Penanggung Jawab
Rektor
Nara Sumber
Para Pembantu Rektor
Para Dekan Fakultas dan Ketua Program
Para Ketua Lembaga
Para Kepala Biro
Para Kepala UPT
Para Kepala Bagian
Kepala Humas
Ketua IKA-UB
Tim Penyusun
Ketua
Abdul Latief Abadi
Anggota
Siti Romlah
Djanalis Djanaid
Farid Atmadiwirya
Mulyaningwati
Tjahyo Handoko
Tim Penunjang
Rini Handayani
Samsul Bachri
Liliek Listyowati
Lilih Hernanik
Ari Pranowo
Suheri
Endro Subiakto
Bambang Sugiono
Tarmidi
Suwandi
Pranatalia Pratami Nugraheni
Bhima Priantoro
Disain Sampul
ALA
Penerbit
PT Topindo Mulia Kreasi, Jakarta
H a l a m a n |iii
Kata Pengantar
Universitas Brawijaya (disingkat UB) dinegerikan pada
tanggal 5 Januari 1963 berdasarkan keputusan
Menteri PTIP nomor 1 tahun 1963 yang kemudian
disahkan dengan Keputusan Presiden nomor 196
tahun 1963. Selama 45 tahun, sudah banyak yang
dicapai oleh UB. Berangkat dari sebuah universitas
dengan kampus yang tersebar di seluruh penjuru kota
Malang menjadi universitas dengan kampus terpusat
yang dilengkapi dengan berbagai sarana dan
prasarana seperti gedung kuliah, laboratorium,
perpustakaan, perkantoran, asrama, poliklinik,
penginapan, sarana dan prasarana olahraga, gedung-
gedung pertemuan, dan jaringan teknologi informasi
canggih. Berbagai prestasi tingkat nasional dan
internasional juga diraih, baik di bidang pendidikan,
penelitian, pengabdian masyarakat, kemahasiswaan, maupun penerapan teknologi
informasi dan komunikasi.
Buku 45 Tahun Universitas Brawijaya ini berisi informasi mengenai perkembangan dan
prestasi Universitas Brawijaya sejak dinegerikan sampai saat ini. Diharapkan, buku ini
dapat menjadi bahan bagi masyarakat untuk melihat kemajuan UB khususnya dalam
pembangunan bangsa, negara, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Semoga buku ini bermanfaat. Kepada penyusun, saya mengucapkan terima kasih.
Dirgahayu Universitas Brawijaya. Join UB, be the best.
Rektor,
segera mampu membebaskan diri dari belenggu kemiskinan. Rakyat banyak menjadi
kekuatan maha dahsyat untuk membangun bangsa dan negaranya.
Dengan bertambahnya usia, kami doakan Universitas Brawijaya makin jaya dan tetap
menghasilkan sarjana yang pro rakyat yang sanggup membantu menyelesaikan masalah
yang mereka hadapi. Selamat Dies Natalis.
*Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua, Yayasan Damandiri, Jakarta
H a l a m a n |vi
Pepatah mengatakan “ada gula, ada semut”. Karenanya, keharuman nama Universitas
Brawijaya akan menjadi daya tarik pilihan para pengambil kebijakan untuk merekrut para
sarjana lulusannya sebagai sumber utama calon pimpinan yang berkualitas dalam
membangun masyarakat yang lebih maju.
Sekali lagi, saya atas nama pribadi maupun sebagai pengurus Ikatan Alumni Universitas
Brawijaya, mengucapkan Selamat Hari Jadi Universitas Brawijaya yang ke-45, semoga
makin jaya dan berkembang.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
*Muslich Ramelan (Ketua Umum Ikatan Universitas Brawijaya)
H a l a m a n |viii
Daftar Isi
2. KORPRI .................................................................................................................... 75
3. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) ......................................................... 77
4. Dharma Wanita ...................................................................................................... 78
5. Pusat Pembinaan Agama (PPA) .............................................................................. 79
6. Masjid Raden Patah................................................................................................ 80
7. Ikatan Alumni Universitas Brawijaya (IKA-UB) ....................................................... 81
X. PUBLIKASI ................................................................................................................... 83
1. Mimbar, koran kampus .......................................................................................... 83
2. Prasetya .................................................................................................................. 83
3. Prasetya Online ...................................................................................................... 83
4. Buku Tahunan......................................................................................................... 83
5. Buku Bunga Rampai................................................................................................ 84
6. Buku Pidato Ilmiah ................................................................................................. 84
7. Buku Profil Guru Besar dan Doktor ........................................................................ 84
8. Buku Prospectus ..................................................................................................... 84
9. Brawijaya Dalam Angka .......................................................................................... 84
10. Buku Pedoman Pendidikan ................................................................................ 84
11. Buku Panduan Probinmaba................................................................................ 85
12. LAKIP .................................................................................................................. 85
13. Media Karya Imiah ............................................................................................. 85
XI. APA KATA MEREKA ..................................................................................................... 86
Abdul Azis Hoesien .......................................................................................................... 86
Hastoeti Harsono ............................................................................................................ 88
Meine van Noordwijk ...................................................................................................... 89
Prof. Dr. Ir. Moch. Munir, MS. ......................................................................................... 91
Muslich Ramelan ............................................................................................................. 93
Sofyan Aman ................................................................................................................... 96
Ratna Indraswari Ibrahim ................................................................................................ 98
Soeroto Adjidewanto .................................................................................................... 102
H a l a m a n |1
I. UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MENYONGSONG MASA DEPAN
Universitas Brawijaya (UB) adalah lembaga
pendidikan tinggi negeri yang terletak di kota
dingin Malang, Jawa Timur. Universitas ini
dinegerikan melalui Ketetapan Menteri
Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan No. 1
tanggal 5 Januari 1963, kemudian disahkan
oleh Keputusan Presiden no. 196 tahun 1963.
Empat puluh empat tahun kemudian, UB
mendapat persetujuan Dirjen Dikti untuk
Kantor Pusat Universitas Brawijaya saat ini menjadi perguruan tinggi Otonom pada
tanggal 29 November 2007, dan
pelaksanaannya menunggu pengesahan Undang Undang BHP.
1. Selayang Pandang
maupun vokasi. Pada program akademik terdapat 48 program studi strata satu (S-1), 21
program studi strata 2 (S2) dan 7 program strata tiga (S3). Sedangkan pada program
pendidikan profesi terdapat 12 program dokter spesialis-I (Sp-1), dan program vokasi
terdiri dari 1 program diploma satu (D1) dan
14 program diploma tiga (DIII).
Pada awal langkahnya sebagai perguruan
tinggi negeri, Universitas Brawijaya hanya
memiliki 23 tenaga pengajar. Penambahan
jumlah tenaga pengajar secara berkala
meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini
jumlahnya menjadi 1.419 orang yang berasal
dari pendidikan S1, S2 dan S3. Jumah doktor
264 orang, sedangkan Guru Besar tahun
2007 sebanyak 155 orang.
Gedung Bisnis Universitas Brawijaya di Jalan Veteran Malang, sebagai tempat beraktivitas
Pusat Inkubator Bisnis dan Layanan Masyarakat UB
H a l a m a n |4
ASEAN mencari dan menguji coba model Pendidikan Entrepreneurship untuk Mahasiswa
Pendamping UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang cocok diterapkan di kawasan
ASEAN.
Sebanyak 21 peserta yang terdiri dari 5 dosen dan 16 orang mahasiswa, 20 Februari 2007,
mengikuti Orientasi Entrepreneurship Education Training yang diadakan di Guest House
Universitas Brawijaya.
yang berkelanjutan, tahap demi tahap sesuai kebutuhan regional dengan karakter
organisasi yang fleksibel dan cepat tanggap terhadap laju perubahan kebutuhan. Periode
transformasi menuju entrepreneurial university, menurut Lilik, melingkupi pengembangan
fondasi baru dalam leadership dan otonomi kampus untuk mencapai hasil-hasil penelitian
dan pembelajaran yang memungkinkan lintas fakultas, lintas disiplin keilmuan dan
berkelanjutan.
Menurut Rektor UB, para rektor di Jawa Timur sudah memilih otonomi sebagaimana
11 Des 2000 PP No 60 itu," katanya. Model di dalam PP No 60 itu, ditambahkan, dalam soal
Prasetya personalia sama seperti yang berlaku saat ini. "Hanya saja kita diberi kebebasan
untuk menggali potensi kampus tanpa mengurangi subsidi," katanya.
26 Desember Menurut Presiden Mahasiswa UB, pihaknya telah melakukan polling pendapat
2000 tentang otokam yang hasilnya 63,9% menolak penerapan otonomi kampus dan
Prasetya Online hanya 26,7% yang setuju. Otonomi kampus, yang akan diberlakukan di UB harus
dikaji ulang dan dicarikan format yang paling baik dan matang.
2003 Pembentukan Tim Evaluasi Diri (Persiapan BHMN-UB) untuk Pengembangan Otonomi
dan Akuntabilitas Organisasi Universitas Brawijaya berdasarkan SK Rektor nomor
147/SK/2003
27 September Sosialisasi Pelaksanaan Otonomi dan Akuntabilitas Perguruan Tinggi. Otonomi salah
2003
satu pilar untuk menghasilkan SDM yang berkualitas. Paparan hasil studi banding ke
UI, UGM, ITB dan IPB yang telah berstatus perguruan tinggi BHMN (Badan Hukum
Milik Negara).
14 Des 2004
Diterbitkan keputusan Senat mengenai Otonomi Kampus UB
15 Okt 2005
Proposal Pengembangan Otonomi UB persetujuan Senat Universitas Brawijaya dalam
rapat pleno 15 Oktober 2005.
H a l a m a n |11
65 Peserta Double
Degree Bioteknologi dan
Administrasi Publik
Berangkat ke Thailand
dan Jepang Oktober
2007. Program
Bioteknologi: 47 orang ke
Thailand, dan 3 orang ke
Jepang, sedangkan untuk
program Administrasi
Publik semuanya
15 orang ke Jepang.
Kepercayaan juga telah diberikan dengan bentuk kerjasama dengan pihak Jepang
(SOI Asia, AI3). Kepercayaan nasional diberikan dengan menempatkan UB sebagai
salah satu simpul lokal Inherent (Indonesian Higher Education Network).
Kemampuan dalam pengembangan TI juga berdampak pada kualitas mahasiswa yang
juga mulai mendapat pengakuan secara internasional (rekrutmen alumni oleh
perusahaan TI Jepang secara langsung).
Akhir 2007, bandwidth di UB mencapai 20 MBps meningkat pesat dari tahun 2006
yang hanya 3,76 MBps. Penggunaan akses internet, selain melalui kabel, terdapat
sekitar 100 hotspot yang tersebar di seluruh penjuru kampus UB.
H a l a m a n |14
Untuk menunjang kegiatan administrasi, saat ini telah tersedia perangkat lunak
untuk mendukung kegiatan universitas berupa sistem infomasi manajemen, antara
lain: SIAKAD, SIMPEL, SIKEU, SINAGA, SIRANA, SIREGI, serta Layanan Campus E-
Banking.
• Tahun 1978, berdiri Koperasi Mahasiswa (Kopma) sebagai basis usaha di bidang
kesejahteraan mahasiswa. Bulan November 1983 gedung Kopma Universitas Brawijaya
yang dibangun biaya kredit Bank BNI sebesar Rp 79.500.000 diresmikan
penggunaannya oleh Menkop, dan pada tahun 1984 dibangun Asrama Mahasiswa
berkapasitas 1.000 orang, dengan dana dari BTN.
• Untuk menata organisasi lembaga kemahasiswaan dibuat Pedoman Kerja Lembaga
Kemahasiswaan dengan SK Rektor No.10/BKK/X/1980
• 31 Agustus 1982, dibuat Pedoman Kerja Lembaga Kemahasiswaan menggantikan
pedoman lama dengan SK Rektor No.47/SK/1982
• Prestasi yang diperoleh mahasiswa pada tahun akademik 1983/1984 dalam olahraga
catur sebagai Master Internasional atas nama Roni Gunawan (FE)
• Prestasi yang diperoleh mahasiswa pada tahun akademik 1983/1984 dalam olahraga
terjun payung tingkat nasional sebagai Juara II
• Sejak Oktober 1986, Senat Mahasiswa di semua fakultas menerbitkan majalah ilmiah
secara berkaa. Majalah itu masing-masing adalah “ Focus” (FH), “Indikator” (FE),
“Diann’s” (FIA), “Canopy” (FP), “Mafaterna” (Fapet), “Solid” (FT), “Diagnostik” (FK), dan
“Aqua” (Faperik).
• Festival Ramadan tahun 1980. Festival yang berlangsung setiap tahun ini merupakan
salah produk dari
Pusat Studi Islam
yang mulai aktif
sejak 1979 dengan
supervisi Lembaga
Pengembangan
Pendidikan Agama
(LEPPA) Universitas
Brawijaya. Festival
ini merupakan
rintisan pengenalan seni budaya Islam di kalangan warga kampus Universitas
Brawijaya. Pusat Studi Islam kemudian berkembang menjadi “Forum Mentoring”,
suatu forum diskusi mahasiswa dengan bahasan masalah dakwah keagamaan daam
arti luas, dengan bimbingan Takmir Masjid Raden Patah Kampus Universitas Brawijaya.
Salah satu bentuk kegiatannya adalah memasyarakatkan seni budaya religius pada
mahasiswa. Oleh mahasiswa seni budaya ini dikembangkan pada masyarakat pedesaan
pada waktu mereka ber-KKN di desa-desa di Jawa Timur.
• PIMNAS-V di Universitas Brawijaya
Pekan Ilmiah
Mahasiswa
(PIMNAS) V
diselenggarakan di
Universitas
Brawijaya pada
tanggal 4-6
Februari 1992,
dibuka resmi oleh
H a l a m a n |17
Mayang akan berada di Switzerland selama lebih kurang empat bulan, mulai 21 Juni
hingga 21 Oktober 2007.
• Mahasiswa Spanyol Ikuti IAAS Student Exchange 2007
Mahasiswa asal Spanyol, Javier Ramos Delgado, selama sebulan
penuh mengikuti program pertukaran mahasiswa International
Association Agricultural Student (IAAS). Mahasiswa jurusan
Agronomical Engineering dari Polytechnic University of Madrid itu
berada di sebuah perusahaan eksportir bonsai yang berada di
Batu mulai 1 Juli 2007. Selama melakukan student exchange,
Javier didampingi oleh IAAS Universitas Brawijaya Malang.
• Unitas Perisai Diri Juara Internasional.
