bahwa terhadap bukti bertanda P-33 dan P-34 yang telah diperlihatkan ke Ahli,
ng
transaksi kepada semua pihak adalah suatu perbuatan yang melanggar hak
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 93
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
94 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
orang lain dan itu bertentangan dengan Konstitusi, apalagi ada hak-hak orang
a
lain terhadap hal yang dilarang itu ;
si
− Bahwa Menteri mengeluarkan surat atau haknya tersebut berdasarkan putusan
pidana, pada hal Terdakwa itu hanya bergabung dengan pihak lain dan terhadap
ne
ng
hal itu kaitannya dengan kepemilikan, yang terhadap hal tersebut hubungannya
dengan hukum Privat atau Perdata ;
do
− Bahwa terhadap bukti surat yang dikeluarkan Menteri Ligkungan dan Kehutanan
gu
kaitannya dengan objek gugatan Penggugat, Ahli melihat surat ini tidak sah,
karena surat Menteri itu belum memenuhi Putusan Mahkamah Konstitusi yaitu
In
A
Pasal 15 Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, maka
menurut Ahli itu melanggar norma-norma hukum dan suatu penentangan
ah
lik
terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi ;
− Bahwa sebagai Koperasi adalah suatu Badan Hukum yang diakui dan sah dalam
am
ub
Konstitusi Negara Republik Indonesia, menurut Ahli Koperasi itu adalah sah
menurut hukum dan dilindungi dalam Konstitusi Negara Republik Indonesia ;
− Bahwa hak Ulayat atau masyarakat adat yang sudah ada sejak zaman dahulu
ep
k
Indonesia ;
R
si
− Bahwa diperlihatkan bukti P.20c dan P.30 dan menurut ahli bukti surat itu
menyebutkan kalau GB 50 sudah dijadikan landasan hukum dan SK Menteri itu
ne
ng
do
gu
diumumkan, karena itu adalah azas yang wajib dipenuhi, jika tidak diumumkan
maka suatu aturan tersebut secara umun tidak dapat diberlakukan dan
ah
lik
digunakan ;
ub
− Bahwa setiap aturan untuk dapat di berlakukan harus diumumkan dahulu dan
ka
terhadap G.B,25 Juni 1924 No.50 yang tidak diumumkan dalam lembaran
ep
− Bahwa yang terjadi dengan kawasan hutan tanpa melihat siapa yang di sana
ng
on
tahun 1970 semua tanah yang tidak bisa membuktikan berarti itu tanah Negara
adalah suatu pernyataan yang bertentangan dengan Konstitusi Negara Republik
gu
Indonesia ;
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 94
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
95 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa dalam menyatakan suatu kawasan adalah kawasan hutan atau hutan
a
negara haruslah melalui proses yang sesuai denga Pasal 15 Undang-undang
si
Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan harus dipenuhi dalam menentukan
kawasan hutan atau hutan Negara, jika tidak dipenuhi maka hal itu bertentangan
ne
ng
dengan hukum atau Konstitusi Negara Republik Indonesia ;
− Bahwa sebagaiman putusan Konstitusi Negara Republik Indonesia tentang pasal
do
gu
15 undang-undang kehutanan,
putusannya bertentangan dengan UUD tahun 1945 maka itu disebut tidak
Mahkamah Konstitusi menyatakan bahwa
In
A
− Bahwa khusus dengan Pasal 15 Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan mengenai kawasan hutan itu ada Putusan Mahkamah Konstitusi yang
ah
lik
pada dasarnya adalah bersifat profektif dan interpletasi harus dilaksanakan sejak
awal ketika undang-undang tersebut di buat atau diberlakukan ;
am
ub
− Bahwa kepada Ahli diperlihatkan bukti T1.2 dan terhadap hal itu Ahli
menjelaskan sepanjang mengacu pada pasal 15 Undang-undang Nomor 41
Tahun 1999 tentang Kehutanan maka itu sah dan jika tidak mengacu kepada P
ep
k
sah ;
R
si
− Bahwa dengan adanya hak masyarakat hukum adat kawasan itu ditunjuk
sebagai hutan adat dan hutan Negara harus sesuai dengan Konstitusi
ne
ng
do
dilaksanakan fungsi Judicial Revieuw ;
gu
− Bahwa mengenai batas-batas tidak jelas, dalam kasus yang lain tidak bisa
kumulatif ;
In
A
− setiap aturan untuk dapat di berlakukan harus diumumkan dahulu dan terhadap
G.B,25 Juni 1924 No.50 yang tidak diumumkan dalam lembaran Negara dan
ah
lik
ub
− Bahwa terhadap bukti Tergugat I bertanda T.I-2, T.I-3, T.I-4, T.I-13, T.I-14
ep
menentukan kawasan Hutan atau Hutan Negara, maka bukti surat tersebut adalah
es
sah, akan tetapi jika tidak sesuai dengan Pasal 15 Undang-undang Nomor
M
ng
41 Tahun 1999, maka menurut Ahli adalah tidak sah dalam Negara
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 95
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
96 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa setelah diperlihatkan bukti P-42 berupa Surat Keputusan Menteri tentang
a
Pembentukkan Dan Tata Kerja Panitia Tata Batas Hutan, Ahli menjelaskan dari
si
bukti itu, Ahli menjelaskan tidak mungkin langsung dilakukan penunjukkan tanpa
ada dilakukan penataan batas dahulu karena sudah ada diatur dalam aturan ;
ne
ng
− Bahwa selain yang telah Ahli jelaskan, Ahli menambahkan penjelasan yaitu :
• Masyarakat Hukum adat yang diakui dan dilindungi dalam konstitusi atau
do
gu UUD 1945, sepanjang masih memenuhi
Pasal 18B Ayat (2) dan seluruh peraturan perudang-undang lain. Hak Ulayat
syarat yang disebutkan dalam
In
A
sebagaimana disebut dalam keterangan tertulis tetap diakui dan
dilindungi ;
ah
lik
• Suatu produk hukum/peraturan/perundang-undangan pada zaman Hindian
Belada dapat berlaku setelah produk hukum/peraturan/perundang-undangan
am
ub
tersebut diumumkan dalam Nederlands Hindie Staatsblad, sebagai syarat
untuk mempunyai kekutan hukum mengikat, tanpa adanya pengumuman
atau diumumkan, terhadap produk hukum/peraturan/perundang-undangan
ep
k
• Terhadap suatu putusan pidana yan berkekuatan hukum tetap, tidak dapat
R
si
dilaksanakan diantaranya yaitu dalam barang bukti yang dinyatakan
dirampas dalam putusan pidana, merupakan bidang tanah yang tidak
ne
ng
do
yang Ahli jelaskan timbul dalam praktek
gu
lik
ub
Tergugat III ada mengajukan Saksi 2 (dua), Saksi mana masing-masing dibawah
ep
1.PANGALOAN HARAHAP :
R
− Bahwa sejak tahun 1992 sampai dengan tahun 2006 menjabat Kepala Desa
es
M
− Bahwa pada tahun 1981 pernah mendengar pago-pago tanah adat ke Pemerintah
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 96
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
97 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sekolah yang saat ini bernama SMAN 1 Barumun Tengah dikarenakan pada saat
a
itu di Kecamatan Barumun Tengah tidak memiliki gedung sekolah ;
si
− Bahwa tidak ada lagi masyarakat yang bertempat tinggal dilokasi pago-pago ;
− Bahwa lokasi pago-pago kondisinya saat itu berupa semak belukar dan oleh
ne
ng
Pemerintah ditanami tanaman jenis Akasia ;
− Bahwa lokasi Pago-pago saat ini sebahagian besar sudah menjadi perkebunan
do
gu
kelapa sawit milik PARSUB ;
− Bahwa perkebunan kelapa sawit PARSUB jauh dari 5 (lima) Desa yaitu Desa
mandasip, Desa Langkimat, Desa Paran Padang, Desa Aek Raru, Desa Janji
In
A
Matogu sejak Kecamatan Simangambat ;
− Bahwa banyak perkampungan rumah-rumah penduduk, terdapat banyak
ah
lik
fasilitas umum antara lain, sekolah, kantor Polisi, pasar, warung, rumah
makan, Jalan umum, Puskesmas, kebun-kebun masyarakat dan lain-lain ;
am
ub
− Bahwa sudah banyak yang terbit sertifikat Hak Milik ;
− Bahwa tahu kata Register dari dengar-dengar saja, tidak tahu arti kata
Register ;
ep
k
si
dan kebun sawit yang lain-lain ;
− Bahwa di Desa tidak ada dokumen tentang Kawasan Hutan ;
ne
ng
do
− Bahwa tidak pernah melihat ada kegiatan pematokan ;
gu
lik
ub
ng
− Bahwa Saksi tahu Perkebunan Parsub dan KPKS Bukit Harapan dari dengar-
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 97
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
98 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa Saksi tidak tahu letaknya Perkebunan Parsub dan KPKS Bukit
a
Harapan dari dengar-dengar saja ;
si
− Bahwa Saksi tidak pernah ke Perkebunan Parsub dan KPKS Bukit
Harapan ;
ne
ng
− Bahwa Kecamatan Simangambat adalah pecahan dari Kecamatan Barumun
Tengah ;
do
gu
− Bahwa dari dulu sudah banyak kehidupan masyarakat Adat di Kecamatan
Barumun Tengah dan Kehidupan Masyarakat Adat masih berlangsung dan
masih ada sampai sekarang dan masih diakui oleh pemerintahan daerah ;
In
A
Menimbang, bahwa terhadap keterangan Saksi dari Tergugat III, Kuasa
Hukum Penggugat dan Kuasa Para Tergugat yang hadir disidang, menyatakan akan
ah
lik
menanggapi dalam kesimpulan ;
2.PARLUHUTAN HASIBUAN :
am
ub
− Bahwa pernah menjabat sebagai Kepala Desa Sionggoton Kecamatan
Simangambat Kabupaten Padang Lawas Utara, dulu termasuk ke dalam kec.
Barumun Tengah sejak tahun 1992 sampai dengan tahun 2004 ;
ep
k
− Bahwa pernah bekerja di HPH PT. Barakaz sejak tahun 1975 dan pada tahun
ah
1977 menjabat sebagai ketua SPSI dan berhenti bekerja di HPH PT. Barakaz
R
si
pada tahun 1986 dan kondisi lokasi pada saat itu adalah hutan tua dan masih
terdapat tanaman kayu ;
ne
ng
− Bahwa sewaktu berkerja di HPH PT. Barakaz pernah bertemu dengan 20 (dua
puluh) orang Insiyur dari Bogor di Kamp HPH PT. Goodwin yang saat itu sedang
do
gu
melakukan rintis batas kawasan hutan dan saat itu rintisan tersebut disebut
sebagai rintis Bogor ;
− Bahwa Pernah melihat Plang kawasan hutan di daerah yang namanya Padang
In
A
Tarutung ;
− Bahwa pernah mendengar adanya pago-pago tanah adat kepada Pemerintah dari
ah
lik
ub
padangan (alang-alang) dan dilahan pago-pago saat itu tidak ada masyarakat
yang mendiaminya ;
ka
Desa ;
R
− Bahwa setelah tahun 2000-an tempat tersebut saat ini terdapat perkebunan
es
KPKS ;
M
ng
− Bahwa Lahan HPH PT. Goodwin dan HPH PT. Barakaz merupakan satu
on
hamparan yang saat ini menjadi perkebunan KPKS dan PARSUB milik DL.
