Askep Anak Disabilitas Tunawicara
Askep Anak Disabilitas Tunawicara
KEPERAWATAN KELUARGA
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh:
TAHUN AJARAN
2021/2022
A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS SISWA
Nama : An. E
Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 28 Februari 2009
Umur : 12 tahun
Anak Ke : 1 (Pertama)
Nama Orang Tua
Nama Ayah : Tn. L
Nama Ibu : Ny. B
Pendidikan Ayah : S.E
Pendidikan Ibu : Smp
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Melayu
Pekerjaan Ayah : PNS
Pekerjaan ibu : Wiraswasta
Alamat : parit masigi 1
Diagnose Medis : Tuna Wicara
Sumber Informasi : Ibu Klien
II. Riwayat kesehatan Sekarang
a. Keluhan utama
An “E” mengalami gangguan bicara sejak umur 5 tahun
b. Riwayat kehamilan dan persalinan
1. Pre Natal
Pada saat hamil ibu jarang mengalami sakit, selama hamil ibu tidak pernah
mengkonsumsi obat- obatan baik oral mauoun injeksi, ibu biasa mengkonsumsi
ramuan herbal, ibu tidak tau jenis obat herbal yang di konsumsi
2. Natal
Pada saat melahirkan , ibu melahirkan dengan usia 39 minggu, ibu melahirkan di
rumah sakit umum provinsi nusa tenggara barat dengan persalinan normal , bayi lahir
mengangis kuat, BBL : 2700 gr dan PB : 50 cm
3. Post Natal
Saat di lahirkan anak tampak norma , menangis kuat, anak langsung mendapatkan vit
K dan salep mata. Serta rutin mendapatkan imunisasi lengkap.
c. Riwayat kesehatan sekarang
An “E” mengalami gangguan bicara sejak umur 5 tahun , An ”E “ sudah mampu menjaga
kontak mata dan mengerti kata/kalimat perintah yang di ucapkan
d. Riwayat kesehatan dahulu
An”E”sebelumnya tidak mempunyai riwayat penyakit seperti pernah kejang atau penyakit
lainnya, hanya terkena penyakit seperti flu dan batuk. Sejak kecil ketika flu dan batuk
An”E” sangat senang mengkonsumsi obat. Menurut ibu, An”E” sangat sering
mengkonsumsi obat sejak kecil hingga saat ini
e. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu klien mengatakan, ada anggota keluarga yang mengalami gangguan bicara seperti
yang klien alami. Yaitu 3 orang saudara kandung sang ayah dari An”E”
f. Riwayat imunisasi
No. UMUR BB VAKSIN
1 2 bulan 4500 gram Dps I, HB2, POLIO
2 3 bulan 5100 gram DP II, POLIO II
3 4 bulan 5700 gram DP III, POLIO IV
4 5 bulan 6900 gram PUYER
FLUCOLDEXIN
g. Genogram
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Orang terdekat
: Tinggal serumah
: Meninggal
8 7
6
5
4
9
3 2
Keterangan :
- 1. Teras rumah
- 2. Kamar anak
- 3. Ruang tamu
- 4. Ruang santai keluarga
- 5. Dapur
- 6. Kamar tidur oang tua
- 7. Toilet
- 8. Kamar mandi
- 9. bagasi
2. Karakteristik tetangga dan komunitas ;
- Sangat baik dan ramah, tetangga di sekitar sangat membantu, dan ketika ada
gotong royong semua kompang.
3. Mobilitas geografis keluarga :
- Keluarga berpindah-pindah rumah, karna suami sering bekerja di luar negri.
4. Perkumpulan keluarga :
- Perkumpulan dengan keluarga dilakukan ketika ada waktu luang
5. System pendukung keluarga :
- Keluarga tidak memiliki sistem pendukung seperti BPJS
IV. STRUKTUR KELUARGA
1. Struktur peran
- Suami berperan sesuai dengan peran utamanya yaitu keluarga mencari nafkah,
melindungi keluarga dan memberi rasa aman terhadap keluarga.
- Istri tidak ikut bekerja di luar rumah dan hanya bertugas menjaga, merawat,
dan mendidik anak di rumah.
2. Nilai dan norma keluarga :
- Orang tua mengajarkan anak-anak untuk melatih berbicara.
3. Pola komunitas keluarga :
- Pola komunikasi keluarga yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka,
tetapi pengambilan keputusan adalah bapak, yang berperan sebagai kepalak
keluarga saat ini. Apabila ada masalah di dalam keluarga biasanya dilakukan
dengan berdiskuasi secara bersama-sam dengan istri dan anggota keluarga
lainya.