Unitas Beladiri Perisai Diri Mahasiswa UB berhasil
meraih berbagai tingkat kejuaraan yang dibagi
dalam 7 kelas, pada Perisai Diri International
Championship V 2007, tanggal 2-7 Juli 2007 di
Bandung.Prestasi yang sama juga pernah diraih
pada Perisai Diri International Championship for
Jogja, tanggal 2 - 7 Juli 2005 di Yogyakarta.
Exchange antara Fakultas Teknik Universitas Brawijaya dan Fakultas Teknik Universitas
Miyazaki. Riset dilakukan mulai awal Oktober 2007 di laboratorium Tsunami dan
Global Information System Universitas Miyazaki. Selama melakukan riset Midha akan
didampingi oleh seorang guru besar yaitu Profesor Murakami.
• Oleh-oleh 7 Mahasiswa dari Thailand
Tujuh mahasiswa dari Universitas Brawijaya
berada selama satu bulan (3 Agustus 2007
sampai 1 September 2007), mengikuti
kegiatan Exchange Program di Thailand dan
Filipina. Mereka terdiri dari Wiweko Bayu dari
Fakultas Ekonomi, Hadi Pranoto dari Fakultas
Pertanian, Adimas Nofrianto dari Fakultas
Kedokteran, Sandi Raunika dari Fakultas MIPA,
Faried Dwi dari Fakultas Ilmu Administrasi
serta Sungging Kalpika dari Fakultas Peternakan. Ketujuh mahasiswa yang masing-
masing berasal dari UKM Pers, Himpunan Mahasiswa Produksi Ternak, Himpunan
Mahasiswa Bisnis, BEM Kedokteran, Satmenwa, Paduan Suara Mahasiswa MIPA, dan
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bulutangkis.
• Ribuan Mahasiswa Ikuti Tes TOEIC
Bagian Akademik Biro Administrasi Akademik dan
Kemahasiswa Universitas Brawijaya
menyelenggarakan tes Test of English for
International Communication (TOEIC). Tes
diselenggarakan oleh PT International Test Center
sebagai Exclusive Educational Testing Service
(ETS) Representatitves Indonesia yang sejak tahun
lalu telah menjalin kerjasama dengan Universitas
Brawijaya. Tes TOEIC itu berlangsung selama dua
hari terbagi dalam tiga periode dalam bulan September 2007 dan Oktober 2007, diikuti
ribuan mahasiswa yang sebagian besar mahasiswa baru.
• UB Juara-I Water Rocket Contest
Hasil Water Rocket Contest keenam
tahun 2007, 6 September 2007
diumumkan. Keluar sebagai Juara I Tim
Otoman dari Universitas Brawijaya yang
berhasil mengumpulkan nilai total 1630,
mendapatkan Piala Menristek serta dana
pembinaan sebesar Rp 2,5 juta.
• Luncurkan 100 Roket Air, HMM UB
Pecahkan Rekor MURI
24 September 2005, Water Rocket
di lapangan Kantor Pusat berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia
(MURI).
Seratus buah water rocket atau roket air telah diluncurkan secara simultan oleh
seratus mahasiswa mesin UB angkatan 2005. Sebelum diluncurkan, roket-roket
yang berbahan dasar botol plastik ini diisi air dan ditekan oleh empat buah
kompresor yang telah disediakan dengan menggunakan konfigurasi huruf M
(singkatan dari Mesin). Keseratus roket tersebut kemudian berhasil meluncur ke
udara dengan ketinggian rata-rata sekitar 8 meter dari permukaan bumi.
• Mahasiswa UB Ciptakan Sosis Tempe
20 Februari 2006, Jiwa wirausaha dua mahasiswi D-III
Agribisnis Universitas Brawijaya ini, Dana Novitasari dan
Lantika Fauzah berhasil menciptakan ide untuk memasarkan
sosis tempe buatan mereka sendiri. Zope (Zosis Tempe)
adalah merek sosis yang mereka pasarkan. Sosis tempe yang
dibuat Dana dan Tika, terbuat dari tempe kedelai terbaik,
tapioka dan bumbu-bumbu rahasia.
Jawa Timur di Pekan Seni Mahasiswa Indonesia Tingkat Nasional yang berlangsung
pada 6-12 September 2006 di Makassar .
• Empat Mahasiswa UB Outbond di Wales
Bulan Juli 2005 Febri Satria Hutama mahasiswa
Universitas Brawijaya, terpilih untuk mengikuti
outbond di Wales. Pada bulan Februari 2007
empat mahasiswa UB masing-masing Aulia
Akbar, mahasiswa Teknik Sipil (2004), Tantri W,
mahasiswi Sastra Inggris (2006), Rizaldy
Iskandar, mahasiswa Teknik Sipil (2002) dan
Imam Afandi, mahasiswa Statistik (2005),
berangkat dengan misi yang sama.
Kerjasama luar negeri diawali dengan perguruan tinggi Australia pada tahun 1970-an melalui
Program Asian-Australian Universities Coorperation Scheme (AAUCS), melalui kegiatan short course
dan pengiriman dosen baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang ke Australia. Sejak tahun
1976 kerjasama luar negeri dikembangkan dengan Wageningen Agricultural University melalui
proyek Netherlands Universities Foundation For International Cooperation (NUFFIC) dengan tujuan
utama peningkatan kualitas proses belajar-mengajar. Di bidang penelitian kerjasama diawali dengan
Cassava Research Project yang disponsori oleh International Development Research Centre (IDRC)
Canada pada tahun1975.
Awalnya, aktivitas kerjasama luar negeri dikoordinasikan oleh Direktur Penelitian dan Afiliasi yang
saat itu dijabat oleh Ir. Baskoro Winarno. Selanjutnya, koordinasi kerjasama luar negeri
dilakukan oleh seorang koordinator sebagai staf khusus Pembantu Rektor I (Bidang Akademik,
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat). Koordinator kerjasama luar negeri pertama dijabat oleh Ir.
Loekito Adi Soehono, M.Agr., dan kemudian dilanjutkan oleh Dr. Ir. Hari Purnomo, M.App.Sc.,
dan terakhir dijabat oleh Ir Abdul Cholil. Sejak tahun 1995 hingga 2006 kegiatan ini menjadi
tanggung jawab Pembantu Rektor IV Bidang Perencanaan dan Kerjasama yang dijabat oleh Prof. Dr.
Ir. Bambang Guritno, dan kemudian digantikan oleh Prof. Dr. Umar Nimran, M.A. Saat ini,
penanganan bidang itu kembali diserahkan kepada Pembantu Rektor-I.
Berbagai macam bentuk kerjasama yang telah ditandatangani dan direalisasikan di antaranya
adalah:
nasional. Pemberantasan tindak korupsi saat ini belum dilaksanakan secara optimal
sehingga diperlukan upaya yang lebih profesional, terintegrasi, intensif dan
berkesinambungan.
kuliah tamu/seminar di Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, dan Kamis (Januari
2007), memberikan kuliah tamu/seminar di Jurusan Fisika, Fakultas MIPA.
Rombongan dari Malang itu merupakan bagian dari rombongan besar yang terdiri dari
Prof Sudjarwadi (Rektor UGM), Prof Dr H Fasichul Lisan Apt (Rektor Universitas
Airlangga), Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD (Rektor ITS), serta beberapa perwakilan
swasta dan staf kepresidenan.
Sementara itu, dalam kunjungan Rektor ke Masjid Nabawi dan Masjidil Haram, pihak
manajemen kedua masjid tersebut menawarkan bantuan dana untuk kegiatan
dakwah. Tawaran bantuan ini akan dimanfaatkan Universitas Brawijaya dengan
mengajukan proposal renovasi total Masjid Kampus Raden Patah yang menurut
rencana akan dibiayai penuh.
• Kunjungan Kerja Atase Pendidikan Australia
Atase Pendidikan (ad interim) Kedutaan Besar Australia, Paul McElligot, tanggal 20 Juli
2007, mengadakan kunjungan kerja ke Universitas Brawijaya.
Dalam kesempatan itu, di hadapan
sivitas akademika di ruang sidang
lantai VIII gedung Rektorat, Paul
McElligot menyampaikan berbagai
informasi, seperti kerjasama antar
institusi Indonesia dan Australia,
beasiswa studi pascasarjana,
kemungkinan Professional
Development Programme untuk
dosen, serta sistem pendidikan di
Australia.
H a l a m a n |29
tinggi ini, dan menggunakan ruang Balai Kota Malang, dari sini gagasan itu digulirkan
sidang Balaikota Malang sebagai
tempat perkuliahannya.
Sementara itu, atas inisiatif beberapa tokoh masyarakat yang lain dibentuk pula Yayasan
Perguruan Tinggi Ekonomi Malang (YPTEM) dengan akte notaris nomor 26, 15 Agustus
1957, yang kemudian mendirikan Perguruan Tinggi Ekonomi Malang (PTEM). Tak jauh
berbeda dengan pendahulunya,
aktivitas perkuliahan PTEM juga
menumpang di sana-sini.
2. Upaya Penegerian
“Setiap pendirian universitas setelah berlakunya
Pembiayaan menjadi kendala utama UU ini, sedikit-dikitnya terdiri dari tiga fakultas, di
penyelenggaraan Universitas Kotapraja mana dua di antaranya harus dari ilmu
alam/pasti/biologi, sedang yang lain dapat dari
Malang. Meskipun diakui sebagai milik
golongan fakultas lainnya …”
Kotapraja Malang, pembiayaan universitas ini
sepenuhnya tetap menjadi beban yayasan. Pasal 7 Ayat 8, UU No 22 Tahun 1961 tentang
Perguruan Tinggi
Oleh karena itu ditempuh usaha untuk
memperoleh status universitas negeri. Sesuai
UU nomor 22 tahun 1961 tentang perguruan tinggi, ada beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi, baik mengenai jumlah maupun jenis fakultas yang dimiliki. Untuk itu,
diupayakan penggabungan dengan perguruan tinggi yang sudah ada di Malang, yakni
PTEM dan STKM (Sekolah Tinggi Kedokteran Malang). PTEM sepakat dengan gagasan ini,
sementara STKM masih belum dapat menerimanya.
Untuk memenuhi syarat penegerian, Universitas Brawijaya yang telah memiliki 4 fakultas
(FHPM, FE, FAN, dan FP) membuka lagi sebuah fakultas, Fakultas Kedokteran Hewan dan
Peternakan (FKHP), 26 Oktober 1961.
Presiden Universitas Brawijaya H. Doel Arnowo bersama para perintis universitas ini terus
berjuang untuk mendapatkan status universitas negeri. Dalam sebuah pertemuan 7 Juli
1962, dicapai
Ludruk “Doel Arnowo” kesepakatan antara
Orang biasa menyebutnya Pak Doel, meskipun nama lengkapnya Haji Doel Arnowo. Menteri PTIP,
Aslinya ia arek Suroboyo, dan konon nama Arnowo sendiri sampai sekarang tetap Pangdam VIII
terabadikan pada sebuah jalan di daerah Pasar Genteng Surabaya. Memang ia
adalah salah seorang pejuang kemerdekaan di Surabaya pada tahun 1945. Brawijaya, Presiden
Sebagai seorang bekas pejuang 45 ia banyak punya kawan dan kenalan, -tersebutlah Universitas Airlangga,
antara lain nama-nama Mr. Sartono (Wakil Ketua DPA), Ruslan Abdulgani, bahkan Presiden Universitas
sampai Bung Karno yang menjadi kenalannya. Dan kebetulan pula ia juga menjadi
Anggota DPA. Semua orang mengakui bahwa orang ini memang tokoh populer untuk Brawijaya, dan
daerah Jawa Timur, dan karena itu pula ia secara aklamasi terpilih menjadi Presiden Presiden Universitas
Universitas Brawijaya yang pertama. Tawangalun, bahwa
Kongkow
Sedang pada masa itu Universitas yangbaru berdiri dan masih berstatus swasta ini, hanya fakultas-fakultas
tengah giat memperjuangkan penegriannya.Berbagai usaha sudah dilaksanakan, eksakta saja yang
baik berupa pengiriman delegasi-delegasi ke Jakarta maupun kongkow-kongkow terlebih dulu
dengan para pejabat pemerintah yang kebetulan sedang singgah di Jawa Timur,
tetapi sebegitu jauh belum nampak hasilnya.
dinegerikan.
Keputusan Menteri
H a l a m a n |31
Seorang pejuang, dimanapun tempatnya ia harus tetap berjuang, dan sifat pejuang PTIP nomor 92 tahun
semacam ini ada pada diri Pak Doel, dan nyata kemudian bahwa ia berhasil 1962 tanggal 1 Agustus
memperjuangkan penegrian UNBRA. Orang dalam UNBRA sendiri kebanyakan tidak
tahu persis bagaimana caranya Pak Doel bisa berhasil meyakinkan orang-orang
1962 menetapkan FP
Pusat untuk cepat-cepat menegrikan UNBRA, pada hal usaha-usaha berupa dan FKHP dinegerikan
pengiriman delegasi dan sebainya ternyata telah gagal. Malahan seperti yang dan sekaligus menjadi
diakui oleh Drs. Mayor Polak, Ex Dekan FE, Saya tidak tahu bagaimana caranya Pak
Doel main dengan Mr.Sartono, tetapi yang terang Mr. Sartono bisa meyakinkan Pak
bagian dari Universitas
Toyib untuk membuat SK Penegrian UNBRA. Airlangga. Keputusan
Gak Kober Be’e ini berlaku surut mulai
Mengenai ‘ada main’nya itu, Pak Doel dengan senyum menerangkan bahwa ia
sengaja membawa rombongan ludruk Marhaen untuk main di Istana, waktu itu
1 Juli 1962.
disaksikan oleh para pejabat tinggi negara, termasuk presiden Soekarno, dan para
Korps Diplomatik. Atas instruksi khusus Pak Doel kepada Bowo dan Rukun pelawak Sementara itu di
ludruk itu, sehingga akhirnya terlontarlah sebuah dialog:
+Jare anakmu kuliah nduk Malang? (Katanya anakmu kuliah di Malang) Probolinggo, 28
- Iya, nduk nggone UNBRA, (Ya, di UNBRA) Oktober 1962 dibuka
+ Lha kenek apa kok gak mari-mari? ( Kenapa nggk selesai juga) Perguruan Tinggi
- Lha wong gak ndang dinegrekna (Habis, nggak cepat dinegrikan)
+Lha kenek apa kok gak ndang dinegrekna ? (Kenapa nggak cepat dinegerikan) Jurusan Perikanan Laut
-Gak kober be’e. (Nggak sempat ‘kali) oleh Yayasan
Entah bagaimana reaksi wajah para pejabat yang berurusan dengan soal penegrian Pendidikan Tinggi
UNBRA ini, tapi yang terang Presiden sendiri langsung menegur Mr. Sartono dan
Menko Kesejahteraan Rakyat Moeljadi Djojomartono yang selanjutnya meneruskan Probolinggo. Jurusan
teguran itu kepada Menteri PTIP Toyib Hadiwijaya dan keluarlah SK Menteri PTIP ini pada saatnya
No. 1 tahun 1963 pada tanggal 5 Januari 1963. kemudian menjadi
Dikutip dari Mimbar Universitas Brawijaya edisi Januari 1973. bagian dari FKHP
dengan SK Menteri
PTIP no 163 tahun
1963, 25 Mei 1963.
