Anda di halaman 1dari 114

H a l a m a n |ii

Penanggung Jawab
Rektor

Nara Sumber
Para Pembantu Rektor
Para Dekan Fakultas dan Ketua Program
Para Ketua Lembaga
Para Kepala Biro
Para Kepala UPT
Para Kepala Bagian
Kepala Humas
Ketua IKA-UB

Tim Penyusun
Ketua
Abdul Latief Abadi

Anggota
Siti Romlah
Djanalis Djanaid
Farid Atmadiwirya
Mulyaningwati
Tjahyo Handoko

Tim Penunjang
Rini Handayani
Samsul Bachri
Liliek Listyowati
Lilih Hernanik
Ari Pranowo
Suheri
Endro Subiakto
Bambang Sugiono
Tarmidi
Suwandi
Pranatalia Pratami Nugraheni
Bhima Priantoro

@BAPSI Universitas Brawijaya 2008

Disain Sampul
ALA

Penerbit
PT Topindo Mulia Kreasi, Jakarta
H a l a m a n |iii

Kata Pengantar
Universitas Brawijaya (disingkat UB) dinegerikan pada
tanggal 5 Januari 1963 berdasarkan keputusan
Menteri PTIP nomor 1 tahun 1963 yang kemudian
disahkan dengan Keputusan Presiden nomor 196
tahun 1963. Selama 45 tahun, sudah banyak yang
dicapai oleh UB. Berangkat dari sebuah universitas
dengan kampus yang tersebar di seluruh penjuru kota
Malang menjadi universitas dengan kampus terpusat
yang dilengkapi dengan berbagai sarana dan
prasarana seperti gedung kuliah, laboratorium,
perpustakaan, perkantoran, asrama, poliklinik,
penginapan, sarana dan prasarana olahraga, gedung-
gedung pertemuan, dan jaringan teknologi informasi
canggih. Berbagai prestasi tingkat nasional dan
internasional juga diraih, baik di bidang pendidikan,
penelitian, pengabdian masyarakat, kemahasiswaan, maupun penerapan teknologi
informasi dan komunikasi.

Universitas Brawijaya terus menerus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dan


prestasi dalam rangka mewujudkan visinya menjadi universitas unggul yang berstandar
internasional. Salah satunya adalah pencanangan arah pengembangan UB menjadi
Entrepreneurial University yang bertaraf internasional sehingga peran Universitas
Brawijaya dapat sejajar dengan universitas terkemuka di Asia bahkan di tingkat
internasional. Universitas Brawijaya juga telah mendapat persetujuan Dirjen Dikti untuk
menjadi perguruan tinggi yang otonom, walaupun pelaksanaannya menunggu
pengesahan UU-BHP. Otonomi adalah bentuk kemandirian dalam membuat keputusan
dan mengatur dirinya sendiri, mengingat perkembangan Iptek dan kebutuhan masyarakat
yang bertambah pesat.

Buku 45 Tahun Universitas Brawijaya ini berisi informasi mengenai perkembangan dan
prestasi Universitas Brawijaya sejak dinegerikan sampai saat ini. Diharapkan, buku ini
dapat menjadi bahan bagi masyarakat untuk melihat kemajuan UB khususnya dalam
pembangunan bangsa, negara, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Semoga buku ini bermanfaat. Kepada penyusun, saya mengucapkan terima kasih.
Dirgahayu Universitas Brawijaya. Join UB, be the best.

Malang, Maret 2008

Rektor,

Prof. Dr. Ir. Yogi Sugito


NIP. 130 704 136
H a l a m a n |iv

Mempersiapkan Sarjana Pro Rakyat


Dalam rangka Dies Natalis yang membahagiakan ini,
perkenankanlah kami selaku Pimpinan Yayasan
Damandiri, yang beberapa tahun terakhir ini menjalin
kerjasama yang sangat erat, mengucapkan selamat dan
harapan semoga Universitas Brawijaya tetap teguh
dengan komitmennya mempersiapkan dan
menghasilkan sarjana yang pro rakyat, sarjana yang
menempatkan rakyat kecil sebagai titik sentral
pengabdiannya.
Yayasan Damandiri, yang menaruh perhatian yang
sangat tinggi dan berusaha membantu upaya
pemberdayaan sumber daya manusia dan pengentasan
kemiskinan, telah mengembangkan kerjasama dengan
berbagai perguruan tinggi, antara lain dengan
Universitas Brawijaya. Yayasan memberikan dukungan terhadap anak keluarga kurang
mampu menjadi mahasiswa, membantu pembayaran SPP anak-anak tersebut sampai lulus
sarjana, serta memberikan penghargaan bagi mahasiswa yang menulis tesis atau disertasi
tentang pembangunan manusia dan pengentasan kemiskinan.
Kerjasama dengan Universitas Brawijaya itu mengajarkan bahwa untuk makin dekat
dengan pelajar-pelajar SMA dan rakyat, khususnya menghayati perjuangan dan aneka
kebutuhan mereka, perguruan tinggi, dosen dan mahasiswa, harus lebih dekat dengan
sekolah, siswa dan rakyat pada umumnya. Oleh karena itu, dalam tiga tahun terakhir ini
Yayasan Damandiri “mengawinkan” perguruan tinggi dengan sekolah SMA atau sederajat,
masyarakat di pedesaan, khususnya dengan keluarga kurang mampu yang membutuhkan
upaya pemberdayaan.
Kerjasama tersebut diwujudkan dengan mengundang para dosen, mahasiswa, guru SMA
dan pelajar SMA, khususnya mereka yang hampir menamatkan pendidikannya, untuk
menyatu dengan keluarga atau rakyat di pedesaan. Mereka dianjurkan membentuk Pos
Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) di pedesaan sebagai forum komunikasi dan
pemberdayaan keluarga. Untuk itu kepada mahasiswa yang ditugaskan diberikan
kompensasi berupa dukungan pembayaran SPP serta kesempatan memperebutkan hadiah
dana yang memadai untuk menyelesaikan tesis atau disertasi yang dipilihnya. Para guru
dan pelajar SMA atau sederajat diberi kesempatan mengembangkan kegiatan ekstra
kurikuler melalui program magang pada sekolah yang lebih unggul atau pada pengusaha di
sekitarnya.
Kegiatan tersebut menempatkan perhatian dan kemampuan perguruan tinggi, sebagai
pusat pengembangan ilmu dan teknologi, makin dekat dan peduli pada rakyat dan
kebutuhannya. Melalui upaya itu diharapkan perguruan tinggi menghasilkan lulusan yang
kaya ilmu dan teknologi, sangat dekat dengan rakyat, mempunyai solusi untuk memenuhi
kebutuhan rakyat yang mendesak, serta siap memberikan yang terbaik agar rakyat banyak
H a l a m a n |v

segera mampu membebaskan diri dari belenggu kemiskinan. Rakyat banyak menjadi
kekuatan maha dahsyat untuk membangun bangsa dan negaranya.
Dengan bertambahnya usia, kami doakan Universitas Brawijaya makin jaya dan tetap
menghasilkan sarjana yang pro rakyat yang sanggup membantu menyelesaikan masalah
yang mereka hadapi. Selamat Dies Natalis.
*Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua, Yayasan Damandiri, Jakarta
H a l a m a n |vi

Mewujudkan Nama Harum Universitas Brawijaya

Assalamu’alikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Suatu kehormatan bagi saya untuk memyampaikan
sambutan pada hari jadi Universitas Brawijaya yang ke-45,
kampus yang kita cintai ini.
Pertama kali saya ucapkan selamat atas Dies Natalis
Universitas Brawijaya yang ke 45 dan juga kepada para
sivitas akademika. Di usia yang makin matang, Universitas
Brawijaya telah melahirkan banyak pemimpin dan tokoh-
tokoh yang berkualitas dalam segala sektor, baik sebagai
politikus, pimpinan daerah, birokrat, penguasaha dan serta
ilmuwan dan tenaga akademis yang telah diakui peranan dan keberhasilannya.
Sangat bangga belajar dan menimba ilmu di Universitas Brawijaya, yang telah mendidik
kita, menjadi insan yang berilmu, berketrampilan dan berguna dalam ikut berperan
membangun nusa dan bangsa. Dengan jumlah alumni yang telah mencapai lebih dari
90.000 orang yang tersebar di seluruh negeri, bahkan hingga penjuru dunia, menunjukkan
betapa besarnya Universitas Brawijaya di mata masyarakat, dibuktikan dengan
mempercayakan putra-putri terbaiknya belajar di Universitas Brawijaya.
Hal ini tidaklah lepas dari peranan para alumi Universitas Brawijaya atas kiprah, karya
nyata dan keberhasilannya di dalam mencapai prestasi, dedikasi di dunia profesi yang
ditekuninya dan juga tak kalah penting pengabdian yang tulus dari para sivitas akademika
di lingkungan kampus.
Kepercayaan masyarakat inilah yang membawa nama besar Universita Brawijaya di tingkat
nasional maupun internasional. Banyaknya kerjasama Universitas Brawijaya dengan
perguruan tinggi besar di berbagai negara maju akan menambah jaringan internasional.
Selain itu, banyaknya staf pengajar menimba dan memperdalam ilmu di berbagai
universitas ternama di dunia, akan segera mewujudkan Universitas Brawijaya sebagai
universitas kelas dunia.
Terlebih dengan dicanangkannya Universitas Brawijaya sebagai Entrepreneurial University,
akan menjadikan universitas memperoleh tempat tersendiri di kalangan dunia usaha, dan
diyakini akan lahir para entrepreneur sukses dari kampus Dinoyo Malang.
Saya, sebagai ketua umum Ikatan Alumni Universitas Brawijaya (IKA-UB), bersama para
alumni lainnya akan terus ikut berperan serta dalam mewujudkan nama yang harum
Universitas Brawijaya di tingkat nasional dan internasional melalui karya nyata baik di
bidang politik, pemerintahan, bisnis serta dunia keilmuan agar Universitas Brawijaya lebih
dicintai oleh masyarakat dan menjadi pilihan utama sebagai tempat belajar menimba ilmu
pengetahuan, mencetak kader bangsa, walaupun secara geografis terletak jauh dari pusat
kekuasaan, pemerintahan dan pusat perekonomian.
H a l a m a n |vii

Pepatah mengatakan “ada gula, ada semut”. Karenanya, keharuman nama Universitas
Brawijaya akan menjadi daya tarik pilihan para pengambil kebijakan untuk merekrut para
sarjana lulusannya sebagai sumber utama calon pimpinan yang berkualitas dalam
membangun masyarakat yang lebih maju.
Sekali lagi, saya atas nama pribadi maupun sebagai pengurus Ikatan Alumni Universitas
Brawijaya, mengucapkan Selamat Hari Jadi Universitas Brawijaya yang ke-45, semoga
makin jaya dan berkembang.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
*Muslich Ramelan (Ketua Umum Ikatan Universitas Brawijaya)
H a l a m a n |viii

Catatan Untuk Empat Lima Tahun Universitas


Brawijaya
Oleh: A. Mukthie Fadjar (Guru Besar FH & Hakim Konstitusi)
Walau aku tak terlahir dari gua garbamu
perkenankan aku membuat catatan buatmu
karna tlah tiga puluh tujuh tahun aku menjadi bagianmu
bersama merajut mimpi-mimpi
bersama menggapai harapan-harapan
dalam suka dan duka
Kau yang terlahir lima Januari enam tiga
bermula dari sekumpulan pts-pts lokal
yang oleh negara diberi label negeri
menyandang nama kebesaran "Brawijaya"
mengemban aspirasi kerakyatan
dengan visi 'pembangunan pedesaan'
Tatkala kumasuki gerbangmu pertama kali
satu Juli sembilan belas tujuh puluh satu
kampusmu masih tersebar
tanpa master, doktor, dan guru besar
kesederhanaan adalah watakmu
kerakyatan pusat orientasimu
Perlahan menapak di atas jalanan terjal
dalam dinamika perkembangan nasional
di tengah pesatnya kemajuan global
kau mulai mengukir prestasi bagi pembangunan negeri
meski kepemimpinan silih berganti
meski penghuninya datang dan pergi
Kini setelah empat lima tahun usiamu
tatkala tlah kau miliki kampus terpadu
ketika master, doktor, dan guru besar
tersedia cukup besar
telah mampukah melahirkan gagasan-gagasan besar
lewat karya pengabdian dan penelitian?
Tetaplah setia pada komitmenmu
memihak mereka yang papa
jangan terbuai kebanggaan gelar dan seremoni
terlena di atas menara gading kebesaran
Dirgahayu Universitas Brawijaya, Vivat academia!
Gaudeamus igitur, Vivat professores!
Jakarta, 20 Februari 2008
H a l a m a n |ix

Daftar Isi

Kata Pengantar ......................................................................................................................iii


Mempersiapkan Sarjana Pro Rakyat......................................................................................iv
Mewujudkan Nama Harum Universitas Brawijaya ................................................................vi
Catatan Untuk Empat Lima Tahun Universitas Brawijaya ................................................... viii
Daftar Isi ................................................................................................................................ ix
I. UNIVERSITAS BRAWIJAYA MENYONGSONG MASA DEPAN .......................................... 1
Visi, Misi, Tujuan, Arah Pengembangan dan Moto ........................................................... 1
1. Selayang Pandang..................................................................................................... 2
2. UB Menuju Entrepreneurial University .................................................................... 4
a. Beberapa Aktivitas Terkait EU.............................................................................. 6
b. Apa Kata Mereka tentang Entrepreneurial University ......................................... 8
3. Perjalanan Menuju Otonomi PT ............................................................................... 9
4. Program Double Degree ......................................................................................... 11
5. Implementasi Teknologi Informasi ......................................................................... 13
6. Peningkatan Mutu Kemahasiswaan ....................................................................... 15
7. Peningkatan Mutu Kerjasama ................................................................................ 23
a. Kerjasama dengan dalam negeri:....................................................................... 23
b. Kerjasama dengan luar negeri: .......................................................................... 24
II. UNIVERSITAS BRAWIJAYA, RIWAYATMU DULU … ..................................................... 29
1. Gagasan Gemeentelijke Universiteit ...................................................................... 29
2. Upaya Penegerian .................................................................................................. 30
3. Kampus Bergolak .................................................................................................... 32
4. Saatnya Membangun ............................................................................................. 32
III. PERJALANAN FAKULTAS/PROGRAM ........................................................................... 36
1. Fakultas Hukum ............................................................................................... 36
2. Fakultas Ekonomi ............................................................................................ 37
3. Fakultas Ilmu Administrasi ............................................................................. 38
4. Fakultas Pertanian .......................................................................................... 39
H a l a m a n |x

5. Fakultas Peternakan ....................................................................................... 40


6. Fakultas Teknik ............................................................................................... 41
7. Fakultas Kedokteran ....................................................................................... 41
8. Fakultas Perikanan ......................................................................................... 42
9. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ................................... 43
10. Fakultas Teknologi Pertanian.................................................................... 44
11. Program Ilmu-Ilmu Sosial .......................................................................... 44
12. Program Bahasa dan Sastra ..................................................................... 45
13. Program Pascasarjana............................................................................... 45
IV. PERJALANAN LEMBAGA .............................................................................................. 47
V. PERJALANAN UPT........................................................................................................ 50
VI. ATRIBUT ...................................................................................................................... 55
1. Lambang ................................................................................................................. 55
a. Bentuk Dan Warna ............................................................................................. 55
b. Makna ................................................................................................................ 55
2. Bendera .................................................................................................................. 56
3. Lagu ........................................................................................................................ 56
4. Jaket ....................................................................................................................... 56
5. Logo ........................................................................................................................ 56
6. Singkatan Nama...................................................................................................... 57
7. Moto ....................................................................................................................... 57
8. Monumen Tugu Universitas Brawijaya .................................................................. 57
a. Puncak Kepala Tugu ........................................................................................... 58
b. Bentuk Kepala Tugu ........................................................................................... 58
c. Badan Tugu ........................................................................................................ 58
d. Kaki Tugu ............................................................................................................ 58
e. Dasar Tugu ......................................................................................................... 58
VII. REKTOR DARI MASA KE MASA ................................................................................ 60
VIII. PIMPINAN MAHASISWA DARI MASA KE MASA ...................................................... 65
IX. ORGANISASI PENUNJANG ........................................................................................... 72
1. Hubungan Masyarakat ........................................................................................... 72
H a l a m a n |xi

2. KORPRI .................................................................................................................... 75
3. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) ......................................................... 77
4. Dharma Wanita ...................................................................................................... 78
5. Pusat Pembinaan Agama (PPA) .............................................................................. 79
6. Masjid Raden Patah................................................................................................ 80
7. Ikatan Alumni Universitas Brawijaya (IKA-UB) ....................................................... 81
X. PUBLIKASI ................................................................................................................... 83
1. Mimbar, koran kampus .......................................................................................... 83
2. Prasetya .................................................................................................................. 83
3. Prasetya Online ...................................................................................................... 83
4. Buku Tahunan......................................................................................................... 83
5. Buku Bunga Rampai................................................................................................ 84
6. Buku Pidato Ilmiah ................................................................................................. 84
7. Buku Profil Guru Besar dan Doktor ........................................................................ 84
8. Buku Prospectus ..................................................................................................... 84
9. Brawijaya Dalam Angka .......................................................................................... 84
10. Buku Pedoman Pendidikan ................................................................................ 84
11. Buku Panduan Probinmaba................................................................................ 85
12. LAKIP .................................................................................................................. 85
13. Media Karya Imiah ............................................................................................. 85
XI. APA KATA MEREKA ..................................................................................................... 86
Abdul Azis Hoesien .......................................................................................................... 86
Hastoeti Harsono ............................................................................................................ 88
Meine van Noordwijk ...................................................................................................... 89
Prof. Dr. Ir. Moch. Munir, MS. ......................................................................................... 91
Muslich Ramelan ............................................................................................................. 93
Sofyan Aman ................................................................................................................... 96
Ratna Indraswari Ibrahim ................................................................................................ 98
Soeroto Adjidewanto .................................................................................................... 102
H a l a m a n |1

I. UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MENYONGSONG MASA DEPAN
Universitas Brawijaya (UB) adalah lembaga
pendidikan tinggi negeri yang terletak di kota
dingin Malang, Jawa Timur. Universitas ini
dinegerikan melalui Ketetapan Menteri
Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan No. 1
tanggal 5 Januari 1963, kemudian disahkan
oleh Keputusan Presiden no. 196 tahun 1963.
Empat puluh empat tahun kemudian, UB
mendapat persetujuan Dirjen Dikti untuk
Kantor Pusat Universitas Brawijaya saat ini menjadi perguruan tinggi Otonom pada
tanggal 29 November 2007, dan
pelaksanaannya menunggu pengesahan Undang Undang BHP.

Visi, Misi, Tujuan, Arah Pengembangan dan Moto


Visi: Menjadi universitas unggul yang berstandar internasional dan mampu
berperan aktif dalam pembangunan bangsa melalui proses pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Misi: (1)Membangkitkan kekuatan moral dan kesadaran tentang keberadaan penciptaan
alam oleh Tuhan YME dan sadar bahwa setiap kehidupan mempunyai hak untuk dihargai,
(2)Menyelenggarakan proses pendidikan agar peserta didik menjadi manusia yang
berkemampuan akademik dan/atau professional yang berkualitas serta berkepribadian,
(3)Melakukan pengembangan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan, teknologi,
humaniora dan seni, serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf
kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
Tujuan: (1)Menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas, bertaqwa kepada Tuhan
yang Maha Esa,mampu membelajarkan diri, memiliki wawasan yang luas, memiliki
disiplin dan etos kerja, sehingga menjadi tenaga akademis dan profesional yang tangguh
dan mampu bersaing di tingkat internasional, (2)Mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni guna mendorong pengembangan budaya, (3)Mempunyai kemampuan
dalam pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan konsep pemecahan dengan
menggunakan metode ilmiah.
Arah Pengembangan: “Menuju entrepreneurial university yang sehat dan berdaya saing
internasional”.
Moto: Join UB, be the best
H a l a m a n |2

1. Selayang Pandang

Lahan kampus utama seluas 55 ha terletak di


kawasan barat kota Malang. Gedung-gedung
dalam Kampus pada umumnya berarsitektur
Jawa yang ditata sedemikian rupa sehingga
menyatu dengan suasana kampus yang asri
dan rindang. Untuk meningkatkan efisiensi
penggunaan lahan kampus, gedung-gedung
UB kebanyakan berlantai 3 bahkan di
beberapa fakultas gedungnya berlantai 7.
Gedung kantor pusat berlantai 8 dengan
bangunan yang sangat khas, saat ini menjadi
maskot UB. Ketersediaan lahan terbuka hijau
untuk menunjang suasana tenang dan segar juga terus diperhatikan guna menunjang
kenyamanan sivitas akademika dalam
aktivitasnya di kampus. Pemeliharaan
burung dan taman-taman kampus terus
ditingkatkan agar kampus terlihat indah
dan menarik.
Secara keseluruhan UB memiliki aset tanah
2
seluas 1.813.664 m (181 ha). Dari luas
tanah tersebut 58 ha terletak di dalam
Kota Malang dan merupakan wilayah
utama kegiatan universitas. Lahan seluas
73 ha merupakan lahan laboratorium dan
lahan percobaan di propinsi Jawa Timur di
luar kota Malang, yaitu di Cangar, Jatikerto,
Dau dan Sumberpasir. Sedangkan sisanya,
seluas 92 ha, terletak di Lampung dan
merupakan lahan percobaan untuk bidang
pertanian
Pada saat ini Universitas Brawijaya memiliki 10
fakultas dan 2 program yang melaksanakan
program pendidikan, baik akademik, profesi
H a l a m a n |3

maupun vokasi. Pada program akademik terdapat 48 program studi strata satu (S-1), 21
program studi strata 2 (S2) dan 7 program strata tiga (S3). Sedangkan pada program
pendidikan profesi terdapat 12 program dokter spesialis-I (Sp-1), dan program vokasi
terdiri dari 1 program diploma satu (D1) dan
14 program diploma tiga (DIII).
Pada awal langkahnya sebagai perguruan
tinggi negeri, Universitas Brawijaya hanya
memiliki 23 tenaga pengajar. Penambahan
jumlah tenaga pengajar secara berkala
meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini
jumlahnya menjadi 1.419 orang yang berasal
dari pendidikan S1, S2 dan S3. Jumah doktor
264 orang, sedangkan Guru Besar tahun
2007 sebanyak 155 orang.

Gedung Bisnis Universitas Brawijaya di Jalan Veteran Malang, sebagai tempat beraktivitas
Pusat Inkubator Bisnis dan Layanan Masyarakat UB
H a l a m a n |4

2. UB Menuju Entrepreneurial University


Pencanangan UB menuju Entrepreneurial
University (EU) disaksikan oleh Wapres RI
pada tanggal 2 Juni 2007. Bagi UB, EU
merupakan perwujudan Visi dan Misi,
untuk menghasilkan lulusan yang mandiri
dan berjiwa pelopor. Di dalam
pelaksanaannya telah ditempuh rintisan-
rintisan berbagai kegiatan dengan bantuan
dana hasil kerjasama. Sebagai bagian dari
langkah nyata UB menuju EU, maka
dilakukan pembenahan organisasi, antara
lain pembentukan UBBIPS.

Pusat Inkubator Bisnis dan Layanan Masyarakat


Dalam langkah strategisnya menuju EU di UB telah terbentuk UBBIP (University of
Brawijaya Business Incubator and Public Services – Pusat Inkubator Bisnis dan Layanan
Masyarakat UB) dengan tiga divisinya yaitu UBEEC (University of Brawijaya
Entrepreneurship Education Center – Pusat Pendidikan Entrepreneurship UB), UBBIC
(University of Brawijaya Business Incubator Center – Pusat Inkubator Bisnis UB), dan UBBC
(University of Brawijaya Business Center – Pusat Bisnis UB) berdasarkan SK Rektor No.
224A/SK/2007. Lembaga ini keberadaannya di bawah Rektor yang berfungsi sebagai: (1)
Wadah pengembangan
pendidikan dan latihan
kewirausahaan bagi mahasiswa, DIREKTUR UBBIP
dosen, pegawai, dan PUSAT INKUBATOR BISNIS DAN LAYANAN MASYARAKAT
masyarakat: (2) Fasilitator Asisten Direktur-I Asisten Direktur-II
pengembangan riset di
universitas yang relevan dengan
kebutuhan industri/UKM dan KEPALA DIVISI KEPALA DIVISI KEPALA DIVISI
ekspose hasil riset potensial agar UBEEC UBBIC UBBC
bernilai bisnis; (3)
Mengembangkan unit bisnis STAF AHLI STAF AHLI STAF AHLI
akademik dan non akademik
sebagai sumber pendapatan
universitas untuk menunjang
aktivitas pendidikan. Saat ini UBBIP beraktivitas di Gedung Bisnis Universitas Brawijaya
yang berlantai 7 di Jalan Veteran Malang.
Direktur UBBIP dijabat oleh Dr. Ir. Agus Tjahjono, MS. Tahun 2007-sekarang.
H a l a m a n |5

Rintisan Inkubator Bisnis


Langkah nyata Universitas
Brawijaya ke Entrepreneur
University telah dirintis oleh
Lembaga Manajemen Fakultas
Ekonomi UB sejak tahun 1975,
ratusan pengusaha telah
dibina dan dilatih oleh
Lembaga Manajemen Fakultas
Ekonomi. Sejak tahun 1996,
Lembaga Pembinaan
Administrasi (LPA) FIA UB
membantu anggota Kamar
Dagang dan Industri di 21
provinsi dan 51 kota se-
Indonesia. Lembaga ini juga
membina entrepreneur pada perusahaan asing (Arco, Caltex/Chevron, British Petroleum,
Total dll), Perusahaan negara (BNI, BRI, Bank Mandiri dll). Lembaga Pengabdian
Masyarakat telah memberi pendampingan perusahaan-perusahaan kecil dan menengah di
seluruh Jawa Timur.

Sebelumnya, Inkubator Bisnis berada di bawah naungan Pusat Pelayanan Pengembangan


Pemberdayaan Masyarakat (P4M) Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat UB,
mempunyai fungsi memberi layanan manajemen (pendidikan dan pelatihan, pembinaan
dan konsultasi, informasi bisnis), layanan teknik (menentukan model teknologi, sistem dan
teknik produksi, pengembangan teknologi), dan layanan akses permodalan (mencarikan
informasi sumber dana, kerjasama penyandang dana, dan penyaluran bantuan dana).

Perkembangan Pendidikan Entrepreneurship


Pada tahun 1995, Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan Universitas
Brawijaya (LP3UB), merumuskan kurikulum entrepreneur untuk semua disiplin ilmu.
Rumusan itulah yang dipakai oleh dosen-dosen kewirausahaan di lingkungan UB. Selain
itu, semua fakultas merancang ulang, me-review, atau melakukan evaluasi kurikulum
sehubungan dengan perkembangan iptek dan kebutuhan pasar kerja dan stakeholders
yang semakin kompleks. Di antaranya dengan mengkaji muatan lokal kurikulum
fakultas/jurusan/program studi. Hasilnya menunjukkan bahwa perlu adanya
penyempurnaan kurikulum menuju KBK dan PBM yang berorientasi ke PBL, SCL dan
Entrepreneurship Education.
H a l a m a n |6

Kerjasama Bidang Inkubator Bisnis dan Pendidikan Entrepreneurship

Upaya-upaya mewujudkan EU terus dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapannya,


diantaranya telah di tempuh melalui kerjasama dengan Badan Litbang Diknas, UB
dipercaya untuk menyusun Pedoman Umum, Pedoman Khusus dan berbagai modul
Inkubator Bisnis Perguruan Tinggi. Bekerja sama dengan JBIC (Japan Bank for
International Cooperation) dan Waseda University serta perguruan tinggi di negara-negara

ASEAN mencari dan menguji coba model Pendidikan Entrepreneurship untuk Mahasiswa
Pendamping UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang cocok diterapkan di kawasan
ASEAN.

a. Beberapa Aktivitas Terkait EU


Seminar Membangun Sinergi Pengusaha dengan Perguruan Tinggi
Dalam semiloka nasional yang diadakan
di UB tanggal 2 Juni 2007, beberapa
narasumber menyampaikan
makalahnya, seperti Menteri Negara
Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal Ir. Lukman Edy, MSi, Kepala
Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi
Gorontalo Dr. Fachruddin yang mewakili
Gubernur Gorontalo dengan materi
“Wawasan Entrepreneurship dalam
Pemberdayaan Sumber Daya Lokal",
serta Ir. Lilik Setyobudi, Ph.D. dan Dr. Ir.
Nuhfil Hanani dengan materi “Peran Pendidikan Entrepreneurship dan Inkubator Bisnis
dalam Pengembangan Universitas Brawijaya Menuju Entrepreneurial University”.
Melalui jaringan INHERENT, acara ini dipancarkan langsung ke Universitas Lampung,
Univesitas Hasanuddin, Universitas Udayana, Universitas Syiah Kuala, Universitas Sam
Ratulangi serta Universitas Mulawarman.
H a l a m a n |7

Orientasi Entrepreneurship Education Training

Sebanyak 21 peserta yang terdiri dari 5 dosen dan 16 orang mahasiswa, 20 Februari 2007,
mengikuti Orientasi Entrepreneurship Education Training yang diadakan di Guest House
Universitas Brawijaya.

Workshop Internasional, Seminar dan Pameran UKM


Workshop Internasional, Seminar dan Pameran
UKM pada 12-13 Juni 2007 menghadirkan
narasumber Prof. Dr. Takeru Ohe dari Waseda
University, pejabat pemerintah Malaysia, dan
tim University of Brawijaya Entrepreneurship
Education Center (UBEEC). Materi yang
disampaikan meliputi “Entrepreneurship in the
Era of Uncertainty”, “Entrepreneurship
Education and Incubation Policy in Malaysia”,
dan beberapa materi yang antara lain
menjelaskan tentang proyek yang
dikembangkan di ASEAN, bagaimana
membangun jaringan, serta bagaimana memberikan pendidikan kewirausahaan bagi
masyarakat. Seminar ini diikuti oleh berbagai universitas yang ada di wilayah ASEAN
seperti Universitas Gadjah Mada, Universitas Hasanuddin, Universiti Kebangsaan Malaysia,
National University of Laos, dan National University of Management at Cambodia.

Aktivis Masjid Ingin Wujudkan Entrepreneurial University


Dengan antusias, aktivis masjid dari seluruh
Indonesia mengikuti pelatihan "Be The Real
Entrepreneur" selama 2 hari (1-2 Oktober
2007) di gedung PPI Unievrsitas Brawijaya.
Pelatihan ini merupakan kerjasama Takmir
Masjid Raden Patah Universitas Brawijaya dan
Indopurels. Selain aktivis masjid tuan rumah,
setidaknya 70 mahasiswa aktivis masjid dari
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS),
Universitas Mulawarman (Unmul), Universitas
Negeri Surabaya (Unesa), STIE Budi Utomo,
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dan Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.
“Pelatihan ini bertujuan memberikan wawasan dan ketrampilan dalam berwirausaha
secara professional kepada para mahasiswa aktivis masjid, serta merupakan wujud nyata
upaya untuk memasyarakatkan Universitas Brawijaya menjadi entrepreneurial university",
ujar Drs Djanalis Djanaid selaku salah satu pemateri.
H a l a m a n |8

b. Apa Kata Mereka tentang Entrepreneurial University


Wakil Presiden RI Jusuf Kalla:
“Entrepreneurial University Mendukung Kemajuan Bangsa”
K omitmen Universitas Brawijaya untuk menjadi
entrepreneurial university merupakan satu langkah yang
berarti untuk memajukan bangsa. Untuk menjadi bangsa
yang maju dibutuhkan kebersamaan seluruh elemen, baik
pemerintah, pengusaha maupun masyarakat. Demikian
Wakil Presiden M. Jusuf Kalla dalam pidato
pengarahannya di Gedung Sasana Samanta Krida
Universitas Brawijaya.
“Saya bangga Universitas Brawijaya memilih kondisi ini
untuk memajukan bangsa. Komitmen Universitas
Brawijaya untuk menjadi entrepreneurial university harus
didukung bersama-sama oleh semua pihak, termasuk
alumni”, tandasnya.

Rektor UB Yogi Sugito:


“UB Mandiri dengan Entrepreneurial University”
Dalam perkembangannya, perguruan tinggi melalui tiga
tahapan. Tah apan pertama yaitu teaching university, yang
berorientasi pada proses belajar mengajar. Tahap kedua,
research university, yang berfokus kepada pendidikan dan
penelitian. Sedangkan tahap ketiga, entrepreneurial
university, dicapai bila perguruan tinggi telah mewujudkan
Tridharma Perguruan Tinggi yang diembannya, yaitu
menyelenggarakan pendidikan, penelitian, serta pengabdian
masyarakat. Entrepreneurial university mengandung misi
sejauh mana perguruan tinggi, telah menyentuh unit usaha
masyarakat dengan turut menyumbangkan hasil penelitian yang dilakukan pihak
universitas. Demikian ungkap Rektor Universitas Brawijaya Malang Prof Dr Ir Yogi Sugito
tentang rangka pencanangan Universitas Brawijaya menjadi entrepreneurial university.
Lebih lanjut rektor mengungkapkan, para sarjana yang dihasilkan oleh perguruan tinggi
yang menerapkan entrepreneurial university, tidak hanya akan menjadi para pencari kerja,
tetapi mereka juga mampu menciptakan lapangan kerja.

