Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FISIKA DASAR I


PERROBAAN : MASSA JENIS

Disusun Oleh:
Nama :Zahra Alif Fadia Aliyya Rahma
NIM : 20312241040
Kelas : Pendidikan IPA C

PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENEGTAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020
A. Judul Praktikum
Massa Jenis
B. Tujuan
1. Untuk menemukan cara menghitung massa jenis dari beberapa macam benda.
2. Untuk menentukan hubungan antara volume, massa dan massa jenis benda.
3. Untuk menjelaskan syarat terjadinya peristiwa terapung, melayang atau tenggelam.
C. Dasar Teori
Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda.  Semakin
tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya.
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat.  Setiap zat memiliki massa jenis yang
berbeda.  Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki
massa jenis yang sama (Searss, 1985).
Massa jenis (ρ) didefinisikan sebagai perbandingan antara mass zat dan
volumenya. Nilai massa jenis hanya bergantung pada jenis zat, tidak bergantung pada
massa atau volume zat. Dengan kata lain, nilai massa jenis suatu zat adalah tetap.
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang
berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki
massa jenis yang sama (Kondo, 1982).
Nilai massa jenis suatu zat adalah tetap, tidak tergantung pada massa maupun
volume zat, tetapi tergantung pada jenis zatnya, oleh karenanya zat yang sejenis selalu
mempunyai massa jenis yang sama. Satuan massa jenis adalah kg/m 3 atau g/cm3, jenis
zat dapat diketahui dari massa jenisnya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan
total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis
lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume lebih rendah daripada benda yang
memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air) (Kondo, 1982).
Massa jenis dapat dihitung dengan membandingkan massa zat (benda) dengan
volumenya. Massa jenis merupakan salah satu ciri untuk mengetahui kerapatan zat.
Pada volume yang sama, semakin rapat zatnya, semakin besar massanya. Sebaliknya
semakin renggang, makin kecil massa suatu benda. Pada massa yang sama, semakin
rapat zatnya, semakin kecil voumenya. Sebaliknya semakin renggang kerapatnnya
semakin besar volumenya (Bredthauer, 1993)
Benda-benda yang terbuat dari zat tertentu, dapat memiliki sembarang
ukuran atau massa, namun massa jenisnya akan selalu sama (Serway dan Jewett,
m
2014). Rumus untuk menentukan massa jenis adalah : ρ= , dengan ρ adalah massa
v
jenis (kg/m3), m adalah massa (kg), dan v adalah volume (m3) (La Ode A.D.A., 2017 :
4).
Hukum Archimedes berbunyi, ”Sebuah benda yang dicelupkan sebagian atau
seluruhnya ke dalam fluida akan mendapat gaya ke atas sebesar berat fluida yang
dipindahkan oleh benda tersebut”. adanya gaya Archimedes dalam zat cair menjadikan
benda yang dimasukkan ke dalam zat cair mengalami tiga kemungkinan, yaitu
tenggelam, melayang, dan terapung (Rofiqoh Utami, 2014 :63).
Tenggelam adalah keadaan benda yang berada di dasar zat cair. Benda dapat
tenggelam dikarenakan massa jenis benda lebih besar daripada massa jenis zat cair.
Melayang adalah keadaan benda yang berada di antara permukaan dan dasar dari zat
cair. Benda dapat melayang dikarenakan massa jenis benda sama dengan massa jenis
zat cair. Terapung adalah keadaan seluruh benda tepat berada di atas permukaan zat
cair atau hanya sebagian benda yang berada di bawah permukaan zat cair. Benda dapat
terapung dikarenakan massa jenis benda lebih kecil daripada massa jenis zat cair
(Rofiqoh Utami, 2014 : 64-65).
D. Prosedur Percobaan
1. Alat dan bahan : Aplikasi Phet Interactive Simulation
2. Langkah kerja
a. Kegiatan 1
1) Membuka aplikasi Phet Interactive Simulation pada computer, klik menu
“Play with Simulations”, kemudian memilih sub menu “Fisika”, lalu
memilih simulasi “Density”.
2) Men-klik tombol “play” pada tampilan simulasi Density, untuk memulai
menjalankan program, kemudian memilih “Pengantar” sehingga muncul
tampilan sbb :
3) Di bawah tampilan tersebut, men-klik “translations“ dan memilih Bahasa
Indonesia “Menghitung Massa Jenis”, dan akan muncul tampilan seperti
berikut.

