Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ary Hafidz

NIM : 1910611210028
Kelas :B
Mata Kuliah : Kimia Kayu Kehutanan
Angakatan : 2019
Dosen Pengampu : Yuniarti, S,Hut., M.Si.

TUGAS REVIEW JURNAL


“ Komponen Kayu Ekaliptus “

Kayu Ekaliptus atau yang disebut Eucalyptus Urophylla S.T. Blake, kayu ini mengandung
komponen – komponen kimia seperti lignin, hemiselulosa, selulosa dan holoselulosa. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk memberikan informasi teknis dan untuk kemungkinan penggunaan
kayu. Jenis kayu ini sangat sesuai untuk bahan pembuatan pulp baik secara mekanik, semi kimia
dan pulp kimia. Jenis ini memungkinkan dapat menghemat pemakaian bahan kimia pemasak
ataupun dalam pemakaian pemutih, sehingga menghasilkan produksi pulp yang tinggi dan
mempunyai ikatan antar serat di dalam lembaran pulp atau kertas yang cukup baik. Pada
pembuatan papan partikel jenis ini tidak akan mengalami masalah dalam pengerasan resin,
pecahnya papan dari dalam ( internal ) akibat tekanan gas internal ekstraktif yang mudah
menguap ataupun kestabilan dimensinya. Tetapi jenis ini tidak cocok untuk papan semen.

Perbedaan posisi batang mempengaruhi kandungan ekstraktif, semakin ke ujung batang


kandungan ekstraktifnya semakin rendah. Data kandungan kimia kayu yang terdapat pada kayu
Ekaliptus yang berusia sekitar 4 tahun sebagai berikut.

Kandungan zat ekstraktif kayu Ekaliptus larut pada air dingin dan air panas, NaOH 1% dan
alkohol-benzene berturut – turut adalah 10,14%, 15,66%, 24,34% dan 3,81%. Kandungan
Lignin, hemiselulosa, selulosa dan holoselulosa berturut – turut 22,53%, 26,86%, 56,97% dan
83,83%.

Perbedaan posisi batang mengakibatkan perbedaan yang signifikan pada kandungan ekstraktif
larut air dingin, air panas dan NaOH dan sangat signifikan untuk kandungan alkohol-benzene.
Hal ini berarti kandungan ekstraktif dari arah pangkal ke ujung batang semakin rendah. Pada
rataan seluruh posisi batang, kandungan ekstraktif batang Ekaliptus termasuk sedang.
Kandungan ekstraktif larut alkohol-benzene yang tinggi akan mempengaruhi proses pembuatan
pulp kimia karena dapat mengkonsumsi bahan kimia yang banyak.

Kandungan Lignin pada kayu ini masih dapat menghemat pemakaian bahan kimia emasak dalam
pembuatan pulp dan kertas. Selain itu kandungan lignin yang tidak terlalu tinggi juga akan cukup
menghemat bahan pemutih atau oksigen pada pembuatan kertas. Kayu Ekaliptus ini kandungan
ligninnya (<25%) sehingga dapat dikatakan sesuai untuk pembuatan pulp. Kandungan
holoselulosa pada seluruh posisi dapat dikategorikan tinggi karena jauh lebih tinggi di atas nilai
69 ( gabungan antara selulosa dan pentosan 24 yang merupakan bagian terbesar dari
hemiselulosa). Menurut klasifikasi komponen kayu Indonesia ( Tabel 4 ), kadar pentosan kayu
Ekaliptus termasuk kategori sedang, dengan kadar pentosan cukup, ikatan antar serat di dalam
lembaran pulp atau kertas dari kayu Ekaliptus ini juga cukup baik.

Anda mungkin juga menyukai