I. Pendahuluan
Lingkungan dapat menjadi sumberdaya maupun bahaya. Kondisi lingkungan mengalami
perubahan baik secara cepat maupun perlahan-lahan oleh berbagai faktor penyebab, dan beragam
dampaknya. Pertumbuhan penduduk di suatu daerah, akan berpengaruh positif maupun negatif
terhadap komponen lingkungan. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai peranan
gereja terhadap bencana banjir.
II. Pembahasan
2.1. Pengertian Bencana
pengertian atau definisi “bencana” pada umumnya berdampak pada pola hidup manusia,
struktur sosial, kerusakan aspek sistem pemerintahan, seperti bangunan, dan lain-lain serta
kebutuhan masyarakat1. Beberapa definisi lain dari bencana antara lain:
1).UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor
nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.2
2). Menurut Kamus Merriam-Webster.
Bencana adalah peristiwa mendadak yang membawa kerusakan, kerugian atau
kehancuran besar.
3). World Health Organization (WHO) dari United Nations atau UN (Perserikatan Bangsa-
bangsa atau PBB).
1
Nurjanah dkk, Manajemen Bencana, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal 10
2
Dinukil dari UU No.24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
Bencana adalah kejadian yang mengganggu kondisi normal dan menyebabkan tingkat
penderitaan melebihi kapasitas adaptasi komunitas yang terdampa.3
4). International Strategy for Disaster Reduction (UNISDR)
Bencana merupakan Suatu kejadian yang disebabkan oleh alam atau karena ulah
manusia, terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan, sehingga menyebabkan hilangnya jiwa
manusia, harta benda, dan kerusakan lingkungan, kejadian ini terjadi diluar kemampuan
masyarakat dengan segala kemampuannya.4
2.2. Gereja
Kata "gereja" merupakan kata ambilan dari bahasa Portugis: igreja, yang berasal dari
bahasa Yunani: εκκλησία (ekklêsia) yang berarti dipanggil keluar (ek= keluar; klesia dari kata
3
Diakses melalui https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/05/200000569/pengertian-bencana-dan-jenis-
jenisnya?page=all pada tanggal 7 Februari 2021.
4
Diakses melalui, https://www.unisdr.org/we/inform/terminology, pada tanggal 7 Februari 2021
kaleo= memanggil); kumpulan orang yang dipanggil ke luar dari dunia. 5 Gereja merupakan
kehidupan bersama yang pada dasarnya merupakan sebuah realita sosial. Secara umum dapat
dipandang sebagai organisasi atau perhimpunan. Dapat disimpulkan bahwa gereja merupakan
sebuah organisasi yang menyajikan nilai keagaman dengan landasan Alkitabiah.6
5
Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Gereja pada tanggal 7 Februari 2021
6
Andreas, Manajemen Gereja, (Bandung: BPK Gunung Mulia 2010 ), hal. 100
7
Robert Elboehelke, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1996), hal. 802
8
Rasmulia Sembiring, Kewirausahaan, (Medan: La Goods Publishing 2016), hal 4
2.3. Banjir
Banjir merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di suatu kawasan yang banyak dialiri
oleh aliran sungai. Secara sederhana banjir dapat didefinisikan sebagainya hadirnya air di suatu
kawasan luas sehingga menutupi permukaan bumi kawasan tersebut. Dalam cakupan
pembicaraan yang luas, kita bisa melihat banjir sebagai suatu bagian dari siklus hidrologi, yaitu
pada bagian air di permukaan Bumi yang bergerak ke laut. Dalam siklus hidrologi kita dapat
melihat bahwa volume air yang mengalir di permukaan Bumi dominan ditentukan oleh tingkat
curah hujan, dan tingkat peresapan air ke dalam tanah9 .