4. Struktur kekuatan keluarga :
- Pengambilan keputusan biasanya dirundingkan terlebhdahulu bersama anggota
keluarga nya.
V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif ;
- Suami dan istri saling memanggil dengan sebutan ayah atau bunda, dan anak
memanggil oarang tunya dengan sebutan bunda dan ayah.
2. Fungsi sosialisasi :
- Orang tua mengajarkan kepada anak-anak untuk bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar seperti dengan membiarkan anak-anak untuk bermain
dengan temen sebayanya.
3. Fungsi perawatan keluarga :
- Kemampuan mengenal masalah kesehatan :
Orang tua mampu mengenal masalah, meskipun hanya dengan menyebutkan
definisi sederhana.
- Kemampuan mengambil keputusan untuk melakukan tindaakan :
Ketika anak terserang suatu penyakit misalnya demam, orang tua mengambil
keputusan untuk mengobatinya, dengan langsung kedokter
- Kemampuan melakukaan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit :
Istri cukup mampu melakukan perawataan sederhana terhadap anak, misalnya
membuat rebusan air jambu
- Kemampuan mencipttakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan :
Keluarga tidak membuat apotek hidup untuk menanam obaat-obatan
tradisional yang dapat mendukung penyembuhan anggota kelurga yang sakit.
- Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada :
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan
membawa keluarga yaang sakit ke puskemas atau tempat pelayanan kesehatan
yang lain.
4. Fungsi ekonomi
- Meliputi mencari nafkah dan menggunakan dana untuk memenuhi segalah
kebutuhan yang diperkukan dalam sebuah keluarga
5. Fungsi repoduksi :
- Keluarga bapak Tn. K, merupakan pasangan yang masih produktif, berencana
mepunyai lebih dari 2 orang anak..
f. Telinga
Simetris kiri dan kanan, letak sejajar dengan mata, lubang telinga bersih tidak ada
benjolan dan tidak ada pengeluaran secret
g. Hidung
Simetris kiri dan kanan, lubang hidung ada 2, bersih, tidak ada terdapat cuping hidung
h. Mulut
Bentuk normal, bibir tidak kering tidak menggunakan gigi palsu atau aksesporis gigi,
mukosa mulut lembab, posisi lidah tepat di tengah, lidah bersih, ovula berada di tengah
berwarna merah muda, tidak terdapat karies gigi, namun klien mengalami gangguan
bicara
i. Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada pembengkakan vena jogularis
j. Paru-paru
Sura napas vesikuler, tidak terdapat wheezing atau suara tambahan lainnya
k. Jantung
Bunyi jantung 1 dan 2 tunggal, tidak ada bunyi tambahan
7. Abdomen
Bentuk simetris, tidak ada pembesaran, tidak ada bekas luka , bising usus normal, tidak
peristaltik, nyeri tekan pada perut tidak ada
l. Ekstermitas
Gerakan aktip, tonus normal L5 dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan
penuh, tidak ada pembesaran atau pengecilan otot
m. Tingkat perkembangan
1. Motorik halus
Anak bisa memgang, memindahkan , menulis, menggambar
2. Motorik kasar
Anak bias berjalan, berlari, memakai baju, mandi secara mandiri dan makan secara
mandiri
3. Bicara
Anak tidak bisa mengatakan kata dengan jelas, artikulasi yang kurang jelas, hanya
mampu menyebutkan 1-2 kosa kata.
4. Pola nutrisi
Nafsu makan anak baik makan 3x sehari, tidak ada pantangan makanan untuk anak
n. Pola aktivitas
Di rumah anaka terbiasa nonton tv, menjaga warung dan belajar. Anak tidak terbiasa
bermain di luar, untuk kebutuhan makan atau minum anak terbiasa mandiri, anak rajin
membersihkan kamar, tempat tidur serta merawat dirinya.
o. Pola eliminasi
Ibu klien mengatakan anaknya sudah terbiasa bab dan bak sendiri.
VII. LEMBAR OBSERVASI
Kemampuan prilaku adaptif
1. Keterampilan menolong dir (makan , minum dll)
Anak sudah mampu untuk merawat diri sendiri meliputi makan, minum, berpakaian,
pergi ke wc , bersepatu dan memelihara kesehatan secara mandiri
2. Keterampiran gerak
Tidak ada gangguan perkembangan motorik kasar pada anak, anak sudah mampu brlari ,
berenang dan lain-lain
3. Kemampuan motorik halus
Tidak ada gangguan dalam perkembanganmotorik halus anak, anak sudah mampu
menulis, menggenggam tanpa terjatuh atau terlepas dan kemampuan menggambar.
