Anda di halaman 1dari 38

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Organisasi pada dasarnya membutuhkan proses dalam membangun image.

Namun, semakin bermunculannya organisasi-organisasi baru yang memiliki

visi dan misi yang sama terkadang membuat organisasi baru memiliki kendala

untuk membangun image agar dapat bersaing dan mengembangkan organisasi

tersebut. Untuk itulah, mengapa Public Relations memiliki peran yang sangat

penting di dalam perusahaan atau organisasi dalam membangun citra yang

positif kepada masyarakat yang kini telah lebih maju dimana masyarakat lebih

selektif dalam mengkonsumsi jasa atau produk yang mereka inginkan.

Pengertian Public Relations atau Hubungan Masyarakat secara umum

adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan, untuk membangun hubungan

yang harmonis serta membangun citra perusahaan agar tidak dipandang buruk

oleh masyarakat dan membuat masyarakat senang akan produk atau jasa yang

ditawarkan oleh perusahaan.

Peran Public Relations atau biasa disebut PR di suatu perusahaan atau

organisasi yaitu meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat agar

perusahaan tersebut dipandang baik oleh masyarakat dan semakin

menyebarluas citra tersebut sehingga menjadi perusahaan dengan citra yang

baik dan tidak diragukan oleh konsumen jika ingin mengonsumsi produk atau

Universitas Budi Luhur


2

jasanya. Selain untuk meningkatkan brand awareness, PR juga turut serta

menjalin hubungan dengan para stakeholder agar kinerja inti dari perusahaan

tersebut berjalan lancar. Stakeholder terbagi menjadi dua bagian, yaitu Internal

dan Eksternal. Pada bagian Internal terdiri dari karyawan perusahaan, pegawai

dan sebagainya. Kemudian pada Eksternal terdiri dari para investor,

komunitas, pemerintah dan sebagainya.

Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, telah banyak perusahaan atau

organisasi yang berhenti di tengah jalan karena kurang strategis dalam

menjalani bisnis dan mempertahankan perusahaan atau organisasi. Jika sudah

mendapatkan citra yang baik di mata masyarakat dan para stakeholders tetapi

tidak strategis dalam merencanakan program-program serta tidak membaca

situasi yang terjadi di tengah-tengah masyarakat maka bukan tidak mungkin

perusahaan atau organisasi tersebut akan gagal di tengah jalan hanya dengan

tidak merencanakan program yang strategis.

Penulis melihat bahwa dalam membentuk brand awareness terhadap

organisasi baru maka diperlukan peran khusus untuk membuat organisasi

tersebut mendapatkan citra positif di mata masyarakat maupun di mata

stakeholders karena kedua unsur tersebut begitu penting dalam membangun

citra. Jika masyarakat masih belum bisa menerima organisasi baru maka

diperlukan perencanaan khusus untuk menjalin hubungan baik dengan

masyarakat. Dengan begitu masyarakat akan menerima dan berpandangan

bahwa organisasi tersebut memiliki citra yang posititf.

Universitas Budi Luhur


3

Organisasi baru yang penulis teliti adalah Rebyth Production. Organisasi

ini merupakan suatu Event Organizer yang menyediakan jasa untuk membuat

sebuah event lalu kemudian organisasi inilah yang mencakup beberapa aspek

misalnya membentuk konsep event, menyediakan tempat, dan lain-lain.

Rebyth Production bergerak di bidang musik dan memfokuskan kepada

musik-musik asal Inggris karena menurut organisasi ini musik Inggris

merupakan kiblat dari musik-musik yang ada dan memiliki ciri khas tersendiri

sehingga Rebyth Production mengadopsi ciri khas musik dari Inggris yang

kemudian diterapkan ketika membuat sebuah event yang bertemakan musik.

Tetapi dikarenakan Rebyth Production merupakan organisasi baru yang

termasuk memiliki kendala terhadap pembentukan brand awareness maka

tidaklah mudah untuk organisasi ini membuat suatu event yang cukup sukses

dan kemudian membuat beberapa pihak aware akan organisasi ini.

Semua hal tersebut tidak luput dari peran seorang PR yang handal karena

setiap aspek yang menjadi permasalahan sangat berkaitan dengan PR. Dari

mulai menciptakan brand awareness terhadap organisasi baru sampai

langkah-langkah yang kemudian membuat masyarakat dan para stakeholders

percaya akan organisasi tersebut. Untuk itu lah mengapa penulis tertarik untuk

meneliti bagaimana peran PR dalam menciptakan brand awareness terhadap

organisasi baru. Dengan begitu, penulis ingin mengajukan judul Peran Public

Relations event organizer Rebyth Production dalam Membangun Brand

Awareness di mata publik Bintaro Raya studi kasus terhadap Rebyth

Production.

Universitas Budi Luhur


4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ingin penulis teliti, maka

rumusan masalahnya adalah bagaimana peran public relations organisasi baru

dalam membentuk brand awareness di mata publik?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk memahami peran yang digunakan oleh PR terhadap organisasi baru

Rebyth Production dalam membentuk brand awareness serta mengetahui apa

saja langkah-langkahnya agar masyarakat menerima organisasi baru tersebut.

Kajian dalam makalah ini meneliti tentang peran PR dalam membentuk brand

awareness terhadap organisasi baru Rebyth Production dimana pada

organisasi baru memiliki langkah-langkah dan peran yang sangat berkaitan

dengan PR. Maksud dari penelitian ini adalah agar pembaca mengetahui hasil

dari penelitian ini dan menjadikan penelitian ini sebagai kajian yang

digunakan dalam penulisan karya ilmiah atau makalah. Penelitian ini juga

diharapkan dapat membuat pembaca mendapatkanilmu yang belum

diketahuinya dan bisa dijadikan panutan dalam berargumentasi.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Penulis maupun pembaca dapat memahami bagaimana peran seorang

Public Relations dalam membentuk brand awareness pada Event Organizer

Universitas Budi Luhur


5

Rebyth Production. Penulis meneliti peran apa saja yang digunakan agar

masyarakat dapat menilai dan memberikan respon yang positif serta

menganggap keberadaan Event Organizer Rebyth Production sebagai sesuatu

yang positif. Penelitian ini diharapkan mampu menambah khazanah keilmuan

bagi program studi Ilmu Komunikasi khususnya dalam dunia Public

Relations, serta hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan evaluasi bagi

Event Organizer Rebyth Production.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Manfaat penelitian secara praktis berupa pandangan masyarakat ketika

mendengar, melihat atau bekerja sama dengan Event Organizer Rebyth

Production memandang Event Organizer Rebyth Production sebagai Event

Organizer yang handal, profesional, dan berpengalaman. Sehingga Event

Organizer Rebyth Production mendapatkan citra yang positif dan terkenal

dengan profesionalitasnya.