Sitorus ;
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 98
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
99 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa di lokasi tempat bekerja masih terdapat satwa liar yaitu Gajah dan
a
Harimau Sumatera ;
si
− Bahwa tempat tinggal saksi jauh dari 5 (lima) desa yaitu Desa mandasip,
Desa Langkimat, Desa Paranpadang, Desa Aek Raru, Desa Janji Matogu ;
ne
ng
− Bahwa Saksi mengaku lahir di Desa sionggoton yang berlokasi di pinggir
sungai barumun tengah bertetangga dengan Simagambat Jae, Simangambat
do
gu
Julu, Huta Pasir dan Hutabaru ;
− Bahwa Saksi mengaku sudah pindah ke seberang barumun tengah berbatas
denggan Tanjung Botung dan Gunung Manaon ;
In
A
− Bahwa Saksi menjelaskan, ada nama Desa yang sama di Padang Lawas ;
− Bahwa Saksi pernah mendengar Desa Simagambat julu ;
ah
lik
− Bahwa Saksi pernah bekerja di PT.Barakaz sejak tahun 1975-1977 sebagai
ketua SPSI ;
am
ub
− Bahwa pada tahun 1978 Saksi pernah bekerja di PT.HPH Brakaz ;
− Bahwa Saksi pernah menjadi kepala Desa Sionggoton sejak tahun 1992
sampai dengan 2004 ;
ep
k
− Bahwa keadaan 5 (lima) Desa yaitu Desa mandasip, Desa Langkimat, Desa
ah
Paran Padang, Desa Aek Raru, Desa Janji Matogu sejak dulu sudah jadi
R
si
pemukiman, persawahan, kebun, dan ada sekolah ;
− Bahwa Saksi mengaku pernah bertemu dengan tim perintis dari bogor dan tim
ne
ng
do
gu
dari orang lain tapi Saksi tidak tahu langsung tentang pago-pago ;
− Bahwa Saksi mengaku pada tahun 1981 ada beberapa desa yang menyerah-
kan tanah kepada Pemerintah diantaranya Desa Simangambat Jae,
In
A
Simangambat Julu, Desa gunung manaon, Huta baru dan Huta pasir ;
− Bahwa Saksi mengaku pernah mendengar Koperasi PARSUB, akan tetapi
ah
lik
ub
lain ;
ep
− Bahwa Saksi tahu perkebunan PARSUB dan KPKS Bukit Harapan satu
ah
− Bahwa
M
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 99
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
100 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa pada tahun 1986 bahwa dusun parsadaan KUD Langkimat belum ada
a
dan Saksi mengaku tidak pernah pergi ke desa KUD Langkimat, hanya
si
dengar tentang Desa Langkimat ;
− Bahwa tahun 1978 kondisi dusun parsadaan KUD Langkimat adalah sudah
ne
ng
menjadi pekan/pasar ;
− Bahwa tahun 1978 lokasi KUD langkimat adalah persawahan ;
do
gu
− Bahwa Saksi tidak pernah melihat hutan karena sejak dulu sudah jadi
pemukiman masyarakat adat, kebun, sawah sekolah dan kantor pemerintahan
kecamatan kelurahan ;
In
A
− Bahwa Saksi tidak tahu ada kawasan hutan, tidak pernah ada pal batas
kawasan hutan ;
ah
lik
− Bahwa tidak pernah baca dokumen Kawasan Hutan dan tidak pernah lihat
dokumen Kawasan Hutan ;
am
ub
− Bahwa semua areal sudah di manfaatkan masyarakat adat secara terus
menerus ;
− Bahwa pernah dengar kata Register, tidak tau arti kata Register;
ep
k
− Bahwa Saksi menjelaskan mungkin saja ada nama Desa yang sama di
ah
tempat lain ;
R
si
Menimbang, bahwa terhadap keterangan Saksi dari Tergugat III, Kuasa
Hukum Penggugat dan Kuasa Para Tergugat yang hadir disidang, menyatakan
ne
ng
do
gu
juga mengajukan Ahli 1 (satu) orang, Ahli mana dibawah sumpah, dipersidangan
pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
In
A
1.ARMANSYAH SIREGAR.,AMD :
− Bahwa pemerintah menggunakan GPS sebagai alat ukur kehutanan sesuai
ah
ub
− Bahwa diperlihatkan bukti T.III-1 dan Ahli menjelaskan peta memang ada dibuat
dan Ahli yang menandatangani ;
ka
ep
− Bahwa Peta yang dipegang oleh Ahli adalah Peta hasil Ploting SK menteri
R
es
923/Kpts/Um/12/1982 ;
M
− Bahwa selain dari GPS tidak ada alat lain yang dapat menentukan titik
gu
koordinat ;
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 100
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
101 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa ketika memploting titik-titik koordinat dari gugatan Penggugat dengan
a
aplikasi Arc Gis yaitu alat standart Dinas Kehutanan ;
si
− Bahwa Teodolite adalah alat untuk menentukan arah dan tinggi ;
− Bahwa selain Teodolite, ada alat lain yang dapat menentukan arah yaitu
ne
ng
kompas ;
− Bahwa yang Teodolite lebih akurat daripada kompas ;
do
gu
− Bahwa ada beberapa macam GPS, yaitu GPS Navigasi, GPS Geodilis dan GPS
Nations ;
− Bahwa yang
In
paling tinggi untuk menentukan titik koordinat yaitu GPS
A
Teodolite ;
− Bahwa peta yang dibuat dibawah tahun 2012 adalah Peta Register yang banyak
ah
lik
di tetapkan di Sumatera Utara ;
− Bahwa titik Koordinat berada di Hutan Tetap, yang lain berada di hutan
am
ub
lindung dan sebagian lagi hutan pengawasan lain ;
− Bahwa lokasi yang digugat Parsub hutan Produksi tetap dan sebagian berada di
Hutan HPL dan sebagian berada di Hutan Lindung ;
ep
k
− Bahwa Saksi yang membuat peta pada tahun 2015, namun hari dan tanggalnya
ah
si
− Bahwa Peta dibuat atas permintaan dari Kuasa Tergugat III sebagai Kuasa dari
Tergugat III ;
ne
ng
− Bahwa Peta dibuat dengan cara menyampaikan surat Gugatan perkara, meminta
titik koordinat ;
do
gu
− Bahwa alat yang digunakan adalah Aplikasi yaitu Alat Ploter, tetapi dengan
menjumlahkan aplikasi dari Dinas Kehutanan ;
− Bahwa untuk Akurasi perlu dibuat Tera dan Tera adalah setting keakuratan ;
In
A
− Bahwa Ahli pernah lihat SK 923 Tahun 1982 yang menunjukkan kawasan Hutan
Sumatera Utara ;
ah
lik
ub
1982 ;
− Bahwa bukti bertanda P-47 diperlihatkan kepada Ahli dan Ahli menjelaskan
ka
bukti tersebut merupakan Peta Sumatera Utara dan Ahli tidak pernah
ep
melihatnya ;
ah
− Bahwa Ahli tidak mengenal peta tersebut sehingga tidak bisa menjelaskan-
R
nya ;
es
− Bahwa diperlihatkan bertanda Bukti P-46 dan setalah membaca Ahli menjelaskan
M
ng
Sumatera Utara ;
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 101
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
102 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa Ahli hanya mengetahui separuh penunjukan hutan di Sumatera Utara ;
a
− Bahwa Ahli sudah mengerti batas-batas berdasarkan pemetaan dan
si
pengukuran ;
− Bahwa Pemetaan dan pengukuran adalah hal yang berbeda ;
ne
ng
− Bahwa bukti bertanda T.I-2 dan T.I-3 berupa berita acara tahun 1978 menurut
Ahli tidak bisa dipetakan karena tidak ada titik koordinatnya dan tidak ada buku
do
gu
ukur ;
− Bahwa dasar Peta yang dibuat oleh Ahli juga adalah SK Menhut Tanggal 24 Juli
2014 ;
In
A
− Bahwa diperlihatkan bukti bertanda P-24 dan Ahli menjelaskan tidak mengenal
peta tersebut, namun peta tersebut menginformasikan tentang wilayah ;
ah
lik
− Bahwa Ahli tidak pernah melihat peta arsip nasional ;
− Bahwa Ahli juga tidak pernah melihat peta yang lain dari Arsip Nasional ;
am
ub
− Bahwa tanda tangan siapa yang berada dalam peta, Ahli menjawab Tergantung
petanya ;
− Bahwa Peta kawasan hutan ditanda tangani oleh Menteri Kehutanan ;
ep
k
− Bahwa Kawasan Hutan Provinsi Sumatera Utara hanya menteri yang tanda
ah
tangan ;
R
si
− Bahwa dasar Hukum yang menandatangani Peta Kawasan Hutan adalah
Undang-undang Nomo 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan ;
ne
ng
Menimbang, bahwa terhadap keterangan Ahli dari Tergugat III, Kuasa Hukum
Penggugat dan Kuasa Para Tergugat yang hadir sidang, menyatakan akan
do
gu
Tergugat I, Kuasa Terggugat II, Kuasa Tergugat III yang hadir dipersidangan
mengajukan kesimpulannya masing-masing pada tanggal 09 September 2016
ah
sebagaimana terlampir dalam berita acara sidang, sedangkan Turut Tergugat tidak
lik
ub
segala hal yang termuat dalam berita acara sidang dianggap termuat dan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari putusan ini, selanjutnya para pihak
ka
ep
mohon putusan ;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
ah
DALAM EKSEPSI :
es
ng
Pengadilan telah menjatuhkan putusan Sela, pada hari Selasa tanggal 19 April
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 102
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
103 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
1. Menolak eksepsi dari Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III tersebut ;
a
2. Menyatakan Pengadilan Negeri Padangsidimpuan berwenang memeriksa dan
si
mengadili perkara ini ;
3. Memerintahkan untuk melanjutkan pemeriksaan dalam perkara ini ;
ne
ng
4. Menangguhkan penghitungan dan pembebanan biaya perkara sampai dengan
putusan akhir ;
do
gu Menimbang, bahwa oleh karena itu Eksepsi
berwenang mengadili relatif (incompetensi relatif) yang diajukan oleh pihak Tergugat
tentang Pengadilan tidak
II dan Tergugat III dan tentang Pengadilan tidak berwenang mengadili absolut
In
A
(incompetensi absolut) yang diajukan oleh pihak Tergugat I dan Tergugat III
tersebut, sebagaimana pertimbangan dalam Putusan Sela, pada hari Selasa
ah
lik
tanggal 19 April 2016, yang pada pokoknya menolak Eksepsi Tergugat I,
Tergugat II, Tergugat III tersebut, menurut pendapat Majelis Hakim bahwa Putusan
am
ub
tentang Eksepsi tersebut telah dianggap menjadi satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dengan putusan ini dan tidak perlu dipertimbangkan lagi, sedangkan
terhadap eksepsi Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III yang bukan tentang
ep
k
si
Obsuur Libel dan Eksepsi Tentang Kurangnya pihak (Plurium Litis Consortium),
ne
ng
juga Eksepsi Tergugat III tentang gugatan Penggugat tidak memiliki Legal
Standing, Tentang Kurangnya pihak (Plurium Litis Consortium), tentang Gugatan
kabur dan tidak Jelas/ Obsuur Libel, serta Eksepsi Tentang Turut Tergugat yaitu
do
gu
tentang Penggugat tidak dapat mendalilkan hubungan yang jelas antara Turut
Tergugat dengan perkara a quo, akan Majesli Hakim pertimbangkan sebagai
In
A
berikut ;
Menimbang, bahwa terhadap Eksepsi Tergugat I, Tergugat I, Tergugat III
ah
dan Turut Tergugat yang tidak termasuk Eksepsi tentang Pengadilan tidak
lik
ub
ep
DALAM PROVISI :
R
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 103
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
104 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
3. putusan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap, surat yang dikeluarkan
a
Menteri Lingkungan hidup dan Kehutanan RI No. S.174/MenLhk-II/2015
si
tanggal 21 April 2015 Perihal Penghentian Pelayanan oleh Gubernur Sumatera
Utara dan Bupati Tapanuli Selatan kepada Penggugat dan Surat Menteri
ne
ng
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015,
tanggal 25 Juni, yang ditujukan kepada Ketua Umum GAPKI yang berkaitan
do
gu
dengan
dikelola
pengelolaan
Penggugat
dan pembudidayaan
berdasarkan hak tradisional
perkebunan
masyarakat
kelapa sawit
adat secara
yang
turun temurun dan hak pemilikan berdasarkan Sertifikat Hak Milik (SHM)
In
A
berada dalam status quo ;
4. Menyatakan dan menetapkan Penggugat berhak untuk meneruskan
ah
lik
pengelolaan perkebunan kelapa sawit dan menjual/menerima hasil dari
kebun kelapa sawit dimaksud tanpa ada gangguan dari pihak
am
ub
manapun juga termasuk dari Para Tergugat, terhitung sejak
dibacakan Putusan Provisi atau setidak-tidaknya dalam waktu 14 hari
setelah adanya pembacaan putusan Provisi ini bila Tergugat I tidak
ep
k
si
lahan perkebunan kelapa sawit dimaksud sehingga tidak diperlukan
ne
ng
do
gu
Majelis Hakim walupun terhadap Putusan Provisi yang telah diputus secara
terpisah dengan putusan ini, namun dianggap menjadi satu kesatuan yang tidak
m
ub
terpisahkan dengan putusan ini dan menurut pendapat Majelis Hakim tidak
perlu lagi dipertimbangkan lagi ;
ka
ep
disebut “PARSUB” yang didirikan masyarakat adat (yang menjadi petani kelapa
on
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 104
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
105 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
padang lawas (bukan kawasan hutan) berdasarkan hak tradisional yang turun-
a
temurun yang seluruhnya seluas ± 24.000 Ha didalamnya termasuk jalan rawa
si
basah, sekolah, rumah ibadah, klinik, fasilitas umum, fasilitas sosial dan fasilitas
lingkungan hidup lainnya yang sebagian dari lahan tersebut sudah ada yang
ne
ng
bersertifikat Hak Milik. Dengan demikian lahan yang ditanami kelapa sawit kurang
lebih seluas 18.000 Ha pada posisi koordinat Bujur Timur (BT) 100 0000’ -
do
100015’ dan Lintang Utara (LU) 00 0 45 - 010 15’ . Dengan batas-batas : Sebelah
gu
Utara : Dengan Sungai Garingging, Sebelah Selatan : dengan Sungai Mahato,
Sebelah Timur : Propinsi Riau, Sebelah Barat : Areal PT. Rapala dan Badan
In
A
Hukum Koperasi Parsub berdasarkan Surat Keputusan Menteri Koperasi,
Pengusaha Kecil dan menengah Republik Indonesia Nomor : 311/BH/KWK.2/ X/
ah
lik
1998 tertanggal 20 Oktober 1998. Adapun susunan Pengurus Koperasi Parsub
No. 16 tanggal 7 September 2013 oleh Notaris Junita Ritonga.,SH di Medan
am
ub
adalah sebagai berikut : Ketua: RS Safaruddin Siregar, Ketua I : H. Rapotan
Siregar.,SH.,MAP, Ketua II : Drs. H. Guntur Hasibuan.,MAP, Sekretaris : Iskandar
Alamsyah Hasibuan.,SE, Sekretaris I Marasamin Ritonga.,SH.,MH, Sekretaris II :
ep
k
dan Penggugat pernah membuat perjanjian kerja sama yang dituangkan dalam akta
R
Notaris Setiawati,S.H No.139 tanggal 16 September 2003. yang isinya tentang
si
perjanjian kerjasama pengelolaan perkebunan Kelapa Sawit dengan PT.TORUS
ne
ng
do
gu
Janji Matogu, 4)Desa Mandasip, dan 5) Desa Langkimat dan dalam perjanjian
disebutkan secara jelas tentang adanya Surat Dukungan Rekomendasi untuk
In
A
ub
ep
permohonan, ternyata luas areal yang dimohon seluas ± 24.000 Ha adalah Kawasan
R
yang dimohon seluas + 24.000 Ha berada dalam kawasan Hutan Produksi Terbatas
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 105
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
106 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
(HPT), b Berdasarkan peta Paduserasi TGHK-RTRWP areal yang dimohon seluas ±
a
24.000 Ha berada dalam Kawasan Hutan Budidaya Hutan dengan fungsi Hutan
si
Produksi (HP), Berdasarkan peruntukannya areal yang dimohon seluas ± 24.000 Ha
terdiri dari a.Seluas ± 1.070 Ha berada dalam areal HPHTI PT. Sumatera Riang
ne
ng
Lestari (“PT.SRL”) bekerja sama dengan PT. Inhutani IV b.1.Seluas ± 22.930 Ha
berada dalam areal HPHTI PT. Inhutani IV diantaranya : b.1 Seluas + 3.000 Ha
do
gu
saling tumpang tindih dengan permohonan HPHTP PT.Barumun Raya Padang
Langkat sesuai pertimbangan teknis kami No. 2465/Kwl-6.3/1999 tanggal 21 Juli
1999 dan belum ada persetujuan dari Departemen Kehutanan dan Perkebunan,
In
A
b.2.Seluas ± 9.000 Ha saling tumpang tindih dengan permohonan PT. Agro Mitra
Karya Sejahtera belum ada persetujuan dari Departemen Kehutanan dan
ah
lik
Perkebunan dan Penggugat sangat mempunyai kepentingan hukum langsung
dalam mengajukan gugatan ini karena lahan kebun kelapa sawit seluas 24.000 Ha
am
ub
yang dikelola Penggugat di Luhat Ujung Batu (bukan di Kecamatan Barumun
Tengah) secara keliru telah dinyatakan dirampas berdasarkan dakwaan dan tuntutan
JPU yang kemudian dikabulkan oleh putusan Pidana No.481/PID.B/
ep
k
si
daerah kegiatan Penggugat dalam mengelola perkebunan Kelapa Sawit yang
ne
ng
do
gu
Kecamatan Barumun Tengah). Sehingga apa yang disebut oleh JPU dalam Dakwaan
lik
ub
Error in objecto ;
Menimbang, bahwa dalam dakwaan JPU tersebut yang pada intinya adalah
ka
ep
Tahun 1924 tanggal 25 Juni 1924 yang direkayasa melalui terjemahan yang tidak
es
M
di Wilayah Propinsi Dati I Sumatera Utara seluas 3.780.132.02 Ha, (yang tidak
gu
berlaku lagi karena diganti dengan SK. Tergugat II Nomor 44 Tahun 2005 yang yang
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 106
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
107 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
juga tidak berlaku karena dinyatakan oleh Mahkamah Agung Tidak Sah) dan JPU
a
dalam dakwaannya tersebut, telah dengan sengaja dan secara keliru menyatakan
si
lokasi perkebunan yang terletak di Kecamatan Barumun Tengah sebagai Kawasan
Hutan yang seolah-olah benar disebutkan dalam GB No.50 tahun 1924, tetapi surat
ne
ng
aslinya tidak pernah diperlihatkan oleh JPU selama persidangan perkara
Pidana tersebut diatas, sehingga kemudian dengan Surat Keputusan Tergugat I
do
gu
Nomor 44 Tahun 2005 dijadikan dasar untuk menyatakan lokasi GB 50/1924 sebagai
kawasan hutan yang selanjutnya disebut-sebut register 40, padahal dalam
kenyataannya hal tersebut tidak benar karena GB No.50 Tahun 1924 dalam bahasa
In
A
aslinya tidak pernah menyatakan lokasi tersebut sebagai kawasan hutan produksi
melainkan menyebut perkampungan, penggembalaan ternak penduduk kampung,
ah
lik
dan lahan-lahan untuk dipertimbangkan sebagai rencana bagi pembangunan
hutan yang baru. Bahkan sampai saat terakhir dalam putusan Peninjauan Kembali
am
ub
(PK), GB No.50 yang dijadikan dasar hukum untuk menjatuhkan pidana dan
merampas perkebunan kelapa sawit yang dikelola Penggugat sesungguhnya sudah
di rekayasa dengan merubah GB No.50 melalui terjemahan kedalam Bahasa
ep
k
Indonesia, yang secara umum dan menyeluruh menyimpang dari fakta-fakta hukum
ah
yang sebenarnya, terlebih lagi jikalau GB No.50 tersebut tidak tercatat dalam daftar
R
Staatsblaad Tahun 1924 yang harus menjadi dasar keberlakuan atau kekuatan
si
mengikat, Lagipula dokumen tersebut tidak pernah dicocokan dengan dokumen asli
ne
ng
untuk dapat diterima sebagai alat bukti yang sah (Vide Halaman 30, 31 Putusan No.
434/PDT/2011/PT.MDN, Halaman 2 Putusan nomor 134K/TUN/2007), dan
Staatsblad Hindia Belanda Tahun 1924 juga tidak menyebut adanya Gouvernement
do
gu
Besluit (GB) No.50 tersebut sebagaimana terlihat dari daftar isi Staatsblad tahun
1924, sehingga munculnya amar Putusan Perampasan barang bukti berupa lahan
In
A
perkebunan berawal dari dakwaan dan tuntutan jaksa penuntut umum yang
menyangkut Tipikor yang didasarkan pada adanya kerugian Negara yang timbul
ah
tetapi dalam putusan yang telah berkekuatan hukum tetap tidak terbukti dakwaan
lik
ub
ep
seluas 24.000 ha yang disebutkan terletak di 5 (lima) desa, yaitu 1)Desa Aek Raru,
R
2)Desa Paran Padang, 3)Desa Janji Matogu, 4)Desa Mandasip, dan 5)Desa
es
M
Langkimat, padahal kenyataannya luas lima desa tersebut hanya 6.826 Hektar
ng
atau 68.26 kilometer persegi (Vide Data palutakab.bps.go.id website resmi milik
on
Badan Pusat Statistik Kabupaten Padang Lawas Utara tahun 2013), maka dengan
gu
demikian luas yang didakwakan JPU dengan fakta lahan perkebunan yang dikelola
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 107
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
108 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Koperasi Parsub telah menunjukkan kekeliruan nyata sehingga tidak dapat dijadikan
a
dasar dakwaan dan tuntutan JPU untuk menyita 24.000 Ha lahan yang justru berada
si
di lokasi lain ;
Menimbang, bahwa dari fakta fakta yang disebutkan diatas nyata-nyata JPU
ne
ng
jelas telah keliru dalam menentukan luas lokasi (locus) dari objek sengketa dan objek
barang bukti dalam perkara pidana karena lokasi perkebunan yang dikelola
do
gu
Penggugat (dengan pendampingnya PT.TORUS GANDA) bukan yang dimaksud
dalam Dakwaan JPU, sehingga tidak ada alasan menurut hukum untuk merampas
lahan perkebunan sawit yang dikelola Penggugat dengan pendampingan PT.TORUS
In
A
GANDA yang luasnya + 24.000 ha karena baik Tergugat I maupun Tergugat II dan
Tergugat III tidak pernah melakukan pemeriksaan setempat (plaatselijkonderzoek)
ah
lik
dan tidak pernah mampu menentukan batas-batasnya sesuai koordinat geographis
sebagaimana mestinya, karena terlepas dari kelalaian JPU yang tidak melakukan
am
ub
pemeriksaan setempat dan tidak pernah mampu menentukan batas batas dengan
cara sebagaimana mestinya yang disebutkan diatas, ternyata kegiatan dalam lokasi
yang disebutkan dalam dakwaan JPU yang dikelola Penggugat tanpa ijin dari Menteri
ep
k
Kehutanan, padahal, hal tersebut tidak benar, justru sebaliknya Parsub tidak pernah
ah
si
Juli 1999 sebagaimana tersebuat diatas dan selain daripada itu lokasi yang dikelola
ne
ng
do
gu
sudah memperoleh SHM. Dan setelah kemerdekaan sampai saat ini hak-hak
tradisional dimaksud diatas jelas-jelas diakui dan diatur konstitusi Negara RI
In
A
sebagaimana termuat dalam Pasal 18B ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi :“Negara
mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat
ah
ub
ep
menyatakan : “bahwa hutan adat yang dimiliki oleh masyarakat tidak termasuk
hutan Negara”, hal mana juga merupakan ketentuan yang dianut oleh UU No.41
ah
Kawasan Hutan harus melalui empat tahapan, yaitu :“Penunjukan, Penata Batasan,
ng
proses tahapan tersebut adalah praktek dari pada pemerintahan otoriter dan
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 108
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
109 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Menimbang, bahwa selain itu di lokasi Penggugat yang disebut-sebut oleh
a
JPU berada di 5 (lima) desa sebagai locus delicti perbuatan pidana yang didakwakan
si
kepada DL. Sitorus pada kenyataannya terdapat sebanyak 43 badan usaha
diantaranya termasuk BUMN, PMA, yang mengelola perkebunan Kelapa Sawit tanpa
ne
ng
dipermasalahkan sebagai perkara pidana oleh Kejaksaan Agung RI cq.
Kejaksaan Tinggi Propinsi Sumatera Utara, Pemerintah ataupun Menteri
do
gu
Kehutanan dan Lingkungan Hidup, yaitu antara lain :1)PT.Hexa Setia Sawita,
1.1176ha, 2)PT.Sumber Sawit Makmur, 2.072ha, 3)PT.Damai Nusa Sekawan,
2.384ha, 3)PT.Agro Mitra Karya Sejahtera, 21.543.23ha, 4)PT.First Mujur Plantation
In
A
dan Industri, 15.000ha 5)PT.Wonorejo Perdana, 15.000.00ha. 6)PT.Austindo/PT.Eka
Pendawa Sakti, 11.238ha, 7)PT.Barumun Raya Padang Langkat, 2.372.97ha,
ah
lik
8)PT.Sinar Tika Portibi Jaya Plantation, 1.679.12ha, 9)PT.Mazuma Agro Indonesia
(MAI), 12.266.43ha, 10)PT.Karya Agung Sawita (KAS), seluas 14.374.86ha,
am
ub
11)PT.Perkebunan Nusantara II, seluas 4.000ha, 12)PT.Sibuah Raya, seluas
1.750.00ha, 13) PT.Perkebunan Nusantara IV, 1.294.20 ha, 14)PT.Toga Saudara
Makmur, 192.55ha, dll, sebagaimana disebutkan dalam laporan hasil audit Tim
ep
k
Interdep Mei 2005, anehnya lahan KUD Serbaguna yang dinyatakan Menteri
ah
Kehutanan dan Lingkungan Hidup berada di dalam kawasan hutan Register 40 yang
R
kemudian dipergunakan oleh JPU mendakwa DL. Sitorus menduduki kawasan hutan
si
tanpa ijin Menteri LHK, ternyata oleh Putusan Pengadilan Tinggi Medan
ne
ng
do
gu
dan Lahan yang dikelola Penggugat (bukan di Barumun Tengah) tersebut tela ikut
dituntut oleh Tergugat II dan dinyatakan dirampas untuk Negara dan telah diputus
In
A
Provinsi Sumut (Vide Berita Acara penyerahan rampasan tanggal 26 Agustus 2009),
lik
padahal fakta dan hukum menunjukkan lahan tersebut adalah merupakan lahan
milik masyarakat Adat Marga Hasibuan dan sebagian sudah bersertifikat Hak
m
ub
Milik, dan yang diatasnya Negara pernah menerbitkan izin HPH (Hak Pengusahaan
Hutan) kepada 5 Perusahaan secara tidak sah (secara sepihak tanpa
ka
ep
yang pernah dikeluarkan sebagaimana dimaksud diatas, lahan dibabat, tanpa ada
R
kemudian masyarakat Luhat Ujung Batu (sebagai pihak yang berhak atas
ng
lahan/tanah-tanah adat tersebut yang sebagian besar juga sudah bersertifikat hak
on
menanam tumbuhan yang dinilai produktif dan mempunyai nilai ekonomis yaitu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 109
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
110 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
pohon kelapa sawit. Karena lahan itu adalah satu-satunya sebagai sumber kehidupan
a
masyarakat adat tersebut dan perampasan dan penyerahan Lahan Kebun Kelapa
si
Sawit tersebut diatas, dikarenakan DL. Sitorus/Dirut PT. Torusganda (Pendamping)
telah dikriminalisasi dengan mempersalahkannya seolah-olah DL. Sitorus secara
ne
ng
melawan hukum mengelola kawasan hutan seluas 24.000 Ha (dalam rangka
kerjasama dengan Koperasi Parsub) dengan menggunakan alasan alasan yang
do
gu
dibuat-buat, antara lain : GB No.50, Tanggal 25 Juni 1924, berita Acara Penyerahan
Tanah Kawasan Hutan Padang Lawas dari Masyarakat kepada Gubernur Sumut,
Tanggal 20 Mei 1981 Seluas 12,000Ha, Tanggal 26 Mei 1981 seluas 10,000ha
In
A
tanggal 06 Juni 1981 seluas 8.000 ha; (yang semuanya tidak pernah ada aslinya),
Keputusan Menteri Kehutanan (sic Menteri Pertanian) nomor 923/Kpts/Um/12/1902,
ah
lik
tanggal 27 Desember 1982 tentang Penunjukan areal hutan di wilayah Propinsl Dati I
Sumut Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) telah dikeluarkan seolah-olah didasari
am
ub
GB 50 tersebut diatas, Peraturan Daerah Propinsi Sumut No.7 Tahun 2003 tentang
RencanaTataRuang Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Sumut tahun 2003 – 2018,
Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan No.14 Tahun 1998 tentang RTRW
ep
k
Kab.Dati II Tapanuli Selatan, dan areal tersebut diatas seolah-olah dilarang untuk
ah
diduduki tanpa ijin dari Menteri Kehutanan Rl sesuai ketentuan pasal 6 ayat (1)
R
Peraturan Pemerintah (PP) No.28 Tahun 1985 tentang Perlindungan Hutan (padahal
si
kawasan tersebut bukanlah kawasan hutan sesuai dengan putusan Mahkamah
ne
ng
do
gu
dengan kasus yang sama dengan kasus Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit (KPKS)
Bukit Harapan, Tergugat I telah diperintahkan untuk menyerahkan lahan Kebun Sawit
In
A
yang kasusnya sama dengan Penggugat, akan tetapi Tergugat I tidak mau
lik
ub
ep
sebagai pihak yang berhak secara sah atas lahan yang dipermasalahkan, padahal
masyarakat tesebut adalah generasi ketujuh Marga Hasibuan yang hidup di Desa
ah
Tanah Adat Ulayat Padang Lawas seluas ± 178.000 ha sebagaimana juga yang
R
diketahui dan diakui pemerintah Belanda/Kolonial atas adanya hak ulayat masyarakat
