Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ary Hafidz

NIM : 1910611210028
Kelas :B
Mata Kuliah : Inventarisasi Sumber Daya Hutan

Resume

Ilmu Inventarisasi hutan adalah salah satu cabang ilmu kehutanan yang membahas tentang
metode penaksiran potensi hutan. Potensi hutan yaitu nilai kekayaan yang terkandung dalam
suatu lahan hutan, baik yang secara nyata ada pada saat pengamatan maupun pendugaan
pengembangan atau pertumbuhannya pada masa mendatang. Tujuan inventarisasi hutan yaitu
untuk menaksir nilai tegakan maka pengukuran utama yang perlu dijalankan adalah
pengukuran pada pohon-pohon penyusun hutan dengan keliling dan tingginya berikut jenis-
jenis vegetasi penyusun hutan tersebut.

Tujuan inventarisasi hutan itu bermacam-macam sesuai dengan kepentingan perusahaan


seperti, inventarisasi hutan nasional, untuk menyusun rencana kerja pengusahaan hutan,
survei pengenalan, menyusun rencana pembalakan hutan, rencana industri kehutanan,
menaksir nilai tegakan termasuk biomasanya, studi mengenai tata guna lahan (land use),
rencana rekreasi dan wisata, studi daerah aliran sungai (watershed study), dan lain-lain.

Inventarisasi hutan merupakan suatu tindakan untuk mengetahui kekayaan suatu perusahaan
yang dilaksanakan baik oleh perusahaan, perorangan maupun pemerintah. Inventarisasi hutan
ini dikenal pula dengan Timber Cruising atau disebut Cruising saja khususnya untuk kegiatan
diluar pulau Jawa, sedangkan di pulau Jawa disebut dengan perisalahan hutan. Dalam
pengelolaan hutan produksi, dikenal dengan kegiatan Inventarisasi Tegakan Sebelum
Penebangan (ITSP). Tujuan utama dari inventarisasi hutan adalah sebagai fase pertama dalam
perencanaan hutan. Peranan Inventarisasi hutan yaitu antara lain, Inventarisasi hutan
berperan dalam penyiapan data yang akurat, melaluiupaya-upaya yang efisien dan efektif,
inventarisasi hutan berperan dalam menentukan tersusunnya rencana pemanfaatan kekayaan
hutan secara optimum, inventarisasi hutan berperan sebagai suatu langkah awal yang
sangatmenentukan dalam pendayagunaan sumberdaya hutan secara lestari.
Petak ukur adalah satuan sampling yang berupa bagian dari luasan sebuah tegakan dimana
akan dilakukan pengukuran dan pengamatan karakter tegakan dan kondisi lahannya. Bentuk
petak ukur yang lazim digunakan dalam inventore hutan adalah bentuk petak ukur persegi
panjang, bujur sangkar, jalur dan lingkaran. Petak ukur digunakan dalam kehutanan
disebabkan karena hutan bukan semata-mata sebagai kumpulan dari pohon, melainkan
merupakan suatu gabungan dari flora dan fauna di suatu wilayah yang cukup luas, mulai dari
mikroorganisme sampai tumbuhan berbunga dan binatang menyusui. Petak ukur persegi
digunakan untuk hutan alam seperti permudaan dan petak ukur lingkaran pada hutan
tanaman. Petak ukur jalur, bujur sangkar, persegi panjang digunakan pada kegiatan
inventarisasi di kawasan hutan yang vegetasinya lebat seperti hutan alam. Bentuk petak ukur
trapesium digunakan untuk penelitian, dan petak ukur titik digunakan jika populasi pohon –
pohon mempunyai pola dalam baris – baris interaksi pohon masih dalam satu arah. Petak
ukur persegi yang efektif digunakan pada hutan alam yaitu dengan ukuran plot 2x2 m untuk
semai, 5x5 m untuk tingkat pancang, 10x10 m untuk tingkat tiang dan 20x20 untuk tingkat
pohon. Petak ukur jalur dibuat tegak lurus arah mata angin dengan garis kontur.

