Anda di halaman 1dari 36

Photo created by rawpixel.com - www.freepik.

com
BUKU 2

KELEMBAGAAN UNTUK
KETAHANAN IKLIM
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas. 2021
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim
i
Photo by Jason Cooper on Unsplash

ii Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas


BUKU 2
KELEMBAGAAN UNTUK
KETAHANAN IKLIM

TIM PENYUSUN

Pengarah Tim Penulis


Dr. Ir. Arifin Rudiyanto, M.Sc Emod Tri Utomo, S.Si.
Deputi Bidang Kemaritiman Pramudita Mahyastuti, S,Si, M.Sc
dan Sumber Daya Alam Swari Farkhah Mufida, S.Si, M.T
Kementerian PPN/Bappenas Mega Sesotyaningtyas, S.T, M.T
Pradiphda Panduswanto, SE, M.E;
Penanggung Jawab Rahadian Febry Maulana, M.T;
Ir. Medrilzam, M.Prof.Econ, Ph.D Yohanes Ariyanto, S.Si
Direktur Lingkungan Hidup
Kementerian PPN/Bappenas
Desain & Layout Dokumen
Oki Triono
Editor
Dr. Sudhiani Pratiwi, S.T, M.Sc;
Tim Pendukung
Atik Nurwanda, S.P, M.Si, Ph.D
Riska Apriyani
Rosib

Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim


1
DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR

Daftar Isi 2 Gambar 1. Pemetaan Peran Kementerian dan


Daftar Gambar 2 Lembaga (K/L) dalam Implementasi
Daftar Tabel 2 Ketahanan Iklim 14
Daftar Singkatan 3 Gambar 2. Sinkronisasi Perencanaan
Pembangunan Nasional dengan
1. Pentingnya Kelembagaan dalam Implementasi
Ketahanan Iklim 5
Daerah 16
Gambar 3. Kerangka Regulasi Pembangunan
Berketahanan Iklim 19
2. Pemetaan Kementerian dan Lembaga (K/L) &
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait Sektor Gambar 4. Mekanisme Pengendalian
Prioritas Ketahanan Iklim 6 Pembangunan Nasional 20
Gambar 5. Mekanisme Koordinasi Pembangunan

3. Pemetaan Tugas Pokok dan Fungsi Kementerian dan


Lembaga 18
Berketahanan Iklim 25

3.1 Kerangka Regulasi 18


3.2 Regulasi Terkait Sektor Kelautan dan Pesisir 21
3.3 Regulasi Terkait Sektor Air 21 DAFTAR TABEL
3.4 Regulasi Terkait Pertanian 22
3.5 Regulasi Terkait Sektor Kesehatan 22 Tabel 1. Peran Kementerian/Lembaga dalam
Isu Ketahanan Iklim 8
4. Kepakaran yang Berperan dalam Ketahanan Iklim 23
5. Mekanisme Koordinasi Kelembagaan Implementasi
Aksi Ketahanan Iklim 24

6. Penutup 27

Lampiran 28

2 Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas


Photo by Tom Fisk on Pexels
DAFTAR SINGKATAN

APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah


APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
KLHS Kajian Lingkungan Hidup Strategis
K/L Kementerian dan Lembaga
OPD Organisasi Perangkat Daerah
PBI Pembangunan Berketahanan Iklim
PEP Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan
Perpres Peraturan Presiden
PP Peraturan Pemerintah
RAPBD Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
RAPBN Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
RDTR Rencana Detil Tata Ruang
Renja Rencana Kerja
Renstra Rencana Strategis
RKP Rencana Kerja Pemerintah
RKPD Rencana Kerja Pemerintah Daerah
RPJMN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
RPJP Rencana Pembangunan Jangka Panjang
RTRW Rencana Tata Ruang Wilayah
RTR KSN Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional
RTR KSP Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi
RTR KSK Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten/Kota
SDGs Sustainable Development Goals
SPPN Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
UU Undang-undang

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim


3
Photo by Tom Fisk on Pexels
1.
Pentingnya Kelembagaan
dalam Implementasi
Ketahanan Iklim
Indonesia merupakan salah satu negara yang rentan terhadap dampak perubahan iklim.
Sebagai bentuk komitmen terhadap potensi dampak yang ditimbulkan atas perubahan
iklim, pemerintah meresponnya secara preventif melalui serangkaian kegiatan dengan
tujuan untuk mengurangi tingkat kerentanan dan meningkatkan ketahanan. Secara nasional,
terdapat empat (4) sektor prioritas yang menjadi fokus utama dalam aksi ketahanan iklim
antara lain Kelautan dan Pesisir, Air, Pertanian, dan Kesehatan. Dalam implementasi aksi
ketahanan iklim, maka diperlukan peran dan sinkronisasi kelembagaan yang kuat.