Universitas Budi Luhur


6

BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Penelititan Terdahulu

1. Peran dan Strategi Public Relations Dalam Membangun Citra

Karya Kirana Ambarwati, mahasiswi Universitas Islam Negri Sunan

Kalijaga, Yogyakarta tahun 2009. Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan

bentuk peran dan strategi yang digunakan oleh PR PT. (PERSERO) Angkasa

Pura 1 cabang Bandara Internasional Adisutjipto dalam membangun citra

bandara. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana peran dan strategi

Public Relations dalam membangun Citra?. Tujuan Penelitian mengkaji,

menjelaskan dan menganalisis peran dan strategi Public Relations PT.

(PERSERO) Angkasa Pura I cabang bandara Internasional Adisucipto dalam

membangun citra bandara. Menggunakan pendekatan kualitatif tipe deskriptif

dengan metode studi kasus. Subjek penelitian ini adalah divisi public relations

PT. (PERSERO) Angkasa Pura 1 dan pihak-pihak yang berkepentingan di

dalamnya. Sedangkan objek penelititannya adalah peran dan strategi divisi ini

dalam membangun citra Bandara Internasional Adisucipto. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa Public Relations PT. (PERSERO) Angkasa Pura I

Universitas Budi Luhur


7

cabang Bandara Internasional Adisucipto menjalankan keempat kategori peran

sesuai konsep Dozier & Broom.

2. Peran dan Strategi Public Relations Melalui Corporate Social

Responsibility

Penelitian ini disusun oleh Novie Ayu Mariana, mahasiswi Universitas

Indonesia. Penelitian ini menganalisis bagaimana peran Public Relations BNI

Syariah melalui Corporate Social Responsibility dengan studi kasus

pengembangan pendidikan dengan tema “Dari BNI Syariah Untuk Indonesia

Yang Lebih Cerdas”. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana

peran Public Relations BNI Syariah melalui Corporate Social Responsibility

dengan studi kasus pengembangan pendidikan dengan tema “Dari BNI

Syariah Untuk Indonesia Yang Lebih Cerdas”? . Menggunakan pendekatan

Deskriptif dengan studi kasus pada Corporate Social Responsibility Bank

BNI. Tujuan Penelitian ini yaitu mengidentifikasi, menggambarkan, dan

menganalisa peran dan strategi Public relations dalam menjalankan

Corporate Social Responsibility. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PR

berperan penting dalam pelaksanaan CSR BNI Syariah, tidak hanya pada

pembentukan strategi, namun juga implementasi serta komunikasi SR, untuk

membentuk corporate image.

3. Strategi Public Relations dalam Mempertahankan Eksistensi

Corporate Image Melalui Opini Publik

Universitas Budi Luhur


8

Noval Novianti, mahasiswa dari Institut Pertanian Bogor pada tahun 2010.

Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana strategi dari seorang PR

dalam mempertahankan image atau citra perusahaan? Penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Tujuan penelitian

Mendeskripsikan dan mengkaji apa dan bagaimana strategi PR dalam

mempertahankan eksistesi image corporate. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa Strategi PR yang dilakukan untuk mempertahankan

eksistensi citranya melalui serangkaian kegiatan internal, kegiatan eksternal,

komunikasi dua arah yang dijalankan, serta strategi edukatif-informatif yaitu

dengan memberikan informasi kepada public dengan fakta dan opini yang

berada di pihak internal maupun eksternal. Strategi PR yang dilakukan pada

rangkaian kegiatan internal diantaranya special event, company gathering,

forum komunikasi rapat dst. Sedangkan eksternal press release, sponsorship,

media gathering dst.

Selebihnya perbandingan ketiga skripsi terdahulu tersebut diatas dalam bentuk

tabel.

TABEL 2.1:
TINJAUAN PERBANDINGAN PENELITIAN SEJENIS TERDAHULU
DENGAN PENELITIAN YANG DILAKUKAN
Judul Peran dan Peran dan Strategi Public Peran Public
Penelitian Strategi Strategi Public Relations Dalam Relations
Public Relations Melalui Mempertahankan Organisasi Baru
Relations Corporate Social Eksistensi Dalam
Dalam Responsibility Corporate Imae Membangun
Membangun Melalui Opini Brand
Citra (Studi Publik Awareness
Kasus pada Di Mata Publik
PT. Bintaro Raya

Universitas Budi Luhur


9

(PERSERO) (Studi Kasus


Angkasa Pura pada Event
I Cabang Organizer
Bandara Rebyth
Internasional Production)
AdiSucipto)
Peneliti Kirana Novie Ayu Noval Novianti Dimas Aryo
Ambarwati Mariana Wibisono

Lembaga Universitas Universitas Institut Pertanian Universitas Budi


dan Tahun Islam Negeri Indonesia tahun Bogor tahun 2010 Luhur 2011
Sunan Kalijaga 2012
Yogyakarta
tahun 2009
Masalah Bagaimana Bagaimana peran Bagaimana strategi Bagaimana Peran
Penelitian peran dan Public Relations Public Relations yang digunakan
strategi Public BNI Syariah dalam oleh Public
Relations melalui mempertahankan Relations serta
dalam Corporate Social eksistensi suatu perannya dalam
membangun Responsibility image dari membangun
Citra? dengan studi perusahaan melalui Brand
kasus opini publik? Awareness pada
pengembangan Event Organizer
pendidikan Rebyth
dengan tema Production?
“Dari BNI
Syariah Untuk
Indonesia Yang
Lebih Cerdas”?
Tujuan Mengkaji, Mengidentifikasi, Mendeskripsikan Mengkaji,
Penelitian menjelaskan menggambarkan, dan mengkaji apa menganalisis,
dan dan menganalisa dan bagaimana mendesripsikan
menganalisis peran dan strategi strategi PR dalam bagaimana
peran dan Public relations mempertahankan strategi PR serta
strategi Public dalam eksistesi image pengaruh
Relations PT. menjalankan corporate. perannya dalam
(PERSERO) Corporate Social membangun
Angkasa Pura I Responsibility Brand
cabang (CSR). Awareness Event
bandara Organizer
Internasional Rebyth
Adisucipto Production.
dalam
membangun
citra bandara.
Teori Teori Public Teori Corporate Teori Strategi Teori Dozier dan
Relations. Social Public Relations Broom
Responsibility dalam Perusahaan
dan Teori Media
Relations
Metode Penelitian ini Kualitatif dengan Penelitian ini Metode kualitatif
Penelitian menggunakan pendekatan menggunakan pendekatan
metode deskriptif dengan metode pendekatan deskriptif dengan
Kualitatif studi kasus. deskriptif dengan studi kasus.