Tanggal 5 Januari 1963, keluar Keputusan Menteri PTIP nomor 1 tahun 1963, tentang
pendirian Universitas Negeri Brawijaya di Malang. Dengan keputusan itu, ditetapkan
Universitas Brawijaya di Malang terdiri dari Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum dan
Pengetahuan Masyarakat, Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan, Fakultas
Pertanian, serta Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan. Keputusan itu pula
memisahkan Fakultas Pertanian, dan
Fakultas Kedokteran Hewan dan
Peternakan dari Universitas Airlangga
dan memasukkannya ke dalam
lingkungan Universitas Brawijaya di
Malang. Selain itu, keputusan Menteri
PTIP ini juga meresmikan 3 fakultas yaitu
Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu
Pendidikan, dan Fakultas Ketatanegaraan
di Jember sebagai bagian dari Universitas
Brawijaya. Kemudian, dengan Keputusan
Gedung Fakultas Pertanian di Jl. Mayjen Haryono Menteri PTIP nomor 97 tahun 1963, 15
(dulu Jl. Raya Dinoyo) Agustus 1963, Fakultas Ketatanegaraan
dan Ketataniagaan di Kediri ditetapkan
H a l a m a n |32
3. Kampus Bergolak
Situasi negara memburuk dengan meletusnya pemberontakan G30S/PKI di tahun 1965.
Seluruh perguruan tinggi bergolak, tidak terkecuali Universitas Brawijaya. Pergolakan
mencapai puncaknya 2 April 1966, seluruh aktivitas universitas ini berhenti. Dengan
keputusan nomor 012/IV/66, Komandan Korem 083 selaku PU Pepelrada (Penguasa
Pelaksana Perang Daerah) menetapkan sebuah presidium untuk memimpin Universitas
Brawijaya, dan care taker dekan untuk memimpin fakultas-fakultas. Keputusan itu
kemudian disahkan Deputi Menteri PTIP dengan Keputusan nomor 4385 tahun 1966.
Tugas utama presidium adalah normalisasi keadaan dan menggalang persatuan dan
kesatuan di kalangan sivitas akademika. Presidium mulai bekerja 7 April 1966, dan
membuka kembali Universitas Brawijaya 12 April 1966.
Bulan Juni 1966, Brigjen dr Eri Soedewo ditugasi pemerintah untuk stabilisasi perguruan
tinggi perguruan tinggi di Jawa Timur. Jabatannya sebagai Koordinator Perguruan Tinggi
Jawa Timur, di samping Pejabat Rektor Universitas Airlangga, Ketua Presidium IKIP
Surabaya, Ketua Presidium IKIP Malang, dan Ketua Presidium Universitas Brawijaya.
4. Saatnya Membangun
Pimpinan Universitas Brawijaya bekerja tanpa anggaran selama setahun. Baru kemudian
secara berangsur-angsur diperoleh kembali anggaran dari pemerintah. Setelah 3 tahun
keadaan menjadi normal, Universitas Brawijaya melangkah memasuki masa
pembangungan (Pelita I) pada tahun 1969, dipimpin oleh rektor dari kalangan sendiri,
yaitu Dr Ir Moeljadi Banoewidjojo (1969-1973).
H a l a m a n |33
UNIVERSITAS AIRLANGGA
UNIVERSITAS
NEGERI JEMBER
Tahun 1964, cabang di Jember
memisahkan diri
membentuk Universitas Negeri Jember
35 Halaman |
1965-1974 1975-1981 1982-1998 1999-2008
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Pada tahun 1961, berubah menjadi Universitas Brawijaya. Ketika Universitas Brawijaya
Malang dinegerikan pada tanggal 5 Januari 1963 dengan Surat Keputusan Menteri
Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan No.1 Tahun 1963, maka sejak saat itu Fakultas
Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (FHPM) menjadi salah satu fakultas hukum negeri
yang ada di Jawa Timur.
Program studi yang ada di Fakultas Hukum adalan satu program studi S-1: Ilmu Hukum
dengan konsentrasi pada bidang-bidang Ilmu Hukum Perdata, Hukum Bisnis, Hukum
Agraria, Hukum Perburuhan, Hukum Kepidanaan, Hukum Internasional, Hukum Tata
Negara, dan Hukum Administrasi Negara. Program Studi S-2: PS Ilmu Hukum, dengan
minat Kenotariatan, Hukum Ekonomi, Hukum Agraria, Hukum Pidana, dan Hukum
Tatanegara. Program S-3: PS Ilmu Hukum.
Alamat Kontak:
Fakultas Hukum
Jalan Veteran Malang 65145
Telepon 0341 551611, 0341 575777 Pes. 201-202,
langsung: 0341 553898, Fax: 0341 556505
email: fhunibraw@mlg.globalinfo.net
2. Fakultas Ekonomi
Embrio Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya yang dikenal sekarang init bernama
Perguruan Tinggi Ekonomi Malang (PTEM). PTEM didirikan oleh Yayasan Perguruan Tinggi
Ekonomi Malang (YPTEM) pada tanggal 27 Juni 1957 dengan Akta Notaris No.26 tertanggal
15 Agustus 1957. Sejak tanggal 3 Oktober 1961, PTEM meleburkan diri menjadi bagian dari
Universitas Brawijaya dan disebut Fakultas Ekonomi.
Alamat Kontak
Fakultas Ekonomi
Jalan Mayjen Haryono 165 Malang 65145
Telepon: 0341 551611, 0341 575777 pes. 203-204, langsung: 0341 551396, Fax: 0341
553834
Email: info@fe.unibraw.ac.id
Pada tanggal 15 Agustus 1961 FKK di Kediri diakui sebagai cabang FKK Universitas
Brawijaya sesuai dengan SK Menteri PTIP RI No. 97 Tahun 1963. Pada akhir tahun 1970-an
cabang ini secara berangsur-angsur dipindahkan ke Malang.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1982 tentang penataan fakultas pada
universitas/institut negeri, dan Keputusan Presiden Nomor 59 Tahun 1982 tentang
Susunan Organisasi Universitas Brawijaya, FKK diubah menjadi Fakultas Ilmu Administrasi
(FIA), dengan dua jurusan yaitu Administrasi Publik dan Administrasi Bisnis.
Pada dasawarsa 80-an, melalui PP No. 27/1982 tentang restrukturisasi fakultas pada
universitas atau institut negeri dan Keputusan Presiden No. 59/1982 tentang Susunan
Organisasi Universitas Brawijaya, FKK diubah nama menjadi Fakultas Ilmu Administrasi
(FIA).
Saat ini Fakultas Ilmu Administrasi mempunyai 2 program studi (Program Studi
Administrasi Negara/Publik, Program Studi Administrasi Niaga/Bisnis), 2 program diplima
(D-3 Kesekretariatan, dan D-3 Pariwisata), program Magister (S-2) Ilmu Administrasi, dan
program doktor (S-3 Ilmu Administrasi Negara, dan S-3 Administrasi Niaga)
Alamat Kontak
Fakultas Ilmu Administrasi
Jalan Mayjen Haryono 163 Malang 65145
Telp. (0341) 553737, 568914, 558226 Fax. (0341) 558227;
Website: www.fiaub.com, fia.brawijaya.ac.id
E-mail: info@fiaub.com, fia@brawijaya.ac.id
4. Fakultas Pertanian
Fakultas Pertanian didirikan pada tanggal 10 November 1960 di bawah naungan
Universitas Kotapraja Malang (yang kemudian berganti nama menjadi Universitas
Brawijaya). Fakultas Pertanian mendapatkan status negeri dengan Surat Keputusan
Menteri PTIP Nomor 92 tertanggal 1 Agustus 1962, dan terhitung mulai 1 Juli 1962 berada
di bawah naungan Universitas Airlangga Surabaya. Selanjutnya dengan penegerian
Universitas Brawijaya, sejak tanggal 5 Januari 1963, Fakultas Pertanian dikembalikan
kepada Universitas Brawijaya.
Saat ini, pada jenjang strata satu, Fakultas Pertanian mendidik lulusan SMU jurusan IPA,
IPS, SMK (bidang pertanian), lulusan diploma (D-1, D-2, D-3), untuk dididik menjadi sarjana
yang handal, dengan 7 program studi, yakni: Program Studi Agronomi, Program Studi
Hortikultura, Program Studi Pemuliaan Tanaman, Program Studi Ilmu Tanah, Program
Studi Agrobisnis, Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, dan Program Studi
Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan. Pada jenjang strata dua ada 3 program studi, yakni: S-
2 Ekonomi Pertanian (Ekonomi Sumberdaya, Ekonomi Pembangunan pertanian, Ekonomi
Agri bisnis, dan Manajemen Agribisnis), Ilmu Tanaman (Ekologi Tanaman, Fisiologi
Tanaman , Pemuliaan Tanaman, Perlindungan Tanaman, dan Gulma Tanaman),
Pengelolaan Tanah dan Air (Pengelolaan Tanah, Pengelolaan Sumberdaya Air, dan
Pengelolaan Sumberdaya Hayati). Sedangkan untuk Program S-3 adalah Ilmu-ilmu
Pertanian bidang Minat: Ekologi, Fisiologi, Pemuliaan Tanaman, Perlindungan Tanaman,
serta Tanah dan Pemupukan.
Alamat Kontak
H a l a m a n |40
5. Fakultas Peternakan
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya didirikan pada tanggal 26 Oktober 1961 dengan
nama Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan (FKHP), merupakan salah satu fakultas
dari Universitas Kotapraja Malang, yang kemudian bernama Universitas Brawijaya.
Setahun kemudian, 1 Juli 1961, FKHP bersama Fakultas Pertanian dinegerikan dengan
status di bawah naungan Universitas Airlangga. Ketika Universitas Brawijaya dinegerikan
pada tanggal 5 Januari 1963, maka FKHP dan Fakultas Pertanian kembali bergabung
dengan induknya semula, yaitu Universitas Brawijaya. Dalam perkembangannya, nama
FKHP mengalami beberapa kali perubahan, yaitu menjadi Fakultas Peternakan (1973),
kemudian Fakultas Peternakan dan Perikanan (1977), dan terakhir kembali menjadi
Fakultas Peternakan (1982).
Alamat Kontak
Fakultas Peternakan
Jalan Veteran Malang 65145
Telepon: 0341 551611 Pesawat 163, 241, 242
H a l a m a n |41
6. Fakultas Teknik
Fakultas Teknik Universitas Brawijaya diresmikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan Nomor 167 Tahun 1963 tanggal 23 Oktober 1963.
Alamat Kontak
Fakultas Teknik
Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145
Telepon: 0341 551430, Fax: 0341 551430
Email: dekan-ft@brawijaya.ac.id
7. Fakultas Kedokteran
Pada tanggal 9 Februari 1972, IDI Cabang Malang mendorong Sekolah Tinggi Kedokteran
Malang (STKM) agar mencari jalan untuk mengubah statusnya menjadi negeri. Kemudian
Yayasan Perguruan Tinggi Jawa Timur membentuk Panitia Penegerian STKM. Usaha ini
berhasil, karena kebijakan penegerian perguruan tinggi swasta yang semula sudah
tertutup dapat dibuka kembali untuk STKM. Akhirnya, pada tanggal 1 Januari 1974 keluar
Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 001/0/1974 tentang
H a l a m a n |42
penegerian, serta diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, pada tanggal 23
Februari 1974 bersamaan dengan Rapat Senat Terbuka dalam rangka peringatan Dies
Natalis ke-11 Universitas Brawijaya.
Saat ini Fakultas Kedokteran mempunyai tiga program studi strata satu, yaitu: Program
Studi Pendidikan Dokter, Program Studi Ilmu Keperawatan, dan Program Studi Ilmu Gizi.
Sedangkan Program Pascasarjana Fakutas Kedokteran membuka 7 program magister, 12
program spesialis -1(Sp-1), dan satu program doktor.
Alamat Kontak
Fakultas Kedokteran
Jalan Veteran Malang 65145
Telepon 0341 560491, Fax: 0341 564755
Email: fkub-ina@indo.net.id
8. Fakultas Perikanan
Perguruan Tinggi Jurusan Perikanan Laut didirikan pada tanggal 28 Oktober 1962 oleh
Yayasan Pendidikan Tinggi Probolinggo. Sejak tanggal 25 Mei 1963, melalui Surat
Keputusan Menteri PTIP No. 163, Perguruan Tinggi Jurusan Perikanan Laut tersebut
menjadi salah satu jurusan pada Fakultas Kedokteran Hewan dan Petemakan (FKHP)
Universitas Brawijaya yang berkedudukan di Malang.
Fakultas Perikanan saat ini menyelenggarakan pendidikan sarjana (S-1) dengan 1 jurusan
yaitu Jurusan Manajemen Sumberdaya Perikanan dengan 5 program studi, antara lain:
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Program Studi Teknologi Hasil
Perikanan, Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan, Program Studi Budidaya Perairan,
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan untuk program magister (S-2)
Budidaya Perairan, serta program diploma (D-3) Agribisnis Perikanan.
Alamat Kontak
Fakultas Perikanan
Jalan Veteran Malang 65145
Telepon: 0341 553512 Fax: 0341 553512
Saat ini Fakultas MIPA mempunyai 6 program studi S-1, yakni: Program Studi Biologi,
Program Studi Kimia, Program Studi Fisika, Program Studi Matematika, Program Studi
Statistika, dan Program Studi Ilmu Komputer. Selain program S-1 Fakultas MIPA juga
mempunyai dua Program D-3, antara lain: D-3 Manajemen Informatikan dan Teknik
Komputer (MITEK) dan D-3 Analis Kimia. Selain penyelenggaraan program-program di
atas, pada tahun 1997 telah dibuka Program Pascasarjana Biologi Reproduksi.
Alamat Kontak
Fakultas MIPA
Jalan Veteran Malang 65145
Telepon: 0341 554403, Fax: 0341 554403
E-mail : mipa@brawijaya.ac.id
Saat ini Fakultas Teknologi Pertanian menyelenggarakan Program sarjana (S-1): dengan 3
program studi, yaitu: Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Program Studi Teknik
Pertanian (bidang studi: Teknik Tanah dan Air, Teknik Prosesing, Daya dan Mesin
Pertanian), dan Program Studi Teknologi Industri Pertanian
Alamat Kontak
Jalan Veteran Malang 65145
Telepon: 0341 564398, fax: 0341 568917
Email: ftp_ub@brawijaya.ac.id
Saat ini Program Imu Sosial telah berkembang menjadi 4 program studi, yaitu: Program
Studi Sosiologi, Program Studi Ilmu Komunikasi, Program Studi Psikologi, dan Program
Studi Ilmu Hubungan International. Dalam waktu tidak terlalu lama, diharapkan statusnya
meningkat menjadi fakultas.