Pentingnya kelembagaan dalam implementasi Berdasarkan urgensi tersebut dan sejalan dengan
ketahanan iklim ini antara lain, karena: proses penyusunan dokumen Pembangunan
Berketahanan Iklim, Kementerian PPN/Bappenas
Perlunya Interpretasi kewenangan mengeluarkan buku mengenai Kelembagaan
1. Kementerian dan Lembaga (K/L) untuk Ketahanan Iklim. Buku ini dipublikasikan
dan Organisasi Perangkat Daerah secara paralel dan merupakan kesatuan dari
(OPD) yang tepat; dokumen Pembangunan Berketahanan Iklim.
Buku ini memuat analisis peran K/L dan OPD
Perlunya sinkronisasi dan untuk ketahanan iklim, telaah regulasi terkait
2. harmonisasi kebijakan dan regulasi ketahanan iklim, dan kepakaran yang berperan
baik di pusat dan di daerah; dalam pembangunan berketahanan iklim. Proses
penyusunan Buku Kelembagaan untuk Ketahanan
Terciptanya perencanaan dan aksi
3. ketahanan iklim yang optimal.
Iklim ini dilakukan secara kolaboratif dengan
melibatkan K/L, OPD, pakar, dan para pihak terkait.

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim


5
2.
Pemetaan Kementerian dan
Lembaga (K/L) dan Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) terkait
Sektor Prioritas Ketahanan Iklim
Stakeholder yang berperan dalam implementasi aksi pembangunan
berketahanan iklim adalah K/L, OPD, dan Lembaga Non-Pemerintah.
Dalam buku ini akan dijelaskan mengenai peran K/L dan OPD,
sedangkan peran Lembaga Non-Pemerintah selengkapnya dapat dilihat
pada Buku 3: Peran Lembaga Non-Pemerintah dalam Ketahanan
Iklim. Peran K/L dan OPD ini dipetakan berdasarkan empat (4) sektor
prioritas ketahanan iklim yang terdapat dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, Prioritas Nasional
(PN) 6 dan Program Prioritas (PP) ke-2 (Perpres No. 18 Tahun 2020).
Dalam merespon setiap Sektor Prioritas (Sektor Kelautan dan Pesisir, Air,
Pertanian, dan Kesehatan), setiap K/L dan OPD memiliki tugas pokok
dan fungsi sebagaimana tercantum dalam regulasi yang menaunginya.

6 Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas


Peran Kementerian & Lembaga (K/L)

Terdapat tiga Kementerian yang bersifat lintas sektor dalam aspek perencanaan, yaitu
Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri.

Peran Kementerian PPN/Bappenas adalah sebagai berikut:

Penyusunan Kebijakan/Pengambil Keputusan


1. Kegiatan Ketahanan Iklim 3. Koordinator

• Penyusunan rencana pembangunan nasional. • Koordinasi dan perumusan kebijakan di bidang perencanaan
pembangunan, strategi pembangunan nasional, arah kebijakan
• Penyusunan rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara.
sektoral, lintas sektor dan lintas wilayah, kerangka ekonomi
• Pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana makro nasional dan regional, rancang bangun sarana dan
pembangunan. prasarana, kerangka regulasi, kelembagaan, dan pendanaan,
serta pemantauan, evaluasi dan pengendalian pelaksanaan
• Pengambilan keputusan dalam penanganan permasalahan
pembangunan nasional.
mendesak dan berskala besar.
• Koordinasi pencarian sumber pembiayaan dalam dan luar negeri,
serta pengalokasian dana.