Universitas Budi Luhur


10

dengan studi kasus.


pendekatan
deskriptif
dengan studi
kasus.
Hasil Menunjukkan PR berperan Strategi PR yang
Penelitian bahwa Public penting dalam dilakukan untuk
Relations PT. pelaksanaan CSR mempertahankan
(PERSERO) BNI Syariah, eksistensi citranya
Angkasa Pura I tidak hanya pada melalui serangkaian
cabang pembentukan kegiatan internal,
Bandara strategi, namun kegiatan eksternal,
Internasional juga implementasi komunikasi dua
Adisucipto serta komunikasi arah yang
menjalankan SR, untuk dijaankan, serta
keempat membentuk strategi edukatif-
kategori peran corporate image. informatif yaitu
sesuai konsep dengan
Dozier & memberikan
Broom. informasi kepada
public dengan fakta
dan opini yang
berada di pihak
internal maupun
eksternal. Strategi
PR yang dilakukan
pada rangkaian
kegiatan internal
diantaranya special
event, company
gathering, forum
komunikasi rapat
dst. Sedangkan
eksternal press
release,
sponsorship, media
gathering dst.

Persamaan mendasar dari ketiga penelitian terdahulu yang sejenis adalah sama-

sama membahas tentang bagaimana peran Public Relations pada suatu organisasi

atau institusi. Lalu pada perbedaannya adalah dari segi Institusi yang penulis pilih

merupakan organisasi baru yang masih membutuhkan peran Public Relations

dalam membentuk brand awareness.

2.2 Kerangka Teori

Universitas Budi Luhur


11

2.1.1 Public Relations

Public Relations adalah sebuah profesi yang banyak digunakan institusi-

institusi pemerintah di Indonesia, seperti Biro Humas Kementrian Dalam

Negeri, Bagian Humas Provinsi. Secara etimologis, istilah public yang

diterjemahkan menjadi masyarakat, kurang tepat karena yang tepat padanan

katanya, yaitu publik atau khalayak. Sedangkan masyarakat yang

diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris menjadi society atau general public,

pengertiannya lebih luas dari public itu sendiri. Sementara, dalam setiap

kegiatan PR yang menjadi target publiknya bukan society atau general public,

melainkan public di mana public adalah bagian dari society atau general

public. (Ardianto, 2011 : 2)

PR tidak hanya sebagai sebuah profesi, tetapi juga sebagai kegiatan

komunikasi dari penafsiran, serta komunikasi dan gagasan dari suatu lembaga

kepada publiknya.

PR dalam arti Ilmu adalah komunikasi persuasive yang dilakukan oleh

seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam segala situasi dan dalam

bidang kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan hati pada

kedua belah pihak. Sedangkan PR dalam arti sempit adalah komunikasi

persuasive yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka

dalam situasi kerja (work situation) dan dalam organisasi kekaryaan (work

organization) dengan tujuan untuk menggugah kegairahan dan kegiatan

Universitas Budi Luhur


12

bekerja dengan semangat yan produktif dengan perasaan bahagian dan puas.

(Effendy, 2009 : 20)

Menurut Scott M. Cutlip, Aleen H. Center dan Glen M. Broom (2000),

dalam bukunya Effective Public Relations definisi PR, yakni:

“Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap-sikap publik,

mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur dari individu atau

organsisasi atas dasar kepentingan publik dan melaksanakan rencana kerja

untuk memperolah pengertian dan pengakuan publik. Public Relations

memiliki fungsi manajemen secara khusus yang mendukung terciptanya saling

pengertian dalam komunikasi, pemahaman, penerimaan, kerjasama antara

organisasi dan berbagai publiknya.”

Definisi di atas memberikan gambaran bahwa posisi PR dalam suatu

perusahaan atau organisasi semakin jelas. Artinya, ia merupakan salah satu

divisi perusahaan yang posisinya di negara maju menjadi salah serang direktur

(director of PR), di Indonesia posisi tertinggi jabatan PR adalah senior vice

president director of corporate communication. Posisi lainnya ada yang

setingkat general manager atau manager.

Perintis pendidikan Public Relations, Rex Harlow (dalam Cutlip, Centre

dan Broom. 2005 : 138) pernah menyusun definisi PR hampir dari 500 sumber.

Harlow melihat definisi itu beragam dari yang sedehana sampai yang rumit.

Berikut ini beberapa definisi PR yang lebih ringkas dan sederhana:

1. Penampilan bagus, dihargai masyarakat.

Universitas Budi Luhur


13

2. PR adalah dari Performance (Penampilan) dan Recognition

(Pengakuan).

3. Bekerja dengan baik dan karenanya mendapat pujian.

4. Tindakan yang diambil untuk menunjang hubungan yang

menguntungkan dengan masyarakat umum.

5. Usaha-usaha organisasi untuk mendapatkan kerjasama dari sekelompok

orang.

Organisasi PR nasional dan internasional juga telah menyusun definisi yang

cukup luas untuk dapat diterapkan di mana pun di dunia ini.

1. PR adalah usaha sengaja, terencana, dan tidak pernah mati untuk

menetapkan dan memelihara saling pengertian antara sebuah organisasi

dengan masyarakatnya (British Institute of Public Relations, yang

definisinya juga telah diikuti di sejumlah Negara Commonwealth atau

persemakmuran).

2. PR adalah usaha sengaja dan sesuai hukum untuk mencapai

pemahaman dan membina serta memelihara kepercayaan di antara

masyarakat umum atas dasar riset sistematik (Deutsche Public

Relations Gesellschaft, Republik Federal Jerman).