es
M
hukum adat dimaksud (vide UUD 1945 sebelum perubahan). Bahwa Penggugat
ng
hidup secara turun temurun dan selalu memanfaatkan sumber daya alam di lokasi
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 110
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
111 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Menimbang, bahwa terhadap dalil gugatan Penggugat, pihak Tergugat I
a
mendalilkan bantahannya yaitu menyatakan tanah sengketa a quo merupakan
si
adalah Kawasan Hutan Register 40 Padang Lawas berdasarkan : 1. Government
Besluit (GB) Nomor : 50/1924 tanggal 25 Juni 1924, 2. Berita Acara Penyerahan
ne
ng
tanah Kawasan Hutan Padang Lawas dari masyarakat kepada Gubernur : -
Tertanggal 20 Mei 2981 seluas 12.000 Ha, - Tertanggal 26 Mei 1981 seluas 10.000
do
gu
Ha, - Tertanggal 6 Juni 1981 seluas 8.000 Ha, 3. Keputusan Manteri Pertanian
Nomor : 923/Kpts/Um/12/ 1982 tanggal 27 Desember 1982 tentang Penunjukan areal
hutan di Wilayah Provinsi Dati I sumatera Utara Tata Guna Hutan Kesepakatan
In
A
(TGHK), 4. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor : 7 Tahun 1998
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli
ah
lik
Selatan, 5. Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli selatan Nomor :14 Tahun 1998
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli
am
ub
Selatan, 6. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.44/Menhut-II/2005 menunjuk
kembali keadaan hutan di wilayah Provinsi Sumatera Utara seluas + 3.724.120 Ha
yang mencabut Keputusan Menteri Kehutanan No. 923/Kpts/UM/12/1982 tanggal 27
ep
k
Desember 1982 tentang Penunjukan Areal hutan di wilayah Provinsi Dati 1 Sumatera
ah
Utara Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK), 7. Putusan Mahkamah Agung yang
R
telah berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde) Nomor 2642 L/Pid/2006
si
tanggal 12 Februari 2007, 8. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK. 579/Menhut-
ne
ng
do
gu
hukum dan Dalil Penggugat Angka 5 Halaman 6 yang intinya menyatakan bahwa
lik
ub
Bahwa tanah objek sengketa merupakan kawasan hutan sebagaimana uraian angka
2 diatas, b. Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung yang telah berkekuatan hukum
ka
ep
tetap (inkracht van gewijsde) Nomor : 2642 K/Pid/2006 tanggal 12 Februari 2007
tanah objek sengketa telah dijadikan sebagai kawasan hutan dan dirampas oleh
ah
terdapat unsure perbuatan melawan hukum pada diri para Tergugat, sehingga dalil
es
M
Lawas seluas lebih kurang 24.000 Hektar yang di kuasai oleh Koperasi PARSUB
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 111
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
112 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dan PT. TORGANDA beserta seluruh bangunan yang ada di atasnya kepada
a
Tergugat III sesuai dengan Berita Acara Penyerahan Barang Rampasan (BA-22)
si
tertanggal 26 Agustus 2009, merupakan pelaksanaan dari Putusan Mahkamah
Agung RI *Kasasi) Nomor : 2642.K/Pid/2006 tanggal 12 Februari 2007 atas nama
ne
ng
Terpinada DARIANUS LUNGGUK SITORUS dan perkara atas nama Terpidana
DARIANUS LUNGGUK SITORUS merupakan Putusan yang telah berkekuatan
do
gu
hukum tetap (inkracht van gewijsde), dan berdasarkan ketentuan Pasal 1 butir 6
huruf a jo. Pasal 270 KUHAP jo. Pasal 30 Ayat 1 huruf b UU No. 16 Tahun 2004
tentang Kejaksaan RI tersebut, Tergugat II pada tanggal 26 Agustus 2009 telah
In
A
melaksanakan eksekusi terhadap barang bukti yang di rampas untuk Negara dalam
perkara atas nama DARIANUS LUNGGUK SITORUS ;
ah
lik
Menimbang, bahwa oleh karena tindakan Tergugat II yang melaksanakan
penyerahan barang bukti yang di rampas untuk Negara berupa perkebunan kelapa
am
ub
sawit di Kawasan Padang Lawas seluas + 24.000 Hektar yang dikuasai oleh Koperasi
Parsadaan Simangambat Ujung Batu (PARSUB) dan PT. TORGANDA beserta
seluruh bangunan yang ada di atasnya kepada Tergugat III dalam rangka
ep
k
(inkracht van gewijsde) berdasarkan tugas dan wewenang yang diberikan oleh
R
undang-undang, maka tindakan Tergugat II tersebut bukanlah perbuatan melawan
si
hukum. Bahwa dalam melaksanakan eksekusi dan putusan yang telah berkekuatan
ne
ng
hukum tetap (inkracht van gewijsde), atas barang bukti yang dirampas untuk
Negara, maka tidak perlu diberitahukan kepada Penggugat dan tidak perlu dilakukan
constatering ;
do
gu
Penggugat dalam gugatannya pada halaman 22 Point “41” yang pada pokonya
menyatakan Tergugat III melakukan perbuatan melawan hukum karena Tergugat
ah
ub
ep
atas perkara Pidana No. 481/PID.B/2006/ PN.JKT.PST tanggal 28 Juni 2006 Jp.
Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta No. 194/Pid/2006.PT.DKI, tanggal 11 Oktober
ah
2006 Jo. Putusan Mahkamah Agung R.I No. 2642K/PID/2006, tanggal 12 Februari
R
2007 dan Bahwa oleh karena terhadap perkara pidana tersebut diatas telah
es
M
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (ic. Tergugat II) dengan diterbitkan surat perintah
on
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 112
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
113 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Penyerahan Barang Rampasan dan menerima penyerahan tanggal 26 Agustus 2009
a
dari Tergugat II kepada Tergugat III ;
si
Menimbang, bahwa kedudukan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera
Utara (ic. Tergugat III) adalah merupakan perpanjangan tangan dari Gubernur
ne
ng
Sumatera Utara selaku SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) dan nyata
perbuatan Tergugat III ikut menandatangani Barita Acara Penyerahan Barang
do
gu
Rampasan dan menerima penyerahan yang dilakukan Tergugat II pada tanggal
26 Agustus 2009 adalah telah sesuai dengan prosedur hukum dan sama sekali
tidak bertentangan dengan hukum ;
In
A
Menimbang, bahwa terhadap dalil gugatan Penggugat, Turut Tergugat
mendalilkan tidak ada hubungan hukum antara Turut Tergugat dengan Perkara
ah
lik
aquo maka oleh karenanya pula menurut hukum gugatan Para Penggugat
haruslah ditolak dan alasan-alasan tersebut diatas Turut Tergugat dalam
am
ub
menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai pejabat publik dengan benar ;
Menimbang, bahwa oleh karena dalil-dalil Penggugat telah disangkal
oleh Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III, serta Turut Tergugat, maka
ep
k
sesuai dengan ketentuan aturan hukum dalam Pasal 283 RBG yaitu “barang siapa
ah
menyatakan bahwa ia memiliki sesuatu hak atau mempunyai cukup alasan untuk
R
meneguhkan haknya itu atau untuk menyangkal hak orang lain, harus
si
membuktikan hak atau alasan itu benar ada padanya” dan dalam Pasal 1865
ne
ng
do
gu
ub
surat bukti tersebut bertanda bukti bertanda P-1 s /d P-16, P-17.1 s /d P-17.9, P-18 s /d
P-19, P-20.a s /d P-20.c, P-21, P-23.a s /d P-23.b, P-24 s /d P-29, P-30.a s /d P-30.c,
ka
ep
P-31 s /d P-53 dan 5 (lima) orang saksi dan 3 (tiga) orang ahli dan Tergugat I telah
mengajukan 22 (dua puluh dua) bukti surat berupa foto copy bertanda bukti
ah
bertanda T-I.1 s /d T-I.15, T-I.16.a s /d T-16.e dan T-I.17 dan tidak mengajukan Saksi
R
maupun Ahli, juga Tergugat III telah mengajukan 6 (enam) bukti surat berupa ,
es
M
bertanda bukti bertanda T-III.1 s /d T-IIII.6 dan 2 (dua) Saksi dan 1 (satu) ahli,
ng
sedangkan Turut Tergugat tidak ada mengajukan bukti surat maupun Saksi atau
on
Ahli ;
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 113
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
114 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Menimbang, bahwa dari dalil gugatan Penggugat dan jawaban dari
a
Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III, serta Turut Tergugat tersebut di atas yang
si
menjadi pokok permasalahan dalam perkara ini adalah : apakah Penggugat
mempunyai hak terhadap tanah objek perkara dan apakah Tergugat I,
ne
ng
Tergugat II dan Tergugat III serta Turut melakukan perbuatan
melawan hukum ? ;
do
gu Menimbang, bahwa atas pokok permasalahan tersebut Majelis Hakim akan
mempertimbangkan sebagaimana pertimbangan dibawah ini ;
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim membaca dan menelaah gugatan
In
A
Penggugat dan jawaban Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III, serta Turut
Tergugat, Majelis Hakim berpendapat dan dapat disimpulkan bahwa pokok
ah
lik
gugatan Penggugat tersebut ada kaitannya dengan perbuatan melawan hukum,
oleh karenanya Majelis Hakim akan menguraikan maksud perbuatan melawan
am
ub
hukum sebagai berikut ;
Menimbang, bahwa perbuatan melawan hukum, sejak Tahun 1919 di Negeri
Belanda, demikian juga di Indonesia (ketika itu disebut Hindia Belanda), pengertian
ep
k
perbuatan melawan hukum diartikan luas, yakni apabila perbuatan itu mencakup
ah
si
b. Perbuatan yang bertentangan dengan kewajiban hukumnya ;
ne
ng
do
gu
3. Adanya kesalahan ;
lik
ub
ep
harus dipenuhi agar dapat dikategorikan sebagai perbuatan melawan hukum yaitu
ng
“adanya tindakan yang melawan hukum, adanya kesalahan pada pihak yang
on
melakukannya, dan ada kerugian yang di derita” (Lebih lanjut lihat Elise .T. Sulistini
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 114
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
115 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bina Aksara, Jakarta, 1987, Halaman 26). Hal serupa juga diungkapkan oleh M.
a
Yahya Harahap yang mengatakan bahwa ada 3 (tiga) hal yang penting dalam
si
menilai perbuatan melawan hukum seperti yang diamanatkan Pasal 1365
KUHPerdata yaitu adanya perbuatan atau kealfaan, perbuatan atau kealfaan terjadi
ne
ng
karena kesalahan pelaku, dan perbuatan itu mendatangkan kerugian kepada orang
lain/Penggugat (Harahap, M. Yahya, Hukum Acara Perdata Tentang Gugatan,
do
gu
Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan Pengadilan, Sinar Grafika,
Jakarta, 2005, Halaman 527) ;
Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim mempertimbangkan tentang
In
A
pokok permasalahan dalam perkara ini, Majelis Hakim akan menjelaskan tentang
makna atau arti dari keadilan sebagai berikut ;
ah
lik
Menimbang, bahwa merujuk kepada Agama Islam yang Majelis Hakim
yakini dan Al Quran sebagai Kitab Suci Agama Islam Majelis Hakim yang telah
am
ub
mengatur atau menjelaskan tentang maksud “Keadilan” yaitu sebagaimana dalam
Surat An-Nissa Ayat 58 yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia yaitu
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat .…” dan Ayat 105
ep
k
si
dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena
ne
ng
(membela) orang-orang yang khianat” serta Ayat 135 yang diterjemahkan dalam
bahasa indonesia yaitu “Wahai orang-orang yang beriman jadilah kamu orang
yang benar-benar penegak keadilan, menjadi Saksi Karena Allah, biarpun
do
gu
terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu, jika ia kaya ataupun
miskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya.Maka janganlah kamu mengikuti
In
A
hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran, dan jika kamu memutar
balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi Saksi, Maka sesungguhnya Allah adalah
ah
Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan”, juga Surat Almaidah Ayat 8
lik
yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia yaitu “Hai orang-orang yang beriman
hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena
m
ub
Allah, menjadi Saksi dengan adil dan janganlah sekali-kali kebencian terhadap
sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena
ka
ep
adil itu lebih dekat kepada takwa dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”, dan Surat An Nahl Ayat 8
ah
(kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat dan
es
M
Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
ng
jelas sekali tentang akan pentingnya keadilan, karena Allah SWT menekankan
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 115
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
116 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
pentingnya untuk berlaku adil, karena mendekatkan kita pada ketaqwaan. Keadilan
a
adalah perintah Allah SWT, sebagaimana dalam irah-irah putusan “Demi Keadilan
si
Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” dan pendapat Majelis Hakim senada
dengan pendapat AHMAD JAYADI.,SH.,MH dalam buku karangannya yaitu
ne
ng
Penerbit Genta, Yogyakarta 2015 judul “Memahami Tujuan Penegakkan Hukum
Studi Hukum Dengan Pendekatan Hikmah” pada halaman 103 baris ke 8 sampai
do
dengan 14 pada pokoknya menjelaskan “Dalam dunia peradilan di Indonesia kita
gu
sebenarnya sangat bisa berharap banyak dengan keterlibatan nilai-nilai agama
(Islam) dengan dianutnya salah satu asas yang harus selalu dijunjung tinggi
In
A
adalah asas “Demi Keadilan berdasarkan Ke Tuhanan Yang Maha Esa”.