2. Think-tank • Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan perencanaan


dan penganggaran pembangunan nasional dan penyiapan
• Pengkajian dan perumusan kebijakan di bidang perencanaan rancang bangun sarana dan prasarana.
pembangunan, dan kebijakan lainnya. • Koordinasi kegiatan strategis penanganan permasalahan
• Penguatan kapasitas perencanaan di pusat dan di daerah mendesak dan berskala besar.
dalam menciptakan mekanisme pendanaan inovatif dan kreatif.

• Perencanaan partisipatif melalui kerjasama dengan perguruan


Peran Kementerian Keuangan Perumusan kebijakan teknis terkait
tinggi, organisasi profesi, dan organisasi masyarakat sipil.
penganggaran kegiatan ketahanan iklim, serta peningkatan ketepatan
mekanisme penandaan kegiatan (tagging). Sedangkan Kementerian Dalam
Negeri berperan dalam perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan
pengintegrasian aksi ketahanan iklim kedalam sistem perencanaan,
penganggaran dan evaluasi pembangunan pemerintah prov/kab/kota.

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim


7
Peran K/L sektoral juga memegang peranan penting dalam aksi implementasi pembangunan berketahanan iklim di setiap Sektor
Prioritas tersebut. Dalam menjalankan aksi implementasi pembangunan berketahanan iklim, pemerintah menetapkan pendekatan-
pendekatan aksi melalui pendekatan Infrastruktur, Teknologi, Peningkatan Kapasitas, dan Tata Kelola dan Pendanaan. Selengkapnya
pemetaan peran K/L untuk setiap sektor prioritas ketahanan iklim dan pendekatan aksi ketahanan iklim dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Peran Kementerian/Lembaga dalam Isu Ketahanan Iklim

Sektor Prioritas Korelasi peran K/L dengan pendekatan Ketahanan Iklim


Instansi (K/L)
Ketahanan Iklim Infrastruktur Teknologi Peningkatan Kapasitas Tata Kelola & Pendanaan
Penyediaan dan pemeliharaan Adopsi produk teknologi yang - Perumusan, penetapan,
infrastruktur utama dan sesuai dalam penyediaan dan dan pelaksanaan kebijakan
pendukung dalam mengurangi pemeliharaan infrastruktur sektor terkait infrastruktur yang
Sektor Kelautan potensi risiko dan dampak pesisir untuk meningkatkan ketahanan iklim di sektor
dan Pesisir: perubahan iklim di sektor efektifitas dan efisiensi pesisir.
Subsektor Pesisir pesisir (kerusakan fisik wilayah perlindungan fisik pesisir (hard
pesisir akibat daya rusak infrastruktur).
air laut) di lokasi prioritas
ketahanan iklim.

Penyediaan dan pemeliharaan Adopsi produk teknologi yang - Perumusan, penetapan,


Kementerian infrastruktur (sarpras) utama/ sesuai dalam penyediaan dan dan pelaksanaan kebijakan
Pekerjaan Umum pendukung dalam mendorong pemeliharaan infrastruktur sektor terkait infrastruktur yang
dan Perumahan Sektor Air peningkatan suplai air untuk air untuk meningkatkan efektifitas adaptif perubahan iklim di
Rakyat kebutuhan rumah tangga, dan efisiensi suplai air di lokasi sektor air.
pertanian, dan industri di lokasi rentan kekeringan.
rentan kekeringan.

Penyediaan dan pemeliharaan Adopsi produk teknologi yang - Perumusan, penetapan,


infrastruktur (sarpras) utama/ sesuai dalam penyediaan dan dan pelaksanaan kebijakan
pendukung untuk mendorong pemeliharaan infrastruktur sektor terkait infrastruktur yang
peningkatan produktivitas pertanian untuk meningkatkan adaptif untuk mengurangi
Sektor Pertanian sektor pertanian di lokasi efektifitas dan efisiensi proses potensi risiko dan dampak
rentan kekeringan. produksi terutama pada pelaku perubahan iklim di sektor
usaha di hulu sektor pertanian pertanian.
yang terdampak perubahan iklim.