H a l a m a n |45
Ketua Progam
• Prof. Dr.Ir. H. Darsono Wisadirana, MS. (2002-sekarang)
Alamat Kontak
Program Ilmu Sosial
Jalan Veteran Malang 65145
Telepon: (0341) 575755,551611 psw. 322, fax: (0341) 575755
Untuk program sarjana (S-1) bidang kajian yang difokuskan untuk mendukung kompetensi
adalah kesusastraan dan linguistik dalam ranah kajian budaya. Sementara untuk program
diploma (D-3 dan D-1) kajian utama adalam bahasa dan budaya, kajian penunjang keahlian
perkantoran dan kehumasan, dan perjalanan wisata.
Saat ini program studi yang terselenggara adalah: Program S-1 Sastra Inggris, Program S-1
Sastra Jepang, Program Diploma (D-3) Bahasa Inggris, D-3 Bahasa Jepang, D-3 Bahasa
Perancis, dan Program Diploma (D-I) Bahasa Tionghoa.
Ketua Program
• Dra. Sri Endah Tabiati, M.Ed. (2000-sekarang)
Alamat Kontak
Program Bahasa dan Sastra
Kantor: Gedung Kantor Pusat Lama Lantai II
Jalan Veteran 65145 Telepon: 0341 551611, 0341 575777 Pes. 309,
langsung: 0341 575822,
Fax. 0341 575822 e-mail: bahasa@brawijaya.ac.id
membuka program studi Pengelolaan Tanah dan Air yang didasarkan pada SK Menteri No.
1872/DK/1985.
Program Pascasarjana terus berkembang. Dibuka spesialisasi Teknologi Pascapanen dan spesialisasi
Pakan Ternak pada 1989, dan program studi llmu Tanaman pada 1990, serta spesialisasi Pemasaran
untuk program studi Sosial Ekonomi Pertanian di tahun yang sama.
Berdasarkan SK Dirjen Dikti No. 104, 105, 106/Dikti/Kep/1993 tertanggal 27 Februari 1993
Program Pascasarjana Universitas Brawijaya menyelenggarakan tiga program studi secara mandiri,
yaitu: llmu Ekonomi Pertanian, llmu Tanaman dan program studi Pengelolan Tanah dan Air.
Pada tahun akademik 1995/1996 Program Pascasarjana membuka 7 program studi baru, yaitu
Teknologi Pasca Panen, llmu Ternak, Manajemen, llmu Administrasi, Biomedik, Biologi Molekular
Reproduksi dan Teknik Sumberdaya Air.
Mulai tahun 2006 pengelolaan sebagian besar program studi diserahkan kepada fakultas terkait,
terutama program studi yang bukan multidisipliner.
Program Pascasarjana dipimpin oleh direktur dan dua orang asisten direktur. Pelaksanaan masing-
masing program studi menjadi tanggung jawab ketua program studi. Hingga saat ini tercatat 3 orang
yang pernah memimpin Program Pascasarjana, yaitu:
Alamat Kontak
Program Pascasarjana
Jalan Mayjen Haryono 169 Malang 65145
Telepon 0341 571260, 0341 562094, Fax 0341 580801
Email : ppsub@brawijaya.ac.id
H a l a m a n |47
Visi LP3 adalah sebagai pusat pengkajian masalah pendidikan guna mewujudkan
paradigma baru perguruan tinggi yang disingkat dengan RAISE (relevance, academic
atmosphere, internal managament, sustainability dan equity). Lembaga ini dipimpin oleh
seorang ketua, dengan 4 misi mendorong laju pengembangan pendidikan di Universitas
Brawijaya melalui berbagai kajian ilmiah untuk menghasilkan pemikiran strategis yang
dapat digunakan sebagai landasan penyusunan kebijakan di bidang pendidikan dan
pemberdayaan masyarakat. Usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia, relevansi
pendidikan, organisasi/tatalaksana unit pelaksana pendidikan akademik dan/atau
profesional, serta manajemen pendidikan merupakan isu-isu paling utama yang dikaji oleh
LP3.
Terdapat 4 pusat pengembangan yang bernaung di bawah LP3 Universitas Brawijaya.
Keempat pusat pengembangan tersebut adalah: Pusat Peningkatan dan Pengembangan
Aktivitas Instruksional (P3AI), Pusat Pengembangan Relevansi Pendidikan (P2RP), Pusat
Pengembangan Pendidikan Akademik dan Profesional (P3AP), Pusat Pengembangan
Manajemen Pendidikan (P2MP).
Sejak berdirinya hingga sekarang, LP3 telah dipimpin oleh dua ketua, yakni:
• Prof. Dr. dr. Djanggan Sargowo, SpPD, SpJP(K) (1998-2000)
• Prof. Dr. Ir. Hendrawan Soetanto, M.Rur.Sc (2000-Sekarang)
V. PERJALANAN UPT
UPT Perpustakaan
Perpustakaan berdiri sejak tahun 1963 bersamaan dengan penegerian Universitas Brawijaya.
Mulanya, perpustakaan menempati sebagian sudut gedung Kantor Pusat di Jalan Guntur No. 1
Malang. Pada tahun 1970, menempati gedung sendiri seluas 400 meter persegi di kawasan
Dinoyo. Penambahan luas gedung dilakukan secara bertahap dalam rangka meningkatkan
pelayanannya, dan
pada 1987 dilakukan
amalgamasi
(penggabungan)
antara Perpustakaan
Fakultas dengan
Perpustakaan
Universitas.
Dengan berlakunya
OTK (Organisasi dan Tata Kerja) Universitas Brawijaya tahun 1983, status Perpustakaan Universitas
Brawijaya adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT).
Sejak 2 Juni 1975, mulai diterapkan sistem pelayanan terbuka (open access) meliputi layanan
sirkulasi (buku yang dipinjam), layanan koleksi reserve (koleksi tandon), layanan koleksi skripsi,
tesis, laporan penelitian, digital library, jurnal ilmiah, serta layanan CD-ROM. Pada 2 Oktober
1999 Perpustakaan membuka layanan internet (UB-Net)dengan 9 terminal yang disiapkan
dalam ruang ber-AC dan buka 24 jam.
Dalam era teknologi informasi, pada Agustus 2000 UPT Perpustakaan telah mengaplikasikan
layanan dengan sistem komputer. Software Integrated Library (InLib) yang dikembangkan oleh
kalangan sendiri mewajibkan semua pengguna memiliki kartu tanda anggota (KTA) yang dilengkapi
dengan barcode number. Selain itu Student Internet Center (SIC) yang dibangun dengan tujuan
membantu sivitas akademika dalam mencari informasi global, juga memberikan layanan pelatihan
teknologi informasi (TI). Pada tahun yang sama, UPT Perpustakaan menjadi mitra
Perpustakaan ITB dalam pengembangan wacana International Digital Library Network
(IDLN).
Sejak Oktober 2002 UPT Perpustakaan Universitas Brawijaya membuka situs
www.digilib.brawijaya.ac.id yang menghubungkan Perpustakaan Universitas Brawijaya dengan
jaringan internet sehingga setiap hari mampu memberikan layanan 24 jam kepada para pengguna.
Sejak berdiri pimpinan Perpustakaan Universitas Brawijaya telah mengalami pergantian sebanyak
lima kali. Mereka itu masing-masing adalah:
• Drs. Sofyan Aman (1963 – 1966)
• Dra. Purwantini Setijono (1966 – 1975)
• Prof. F. Patty, MA (1975 – 1981)
• Drs. Samlawi Azhari (1981 – 1984)
• Soeyono, MA (1984 – 1997)
H a l a m a n |51
Hingga saat ini sebagai pimpinan pusat ini adalah Dr. Ir. Harry Sukotjo Dachlan, MSc.
• Mengembangkan dan mendistirbusikan jaringan Intranet dan Internet, sampai saat ini
telah meliputi 10 fakultas dan 10 lembaga dengan total workstation terkoneksi 2000
komputer dengan rata-rata computer online mencapai 1000-1500 buah setiap harinya.
• Mengembangkan internet service meliputi: Layanan e-mail bagi sivitas akademika,
layanan web hosting untuk kebutuhan fakultas dan lembaga, layanan portal teknologi
informasi Universitas Brawijaya (www.bits.brawijaya.ac.id) untuk mempermudah
pengguna dalam mengakses layanan, mengelola situs resmi Universitas Brawijaya
(www.brawijaya.ac.id), manajemen layanan penggunaan internet bagi sivitas
akademika UB.
• Mengimplementasikan berbagai macam layanan sistem informasi manajemen di
antaranya: Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Terpadu, sistem informasi akademik
mahasiswa untuk pelayanan KRS dan KHS secara online, implementasi sistem
pembayaran SPP secara real time online bekerja sama dengan Bank Tabungan Negara,
mengimplementasikan Sistem Registrasi (SIREGI), mengembangkan aplikasi
pendaftaran wisuda terpadu secara online di seluruh fakultas, mengembangkan
aplikasi Sistem Informasi Manajemen Pelaporan Online (SIMPEL, mengembangkan
aplikasi Sistem Registrasi Online (SIREGI), mengembangkan Sistem Informasi Keuangan
(SIKEU).
• Sejak bulan September 2005 memberikan pelatihan-pelatihan berbasis komputer dan
TI seperti Linux Fundamental, Network Essential, Front Page, Web Design &
Development, Flash Macromedia, Cisco dan lain sebagainya.
Direktur UPPTI dijabat oleh Prof. Dr. Ir. A. Latief Abadi, MS. tahun 2003-sekarang.
Laboratorium Sentral Ilmu Hayati dipimpin oleh Dra. Fatchiyah, M.Kes., PhD. tahun 2007-sekarang.
H a l a m a n |55
VI. ATRIBUT
Sejak tahun 1974, dengan SK Rektor No. KP.1438/Reg.12/34-74, telah dibentuk Tim
Attribut Universitas Brawijaya. Tim ini mempunyai tugas menggali, mengevaluasi dan
merumuskan norma-norma yang bisa dijadikan tradisi bagi UB dalam rapat-rapat atu
upacara-upacara resmi, diantaranya: lambang, bendera, lagu/hymne, jaket almamater,
logo.
1. Lambang
Lambang merupakan penyederhanaan dari kenyataan yang
kompleks dan bersifat abstrak. Dengan lambang, sebuah
institusi memiliki identitas yang unik agar dikenali orang
lain.
b. Makna
Lambang secara keselurilhan menggambarkan corak atau watak dari Universitas
Brawijaya, yang meliputi:
• Jiwa kepeloporan, seperti yang dimiliki oleh Raden Wijaya, dilukiskan dengan
warna kuning emas.
• Abadi, dilukiskan dengan warna dasar hitam.
• Menjunjung tinggi falsafah Pancasila, digambarkan dalam bentuk segi lima
berwarna kuning emas.
• Berani membongkar segala sesuatu yang tidak wajar atau tidak benar,
digambarkan dalam bentuk mahkota Candra Kapala.
• Penegak tertib hukum, digambarkan dalam bentuk Qada.
• Berani meratakan segala sesuatu yang dianggap kurang wajar atau kurang
benar, digambarkan dalam bentuk senjata Cakra.
• Segalanya dilakukan dengan kesucian yang disertai pula tugas pemelihara atau
pembina sesuai dengan sifat Wisynu, yang dilambangkan dalam bentuk Çanka
atau siput.
• Percaya dan meyakini benar-benar bahwa dzat hidup itu ada, yang dilukiskan
dalam bentuk lampu.
H a l a m a n |56
2. Bendera
Setiap fakultas di Universitas Brawijaya mempunyai warna-warna tertentu sesuai dengan
ciri khas masing-masing, sebagai berikut:
3. Lagu
Hymne Universitas Brawijaya diciptakan oleh R. Janardhana mahasiswa Fakultas
Kedokteran Hewan dan Peternakan (sekarang: Fakultas Peternakan) Universitas Brawijaya
pada tahun 1963.
Sedangkan Mars Universitas Brawijaya diciptakan oleh Lilik Sugiarto tahun 1990.
4. Jaket
Warna jaket almamater biru yang mempunyai arti: Kepercayaan, Konservatif, Keamanan,
Teknologi, Kebersihan, Keteraturan. Warna Biru dipakai berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No.0602a/U/1984 tanggal 28 November 1984 tentang
Pedoman Tata-Busana Akademik Perguruan Tinggi di Lingkungan Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, yang tertuang dalam Lampiran 1-2 tentang Warna-warna
Universitas/Institut Negeri di seluruh Indonesia tabel nomor 12 (Universitas Brawijaya
dengan warna: Biru Turquoise). Sedangkan model yang dipakai sampai sekarang dipakai,
telah disempurnakan atas kepeloporan Ir. Abdul Azis Hoesein, Dipl.HE (Ketua Dewan
Mahasiswa 1970-1971) pada acara “Jaket Show” untuk memilih model desain jaket
almamater.
5. Logo
Logo merupakan salah satu bentuk representasi dari lembaga yang diharapkan mampu
mensosialisasikan keberadaannya di tengah-tengah masyarakat. Hal ini melatarbelakangi
H a l a m a n |57
6. Singkatan Nama
Nama “Universitas Brawijaya” diberikan oleh Presiden RI melalui surat kawat Nomor
258/K/61 tertanggal 11 Juli 1961, dipilih dari 3 nama yang diajukan Senat Universitas,
yakni: Kertanegara, Tumapel, dan Brawijaya. Sejak saat itu pula dikenal nama “Unbra”
sebagai singkatan nama Universitas Brawijaya.
Dalam perkembangannya, sejak 1 Maret 1975 berdasarkan SK Rektor, singkatan “Unbra”
tidak digunakan lagi dan diganti dengan singkatan baru, yaitu: “Unibraw”.
Sejak tahun 2006 telah disosialisasikan singkatan “UB” untuk menggantikan singkatan
“Unibraw”, dan disetujui Senat Universitas Brawijaya tanggal 17 Maret 2008.
7. Moto
Sejak peringatan Dies Natalis ke 44 Januari 2007 diperkenalkan moto Universitas
Brawijaya: “Join UB, be the best”.
Moto diperlukan untuk mendorong segenap warga agar bersikap dinamis menghadapi
segala tantangan. Sementara itu, bagi masyarakat umum dapat mengetahui visi,
karakteristik, yang dinamis.
bentuk lingkaran di jalan utama. Fungsinya selain sebagai bagian keasrian kampus juga
mempunyai makna pada setiap bagiannya.
c. Badan Tugu
(1). Mengesankan ilmu, tekonologi dan seni yang sederhana, kokoh dan
monumental.