4) Memilih objek yang akan digunakan yaitu “material” pada box dan
menentukan bahan yang akan diukur adalah kayu.
5) Mengamati nilai massa, volume, dan massa jenisnya pada sisi kiri atas.
6) Melakukan langkah no. 4 s.d 5 dengan mengganti material menjadi
styrofoam, es, bata dan aluminium.
7) Memasukkan hasil pengamatan pada Tabel 1, kemudian menghitung nilai
{massa/volume}.

b. Kegiatan 2
1) Memilih objek yang akan digunakan adalah “balok rekayasa” pada box
hingga muncul tampilan seperti ini.
2) Memeperhatikan nilai massa, volume dan massa jenis benda beserta nama
zatnya pada bagian box.
Massa yang diatur
3) Mengatur massa balok pada nilai 1 kg.
4) Menggeser tanda segitiga hijau pada box volume hingga segitiga merah
bergeser menunjuk tanda es. Amati nilai massa jenis dan volume
baloknya.
5) Mengulangi kegiatan no 3-4 hingga segitiga hijau menunjuk tanda kayu,
bata dan aluminium.
6) Mengulangi kegiatan no 3-5, dengan mengatur massa balok pada nilai 3 kg
dan 5 kg.
Volume yang diatur
7) Mengatur volume balok pada nilai 1 L.
8) Menggeser tanda segitiga hijau pada box massa hingga segitiga merah
bergeser menunjuk tanda es. Amati nilai massa jenis dan massa baloknya.
9) Mengulangi kegiatan no 7-8 hingga segitiga hijau menunjuk tanda kayu,
bata dan aluminium.
10) Mengulangi kegiatan no 7-9, dengan mengatur volume balok pada nilai 3
L dan 5 L.
11) Memasukkan hasil pengamatan ke dalam Tabel 2.

c. Kegiatan 3
1) Pada box balok memilih “massa sama” hingga muncul tampilan seperti ini.
2) Memasukkan dengan menarik satu persatu masing–masing balok warna
kuning, biru, hijau dan merah ke dalam air.
3) Mengamati posisi masing-masing balok dan perubahan volume air.
4) Mengulangi kegiatan nomer 2-3 dengan memilih balok dengan “volume
sama “ dan “ massa jenis yang sama”
5) Mengulangi kegiatan nomer 2-3 dengan memilih balok “misteri”, amati
posisi dan perubahan volume air.
6) Memasukkan hasil pengamatan ke dalam Tabel 3.
E. Analisa Data dan Pembahasan
1. Analisa data
Tabel 1
No. Jenis Volume Massa Massa jenis Nilai massa/
Bahan balok (L) balok (kg) balok volume
(kg/L) (kg/L)
1 Kayu 5.00 2.00 0.40 0.40
2 Stirofoam 5.00 0.75 0.15 0.15
3 Es 5.00 4.60 0.92 0.92
4 Batu bata 5.00 10.00 2.00 2.00
5 Aluminium 5.00 13.50 2.70 2.70
Tabel 2

No Jenis Bahan Massa balok Volume Massa jenis


. (kg) balok (L) balok (kg/L)
1 Kayu 1 kg 2.48 0.40
2 Es 1 kg 1.09 0.92
3 Batu bata 1 kg - -
4 Aluminium 1 kg - -
5 Kayu 3 kg 7.50 0.40
6 Es 3 kg 3.25 0.92
7 Batu bata 3 kg 1.50 2.00
8 Aluminium 3 kg 1.11 2.70
9 Kayu 5 kg - -
10 Es 5 kg 5.44 0.92
11 Batu bata 5 kg 2.50 2.00
12 Aluminium 5 kg 1.85 2.70
13 Kayu - 1L -
14 Es - 1L -
15 Batu bata 2.00 1L 2.00
16 Aluminium 2.70 1L 2.70
17 Kayu 1.20 3L 0.40
18 Es 2.76 3L 0.92
19 Batu bata 6.00 3L 2.00
20 Aluminium 8.10 3L 2.70
21 Kayu 1.98 5L 0.40
22 Es 4.60 5L 0.92
23 Batu bata 10 5L 2.00
24 Aluminium 13.50 5L 2.70

