Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan asuhan keperawatan
pada pasien Sirosis Hepatitis ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah II. Selain itu makalah yang kami buat ini bertujuan untuk
menambah wawasan kami dan menambah wawasan bagi pembaca tentang
penyakit sirosis hepatitis.
Kami menyadari, makalah yang kami buat ini masih banyak kekurangan.
Maka dari itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami nantikan
demi kesempurnaan makalah yang kami buat ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Definisi
Sirosis hati merupakan sekelompok penyakit hati kronik yang
menyebabkan kerusakan sel hati dan sel tersebut digantikan oleh jaringan
perut sehingga terjadi penurunan jumlah jaringan hati normal. Peningkatan
jaringan perut tersebut menimbulkan distorsi struktur hati yang normal,
sehingga terjadi gangguan aliran darah melalui hati dan terjadi gangguan
fungsi hati.
Gangguan fungsi hati akibat sirosis antara lain sebagai berikut:
a. Gangguan fungsi protein tubuh,faktor-faktor pembekuan empedu dan
berbagai macam enzim
b. Gangguan metabolism kolestrol
c. Gangguan penyimpanan enersi (glikogen)
d. Gangguan metabolisme karbohidrat
e. Gangguan regulasi berbagai macam hormone
f. Gangguan proses detoksifikasi pbat dan racun
sirosis hati akibat infeksi hepatitis B baik secara klinik histopatologik
maupun laboratorik sama dengan sirosis karena penyebab lain. Sirosis
hati akibat hepatitis B timbul akibat progresi hepatitis B kronik.
Etiologi
Sirosis hati dapat terbentuk dari berbagai penyebab dan berbeda-beda
sesuai kondisi geografis. Di negara-negara barat, sirosis hati paling banyak
disebabkan oleh konsumsi alcohol, hepatitis C kronik, dan nonalcoholic
fatty liver disease (NAFLD) sedangkan pada daerah Asia pasifik ,
Hepatitis B merupaka penyebab utama dari sirosis hati. Sirosis hati juga
memiliki banyak penyebab lainnya seperti primary biliary cirrhosis,
primary sclerosing cholangitis,autoimmune hepatitis, dan penyakit-
penyakit yang diturunkan seperti hemochromatosis dan wilson’s disease.
Beberapa kasus adalah idiopatik atau kriptogenik.
Klasifikasi
Morfologi :
a. Mikronoduler – adanya septa tipis
b. Makronoduler – sirosis pasca necrotic
c. Campuran sirosis mikro dan makro noduler
Fungsional :
Patofisiologi
Walaupun disebabkan karena berbagai etiologi, terdapat karakteristik
pathogenesis dari sirosis hati yang khas pada semua penyebab sirosis.
Patogenesis khas ini antara lain degenerasi dan nekrosis sel hepatosit,
pergantian sel parenkim hati oleh jaringan fibrotic, terbentuknya nodul
refeneratif, serta hilangnya fungsi hati. Proses pembentukan fibrosis
merupakan precursor dari sirosis dan merupakan faktor penting dari
evolusi penyakit sirosis hati.
Inflamasi kronik pada hati merupakan penyebab utama pembentukan
fibrosis. Kondisi ini ditemukan pada mayoritas penyakit hati kronik seperti
infeksi virus hepatitis, toxic liver injury, hepatitis alkoholik, non-alcoholic
steatohepatitis (NASH), dan penyakit autoimun hati. Inflamasi pada hati
memicu aktivasi HSCS melalui beberapa faktor dan mekanisme sesuai
dengan etiologinya masing-masing. Apoptotic bodies yang berasal dari
sel-sel yang rusak, bersama dengan stimulasi parakrin yang lain, akan
mengubah hscS yang inaktif menjadi miofibroblas. peroksidase lemak yang
berasal dari sel kufeer merupakan stimulasi awal dari aktivasi dan
perubahan pada matriks ekstraseluler. Lipopolisakarida mengakibatkan
troll-like receptor 4 pada sel kuffer yang kemudian mengaktivasi nuclear
factor k-light-chain-enhancer of activated B celss (NF-Kb)-interferon
regulatory factor 3 pathway dan aktivasi faktor-faktor pro-inflamasi seperti
tumor necrosis faktor α (TNF-α) dan interferon (IFN). Jalur ini kemudian
menyebabkan disfungsi sel endothelial, gangguan fungsi hepatosit, dan
kerusakan pada sel parenkim hati.