Kepala Devisi UBEEC Ir. Lilik Setyobudi, MS, Ph.D


Lilik Setyobudi menyatakan, pemahaman entrepreneurial
university dapat berarti tiga hal, yaitu perguruan tinggi sebagai
organisasi menjadi entrepreneurial, komunitas kampus berjiwa
entrepreneur, serta perguruan tinggi dengan lingkungan
regionalnya mengikuti pola hubungan entrepreneurial.
Dikatakannya, entrepreneurial university merupakan hasil kreasi
H a l a m a n |9

yang berkelanjutan, tahap demi tahap sesuai kebutuhan regional dengan karakter
organisasi yang fleksibel dan cepat tanggap terhadap laju perubahan kebutuhan. Periode
transformasi menuju entrepreneurial university, menurut Lilik, melingkupi pengembangan
fondasi baru dalam leadership dan otonomi kampus untuk mencapai hasil-hasil penelitian
dan pembelajaran yang memungkinkan lintas fakultas, lintas disiplin keilmuan dan
berkelanjutan.

Pakar Pendidikan Entrepreneur Drs. Djanalis Djanaid


“Entrepreneurial University Harus Punya Spesifikasi”
Mencanangkan Universitas Brawijaya sebagai entrepreneurial
university adalah pemikiran yang sangat tepat. Harus ada
spesifikasi dan tercermin pada kemauan politik birokrasi dan
bangsa. Spesifikasi yang dimaksud, adalah memiliki roh
nasionalisme. Demikian pendapat Drs Djanalis Djanaid, pakar
wirausaha Universitas Brawijaya yang telah 15 tahun bergelut
dalam bidang pelatihan entrepreneur bagi staf dan karyawan
perusahaan swasta maupun BUMN hingga perusahaan
multinasional.
Menurut Djanalis Djanaid ada 4 kebijaksanaan dalam mewujudkan entrepreneurial
unversity. Pertama, kurikulum entrepreneur yang aplikatif bukan hanya teori. Kedua,
strategi penelitian diarahkan pada produk-produk yang ada pasarnya. Ketiga, strategi
pemerintah yang berani memberi fasilitas. Keempat, strategi pengusaha yang berani
menggunakan bahan baku dalam negeri dan membuat jaringan distribusi dalam negeri.

3. Perjalanan Menuju Otonomi PT


Tekad Universitas Brawijaya menjadi perguruan tinggi otonom sesuai PP 60 dan PP 61
Tahun 1999, telah di persiapkan sejak tahun 2000, dengan melakukan sosialisasi kepada
sivitas akademika. Puncaknya, UB mendapat surat persetujuan Dirjen Dikti untuk menjadi
perguruan tinggi yang otonom pada tanggal 29 November 2007, walaupun menurut
Dirjen pelaksanaannya harus menunggu pengesahan UUBHP.
H a l a m a n |10

24 Juni 1999 Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60


Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi dan Nomor 61 Tahun 1999 tentang
Penetapan Perguruan Tinggi Negeri Sebagai Badan Hukum,

Beberapa Presiden mahasiswa PT menolak otonomi kampus. Presiden Mahasiswa


27 Nov 2000 UB Muhammad Fadhli mengatakan, ia mengusulkan adanya SPP progresif
Kompas (proporsional), jika otonomi kampus diberlakukan. "Kita harap ada subsidi silang
dalam SPP, mahasiswa yang kaya menyubsidi yang miskin," katanya

Menurut Rektor UB, para rektor di Jawa Timur sudah memilih otonomi sebagaimana
11 Des 2000 PP No 60 itu," katanya. Model di dalam PP No 60 itu, ditambahkan, dalam soal
Prasetya personalia sama seperti yang berlaku saat ini. "Hanya saja kita diberi kebebasan
untuk menggali potensi kampus tanpa mengurangi subsidi," katanya.

26 Desember Menurut Presiden Mahasiswa UB, pihaknya telah melakukan polling pendapat
2000 tentang otokam yang hasilnya 63,9% menolak penerapan otonomi kampus dan
Prasetya Online hanya 26,7% yang setuju. Otonomi kampus, yang akan diberlakukan di UB harus
dikaji ulang dan dicarikan format yang paling baik dan matang.

2003 Pembentukan Tim Evaluasi Diri (Persiapan BHMN-UB) untuk Pengembangan Otonomi
dan Akuntabilitas Organisasi Universitas Brawijaya berdasarkan SK Rektor nomor
147/SK/2003

27 September Sosialisasi Pelaksanaan Otonomi dan Akuntabilitas Perguruan Tinggi. Otonomi salah
2003
satu pilar untuk menghasilkan SDM yang berkualitas. Paparan hasil studi banding ke
UI, UGM, ITB dan IPB yang telah berstatus perguruan tinggi BHMN (Badan Hukum
Milik Negara).
14 Des 2004
Diterbitkan keputusan Senat mengenai Otonomi Kampus UB

Feb-Mar 2005 Sosialisasi bagi kalangan pejabat di lingkungan UB


Sosialisasi bagi para fungsionaris mahasiswa: Eksekutif Mahasiswa, Dewan Perwakilan
Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Jurusan dan Program Studi

15 Okt 2005
Proposal Pengembangan Otonomi UB persetujuan Senat Universitas Brawijaya dalam
rapat pleno 15 Oktober 2005.
H a l a m a n |11

4. Program Double Degree


Program double degree dilakukan di UB bertujuan untuk meningkatkan mutu luusan
UB serta peningkatan pemerataan dan akses pendidikan di daerah.
Kegiatan ini dirintis sejak tahun 2005,
dengan penyelenggaraan workshop
persiapan penyelenggaraan program
dua gelar (double degree) S-2 Ilmu
Administrasi bekerjasama dengan 6
universitas di Jepang(Tohoku,
Hiroshima, Keio, Takushoku, Tokyo
International University, dan
Ritsumeikan University). Program Double Degree S-2 Ilmu Administrasi tahun 2006
dan 2007 menerima masing-masing 15 mahasiswa, sedangkan tahun 2008 juga
menyelenggarakan program S3 Double Degree.
Program ini dibiayai oleh pemerintah Indonesia melalui Bappenas atas dukungan JBIC
(Japan Bank for International Cooperation).
Program pendidikan double degree “Master of Science and Ph.D Program in
Biotechnology” bekerjasama dengan perguruan tinggi luar negeri, antara lain:
 Yamaguchi University, Japan
 La Trobe University, Melbourne, Australia
 Tweente University, The Netherlands
 Burapha University, Thailand
 Chiang Mai University, Thailand
 King Mongkut University of Technology Thonburi, Thailand
 Mae Fah Luang University, Thailand
 Prince of Songkla University, Thailand
Program ini ditawarkan di enam fakultas di UB (Fakultas Pertanian, Fakultas
Teknologi Pertanian, Fakultas Perikanan, Fakultas MIPA, Fakultas Peternakan, dan
Fakultas Teknik). Pada tahun 2006 menerima 75 orang mahasiswa, dan tahun 2007
menerima 113 orang mahasiswa.
Koordinator penyelenggara Program Double Degree adalah Prof. Ir. Liliek Sulistyowati, PhD,
(tahun 2006-sekarang).
H a l a m a n |12

65 Peserta Double
Degree Bioteknologi dan
Administrasi Publik
Berangkat ke Thailand
dan Jepang Oktober
2007. Program
Bioteknologi: 47 orang ke
Thailand, dan 3 orang ke
Jepang, sedangkan untuk
program Administrasi
Publik semuanya
15 orang ke Jepang.

Selama dua hari, 29-30


Desember 2006, Prof.
Nobukazu Nakagoshi
Gurubesar dari Graduate
School for International
Development and
Cooperation (IDEC),
Divison of Ecology dari
Hiroshima University,
Jepang mengadakan
kunjungan ke Univeritas
Brawijaya. Kegiatannya
antara lain mengadakan
seleksi calon mahasiswa
S3 untuk IDEC Hiroshima
University, bidang GIS
dengan beasiswa
Monbusho.
H a l a m a n |13

5. Implementasi Teknologi Informasi


Teknologi informasi (TI) dipandang
sangat strategis oleh UB. Sejak akhir
tahun 1970-an dibentuk Pusat
Komputer (Puskom). Peningkatan
kualitas dan kapasitas TI di UB telah
berjalan dengan baik dan terus
ditingkatkan dari waktu ke waktu.
Prestasi-prestasi di tingkat nasional
dan internasional telah dicapai
(website UB peringkat 4 tahun 2006
versi Dikti, dan peringkat 41 Asia
Tenggara tahun 2007 menurut
Webometric).

Kepercayaan juga telah diberikan dengan bentuk kerjasama dengan pihak Jepang
(SOI Asia, AI3). Kepercayaan nasional diberikan dengan menempatkan UB sebagai
salah satu simpul lokal Inherent (Indonesian Higher Education Network).
Kemampuan dalam pengembangan TI juga berdampak pada kualitas mahasiswa yang
juga mulai mendapat pengakuan secara internasional (rekrutmen alumni oleh
perusahaan TI Jepang secara langsung).

Hingga saat ini telah terpasang 10


jaringan utama (backbone) dengan
media serat optik yang ditempatkan
berbagai lokasi sebagai titik pusat
distribusi zona strategis di wilayah
kampus, meliputi: Perpustakaan,
Fakultas Teknik, Fakultas Pertanian,
Fakultas MIPA, Fakultas Hukum,
Fakultas Peternakan, Fakultas Ilmu
Administrasi, Fakultas Teknologi
Pertanian dan Pascasarjana.
Keseluruhan interkoneksi backbone
jaringan kampus ditempatkan secara terpusat di Pusat Pengendalian Jaringan (NOC)
yang dikelola oleh Unit Pengkajian dan Penerapan Teknologi Informasi (UPPTI).
Melalui titik distribusi jaringan inilah UB mengembangkan dan memperluas koneksi
jaringan ke gedung-gedung, ruang kuliah, ruang dosen, ruang laboratorium dan
ruang terbuka kampus untuk aktivitas mahasiswa.

Akhir 2007, bandwidth di UB mencapai 20 MBps meningkat pesat dari tahun 2006
yang hanya 3,76 MBps. Penggunaan akses internet, selain melalui kabel, terdapat
sekitar 100 hotspot yang tersebar di seluruh penjuru kampus UB.
H a l a m a n |14

Untuk menunjang kegiatan administrasi, saat ini telah tersedia perangkat lunak
untuk mendukung kegiatan universitas berupa sistem infomasi manajemen, antara
lain: SIAKAD, SIMPEL, SIKEU, SINAGA, SIRANA, SIREGI, serta Layanan Campus E-
Banking.

Beberapa Rangkaian Kegiatan TI

• 26 Juni 1985. SK Dirjen Binsarak No.1062/D2/1985, UB ditetapkan sebagai unit


pembina di bidang pengembangan ilmu komputer bersama 3 PTN lainnya (UNS,
IPB dan Undip)
• Sejak Tahun 1988, telah dilaksnakan komputerisasi administrasi akiademik
diawali pelaksanaannya di Fakultas Hukum sebagai pilot proyek
• Pada Tahun 1990, komputerisasi akademik dilaksanakan secara serentak untuk
semua fakultas di Unibraw.
• September 1996, UPT Pusat Komputer Universitas Brawijaya membuka
pelayanan akses ke jaringan komputer global (internet) bagi warganya daam
bentuk pengiriman dan penerimaan electonic mail (e-mail) dengan rintisan
website melalui provider Mega.net dan Wasantara.net
• Tahun 1991, komputerisasi akademik di Unibraw memasuki tahap evaluasi dan
penyempurnaan.
• 6 Februari 2001. Terbentuk Unit Penkajian dan Pengembangan Teknologi
Informasi (UPPTI) dengan SK Rektor No. 009/SK/2001. UPPTI merupakan unit
khusus untuk akselerasi TI di UB dan bergerak dalam bidang penerapan dan
pengembangan teknologi informasi.
• 19 Januari 2002. Sebagai realisasi dari kerjasama Universitas Brawijaya dengan
Universitas Keio (Jepang), 19 Januari 2002 diadakan uji coba peralatan yang akan
digunakan untuk perkuliahan jarak jauh (distance learning).
• 2 Oktober 2003, Universitas Brawijaya memperluas jaringan akses teknologi
informasi dengan memanfaatkan telepon selular, melalui kerjasama dengan PT
Telekomunikasi Selular, dalam bentuk pemanfaatan telepon selular mahasiswa
dalam bentuk layanan SMS Kampus tentang berbagai informasi seputar
universitas, dan kegiatan akademik bagi mahasiswa dan calon mahasiswa di
beberapa perguruan tinggi di Malang.
• 8 Desember 2003, diadakan ikatan perjanjian dengan Microsoft Indonesia dalam
hal melegalkan pemakaian Operation System (OS) dan software Office Microsoft
di lingkungan Universitas Brawijaya. Perjanjian sewa senilai $ 48,000.00 untuk
jangka waktu tiga tahun tersebut ditandatangani oleh Rektor UB dan Pimpinan E-
Biz Education Entreprise yang diberi kewenangan oleh Microsoft Indonesia.
• 19-22 April 2004. Pusat Pengembangan E-learning (PPEUB) mengikuti Spring
Meeting SOI-AI3 di Kuala Trengganu, Malaysia.
• Agustus 2005. Situs web Universitas Brawijaya, http://www. brawijaya.ac.id,
meraih penghargaan Bubu Awards 2005 dengan kategori terbaik untuk situs
bidang pendidikan.
• 30 Desember 2005. Grand Launching ITCC. Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
menggandeng sebuah institut yang berkedudukan di India yaitu National Institute
H a l a m a n |15

of Information Technology (NIIT) yang menawarkan program Pendidikan


Profesional Diploma Internasional di bidang TI.
• 9 Februari 2006. Terminal akses komputer untuk layanan SIAKAD Online telah
terkoneksi untuk enam fakultas, yakni Fakultas Pertanian, Fakultas Teknologi
Pertanian, Fakultas Perikanan, Fakultas Peternakan, Fakultas MIPA, dan Fakultas
Hukum.
• 21 Februari 2006. Sosialisasi Sistem Informasi Manajemen Pelaporan (SIMPEL)
diselenggarakan di lantai 8 gedung rektorat UB. Peserta sosialisasi adalah unsur
pimpinan seluruh lembaga dan fakultas di lingkungan Universitas Brawijaya.
• 4 September 2006. Website Universitas Brawijaya
http://www.brawijaya.ac.id berhasil keluar sebagai
salah satu pemenang lomba website perguruan tinggi
yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
berdasarkan SK Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi
nomor 3373/D/T/2006.
• 20 Februari 2007. Teleconference East Java Update
2006 menjadi salah satu pilot project Inherent (Indonesian Higher Education
Network) UB. Universitas Brawijaya menyelenggarakan konferensi video bersama
delapan universitas negeri lain yang ada di Jawa Timur.

6. Peningkatan Mutu Kemahasiswaan


Di bidang kemahasiswaan, prestasi baik di tingkat regional, nasional hingga internasional
telah diraih oleh mahasiswa Universitas Brawijaya. Jumlah prestasi tersebut cenderung
meningkat setiap tahunnya. Guna memberikan dorongan kepada mahasiswa, pihak
Universitas Brawijaya memberikan beasiswa bagi mahasiswa berprestasi di bidang
akademik dan mahasiswa kurang mampu yang berprestasi. Pada tahun 2007 tercatat 2973
orang mahasiswa telah mendapatkan beasiswa. Pada tahun akademik 2007/2008
Universitas Brawijaya mulai menerapkan SPP Proporsional dengan tujuan utama
membantu orang tua yang tidak mampu.
Berbagai prestasi nasional dan internasional telah diraih mahasiswa, di antaranya: Unit
Beladiri Perisai Diri meraih Juara-I Kejuaraan Internasional (2007), Unit Olahraga Tenis
Lapangan meraih Juara-I, dan Juara-II Tunggal Putra, serta Juara-I Ganda Putri pada Pekan
Olahraga Mahasiswa tingkat Nasional tahun 2005 di Kalimantan Selatan.

Di dalam penyelenggaraan kegiatan-kegiatan kemahasiswaan tingkat nasional, UB banyak


berperan, di antaranya: menjadi tuan rumah Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional-II tahun
1992.

Selain itu berbagai prestasi yang cukup membanggakan antara lain:

• Fakultas Teknik UB menyelenggarakan kejuaraan nasional “M” Brawijaya Kart Race-I


tanggal 19-20 Februari 1977
H a l a m a n |16

• Tahun 1978, berdiri Koperasi Mahasiswa (Kopma) sebagai basis usaha di bidang
kesejahteraan mahasiswa. Bulan November 1983 gedung Kopma Universitas Brawijaya
yang dibangun biaya kredit Bank BNI sebesar Rp 79.500.000 diresmikan
penggunaannya oleh Menkop, dan pada tahun 1984 dibangun Asrama Mahasiswa
berkapasitas 1.000 orang, dengan dana dari BTN.
• Untuk menata organisasi lembaga kemahasiswaan dibuat Pedoman Kerja Lembaga
Kemahasiswaan dengan SK Rektor No.10/BKK/X/1980
• 31 Agustus 1982, dibuat Pedoman Kerja Lembaga Kemahasiswaan menggantikan
pedoman lama dengan SK Rektor No.47/SK/1982
• Prestasi yang diperoleh mahasiswa pada tahun akademik 1983/1984 dalam olahraga
catur sebagai Master Internasional atas nama Roni Gunawan (FE)
• Prestasi yang diperoleh mahasiswa pada tahun akademik 1983/1984 dalam olahraga
terjun payung tingkat nasional sebagai Juara II
• Sejak Oktober 1986, Senat Mahasiswa di semua fakultas menerbitkan majalah ilmiah
secara berkaa. Majalah itu masing-masing adalah “ Focus” (FH), “Indikator” (FE),
“Diann’s” (FIA), “Canopy” (FP), “Mafaterna” (Fapet), “Solid” (FT), “Diagnostik” (FK), dan
“Aqua” (Faperik).
• Festival Ramadan tahun 1980. Festival yang berlangsung setiap tahun ini merupakan
salah produk dari
Pusat Studi Islam
yang mulai aktif
sejak 1979 dengan
supervisi Lembaga
Pengembangan
Pendidikan Agama
(LEPPA) Universitas
Brawijaya. Festival
ini merupakan
rintisan pengenalan seni budaya Islam di kalangan warga kampus Universitas
Brawijaya. Pusat Studi Islam kemudian berkembang menjadi “Forum Mentoring”,
suatu forum diskusi mahasiswa dengan bahasan masalah dakwah keagamaan daam
arti luas, dengan bimbingan Takmir Masjid Raden Patah Kampus Universitas Brawijaya.
Salah satu bentuk kegiatannya adalah memasyarakatkan seni budaya religius pada
mahasiswa. Oleh mahasiswa seni budaya ini dikembangkan pada masyarakat pedesaan
pada waktu mereka ber-KKN di desa-desa di Jawa Timur.
• PIMNAS-V di Universitas Brawijaya
Pekan Ilmiah
Mahasiswa
(PIMNAS) V
diselenggarakan di
Universitas
Brawijaya pada
tanggal 4-6
Februari 1992,
dibuka resmi oleh
H a l a m a n |17

Mendikbud, dan dilanjutkan dengan ceramah umum Menteri Penerangan.


• Mahasiswa FIA ke Australia
2 Oktober 2000, Mohamad Iqbal, mahasiswa angkatan 1996 Jurusan Administrasi
Niaga FIA UB, terpilih sebagai peserta program Pertukaran Pemuda Australia 2000
(AIYEP), yang dilaksanakan Direktorat Pendidikan Generasi Muda Jakarta, sejak 2
Oktober 2000. Iqbal mengikuti kegiatan ini selama 6 bulan. Lokasi program dan
workplacement selama di Australia direncanakan ditempatkan di Brisbane dan
Toowomba di Propinsi Queensland.
• Career Fair 2001
Career Fair 2001 dengan acara seminar, company promo dan recruitment, digelar
AIESEC (Association Internationale des Etudiants en Sciences Economiques et
Commerciales) Komite Lokal Universitas Brawijjaya, 11-13 Februari 2001.
• Mahasiswa UB ke Norwegia
International Student Festival in Trondheim (ISFiT) pada tahun 2005 ini kembali digelar.
Kegiatan yang melibatkan ratusan mahasiswa dari seluruh penjuru dunia ini adalah
acara rutin dua tahunan dengan tema berbeda setiap kali penyelenggaraan. Tema ISFiT
2005 yaitu "Education. Why?", dilaksanakan 11-20 Februari 2005, oleh salah satu
universitas terbaik di Norwegia, yaitu The Norwegian University of Science and
Technology (NTNU).
• Hendra Firman, Belajar Bahasa dan Budaya Italia
Mulai awal Januari 2006, Hendrawan Firmansyah, mahasiswa
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UB berada di Italia selama 6
bulan, dalam rangka mengikuti program Corso Ordinario di Lingua
e Cultura Italiana (kursus bahasa dan budaya) yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Italia di Universita Per Stranieri
di Siena Italia. Bersama 10 teman dari Indonesia Hendra
mengikuti program tersebut, bergabung dengan rekan-rekan
seusia dari berbagai negara seperti Amerika, Jerman, Yunani,
Palestina, Arab, Israel, Australia, Libya. Melalui momentum
tersebut, ia berujar dapat menggali aneka pengetahuan, wawasan dan khazanah
budaya.

• UB Raih Medali Emas Tapak Suci


Eka Susiani S.A (mahasiswa FIA Niaga 2002), adalah saah satu dari Tim
Tapak Suci Universitas Brawijaya yang berhasi meraih medali emas
pada Invitasi Nasional Piala Rektor Universitas Ahmad Dahlan III, di
GOR Amongrogo, Yogyakarta, 11 Maret 2006. Dalam invitasi yang
diikuti oleh 196 pesilat dari 24 perguruan tinggi se-indonesia ini, Tim
UB berhasil meraih 2 medali emas, 2 medali perak dan 1 medali
perunggu, 15 orang yang diberangkatkan.

• Mahasiswa UB Delegasi dalam IAAS World Congress di Malaysia


12 Juli 2006, Mayang Adelia Puspita, mahasiswa angkatan 2003 dari
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Brawijaya terseleksi
H a l a m a n |18

mengikuti International Association of Agricultural Student (IAAS) World Congress ke-


49 di Malaysia selama lebih dari 3 pekan (16 Juli-6 Agustus 2006).
• Mahasiswa UB Outbond di Wales
14 Juli 2006, Febri Satri Hutama mahasiswa Teknik Sipil Universitas Brawijaya angkatan
2002, pekan depan
21-30 Juli 2006
akan berada di
Aberdovey, Wales
(Britania Raya),
untuk mengikuti
program outbond
yang
diselenggarakan
oleh Encompass Charity.

• Program Adaptasi Maba FK Asal Malaysia


21 mahasiswa baru angkatan 2006 Fakultas
Kedokteran (FK) Universitas Brawijaya asal Malaysia
mengikuti program adaptasi yang difasilitasi oleh UPT
Bidang Studi Bahasa Universitas Brawijaya, 12 Juli
hingga 3 Agustus 2006.

• Sukses Berwirausaha di Era Global


Selama dua hari, Selasa-Rabu (8-9 Mei 2007)
Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian (Himatitan) menyelenggarakan
rangkaian kegiatan Lomba Rancang Bangun Agroindustri 2007 dan Seminar Nasional
Sukses Berwirausaha dalam Menghadapi Persaingan Global. Lomba Rancang Bangun
Agroindustri diikuti oleh pelajar SMA dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di
Indonesia.

• Asian Law Student Association (ALSA) Gathering


Di Universitas Brawijaya, diselenggarakan ALSA Gathering pada Minggu 10 Juni 2007.
Kegiatan gathering dikemas dalam bentuk presentasi setiap organisasi internasional
yang ada, permainan, forum pelajar internasional, serta kompetisi bowling antar
anggota organisasi internasional. Selain ALSA, di Universitas Brawijaya juga ada AMSA
di Fakultas Kedokteran, AIESEC di Fakultas Ekonomi, dan IAAS di fakultas-fakultas
agrokompleks.
• Mahasiswa UB Ikuti Program Pertukaran ke Switzerland
Mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Mayang Adelia
Puspita, kembali membawa misi persahabatan dalam exchange program yang
diselenggarakan oleh International Association of Agricultural Student (IAAS). Setelah
mewakili Universitas Brawijaya dalam IAAS World Congress di Malaysia pada Juli 2006,
putri pertama dari dosen Fakultas Peternakan Dr Ir Trinil Susilawati dan Ir Subagyo ini
akan melakukan praktek kerja lapang di sebuah pertanian tembakau. Rencananya,
H a l a m a n |19

Mayang akan berada di Switzerland selama lebih kurang empat bulan, mulai 21 Juni
hingga 21 Oktober 2007.
• Mahasiswa Spanyol Ikuti IAAS Student Exchange 2007
Mahasiswa asal Spanyol, Javier Ramos Delgado, selama sebulan
penuh mengikuti program pertukaran mahasiswa International
Association Agricultural Student (IAAS). Mahasiswa jurusan
Agronomical Engineering dari Polytechnic University of Madrid itu
berada di sebuah perusahaan eksportir bonsai yang berada di
Batu mulai 1 Juli 2007. Selama melakukan student exchange,
Javier didampingi oleh IAAS Universitas Brawijaya Malang.
• Unitas Perisai Diri Juara Internasional.
Unitas Beladiri Perisai Diri Mahasiswa UB berhasil
meraih berbagai tingkat kejuaraan yang dibagi
dalam 7 kelas, pada Perisai Diri International
Championship V 2007, tanggal 2-7 Juli 2007 di
Bandung.Prestasi yang sama juga pernah diraih
pada Perisai Diri International Championship for
Jogja, tanggal 2 - 7 Juli 2005 di Yogyakarta.

• Exchange Program ke Thailand dan Filipina


Tujuh orang mahasiswa Universitas Brawijaya
kembali mengikuti Exchange Program ke Thailand
dan Filipina, dengan tujuan Thailand dan enam
orang ke Filipina, berangkat pada 3 Agustus 2007
bersama 58 mahasiswa lainnya yang berasal dari
wilayah Jawa Timur seperti Universitas Airlangga,
Universitas Kristen Petra, Universitas Negeri
Malang, Universitas Jember, Institut Teknologi 10
Nopember Surabaya, dan Universitas Negeri
Surabaya. Sementara itu keenam orang
mahasiswa yang berangkat ke Filipina berangkat
pada 1 Agustus 2007 bersama lebih kurang 30 orang mahasiswa asal Jawa Timur.

• Dari Program Pertukaran Mahasiswa Aktivis di Malaysia


Lima orang aktivis mahasiswa Universitas Brawijaya mendapatkan beasiswa untuk
mengikuti proses pembelajaran di University of Malaya, Malaysia, selama bulan Juli
2007. Beasiswa unggulan aktivis tersebut merupakan pilot project Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi tahun 2007/2008. Kelima orang aktivis mahasiswa itu adalah: Ahta
Cahyaningtyas (Akuntansi FE angkatan 2004), Ratri Istiqomah (Pendidikan Dokter
angkatan 2004), MZ Firmansyah (FH angkatan 2003), Titis Hapsari (FIA angkatan 2003)
serta Ari Rahmat Wijaya (Sastra Inggris angkatan 2003).
• Mahasiswi Teknik Sipil Riset di Universitas Jepang
Midha Mulyaningrum, mahasiswa semester IX Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Brawijaya berangkat ke Jepang, untuk
melakukan riset, sebagai bagian dari program kerjasama Student
H a l a m a n |20

Exchange antara Fakultas Teknik Universitas Brawijaya dan Fakultas Teknik Universitas
Miyazaki. Riset dilakukan mulai awal Oktober 2007 di laboratorium Tsunami dan
Global Information System Universitas Miyazaki. Selama melakukan riset Midha akan
didampingi oleh seorang guru besar yaitu Profesor Murakami.
• Oleh-oleh 7 Mahasiswa dari Thailand
Tujuh mahasiswa dari Universitas Brawijaya
berada selama satu bulan (3 Agustus 2007
sampai 1 September 2007), mengikuti
kegiatan Exchange Program di Thailand dan
Filipina. Mereka terdiri dari Wiweko Bayu dari
Fakultas Ekonomi, Hadi Pranoto dari Fakultas
Pertanian, Adimas Nofrianto dari Fakultas
Kedokteran, Sandi Raunika dari Fakultas MIPA,
Faried Dwi dari Fakultas Ilmu Administrasi
serta Sungging Kalpika dari Fakultas Peternakan. Ketujuh mahasiswa yang masing-
masing berasal dari UKM Pers, Himpunan Mahasiswa Produksi Ternak, Himpunan
Mahasiswa Bisnis, BEM Kedokteran, Satmenwa, Paduan Suara Mahasiswa MIPA, dan
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bulutangkis.
• Ribuan Mahasiswa Ikuti Tes TOEIC
Bagian Akademik Biro Administrasi Akademik dan
Kemahasiswa Universitas Brawijaya
menyelenggarakan tes Test of English for
International Communication (TOEIC). Tes
diselenggarakan oleh PT International Test Center
sebagai Exclusive Educational Testing Service
(ETS) Representatitves Indonesia yang sejak tahun
lalu telah menjalin kerjasama dengan Universitas
Brawijaya. Tes TOEIC itu berlangsung selama dua
hari terbagi dalam tiga periode dalam bulan September 2007 dan Oktober 2007, diikuti
ribuan mahasiswa yang sebagian besar mahasiswa baru.
• UB Juara-I Water Rocket Contest
Hasil Water Rocket Contest keenam
tahun 2007, 6 September 2007
diumumkan. Keluar sebagai Juara I Tim
Otoman dari Universitas Brawijaya yang
berhasil mengumpulkan nilai total 1630,
mendapatkan Piala Menristek serta dana
pembinaan sebesar Rp 2,5 juta.
• Luncurkan 100 Roket Air, HMM UB
Pecahkan Rekor MURI
24 September 2005, Water Rocket

Contest 2005 diselenggarakan oleh Himpunan


Mahasiswa Mesin (HMM) Universitas Brawijaya
H a l a m a n |21

di lapangan Kantor Pusat berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia
(MURI).
Seratus buah water rocket atau roket air telah diluncurkan secara simultan oleh
seratus mahasiswa mesin UB angkatan 2005. Sebelum diluncurkan, roket-roket
yang berbahan dasar botol plastik ini diisi air dan ditekan oleh empat buah
kompresor yang telah disediakan dengan menggunakan konfigurasi huruf M
(singkatan dari Mesin). Keseratus roket tersebut kemudian berhasil meluncur ke
udara dengan ketinggian rata-rata sekitar 8 meter dari permukaan bumi.
• Mahasiswa UB Ciptakan Sosis Tempe
20 Februari 2006, Jiwa wirausaha dua mahasiswi D-III
Agribisnis Universitas Brawijaya ini, Dana Novitasari dan
Lantika Fauzah berhasil menciptakan ide untuk memasarkan
sosis tempe buatan mereka sendiri. Zope (Zosis Tempe)
adalah merek sosis yang mereka pasarkan. Sosis tempe yang
dibuat Dana dan Tika, terbuat dari tempe kedelai terbaik,
tapioka dan bumbu-bumbu rahasia.

• Dua Mahasiswa UB Lolos Seleksi ke Jepang


22 Maret 2006, Dua mahasiswa Universitas Brawijaya
dari Program Bahasa dan Sastra Jepang berhasil lolos
mendapatkan beasiswa studi ke universitas di Jepang
selama satu tahun. Robbi Widodo dan Hermina
Regina akan berangkat bersama dua belas mahasiswa
lain dari Universitas dr. Soetomo Surabaya,
Universitas Negeri Surabaya, Universitas Gadjah
Mada, Universitas Padjadjaran, Universitas Dian
Nuswantoro Semarang, dan STBA LIA Jakarta.

• Kejurnas Kyokushin Karate


Universitas Brawijaya bertindak sebagai tuan rumah
dalam Kejuaraan Nasional Kyokushin Karate yang
berlangsung 26 Agustus 2006 di Sasana Samanta
Krida. Kegiatan yang diselenggarakan untuk ketiga
kalinya ini merupakan ajang untuk mengukur
kemajuan Kyokushin Karate di Indonesia. Kegiatan
dibuka oleh Pembantu Rektor III Drs Tjahjanulin
Domai MS dan dihadiri oleh para pengurus Kyokushin
Karate di tingkat pusat maupun daerah.

• Peksiminas VIII: Mahasiswa UB Meraih Emas


Puisi Selamat Pagi Indonesia, puisi Asmaradana buah karya
Goenawan Mohammad, dan puisi Membaca Tanda-tanda
karya Taufiq Ismail, telah menghantarkan Maria Agustina
Mamahit mahasiswa Program Bahasa dan Sastra Universitas
Brawijaya itu dalam menyumbangkan emas bagi kontingen
H a l a m a n |22

Jawa Timur di Pekan Seni Mahasiswa Indonesia Tingkat Nasional yang berlangsung
pada 6-12 September 2006 di Makassar .
• Empat Mahasiswa UB Outbond di Wales
Bulan Juli 2005 Febri Satria Hutama mahasiswa
Universitas Brawijaya, terpilih untuk mengikuti
outbond di Wales. Pada bulan Februari 2007
empat mahasiswa UB masing-masing Aulia
Akbar, mahasiswa Teknik Sipil (2004), Tantri W,
mahasiswi Sastra Inggris (2006), Rizaldy
Iskandar, mahasiswa Teknik Sipil (2002) dan
Imam Afandi, mahasiswa Statistik (2005),
berangkat dengan misi yang sama.