3. PR adalah usaha manajerial secara sistematik dan tidak pernah berhenti

yang digunakan sebagai alat bagi organisasi swasta dan pemerintah

untuk membina pengertian, simpati, dan dukungan di lingkaran (Dansk

Public Relations Club of Denmark).

Universitas Budi Luhur


14

4. Praktik PR adalah seni dan ilmu sosial untuk menganailisis trend,

meramalkan konsekuensi tindakan, memberikan konsultasi kepada

pemimpin organisasi, dan melaksanakan program tindakan terencana

demi kepentingan masyarakat umum dan organisasi (World Assembly

of Public Relations di Mexico pada tahun 1978 yang diikuti oleh 34

organisasi PR nasional).

Pengertian menenai PR sebenarnya sangat banyak, tetapi dari beberapa

definisi di atas dapat diketahui bahwa PR merupakan suatu peran komunikasi

yang membentuk hubungan mutual understanding antara organisasi dengan

publiknya, serta memiliki fungsi mengatur hubungan internal dan eksternal

organisasi sehingga dapat membangun citra positif.

2.1.2 Tugas Public Relations

Lima pokok tugas PR sehari-hari menurut Rumanti (2004:38) adalah

sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi

secara lisan tertulis, melalui gambar (visual) kepada publik, supaya publik

memiliki pengertian yang benar tentang organisasi atau perusahaan.

2. Memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum

suatu masyarakat.

3. Memperbaiki atau membangun citra organisasi atau perusahaan.

4. Tanggung jawab sosial (Social Responsibility), PR merupakan instrument

yang bertanggung jawab terhadap semua kelompok yang berhak

Universitas Budi Luhur


15

mendapatkan tanggung jawab tersebut. Terutama kelompok publik

Internal, publik Eksternal dan Pers.

5. Komunikasi.

Berdasarkan lima pokok tugas PR di atas, maka dalam skripsi ini, salah

satu tugas PR adalah memperbaiki atau membangun citra organisasi.

2.1.3 Peran Public Relations

Peran Public Relations cukup dominan dalam mengelola isu. Meskipun

demikian, harus diingat bahwa manajemen isu tidak semata pekerjaan Public

Relations. Sebagaimana dikatakan dalam Issue Management Council, “

Manajemen isu meliputi, tetapi tidak hanya terfokus pada salah satu disiplin

berikut: Public Relations, Lobbying atau government relations; futurism, trend

tracking atau media monitoring; perencanaan strategi atau finansial; dan

hukum.” (Nova, 2014 : 163)

Dalam penelitian ini untuk teori Peran PR penulis menggunakan teori

menurut Dozier dan Broom (1996 : 27) yang nantinya dipergunakan dalam

menentukan peran PR. Dijelaskan bahwa PR mempunyai peran yang dibagi

dalam empat kategori, antara lain:

a. Expert Prescribes

PR memberikan usulan yang langsung diterima atau dipercayai oleh

pihak manajemen, mereka bertindak pasif tanpa adanya sanggahan atau

usaha untuk mencari solusi lain.

Universitas Budi Luhur


16

Ketika PR menjalankan peran ahli, maka tentunya PR akan dipandang

oleh pihak lain sebagai yang berwenang atas masalah dan penyelesaian

atas hal yang berhubungan dengan masyarakat. Manajemen puncak

menyerahkan hubungan masyarakat di tangan sang ahli (PR) dan

mengambil peran yang relatif pasif. PR yang beroperasi sebagai praktisi

ahli bertugas mendefinisikan masalah, mengembangkan program, dan

bertanggung jawab penuh atas penerapannya.

b. Communication Facilitator

PR bertindak sebagai komunikator atau mediator antara pihak

manajemen dan publik dari organisasi yang bersangkutan. Menjelaskan

kembali keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak publik,

sehingga diharapkan dapat tercipta saling pengertian, mempercayai,

menghargai, dan toleransi antar kedua belah pihak.

Peran sebagai fasilitator komunikasi menjadikan humas sebagai

pendengar yang sensitif dan pialang informasi. Fasilitator komunikasi

berfungsi sebagai penghubung, penerjemah, dan mediator antara

organisasi dan publik. PR mengelola komunikasi dua arah, memfasilitasi

perubahan dengan menyingkirkan rintangan dalam hubungan, dan

membuat saluran komunikasi tetap terbuka. Tujuannya adalah

menyediakan informasi yang diperlukan manajemen organisasi ataupun

publik, sehingga PR dapat membuat keputusan yang saling

menguntungkan.

c. Problem Solving Process Facilitator

Universitas Budi Luhur


17

Dalam hal ini PR merupakan tim dari manajemen yang membantu

pimpinan organisasi baik sebagai penasehat (adviser) hingga mengambil

keputusan (execution) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah

dihadapi oleh sebuah organisasi.

PR yang mengambil peran komunikasi pemecahan masalah bekerja

sama dengan bagian atau divisi yang lain dalam mendefinisikan dan

menyelesaikan masalah PR menjadi bagian dari tim perencanaan strategis.

Kerja sama dan konsultasi diawali dengan pertanyaan pertama, dan

berlanjut hingga evaluasi program akhir.

d. Communication Technician

Menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan method

of communication in organization dan sistem komunikasi dalam organisasi

tergantung dari masing-masing bagian atau tingkatan. Baik itu arus

maupun media yang digunakan.

PR dalam menjalankan peran ini biasanya tidak ikut serta saat

manajemen mendefinisi masalah dan mencari jalan keluar. PR harus

terlibat untuk memproduksi komunikasi dan menerapkan program, yang

terkadang tanpa bekal pengetahuan yang utuh tentang motivasi asal atau

hasil yang diinginkan. Meskipun PR tidak diikutsertakan dalam diskusi

tentang kebijakan baru atau keputusan manajemen, PR adalah pihak yang

dilimpahkan tugas memberi penjelasan pada karyawan dan pers.

Universitas Budi Luhur


18

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa teori peran PR menurut Dozier dan Broom adalah yang

paling lengkap untuk meneliti secara kesuluruhan peran PR, karena mencakup

Expert Prescribes, Communication Facilitator, Problem Solving Process

Facilitator, dan Communication Technician. (Ruslan, 2010:20)

Menurut James E. Grunig (1992) perkembangan PR dalam praktik proses

berkomunikasi baik dalam melaksanakan propaganda maupun kampanye, ada

4 model peran PR (Ruslan, 2005:68), yaitu:

1. Press Agentry (model propaganda)

Pada tahap model ini, PR dalam melakukan propaganda atau kampanye

melalui proses komunikasi searah untuk bertujuan publisitas yang

menguntungkan dan khususnya dalam menghadapi media massa, yaitu dengan

mengabaikan kebenaran informasi dan sebagai upaya memanipulasi (untuk

menutupi) unsur-unsur negatif dari organisasi atau lembaga yang diwakilinya.