(2). Jam sebagai penunjuk waktu yang tepat berada di dada tugu
bermakna: sebagai pengingat bahwa warga Universitas Brawijaya harus
menghargai waktu.
d. Kaki Tugu
(1). Bentuk kaki tugu ini bermakna kepeloporan perguruan tinggi
yang terjaga oleh para pengampu sesuai dengan susunan
simbolik: spesialis dan praktisi ilmu, teknologi dan seni; ilmuwan
dan peneliti; profesor dan doktor.
e. Dasar Tugu
Kolam atas: Kolam air, bermakna simbolik bahwa ilmu, teknologi
dan seni itu tidak terbatas dan terus berkembang, sesuai dengan
kebutuhan mahasiswa dan jamannya.
serta dikelilingi pelita, bermakna : para mahasiswa dan mahasiswi dari berbagai disiplin
ilmu dan pembimbingnya.
(b). Pelataran dengan hamparan bunga berwarna-warni dan
bunga-bunga ini dapat , diganti/disesuaikan dengan event yang
sedang tejadi, bermakna: para alumni dari berbagai disiplin ilmu
yang selalu siap dengan berbagai tuntutan perubahan jaman.
Kolonel Moejadhi
dia mengakhiri tugasnya sebagai rektor, dan mendapat tugas belajar di SESKOAD.
Administrasi dan Sistem Informasi), dan mulai diresmikan penggunaan website resmi UB
dan aplikasi SIMPT terpadu
Mohammad Amin
Ketua Umum Dewan Mahasiswa 1967-1969
Lahir di Pasuruan 11 Oktober 1934, wafat di Malang 16 Maret
2006 Amin sangat berperan dalam meredam gejolak politik dalam
kampus akibat ekses terjadinya gerakan mahasiswa secara
nasional tahun 1966. Amin berhasil mengadakan konsolidasi
organisasi, sehingga tersusun AD-ART pemerintahan mahasiswa
yang diberi nama KMUB (Keluarga Mahasiswa Universitas
Brawijaya). Dewan Mahasiswa UB di wakili oleh Amin juga
berkiprah di tingkat internasional dengan mengikuti kongres
organisasi mahasiswa se Asia Tenggara (ASEAUS).
Agil H. Ali
Ketua Umum Dewan Mahasiswa 1969-1970
Lahir di Tondano Sulawesi Utara, 1 Juli 1944, wafat di Surabaya 11
November 2007. Selain selaku Ketua Dewan Mahasiswa, ia sempat
menjadi Direktur Program Perhimpunan Mahasiswa Asia Tenggara
(ASEAUS). Agil tahun 1970 juga berinisiatif menidirikan surat kabar
Mingguan Mahasiswa yang cukup disegani di Jawa Timur. Ketua
Dewan Mahasiswa yang satu ini dikenal suka melontarkan jargon-
jargon, misalnya: “student today, leader tomorrow....”
H a l a m a n |66
Achmad Fauzi DH
Ketua Umum Dewan Mahasiswa 1971-1972
Lahir di Jember 15 Agustus 1945. Fauzi banyak melakukan kegiatan-
kegiatan baru dalam organisasi kemahasiswaan, misalnya upacara
pembukaan Posma di luar Kampus dengan inspektur upacara Danrem
803, mendatangkan ketua MPRS Jenderal A.H. Nasution, dan
menggelar pelatihan kepemimpinan bagi semua pengurus Dewan
dan Senat Mahasiswa se UB yang kemudian menjadi model pelatihan
serupa di tingkat nasional.
Badaruddin
Ketua Umum Dewan Mahasiswa 1972-1973
Lahir di Puruk Cahu, Kalimantan Tengah, 3 Mei 1944, wafat 11 Mei 2006
di Muarateweh. Di masa kepemimpinannya, tidak ada gejolak
mahasiswa yang luar biasa. Motonya yaitu: “Berpikir besar, mulai dari
kecil dan lakukan sekarang juga”. Sebelum menjabat Ketua Umum
Dewan Mahasiswa, Badaruddin menjadi Ketua Umum Senat Mahasiswa Fakultas
Pertanian (1970-1971), dan pengurus Ikatan Mahasiswa Pertanian Indonesia (IMPI).
Zainul Arifin
Ketua Umum Dewan Mahasiswa 1974-1975
Lahir di Malang, 10 April 1949. Zainul berhasil menyelenggarakan
PORSAF (Pekan Olah raga dan Seni Antar Fakultas) untuk
pertamakalinya di UB, yang dimaksudkan sebagai wujud nyata dari
semangat University pride tanpa meninggalkan kebanggaan pada
fakultas masing-masing. Terbukti kemudian, grup folk song UB yang
merupakan gabungan personel dari grup-grup fakultas memenangkan
H a l a m a n |67
Taufiq R. Khafidz
Ketua Umum Dewan Mahasiswa 1975-1976
Lahir di Jombang, 13 Nopember 1948. Wafat di Malang tahun 1988.
Pada masa kepemimpinan-nya, banyak unit aktivitas mahasiswa
dilegalisasikan, mulai bidang olahraga, pecinta alam, beladiri, bidang
seni sampai Pers Mahasiswa. Diselenggarakan pula PORSIF (Pekan
Olah Raga dan Seni Intra Fakultas), coaching pers mahasiswa se UB,
terbentuknya Bursa Mini Mahasiswa yang kelak berkembang menjadi
Koperasi Mahasiswa (KOPMA) dan pasukan inti mahasiswa sebagai
embrio Resimen Mahasiswa.
Syukur Nuralam
Ketua Umum Dewan Mahasiswa 1976-1977
Lahir di Praya, Lombok Tengah, NTB, 15 Nopember 1951. Pada era
kepemimpinannya, dilakukan pengiriman tim mahasiswa ke Bali untuk
membantu bencana gempa, Dewan aktif dalam kegiatan kemah kerja
mahasiswa dan latihan kepemimpinan mahasiswa tingkat nasional.
Dewan aktif membantu penyelenggaraan “M” Brawijaya Kart Race I
bekerjasama dengan HM Mesin UB juga dan dilakukan pembentukan
Satuan Mahasiswa yang merupakan bagian dari Resimen Mahasiswa
Jawa Timur.
Samsul Islam
Ketua Umum Dewan Mahasiswa 1977-1978
Lahir di Malang, 24 Juli 1948. Pada masa kepemimpinannya, terjadi
pembekuan segala aktivitas kemahasiswaan dan diganti dengan konsep
normalisasi kehidupan kampus (NKK) oleh Menteri Pendidikan Nasional.
Konsep yang mengharuskan semua kegiatan kemahasiswaan harus
seijin Rektor itu ditolak oleh hampir seluruh Dewan Mahasiswa,
termasuk UB. Demo terjadi di mana-mana. Salah satu akibatnya, Samsul
Islam harus mendekam di tahanan Kodim selama beberapa bulan.
Periode 1978-1988
Surya Anoraga
Ketua Senat Mahasiswa UB 1988-1989.
Lahir di Malang, 13 Desember 1963. Pada saat kepemimpinannya,
NKK/BKK diberlakukan dan telah memasung berbagai aktivitas
kreatif mahasiswa kecuali berbagai rutinitas kegiatan kampus. Hanya
UB dan UGM yang mempunyai bentuk eksekutif mahasiswa.
Walaupun demikian, pada periode kepemimpinannya terselenggara
Lokakarya di kampus UB tentang Kebijaksanaan Otonomi Daerah
dan Pedesaan yang terjadi jauh sebelum kebijakan otonomi daerah
diberlakukan.
Tatok Sugiarto
Ketua Senat Mahasiswa UB 1990-1991.
Lahir di Madiun, 14 Desember 1968. Dalam masa
kepemimpinannya, terjadi peristiwa kelahiran Ikatan Cendekiawan
Muslim Indonesia (ICMI) di kampus UB yang proses awalnya
dimotori oleh beberapa orang mahasiswa UB. Selain itu, Ketua
Senat ini merasa berkesan saat berhasil melaksanakan OPSPEK di
tingkat Universitas.
H a l a m a n |69
Andi Subiakto
Ketua Senat Mahasiswa UB 1992-1993.
Lahir di Mojokerto, 14 Agustus 1969. Semasa kepemimpinannya, Senat
mahasiswa UB banyak mengkritisi kebijakan pemerintah yang kurang
berpihak kepada rakyat, mengadakan simposium nasional yang
membahas peranan pemuda dan mahasiswa dalam pembangunan, dan
berperan dalam menggalakkan kegiatan lomba ilmiah mahasiswa baik
yang berskala regional maupun nasional.
Wignyo Adiyoso
Ketua Senat Mahasiswa UB 1993-1994
Luthfi Ashari
Ketua Senat Mahasiswa UB 1995-1996
Lahir di Bojonegoro, 1 Oktober 1970. Banyak sekali prestasi yang dicapai
oleh para mahasiswa selama masa kepemimpinannya di SMUB, di
antaranya adalah pencapaian Juara Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional
(PIMNAS) di ITB (1994) dan UGM (1995). Luthfi adalah salah satu dari
mahasiswa UB yang memperoleh Singapore International Foundation
tahun 1997.
Deni Hariatna
Ketua Senat mahasiswa UB 1996-1997
Lahir di Jakarta, 15 September 1973. Saat kepemimpinannya lebih
banyak atau tepatnya terpaksa pikiran dan tenaga harus dicurahkan
demi pembenahan internal. Saat itu berhembus angin perubahan
struktur organisasi kemahasiswaan tingkat universitas. Wacana tentang
bentuk organisasi mahasiswa UB yang lebih layak dan mapan sudah
mulai dimatangkan.
H a l a m a n |70
M. Rifqy
Ketua Senat Mahasiswa UB 1997-1998
Lahir di Sidoarjo, 15 September 1972. Agenda utama selama
kepemimpinannya adalah melakukan perubahan konstitusi senat
mahasiswa kepada organisasi baru yang lebih independen dan
demokratis. Tim internal dibentuk dengan tugas menyusun draft
perubahan kelembagaan yang mengkombinasikan hasil survei terhadap
mahasiswa UB dan hsil studi banding di empat universitas terkemuka lainnya. Sayangnya,
hasil kerja tim ini ternyata kurang didukung oleh lembaga kemahasiswaan lainnya di UB.
Widya Nugraha
Muhammad Fadhli
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UB 2001-2002
Budi Narotama
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UB 2002-2003
Lahir di Magetan 8 Nopember 1978. Semasa kepemimpinannya, BEM
tidak mendapatkan dana dari UB karena tidak diakui oleh PR III dan
diboikot oleh beberapa fakultas. Namun, BEM berhasil banyak
mengadakan kegiatan untuk kepentingan mahasiswa dari dana sponsor,
diantaranya seminar-seminar, training-training advokasi, training
jurnalistik TV, bahkan sempat mengadakan seminar pada tingkat nasional
dengan tema ”Perbandingan Bank Syariah dan Bank Kovensional”.
H a l a m a n |71
Trio Aguspurworo
Presiden Mahasiswa 2004-2005
Lahir di Deli Serdang, 8 Agustus 1981. Pada masa pemerintahannya,
eksistensi EMUB semakin kuat mengakar baik didalam kampus terlebih
di luar kampus. Salah satu yang berhasil dilakukan adalah menggalang
kekuatan untuk menentang berdirinya salah satu pusat berbelanjaan
terbesar dikota Malang yang berada di tengah-tengah area
pendidikan, walaupun akhirnya pusat perbelanjaan itu tetap dibangun.
Agung Pamujianto
Presiden Mahasiswa 2005-2006
Lahir di Sragen, Agung semasa menjadi presiden mahasiswa berhasil
menghimpun seluruh aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa
Se_indonesia di UB untuk membentuk Forum Gerakan bersama anti
Korupsi. Forum ini telah melahirkan berbagai macam Rekomendasi
gerakan Mahasiswa untuk di Implementasikan pada tiap-tiap daerah.
Dede Suparjo
Presiden Mahasiswa 2006-2008.
Lahir di Bandar Lampung 27 September 1983. Pada masa
pemerintahannya,terbangun hubungan yang harmonis antar
lembaga baik dengan fakultas maupun unitas dalam menyikapi
setiap kebijakan rektorat. Dengan tema besar yang dibawanya yaitu
“Peduli & Terpercaya”, menyiratkan harapan kepada mahasiswa
untuk mampu melihat secara lebih jernih realitas kehidupan di
sekitarnya.
H a l a m a n |72
a. Menerbitkan Buletin
PRASETYA sejak 1991,
seminggu sekali, dengan
tiras sebanyak 1000
eksemplar, berisi berita-
berita mengenai kegiatan
seluruh unit yang ada di
Universitas Brawijaya,
yang meliputi kegiatan
pimpinan universitas dan
fakultas, lembaga, UPT,
biro, laboratorium, unit
aktivitas mahasiswa, dan
lain-lain. Buletin ini
beredar untuk kalangan internal Universitas Brawijaya.
b. Selain dalam versi cetak, bekerja sama dengan UPPTI, Humas juga menerbitkan
PRASETYA dalam versi online di internet sejak 1996. PRASETYA Online dapat diakses
pada alamat (website) http://prasetya.brawijaya.ac.id. Versi internet ini di-update
setiap saat.
c. Menerbitkan MIMBAR Koran Kampus Universitas Brawijaya sejak 1970. Koran
berukuran tabloid ini terbit setiap bulan sekali. Selain berisi berita tentang kegiatan
seluruh unit Universitas Brawijaya, juga berisi reportase, feature, dan artikel-artikel
ilmiah populer yang ditulis oleh seluruh sivitas akademika, editorial yang berisi opini
redaktur tentang isu-isu hangat, pojok yang berisi komentar/sindiran halus mengenai
berbagai hal. Koran ini selain ditangani oleh staf Humas, juga melibatkan para
mahasiswa, khususnya yang tergabung dalam Unit Aktivitas Pers Kampus. Koran ini
pun beredar di kalangan internal, meskipun tidak menutup kalangan eksternal juga
mendapatkannya melalui nomor-nomor pertukaran.
d. Mengadakan konferensi pers, mengundang wartawan untuk mendapatkan informasi
hangat dari narasumber yang diundang khusus oleh Humas. Topik yang dibahas
sangat bervariasi, mulai dari politik, ekonomi, sosial, teknologi, pertanian hingga
masalah agama. Forum ini biasanya dimanfaatkan oleh para guru besar Universitas
Brawijaya untuk menyampaikan pendapatnya mengenai sesuatu hal yang hangat di
masyarakat. Selain itu juga untuk menyebarluaskan hasil-hasil penelitian baik yang
dilakukan oleh tenaga dosen maupun mahasiswa dalam rangka penyusunan karya
tulis ilmiah untuk menghadapi lomba karya tulis mahasiswa tingkat regional maupun
nasional.
e. Menerbitkan press release (siaran pers) untuk disampaikan kepada media cetak
maupun elektronik agar dapat disiarkan melalui media mereka. Informasi yang
disiarkan dapat berasal dari kalangan mahasiswa, atau unit-unit lain yang ada di
Universitas Brawijaya, seperti informasi tentang pendaftaran mahasiswa baru,
tentang kegiatan unit aktivitas mahasiswa, tentang penelitian, kerjasama, dan lain-
lain.