4. Kemampuan komunikasi
Anak di ketahui tidak bisa berbicara seperti anak seusianya pada saat usia anak mencapai
5 tahun, anak berkomunikasi pada keluarga dan lingkungan dengan bahasa isyarat,
mengamati mimik wajah juga sering kali menggunakan tulisan dan handpone untuk
mempermudah anak berkomunikasi.
5. Keterampilan sosial
Anak dengan gangguan bicara mengalami kesulitan dalam bergaul dengan teman-
temannya di karenakan kesulitan dalam berkomunikasi sehingga terkadang di temani
kerabat terdekatnya dalam berinteraksi dan menggunakan komunikasi visual dalam
mempermudah komunikasinya
6. Fungsi kognitif
Anak dapat menulis, menggambar, dan mengetahui jumlah mata uang dan kegunaanya,
keterbatasan yang di miliki hanya berupa sedikitnya kosa kata yang di ketahui anak dan
kesulitan dalam merangkai kata menjadi kalimat yang benar
7. Memelihara kesehatan
Anak sudah dapat melakukan dan mengetahui beberapa cara memelihara kesehatan diri
yaitu dengan cara berolahraga dan hanya mendapatkan sedikit bantuan ketika anak
mengalami gangguan kesehatan. Namun An”E” sudah terbiasa dari kecil hingga saat ini
ketika sakit sedikit flu dan batuk meminta untuk mengkonsumsi obat kepada ibunya.
8. keterampilan berbelanja
anak sudah mampu mengatur penggunaan uang dan terbiasa berbelanja sesuai kebutuhan
di sekolah dan hanya terkadang di temani dalam berkomunikasi
9. Keterampilan domestic
Anak sudah terbiasa membersihkan, merapikan kamar secara mandiri dan membersihkan
perengkapan salah satunya keperluan dapur setelah selesai mengkonsumsi makanan
10. Orientasi lingkungan
Anak tidak terbiasa brepergian sendiri dan tidak bias menggunakan alat transportasi dan
anak menggunakan beberapa media sosial dan handphone
11. Keterampilan vokasional
Anak terbiasa menggunakan pakaian sendiri dan berangkat ke sekolah di antar oleh orang
tua anak.
B. Analisa data
No Data Senjang Etiologi Problem
1 DS : gangguan bahasa Gangguan
- ibu klien mengatakan An “E” tidak
komunikasi verbal
biasa berbicara seperti anak seusianya
sejak umur 5 tahun
DO :
- Klien tidak bisa berbicara dan
menggunakan bahasa isyarat untuk
berkomunkasi
Gangguan
komunikasi verbal
C. DIAGNOSA
1. Gangguan komunikasi verbal
berhubungan dengan ganguan bahasa di tandai dengan ibu klien mengatakan An “E”
tidak biasa berbicara seperti anak seusianya sejak umur 5 tahun, klien tidak bisa berbicara
dan hanya menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunkasi
2. Ketergantungan sebagian
di tandai dengan gangguan komunikasi verbal di tandai dengan Ibu klien mengatakan An
“E” masih di bantu berinteraksi denga temannya Ibu klien mengatakan tidak ter lalu
paham ketika An.”E” meminta suatu hal di luar kebiasaan sehari-hari. Saat pengkajian An
“E” di bantu oleh ibu guru saat berinteraksi dengan perawat
D. INTERVENSI
No Diagnosa Tujuan Dan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
1 Gangguan komunikasi Setelah di - Gunakan - Memudahkan
lakukan tindakan bahasa yang pemahaman dan
verbal
keperawatan sederhana dan menghindari
selama 1x 24 jam umum dalam kebingungan
di menyebutkan berkomunikasi akibat
diharapkan ; sehari-hari bahasa yang
- anak dapat 1-2 - Gunakan berubah- ubah
kosa kata dengan diverifikasi - Diverifikasi
artikulasi yang bahasa sesuai bahasa dapat
jelas dengan dengan tingkat di berikan jika
kriteria hasil : kematangan dan kemampuan anak
- anak dapat pengetahuan sudah matang
menyebutkan 1-2 anak. seperti setelah
kata dengan - Lakukan umur 7 tahun
artikulasi yang komunikasi - Komunikasi
jelas secara yang
- Anak dapat komprehendif komprehensif
memahami kata baik verbal akan
sampai kalimat maupun non memperbanyak
dengan jelas verbal jumlah stimulus
yang di terima
anak sehingga
akan memperkuat
memori anak
terhadap suatu
kata
Hasil yang diharapkan setelah dilakukan pendidikan kesehatan yaitu warga parit
masigi 1 mengetahui dan mengerti tentang autoimun.