Persuasive

Source Receiver

Organizatio Public
n Propaganda

One Way Communications

Gambar 2.1 Model Propaganda

Sumber: Ruslan, 2005, p.109

Universitas Budi Luhur


19

2. Public Information (informasi Publik)

Dalam hal ini PR bertindak seolah-olah “Journalism in Residence”.

Artinya bertindak sebagai wartawan dalam menyebarkan publikasi atau

informasinya kepada publik, dan khususnya mampu mengendalikan berita

kepada media massa. Unsur kebenaran dan objektivitas pesan atau informasi

selalu diperhatikan oleh pihak nara sumber.

Objective

Source Receiver

Organizatio Public
n Truthful

One Way Communications

Gambar 2.2 Informasi Publik

Sumber: Ruslan, 2005, p.109

3. Two ways assimmetrical model (Asimetris dua arah)

Pada model asimetris ini, pihak PR dalam berkampanye melalui

komunikasi dua arah, dan penyampaian pesannya berdasarkan hasil riset dan

strategi persuasif ilmiah (public fic persuasive) dan bahwa kebenaran

diperhatikan yang berupaya untuk membujuk publik agar mau bekerja sama,

bersikap terbuka serta beripikir sesuai dengan harapan organisasi. Dalam hal

ini masalah “feedback dan feedforward” dari publiknya selalu diperhatikan.

Universitas Budi Luhur


20

Source Receiver
Communication with

Organizatio Public
Persuasive aim
n
Propagandis

One Way Communications

Gambar 2.3 Asimetris dua arah

Sumber: Ruslan, 2005, p.109

4. Two ways symmetrical model (simetris dua arah)

“Model komunikasi simetris dua arah, yang menggambarkan bahwa

propaganda atau kampanye melalui komunikasi dua arah timbal balik yang

berimbang. Model ini bertujuan untuk memperoleh saling pengertian,

sedangkan komunikasinya bersifat dua arah dengan efek-efek yang

seimbang.” (Gozali, 2005, p.22). sehingga model ini dapat memecahkan suatu

konflik yang terjadi dan mampu memperbaiki pemahaman publik secara

strategis yang dapat diterima dan dianggap lebih etis dalam pemnyampaian

pesan atau informasi melalui teknik komunikasi yang membujuk untuk

Universitas Budi Luhur


21

membangun saling pengertian, mendukung, mempercayai dan saling

menuguntungkan bagi kedua belah pihak.

Source Receiver
Communication
Organizatio Public
n
Flow

Gambar 2.4 Simetris dua arah

Sumber: Ruslan, 2005, p.109

2.1.4 Fungsi PR

Penelitian yang diadakan oleh Internatinal Public Relations Association

(IPRA) pada tahun 1981 menyimpulkan bahwa pada umumnya fungsi humas

masa kini meliputi 15 pokok (Ruslan, 2005 : 74) yaitu:

1. Memberi konseling yang didasari pemahaman masalah perilaku manusia.

2. Membuat analisi “trend” masa depan dan prediksi akan akibat-akibatnya

bagi institusi.

3. Melakukan riset pendapat, sikap dan harapan masyarakat terhadap institusi

serta memberi saran tindakan-tindakan yang diperlukan intstitusi untuk

mengatasinya.

Universitas Budi Luhur


22

4. Menciptakan dan membina komunikasi dua-arah berlandaskan kebenaran

dan informasi yang utuh.

5. Mencegah konflik dan salah pengertian.

6. Meningkatkan rasa saling hormat dan rasa tanggung jawab sosial

7. Melakukan penyerasian kepentingan institusi terhadap kepentingan umum.

8. Meningkatkan itikat baik institusi teradap anggota, pemasok dan

konsumen.

9. Memperbaiki hubungan indrustrial.

10. Menarik calo tenaga yang baik agar menjadi anggota serta mengurangi

keinginan anggota untuk keluar dari institusi.

11. Memasyarakatkan produk atau layanan.

12. Mengusahakan perolehan laba yang maksimal.

13. Menciptakan jati diri institusi.

14. Memupuk minat mengenai masalah-masalah nasional maupun

internasional,

15. Meningkatkan pengertian mengenai demokrasi.

Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan fungsi dan tugas PR berbeda

dengan peran marketing dan promosi. Marketing sekadar menjual jasa au

barang kepada konsumen, sedangkan PR memberi sesuatu kepercayaan dari

masyarakat berupa opini dan persepsi yang baik terhadap lembaga. Jadi fungsi

humas bukan membangun aset lembaga tetapi menjual kredibilitas lembaga

tersebut kepada masyarakat.

Universitas Budi Luhur


23

2.1.6 Publik

Pihak yang menjadi sasaran pesan bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa

dalam bentuk organisasi, intsansi, departemen, partai, atau Negara. Penerima

biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran,

komunikan, konsumen, klien, target, atau dalam bahasa Inggris disebut

audience atau receiver.

Pengertian Publik adalah sekelompok orang yang menaruh perhatian

pada sesuatu hal yang samam mempunyai minat dan kepentingan yang sama

antara satu dengan yang lain. Publik dapat berupa grup kecil, terdiri atas

orang-orang dengan jumlah sedikit, namun juga bisa dijadikan kelompok

besar. Biasanya individu-individu yang termaksud dalam kelompok itu

mempunyai rasa solidaritas terhadap kelompoknya walaupun tidak terikat

oleh struktu yang nyata, tidak berada pada suatu tempat atau ruangan dan tida

mempunya hubungan langsung. (Abdurrachman, 2001:48)

Inti tugas PR dalam interaksi organisasi dengan publik adalah

menciptakan keselarasan antara informasi dari perusahaan dengan reaksi dan

tanggapan publik, sehingga tercipta hubungan yang harmonis dan

menguntungkan kedua belah pihak. Maka tujuan PR diarahkan pada

komunikasi ke dalam dengan publik internal dan keluar dengan publik

eksternal.

a. Publik Internal

Target kegiatan PR dalam konteks ini adalah penjaga suasana diantara

para karyawan di dalam badan atau perusahaan. bagaimana menciptakan

Universitas Budi Luhur


24

komunikasi yang efektif, keserasian hubungan antara pimpinan dan

bawahan, baik secara horizontal ataupun vertical, sehingga dapat

memperkuat tim kerja lembaga.