H a l a m a n |74
2. KORPRI
Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) Universitas Brawijaya berdiri sejak tahun
1972. Pengurus KORPRI Universitas Brawijaya diangkat dengan SK Rektor Nomor
1125/UM.5/26.72, tanggal 1 Juni 1972, dan dikukuhkan dengan SK Pengurus KORPRI Jawa
Timur No.62/KP/P/IX/1073 tanggal 21 September 1973
Dalam kiprahnya, KORPRI Universitas Brawijaya mengalami pasang surut, sesuai dengan
situasi dan kondisi yang melingkupinya.
Setelah mengalami stagnasi sekitar 15 tahun, dilantik pengurus baru KORPRI Universitas
Brawijaya pada tanggal 18 Januari 2006, dengan paradigma baru dengan visi dan misi yang
dapat dibanggakan, yakni: profesional, mandiri, terdepan dalam menjaga persatuan
bangsa, menyejahterakan, dan melindungi anggotanya.
Ada hal-hal tertentu yang patut dicatat dari organisasi non kedinasan ini.
(1) Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI), semula bernama Koperasi Pegawai
Negeri (KPN) Serba Usaha Universitas Brawijaya, adalah unit usaha KORPRI yang
resmi didirikan dan mulai beroperasi dengan SK Rektor No.023/SK/1975 dengan
modal awal dari universitas Rp 7 juta. Koperasi ini berkembang dengan pesat,
mengelola bidang usaha, toko simpan pinjam, tanah, rumah untuk karyawan.
Koperasi ini sempat mendapat penghargaan 3 kali sebagai Koperasi Teladan tingkat
Nasional.
(2) Unit KORPRI Universitas Brawijaya membentuk perkumpulan sepakbola PS Unibraw
82, 24 Februari 1982, menjadi anggota dan mengikuti kompetisi yang diadakan
secara teratur oleh Persatuan Sepak Bola Malang (Persema). Prestasi tertinggi
dicapai dalam putaran kompetisi tahun 2000-2001, menjadi runner up Divisi Utama
Persema. PS Unibraw 82 memiliki Sekolah Sepakbola Unibraw 82 (SSUB 82) yang
H a l a m a n |76
berdiri sejak 1986, dengan jumlah siswa rata-rata 300 orang per tahun, terdiri dari 3
kelompok umur: Pemula (8-10 tahun), Remaja Taruna (11-15 tahun), dan Junior (16-
18 tahun). Sekolah ini telah melahirkan banyak pemain muda berbakat yang kini
menjadi pemain inti Tim Nasional PSSI, ataupun tersebar di klub-klub Liga Sepakbola
Indonesia. Dapat disebutkan beberapa nama, misalnya Ahmad Bustomi (PSSI U-
23/Arema), Putra Habibie (Pupuk Kaltim), dan FX Januar (Arema).
(3) Sejak Maret 2006 Unit KORPRI
Universitas Brawijaya menerbitkan
majalah DINAMIKA, sebagai media
pengembangan sumberdaya manusia
dalam bidang managerial, kesehatan,
dan spiritual bagi para anggotanya.
Isinya berupa artikel-artikel, rubrik
tanya-jawab, kuis yang menyangkut
tiga bidang tersebut, serta berita-berita
singkat organisasi.
(4) Mulai dikembangkan soft skill para
anggotanya melalui berbagai ceramah,
lokakarya, dan pelatihan. Di antaranya adalah Refreshing Manajemen Pelayanan
Prima "Service Excellent" yang diadakan 8 Agustus 2007. Acara ini diikuti oleh
segenap pejabat struktural, mulai dari kepala biro, kepala bagian, hingga kepala
subbagian di lingkungan Universitas Brawijaya. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan para pejabat di lingkungan Universitas Brawijaya
dalam rangka paradigma baru KORPRI, sehingga diharapkan mampu mengubah citra
birokrasi yang telah melekat selama ini: “mempersulit yang mudah”, menjadi
“memudahkan yang sulit”. Selain itu, juga diselenggarakan ceramah populer ilmiah
dengan tema “Pencegahan Diabetes dan Komplikasinya dengan Pola Hidup Sehat”,
sebagai kegiatan bersama Unit KORPRI Universitas Brawijaya dan Persatuan Ahli
Diabetes Indonesia (Persadia) Cabang Malang.
H a l a m a n |77
(5) Memberikan penghargaan dan tali asih berupa sejumlah dana kepada para
pensiunan baru dalam acara silaturahmi. Dalam acara seperti itu ditekankan perlunya
manajemen stress pascapensiun. Sebab pada dasarnya, pensiun akan dialami oleh
setiap pegawai. Suatu hal yang wajar jika akan terjadi perubahan, dari yang biasa
sibuk menjadi tidak ada kegiatan sama sekali. Sedikit ataupun banyak, kondisi ini
akan berpengaruh terhadap kesehatan fisik maupun mental. Hal inilah yang
seringkali disebut dengan stress,
atau diistilahkan dengan post
power syndrom, yang bisa
menimbulkan penyakit fisik
maupun mental. Pada dasarnya,
pensiun adalah suatu hal yang
wajar. Cara menerima
kenyataan inilah yang harus
perlu diubah dengan jalan
memposisikan persepsi pada
kerangka yang benar dan sesuai.
Harapannya, agar perilaku kita
bisa menghasilkan sesuatu yang
positif serta bermanfaat bagi
orang lain. Sebab, pensiun
bukanlah sesuatu yang perlu
ditakuti namun dapat dijadikan refleksi, menambah peluang kegiatan sehingga bisa
lebih punya banyak waktu dalam belajar tentang pelbagai hal. Kondisi itulah yang
bisa digali untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai.
4. Dharma Wanita
Untuk melaksanakan pembinaan istri para pegawai di Universitas Brawijaya sejak tahun
1960 telah terbentuk wadah organisasi yang dinamai Ikatan Wanita Universitas Brawijaya
(IW Unbra). Organisasi ini pada tahun 1974 diintegrasikan ke dalam wadah resmi Ikatan
Dharma Wanita.
Pada tahun 1976, IDHATA meleburkan diri menjadi Dharma Wanita, sebuah organisasi
wanita untuk seluruh istri pegawai negri. Sesuai dengan AD/RT status dharma Wanita
Universitas Brawijaya sebagai unit kegiatan di bawah Dahrma Wanita TK I.
Pada tahun 2001, Dharma wanita berubah menjadi Dharma Wanita Persatuan. Perbedaan
yang mendasar dari perubahan ini, ketuanya tidak otomatis istri pimpinan organisasi,
tetapi dipilih secara demokratis. Perubahan ini menguntungkan cara kerja organisasi
karena tidak semua istri pejabat mempunyai waktu untuk mengurus organisasi.
Selama berdirinya Dharma wanita Universitas Brawijaya telah banyak melakukan kegiatan,
terutama di bidang pendidikan, ekonomi dan sosial budaya. Di bidang pendidikan, telah
didirikan Taman Kanak-kanan (TK) pada tahun 1980. Taman Kanak-Kanak ini kemudian
dihibahkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ke Kandep Diknas Kota Malang pada
tahun 1983, dan beralih nama menjadi Taman Kanak-Kanak Pembina.
Pada tahun 1986, didorong keinginan para pengurus Dharma Wanita UB, maka didirikan
Sekolah Dasar (SD), yang di dalam perjalanannya mampu meraih gelar Juara I hasil Ujian
Akhir Negara (UAN) Kota Malang pada tahun 1997.
Disusul oleh keinginan menampung lulusan SD yang dikelolanya, pada tahun 1997
didirikan SMP Dharma Wanita. Dan mulai tahun ajaran 2008/2009 dirintis pendirian SMA
model dengan nama SMA Brawijaya Samrt School yang diharapkan akan dapat bersaing di
tingkat internasional.
Untuk mencapai tujuan tersebut Ikatan Alumni Universitas Brawijaya melakukan usaha-
usaha menanamkan azas dan tujuan organisasi untuk diamalkan oleh anggota di dalam
pengabdiannya sesama alumni, almamater pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
X. PUBLIKASI
1. Mimbar, koran kampus
Berbentuk tabloid, terbit setiap bulan sejak tahun 1971,
sebelumnya bernama Buletin Universitas Brawijaya yang
terbit mulai Oktober 1970. Mimbar, merupakan satu-
satunya koran yang terbit di kota Malang waktu itu dan
koran kampus di Indonesia yang tidak pernah berhenti
terbit selama hampir 4 dasa warsa ini. Sampai dengan
bulan Maret 2008 telah mencapai edisi ke-353. Mimbar
selain berisi kegiatan kampus, juga memuat aritkel-artikel ilmiah populer,reportase,
feature, inverstigative news, dan sebaginya. Pada tahun 1977, koran ini sempat jadi tuan
rumah Lokakarya nasional Pers Kampus se Indonesia yang diikuti 45 Universitas se
Indonesia. Lokakarya ini merumuskan Pola Pers Kampus yang sampai saat ini dipakai oleh
Pers kampus se-Indonesia.
2. Prasetya
Pertama kali diterbitkan tahun 1990, buletin yang terbit mingguan
ini, berisikan berita (spot news) kegiatan sivitas akademika,
dengan tujuan komunikasi informasi internal. Pada Juli 2006,
Prasetya memperoleh ISSN dengan Nomor register 1970-6428.
Sampai saat ini telah terbit sebanyak 491 nomor.
3. Prasetya Online
Sejak tahun 1996, selain dalam bentuk cetak,
buletin Prasetya juga dikemas dalam bentuk
Online. PRASETYA Online dapat diakses melalui
situs http://prasetya.brawijaya.ac.id. Tahun
2006, Prasetya online meraih juara tiga dalam
ajang Anugrah Media Humas yang
diselenggarakan Badan koordinasi Kehumasan
Pemerinta (Bakohumas). Tahun 2007, Prasetya
Online yang selama ini berbahasa Indonesia,
mulai dikemas dalam edisi bahasa Inggris.
4. Buku Tahunan
Diterbitkan secara berkala setiap akhir tahun berisi
laporan perkembangan dan kegiatan yang terjadi
selama satu tahun . Buku tahunan diterbitkan
pertama kalinya tahun 1973.
H a l a m a n |84
8. Buku Prospectus
Buku yang diterbitkan secara berkala pada setiap pergantian pimpinan di tingkat
universitas Brawijaya, berisi profil singkat tentang Universitas Brawijaya dan dibuat dalam
bahasa inggris. Prospectus merupakan pengembangan dari leaflet “Brawijaya in Brief”.
12. LAKIP
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
ini dibuat secara berkala pada akhir tahun,
merupakan laporan pertanggungjawaban kinerja
Universitas Brawijaya kepada Pemerintah, juga
menjadi dokumen penting dalam siklus
peencanaan, pemantauan dan umpan balik untuk
tahun berikutnya.
Menurut pendapat saya, prestasi dan kiprah secara nasional sudah banyak dicatat. Dari
kampus ini lahir Ikatan Mahasiswa Teknologi Indonesia (IMTI) lewat Kongres Mahasiswa
Teknologi Indonesia pada tahun 1971, bukannya di ITB atau ITS yang waktu itu (dan
sampai sekarang) dianggap sebagai pusatnya pendidikan teknik di Indonesia. Dari kampus
ini juga lahir ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim se Indonesia) lewat suatu Simposium
Nasional Cendekian Muslim se Indonesia pada tahun 1991.
Sudah banyak dicatat prestasi dan betapa peringkat penelitian kita di Dikti sudah semakin
naik dsb. Tetapi tetap saja kita harus terus meningkatkan prestasi di tingkat nasional. Kita
perlu punya produk unggulan yang secara nasional bisa menjadi kiblat. Misalnya di bidang
pertanian. Bukankah kita sudah punya segudang profesor doktor di bidang pertanian? Tapi
adakah yang menonjol secara nasional? Misalnya di UB-lah pusatnya kalau orang mau
bertanam apel dari hulu sampai hilirnya, atau karena kita berada di kawasan yang banyak
pabrik gula, disinilah kalau ada orang mau mencari tahu soal tanaman tebu dsb.
Kiprah secara nasional juga perlu ditingkatkan dengan semakin “menjual” para intelektual
kita untuk berperan secara nasional. Universitas harus rajin menjual dosen2 kita yang
banyak yang berpotensi untuk turut menentukan kebijakan Negara. Kita punya Lukman
Edy di kabinet, Mukthie Fadjar di MK, Abdul Wahid di Depkumham, Kana Candra di Meneg
PDT, Syamsul Maarif di KPPU dsb. Jumlah itu masih perlu diperbanyak. Bagaimana
caranya? Networking harus diperluas oleh pimpinan yang sekarang, bekerjasama dengan
para alumni.
Menurut saya masih sangat banyak yang harus dilakukan agar visi itu tercapai. Semua
jurusan dan fakultas diperkenalkan kepada standar internasional, lalu diminta mengukur
H a l a m a n |87
apakah standar jurusan atau prodinya sudah mencapai standar internasional itu, kalau
belum, susunlah langkah atau program, kapan standar itu akan dicapai.
Pimpinan perlu mentargetkan agar semua prodi dan jurusan pada tahun tertentu harus
berakreditasi A. Banyak dosen kita yang menjadi asesor BAN PT. Manfaatkan mereka
untuk “menatar” pimpinan prodi dan jurusan, bagaimana mencapai akreditasi A tersebut.
Jadikan kampus kita sebagai kampus yang kelak akan dikenang baik oleh mahasiswanya.
Selain sarana prasarana yang harus sudah standar, perlu ada kafetaria yang bersih,
lingkungan juga yang bersih, toilet2 yang bersih dan mahasiswa yang juga saling
menghargai. Jadikan kehiduoan kampus sebagai acuan hidup mereka yang benar. Saya
lihat mahasiswa sekarang sudah sangat terpengaruh oleh budaya MTV yang kurang
hormat kepada para dosennya. Di Australia saja yang sudah sangat bebas dan maju,
mahasiswa masih sangat menghormati para dosennya.
