Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP SEHAT SAKIT MENURUT BUDAYA MINANG

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikososial dan Budaya

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. Ade sintia
2. Agual azi putra yantos
3. M. ananda yaniko
4. Sari trianda
5. Agung Sumintri

Politeknik Kesehatan kemenkes jambi

Jurusan Keperawatan

TA 2019/2020
KATA PENGANTAR
 Puji syukur bagi Allah SWT.yang dengan karunia-Nya telah memungkinkan selesainya
makalah yang berjudul “Konsep Sehat Sakit Masyarakat Minang” yang disusun dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan. Atas dukungan moral dan materi yang
diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

Penyusun menyadari bahwa makalah ini belum lah sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan dalam penyempurnaan makalah ini.

Jambi, Maret 2020

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………....1
1.2 Tujuan Penulisan………………………………………………………………….1
a. Tujuan umum………………………………………………………………....1
b. Tujuan khusus………………………………………………………………...1
BAB 2 TINJAUAN MATERI
1.1 Definisi Sehat…………………………………………………………………….. 2
a. Rentang sehat………………………………………………………………....2
b. Faktor pengaruh status kesehatan…………………………………………….3
1.2 Definisi Sakit……………………………………………………………………... 4
a. Perilaku sakit………………………………………………………………….5
b. Faktor yang mempengaruhi perilaku sakit……………………………………6
c. Tahap perilaku sakit…………………………………………………………..7
d. Dampak sakit pada klien dan keluarga………………………………………..8
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………..9
DAFTAR PUSTAKA

                            

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada masa lalu sebagian besar masyarakat masih memandang kesehatan dengan baik,
mereka menilai bahwa jiwa yang bersih menimbulkan kesehatan atau kesejahteraan
sedangkan jiwa yang jahat menimbulkan sakit.
Pada masa ini masyarakat kurang memperhatikan kesehatan yang disebabkan karena
terlalu sibuk dengan aktifitasnya, kesadaran akan pentingnya kesehatan pun semakin
berkurang.
Dalam hal ini perawat mempunyai peran penting karena perawat dituntut untuk peka
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat seiring dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.
Berdasarkan fenomena diatas, penyusun tertarik untuk membahas konsep sehat-sakit
serta mengimplikasikannya terhadap asuhan keperawatan.

1.2 Tujuan Penulisan


a. Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan kesehatan kepada masyarakat tentang keadaan dimana
masyarakat berada dalam keadaan sehat dan atau sakit.
b. Tujuan Khusus
Setelah masyarakat mengetahui pengetahuan tersebut, diharapkan dapat menerapkan
konsep sehat-sakit pada kegiatan sehari-hari.

BAB 2
TINJAUAN MATERI
1.3 Definisi sehat
Kesehatan yang baik atau kesejahteraan adalah suatu kondisi dimana tidak hanya bebas
dari penyakit, tetapi penurunan daya tahan tubuh , variable genetic, dan psikologi . Membuat
definisi kesehatan tidaklah mudah karena setiap orang mempunyai konsep kesehatan
sendiri.Sehat bukanlah suatu pengetahuan ilmiah yang dapat diperoleh atau suatu benda,
suatu bagian tubuh, atau fungsi tubuh seperti pendengaran, penglihatan, atau
pernafasan.Sehat adalah suatu keadaan dimana seseorang mendefinisikannya sesuai dengan
nilai yang ada pada dirinya.

Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan
konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle, 1994 dalam fundamental keperawatan):

1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.


2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan eksternal dan internal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

Sedangkan menurut model sistem Neuman (1989,1990) berfokus pada sehat sebagai totalitas
dari seluruh proses kehidupan, termasuk memandang sakit sebagai sebuah proses.(Dalam
fundamental keperawatan).

Sehat dalam arti paling luas adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan .

a. Rentang sehat

Rentang ini diawali dari status kesehatan sehat normal, sehat sekali, dan sejahtera.Rentang
ini merupakan suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan yang bersifat dinamis dan selalu
berubah dalam setiap waktu. Batasan sehat itu dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang
sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit. (WHO
1947 dalam Pengantar Konsep Dasar Keperawatan). Melalui rentang ini dapat diketahui batasan
perawat dalam melakukan praktek keperawatan dengan jelas.

b. Faktor pengaruh status kesehatan


Status kesehatan merupakan keadaan kesehatan seseorang dalam batas rentang sehat-sakit
yang bersifat dinamis dan dipengaruhi oleh perkembangan, social kultural, pengalaman masa
lalu, harapan seseorang tentang dirinya, keturunan, lingkungan, dan pelayanan.

