Anda di halaman 1dari 6

Nama : Atika Rihandini

NIM : 192110046
Kelas : PBSI 3B
Resume Drama
Pengertian Drama
 Drama merupakan salah satu dari bentuk karya sastra yang menggambarkan atau
mengilustrasikan kehidupan dengan menyampaikan konflik dengan melalui dialog.
Didalam sebuah drama terdapat unsur intrinsik, yakni unsur yang membangun sebuah
karya sastra terdapat di dalamnya.
Drama Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
 Drama adalah komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan
kehidupan dan watak pelaku melalui tingkah laku atau dialog yang dipentaskan.
Drama sering disebut dengan teater, yaitu sandiwara yang dipentaskan sebagai
ekspresi rasa keindahan atau seni.

Pengertian Drama Menurut Para Ahli


1. Menurut Wood dan Attfield
Drama adalah proses lakon sebagai tokoh dalam peran, mencontoh, meniruh gerak
pembicaraan perseorangan, menggunakan secara nyata dari perangkat yang
dibayangkan, penggunaan pengalaman yang selalu serta pengetahuan, karakter dan
situasi dalam suatu lakuan, dialog, monolog, guna menghindarkan peristiwa dan
rangkaian cerita cerita tertentu.
2. Menurut Benhart
Drama adalah suatu karangan dalam prosa atau puisi yang disajikan dalam dialog atau
pantomi, suatu cerita yang mengandung konflik atau kontras seorang tokoh, terutama
sebagai suatu cerita yang diperuntukkan buat dipentaskan di panggung dramatik.
3. Menurut Tarigan
Drama adalah suatu karangan, kini biasa dalam prosa disusun buat pertunjukan dan
dimaksimalkan untuk memotret kehidupan atau tokoh suatu cerita dengan gerak dan
biasanya dengan dialog yang bermaksud memetik beberapa hal berdasarkan cerita dan
sebagainya yaitu lakon.
4. Menurut Moulton
Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak (life presented in action).
5. Menurut Ferdinand Brunetierre
Drama haruslah melahirkan kehendak dengan action.
6. Menurut Balthazar Vallhagen
Drama adalah kesenian melukiskan sifat dan sifat manusia dengan gerak.
7. Menurut Sumardjo dan saini dalam Nuryatin 2005:56
Drama adalah karya sastra yang mengungkapkan cerita melalui dialog-dialog para
tokohnya. Drama sebagai karya sastra sebenarnya hanya bersifat sementara, sebab
naskah drama ditulis sebagai dasar untuk dipentaskan.
Jenis Drama
Dengan beerdasarkan penyajian lakon, drama tersebut dapat dibedakan menjadi delapan
(8) jenis, diantaranya sebagai berikut:

1. Tragedi
merupakan sebuah drama yang penuh dengan kesedihan
2. Komedi
merupakan sebuah drama penggeli hati yang penuh dengan kelucuan.
3. Tragekomedi
merupakan sebuah perpaduan antara drama tragedi dan komedi.
4. Opera
merupakan sebuah drama yang dialognya dinyanyikan dengan diiringi musik.
5. Melodrama
merupakan sebuah drama yang dialognya diucapkan dengan diiringi melodi/musik.
6. Farce
merupakan sebuah drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak sepenuhnya dagelan.
7. Tablo
merupakan sebuah jenis drama yang mengutamakan gerak, para pemainnya tidak
mengucapkan dialog, tetapi hanya melakukan gerakan-gerakan.
8. Sendratari
merupakan sebuah gabungan antara seni drama dan seni tari.

Berdasarkan sarana pementasannya, pembagian jenis drama tersebut dibagi diantaranya:

1. Drama Panggung
merupakan sebuah drama yang dimainkan oleh para aktor dipanggung.
2. Drama Radio
merupakan sebuah drama radio tidak bisa dilihat dan diraba, tetapi hanya bisa
didengarkan oleh penikmat.
3. Drama Televisi
merupakan sebuah hampir sama dengan drama panggung, hanya bedanya drama
televisi tak dapat diraba.
4. Drama Film
merupakan sebuah drama film menggunakan layar lebar dan biasanya dipertunjukkan
di bioskop.
5. Drama Wayang
merupakan sebuah drama yang diiringi pegelaran wayang.
6. Drama Boneka
merupakan sebuah para tokoh drama digambarkan dengan boneka yang dimainkan
oleh beberapa orang.

