Anda di halaman 1dari 9

10.

PENGENDALIAN KOROSI
Korosi tidak mungkin dihindarkan atau dicegah, yang bisa
dilakukan hanyalah mengendalikan korosi, dalam arti usaha
memperkecil kemungkinan terjadinya atau memperlambat
laju korosi. Sebagian besar korosi logam merupakan suatu
gejala galvanik, dimana dalam bahan terdapat bagian-bagian
yang dapat berlaku sebagai anoda dan katoda. Karena itu
pengendalian korosi dapat dilakukan dengan cara :
– Memberi lapisan pelindung.
– Menghindarkan terjadinya pasangan galvanik.
– Mengadakan proteksi galvanik
– Pengaturan disain.
1. Lapisan pelindung
Memberi lapisan pelindung merupakan cara untuk
pengendalian korosi yang biasa diterapkan. Lapisan
pelindung mengisolir logam dibawahnya terhadap
elektrolit yang dapat menyebabkan korosi. Terdapat
beberapa macam bahan yang bisa dipakai untuk
lapisan pelindung, diantaranya adalah minyak atau
gemuk, cat, logam dan keramik.
• Perkakas yang digantungkan di bengkel-bengkel atau yang akan
dikemas untuk dikirimkan, diolesi dengan minyak atau gemuk supaya
tidak mudah berkarat.
• Baja yang dilapisi logam yang lebih anodik daripada besi, tidak akan
terkorosi selama logam pelapisnya masih ada.
• Pelapisan logam dilakukan dengan. pencelupan di dalam logam
cair,proses ini disebut galvanisasi.
• Email (enamel) merupakan lapisan jenis keramik yang berupa serbuk
yang dicairkan, dilapiskan pada peralatan dapur yang terbuat dari
logam. Lapisan email keras, tahan suhu tinggi, tahan terhadap
bahan-bahan kimia tetapi rapuh.
• Batas keampuhan lapisan pelindung ditentukan oleh perilakunya
selama pemakaian
• Lapisan atau selaput tipis yang bisa berfungsi sebagai pelindung
adalah oksida dari aluminium,titanium dan khrom. Baja tahan karat
mengandung khrom, maka dapat mengalami pasivasi selama lapisan
pelindungnya masih ada. Bila kondisi pemakaian berubah sehingga
lapisan pelindungnya rusak, maka korosi akan terjadi.
Inhibitor
adalah senyawa yang ditambahkan dengan konsentrasi kecil kedalam lingkungan

elektrolit, sehingga akan menurunkan laju korosi.

• Inhibitor dapat dianggap merupakan katalisator yang memperlambat


(retarding catalyst). Pemakaian inhibitor dalam suatu sistem tertutup atau
sistem resirkulasi, pada umumnya hanya dipakai sebanyak 0.1% berat.
• Inhibitor dapat diklasifikasikan menurut reaksi yang diperlambat, inhibitor
anodik yang memperlambat reaksi anodik dan inhibitor katodik yang
memperlambat reaksi katodik. Dapat juga diklasifikasikan berdasarkan
komposisi atau mekanismenya.
• Inhibitor jenis adsorpsi, diadsorpsi pada permukaan logam sedemikian
sehingga menekan pelarutan logam, misalnya senyawa amina organik.
Senyawa yang terdiri dari ikatan yang mengandung khromat, fosfat, tungstat
dan ion elemen transisi lain yang mudah teroksidir, dapat menghasilkan
selaput lapisan tunggal yang kaya oksigen, yang menyerupai lapisan yang
terbentuk pada pasivasi.
• Natrium sulfit dan hidrasin dapat berfungsi sebagai inhibitor dengan cara
menghilangkan oksigen yang terlarut dalam larutan air, seperti yang
dilakukan pada proses perlakuan air untuk umpan boiler.
• Pemakaian inhibitor harus selektif, dengan mempertimbangkan kondisi
lingkungannya dan kemungkinan kontaminasi ataupun meracuni lingkungan
ataupun manusia.
2. Menghindarkan terjadinya pasangan galvanik