• BEJ Goes To Campus


Tanggal 8 Juni 2006) gedung Widyaloka Universitas Brawijaya digelar acara BEJ Goes to
Campus, yang salah satu programnya adalah pemberian beasiswa. Di Universitas
Brawijaya, sosialisasi beasiswa ini telah lama dilakukan. Beberapa hari sebelumnya, tim
BEJ melakukan seleksi terhadap 240 pelamar beasiswa. Telah terpilih 101 mahasiswa
(72 di antaranya adalah perempuan). Secara rinci, 36 mahasiswa FH, 24 mahasiswa
FMIPA, dan 51 mahasiswa FE dinyatakan layak mengikuti tahap kedua, dari 4 tahap
yang direncanakan.
• Jalan Panjang Menuju Beasiswa Monbukagakusho
23 Maret 2007, Dionisia DA, Candy dan Emmy Kurniasari, tiga
orang mahasiswa Bahasa Jepang dari Program Bahasa Sastra
Universitas Brawijaya mengikuti tes wawancara untuk
memperoleh beasiswa Monbukagakusho Setiap tahunnya
Menteri Kebudayaan Jepang membuka kesempatan beasiswa
ini untuk seluruh mahasiswa di Indonesia. Sejak awal masuk
kuliah mereka bertiga sudah tahu tentang beasiswa ini.
H a l a m a n |23

7. Peningkatan Mutu Kerjasama


Keberadaan Universitas Brawijaya diawali oleh jalinan kerjasama yang baik antara birokrat, tokoh
masyarakat dan pengusaha-pengusaha di sekitar Malang. Pada awalnya kerjasama tersebut
dalam rangka membangun Universitas Brawijaya secara fisik dan bantuan dalam proses
pendidikan. Kemudian pada masa selanjutnya mengarah pada berbagai kegiatan yang saling
menguntungkan masing-masing pihak. Hal ini dilakukan baik dengan instansi pemerintah lokal,
regional, maupun pusat. Jalinan kerjasama ini bahkan berkembang hingga mencakup berbagai
lembaga asing/luar negeri.

Kerjasama luar negeri diawali dengan perguruan tinggi Australia pada tahun 1970-an melalui
Program Asian-Australian Universities Coorperation Scheme (AAUCS), melalui kegiatan short course
dan pengiriman dosen baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang ke Australia. Sejak tahun
1976 kerjasama luar negeri dikembangkan dengan Wageningen Agricultural University melalui
proyek Netherlands Universities Foundation For International Cooperation (NUFFIC) dengan tujuan
utama peningkatan kualitas proses belajar-mengajar. Di bidang penelitian kerjasama diawali dengan
Cassava Research Project yang disponsori oleh International Development Research Centre (IDRC)
Canada pada tahun1975.

Awalnya, aktivitas kerjasama luar negeri dikoordinasikan oleh Direktur Penelitian dan Afiliasi yang
saat itu dijabat oleh Ir. Baskoro Winarno. Selanjutnya, koordinasi kerjasama luar negeri
dilakukan oleh seorang koordinator sebagai staf khusus Pembantu Rektor I (Bidang Akademik,
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat). Koordinator kerjasama luar negeri pertama dijabat oleh Ir.
Loekito Adi Soehono, M.Agr., dan kemudian dilanjutkan oleh Dr. Ir. Hari Purnomo, M.App.Sc.,
dan terakhir dijabat oleh Ir Abdul Cholil. Sejak tahun 1995 hingga 2006 kegiatan ini menjadi
tanggung jawab Pembantu Rektor IV Bidang Perencanaan dan Kerjasama yang dijabat oleh Prof. Dr.
Ir. Bambang Guritno, dan kemudian digantikan oleh Prof. Dr. Umar Nimran, M.A. Saat ini,
penanganan bidang itu kembali diserahkan kepada Pembantu Rektor-I.

Berbagai macam bentuk kerjasama yang telah ditandatangani dan direalisasikan di antaranya
adalah:

a. Kerjasama dengan dalam negeri:


Dalam implementasi Entepreneurial University (EU), kerjasama dengan pihak luar menjadi
sangat penting dilakukan. Kerjasama daam negeri difokuskan dengan pihak: Industi,
Pemda, dan Departemen.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK )


Rektor Prof. Dr. Ir. Yogi Sugito dan Wakil Ketua KPK Dr.
Sjahruddin Rasul, SH, tanggal22 Februari 2007, di
gedung Widyaloka Unibraw menandatangani nota
kesepahaman tentang pendidikan anti korupsi.
Dalam nota kesepahaman dinyatakan, korupsi pada
dasarnya sangat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara dan menghambat pembangunan
H a l a m a n |24

nasional. Pemberantasan tindak korupsi saat ini belum dilaksanakan secara optimal
sehingga diperlukan upaya yang lebih profesional, terintegrasi, intensif dan
berkesinambungan.

b. Kerjasama dengan luar negeri:


Sejak tahun 2007 kerjasama Luar Negeri diprioritaskan pada program: Double Degree,
Joint Research, Mahasiswa Asing, dan pertukaran dosen. Untuk pelaksanaan double
degree telah dirintis kerjasama dengan universitas partner, yaitu: Thailand (6 perguruan
tinggi), Jepang (2 perguruan tinggi), dan Belanda (1 perguruan tinggi).

• Kerjasama UB dengan Ritsumeikan University


Pada 9 Februari 2006 diselenggarakan penandatanganan
kerjasama antara Universitas Brawijaya dengan
Ritsumeikan University dan Ritsumeikan Asia Pacific
Univerisity.

• MoU FIA UB - Takushoku University


Tanggal 11 Februari 2006, bertandang ke
Universitas Brawijaya dilakukan penandatangan
MoU antara Prof. Dr. Fujimoto Koci (staf edukatif
Faculty of International Development Jepang), dan
Dekan Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UB, dalam
hal linkage program untuk program Magister
Administrasi Publik.

• Kerjasama FIA UB dengan 5 Universitas Jepang


Dekan Fakultas Ilmu Administrasi UB,
menandatangani nota kerjasama dengan lima
universitas di Jepang. Kelima universitas itu adalah
National Graduate Institute for Policy Studies (GRIPS),
Ritsumeikan University, Takushoku University, Kobe
University dan Keio University. Dalam perlawatan
selama 3 hari (13-16 Maret 2006) di Jepang itu Dr
Suhadak didampingi oleh Drs. Andi Fefta Wijaya MDA
PhD salah seorang dosen FIA alumni Jepang,
membuka program internasional master S2 Double Degree.
H a l a m a n |25

• Kunjungan Prof. Toshio Omori


Dalam rangka kerjasama penelitian antara Shibaura Institute of Technology (ORC-SIT)
Jepang dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
MIPA Universitas Brawijaya, Direktur ORC-SIT
Prof.Toshio Omori selama 3 hari, 4-6 Agustus
2006, berkunjung ke UB.
Kerjasama ini berlangsung selama 3 tahun,
melibatkan peneliti dari 4 negara ASEAN. Dua
orang dari Indonesia (UGM dan UB), seorang dari
Thailand, 2 orang dari Vietnam, dan seorang
Myanmar.

• MoU UB-PT International Test Center dan Seminar TOEIC


Kamis (21 Desember 2006), teah ditandatangani nota kesepahaman (MoU) bersama
dengan Victor Chan, CEO PT International Test Center. Kerjasama antara kedua
lembaga pendidikan ini adalah dalam penerapan standardisasi pengujian bahasa
Inggris melalui TOEIC (Test of English for International Communication).

• Malaysia Jajaki Kemungkinan Kerjasama Pendidikan


Rektor UB, tanggal 11
Januari 2007, di gedung
Rektorat Universitas
Brawijaya, menerima
kunjungan staf Kedutaan
Besar Malaysia dan
Universitas Pertahanan
Nasional Malaysia.
Kunjungan itu,
dimaksudkan sebagai
upaya penjajakan
kerjasama di bidang
pendidikan (educational
collaboration) antara Universitas Pertahanan Nasional Malaysia (UPNM) dan
Universitas Brawijaya.
• Kunjungan Prof. Aizawa ke UB
Ahli bidang material science dari Jepang, Prof. Tatsuhiko Aizawa, selama 3 hari (16-18
Januari 2007) mengunjungi Universitas Brawijaya.
Selasa (16 Januari 2007), diagendakan acara diskusi
tentang rencana kerja sama penelitian di Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).
Rabu (17 Januari 2007), Prof Aizawa memberikan
H a l a m a n |26

kuliah tamu/seminar di Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, dan Kamis (Januari
2007), memberikan kuliah tamu/seminar di Jurusan Fisika, Fakultas MIPA.

• Kunjungan Kerja Atase Pendidikan Australia


Atase Pendidikan (ad interim) Kedutaan Besar Australia, Paul McElligot, 20 Juli 2007,
mengadakan kunjungan kerja ke Universitas Brawijaya. Dalam kesempatan itu, di
hadapan sivitas akademika di ruang sidang lantai VIII gedung Rektorat, Paul McElligot
menyampaikan berbagai informasi, seperti kerjasama antar institusi Indonesia dan
Australia, beasiswa studi pascasarjana, kemungkinan Professional Development
Programme untuk dosen, serta sistem pendidikan di Australia.
• Dari Kunjungan Rektor ke Iran
Selama seminggu, pertengahan Agustus
2007 , bersama beberapa rektor PTN/PTS
serta perguruan tinggi Islam se-
Indonesia, Rektor Prof. Dr. Ir. Yogi Sugito
mengadakan kunjungan kerja ke Iran.
Memenuhi undangan ICIS (International
Center for Islamic Studies) Iran, dalam
kunjungan tersebut dilakukan
penandatanganan beberapa nota
kesepahaman dalam hal pendidikan,
penelitian, kebudayaan, serta
komunikasi.
• Kunjungan Konsulat Jenderal Amerika
Rektor Prof Dr Ir Yogi Sugito, tanggal 31 Agustus 2007, di lantai VII gedung Rektorat,
menerima kunjungan Konsul Jenderal
Amerika Serikat di Surabaya, Caryn R
McClelland. Dalam pertemuan singkat
tersebut, dibahas upaya untuk lebih
mempertegas dan meningkatkan
kerjasama antara Universitas
Brawijaya dengan beberapa
universitas di Amerika Serikat, seperti
yang telah terjalin dengan Kentucky
University, dan Louisiana State
University. Secara khusus, Caryn juga menyinggung beberapa bidang yang
memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut, di antaranya bidang pertanian,
peternakan, serta pembelajaran Bahasa Inggris.
• MoU UB - Nikisae Japan Co Ltd
Rektor Prof Dr Ir Yogi Sugito menandatangani
naskah kerjasama antara Universitas Brawijaya
dengan Nikisae Japan Co Ltd Jepang dan PT Nikisae
Indonesia di gedung Rektorat Universitas
Brawijaya, tanggal 19 September 2007.
Kerjasama ini berlangsung selama tiga tahun,
H a l a m a n |27

berupa program pengiriman alumni Universitas Brawijaya untuk bekerja di Jepang,


khususnya dari Program Studi Ilmu Komputer (FMIPA), PS Teknik Informatika (FT),
serta PS Bahasa Jepang (Program Bastra).
• University of London Jajaki Kerjasama dengan FK UB
The School of Pharmacy University of London
tengah menjajaki kemungkinan kerja sama
dengan Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya (FK UB). Hari Jumat (21 September
2007), Dr Tina Brock dan Felicity Smith BPharm
MA PhD dari University of London berkunjung
dan diterima oleh Dekan FK UB Dr dr Samsul
Islam SpMK MKes beserta staf di ruang
pertemuan Gedung Graha Medika Universitas
Brawijaya.
• Kerjasama FT UB - Universitas Yamanashi
Dekan Fakultas Teknik Ir Imam Zaky MT, saat ini (4
Oktober) berada di Jepang untuk menandatangani
perjanjian kerjasama dengan Fakultas Teknik
Universitas Yamanashi.
Kerjasama yang disepakati adalah dalam hal pertukaran
akademik di bidang penelitian, pertukaran staf
akademik, pertukaran mahasiswa, serta pertukaran
material publikasi dan informasi ilmiah, dan berlaku
selama 5 tahun.
• Tamu FMIPA dari University of Kentucky
Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (FMIPA) menerima
kunjungan Prof Mark Coyne dari
Department of Plant and Soil Science,
School of Agricultural, Kentucky
University-USA pada tanggal 12
November 2007.
Pada kesempatan itu dibahas
kemungkinan kerja sama Fakultas MIPA
UB dengan Kentucky University, dan
dilanjutkan berdialog dengan beberapa dekan di lingkungan UB, bertempat di lantai VII
gedung Rektorat.
• Dari Kunjungan Rektor ke Arab Saudi
Rektor Universitas Brawijaya, Prof Dr Ir Yogi Sugito, selama beberapa hari (3-13
November 2007) berkesempatan mengunjungi Arab Saudi. Kunjungan kali ini atas
undangan pemerintah Arab Saudi, dan merupakan kunjungan balasan Imam Masjid
Nabawi beberapa waktu silam ke UB. Turut serta dalam kunjungan itu, Warkum
Sumitro SH MH (Pembantu Rektor II UB), Ir Ainurrasyid MS (Pembantu Rektor III UB),
AKBP Atang Heradi, MH (Kapolresta Malang), AKBP Tubuh Musyareh (Kapolres
Malang).
H a l a m a n |28

Rombongan dari Malang itu merupakan bagian dari rombongan besar yang terdiri dari
Prof Sudjarwadi (Rektor UGM), Prof Dr H Fasichul Lisan Apt (Rektor Universitas
Airlangga), Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD (Rektor ITS), serta beberapa perwakilan
swasta dan staf kepresidenan.
Sementara itu, dalam kunjungan Rektor ke Masjid Nabawi dan Masjidil Haram, pihak
manajemen kedua masjid tersebut menawarkan bantuan dana untuk kegiatan
dakwah. Tawaran bantuan ini akan dimanfaatkan Universitas Brawijaya dengan
mengajukan proposal renovasi total Masjid Kampus Raden Patah yang menurut
rencana akan dibiayai penuh.
• Kunjungan Kerja Atase Pendidikan Australia
Atase Pendidikan (ad interim) Kedutaan Besar Australia, Paul McElligot, tanggal 20 Juli
2007, mengadakan kunjungan kerja ke Universitas Brawijaya.
Dalam kesempatan itu, di hadapan
sivitas akademika di ruang sidang
lantai VIII gedung Rektorat, Paul
McElligot menyampaikan berbagai
informasi, seperti kerjasama antar
institusi Indonesia dan Australia,
beasiswa studi pascasarjana,
kemungkinan Professional
Development Programme untuk
dosen, serta sistem pendidikan di
Australia.
H a l a m a n |29

II. UNIVERSITAS BRAWIJAYA,


RIWAYATMU DULU …
1. Gagasan Gemeentelijke Universiteit
Berawal dari Balaikota Malang, gagasan itu digulirkan. Atas prakarsa Ketua DPRD, Jumat
10 Mei 1957, diadakan pertemuan tokoh-tokoh masyarakat dan pemerintahan kota
Malang, membahas rencana pembentukan sebuah universitas milik kotapraja
(gemeentelijke universiteit). Sebagai
langkah awal, didirikan sebuah
yayasan bernama Yayasan Perguruan
Tinggi Malang (YPTM) dengan akte
notaris nomor 48 tahun 1957, 28 Mei
1957. Yayasan ini kemudian
membuka Perguruan Tinggi Hukum
dan Pengetahuan Masyarakat
(PTHPM), pada 1 Juli 1957. Tercatat
sebanyak 104 mahasiswa perguruan

tinggi ini, dan menggunakan ruang Balai Kota Malang, dari sini gagasan itu digulirkan
sidang Balaikota Malang sebagai
tempat perkuliahannya.

Sementara itu, atas inisiatif beberapa tokoh masyarakat yang lain dibentuk pula Yayasan
Perguruan Tinggi Ekonomi Malang (YPTEM) dengan akte notaris nomor 26, 15 Agustus
1957, yang kemudian mendirikan Perguruan Tinggi Ekonomi Malang (PTEM). Tak jauh
berbeda dengan pendahulunya,
aktivitas perkuliahan PTEM juga
menumpang di sana-sini.

Secara resmi PTHPM diakui


sebagai milik Kotaparaja Malang
dengan keputusan DPRD, 19 Juni
1958. Pada dies natalis ketiga
PTHPM, 1 Juli 1960, diumumkan
penggunaan nama Universitas
Kotapraja Malang bagi perguruan
tinggi itu. Selain itu diumumkan Gedungg kuliah PTHPMdi kampus Kotalama Malang
pula rencana membuka dua
fakultas baru. Rencana itu menjadi kenyataan, 15 September 1960, berdiri Fakultas
Administrasi Niaga (FAN). Disusul kemudian oleh Fakultas Pertanian (FP), 10 November
1960.
H a l a m a n |30

2. Upaya Penegerian
“Setiap pendirian universitas setelah berlakunya
Pembiayaan menjadi kendala utama UU ini, sedikit-dikitnya terdiri dari tiga fakultas, di
penyelenggaraan Universitas Kotapraja mana dua di antaranya harus dari ilmu
alam/pasti/biologi, sedang yang lain dapat dari
Malang. Meskipun diakui sebagai milik
golongan fakultas lainnya …”
Kotapraja Malang, pembiayaan universitas ini
sepenuhnya tetap menjadi beban yayasan. Pasal 7 Ayat 8, UU No 22 Tahun 1961 tentang
Perguruan Tinggi
Oleh karena itu ditempuh usaha untuk
memperoleh status universitas negeri. Sesuai
UU nomor 22 tahun 1961 tentang perguruan tinggi, ada beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi, baik mengenai jumlah maupun jenis fakultas yang dimiliki. Untuk itu,
diupayakan penggabungan dengan perguruan tinggi yang sudah ada di Malang, yakni
PTEM dan STKM (Sekolah Tinggi Kedokteran Malang). PTEM sepakat dengan gagasan ini,
sementara STKM masih belum dapat menerimanya.

Sebagai langkah menuju penggabungan, Universitas Kotapraja Malang berganti nama


menjadi Universitas Brawijaya. Nama ini diberikan oleh Presiden RI melalui kawat nomor
258/K/61 tanggal 11 Juli 1961, dipilih dari 3 alternatif yang diajukan, yakni Tumapel,
Kertanegara, dan Brawijaya. Nama itu secara resmi baru dipakai 3 Oktober 1961, setelah
penggabungan Yayasan Perguruan Tinggi Malang (Universitas Kotapraja Malang) dengan
Yayasan Perguruan Tinggi Ekonomi Malang (PTEM) menjadi Yayasan Universitas Malang,
yang disahkan akte notaris nomor 11 tanggal 12 Okober 1961.

Untuk memenuhi syarat penegerian, Universitas Brawijaya yang telah memiliki 4 fakultas
(FHPM, FE, FAN, dan FP) membuka lagi sebuah fakultas, Fakultas Kedokteran Hewan dan
Peternakan (FKHP), 26 Oktober 1961.

Presiden Universitas Brawijaya H. Doel Arnowo bersama para perintis universitas ini terus
berjuang untuk mendapatkan status universitas negeri. Dalam sebuah pertemuan 7 Juli
1962, dicapai
Ludruk “Doel Arnowo” kesepakatan antara
Orang biasa menyebutnya Pak Doel, meskipun nama lengkapnya Haji Doel Arnowo. Menteri PTIP,
Aslinya ia arek Suroboyo, dan konon nama Arnowo sendiri sampai sekarang tetap Pangdam VIII
terabadikan pada sebuah jalan di daerah Pasar Genteng Surabaya. Memang ia
adalah salah seorang pejuang kemerdekaan di Surabaya pada tahun 1945. Brawijaya, Presiden
Sebagai seorang bekas pejuang 45 ia banyak punya kawan dan kenalan, -tersebutlah Universitas Airlangga,
antara lain nama-nama Mr. Sartono (Wakil Ketua DPA), Ruslan Abdulgani, bahkan Presiden Universitas
sampai Bung Karno yang menjadi kenalannya. Dan kebetulan pula ia juga menjadi
Anggota DPA. Semua orang mengakui bahwa orang ini memang tokoh populer untuk Brawijaya, dan
daerah Jawa Timur, dan karena itu pula ia secara aklamasi terpilih menjadi Presiden Presiden Universitas
Universitas Brawijaya yang pertama. Tawangalun, bahwa
Kongkow
Sedang pada masa itu Universitas yangbaru berdiri dan masih berstatus swasta ini, hanya fakultas-fakultas
tengah giat memperjuangkan penegriannya.Berbagai usaha sudah dilaksanakan, eksakta saja yang
baik berupa pengiriman delegasi-delegasi ke Jakarta maupun kongkow-kongkow terlebih dulu
dengan para pejabat pemerintah yang kebetulan sedang singgah di Jawa Timur,
tetapi sebegitu jauh belum nampak hasilnya.
dinegerikan.
Keputusan Menteri
H a l a m a n |31

Seorang pejuang, dimanapun tempatnya ia harus tetap berjuang, dan sifat pejuang PTIP nomor 92 tahun
semacam ini ada pada diri Pak Doel, dan nyata kemudian bahwa ia berhasil 1962 tanggal 1 Agustus
memperjuangkan penegrian UNBRA. Orang dalam UNBRA sendiri kebanyakan tidak
tahu persis bagaimana caranya Pak Doel bisa berhasil meyakinkan orang-orang
1962 menetapkan FP
Pusat untuk cepat-cepat menegrikan UNBRA, pada hal usaha-usaha berupa dan FKHP dinegerikan
pengiriman delegasi dan sebainya ternyata telah gagal. Malahan seperti yang dan sekaligus menjadi
diakui oleh Drs. Mayor Polak, Ex Dekan FE, Saya tidak tahu bagaimana caranya Pak
Doel main dengan Mr.Sartono, tetapi yang terang Mr. Sartono bisa meyakinkan Pak
bagian dari Universitas
Toyib untuk membuat SK Penegrian UNBRA. Airlangga. Keputusan
Gak Kober Be’e ini berlaku surut mulai
Mengenai ‘ada main’nya itu, Pak Doel dengan senyum menerangkan bahwa ia
sengaja membawa rombongan ludruk Marhaen untuk main di Istana, waktu itu
1 Juli 1962.
disaksikan oleh para pejabat tinggi negara, termasuk presiden Soekarno, dan para
Korps Diplomatik. Atas instruksi khusus Pak Doel kepada Bowo dan Rukun pelawak Sementara itu di
ludruk itu, sehingga akhirnya terlontarlah sebuah dialog:
+Jare anakmu kuliah nduk Malang? (Katanya anakmu kuliah di Malang) Probolinggo, 28
- Iya, nduk nggone UNBRA, (Ya, di UNBRA) Oktober 1962 dibuka
+ Lha kenek apa kok gak mari-mari? ( Kenapa nggk selesai juga) Perguruan Tinggi
- Lha wong gak ndang dinegrekna (Habis, nggak cepat dinegrikan)
+Lha kenek apa kok gak ndang dinegrekna ? (Kenapa nggak cepat dinegerikan) Jurusan Perikanan Laut
-Gak kober be’e. (Nggak sempat ‘kali) oleh Yayasan
Entah bagaimana reaksi wajah para pejabat yang berurusan dengan soal penegrian Pendidikan Tinggi
UNBRA ini, tapi yang terang Presiden sendiri langsung menegur Mr. Sartono dan
Menko Kesejahteraan Rakyat Moeljadi Djojomartono yang selanjutnya meneruskan Probolinggo. Jurusan
teguran itu kepada Menteri PTIP Toyib Hadiwijaya dan keluarlah SK Menteri PTIP ini pada saatnya
No. 1 tahun 1963 pada tanggal 5 Januari 1963. kemudian menjadi
Dikutip dari Mimbar Universitas Brawijaya edisi Januari 1973. bagian dari FKHP
dengan SK Menteri
PTIP no 163 tahun
1963, 25 Mei 1963.

Tanggal 5 Januari 1963, keluar Keputusan Menteri PTIP nomor 1 tahun 1963, tentang
pendirian Universitas Negeri Brawijaya di Malang. Dengan keputusan itu, ditetapkan
Universitas Brawijaya di Malang terdiri dari Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum dan
Pengetahuan Masyarakat, Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan, Fakultas
Pertanian, serta Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan. Keputusan itu pula
memisahkan Fakultas Pertanian, dan
Fakultas Kedokteran Hewan dan
Peternakan dari Universitas Airlangga
dan memasukkannya ke dalam
lingkungan Universitas Brawijaya di
Malang. Selain itu, keputusan Menteri
PTIP ini juga meresmikan 3 fakultas yaitu
Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu
Pendidikan, dan Fakultas Ketatanegaraan
di Jember sebagai bagian dari Universitas
Brawijaya. Kemudian, dengan Keputusan

Gedung Fakultas Pertanian di Jl. Mayjen Haryono Menteri PTIP nomor 97 tahun 1963, 15
(dulu Jl. Raya Dinoyo) Agustus 1963, Fakultas Ketatanegaraan
dan Ketataniagaan di Kediri ditetapkan
H a l a m a n |32

sebagai cabang dari FKK Universitas Brawijaya.

Keputusan Menteri PTIP tentang pendirian Universitas Negeri Brawijaya kemudian


disahkan dengan Keputusan Presiden nomor 196 tahun 1963, 23 September 1963. Dengan
itu pula ditetapkan fakultas-fakultas yang bergabung ke dalam Universitas Brawijaya, yakni
FE, FHPM, FKK, FP dan FKHP di Malang, serta Fakultas Hukum, Fakultas Pertanian, Fakultas
Ilmu Pendidikan, Fakultas Ilmu Sosial, dan Fakultas Kedokteran di Jember. Dalam status
negeri, Universitas Brawijaya membuka Fakultas Teknik (FT) berdasarkan Keputusan
Menteri PTIP nomor 167 tahun 1963, 23 Oktober 1963. Pada tahun 1964, cabang di
Jember memisahkan diri dan membentuk Universitas Negeri Jember (SK Menteri PTIP
nomor 151 tahun 1964, 9 November 1964).

3. Kampus Bergolak
Situasi negara memburuk dengan meletusnya pemberontakan G30S/PKI di tahun 1965.
Seluruh perguruan tinggi bergolak, tidak terkecuali Universitas Brawijaya. Pergolakan
mencapai puncaknya 2 April 1966, seluruh aktivitas universitas ini berhenti. Dengan
keputusan nomor 012/IV/66, Komandan Korem 083 selaku PU Pepelrada (Penguasa
Pelaksana Perang Daerah) menetapkan sebuah presidium untuk memimpin Universitas
Brawijaya, dan care taker dekan untuk memimpin fakultas-fakultas. Keputusan itu
kemudian disahkan Deputi Menteri PTIP dengan Keputusan nomor 4385 tahun 1966.
Tugas utama presidium adalah normalisasi keadaan dan menggalang persatuan dan
kesatuan di kalangan sivitas akademika. Presidium mulai bekerja 7 April 1966, dan
membuka kembali Universitas Brawijaya 12 April 1966.

Bulan Juni 1966, Brigjen dr Eri Soedewo ditugasi pemerintah untuk stabilisasi perguruan
tinggi perguruan tinggi di Jawa Timur. Jabatannya sebagai Koordinator Perguruan Tinggi
Jawa Timur, di samping Pejabat Rektor Universitas Airlangga, Ketua Presidium IKIP
Surabaya, Ketua Presidium IKIP Malang, dan Ketua Presidium Universitas Brawijaya.

Dalam rangka pengamanan seluruh kampus di Jawa Timur, Pangdam VIII/Brawijaya, 1


Agustus 1966, memberhentikan seluruh pimpinan perguruan tinggi di Jawa Timur. Sebagai
pimpinan Universitas Brawijaya, dengan keputusan Pepelrada nomor 59 tahun 1966, yang
kemudian disahkan oleh keputusan Direktur Jenderal Perguruan Tinggi nomor
798/I/SP/KT/67, diangkat Kolonel Moejadhie Komandan Korem 083 sebagai Rektor
Universitas Brawijaya, dibantu oleh para pembantu rektor dan para dekan fakultas.

4. Saatnya Membangun
Pimpinan Universitas Brawijaya bekerja tanpa anggaran selama setahun. Baru kemudian
secara berangsur-angsur diperoleh kembali anggaran dari pemerintah. Setelah 3 tahun
keadaan menjadi normal, Universitas Brawijaya melangkah memasuki masa
pembangungan (Pelita I) pada tahun 1969, dipimpin oleh rektor dari kalangan sendiri,
yaitu Dr Ir Moeljadi Banoewidjojo (1969-1973).
H a l a m a n |33

Pembangunan fisik dilaksanakan. Gedung-gedung kuliah, laboratorium, bengkel, dan


perpustakaan dibangun di kompleks Dinoyo. Secara berangsur-angsur prasarana dan
sarana kampus dilengkapi. Untuk memudahkan manajemen, Jurusan Perikanan Laut di
Probolinggo (1972) dan cabang FKK di Kediri (1973) secara berangsur-angsur dipindahkan
ke Malang. Sedangkan Jurusan Kedokteran Hewan di Surabaya (berdiri 1970) sejak 1972
bergabung dengan Universitas Airlangga.

Di bawah kepemimpinan Rektor Dardji Darmodihardjo SH (1973-1979), pembangunan fisik


terus berlangsung. Kantor Pusat dipindahkan dari Jalan Guntur 1 ke Kampus Dinoyo
(1974), juga tempat perkuliahan seluruh fakultas secara berangsur-angsur dipusatkan.
Jumlah staf pengajar maupun administratif bertambah dengan banyaknya pengangkatan
baru. Jumlah fakultas pun bertambah dengan bergabungnya STKM secara resmi menjadi
Fakultas Kedokteran dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor
001/O/1974, 1 Januari 1974.

Dalam periode selanjutnya, berturut-turut di bawah kepemimpinan Rektor Prof Harsono


(1979-1987), Rektor Prof ZA Achmady (1987-1994), Rektor Prof Hasyim Baisoeni (1994-
1998), Rektor Prof Eka Afnan Troena (1998-2002), dan Rektor Prof Bambang Guritno
(2002-2006), terjadi perubahan nama beberapa fakultas, peningkatan beberapa jurusan
menjadi fakultas, pembukaan fakultas dan program-program baru, serta pemisahan untuk
mandiri program non gelar Politeknik.
34 Halaman |
1957-1962 1963 1964
UNIVERSITAS NEGERI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
BRAWIJAYA
SK Menteri PTIP no 1 tahun 1963 (5 Januari
1963),
disahkan SK Presiden no 196 tahun 1963
Universitas Kotapraja (23 September 1963)
Malang Yayasan Universitas Malang • FHPM
Yayasan Perguruan • FE
1 Juli 1960 Universitas Brawijaya
Tinggi Malang • FHPM (dh PTHPM) 3 Oktober 1960 • FKK (dh FAN)
(YPTM) • FAN (15 September • FHPM • FP
1960) • FE (dh PTEM) • FKHP + Jurusan Perikanan Laut (SK Menteri
• FAN (15 September 1960) PTIP no 153 tahun 1963, 25 Mei 1963)
• FP (10 November 1960) • FT (SK Menteri PTIP no 167 tahun 1963,
Yayasan Perguruan Tinggi Ekonmi
• FKHP (26 Oktober 1961) 23 Oktober 1963)
Malang (YPTEM) Cabang Jember (SK
15 Agustus 1957 Presiden 196 tahun 1963):
Cabang Kediri:
• PTEM • Fakultas Hukum
FP dan FKHP dinegerikan • FKK (SK Menteri PTIP
no 97 tahun 1963, • Fakultas Ilmu Pendidikan
sebagai bagian dari
15 Agustus 1963) • Fakultas Ilmu Sosial (dh
Universitas Airlangga,
Fakultas Ketatanegaraan)
(1 Agustus 1962), dan
• Fakultas Pertanian
bergabung kembali saat
penegerian Universitas • Fakultas Kedokteran
Brawijaya (5 Januari 1963)

UNIVERSITAS AIRLANGGA

UNIVERSITAS
NEGERI JEMBER
Tahun 1964, cabang di Jember
memisahkan diri
membentuk Universitas Negeri Jember
35 Halaman |
1965-1974 1975-1981 1982-1998 1999-2008

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

• FHPM • FH (dh FHPM, SK


• FE Presiden no 92 tahun
• FKK 1982, 7 September 1982)
• FHPM
• FP • FE
• FE
• Fapet (dh FKHP, SK • FIA (dh FKK, SK
• FKK
Menteri P dan K no Presiden no 59 tahun
• FP • FH
0220/B/1973, 3 Desember 1982)
• FPP (dh Fapet, SK Rektor no • FE
1973), • FP
51/SK/77, 5 Juli 1977) • FIA
Jurusan Kedokteran • Fapet (dh FPP, SK
• FT • FP
Hewan di Surabaya Presiden no 59 tahun
• FK 1982) • Fapet
(berdiri 1970)
memisahkan diri dan • KPK UGM-Unibraw (1981) • FT • FT
bergabung dengan • FK • FK
Universitas Airlangga • Faperik (dh Jurusan • Faperik
(1972) Perikanan FPP, SK • FMIPA
• FT Presiden no 59 tahun • FTP
• Fakultas Kedokteran (FK 1982) • Program Pascasarjana
dh STKM, SK Menteri • FMIPA (SK Mendikbud • Program Bahasa dan
Pendidikan dan no 0371/O/1993, 21 Sastra (SK no
Kebudayaan no Oktober 1993) 228/Dikti/Kep/1999)
001/O/1974, 1 Januari • FTP (dh Jurusan • Program Ilmu Sosial
1974) Teknologi Pertanian FP, (SK no 3545/S/T/2003)
SK Mendikbud no
012a/O/1998, 26 Januari
1998)
• Program Pascasarjana
(SK Dirjen Dikti no 104,
105, 106/Dikti/Kep/1993,
27 Februari 1993)
• Politeknik (SK Presiden
no 59 tahun 1982, dalam
proses mandiri menjadi
Politeknik Negeri Malang,
sejak 1990)
H a l a m a n |36

III. PERJALANAN FAKULTAS/PROGRAM


1. Fakultas Hukum
FH UB semula bernama Perguruan Tinggi Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (PTHPM),
didirikan oleh Yayasan Perguruan Tinggi Malang (YPTM), pada tanggal 1 Juli 1957.
Selanjutnya, PTHPM diakui sebagai milik Kotapraja Malang dan merupakan bagian dari
Universitas Kotapraja Malang pada tanggal 1 Juli 1960.

