Anda di halaman 1dari 4

Tugas UAS Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Universitas Brawijaya

BILINGUALISME : MENGENAL STRATEGI BELAJAR DAN MANFAATNYA


Andrew Malay Naufalibna Nasution

205120407111053
Email: andrewmlynst7@gmail.com

Abstrak

Bahasa merupakan salah satu hal yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan. Bilingualisme bukan merupakan
hal yang asing lagi di era sekarang ini. Dewasa ini kebutuhan masyarakat Indonesia ataupun global akan bahasa
asing terus mengalami peningkatan. Seiring dengan berkembangnya globalisasi di era ini, penguasaan bahasa asing
menjadi salah satu kunci untuk tetap mengikuti dan berjalan di dalam koridor perkembangan dunia yang serba
cepat seperti sekarang ini. Banyak studi yang telah menjelaskan tentang betapa penting nya menguasai bahasa
asing. Sejumlah riset pun juga menunjukkan adanya perbedaan kognitif dan jumlah kadar kepekatan warna dari
otak kiri orang-orang bilingualis. Lemahnya kesadaran remaja dalam mengetahui strategi pembelajaran dan
manfaatnya menjadi penghalang atau inhibitor dari proses belajar bahasa asing. Motivasi harus terus dibangun
demi proses pembelajaran bahasa asing yang efektif dan efisien. Artikel ini dibuat untuk menjelaskan cara belajar
atau strategi pembelajaran menurut Oxford dalam proses belajar bahasa asing dan menjelaskan manfaat dari
pembelajaran bahasa asing terhadap kemampuan kognitif seseorang.

Kata kunci: Bilingualisme, strategi pembelajaran, manfaat

1. PENDAHULUAN kebahasaan; perkembangan politik yang fleksibel;


dan perkembangan teknologi dan komunikasi.
“One language sets you in a corridor for life. Two
Hal diatas menjadi salah satu alasan
languages open every door along the way.”
mengapa pentingnya keahlian dalam mempelajari
Ungkapan yang satu ini merupakan suatu bahasa asing dalam era globalisasi seperti sekarang.
deskripsi yang sangat tepat untuk koridor kehidupan Perlunya mengetahui cara belajar dan manfaat nya
pada dewasa ini. Bilingualisme menjadi salah satu merupakan hal yang juga krusial dalam menguasai
aspek kehidupan yang tidak bisa lepas dari manusia bahasa asing. Dengan demikian, proses penguasaan
dalam era globalisasi seperti sekarang. Istilah bahasa asing akan menjadi hal yang ringan untuk
bilingualisme adalah suatu kata yang bermakna dilakukan. Berdasarkan pemaparan diatas, dapat
relatif. Mula-mula bilingualisme diartikan sebagai disimpulkan bahwa artikel ini akan memuat tentang
kemampuan untuk menggunakan dua bahasa sama proses dan pengaruh dari menguasai bahasa asing.
baiknya oleh seorang penutur, namun pendapat ini
makin lama makin tidak populer karena kriteria untuk
menentukan sejauh mana seorang penutur dapat 2. LANDASAN TEORI
menggunakan bahasa sama baiknya tidak ada
dasarnya sehingga sukar diukur dan hampir-hampir 2.1 Bilingual
tidak dapat dilakukan (Suwito, 1983:40). Dalam definisi nya, tidak mudah untuk
Di era globalisasi seperti sekarang, sangat memformulasi apa itu bilingual atau dwi Bahasa.
dibutuhkan sekali keahlian dalam berbahasa asing. Karena, bagi setiap individu pengertian bilingual
Permasalahan yang dihadapi sekarang adalah berbeda-beda. Bloomfield (1958:56) mengatakan
kurangnya minat individu dalam mempelajari bahasa bahwa bilingual adalah kemampuan untuk menguasai
asing. Kurangnya pengetahuan tentang manfaat yang dua Bahasa atau lebih dengan sama baiknya dengan
dapat dirasakan saat kita mempelajari bahasa asing penutur asli. Namun, definisi ini mengecualikan
juga menjadi perhatian. Jika hal ini terus menerus banyak individu yang bisa menggunakan Bahasa lain,
terjadi, maka kita sebagai masyarakat internasional tapi mereka tidak mempunyai logat atau kemampuan
akan sulit dalam mengikuti perkembangan yang yang sama dengan penutur asli. Definisi Bloomfield
terjadi dalam koridor perkembangan dunia. sendiri juga perlu dimodifikasi sesuai dengan realita
Ahli menyatakan bahwa populasi individu masyarakat dalam kemampuan menggunakan Bahasa
bilingual pada saat ini mengalami tren yang asing. Haugen (1953:7) mengatakan bahwa bilingual
meningkat seiring dengan penyebaran atau kedwibahasaan dimulai pada saat dimana
internasionalisme dalam perjalanan, perdagangan, penutur satu bahasa dapat memproduksi suatu tatanan
komunikasi dan media massa. Bilingualisme terjadi kalimat sempurna dalam bahasa lain.
karena adanya interaksi antar dua kelompok Bilingual mungkin bisa didefinisikan
masyarakat yang memiliki latar belakang budaya dan sebagai kemampuan seorang individu untuk bisa
1
2