Kita suka terjebak pada jargon-jargon yang seolah-olah dengan mencanangkan saja berarti
sudah akan tercapai. Menurut saya, sebelum keburu mencanangkan sesuatu harus
difikirkan persiapannya dan yang tidak kalah pentingnya adalah keberlangsungannya
(sustainability) nya. Setuju saja keinginan digantung setinggi langit, tapi mulailah dari yang
pasti bisa dikerjakan. Ada ungkapan think globally, act locally.
UB punya banyak orang pinter, let them think and act as best as possible for their campus
and for their nation.
Salam,
AZIS HOESEIN
azishs@yahoo.com
Dosen Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, mantan Direktur Pendidikan Guru dan
Tenaga Teknis Depdiknas, Mantan Deputi Meneg Pemberdayaan Perempuan, dan sekarang aktif sebagai
salah satu Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI),
H a l a m a n |88
Hastoeti Harsono
Secara umum perkembangan Universitas Brawijaya sangat
membanggakan, mengingat mulai dari tidak punya apa-apa
(gedung, fenaga tetap yang hanya 7 orang tahun1963) menjadi
universitas yang termasuk 3 besar daam peniaian website versi
Dikti.
Pembangunan fisik, peningkatan jumlah dan kualitas dosen,
pengembangan sistem pendidikan, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat yang dicapai saat ini patut dibanggakan.
Menjadi universitas dengan visi yang sudah ditetapkan,
insyaAllah dapat tercapai asaI punya wawasan luas dan strategi
jitu, yaitu sadar akan potensi yang dipunyai, tahu kekuatan di
luar kita, sadar akan kekurangan yang ada pada kita.
Kunci pemecahan masalah ke depan, menurut hemat saya, adalah: transparansi, policy
universitas harus jelas dan diketahui secara jelas dan sadar oleh sivitas akademika;
pemberian penghargaan kepada yang nyata-nyata ikut menaikkan kualitas universitas,
baik kepada tenaga fungsional, karyawan dan mahasiswa secara riil; pupuk selalu
kebersamaan, sehingga seluruh warga merasa memiliki universitas, ikut bangga akan
mempertahankan, dan secara loyal memperjuangkan cita-cita universitas.
Sekali Iagi, dengan transparansi/keterbukaan akan timbul kebersamaan, dan akan lebih
cepat menyelesaikan masalah secara profesional.
Disamping itu, kesejahteraan karyawan harus diperhatikan, agar dapat dengan tekun dan
sungguh-sungguh menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya
*Prof. Dra. O.S. Hastoeti Harsono
Mantan gurubesar Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, mantan Kepala Biro
Administrasi Umum dan Keuangan UB, mantan Dekan Fakultas Ekonomi UB, salah satu
dosen tetap pertama yang dimiliki Universitas Brawijaya saat dinegerikan.
H a l a m a n |89
*) Meine van Noordwijk adalah South East Asia Regional Coodinator World Agroforestry
Centre (ICRAF- International Centre for Research in Agroforestry), mitra kerja dan
dosen tidak tetap Fakultas Pertanian UB sejak 1986.
H a l a m a n |91
UB dapat bersaing dengan kelas dunia sepanjang yang dikembangkan adalah sesuatu hal
bersifat unik, spesifik dan tidak diketemukan di luar negeri atau daerah lain; Jangan sekali-
kali mengembangkan sesuatu hal yang sudah ada dan terkenal di dunia;
Universitas sehat dapat dijamin tercapai apabila cara pandang dan perilaku sivitas
akademika juga sehat dan berbobot akademik, bukan karena hal lainnya;
Masalah prinsip yang dihadapi oleh UB adalah bagaimana cara merubah pola pikir
(mindset) para dosen dan karyawan, sehingga akademik atmosfer sebagai lembaga
pendidikan tinggi dapat terbentuk. Oleh karena itu, perlu ditanamkan bahwa barang siapa
yang kreatif akan mendapatkan insentif lebih dari pada yang tidak kreatif. Siapapun dosen
UB yang berpotensi untuk go nasional dan/atau go internasional wajib hukumnya
didukung oleh setiap sivitas akademika Universitas, dan akhirnya dosen-dosen yang
“vokal” jangan ditinggalkan, justru dengarkan saran mereka, kalau sarannya konstruktif,
manfaatkan, kalau tidak, tidak perlu diakomodir.
*) Prof. Dr. Ir. Moch. Munir, MS., Direktur Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada
Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.
H a l a m a n |93
Muslich Ramelan
“UB hidup dalam era kompetisi yang sangat terbuka dan tajam, terutama dari PT yang
ditunjang oleh pemilik modal ....”
“........ Perlu perubahan paradigma pembelajaran.....”
Universitas Brawijaya telah berubah wajah cukup pesat dalam wujud
fisik bangunan, fasilitas, lingkungan kampus, sarana fisik lainnya.
Jumlah fakultas serta jumlah mahasiswa terhitung sangat besar,
diikuti pula staf pengajar yang sungguh meningkat pesat jumlahnya,
kuantitas serta kualitas sekarang ini. Pada zaman kami kuliah awal
tahun 1970-an, sarana kampusnya sangat minim, serta staf pengajar
ala kadarnya, Universitas Brawijaya boleh dikatakan masuk tataran
universitas besar dan dipandang maju oleh masyarakat yang awam.
Secara normatif, prestasi Universitas Brawijaya tergolong cukup maju
dalam bidang keilmuan. Terbukti dengan dijadikannya universitas
sebagai salah satu pilihan utama masyarakat terutama masyarakat Jawa Timur dan
Indonesia bagian Timur, baik sebagai tempat studi, maupun untuk kerjasama di bidang
penelitian, kajian oleh pemerintah daerah atau perusahaan di wilayah tersebut.
Namun sepintas, belum banyak terlihat peran/kiprah Universitas Brawijaya yang menonjol
di tingkat nasional. Belum nampak kajian-kajian yang dihasilkan Universitas Brawiajaya
yang memiliki gema secara nasional, apakah di bidang penelitian pertanian, kelautan dan
perikanan, ekonomi, lebih-lebih yang bersifat politik dan hukum. Masih terkesan minim
pengaruhnya pada kebijakan-kebijakan nasional.
Dalam rangka pencapaian visinya: “Menjadi universitas unggul yang berstandar
internasional dan mampu berperan aktif dalam pembangunan bangsa melalui proses
pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat”, pimpinan universitas,
fakultas, maupun para guru besar, staf pengajar lainnya perlu membuka cakrawala yang
lebih luas, dan ikut aktif berperan serta, bahkan berprakarsa untuk sering tampil dalam
forum berskala nasional. Dalam forum itulah akan terlihat pemikiran-pemikiran yang akan
diuji bobotnya oleh publik. Bahkan dipandang sangat perlu, mengundang berbagai
pemikir, praktisi yang memiliki pengaruh dalam kebijakan negara, serta pemikir berkaliber
internasional dihadirkan ke kampus agar mereka dapat pula menjadi magnet bagi UB ke
kancah nasional/internasional. Kegiatan ini dilakukan secara teratur dengan orientasi
memiliki daya pengaruh luas, tidak hanya bersifat lokal/kedaerahan.
Sangat dianjurkan para pimpinan, guru besar, pengajar senior, aktif menulis dalam media
cetak maupun hadir dalam media elektronik yang jangkauannya nasional, sebagai
dayatarik universitas kepada publik.
Dipandang perlu memiliki tim promosi/humas yang handal dan trampil dalam
membangun konsep-konsep branding universitas ke skala nasional. Hampir seluruh
universitas besar di dunia tempatnya di kota kecil, namun gemanya mendunia karena
kiprah civitas academica-nya bermutu dan berbobot. Inilah yang perlu ditiru oleh
pimpinan UB dan jajarannya.
H a l a m a n |94
Masa lalu Universitas Brawijaya hanyalah kenangan, sulit dipakai sebagai ukuran/referensi
untuk masa kini. Masa kini UB hidup dalam era kompetisi yang sangat terbuka dan tajam
dengan perguruan tinggi lainnya, baik negeri maupun swasta. Terutama perguruan tinggi
yang ditunjang para pemiik modal, sangat agresif ingin menguasai pasar pendidikan tinggi
Dilihat dari lulusannya, UB masih terlihat sebagai universitas yang menghasilkan sarjana
pencari kerja, belum menghasilkan sarjana pencetak lapangan kerja. Pendidikan yang
dikembangkan masih lebih literal. Hard curriculum sangat dominan, sedangkan soft
curriculumnya masih minimal.
Era pendidikan ke depan lebih banyak kepada pemahaman, bukan lagi transformasi ilmu
dari dosen kepada mahasiswa, tetapi lebih kepada penggalian potensi mahasiswa,
karenanya harus dilakukan perubahan paradigma dalam metode pembalajaran dari literal
ke pendalaman dan penggalian ilmu pengetahuan oleh mahasiswa dan pengajarnya.
Sumber daya yang ada secara jumlah dan akreditasi sudah cukup banyak dan tinggi, tetapi
nampaknya belum memadai dalam menyongsong era kompetisi yang sangat terbuka,
Contoh yang sangat sederhana, ketika dunia pendidikan sudah memasuki era digital,
ternyata masih sedikit para pengajar yang mampu mengikuti perkembangan era
digitalisasi pendidikan. Oeh karena itu perlu ada peningkatan ketrampilan staf pengajar,
guna mengimbangi kemajuan pola pikir mahasiswanya yang lebih agresif mengikuti
perkembangan zaman. Sarana kampus secara fisik cukup memadai, namun yang bersifat
non fisik seperti software/kompetensi yang unggulan dan mampu berkiprah nasional
masih perlu didorong, agar terlahir prestasi akdemik yang jangkauannya juga
nasional/internasional.
Pengembangan universitas ke arah entrepreunerial university, sungguh merupakan
terobosan dalam kebijakan perguruan tinggi, karena universitas diharapkan menghasilkan
lulusan yang berwawasan entrepreneur.
Dan jika ini benar terealisir akan sangat membantu pemerintah memecahkan masalah
pengangguran angkatan kerja. Program ini sangat bermutu dan bergengsi, namun
konsekuensinya sangat luar biasa berat. Perlu kerja keras dalam mengubah paradigma
pendidikan dan kurikulumnya
Para pengajar harus mampu mengubah orientasi dari hanya seorang pengajar, tetapi
mampu memberikan contoh-contoh praktek nyata dalam berfikir entrepreneur dan
seterusnya dengan muatan kurikulum yang banyak praktek kewirausahaan,
kepemimpinan, manajerial dan sejenisnya
Masalah kualitas sumber daya manusia perlu ditingkatkan dalam membangun wawasan
berpikir besar, nasional dan membuka diri untuk membangun komunitas-komunitasnya
secara nasional.
Perlu dibangun yang lebih intensif kerja sama antara dunia usaha dengan kampus agar
hasil-hasil research dapat dimanfaatkan oleh dunia usaha, dan juga sebagai
alat/mekanisme mengembangkan pemikiran/karya ilmiah para staf pengajar/peneliti
dalam mewujudkan keahlian/kemampuannya.
H a l a m a n |95
Sofyan Aman
Saya pribadi bangga mempunyai manajer-manajer (university
managers) yang selama ini membina Universitas Brawijaya.
Kenapa? Karena penerus saya betul-betul bekerja secara
manajerial, dan profesional. Yang penting, mereka amanah dan
penuh pengabdian.
Saya pertama kali masuk Universitas Brawijaya mendapatkan
tugas dari Departemen PTIP (Perguruan Tinggi dan Ilmu
Pengetahuan) tahun 1967. Saya diangkat sebagai dosen tetap
dengan SK Menteri PTIP, dengan tugas mengatur sekretariat
Universitas Brawijaya. Istilahnya, sebagai sekretaris universitas.
Pada waktu itu keadaan belum aman. Terjadi pergolakan di mana-
mana, termasuk pula universitas-universitas di Jawa Timur. Oleh
karenanya semua universitas di Jawa Timur ada di bawah pengawasan militer/ABRI.
Demikian pula Universitas Brawijaya, dipimpin oleh Komandan Korem 083, Kolonel
Soemadi, selaku PU Pepelrada (Pelaksana Umum Penguasa Pelaksana Perang Daerah).
Saya ditugaskan untuk membina sekretariat Universitas Brawijaya sebagai sekretaris
universitas.
Ketika itu, saya bingung sewaktu mencari lokasi kantor Universitas Brawijaya. Setelah
bertanya ke sana ke mari, akhirnya saya temukan kantor di Jalan Guntur nomor 1, sebuah
gedung pinjaman dari Paroki Gereja Ijen. Di dalamnya, saya dapati kantor itu tidak ada
apa-apanya. Hanya ada satu lantai, dengan beberapa meja tulis. Di tempat itu bekerja
beberapa orang pegawai secara bersama-sama.
Lokal-lokal tempat perkuliahan ada di mana? Terpencar di mana-mana, di seluruh pelosok
kota Malang. Ada sebagian di Kotalama, sebagian lagi di Dinoyo, ada yang meminjam
kelas-kelas SMA Alun-Alun Bunder, ada pula yang menggunakan gedung pertemuan Ma
Chung (di Jalan Nusakambangan), dan lain-lain.
Tidak jelas di mana lokasi masing-masing fakultas-fakultas. Sementara saya berkantor di
Jalan Guntur itu sebagai pusat kegiatan (Kantor Pusat) Universitas Brawijaya. Di kantor itu
saya tidak pernah bertemu dengan dosen. Yang ada hanya pegawai saja. Keadaan ini yang
saya hadapi pada awalnya, dan berjalan kira-kira 3 tahun.
Anggaran tidak ada. Waktu itu biaya operasional berasal dari sumbangan-sumbangan
mahasiswa (SPP). Tapi jumlahnya tidak seberapa, karena mahasiswanya pun belum
banyak.
Menjelang tahun 1969, PTIP menyarankan semua universitas membuat program-program
pembangunan karena akan ada Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun). Dari
Repelita itulah nanti universitas akan mendapatkan anggaran. Tapi harus mengajukan dulu
usul program-program pembangunan. Waktu itu kebanyakan dosen yang ada dosen luar
biasa. Bahkan dekan-dekan fakultas pun juga pinjaman dari luar (instansi lain). Oleh
karena itu saya menghubungi beberapa teman, untuk membantu menyusun program
pembangunan. Yang kami lontarkan, pertama-tama adalah program menyatukan seluruh
H a l a m a n |97
kegiatan perkuliahan dan administrasi fakultas-fakultas terpusat di satu lokasi, dalam satu
“kompleks”. Kami belum berani menggunakan istilah “kampus” pada waktu itu. Program
itu diharapkan dapat menumbuhkan university pride. Bangga menjadi satu universitas.
Sebab, waktu itu yang menonjol hanyalah kebanggaan pada fakultas-fakultas. Warga satu
fakultas tertentu tidak kenal atau tidak mau tahu fakultas-fakultas yang lain, karena lokasi
yang terpisah-pisah.