1. Perkembangan
Artinya bahwa perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal
pertumbuhan dan perkembangan, mengingat proses perkembangan dimulai dari usia bayi
sampai usia lanjut memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang
berbeda-beda. Apabila seseorang merespon baik terhadap perubahan kesehatannya, maka
akan memiliki kesehatan yang baik, demikian sebaliknya.
Perawat harus mempertimbangkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan klien pada
saat perawat menggunakan keyakinan terhadap kesehatan dan cara klien
melaksanakannya sebagai dasar dalam membuat rencana perawatan.
2. Sosial dan kultural
Sosial dan kultural akan mempengaruhi pemikiran dan keyakinan sehingga dapat
menimbulkan perubahan dalam perilaku kesehatan. Contohnya seseorang memiliki
lingkungan tempat tinggal yang kotor namun jarang terjadi penyakit pada lingkungan itu,
maka akan timbul anggapan bahwa mereka dalam keadaan sehat.
Perawat harus mengidentifikasi dan memasukan factor budaya kedalam rencana
keperawatan klien untuk menghindari terjadinya konflik antara tujuan dan metode
keperawatan dengan latar belakang budaya klien.
3. Pengalaman masa lalu
Pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau yang buruk akan berdampak besar
dalam status kesehatan selanjutnya. Contohnya seseorang pernah mengalami tifoid,
karena pengalaman masa lalu yang salah dalam menjaga pola hidupnya yang
menyebabkan dirinya masuk rumah sakit, maka seseorang tersebut akan selalu berupaya
untuk tidak mengulangi pengalaman masa lalunya dengan mencegah hal hal yang dapat
memicu perubahan pola hidupnya.

4. Harapan seseorang tentang dirinya


Harapan dapat menghasilkan status kesehatan ketingkat yang lebih baik secara
fisik,maupun psikologis, karena dengan adanya harapan seseorang akan memiliki
motivasi untuk hidup sehat dan menghindari hal-hal yang dapat menggangu
kesehatannya.
5. Keturunan
Potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor genetik, walaupun tidak
terlalu besar tetapi akan mempengaruhi respon pada berbagai penyakit. Contohnya :
seorang ibu menderita diabetes mellitus maka ada kemungkinan untuk keturunannya si
anak akan menderita diabetes mellitus jika tidak menjaga pola hidupnya.
6. Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik yaitu udara, air, sungai, dan lain-lain.
7. Pelayanan
Pelayanan dapat mempengaruhi status kesehatan apabila pelayanan kesehatan berkualitas
dalam memberikan pelayanan kesehatannya maka akan dapat mempengaruhi seseorang
dalam berperilaku hidup sehat. Pelayanan kperawatan yang berorientasikan kepada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dapat dipahami melalui berbagai
aktifitas kesehatan yang dilakukan pada tingkay primer, sekunder, dan tersier.

1.4 Definisi Sakit


Sakit bukan hanya keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit. Tetapi sakit
adalah suatu keadaan dimana fungsi fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan,
atau spiritual seseorang berkurang atau terganggu apabila dibandingkan dengan kondisi
sebelumnya.Sakit dapat diketahui dari adanya suatu gejala yang dirasakan serta
terganggunya kemampuan individu untuk melaksanakan aktifitas sehari-hari.
Sakit pada dasarnya merupakan keadaan terganggunya seseorang dalam proses
penyesuaian diri manusia, sakit juga bisa dikatakan sebagai gangguan dalam fungsi yang
normal dimana individu sebagai totalitas dari keadaan organisme sebagai sistem biologis
dan adaptasi sosial (Parsons,1972 dalam buku Pengantar Konsep Dasar Keperawatan).

Tim kesehatan dapat menjadi sumber yang memberi dukungan dan kepastian
untuk klien.Klien perlu diberikan keyakinan bahwa ketidakmampuan untuk merawat diri
mereka sendiri semata-mata disebabkan karena penyakit fisik yang dialaminya, bukan
karena kurangnya motivasi atau keinginan yang dimilikinya.

a. Perilaku sakit
Seorang yang sedang sakit pada umumnya mempunyai perilaku yang menurut
istilah sosiologi kedokteran disebut dengan perilaku sakit, dimana perilaku sakit itu
mencakup tentang cara seseorang memantau tubuhnya, mendefinisikan dan
menginterprestasikan gejala yang dialaminya, melakukan upaya penyembuhan, dan
menggunakan sistem pelayanan kesehatan (Mechanic,1982 dalam buku Fundamental of
Nursing).
salah satu contoh perilaku sakit dapat terjadi pada klien yang mengalami kehilangan
peran, seorang bapak yang sedang menderita sakit “diare” mungkin harus berhenti
sementara dari tanggung jawabnya bekerja di kantor dan mencari nafkah. Selain dampak
yang terjadi akibat keadaan sakit atau dirawat di rumah sakit, seseorangpun selama sakit
akan mengalami perubahan dalam berperilaku yang berdampak pada dirinya. Adapun
perubahan perilaku yang terjadi selama sakit antara lain :
1. Adanya perasaan takut\
Perubahan perilaku ini dapat terjadi pada semua orang dengan ditandai perasaan takut
sebagai dampak dari sakit. Apabila dibiarkan akan menggangu status mental
seseorang.
2. Menarik diri
Pada orang yang sakit akan selalu mengalami proses kecemasan. Tingkat kecemasan
yang dialami seseorangpun akan berbeda.
3. Egosentris
Perilaku ini dapat terjadi pada orang yang sakit yang ditunjukan dengan selalu banyak
mempersoalkan dirinya sendiri dan tidak mau mendengarkan perasaan orang lain.

4. Sensitif terhadap persoalan kecil


Pada orang sakit perubahan perilaku ini ditimbulkan dengan mempersoalkan hal-hal
kecil sebagai dampak terganggunya psikologis, contohnya selalu mengomel jika
keadaan tudak sesuai dengan yang diinginkan oleh dirinya.
5. Reaksi emosional tinggi
Perilaku ini dapat ditunjukan oleh seseorang yang mengalami sakit dengan mudah
menangis, tersinggung, marah serta menuntut perhatian yang lebih dari orang sekitar.
6. Perubahan persepsi
Persepsi pada orang sakit menganggap bahwa dokter dan perawat merupakan orang
yang dapat membantu bahkan menyembuhkannya.Sehingga klien menaruh harapan
yang besar pada dokter dan perawat tersebut.
7. Berkurangnya minat
Berkurangnya minat dikarenakan terjadinya stress (ketegangan) yang diakibatkan
penyakit yang sedang dirasakannya serta menurunya kemampuan dalam melakukan
aktifitas sehari-hari.

b. Faktor yang mempengaruhi perilaku sakit


Sama halnya dengan perilaku sehat, maka perilaku sakit juga dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal. Untuk membuat rencana perawatan yang individual,
perawat perlu memahami pengaruh dari berbagai faktor ini:
1. Faktor Internal
Faktor internal yang penting dan dapat mempengaruhi perilaku pada saat klien
sakit anatara lain persepsi mereka terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami. Perilaku
sakit klien dapat juga disebabkan oleh asal penyakit yang dialaminya. Selain itu, dalam
sistem yang ada pada saat ini kadang kadang beberapa profesi pelayanan kesehatan tidak
mempunyai motivasi yang tinggi untuk tetap terlibat dalam perawatan.
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi sakit klien, terdiri dari gejala yang dapat
dilihat, kelompok social, latar belakang budaya, faktor ekonomi, kemudahan akses
kedalam sistem pelayanan kesehatan, dukungan sosial.

c. Tahap perilaku sakit


Perilaku sakit pada individu dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal tapi
pada umumnya individu tersebut melalui 5 tahap perilaku sakit.Pengetahuan tentang
perilaku sakit memungkinkan perawat mampu mengkaji perilaku pasien, menentukan
tahap perilaku pasien, dan mengembangkan berbagai intervensi untuk meningkatkan
fungsi fisik emosional intelektual, social, dan spiritual yang optimal selama pasien sakit.
Tahap 1 : Mengalami gejala
Tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai adanya perasaan tidak
nyaman, seseorang biasanya mengenali perasaan tidak nyaman tersebut atau
keterbatasaan fungsi fisik, tetapi tidak menduga adanya diagnose tertentu.

Tahap 2 : Asumsi tentang peran sakit


Pada tahap ini seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang dialaminya dan
akan merasakan keraguan- keraguan pada kelainan atau gangguan yang dirasakan pada
tubuhnya. Jika gejala menetap dan berubah menjadi berat pasien akan menerima peran
sakit ini. Pada tahap ini kondisi sakitnya menjadi sebuah fenomena, dan orang yang sakit
akan mencari informasi dari keluarga

Tahap 3: Kontak dengan pelayanan kesehatan


Pada tahap ini seseorang telah mengadakan hubungan dengan pelayanan kesehatan
dengan meminta nasihat dari profesi kesehatan seperti dokter, perawat, atau lainnya yang
dilakukan atas inisiatif dirinya sendiri.