8 Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas


Sektor Prioritas Korelasi peran K/L dengan pendekatan Ketahanan Iklim
Instansi (K/L)
Ketahanan Iklim Infrastruktur Teknologi Peningkatan Kapasitas Tata Kelola & Pendanaan
Penyediaan dan Pelaksanaan penelitian dan Pelaksanaan bimbingan • Perumusan, penetapan, dan
pemeliharaan infrastruktur pengembangan teknologi teknis dan supervisi serta pelaksanaan kebijakan yang
(sarpras) utama/ serta difusi inovasi untuk penyebaran informasi terkait terkait dengan upaya untuk
pendukung di sektor mendorong adopsi dampak perubahan iklim mengurangi potensi risiko dan
Kementerian kelautan dan pesisir produk teknologi dalam terhadap sektor kelautan dan dampak perubahan iklim di
Sektor Kelautan
Kelautan dan yang dapat mendukung mengurangi potensi risiko pesisir guna meningkatkan sektor kelautan dan pesisir.
dan Pesisir pengurangan potensi dan dampak perubahan kapasitas adaptif instansi, • Merumuskan instrumen
Perikanan
risiko dan dampak iklim di sektor kelautan dan individu atau kelompok di kebijakan pendanaan untuk
perubahan iklim sektor pesisir. sektor kelautan dan pesisir. membantu usaha individu
kelautan dan pesisir. maupun kelompok rentan di
sektor kelautan dan pesisir.

Penyediaan infrastruktur Pelaksanaan penelitian dan Penyelenggaraan bimtek Perumusan, penetapan, dan
(sarpras) untuk pengembangan serta difusi dan supervisi penyediaan pelaksanaan kebijakan di bidang
meningkatkan produksi inovasi untuk mendorong prasarana dan sarana penyediaan prasarana dan sarana
dan produktivitas adopsi produk teknologi pertanian serta penyuluhan pertanian, peningkatan produksi
Kementerian komoditas pertanian (climate smart agriculture) dan pengembangan komoditas pertanian terutama padi
Sektor Pertanian
Pertanian terutama padi di wilayah guna mewujudkan sumber daya manusia di di wilayah terdampak perubahan
rentan kekeringan. efektivitas dan efisiensi bidang pertanian, terutama iklim.
proses produksi pertanian terkait pengetahuan teknis
serta ketahanan terhadap pertanian berketahanan iklim.
bahaya perubahan iklim.
Penyediaan infrastruktur Pelaksanaan penelitian dan Pelaksanaan pengembangan Perumusan, penetapan, dan
untuk meningkatkan pengembangan teknologi dan pemberdayaan sumber pelaksanaan kebijakan di bidang
kesehatan masyarakat serta mendorong adopsi daya manusia bidang kesehatan masyarakat, pencegahan
dan lingkungan terhadap produk teknologi bidang Kesehatan serta menjalankan dan pengendalian penyakit,
bahaya penyebaran kesehatan yang mampu fungsi komunikasi (to inform, pelayanan kesehatan, kefarmasian,
Kementerian
Sektor Kesehatan vektor penyakit terkait menurunkan tingkat to educate, to influence) dan alat kesehatan.
Kesehatan perubahan iklim. kesakitan masyarakat, kepada masyarakat untuk
terutama yang disebabkan meningkatkan lingkungan
vektor penyakit terkait sehat, pola hidup sehat, dan
perubahan iklim. pengendalian vektor penyakit
terkait perubahan iklim.

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim


9
Sektor Prioritas Korelasi peran K/L dengan pendekatan Ketahanan Iklim
Instansi (K/L)
Ketahanan Iklim Infrastruktur Teknologi Peningkatan Kapasitas Tata Kelola & Pendanaan
- - - Perumusan, penetapan, dan
Sektor Kelautan pelaksanaan kebijakan terkait
dan Pesisir perlindungan sosial adaptif untuk
masyarakat dan pelaku usaha
(individu/kelompok) yang bekerja
Sektor Air di sektor terdampak perubahan
Kementerian iklim.
Sosial
Sektor Pertanian

