MODUL PRAKTIKUM
Penyusun :
KATA PENGANTAR
ُالرحه ي هْم
َّ نُالرحْ َم ه
َّ للا
ُس هُم ّه
ْ هب
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Buku Panduan dan Petunjuk Praktikum
Keperawatan Gawat darurat telah tersusun. Buku ini disusun dan diterbitkan untuk
memenuhi kebutuhan Praktikum Keperawatan Gawat Darurat bagi mahasiswa Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global Yogyakarta.
Semoga buku Panduan dan Petunjuk Praktikum Keperawatan Gawat Darurat ini dapat
bermanfaat bagi Mahasiswa Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya
Global Yogyakarta.
Kepada berbagai pihak yang telah membantu terealisasinya buku Panduan dan Petunjuk
Praktikum Keperawatan Gawat Darurat ini kami ucapkan terima kasih. Tentu saja buku ini
masih banyak kelemahan dan kekurangannya, oleh karena itu mahasiswa diharapkan dapat
memberikan saran/kritik membangun guna perbaikan kualitas.
Tim penyusun
2
PRAKTIKUM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 3
3
PRAKTIKUM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
TOPIC TREE
Proses Keperawatan
Syok
Fungsi Advokasi
Trauma muskuloskeletal
Mekanisme Trauma
Kegawatan Psikiatri
Sistem Respirasi
Trauma thorax
Sistem Kardiovaskuler
Trauma kepala
Pengkajian
Trauma abdomen
GCS
Troiage RJP
Balut Bidai
Komkep gawat Obstruksi jalan Stabilisasi dan Transportasi
darurat nafas
4
PRAKTIKUM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
A. Visi
Misi utama program studi Ners STIKes Surya Global Yogyakarta adalah sebagai
berikut:
1. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan keperawatan yang berkualitas
berlandaskan pada keimanan, ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
akhlak mulia untuk membentuk Ners yang berkarakter agamis dan humanis.
2. Menyelenggarakan penelitian keperawatan dengan mengangkat isu terkini dan
tepat guna yang bermanfaat bagi masyarakat berdasarkan Evidence Based
Nursing Practice.
3. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat berdasarkan hasil-hasil penelitian.
4. Menjalin dan mengembangkan kerjasama dengan institusi dalam dan luar
negeri dalam meningkatkan mutu pendidikan, penelitian dan pengabdian
masyarakat.
5
PRAKTIKUM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
6
PRAKTIKUM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
E. Sarana penunjang
1. Modul Praktikum Keperawatan Gawat Darurat I
2. Ruangan perkuliahan, skill lab
3. Prasarana
a. LCD, laptop dan screen
b. Speaker
c. Alat dan bahan praktikum
1. Tugas 20%
2. UTS dan UAS 40 % 100%
3. Skill Lab 40%
4. Rentang penilaian
No Angka Nilai Bobot
1 85 – 100 A 4
2 70 – 84 B 3
3 55– 69 C 2
4 40 – 45 D 1
5 <39 E 0
8
PRAKTIKUM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
MATERI 1
Capaian pembelajaran :
1. Mahasiswa mengerti pengertian glasgow coma scale
2. Mahasiswa memahami penilaian glasgow coma scale
3. Mahasiswa memahami Interprestasi Glasgow Coma Scale
9
PRAKTIKUM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
Derajat Kesadaran
10
PRAKTIKUM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
• Semi Koma : tidak terdapat respon verbal, reaksi rangsangan kasar dan ada
yang menghindar (contoh menghindari tusukan).
• Koma : tidak bereaksi terhadap stimulus.
Kualitas Kesadaran
11
PRAKTIKUM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
MATERI 2
TRIASE
Tujuan pembelajaran :
1. Mahasiswa mengerti pengertian triase
2. Mahasiswa mengerti tujuan triase
3. Mahasiswa memahami prinsip triase
4. Mahasiswa memahami pengelompokan triase
5. Mahasiswa melakukan triase
Islamic Relation Knowlage (IRK) :
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat berat siksa-Nya” (al-Mâidah/5:2)
A. Pengertian Triase
Triase Adalah Proses khusus Memilah dan memilih pasien berdasarkan
beratnya penyakit menentukan prioritas perawatan gawat medik serta
prioritas transportasi. artinya memilih berdasarkan prioritas dan penyebab
ancaman hidup.
Triase/Triage merupakan suatu sistem yang digunakan dalam
mengidentifikasi korban dengan cedera yang mengancam jiwa untuk
kemudian diberikan prioritas untuk dirawat atau dievakuasi ke fasilitas
kesehatan.
B. Tujuan Triase
1. Identifikasi cepat korban yang memerlukan stabilisasi segera, Ini lebih
ke perawatan yang dilakukan di lapangan.