Tahap 4: Peran klien dependen( ketergantungan)


Pada tahap ini terjadi setelah seseorang dianggap mengalami suatu penyakit yang
tentunya akan mendapatkan bantuan pengobatan sehingga kondisi seseorang sudah mulai
ketergantungan dalam pengobatan, setelah menerima penyakitnya dan mencari
pengobatan, pasien memasuki tahap ini. Pasien bergantung pada pemberi pelayanan
kesehatan untuk menghilangkan gejala yang ada.Pasien menerima perawatan, simpati,
atau perlindungan dari berbagai tuntutan stress hidupnya.

Tahap 5 : Pemulihan dan Rehabilitasi


Tahap akhir dari perilaku sakit,yaitu penyembuhan dan rehabilitasi dapat terjadi secara
tiba-tiba, misalnya seperti saat terjadi penurunan demam. Jika penyembuhan tidak
dilakukan dengan tepat, maka perawatan jangka panjang munking perlu diberikan
sebelum pasien mampu mencapai tingkat fungsi yang optimal.( menurut Suchman dan
diambil dari buku fundamental of nursing ).

Tidak semua klien melewati tahap yang ada dan tidak semua klien melewatinya
dengan cepat yang sama atau dengan sikap yang sama. Namun demikian, pola perilaku
sakit yang telah digambarkan biasanya terjadi pada banyak kasus, dan pemahaman
terhadap semua tahap yang ada akan membantu perawat mengidentifkasi perubahan
perilaku sakit klien dan bersama sama dengan klien membuat rencana perawatan yang
efektif .

d. Dampak sakit pada klien dan keluarga


Pasien dan keluarganya harus menghadapi berbagai perubahan yang terjadi akibat
kondisi sakit dan pengobatan yang dilaksanakan. Setiap pasien akan berespon secara
unik terhadap kondisi sakit yang dialaminya, oleh karena itu intervensi keperawatan
yang diberikan harus bersifat individual.
1. Dampak sakit pada peran keluarga
Setiap orang mempunyai berabagai peran dalam kehidupannya , seperti pencari
nafkah, pengambil keputusan, seorang professional atau sebagai orangtua. Ketika
terjadi suatu penyakit, peran peran klien denan keluarganya mungkin akan
berubah.
2. Perubahan perilaku dan emosi
Setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda beda terhadap kondisi sakit atau
terhadap ancaman penyakit. Reaksi perilaku dan emosi individu bergantung pada
asal penyakit, setiap klien menghadapi penyakit tersebut, reaksi orang lain
terhadap penyakit yang dideritanya, dan berbagai variable dari perilaku sakit.

3. Dampak penyakit dari citra tubuh


Beberapa penyakit dapat mengakibatkan perubahan pada penampilan fisik, dan
pasien dan keluarga akan bereaksi dengan cara yang berbeda beda terhadap
berbagai perubahan tersebut. Reaksi klien dan keluarga terhadap perubahan
gambaran tubuh bergantung pada beberapa hal berikut ini:
a. Jenis perubahan ( mis: kecacatan fisik)
b. Kapasitas Adaptasi
c. Kecepatan perubahan
d. Dukungan yang tersedia
4. Dampak pada konsep diri
Konsep diri adalah citra mental seseorang terhadap dirinya sendiri, mencakup
bagaimana mereka melihat kekuatan dan kelemahan pada seluruh aspek
kepribadinnya. Konsep diri berperan penting dalam hubungan seseorang dengan
anggota keluarganya yang lain. Klien yang mengalami perubahan konsep diri
karena kondisi sakitnya mungkin tidak lagi mampu memenuhi harapan
keluargnya, yang akhirnya akan menimbulkan ketegangan atau konflik. Dalam
memberikan perawatan, perawat mampu mengobservasi perubahan pada konsep
diri klien atau pada konsep diri anggota keluarga.
5. Dampak pada dinamika keluarga
Dinamika keluarga merupakan proses dimana keluarga melakukan fungsi, mengambil
keputusan, memberi dukungan kepada anggota keluarganya, dan melakukan koping
terhadap perubahan dan tantangan hidup sehari-hari. Pada beberapa kasus penyakit yang
berkepanjangan, sering kali keluarga harus membuat pola fungsi yang baru, yang
merupakan suatu perubahan yang dapat menimbulka stress emosional dan menyebabkan
tanggungjawab yang bertentangan atau menyebabkan koflik pada saat pengambilan
keputusan