Sektor Kesehatan

Penyediaan dan Pelaksanaan penelitian Pelaksanaan bimbingan Perumusan kebijakan nasional dan
pemeliharaan infrastruktur dan pengembangan teknis dan supervisi serta teknis serta pelaksanaan kebijakan
(sarpras) dalam teknologi serta mendorong penyebaran informasi terkait dengan pengurangan
mengurangi potensi risiko adopsi produk teknologi terkait keselamatan dan risiko perubahan iklim terhadap
dan dampak perubahan yang mampu mengurangi keamanan aktivitas pelayaran keselamatan dan keamanan
iklim terutama pada potensi risiko kecelakaan (transportasi laut dan pelayaran.
aktivitas pelayaran kapal akibat gelombang penangkapan ikan) untuk
Sektor Kelautan (transportasi laut dan ekstrem (perubahan iklim). meningkatkan kapasitas
Kementerian dan Pesisir: penangkapan ikan). adaptif instansi, individu atau
Perhubungan Subsektor kelompok terhadap dampak
Kelautan perubahan iklim pada
aktivitas pelayaran.

10 Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas


Sektor Prioritas Korelasi peran K/L dengan pendekatan Ketahanan Iklim
Instansi (K/L)
Ketahanan Iklim Infrastruktur Teknologi Peningkatan Kapasitas Tata Kelola & Pendanaan
Penyediaan infrastruktur Pelaksanaan penelitian Pelaksanaan bimbingan teknis Perumusan, penetapan, dan
(sarpras) dalam melakukan dan pengembangan dan supervisi atas pelaksanaan pelaksanaan kebijakan, serta
Sektor Kelautan preservasi, konservasi, dan serta difusi inovasi pengendalian dampak perubahan koordinasi dan sinkronisasi
dan Pesisir rehabilitasi pada ekosistem dalam mendorong iklim, khususnya dalam mendorong pelaksanaan kebijakan
karang. peningkatan adopsi keterlibatan masyarakat dan pengendalian dampak
Kementerian produk teknologi yang pemangku kepentingan lain untuk perubahan iklim.
Penyediaan infrastruktur dapat membantu melakukan penguatan kapasitas
Lingkungan Hidup
(sarpras) dalam melakukan menjaga kualitas adaptasi terhadap potensi risiko
dan Kehutanan
preservasi, konservasi, lingkungan hidup serta dan dampak perubahan iklim,
Sektor Air dan rehabilitasi di daerah mengurangi potensi serta memberikan pengakuan
tangkapan air untuk risiko dan dampak terhadap upaya adaptasi yang dapat
menjaga ketersediaan air perubahan iklim. meningkatkan kesejahteraan di tingkat
baku. lokal sesuai dengan kondisi wilayah.

Sektor Kelautan Penyediaan infrastruktur - Pemberdayaan masyarakat desa Perumusan, penetapan, dan
dan Pesisir (sarpras) perdesaan yang untuk meningkatkan kapasitas adaptif pelaksanaan kebijakan di
mendorong pengurangan individu atau kelompok terhadap bidang pembangunan desa
Sektor Air potensi risiko dan dampak dampak perubahan iklim. dan kawasan perdesaan yang
Kementerian Desa, perubahan iklim pada mendorong peningkatan
Pembangunan sektor prioritas. kapasitas adaptif instansi,
Daerah Tertinggal Sektor Pertanian
individu maupun kelompok
dan Transmigrasi di desa pada sektor prioritas
Sektor Kesehatan terdampak perubahan iklim.

Sektor Kelautan - - Menjalankan fungsi komunikasi (to Perumusan dan penetapan


dan Pesisir inform, to educate, to influence) untuk kebijakan untuk melindungi
meningkatkan kapasitas adaptif serta mendorong peningkatan
Sektor Air individu maupun kelompok terhadap kapasitas perempuan,
Kementerian
potensi risiko dan dampak perubahan anak dan golongan rentan
Pemberdayaan
Sektor Pertanian iklim, terutama perempuan, anak dan di seluruh sektor prioritas
Perempuan dan
golongan rentan. adaptasi perubahan iklim.
Perlindungan Anak
Sektor Kesehatan