Baru kemudian program peningkatan pendidikan dan program pembinaan
kemahasiswaan yang memang penting.
Ketika anggaran Repelita pertama turun, sebagian usulan yang kami ajukan diterima oleh
PTIP, sehingga kami dapat membangun di satu lokasi, yaitu di daerah Dinoyo sekarang.
Waktu itu hubungan dengan Walikota berjalan baik. Bahkan ada surat Walikota yang
menegaskan, kalau ada penduduk hendak menjual tanah di kompleks Dinoyo, harus
diperuntukkan pembangunan gedung-gedung Universitas Brawijaya. Sejak saat itu cara
bertahap dibangun gedung-gedung yang menjadi kampus Universitas Brawijaya di
kawasan Dinoyo (dan Ketawanggede) sekarang ini.
Sejak tahun 1970-an, mulai ada pengangkatan dosen-dosen baru (pegawai negeri).
Sebelumnya memang sudah ada beberapa dosen tetap pindahan dari instansi-instansi
lain, seperti dari Departemen Kehutanan atau dari perguruan tinggi lain.
Pada saat itu, pihak militer (Kodam) telah menyerahkan pengelolaan Universitas Brawijaya
pada warganya sendiri (orang dalam). Tanpa melalui proses pemilihan, disepakati dosen
paling senior, seorang doktor insinyur, Pak Moeljadi Banoewidjojo sebagai Rektor
Universitas Brawjaya.
Selanjutnya, Universitas Brawijaya dipimpin oleh rektor-rektor dari lingkungan sendiri,
ganti-berganti. Namun amanah itu tetap dilaksanakan, yaitu membangun sebuah kampus
yang terpusat, menimbulkan university pride, bersatu, dan tidak terpecah belah.
Kalau kini, setelah 45 tahun, kita melihat satu kampus besar dengan gedung-gedung yang
banyak, ini semua berkat amanah dan profesionalisme tim manajemen Universitas
Brawijaya melaksanakan apa yang pernah kita susun bersama menjelang Repelita (1969)
dan seterusnya. Sehingga terciptalah satu kampus dengan mahasiswa yang sekarang
sudah mencapai puluhan ribu.
Jadi saya bangga, dan insyaallah apa yang saya baca di dalam portofolio Universitas
Brawijaya yang baru dikeluarkan, program-program itu mudah-mudahan bisa terwujud,
sehingga betul-betul menjadi international university, dan universitas yang unggul.
Dengan pimpinan sekarang yang betul-betul amanah, insyaallah semuanya akan terwujud.
Mudah-mudahan saya masih bisa mengikutinya dalam usia yang sudah lanjut.
PROF DRS H SOFYAN AMAN SH
ketahanan pangan saat ini yang semakin riskan. Jika terpukau dengan industri, kita tidak
akan maju-maju. Perlu dilakukan hal-hal yang kecil, seperti contohnya membuat produk
pangan kripik tempe. Bagaimana membuat kripik yang tahan lama selama bertahun-
tahun. Para dosen bisa penelitian itu, dan hasilnya bisa langsung diterapkan oleh
masyarakat. Jika fokus hal-hal besar, maka tidak akan efektif. Melihat lingkungan di kita,
banyak sekali permasalahan yang ditemui. Sehingga penelitian yang ada akan
termanfaatkan, bukannya tidak ada gunanya.
Tidak bisa dipungkiri dalam berbagai segi UB mengalami perubahan menjadi lebih baik,
dalam hal sumber daya manusia, prasarana dan sarana kampus, maupun prestasi sivitas
akademika. Hanya, memang dewasa ini diperlukan gebrakan UB untuk mengubah citra
bahwa teknokrat harus berbuat nyata untuk masyarakat. Siapa yang bisa mendorong diri
kalau bukan diri sendiri? Bagaimana membentuk peran yang saling bersinergi dalam
rangka membebaskan rakyat dari keterpurukan ekonomi. Sebab jika hanya berdiri sendiri
tidak akan bisa. Jangan melulu hanya bermain di wacana saja, bagaimana ini bagaimana
itu, tapi tidak ada aplikasinya. Masyarakat sekarang sedang merindukan perubahan, solusi
sebagai jalan keluar bagi permasalahan mereka. Bekal SDM sudah ada, hal ini perlu
diberdayakan secara lebih efektif.
Arah pengembangan UB “Menuju entrepreneurial university yang sehat dan berdaya saing
internasional”, bagus. Perlu dikembangkan secara optimal. Bicara entrepreneurship, maka
dia harus mampu menciptakan lapangan kerja sendiri, tidak bergantung pada orang lain.
Penanaman jiwa seperti ini, perlu diberikan sejak dini, mulai dari kecil. Belajar
bertanggung jawab juga. Di Australia, hal ini sejak SMP bahkan sudah dikembangkan. Dan
hasilnya cukup efektif untuk melatih mental seseorang menjadi berwawasan
entrepreneur. Sehingga kita tidak hanya menjadi bangsa pemakai, tetapi juga pemroduksi,
pencipta, penggagas segala sesuatu. Itu yang perlu ditekankan.
Kita tidak tinggal di menara gading. Sudah seharusnya para teknokrat kembali ke
masyarakat mengaplikasikan ilmunya secara nyata. Apa yang sudah saya berikan buat
negara dan bangsa ini? Hal ini yang perlu dipahami oleh setiap sivitas akademika.
*Ratna Indraswati Ibrahim, penulis dengan berbagai penghargaan. Anggota organisasi
Disabled People International.
H a l a m a n |100
Soekartawi
Suatu lembaga, apalagi lembaga Universitas, sebaiknya harus
dapat menjawab pertanyaan: ‘What does UB want to be
known for’? Apa yang diharapkan dan dibanggakan UB
sekarang dan masa depan? Contoh: Di USA, setiap orang
pasti tahu prediksi masa depan anaknya setelah lulus Berkely
University? Atau di Filipina dengan La sale University. UGM
dikenal karena program Humanioranya, IPB dengan
pertaniannya, ITB dengan teknologinya, dsb-nya. Universitas
Brawijaya harus segera menentukan ‘icon’ yang menjadikan
ciri UB dikagumi dan disegani.
Kalau pertanyaan ‘What does UB want to be known for’? itu
jawabannya adalah menjadi UNIVERSITAS UNGGUL (visi UB), lantas apanya yang unggul?
Bagaimana kriterianya, bagaimana upaya yang dilakukan untuk mencapainya? Dsb-nya.
Saya khawatir kalau visi ’Universitas Unggul’ ini juga tidak diketahui?
Kalau pertanyaan ‘What does UB want to be known for’? itu jawabannya adalah
UNIVERSITAS BERSTANDAR INTERNASIONAL (visi UB), lantas apanya yang dikatakan
berstandar internasional itu? Apakah publikasi internasional, international awards yang
diterima UB atau warganya? Ataukah mempunyai mahasiswa asing dalam jumlah besar?
Dsb-nya. Pertanyaan serupa, jangan-jangan arti ’Universitas Berstandar Internasional’ ini
juga tidak diketahui.
Mengukur prestasi UB, tidak boleh kualitatif, tetapi harus menggunakan standar dan
ukuran yang baku dan jelas. Sudahkan UB mempunyai ’standar dan ukuran prestasi’.
Universitas di luar negeri (dan mestinya juga di dalam negeri) selalu mempunyai University
Performance Measurement (UPM). Tiap tahun UPM ini dilaksanakan untuk menilai apakah
yang dicita-citakan tercapai atau tidak. Kalau tercapai apakah menaik atau menurun
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan teknik ini penilaian prestasi tidak akan
bias. Ini diperlukan untuk menghindari penilaian yang salah.
UPM ini harus dilakukan UB dari tahun ke-tahun (data time series) sehingga orang akan
dapat menilai kemajuan UB.
Untuk mencapai visinya, UB perlu mendefinisikan tiga macam target seperti yang
dituliskan di Visi UB tersebut. (unggul, berstandar internasional, berperan aktif dalam
pembangunan bangsa. Setelah itu ditentukan missions, goals, objectives, and programs,
serta alat ukur keberhasilan dari 4 hal di atas
Untuk masa mendatang, sebenarnya UB ini berprospek sangat baik. Sumberdaya manusia
UB sangat luar biasa, 119 bergelar Profesor, 264 Doktor dan 534 Master. Tetapi sudahkan
SDM ini berpartisipasi aktif mewujudkan tiga visi yang diamanatkan?. Pimpinan perlu
menggerakkan potensi ini, merancang dan membangun kelembagaan organisasi. Karena
Pemimpin adalah arsitek bagi masa depan dari organisasi yang dipimpinnya.
Universitas bukan semata-mata tempat melahirkan lulusan yang siap kerja seperti yang
digariskan di EU. Menurut konsepnya, lulusan Sarjana S-1 memang bukan disiapkan untuk
H a l a m a n |101
siap bekerja, tetapi ’siap dilatih untuk bekerja ditempat yang disenanginya’. Misalnya:
Lulusan S1 pertanian yang mau bekerja di Perbankan, maka ia harus siap mengikuti
training masalah perbankan; Lulusan S1 pertanian yang ingin jadi wartawan, maka ia harus
mengikuti pelatihan kejurnalisan dahulu, Lulusan S-1 pertanian yang ingin jadi birokrat
seperti bupati/walikota, maka ia harus mengikuti pelatihan kepemerintahan, dsb-nya.
Pemerintah telah mencanangkan kalau Indonesia menjadi ’konwledge society atau
knowledge based-society’ tahun 2025 nanti. Ini artinya, tenaga kerja Indonesia (termasuk
lulusan Universitas) harus mengandalkan otak/pengetahuan (knowledge) dan bukan
mengandalkan otot. Karena itu diperlukan lulusan S-1, kompetensinya adalah mampu
berpikir cerdas dan kritis dan dalam waktu yang sama juga trampil.
Itulah sebabnya sekarang ini IPB sudah tidak mengkhususkan diri ke pertanian (tetapi
iconnya atau core business-nya tetap pertanian), ITB tidak mengkhususkan diri ke
teknologi namun iconnya atau core businessnya tetap teknologi. Jadi ilmu yang diberikan
ke mahasiswa S-1 adalah “cutting cross” sifatnya.
Semua dosen dan mahasiswa diminta belajar wiraswasta. Ini tidak salah, hanya saja peru
ditata agar di masa depan UB tetap dapat melahirkan lulusan calon pemikir yang cerdas
seperti Bung Karno dan Bung Hatta, atau tokoh-tokoh pemikir handal yang lain. Tidak
hanya sibuk menyiapkan lulusan calon pekerja.
Dalam melaksanakan program-programnya, sebaiknya UB, tetap melanjutkan program-
program yang ada sebelumnya, agar berlangsung lama dan berkelanjutan.
Dalam melaksanakan program, acuannya adalah VISI, MISI dan TUJUAN didirikannya UB
ini. Maksudnya agar apa yang dikerjakan UB ini tidak melenceng jauh. Kalau Visi, Misi dan
Program ini dirasa sudah tidak memadai menampung perkembangan jaman, maka dapat
saja dilakukan perubahan-perubahan.
Semoga tercapai salah satu tujuan UB: Menghasilkan sumberdaya manusia yang
berkualitas, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mampu membelajarkan diri, memiliki
wawasan yang luas memiliki disiplin dan etos kerja, sehingga menjadi tenaga akademis
dan professional yang tangguh dan mampu bersaing di tingkat internasional.
*)Prof.Dr.Ir. SOEKARTAWI, MS., adalah dosen Fakultas Pertanian UB
H a l a m a n |102
Soeroto Adjidewanto
Saya sudah cukup lama mengabdi buat Universitas Brawijaya. Dulu
saya menjadi pegawai di kampus ini sejak tahun 1964. Waktu itu
kantornya masih di Jalan Guntur. Pada tahun 1969/1970, saya
ditempatkan pada Proyek Pengembangan Perguruan Tinggi
(Proyek P2T) Universitas Brawijaya hingga pensiun pada tahun
1994 silam. Pada tahun yang sama, saya bekerja lagi sebagai
tenaga HR hingga saat ini. Dari sekian tahun, saya mengikuti
perkembangan Universitas Brawijaya, dapatkan berkah yang
sangat banyak. Di antaranya, melalui pekerjaan saya ini, saya
mampu menyekolahkan anak-anak saya. Bahkan juga membangun
rumah sendiri. Universitas Brawijaya seperti sudah menjadi bagian dari diri saya. Hampir
sebagian besar usia saya, telah saya dedikasikan untuk kampus ini.
Prestasi dan kiprah Universitas Brawijaya selama ini, menurut saya, Cukup bagus.
Berkembang pesat. Banyak sekali lulusan dan alumni Universitas Brawijaya yang telah
menjadi orang-orang penting, baik dalam skala nasional, bahkan internasional. Kampus ini
telah berperan penting dalam pembentukan lulusan yang ada.
Untuk menjadi universitas unggul yang berstandar internasional dan mampu berperan
aktif dalam pembangunan bangsa, seluruh civitas akademika harus bersatu padu dan
bekerjasama dengan baik demi penyelenggaraan proses pembelajaran, meiputi tiga pilar,
yakni pendidikan, penelitian, maupun pengabdian masyarakat. Semuanya demi kemajuan
Universitas Brawijaya ke depan.
Yang pasti, UB semakin hari semakin bagus kualitasnya. Gedung-gedung sudah banyak
dibangun, sarana dan prasarana juga makin lengkap, jumlah mahasiswa juga melimpah.
Dibandingkan dengan dulu, untuk mengetik suatu tugas prosesnya cukup lama. Sekarang
dengan adanya komputer, satu orang saja sudah cukup untuk menyelesaikan tugas-tugas
tersebut. Begitu juga dengan kegiatan-kegiatan yang lain.
Bagus, saya setuju sekali dengan arah pengembangan “Menuju entrepreneurial university
yang sehat dan berdaya saing internasional”, karena sesuai dengan perkembangan saat
ini. Jadi disesuaikan dengan kondisi sekarang serta kekuatan yang dimiliki oleh Universitas
Brawijaya. Demi mewujudkan daya saing internasional tersebut.
Namun, saya melihat permasalahan pada hubungan antara pegawai dengan dosen.
Nampak ada kesenjangan antara dua profesi tersebut. Yang satunya, sebagai tenaga
administratif sementara yang lainnya sebagai tenaga pengajar. Jadi kesannya, dosen lebih
tinggi daripada pegawai. Padahal, sama-sama berfungsi sebagai tenaga untuk melayani
mahasiswa yang ada.
Soeroto Adjidewanto (71 tahun)
Pensiunan pegawai Kantor Pusat Universitas Brawijaya
H a l a m a n |103