Kegiatan utama dalam inventarisasi hutan salah satunya adalah sampling dan sensus.
Sampling merupakan pengambilan dan penganalisaan secara sebagian dari seluruh total
populasi dengan tujuan agar data yang didapat dapat mewakili data populasi yang ada. Sensus
adalah cara pengambilan dan penganalisaan data yang dilakukan secara menyeluruh, artinya
tanpa melakukan pendugaan terhadap data populasi. Dalam teknik sampling juga dibedakan
atas teknik sampling dengan unit contoh berukuran sama dan teknik sampling dengan unit
contoh berbeda ukuran. Teknik sampling atau teknik pengambilan contoh yang menggunakan
ukuran contoh sama dibedakan atas Simple Random Sampling (SRS), Systematic Sampling,
dan Stratified Sampling. Simple random sampling dan Systematic sampling umumnya
dipakai pada hutan yang homogen, seperti hutan tanaman. Pada hutan heterogen, biasanya
menggunakan metode stratified sampling. Teknik ini menggunakan ukuran contoh yang
sama, misalkan semua plot contohnya seluas 0,1 hektar. Teknik sampling dengan unit contoh
berbeda ukuran. Teknik ini terdiri atas metode Tree Sampling dan Line Sampling (LS).

Metode sampling terbagi menjadi 4 antara lain, acak, sistematis, strata, dan berdasarkan
pertumbuhan. Metode acak yaitu dengan pengambilan sampel dari sebuah populasi dengan
cara tertentu sehingga setiap anggota populasi memiliki kemungkinan yang sama untuk
terpilih. Metode sistematik yaitu teknik pengambilan sampel dengan penentuan sampel
berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
Metode strata yaitu teknik pengambilan sampel dari suatu tingkatan, dan metode sampling
pertumbuhan teknik pengambilan sampel dari data pertumbuhan dari suatu populasi.
Contohnya pada area kawasan hutan dapat dilihat kerapatan tajuknya yang terdapat pada area
plot yang dibuat, sehingga dapat diketahui apakah kerapatannya jarang, sedang atau rapat.

Pada inventarisasi hutan dikenal beberapa istilah yang digunakan dalam melakukan
pengukuran dan penaksiran potensi suatu tegakan yaitu populasi, sampel (contoh), dan
parameter. Populasi digunakan untuk menyatakan kumpulan dari mana contoh diambil,
populasi merupakan kumpulan keseluruhan anggota dan individu yang akan diteliti atau
dipelajari. Sampel merupakan bagian populasi yang secara statistik dianggap representatif
untuk mewakili karakteristik atau menggambarkan parameter populasi tersebut. Sedangkan
parameter adalah ciri suatu populasi, seperti harga rata-rata populasi atau simpangan baku
populasi. Diameter merupakan salah satu parameter pohon yang mempunyai arti penting
dalam pengumpulan data tentang potensi hutan untuk keperluan pengelolaan.

Pengukuran keliling dan diameter, tinggi pohon, tinggi batang, diameter tajuk dan volume
juga merupakan variabel dari parameter pohon yang mempunyai arti yang tak kalah
pentingnya dalam melakukan pengukuran dan penaksiran potensi tegakan hutan dan hasil
hutan. Tinggi pohon diperlukan untuk menaksir volume dan riap. Setelah data-data tersebut
terkumpul selanjutnya akan dilakukan analisis data untuk mendapatkan hasil perhitungan
volume dari setiap pohon sampel pada masing-masing petak ukur dan perhitungan volume
rata-rata dari semua pohon sampel pada keseluruhan petak ukur.

Pada dasarnya ada dua macam cara untuk menaksir volume kayu yaitu penaksiran secara
langsung dan tidak langsung. Penaksiran secara tidak langsung dilakukan dengan
menggunakan tabel volume sedangkan dengan cara langsung dilakukan dengan mengukur
parameter individu pohon di lapangan, kemudian dihitung volumenya dengan menggunakan
metode rumus analisis data kuantitatif (matematis-statistik)".
Sumber

Malamassam, Daud. 2009. “Inventarisasi Hutan”. Diakses dari https://www.academia.edu/

Anda mungkin juga menyukai