2. Identifikasi korban yang hanya dapat diselamatkan dengan pembedahan
3. Untuk mengurangi jatuhnya korban jiwa dan kecacatan
12
PRAKTIKUM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
C. Prinsip Triase
Triase dilakukan berdasarkan observasi Terhadap 3 hal, yaitu :
1. Pernafasan (respiratory)
2. Sirkulasi (perfusion)
3. Status Mental (Mental State)
Prosedur triage adalah sebagai berikut :
1. triage terlebih dahulu sebelum pengobatan
2. jangan lebih dari 60 detik setiap triage pada pasien
3. tentukan fasilitas terbaik untuk penanganan bisa di ruang emergency
ataupun di lapangan.
D. Pengelompokan Triase
1. Prioritas Nol (Hitam)
Pasien meninggal atau cedera Parah yang jelas tidak mungkin untuk
diselamatkan.
2. Prioritas Pertama (Merah)
Penderita Cedera berat dan memerlukan penilaian cepat dan tindakan
medik atau transport segera untuk menyelamatkan hidupnya. Misalnya
penderita gagal nafas, henti jantung, Luka bakar berat, pendarahan parah
dan cedera kepala berat.
3. Prioritas kedua (kuning)
Pasien memerlukan bantuan, namun dengan cedera dan tingkat yang
kurang berat dan dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa dalam
waktu dekat. misalnya cedera abdomen tanpa shok, Luka bakar
ringan, Fraktur atau patah tulang tanpa Shok dan jenis-jenis penyakit
lain.
13
PRAKTIKUM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
14
PRAKTIKUM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
15
PRAKTIKUM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
MATERI 3
A. Pengertian
Tindakan yang dilakukan untuk membebaskan jalan napas dengan tetap
memperhatikan kontrol servikal
B. Tujuan tindakan
Membebaskan jalan napas untuk menjamin jalan masuknya udara ke paru
secara normal sehingga menjamin kecukupan oksigenase tubuh
C. Pemeriksaan jalan nafas
• L = Look/Lihat gerakan nafas atau pengembangan dada, adanya
retraksi sela iga, warna mukosa/kulit dan kesadaran
• L = Listen/Dengar aliran udara pernafasan
• F = Feel/Rasakan adanya aliran udara pernafasan dengan
menggunakan pipi penolong
16
PRAKTIKUM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
Lakukan teknik chin lift atau jaw thrust untuk membuka jalan nafas. Ingat
tempatkan korban pada tempat yang datar! Kepala dan leher korban jangan
terganjal!
17
PRAKTIKUM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
Gambar 3. tangan kanan melakukan Chin lift ( dagu diangkat). dan tangan kiri
melakukan head tilt. Pangkal lidah tidak lagi menutupi jalan nafas.
18
PRAKTIKUM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
Gambar 4 dan 5. manuver Jaw thrust dikerjakan oleh orang yang terlatih
Ingat! Pada pasien dengan dugaan cedera leher dan kepala, hanya dilakukan
maneuver jaw thrust dengan hati-hati dan mencegah gerakan leher.
19
PRAKTIKUM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
Gambar 7 Tampak ada orang yang tersedak atau tersumbat jalan nafasnya
20
PRAKTIKUM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
21
PRAKTIKUM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
22
PRAKTIKUM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
23
PRAKTIKUM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
MATERI 4
Tujuan pembelajaran :
1. Mahasiswa memahami konsep Resusitasi jantung paru Mahasiswa
mengerti tujuan tindakan
2. Mahasiswa memahami tindakan resusitasi jantung paru
3. Mahasiswa melakukan tindakn resusitasi jantung paru
Keadaan gawat darurat bisa terjadi kapan saja, dimana saja dan terjadi pada
siapa saja. Keadaan ini menuntut masyarakat untuk mengetahui bagaimana
tindakan pertolongan pertama pada korban yang dalam keadaan tersebut. Banyak
kasus yang mengalami serangan jantung tidak dilakukan petolongan pertama di
tempat kejadian. Hal ini memnambahkan angka kematian karena serangan
jantung menjadi semakin tinggi karena cardiac arrest di lingkungan masyarakat.
Penanganan awal pada serangan jantung adalah dengan tindakan RJP
(Resusitasi Jantung Paru). Menurut American Heart Association (AHA) pada
tahun 2010, mereka telah mempublikasikan pedoman RJP dan perawatan darurat
kardiovaskular.
Evaluasi dilakukan secara menyeluruh mencakup urutan dan prioritas
langkah-langkah CPR dan disesuaikan dengan kemajuan ilmiah saat ini untuk
mengidentifikasi faktor yang mempunyai dampak terbesar pada kelangsungan
24
PRAKTIKUM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
• AHA 2010 (new): “A change in the 2010 AHA Guidelines for CPR and ECC is
to recommend the initiation of chest compression before ventilation.”
AHA 2005 (old): “The sequence of adult CPR began with opening of the airway,
checking for normal breathing, and then delivering 2 rescue breaths followed by
cycles of 30 chest compressions and 2 breaths.”
Sedangkan untuk yang lainnya, termasuk RJP pada bayi, anak ataupun
orang dewasa biasanya adalah masalah Circulation kecuali bila kita menyaksikan
25
PRAKTIKUM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
sendiri korban tidak sadarkan diri karena masalah selain Circulation harus
menerima kompresi dada sebelum kita berpikir memberikan bantuan jalan nafas.