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim


11
Sektor Prioritas Korelasi peran K/L dengan pendekatan Ketahanan Iklim
Instansi (K/L)
Ketahanan Iklim Infrastruktur Teknologi Peningkatan Kapasitas Tata Kelola & Pendanaan
Sektor Kelautan Penyediaan dan Pelaksanaan penelitian, Penyampaian informasi kepada Perumusan, penetapan,
dan Pesisir pemeliharaan infrastruktur pengkajian dan pengembangan instansi dan pihak terkait serta dan pelaksanaan kebijakan,
(sarpras) untuk teknologi untuk menyediakan masyarakat berkenaan dengan serta koordinasi guna
meningkatkan kualitas informasi iklim yang cepat, perubahan iklim dan bencana mengurangi potensi risiko
Sektor Air
pelayanan informasi akurat, dan inklusif guna hidrometeorologi untuk dan dampak perubahan
Badan Meteorologi, iklim guna mengurangi mengurangi potensi risiko dan mendorong kapasitas adaptif iklim di seluruh sektor
Klimatologi dan potensi risiko dan dampak dampak perubahan iklim di instansi, individu atau kelompok prioritas.
Sektor Pertanian
Geofisika perubahan iklim di seluruh seluruh sektor prioritas. di seluruh sektor prioritas.
sektor prioritas.
Sektor Kesehatan

Sektor Kelautan - Pelaksanaan penelitian, - Penyusunan, penetapan,


dan Pesisir pengkajian, pengembangan dan pelaksanaan kebijakan,
dan difusi teknologi, serta serta koordinasi bidang
memberi rekomendasi dan pengkajian dan penerapan
Sektor Air
pelayanan penerapan teknologi teknologi untuk mendorong
Badan Pengkajian terkait dengan pengurangan pengurangan risiko dan
dan Penerapan risiko dan dampak perubahan dampak perubahan iklim
Sektor Pertanian
Teknologi iklim di sektor sumber daya air, di sektor sumber daya air,
pertanian, kelautan dan pesisir. pertanian, kelautan dan
Sektor Kesehatan pesisir.

Sektor Kelautan - Menetapkan standar teknologi Meningkatkan kualitas Perumusan dan penetapan
dan Pesisir yang dapat meningkatkan koordinasi penanggulangan kebijakan penanggulangan
kualitas mitigasi dan bencana secara terencana, bencana dan penanganan
penanggulangan bencana terpadu, dan menyeluruh, pengungsi dengan
Sektor Air
terutama terkait bencana terutama terkait bencana bertindak cepat dan tepat
Badan Nasional hidrometeorologi. hidrometeorologi. serta efektif dan efisien
Penanggulangan terutama terkait bencana
Sektor Pertanian
Bencana hidrometeorologi.

Sektor Kesehatan

12 Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas


Sektor Prioritas Korelasi peran K/L dengan pendekatan Ketahanan Iklim
Instansi (K/L)
Ketahanan Iklim Infrastruktur Teknologi Peningkatan Kapasitas Tata Kelola & Pendanaan
- Menyelenggarakan riset dasar, - Pengkajian dan
Sektor Kelautan
inter dan trans-disiplin untuk penyusunan kebijakan
dan Pesisir
mendorong pengurangan di bidang penelitian ilmu
potensi risiko dan dampak pengetahuan yang dapat
perubahan iklim serta mendorong mendorong
Sektor Air
Lembaga Ilmu peningkatan kapasitas adaptif pengurangan potensi risiko
Pengetahuan instansi/individu/kelompok dan dampak perubahan
Indonesia pada sektor terdampak iklim serta peningkatan
Sektor Pertanian perubahan iklim. kapasitas adaptif instansi/
individu/ kelompok
pada sektor terdampak
Sektor Kesehatan perubahan iklim.

Berdasarkan uraian diatas, secara ringkas strukturisasi hasil pemetaan K/L dalam implementasi aksi ketahan
iklim sesuai RPJMN 2020-2024, PN 6, PP 2 (Perpres 18/2020) diilustrasikan oleh Gambar 1. Pembangunan
berketahanan iklim ini merupakan bagian dari kerangka Sustainable Development Goals (SDGs), dimana
Presiden sebagai Dewan Pengarah SDGs dan Bappenas sebagai Koordinator Pelaksana SDGs. Kementerian
KKP dan Kementerian Perhubungan berperan sebagai K/L kunci untuk Sektor Kelautan dan Pesisir,
Kementerian PUPR dan Kementerian LHK sebagai K/L kunci untuk Sektor Air, Kementerian Pertanian sebagai
K/L kunci untuk Sektor Pertanian, dan Kementerian Kesehatan menjadi K/L Kunci untuk Sektor Kesehatan.
Adapun Kementerian LHK selain berperan sebagai K/L Kunci pada Sektor Air, namun juga berperan sebagai
National Focal Point yang bertanggung jawab dan berkomunikasi terhadap seluruh kegiatan terkait United
Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) di tingkat nasional Negara Pihak.