KONSEP SEHAT SAKIT BUDAYA MINANG


Suku Minangkabau atau Minang (seringkali disebut Orang Padang)adalah suku yang
berasal dari Provinsi Sumatera Barat. Suku initerkenal karena adatnya yang matrilineal, walau
orang-orangMinangkabau sangat kuat memeluk agama Islam. Minangkabau dipahamkan sebagai
sebuah kawasan budaya, di mana penduduk danmasyarakatnya menganut budaya Minangkabau.
Minangkabaudipahamkan juga sebagai sebuah nama kerajaan masa lalu, KerajaanMinangkabau
yang berpusat di Pagaruyung

2.1 Perilaku sehat-sakit masyarakat Minang

Pengertian sehat-sakit menurut masyarakat suku Minang tidakterlepas dari tingkat


pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat tersebut.Pada umumnya, masyarakat menganggap
bahwa seseorang dikatakansehat adalah seseorang yang memiliki jasmani dan rohani yang
sehat,serta dapat melakukan aktivitasnya sehari-hari.

Sedangkan untuk masalah sakit, sebagian masyarakat Minang masih ada yang mempercayai
bahwa selain disebabkan karena penyebab fisik, juga disebabkan karena adanya gangguan roh-
roh halus. Bagi masyarakat Minang, dikatakan sakit, jika seseorang tersebut tidak dapat
melakukanaktivitasnya sehari-hari seperti berdagang, bekerja di kantor, berladang dan lainlain.
Walaupun seseorang tersebut tersebut sudah memiliki gejalasakit seperti sakit kepala, flu
ataupun masuk angin namun masih dapat beraktivitas belum diartikan sebagai sakit. Dan jikalau
kepala keluarga sakit, maka secara tidak langsung semua anggota keluarga yang ada didalam
keluarga tersebut akan sakit

2.2 Tradisi Pemeliharaan Kesehatan

Praktik-praktik kesehatan keluarga Minangkabau dipengaruhi oleh nilai-nilai ajaran


agama Islam. Sebagai contoh, kelahiran bayi dibantu oleh dukun/bidan dan ditunggui oleh ibu
mertua. Setelah bayi lahir, plasentabayi tersebut dimasukkan ke dalam periuk tanah dan ditutup
dengan kainputih. Penguburan plasenta dilakukan oleh orang yang dianggap terpandang dalam
lingkungan keluarga. Pada zaman dahulu, keluarga Minangkabau lebih memilih melahirkan
dengan dibantu dukun beranak dari pada pergi ke pusat kesehatan.Mereka beranggapan bahwa
melahirkan dibantu dukun beranakatau paraji biayanya lebih murah. Namun sekarang ini sesuai
dengan perkembangan zaman, keluarga Minang lebih memilih melahirkan dibidan atau
Puskesmas. Mungkin hanya sebagian saja yang masih melahirkan dibantu oleh dukun beranak,
khususnya masyarakat yangmasih tinggal di daerah terpencil dan tenaga kesehatannnya
terbatas.Keluarga Minangkabau pada kelas sosial yang rendah mempunyai polaperilaku mencari
bantuan pertolongan kesehatan keluarga yangsederhana, yaitu dengan pergi ke dukun.

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Individu yang sehat dapat beradaptasi dengan berbagai perubahan pada
lingkungan internal dan eksternalnya dan dapat mempertahankan kesehatan pada seluruh
dimensi dalam dirinya,
Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna, baik secara fisik, mental, dan social
serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO,1947). Sehat pun
mempunyai karakteristik yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif.
Sakit pada dasarnya merupakan keadaan terganggunya seseorang dalam proses
penyesuaian diri manusia, sakit juga bisa dikatakan sebagai gangguan dalam fungsi yang
normal dimana individu sebagai totalitas dari keadaan organisme sebagai sistem biologis
dan adaptasi sosial (Parsons,1972 dalam buku Pengantar Konsep Dasar Keperawatan).
Rentang sehat-sakit sangat membantu perawat dalam membuat asuhan
keperawatan.Melalui rentang ini dapat diketahui batasan perawat dalam melakukan
praktek keperawatan dengan jelas.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat,A.A, (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba


Medika.

Unknown,2017. Pengertian sehat


sakit.http://berbagiinfoaktual.blogspot.com/2014/06/pengertian-konsep-sehat-dan-sakit.html.
Diakses 11 Maret 2020 pukul 13.15 WIB.

Scribd.2018.Perilaku sehat sakit minang.https://id.scribd.com/doc/147317877/Perilaku-


Sehat-sakit-Masyarakat-Minang. Diakses 10 Maret 2020 pukul 12.45 WIB.

Anda mungkin juga menyukai