Tabel 3
No Jenis Balok Posisi balok
. Massa sama Volume Massa jenis Misteri
sama sama
1 Biru Tenggelam Tenggelam Mengapung Mengapung
2 Kuning Mengapung Tenggelam Mengapung Tenggelam
3 Hijau Tenggelam Mengapung Mengapung Mengapung
4 Merah Tenggelam Mengapung Mengapung Mengapung

m
Menghitung massa jenis menggunakan rumus : ρ= ,
v
Pada tabel 1
2,00
1. Kayu = ρ= =0,40
5
0,75
2. Stirofoam = ρ= =0,15
5
4,60
3. Es = ρ= =0,92
5
10
4. Batu bata = ρ= =2
5
13,5
5. Aluminium = ρ= =2,70
5
Tabel 2
1
1. Kayu = ρ= =0,40
2,48
1
2. Es = ρ= =0,92
1,09
3. Keterbatasan alat
4. Keterbatasan alat
3
5. Kayu = ρ= =0,40
7,5
3
6. Es = ρ= = 0,92
3,25
3
7. Batu bata = ρ= =2
1,5
3
8. Aluminium = ρ= =2,70
1,11
9. Keterbatasan alat
5
10. Es = ρ= =0,92
5,44
5
11. Batu bata = ρ= =2
2,5
5
12. Aluminium = ρ= =2,70
1,85
13. Keterbatasan alat
14. Keterbatasan alat
2
15. Batu bata = ρ= =2
1
2,70
16. Aluminium = ρ= =2,70
1
1,20
17. Kayu = ρ= = 0,40
3
2,76
18. Es = ρ= =0,92
3
6
19. Batu bata = ρ= =2
3
8,10
20. Aluminium = ρ= =2,70
3
1,98
21. Kayu = ρ= =0,40
5
4,60
22. Es = ρ= =0,92
5
10
23. Batu bata = ρ= =2
5
13,5
24. Aluminium = ρ= = 2,70
5

kayu
8
f(x) = 2.51 x − 0.03
6
volume

4
2
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
massa

es
6
f(x) = 1.09 x − 0
4
volume

0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
massa
batu bata
3
2.5
2 f(x) = 0.5 x + 0
volume

1.5
1
0.5
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
massa

aluminium
2
1.5 f(x) = 0.37 x + 0
volume

1
0.5
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
massa

2. Pembahasan

Praktikum dengan judul “Massa Jenis” dilaksanakan pada hari Senin, 12


Oktober 2020. Praktikum ini bertujuan agar dapat menemukan cara menghitung
massa jenis dari beberapa macam benda, menentukan hubungan antara volume,
massa dan massa jenis benda, dan menjelaskan syarat terjadinya peristiwa
terapung, melayang atau tenggelam pada berbagai benda jika dimasukkan ke
dalam air.

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
menggunakan aplikasi Phet Interactive Simulation. Pada praktikum ini dilakukan
tiga kali kegiatan.
Pada tabel 1, jenis bahan mempunyai volume balok yang sama yaitu 5 L.
Sedangkan pada massa balok masing-masing jenis bahan mempunyai massa yang
berbeda. Kayu mempunyai massa 2 kg, stirofoam mempunyai massa 0,75 kg, es
mempunyai massa 4,60 kg, batu bata mempunyai massa 10 kg, dan alumunium
mempunyai massa 13,5 kg. Pada massa jenis balok, kayu mempunyai massa jenis
0,40 kg/L, stirofoam mempunyai massa jenis 0,15 kg/L, es mempunyai massa
jenis 0,92 kg/L, batu bata mempunyai massa jenis 2 kg/L, dan aluminium
mempunyai massa jenis 2 kg/L. Pada nilai massa dibagi volume, ditemukan
hasilnya sama dengan massa jenis balok. Hal ini sesuai dengan Bredthauer (1993)
bahwa massa jenis dapat dihitung dengan membandingkan massa zat (benda)
dengan volumenya. Dari hasil ini, rumus untuk menentukan massa jenis dapat