Jenis drama selanjutnya adalah dengan berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama.
Pembagian jenis drama berdasarkan naskah drama ini, antara lain:

1. Drama Tradisional
merupakan sebuah tontonan drama yang tidak menggunakan naskah.
2. Drama Modern
merupakan sebuah tontonan drama menggunakan naskah.
Struktur Drama
 Eksposisi: Isinya pemaparan masalah utama atau konflik utama yang berkaitan
dengan posisi diametral antara protagonis dan antagonis. Hasil akhir : Antagonis
berhasil menghimpun kekuatan yang lebih dominan.
 Raising Action Isinya menggambarkan pertentangan kepentingan antar tokoh. Hasil
akhir: Protagonis tidak berhasil melemahkan Antagonis. Antagonis mengancam
kedudukan Protagonis. Krisis diawali.
 Complication: Isinya perumitan pertentangan dengan hadirnya konflik sekunder.
Pertentangan meruncing dan meluas, melibatkan sekutu kedua kekuatan yang
berseteru. Hasil akhir: Antagonis dan sekutunya memenangkan pertentangan. Kubu
protagonis tersudut.
 Klimaks: Isinya jatuhnya korban dari kubu Protagonis, juga korban dari kubu
Antagonis. Hasil akhir: Peristiwa-peristiwa tragis dan menimbulkan dampak besar
bagi perimbangan kekuatan antar kubu.
 Resolusi: Isinya hadirnya tokoh penyelamat, bisa muncul dari kubu protagonis atau
tokoh baru yang berfungsi sebagai penyatu kekuatan kekuatan konflik, sehingga
situasi yang kosmotik dapat tercipta kembali. Pada tahap ini, pesan moral
disampaikan, yang biasanya berupa solusi moral yang berkaitan dengan tema atau
konflik yang sudah diusung.

Fungsi Drama

 Melukiskan watak tokoh-tokoh dalam cerita.


 Mengembangkan plot dan menjelaskan isi cerita kepada pembaca atau penonton.
 Memberikan isyarat peristiwa yang mendahuluinya.
 Memberikan isyarat peristiwa yang akan datang.
 Memberikan komentar terhadap peristiwa yang sedang terjadi dalam drama tersebut.
Ciri-Ciri Drama

1. Harus ada konfliks


2. Harus ada aksi
3. Harus dilakonkan
4. Tempo masa kurang daripada 3 jam
5. Tiada ulangan dalam satu masa

Unsur-Unsur Drama
A. Unsur Interistik Drama
1. Lakon atau Cerita
Lakon atau cerita merupakan unsur esensial dalam sebuah drama. Secara struktural, lakon
atau cerita terdiri atas lima bagian, yaitu :
 Pemaparan atau eksposisi (penjelasan situasi awal suatu cerita).
 Penggawatan atau kompilasi (bagian yang menunjukkan konflik yang sebenarnya).
 Puncak atau klimaks 9puncak ketegangan cerita, titik perselisihan tertinggi
protagonist dan antagonis).
 Peleraian atau anti klimaks (bagian pengarang mengetengahkan pemecahan konflik).
 Penyelesaian atau kongkulasi (bagian yang berfungsi mengembalikan lakon pada
kondisi awal).

2. Pemain (Aktor/Aktris)
Pemain atau pemeran adalah orang-orang yang menerjemahkan dan sekaligus
menghidupkan setiap deretan kata-kata dari sebuah naskah drama. Pemain berfungsi
sebagai alat pernyataan watak dan penunjang tumbuhnya alur cerita (Suharianto 2005:61)
3. Tempat
Unsur tempat dalam sebuah drama adalah suatu tempat yang dapat digunakan sebagai
pertunjukan. Dalam hal ini tempat yang dimaksud adalah gedung, lapangan, atau arena.
Tempat tidak hanya dibutuhkan oleh para pemain, namun juga oleh para penonton. Oleh
karena itu, tempat yang memenuhi syarat akan sangat mendukung terjadinya sebuah
pagelaran yang baik (Suharianto 2005:62)
4. Penonton atau Publik
Penonton atau publik yang dimaksud disini adalah penonton yang aktif, yang dengan
kesungguhan hati berusaha menyambut ajakan berdialog pengarang drama yang
disalurkan lewat para pelaku.
5. Tata Pentas dan Dekorasi
Tata pentas dan dekorasi dalam pementasan drama biasanya disesuaikan dengan
kebutuhan lakon dan penontonnya. Dalam hal ini penonton diberi kenyamanan dan lakon
diberi kemudahan dalam pengimajinasiannya. Oleh karena itu, tata pentas dan dekorasi
yang baik akan sangat mendukung terjadinya sebuah pementasan yang baik.
6. Tata Rias dan Busana
Tata rias dan busana adalah untuk menciptakan peran sesuai dengan tuntutan lakon yang
akan dibawakan. Fungsi pokok tata rias adalah untuk membantu seorang tokoh dalam
mengubah watak baik dari segi fisik, psikis, maupun sosial. Tujuan utama tata ruas adalah
untuk memberikan tekanan terhadap peran yang akan dibawakan oleh seorang pemain.
Tata busana juga akan membantu seorang pemain dalam membawakan peran sesuai
dengan tuntutan lakon melalui latihan penyesuaian diri dengan rias dan kostum yang
dipakainya.
7. Tata Lampu
Tata lampu bertujuan untuk memberikan pengaruh psikologis seorang pemain dan
sekaligus berfungsi sebagai ilustrasi (hiasan) serta sebagai penunjuk waktu suasana pentas
yang berlangsung.
8. Tata Suara dan Ilustrasi Musik
Dalam pementasan drama, ilustrasi musik dapat juga menjadi bagian dari lakon, akan
tetapi yang paling banyak adalah sebagai ilustrasi atau pembuka. Sedangkan tata suara
berfungsi untuk memberikan efek suara yang akan membantu seorang pemain untuk
menguatkan penghayatan peran.
B. Unsur Ekstrinsik Drama
1. Biografi Pengarang
Seorang pengarang karya sastra, harus dapat menjiwai isi karangan yang dibuat.
2. Psikologi
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang. Psikologi juga
dikatakan ilmu berkaitan dengan proses-proses mental yang normal maupun yang tidak
normal dan pengaruhnya pada perilaku atau ilmu pengetahuan tentang gejala dan
berbagai kegiatan jiwa. Jadi seorang pengarang harus mampu menguasai psikologi
karangan sastra yang dibuatnya.
3. Sosiologi
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari berbagai struktur sosial dan proses-
proses sosial. Pengarang menulis drama juga dipengaharui oleh status lapisan masyarakat
tempat asalnya, kondisi ekonomi, dan realitas sosial.

Perbedaan antara Drama dengan Prosa dan Puisi

No Drama Prosa Puisi


1. Berbentuk Percakapan Berbentuk paragraf Berbentuk bait-bait
2. Tidak terikat oleh rima dan Tidak terikat rima dan tidak Terikat oleh rima dan
tidak bermajas bermajas bermajas
3. Dipublikasikan melalui Dipentaskan atau dari
Hanya untuk dipentaskan
media cetak media cetak
4. Isi lugas dan jelas Isi lugas dan jelas Isi penuh penafsiran

Drama memiliki tiga dimensi yakni dimensi sastra, gerakan dan ujaran oleh karena itu naskah
drama tidak disusun khusus untuk dibaca sebagai novel atau cerita pendek, tetapi lebih dari
itu, dalam penciptaan naskah drama. Dipertimbangkan kemungkinan naskah tersebut dapat
diterjemahkan kedalam pengelihatan, suara dan gerakan fisik para pemainnya, karena
semuanya digambarkan atau tergambarkan dengan jelas didalam naskah.Drama memberikan
pengaruh emosional yang kuat dibandingkan karya sastra yang lain hal ini disebabkan drama
dengan segala peristiwa yang ditampilkan secara langsung dapat dilihat oleh penonton
Sumber : https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-
drama/

Anda mungkin juga menyukai