menggunakan dua bahasa atau lebih. Groajean (1982)


menunjukkan bahwa kita perlu mempertimbangkan 3.1.2 Kognitif
pandangan holistik tentang Strategi kognitif merupakan suatu
bilingualisme. Kemampuan linguistik dwibahasa hal yang esensial untuk mempelajari Bahasa
sering dibandingkan dengan penutur monolingual baru. Strategi ini mempunyai fungsi umum
bahasa yang bersangkutan. Bilingual, bagaimanapun, yaitu manipulasi atau mengubah target
tidak boleh dianggap sebagai jumlah total dari dua Bahasa sesuai dengan pembelajar. Ada 4 set
monolingual lengkap atau tidak lengkap. Kehadiran yang ada dalam strategi kognitif. Pertama,
dua bahasa dan interaksinya dalam bilingual yaitu Latihan (Practicing). Set pertama ini
menghasilkan sistem bahasa yang berbeda tetapi merupakan set yang paling penting dalam
lengkap yang menanggapi kebutuhan individu untuk strategi kognitif. Kebanyakan dari para
berkomunikasi menggunakan satu atau bahasa lain pembelajar adalah kurang nya kesadaran
atau, dalam beberapa pengaturan, campuran kedua dalam melakukan Latihan yang konsisten.
bahasa. Kedua, menerima dan mengirim
pesan (Received and Sending Message). Set
2.2 Strategi Pembelajaran ini diperlukan agar para pembelajar dapat
Dalam KBBI, strategi dapat diartikan menemukan ide dalam suatu konteks secara
sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan cepat dan menggunakan sumber untuk
untuk mencapai sasaran khusus. Strategi memahami dan menyatakan kembali ide-ide
pembelajaran menurut Gerlach & ely (1980) yang terdapat pada suatu konteks. Ketiga,
merupakan cara-cara yang dipilih untuk penalaran dan analisis (Analyzing and
menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan Reasoning). Para pembelajar
pembelajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup, mengkonstruksikan sebuah model yang
dan urutan kegiatan yang dapat memberikan formal di otak mereka yang berdasar kepada
pengalaman belajar kepada siswa. analisis dan perbandingan, menciptakan
Dalam proses belajar diperlukan sebuah strategi rumusan umum, dan merevisi rumusan
untuk memudahkan para pembelajar dalam tersebut jika menemukan suatu info baru.
memperoleh pengalaman dan pengetahuan dengan Keempat, Strukturisasi (Creating Structure
cara yang efektif, menyenangkan, mandiri, dan for Input and Output).
fleksibel.
3.1.3 Kompensasi
Strategi ini biasa digunakan oleh
3. PEMBAHASAN pembelajar tingkat lanjut. Strategi ini
digunakan untuk menutupi keterbatasan
3.1 Strategi
dalam proses belajar Bahasa. Pembelajar
Oxford (1990) memetakan strategi belajar yang memiliki kendala dalam memahami
menjadi dua komponen utama, yaitu langsung atau menjelaskan suatu konteks saat
(Direct) dan tidak langsung (Indirect) dan masing-
pembelajaran berlangsung dapat
masing dipecah menjadi tiga komponen. Strategi
mendefinisikan maksud dari suatu konteks
langsung mempunyai tiga jenis yaitu; memori,
ke dalam Bahasa nya sendiri. Atau, bisa
kognitif, dan kompensasi. Strategi tidak langsung;
dengan menggerakkan anggota badan untuk
meta-kognitif, efektif, dan sosial. menerjemahkan sesuatu.
3.1.1 Memori
3.1.4 Meta-kognitif
Strategi memori atau Mnemonic,
Strategi ini merupakan strategi
sudah digunakan lebih dari ratusan tahun
yang esensial untuk kesuksesan belajar
yang lalu. Strategi ini lebih mengedepankan
bahasa. Para pembelajar biasanya akan
pengalaman dan pengetahuan yang bingung dengan segala informasi baru
diperoleh dari pengalaman yang lalu. seperti kosa kata yang jarang terdengar,
Strategi ini sering kali melibatkan
gramatikal yang rumit, perbedaan struktur
memasangkan berbagai jenis bahan. Dalam
kalimat, dsb. Dengan alasan-alasan tersebut,
pembelajaran, sangat memungkinkan untuk
para pembelajar biasanya mulai merasa
menghubungkan sebuah benda dengan suatu malas dan kehilangan motivasi dalam proses
kata yang memiliki makna atau membuat pembelajaran. Strategi meta-kognitif adalah
gambar visual terkait dengan kata yang
tindakan yang melampaui perangkat
diberikan. Strategi ini dapat dilakukan
kognitif murni yang berarti pembelajar dapat
dengan berbagai macam kegiatan yang
menentukan sendiri proses pembelajaran
berdasar kepada selera pembelajar seperti
mereka sendiri; mengatur, menetapkan
olahraga, taktis, dan aural yang melibatkan tujuan, menyadari tujuan dalam belajar, dan
indra-indra individu untuk mengolah suatu menjadwalkan pembelajaran Bahasa secara
frasa untuk dimasukkan kedalam memori.
3