• AHA 2010 (new): “Look, listen, and feel for breathing was removed from the
sequence for assessment of breathing after opening the airway. The healthcare
provider briefly checks for breathing when checking responsiveness to detect
signs of cardiac arrest. After delivery of 30 compressions, the home rescuer
opens the victim’s airway and delivers 2 breaths.”
• AHA 2005 (old): “Look, listen, and feel for breathing was used to assess
breathing after the airway was opened.”
26
PRAKTIKUM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
3. Tidak ada lagi Rescue Breath pada saat pertama bertemu klien
Alasan: Rescue breath adalah tindakan pemberian napas buatan sebanyak dua
kali setelah kita mengetahui bahwa korban henti napas (setelah Look, Listen, and
Feel). Pada AHA 2010, hal ini sudah dihilangkan karena terbukti menyita waktu
yang cukup banyak sehingga terjadi penundaan pemberian kompresi dada.
• AHA 2010 (new): “The adult sternum should be depressed at least 2 inches (5
cm)”
• AHA 2005 (old): “The adult sternum should be depressed 11/2 to 2 inches
(approximately 4 to 5 cm).”
• AHA 2010 (new): “It is reasonable for lay rescuers and healthcare providers
to perform chest compressions at a rate of at least 100x/min.”
AHA mendorong RJP seperti ini pada tahun 2008. Dan pada pedoman
tahun 2010 pun AHA masih menginginkan agar penolong yang tidak terlatih
melakukan Hands Only CPR pada korban dewasa yang pingsan di depan
mereka.Pertanyaan terbesar adalah: apa yang harus dilakukan seorang penolong
yang tidak terlatih pada korban yang pingsan di depan mereka dan bukan orang
dewasa? AHA memang tidak memberikan jawaban tentang hal ini, namun ada
saran sederhana disini: berikan Hands Only CPR, karena berbuat sesuatu lebih
baik daripada tidak berbuat sama sekali.
28
PRAKTIKUM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
• AHA 2010 (new): “Check for response while looking at the patient to determine
if breathing is absent or not normal. Suspect cardiac arrest if victim is not
breathing or only gasping.”
• AHA 2005 (old):“ Activated the emergency response system after finding an
unresponsive victim, then returned to the victim and opened the airway and
checked for breathing or abnormal breathing.”
• AHA 2010 (new): “The preponderance of efficacy data suggests that limiting
the frequency and duration of interruptions in chest compressions may improve
clinically meaningful outcomes in cardiac arrest patients.”
CATATAN :
1. Pada korban dewasa rasio perbandingan kompresi dan ventilasi adalah
30:2 (satu/dua penolong)
2. Pada korban anak dan bayi rasio perbandinganya 30:2 (satu penolong)
3. Pada korban anak dan bayi rasio perbandinganya 15:2 (dua penolong)
29
PRAKTIKUM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
2. Periksa Kesadaran
• Pastikan Korban tidak sadar
• Guncangkan bahu dengan lembut, tanya “apakah anda baik-
baik saja?”
JIKA ADA RESPON
Jangan ubah posisi korban, Cari hal yang tidak beres, ulangi
pemeriksaan berkala
JIKA TIDAK ADA RESPON
Segera nilai pernafasan (Quick look)
3. Lihat Nafas, tidak ada atau gasping (megap-megap)
Pada > 40% kasus henti jantung, terjadi segera
Nafas Agonal = gasping atau megap-megap
TANDA-TANDA HENTI JANTUNG
4. Panggil bantuan atau telpon ambulance
Telp 118 atau nomor lokal lainnya
SEBUTKAN : ID penelpon, lokasi, apa yang terjadi, jumlah korban,
keadaan korban, apa yang sudah dilakukan, informasi penting
lainnya.
5. Cek nadi, Kompresi dada 30X
• Letakkan pangkal telapak tangan di pertengahan bawah tulang
dada
• Letakkan tangan yang lain diatas punggung tangan yang
satunya
• Jari-jari saling mengunci
• Kompresi dada : laju kompresi 100X per menit, kedalaman 5
cm, PUSH HARD AND FAST
• Jika mungkin bergantian kompresi setiap 2 menit
30
PRAKTIKUM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
(titik kompresi)
31
PRAKTIKUM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
33
PRAKTIKUM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
tangan
3) Titik kompresi pada center of
chest
Kedalaman kompresi :
Dewasa: 2 inchi (5 cm)
tidak boleh lebih dari 2.4
inchi (6 cm)
4) Lakukan rekoil penuh pada dada
setelah setiap kali kompresi,
jangan bertumpu diatas dada
setelah setiap kali kompresi.
✓ Airway : Head tilt chin lift atau jaw thurst
jika suspek cedera servikal dan finger
sweap
✓ Breathing : 2 kali
(A dan B tidak lebih dari 10 detik)
35
PRAKTIKUM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
DAFTAR PUSTAKA
36