Tiap anggota dari badan atau perusahaan itu, dari tingkat pimpinan

sampai pesuruh, merupakan PR juga tetapi tidak resmi. Dimana segala

perilaku mereka mendapat sorotan dari publik dan dapat mempengaruhi

nama baik lembaga. Keluarga karyawan juga mempunya andil besar dalam

menciptakan hubungan baik. Karena ketentraman keluarga akan

berpengaruh pada ketentraman bekerja pegawai. Menurut Abdurrachman

(2001), usaha yang bisa ditempuh internal PR adalah:

1. Pengumuman-pengumuman, mengumuman program kerja serta hasil-

hasil yang telah atau masih harus dicapai perusahaan. Biasanya bersifat

incidental seperti rapat kerja.

2. Buku pegangan pegawai, membuat program kerja secara rinci, tujuam

perusahaan serta hak dan kewajiban pimpinan dan karyawan.

3. Kontak pribadi, mencitakan komunikasi yang akrab antara pimpinan

dengan bawahan dan bawahan dengan bawahan.

4. Pertemuan-pertemuan berkala, dimana pimpinan dan karyawan bisa

saling berbagi tentang kegiatan kerja dan mecari solusi atas kendala-

kendala yang dihadapi dan mengemukakan kemajuan-kemajuan yang

tela dicapai.

Universitas Budi Luhur


25

5. Kotak suara menampung pendapat karyawan yang tidak berani

mengemukakannya secara terbuka. Sehingga segala keputusan

pimipinan bisa obyektif.

6. Laporan kepada pemegang saham (stakeholder), pertemuan antara

pimpinan perusahaan dan pemegang saham untuk pertanggungjawaban

dalam bidang keuangan. Sehingga para pemegang saham tetap

menaruh keercayaan karena merasa ikut serta membina perusahaan

dan mengetahui keguanaan uangnya.

7. Hiburan dan darmawisata, untu meredakan selama bekerja dan

memupuk keakraban.

8. Olahraga, penyaluran minat dan bakat yang bersifat rekresasi seperti

olahraga dengan membenuk tim-tim, akan mampu menggugah para

pegawai untuk lebih mencintai perusahaannya dan bekerja lebih baik.

Hal tersebut sebagai imbalan diperhatikannya minat mereka. Selaiin

itu juga sebagai alat promosi dan menambah publik ekstern bagi

perusahaan melalui pertandingan persahabatan misalnya.

9. Study tour dan pelatihan, untuk meningkatkan keterampilan dan

pengetahuan para pegawai.

10. Hadiah-hadiah dan Pengargaan, memotivasi karyawan yang mendapat

penghargaan untu mempertahankannya dan memotivasi karyawan lain

untu bekerja lebih.

11. Klinik dan apotik kesehata, perusahaan hendaknya dilengkapi dengan

klinik atau apotik untu kesejahteraan karyawannya. Selain untuk

Universitas Budi Luhur


26

kawryawan dan keluarga, bisa juga dikembangkan untuk umum

sehingga menambah keuntungan tersendiri bagi perusahaan.

12. Tempat-tempat ibadah, untuk membangun moral dan mental yang baik

bagi karyawan.

13. Tempat-tempat penddikan, pendidikan untuk keluarga karyawan

sangat penting sebagai bentuk perhatian dari perusahaan.

b. Publik Eksternal

Hubungan dengan publik diluar perusahaan merupakan keharusan

yang mutlak. Karena perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri tanpa

bekerja sama dengan perushaan lain. Karena itu perusahaan harus

menciptakan hubungan yang baik dengan publik-publik khususnya dan

masyarakat umumnya.

Salah satu dengan melakukan komunikasi dengan publik eksternal

secara informatif dan persuasif. Informasi yang disampaikan hendaknya

jujur, teliti dan sempurna berdasarkan fakta yang sebenarnya. Secara

persuasif, komunikasi dapat dilakukan atas dasar membangkitkan

perhatian komunikan (publik) sehingga timbul rasa tertarik. Menurut

Abdurrachman (2001:38), tindakan-tindakan yang harus dilakukan PR

eksternal seperti berikut:

a. Menganalisa dan menilai sikap dan opini publik yang menanggapi

kebijakan pimpinan perusahaan dalam menggerakkan pegawainya dan

menerapkan metodenya.

Universitas Budi Luhur


27

b. Mengadakan koreksi dan saran kepada pimpinan perusahaan terutama

kegiatan yang mendapat sorortan atau kritikan publik.

c. Mempersiapkan bahan-bahan penerangan dan penjelasan yang jujur

dan objektif agar publik tetap memperoleh kejelasan tentang segala

aktivitas dan perkembangan perusahan.

d. Ikut membantu pimpinan dalam hal menyusun atau memperbaiki

formasi staf ke arah yang efektif.

e. Mengadakan penyelidikan dan penelitian tentang kebuthan,

kepentingan dan selera publik akan barang-barang yang dihasilkan

perushaan.

Dengan demikian dapat disimpulkan klasifikasi relasi publik eksternal

mencakup pengembangan hubungan dengan pelanggan, komunitas,

pemerintah, dan media massa. Bentuknya bisa beragamm sesuai dengan

konteks pubik yang dihadapi, untuk media massa misalnya bisa berupa

konferensi pers, press briefing, press tour, press release, special event, press

uncheon atau wawancara pers. Sedangkan untuk komunitas dan pemerintah

berbentuk anjang sana, kirim kalender, agenda berkala organisasai dan bahan

publikasi lain.

2.1.7 Brand Awareness

Soehadi (2005 : 28) memberikan definisi brand awareness atau kesadaran

merek, yaitu membangun brand awareness berarti membuat pelanggan

mengerti kategori produk atau layanan dimana brand tersebut bersaing. Pada

Universitas Budi Luhur


28

tingkatan yang lebih luas, keberhasilan membangun brand awareness sangat

bergantung kepada seberapa jauh pelanggan mengerti bahwa merek tersebut

dirancang untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Menurut Keller (dalam Soehadi 2005:10), untuk mengevaluasi seberapa

jauh konsumen aware terhadap sebuah merek, terdapat empat indikator,

diantaranya adalah:

1. Recall

Yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengingat ketika ditanya merek

apa saja yang mereka ingat.