m
menggunakan : ρ= , dengan ρ adalah massa jenis (kg/m3), m adalah massa (kg),
v
dan v adalah volume (m3) (La Ode A.D.A., 2017 : 4).
Pada tabel 2, jenis bahan yang digunakan ada empat yaitu kayu, es, batu bata,
dan aluminium. Di tabel ini dilakukan dua percobaan dengan mengatur massa
balok dan volume balok. Pada percobaan dengan mengatur massa balok,
digunakan massa 1 kg, 3 kg, dan 5 kg pada masing-masing jenis bahan. Pada
massa balok 1 kg, kayu mempunyai volume 2,48 L dengan massa jenis 0,40 kg/L
dan es mempunyai volume 1,09 L dengan massa jenis 0,92 kg/L. Pada batu bata
dan aluminium tidak dapat diketahui karena keterbatasan pada aplikasi Phet
Interactive Simulation. Pada massa 3 kg, kayu mempunyai volume 7,5 L, es
mempunyai volume 3,25 L, batu bata mempunyai volume 1,50 L, dan aluminium
mempunyai volume 1,11 L. Massa jenis pada batu bata dan aluminium masing-
masing adalah 2 kg/L dan 2,70 kg/L. Sedangkan pada kayu dan es masing-masing
mempunyai massa jenis yang sama seperti pada saat massa balok 1 kg. Pada
massa balok diatur menjadi 5 kg, volume es, batu bata, dan aluminium masing-
masing menjadi 5,44 L; 2,50 L; dan 1,85 L. Massa jenis pada tiap-tiap jenis benda
sama seperti saat balok diatur menjadi 1 kg dan 3 kg. Sedangkan pada jenis bahan
kayu tidak dapat diketahui karena adanya keterbatasan pada Phet Interactive
Simulation.
Tabel 2 pada percobaan mengatur volume digunakan volume 1 L, 3 L, dan 5 L
pada masing-masing jenis benda. Pada volume 1 L, jenis benda batu bata dan
aluminium masing-masing mempunyai massa 2 kg dan 2,7 kg. Sedangkan pada
massa jenis masing-masing mempunyai massa jenis 2 kg/L dan 2,7 kg/L. Pada
jenis benda kayu dan es tidak dapat diketahui karena adanya keterbatasan pada
Phet Interactive Simulation. Pada volume 3 L, jenis benda kayu, es, batu bata, dan
aluminium masing-masing mempunyai massa 1,2 kg ; 2,76 kg ; 6 kg ; dan 8,1 kg.
sedangkan massa jenis pada masing-masing jenis benda adalah 0,40 kg/L : 0,92
kg/L ; 2 kg/L ; dan 2,7 kg/L. Pada volume 5 L, jenis benda kayu, es batu bata, dan
aluminium mempunyai massa masing-masing 1,98 kg ; 4,6 kg ; 10 kg ; dan 13,5
kg. Sedangkan pada massa jenis benda mempunyai massa jenis masing-masing
0,40 kg/L ; 0,92 kg/L ; 2 kg/L ; dan 2,7 kg/L.
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa perubahan massa benda pada setiap jenis
benda dapat mengubah volume benda tetapi tidak dengan massa jenis benda. Hal
ini juga terjadi pada kegiatan mengubah volume benda pada setiap jenis benda.
Massa benda akan berubah tetapi tidak pada massa jenis benda. Artinya, massa
jenis tidak dipengaruhi oleh besar atau kecilnya massa dan volume. Nilai massa
jenis benda akan tetap sama sesuai dengan jenis benda tersebut. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Kondo (1982) bahwa nilai massa jenis hanya bergantung pada
jenis zat, tidak bergantung pada massa atau volume zat. Dengan kata lain, nilai
massa jenis suatu zat adalah tetap. Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat.
Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya
berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama.
Pada tabel 3, massa sama pada jenis balok berbeda-beda. Ada yang tenggelam
tenggelam dan mengapung. Hal ini karena adanya perbedaan pada massa jenis
benda. Pada volume sama juga jenis balok mengalami posisi yang berbeda. Ada
yang tenggelam dana ada yang mengapung. Hal ini karena adanya perbedaan pada
massa jenis benda. Pada massa jenis sama, jenis balok memiliki posisi yangsama
yaitu mengapung. Hal ini karena keempat jenis balok mempunyai massa jenis
yang sama. Pada misteri jenis balok mempunyai posisi yang berbeda-beda. Ada
balok yang tenggelam dan mengapung. Balok mengapung karena massa jenis
benda lebih kecil daripada massa jenis air. Sedangkan pada balok yang tenggelam
karena massa jenis benda lebih besar daripada massa jenis air . Hal ini sesuai
dengan pernyataan Rofiqoh utami (2014 : 64-65) bahwa benda dapat tenggelam
dikarenakan massa jenis benda lebih besar daripada massa jenis zat cair.
Sedangkan benda dapat terapung dikarenakan massa jenis benda lebih kecil
daripada massa jenis zat cair.

F. Kesimpulan

1. Cara untuk menghitung massa jenis adalah dengan membandingkan massa benda

m
dengan volume benda. Rumus untuk mencari massa jenis benda : ρ= , dengan ρ
v
adalah massa jenis (kg/m3), m adalah massa (kg), dan v adalah volume.
2. Hubungan antara volume dan massa aadalah semakin besar volume maka massa
juga akan semakin besar begitu juga sebaliknya. Namun semakin besar volume
atau massa suatu benda, tidak akan mempengaruhi massa jenisnya karena nilai
massa jenis tergantung dengan jenis zat/bendanya itu sendiri.