Cara termudah untuk menghindarkan terjadinya pasangan galvanik adalah


dengan penggunaan satu jenis logam saja, tetapi hal ini tidak selalu
mungkin. Cara lainnya adalah dengan menggunakan baja tahan karat.
Baja tahan karat ada berbagai jenis dengan kadar khrom antara 13%
sampai 27%. Khrom berguna untuk pembentukan ikatan pada permukaan
baja yang menjadikan baja bersifat pasif. Atom karbon yang kecil dapat
berdifusi dengan mudah ke batas butir, dan berpresipitasi sebagai karbida
khrom bila ada cukup waktu (beberapa detik pada 6500C), maka
terbentuklah sel galvanik. Khrom yang membentuk karbida khrom berasal
dari daerah batas butir, sehingga kadar khrom berkurang dan akibatnya
pasivasi setempat berkurang. Kedua efek ini memperbesar kemungkinan
terjadinya korosi pada batas butir.
Beberapa cara untuk menghambat korosi batas butir
pada baja antara lain
• Memilih baja dengan kadar karbon kecil (0.03%), sehingga pengendapan
karbida tidak terjadi; akan tetapi baja jenis ini cukup mahal karena
menghilangkan karbon sampai mencapai serendah itu sulit.
• Memilih baja dengan kandungan khrom yang tinggi. Baja dengan kandungan
khrom 18% jauh kurang korosinya dibandingkan dengan baja karbon; tetapi
harganya juga mahal karena biaya paduan campuran cukup tinggi.
• Memilih baja yang mengandung unsur pembentuk karbida kuat atau unsur
penstabil (titanium, niobium atau tantalum). Untuk membentuk karbida, unsur-
unsur tersebut mempunyai afinitas yang lebih besar terhadap karbon
dibandingkan khrom. Karbida titanium, nobium dan tantalum tidak menjadi
penyebab korosi, karena tidak mengurangi kadar khrom dalam baja dan tidak
menimbulkan efek galvnik pada batas butir.
• Pemilihan cara yang paling tepat tergantung pada jenis paduan dan
pemakaiannya.
3. Perlindungan galvanik

• Lapisan seng yang terkikis korosi berfungsi sebagai anoda


yang dikorbankan, lembaran baja tetap utuh selama seng-nya
masih ada. Metoda anoda yang dikorbankan dapat dilakukan
dengan penerapan yang berbeda, dengan maksud agar bila
anoda habis, dapat diganti dengan mudah
• Penggunaan tegangan terpasang yang merupakan sumber
arus searah yang mampu menghasilkan elektron, dapat
berfungsi sebagai anoda, sedang bendanya (pipa dalam
tanah) menjadi katoda
4. Pengaturan disain
• Penentuan disain dari suatu konstruksi sering sama pentingnya dengan
pemilihan bahan konstruksi. Disain kecuali memperhatikan segi mekanik
dan kekuatan, juga allowance untuk antisipasi korosi. Korosi merupakan
suatu penetrasi, oleh karena itu waktu mendisain pipa, tangki dan
sebagainya perlu menambahkan allowance untuk tebal dindingnya.
Sebagai contoh, bila suatu tangki diharapkan mampu dipakai dalam 10
tahun, sedangkan estimasi laju korosinya 1/8 in (sekitar 12 mpy) dalam 10
tahun, maka sebaiknya tebal tangki didisain sampai dua kali lipat, yaitu ¼
in. Tentu saja harus disesuaikan dengan syarat-syarat mekanik yang lain,
seperti berat, tekanan dan juga biaya/harga.
Sebagai gambaran, ada beberapa aturan disain yang perlu diperhatikan
untuk konstruksi yang lebih tahan terhadap korosi, antara lain :

• Sambungan pada tangki atau kontainer sebaiknya di las dan bukan


dikeling. Sambungan keling sering menjadi daerah terjadinya korosi
celah.
• Disain tangki supaya dibuat sedemikian sehingga mudah untuk
pengosongan atau pembersihan. Bagian bawah tangki dibuat miring
kearah lubang pembersih, sehingga tidak ada cairan tergenang bila
dikosongkan.
• Tangki jangan diletakkan menempel pada bantalannya, tetapi diberi
penyangga, supaya ada sirkulasi udara sehingga tidak terjadi korosi
celah pada bagian bawah tangki.
• Usahakan sesedikit mungkin bentuk sudut atau tikungan tajam(runcing)
seperti profil berbentuk L, T.

Anda mungkin juga menyukai