2. Recognition

Seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek tersebut termasuk

kedalam satu kategori tertentu.

3. Purchase

Seberapa jauh konsumen akan memasukkan suatu merek ke dalam

alternatif pilihan ketika merekan akan membeli produk atau layanan.

4. Consumption

Seberapa jauh konsumen masih mengingat suatu merek ketika mereka

sedang menggunakan produk atau layanan pesaing.

Penjelasan diatas sesuai dengan pernyataan Shimp (2000:11) yang

menyebutkan bahwa untuk mengukur dua tingkat kesadaran konsumen

terhadap merek dapat diukur dengan tingkat pengenalan merek (brand recall).

Universitas Budi Luhur


29

Tahap yang paling dasar yaitu kenal akan merek. Sedangkan tahap kedua

merupakan tingkat kesadaran merek yang lebih dalam yaitu mampu mengingat.

Dari pengertian brand awareness, penulis memahami bahwa brand

awareness adalah kemampuan konsumen untuk mengingat suatu merek,

mengetahui informasinya, dan memahami produk serta menjadikannya berbeda

dibandingkan dengan merek lainnya. Jika dikaitkan dengan masalah pada

penelitian ini, penulis memahami bahwa untuk menciptakan kesan yang baik

dimata publik, PR suatu organisasi harus memerhatikan keempat indikator

dalam mengevaluasi seberapa jauh publik sadar akan adanya organisasi Rebyth

Production.

2.1.8 Organisasi

Definisi organisasi banyak ragamnya, tergantung pada sudut pandang yang

dipakai untuk melihat organisasi. Organisasi dapat dipandang sebagai wadah,

sebagai proses, sebagai perilaku, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan.

Namun demikian, definisi organisasi yang telah dikemukakan oleh para ahli

organisasi sekurang-kurangnya ada unsur sistem kerja sama, orang yang

berkerja sama, dan tujuan bersama yang hendak dicapai.

Pada beberapa organisasi, keterlibatan Public Relations dalam

merencanakan upaya organisasi terlibat dalam proses kebijakan publik yang

dikenal dengan istilah “public affairs”. Menurut Grunig dan Hunt (1984:285)

dalam buku Firsan (Public Relations War: 2014), jika Public Relations

Universitas Budi Luhur


30

didefinisikan sebagai manajemen komunikasi antara organisasi dengan

publiknya maka Public Relations memenuhi fungsi yang lebih luas

sebagaimana diinginkan oleh manajemen puncak. Oleh karena itu, istilah

“public affairs” dipilih sebagai program khusus public policy dan government

relations yang dikelola oleh sub-sistem Public Relations.

Menurut Grunig dan Hunt pula, sebuah sistem terdiri dari aspek-aspek;

lingkungan (Environment), pembatas (Boundary), masukan (Input), keluaran

(Output), proses (Troughput), dan umpan balik (Feedback). Selain itu, bentuk

sistem organisasi terbagi menjadi tertutup dan terbuka. Organisasi tertutup

adalah sistem organisasi yang tidak berinteraksi dengan lingkungannya, dalam

artian semua elemen dan kebutuhan organsiasi dapat dipenuhi oleh internal

organisasi. Sedangkan organisasi terbuka adalah sebaliknya, membutuhkan

elemen dan interaksi dengan lingkungan luar.

2.3 Alur Kerangka Pemikiran

Gambar 2.5 Peran dan strategi Public Relations dalam membangun citra
organisasi.

Universitas Budi Luhur


31

Peran Public Relations Rebyth


Production dalam membangun
brand awareness di mata
publik.

Peran Public Relations


Expert Prescibes
Communications Facilitator
Problem Solving Process Facilitator
Communication Techinican

Organisasi mengejar tujuan dan sasaran yang


dapat dicapai secara lebih effesien dan lebih
effektif dengan tindakan yang dilakukan secara
bersama-sama.

Indikator Brand Awareness


Recall
Recognition
Purchase
Consumption

FEEDBACK

Sesuai Tidak Sesuai

Gambar 2.5

Universitas Budi Luhur


32

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Paradigma Penelitian

Menurut Guba dan Lincoln (1994) dalam buku Liza Dwi Ratna Teori

Komunikasi : Pemahaman dan Penerapan, ilmu-ilmu sosial dibagi menjadi

empat paradigma, yaitu Positivisme, Post-Positivisme, Konstruktivisme, dan

Kritis. Keempatnya dimaksudkan untuk menentukan hakikat realitas atau ilmu

pengetahuan yang berkembang. (Liza, 2008: 15)

TABEL 3.1

PERBANDINGAN PARADIGMA ILMU-ILMU SOSIAL

Post-
Aspek Positivisme Konstruktivisme Kritis
Positivisme

Realitas
Realitas tidak
historik yaitu
Realisme kritis: dapat Realitas adalah
realitas yang
ada realtias yang sebenuhnya konstruksi sosial.
teramati adalah
nyata yang diatur diperoleh. Realitas bersifat
semu,
kaidah universal. Realitas relatif berlaku
Ontologi terbentuk oleh
Kebenaran hanya mengkontrol sesuai konteks
peran sejarah
dapat dicapai hukum alam spesifik yang
dan kekuatan
berdasarkan dan hanya dinilai relevan oleh
sosial, budaya
probabilitas. dapat dipahami aktor sosial.
dan ekonomi
sebagian.
politik.

Dualis/objektivis: Objektivitas Transaksionalis Teransaksional


realitas berada yang objektivis: objektivis:
Epistimologi diluar peneliti. dimodifikasi, pemahaman hubungan
Peneliti harus interaktif dan tentang realitas, peneliti dengan
ssejauh mungkin netral. atau temuan objek studi
membuat jarak Objektivitas penelitian adalah dijembatani

Universitas Budi Luhur


33

oleh nilai-nilai
hanya dapat tertentu.
hasil interaksi
dengan objek diperkirakan Pemahaman
peneliti dengan
studi. dan begantung tentang realitas
objek studi.
pada kritik. merupakan
nilai tertentu.