Banjir merupakan bagian proses pembentukan daratan oleh aliran sungai. Dengan banjir,
sedimen diendapkan di atas daratan. Bila muatan sedimen sangat banyak, maka pembentukan
daratan juga terjadi di laut di depan muara sungai yang dikenal sebagai “delta sungai.” Banjir
yang meluas hanya terjadi di daerah hilir dari suatu aliran dan melanda dataran di kiri dan kanan
aliran sungai. Di daerah tengah, banjir hanya terjadi di dalam alur sungai.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa banjir adalah peristiwa yang terjadi
ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika
alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di selokan sungai.10
11
Diakses dari https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/660/jbptunikompp-gdl-yuniretnan-32988-10-unikom_y-i.pdf
pada tanggal 7 Februari 2021
12
S. Arie Priambodo, Panduan Praktis Menghadapi Bencana, (Yogyakarta: Kanisius, 2009) hal.56
lingkungan daerah aliran sungai maka banjir dapat terjadi sewaktu-waktu, dan biasanya banjir
terjadi di waktu sore menjelang malam. Berikut beberapa tanda-tanda yang dapat kita lihat antara
lain :
a. Terjadi hujan lebat di wilayah daerah aliran sungai.
b. Air sungai menjadi keruh akibat erosi di bagian hulu sungai.
c. Air sungai mulai menghanyutkan benda-benda di sekitar sungai
d. Adanya informasi yang diberikan dari masyarakat setempat.
e. Air sungai naik dengan arus yang kencang.13
13
Taryati dkk, Pemahaman Masyarakat Terhadap Daerah Rawan Ekologi, (Yogyakarta : Balai Pelestarian Sejahtra
dan Nilai Tradisional Yogyakarta ) hal. 104
Apabila bencana banjir melanda suatu daerah, maka daerah tersebut akan mengalami
pemadaman listrik untuk mencegah terjadinya musibah lain, misalnya listrik kornsleting listrik.
Listrik yang padam akan membuat aktifitas terhenti.
7. Banjir dapat mengganggu atau merusak perekonomian.
Perekonomian suatu daerah akan terganggu karena banjir merendam sektor penting
perekonomian, baik itu pertanian, industri, bahkan transportasi. Dengan terputusnya akses
transportasi, maka bahan makanan yang diangkut oleh truk dapat membusuk atau mungkin
membutuhkan biaya tambahan.
8. Banjir dapat mengganggu, atau menghilangkan masa depan.
Jika banjir melanda cukup besar atau berlangsung dalam waktu yang lama, maka roda kehidupan
juga bisa dapat berubah dengan drastis, antara lain : kehilangan pekerjaan, hutang yang semakin
menumpuk, serta kesehatan yang terganggu. Semua itu dapat mempengaruhi masa depan
seseorang, keluarga atau mungkin masyarakat, baik secara langsung dan tidak langsung.
9. Banjir dapat menyebabkan erosi dan tanah longsor.
Apabila semakin hujan yang turun semakin deras, maka semakin tinggi air banjir dan dapat
mengakibatkan tanah dan jalan terkikis serta bencana longsor.
10. Banjir dapat mendatangkan masalah / gangguan kesehatan (penyakit).
Banjir mengakibatkan lingkungan menjadi tidak bersih, sehingga bibit kuman penyakit
berkembang biak dengan mudah. Selain itu makanan dan minuman yang sehat lebih suit untuk
ditemukan dan jika makanan atau minuman terlalu sering kena air maka akan mengakibatkan
kondisi tubuh menurun14
14
Diakses dari https://dlhk.bantenprov.go.id/upload/dokumen/BANJIR.pdf pada tanggal 7 Februari 2021
- Buatlah pelampung dan rakit darurat dari benda-benda yang bisa digunakan, yang ada disekitar
anda antara lain botol plastik, tong bekas, papan kayu, bambu, pohon pisang, ember plastik
besar.
- Setelah memastikan seluruh tindakan darurat terlaksana, amankan rumah dan kendaraan anda.15
15
S. Arie Priambodo, Panduan Praktis Menghadapi Bencana, (Yogyakarta: Kanisius, 2009) hal 58
16
Sukandarrumidi, Bencana Alam dan Bencana Anthropogenetic, (Yogyakarta: Kanisius, 2010) hal 146
17
Zakaria, dkk, Teologi bencana (Makasar: Lembaga Pemberdayaan Praktis, 2006) hal 222
dengan arus yang deras dan ketinggian banjir yang mengakibatkan rumah masyarakat
mengalami kerusakan yang cukup parah. Tidak hanya itu ada juga tempat-tempat umum yang
juga mengalami kerusakan cukup parah, dalam pristiwa ini beruntung tidak ada korban jiwa.
Dalam hal ini gereja HKBP Tanjung Uban Distrik XX Kepulauan Riau tidak lagi hanya
berperan sebagai pemberi nasihat, pemberi komentar atau kritik tentang dosa manusia dan tidak
lagi hanya menjadi pengkotbah. Namun gereja ini juga sudah ikut dalam aksi untuk membantu
korban banjir dengan cara Gereja aktif memberikan tenaga dan material kepada warga yang
terkena banjir. Gereja membantu memindahkan barang-barang berharga dari rumah yang terkena
banjir tersebut dan memberikan penginapan kepada korban terkena banjir tersebut. Gereja
meminta sumbangan ke pada jemaat gereja untuk membantu korban banjir tersebut. Gereja
memberikan makanan,sembako dan baju untuk mereka kenakan sebelum banjir surut. bukan
setelahsurut gereja lepas tangan, Gereja membantu juga membersihkan rumah warga yang
terkena banjir tersebut. Mereka melakukan semua yang mereka rasa dapat membantu para
korban, mereka memberikan apa yang dapat mereka sumbangkan, mengajak para jemaat untuk
bersimpati, menggerakkan para majelis untuk menjalankan proposal baik kepada masyarakat
yang tidak terkena banjir, dan pada gereja-gereja yang lain.
Dengan gerakan yang di lakukan gereja ini maka dengan cepat para korban dapat di
bantu, mereka mendapatkan pakaian yang layak, obat-obatan yang cukup, tempat tinggal untuk
sementara, dan mereka merasa bahwa inilah yang seharusnya semua gereja lakukan dalam
penanganan benca alam, melalui aksi yang di lakukan oleh gereja ini juga dapat mempererat
hubungan antar beragama, karna gereja tidak hanya berfokus kepada jemaatnya namun juga
kepada agama lain serta anggota jemaat lain.
III. Kesimpulan
Dalam rangka membantu pemecahan masalah banjir gereja dituntut untuk dapat
mengadakan sosialisasi antar jemaat gereja dan bekerjasama menolong dan memberikan
dukungan dan semangat melalui organisasi ibadah kebaktian penguatan iman bagi yang
beragama Kristen, dengan gerakan yang di lakukan gereja maka dengan cepat para korban dapat
di bantu, mereka mendapatkan pakaian yang layak, obat-obatan yang cukup, tempat tinggal
untuk sementara, dan mereka merasa bahwa inilah yang seharusnya semua gereja lakukan dalam
penanganan benca alam, melalui aksi yang di lakukan oleh gereja ini juga dapat mempererat
hubungan antar beragama, karna gereja tidak hanya berfokus kepada jemaatnya namun juga
kepada agama lain serta anggota jemaat lain.
DAFTAR PUSTAKA
Andreas, 2010, Manajemen Gereja, Bandung, BPK Gunung Mulia
https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/660/jbptunikompp-gdl-yuniretnan-32988-10-unikom_y-i.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Gereja
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/05/200000569/pengertian-bencana-dan-jenis-
jenisnya?page=all
https://www.unisdr.org/we/inform/terminology
Robert Elboehelke, 1996, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama
Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia
Taryati dkk, Pemahaman Masyarakat Terhadap Daerah Rawan Ekologi, Yogyakarta : Balai
Pelestarian Sejahtra dan Nilai Tradisional Yogyakarta