Pada tahun 1961, berubah menjadi Universitas Brawijaya. Ketika Universitas Brawijaya
Malang dinegerikan pada tanggal 5 Januari 1963 dengan Surat Keputusan Menteri
Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan No.1 Tahun 1963, maka sejak saat itu Fakultas
Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (FHPM) menjadi salah satu fakultas hukum negeri
yang ada di Jawa Timur.

Pada perkembangannya, Fakultas Hukum terus mengupayakan penyempurnaan program


studi, mulai dari program sarjana (S-1) yakni: mengintegrasikan Program Ekstensi dengan
Program Reguler sejak tahun 1999, membuka program magister (S-2) Ilmu Hukum pada
tahun 1997 dan program doktor (S-3) pada tahun 2001.

Program studi yang ada di Fakultas Hukum adalan satu program studi S-1: Ilmu Hukum
dengan konsentrasi pada bidang-bidang Ilmu Hukum Perdata, Hukum Bisnis, Hukum
Agraria, Hukum Perburuhan, Hukum Kepidanaan, Hukum Internasional, Hukum Tata
Negara, dan Hukum Administrasi Negara. Program Studi S-2: PS Ilmu Hukum, dengan
minat Kenotariatan, Hukum Ekonomi, Hukum Agraria, Hukum Pidana, dan Hukum
Tatanegara. Program S-3: PS Ilmu Hukum.

Sebagai usaha pengembangan hasil perkuliahan, di Fakultas Hukum telah didirikan


beberapa lembaga, antara lain adalah: Biro Konsultasi dan Batuan Hukum (BKBH), Badan
Pertimbagan Penelitian (BPP), Pusat Dokumentasi dan Informasi Hukum.

Dekan dari Tahun ke Tahun:


• M. Mardoyo, S.H. (Prof., S.H.) 1957-T963
• Drs. Koen Soebekti 1964-1966
• Chabib Syarbini, S.H. 1966-1967
• Drs. Koen Soebekti 1968-1971
• M. Kafrawi, S.H. (Prof. Dr., S.H.) 1972-1974
• A.Masyhur Effendi, S.H. (Prof., S.H., M.S) 1974-1979
• Moch. Idris, S.H. 1979-1980
• M. Kafrawi, S.H. (Prof. Dr., S.H.) 1980-1982
• Moch. Munir, S.H. (Prof. Dr., S.H.) 1982-1988
• A.Moekthie Fadjar, S.H., M.S. (Prof., S.H., M.S.) 1988-1992
• Amir Hamzah, S.H. 1992-1995
H a l a m a n |37

• Masruchin Ruba'i, S.H, M.S. (Prof., S.H., M.S.) 1995-2001


• Warkum Sumitro, S.H., M.H. 2001-2007
• Herman Suryo Kumoro, S.H., MS. 2007-sekarang

Alamat Kontak:
Fakultas Hukum
Jalan Veteran Malang 65145
Telepon 0341 551611, 0341 575777 Pes. 201-202,
langsung: 0341 553898, Fax: 0341 556505
email: fhunibraw@mlg.globalinfo.net

2. Fakultas Ekonomi
Embrio Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya yang dikenal sekarang init bernama
Perguruan Tinggi Ekonomi Malang (PTEM). PTEM didirikan oleh Yayasan Perguruan Tinggi
Ekonomi Malang (YPTEM) pada tanggal 27 Juni 1957 dengan Akta Notaris No.26 tertanggal
15 Agustus 1957. Sejak tanggal 3 Oktober 1961, PTEM meleburkan diri menjadi bagian dari
Universitas Brawijaya dan disebut Fakultas Ekonomi.

Ke depan Fakultas Ekonomi diharapkan menjadi pusat unggulan (center of exellence)


pendidikan tinggi dan ilmu pengetahuan sesuai visinya, saat ini menyelenggarakan
pendidikan untuk program-program teridiri atas: Program D-3 Akuntansi, 3 Program S-1
(Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Manajemen, dan Akuntansi), 3 Program S-2
(Magister Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Magieter Manajemen, dan Magister
Sains Akuntansi), 3 Program S-3 (Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Manajemen, dan
Akuntansi), dan 1 Program Profesi untuk Pendidikan Profesi Akuntansi.

Untuk lebih memantapkan hasil perkuliahan, Fakultas Ekonomi mendirikan unit-unit


pendukung kegiatan, di antaranya adalah: Lembaga Manajemen, 6 Pusat, Badan
Pengembangan Sistem Informasi, dan Sekretariat Penguatan Otonomi Desa.

Dekan dari Tahun ke Tahun:


• Drs. JBAF Mayor Polak (1961 -1963)
• Drs. Abdul Madjid Notoatmodjo (1963-1966)
• Drs. Daniel Eon (April 1966-Oktober 1966)
• Drs. Robertus Suharno (1966-1970)
• Drs. Harsono (1970-1976)
• Dra. Oemi Soemijar Hastoeti Harsono (1976-1982)
• Drs. Muhammad Saleh (1982-1988)
• Drs. Ubud Salim, M.A. (1988-1992)
• Drs. Abidin Lating, M.S. (1992-1998)
• Drs. M. Umar Burhan, M.S. (1998-2001)
• Dr. M. Harry Susanto, S.E. (2001-2005)
H a l a m a n |38

• Prof. Dr. Bambang Subroto, SE., MM, Ak.(2005-sekarang)

Alamat Kontak
Fakultas Ekonomi
Jalan Mayjen Haryono 165 Malang 65145
Telepon: 0341 551611, 0341 575777 pes. 203-204, langsung: 0341 551396, Fax: 0341
553834
Email: info@fe.unibraw.ac.id

3. Fakultas Ilmu Administrasi


Tanggal 15 September 1960 didirikan Fakultas Administrasi Niaga (FAN) oleh Universitas
Kotapraja Malang (yang kemudian berganti menjadi Universitas Brawijaya). Pada Tanggal
30 September 1962, Fakultas Administrasi Niaga diubah namanya menjadi Fakultas
Ketatanegaraan dan Ketataniagaan (FKK), untuk menyesuaikan dengan Undang-Undang
Perguruan Tinggi No. 22 Tahun 1961.

Pada tanggal 15 Agustus 1961 FKK di Kediri diakui sebagai cabang FKK Universitas
Brawijaya sesuai dengan SK Menteri PTIP RI No. 97 Tahun 1963. Pada akhir tahun 1970-an
cabang ini secara berangsur-angsur dipindahkan ke Malang.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1982 tentang penataan fakultas pada
universitas/institut negeri, dan Keputusan Presiden Nomor 59 Tahun 1982 tentang
Susunan Organisasi Universitas Brawijaya, FKK diubah menjadi Fakultas Ilmu Administrasi
(FIA), dengan dua jurusan yaitu Administrasi Publik dan Administrasi Bisnis.

Pada dasawarsa 80-an, melalui PP No. 27/1982 tentang restrukturisasi fakultas pada
universitas atau institut negeri dan Keputusan Presiden No. 59/1982 tentang Susunan
Organisasi Universitas Brawijaya, FKK diubah nama menjadi Fakultas Ilmu Administrasi
(FIA).

Saat ini Fakultas Ilmu Administrasi mempunyai 2 program studi (Program Studi
Administrasi Negara/Publik, Program Studi Administrasi Niaga/Bisnis), 2 program diplima
(D-3 Kesekretariatan, dan D-3 Pariwisata), program Magister (S-2) Ilmu Administrasi, dan
program doktor (S-3 Ilmu Administrasi Negara, dan S-3 Administrasi Niaga)

Dekan dari Tahun ke Tahun


• Drs. Soejekti Djajadiatma, MSPA (1960-1976)
• Drs. Taher Alhabsyi . (1976-1986)
• Drs. Chalim Chali! Jusuf (1986-1992)
• Drs. Moch. Ichsan (1992-1998)
• Drs. LukmanSyamsuddin, M.A. (1998-2001)
• Drs. Kertahadi, M.Com. (2001-2005)
• Prof. Dr. Suhadak, M.Ec (2005-sekarang).
H a l a m a n |39

Alamat Kontak
Fakultas Ilmu Administrasi
Jalan Mayjen Haryono 163 Malang 65145
Telp. (0341) 553737, 568914, 558226 Fax. (0341) 558227;
Website: www.fiaub.com, fia.brawijaya.ac.id
E-mail: info@fiaub.com, fia@brawijaya.ac.id

4. Fakultas Pertanian
Fakultas Pertanian didirikan pada tanggal 10 November 1960 di bawah naungan
Universitas Kotapraja Malang (yang kemudian berganti nama menjadi Universitas
Brawijaya). Fakultas Pertanian mendapatkan status negeri dengan Surat Keputusan
Menteri PTIP Nomor 92 tertanggal 1 Agustus 1962, dan terhitung mulai 1 Juli 1962 berada
di bawah naungan Universitas Airlangga Surabaya. Selanjutnya dengan penegerian
Universitas Brawijaya, sejak tanggal 5 Januari 1963, Fakultas Pertanian dikembalikan
kepada Universitas Brawijaya.

Saat ini, pada jenjang strata satu, Fakultas Pertanian mendidik lulusan SMU jurusan IPA,
IPS, SMK (bidang pertanian), lulusan diploma (D-1, D-2, D-3), untuk dididik menjadi sarjana
yang handal, dengan 7 program studi, yakni: Program Studi Agronomi, Program Studi
Hortikultura, Program Studi Pemuliaan Tanaman, Program Studi Ilmu Tanah, Program
Studi Agrobisnis, Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, dan Program Studi
Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan. Pada jenjang strata dua ada 3 program studi, yakni: S-
2 Ekonomi Pertanian (Ekonomi Sumberdaya, Ekonomi Pembangunan pertanian, Ekonomi
Agri bisnis, dan Manajemen Agribisnis), Ilmu Tanaman (Ekologi Tanaman, Fisiologi
Tanaman , Pemuliaan Tanaman, Perlindungan Tanaman, dan Gulma Tanaman),
Pengelolaan Tanah dan Air (Pengelolaan Tanah, Pengelolaan Sumberdaya Air, dan
Pengelolaan Sumberdaya Hayati). Sedangkan untuk Program S-3 adalah Ilmu-ilmu
Pertanian bidang Minat: Ekologi, Fisiologi, Pemuliaan Tanaman, Perlindungan Tanaman,
serta Tanah dan Pemupukan.

Dekan dari Tahun ke Tahun


• Prof. Dr. Ir.Moeljadi Banoewidjojo (alm) 1960-1969
• Prof. Ir. Baskoro Winarno (alm) 1969-1976
• Prof. Dr. H. Soetono, M.Agr. (alm) 1976-1982
• Prof. Ir. Soemarjo Poespodarsono, M.Agr.Sc 1982-1985
• Prof. Dr. Ir. H. Soewarno Notodimedjo (aim) 1985-1988
• Prof. Dr. Ir. H. Bambang Guritno 1988-1995
• Prof. Dr. Ir. H. Yogi Sugito 1995-2000
• Prof .Dr .Ir. H. Syekhfani, M.S. 2000-2007
• Prof. Ir. Sumeru Ashari, M.Agr.Sc., PhD. 2007-sekarang

Alamat Kontak
H a l a m a n |40

Jalan Veteran Malang 65145,


Telepon: 0341 551665, 0341 565845, Fax: 0341 560011
email: faperta@brawijaya.ac.id

5. Fakultas Peternakan
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya didirikan pada tanggal 26 Oktober 1961 dengan
nama Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan (FKHP), merupakan salah satu fakultas
dari Universitas Kotapraja Malang, yang kemudian bernama Universitas Brawijaya.
Setahun kemudian, 1 Juli 1961, FKHP bersama Fakultas Pertanian dinegerikan dengan
status di bawah naungan Universitas Airlangga. Ketika Universitas Brawijaya dinegerikan
pada tanggal 5 Januari 1963, maka FKHP dan Fakultas Pertanian kembali bergabung
dengan induknya semula, yaitu Universitas Brawijaya. Dalam perkembangannya, nama
FKHP mengalami beberapa kali perubahan, yaitu menjadi Fakultas Peternakan (1973),
kemudian Fakultas Peternakan dan Perikanan (1977), dan terakhir kembali menjadi
Fakultas Peternakan (1982).

Saat ini Fakultas Peternakan menyelenggarakan pendidikan sarjana (S-1) dengan 2


jurusan, yaitu Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, dan Jurusan Produksi Ternak, serta 2
program studi, yaitu: Program Studi Sosial Ekonomi dan Program Studi Teknologi Hasil
Ternak, Program S-2 Ilmu Ternak Program S-3 Manajemen Produksi Ternak, Program D-III
Manajemen Produksi Ternak , serta Program Sarjana (S-1) Non-Reguler Program Studi
Produksi Ternak

Dekan dari Tahun ke Tahun


• Drh. Ambio (1961-1966)
• Drh. Ch. Echzan Alzahir (1966-1970)
• Drh. R. Pratomo (1970-1974)
• Drh. Soetardjo (1974-1976)
• Drh. Koentjoko, M.Sc.Agr. (1976-1977)
• Ir. Iman Soetrisno (1977-1982)
• Drh. Koentjoko M.Sc.Agr. (1982-1986)
• Dr. M. Widji Widodo (1986-1992)
• Dr. Ir. Soebarinoto (1992-1998)
• Ir. Sarwiyono M.Agr.St. (1998-2001)
• Dr. Ir. Ifar Subagiyo, M.Agr.St. (2001-2007)
• Prof. Dr. Ir. Hartutik, MP. (2007- sekarang).

Alamat Kontak
Fakultas Peternakan
Jalan Veteran Malang 65145
Telepon: 0341 551611 Pesawat 163, 241, 242
H a l a m a n |41

FAX : 0341 584727


email: indicus@malang.wasantara.net.id

6. Fakultas Teknik
Fakultas Teknik Universitas Brawijaya diresmikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan Nomor 167 Tahun 1963 tanggal 23 Oktober 1963.

Setiap jurusan/program studi di Fakultas Teknik menawarkan program pendidikan sarjana


(S-1) 4 tahun, dan magister (S-2) 2 tahun. Saat ini Fakultas Teknik memiliki 7
jurusan/program studi, yaitu: Program Studi Teknik Sipil, Program Studi Teknik Mesin
Program Studi Teknik Elektro, Program Studi Teknik Pengairan, Program Studi Arsitektur,
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Program Studi Teknik Industri, dan
Program Studi Teknik Perangkat Lunak. Sedangkan untuk program magister terdiri dari 3
program studi yaitu: Program Studi Teknik Sipil, Program Studi Teknik Elektro, dan
Program Studi Teknik Mesin.

Dekan dari Tahun ke Tahun


• Ir. Suryono 1963-1966
• Ir. Lud Soedarto 1966-1966
• Ir. Suryono 1966-1982
• Ir. Suhardjono, Dipl.H.E., M.Pd. 1982-1985
• Ir. Arifi Soenaryo 1985-1988
• Ir. Abdul Azis Hoesein, Dipl.H.E., M.Eng.Sc. 1988-1992
• Ir. Suroso, Dipl. H.E., M.Eng. 1992-1995
• Prof. Ir. Budiono Mismail, MSEE, Ph.D. 1995-1998
• Prof. Ir. Sudjito, Ph.D. 1998-2001
• Prof. Dr. Ir. Suhardjono, Dipl.H.E., M.Pd. 2001-2005
• Ir. Imam Zaky, MT. 2005-sekarang

Alamat Kontak
Fakultas Teknik
Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145
Telepon: 0341 551430, Fax: 0341 551430
Email: dekan-ft@brawijaya.ac.id

7. Fakultas Kedokteran
Pada tanggal 9 Februari 1972, IDI Cabang Malang mendorong Sekolah Tinggi Kedokteran
Malang (STKM) agar mencari jalan untuk mengubah statusnya menjadi negeri. Kemudian
Yayasan Perguruan Tinggi Jawa Timur membentuk Panitia Penegerian STKM. Usaha ini
berhasil, karena kebijakan penegerian perguruan tinggi swasta yang semula sudah
tertutup dapat dibuka kembali untuk STKM. Akhirnya, pada tanggal 1 Januari 1974 keluar
Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 001/0/1974 tentang
H a l a m a n |42

penegerian, serta diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, pada tanggal 23
Februari 1974 bersamaan dengan Rapat Senat Terbuka dalam rangka peringatan Dies
Natalis ke-11 Universitas Brawijaya.

Saat ini Fakultas Kedokteran mempunyai tiga program studi strata satu, yaitu: Program
Studi Pendidikan Dokter, Program Studi Ilmu Keperawatan, dan Program Studi Ilmu Gizi.
Sedangkan Program Pascasarjana Fakutas Kedokteran membuka 7 program magister, 12
program spesialis -1(Sp-1), dan satu program doktor.

Dekan dari Tahun ke Tahun


• dr. Sambijono (1963-1965)
• dr. Piet Mamahit (1965-1968)
• dr. Gilbert Djauhar (1968-1972)
• dr. R. Moedarso (1972-1974)
• dr. R. Soeroso Tjokroadirejo (1974-1977)
• dr. Soejono Ronomihardjo (1977-1979)
• dr. Wahjoetomo (1979-1983)
• dr. Soemakto, SpA.(K). (1983-1985)
• dr. Achmad Hidajat, SpOG (1985-1988, 1988-1991)
• dr. M. Hidajat, SpBO, FICS (1991-1994, 1994-1997)
• dr. Achmad Rudijanto, SpPD (1997-2000)
• dr. Tatong Harijanto, MSPH (2000-2007)
• Dr. dr. Samsul Islam, SpMK, MKes. (2007-sekarang)

Alamat Kontak
Fakultas Kedokteran
Jalan Veteran Malang 65145
Telepon 0341 560491, Fax: 0341 564755
Email: fkub-ina@indo.net.id

8. Fakultas Perikanan
Perguruan Tinggi Jurusan Perikanan Laut didirikan pada tanggal 28 Oktober 1962 oleh
Yayasan Pendidikan Tinggi Probolinggo. Sejak tanggal 25 Mei 1963, melalui Surat
Keputusan Menteri PTIP No. 163, Perguruan Tinggi Jurusan Perikanan Laut tersebut
menjadi salah satu jurusan pada Fakultas Kedokteran Hewan dan Petemakan (FKHP)
Universitas Brawijaya yang berkedudukan di Malang.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.0220/0/1973, sejak


tanggal 1 Januari 1973 FKHP diubah menjadi Fakultas Peternakan (Fapet) yang
berdasarkan Surat Keputusan Rektor No. 51/SK/1977 memiliki dua jurusan, yaitu: Jurusan
Peternakan dan Jurusan Perikanan. Sejak tanggal 5 Juli 1977, Fakultas Peternakan diubah
menjadi Fakultas Peternakan dan Perikanan.
H a l a m a n |43

Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.27 tahun 1982


dan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 59 tahun 1982 tentang susunan organisasi
di Universitas Brawijaya, maka Fakultas Peternakan dan Perikanan menjadi dua fakultas
terpisah, yaitu: Fakultas Petemakan dan Fakultas Perikanan.

Fakultas Perikanan saat ini menyelenggarakan pendidikan sarjana (S-1) dengan 1 jurusan
yaitu Jurusan Manajemen Sumberdaya Perikanan dengan 5 program studi, antara lain:
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Program Studi Teknologi Hasil
Perikanan, Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan, Program Studi Budidaya Perairan,
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan untuk program magister (S-2)
Budidaya Perairan, serta program diploma (D-3) Agribisnis Perikanan.

Dekan dari Tahun ke Tahun


• Ir. Lidwina Soetini (1983-1986)
• Ir. H. M.Roedhie H.M. (1986-1992)
• Ir. H. Sahri Muhammad, M.S. (1992-1998)
• Ir. H. Murachman, M.Si. (1998-2005)
• Ir. Sukoso, M.Sc., PhD. (2005-sekarang)

Alamat Kontak
Fakultas Perikanan
Jalan Veteran Malang 65145
Telepon: 0341 553512 Fax: 0341 553512

9. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) diawali sebagai Program MIPA
yang dibuka pada tahun 1987, dengan empat program studi, yaitu: Program Studi Biologi,
Program Studi Fisika, Program Studi Kimia, dan Program Studi Matematika. Selanjutnya,
statusnya ditingkatkan menjadi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)
pada tanggal 21 Oktober 1993.

Saat ini Fakultas MIPA mempunyai 6 program studi S-1, yakni: Program Studi Biologi,
Program Studi Kimia, Program Studi Fisika, Program Studi Matematika, Program Studi
Statistika, dan Program Studi Ilmu Komputer. Selain program S-1 Fakultas MIPA juga
mempunyai dua Program D-3, antara lain: D-3 Manajemen Informatikan dan Teknik
Komputer (MITEK) dan D-3 Analis Kimia. Selain penyelenggaraan program-program di
atas, pada tahun 1997 telah dibuka Program Pascasarjana Biologi Reproduksi.

Dekan dari Tahun ke Tahun


• Dr. Ir. Soentoyo Yitnosumarto M.Agr.Sc. (1987-1991)
• Prof. Drs. H.M. Hasyim Baisoeni (1991-1994)
• Prof. Drs. Sutiman Bambang Sumitro, S.U., D.Sc.(1994-2000)
H a l a m a n |44

• Ir. Adam Wiryawan, M.S. (2000-sekarang)

Alamat Kontak
Fakultas MIPA
Jalan Veteran Malang 65145
Telepon: 0341 554403, Fax: 0341 554403
E-mail : mipa@brawijaya.ac.id

10. Fakultas Teknologi Pertanian


Berawal pada tahun 1975 sebagai Jurusan Teknologi Pertanian dari Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya, pada tanggal 26 Januari 1998 dengan terbitnya SK Mendikbud
nomor 012a/O/1998, Fakultas Teknologi Pertanian secara resmi menjadi fakultas
kesepuluh dari Universitas Brawijaya.

Saat ini Fakultas Teknologi Pertanian menyelenggarakan Program sarjana (S-1): dengan 3
program studi, yaitu: Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Program Studi Teknik
Pertanian (bidang studi: Teknik Tanah dan Air, Teknik Prosesing, Daya dan Mesin
Pertanian), dan Program Studi Teknologi Industri Pertanian

Dekan dari Tahun ke Tahun


• Prof. Dr. Ir. H. Tri Susanto, M.App.Sc. (1998-2002)
• Prof. Dr. Ir. H. Simon Bambang Widjanarko, M.App.Sc.(2002-2007)
• Prof. Dr. Ir. Harijono, M.App.Sc. (2007-sekarang)

Alamat Kontak
Jalan Veteran Malang 65145
Telepon: 0341 564398, fax: 0341 568917
Email: ftp_ub@brawijaya.ac.id

11. Program Ilmu-Ilmu Sosial


Program Ilmu Sosial dirintis dengan pembentukan tim penyusun proposal pada tanggal 3
April 2002. Kemudian keluar ijin penyelenggaraan melalui Sk Dirjen Dikti Nomor
3545/D/T/2003 tanggal 13 November 2003. Berdasarkan ijin itu dibuka Program Ilmu
Sosial Universitas Brawijaya dengan dua program studi jenjang sarjana (S-1), yaitu
Program Studi Sosiologi dan Program Studi Ilmu Komunikasi.

Saat ini Program Imu Sosial telah berkembang menjadi 4 program studi, yaitu: Program
Studi Sosiologi, Program Studi Ilmu Komunikasi, Program Studi Psikologi, dan Program
Studi Ilmu Hubungan International. Dalam waktu tidak terlalu lama, diharapkan statusnya
meningkat menjadi fakultas.
H a l a m a n |45

Ketua Progam
• Prof. Dr.Ir. H. Darsono Wisadirana, MS. (2002-sekarang)

Alamat Kontak
Program Ilmu Sosial
Jalan Veteran Malang 65145
Telepon: (0341) 575755,551611 psw. 322, fax: (0341) 575755

12. Program Bahasa dan Sastra


Guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan tenaga ahli madya bidang bahasa Inggris,
khususnya pariwisata, administrasi perkantoran dan penterjemahan, sejak 1995 dibuka
Program Diploma III Bahasa Inggris. Program diploma ini adalah cikal bakal dari Program
Bahasa dan Sastra Universitas Brawijaya yang dibuka sejak tahun akademik 2000/2001.

Untuk program sarjana (S-1) bidang kajian yang difokuskan untuk mendukung kompetensi
adalah kesusastraan dan linguistik dalam ranah kajian budaya. Sementara untuk program
diploma (D-3 dan D-1) kajian utama adalam bahasa dan budaya, kajian penunjang keahlian
perkantoran dan kehumasan, dan perjalanan wisata.

Saat ini program studi yang terselenggara adalah: Program S-1 Sastra Inggris, Program S-1
Sastra Jepang, Program Diploma (D-3) Bahasa Inggris, D-3 Bahasa Jepang, D-3 Bahasa
Perancis, dan Program Diploma (D-I) Bahasa Tionghoa.

Ketua Program
• Dra. Sri Endah Tabiati, M.Ed. (2000-sekarang)

Alamat Kontak
Program Bahasa dan Sastra
Kantor: Gedung Kantor Pusat Lama Lantai II
Jalan Veteran 65145 Telepon: 0341 551611, 0341 575777 Pes. 309,
langsung: 0341 575822,
Fax. 0341 575822 e-mail: bahasa@brawijaya.ac.id

13. Program Pascasarjana


Program Pascasarjana Universitas Brawijaya telah dirintis sejak 1981. Diawali kerjasama dengan
Universitas Gadjah Mada sebagai Program Kegiatan Pengumpulan Kredit (KPK) UGM-Unibraw.
Program ini bertujuan membantu Universitas Brawijaya menyelenggarakan pendidikan pascasarjana
secara mandiri. Berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 325/DII/1982, Program
KPK UGM-Unibraw membuka pendidikan pascasarjana (S2) untuk Program Studi Sosial Ekonomi
Pertanian dan dilanjutkan dengan dibukanya Program Studi llmu Tanaman berdasarkan SK Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No. 348/D/1982. Pada tahun akademis 1985/1986 KPK UGM-Unibraw
H a l a m a n |46

membuka program studi Pengelolaan Tanah dan Air yang didasarkan pada SK Menteri No.
1872/DK/1985.

Program Pascasarjana terus berkembang. Dibuka spesialisasi Teknologi Pascapanen dan spesialisasi
Pakan Ternak pada 1989, dan program studi llmu Tanaman pada 1990, serta spesialisasi Pemasaran
untuk program studi Sosial Ekonomi Pertanian di tahun yang sama.

Berdasarkan SK Dirjen Dikti No. 104, 105, 106/Dikti/Kep/1993 tertanggal 27 Februari 1993
Program Pascasarjana Universitas Brawijaya menyelenggarakan tiga program studi secara mandiri,
yaitu: llmu Ekonomi Pertanian, llmu Tanaman dan program studi Pengelolan Tanah dan Air.

Pada tahun akademik 1995/1996 Program Pascasarjana membuka 7 program studi baru, yaitu
Teknologi Pasca Panen, llmu Ternak, Manajemen, llmu Administrasi, Biomedik, Biologi Molekular
Reproduksi dan Teknik Sumberdaya Air.

Pada tahun akademik 1998/1999 Program Pascasarjana menyelenggarakan 12 program studi


magister, dan satu program doktor yaitu Program Doktor llmu Pertanian. Selanjutnya pada tahun
akademik 2002/2003 jumlah progam meningkat menjadi 17 program magister dan 5 program doktor.
Semuanya terkelompok dalam dua bidang, yaitu Bidang llmu Hayati dan Teknik, serta Bidang llmu
Ekonomi dan Sosial.

Mulai tahun 2006 pengelolaan sebagian besar program studi diserahkan kepada fakultas terkait,
terutama program studi yang bukan multidisipliner.