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim


13
Dewan Pengarah SDGs
(Presiden)

Kemenkeu Koordinator Pelaksana SDGs Kemendagri


Kementerian PPN/Bappenas
PP 8/2008 dan
PP 17/2017 Sinkronisasi UU 24/2005 SPPN, Perpres 59/2017 SDGs
Permendagri 86/2017
Perencanaan & Anggaran PP 39/2006

Sektor Prioritas
Kelautan &
Pesisir Air Pertanian Kesehatan

K/L Kunci Pemda UNFCCC

• Kementerian PDTT • Kementerian ATR/BPN • Kementerian PUPR


• Kementerian PUPR
• Kementerian PUPR • BNPB • Kementerian PDTT
• Kementerian Sosial
• Kementerian • BMKG • Kementerian Sosial
• BNBP
Perhubungan • BPPT • Kementerian ATR/BPN
• BMKG
K/L dan • Kementerian Sosial • LIPI • BNPB
• BPPT
Institusi Terkait • Kementerian LHK • BMKG
• LIPI
OPD Kunci
• Kementerian ATR/BPN • BPPT
• BNPB • LIPI National
• BMKG Focal Point
• BPPT
• LIPI

Lembaga Non Pemerintah

Gambar 1. Stakeholder pelaksana aksi ketahanan iklim dalam kerangka SPPN dan SDGs

14 Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas


Peran Pemerintah Daerah

Dampak perubahan iklim yang terbesar Untuk proses sinkronisasi/pengarusutamaan


Adapun kewenangan Pemerintahan PBI dengan dokumen perencanaan daerah
tentu akan sangat dirasakan secara Daerah meliputi hal-hal sebagai berikut: dapat dilakukan dengan mengadopsi alur proses
lokal oleh daerah terdampak, sehingga sinkronisasi perencanaan pembangunan nasional
dalam implementasi aksi pembangunan Pemerintah daerah menyelenggarakan dengan pemerintah daerah yang sudah ada seperti
berketahanan iklim diperlukan peran 1. urusan pemerintahan menurut asas diilustrasikan oleh Gambar 2. Pemerintah daerah
aktif pemerintah daerah. Regulasi yang otonomi dan tugas pembantuan mempunyai kewajiban dalam menyusun Kajian
dengan prinsip otonomi seluas- Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD sebagai
mengatur peran Pemerintah Daerah adalah bagian tidak terpisahkan dari penyusunan dokumen
luasnya sesuai dalam sistem Negara
UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Kesatuan Republik Indonesia. RPJMD sebagaimana Permendagri No. 7 Tahun 2018
Daerah. UU ini telah disempurnakan agar menyesuaikan daya dukung dan daya tampung,
Pemerintah daerah melaksanakan mempertimbangkan kondisi geografis, serta
sebanyak dua kali, pertama dengan
2. urusan pemerintahan konkuren yang keuangan daerah. Melalui proses KLHS inilah aksi
dikeluarkannya UU Nomor 2 Tahun 2014 diserahkan oleh pemerintah pusat PBI dapat diarusutamakan kedalam RPJM Daerah,
tentang Perubahan atas UU Nomor 23 menjadi dasar pelaksanaan otonomi Renstra Daerah, dan RKP Daerah.
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, daerah dengan berdasar atas asas
tugas pembantuan. Sedangkan, untuk memastikan efektivitas
dan yang kedua dengan dikeluarkannya UU
pembangunan di daerah, untuk RKPD akan
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Pemerintah daerah dalam
Kedua atas UU Nomor 23 Tahun 2014 3. melaksanakan urusan pemerintahan
diselaraskan antara pusat dan daerah sebagaimana di
atur dalam Permendagri No. 40 Tahun 2020. Selain itu,
umum yang menjadi kewenangan
tentang Pemerintahan Daerah. UU Nomor Permendagri No. 86 Tahun 2017 dan PP No. 8 Tahun
presiden dan pelaksanaannya
23 Tahun 2014 beserta perubahannya 2008 mengatur tatacara penyusunan, pengendalian
dilimpahkan kepada gubernur dan
dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah agar
menyebutkan adanya perubahan susunan bupati/walikota, dibiayai oleh APBN.
perencanaan pembangunan daerah berjalan secara
dan kewenangan pemerintahan daerah. efektif, efisien, dan akuntabel.