Sayangnya hingga sekarang, asas itu tidak dipahami baik secara konsepsional
ah
lik
apalagi secara implementatif”, kemudian tentang adil tersebut juga senada
dengan makna adil sebagaimana dalam Pedoman Perilaku dan Kode etik Hakim
am
ub
dalam butir yang pertama yaitu tentang berperilaku adil, yang menjelaskan Adil
bermakna “menempatkan sesuatu pada tempatnya dan memberikan yang
menjadi haknya“ ;
ep
k
R
kekuasaan Negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
si
menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
ne
ng
do
gu
Ayat (1) menjelaskan “Hakim dan Hakim Konstitusi wajib menggali, mengikuti
dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam
In
A
masyarakat”
Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim mempertimbangkan tentang
ah
pokok permasalahan dalam perkara ini, Majelis Hakim juga akan menjelaskan
lik
ub
ep
lingkungan hukum adat dan dalam 19 lingkungan hukum adat tersebut pada
ng
Padang Lawas (Tanah Sepanjang)” lalu dalam buku karangan Prof. Dr.Soerjono
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 116
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
117 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
1983 pada halaman 112 pada intisarinya menjelaskan “Di Tapanuli terdapat tata
a
susunan rakyat sebagai berikut : Bagian-bagian clan (marga) masing-masing
si
mempunyai daerah sendiri, akan tetapi didalam daerah tertentu dari suatu marga,
didalam huta-huta yang didirikan oleh marga itu, ada juga terdapat satu atau
ne
ng
beberapa marga lain yang masuk menjadi anggota badan persekutuan huta di
daerah itu. Marga yang semula mendiami daerah itu, yang didirikan huta-huta
do
gu
didaerah tersebut, disebut marga asal, marga raja atau marga tanah, yaitu marga
yang menguasai tanah-tanah di dalam daerah itu, sedangkan marga-marga yang
kemudian masuk daerah itu disebut marga rakyat”, dan masih dalam buku
In
A
karangan Prof. Dr.Soerjono Soekanto.,SH.,MA, Soleman B. Taneko.,SH pada
halaman 159 dan 160 pada intisarinya menjelaskan “Penguasa dan Pemerintahan
ah
lik
Masyarakat Hukum Adat menjelaskan masyarakat hukum adat dibagi 3 bagian yaitu
a.Masyarakat Hukum Adat yang tunggal, b. Masyarakat Hukum Adat yang
am
ub
bertingkat, c. Masyarakat Hukum Adat yang merangkai dan menjelaskan lagi
pada masyarakat di Tapanuli masyarakat hukum adat atasan disebut kurria dan
Luhat, juga menjelaskan Masyarakat hukum adat di Tapanuli adalah masyarakat
ep
k
hukum adat yang mempunyai bentuk bertingkat. Masyarakat hukum adat atasa
ah
si
yang disebut huta. Kepala kuria dan Kepala huta adalah seorang yang berasal
ne
ng
dari marga asal yaitu seorang keturunan pembuka tanah dan pembuka huta.
Kepala kuria disebut Raja Panusunan. Marga-marga yang lain yang ikut
bertempat tinggal di dalam huta-huta atau kuria itu mempunyai seorang wakil.
do
gu
Wakil dari marga lain yang lebih dahulu tinggal di dalam huta atau kuria itu
merupakan pembantu pertama dari kepala kuria (Raja Panusunan) atau kepala
In
A
huta disebut Bayo-bayo Nagodang”, lalu masih dalam buku karangan Prof.
Dr.Soerjono Soekanto.,SH.,MA, Soleman B. Taneko.,SH pada halaman 166 pada
ah
ub
ep
Huta, Nagari” dan dalam buku karangan Soejono Soekanto Penerbut PT. Raja
Grafindo Persada Jakarta cetakkan II tahun 1983 terakhir cetakkan ke-14 April
ah
2015 pada halaman 97 pada intisarinya menjelaskan “di Tapanuli terdapat tata
R
mempunyai daerahnya sendiri, akan tetapi didalam daerah tertentu dari suatu
ng
marga itu, ada juga terdapat satu atau beberapa marga lain yang masuk menjadi
on
anggota badan persekutuan huta di daerah itu” lalu masih dalam buku karangan
gu
Soejono Soekanto Penerbut PT. Raja Grafindo Persada Jakarta pada halaman
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 117
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
118 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
142 pada intisarinya menjelaskan “masyarakat hukum adat di Tapanuli adalah
a
masyarakat hukum adat yang mempunyai bentuk bertingkat. Masyarakat
si
hukum adat atasan disebut kuria di Tapanuli Selatan dan Luhat di
Padanglawas, kuria dan kepala huta adalah seorang yang berasal dari marga
ne
ng
asal yaitu seorang keturunan pembuka tanah dan pembuka huta. Kepala Kuria
disebut Raja Panusunan”, lalu masih dalam buku karangan Soejono Soekanto
do
gu
Penerbut PT. Raja Grafindo Persada Jakarta pada halaman 176 pada intisarinya
menjelaskan “Lingkungan tanah bersama yaitu suatu lingkungan tanah yang
dikuasai dan dimiliki oleh beberapa masyarakat hukum adat yang setingkat
In
A
dengan alternatif yaitu beberapa masyarakat hukum adat atasan misalnya
Luhat di Padanglawas” ;
ah
lik
Menimbang, bahwa dari penjelasan diatas Majelis Hakim memahami di
daerah Padanglawas secara Nasional Negara Republik Indonesia diakui tentang
am
ub
Masyarakat Hukum adat atau masyarakat adat, karena sudah dilakukan penelitian
secara khusus oleh pakar Hukum Adat dari Belanda yaitu Mr. Van Vollenhoven,
walaupun sudah meninggal segala penelitian dan ilmunya serta pendapatnya tentang
ep
k
Hukum Adat Indonesia masih dipakai dan diakui sampai dengan saat ini secara
ah
nasional, karena masih dikenal dan diberi gelar sebagai Pakar Hukum Adat di
R
Indonesia, dari hal tersebut Majelis Hakim memahami juga yaitu yang nama
si
daerah Padanglawas adalah ada dan dalam gelar masyarakat adatnya masih
ne
ng
diketahui dan diakui secara Nasional yaitu Masyarakat hukum adat atasan
disebut kuria di Tapanuli Selatan dan Luhat di Padanglawas, kuria dan kepala
huta adalah seorang yang berasal dari marga asal yaitu seorang keturunan
do
gu
pembuka tanah dan pembuka huta. Kepala Kuria disebut Raja Panusunan” dan
terhadap hal tersebut diatas B Sunirat telah menyusun daftar nama-nama
In
A
ub
khusunya Tapanuli Selatan atau Padang Lawas tidak ada suatu surat Keputusan
atau Penetapan baik dari Pemerintahan Tapanuli Selatan yang dahulu Padang
ka
ep
Lawas masuk dalam wilayah pemerintahan Tapanuli Selatan dan setelah pemekaran
menjadi Kabupaten Padang Lawas (Palas) dan Padang Lawas Utara (Paluta) atau
ah
tentang Masyarakat hukum adat atau masyarakat adat atasan disebut kuria di
es
M
Tapanuli Selatan dan Luhat di Padanglawas, kuria dan kepala huta adalah seorang
ng
yang berasal dari marga asal yaitu seorang keturunan pembuka tanah dan
on
pembuka huta. Kepala Kuria disebut Raja Panusunan telah dihapus atau tidak
gu
berlaku lagi dan dari fakta hukum dipersidangan sebagaimana keterangan Saksi
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 118
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
119 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dari Tergugat III yang bernama PANGALOAN HARAHAP pada intisarinya
a
menjelaskan “Dari dulu sudah banyak kehidupan masyarakat Adat di Kecamatan
si
Barumun Tengah dan Kehidupan Masyarakat Adat masih berlangsung dan masih
ada sampai sekarang dan masih diakui oleh pemerintahan daerah setahu Saksi
ne
ng
sebelum tahun 1981 sampai dengan sekarang, karena setiap ada pesta di Desa
Saksi dan di Padang Lawas Raja Panusunan Bulung harus ada”, maka Majelis
do
gu
Hakim memahami bahwa dari dahulu
Masyarakat hukum adat atau masyarakat adat atasan disebut kuria di Tapanuli
sampai dengan saat itu tentang
Selatan dan Luhat di Padanglawas masih tetap ada atau diakui secara
In
A
Nasional Negara Republik Indonesia ;
Menimbang, bahwa selain dari pada hal penjelasan diatas Majelis Hakim
ah
lik
akan mempertimbangkan apakah masyarakat adat atau hak tradisional yang turun
menurun ada di lokasi tanah objek perkara dan sesuai dengan penjelasan pakar
am
ub
hukum diatas tentang Hukum Adat, dengan menghubungkan dengan bukti surat
Penggugat dan Terguga II berupa Putusan No. 481/Pid.B/2006/PN.Jkt.Pst (Vide
bukti 9 jo bukti T-5) pada halaman 245 yaitu Saksi H. Raja Manipo Hasibuan
ep
k
si
tahun 1874, Saksi sebagai generasi yang ketujuh Raja Adat Panusunan Bulung di
ne
ng
Luhat Simangambat”, dan pada halaman 262 Saksi Ali Imran Gelar Sutan Raja
Asli Hasibuan dalam intisarinya menjelaskan “ Saksi di dalam adat adalah
mewakli Raja Panusunan Bulung sebagai Pengetua Adat luhat Ujung Batu
do
gu
dan Saksi Ali Imran Gelar Sutan Raja Asli Hasibuan dalam intisarinya
lik
ub
ep
Kehidupan Masyarakat Adat masih berlangsung dan masih ada sampai sekarang
dan masih diakui oleh pemerintahan daerah setahu Saksi sebelum tahun 1981
ah
sampai dengan sekarang, karena setiap ada pesta di Desa Saksi dan di
R
Padang Lawas Raja Panusunan Bulung harus ada”, adalah hal yang
es
M
bersesuaian dengan pendapat pakar hukum adat yang telah Majelis Hakim jelaskan
ng
Luhat, dan secara Nasional Negara Republik Indonesia yaitu Masyarakat hukum
gu
adat atasan disebut kuria di Tapanuli Selatan dan Luhat di Padanglawas, kuria dan
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 119
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
120 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kepala huta adalah seorang yang berasal dari marga asal yaitu seorang keturunan
a
pembuka tanah dan pembuka huta. Kepala Kuria disebut Raja Panusunan” dan
si
terhadap tersebut B Sunirat telah menyusun daftar nama-nama masyarakat hukum
adat berdasarkan Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) tahun 1981 : 56 dan
ne
ng
seterusnya dibuat dalam kolom tabel pada angka 2 menurut bahasa setempat
disebut Marga, Kuria, Kampung (lorong/wek), Huta, Nagari masihlan diakui dan
do
gu
Tergugat III secara tidak langsung
Tergugat I dan II yaitu tentang bahwa
ikut membuktikan dan tidak ada dibantah oleh
Hukum adat/Masyarakat Adat di Tapanuli
Selatan, Padang Lawas, Padang Lawas Utara masih berlaku lagi sampai saat ini,
In
A
begitu juga dalam pembuktian dalam perkara Putusan No. 481/Pid.B/2006/PN.Jkt.Pst
(Vide bukti 9 jo bukti T-5), sehingga dari hal tersebut Majelis Hakim memahami
ah
lik
dengan berpendapat Hukum Adat atau masyarakat adat di Tapanuli Selatan,
Padang Lawas, Padang Lawas Utara masihlah ada dan masih diakui secara
am
ub
Nasional dalam Negara Republik Indonesia atau dalam Pemerintahan Negara
Republik Indonesia ;
Menimbang, bahwa dari fakta hukum tersebut Majelis Hakim memahami
ep
k
dengan berpendapat hak tradisional yang turun menurun dalam sistim hukum
ah
atau dalam hukum adat atau masyarakat adat secara hukum Nasional Negara
R
Republik Indonesia masih diakui, maka oleh karena itu wajib dilindungi
si
sesuai dengan dasar atau landaasan hukum di Negara Republik Indonesia
ne
ng
do
gu
karena adanya surat dakwaan (Vide bukti bertanda T-3) dan dalam pertimbangan
Putusan Nomor : 481/Pid.B/2006/ PN.JKT.PST pada halaman 24 pada intisarinya
ah
terletak di Desa Aek Raru, Desa Paran Padang, Desa Janji Matogu, Desa Mandasip
dan Desa Langkimat tersebut, Penggugat telah mengajukan bukti surat yaitu
m
ub
sebagaiman bukti surat yang diajukan yaitu bukti bertanda P-2, P-3, P-4, P-5,P-6
yang pada intisarinya bukti surat tersebut menjelaskan berupa tentang tidak adanya
ka
ep
“tidak ada perkebunan kelapa sawit milik Koperasi Parsub/Penggugat di Desa yang
on
Para Saksi sebagai Kepala Desanya” dan ketika Majelis Hakim melakukan
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 120
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
121 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sebagaimana dalam Dakwaan Tergugat II dan sebagaimana dakwaan dalam
a
Putusan bukti bertanda bukti P-9 jo bertanda bukti T.II-5 tidak ada menemukan
si
perkebunan kelapa sawit sebagaimana yang dikatakan dalam dalam bukti
Penggugat bertanda P-9 jo bertanda bukti Tergugat II bertanda bukti T.II-5 atau
ne
ng
surat Dakwaan Tergugat II, yang ada yaitu perkampungan atau tempat tinggal
masyarakat, oleh karenanya Majelis Hakim berpendapat sebagaimana fakta
do
atau
gu
hukum dipersidangan yaitu dihubungkan dengan Surat dakwaan
sebagaimana surat dakwaan dalam Putusan
dari
Nomor : 481/Pid.B/2006/
Tergugat II
PN.JKT.PST tidaklah benar adanya atau secara hukum adalah tidak benar
In
A
sebagaimana yang dinyatakan dalam Surat dakwaan dari Tergugat II atau
sebagaimana surat dakwaan dalam Putusan Nomor : 481/Pid.B/2006/
ah
lik
PN.JKT.PST, karena hal tersebut dikuatkan sebagaimana dengan fakta hukum
yang diterangkan Saksi dari Penggugat yaitu Para Kepala Desa sebagaimana
am
ub
dalam Dakwaan Tergugat II atau bagaimana surat dakwaan dalam Putusan Nomor
: 481/Pid.B/2006/ PN.JKT.PST yaitu Saksi AHMAD YANI HASIBUAN, Saksi
ZULKARNAIN SIMAMORA, Saksi HUMALA PONTAS HARAHAP, Saksi
ep
k
saksi sebagai Kepala Desa Aek Raru, Kepala Desa Paranpadang, Kepala Desa
R
Langkimat, Kepala Desa Janji Matogu ada mengeluarkan Surat Keterangan
si
kaitannya tentang tidak adanya perkebunan Parsub di Desa Saksi, Saksi dan
ne
ng
masyarakat adat yang lainnya tinggal di Desa tersebut + 100 tahun, Saksi tidak
mengetahui tentang Koperasi Parsub dan mendengar tentang Koperasi Parsub
pernah dengar, Saksi tidak pernah melihat Koperasi Parsub melakukan usaha
do
gu
perkebunan didesa Saksi, di Desa Saksi tidak ada perkebunan Parsub, tidak ada
kawasan hutan di Desa yang Saksi pimpin, ada perusahaan tapi bukan Parsub”.