Program Pascasarjana dipimpin oleh direktur dan dua orang asisten direktur. Pelaksanaan masing-
masing program studi menjadi tanggung jawab ketua program studi. Hingga saat ini tercatat 3 orang
yang pernah memimpin Program Pascasarjana, yaitu:

• Dr. Ir. Wani Hadi Utomo, 1986-1994


• Dr. Ir. Iksan Semaoen, 1994-2000
• Prof. Dr. dr. H. Djanggan Sargowo, SpPD.,SpJP(K), 2000-sekarang

Alamat Kontak
Program Pascasarjana
Jalan Mayjen Haryono 169 Malang 65145
Telepon 0341 571260, 0341 562094, Fax 0341 580801
Email : ppsub@brawijaya.ac.id
H a l a m a n |47

IV. PERJALANAN LEMBAGA


Lembaga Penelitian
Koordinasi kegiatan penelitian berjalan sejak tahun 1969 di bawah Biro Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat. Lembaga Penelitian yang ada saat ini merupakan hasil
pemisahan biro tersebut yang awalnya bernama Pusat Penelitian, sementara Pusat
Pengabdian kepada Masyarakat kemudian menjadi Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat
(LPM). Sejak Universitas Brawijaya berdiri hingga awal PELITA I, penelitian belum sempat
dilakukan. Pada 1970 penelitian mulai banyak dilakukan dengan fokus perhatian pada
bidang pertanian, bekerjasama dengan Ford Foundation (Amerika Serikat) dan
Internasional Development Research Center (IDRC).
Berdasarkan PP Nomor 60 tahun 1999, Lemlit sebagai salah satu unsur pelaksana
akademik di lingkungan Universitas Brawijaya bertugas untuk mengkoordinasi, memantau
dan menilai pelaksanaan kegiatan penelitian yang diselenggarakan oleh peneliti serta ikut
mengusahakan dan mengendalikan administrasi sumber daya yang diperlukan. Berbagai
penelitian dan kegiatan ilmiah lainnya telah dilakukan oleh peneliti, baik secara sendiri-
sendiri maupun berkelompok oleh Kelompok Peneliti (Kelti).
Pelaksanaan penelitian di Universitas Brawijaya tidak hanya bertujuan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga bagi peningkatan
kemampuan dosen dalam melakukan proses belajar mengajar (PBM). Kegiatan penelitian
yang dilakukan diarahkan untuk menjalankan fungsi pengembangan institusi, penciptaan
(inovasi) dan pengembangan iptek, serta penyelesaian berbagai masalah akademik
maupun yang riil masyarakat.
Dalam rangka memberikan pembinaan, pemantauan dan evaluasi penelitian, Lemlit telah
membentuk sebuah tim reviewer. Tim ini bertugas mengevaluasi semua usulan penelitian
sebelum diajukan kepada pihak penyandang dana, sebab tidak semua usulan penelitian
disetujui. Terdapat 5 pusat penelitian dan 1 pusat kajian yang keberadaannya disesuaikan
dengan perkembangan Iptek dan kebutuhan universitas. Pusat-pusat itu adalah: Pusat
Penelitian Lingkungan Hidup; Pusat Penelitian Kependudukan; Pusat Penelitian
Pembangunan Wilayah Pedesaan; Pusat Penelitian llmu Sosial; Pusat Penelitian Peran
Wanita; dan Pusat Kajian Makanan Tradisional.
Lemlit dipimpin oleh seorang ketua yang bertanggung jawab langsung kepada rektor dan
masing-masing kepala Pusat Penelitian bertanggung jawab kepada ketua Lemlit.
Untuk menunjang kegiatan penelitian, tersedia 68 buah laboratorium yang tersebar di
Fakultas Pertanian, Fakultas Teknik, Fakultas Kedokteran, Fakultas Peternakan, Fakultas
Perikanan, Fakultas MIPA, dan FakultasTeknologi Pertanian. Sebanyak 3 lokasi lahan kebun
dan kolam percobaan dengan luas keseluruhan 120,3 hektar terdapat di Sumber Sekar
Jatikerto, Cangar, Sumber Sekar dan Sumber Pasir. Fasilitas lain berupa 8 buah alat
penunjang penelitian terdapat di beberapa laboratorium di lingkungan Universitas
Brawijaya.
Sejak awal tahun pendiriannya hingga sekarang, Lemlit telah dipimpin oleh:
H a l a m a n |48

• Prof. Ir. Baskoro Winarno (1977-1982)


• Prof. Dr. Ir. M. Iksan Semaoen, MSc. (1982-1994)
• Prof. Dr. Ir. Lukman Hakim, MS. (1994-2004)
• Prof. Dr. Ir. Moch. Munir, MS. (2004-2005)
• Prof. Dr. Ir. H. Syamsulbahri, MS. (2005-sekarang)

Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat


Pada dasarnya, pengabdian kepada masyarakat terbagi menjadi kegiatan yang dilakukan
oleh mahasiswa dan tenaga pengajar. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh
Universitas Brawijaya dilaksanakan sejak 1973. Awal kegiatannya berupa program Kuliah
Kerja Nyata (KKN) walaupun saat itu belum banyak melibatkan tenaga pengajar, termasuk
kegiatan kerjasama dengan instansi lain.
Seiring dengan meningkatnya kegiatan pengabdian kepada masyarakat dibentuklah Biro
Pengabdian kepada Masyarakat (BPM) pada tahun 1975. Status biro ini kemudian diubah
menjadi Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) pada 1979 yang bertugas
mengoordinasikan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat oleh tenaga pengajar
maupun mahasiswa. Frekuensi pengabdian kepada masyarakat terus meningkat dengan
skala regional maupun nasional. Maka sesuai Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1990,
tanggal 15 Februari 1996, Rektor Universitas Brawijaya mengeluarkan SK No. 08/SK/1996
yang mengubah dan meningkatkan status PPM menjadi Lembaga Pengabdian Masyarakat
(LPM). Status LPM menjadi semakin mantap dengan diberlakukannya Peraturan
Pemerintah No. 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi sebagai pelaksana kegiatan
pengabdian kepada masyarakat.
Dalam pelaksanaannya kegiatannya ditangani oleh 7 pusat pengembangan yang terdiri
dari: Pusat Pengembangan Pendidikan, Pelatihan dan Pelayanan Masyarakat (Pusdiklat
Yanmas); Pusat Pengembangan Wilayah dan Pemberdayaan Masyarakat (Pusbang
Wildamas); Pusat Pengembangan Sumber Daya Hayati (Pusbang Hayati); Pusat
Pengembangan Agribisnis (Pusbang Agri); Pusat Pengembangan Penerapan Teknologi
(Pusbang Raptek).
Sejak awal tahun pendiriannya hingga sekarang, LPM telah mengalami 4 kali pergantian
kepemimpinan. Orang-orang yang menduduki kursi kepemimpinan LPM Universitas
Brawijaya berturut-turut adalah:
• Prof. Dr. H. M. Kafrawi, SH. 1973 -1979
• Prof. Drs. H. M. Hasyim Baisoeni 1979 -1993
• Prof. Drs. Thantawi As, MS. 1993 -1999
• Prof. Dr. Ir. H. Syamsulbahri, MS. 1999 - Sekarang

Lembaga Pengkajian & Pengembangan Pendidikan (LP3)


Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan (LP3) yang dibentuk pada tanggal 12
Maret 1998 berdasarkan SK Rektor No.020/SK/1998.
H a l a m a n |49

Visi LP3 adalah sebagai pusat pengkajian masalah pendidikan guna mewujudkan
paradigma baru perguruan tinggi yang disingkat dengan RAISE (relevance, academic
atmosphere, internal managament, sustainability dan equity). Lembaga ini dipimpin oleh
seorang ketua, dengan 4 misi mendorong laju pengembangan pendidikan di Universitas
Brawijaya melalui berbagai kajian ilmiah untuk menghasilkan pemikiran strategis yang
dapat digunakan sebagai landasan penyusunan kebijakan di bidang pendidikan dan
pemberdayaan masyarakat. Usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia, relevansi
pendidikan, organisasi/tatalaksana unit pelaksana pendidikan akademik dan/atau
profesional, serta manajemen pendidikan merupakan isu-isu paling utama yang dikaji oleh
LP3.
Terdapat 4 pusat pengembangan yang bernaung di bawah LP3 Universitas Brawijaya.
Keempat pusat pengembangan tersebut adalah: Pusat Peningkatan dan Pengembangan
Aktivitas Instruksional (P3AI), Pusat Pengembangan Relevansi Pendidikan (P2RP), Pusat
Pengembangan Pendidikan Akademik dan Profesional (P3AP), Pusat Pengembangan
Manajemen Pendidikan (P2MP).
Sejak berdirinya hingga sekarang, LP3 telah dipimpin oleh dua ketua, yakni:
• Prof. Dr. dr. Djanggan Sargowo, SpPD, SpJP(K) (1998-2000)
• Prof. Dr. Ir. Hendrawan Soetanto, M.Rur.Sc (2000-Sekarang)

Pusat Jaminan Mutu (PJM)


Universitas Brawijaya membentuk Pusat Jaminan Mutu (PJM) pada tanggal 12 Pebruari
2005 dengan SK Rektor UB No. 017/A/SK/2005. PJM ini mengembangkan fungsi Benefit
Monitoring and Evaluation (BME) yang bertugas sejak tahun 2003 berdasarkan SK Rektor
No. 022/SK/2003.
Peran utama PJM adalah membantu Rektor dalam mengembangkan dan mengaudit
implementasi sistem jaminan mutu di UB. Tujuannya menjamin keberhasilan UB
memberikan best services sesuai visi dan misinya, mengembalikan peran UB sebagai
institusi yang sehat, otonom dan berkontribusi pada peningkatan daya saing bangsa.
Sejalan dengan kebutuhan, maka diterbitkan SK Rektor UB No. 023A/SK/2006 tanggal 13
Pebruari 2006 tentang Pusat Jaminan Mutu (PJM) UB yang beranggotakan tujuh (7) orang
dari lima (5) fakultas telah diperkuat dengan anggota baru. Hal ini dimaksudkan untuk
akselerasi pengembangan SPM dan mengakomodasi keberagaman di 12 fakultas/program
di UB. Oleh karena itu, berdasarkan SK 010A/SK/2007 tanggal 15 Januari 2007 ditetapkan
tim PJM beranggotakan 14 orang dengan kualifikasi doktor. Sedangkan tugas PJM hingga
15 Januari 2008, yaitu: mengembangkan Sistem Penjaminan Mutu Akademik dan
pelaksanaan auditnya, meningkatkan mutu usulan akreditasi Program Studi/Institusi
melalui pendampingan, melaksanakan Monitoring dan Evaluasi Internal (Monevin)
Program Hibah Kompetisi (PHK).
Sejak tahun 2003 Ketua PJM adalah Prof. Dr. Ir. Soebarinoto.
H a l a m a n |50

V. PERJALANAN UPT
UPT Perpustakaan
Perpustakaan berdiri sejak tahun 1963 bersamaan dengan penegerian Universitas Brawijaya.
Mulanya, perpustakaan menempati sebagian sudut gedung Kantor Pusat di Jalan Guntur No. 1
Malang. Pada tahun 1970, menempati gedung sendiri seluas 400 meter persegi di kawasan
Dinoyo. Penambahan luas gedung dilakukan secara bertahap dalam rangka meningkatkan
pelayanannya, dan
pada 1987 dilakukan
amalgamasi
(penggabungan)
antara Perpustakaan
Fakultas dengan
Perpustakaan
Universitas.
Dengan berlakunya
OTK (Organisasi dan Tata Kerja) Universitas Brawijaya tahun 1983, status Perpustakaan Universitas
Brawijaya adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT).
Sejak 2 Juni 1975, mulai diterapkan sistem pelayanan terbuka (open access) meliputi layanan
sirkulasi (buku yang dipinjam), layanan koleksi reserve (koleksi tandon), layanan koleksi skripsi,
tesis, laporan penelitian, digital library, jurnal ilmiah, serta layanan CD-ROM. Pada 2 Oktober
1999 Perpustakaan membuka layanan internet (UB-Net)dengan 9 terminal yang disiapkan
dalam ruang ber-AC dan buka 24 jam.
Dalam era teknologi informasi, pada Agustus 2000 UPT Perpustakaan telah mengaplikasikan
layanan dengan sistem komputer. Software Integrated Library (InLib) yang dikembangkan oleh
kalangan sendiri mewajibkan semua pengguna memiliki kartu tanda anggota (KTA) yang dilengkapi
dengan barcode number. Selain itu Student Internet Center (SIC) yang dibangun dengan tujuan
membantu sivitas akademika dalam mencari informasi global, juga memberikan layanan pelatihan
teknologi informasi (TI). Pada tahun yang sama, UPT Perpustakaan menjadi mitra
Perpustakaan ITB dalam pengembangan wacana International Digital Library Network
(IDLN).
Sejak Oktober 2002 UPT Perpustakaan Universitas Brawijaya membuka situs
www.digilib.brawijaya.ac.id yang menghubungkan Perpustakaan Universitas Brawijaya dengan
jaringan internet sehingga setiap hari mampu memberikan layanan 24 jam kepada para pengguna.
Sejak berdiri pimpinan Perpustakaan Universitas Brawijaya telah mengalami pergantian sebanyak
lima kali. Mereka itu masing-masing adalah:
• Drs. Sofyan Aman (1963 – 1966)
• Dra. Purwantini Setijono (1966 – 1975)
• Prof. F. Patty, MA (1975 – 1981)
• Drs. Samlawi Azhari (1981 – 1984)
• Soeyono, MA (1984 – 1997)
H a l a m a n |51

• Dra. Welmin S. Ariningsih, M.Lib (1997 – Sekarang)

UPT Pusat Komputer


Pusat Komputer (Puskom) ada sejak tahun 1984, sebagai salah satu unit penunjang yang berada di
bawah dan bertanggung jawab langsung kepada rektor. Berdasarkan pedoman pendayagunaan
sistem komputer pada perguruan tinggi negeri, Puskom bertugas melakukan komputerisasi di
bidang administrasi, baik administrasi akademik maupun administrasi umum, serta memberikan
pelayanan di bidang akademik, pendidikan dan pelatihan komputer.
Seiring dengan perkembangan jaman, Puskom semakin menunjukkan perannya dalam
mengembangkan sistem dan teknologi informasi di Universitas Brawijaya. Sistem Informasi
Administrasi Akademik (SIAKAD) adalah perangkat lunak yang digunakan oleh Puskom dan telah
berjalan baik serta mampu memperlancar kegiatan rutin subbagian akademik di 10 fakultas yang
ada. Infrastruktur jaringan komputer kampus Universitas Brawijaya meliputi 12 zona, meliputi
zona Fakultas Teknik, Fakultas MIPA, Fakultas Hukum, Fakultas llmu Administrasi, Fakultas
Ekonomi, Fakultas Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Fakultas Perikanan, Fakultas
Peternakan, Fakultas Kedokteran, Perpustakaan dan Rektorat.
Perkembangan selanjutnya, dengan SK Rektor No. 009/SK/2001 tanggal 6 Februari 2001,
dibentuk Unit Pengembangan dan Pengkajian Teknologi Informasi (UPPTI). Unit ini bertanggung
jawab langsung kepada rektor dan diberi wewenang untuk melakukan pengembangan di bidang
riset dan teknologi informasi (Tl) serta untuk memberikan pelayanan dalam peningkatan kualitas
sumber daya manusia yang dimiliki. Secara organisasi, pengelolaan UPPTI dilakukan secara
mandiri dan profesional dalam kegiatan perencanaan, operasional, organisasi, dan sebagainya.
Menjawab tantangan zaman, Pusat Komputer dikembangkan menjadi tiga lembaga yang
semuanya berkaitan dengan teknologi informasi, yaitu: UPT Pusat Komputer (UPT
Puskom), Pusat Pengembangan E-learning (PPE), dan Unit Pengkajian dan Pererapan
Teknologi Informasi (UPPTI).
Sejak awal pendiriannya Puskom telah mengalami lima kali pergantian pimpinan, yaitu:
• Dr. Ir. Loekito Adi Soehono 1982 - 1986
• Dr. Ir. Waego Hadi Nugroho 1986 - 1990
• Ir. Budiono Mismail, MSEE, Ph.D. 1990 - 1994
• Dr. Ir. Harry Soekotjo Dachlan, M.Sc. 1994-2004
• Dr. Ir. Maria Bernadetha Mitakda (2004-sekarang)

Pusat Pengembangan E-Learning (PPE)


Pusat Pengembangan E-Learning merupakan sebuah unit bertanggung jawab
mengorganisasikan kegiatan penelitian, pengembangan, dan pelaksanaan pembelajaran
yang difasilitasi oleh teknologi informasi. Badan ini bertugas mengkoordinasikan kegiatan
kerjasama UB dengan lembaga, instansi, atau organisasi baik dari dalam maupun dari luar
UB untuk bidang-bidang yang terkait dengan e-learning. Pusat Pengembangan E-learning
dibentuk melalui SK Rektor nomor 112/SK/2003 tanggal 24 Mei 2003, dipimpin oleh
seorang kepala unit dan membawahi 2 (dua) bidang, yakni (1) Bidang Pengembangan
Teknologi dan (2) Bidang Pengembangan Akademik, serta didukung beberapa staf ahli
H a l a m a n |52

Hingga saat ini sebagai pimpinan pusat ini adalah Dr. Ir. Harry Sukotjo Dachlan, MSc.

Unit Pengkajian Dan Penerapan Teknologi Informasi UPPTI


Unit Pengkajian dan Penerapan Teknologi Informasi Universitas Brawijaya yang disingkat
mendji UPPTI-UB merupakan sebuah unit khusus yang bergerak dalam riset,
pengembangan dan penerpaan Teknologi Informasi (TI) di lingkungan Universitas
Brawijaya. UPPTI-UB didirikan resmi melalui SK Rektor No. 009/SK/2001 pada tanggal 6
Februari 2001, sebagai wujud nyata komitmen dan keseriusan Universitas Brawijaya
dalam pengembangan TI.
UPPTI telah mengembangkan beragam layanan dan fasilitas TI untuk kepentingan
Universitas Brawijaya sejak tahun 2001. Seluruh layanan dan fasilitas tersebut telah aktif
dimanfaatkan oleh pengguna di lingkungan Unviversitas Brawijaya. Layanan dan fasilitas
yang telah diimplementasikan hingga saat ini:

• Mengembangkan dan mendistirbusikan jaringan Intranet dan Internet, sampai saat ini
telah meliputi 10 fakultas dan 10 lembaga dengan total workstation terkoneksi 2000
komputer dengan rata-rata computer online mencapai 1000-1500 buah setiap harinya.
• Mengembangkan internet service meliputi: Layanan e-mail bagi sivitas akademika,
layanan web hosting untuk kebutuhan fakultas dan lembaga, layanan portal teknologi
informasi Universitas Brawijaya (www.bits.brawijaya.ac.id) untuk mempermudah
pengguna dalam mengakses layanan, mengelola situs resmi Universitas Brawijaya
(www.brawijaya.ac.id), manajemen layanan penggunaan internet bagi sivitas
akademika UB.
• Mengimplementasikan berbagai macam layanan sistem informasi manajemen di
antaranya: Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Terpadu, sistem informasi akademik
mahasiswa untuk pelayanan KRS dan KHS secara online, implementasi sistem
pembayaran SPP secara real time online bekerja sama dengan Bank Tabungan Negara,
mengimplementasikan Sistem Registrasi (SIREGI), mengembangkan aplikasi
pendaftaran wisuda terpadu secara online di seluruh fakultas, mengembangkan
aplikasi Sistem Informasi Manajemen Pelaporan Online (SIMPEL, mengembangkan
aplikasi Sistem Registrasi Online (SIREGI), mengembangkan Sistem Informasi Keuangan
(SIKEU).
• Sejak bulan September 2005 memberikan pelatihan-pelatihan berbasis komputer dan
TI seperti Linux Fundamental, Network Essential, Front Page, Web Design &
Development, Flash Macromedia, Cisco dan lain sebagainya.

Direktur UPPTI dijabat oleh Prof. Dr. Ir. A. Latief Abadi, MS. tahun 2003-sekarang.

UPT Bidang Studi Bahasa Inggris


Unit pelaksana teknis ini semula berbentuk Laboratorium Bahasa Universitas Brawijaya
berdasarkan SK Rektor No. 016/SK/75 tertanggal 23 Maret 1975. Laboratorium ini semula
ditujukan untuk membantu para dosen dan mahasiswa agar dapat menguasai bahasa
asing, khususnya bahasa Inggris serta membantu para calon peserta pendidikan di luar
negeri.
H a l a m a n |53

Dalam rangka memberikan pelayanan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa


Inggris, pada 1993 dibentuk Self Access Center (SAC). Unit bahasa juga melakukan
kerjasama dengan institusi baik dalam dan luar negeri demi meningkatkan pelayanannya
kepada sivitas akademika.
UPT Bahasa Inggris memprakarsai terbentuknya Jaringan Kerjasama antar UPT Bahasa
Inggris se-lndonesia pada 1996.
Sebagai hasil dari perkembangan fisik maupun kemampuan akademik stafnya, lembaga ini
sekarang telah dapat memberikan bantuan bagi pengembangan beberapa lembaga bahasa
lain, di antaranya adalah pengembangan pengajaran bahasa Inggris di Universitas Negeri di Bagian
Timur Indonesia melalui proyek Indonesia-Australia Eastern Universities Project (IAEUP).
Pimpinan UPT Bidang Studi Bahasa Inggris, sejak berdiri hingga sekarang adalah sebagai berikut:
• Dra. Purwatini Setijono M.Pd. (1975-1985)
• Dr. Indah Winarni, M.A. (1985-1995)
• Dra. Sri Endah Tabiati, M.Ed. (1995-sekarang)

UPT Mata Kuliah Umum (MKU)


UPT MKU semula bernama Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU). Berdiri sejak 1983 sebagai
pelaksanaan SK Dirjen Dikti No. 174/0/1983 tentang penataan jurusan di lingkungan
universitas/institut negeri. MKDU Universitas Brawijaya sejak 1985 berubah statusnya menjadi
jurusan MKDU yang secara administratif berada di Fakultas Hukum walau secara operasional
berada di tingkat Universitas, dengan tugas melayani semua jurusan/fakultas di Universitas
Brawijaya dalam bentuk perkuliahan Pancasila, Kewiraan, Laboratorium Bahasa dan llmu-ilmu
Sosial Kemanusiaan.
Jurusan MKDU di Fakultas Hukum berlangsung selama delapan tahun. Dengan dikeluarkannya SK
Rektor No. 074/SK/1993, status MKDU sebagai jurusan di Fakultas Hukum berubah menjadi Unit
Pelaksana Teknis (UPT) MKDU yang secara administratif berada di tingkat universitas.
Pada 1997 UPT MKDU Universitas Brawijaya berubah namanya menjadi UPT Mata Kuliah Umum tanpa
merubah susunan organisasi, personalia maupun tugas-tugasnya. Bagi tenaga pengajar dalam
melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pengajar MKU, maka administrasi pendidikannya tetap
berada di fakultas/jurusan masing-masing. UPT MKU hanya mengkoordinir dan
mendistribusikan dosen serta mengurus administrasi keuangan para dosen pengajar MKU.
Tahun 2000 berdasarkan SK Rektor No. 17/SK/2000 mengenai Sentralisasi Perkuliahan
Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) di tingkat universitas oleh UPT MKU maka,
tugas UPT MKU selain menyelenggarakan perkuliahan MPK (Pendidikan Agama, Kewarganegaraan
dan Pendidikan Pancasila) secara sentral di universitas juga menyelenggarakan administrasi
pendidikan dan administrasi keuangan.
Berdasarkan pertimbangan maka pada pertengahan 2002, kebijakan baru dikeluarkan rektor
mengenai pengembalian perkuliahan MPK ke fakultas/jurusan masing-masing. Kebijakan ini
termasuk mengenai pengelolaan administrasi pendidikan dan keuangan. Dengan demikian
kegiatan UPT MKU hanya tinggal mengkoordinasi dan mendistribusikan para dosen MPK ke
fakultas/jurusan di lingkungan Universitas Brawijaya. Sejak Berdiri MKU di Pimpin oleh:
H a l a m a n |54

• Prof. Drs. Sofyan Aman, SH (1983-1999)


• Drs. Zusihadi (1999-sekarang)

Laboratorium Sentral Ilmu Hayati(LSIH)


Laboratorium Sentral Ilmu Hayati berdiri berdasarkan SK Rektor
No. 093/SK/2007 tanggal 26 Maret 2007, yang bertugas
mengkoordinasikan dan mengakomodasikan manajemen
laboratorium-laboratorium yang bersifat sentralistik dan
terpadu pada tingkat Universitas Brawijaya. Laboratorium
Sentral Ilmu Hayati terdiri dari: Laboratorium Sentral Biomedik
terletak di Gedung Biomedik Fakultas Kedokteran UB,
Laboratorium Sentral Ilmu dan Teknologi Pangan di Lt. 1
gedung Laboratorium Sentral Ilmu Hayati UB, Laboratorium
Sentral Biologi Molekuler dan Seluler di Lt. 2 gedung
Laboratorium Sentral Ilmu Hayati UB, dan Laboratorium-laboratorium Agrokompleks
berada di masing-masing Fakultas Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Teknologi
Pertanian UB.
Kegiatan yang telah dilakukan antara lain:
• Konferensi Internasional Biologi Molekuler Ilmu-Ilmu Hayati
Diikuti para akademisi, peneliti serta mahasiswa, Laboratorium Sentral Ilmu-ilmu
Hayati (LSIH) Universitas Brawijaya menyelenggarakan Konferensi Internasional Biologi
Molekuler Ilmu-ilmu Hayati tanggal 19 November 2007 bertempat di Gedung
Widyaloka.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengumpulkan peminat biologi molekuler ilmu-ilmu
hayati untuk saling bertukar pikiran, berbagi pengalaman serta mendiskusikan
berbagai permasalahan yang dihadapi. Para pemateri yang dihadirkan, di antaranya
dari Jepang, Amerika, Australia serta Indonesia. Selain konferensi, juga
diselenggarakan seminar paralel dan pameran poster.
• Kunjungan Tim Ditjen Kerjasama ASEAN Deplu
Tim Departemen Luar Negeri (Deplu), Kamis (13 Desember 2007), berkunjung ke
Laboratorium Sentral Ilmu-Ilmu Hayati (LSIH) Universitas Brawijaya. Mereka adalah
Advance Team Ditjen Kerjasama ASEAN Deplu, yang diketuai oleh Retnani Yuniarti,
Head of Section for Social, Rural Development and Poverty Eradication, Directorate of
ASEAN Functional Cooperation.
Kunjungan ini dimaksudkan sebagai koordinasi awal dalam upaya kerjasama
penyelenggaraan ”Seminar Sosialisasi Komitmen ASEAN bagi Penanganan HIV dan
AIDS”.

Laboratorium Sentral Ilmu Hayati dipimpin oleh Dra. Fatchiyah, M.Kes., PhD. tahun 2007-sekarang.
H a l a m a n |55

VI. ATRIBUT
Sejak tahun 1974, dengan SK Rektor No. KP.1438/Reg.12/34-74, telah dibentuk Tim
Attribut Universitas Brawijaya. Tim ini mempunyai tugas menggali, mengevaluasi dan
merumuskan norma-norma yang bisa dijadikan tradisi bagi UB dalam rapat-rapat atu
upacara-upacara resmi, diantaranya: lambang, bendera, lagu/hymne, jaket almamater,
logo.

1. Lambang
Lambang merupakan penyederhanaan dari kenyataan yang
kompleks dan bersifat abstrak. Dengan lambang, sebuah
institusi memiliki identitas yang unik agar dikenali orang
lain.

a. Bentuk Dan Warna


Lambang Universitas Brawijaya berbentuk segi lima dengan
warna dasar hitam. Di dalamnya terdapat gambar arca
Raden Wijaya (Prabu Brawijaya) berwarna kuning emas,
sebagai penjelmaan Dewa Wisynu yang bertangan empat. Masing-masing tangan
memegang: lampu, çanka atau siput, qada, dan cakra. Selain itu sebagai lambang Çiwa,
Raden Wijaya mengenakan mahkota Candra Kapala. Di samping kiri dan kanan Raden
Wijaya terdapat sepasang Dewa Perwara sebagai pengikut Sang Raja.

b. Makna
Lambang secara keselurilhan menggambarkan corak atau watak dari Universitas
Brawijaya, yang meliputi:
• Jiwa kepeloporan, seperti yang dimiliki oleh Raden Wijaya, dilukiskan dengan
warna kuning emas.
• Abadi, dilukiskan dengan warna dasar hitam.
• Menjunjung tinggi falsafah Pancasila, digambarkan dalam bentuk segi lima
berwarna kuning emas.
• Berani membongkar segala sesuatu yang tidak wajar atau tidak benar,
digambarkan dalam bentuk mahkota Candra Kapala.
• Penegak tertib hukum, digambarkan dalam bentuk Qada.
• Berani meratakan segala sesuatu yang dianggap kurang wajar atau kurang
benar, digambarkan dalam bentuk senjata Cakra.
• Segalanya dilakukan dengan kesucian yang disertai pula tugas pemelihara atau
pembina sesuai dengan sifat Wisynu, yang dilambangkan dalam bentuk Çanka
atau siput.
• Percaya dan meyakini benar-benar bahwa dzat hidup itu ada, yang dilukiskan
dalam bentuk lampu.
H a l a m a n |56

• Dengan demikian lambang tersebut menggambarkan penjiwaan keseluruhan


watak Raden Wijaya (Prabu Brawijaya) secara abadi dengan senantiasa dilandasi
moral Pancasila.

2. Bendera
Setiap fakultas di Universitas Brawijaya mempunyai warna-warna tertentu sesuai dengan
ciri khas masing-masing, sebagai berikut:

• Fakultas Hukum (FH), warna bendera merah.


• Fakultas Ekonomi (FE), warna bendera kuning.
• Fakultas Ilmu Administrasi (FIA, warna bendera abu-abu.
• Fakultas Pertanian (FP), warna bendera hijau muda.
• Fakultas Peternakan dan (Fapet), warna bendera coklat.
• Fakultas Teknik (FT), warna bendera biru tua.
• Fakultas Kedokteran (FK), warna bendera hijau tua
• Fakultas Perikanan (Faperik), warna bendera biru laut.
• Warna untuk Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), warna
bendera biru muda
• Fakultas Teknologi Pertanian (FTP), warna bendera biru muda.

3. Lagu
Hymne Universitas Brawijaya diciptakan oleh R. Janardhana mahasiswa Fakultas
Kedokteran Hewan dan Peternakan (sekarang: Fakultas Peternakan) Universitas Brawijaya
pada tahun 1963.

Sedangkan Mars Universitas Brawijaya diciptakan oleh Lilik Sugiarto tahun 1990.

4. Jaket
Warna jaket almamater biru yang mempunyai arti: Kepercayaan, Konservatif, Keamanan,
Teknologi, Kebersihan, Keteraturan. Warna Biru dipakai berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No.0602a/U/1984 tanggal 28 November 1984 tentang
Pedoman Tata-Busana Akademik Perguruan Tinggi di Lingkungan Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, yang tertuang dalam Lampiran 1-2 tentang Warna-warna
Universitas/Institut Negeri di seluruh Indonesia tabel nomor 12 (Universitas Brawijaya
dengan warna: Biru Turquoise). Sedangkan model yang dipakai sampai sekarang dipakai,
telah disempurnakan atas kepeloporan Ir. Abdul Azis Hoesein, Dipl.HE (Ketua Dewan
Mahasiswa 1970-1971) pada acara “Jaket Show” untuk memilih model desain jaket
almamater.

5. Logo
Logo merupakan salah satu bentuk representasi dari lembaga yang diharapkan mampu
mensosialisasikan keberadaannya di tengah-tengah masyarakat. Hal ini melatarbelakangi
H a l a m a n |57

Pusat Jaminan Mutu (PJM) Universitas Brawijaya untuk


mengadakan penjaringan design logo Universitas Brawijaya
yang berlangsung selama 1 bulan penuh (1-30 September
2006). Pada tanggal 21 November 2006, melalui Keputusan
nomor 163/SK/2006, tanggal 14 November 2006, Rektor
menetapkan pemenang lomba desain logo Universitas
Brawijaya. Logo ini secara filosofis memuat pesan “join UB be
the best” untuk quality insurance, dapat diubah kapan saja.
Sedangkan maknanya adalah:
• Persegi empat dengan warna blue navie dengan tuisan UB berwarna kuning emas
• “UB” dalam bulatan menggambarkan Universitas Brawijaya selalu dinamis
keberadaannya dalam masyarakat dunia.
• Sayap berjumlah 3 (tiga) buah mengelilingi bulatan bola dunia menunjukkan tiga pilar
Tri Dharma PT yang bertaraf internasional.
• Warna Emas pada huruf dan gambar mengandung arti kebijaksanaan dan kejayaan.
• Warna biru sebagai latar belakang menggambarkan bahwa Universitas Brawijaya
bersifat universal.
• Bentuk/frame bujur sangkar (seimbang pada semua sisi) memberi arti berkeadilan
(fairness).

6. Singkatan Nama
Nama “Universitas Brawijaya” diberikan oleh Presiden RI melalui surat kawat Nomor
258/K/61 tertanggal 11 Juli 1961, dipilih dari 3 nama yang diajukan Senat Universitas,
yakni: Kertanegara, Tumapel, dan Brawijaya. Sejak saat itu pula dikenal nama “Unbra”
sebagai singkatan nama Universitas Brawijaya.
Dalam perkembangannya, sejak 1 Maret 1975 berdasarkan SK Rektor, singkatan “Unbra”
tidak digunakan lagi dan diganti dengan singkatan baru, yaitu: “Unibraw”.
Sejak tahun 2006 telah disosialisasikan singkatan “UB” untuk menggantikan singkatan
“Unibraw”, dan disetujui Senat Universitas Brawijaya tanggal 17 Maret 2008.

7. Moto
Sejak peringatan Dies Natalis ke 44 Januari 2007 diperkenalkan moto Universitas
Brawijaya: “Join UB, be the best”.
Moto diperlukan untuk mendorong segenap warga agar bersikap dinamis menghadapi
segala tantangan. Sementara itu, bagi masyarakat umum dapat mengetahui visi,
karakteristik, yang dinamis.

8. Monumen Tugu Universitas Brawijaya


Tugu Universitas Brawijaya yang terletak di depan Gedung Rektorat dibangun mulai
Desember 2007. Letaknya sangat strategis, karena merupakan pusat kampus dengan
H a l a m a n |58

bentuk lingkaran di jalan utama. Fungsinya selain sebagai bagian keasrian kampus juga
mempunyai makna pada setiap bagiannya.

a. Puncak Kepala Tugu


(1) Bentuk dasar lingkaran bermakna pusat dan wawasan yang luas, tetapi
tetap fokus dan lentur
(2) Bentuk bulat telungkup, bermakna fakir, tetapi tak miskin;
(3) Bentuk tongkat pada puncak menunjukkan bahwa, insan akademis pun
masih membutuhkan tuntunan Tuhan Yang Mahaesa.

b. Bentuk Kepala Tugu


(1). Bermakna simbolik adanya tiga strata pendidikan di Universitas
Brawijaya.
(2). Bentuk transparan, bermakna: Universitas Brawijaya terbuka bagi
saran dan kritik.
(3). Warna kuning bermakna: jiwa kepeloporan sebagai pusat llmu,
teknologi, dan seni.
(4). Warna hitam bermakna: abadi, tidak pandang suku, bangsa, negara,
kebudayaan maupun agama.

c. Badan Tugu
(1). Mengesankan ilmu, tekonologi dan seni yang sederhana, kokoh dan
monumental.
(2). Jam sebagai penunjuk waktu yang tepat berada di dada tugu
bermakna: sebagai pengingat bahwa warga Universitas Brawijaya harus
menghargai waktu.

d. Kaki Tugu
(1). Bentuk kaki tugu ini bermakna kepeloporan perguruan tinggi
yang terjaga oleh para pengampu sesuai dengan susunan
simbolik: spesialis dan praktisi ilmu, teknologi dan seni; ilmuwan
dan peneliti; profesor dan doktor.

e. Dasar Tugu
Kolam atas: Kolam air, bermakna simbolik bahwa ilmu, teknologi
dan seni itu tidak terbatas dan terus berkembang, sesuai dengan
kebutuhan mahasiswa dan jamannya.

Pelataran: (a). Pelataran gersang tetapi berpola dan bertekstur


H a l a m a n |59

serta dikelilingi pelita, bermakna : para mahasiswa dan mahasiswi dari berbagai disiplin
ilmu dan pembimbingnya.
(b). Pelataran dengan hamparan bunga berwarna-warni dan
bunga-bunga ini dapat , diganti/disesuaikan dengan event yang
sedang tejadi, bermakna: para alumni dari berbagai disiplin ilmu
yang selalu siap dengan berbagai tuntutan perubahan jaman.

Kolam teratai: Kolam teratai ini bermakna simbolik berupa


harapan kepada para alumni Universitas Brawijaya. "Jadilah
bunga bangsa yang lentur, anggun dan berwibawa, tenang, lestari
dan menghidupi."

Monumen Tugu Universitas Brawijaya, “pesona kampus rekreasi”


H a l a m a n |60

VII.REKTOR DARI MASA KE MASA


Selama 45 Tahun Perjalanan UB
H. Doel Arnowo
Presiden Universitas Brawijaya (1963-1966)
Lahir di Surabaya 30 Oktober 1904, wafat 18 Januari
1985
Selama kepemimpinannya, Universitas Brawijaya
dalam proses penegerian. Banyak tenaga, pikiran serta
harta pribadi dicurahkan untuk proses ini. Lobinya
yang kuat termasuk dengan Presiden Sukarno sangat
menentukan proses penegerian tersebut.

Brigjen. Prof. Dr. dr. Eri Soedewo


Ketua Presidium Universitas Brawijaya (1966)

Dokter ahli bedah sekaligus seorang militer berpangkat


brigjen ini mengemban tugas mengembalikan fungsi
perguruan tinggi di Jawa Timur selama terjadi
kekacauan politik saat itu. Selain sebagai Ketua
Presidium Universitas Brawijaya, dia juga menjadi
Koordinator PTN se Jawa Timur, Pejabat Rektor Unair,
Ketua Presidium IKIP Malang, dan Ketua Presidium IKIP
Surabaya.