mandiri. Para pembelajar juga dapat inferior seorang yang memiliki tendensi untuk
menerapkan hal-hal seperti; menunda dalam berbicara dalam dua bahasa atau lebih menunjukkan
berbicara lebih dan lebih banyak perbedaan kepekatan material abu-abu jika
mendengar, fokus selama belajar, dibandingkan dengan orang yang hanya bisa satu
menghubungkan dan menggambarkan bahasa. Otak bagian kiri lebih dominan dan analitik
materi yang telah dipelajari dengan yang dalam proses logika, sementara otak bagian kanan
akan dipelajari. lebih cenderung kepada sosial dan emosional
meskipun ini hanya kecenderungan dan bukan
3.1.5 Afektif perbedaan mendasar. Fakta bahwa bahasa
Berbicara tentang afektif berarti memerlukan kedua fungsi otak tersebut, dan bahwa
berkaitan dengan emosi, perilaku, motivasi, spesialisasi fungsi otak berubah atau mungkin
dan nilai-nilai selama pembelajaran. berkembang seiring dengan pertambahan usia, telah
Menciptakan lingkungan yang baik dapat melahirkan hipotesis periode kritis. Teori ini
meningkatkan motivasi pembelajar dalam menjelaskan bahwa anak-anak yang belajar bahasa
menjalani pembelajaran. Dengan strategi jauh lebih mudah karena plastisitas otak mereka yang
ini, pembelajar dapat mengontrol emosi sedang berkembang, sehingga kedua fungsi otak
selama proses pembelajaran. Sisi afektif dapat bekerja secara bersamaan. Berbeda dengan otak
pembelajar juga menjadi faktor sukses atau orang dewasa pada umumnya, bahasa biasanya
gagal nya pembelajaran. Pembelajar yang diproses oleh otak bagian kiri. Penelitian terbaru
baik seharusnya tahu cara mengontrol menunjukkan bahwa orang dewasa yang belajar
emosi, motivasi, dan perilaku selama bahasa baru menunjukkan bias emosi yang jauh lebih
pembelajaran berlangsung. Perasaan sedikit dan pendekatan yang lebih rasional ketika
negative dapat menjadikan proses terjadi permasalahan dalam Bahasa kedua dibanding
pembelajaran menjadi stagnan meskipun dengan bahasa asli mereka.
pembelajar merupakan siswa yang secara Seseorang yang bilingual mempunyai pola
konsep dapat menguasai dengan mudah. kemampuan yang variatif dibandingkan dengan
monolingual. Bilingualisme bermanfaat dalam
berpikir secara abstrak dan juga mendorong adanya
3.1.6 Sosial kelentukan kognitif dan mental karena terbiasa dalam
Bahasa sendiri merupakan suatu berpindah dari bahasa satu ke yang lain. Landry
produk dari sistem sosial. Yang berarti (1974) menyatakan bahwa hasil riset yang ia lakukan
strategi ini menggunakan pembelajar lain terhadap anak-anak sekolah dasar di Amerika Serikat,
dalam prosesnya. Belajar Bahasa menggunakan Torrance Test of Creative Thinking
memerlukan manusia lain dan strategi sosial dan diuji untuk fleksibilitas figural dan verbal,
yang sesuai dengan proses pembelajaran. kefasihan dan orisinalitas menunjukkan bahwa anak
Dalam strategi ini pembelajar dapat yang memiliki kemampuan bilingual lebih baik
menanyakan sesuatu atau melakukan dalam skor tes dibandingkan dengan monolingual.
percakapan dengan orang lain atau mungkin Riset juga menunjukkan bahwa kerja otak bilingual
meminta orang lain untuk mengoreksi yang terbiasa menggunakan bahasa lain dapat
seccara langsung. Mempelajari dan menunda munculnya penyakit otak seperti Alzheimer
mengembangkan pemahaman budaya akan dan Demensia.
suatu Bahasa juga dapat menjadi cara untuk
strategi ini.
4. PENUTUP
Bilingualisme dan individu merupakan
3.2 Pengaruh terhadap otak
sebuah studi yang sudah lama menarik minat para
Ada sejumlah bukti yang sampai sekarang
terus menunjukkan perkembangan bahwa peneliti untuk mengkaji lebih tentang pengaruh
pengalaman memiliki efek yang signifikan terhadap maupun cara belajar yang benar. Cara belajar atau
strategi pembelajaran yang dibahas dapat diterapkan
berbagai aspek mulai dari perilaku, psikologis, serta
dalam proses pembelajaran bahasa asing dan dapat
kognitif. Contohnya adalah arsitek, riset
dirasakan manfaat nya asalkan pembelajar tepat
menunjukkan bahwa arsitek mempunyai tingkat
kemampuan visuo-spasial yang lebih tinggi dari dalam menggunakan strategi tersebut.
orang biasa yang bukan arsitek. Contoh lain seperti Berdasarkan dengan pemaparan
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa
musisi profesional yang memainkan alat musik
bilingualisme dapat mempengaruhi individu dalam
berdawai yang dimainkan dengan jari-jari tangan kiri
proses logika dan penampilan kognitif. Dalam bidang
mempunyai tingkat kortikal yang tinggi.
kognitif, seseorang yang bilingual cenderung
Sama hal nya seperti bilingual. Individu
yang berbicara lebih dari satu bahasa menunjukkan mempunyai kemampuan yang variatif dalam
perbedaan warna dalam otak bagian kiri. Parietal memecahkan suatu masalah. Bahkan, bilingualisme
juga berpengaruh dalam penundaan penyakit pikun
4