In
A
Dan terhadap fakta hukum tersebut pihak Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan
Turut Tergugat tidak ada mengajukan bantahan tentang tidak benarnya fakta hukum
ah
ub
ep
terhadap fakta hukum tersebut Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Turut
ng
Saksi atau dengan bukti surat terhadap fakta hukum, fakta hukum tersebut adalah
gu
sebagai berikut :
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 121
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
122 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
❖ Bahwa Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda
a
Nomor 50 yang dikeluarkan di Batavia tanggal 25 Juni 1924 telah
si
dirobah dan di tambah dengan bahasa Indonesia dan direkayasa’,
sebagaimana Putusan Nomor 434/PDT/2011/PT.MDN yang telah
ne
ng
berkekuatan hukum tetap adalah terjemahan yang tidak sah atau tidak
dapat diterima secara hukum, karena dari aslinya berbahasa Belanda
do
gu telah di robah dan ditambah dengan bahasa Indonesia dan direkayasa
;
❖ Bahwa “Berita Acara mengenai “dari hutan yang akan
In
A
dijadikan Hutan tetap yang bernama Kawasan Hutan Padang Lawas
dengan Register No. 40 di Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten
ah
lik
Tapanuli Selatan Propinsi Sumatera Utara, ditunjuk sebagai hutan tetap
dengan surat penetapan penunjukkan G.B,25 Juni 1924 No.50, tanggal 6
am
ub
Juni 1978, yang ditunjuk dengan surat Keputusan dari Gubernur Kepala
Daerah Propinsi Sumatera Utara tanggal 18 Desember 1972 No. 704/I/GSU
dan S.K. Bupati Kepala Daerah TK. II Tapanuli Selatan No.967/77 tanggal
ep
k
si
dan tidak ada tandatangan Gubernur Kepala Daerah Tk I Propinsi
ne
ng
do
gu
Ketentuan Pokok Kehutanan dalam Pasal 7 Ayat (1) dan Pasal 8 Ayat
(2) dan (2), serta Pasal 9 Ayat (1) beserta pejelasan Pasal 7 dan 8, serta
In
A
Pasal 9 ;
❖ Bahwa Saksi-saksi dalam berkas perkara Putusan Nomor :
ah
ub
ep
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 122
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
123 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sudah dilaksanakan sebagian adalah tata batas belum temu gelang”
a
dan “..proses menteri menetapkan kawasan hutan berdasarkan
si
Berita Acara Tata Batas yang telah temu gelang belum
dilaksanakan”, Saksi Ir. Rachmat Ajie yang saat itu bertugas sebagai
ne
ng
Inspectur Jenderal Wilayah I dan wilayah kerja meliputi seluruh Sumatera
Utara, pada halaman 121 alinea ke 7 dibawah sumpah menjelaskan
do
gu “Bahwa di dalam audit dalam kesimpulan ada kalimat “…belum pernah
temu gelang sehingga belum dapat ditetapkan sebagai hutan
tetap”, Saksi Prie Supriadi yang saat itu bertugas sebagai Kepala Dinas
In
A
Kehutanan Sumatera Utara, pada halaman 141 alinea ke 6 pada
pokoknya menjelaskan “….proses pembuatan peta kawasan hutan
ah
lik
belum pernah temu gelang, sehingga belum dapat disebutkan sebagai
hutan tetap” dan pada halaman 144 alinea ke 4 menjelaskan pada
am
ub
pokoknya “Areal yang dikuasai Koperasi Bukit Harapan bukan
Register 40”, Saksi Ir. Deka Mardiko yang saat itu bertugas di
Departemen Kehutanan sebagai Kepala Bidang Perubahan Peruntukan
ep
k
si
temu gelang” dan pada halaman 164 alinea 1 pada pokoknya menjelaskan
ne
ng
do
gu
hutan dilakukan setelah temu gelang”, serta pada halaman 166 alinea
ke 1 pada pokoknya menjelaskan “Bahwa pengukuhan kawasan hutan
In
A
kepastian hukum atas status, letak dan luas kawasan hutan”, Saksi
lik
Ir.Bowo Heri Satmoko, saat itu menjabat sebagai Kepala Bidang Areal
Penggunaan Hutan sejak bulan Juli 2005 pada halaman 182 pada
m
ub
ep
saat itu menjabat sebagai Ketua dan penanggung jawab Audit dalam
halaman 241 alinea ke 8 pada pokoknya menjelaskan “…proses
ah
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 123
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
124 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Indonesia atau LNRI dan bertentang dengan Peraturan Umum mengenai
a
perundang-undangan untuk Indonesia disingkat (AB) dalam Pasal 1
si
menjelaskan “Ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Raja atau
Gouverneur General atas namanya, berlaku sebagai Undang-undang di
ne
ng
Indonesia, setelah diumumkan dalam bentuk yang ditetapkan dalam
peraturan tentang kebijaksanaan Pemerintah”;
do
❖gu Bahwa bukti surat Tergugat bertanda T-16.a, T-16.b, T-16.c, T-
16.d, T-16.e yaitu berupa gambar Tata Batas Peta Padang Lawas,
setelah Majelis Hakim baca dan telaah dengan cermat didalam bukti surat
In
A
tersebut adalah tidak ada di tandatangani yang diketahui dan disahkan oleh
Gubernur Provinsi Sumatera Utara, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi
ah
lik
Sumatera Utara, Menteri Pertanian Direktur Jenderal Kehutanan dan hal
tersebut adalah bertentangan dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian
am
ub
No.579/Kpts/Um/9/1978 tidak ada ditandatangani oleh Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I dan/atau Kepala Direktorat Agraria Tingkat I yang
bersangkutan, apalagi dalam bagian tanda tangan Panitia tata batas ada
ep
k
si
Siahaan.,SH menjelaskan yang intisarinya “setiap aturan untuk dapat di
ne
ng
berlakukan harus diumumkan dahulu dan terhadap G.B,25 Juni 1924 No.50
yang tidak diumumkan dalam lembaran Negara dan untuk produk hukum
di zaman Kolonial, diumumkan dalam Nederlands Hindie Staatsblad
do
gu
ub
ep
Tergugat III yang tidak dengan teliti dan cermat sebelum menyatakan Penggugat
on
yang dilakukan Tergugat II dikuti yang tidak dengan teliti dan cermat dilakukan
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 124
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
125 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
oleh Tergugat I dan Tergugat III dalam melakukan sesuatu kaitannya dengan
a
gugatan Penggugat, maka dikarenakan perbuatan Tergugat II, Tergugat I dan
si
Tergugat III tersebut, sehingga menurut Majelis Hakim telah memenuhi unsur
perbuatan melawan hukum, sebagaimana yang digunakan dalam menyatakan
ne
ng
perbuatan melawan hukum sejak Tahun 1919 di Negeri Belanda, demikian juga
di Indonesia (ketika itu disebut Hindia Belanda), pengertian perbuatan melawan
do
gu
hukum diartikan luas, yakni apabila perbuatan
perbuatan-perbuatan sebagai berikut : Perbuatan yang bertentangan dengan hak
itu mencakup salah satu dari
In
A
Perbuatan yang bertentangan dengan kehati-hatian dan syarat agar sebuah
perbuatan dikatakan sebagai perbuatan melawan hukum berdasarkan aturan
ah
lik
hukum adalah harus memenuhi unsur-unsur perbuatan melawan hukum, yaitu
sebagai berikut : 1.adanya perbuatan yang bertentangan dengan hukum, 2. Adanya
am
ub
kerugian, 3.Adanya kesalahan, 4.Terdapat hubungan sebab akibat (hubungan
causal) antara perbuatan yang melawan hukum tersebut dengan kerugian yang
diderita ;
ep
k
yang tidak teliti dan cermat sebelum menyatakan Penggugat sebagaimana yang
R
disimpulkan Tergugat II, Tergugat I dan Tergugat III, yang mana perbuatan yang
si
Perbuatan yang bertentangan dengan hak orang lain, Perbuatan yang
ne
ng
do
gu
II, Tergugat III tidak teliti dan cermat dan Perbuatan itu bertentangan dengan hak
lik
ub
dijelaskan Elise .T. Sulistini dan Rudy. T. Erwin, Petunjuk Praktis Menyelesaikan
Perkara-perkara Perdata, Bina Aksara, Jakarta, 1987, Halaman 26 ”adanya
ka
ep
tindakan yang melawan hukum, adanya kesalahan pada pihak yang melakukannya,
dan ada kerugian yang di derita” dan yang dijelaskan M. Yahya Harahap mantan
ah
Jakarta, 2005, Halaman 527 yang mengatakan bahwa ada 3 (tiga) hal yang penting
ng
dalam menilai perbuatan melawan hukum seperti yang diamanatkan Pasal 1365
on
KUHPerdata yaitu adanya perbuatan atau kealfaan, perbuatan atau kealfaan terjadi
gu
karena kesalahan pelaku, dan perbuatan itu mendatangkan kerugian kepada orang
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 125
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
126 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
lain/Penggugat dan berdasarkan fakta hukum secara rill Penggugat benar
a
mengalami kerugian dikarenakan tidak dapat melaksanakan atau menjalankan
si
Usaha Penggugat dalam bidang Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit ;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum dipersidangan tersebut, jika
ne
ng
Tergugat II dan Tergugat I, serta Tergugat III sebelumnya benar-benar teliti dan
cermat, sehingga Perbuatan yang bertentangan dengan hak orang lain,
do
gu
Perbuatan yang bertentangan dengan kewajiban hukumnya dan Perbuatan yang
bertentangan dengan kehati-hatian tidak akan terjadi, pada saat menilai tentang
kegiatan Penggugat dengan Koperasi perkebunan kelapa sawit atau sebagaimana
In
A
yang terurai dalam bukti bertanda P-9 jo Bukti Tergugat II bertanda T.II-5 berupa
Putusan Nomor 481/Pid.B/2006/PN.Jkt.Pst, yang fakta hukumnya yaitu Saksi-Saksi
ah
lik
H. Raja Manipo Hasibuan, Ali Imran Gelar Sutan Raja Asli Hasibuan, Sangkot
Hasibuan.,SH, Gandhi Hasibuan, Ompu Solegan Harahap, Bonyak Hasibuan,
am
ub
Tongku Khaik Hasibuan pada intisarinya menjelaskan “ada menyerahkan tanah
adat atau tanah masyarakat adat dengan cara pago-pago kepada Koperasi Parsub
atau Koperasi Bukit Harapan untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit” dan
ep
k
si
Anggaran Dasar Koperasi Parsadaan Simanggambat Ujung Batu (PARSUB)
ne
ng
tanggal 07 September 2013 yang dihadiri 148 (seratus empat puluh delapan) orang
Ketua Kelompok yang bertindak untuk diri sendiridan juga sebagai kuasa/perwakilan
anggota dari 3540 (tiga ribu lima ratus empat puluh) orang anggota Koperasi
do
gu
Batu (PARSUB) (Vide Bukti Penggugat bertanda P-1), juga terhadap pendirian
Koperasi Parsadaan Simanggat Ujung Batu (PARSUB) sudah terdaftar pada Kantor
ah
ub
ep
tanah masyarakat hukum adat berdasarkan hak tradisionil yang diakui Konstitusi
R
dalam Pasal 18 B Ayat (2) UUD Tahun 1945, kalaupun ada dalil bantahan
es
M
terhadap dalil Penggugat tersebut, pihak Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III tidak
ng
ada mengajukan dalil bantahan tentang proses yang telah dilakukan oleh
on
Tergugat I, Tergugat II, Terguat III dalam menyatakan hutan Padang Lawas
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 126
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
127 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dengan aturan dalam melaksanakan proses penentuan kawasan hutan sesuai
a
dengan prosedur yang diatur oleh Undang-undang atau aturan bahkan Saksi dari
si
Tergugat II sebagaimana dalam Putusan Nomor : 481/Pid.B/2006/PN.Jkt.Pst tanggal
28 uni 2006 (Vide bukti P-9 Jo T.II-5) belum dapat di katakan Kawasan
ne
ng
Hutan/Kawasan Hutan Negara yaitu Saksi Ir. Surachmanto Hutomo.,Msc dibawah
sumpah menerangkan dalam halam 81 alinea ke 6 pada pokoknya menjelaskan
do
“Bahwa Saksi tidak mengetahui dengan pasti dan tidak mengetahui dengan
gu
jelas dimana lokasi Koperasi Bukit Harapan di TGHK atau di Register 40”
dan dalam halaman 87 aliniea ke 8 pada pokoknya menjelaskan “Bahwa dalam
In
A
Audit dikatakan proses pemetaan kawasan hutan belum temu gelang
sehingga belum dapat ditetapkan sebagai hutan tetap”, Saksi Muhammad Ali
ah
lik
Arsyad yang saat itu bertugas di Departemen Kehutanan sebagai Kepala Pusat
Pengukuhan dan Penatagunaan Kawasan hutan, pada halaman 112 aline 1