Kolonel Moejadhi

Rektor tahun 1966-1969

Komandan Korem 083 Malang ini ditugaskan sebagai


Rektor Universitas Brawijaya dengan misi utama
menormalkan kehidupan kampus yang sedang
bergolak sebagai imbas situasi politik di luar kampus
pada saat itu. Setelah berhasil mengendalikan situasi,
H a l a m a n |61

dia mengakhiri tugasnya sebagai rektor, dan mendapat tugas belajar di SESKOAD.

Prof. Dr. Ir. Moeljadi Banoewidjojo


Rektor tahun 1969-1973
Lahir di Ponorogo, November 1924, wafat 7
November 1990
Banyak hal telah dilakukan guru besar Fakultas
Pertanian (FP) ini selama karirnya sebagai rektor,
antara lain pengadaan tenaga dosen maupun staf
administrasi dalam jumlah besar, serta sangat
berperan dalam proses pembebasan dan perluasan
tanah Kampus Dinoyo secara bertahap.

Prof. Darji Darmodiharjo, SH

Rektor tahun 1973-1979

Lahir di Blora, 5 Maret 1920

Sarjana hukum alumni Fakultas Hukum dan


Pengetahuan Masyarakat Universitas Brawijaya yang
berpangkat Kolonel TNI AD ini saat menjabat Rektor,
antara lain menetapkan singkatan “Unibraw” sebagai
pengganti “Unbra”, menjadikan Kampus Dinoyo
sebagai kampus utama dengan memindahkan Kantor
Pusat dari Jalan Guntur dan gedung kuliah dari
kawasan Kotalama ke Kampus Dinoyo. Sebelum habis
masa jabatannya selaku rektor, Prof Darji diangkat
sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
H a l a m a n |62

Prof. Dr. Harsono, SE

Rektor tahun 1979-1987

Lahir di Surabaya, 8 September 1939, wafat 3 Juni 1999

Guru besar Fakultas Ekonomi ini sewaktu menjadi rektor


berperan besar dalam pembebasan tanah untuk
Kampus Dinoyo dan pembangunan fasilitas fisik berupa
gedung-gedung, antara lain gedung Kantor Pusat (lama),
Perpustakaan Pusat, Asrama Mahasiswa, gedung Kuliah
Bersama, gedung-gedung laboratorium Biologi, Fisika,
Kimia, dan Komputer, gedung serbaguna Sasana
Samanta Krida, kompleks Politeknik, dan gedung-gedung
lain di Kampus Dinoyo.

Prof. Drs. Zainal Arifin Achmady, MPA


Rektor tahun 1987-1993
Lahir di Jember, 10 September 1940
Guru besar Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) ini sangat
berdisiplin. Saat menjadi Rektor, terselenggara
Simposium Nasional Cendekiawan Muslim Indonesia di
Kampus Universitas Brawijaya yang berujung pada
pembentukan Ikatan Cendekiawan Muslim se Indonesia
(ICMI). Selain itu banyak pembangunan fasilitas
pembangunan fisik seperti gedung Rektorat berlantai 8
dan gedung Widyaloka. Prof ZA Achmady diangkat
sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 1993 sebelum masa
jabatannya berakhir.

Prof. Drs. H.M. Hasyim Baisoeni


Rektor tahun 1994-1998
Lahir di Pamekasan, 15 April 1937
Guru besar Fakultas Teknik (FT) UB yang selama masa
jabatannya banyak mendorong dosen untuk studi
lanjut dan banyaknya dosen yang berhasil menjadi
Guru Besar, dibentuknya Pembantu Rektor IV bidang
Perencanaan dan Kerjasama, dibentuknya BAPSI (Biro
H a l a m a n |63

Administrasi dan Sistem Informasi), dan mulai diresmikan penggunaan website resmi UB
dan aplikasi SIMPT terpadu

Prof. Dr. Eka Afnan Troena, SE


Rektor tahun 1998-2002
Lahir di Sidoarjo, 12 Agustus 1942
Guru besar Fakultas Ekonomi (FE) ini pada masa
kepemimpinannya mulai menerima mahasiswa asing
asal Malaysia, dimulainya era jaringan serat optik
untuk pengembangan teknologi informasi (TI) di
kampus dan pelaksanaan distance learning
bekerjasama dengan Keio University. Jepang, serta
memulai program pemberian beasiswa studi lanjut bagi
staf administrasi.

Prof. Dr. Ir. Bambang Guritno


Rektor tahun 2002-2006
Lahir di Surabaya, 7 Juni 1945
Guru besar Fakultas Pertanian yang terpilih
menjadi rektor secara demokratis di era reformasi
ini mencanangkan visi menjadikan Universitas
Brawijaya sebagai perguruan tinggi terkemuka
melewati batas wilayah nasional, melakukan
persiapan-persiapan untuk menjadi perguruan
tinggi otonom, mengupayakan peningkatan
kualitas dosen melalui studi lanjut, memperluas
kerjasama luar negeri, mengadakan penataan
jenjang karir staf administrasi, merintis pemberian
subsidi biaya perjalanan haji bagi karyawan, serta menempatkan perencanaan sebagai
dasar penetapan program dan kegiatan Universitas Brawijaya.
H a l a m a n |64

Prof. Dr. Ir. Yogi Sugito


Rektor tahun 2006-sekarang
Lahir di Tulungagung, 10 Juni 1951
Dalam masa kepemimpinan guru besar Fakultas
Pertanian ini, Universitas Brawijaya diarahkan untuk
menjadi entrepreneurial university yang bertaraf
internasional, dibuat logo Universitas Brawijaya, mulai
diperkenalkan singkatan “UB” menggantikan
“Unibraw”, diberlakukan SPP proporsional bagi
mahasiswa baru, dibangun gedung Pusat Bisnis,
gedung kuliah Fakultas Ekonomi, gedung Pusat
Pendidikan Fakultas Kedokteran, dan tugu, dan
pembentukan Laboratorium Sentral Ilmu Hayati. Rektor
ini sangat memperhatikan keindahan, keamanan, dan kenyamanan kampus.
H a l a m a n |65

VIII. PIMPINAN MAHASISWA DARI MASA


KE MASA
Selama 45 Tahun Perjalanan UB
Marsudi Fandinegara
Ketua Dewan Mahasiswa (Dema) pertama UB. Terpilih mulai tahun
1962 (sebelum UB dinegerikan)
Marsudi adalah sosok pimpinan mahasiswa yang sangat tinggi
komitmennya untuk penegerian UB. Bersama unsur Yayasan dan
unsur dosen, Marsudi diminta sebagai jurubicara oleh Rektor untuk
melobi Menko Kesra di Jakarta dalam rangka penegerian UB. Alih
fungsi gedung Machung di Jl. Cenderawasih menjadi ruang kuliah UB
waktu itu merupakan salah satu perannya.

Mohammad Amin
Ketua Umum Dewan Mahasiswa 1967-1969
Lahir di Pasuruan 11 Oktober 1934, wafat di Malang 16 Maret
2006 Amin sangat berperan dalam meredam gejolak politik dalam
kampus akibat ekses terjadinya gerakan mahasiswa secara
nasional tahun 1966. Amin berhasil mengadakan konsolidasi
organisasi, sehingga tersusun AD-ART pemerintahan mahasiswa
yang diberi nama KMUB (Keluarga Mahasiswa Universitas
Brawijaya). Dewan Mahasiswa UB di wakili oleh Amin juga
berkiprah di tingkat internasional dengan mengikuti kongres
organisasi mahasiswa se Asia Tenggara (ASEAUS).

Agil H. Ali
Ketua Umum Dewan Mahasiswa 1969-1970
Lahir di Tondano Sulawesi Utara, 1 Juli 1944, wafat di Surabaya 11
November 2007. Selain selaku Ketua Dewan Mahasiswa, ia sempat
menjadi Direktur Program Perhimpunan Mahasiswa Asia Tenggara
(ASEAUS). Agil tahun 1970 juga berinisiatif menidirikan surat kabar
Mingguan Mahasiswa yang cukup disegani di Jawa Timur. Ketua
Dewan Mahasiswa yang satu ini dikenal suka melontarkan jargon-
jargon, misalnya: “student today, leader tomorrow....”
H a l a m a n |66

Abdul Aziz Hoesein


Ketua Umum Dewan Mahasiswa 1970-1971
Lahir di Bondowoso, 27 Desember 1946. Karyanya antara lain
mengadakan pemilihan model desain jaket yang hasilnya digunakan
sebagai jaket resmi mahasiswa UB sampai saat ini menggantikan jaket
warna fakultas yang sangat dibanggakan mahasiswa saat itu, serta
peran aktif Aziz sebagai ketua Dewan Mahasiswa UB dalam Kongres
Nasional Mahasiswa Indonesia di Bogor tahun 1970 dalam rangka
mewujudkan ide pembentukan National Union of Student (NUS) atau
Organisasi Dewan-Dewan Mahasiswa.

Achmad Fauzi DH
Ketua Umum Dewan Mahasiswa 1971-1972
Lahir di Jember 15 Agustus 1945. Fauzi banyak melakukan kegiatan-
kegiatan baru dalam organisasi kemahasiswaan, misalnya upacara
pembukaan Posma di luar Kampus dengan inspektur upacara Danrem
803, mendatangkan ketua MPRS Jenderal A.H. Nasution, dan
menggelar pelatihan kepemimpinan bagi semua pengurus Dewan
dan Senat Mahasiswa se UB yang kemudian menjadi model pelatihan
serupa di tingkat nasional.

Badaruddin
Ketua Umum Dewan Mahasiswa 1972-1973
Lahir di Puruk Cahu, Kalimantan Tengah, 3 Mei 1944, wafat 11 Mei 2006
di Muarateweh. Di masa kepemimpinannya, tidak ada gejolak
mahasiswa yang luar biasa. Motonya yaitu: “Berpikir besar, mulai dari
kecil dan lakukan sekarang juga”. Sebelum menjabat Ketua Umum
Dewan Mahasiswa, Badaruddin menjadi Ketua Umum Senat Mahasiswa Fakultas
Pertanian (1970-1971), dan pengurus Ikatan Mahasiswa Pertanian Indonesia (IMPI).

Zainul Arifin
Ketua Umum Dewan Mahasiswa 1974-1975
Lahir di Malang, 10 April 1949. Zainul berhasil menyelenggarakan
PORSAF (Pekan Olah raga dan Seni Antar Fakultas) untuk
pertamakalinya di UB, yang dimaksudkan sebagai wujud nyata dari
semangat University pride tanpa meninggalkan kebanggaan pada
fakultas masing-masing. Terbukti kemudian, grup folk song UB yang
merupakan gabungan personel dari grup-grup fakultas memenangkan
H a l a m a n |67

Lomba Folk Song se Jawa Timur.

Taufiq R. Khafidz
Ketua Umum Dewan Mahasiswa 1975-1976
Lahir di Jombang, 13 Nopember 1948. Wafat di Malang tahun 1988.
Pada masa kepemimpinan-nya, banyak unit aktivitas mahasiswa
dilegalisasikan, mulai bidang olahraga, pecinta alam, beladiri, bidang
seni sampai Pers Mahasiswa. Diselenggarakan pula PORSIF (Pekan
Olah Raga dan Seni Intra Fakultas), coaching pers mahasiswa se UB,
terbentuknya Bursa Mini Mahasiswa yang kelak berkembang menjadi
Koperasi Mahasiswa (KOPMA) dan pasukan inti mahasiswa sebagai
embrio Resimen Mahasiswa.

Syukur Nuralam
Ketua Umum Dewan Mahasiswa 1976-1977
Lahir di Praya, Lombok Tengah, NTB, 15 Nopember 1951. Pada era
kepemimpinannya, dilakukan pengiriman tim mahasiswa ke Bali untuk
membantu bencana gempa, Dewan aktif dalam kegiatan kemah kerja
mahasiswa dan latihan kepemimpinan mahasiswa tingkat nasional.
Dewan aktif membantu penyelenggaraan “M” Brawijaya Kart Race I
bekerjasama dengan HM Mesin UB juga dan dilakukan pembentukan
Satuan Mahasiswa yang merupakan bagian dari Resimen Mahasiswa
Jawa Timur.

Samsul Islam
Ketua Umum Dewan Mahasiswa 1977-1978
Lahir di Malang, 24 Juli 1948. Pada masa kepemimpinannya, terjadi
pembekuan segala aktivitas kemahasiswaan dan diganti dengan konsep
normalisasi kehidupan kampus (NKK) oleh Menteri Pendidikan Nasional.
Konsep yang mengharuskan semua kegiatan kemahasiswaan harus
seijin Rektor itu ditolak oleh hampir seluruh Dewan Mahasiswa,
termasuk UB. Demo terjadi di mana-mana. Salah satu akibatnya, Samsul
Islam harus mendekam di tahanan Kodim selama beberapa bulan.

Periode 1978-1988

Periode 1978-1988 merupakan masa penerapan NKK-BKK (normalisasi kehidupan


Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan) yang paling ketat, dimana aktifitas mahasiswa
sangat ditekan oleh pemerintah orde baru, sehingga pimpinan mahasiswa tingkat
H a l a m a n |68

Universitas Brawijaya tidak ada karena dilarang oleh pemerintah,


lembaga kemahasiswaan hanya ada ditingkat Fakultas. Namun pada
masa itu mahasiswa Universitas Brawijaya tidak mengurangi
kreatifitasnya. Hampir semua Unit-unit aktifitas Mahasiswa yang pada
hari ini ada, sebagian besar berdiri pada masa itu, contohnya Unitas-
unitas penalaran seperti FORDIMAPELAR, Unitas-unitas minat seperti
olahraga dan kesenian, serta unit-unit kesejahteraan mahasiswa.
Para aktifis mahasiswa brawijaya banyak yang menjadi pimpinan
ISMS (Ikatan senat mahasiswa sejenis) seperti, ISMAHI (ikatan Senat
Mahasiswa Hukum Indonesia), ISMAPETI (Ikatan Senat Mahasiswa
Perternakan Indonesia), ISMEI (Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia), ISMKI (Ikatan
Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia), KOPMA dll. Pada tahun 1985 KOPMA Universitas
Brawijaya mendapat penghargaan sebagai KOPMA terbaik di Indonesia, IMPALA
melakukan ekspedisi-ekspedisi international ke puncak Cartens. Bahkan dari beberapa
catatan sejarah kegiatan kemahasiswaan di Universitas Brawijaya menghasilkan tokoh-
tokoh mahasiswa yang cukup menonjol seperti almarhum “Munir Thalib” tokoh KONTRAS
yaitu tokoh pejuang HAM yang diakui perannya baik pada tingkat nasional maupun
internasional juga lahir dan dibesarkan pada Era puncak kekuasaan NKK/BKK, beliau
pernah menjadi Ketua Umum Senat Mahasiswa FH Universitas Brawijaya periode 1987.

Surya Anoraga
Ketua Senat Mahasiswa UB 1988-1989.
Lahir di Malang, 13 Desember 1963. Pada saat kepemimpinannya,
NKK/BKK diberlakukan dan telah memasung berbagai aktivitas
kreatif mahasiswa kecuali berbagai rutinitas kegiatan kampus. Hanya
UB dan UGM yang mempunyai bentuk eksekutif mahasiswa.
Walaupun demikian, pada periode kepemimpinannya terselenggara
Lokakarya di kampus UB tentang Kebijaksanaan Otonomi Daerah
dan Pedesaan yang terjadi jauh sebelum kebijakan otonomi daerah
diberlakukan.

Tatok Sugiarto
Ketua Senat Mahasiswa UB 1990-1991.
Lahir di Madiun, 14 Desember 1968. Dalam masa
kepemimpinannya, terjadi peristiwa kelahiran Ikatan Cendekiawan
Muslim Indonesia (ICMI) di kampus UB yang proses awalnya
dimotori oleh beberapa orang mahasiswa UB. Selain itu, Ketua
Senat ini merasa berkesan saat berhasil melaksanakan OPSPEK di
tingkat Universitas.
H a l a m a n |69

Andi Subiakto
Ketua Senat Mahasiswa UB 1992-1993.
Lahir di Mojokerto, 14 Agustus 1969. Semasa kepemimpinannya, Senat
mahasiswa UB banyak mengkritisi kebijakan pemerintah yang kurang
berpihak kepada rakyat, mengadakan simposium nasional yang
membahas peranan pemuda dan mahasiswa dalam pembangunan, dan
berperan dalam menggalakkan kegiatan lomba ilmiah mahasiswa baik
yang berskala regional maupun nasional.

Wignyo Adiyoso
Ketua Senat Mahasiswa UB 1993-1994

Lahir di Nganjuk 7 Mei 1969. Satu-satunya ketua senat yang sudah


terpilih dan dibatalkan oleh PR III, dan terpilih lagi melalui proses
pemilihan ulang. Juga, Ketua senat yang semasa kepengurusannya
mengadakan Musyawarah Besar Mahasiswa Universitas Brawijaya di luar
kampus. Pemikiran dan tindakan ketua senat ini cukup kritis sehingga
hubungannya menjadi kurang harmonis dengan pimpinan universitas.

Luthfi Ashari
Ketua Senat Mahasiswa UB 1995-1996
Lahir di Bojonegoro, 1 Oktober 1970. Banyak sekali prestasi yang dicapai
oleh para mahasiswa selama masa kepemimpinannya di SMUB, di
antaranya adalah pencapaian Juara Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional
(PIMNAS) di ITB (1994) dan UGM (1995). Luthfi adalah salah satu dari
mahasiswa UB yang memperoleh Singapore International Foundation
tahun 1997.

Deni Hariatna
Ketua Senat mahasiswa UB 1996-1997
Lahir di Jakarta, 15 September 1973. Saat kepemimpinannya lebih
banyak atau tepatnya terpaksa pikiran dan tenaga harus dicurahkan
demi pembenahan internal. Saat itu berhembus angin perubahan
struktur organisasi kemahasiswaan tingkat universitas. Wacana tentang
bentuk organisasi mahasiswa UB yang lebih layak dan mapan sudah
mulai dimatangkan.
H a l a m a n |70

M. Rifqy
Ketua Senat Mahasiswa UB 1997-1998
Lahir di Sidoarjo, 15 September 1972. Agenda utama selama
kepemimpinannya adalah melakukan perubahan konstitusi senat
mahasiswa kepada organisasi baru yang lebih independen dan
demokratis. Tim internal dibentuk dengan tugas menyusun draft
perubahan kelembagaan yang mengkombinasikan hasil survei terhadap
mahasiswa UB dan hsil studi banding di empat universitas terkemuka lainnya. Sayangnya,
hasil kerja tim ini ternyata kurang didukung oleh lembaga kemahasiswaan lainnya di UB.

Widya Nugraha

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UB 200-2001

Lahir di Yogyakarta, 22 Nopember 1976. Pada masa kepemimpinanya


diadakan Parade Budaya di UB yang kemudian menjadi salah satu event
penting. Selain banyak mengkritisi pemerintah, terutama masalah Dwi
Fungsi ABRI yang saat itu masih berlaku, Ketua BEM ini berhasil
menghidupkan kembali pekan olah raga mahasiswa yang telah lama
terhenti, serta membangun jaringan antar kampus se Malang.

Muhammad Fadhli
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UB 2001-2002

Lahir di Padang Pariaman, 11 September 1978. Pada masa


kepemimpinannya, cukup banyak kemajuan dan pengembangan
kesejahteraan mahasiswa yang terealisasikan. Salah satu bukti nyata
adalah hadirnya investor internasional (internet profider) yang berani
menanamkan bisnisnya di UB (perpustakaan) dalam bentuk layanan
akses internet bagi mahasiswa yang saat itu masih langka.

Budi Narotama
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UB 2002-2003
Lahir di Magetan 8 Nopember 1978. Semasa kepemimpinannya, BEM
tidak mendapatkan dana dari UB karena tidak diakui oleh PR III dan
diboikot oleh beberapa fakultas. Namun, BEM berhasil banyak
mengadakan kegiatan untuk kepentingan mahasiswa dari dana sponsor,
diantaranya seminar-seminar, training-training advokasi, training
jurnalistik TV, bahkan sempat mengadakan seminar pada tingkat nasional
dengan tema ”Perbandingan Bank Syariah dan Bank Kovensional”.
H a l a m a n |71

Zany Pria Romadudin


Presiden Mahasiswa 2003-2004
Lahir di Kediri, 10 Agustus 1980. Zany berhasil menata bangunan
LKM UB yang sempat vakum selama 2 tahun, ditandai dengan
semakin maraknya kegiatan-kegiatan kampus baik kegiatan berskala
tingkat kampus, tingkat lokal Malang, regional Jawa Timur, bahkan
tingkat nasional.

Trio Aguspurworo
Presiden Mahasiswa 2004-2005
Lahir di Deli Serdang, 8 Agustus 1981. Pada masa pemerintahannya,
eksistensi EMUB semakin kuat mengakar baik didalam kampus terlebih
di luar kampus. Salah satu yang berhasil dilakukan adalah menggalang
kekuatan untuk menentang berdirinya salah satu pusat berbelanjaan
terbesar dikota Malang yang berada di tengah-tengah area
pendidikan, walaupun akhirnya pusat perbelanjaan itu tetap dibangun.

Agung Pamujianto
Presiden Mahasiswa 2005-2006
Lahir di Sragen, Agung semasa menjadi presiden mahasiswa berhasil
menghimpun seluruh aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa
Se_indonesia di UB untuk membentuk Forum Gerakan bersama anti
Korupsi. Forum ini telah melahirkan berbagai macam Rekomendasi
gerakan Mahasiswa untuk di Implementasikan pada tiap-tiap daerah.

Dede Suparjo
Presiden Mahasiswa 2006-2008.
Lahir di Bandar Lampung 27 September 1983. Pada masa
pemerintahannya,terbangun hubungan yang harmonis antar
lembaga baik dengan fakultas maupun unitas dalam menyikapi
setiap kebijakan rektorat. Dengan tema besar yang dibawanya yaitu
“Peduli & Terpercaya”, menyiratkan harapan kepada mahasiswa
untuk mampu melihat secara lebih jernih realitas kehidupan di
sekitarnya.
H a l a m a n |72

IX. ORGANISASI PENUNJANG


1. Hubungan Masyarakat
Hubungan Masyarakat (Humas) Universitas Brawijaya berstatus nonstruktural yang secara
operasional bertanggung jawab langsung kepada Rektor dengan tugas: menciptakan
suasana harmonis di lingkungan internal maupun eksternal dengan mewujudkan
pengertian publik, kepercayaan publik, dukungan (support) publik, dan
kerjasama/partisipasi publik, sehingga Universitas Brawijaya mampu melaksanakan
misinya untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Humas Universitas Brawijaya mempunyai dua fungsi
utama, yaitu: fungsi publikasi/promosi, dan dokumentasi.
Publikasi/promosi. Fungsi ini meliputi: penyebaran informasi mengenai segala kegiatan
Universitas Brawijaya, baik ke dalam maupun ke luar, khususnya yang menyangkut
pelaksanaan tridharma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat), sehingga tercipta opini publik maupun citra positif terhadap Universitas
Brawijaya.
Dokumentasi. Fungsi ini meliputi: pengumpulan semua data mengenai Universitas
Brawijaya, baik yang berasal dari lingkungan internal maupun eksternal, guna diolah
menjadi informasi yang dapat dipergunakan untuk pengambilan keputusan/pembuatan
kebijakan Pimpinan Universitas Brawijaya.
Humas Universitas Brawijaya berkembang sejalan dengan perkembangan Universitas
Brawijaya itu sendiri. Fungsi humas sudah ada sejak Universitas Brawijaya berdiri,
meskipun tidak secara tegas tercantum dalam struktur organisasi Universitas Brawijaya.
Fungsi tersebut pada awalnya dijalankan oleh staf yang ditunjuk Rektor untuk
melaksanakan pekerjaan kehumasan, dengan sebutan Kepala Humas Universitas
Brawijaya. Kepala Humas Universitas Brawijaya yang pertama adalah seorang dosen dari
Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan (sekarang Fakultas Peternakan), yaitu Drh.
Soesanto Prijosepoetro (1968-1972). Periode berikutnya, Kepala Humas UB juga dijabat
oleh seorang dosen dari Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan (FKK, sekarang
Fakultas Ilmu Administrasi) Drs. Djanalis Djanaid (1972-1989). Kemudian Kepala Humas
dijabat oleh seorang staf administratif, Moehaimien Abbas SH (1989-2000). Selanjutnya
Kepala Humas UB adalah Ir. Retno Suntari MS, seorang staf pengajar (dosen) dari Jurusan
Ilmu Tanah pada Fakultas Pertanian (2000-2003). Pada saat ini (sejak Maret 2003), Kepala
Humas dijabat oleh Farid Atmadiwirya (diangkat berdasarkan Keputusan Rektor nomor
051/SK/2003), seorang staf administrasi yang kariernya juga berawal dari Humas
Universitas Brawijaya (1972).
Ada dua divisi sesuai dengan fungsi pokok yang diemban Humas, yaitu Divisi
Publikasi/Promosi, dan Divisi Dokumentasi.
Divisi Publikasi/Promosi mengelola beberapa kegiatan yang bersifat publikasi/promosi, di
antaranya:
H a l a m a n |73

a. Menerbitkan Buletin
PRASETYA sejak 1991,
seminggu sekali, dengan
tiras sebanyak 1000
eksemplar, berisi berita-
berita mengenai kegiatan
seluruh unit yang ada di
Universitas Brawijaya,
yang meliputi kegiatan
pimpinan universitas dan
fakultas, lembaga, UPT,
biro, laboratorium, unit
aktivitas mahasiswa, dan
lain-lain. Buletin ini
beredar untuk kalangan internal Universitas Brawijaya.
b. Selain dalam versi cetak, bekerja sama dengan UPPTI, Humas juga menerbitkan
PRASETYA dalam versi online di internet sejak 1996. PRASETYA Online dapat diakses
pada alamat (website) http://prasetya.brawijaya.ac.id. Versi internet ini di-update
setiap saat.
c. Menerbitkan MIMBAR Koran Kampus Universitas Brawijaya sejak 1970. Koran
berukuran tabloid ini terbit setiap bulan sekali. Selain berisi berita tentang kegiatan
seluruh unit Universitas Brawijaya, juga berisi reportase, feature, dan artikel-artikel
ilmiah populer yang ditulis oleh seluruh sivitas akademika, editorial yang berisi opini
redaktur tentang isu-isu hangat, pojok yang berisi komentar/sindiran halus mengenai
berbagai hal. Koran ini selain ditangani oleh staf Humas, juga melibatkan para
mahasiswa, khususnya yang tergabung dalam Unit Aktivitas Pers Kampus. Koran ini
pun beredar di kalangan internal, meskipun tidak menutup kalangan eksternal juga
mendapatkannya melalui nomor-nomor pertukaran.
d. Mengadakan konferensi pers, mengundang wartawan untuk mendapatkan informasi
hangat dari narasumber yang diundang khusus oleh Humas. Topik yang dibahas
sangat bervariasi, mulai dari politik, ekonomi, sosial, teknologi, pertanian hingga
masalah agama. Forum ini biasanya dimanfaatkan oleh para guru besar Universitas
Brawijaya untuk menyampaikan pendapatnya mengenai sesuatu hal yang hangat di
masyarakat. Selain itu juga untuk menyebarluaskan hasil-hasil penelitian baik yang
dilakukan oleh tenaga dosen maupun mahasiswa dalam rangka penyusunan karya
tulis ilmiah untuk menghadapi lomba karya tulis mahasiswa tingkat regional maupun
nasional.
e. Menerbitkan press release (siaran pers) untuk disampaikan kepada media cetak
maupun elektronik agar dapat disiarkan melalui media mereka. Informasi yang
disiarkan dapat berasal dari kalangan mahasiswa, atau unit-unit lain yang ada di
Universitas Brawijaya, seperti informasi tentang pendaftaran mahasiswa baru,
tentang kegiatan unit aktivitas mahasiswa, tentang penelitian, kerjasama, dan lain-
lain.
H a l a m a n |74

f. Menerbitkan booklet, leaflet, brosur maupun bahan informasi lain tentang


Universitas Brawijaya untuk konsumsi eksternal baik di dalam maupun di luar negeri
dalam rangka memperkenalkan/promosi Universitas Brawijaya ke luar.
Divisi Dokumentasi mengelola kegiatan yang bersifat dokumentasi, di antaranya:
a. Merekam semua kegiatan pimpinan dalam bentuk foto atau media yang lain (kaset,
VCD, DVD), seperti wisuda, pengukuhan, pelantikan, kunjungan, peninjauan,
peresmian, pembukaan seminar, penandatanganan kerjasama, dll.
b. Mengumpulkan informasi yang disiarkan pers/media dalam bentuk clipping,
membukukan, dan menyampaikannya kepada pimpinan sebagai masukan/umpan
balik masyarakat terhadap Universitas Brawijaya.
c. Menghimpun informasi-informasi dalam bentuk leaflet, buku, tabel, bagan, gambar,
dan foto untuk disusun sebagai bahan presentasi pimpinan.
Selain menjalankan kedua fungsi itu (publikasi/promosi dan dokumentasi), Humas –
khususnya MIMBAR Koran Kampus -- juga merupakan ajang bagi staf maupun mahasiswa
untuk berlatih diri dalam mengembangkan ketrampilan jurnalistik/kehumasan. Beberapa
pelatihan maupun kegiatan lain pernah digelar, baik secara mandiri maupun kerjasama
dengan instansi lain, misalnya Coaching Pers kerjasama dengan Dewan Mahasiswa
(September 1975), Lokakarya Pola Pendidikan dan Pengembangan Pers
Kampus/Mahasiswa se Indonesia kerjasama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
(Februari 1977), Pendidikan Pers Mahasiswa kerjasama dengan Badan Koordinasi
Kemahasiswaan (Februari 1980), pertemuan Forum Komunikasi Humas Perguruan Tinggi
Malang Raya (April 2005), “On-Campus Journalisme Workshop” kerjasama dengan koran
Indo Pos (November 2007), diskusi antarmahasiswa tiga perguruan tinggi sebagai upaya
untuk mendapatkan gambaran tentang profil mahasiswa, terkait rencana penerbitan
halaman khusus kampus sebagai bagian dari Harian SURYA (Desember 2007).
Beberapa prestasi Humas yang patut dicatat sepanjang perjalanan sejarah, di antaranya:
1. Menjadi fasilitator dan motivator penyelenggaraan Sarasehan Kebudayaan
(November 1973) yang menghasikan kesepakatan untuk membentuk Dewan
Kesenian Malang.
2. Menyelenggarakan Lokakarya Pola Pendidikan dan Pengembangan Pers
Kampus/Mahasiswa se Indonesia, Februari 1977, diikuti 45 perguruan tinggi se
Indonesia. Lokakarya ini berhasil merumuskan pola pembinaan pers kampus yang
pada gilirannya dijadikan pegangan dalam membina dan mengembangkan
penerbitan pers di lingkungan perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
H a l a m a n |75

2. Mendapatkan penghargaan sebagai Juara II kategori website non BUMN dalam


Lomba Anugerah Media Humas 2006 bagi PRASETYA Online, media informasi dan
komunikasi yang disiarkan melalui website prasetya.brawijaya.ac.id. Dalam lomba
diselenggarakan Badan Koordinasi Kehumasan Pemerintah (Bakohumas) Pusat untuk
tahun berikutnya, 2007, Humas meraih penghargaan untuk tiga kategori, yakni Profil
Lembaga Audio Visual PTN (Juara III) dan kategori Leaflet PTN (Juara III), dan website
non BUMN (Juara Harapan I).