B. Tujuan Instruksional Khusus
C. Materi Pengajaran
1. Pengertian disabilitas
2. Penyebab disabalitas
3. Tanda dan disibalitas
4. Cara mencegah disabilitas
D. Metode Pengajaran
1. Ceramah
2. Diskusi/ Tanya jawab
E. Kegiatan Pendidikan Kesehatan
3 10 menit Penutup :
1. Menyimpulkan materi yang Mendengar dan
telah disampaikan memperhatikan
2. Mengajukan pertanyan pada Merespon
klien tentang materi yang pertanyaan
sedang disampaikan
3. Menutup pertemuan dan Memperhatikan
mengucapkan salam penutup dan menjawab
salam
F. Media Pengajaran
1. Leaflet
1. Setting Tempat
Keterangan :
A B
A : Penyaji
C C
B : Pembawa Acara/ Moderator
C : Peserta
D
D : Observer
2. Waktu
Hari/Tanggal : selasa, 22, maret, 2021
Waktu : 16.00 – 16.35 WIB
Lokasi : Jalan panglima aim
H. Evaluasi
3. Jenis-jenis Disabilitas
Berdasarkan definisi yang diterbitkan oleh Kementerian Sosial Tahun 2005,
penyebab disabilitas dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu disabilitas akibat kecelakaan
(korban peperangan, kerusuhan, kecelakaan kerja/industri, kecelakaan lalu lintas
serta kecelakaan lainnya), disabilitas sejak lahir atau ketika dalam kandungan,
termasuk yang mengidap disabilitas akibat penyakit keturunan, dan disabilitas yang
disebabkan oleh penyakit (penyakit polio, penyakit kelamin, penyakit TBC, penyakit
kusta, diabetes dll).berdasarkan pernyataan diatas maka jeni-jenis Disabilitas dapat
dikelompokkan, sebagai berikut:
I. Disabilitas Mental. Kelainan mental ini terdiri dari:
a. Mental Tinggi
Sering dikenal dengan orang berbakat intelektual, di mana selain memiliki
kemampuan intelektual di atas rata-rata dia juga memiliki kreativitas dan
tanggungjawab terhadap tugas.
b. Mental Rendah
Kemampuan mental rendah atau kapasitas intelektual/IQ (Intelligence Quotient)
di bawah rata-rata dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu anak lamban belajar
(slow learnes) yaitu anak yang memiliki IQ (Intelligence Quotient) antara 70-
90. Sedangkan anak yang memiliki IQ (Intelligence Quotient) di bawah 70
dikenal dengan anak berkebutuhan khusus.
c. Berkesulitan Belajar Spesifik
Berkesulitan belajar berkaitan dengan prestasi belajar (achievment) yang
diperoleh
II. Disabilitas Fisik.
Kelainan ini meliputi beberapa macam, yaitu:
b. Tuna Rungu
1) Masa Prenatal :
- Salah satu dari orang tua penderita merupakan pembawa sifat
abnormal.
- Ibu yang sedang mengandung mengalami sakit pada masa 3
bulan pertama kehamilan, yaitu pada masa pembentukan ruang
telinga.
- Keracunan obat-obatan.
2) Masa Natal :
- Kesulitan pada saat melahirkan, sehingga harus dibantu oleh
beberapa alat.
- Kelahiran prematur.
- Masa Perkembangan :
- Ketulian karena terjadinya infeksi, difteri, dan morbili.
- Karena kecelakaan yang mengakibatkan rusaknya alat
pendengaran bagian dalam.
c. Tuna Daksa
1) Masa Prenatal :
- Anoxia prenatal, disebabkan pemisahan bayi dari placenta,
penyakit anemia, kondisi jantung yang gawat, shock, percobaan
abosrtus.
- Gangguan metabolisme pada ibu.
- Kromosom, gen yang tidak sempurna.
- Pembelahan sel telur, sperma yang kualitasnya buruk.
2) Masa Natal :
- Kesulitan saat persalinan karena letak bayi sungsang, atau
pinggul ibu terlalu kecil.
- Pendarahan pada otak saat kelahiran.
- Kelahiran prematur.
- Gangguan pada placenta yang dapat mengurangi oksigen
sehingga mengakibatkan terjadinya anorexia
-
3) Masa Perkembangan :
- Faktor penyakit ; meningitis, radang otak, diptheri, partusis dll
- Faktor kecelakaan.
- Pertumbuhan tubuh/tulang yang tidak sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Frichy Ndaumanu, 2020. “Hak Penyandang Disabilitas: Antara Tanggung Jawab Dan
Pelaksanaan Oleh Pemerintah Daerah(Disability Rights: Between Responsibility And
Implementationby The Local Government). Jurnal Ham, Volume 11 Nomor 1