am
ub
dibawah sumpah menerangkan “Bahwa tata batas yang Saksi nyatakan sudah
dilaksanakan sebagian adalah tata batas belum temu gelang” dan “..proses
menteri menetapkan kawasan hutan berdasarkan Berita Acara Tata
ep
k
Batas yang telah temu gelang belum dilaksanakan”, Saksi Ir. Rachmat Ajie
ah
yang saat itu bertugas sebagai Inspectur Jenderal Wilayah I dan wilayah kerja
R
meliputi seluruh Sumatera Utara, pada halaman 121 alinea ke 7 dibawah sumpah
si
menjelaskan “Bahwa di dalam audit dalam kesimpulan ada kalimat “…belum
ne
ng
do
gu
ub
ep
“bahwa yang dimaksud dengan temu gelang kawasan hutan adalah batas-batas
yang sudah diyakini sebagai batas-batas kawasan hutan” juga alinea 2 pada
ah
temu gelang”, serta pada halaman 166 alinea ke 1 pada pokoknya menjelaskan
es
M
tujuan untuk memberikan kepastian hukum atas status, letak dan luas
gu
kawasan hutan”, Saksi Ir.Bowo Heri Satmoko, saat itu menjabat sebagai Kepala
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 127
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
128 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bidang Areal Penggunaan Hutan sejak bulan Juli 2005 pada halaman 182 pada
a
pokoknya menjelaskan “Penetapan kawasan hutan di kawasan hutan padang
si
lawas belum dilaksanakan”, Saksi Ir.Poernama Gandhi NZ.,MM saat itu
menjabat sebagai Ketua dan penanggung jawab Audit dalam halaman 241 alinea
ne
ng
ke 8 pada pokoknya menjelaskan “…proses pembuatan peta kawasan hutan,
belum pernah temu gelang, sehingga belum dapat ditetapkan sebagai hutan
do
tetap…” pada
gu halaman 244 alinea 3 pada pokoknya menjelaskan “kata-kata
temu gelang adalah ketemu kepala dan ekornya”, yang Majelis pahami bahwa
secara tegas dipersidangan pada intisarinya menjelaskan Padang Lawas/hutan
In
A
Padang Lawas belumlah dapat saat itu menyatakan sebagai kawasan hutan
karena belum memenuhi syarat salah satunya belum pernah temu gelang, padahal
ah
lik
syarat tersebut adalah syarat mutlah yang harus dipenuhi dalam penentuan suatu
wilayah untuk dinyatakan sebagai kawasan hutan/kawasan hutan Negara ;
am
ub
Menimbang, bahwa jika Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III memahami
dan mengikuti aturan dalam panduan/ aturan yang digunakan pada Kementerian
Kehutanan dalam menentukan kawasan hutan, yaitu Surat Keputusan Menteri
ep
k
di Jakarta tanggal 12 Pebruari 2001 oleh Menteri Kehutanan yaitu Dr.Ir. Nur
R
Mahmudi Ismail., Msc dalam Pasal 4 menjelaskan Ruang Lingkup pengukuhan
si
kawasan hutan, meliputi “a. Penunjukan Kawasan Hutan, b.Penataan Batas
ne
ng
do
gu
dilakukan Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, karena jika Tergugat I, Tergugat II,
Tergugat III benar menelaah dengan teliti dan cermat terhadap aturan dan
ah
ub
ep
Ismail., Msc dan wajib digunakan, dalam menilai tentang telah melakukan
perbuatan yang melanggar hukum pada kawasan hutan/kawasan hutan Negara,
ah
maka hal-hal yang telah dialami atau dirasakan Penggugat tidak akan terjadi
R
mengajukan jawaban dan mengajukan dalil eksepsi dan dijadikan pihak dalam
on
pahami yaitu Turut Tergugat ikut sebagai pihak adalah guna untuk memenuhi
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 128
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
129 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
formalitas dalam gugatan sebagai instansi yang telah mengeluarkan sertikat hak
a
milik sebagaana bukti surat Penggugat dan dari fakta hukum dipersidangan dan
si
secara hukum telah melaksanakan tugasnya yang mengeluarkan/menerbitkan
sertifikat Hak Milik dan puluhan Hak Guna dalam perkara a quo, juga hal tersebut
ne
ng
bersesuaian dengan dalil gugatan Penggugat yang menuntut agar Turut Tergugat
tunduk dan mentaati putusan dan tidak ada menuntut untuk menyatakan Turut
do
gu
Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum, oleh
Hakim berpendapat Turut Tergugat tidaklah ada melakukan perbuatan melawan
karena itu Majelis
Hukum ;
In
A
Menimbang, bahwa oleh karena itu Majelis Hakim berpendapat berdasarkan
pertimbangan hukum diatas, Penggugat dinyatakan telah dapat membuktikan dalil-
ah
lik
dalil gugatan dalam posita, karena telah memenuhi batas minimal pembuktian dari
alat bukti yang sah baik bukti surat dan bukti Saksi, oleh karenanya Majelis Hakim
am
ub
berpendapat bahwa Penggugat telah berhasil membuktikan dalil gugatan positanya,
maka selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan Petitum-Petitum
Penggugat, sebagai berikut ;
ep
k
si
Penggugat yang lainnya, maka terhadap petitum tersebut dapat dikabulkan atau
ne
ng
do
gu
(G.B) No.50 tanggal 25 Juni 1924 yang tidak pernah ada aslinya dan tidak terdaftar
lik
dalam staatsblad Hindia Belanda tidak dapat digunakan sebagai dasar hukum untuk
penetapan kawasan hutan di Padang Lawas karena tidak ada informasi koordinat
m
ub
ep
yang diakui oleh Pasal 18B Ayat (2) UUD 1945 jo Pasal 3 UUPA Tahun 1960 adalah
R
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 129
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
130 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Pengadilan menyatakan Perkebunan Kelapa Sawit dikawasan hutan Padang Lawas
a
seluas + 24.000 ha beserta seluruh bangunan yang ada diatasnya, adalah hak
si
Penggugat yang sah, pada bagian/angka/nomor 11 menuntut Pengadilan
menyatakan sah menurut hukum, Penggugat mengelola dan membudidayakan
ne
ng
Perkebunan Kelapa Sawit yang menjadi haknya termasuk untuk menjual hasil
perkebunan dan menerima hasil penjualannya sesuai dengan putusan Peninjauan
do
gu
Kembali Peradilan TUN No.06.PK/TUN/2008, tanggal 05 Mei 2008 Jo Pasal 116 ayat
(2) UU Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas UU No.5 Tahun 1986
tentang Peradilan TUN jo Pasal 97 ayat (9) huruf a UU No.5 Tahun 1986 tentang
In
A
Peradilan TUN, pada bagian/angka/nomor 12 menuntut Pengadilan menyatakan
menghukum Tergugat I, II, III dan turut Tergugat untuk tidak menghalangi Penggugat
ah
lik
mengelola dan membudidayakan Perkebunan Kelapa Sawit berdasarkan hak
tradisional masyarakat adat secara turun temurun dan hak kepemilikan berdasarkan
am
ub
Sertifikat Hak Milik (SHM), dihubungkan dengan pertimbangan diatas/dimuka yang
pada pokoknya Penggugat dapat membuktikan dalil gugatannya, maka menurut
pendapat Majelis Hakim terhadap petitum nomor 2, 5, 6, 7, 9, 11,12 adalah
ep
k
si
objek sengket, Majelis Hakim mempertimbangkannya sebagai berikut ;
ne
ng
do
gu
Penetapan sita yang akan dinyatakan sah dan berharga, maka maka menurut
Majelis Hakim terhadap petitum nomor 3 adalah patut dan adil menurut hukum
In
A
untuk ditolak ;
Menimbang, bahwa terhadap petitum pada bagian/angka/nomor 4
ah
ub
dan Bupati Padang Lawas Selatan, Bupati Padang Lawas Utara, dan Bupati Tapanuli
Selatan, kepada Penggugat, dan Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
ka
ep
dan menjual/menerima hasil dari kebun kelapa sawit dimaksud tanpa ada gangguan
es
M
dari pihak manapun juga termasuk dari para Tergugat, terhitung sejak dibacakan
ng
sukarela, maka Pengadilan berdasarkan Putusan ini telah memberikan hak secara
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 130
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
131 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
serta merta kepada Penggugat untuk meneruskan kembali mengelola dan
a
menguasai lahan perkebunan kelapa sawit dimaksud sehingga tidak diperlukan
si
acara penyerahan dari Tergugat I, serta menjual hasil pengelolaannya serta
menerima hasil penjualannya sebagai pihak yang berhak, c. Surat Menteri
ne
ng
Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No. No.S.174/MenLhk-II/2015 tanggal 21 April
2015 perihal Penghentian Pelayanan oleh Gubernur Sumatera Utara dan Bupati
do
kepada
gu
Padang Lawas Selatan, Bupati Padang Lawas Utara, dan Bupati Tapanuli Selatan,
Penggugat, dan Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
No.S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015, tanggal 25 Juni 2015, yang ditujukan
In
A
kepada Ketua Umum GAPKI sebagai tidak sah dan tidak memiliki
kekuatan hukum mengikat (buiten effect), dihubungankan dengan putusan provisi
ah
lik
yang sudah dijatuhkan walaupun pertimbangan putusannya tidak dijadikan satu
dalam putusan ini, namun putusan provisi tersebut merupakan putusan yang satu
am
ub
kesatuan yang tidak terpisahkan dengan perkara ini yang sudah dikabulkan dan
tidak lagi perlu Majelis Hakim mengulangi kembali pertimbangannya, maka
menurut Majelis Hakim terhadap petitum nomor 4 adalah patut dan adil
ep
k
si
PN.JKT. PST Jo Putusan nomor 2642K/PID/2006 yang bunyinya “merampas barang
ne
ng
bukti” berupa Perkebunan Kelapa Sawit di kawasan hutan Padang Lawas seluas ±
23.000 ha yang dikuasai oleh KPKS Bukit Harapan dan PT.Torganda beserta
seluruh bangunan yang ada diatasnya, dan Perkebunan Kelapa Sawit dikawasan
do
gu
hutan Padang Lawas seluas ± 24.000 ha yang dikuasai oleh Koperasi PARSUB dan
PT.Torus Ganda beserta seluruh bangunan yang ada diatasnya, dirampas untuk
In
A
Negara, adalah amar putusan yang tidak sah dan batal demi hukum, dihubungkan
dengan pertimbangan diatas/dimuka yang pada pokoknya Penggugat dapat
ah
Majelis Hakim membacanya yaitu tuntutan tentang tidak sahnya amar putusan
sebagaimana petitum pada bagian/angka/nomor 8, maka menurut pendapat Majelis
m
ub
Hakim terhadap petitum nomor 8 adalah patut dan adil menurut hukum untuk
dikabulkan ;
ka
ep
II tanggal 26 Agustus 2009 yang diserahkan kepada Tergugat III tidak sah dan
R
tidak berharga karena bertentangan dengan hukum, menurut Majeli Hakim adalah
es
M
satu kesatuan tuntutan yang diajukan Penggugat kepada Pengadilan terhadap dalil
ng
berikut ;
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 131
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
132 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Menimbang, bahwa terhadap petitum tersebut telah Majelis Hakim menelaah
a
dengan cermat, menurut pendapat Majelis Hakim adalah terlalu berlebihan untuk
si
dinyatakan secara khusus sebagaimana petitum pada bagian/angka/nomor 10,
karena dengan dinyatakan Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III telah melakukan
ne
ng
perbuatan melawan hukum sebagaimana pertimbangan dalam pokok perkara, maka
secara hukum atau secara otomatis segala tindakan yang dilakukan Tergugat I,
do
gu
Tergugat II, Tergugat III tidaklah dapat dilindungi secara hukum termasuk tentang
Berita Acara Eksekusi yang dilakukan Tergugat II tanggal 26 Agustus 2009 yang
diserahkan Tergugat III, karena perbuatan Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III
In
A
bertentangan dengan hukum atau telah melakukan perbuatan melawan hukum,
karena tidak sesuai dengan undang-undang atau aturan hukum terhadap metode
ah
lik
atau cara penilaian awal atau dasar tentang penentuan kawasan hutan atau
penetapan kawasan hutan yang Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III yang telah
am
ub
dilakukan dan tidak dapat membuktikan dalil bantahan yaitu tentang Tergugat I,
Tergugat II, Tergugat III telah melakukan sesuai undang-undang atau aturan
dalam menentukan atau menyatakan atau menetapkan dalam perkara ini tentang
ep
k
kawasan hutan atau kawasan hutan negara, sehingga menurut Majelis Hakim