2. KORPRI
Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) Universitas Brawijaya berdiri sejak tahun
1972. Pengurus KORPRI Universitas Brawijaya diangkat dengan SK Rektor Nomor
1125/UM.5/26.72, tanggal 1 Juni 1972, dan dikukuhkan dengan SK Pengurus KORPRI Jawa
Timur No.62/KP/P/IX/1073 tanggal 21 September 1973
Dalam kiprahnya, KORPRI Universitas Brawijaya mengalami pasang surut, sesuai dengan
situasi dan kondisi yang melingkupinya.
Setelah mengalami stagnasi sekitar 15 tahun, dilantik pengurus baru KORPRI Universitas
Brawijaya pada tanggal 18 Januari 2006, dengan paradigma baru dengan visi dan misi yang
dapat dibanggakan, yakni: profesional, mandiri, terdepan dalam menjaga persatuan
bangsa, menyejahterakan, dan melindungi anggotanya.
Ada hal-hal tertentu yang patut dicatat dari organisasi non kedinasan ini.
(1) Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI), semula bernama Koperasi Pegawai
Negeri (KPN) Serba Usaha Universitas Brawijaya, adalah unit usaha KORPRI yang
resmi didirikan dan mulai beroperasi dengan SK Rektor No.023/SK/1975 dengan
modal awal dari universitas Rp 7 juta. Koperasi ini berkembang dengan pesat,
mengelola bidang usaha, toko simpan pinjam, tanah, rumah untuk karyawan.
Koperasi ini sempat mendapat penghargaan 3 kali sebagai Koperasi Teladan tingkat
Nasional.
(2) Unit KORPRI Universitas Brawijaya membentuk perkumpulan sepakbola PS Unibraw
82, 24 Februari 1982, menjadi anggota dan mengikuti kompetisi yang diadakan
secara teratur oleh Persatuan Sepak Bola Malang (Persema). Prestasi tertinggi
dicapai dalam putaran kompetisi tahun 2000-2001, menjadi runner up Divisi Utama
Persema. PS Unibraw 82 memiliki Sekolah Sepakbola Unibraw 82 (SSUB 82) yang
H a l a m a n |76

berdiri sejak 1986, dengan jumlah siswa rata-rata 300 orang per tahun, terdiri dari 3
kelompok umur: Pemula (8-10 tahun), Remaja Taruna (11-15 tahun), dan Junior (16-
18 tahun). Sekolah ini telah melahirkan banyak pemain muda berbakat yang kini
menjadi pemain inti Tim Nasional PSSI, ataupun tersebar di klub-klub Liga Sepakbola
Indonesia. Dapat disebutkan beberapa nama, misalnya Ahmad Bustomi (PSSI U-
23/Arema), Putra Habibie (Pupuk Kaltim), dan FX Januar (Arema).
(3) Sejak Maret 2006 Unit KORPRI
Universitas Brawijaya menerbitkan
majalah DINAMIKA, sebagai media
pengembangan sumberdaya manusia
dalam bidang managerial, kesehatan,
dan spiritual bagi para anggotanya.
Isinya berupa artikel-artikel, rubrik
tanya-jawab, kuis yang menyangkut
tiga bidang tersebut, serta berita-berita
singkat organisasi.
(4) Mulai dikembangkan soft skill para
anggotanya melalui berbagai ceramah,
lokakarya, dan pelatihan. Di antaranya adalah Refreshing Manajemen Pelayanan
Prima "Service Excellent" yang diadakan 8 Agustus 2007. Acara ini diikuti oleh
segenap pejabat struktural, mulai dari kepala biro, kepala bagian, hingga kepala
subbagian di lingkungan Universitas Brawijaya. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan para pejabat di lingkungan Universitas Brawijaya
dalam rangka paradigma baru KORPRI, sehingga diharapkan mampu mengubah citra
birokrasi yang telah melekat selama ini: “mempersulit yang mudah”, menjadi
“memudahkan yang sulit”. Selain itu, juga diselenggarakan ceramah populer ilmiah
dengan tema “Pencegahan Diabetes dan Komplikasinya dengan Pola Hidup Sehat”,
sebagai kegiatan bersama Unit KORPRI Universitas Brawijaya dan Persatuan Ahli
Diabetes Indonesia (Persadia) Cabang Malang.
H a l a m a n |77

(5) Memberikan penghargaan dan tali asih berupa sejumlah dana kepada para
pensiunan baru dalam acara silaturahmi. Dalam acara seperti itu ditekankan perlunya
manajemen stress pascapensiun. Sebab pada dasarnya, pensiun akan dialami oleh
setiap pegawai. Suatu hal yang wajar jika akan terjadi perubahan, dari yang biasa
sibuk menjadi tidak ada kegiatan sama sekali. Sedikit ataupun banyak, kondisi ini
akan berpengaruh terhadap kesehatan fisik maupun mental. Hal inilah yang
seringkali disebut dengan stress,
atau diistilahkan dengan post
power syndrom, yang bisa
menimbulkan penyakit fisik
maupun mental. Pada dasarnya,
pensiun adalah suatu hal yang
wajar. Cara menerima
kenyataan inilah yang harus
perlu diubah dengan jalan
memposisikan persepsi pada
kerangka yang benar dan sesuai.
Harapannya, agar perilaku kita
bisa menghasilkan sesuatu yang
positif serta bermanfaat bagi
orang lain. Sebab, pensiun
bukanlah sesuatu yang perlu
ditakuti namun dapat dijadikan refleksi, menambah peluang kegiatan sehingga bisa
lebih punya banyak waktu dalam belajar tentang pelbagai hal. Kondisi itulah yang
bisa digali untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai.

3. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)


Salah satu program KORPRI yang nyata untuk mewujudkan kesejahteraan karyawan
adalah Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI, dulu Koperasi Pegawai Negeri, KPN).
Koperasi ini berdiri berdasarkan badan hukum No. 148/BU/U/17- 69 tanggal 12 Februari
1969.
Pada awal berdirinya, anggota Koperasi Pegawai Negeri "Serba Usaha" Universitas
Brawijaya masih terbatas pada karyawan Kantor Pusat Universitas Brawijaya dengan
jumlah sekitar 150 orang. Kegiatannya meliputi usaha penyediaan kebutuhan bahan pokok
H a l a m a n |78

dan kebutuhan barang sehari-hari.


Prinsip sukarela dan terbuka tetap
menjadi pegangan dalam merekrut
anggota, terutama pada nasabah atau
anggota luar biasa yang berdasar
permohonan (aktif). Namun perlu
diketahui bahwa di sisi lain sistem
keanggotaan Koperasi Pegawai Negeri
"Serba Usaha" Universitas Brawijaya
menganut asas otomatis, artinya setiap
pegawai negeri atau calon pegawai
negeri yang terdaftar sebagai pegawai di
Universitas Brawijaya akan diterima
secara otomatis sebagai anggota Koperasi Pegawai Negeri "Serba Usaha" Universitas
Brawijaya setelah memenuhi syarat dan prosedur yang telah ditetapkan. Sesuai dengan
Anggaran Rumah Tangga Koperasi Pegawai Negeri "Serba Usaha" Universitas Brawijaya,
keanggotaan terdiri dari anggota biasa, anggota luar biasa, dan anggota kehormatan.
Sejak berdiri hingga sekarang, KPRI Universitas Brawijaya dipimpin oleh Ketua:
 Drs. Gandasufrihat (1969-1974);
 Drs. Harsono (1975-1980)
 Drs. Z.A. Achmady (1981-1983, 1984-1986, 1986-1989)
 Dra. Hj. Muryati (1990-1992, 1993-1995, 1996-1998)
 Herman Suryokumoro, S.H., M.S. (1999-2001)
 Ir. H. Salyo Sutrisno, M.S. (2002-2004)
Sementara yang bertindak selaku Kuasa Usaha/Manajer KPRI Universitas Brawijaya, secara
berturut-turut adalah:
 Drs. H. Said Gani (1975-1986)
 Drs. H. Imam Hardjanto, MBA (1986-1996)
 Drs. H. Ach. Murtadho H, Ak (1996-2002)
 Suparmiati S.Sos (2002-sekarang)

4. Dharma Wanita
Untuk melaksanakan pembinaan istri para pegawai di Universitas Brawijaya sejak tahun
1960 telah terbentuk wadah organisasi yang dinamai Ikatan Wanita Universitas Brawijaya
(IW Unbra). Organisasi ini pada tahun 1974 diintegrasikan ke dalam wadah resmi Ikatan
Dharma Wanita.

Ikatan Dharma Wanita Komisariat Unbraw dibentuk berdasarkan SK Rektor Unbra


No.58/SK/1974 tentang pembentukan Ikatan Dharkma Wanita (IDHATA) Komisariat
Unbra, yang mengacu pada Surat Menteri P dan K No.40220/MPK/1974 dan SK Menteri P
dan K No.0517/1969.
H a l a m a n |79

Pada tahun 1976, IDHATA meleburkan diri menjadi Dharma Wanita, sebuah organisasi
wanita untuk seluruh istri pegawai negri. Sesuai dengan AD/RT status dharma Wanita
Universitas Brawijaya sebagai unit kegiatan di bawah Dahrma Wanita TK I.

Pada tahun 2001, Dharma wanita berubah menjadi Dharma Wanita Persatuan. Perbedaan
yang mendasar dari perubahan ini, ketuanya tidak otomatis istri pimpinan organisasi,
tetapi dipilih secara demokratis. Perubahan ini menguntungkan cara kerja organisasi
karena tidak semua istri pejabat mempunyai waktu untuk mengurus organisasi.

Selama berdirinya Dharma wanita Universitas Brawijaya telah banyak melakukan kegiatan,
terutama di bidang pendidikan, ekonomi dan sosial budaya. Di bidang pendidikan, telah
didirikan Taman Kanak-kanan (TK) pada tahun 1980. Taman Kanak-Kanak ini kemudian
dihibahkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ke Kandep Diknas Kota Malang pada
tahun 1983, dan beralih nama menjadi Taman Kanak-Kanak Pembina.

Pada tahun 1986, didorong keinginan para pengurus Dharma Wanita UB, maka didirikan
Sekolah Dasar (SD), yang di dalam perjalanannya mampu meraih gelar Juara I hasil Ujian
Akhir Negara (UAN) Kota Malang pada tahun 1997.

Disusul oleh keinginan menampung lulusan SD yang dikelolanya, pada tahun 1997
didirikan SMP Dharma Wanita. Dan mulai tahun ajaran 2008/2009 dirintis pendirian SMA
model dengan nama SMA Brawijaya Samrt School yang diharapkan akan dapat bersaing di
tingkat internasional.

Di bidang peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi anggota, Dharma Wanita


mengadakan kursus-kursus ketrampilan, ceramah tentang manajemen dan kewanitaan,
kegiatan di bidang ekonomi yang dilakukan antara lain berupa pencaian dana yang tidak
bertentangan dengan AD/ART guna menunjang kelancaran organisasi. Sedangkan di
bidang sosial budaya, antara lain menyelenggarakan kegiatan keagamaan, lingkungan, dan
kesehatan bagi anggota.

5. Pusat Pembinaan Agama (PPA)


Pusat Pembinaan Agama (PPA) merupakan kelanjutan dari LEPPA (Lembaga Pembinaan
Pendidikan Agama) yang dikukuhkan dengan SK. Rektor No. 016/SK/1999 tanggal 22
Februari 1999.
Kegiatan keagamaan telah ada sejak Universitas Brawijaya berdiri, yang pelaksanaannya
dikoordinir oleh Panitia Hari-hari Besar Islam (PHBI) bidang keagamaan. Sehubungan
dengan semakin banyaknya kegiatan keagamaan (baik Islam maupun agama-agama lain)
maka pada tahun 1968 kegiatan pembinaan keagamaan diwadahi dalam organisasi
Lembaga Pembina Pendidikan Agama (LEPPA) melaui SK Rektor No. Kp.1323/Pend.4/68,
dengan rincian tugas: (1) Menciptakan dan mengkoordinir kuliah-kuiah pendidikan agama;
(2) Menyelenggarakan dan mengkoordinir kuliah-kuiah pendidikan agama; (3)
Mengkoordinir aktivitas keagamaan ekstra kurikuler di dalam kampus; (4)
Menyediakan/mengadakan prasarana-prasarana, antara lain: tenaga pengajar agama,
H a l a m a n |80

penceramah agama, buku-buku agama, dan mengadakan penelitian-penelitian


keagamaan.
Pada tahun 1975 lembaga ini mengadakan lokakarya memahami ajaran Islam yang
menghasilkan buku Kerangka Memahami Ajaran Islam. Konsep tersebut kemudian dipakai
oleh Departemen Agama.
Kegiatan lain yang menonjol adalah pada tahun 1979, LEPPA membuka program
pengkajian Islam yang diberi nama Program Studi Islam Universitas Brawijaya. Beberapa
tahun kemudian, kegiatan tersebut lebih difokuskan pada pembinaan keagamaan (Islam)
para mahasiswa, yang dikenal dengan istilah mentoring mahasiswa sejak tahun 1980.
Kegiatan tersebut pada giliran menghasilkan produk berupa para intelektual muda dengan
nafas keislaman yang kental dan berwawasan luas. Kegiatan mentoring ini kemudian
diperluas menjadi program tutorial yang dibimbing langsung oleh PPA.
Sejak berdiri sampai sekarang, lembaga ini dipimpin oleh:
 Drs. Mas’udy Hana (1973-1999)
 Dr. Thohir Luth, M.A. (1999-sekarang).

6. Masjid Raden Patah


Pembangunan Masjid Raden Patah diawali dengan kegiatan-kegiatan keagamaan yang
dilaksanakan oleh panitia hari-hari besar Islam. Masjid dibangun tahun 1979
dikembangkan dengan bantuan dari Yayasan Amal Bakti Pancasila. Peristiwa yang
menonjol dari Masjid Raden Patah adalah program mentor. Sebuah kegiatan diskusi
mingguan mahasiswa yang akhirnya mewujdukan simposium nasional tentang Islam.
Simposium ini kemudian membentuk Ikatan Cendekiawan Muslim (ICMI). Kegiatan lain
adalah seminar sistematika ajaran Islam, dengan Drs. Malik Fadjar sebagai Tim Perumus.
Hasil rumusan berupa sitematika ajaran Islam. Konsep ini kemudian dipakai oleh
Departemen Agama dan disebar ke seluruh Indonesia.Kegiatan lain adalah
megembangkan senibudaya Islam selama
bulan Romadhon selama 5 tahun.
Dalam pengembangan sumberdaya manusia
masjid Raden Patah menjadi rujukan
Univesitas se jawa dalam membina
kepemimpinan dan kewirausahaan di
kalangan remaja masjid.
Dalam rangka meningkatkan kesadaran
zakat,masjid Raden Patah membentuk Lakzis
yang donaturnya berasal dari mahasiswa. Saat
Peresmian Masjid Raden Patah sumbangan ini tercatat sekitar 600 mahasiswa aktif
Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila, oleh Wakil sebagai pemberi infak setiap bulan sebagai
Presiden RI Soedarmono
wujud meningkatkan kesadaran zakat. Saat ini
masjid Raden Patah sudah membuat rencana memperbesar masjid agar lebih luas, dan
dananya aka n didapat dari Arab Saudi.
H a l a m a n |81

7. Ikatan Alumni Universitas Brawijaya (IKA-UB)


Menyadari semakin banyaknya alumni UB, dan perannya di masyarakat, pada tahun 1979
dirintis usaha membentuk suatu wadah yang dapat mempersatukan alumni UB yang
tersebar di segenap penjuru tanah air. Saat itu, para alumni masih tergabung di masing-
masing fakultas dalam Korps Alumni. Sedangkan di tingkat universitas lebih bersifat
koordinatif.
Gagasan untuk membentuk suatu organisasi alumni yang menghimpun seluruh potensi
alumni Universitas Brawijaya dimotori antara lain oleh A. Masyhur Effendi, SH., Pembantu
Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas Brawijaya pada periode kepemimpinan Drs.
Harsono, sebagai Rektor Universitas Brawijaya, yang didukung oleh pengurus alumni di
fakultas-fakultas, yaitu Sukandir, SH (Fakultas Hukum); Usman Affandi, SE (Fakultas
Ekonomi); Drs. Moch. Ichsan (Fakultas llmu Administrasi); Dr. Ir. Wani Hadi Utomo
(Fakultas Pertanian); Ir. Idris H, Israil Yasin (Fakultas Peternakan); Ir. Suhardjono, MP,
Dipl.HE (Fakultas Teknik); dr. Bambang Paridjoto (Fakultas Kedokteran) dan Ir. M. Roedhie,
HM (Fakultas Perikanan).
Untuk membentuk organisasi Ikatan Alumni Universitas Brawijaya, maka dibentuk Panitia
Pengarah (Stering Committee) dan Panitia Pelaksana, yang terdiri dari utusan Ikatan
Alumni Fakultas dan unsur dari Kantor Pusat c.q Bidang Kemahasiswaan Universitas
Brawijaya (antara lain Drs. Achmad Fauzi Dh, Kabag Kemahasiswaan, A. Choliq Muslim,
SH., Ka. Sub. Bag. Kesejahteraan Mahasiswa, Drs. Suharyono dan Drs. Djanalis Djanaid).
Pada tangga 28-29 Agustus 1980 Universitas Brawijaya mengundang utusan dari Ikatan
Alumni Fakultas-fakultas dan utusan dari alumni di berbagai kota terutama di Jawa Timur,
dalam rangka penyelenggaraan
Musyawarah Nasional-I Ikatan Alumni
Universitas Brawijaya. Dalam Munas-I
tersebut disepakati membentuk Ikatan
Alumni Universitas Brawijaya, disingkat IKA
UB, pada hari Kamis 28 Agustus 1980, yang
sekaligus menetapkan Anggaran Dasar
(AD) dan Anggaran Rumah (ART).
Program kerja yang diutamakan, adalah
melakukan inventarisasi anggota alumni
konsolidasi organisasi, sosialisasi IKA
UB,dan pembangunan Gedung/Wisma
Alumni UB dan lain-lain. Dukungan pembangunan Gedung/Wisma Alumni UB terutama
diperoleh dari Drs. Z.A. Achmady, MPA (Rektor Universitas Brawijaya), berupa penyediaan
lahan seluas 4.000 m2 di sebelah utara
kantor BNI UB dan sebelah selatan Kantor
Pos.
Organisasi ini merupakan wadah dan bentuk
kerjasama Alumni Universitas Brawijaya,
yang bertujuan memajukan,
mengembangkan ilmunya untuk
kepentingan Alumni, Almamater, dalam
H a l a m a n |82

kerangka Pengembangan Nasional dan Kemanusiaan.

Untuk mencapai tujuan tersebut Ikatan Alumni Universitas Brawijaya melakukan usaha-
usaha menanamkan azas dan tujuan organisasi untuk diamalkan oleh anggota di dalam
pengabdiannya sesama alumni, almamater pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya.

Meneg PPDT Lukman Edi di Universitas Brawijaya


Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT),
Ir. HM Lukman Edi MSi, menghadiri Reuni Akbar Alumni Teknik Sipil, 19
Mei 2007, di Aula Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
Aula ini, menurut pengakuan sang menteri yang alumni Teknik Sipil
Unibraw tahun 1996, merupakan tempat yang paling mengesankan.
Karena di sinilah di tahun 1989, dia ditempa dalam ajang Ospek
sebagai mahasiswa baru Fakultas Teknik Unibraw.
Jepang Serius Rekrut Alumni Unibraw
Peluang kerja di Jepang
bagi lulusan Universitas
Brawijaya semakin terbuka
lebar. Hal itu terungkap
dalam pertemuan antara
Rektor Prof Yogi Sugito
dengan tamu dari Jepang
yang berlangsung Senin
(17 September 2007) di
Rektorat Universitas
Brawijaya. Tamu dari
Jepang itu adalah Presiden
Direktur Co-Net Co Ltd
Jepang Mr Miyashita, Mr
Suzuki, serta Mr Kikunaga juga dari Co-Net, Mr Nobuo Shudou, presiden direktur sebuah
perusahan pemrograman komputer Jepang Shudou Kousan serta Mr Katsunomi Takahashi
presiden direktur Cyber Wave, Mr Ito dari KDOI Jepang, dan Mr Ishiharada dari Kagoshima
University.
H a l a m a n |83

X. PUBLIKASI
1. Mimbar, koran kampus
Berbentuk tabloid, terbit setiap bulan sejak tahun 1971,
sebelumnya bernama Buletin Universitas Brawijaya yang
terbit mulai Oktober 1970. Mimbar, merupakan satu-
satunya koran yang terbit di kota Malang waktu itu dan
koran kampus di Indonesia yang tidak pernah berhenti
terbit selama hampir 4 dasa warsa ini. Sampai dengan
bulan Maret 2008 telah mencapai edisi ke-353. Mimbar
selain berisi kegiatan kampus, juga memuat aritkel-artikel ilmiah populer,reportase,
feature, inverstigative news, dan sebaginya. Pada tahun 1977, koran ini sempat jadi tuan
rumah Lokakarya nasional Pers Kampus se Indonesia yang diikuti 45 Universitas se
Indonesia. Lokakarya ini merumuskan Pola Pers Kampus yang sampai saat ini dipakai oleh
Pers kampus se-Indonesia.

2. Prasetya
Pertama kali diterbitkan tahun 1990, buletin yang terbit mingguan
ini, berisikan berita (spot news) kegiatan sivitas akademika,
dengan tujuan komunikasi informasi internal. Pada Juli 2006,
Prasetya memperoleh ISSN dengan Nomor register 1970-6428.
Sampai saat ini telah terbit sebanyak 491 nomor.

3. Prasetya Online
Sejak tahun 1996, selain dalam bentuk cetak,
buletin Prasetya juga dikemas dalam bentuk
Online. PRASETYA Online dapat diakses melalui
situs http://prasetya.brawijaya.ac.id. Tahun
2006, Prasetya online meraih juara tiga dalam
ajang Anugrah Media Humas yang
diselenggarakan Badan koordinasi Kehumasan
Pemerinta (Bakohumas). Tahun 2007, Prasetya
Online yang selama ini berbahasa Indonesia,
mulai dikemas dalam edisi bahasa Inggris.

4. Buku Tahunan
Diterbitkan secara berkala setiap akhir tahun berisi
laporan perkembangan dan kegiatan yang terjadi
selama satu tahun . Buku tahunan diterbitkan
pertama kalinya tahun 1973.
H a l a m a n |84

5. Buku Bunga Rampai


Buku Bunga Rampai ini disusun dari ringkasan pidato pengukuhan Guru Besar, untuk
mendokumentasikan dan mempublikasikan pemikiran-pemikiran para guru besar
Universitas Brawijaya. Dibuat secara periodik setahun sekai sejak tahun 1998 sampai pada
akhir tahun 2007, bunga rampai ini juga dipublikasikan secara online melalui website
www.brawijaya.ac.id.

6. Buku Pidato Ilmiah


Buku yang berisi orasi ilmiah dari doktor
baru Universitas Brawijaya, yang
disampaikan dalam rapat senat tebuka
dalam rangka dies natalis.

7. Buku Profil Guru Besar


dan Doktor
Merupakan buku yang berisi profil Guru
Besar dan Doktor, bidang keahlian yang
diasuh maupun penelitian-penelitian penting
yang dilakukan lima thuan terakhir. Selain dalam bentuk cetak juga dapat diakses melaui
website Universitas Brawijaya.

8. Buku Prospectus
Buku yang diterbitkan secara berkala pada setiap pergantian pimpinan di tingkat
universitas Brawijaya, berisi profil singkat tentang Universitas Brawijaya dan dibuat dalam
bahasa inggris. Prospectus merupakan pengembangan dari leaflet “Brawijaya in Brief”.

9. Brawijaya Dalam Angka


Buku yang diterbitkan secara berkala setiap tahun berisi perkembangan Universitas
Brawijaya dalam lima tahun terakhir yang dilaporkan dalam bentuk tabel-tabel baik yang
berkaitan dengan bidang pendidikan, peneltian, pengabdian kepada masyarakat,
anggaran,ketenagaan maupun kerumahtanggaan.

10. Buku Pedoman Pendidikan


Diterbitkan setiap tahun ajaran baru dan
dibagikan kepada mahasiswa baru guna
mempercepat penyebarluasan
informasi berkaitan dengan
penyelenggaraan Proses Belajar
Mengajar di Universitas Brawijaya.
H a l a m a n |85

11. Buku Panduan Probinmaba


Diterbitkan setiap tahun ajaran baru,
dibagikan kepada mahasiswa baru untuk
memberikan bekal, wawasan dan
pengetahuan mahasiswa baru tentang bidang
kemahasiswaan Universitas Brawijaya.

12. LAKIP
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
ini dibuat secara berkala pada akhir tahun,
merupakan laporan pertanggungjawaban kinerja
Universitas Brawijaya kepada Pemerintah, juga
menjadi dokumen penting dalam siklus
peencanaan, pemantauan dan umpan balik untuk
tahun berikutnya.

13. Media Karya Imiah


Media Karya Imiah (MKI), terbit sejak 1996, diterbitkan untuk mempublikasikan hasil-hasil
penelitian mahasiswa yang meraih pretasi dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI), Lomba
Karya Inovatif Produktif (LKIP), di tingkat wilayah maupun tingkat nasiona (PIMNAS).
H a l a m a n |86

XI. APA KATA MEREKA


Abdul Azis Hoesien
Perlu produk unggulan yang bisa menjadi kiblat.....

Perlu networking alumni

Saya adalah alumni yang ketika masuk menjadi mahasiswa baru


pada tahun 1967 keadaannya masih sangat jauh terbelakang
dibandingkan dengan keadaan sekarang. Tentu saja saya bangga
menjadi bagian dari sejarah pertumbuhan Universitas Brawijaya.
Saya pernah menjadi aktivis mahasiswa, kemudian menjadi staf
pengajar, menjadi bagian dari pembangunan kampus,
berkesempatan memimpin salah satu fakultas. Menurut saya
dilihat dari perkembangan sejak dilahirkan 1963, 45 tahun lalu,
cukup membanggakan. Namun demikian kita perlu tetap mawas
diri, mengejar peringkat kita maupun nasional.

Menurut pendapat saya, prestasi dan kiprah secara nasional sudah banyak dicatat. Dari
kampus ini lahir Ikatan Mahasiswa Teknologi Indonesia (IMTI) lewat Kongres Mahasiswa
Teknologi Indonesia pada tahun 1971, bukannya di ITB atau ITS yang waktu itu (dan
sampai sekarang) dianggap sebagai pusatnya pendidikan teknik di Indonesia. Dari kampus
ini juga lahir ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim se Indonesia) lewat suatu Simposium
Nasional Cendekian Muslim se Indonesia pada tahun 1991.

Sudah banyak dicatat prestasi dan betapa peringkat penelitian kita di Dikti sudah semakin
naik dsb. Tetapi tetap saja kita harus terus meningkatkan prestasi di tingkat nasional. Kita
perlu punya produk unggulan yang secara nasional bisa menjadi kiblat. Misalnya di bidang
pertanian. Bukankah kita sudah punya segudang profesor doktor di bidang pertanian? Tapi
adakah yang menonjol secara nasional? Misalnya di UB-lah pusatnya kalau orang mau
bertanam apel dari hulu sampai hilirnya, atau karena kita berada di kawasan yang banyak
pabrik gula, disinilah kalau ada orang mau mencari tahu soal tanaman tebu dsb.

Kiprah secara nasional juga perlu ditingkatkan dengan semakin “menjual” para intelektual
kita untuk berperan secara nasional. Universitas harus rajin menjual dosen2 kita yang
banyak yang berpotensi untuk turut menentukan kebijakan Negara. Kita punya Lukman
Edy di kabinet, Mukthie Fadjar di MK, Abdul Wahid di Depkumham, Kana Candra di Meneg
PDT, Syamsul Maarif di KPPU dsb. Jumlah itu masih perlu diperbanyak. Bagaimana
caranya? Networking harus diperluas oleh pimpinan yang sekarang, bekerjasama dengan
para alumni.

Menurut saya masih sangat banyak yang harus dilakukan agar visi itu tercapai. Semua
jurusan dan fakultas diperkenalkan kepada standar internasional, lalu diminta mengukur
H a l a m a n |87

apakah standar jurusan atau prodinya sudah mencapai standar internasional itu, kalau
belum, susunlah langkah atau program, kapan standar itu akan dicapai.

Pimpinan perlu mentargetkan agar semua prodi dan jurusan pada tahun tertentu harus
berakreditasi A. Banyak dosen kita yang menjadi asesor BAN PT. Manfaatkan mereka
untuk “menatar” pimpinan prodi dan jurusan, bagaimana mencapai akreditasi A tersebut.

Jadikan kampus kita sebagai kampus yang kelak akan dikenang baik oleh mahasiswanya.
Selain sarana prasarana yang harus sudah standar, perlu ada kafetaria yang bersih,
lingkungan juga yang bersih, toilet2 yang bersih dan mahasiswa yang juga saling
menghargai. Jadikan kehiduoan kampus sebagai acuan hidup mereka yang benar. Saya
lihat mahasiswa sekarang sudah sangat terpengaruh oleh budaya MTV yang kurang
hormat kepada para dosennya. Di Australia saja yang sudah sangat bebas dan maju,
mahasiswa masih sangat menghormati para dosennya.

Kita suka terjebak pada jargon-jargon yang seolah-olah dengan mencanangkan saja berarti
sudah akan tercapai. Menurut saya, sebelum keburu mencanangkan sesuatu harus
difikirkan persiapannya dan yang tidak kalah pentingnya adalah keberlangsungannya
(sustainability) nya. Setuju saja keinginan digantung setinggi langit, tapi mulailah dari yang
pasti bisa dikerjakan. Ada ungkapan think globally, act locally.

UB punya banyak orang pinter, let them think and act as best as possible for their campus
and for their nation.

Salam,

AZIS HOESEIN

azishs@yahoo.com

Dosen Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, mantan Direktur Pendidikan Guru dan
Tenaga Teknis Depdiknas, Mantan Deputi Meneg Pemberdayaan Perempuan, dan sekarang aktif sebagai
salah satu Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI),
H a l a m a n |88

Hastoeti Harsono
Secara umum perkembangan Universitas Brawijaya sangat
membanggakan, mengingat mulai dari tidak punya apa-apa
(gedung, fenaga tetap yang hanya 7 orang tahun1963) menjadi
universitas yang termasuk 3 besar daam peniaian website versi
Dikti.
Pembangunan fisik, peningkatan jumlah dan kualitas dosen,
pengembangan sistem pendidikan, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat yang dicapai saat ini patut dibanggakan.
Menjadi universitas dengan visi yang sudah ditetapkan,
insyaAllah dapat tercapai asaI punya wawasan luas dan strategi
jitu, yaitu sadar akan potensi yang dipunyai, tahu kekuatan di
luar kita, sadar akan kekurangan yang ada pada kita.
Kunci pemecahan masalah ke depan, menurut hemat saya, adalah: transparansi, policy
universitas harus jelas dan diketahui secara jelas dan sadar oleh sivitas akademika;
pemberian penghargaan kepada yang nyata-nyata ikut menaikkan kualitas universitas,
baik kepada tenaga fungsional, karyawan dan mahasiswa secara riil; pupuk selalu
kebersamaan, sehingga seluruh warga merasa memiliki universitas, ikut bangga akan
mempertahankan, dan secara loyal memperjuangkan cita-cita universitas.
Sekali Iagi, dengan transparansi/keterbukaan akan timbul kebersamaan, dan akan lebih
cepat menyelesaikan masalah secara profesional.
Disamping itu, kesejahteraan karyawan harus diperhatikan, agar dapat dengan tekun dan
sungguh-sungguh menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya
*Prof. Dra. O.S. Hastoeti Harsono
Mantan gurubesar Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, mantan Kepala Biro
Administrasi Umum dan Keuangan UB, mantan Dekan Fakultas Ekonomi UB, salah satu
dosen tetap pertama yang dimiliki Universitas Brawijaya saat dinegerikan.
H a l a m a n |89

Meine van Noordwijk


“UB is ini position to take some risk. A new deal between
science and development is possibe......”
Since I first visited Brawijaya University in 1986, in the context
of a cooperative research project with the Soil Science
Department, the spirit of science and inquiry has luckily been
retained, while the university grew and the orientation
towards business and governance required ‘answers’ rather
than ‘questions’. Located in the heart of East Java, Brawijaya
shares a ‘down-to-earth’ approach with its surrounding
landscape: it doesn’t boast about its cultural gems and natural
beauty, although these may be at par with neighbouring provinces to the West or East.
The pleasant campus and walking distance between all departments helps to resist the
way science tends to get fractured between departments and competing kingdoms.
Brawijaya University has a manageable scale and should not get bigger…
Student generations come and go and expectations keep changing. When the
environment changes faster than the organization of education, student interest will
decline; when the organization tries to be ahead of the curve, it takes risks that may prove
to be a gamble. Brawijaya University is charting a safe course between these risks – but it
might at times be more visionary…
The international challenges of Millennium Development Goals, Global Climate Change
and the overshoot of humanity’s ecological footprint require more than a ‘business as
usual’ approach: greening the economy, balancing fairness and efficiency, adjusting to the
global village – a university that wants to be at the international cutting edge may have to
join the select few that want to develop ‘sustainability science’, getting ready for the
expectations of the next generation.
Brawijaya University is in a position to take some risks, as it has a solid reputation and
respectable middle-age (45 years). Before the midlife crisis kicks in, a big step can be made
to link action to words. A ‘New Deal’ between science and development is possible, a new
agenda for sustainable development that combines a high Human Development Index
with a globally affordable ecological footprint.
The reality check of current market demand provides useful feedback in as far as it helps
dreamers come back to earth, but most of the innovations that actually changed the way
of life of humanity came from (young) people chasing ideas that didn’t pass the ‘market’
test at the time. Being entrepreneurial in science and innovation is, unfortunately, not the
same as being entrepreneurial in cash flow – to survive the university will have to do both,
Within the national framework of regulations it is not easy to truly innovate – but a more
radical mix of current curricula to shape ‘sustainability science’ in Indonesia may be
feasible. Complacency and satisfaction with achievements is not sustainable, only change
is…
H a l a m a n |90

*) Meine van Noordwijk adalah South East Asia Regional Coodinator World Agroforestry
Centre (ICRAF- International Centre for Research in Agroforestry), mitra kerja dan
dosen tidak tetap Fakultas Pertanian UB sejak 1986.
H a l a m a n |91

Prof. Dr. Ir. Moch. Munir, MS.