Dari penjelasan paradigma-paradigma dalam ilmu sosial yang telah

disebutkan, penulis menggunakan paradigma Post-Positivisme karena dalam

penelitian ini penulis ingin mendeskirpsikan peran Public Relations secara

sistematis tentang Peran Public Relations Organisasi Baru dalam

Membangun Citra Positif di Mata Publik dengan mendeskripsikan hasil

penelitian ini melalui wawancara dan observasi langsung.

3.2 Pendekatan Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan dalam penyusunan skripsi ini

menggunakan pendekatan kualitatif. Alasan memilih pendekatan kualitatif

yaitu berdasarkan pada kesesuaian yang berkaitan dengan judul penelitian

yang digunakan yaitu Peran dan Strategi Public Relations Organisasi Baru

dalam Membangun Citra Positif di Mata Masyarakat studi kasus pada

Organisasi Rebyth Production.

Denzim dan Lincoln (1987) dalam buku Rakhmat (Metode Penelitian

Komunikasi: 2001) mendefinisikan penelitian kualitatif yakni penelitian yang

menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang

terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Dan

bersifat multimetoda, dalam fokusnya menggunakan pendekatan naturalistik

Universitas Budi Luhur


34

interpretatif kepada subjek yang diteliti. Menurut Miles dan Huberman,

penelitian kualitatif berusaha menelaah secara intensif kehidupan sehari-hari,

selain itu juga bersifat holistik, berujung pada Verstehen (pemahaman),

menghasilkan tema dan pernyataan dalam bentuknya yang asli, dan

menjelaskan cara pandang orang dalam setting tertentu, mengungkapkan

berbagai penafsiran, dengan instrumentasi yang tidak baku, juga menganalisis

dalam bentuk kata.

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Menurut Prof. Dr.

Robert K. Yin (1984a:1981b) studi kasus adalah jenis penelitian yang

menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata dimana batas-batas

antara fenomena dengan konteks tidak nampak dengan jelas. Sedangkan

menurut Gabriel Amin Silalahi (2003, p.62) penelitian studi kasus adalah

penelitian terhadap latar belakang dan kondisi dari individu, kelompok, atau

komunitas tertentu dengan tujuan memberikan gambaran yang lengkap

mengenai subjek atau kejadian yang diteliti dalam lingkup yang terbatas,

dengan subjek penelitian yang sedikit, dan kesimpulannya hanya berlaku

untuk subjek yang diteliti tersebut.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah Anggota dan Staf EO

(Event Organizer) Rebyth Production yang berjumlah 5 orang.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Universitas Budi Luhur


35

Metode pengumpulan data dalam penelitain ini melalui wawancara

mendalam secara terstruktur dan sistematis.

1. Data Primer

Yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan wawancara

mendalam yang disusun secara terstruktur dengan tujuan sehingga data

yang diperoleh memiliki standar atau kriteria pertanyaan yang sama. Lalu

kemudian melakukan observasi secara langsung di Kantor Event

Organizer Rebyth Production.

2. Data Sekunder

Yaitu metode pengumpulan data melalui penelitian kepustakaan

dengan mempergunakan buku-buku, diklat, majalah dan literature yang

berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Sebagai bahan

perbandingan data-data praktis guna memperoleh suatu gambaran

3.5 Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan tahapan sebagai

berikut:

1. Memberikan penjelasan dan analisis secara deskriptif berdasarkan

informasi yang diperoleh dari wawancara dan observasi untuk

menjabarkan hasil penelitian.

3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Universitas Budi Luhur


36

3.6.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil tempat di kantor EO

(Event Organizer) Rebyth Production di Perumahan Jurang Mangu

Indah.

3.6.2 Waktu Penelitian

Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah selama bulan

Februari 2015 sampai dengan Mei 2015.

3.7 Validitas Data

Teknik yang penulis gunakan dalam pemeriksaan keabsahan data yaitu

Triangulasi Sumber berdasarkan hasil wawancara serta observasi yang penulis

lakukan di Rebyth Production

DAFTAR PUSTAKA

Universitas Budi Luhur


37

Abdurrachman, Oemi. 2001. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: PT. Citra


Aditya Bakti.
Ardianto, Elvinaro. 2011. Handbook of Public Relations : Pengantar
Komprehensif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Cutlip, Scott M., Center Allen H., M. Glen Broom. 2009, Effective Public
Relations. Jakarta: Prenada Media Group.
Broom, M. Glen & David M. Dozier. 1996. Using Research in Public Relations :
Applications to Program Management. New Jersey: Prentice Hall College
Div.
Dharma, Agus. 1992. Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses (Terjemahan).
Jakarta: Erlangga.
Effendy, Onong Uchjana. 2009. Human Relations dan Public Relations. Bandung:
Mandar Maju.
Jefkins, Frank. 1994. Public Relations untuk Bisnis (Frans Kowa. Terjemahan).
Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
Kriyantono, Rachmat. 2007. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Nova, Firsan. 2014. PR War : Pertarungan Mengalahkan Krisis, Menaklukan
Media, dan Memenangi Simpati Publik. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Rakhmat, Jalaluddin, 2001. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Ratna Dewi, Liza Dwi. 2008. Teori Komunikasi dan Penerapan. Jakarta: Raja
Grafindo Perkasa.
Rumanti, Maria Assumpta. 2004. Dasar-dasar Public Relations : Teori dan
Praktik. Jakarta: PT. Grasindo.
Ruslan, Rosady. 2007. Manajemen Penelitian Public Relations dan Komunikasi :
Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Ruslan, Rosady. 2006. Metode Penelitian Public Relations dan Komuniasi.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Shimp, T.A. 2000. Advertising Promotion: Supplemental Aspects of Integrated
Marketing Communications. Ed. 5. Fort Worth: Dryden Press.
Soehadi, A. W. 2005. Effective Branding: Konsep dan Aplikasi Pengembangan
Merek yang Sehat dan Kuat. Cet. 1 . Bandung: PT. Mizan Pustaka.
Siagian, H. 1997. Management, Suatu Pengantar. Bandung: Alumni.

Universitas Budi Luhur


38

Silalahi, Gabriel Amin. 2003. Metodologi Penelitian dan Studi Kasus. Sidoarjo:
CV. Citramedia.
Yin, K. Robert. 2011. Studi Kasus: Desain dan Metode. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

Universitas Budi Luhur

Anda mungkin juga menyukai