selama 5 tahun. Artikel ini juga menunjukkan ada nya


perubahan warna dan kepadatan dari otak kiri
individu yang bilingual.

DAFTAR RUJUKAN
Bialystok, Ellen (Dec 2011). Reshaping the mind:
The benefits of bilingualism.
Canadian Journal of Experimental
Psychology Vol 65(4), Dec 2011, 229-235.
Bialystok, Ellen. Craik, Fergus I. N. (2010).
Cognitive and Linguistic Process in the
Bilingual Mind. York University. Rotman
Research Institute of Baycrest. 20-21
Bialystok, Ellen (2009). Bilingualism: The good,
the bad, and the indifferent.
International Symposium on Bilingual
Lecture Vol 12(1). York University.
Cambridge University Press. 3-5.
Bloomfield, Leonard. 1958. Language. New York:
Henry Hold and Company.
Liddicoat, Anthony (1991). Bilingualism : An
Introduction. In: Bilingualism and
Bilingual Education. NLIA Occasional
Paper No. 2; see ED 355 759.
Oxford, Rebecca L (1990). Language Learning
Strategies : What Every Teacher Should
Know. Heinle and Heinle Publishers.
Stern, H. H. (1983). Fundamental Concepts of
Language Teaching. Oxford University
Press Walton Street, Oxford OX2 6DP

Anda mungkin juga menyukai