Manifestasi Klinik
a. Disebabkan oleh satu atau lebuh macam kegagalan :
1) Kegagalan parenchim hati
2) Hipertensi portal
3) Enchelopalophaty
4) Ascites
b. Keluhan subyektif :
1) Tidak ada nafsu makan, mual, perut terasa tidak enak, cepat
lelah
2) Keluhan awal : kembung
3) Tahap lanjut : icterus dan urine gelap
c. Keluhan obyektif :
1) Hati – kadang terasa keras atau tumpul
2) Limpa – pembesaran pada limpa
3) Perut – sirkulasi kolateral pada dinding perut dan ascites
4) Manifestasi ekstra abdominal :
- Spider nervi pada bagian atas
- Eritema palmaris
- Ginekomasti dan atropi testis
- Haemoroid
- Mimisan
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang umumnya ditemukan pada pasien dengan sirosis,
yaitu:
a. caput medusa
b. ascites
c. asterixis
d. clubbing dan osteoartropati hipertrofi
e. penurunan berat badan
f. cruveilhier-baumgarten murmur
g. dupuytren’s contracture
h. fetor hepaticus
i. ginekomastia
j. hepatomegaly
k. ikterik
l. kayser-fleischer ring
m. eritema palmaris
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien sirosis yaitu:
Penatalaksanaan
Sirosis hati :
B. Tujuan
1. Mampu melakukan pengkajian secara menyeluruh
2. Mampu mengidentifikasi masalah keperawatan
3. Mampu membuat rencana tindakan keperawatan
4. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan
5. Mampu melakukan evaluasi
C. Ruang Lingkup
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
Identitas Klien:
Nama : Tn.MS
Umur : 41 Tahun
Alamat : Jl.Sukabangun Palembang
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan : Buruh
Status Perkawinan : Kawin
Suku : Jawa
Sehari sebelum masuk rumah sakit pasien muntah darah (100cc),
pusing disertai mual, nyeri perut, dan sudah beberapa hari BAB dengan
warna yang kehitaman. Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit
kuning 2 tahun yang lalu, Hipertensi tidak ada,DM tidak ada. Pasien juga
ada riwayat mengkonsumsi alcohol. Pada saat pengkajian pasien masih
mengeluh nyeri,mual,perut masih terasa begah, muntah sebanyak 2 kali,
terpasang NGT keluar cairan kehitaman 500 cc, BAB masih
kehitaman,nyeri tekan pada daerah epigastrum. TD: 100/80 mmHg,
suhu:37,5o C,pernapasan:24x/menit, nadi:100x/menit ireguler. Pada
pemeriksaan penunjang didapatkan: SGOT/SGPT
meningkat,hipoalbumin,trombositopenia,anemia,ECG kesan AF rapid
respon ireguler,RO thorak CTR > 50%. Hasil USG Hepar: Kesan serosis
hati dengan hipertensi portal,Acites (+). Saat ini BB:69 kg, TB: 167.
Terapy: IVDF NaCl 0,9%/8 jam, TE 1000/12 jam, sementara puasa
sampai spooling hasil jernih,klisma,omeprazole inj 2x40 mg, Vit K inj 3x1
ampl, Lactulac 3x Cl, Sucrelent 3x Cl.
HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
ANALISA DATA
Data Subjektif dan Data Objektif Umum
DS:
1. Sehari sebelum masuk RS pasien muntah darah sebanyak 100cc
2. pasien mengatakan mengalami pusing, mual dan muntah sebanyak 2
kali
3. pasien mengatakan nyeri perut dan terasa begah
4. pasien mengatakan beberapa hari terakhir BAB dengan warna
kehitaman
5. pasien mengatakan memiliki riwayat peminum alcohol
6. pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit kuning 2 tahun lalu
DO:
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Masuk : Hematomesis Melena-Gangguan Fungsi Hati (Sirosis
Hati)
Diagnosa Keperawatan :
1. Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif ditandai dengan sehari
sebelum masuk RS pasien muntah darah sebanyak 100cc, pasien
mengatakan mengalami pusing,mual dan muntah sebanyak 2 kali.
Terpasang NGT dan keluar cairan kehitaman sebanyak 500 cc,suhu:
37,5oC,nadi:199x/menit ireguler
2. Hipertermia b.d proses penyakit ditandai dengan suhu:37,5o C,
pernafasan:24 x/menit,nadi:199x/menit ireguler dan kulit terasa
hangat.
3. Risiko perdarahan b.d gangguan fungsi hati (sirosis hepatitis)
4. Risiko gangguan integritas kulit dan jaringan b.d kekurangan volume
cairan
C. INTERVENSI
D. IMPLEMENTASI
Implementasi Keperawatan
(Manajemen Hipovolemia)
Lakukan pemeriksaan tanda-tanda dan gejala hypovolemia
Memonitorkan intake dan output cairan
Menghitungkan kebutuhan cairan
Memberikan posisimodified Trendelenburg
Memberikan asupan cairan oral
Dianjurkan untuk memperbanyak asupan cairan oral
Mengkolaborasikan pemberian cairan IV (NaCI,RL)
Mengkolaborasikan pemberian produk darah
(Manajemen Hipertermia)
(Pencegahan Perdarahan)
E. EVALUASI
Evaluasi SOAP
(Manajemen Hipovolemia)
S :
Pasien mengatakan sudah tidak muntah darah lagi
Pasien mengatakan tidak merasa pusing, mual, dan muntah
lagi
O :
A :
P :
(Manajemen Hipertermia)
S :
A :
P :
(Resiko Perdarahan)
S :
O :
A :
P :
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA