Anda di halaman 1dari 84

SAINS BANGUNAN DAN UTILITAS 2

SISTEM TRANSPORTASI VERTIKAL MEKANIS BANGUNAN

OLEH :

1. JESSICA PATRICIA GUNAWAN 1905521041


2. JOANN ASHLEY 1905521042
3. JUNITA KALILA KIRANA 1905521045
4. DENISA PUTRI PRASETYO 1905521051
5. ANDREA IMELDA FELICITA PUTRI 1905521053
6. ATALYAH RUTH PUTRI SOPAHELUWAKAN 1905521054

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena telah

memberikan rahmat dan karunianya kepada kami selaku penyusun, sehingga dapat menyelesaikan

makalah mengenai "Sistem Transportasi Vertikal Mekanis Bangunan". Penyusunan makalah ini

merupakan salah satu tugas mata kuliah Sains Bangunan dan Utilitas tahun ajaran 2020/2021 dan

sebagai bukti bahwa kami selaku penyusun telah melaksanakan pembuatan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa laporan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih

memiliki kekurangan - kekurangan dari segi kualitas, kuantitas, maupun dari ilmu pengetahuan

yang dikuasai. Oleh karena ini kami selaku penyusun menerima kritik dan saran yang bersifat

membangun sebagai penyempurnaan pembuatan laporan atau karya tulis di masa mendatang. Atas

perhatian dan waktunya penulis ucapkan terima kasih.

Jimbaran, 10 Februari 2021

Penyusun
ABSTRAK

Seiring dengan berkembangnya zaman dan teknologi, saat ini telah banyak berdiri bangunan-

bangunan dengan tingkat tinggi atau level lantai dengan jumlah banyak. Sehubungan dengan hal

tersebut, diperlukan mekanisme agar manusia dapat beraktivitas dalam menjalankan operasional

suatu gedung. Mekanisme bertujuan untuk mengantarkan manusia dari bawah ke atas atau dari

level lantai paling bawah menuju level lantai di atasnya dan sebaliknya. Dengan adanya

mekanisme secara vertikal tersebut, manusia akan mendapatkan kenyamanan, keamanan, dan

efisiensi dalam melakukan aktivitasnya. Tanpa adanya sarana transportasi mekanis tersebut

tentunya akan mempersulit akses hubungan antar level lantai dalam bangunan. Hal tersebut akan

mempengaruhi sirkulasi manusia di dalamnya dan akan mengurangi operasional bangunan

tersebut. Dengan perkembangan teknologi yang pesat saat ini dan penambahan sumber daya

manusia, seorang arsitek perlu memikirkan bagaimana menempatkan transportasi mekanis yang

bergerak secara vertikal, seperti elevator atau lift dan eskalator, yang baik dan efisien.

Kata kunci : Gedung, Transportasi, Mekanis, Vertikal


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan utilitas pada suatu bangunan juga akan

semakin berkembang. Perancangan sebuah bangunan akan dikatakan baik dinilai dari berbagai

faktor yang melengkapi desain perancangan tersebut seperti lingkungan dalam (interior) dan

lingkungan luar (eksterior). Bangunan berfungsi untuk mewadahi aktivitas manusia sehingga

harus memenuhi berbagai faktor yang dibutuhkan manusia seperti kenyamanan, keamanan,

efisiensi, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Maka, sebuah bangunan harus memiliki elemen-

elemen pembentuk ruang yang dapat memenuhi kebutuhan aktivitas manusia sebagai salah satu

bentuk operasional suatu bangunan.

Selain adanya elemen pembentuk ruang, diperlukan juga sistem utilitas pada bangunan

untuk mendukung operasional bangunan tersebut. Hal ini difokuskan dengan adanya sistem utilitas

bangunan yang berhubungan dengan keamanan bangunan, security, komunikasi, transportasi, dan

kenyamanan dalam bangunan untuk mendukung kinerja bangunan. Sistem bangunan dan utilitas

yang dimaksud diantaranya adalah sistem perlindungan bahaya kebakaran, sistem perlindungan

bahaya petir, sistem perlindungan terhadap tindak kriminal, sistem transportasi vertikal bangunan

atau mekanis, sistem komunikasi bangunan, sistem akustik dan noise, sistem kelistrikan dan

pencahayaan, pengkondisian udara, dan sistem plambing dan ducting.

Di era yang semakin modern ini, seiring berkembangnya teknologi dan pertumbuhan

penduduk yang semakin pesat, pembangunan gedung tingkat tinggi semakin berkembang dan

mendominasi. Hal ini dikarenakan kebutuhan ruang semakin banyak sementara lahan yang
tersedia semakin terbatas. Salah satu permasalahan dalam merancang suatu bangunan ada pada

sistem transportasi, khususnya transportasi manusia di dalam gedung bertingkat. Sarana

transportasi yang dibutuhkan di dalam gedung dibutuhkan untuk mempermudah sirkulasi manusia

sebagai konsumen atau pemakai. Tanpa adanya transportasi dalam gedung bertingkat tentunya

akan mempersulit akses hubungan antara level lantai atau tingkatan. Sistem transportasi pada

bangunan dapat digolongkan menjadi transportasi horizontal dan transportasi vertikal atau

mekanis. Sistem transportasi horizontal merupakan jalan lalu lalang antar ruang dalam satu lantai,

contohnya adalah koridor dan conveyor. Sistem transportasi vertikal adalah moda transportasi

yang digunakan untuk mengangkut manusia dari bawah ke atas dan sebaliknya, contohnya adalah

lift atau elevator, eskalator, dan travelator.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dalam penulisan makalah ini akan dijelaskan lebih rinci mengenai sistem transportasi

vertikal atau mekanis, sehingga berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, rumusan masalah

yang akan dibahas adalah sebagai berikut.

1. Apa yang dimaksud dengan sistem transportasi vertikal atau mekanis?

2. Apa saja yang termasuk dalam sistem transportasi vertikal atau mekanis?

3. Bagaimana sistem, komponen, layout, dan kapasitas jenis sistem transportasi vertikal yang

baik dalam perancangan?

1.3 TUJUAN

Tujuan dari penulisan ini adalah dapat mengetahui, memahami, dan mengaplikasikan

sistem transportasi vertikal dalam desain khususnya pada bangunan bertingka


BAB II

DATA DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Mekanis

Suatu bangunan yang memiliki fungsi kompleks memerlukan suatu alat

transportasi untuk memberikan suatu kenyamanan dalam berlalu lintas dalam bangunan, baik

bagi manusia selaku pengguna bangunan maupun barang-barang yang ada pada bangunan.

Hal ini kemudian mendasari munculnya sistem transportasi bangunan baik berupa transportasi

mekasin maupun non mekanis.

Sistem transportasi mekanis sendiri merupakan sistem yang memiliki sifat

berlawanan dengan sistem transportasi non-mekanis yang mana sistem transportasi ini dikenal

sebagai sistem transportasi dengan mesin penggerak. Terdapat tiga macam sistem transportasi

jenis mekanis, yaitu escalator (tangga berjalan), elevator (lift), dan conveyor (alat pembawa

barang-barang).

2.2 Macam Sistem Transportasi

2.2.1 Elevator (Lift)

Lift adalah alat transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang

atau barang secara vertikal. Lift terhubung antar lantai dalam bangunan bertingkat

secara menerus dengan menggunakan tenaga mesin (mekanik). Umumnya

digunakan di gedung-gedung bertingkat tinggi; biasanya lebih dari tiga atau empat

lantai. Gedung-gedung yang lebih rendah biasanya hanya mempunyai tangga atau

eskalator. Lift menurut fungsinya dapat dibagi menjadi empat, yaitu :


• Lift penumpang, (passanger elevator) digunakan untuk mengangkut manusia

• Lift barang, (fright elevator) digunakan untuk menngangkut barang

• Lift uang/ makanan (dumb waiters)

• Lift pemadam kebakaran (biasanya berfungsi sekaligus sebagai lift barang)

2.2.1.1 Macam-macam Elevator (Lift)

1. Lift Penumpang (yang tertutup)

Lift yang sering kita jumpai di kantor keempat sisinya tertutup dan

disesuaikan dengan kebutuhan standart.

Gambar Lift Tertutup

2. Lift Penumpang (yang transparan)

Lift yang salah satu atau semua sisi interiornya tembus pandang (kaca)

biasanya disebut juga lift panorama. Dalam gedung (mall, pusat

perbelanjaan) biasanya diletakkan di Hall. Dinding kotak lift bersifat

transparan (dari material kaca), sehingga pengguna dapat menikmati

suasana interior bangunan ketika sedang menaiki lift


Gambar Lift Transparan

Gambar Panoramic Lift Design

3. Lift Rumah Sakit

Karena fungsinya untuk RS maka dimensi besarannya memanjang dengan

2 pintu pada sisinya. Ranjang pasien dapat terakomodasi dengan layak

4. Lift Untuk Kebakaran (Lift Barang)

Ruangannya tertutup, interior sederhana, digunakan jika terjadi

kebakaran. Interiornya harus tahan kebakaran minimal 2 jam dengan

ruang peluncurnya terbuat dari beton (dinding tahan api).


Gambar Lift Barang

Untuk menentukan kriteria perancangan lift penumpang yang perlu

diperhatikan adalah :

1. Tipe dan fungsi dari bangunan

2. Banyaknya lantai

3. Luas tiap lantai

4. Intervalnya

Sistem penggerak dalam elevator dibedakan dalam :

• Sistem Gearless

Yaitu mesin yang berada diatas, untuk perkantoran, hotel, apartemen,

rumah sakit dan sebagainya (sekarang ada juga lift yang mesinnya

disamping).

• Sistem Hydrolic

Yaitu mesin dibawah, hanya terbatas pada 3-4 lantai, biasanya digunakan

untuk lift makanan dan uang. Sekarang system hydrolic juga dipakai untuk

penumpang manusia contoh di Bandara Kuala Lumpur.


Rumah lift dapat dibagi dalam 3 bagian yaitu :

• Lift Pit

Merupakan tempat pemberhentian akhir yang paling bawah, berupa buffer

sangkar dan buffer beban penyeimbang. Karena letaknya yang paling

bawah, harus dibuat dari dinding kedap air.

• Ruang Luncur (Hoistway)

Tempat meluncurnya sangkar/kereta lift, terdapat pintu2 masuk ke kereta

lift, tempat meluncurnya beban penyeimbang, meletakkan rel peluncur dan

beban penyeimbang.

• Ruang Mesin

Tempat meletakkan mesin/ motor traksi lift, dan tempat control panel

(yang mengatur jalannya kereta)

Persyaratan umum Lift/Elevator :

a. Bangunan lebih dari 3 lantai harus dilengkapi dengan elevator / lift

b. Jika menggunakan traction system, dimensi kabel yang dapatdigunkan

minimum 12 mm

c. Jumlah kabel minimal 3 buah

d. Balok pemikul dari baja / beton bertulang

e. Rel Lift dari bahan baja.

f. Saat operasi ruang Lift harus tertutup rapat.

g. Lubang masuk lift hanya satu tidak boleh lebih.


h. Jarak tepi cabin lift dengan tepi lantai maksimal 4 cm.

i. Tiap lift harus memiliki motor penggerak dan panel kontrol sendiri.

j. Dasar lubang lift harus memiliki pondasi kedap air.

k. Pintu otomatis.

l. Panel Control yang jelas pada cabin

m. Elevator barang tidak diperkenankan menjadi satu dengan tanggadarurat.

n. Elevator berdiri sendiri / satu kesatuan . Tabung lift meneruskepuncak

bangunan.

o. Ruang mesin lift memiliki ketinggian minimal 2,1 m, terhindar dari petir,

air, api.

2.2.1.2 Perhitungan Elevator (Lift)

Alat untuk transportasi vertikal dalam bangunan bertingkat adalah lift

atau elevator. Hal ini akan memakan volume gedung yang akan menentukan

efisiensi gedung. Kriteria kualitas pelayanan elevator adalah :

1. Waktu Menunggu (Interval, Waiting Time)

Kesabaran orang untuk menunggu lift tergantung kota dan negara

dimana gedung itu ada. Orang-orang dikota besaar lazimnya kurang

sabar disbanding dengan orang-orang di kota kecil. Untuk proyek-

proyek komersiil perkantoran diperhitungkan waktu menunggu

sekitar 30 detik. Waktu menunggu = waktu perjalanan bolak-balik


dibagi jumlah lift. Waktu menunggu juga sangat variabel terantung

jenis gedung. Contoh-contohnya sebagai berikut :

a. Perkantoran 25 – 45 detik

b. Flat 50 – 120 detik

c. Hotel 40 – 70 detik

d. Asrama 60 – 80 detik

Waktu menunggu minimum adalah sama dengan waktu

pengosongan lift ialah kapasitas lift x 1,5 detik per penumpang.

2. Daya Angkut (Handling Capacity)

Daya angkut lift tergantung dari kapasitas dan frekuensi pemuatannya.

Standard daya angkut lift diukur untuk jangka waktu 5 menit jam-jam

sibuk (rush-hour).

Daya angkut 1 lift dalam 5 menit adalah :

3. Waktu Perjalanan Bolak-Balik (Round Trip Time)

Round Trip Time dapat dihitung secara pendekatan, sebab

perjalanan lift antar lantai pasti tidak akan mencapai kecepatan yang

menjadi kemampuan lift itu sendiri dan pada perjalanan lift non
stop, kecepatan kemampuannya baru tercapai setelah lift bergerak

beberapa lantai dulu.

Waktu perjalanan bolak-balik lift terdiri dari :

Dimana :

T = Waktu Perjalanan bolak-balik lift (Round trip time)

h = Tinggi Lt

s = Kecepatan rata-rata lift

n = Jmh Lt dalam 1 zone

m = Kapasitas lift

4. Beban Puncak Lift (Peak Load)

Beban puncak diperhitungkan berdasarkan pesentasi empiris

terhadap jumlah Penghuni gedung, yang diperhitungkan harus

terangkat oleh lift-lift dalam 5 menit pertama jam-jam padat (rush-

hour).

Untuk Indonesia persentasi tersebut adalah:


a. Perkantoran : 4% x Jml penghuni gedung

b. Flat : 3% x Jml penghuni gedung

c. Hotel : 5% x Jml penghuni gedung

Data-data penaksiran jumlah penghuni gedung :

a. Perkantoran : 4 m2 /orang

b. Flat : 3 m2 /orang

c. Hotel : 5 m2 /orang

5. Efisiensi Bangunan (Building Efficiency)

Efisiensi lantai adalah persentasi luas lantai yang dapat dihuni atau

disewakan terhadap luas lantai kotor.

Untuk proyek perkantoran adalah :

6. Perhitungan Jumlah Lift Dalam 1 Zone

Puncak lift dalam suatu gedung diperhitungkan sebesar P % x

Jumlah penghuni gedung atas dasar a” m2 per orang luas lantai

netto, maka beban puncak lift :


7. Korelasi Jumlah Lantai Dalam 1 Zone Kapasitas Lift Dan Jumlah

Lift

8. Sistem Zone Banyak (Multi Zone System)


Untuk meningkatkan efisiensi bangunan, orang berusaha

memperkecil volume gedung yang dipergunakan untuk sirkulasi

vertikal, terutama dalam bangunan tinggi ( lebih dari 20 lantai ).

Juga untuk memperpendek waktu perjalanan bolak-balik lift dan

waktu menunggu lift terutama di lantai dasar. Untuk tujuan ini

orang melakukan Zoning lift artinya pembagian kerja kelompok-

kelompok lift, misalnya 4 lift melayani lantai 1-15, 4 lift melayani

16-30, jadi tidak berhenti di lantai 1-15.

Contoh perhitungan : Suatu gedung 30 lantai dengan luas rata-rata a

= 1200 m2 , tinggi lantai sampai dengan lantai h = 3,60 m dibagi

dalam 2 zone ; zone bawah 15 lantai, dan zone atas 15 lantai.

Gedung tersebut direncanakan untuk dilayani oleh lift-lift

berkecapatan rata-rata 4 m/detik dan kapasitas m = 20 orang/lift.

Perhitungan Zone-2

Waktu perjalanan bolak-balik lift (1-15 non-stop) dengan kecepatan

rata- rata S2 =5 m/detik.


9. Sistem Zone Banyak Dengan “Skylobby”

Untuk bangunan yang sangat tinggi dengan jumlah puluhan lantai

mendekati 100 lantai atau lebih perlu diadakan penghematan

volume inti gedung dengan mengadakan zoning pelayanan elevator

ditambah lobby-lobby antara (sky lobby) yangdapat dicapai dari


lantai dasar dengan lift-lift express yang langsung menuju

skylobby-skylobby tersebut.

Skylobby berfungsi sebagai :

1. Lantai perpindahan menuju lift-lift lokal dalam zone di atasnya.

2. Tempat berkumpul sementara (mengungsi) pada waktu ada

keadaan darurat.

3. Karena ada lift-lift lokal yang melayani zone-zone, maka

diperlukan ruang mesin lift langsung di atasnya. Kebutuhan

ruang mesin lift disatukan pula dengan kebutuhan ruang mesin

AC, ruang mesin-mesin pompa air, reservoir antara untuk

persediaan air bersih dan lain-lain. Ruang mesin tersebut berupa

ruang beton tulang yang padat dan kokoh yang berfungsi pula

sebagai penghadang menjalarnya kebakaran ke atas. Sedangkan

skylobby-sklylobby tersebut terletak di atas ruang-ruang mesin

yang kokoh tersebut. Adanya ruang-ruang antara tersebut juga

sangat menghemat energi listrik untuk pemompaan air bersih,

penghawaan mekanis dan AC dan penghematan rongga-rongga

untuk tabung-tabung instalasi listrik, AC maupun pemipaan.

Secara struktural, ruang mesin yang kokoh tersebut, pasti dapat

menambah ketahanan gedung terhadap gaya-gaya horizontal

akibat gempa ataupun angin.

2.2.1.3. Perhitungan Jumlah Lift


Suatu gedung dengan luas lantai rata– rata 2190 m2 dan jumlah lantai

63 dibagi dalam 5 zone dengan 5 skylobby. Setiap zone mengandung 11

lantai termasuk skylobby.


2.2.1.3 Proyek Perkantoran Bentuk Kantor
2.2.1.4 Skema Lift Bangunan Tinggi
2.2.1.5 Peletakkan Elevator/Lift

Penempatan Lift diarahkan pada kemudahan pencapaian untuk semua

pengguna bangunan, yaitu pada area masuk utama seperti pada lobby untuk

hotel, apartemen, perkantoran dan sebagainya.

Contohnya :
2.2.1.6 Electric/Roped Lift

Pada elevator ini motor lift digerakkan untuk naik dan turun oleh tenaga

tarik listrik “ Traction Steel


Gambar Motor lift pada ruang mesin lift (Traction steel)

2.2.1.7 Jenis Sistem Roping Lift

Sistem penarikan kotak lift dengan menggunakan pemberat (Counterweight)

yang dihubungkan dengan kabel baja melalui katrol. Beberapa variasi sistem

penarikan yang umumnya digunakan, yaitu:

• Single wrap 1 : 1

Sistem sederhana, tidak cocok untuk pembebanan berat (mudah

tergelincir)

• Single wrap 2 : 1
Pengembangan dari sistem single wrap 1 : 1 Jumlah katrol bertambah

untuk melawan selipan/gelincir

• Single wrap 3 : 1

Penggunaan banyak katrol

Jumlah lilitan dan katrol memberikan pengaruh terhadap kecepatan lift.

Semakin besar ratio, semakin lambat kecepatan, seperti di bawah ini :


Alternatif lainnya untuk mengatur kecepatan tinggi dan cukup tarikan, yaitu

double wrap dan underslung

2.2.1.8 Pintu Lift

Pintu lift harus tahan api, terbuat dari baja dengan ketebalan sekitar 30 mm.

Tipe bukaan horizontal dan vertikal; kiri-kanan dan atas-bawah (tergantung

kebutuhan dan spesifikasi dari pabrik).

Dalam membuat sebuah lift, tentu terdapat perencanaan yang

mempertimbangkan kenyamanan pengguna. Seperti berikut :


Multi beam door sensor (Mitsubishi) sebagai desain bukaan pintu lift yang

merupakan sistem sensor pada pintu lift dengan menggunakan banyak

sorotan cahaya infrared sepanjang potongan pintu, untuk keamananan dan

kenyamanan pengguna

2.2.1.9 Dimensi Konstruksi Lift

Gambar Denah dan Potongan tipikal bangunan pada shaft lift


Gambar Ruang Mesin Lift

Suara mesin lift menimbulkan kebisingan, oleh karena itu diperlukan

insulasi dan penyerapan yang baik pada ruang mesin lift Untuk kebutuhan

perawatan dan inspeksi, diperlukan pencahayaan yang cukup dalam ruang

mesin lift Kipas angin digunakan untuk membuang suhu panas sebagai

akibat proses mekanikal dan elektrikal dalam ruang mesin lift. Ruang mesin

lift harus terkunci.

Gambar Lift Pit


Lift Pit:

• Terletak pada bagian paling bawah dari lift dengan disokong oleh

penyangga (buffers)

• Untuk lift dengan kecepatan lambat menggunakan penyangga kering

• Untuk lift dengan kecepatan tinggi diperlukan penyangga yang dilapisi

dengan minyak (oil loaded buffers)

• Kedalaman lubang (pit) Lift bervariasi, yaitu 1,4 m – 2,8 m tergantung

spesifikasi lift

Lift Button sebagai pengatur lantai yang dituju

2.2.1.10 Tipe Lift Lainnya

• Hydraulic Lifts

Sistem Hydraulic Lift menggunakan pelantak hidrolik (hydraulic ram),

umumnya digunakan pada bangunan lantai rendah. Cairan khusus yang

ada dalam tangki hidrolik di pompa menggunakan mesin (rotary pump).


Keuntungan/karakteristik Hydrolic Lift :

- Kapasitas untuk beban yang sangat berat

- Tingkat akurasi hentian di setiap lantai baik

- Perjalanan tidak kasar (smooth)


- Untuk bangunan tingkat rendah

- tidak adanya beban struktur bangunan

- Ruang pompa dapat diletakkan pada jarak 10 m dari shaft

• Paternoster Lift

Paternoster Lift adalah tipe lift yang direncanakan untuk 2 orang

pengguna, bergerak perlahan, dan tidak berhenti. Kecepatan lift ini tidak

lebih dari 0,4 m/s untuk alasan keamanan. Lift ini tidak cocok digunakan

untuk bangunan umum sehingga banyak digunakan di bangunan kantor

pribadi.

• Stair Lift

Stair Lift adalah lift yang didesain untuk orang yang lemah/tua dan sakit

untuk mobilisasi ke lantai atas. Sering dijumpai pada rumah tinggal dan

rumah sakit. Desain lift ini sederhana dan menggunakan kursi. Kursi

bergerak pada rel yang diletakkan pada tangga dengan kecepatan 0,15
m/s menggunakan power 230V AC. Rel nya sendiri dibuat

menggunakan baja.

• Freight Lift Freight adalah elevator yang di desain untuk transportasi

barang

• Car Lift Car lift adalah elevator yang didesain untuk mengangkat mobil

(biasa untuk parkir)


• Dumbwaiter adalah elevator yang didesain untuk membawa beban

ringan.

• Platform Lift adalah elevator yang didesain untuk orang cacat

• Aircraft elevator
2.2.2 Eskalator

Menurut Nutranta dan Ariswan (2008), tangga berjalan atau eskalator adalah

salah satu transportasi vertikal berupa konveyor untuk mengangkut orang yang terdiri

dari tangga terpisah yang dapat bergerak ke atas dan ke bawah mengikuti jalur yang

berupa rail atau rantai yang digerakkan oleh motor. Eskalator berasal dari kata “scala”

yang dalam bahasa latin artinya langkah di sebuah elevator. Pencipta eskalator adalah

seorang bernama Jesse Wilfred Reno pada tahun 1892. Mulanya produknya ini diberi

sebutan inclined elevator dan diterapkan di Coney Island, Old Iron Pier dan New York.

Setelah Jesse memantenkan produknya, muncullah Charles D Seebegers yang

mengklaim telah membuat produk eskalator. Produk mereka memiliki perbedaan,

buatan Jesse hanya menggunakan ban berjalan sedangkan buatan Seebergers memiliki

pijakan kaki tangga. Setelah itu mereka berdua bergabung dan membuat eskalator

spiral dan menjualnya ke perusahaan Mitsubishi Electric Corporation.

Eskalator memiliki banyak manfaat, yaitu: mampu memindahkan sejumlah

besar orang dan dapat ditempatkan dalam ruangan, menghemat energi karna tidak

perlu banyak langkah (kecuali bila jalur sangat besar). Namun, harus dilakukan

perawatan secara berkala untuk menjaga keawetan eskalator agar tetap lancar dan

bersih. Tangga berjalan yang digerakkan oleh motor listrik ini biasa digunakkan

sebagai utilitas di pusat perbelanjaan, hotel, bandara, sistem transit dan fasilitas umum

lainnya terumata pada bangunan bertingkat.

Eskalator modern memiliki bagian step aluminium atau baja yang bergerak

pada sebuah sistem lintasan yang memutar terus menerus (loop). Eskalator yang biasa

digunakan adalah model 2 berpasangan dengan satu naik dan satu turun. Namun, di
beberapa tempat – terutama toko Eropa dan stasiun metro - tidak ada eskalator turun,

eskalator hanya naik. Beberapa eskalator modern memiliki sisi panel samping yang

biasanya untuk menutupi isinya dibiarkan transparan yang memperlihatkan gear

bagian dalamnya. Arah gerakan (atas atau bawah) dapat secara permanen sama, atau

dikendalikan oleh personil sesuai dengan waktu hari, atau secara otomatis

dikendalikan oleh 3 siapapun tiba dulu, apakah di bagian bawah atau di atas (sistem

diprogram sehingga arah tidak terbalik saat penumpang berada di eskalator).

Berdasarkan jalurnya, eskalator terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

• Eskalator Paralel,

merupakan eskalator yang hanya naik dan turun seperti biasanya dengan lintasan

yang lurus

o Kecepatan : 0.5m/s

o Kemiringan : 30 / 35 derajat

o Lebar step : 800 / 1000 mm

o Daya : 50 Hz / 3p

o Pengoperasian : Tombol Berhenti Emergency /

Mengubah Kunci (Key Switch) / Operasi Inspeksi (Manual)

o Iluminasi : Cahaya di bawah dan di atas step


Eskalator Paralel
o Indikator : Indikator kegagalan pada kabinet Sumber : indonesian.alibaba.com

o Bahan Handrail : Stainless steel yang dilapisi Karet

o Bahan Step : Stainless steel

o Bahan Landing plate : Stainless steel anti skid


• Eskalator Multi Paralel,

merupakan eskalator yang disusun 2 atau 3 tapi searah dan bersamaan.

o Kecepatan : 0.5m/s

o Kemiringan : 30 / 35 derajat

o Lebar step : 800 / 1000 mm

o Daya : 50 Hz / 3p

o Bahan Handrail : Stainless steel yang dilapisi karet

o Bahan Step : Stainless steel Eskalator Multi Paralel


Sumber : indonesian.alibaba.com
o Bahan Landing plate : Stainless steel anti skid

• Eskalator Jenis Spiral,

Biasanya dipakai untuk memperindah arsitektural dan mengehemat ruang

o Kemiringan : 30 derajat

o Kecepatan : 25m/sekon

o Penumpang : 6300 per jam

o Kecepatan rata-rata : 25m/menit

o Kenaikan vertikal : 3500 ~ 6600 m Eskalator Spiral


Sumber : Brilio.net

Sebenarnya ada sebuah eskalator spiral di Times Square, Hong Kong. Jesse Reno,

sebagai praktisi eskalator yang pertama kali dikenal dan digunakan masyarakat. Di

daerah stasiun tabung Holloway Road, London juga dirancang eskalator pertama

yang dipasang di sistem kereta api bawah tanah dalam bentuk spiral eskalator pada

tahun 1906. Perangkat eksperimen ini tidak pernah terlihat di depan umum, dan
dilupakan selama beberapa dekade. Sisa-sisa eskalator sprial ini sekarang berada di

depot London Transport Museum di Acton.

• Eskalator Unik (Freeform Escalator)

Levytator, adalah eskalator unik desainnya

berasal dari City University di London.

Eskalator 6 ini bisa bergerak dalam garis lurus

atau kurva dengan atau tanpa naik atau turun.

Step-step yang bergerak hanya masuk di

landing plate dan tidak menghilang. Jadi step


Levylator, eskalator unik asal London
yang sama langsung diputar untuk Sumber : newatlas.com

menggerakkan 2 eskalator secara aktif. Step yang digunakan juga tak biasa.

Pemasangan mesin juga berbeda karena mesin bagaikan memutar sebuah karet

penghubung di mesin diesel namun secara horisontal.

2.2.2.1 Komponen Eskalator

Waktu memakai eskalator, seringkali yang kita lihat hanya eksteriornya,

jarang sekali bagian ada eskalator yang memperlihatkan bagian dalamnya.

Sebenarnya, sistem dari eskalator sangatlah rumit dan merinci, namun dalam

makalah ini yang kami bahas adalah versi singkat-nya agar lebih mudah

dimengerti. Menurut Yuriardi Kusuma (2013), bagian eskalator dibagi

menjadi 2 bagian, yaitu:

a) Bagian paling luar (bagian yang nampak)


Bagian paling luar adalah bagian yang paling nampak dalam sebuah

eskalator. Bagian luar eskalator ini diagi lagi ke beberapa sub bagian

komponen agar tidak menyusahkan bila dipelajari. Pembagian tersebut

yaitu:

• Handrail (Rel tangan /

pegangan)

Handrail adalah bagian

pegangan yang bergerak

atau sabuk pagar

bergerak sepanjang Struktur Handrail


Sumber : escalatorcomponent.com
pegangan. Bahan yang digunakan dalam karet handrail hitam adalah

karet poliuretan yang berasal dari campuran polimer dan karet sintetis

agar kuat, tahan lama dan tidak licin. Karet pegangan ini dirancang

untuk melawan degradasi dari kondisi lingkungan, sobek dan perusakan

oleh manusia.

• Comb

Comb adalah bagian dari peralatan

eskalator berbentuk sama seperti sisir,

memiliki gigi yang cocok dengan alur

step untuk mencegah benda-benda

kecil memasuki mekanisme internal Comb pada Eskalator


Sumber : elevatorvip.com
eskalator. Comb menggunakan bahan plat baja agar tidak cepat aus
karena akan sering bergesekan dengan sepatu, dan benda-benda yang

cukup keras.

• Balustrade (Pagar penyangga rel tangan)

Balustrade (Pagar Penyangga Rel Tangan)

ada 2 jenis, yaitu bagian interior panel adalah

bagian panel utama dari balustrade terletak

langsung di bawah pegangan handrail.

Bahannya adalah kaca tebal sebagai penahan

pegangan. Memakai kaca tebal karena kaca tersebut akan dipres dengan

pengangan sehingga pegangan yang berjalan tidak mudah lepas dan

pelumasan kaca lebih mudah ketimbang pelumasan pada logam.

Bagian kedua adalah deck board yaitu pijakan atau tempat interior

menempel. Deck board ini terbuat dari stainless steel yang tahan akan

karat karena seringnya kontak dengan udara luar dan gesekan dengan

orang yang menaiki eskalator.

• Newel

Newel adalah bagian bulat balustrade, yang terletak di ujung tangga,

baik bagian bawah maupun atas. Newel adalah komponen yang wajib

ada. Newel ini terbuat dari stainless steel, menempel pada interior dan

menjadi tumpuan awal ketika seseorang akan menggunakan eskalator.

Maka dari itu, bagian ini harus kokoh dan anti karat.
Newel pada Eskalator
Sumber: electrical-knowhow.com
• Skirt

Skirt adalah proyeksi dari setiap

sisi eskalator, fungsinya adalah

untuk mengamankan susunan

tangga yang ada di sisi dekat step.

Bahan yang digunakan juga sama Skirt Pada Elevator


Sumber : intidayalonline.com
seperti pada deck board, yaitu stainless steel.

• Steps (Anak tangga)

Anak tangga merupakan

tempat pijakan dari

penumpang eskalator dan

bagian permukaannya harus

selalu dalam keadaan Struktur Anak Tangga pada Eskalator


Sumber : electrical-knowhow.com
horisontal pada saat

membawa penumpang. Adapaun material yang digunakan harus terbuat


dari bahan yang tidak mudah terbakar seperti aluminium, stainless steel,

dan besi cor. Untuk memudahkan penumpang dalam membedakan satu

anak tangga dengan anak tangga yang lain harus diberi warna kuning.

• Landing Platform (Lantai pendaratan)

Lantai pendaratan ada dua, yaitu

bagian atas dan bawah yang

berfungsi sebagai tempat landasan

saat kita akan naik ke eskalator

atau turun dari eskalator. Di bawah

lantai pendaratan ini adalah sebuah

kotak dek besar dimana di Landing Platform pada Eskalator


Sumber : elevation.fandom.com
dalamnya ada gear-gear dan mesin-mesin sebagai penggerak step.

Bahan dasarnya adalah plat baja keras yang diberikan terkstur khusus

agar menghindari licin dan sebagai penambah nilai estetika.

b) Bagian dalam

Bagian dalam eskalator juga terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

• Rangka (Truss)
Rangka (Truss) adalah bagian

penopang utama dari sistem eskalator

yang berjalan. Material yang

digunakan adalah baja yang

terstruktur dan di cat anti karat. Sifat


Rangka Eskalator
Sumber : electrical-knowhow.com utama yang diambil adalah kekuatan-nya

dan pastinya daya tahan.

• Step rail (roda anak tangga)

Rel berfungsi untuk mengarahklan gerakan

luncuran roda rantai penggerak anak tangga

(step chain roller) dan roda anak tangga (step

roller). Rel harus dipasang dan disetel dengan

benar agar gerakan roda anak tangga dan roda

rantai penggerak anak tangga halus dan lurus. Step Rail dan struktur lainnya
Sumber : www.madehow.com
Dalam pengoperasiannya, rel ini harus diberi pelumas, agar selalu solid.

Materialnya adalah besi siku, mengingat akan pentingnya kekuatan

menarik 14 sebuah step yang berat saat dinaiki seseorang.

• Roller

Roller adalah penyangga dari sebuah step (anak

tangga) pada rel yang telah menempel di rangka

utama. Bahan utamanya adalah karet

poliuretan. Poliuretan digunakan secara meluas


Penggunaan Roller di Step
Sumber : buckylab.blogspot.com
dalam dudukan busa fleksibel berdaya lenting (daya pegas) tinggi, panel

isolator busa yang kaku, segel busa mikroseluler dan gasket, roda dan

ban karet yang tahan lama, senyawa pot elektrik, segel dan lem

berkinerja tinggi, serat Spandeks, alas karpet, dan bagian plastik yang

keras.

• Rantai (Chain)

Ada beberapa jenis chain (rantai) yaitu :

a) Rantai penggerak utama (driving chain),

yaitu yang menggerakkan step agar tetap melaju

pada jalurnya. Bahan-nya terbuat dari Stainless /

Karbon besi hollow, dikarenakan perlu bahan

yang kokoh dan anti karat agar Drive Chain untuk Eskalator
Sumber : tcxinxing.en.made-in-china.com
bisa terus menerus bergerak

b) Rantai penggerak anak tangga (step chain), adalah rantai yang

diberikan roller sebagai pembuat anak tangga mendatar dikala keluar

dari landasan. Bahan rolller nya ialah karet 16 poliuretan. Butuh bahan

yang anti slip agar step tetap bisa berjalan dengan lancar.
Step Chain untuk Eskalator
Sumber : precision-chains.com

c) Rantai penggerak pegangan

tangan (hand rail driving chain),

adalah rantai yang bergerak bersamaan

dengan handrail dan berkecepatan

sama dengan step. Bahan rolller


Hand-rail Chain untuk Eskalator
Sumber : aflyelevadores.com
nya ialah karet poliuretan. Butuh

bahan yang anti slip agar handrail tetap bisa berjalan dengan lancar.

• Gear

Gear dalam eskalator terbagi menjadi beberapa bagian :

❖ Gear pengarah (Drive Gear), terletak di ruang mesin sebagai

penggerak utama sistem eskalator. Gear ini dihubungkan dengan mesin

setelah kecepatan putar dari mesin diturunkan melalui sebuah kotak

pada mesin yang disebut gear pereduksi kecepatan, sehingga didapat

kecepatan linear kurang lebih 30 meter permenit.

❖ Gear pembalik (Carriage Gear), berfungi sebagai pembalik step

agar naik/turun, yang arahnya berlawanan dengan drive gear. Kedua

gear ini bekerja secara simbiosis mutualisme, saling membantu dalam

memutar step. Gear ini terbuat dari baja khusus paduan antara krom dan

molibdenum dalam proses yang canggih, sehingga menghasilkan

tegangan tarik yang sangat kuat, yaitu mencapai 2 ton.


Gear dalam Eskalator
Sumber : buckylab.blogspot.com

• Electric motor

Spesifikasi :

a. Motor penggerak adalah motor induksi 3 phasa dengan arus bolak –

balik, frekuensi 50 Hz.

b. Putaran dari motor penggerak ini kemudian diturunkan oleh kotak

gear pereduksi kecepatan, sehingga didapat kecepatan linear kurang

lebih 30 meter permenit.

c. Untuk menahan gerakan anak tangga pada saat motor terhenti,

ataupun pada saat supply daya terputus dipasang rem magnet.


d. Cara kerjanya mirip seperti mesin dalam traktor, menggunakan

prinsip gerak benda melingkar. Mesin motor utama yang

memutar gear dan menggerakkan step dengan roller nya

yang juga menggerakkan pemutar untuk menggerakkan

handrail.

Syarat ruang mesin eskalator:

1. Pencahayaan harus ada pada ruang mesin.

2. Ventilasi yang tersedia harus cukup, agar panas radiasi dari mesin
Electric Motor untu Eskalator
dapat segera keluar.
Sumber : alibaba.com

2.2.2.2 Layout Eskalator


Berikut merupakan salah satu contoh layout dan dimensi eskalator single:

Contoh Layout dan Dimensi Eskalator


Sumber : toshindo.tripod.com

Cara Kerja Eskalator

Berikut merupakan prinsip dan cara kerja eskalator secara umum,

sebagai berikut :
Cara Kerja Eskalator
Sumber : HowStuffWorks, 2001.

1. Pendaratan/Landing

Floor plate rata dengan lantai akhir dan diberi engsel atau dapat dilepaskan

untuk jalan ke ruang mesin yang berada di bawah floor plates. Comb plate

adalah bagian antara floor plate yang statis dan anak tangga bergerak.

Comb plate ini sedikit miring ke bawah agar geriginya tepat berada di

antara celah-celah anak tangga-anak tangga. Tepi muka gerigi comb plate

berada dibawah permukaan cleat.

2. Landasan penopang/Truss

Landasan penopang adalah struktur mekanis yang menjembatani ruang

antara pendaratan bawah dan atas. Landasan penopang pada dasarnya

adalah kotak berongga yang terbuat dari bagian-bagian bersisi dua yang

digabungkan bersama dengan menggunakan sambungan bersilang

sepanjang bagian dasar dan tepat dibawah bagian ujungnya. Ujung-ujung

truss tersandar pada penopang beton atau baja.

3. Struktur perletakan Eskalator pada lantai gedung

Sistem lintasan dibangun di dalam landasan penopang untuk

mengantarkan rantai anak tangga, yang menarik anak tangga melalui loop

tidak berujung. Terdapat dua lintasan: satu untuk bagian muka anak
tangga (yang disebut lintasan roda anak tangga) dan satu untuk roda trailer

anak tangga (disebut sebagai lintasan roda trailer).

Perbedaan posisi dari lintasan-lintasan ini menyebabkan anak tangga-

anak tangga muncul dari bawah comb plate untuk membentuk tangga dan

menghilang kembali ke dalam landasan penopang.

2.2.2.3 Kapasitas Eskalator

Berdasarkan lebarnya pijakan, eskalator terbagi menjadi dua jenis yaitu:

• Eskalator jalur tunggal (untuk satu orang berdiri) dengan

Lebar : 60 - 81 cm, dengan

Kecepatan : 0,45 - 0,60 m/det

Daya angkut : 170 -225 orang,

untuk bangunan perkantoran dan pusat perbelanjaan dengan luas lantai

10.000 meter persegi

• Eskalator jalur ganda (untuk dua orang berdiri bersamaan dalam satu anak

tangga)

Lebar : 100 cm – 120 cm

Kecepatan : 0,45 - 0,60 m/det bisa

Daya angkut : 340-450 orang

untuk bangunan perkantoran dan pusat perbelanjaan dengan luas lantai

20.000 meter persegi


Kemiringan maksimum yang dapat diterima adalah 35°, dengan

ketinggian maksimum 20 meter. Sedangkan ramp berjalan hanya mampu

mempunyai ketinggian maksimum 15°, dengan kecepatan antara 0,60 sampai

dengan 1,33 meter/detik. Kemampuan eskalator mengangkut orang dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel Daya Angkut Eskalator dalam Waktu Lima Menit

Jenis Eskalator Kecepatan Jumlah Penumpang

Tunggal 0,45 m/det 170 orang

Tunggal 0,60 m/det 225 orang

Ganda 0,45 m/det 340 orang

Ganda 0,60 m/det 450 orang

2.2.3 Travelator

Travelator merupakan mekanisme konveyor yang bergerak lambat yang

mengangkut orang melintasi bidang horizontal atau miring dalam jarak pendek

hingga menengah. Dengan demikian, konveyor ini adalah pengembangan ide dari
eskalator dan bisa dipasang pada posisi mendatar (horisontal) ataupun miring

(inclined) dengan kemiringan 10 – 20 derajat. Travelator tidak seperti tangga yang

berundak, travelator memiliki jalur yang lurus layaknya ramp yang berjalan.

Travelator juga dikenal sebagai autowalk, trotoar bergerak, moving walkway, people-

mover, atau travolator.

Alat transportasi ini berfungsi untuk membawa barang-barang bawaan yang

diletakkan di dalam kereta dorong (trolley) naik atau turun dari lantai satu ke lantai

lain. Biasanya terdapat di supermarket, mal, stasiun kereta ekspress, dll. Bila

travelator dipasang secara mendatar pada satu lantai, fungsinya adalah untuk

meringankan beban dari orang yang berjalan dengan membawa barang dan

menempuh jarak yang relatif jauh. Misalnya pada terminal di bandara internasional

yang luas, museum, kebun binatang, atau aquarium (water world).

Travelator pertama kali beroperasi di Pameran Kolumbia Dunia tahun 1893, di

Chicago, Illinois, di Amerika Serikat dan dirancang oleh arsitek Joseph Lyman

Silsbee. Terdapat 2 jenis travelator saat itu, yang pertama penumpang dapat berdiri

atau berjalan dan yang kedua penumpang dapat duduk. Travelator memiliki rute di

sepanjang dermaga tepi danau ke arah kasino. Enam tahun kemudian, sebuah

travelator juga ditampilkan kepada publik di Paris Exposition Universelle pada tahun

1900. Jalan setapak ini terdiri dari tiga platform yang ditinggikan, yang pertama tidak

bergerak, yang kedua bergerak dengan kecepatan sedang, dan yang ketiga dengan

kecepatan sekitar sepuluh kilometer per jam. Travelator umumnya bergerak dengan

kecepatan yang lebih lambat daripada kecepatan berjalan alami, dan bahkan ketika

orang tetap berjalan setelah mereka menginjak trotoar yang bergerak, mereka
cenderung memperlambat langkah mereka untuk mengimbanginya, sehingga jalan

setapak yang bergerak hanya sedikit meningkatkan waktu perjalanan dan kapasitas

transportasi secara keseluruhan.

2.2.3.1 Jenis-Jenis Travelator

A. Berdasarkan Permukaan yang Bergerak

• Pallet Type

Merupakan serangkaian pelat logam datar yang terus

menerus tergabung bersama untuk membentuk jalan dan secara

efektif identik dengan eskalator dalam konstruksi mereka.

Sebagian besar memiliki permukaan logam, meskipun beberapa

model memiliki permukaan karet untuk traksi ekstra. Pelatnya

adalah palet aluminium die-cast one-piece, dengan lebar tipikal

antara sisi jalan 80-120

milimeter (31-47 inci). Jalan

setapak dapat ditenagai

oleh motor induksi AC.

Contoh kecepatan adalah 0,5

meter per detik (1,6 kaki per detik).

• Moving Belt
Tipe ini umumnya dibangun dengan sabuk

logam jala atau permukaan jalan karet di atas rol

logam. Permukaan berjalan mungkin memiliki

rasa yang solid atau "goyang".

(sumber : www.semanticscholar.org)

(sumber : www.slideshare.net/MarillaAngelieOrata/walkalator/8)

Kedua jenis moving walkway memiliki permukaan yang

beralur untuk menyatu dengan combplate di ujungnya. Juga,

hampir semua jalan setapak dibangun dengan pegangan tangan

yang bergerak mirip dengan eskalator.

B. Berdasarkan Kecepatan

• Slow Speed standart type


Kecepatan jalan setapak ini ditentukan oleh

kebutuhan akan keselamatan saat masuk dan

keluar, yang umumnya membatasi sekitar

setengah kecepatan berjalan normal, atau 30-40

m / mnt. Kecepatan lambat dari jalan setapak

menyebabkan ketidaksabaran, dan penumpang

sering berjalan di jalan itu sendiri atau di lantai

yang berdekatan lebih suka menggunakan jalan

yang lebih lambat.

• High Speed Walkways

Sistem ini merupakan penemuan Gabriel Bouladon dan Paul

Zuppiger, namun pada 1970-an, Dunlop mengembangkannya.

Penumpang dipercepat melalui jalur parabola hingga kecepatan desain

maksimum 15 km / jam (9 mph). Sistem ini masih dalam

pengembangan pada tahun 1975 tetapi tidak pernah masuk ke

produksi komersial. Upaya lain di high speed walkways yang

dipercepat pada 1980-an adalah TRAX (Trottoir Roulant Accéléré),

yang dikembangkan oleh Dassault dan RATP dan prototipe-nya

dipasang di stasiun Invalides di Paris. Kecepatan saat masuk dan

keluar adalah 3 km / jam (1,9 mph), sedangkan kecepatan maksimum

adalah 15 km / jam (9,3 mph). Hal itu sangat rumit sehingga

menimbulkan kegagalan teknis dan tidak pernah dieksploitasi secara

komersial.
Pada pertengahan 1990-an, perusahaan Loderway Moving

Walkway mematenkan dan melisensikan desain ke sejumlah produsen

walkway yang lebih besar. Sistem percobaan dipasang di stasiun

kereta api Flinders Street di Melbourne dan Brisbane Airport

Australia. Ini mendapat tanggapan positif dari publik, tetapi tidak ada

instalasi permanen yang dibuat. Sistem ini dari jenis belt, dengan

urutan sabuk bergerak pada kecepatan yang berbeda untuk

mempercepat dan memperlambat pengendara. Urutan pegangan

tangan dengan kecepatan berbeda juga digunakan.

Dibawah ini merupakan contoh penerapan dari sistem Speedway

a. Trottoir roulant rapide (TRR)

Pada tahun 2002, CNIM merancang dan memasang

trotoar roulant rapide trotoar roulant runway berkecepatan

185 meter (607 kaki) di stasiun Montparnasse – Bienvenüe

di Perancis. Pada awalnya itu beroperasi pada kecepatan 12

km / jam (7,5 mph) tetapi kemudian dikurangi menjadi 9


km / jam (5,6 mph) karena masalah keamanan. Karena

desain jalan setapak mengharuskan pengendara memiliki

setidaknya satu tangan bebas untuk memegang pegangan,

mereka yang membawa tas, belanja, dll., atau yang lemah

atau cacat fisik, harus menggunakan jalan setapak biasa di

sampingnya, dan staf diposisikan di setiap ujung untuk

menentukan siapa yang bisa dan siapa yang tidak bisa

menggunakannya. Menggunakan jalan setapak ini mirip

dengan menggunakan jalan setapak lainnya, kecuali bahwa

ada prosedur khusus yang harus diikuti ketika memasuki

atau keluar di kedua ujungnya. Saat memasuki, ada zona

akselerasi 10 meter (33 kaki) di mana "tanah" adalah

serangkaian rol log.

Penunggang berdiri diam dengan kedua kaki di rol ini

dan menggunakan satu tangan untuk memegang pegangan

dan membiarkannya menarik mereka sehingga meluncur di

atas rol. Idenya adalah untuk mempercepat pengendara

sehingga mereka akan melakukan perjalanan cukup cepat

untuk melangkah ke sabuk jalan yang bergerak. Pengendara

yang mencoba berjalan di atas roller ini berisiko terjatuh.

Begitu sampai di jalan setapak, pengendara bisa berdiri atau

berjalan seperti di jalan setapak yang biasa. Di pintu keluar,


teknik yang sama digunakan untuk

memperlambat pengendara. Pengguna melangkah ke

serangkaian rol yang memperlambatnya secara perlahan,

alih-alih berhenti tiba-tiba yang seharusnya terjadi.

Jalan setapak terbukti tidak dapat diandalkan,

menyebabkan banyak pengguna kehilangan keseimbangan

dan mengalami kecelakaan. Akibatnya, itu dihapus oleh

RATP pada tahun 2011 setelah sembilan tahun dalam

pelayanan, digantikan dengan jalan bergerak standar.

Pemandangan dari Travelator TRR dengan dijaga staff berseragam kuning


(Sumber : en.wikipedia.org/wiki/Moving_walkway)

b. ThyssenKrupp Express Walkway

Pada 2007, ThyssenKrupp memasang dua travelator

berkecepatan tinggi di Terminal 1 di Bandara Internasional

Toronto Pearson. Mereka menghubungkan gerbang


internasional di Dermaga F yang baru dibuka, yang terletak

di salah satu ujung dermaga, dengan sisa terminal. Satu jalur

travelator melayani penumpang yang berangkat menuju

gerbang dan lainnya melayani penumpang yang tiba yang

bepergian ke terminal.

Desain tipe palet travelator mempercepat dan

mengurangi kecepatan pengguna dengan cara yang

menghilangkan banyak risiko keselamatan yang dihasilkan

oleh tipe sabuk bergerak yang digunakan di Paris,

menjadikannya cocok untuk digunakan oleh orang-orang

dari segala usia dan ukuran terlepas dari kondisi kesehatan

mereka. Palet "intermesh" dengan pengaturan sisir dan slot.

Mereka mengembang dari satu sama lain ketika

mempercepat, dan kompres satu sama lain ketika melambat.

Pegangan tangan bekerja dengan cara yang sama, dan karena

itu, tidak perlu memegang pegangan ketika memasuki atau

keluar dari jalan setapak. Bergerak pada kecepatan sekitar 2

km / jam (1,2 mph) ketika pengendara melangkah ke atasnya

dan kecepatan hingga sekitar 7 km / jam (4,3 mph), yang

tetap pada sampai dekat ujung, di mana ia melambat

kembali.
(Sumber : en.wikipedia.org/wiki/Moving_walkway)

c. Inclined moving walkways

Travelator miring (umumnya dikenal sebagai

Inclinator) adalah jenis transportasi vertikal yang digunakan

di bandara dan supermarket untuk memindahkan orang ke

lantai lain dengan kenyamanan lift (yaitu, bahwa orang dapat

membawa serta troli koper, kereta belanja, atau kereta bayi)

dan kapasitas eskalator.

Gerobak memiliki rem yang secara otomatis

diterapkan ketika pegangan gerobak dilepaskan, magnet

yang kuat di roda untuk tetap melekat ke lantai, atau roda

yang dirancang khusus yang mengamankan gerobak di

dalam alur tanjakan, sehingga barang-barang beroda

bergerak di samping pengendara dan jangan lolos.

Beberapa department store malah menggunakan

konveyor keranjang belanja untuk mengangkut penumpang


dan kereta mereka antar tingkat toko secara bersamaan.

Walmart di Kanada mengharuskan pengguna kursi roda dan

alat bantu mobilitas lain untuk ditemani oleh staf toko saat

menggunakan trotoar bergerak mereka, yang mereka sebut

sebagai 'penggerak'. Kebijakan ini telah digantikan di

beberapa toko oleh pemasangan elevator

2.2.3.2 Komponen Travelator


1. Rangka Konstruksi
Terbentuk dari batang-batang baja yang dicat tahan karat. Rangka
travelator bisanya tak terlihat oleh pengguna, karena tertutup oleh lapisan
finishing di atasnya.

2. Exterior Panel
Bagian bawah dan samping rangka tersebut ditutup dengan lembaran
metal atau non metal mengikuti design interior. Bagian ini berfungsi
untuk memperindah tampilan

3. Mesin Penggerak
Diletakkan di bagian atas berupa motor listrik, transmission reducer dan
rantai penggerak yang memutar tangga. Motor listrik yang digunakan
sesuai dengan perhitungan beban travelator.

4. Anak tangga
Terbuat dari die cast aluminium alloy yang dibentuk dengan alur-alur
khusus. Anak tangga travelator biasanya dilengkapi gerigi khusus agar
pengguna tidak selip khususnya untuk trolley dan kursi roda.

5. Moving Handrails
Terbuat dari campuran karet khusus. Handrails yang baik biasanya tidak
cepat panas saat dipegang.

6. Balustrade
Terbuat dari transparant tempered glass, ujung-ujungnya dibuat bevel
agar tidak tajam.

7. Pengaman / Safety
Pengaman pada travelator terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut :

• Current overload, hand rail & Step chain safety Switch


• Emergency stop botton
• Over / under speed control switch
• Pengaman terhadap perbedaan kecepatan antara step & handrail yang
melebihi 10% dari kecepatan nominal. Pengaman-pengaman lain sesuai
standard pabrik.

(Sumber : www.slideshare.net/MarillaAngelieOrata/walkalator/8)
2.2.3.3 Sistem Travelator

• Sistem Instalansi Khusus Travelator

Sebuah travelator memerlukan perhatian dan perlakuan yang khusus

karena dalam penggunaannya menyangkut keselamatan manusia. Agar

tidak ada hal - hal buruk yang terjadi saat digunakan oleh manusia. Hal yang

harus diperhatikan yaitu :

a. Pola lalu lintas manusia disekitar dan didalam gedung

b. Pola lalu lintas barang disekitar dan didalam gedung c. Cara

penanggulangan bila terjadi keadaan darurat.

• Sistem instalasi sebuah travelator yaitu :

a. Travelator digerakkan oleh motor listrik 3 Ø yang berputar secara tetap.

Sehingga dalam penggunaannya dapat berjalan dengan lancar tidak

berhenti.

b. Travelator dilengkapi dengan pegangan tangan yang bergerak sama

cepatnya dengan kecepatan bergeraknya anak tangga / ramp.

c. Pada saat penggunaannya, manusia harus memegang pegangan dipinggir

travelator. Hal ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan pengguna.

d. Kecepatan yang bisa digunakan yaitu dari 2.2 km / jam sampai 9 km /

jam.

e. Dapat mempercepat perpindahan manusia atau barang dari satu lantai ke

lantai sebelumnya atau ke lantai berikutnya.


f. Travelator dapat dibuat pada posisi datar (horisontal) dan posisi miring

yaitu kemiringan minimal 10 derajat dan kemiringan maksimal 20

derajat.

g. Jarak tempuh maksimal sebuah travelator yaitu 180 meter.

Sistem instalasi konveyor dari sebuah travelator :

(Sumber : www.arsitur.com/2017/12/perancangan-travelator-dalam-bangunan.html)

Travelator terbagi menjadi tiga bagian, yaitu :

1. Bagian awal percepatan (yaitu 10 meter)

2. Bagian cepat (yaitu 160 meter)

3. Perlambatan (yaitu 10 meter)

Pada saat manusia menginjakkan kakinya pada belt conveyor rollers, maka

konveyor akan mempercepat perpindahan manusia tersebut dari 2,2 km / jam ke

bagian utam menjadi 9 km / jam. Saat digunakan, manusia harus memegang

pegangan dipinggir travelator. Hal ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan

pengguna. Pemilihan sebuah travelator ditentukan oleh besarnya kapasitas yang


diinginkan karena kecepatannya sudah ditentukan. Faktor-faktor lain yang juga harus

dipertimbangkan yaitu :

a. Sudut kemiringan

Didasarkan pada keterbatasan perencanaan dan kenyamanan (antara 10

sampai 20 derajat)

b. Tinggi antar lantai

Didasarkan pada keputusan perencanaan.

c. Sistem operasi

Memungkinkan travelator dapat digerakan dengan arah ke atas atau ke

bawah.

2.2.3.4 Sistem Kelistrikan Travelator


Pemasangan travelator pada pusat perbelanjan ataupun bandara

menggunakan sumber listrik yang begitu besar yang bersumber dari PLN.

Dalam instalasinya travelator menggunakan penggerak motor listrik 3 Ø.

Keuntungan travelator menggunakan penggerak motor listrik 3 Ø yaitu

a. Tidak memerlukan komponen kapasitor.

b. Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor dengan rotor

sangkar.

c. Harganya relatif murah dan kehandalannya tinggi.

d. Effesiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat sehingga rugi

gesekan kecil.

f. Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir tidak

diperlukan.
2.2.3.5 Layout Struktur Travelator

a. Pendaratan (Landing )

Floor plate rata dengan lantai akhir dan diberi engsel atau dapat dilepaskan

untuk alan ke ruang mesin yang berada di bawah floor plates. Comb plate

adalah bagian antara floor plate yang statis dan anak tangga bergerak. Comb

plate ini sedikit miring ke bawah agar geriginya tepat berada di antara celah-

celah anak tangga-anak tangga. Tepi muka gerigi comb plate berada

dibawah permukaan cleat.

b. Landasan penopang (Truss)

Landasan penopang adalah struktur mekanis yang menjembatani ruang

antara pendaratan bawah dan atas. Landasan penopang pada dasarnya

adalah kotak berongga yang terbuat dari bagian - bagian bersisi dua yang

digabungkan bersama dengan menggunakan sambungan bersilang

sepanjang bagian dasar dan tepat dibawah bagian ujungnya. Ujung-ujung

truss tersandar pada penopang beton atau baja.

c. Lintasan

Sistem lintasan dibangun di dalam landasan penopang untuk mengantarkan

rantai anak tangga, yang menarik anak tangga melalui loop tidak berujung.

Terdapat dua lintasan yaitu :


• Satu untuk bagian muka anak tangga (yang disebut lintasan

roda anak tangga)

• Dan satu untuk roda trailer anak tangga (disebut sebagai lintasan

roda trailer).

Struktur perletakan travelator posisi mendatar (horizontal) pada lantai gedung


(Sumber : www.slideshare.net/MarillaAngelieOrata/walkalator/8)

Struktur perletakan travelator posisi miring (inclined) pada lantai gedung


(Sumber : www.slideshare.net/MarillaAngelieOrata/walkalator/8)

2.2.3.6 Kapasitas Travelator

Kapasitas transportasi teoretis tergantung pada lebar dan kecepatan

travelator itu sendiri.Kapasitas transportasi yang efektif adalah antara 40 dan


80 persen dari kapasitas transportasi teoritis tergantung pada kepadatan

pengguna dan lebar langkah. Kapasitas berjalan berjalan dihitung sesuai,

dengan mempertimbangkan transportasi belanja dan kereta bagasi.

Standar kemiringan travelator :

Kecenderungan 10 °, 11 ° dan 12 ° adalah standar internasional untuk

pergerakan berjalan miring.Pengguna menemukan bahwa kecenderungan 10

° paling banyak memberikan perjalanan yang nyaman. Kemiringan 12 °

digunakan kapan saja ruang yang tersedia terbatas. Jalan horizontal yang

bergerak umumnya dapat disediakan untuk kemiringan antara 0 ° dan 6 °.

2.2.4 CONVEYOR

Conveyor merupakan salah satu sistem yang berfungsi untuk memindahkan

suatu benda dari satu lokasi ke lokasi lain, jenis sistem transportasi ini sangat berguna

pada industry ataupun pada bangunan seperti airport guna untuk memindahkan

bahan/barang mulai dari ukuran kecil hingga besar, berat dan ringan. Dengan sistem

ini memungkinkan pengguna untuk memindahkan benda dengan efisien dan cepat.

Dalam kondisi tertentu, conveyor banyak dipakai karena mempunyai nilai

ekonomis yang sangat tinggi dibandingkan dengan transpotasi berat seperti truk dan

mobil pengangkut. Conveyor dapat memobilisasi barang dalam jumlah yang banyak
dan berlanjut dari satu tempat ke tempat yang lain. Perpindahan tempat tersebut harus

mempunyai lokasi yang tetap agar sistem konveyor mempunyai nilai ekonomis.

2.2.4.1 Jenis-Jenis Conveyor

• Belt Conveyor

Belt conveyor berbentuk seperti sabuk panjang yang berputar, bisa terbuat

dari karet, plastik, kulit atau logam tergantung bahan yg diangkut. Sabuk

yang digunakan pada belt conveyor ini dapat dibuat dari berbagai jenis

bahan misalnya dari karet, plastik, kulit ataupun logam yang tergantung

dari jenis dan sifat bahan yang akan diangkut. Bisa digunakan untu

mengangkut karung, pasir dan sebagainya. Belt conveyor dapat

digunakan untuk mengangkut material baik yang berupa “unit load" atau

“bulk material" secara mendatar ataupun miring (<15 - 20o) yang

dimaksud dengan “unit load" adalah benda yang biasanya dapat dihitung

jumlahnya satu per satu, misalnya kotak, kantong, balok. Sedangkan Bulk

material adalah material yang berupa butir-butir, bubuk atau serbuk,

misalnya pasir, semen dan lain sebagainya. Pada dasarnya belt conveyor

memiliki bentuk yang sederhana. Seperti namanya conveyor belt

dilengkapi dengan adanya sabuk yang dapat menahan benda-benda padat

saat diangkut. Belt atau sabuk terbuat dari dari berbagai macam jenis

tergantung dari sifat benda yang akan diangkut. Misalnya untuk

mengangkut bahan-bahan yang panas, maka diperlukan belt yang terbuat

dari logam sehingga dapat tahan terhadap panas.

• Karakteristik dan performance dari belt conveyer adalah:


a) Dapat beroperasi secara mendatar maupun miring dengan sudut

maksimum sampai dengan 18

b) Sabuk disanggah oleh plat roller untuk membawa bahan.

c) Kapasitas tinggi.

d) Serba guna.

e) Dapat beroperasi secara kontiniue.

f) Kapasitas dapat diatur.

g) Kecepatannya sampai dengan 600 ft/m.

h) Dapat naik turun.

i) Perawatan mudah.

• Prinsip kerja belt conveyor

Fungsi belt conveyor adalah untuk mengangkut berupa muatan

satuan (unit load) atau muatan curah (bulk load) dengan kapasitas

yang cukup besar, dan sesuai dengan Namanya maka media yang

digunakan berupa ban (Anonim,2010).

Prinsip kerja belt conveyor dipakai untuk memindah material baik

satuan atau bulk curah, dengan putaran dari motor sebagai penggerak

utama yang terhubung dengan drum atau yang disebut Pulley.

Belt conveyor dipakai untuk memindah material baik satuan atau

bulk curah, dengan putaran dari motor sebagai penggerak utama yang

terhubung dengan drum atau dulu disebut Pulley, pulley inilah yang

diselubungi oleh belt yang lebarnya sama dengan pully tersebut dan
panjangnya belt menyesuaikan dengan kebutuhan atau kapasitas

angkut serta jarak angkut material tersebut.

Belt conveyor berfungsi memindahkan barang dengan putaran

dari motornya. Penggerak utama motor terhubung dengan drum yang

disebut pulley. Drum tersebutlah yang diselubungi oleh sabuk yang

lebar dan panjangnya menyesuaikan dengan kapasitas dan jarak

angkut.

• Fungsi belt conveyor

Belt conveyor dapat mengangkut material berkapasitas besar,

sedangkan konstruksi dari belt conveyor antara lain:

• Pengangkutan arah horizontal

• Pengangkutan arah diagonal atau miring

• Pengangkutan arah horizontal dan diagonal

• Chain Conveyor

Chain conveyor merupakan conveyor dengan rantai yang tidak terputus

untuk melakukan tarikan dari unit penggerak. Chain conveyor cocok

untuk menahan debu, penyilangan kecil, kombinasi garis horizontal dan

vertikal, dan temperature tinggi. Terdapat beberapa jenis Chain

Conveyor, yaitu :

➢ Scraper Conveyor : Jenis Chain Conveyor paling murah. Beroperasi

hingga kemiringan 45 derajat dengan kecepatan maximum 150 ft/m

dan kapasitas angkut 360 ton per jam.


➢ Apron Conveyor : Jenis Chain Conveyor yang beroperasi hingga

kemiringan 25 derajat. Kapasitas angkutnya hingga 100 ton/jam dan

kecepatan maksimum 100 ft/m. Conveyor jenis ini dapat digunakan

untuk bahan kasar, besar, atau berminyak sekalipun.

➢ Bucket Conveyor : Jenis Chain Conveyor dengan spesifikasi buket

yang terbuat dari baja dan digerakkan oleh rantai. Biayanya relative

murah dengan rangkaian sederhana dan kecepatan maksimum 100

ft/m, kapasitas 100 ton/jam, serta dapat mengangkut bongkahan.

• Screw Conveyor

Screw conveyor adalah alat angkut bahan yang paling tepat untuk bahan

padat yang bertekstur bubur dan halus. . seperti namanya screw

conveyor dilengkapi dengan alat terbuat dari pisau berpilin disebut flight

yang mengelilingi sumbu sehingga bentuknya terlihat seperti sekrup.

Biasanya wadah conveyor terbuat dari lempeng baja, berbentuk setengah

lingkaran, dengan sisi lurusnya terbuat dari kayu.

• Pneumatic Conveyor

Pheumatic conveyor atau disebut juga dengan mesin kompayer aliran

udara merupakan conveyor yang cocok digunakan untuk mengangkut

bahan-bahan ringan berbentuk bongkahan-bongkahan kecil melalui

aliran udara.

• Gravity Conveyor

Gravity konveyor adalah jenis peralatan material handling yang

tidak bermotor dan menggunakan gaya gravitasi atau momentum untuk


membantu dalam pergerakan produk, paket, makanan atau peralatan dari

satu tempat ke tempat lain, atau melalui berbagai tahapan manufaktur

otomatis atau finishing. Gravity conveyor lebih murah dibanding dengan

conveyor bermotor berpower. Gravity conveyor menggunakan tekanan

minimum saat bekerja sehingga dapat mudah dipindahkan (portable) dan

ringan. Gravity konveyor biasanya digunakan untuk aplikasi yang

memerlukan kemudahan rotasi dan transportasi seperti distribusi,

pergudangan, material handling, pengolahan makanan, pengiriman, dan

produksi. Industri yang cocok untuk menggunakan Gravity conveyor

antara lain pengemasan, industri manufaktur, farmasi, otomotif,

dirgantara dan banyak bagian fabrikasi. Gravity conveyor dapat bekerja

sendiri

2.2.4.2 Spesifikasi conveyor

Conveyor hanya bisa memindahkan barang yang berupa unit dan tidak

bisa memindahkan barang yang berbentuk bulk atau butiran. Unit yang bisa

dipindahkan menggunakan conveyor juga harus mempunyai dimensi tertentu

dan berat tertentu agar dapat ditransportasikan.

Spesifikasi Roller Conveyor


Spesifikasi conveyor juga harus disesuaikan dengan dimensi dan beban

unit yang akan ditransportasikan. Conveyor yang umum digunakan adalah

roller conveyor. Rancangan sistem roller conveyor harus mampu menerima

beban maksimum yang mungkin terjadi pada sistem conveyor. Selain itu,

desain dimensi sistem juga harus dipertimbangkan agar sesuai dengan

dimensi unit yang akan ditransportasikan.

Dimensi Lebar Conveyor

Jarak antar roller disesuaikan dengan dimensi unit yang akan

ditransportasikan. Diusahakan jarak antar roller dibuat sedekat mungkin agar

tumpuan beban semakin banyak. Selain itu, dimensi unit yang

ditransportasikan minimal harus ditumpu oleh 3 roller. Jika kurang dari 3

roller, maka unit tersebut akan tersendat bahkan bisa jatuh keluar sistem

transportasi roller conveyor.


Roller Conveyor

2.2.4.3 Kelebihan conveyor

Kelebihan conveyor adalah bisa mentransformasikan pada kemiringan

tertentu sehingga conveyor bisa mentransformasikan barang dari satu tingkat

ke tingkat yang lain. Selain itu, conveyor juga dapat membelokkan jalur unit

yang belokannya sangat tajam. Hal tersebut bermanfaat untuk daerah yang

ruangannya terbatas.

2.2.4.4 Kekurangan conveyor

Salah satu kekurangan untuk roller conveyor adalah bahwa dapat jatuh

melalui rol atau menjadi canggung berbentuk dan berukuran dan demikian

tidak bergerak sepanjang conveyor sangat baik. Sebuah aplikasi yang ideal

untuk jenis peralatan pada saluran kemasan di mana kotak ukuran seragam

dan bentuk dapat bergerak dengan mudah kebawah roller conveyor

2.2.4.5 Komponen conveyor

a. Kerangka badan

Kerangka badan mempunyai fungsi untuk menopang roller agar lokasi

roller tidak berpindah-pindah. Pemasangan roller dengan kerangka


badan ini harus pas agar tidak terjadi getaran yang tidak diinginkan saat

roller berputar. Selain itu, kerangka badan ini juga menentukan jarak

antar roller yang sesuai agar unit yang akan ditransportasikan tidak jatuh.

Kerangka Badan

b. Tiang penyangga

Tiang penyangga meliputi fungsi untuk pondasi kerangka badan sistem

roller conveyor. Kerangka badan ini didesain sebagai tumpuan roller

conveyor terhadap tanah yang dilalui oleh sistem conveyor.

Tiang Penyangga

c. Motor penggerak

Motor penggerak mempunyai fungsi untuk menggerakkan drive roller

agar selalu berputar sesuai dengan kecepatan yang diinginkan operator.

Motor penggerak ini pada umumnya ditempatkan diujung paling akhir

alur roller conveyor agar bisa menjaga rantai transmisi tetap tegang.
Motor Penggerak

d. Roller

Roller mempunyai fungsi sebagai pemindah barang yang akan

ditransportasikan. Saat roller berputar diupayakan tidak bergetar agar

tidak merusak barang yang ditransportasikan. Dimensi roller juga harus

sama agar barang yang diangkut tidak tersendat dan roller dapat

menumpu barang dengan sempurna.

Roller

2.2.4.6 Cara kerja conveyor

Cara kerja conveyor adalah sebagai berikut :

1. Motor penggerak memutar poros pada motor yang telah terpasang

sistem transmisi menuju drive roller

2. Putaran poros pada motor ditransmisikan ke drive roller melalui sistem

transmisi yang telah dirancang khusus untuk sistem roller conveyor.


3. Drive roller yang terpasang sistem transmisi tersebut ikut berputar

karena daya yang disalurkan oleh sistem transmisi.

4. Drive roller mentransmisikan putaran ke roller lain dengan transmisi

rantai.

5. Antar roller diberi jalur transmisi yang sama dengan perbandingan

transmisi 1:1 sehingga putaran antar roller mempunyai kecepatan yang

sama.

6. Transmisi antar roller tersebut diteruskan sampai ke roller paling

terakhir.

Transmisi Roller

2.2.4.7 Manfaat conveyor

Beberapa manfaat penggunaan conveyor antara lain :

1. Conveyor dapat dengan aman mengangkut bahan dari satu tempat ke

tempat yang lainnya, bila dilakukan oleh tenaga manusia akan melelahkan

dan memerlukan biaya yang mahal

2. Conveyor dapat diinstal hamper dimana saja, dan jauh lebih aman

daripada menggunakan forklift atau sistem transportasi yang lainnya


3. Conveyor dapat memindahkan beban dari segala macam bentuk, ukuran

dan berat. Selain itu, sistem ini banyak yang telah memiliki fitur

keselamatan yang membantu mencegah kecelakaan saat kerja.

4. Ada berbagai jenis conveyor yang tersedia untuk menjalankan sistem ini

sesuai dengan kebutuhan


BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan dari pengumpulan beragam informasi dari berbagai macam sumber, maka dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut ini:

1. Sistem transportasi vertikal mekanis merupakan suatu sistem yang membantu memenuhi
kebutuhan berlalulintas secara vertikal dalam suatu bangunan. Sistem jenis ini dijalankan
oleh mesin penggerak.
2. Terdapat tiga macam sistem transportasi vertikal mekanis yaitu:
a. Escalator (tangga berjalan), yang terdiri dari tangga terpisah yang dapat bergerak ke
atas dan ke bawah mengikuti jalur berupa rail atau rantai yang digerakkan oleh motor.
Jenis escalator yang banyak digunakan adalah escalator paralel, multi paralel, atau
spiral.
b. Elevator (lift), yang terhubung antar lantai dalam bangunan bertingkat secara
menerus dengan menggunakan tenaga mesin. Lift dapat difungsikan menggunakan
sistem gearless maupun sistem hydraulic.
c. Travelator, merupakan konveyor yang bergerak lambat yang bisa dipasang pada
posisi mendatar (horizontal) ataupun miring (inclined) dengan kemiringan 10 – 20
derajat. Berdasarkan pergerakan permukaannya, jenis travelator terbagi menjadi dua
yaitu pallet type dan moving belt.

3.2 SARAN

Berkaitan dengan kesimpulan yang diperoleh, maka pengadaan sistem transportasi vertikal
mekanis sudah seharusnya direncanakan dan disesuaikan dengan jenis bangunan dan juga civitas
pengguna yang dituju. Selain itu, perlu diketahui dengan teliti bagaimana sistem, komponen,
layout dan kapasitas pada berbagai jenis sistem transportasi vertikal mekanis yang ada. Hal ini
ditujukan agar pengadaannya tepat guna, lebih efisien, dan juga maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Greeno, R.(1997). Building Services, Technology and Design. Essex: Longman


Kurniarti, Erni. 2015. Instalasi Khusus Travelator.
Orata, Marilla A. 2014. Walkalator. Slideshare. (diakses pada tanggal 7 Februari 2021)
http://jonpurba.wordpress.com/ (diakses pada tanggal 7 Februari 2021)
https://repository.unimal.ac.id/488/1/SISTEM%20TRANSPORTASI%20PADA%20BANGUN
AN.pdf (diakses pada tanggal 7 Februari 2021)
http://sahlifadli.blogspot.co.id/2013/
http://science.howstuffworks.com (diakses pada tanggal 7 Februari 2021)
http://sukamta.staff.umy.ac.id/files/2015/04/02_transportasi-vertikal-2015.pdf (diakses pada
tanggal 7 Februari 2021)
https://www.arsitur.com/2017/12/eskalator-atau-tangga-berjalan-dalam.html (diakses pada
tanggal 7 Februari 2021)
http://www.electrical-knowhow.com/2012/04/ (diakses pada tanggal 7 Februari 2021)
https://www.penemu.co/penemu-eskalator-tangga-berjalan-jesse-w-reno/ (diakses pada tanggal 7
Februari 2021)
http://www.galeripustaka.com/2013/07/eskalator-dan-travelator-ramp-berjalan.html (diakses
pada tanggal 7 Februari 2021)
http://www.gizmag.com/the-levytator/20111 (diakses pada tanggal 7 Februari 2021)
https://www.schindler.com/content/ (diakses pada tanggal 7 Februari 2021)
https://www.slideshare.net/MarillaAngelieOrata/walkalator/8 (diakses pada tanggal 7 Februari
2021)
https://www.arsitur.com/2017/12/perancangan-travelator-dalam-bangunan.html (diakses pada
tanggal 7 Februari 2021)
https://www.slideshare.net/MarillaAngelieOrata/walkalator (diakses pada tanggal 8 Februari
2021)
https://www.arsitur.com/2017/12/perancangan-travelator-dalam-bangunan.html (diakses pada
tanggal 8 Februari 2021)
https://en.wikipedia.org/wiki/Moving_walkway#High-speed_walkways (diakses pada tanggal 8
Februari 2021)
https://www.scribd.com/document/399372897/Travelator (diakses pada tanggal 8 Februari 2021)
http://www.electrical-knowhow.com/2012/04/electrical-control-system-and-moving.html
(diakses pada tanggal 8 Februari 2021)

Ahmad. 2011. Conveyor. http://www.scribd.com/doc/49785333/Conveyor Diakses pada tanggal


26 Februari 2021.

Anonim. 2010. Introduction to Pneumatic Conveying.


http://plastor0619.wordpress.com/2010/10/08/introduction-to-pneumatic-conveying/
Diakses pada tanggal 26 Februari 2021.

Anonim. 2019. Pengertian Conveyor dan Beberapa Spesifiknya.


https://www.dnm.co.id/pengertian-conveyor-dan-spesifikasinya-mulai-roller-conveyor/
Diakses pada tanggal 26 Februari 2021.

Distantina. 2009. Transportasi Padatan. http://distantina.staff.uns.ac.id/files/2009/10/1-materi-


transportasi-padatan.pdf Diakses pada tanggal 26 Februari 2021.

Natuna, Suryadi. 2010. Screw Conveyor. http://suryadi040988.wordpress.com/2010/08/04/screw-


conveyor/ Diakses pada tanggal 26 Februari 2021.

Sanjaya. 2010. APRON Conveyor. http://esansanjaya.blogspot.com/2010/06/apron-conveyor.html


Diakses pada tanggal 26 Februari 2021.

Anda mungkin juga menyukai