3. Peristiwa terapung terjadi karena massa jenis benda lebih kecil daripada massa
jenis zat cair. Peristiwa melayang melayang dikarenakan massa jenis benda sama
dengan massa jenis zat cair. Sedangkan pada peristiwa tenggelam terjadi karena
massa zat benda lebih besar disbanding massa zat cair.
DAFTAR PUSTAKA
Breudthauer, Wilhem et al. 1993. Impulse Physic Jilid I. Stuttgard: Erns Klett
Schubuchvelag
La Ode A.D.A, Muhammad Hasbi, Prinob Aksar. 2017. Pemanfaatan Minyak Oli
Bekas Sebagai Bahan Bakar Alternatif dengan Pencampuran Minyak
Pirolisis. Jurnal ENTHALPY, Vol. 2, No. 2, diunduh dari
http://ojs.uho.ac.id/index.php/ENTHALPY/article/download/2740/2042,
pada tanggal 21 Oktober 2020 pukul 02.25 WIB.
Rofiqoh Utami, Winarti, & Joko Purwanto. 2014. Rancang Bangun Perangkat
Eksperimen Hukum Archimedes Untuk MTs LB/A Yaketunis Kelas VIII.
Jurnal Inklusi, Vol. 1 , No. 1, diunduh dari http://ejournal.uin-
suka.ac.id/pusat/inklusi/article/view/1061, pada tanggal 25 oktober 2020
pukul 11.59 WIB.
Searss, F.W dan M.W. Zeamansky.1985. Fisika untuk Universitas jilid 1. Bandung:
Bina Cipta
Serwey, R.A. dan Jewett, J.W. 2014. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1 (C
Sungkono, Ed.). Jakarta : Penerbit Salemba Teknika.
Lampiran
1. Berdasarkan data pada Tabel 1, urutkanlah massa jenis bahan dari yang
terbesar hingga yang terkecil!
Jawab : aluminium, batu bata, es, kayu, dan stirofoam.
2. Berdasarkan data pada Tabel 1, apakah nilai massa jenis yang ditunjukkan
pada tampilan PhET sama dengan nilai perbandingan massa dan volume dari
balok?
Jawab : nilai massa jenis pada PhET dengan nilai perbandingan massa dan
volume dari balok besarnya sama.
3. Berdasarkan data pada Tabel 2, bagaimana nilai massa dan massa jenis
masing-masing balok jika volume diperbesar?
Jawab : yang terjadi saat volume diperbesar adalah pada nilai massa akan
bertambah besar, sedangkan pada massa jenis nilainya tetap sesuai dengan
jenis balok/bahannya.
4. Berdasarkan data pada Tabel 2, Apakah nilai massa jenis tetap? Mengapa
demikian?
Jawab : nilai massa jenis tetap karena nilai massa jenis tergantung dengan jenis
balok/bahannya.
5. Berdasarkan data pada Tabel 3, bagaimana 4 macam balok dengan massa yang
sama ada yang terapung dan ada yang tenggelam dalam air?
Jawab : adanya perbedaan benda yang mengapung dan tenggelam dalam air
karena massa jenis pada keempat jenis benda itu berbeda.
6. Berdasarkan data pada Tabel 3, bagaimana 4 macam balok dengan volume
yang sama ada yang terapung dan ada yang tenggelam dalam air?
Jawab : adanya perbedaan massa jenis pada setiap benda mengakibatkan balok
tersebut ada yang tenggelam da nada yang mengapung.
7. Berdasarkan data pada Tabel 3, bagaimana posisi 4 macam balok dengan
massa jenis yang sama saat dimasukkan dalam air? Mengapa?
Jawab : posisi balok keempatnya mengapung karena keempatnya memiliki
massa yang sama.
8. Berdasarkan data pada Tabel 3, bagaimana posisi ke lima macam balok saat
dimasukkan ke dalam air? Apa hubungan antara massa jenis 5 balok tersebut
dengan massa jenis air?
Jawab : posisi kelima macam balok tersebut berbeda-beda. Pada balok biru,
merah dan hijau posisinya adalah mengapung. Hal ini karena massa jenis
benda lebih kecil daripada massa jenis air. Sedangkan pada balok kuning dan
ungu tenggelam. Hal ini karena massa jenis benda lebih besar daripada massa
jenis air.

Anda mungkin juga menyukai