ah
terhadap petitum nomor 10 adalah patut dan adil menurut hukum untuk ditolak ;
R
Menimbang, bahwa terhadap petitum pada bagian/angka/nomor 13
si
menuntut Pengadilan menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng
ne
ng
do
gu
tetap, menurut Majelis karena tidak ada pembuktian secara nyata baik dengan bukti
lik
surat dan Saksi berapa kerugian Penggugat yang dapat dijadikan penilaian bagi
Majelis Hakim tentang kerugian Penggugat secara riil atau nyata, maka menurut
m
ub
Majelis Hakim terhadap petitum nomor 13 dan 14 adalah patut dan adil
menurut hukum untuk ditolak ;
ka
ep
lebih dahulu walaupun ada banding maupun kasasi (uitvoerbaar bij voorraad),
R
menurut Majelis Hakim oleh karena tuntutan provisi dari Penggugat sudah
es
M
dikabulkan, maka menurut Majelis Hakim tidak perlu lagi mengabulkan petitum ini
ng
sebagaimana tujuan dan maksud gugatan Penggugat, maka menurut Majelis Hakim
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 132
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
133 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
terhadap petitum nomor 15 a quo, adalah patut dan adil menurut hukum untuk
a
ditolak ;
si
Menimbang, bahwa terhadap terhadap petitum pada bagian/angka/nomor
16 menuntut Pengadilan menyatakan turut Tergugat tunduk dan taat terhadap
ne
ng
putusan ini, menurut Majelis Hakim karena Turut Tergugat juga sebagai pihak,
maka secara otomatis putusan ini harus dilaksanakan oleh Turut Tergugat dan
do
gu
tunduk terhadap putusan ini, oleh karenanya
dimintakan secara khusus untuk tunduk dan taat
terlalu berlebihan
terhadap putusan,
Turut Tergugat
oleh
karenanya adalah patut dan adil menurut hukum untuk ditolak ;
In
A
Menimbang, bahwa terhadap Petitum Penggugat pada bagian/angka/
nomor 17 yang menuntut agar Pengadilan menghukum Para Tergugat untuk
ah
lik
membayar biaya yang timbul dalam perkara ini, Majelis akan mempertimbangkan
sebagai berikut ;
am
ub
Menimbang, bahwa terhadap hal tersebut, oleh karena Para Tergugat tidak
dapat membuktikan dalil bantahannya, sedangkan Penggugat dapat membuktikan
dalil gugatannya dan Para Tergugat sudah dinyatakan melakukan Perbuatan
ep
k
Melawan Hukum, oleh karenanya secara hukum Para Tergugat untuk membayar
ah
segala ongkos yang timbul dalam perkara ini, sedangkan Terhadap Turut Tergugat
R
walaupun tidak melakukan perbuatan melawan hukum, namun karena diikutkan
si
sebagai pihak, maka kepada Turut Tergugat juga di bebankan membayar biaya
ne
ng
perkara yang jumlahnya sebagaimana yang tercantum dalam amar putusan dibawah
ini secara tenggang renteng, sehingga menurut pendapat Majelis Hakim terhadap
Petitum bagian 17 tersebut adalah patut dan adil menurut hukum untuk dapat
do
gu
dikabulkan ;
Menimbang, bahwa selanjutnya terhadap dalil Eksepsi Para Tergugat
In
A
ekspesi selain tentang eksepsi kewenangan relatif dan absolut, Majelis Hakim
berpendapat dikarenakan terhadap posita tentang pokok perkara terhadap dalil
ah
terhadap objek sengketa atau Perkara yang digugat Penggugat adalah sudah benar
dan dalam penguasaan tanah objek perkara oleh Para Tergugat telah dinyatakan
m
ub
ep
maka terhadap dalil eksepsi Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Turut Tergugat
R
gugatan posita dan petitum, replik, kesimpulan maupun bukti surat dan Saksi-Saksi,
on
begitu juga dalil dari Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Turut Tergugat baik
gu
jawaban, duplik, kesimpulan maupun bukti surat, bukti Saksi yang tidak
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 133
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
134 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dipertimbangkan satu persatu, menurut pendapat Majelis Hakim menilai dalil-dalil
a
tersebut tidak berkaitan erat dengan pokok permasalahan dalam perkara
si
ini, maka Mejelis Hakim mengesampingkan terhadap dalil-dalil atau alasan
tersebut, sehingga tidak perlu dipertimbangkan lebih lanjut, sedangkan terhadap
ne
ng
dalil-dalil yang berkaitan erat dengan perkara ini, namun tidak diuraikan atau
dipertimbangkan secara satu persatu dianggap sudah dipertimbangkan dan
do
gu
merupakan satu-kesatuan
Majelis Hakim dalam perkara ini ;
dengan pertimbangan yang telah dipertimbangkan
In
A
menurut pendapat Majelis Hakim telah memenuhi rasa keadilan
sebagaimana irah-irah putusan yang menjadi dasar pertanggungan jawab
ah
lik
pendapat Majelis Hakim dalam melihat rasa keadilan yaitu “DEMI
KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA” dan tentang
am
ub
Keadilan tersebut juga sebagaimana telah Majelis Hakim pertimbangan
diatas atau di muka tentang maksud Keadilan baik menurut kitab suci
Al Qur’an agama Islam yang Majelis Hakim yakini dalam Surat An-Nissa
ep
k
Ayat 58, Surat An-Nissa Ayat 105, Surat An-Nissa Ayat 135, Surat
ah
si
yang paling utama didalam ayat-ayat suci Al Qur’an tersebut diatas
jelas sekali tentang akan pentingnya Keadilan, karena Allah SWT
ne
ng
do
dan makna Adil sebagaimana dalam Kode Etik dan Pedoman Perilaku
gu
lik
ub
dan Pasal 5 Ayat (1) menjelaskan “Hakim dan Hakim Konstitusi wajib menggali,
ep
mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam
ah
Hakim pahami yang paling utama dalam memutus suatu perkara adalah
es
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 134
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
135 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dari Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
a
Tahun 1945 ;
si
Mengingat pasal-pasal dari undang-undang yang bersangkutan dengan
perkara ini ;
ne
ng
MENGADILI :
DALAM EKSEPSI :
do
- gu
Menolak
untuk seluruhnya ;
Eksepsi Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Turut Tergugat
DALAM PROVISI
In
A
1. Mengabulkan permohonan Provisi Penggugat/Pemohon Provisi tersebut ;
2. Menyatakan dan menetapkan bahwa sebelum perkara ini memperoleh
ah
lik
putusan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap, surat yang dikeluarkan
Menteri Lingkungan hidup dan Kehutanan RI No. S.174/MenLhk-II/2015
am
ub
tanggal 21 April 2015 Perihal Penghentian Pelayanan oleh Gubernur Sumatera
Utara dan Bupati Tapanuli Selatan kepada Penggugat dan Surat Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015,
ep
k
tanggal 25 Juni 2015, yang ditujukan kepada Ketua Umum GAPKI yang
ah
si
turun temurun dan hak pemilikan berdasarkan Sertifikat Hak Milik (SHM)
ne
ng
do
gu
sawit dimaksud tanpa ada gangguan dari pihak manapun juga termasuk
dari Para Tergugat, terhitung sejak dibacakan Putusan Provisi atau
In
A
lik
ub
ep
berhak ;
4. Menghukum Tergugat I, II, III dan Turut Tergugat untuk tidak
ah
es
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 135
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
136 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebahagian ;
a
2. Menyatakan Perbuatan Para Tergugat merupakan perbuatan melawan hukum
si
(Onrechtmatige Daad) ;
3. Menyatakan sah dan berharga putusan provisi yang telah diputus dalam putusan
ne
ng
provisi yaitu tentang :
a. Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No. No.S.174/MenLhk-
do
gu II/2015 tanggal 21 April 2015 perihal Penghentian Pelayanan oleh Gubernur
Sumatera Utara dan Bupati Padang Lawas Selatan, Bupati Padang Lawas
Utara, dan Bupati Tapanuli Selatan, kepada Penggugat, dan Surat Menteri
In
A
Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.S.13/Menlhk-Set.Jen/RHS/2015,
tanggal 25 Juni 2015, yang ditujukan kepada Ketua Umum GAPKI sampai
ah
lik
ada putusan berkekuatan hukum tetap ;
b. Menyatakan bahwa Penggugat berhak untuk meneruskan pengelolaan
am
ub
perkebunan kelapa sawit dan menjual/menerima hasil dari kebun kelapa
sawit dimaksud tanpa ada gangguan dari pihak manapun juga termasuk dari
para Tergugat, terhitung sejak dibacakan putusan Provisi atau setidak-
ep
k
tidaknya dalam waktu 14 hari setelah adanya pembacaan putusan Provisi ini
ah
si
Penggugat untuk meneruskan kembali mengelola dan menguasai lahan
ne
ng
do
gu
Sumatera Utara dan Bupati Padang Lawas Selatan, Bupati Padang Lawas
Utara, dan Bupati Tapanuli Selatan, kepada Penggugat, dan Surat Menteri
ah
tanggal 25 Juni 2015, yang ditujukan kepada Ketua Umum GAPKI sebagai
tidak sah dan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat (buiten effect) ;
m
ub
ep
tidak dapat digunakan sebagai dasar hukum untuk penetapan kawasan hutan di
Padang Lawas karena tidak ada informasi koordinat geographis dan data spasial
ah
(peta lokasi) ;
R
Lawas berdasarkan hak-hak tradisonil yang turun temurun seluruhnya 24.000 ha,
ng
yang sebagian lahan tersebut sudah bersertifikat Hak Milik yang diakui oleh
on
Pasal 18B Ayat (2) UUD 1945 jo Pasal 3 UUPA Tahun 1960 adalah sah menurut
gu
hukum ;
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 136
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
137 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
6. Menyatakan bahwa kegiatan yang dilakukan Penggugat bukan di lokasi yang
si
disebutkan dalam Dakwaan maupun Putusan Pidana No.2642K/PID/2006
tanggal 12 Februari 2007 jo Putusan No.39PK/PID.SUS/2007, Tanggal 16 Juni
ne
ng
2008 yaitu di 5 (lima) desa di Kecamatan Barumun Tengah ;
7. Menyatakan bahwa amar putusan Pidana nomor 481/PID.B/2006/PN.JKT.
do
gu
PST Jo Putusan nomor 2642K/PID/2006 yang bunyinya “merampas barang
bukti” berupa Perkebunan Kelapa Sawit di kawasan hutan Padang Lawas
seluas ± 23.000 ha yang dikuasai oleh KPKS Bukit Harapan dan PT.Torganda
In
A
beserta seluruh bangunan yang ada diatasnya, dan Perkebunan Kelapa Sawit
dikawasan hutan Padang Lawas seluas ± 24.000 ha yang dikuasai oleh
ah
lik
Koperasi PARSUB dan PT.Torus Ganda beserta seluruh bangunan yang ada
diatasnya, dirampas untuk Negara, adalah amar putusan yang tidak sah demi
am
ub
hukum ;
8. Menyatakan Perkebunan Kelapa Sawit dikawasan hutan Padang Lawas seluas
± 24.000 ha beserta seluruh bangunan yang ada diatasnya, adalah hak
ep
k
si
perkebunan dan menerima hasil penjualannya sesuai dengan putusan
ne
ng
do
gu
11. Menghukum Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Turut Tergugat secara
tanggung renteng untuk membayar segala ongkos yang timbul dalam perkara
m
ub
ini sejumlah Rp.2.491.000,- (dua juta empat ratus sembilan puluh satu ribu
rupiah) ;
ka
ep
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 137
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
138 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Anggota dan dibantu oleh BALLAMAN SIREGAR.,SH, Panitera pada Pengadilan
a
Negeri Padangsidimpuan dan dihadiri oleh Kuasa Hukum Penggugat, Kuasa
si
Tergugat I, Kuasa Tergugat II, Kuasa Tergugat III, tanpa dihadiri oleh
Kuasa Turut Tergugat ;
ne
ng
Hakim-Hakim Anggota, Hakim Ketua Majelis ,
do
gu
In
dto. dto.
A
ARIES KATA GINTING.,SH FERRY HARDIANSYAH.,SH.,MH
ah
lik
am
ub
dto.
P a n i t e r a,
ah
si
dto.
ne
ng
BALLAMAN SIREGAR.,SH
do
gu
In
A
Ongkos-ongkos :
ah
ub
ep
es
M
ng
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 138
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah
139 Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
R
si
ne
ng
do
gu
In
A
ah
lik
am
ub
ep
k
ah
si
ne
ng
do
gu
In
A
ah
lik
m
ub
ka
ep
ah
es
M
ng
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 139