Brawijaya adalah universitas potensial untuk menggapai PT besar
dan kreatif yang sampai saat ini belum percaya diri untuk tampil
secara terbuka dalam kancah Nasional apalagi Internasional
Beberapa tahun yang lalu prestasi UB dalam bidang penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat dapat dikatagorikan baik dan dapat
disejajarkan dengan perguruan tinggi besar di Indonesia. Ini perlu
dipertahankan dan ditingkatkan.
Untuk pencapaian visinya: “Menjadi universitas unggul yang
berstandar internasional dan mampu berperan aktif dalam
pembangunan bangsa melalui proses pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, untuk mencapai visinya adalah: perlu digalakkan
pencitraan public dalam bentuk kegiatan ekspose hasil dan atau produk UB. Perlu
digencarkan publikasi melalui media massa, pameran nasional.internasional, seminar
hasil, penulisan karya ilmiah melalui jurnal internasional; perlu dipertimbangkan untuk
mengundang dosen luar negeri untuk dapat memberikan kuliah di UB sekurang-kurangnya
1 semester, diharapkan dengan cara ini dapat mendongkrak reputasi UB di kancah
Internasional; peru dilaksanakan penelitian bersama dengan para peneliti PT terkenal di
dunia, sehingga akan terbentuk team work yang solid dan diharapkan dapat memperoleh
grant-grant internasional; perlu dihidupkan kembali kejayaan UB yang pernah dikenal
dunia dalam penelitian dibidang Ubi-ubian, saya kira belum terlambat untuk menghimpun
kembali potensi peneliti dan sarana/prasaranat yang dimiliki UB tersebut; perlu digalakkan
penulisan karya ilmiah/publikasi jurnal secara bersama-sama dengan para dosen dan/atau
peneliti luar negeri pada jurnal reputasi internasional; perlu dimulai sekarang upaya-upaya
untuk memperoleh pengakuan atau akreditasi oleh Program Studi PT yang ada di negera-
negara maju (OECD); peru ditingkatkan perolehan paten secara serius dan konsisten, dari
perolehan itu karena nama UB dapat terangkat.
SDM, Prasarana dan Sarana Kampus sudah mencukupi untuk standard pelayanan minimal
suatu PT, sehingga belum prioritas untuk dikembangkan lagi;
Pada tahun 2000-an prestasi sivitas akademika tidak mengecewakan, terutama dalam
bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Namun beberapa tahun terakhir
ada kecenderungan menurun: dosen yang meneliti cenderung tetap, belum terlihat
adanya regenerasi peneliti; Jurnal yang diterbitkan tidak dapat diakreditasi, ada kesan
para peneliti dan pelaksana pengabdian telah jenuh. Fenomena di atas perlu segera
diatasi, dalam era global saat ini.

Arah pengembangan UB “Menuju entrepreneurial university yang sehat dan berdaya


saing internasional”, akan dapat dicapai apabila banyak hasil-hasil penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat yang dihasilkan para dosen telah mampu menyelesaikan
masalah kemasyarakatan. Disamping itu hasil-hasil tersebut telah mempunyai nilai jual
yang sangat tinggi. Untuk itu peru ditingkatkan karya-karya inovatif-produktif yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat luas.
H a l a m a n |92

UB dapat bersaing dengan kelas dunia sepanjang yang dikembangkan adalah sesuatu hal
bersifat unik, spesifik dan tidak diketemukan di luar negeri atau daerah lain; Jangan sekali-
kali mengembangkan sesuatu hal yang sudah ada dan terkenal di dunia;
Universitas sehat dapat dijamin tercapai apabila cara pandang dan perilaku sivitas
akademika juga sehat dan berbobot akademik, bukan karena hal lainnya;
Masalah prinsip yang dihadapi oleh UB adalah bagaimana cara merubah pola pikir
(mindset) para dosen dan karyawan, sehingga akademik atmosfer sebagai lembaga
pendidikan tinggi dapat terbentuk. Oleh karena itu, perlu ditanamkan bahwa barang siapa
yang kreatif akan mendapatkan insentif lebih dari pada yang tidak kreatif. Siapapun dosen
UB yang berpotensi untuk go nasional dan/atau go internasional wajib hukumnya
didukung oleh setiap sivitas akademika Universitas, dan akhirnya dosen-dosen yang
“vokal” jangan ditinggalkan, justru dengarkan saran mereka, kalau sarannya konstruktif,
manfaatkan, kalau tidak, tidak perlu diakomodir.
*) Prof. Dr. Ir. Moch. Munir, MS., Direktur Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada
Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.
H a l a m a n |93

Muslich Ramelan
“UB hidup dalam era kompetisi yang sangat terbuka dan tajam, terutama dari PT yang
ditunjang oleh pemilik modal ....”
“........ Perlu perubahan paradigma pembelajaran.....”
Universitas Brawijaya telah berubah wajah cukup pesat dalam wujud
fisik bangunan, fasilitas, lingkungan kampus, sarana fisik lainnya.
Jumlah fakultas serta jumlah mahasiswa terhitung sangat besar,
diikuti pula staf pengajar yang sungguh meningkat pesat jumlahnya,
kuantitas serta kualitas sekarang ini. Pada zaman kami kuliah awal
tahun 1970-an, sarana kampusnya sangat minim, serta staf pengajar
ala kadarnya, Universitas Brawijaya boleh dikatakan masuk tataran
universitas besar dan dipandang maju oleh masyarakat yang awam.
Secara normatif, prestasi Universitas Brawijaya tergolong cukup maju
dalam bidang keilmuan. Terbukti dengan dijadikannya universitas
sebagai salah satu pilihan utama masyarakat terutama masyarakat Jawa Timur dan
Indonesia bagian Timur, baik sebagai tempat studi, maupun untuk kerjasama di bidang
penelitian, kajian oleh pemerintah daerah atau perusahaan di wilayah tersebut.
Namun sepintas, belum banyak terlihat peran/kiprah Universitas Brawijaya yang menonjol
di tingkat nasional. Belum nampak kajian-kajian yang dihasilkan Universitas Brawiajaya
yang memiliki gema secara nasional, apakah di bidang penelitian pertanian, kelautan dan
perikanan, ekonomi, lebih-lebih yang bersifat politik dan hukum. Masih terkesan minim
pengaruhnya pada kebijakan-kebijakan nasional.
Dalam rangka pencapaian visinya: “Menjadi universitas unggul yang berstandar
internasional dan mampu berperan aktif dalam pembangunan bangsa melalui proses
pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat”, pimpinan universitas,
fakultas, maupun para guru besar, staf pengajar lainnya perlu membuka cakrawala yang
lebih luas, dan ikut aktif berperan serta, bahkan berprakarsa untuk sering tampil dalam
forum berskala nasional. Dalam forum itulah akan terlihat pemikiran-pemikiran yang akan
diuji bobotnya oleh publik. Bahkan dipandang sangat perlu, mengundang berbagai
pemikir, praktisi yang memiliki pengaruh dalam kebijakan negara, serta pemikir berkaliber
internasional dihadirkan ke kampus agar mereka dapat pula menjadi magnet bagi UB ke
kancah nasional/internasional. Kegiatan ini dilakukan secara teratur dengan orientasi
memiliki daya pengaruh luas, tidak hanya bersifat lokal/kedaerahan.
Sangat dianjurkan para pimpinan, guru besar, pengajar senior, aktif menulis dalam media
cetak maupun hadir dalam media elektronik yang jangkauannya nasional, sebagai
dayatarik universitas kepada publik.
Dipandang perlu memiliki tim promosi/humas yang handal dan trampil dalam
membangun konsep-konsep branding universitas ke skala nasional. Hampir seluruh
universitas besar di dunia tempatnya di kota kecil, namun gemanya mendunia karena
kiprah civitas academica-nya bermutu dan berbobot. Inilah yang perlu ditiru oleh
pimpinan UB dan jajarannya.
H a l a m a n |94

Masa lalu Universitas Brawijaya hanyalah kenangan, sulit dipakai sebagai ukuran/referensi
untuk masa kini. Masa kini UB hidup dalam era kompetisi yang sangat terbuka dan tajam
dengan perguruan tinggi lainnya, baik negeri maupun swasta. Terutama perguruan tinggi
yang ditunjang para pemiik modal, sangat agresif ingin menguasai pasar pendidikan tinggi
Dilihat dari lulusannya, UB masih terlihat sebagai universitas yang menghasilkan sarjana
pencari kerja, belum menghasilkan sarjana pencetak lapangan kerja. Pendidikan yang
dikembangkan masih lebih literal. Hard curriculum sangat dominan, sedangkan soft
curriculumnya masih minimal.
Era pendidikan ke depan lebih banyak kepada pemahaman, bukan lagi transformasi ilmu
dari dosen kepada mahasiswa, tetapi lebih kepada penggalian potensi mahasiswa,
karenanya harus dilakukan perubahan paradigma dalam metode pembalajaran dari literal
ke pendalaman dan penggalian ilmu pengetahuan oleh mahasiswa dan pengajarnya.
Sumber daya yang ada secara jumlah dan akreditasi sudah cukup banyak dan tinggi, tetapi
nampaknya belum memadai dalam menyongsong era kompetisi yang sangat terbuka,
Contoh yang sangat sederhana, ketika dunia pendidikan sudah memasuki era digital,
ternyata masih sedikit para pengajar yang mampu mengikuti perkembangan era
digitalisasi pendidikan. Oeh karena itu perlu ada peningkatan ketrampilan staf pengajar,
guna mengimbangi kemajuan pola pikir mahasiswanya yang lebih agresif mengikuti
perkembangan zaman. Sarana kampus secara fisik cukup memadai, namun yang bersifat
non fisik seperti software/kompetensi yang unggulan dan mampu berkiprah nasional
masih perlu didorong, agar terlahir prestasi akdemik yang jangkauannya juga
nasional/internasional.
Pengembangan universitas ke arah entrepreunerial university, sungguh merupakan
terobosan dalam kebijakan perguruan tinggi, karena universitas diharapkan menghasilkan
lulusan yang berwawasan entrepreneur.
Dan jika ini benar terealisir akan sangat membantu pemerintah memecahkan masalah
pengangguran angkatan kerja. Program ini sangat bermutu dan bergengsi, namun
konsekuensinya sangat luar biasa berat. Perlu kerja keras dalam mengubah paradigma
pendidikan dan kurikulumnya
Para pengajar harus mampu mengubah orientasi dari hanya seorang pengajar, tetapi
mampu memberikan contoh-contoh praktek nyata dalam berfikir entrepreneur dan
seterusnya dengan muatan kurikulum yang banyak praktek kewirausahaan,
kepemimpinan, manajerial dan sejenisnya
Masalah kualitas sumber daya manusia perlu ditingkatkan dalam membangun wawasan
berpikir besar, nasional dan membuka diri untuk membangun komunitas-komunitasnya
secara nasional.
Perlu dibangun yang lebih intensif kerja sama antara dunia usaha dengan kampus agar
hasil-hasil research dapat dimanfaatkan oleh dunia usaha, dan juga sebagai
alat/mekanisme mengembangkan pemikiran/karya ilmiah para staf pengajar/peneliti
dalam mewujudkan keahlian/kemampuannya.
H a l a m a n |95

Jurnal-jurnal yang dihasilkan perlu dimasyarakatkan melalui penempatan jurnal tersebut


pada lembaga kajian/penelitian/perpustakaan nasional dan lainnya agar terpublikasikan
secara teratur dan dapat dimanfaatkan oleh masyrakat luas.
Muslich Ramelan, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Alumni Universitas Brawijaya, President Commisionary PT.
One System Solution
2nd fl Graha Iskandarsyah
JL. Iskandarsyah No.66C
Kebayoran Baru, Jakarta 12160
INDONESIA
Mobile: (+62) 816999436
Tel : (+62) 21-7209976/78
Fax : (+62) 21-7209981
Email : muslich@oness.co.is
H a l a m a n |96

Sofyan Aman
Saya pribadi bangga mempunyai manajer-manajer (university
managers) yang selama ini membina Universitas Brawijaya.
Kenapa? Karena penerus saya betul-betul bekerja secara
manajerial, dan profesional. Yang penting, mereka amanah dan
penuh pengabdian.
Saya pertama kali masuk Universitas Brawijaya mendapatkan
tugas dari Departemen PTIP (Perguruan Tinggi dan Ilmu
Pengetahuan) tahun 1967. Saya diangkat sebagai dosen tetap
dengan SK Menteri PTIP, dengan tugas mengatur sekretariat
Universitas Brawijaya. Istilahnya, sebagai sekretaris universitas.
Pada waktu itu keadaan belum aman. Terjadi pergolakan di mana-
mana, termasuk pula universitas-universitas di Jawa Timur. Oleh
karenanya semua universitas di Jawa Timur ada di bawah pengawasan militer/ABRI.
Demikian pula Universitas Brawijaya, dipimpin oleh Komandan Korem 083, Kolonel
Soemadi, selaku PU Pepelrada (Pelaksana Umum Penguasa Pelaksana Perang Daerah).
Saya ditugaskan untuk membina sekretariat Universitas Brawijaya sebagai sekretaris
universitas.
Ketika itu, saya bingung sewaktu mencari lokasi kantor Universitas Brawijaya. Setelah
bertanya ke sana ke mari, akhirnya saya temukan kantor di Jalan Guntur nomor 1, sebuah
gedung pinjaman dari Paroki Gereja Ijen. Di dalamnya, saya dapati kantor itu tidak ada
apa-apanya. Hanya ada satu lantai, dengan beberapa meja tulis. Di tempat itu bekerja
beberapa orang pegawai secara bersama-sama.
Lokal-lokal tempat perkuliahan ada di mana? Terpencar di mana-mana, di seluruh pelosok
kota Malang. Ada sebagian di Kotalama, sebagian lagi di Dinoyo, ada yang meminjam
kelas-kelas SMA Alun-Alun Bunder, ada pula yang menggunakan gedung pertemuan Ma
Chung (di Jalan Nusakambangan), dan lain-lain.
Tidak jelas di mana lokasi masing-masing fakultas-fakultas. Sementara saya berkantor di
Jalan Guntur itu sebagai pusat kegiatan (Kantor Pusat) Universitas Brawijaya. Di kantor itu
saya tidak pernah bertemu dengan dosen. Yang ada hanya pegawai saja. Keadaan ini yang
saya hadapi pada awalnya, dan berjalan kira-kira 3 tahun.
Anggaran tidak ada. Waktu itu biaya operasional berasal dari sumbangan-sumbangan
mahasiswa (SPP). Tapi jumlahnya tidak seberapa, karena mahasiswanya pun belum
banyak.
Menjelang tahun 1969, PTIP menyarankan semua universitas membuat program-program
pembangunan karena akan ada Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun). Dari
Repelita itulah nanti universitas akan mendapatkan anggaran. Tapi harus mengajukan dulu
usul program-program pembangunan. Waktu itu kebanyakan dosen yang ada dosen luar
biasa. Bahkan dekan-dekan fakultas pun juga pinjaman dari luar (instansi lain). Oleh
karena itu saya menghubungi beberapa teman, untuk membantu menyusun program
pembangunan. Yang kami lontarkan, pertama-tama adalah program menyatukan seluruh
H a l a m a n |97

kegiatan perkuliahan dan administrasi fakultas-fakultas terpusat di satu lokasi, dalam satu
“kompleks”. Kami belum berani menggunakan istilah “kampus” pada waktu itu. Program
itu diharapkan dapat menumbuhkan university pride. Bangga menjadi satu universitas.
Sebab, waktu itu yang menonjol hanyalah kebanggaan pada fakultas-fakultas. Warga satu
fakultas tertentu tidak kenal atau tidak mau tahu fakultas-fakultas yang lain, karena lokasi
yang terpisah-pisah.
Baru kemudian program peningkatan pendidikan dan program pembinaan
kemahasiswaan yang memang penting.
Ketika anggaran Repelita pertama turun, sebagian usulan yang kami ajukan diterima oleh
PTIP, sehingga kami dapat membangun di satu lokasi, yaitu di daerah Dinoyo sekarang.
Waktu itu hubungan dengan Walikota berjalan baik. Bahkan ada surat Walikota yang
menegaskan, kalau ada penduduk hendak menjual tanah di kompleks Dinoyo, harus
diperuntukkan pembangunan gedung-gedung Universitas Brawijaya. Sejak saat itu cara
bertahap dibangun gedung-gedung yang menjadi kampus Universitas Brawijaya di
kawasan Dinoyo (dan Ketawanggede) sekarang ini.
Sejak tahun 1970-an, mulai ada pengangkatan dosen-dosen baru (pegawai negeri).
Sebelumnya memang sudah ada beberapa dosen tetap pindahan dari instansi-instansi
lain, seperti dari Departemen Kehutanan atau dari perguruan tinggi lain.
Pada saat itu, pihak militer (Kodam) telah menyerahkan pengelolaan Universitas Brawijaya
pada warganya sendiri (orang dalam). Tanpa melalui proses pemilihan, disepakati dosen
paling senior, seorang doktor insinyur, Pak Moeljadi Banoewidjojo sebagai Rektor
Universitas Brawjaya.
Selanjutnya, Universitas Brawijaya dipimpin oleh rektor-rektor dari lingkungan sendiri,
ganti-berganti. Namun amanah itu tetap dilaksanakan, yaitu membangun sebuah kampus
yang terpusat, menimbulkan university pride, bersatu, dan tidak terpecah belah.
Kalau kini, setelah 45 tahun, kita melihat satu kampus besar dengan gedung-gedung yang
banyak, ini semua berkat amanah dan profesionalisme tim manajemen Universitas
Brawijaya melaksanakan apa yang pernah kita susun bersama menjelang Repelita (1969)
dan seterusnya. Sehingga terciptalah satu kampus dengan mahasiswa yang sekarang
sudah mencapai puluhan ribu.
Jadi saya bangga, dan insyaallah apa yang saya baca di dalam portofolio Universitas
Brawijaya yang baru dikeluarkan, program-program itu mudah-mudahan bisa terwujud,
sehingga betul-betul menjadi international university, dan universitas yang unggul.
Dengan pimpinan sekarang yang betul-betul amanah, insyaallah semuanya akan terwujud.
Mudah-mudahan saya masih bisa mengikutinya dalam usia yang sudah lanjut.
PROF DRS H SOFYAN AMAN SH

Mantan Gurubesar Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, mantan Sekretaris Universitas


Brawijaya
H a l a m a n |98

Ratna Indraswari Ibrahim


Saya masuk FKK pada tahun 1967. Sewaktu saya kuliah dulu,
kesannya guyub. Pertemanan cukup kental sehingga saya
cukup betah. Ketika itu, saya banyak berdiskusi sehingga bisa
mengasah wacana. Sayangnya, saya lebih memilih untuk
keluar dari kampus (drop out) dan menekuni bidang
kepenulisan dengan lebih intensif. Tapi, hingga kini hubungan
saya dengan teman-teman saya dulu masih tetap akrab. Kami
juga sesekali masih berkumpul bersama, sekadar berbincang-
bincang. Sementara untuk masalah studi dan akademik tentu
jauh lebih bagus sekarang. Mahasiswa sekarang semakin
pandai dan kritis.
Namun, mereka kini kehilangan idelaisme, menjadi pragmatis. Yang dipentingkan
hanyalah melulu kuliah dan kuliah sehingga bisa lulus cepat tanpa perlu mengerti proses
pembelajaran. Mahasiswa menjadi kurang matang dalam memahami ilmunya secara
general. Dalam hal kekeluargaan juga seperti itu. Karena harus lulus cepat, mereka di-push
sehingga waktu bersosialisasi jadi berkurang. Yang penting, bagaimana saya harus bisa
lulus tanpa memikirkan teman-temannya seperti apa. Hal inilah yang akan mencetak
individu-individu egosentris, hanya memikirkan diri sendiri, tanpa peduli dengan orang
lain.
Ini akan menjadi sebuah ironi. Sebab setelah mereka lulus, akhirnya juga akan kembali
pada masyarakat untuk bersosialisasi, mengaplikasikan ilmu secara nyata.
Prestasi dan kiprah Universitas Brawijaya selama ini Yang jelas sudah semakin maju.
Banyak lulusan UB yang cukup berhasil, bahkan di level internasional. Sayang, orang-
orangnya hanya itu-itu saja. UB perlu melakukan variasi. Perlu kaderisasi yang efektif,
sehingga bisa dihasilkan lulusan yang berkualitas.
Para teknokrat seharusnya juga harus menulis. Banyak orang pintar di UB, tapi tidak
banyak masyarakat yang tahu. Setidaknya, para teknokrat menulis tentang problema yang
muncul, isu-isu hangat yang sedang dibicarakan, kemudian diberikan solusinya seperti
apa. Minimal di koran nasional. Sangat disayangkan, jika pemikiran mereka tidak mampu
diapresiasi dan diaplikasi secara nyata oleh masyarakat. Jangan hanya menulis buku diktat
untuk mahasiswa saja, melainkan juga buku-buku ilmiah yang dijual secara luas sehingga
bermanfaat bagi masyarakat. Tak perlu jauh-jauh, di wilayah Malang saja sudah lebih dari
cukup untuk memberikan alternatif solusi permasalahan.
Untuk pencapaian visinya “Menjadi universitas unggul yang berstandar internasional dan
mampu berperan aktif dalam pembangunan bangsa melalui proses pendidikan, penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat, Universitas Brawijaya sudah memiliki modal yang
cukup bagus. SDM melimpah dengan jumlah sekitar 28.000 mahasiswa berikut ratusan
dosen yang qualified, potensi yang luar biasa. Bagaimana SDM sejumlah itu bisa
diberdayakan bersama dalam meraih visi yang telah dicanangkan sehingga tidak sia-sia.
Penelitian yang diadakan harus punya dampak positif buat masyarakat. Jangan hanya
tersimpan di perpustakaan. Sudah saatnya UB untuk kembali pada basic agraris seiring isu
H a l a m a n |99

ketahanan pangan saat ini yang semakin riskan. Jika terpukau dengan industri, kita tidak
akan maju-maju. Perlu dilakukan hal-hal yang kecil, seperti contohnya membuat produk
pangan kripik tempe. Bagaimana membuat kripik yang tahan lama selama bertahun-
tahun. Para dosen bisa penelitian itu, dan hasilnya bisa langsung diterapkan oleh
masyarakat. Jika fokus hal-hal besar, maka tidak akan efektif. Melihat lingkungan di kita,
banyak sekali permasalahan yang ditemui. Sehingga penelitian yang ada akan
termanfaatkan, bukannya tidak ada gunanya.
Tidak bisa dipungkiri dalam berbagai segi UB mengalami perubahan menjadi lebih baik,
dalam hal sumber daya manusia, prasarana dan sarana kampus, maupun prestasi sivitas
akademika. Hanya, memang dewasa ini diperlukan gebrakan UB untuk mengubah citra
bahwa teknokrat harus berbuat nyata untuk masyarakat. Siapa yang bisa mendorong diri
kalau bukan diri sendiri? Bagaimana membentuk peran yang saling bersinergi dalam
rangka membebaskan rakyat dari keterpurukan ekonomi. Sebab jika hanya berdiri sendiri
tidak akan bisa. Jangan melulu hanya bermain di wacana saja, bagaimana ini bagaimana
itu, tapi tidak ada aplikasinya. Masyarakat sekarang sedang merindukan perubahan, solusi
sebagai jalan keluar bagi permasalahan mereka. Bekal SDM sudah ada, hal ini perlu
diberdayakan secara lebih efektif.
Arah pengembangan UB “Menuju entrepreneurial university yang sehat dan berdaya saing
internasional”, bagus. Perlu dikembangkan secara optimal. Bicara entrepreneurship, maka
dia harus mampu menciptakan lapangan kerja sendiri, tidak bergantung pada orang lain.
Penanaman jiwa seperti ini, perlu diberikan sejak dini, mulai dari kecil. Belajar
bertanggung jawab juga. Di Australia, hal ini sejak SMP bahkan sudah dikembangkan. Dan
hasilnya cukup efektif untuk melatih mental seseorang menjadi berwawasan
entrepreneur. Sehingga kita tidak hanya menjadi bangsa pemakai, tetapi juga pemroduksi,
pencipta, penggagas segala sesuatu. Itu yang perlu ditekankan.
Kita tidak tinggal di menara gading. Sudah seharusnya para teknokrat kembali ke
masyarakat mengaplikasikan ilmunya secara nyata. Apa yang sudah saya berikan buat
negara dan bangsa ini? Hal ini yang perlu dipahami oleh setiap sivitas akademika.
*Ratna Indraswati Ibrahim, penulis dengan berbagai penghargaan. Anggota organisasi
Disabled People International.
H a l a m a n |100

Soekartawi
Suatu lembaga, apalagi lembaga Universitas, sebaiknya harus
dapat menjawab pertanyaan: ‘What does UB want to be
known for’? Apa yang diharapkan dan dibanggakan UB
sekarang dan masa depan? Contoh: Di USA, setiap orang
pasti tahu prediksi masa depan anaknya setelah lulus Berkely
University? Atau di Filipina dengan La sale University. UGM
dikenal karena program Humanioranya, IPB dengan
pertaniannya, ITB dengan teknologinya, dsb-nya. Universitas
Brawijaya harus segera menentukan ‘icon’ yang menjadikan
ciri UB dikagumi dan disegani.
Kalau pertanyaan ‘What does UB want to be known for’? itu
jawabannya adalah menjadi UNIVERSITAS UNGGUL (visi UB), lantas apanya yang unggul?
Bagaimana kriterianya, bagaimana upaya yang dilakukan untuk mencapainya? Dsb-nya.
Saya khawatir kalau visi ’Universitas Unggul’ ini juga tidak diketahui?
Kalau pertanyaan ‘What does UB want to be known for’? itu jawabannya adalah
UNIVERSITAS BERSTANDAR INTERNASIONAL (visi UB), lantas apanya yang dikatakan
berstandar internasional itu? Apakah publikasi internasional, international awards yang
diterima UB atau warganya? Ataukah mempunyai mahasiswa asing dalam jumlah besar?
Dsb-nya. Pertanyaan serupa, jangan-jangan arti ’Universitas Berstandar Internasional’ ini
juga tidak diketahui.
Mengukur prestasi UB, tidak boleh kualitatif, tetapi harus menggunakan standar dan
ukuran yang baku dan jelas. Sudahkan UB mempunyai ’standar dan ukuran prestasi’.
Universitas di luar negeri (dan mestinya juga di dalam negeri) selalu mempunyai University
Performance Measurement (UPM). Tiap tahun UPM ini dilaksanakan untuk menilai apakah
yang dicita-citakan tercapai atau tidak. Kalau tercapai apakah menaik atau menurun
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan teknik ini penilaian prestasi tidak akan
bias. Ini diperlukan untuk menghindari penilaian yang salah.
UPM ini harus dilakukan UB dari tahun ke-tahun (data time series) sehingga orang akan
dapat menilai kemajuan UB.
Untuk mencapai visinya, UB perlu mendefinisikan tiga macam target seperti yang
dituliskan di Visi UB tersebut. (unggul, berstandar internasional, berperan aktif dalam
pembangunan bangsa. Setelah itu ditentukan missions, goals, objectives, and programs,
serta alat ukur keberhasilan dari 4 hal di atas
Untuk masa mendatang, sebenarnya UB ini berprospek sangat baik. Sumberdaya manusia
UB sangat luar biasa, 119 bergelar Profesor, 264 Doktor dan 534 Master. Tetapi sudahkan
SDM ini berpartisipasi aktif mewujudkan tiga visi yang diamanatkan?. Pimpinan perlu
menggerakkan potensi ini, merancang dan membangun kelembagaan organisasi. Karena
Pemimpin adalah arsitek bagi masa depan dari organisasi yang dipimpinnya.
Universitas bukan semata-mata tempat melahirkan lulusan yang siap kerja seperti yang
digariskan di EU. Menurut konsepnya, lulusan Sarjana S-1 memang bukan disiapkan untuk
H a l a m a n |101

siap bekerja, tetapi ’siap dilatih untuk bekerja ditempat yang disenanginya’. Misalnya:
Lulusan S1 pertanian yang mau bekerja di Perbankan, maka ia harus siap mengikuti
training masalah perbankan; Lulusan S1 pertanian yang ingin jadi wartawan, maka ia harus
mengikuti pelatihan kejurnalisan dahulu, Lulusan S-1 pertanian yang ingin jadi birokrat
seperti bupati/walikota, maka ia harus mengikuti pelatihan kepemerintahan, dsb-nya.
Pemerintah telah mencanangkan kalau Indonesia menjadi ’konwledge society atau
knowledge based-society’ tahun 2025 nanti. Ini artinya, tenaga kerja Indonesia (termasuk
lulusan Universitas) harus mengandalkan otak/pengetahuan (knowledge) dan bukan
mengandalkan otot. Karena itu diperlukan lulusan S-1, kompetensinya adalah mampu
berpikir cerdas dan kritis dan dalam waktu yang sama juga trampil.
Itulah sebabnya sekarang ini IPB sudah tidak mengkhususkan diri ke pertanian (tetapi
iconnya atau core business-nya tetap pertanian), ITB tidak mengkhususkan diri ke
teknologi namun iconnya atau core businessnya tetap teknologi. Jadi ilmu yang diberikan
ke mahasiswa S-1 adalah “cutting cross” sifatnya.
Semua dosen dan mahasiswa diminta belajar wiraswasta. Ini tidak salah, hanya saja peru
ditata agar di masa depan UB tetap dapat melahirkan lulusan calon pemikir yang cerdas
seperti Bung Karno dan Bung Hatta, atau tokoh-tokoh pemikir handal yang lain. Tidak
hanya sibuk menyiapkan lulusan calon pekerja.
Dalam melaksanakan program-programnya, sebaiknya UB, tetap melanjutkan program-
program yang ada sebelumnya, agar berlangsung lama dan berkelanjutan.
Dalam melaksanakan program, acuannya adalah VISI, MISI dan TUJUAN didirikannya UB
ini. Maksudnya agar apa yang dikerjakan UB ini tidak melenceng jauh. Kalau Visi, Misi dan
Program ini dirasa sudah tidak memadai menampung perkembangan jaman, maka dapat
saja dilakukan perubahan-perubahan.
Semoga tercapai salah satu tujuan UB: Menghasilkan sumberdaya manusia yang
berkualitas, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mampu membelajarkan diri, memiliki
wawasan yang luas memiliki disiplin dan etos kerja, sehingga menjadi tenaga akademis
dan professional yang tangguh dan mampu bersaing di tingkat internasional.
*)Prof.Dr.Ir. SOEKARTAWI, MS., adalah dosen Fakultas Pertanian UB
H a l a m a n |102

Soeroto Adjidewanto
Saya sudah cukup lama mengabdi buat Universitas Brawijaya. Dulu
saya menjadi pegawai di kampus ini sejak tahun 1964. Waktu itu
kantornya masih di Jalan Guntur. Pada tahun 1969/1970, saya
ditempatkan pada Proyek Pengembangan Perguruan Tinggi
(Proyek P2T) Universitas Brawijaya hingga pensiun pada tahun
1994 silam. Pada tahun yang sama, saya bekerja lagi sebagai
tenaga HR hingga saat ini. Dari sekian tahun, saya mengikuti
perkembangan Universitas Brawijaya, dapatkan berkah yang
sangat banyak. Di antaranya, melalui pekerjaan saya ini, saya
mampu menyekolahkan anak-anak saya. Bahkan juga membangun
rumah sendiri. Universitas Brawijaya seperti sudah menjadi bagian dari diri saya. Hampir
sebagian besar usia saya, telah saya dedikasikan untuk kampus ini.
Prestasi dan kiprah Universitas Brawijaya selama ini, menurut saya, Cukup bagus.
Berkembang pesat. Banyak sekali lulusan dan alumni Universitas Brawijaya yang telah
menjadi orang-orang penting, baik dalam skala nasional, bahkan internasional. Kampus ini
telah berperan penting dalam pembentukan lulusan yang ada.
Untuk menjadi universitas unggul yang berstandar internasional dan mampu berperan
aktif dalam pembangunan bangsa, seluruh civitas akademika harus bersatu padu dan
bekerjasama dengan baik demi penyelenggaraan proses pembelajaran, meiputi tiga pilar,
yakni pendidikan, penelitian, maupun pengabdian masyarakat. Semuanya demi kemajuan
Universitas Brawijaya ke depan.
Yang pasti, UB semakin hari semakin bagus kualitasnya. Gedung-gedung sudah banyak
dibangun, sarana dan prasarana juga makin lengkap, jumlah mahasiswa juga melimpah.
Dibandingkan dengan dulu, untuk mengetik suatu tugas prosesnya cukup lama. Sekarang
dengan adanya komputer, satu orang saja sudah cukup untuk menyelesaikan tugas-tugas
tersebut. Begitu juga dengan kegiatan-kegiatan yang lain.
Bagus, saya setuju sekali dengan arah pengembangan “Menuju entrepreneurial university
yang sehat dan berdaya saing internasional”, karena sesuai dengan perkembangan saat
ini. Jadi disesuaikan dengan kondisi sekarang serta kekuatan yang dimiliki oleh Universitas
Brawijaya. Demi mewujudkan daya saing internasional tersebut.
Namun, saya melihat permasalahan pada hubungan antara pegawai dengan dosen.
Nampak ada kesenjangan antara dua profesi tersebut. Yang satunya, sebagai tenaga
administratif sementara yang lainnya sebagai tenaga pengajar. Jadi kesannya, dosen lebih
tinggi daripada pegawai. Padahal, sama-sama berfungsi sebagai tenaga untuk melayani
mahasiswa yang ada.
Soeroto Adjidewanto (71 tahun)
Pensiunan pegawai Kantor Pusat Universitas Brawijaya
H a l a m a n |103

Biro Administrasi Perencanaan dan Sistem Informasi


Jalan Veteran Malang 65145
Telp. (0341) 551611, 575777 Psw. 121 dan 122
Fax. (0341) 565420
e-mail: bapsi@brawijaya.ac.id
http://www.brawijaya.ac.id

Anda mungkin juga menyukai