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim


15
Upaya Penanggulangan
Spasial Aspasial Perubahan Iklim Aspasial

Pedoman
RPJP Pedoman RPJM Dijabarkan
RTRW Nasional RKP RAPBN
Nasional Nasional

Pusat
RTR Pulau Diacu
Pedoman Renstra Renja

Diacu & Diserasikan


RTR KSN K/L K/L

Pedoman

Pedoman

Pedoman
KLHS PBI

RTRW Provinsi RPJPD Pedoman


RPJMD Dijabarkan RKPD Pedoman
RAPBD
Provinsi Provinsi Provinsi Provinsi
RTR KSP
Pedoman Diacu
Renstra Renja

Diacu & Diserasikan


OPD Provinsi OPD Provinsi

Daerah
Pedoman

Pedoman

KLHS
RTRW Kab/Kota
RPJPD Pedoman RPJMD Dijabarkan RKPD Pedoman RAPBD
RTR KSK K/K K/K K/K K/K
Diacu
RDTR Pedoman Renstra Renja
OPD K/K OPD K/K

Gambar 2. Sinkronisasi Perencanaan Pembangunan Nasional dengan Daerah

16 Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas


Sejalan dengan kewenangan pemerintah daerah,
OPD yang memiliki peran dalam proses
perencanaan, implementasi, monitoring dan
evaluasi pembangunan berketahanan iklim
diantaranya:

1. OPD yang memiliki kewenangan dalam proses


perencanaan pembangunan daerah dalam hal ini
memastikan isu ketahanan iklim daerah menjadi
prioritas dalam RPJMD dan RKPD;

2. OPD yang memiliki kewenangan dalam sektor


kelautan dan pesisir;

3. OPD yang memiliki kewenangan dalam sektor air;

4. OPD yang memiliki kewenangan dalam sektor


pertanian;

5. OPD yang memiliki kewenangan dalam sektor


kesehatan;

6. OPD yang memiliki kewenangan dalam aspek


pembangunan infrastruktur daerah;

7. OPD yang memiliki kewenangan dalam


penanggulangan bencana daerah.

Photo by Sebastian Staines on Unsplash


Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim
17
3.
Pemetaan Tugas Pokok
dan Fungsi Kementerian
dan Lembaga
3.1 Kerangka Regulasi

Kerangka regulasi dibutuhkan dalam rangka adalah mengacu pada Peraturan Presiden No. 18
meningkatkan pemahaman dan literasi kebijakan Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka
terkait tugas, fungsi serta kewenangan dan Menengah Nasional Tahun 2020-2024. Namun,
penjabaran peran kelembagaan dalam Pembangunan demi mendukung implementasi Pembangunan
Berketahanan Iklim demi mencapai sasaran strategis. Berketahanan Iklim dalam jangka panjang, diperlukan
Selain itu, kerangka regulasi tersebut dibutuhkan regulasi dalam bentuk Peraturan Menteri (Permen)
dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi untuk memperkuat implementasi Pembangunan
dalam Pembangunan Berketahanan Iklim baik di Berketahanan Iklim hingga tahun 2045.
tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Kerangka
regulasi Pembangunan Berketahanan Iklim ini Dalam rangka mendorong pelaksanaan kegiatan
disusun sebagaimana diilustrasikan oleh Gambar 3. Pembangunan Berketahanan Iklim di daerah,
implementasi akan sejalan dengan UU No. 23
Kerangka umum mengenai mekanisme pengendalian Tahun 2014 tentang Urusan Pemerintahan Daerah.
pembangunan nasional berada dibawah koordinasi Dimana, pemerintah daerah diharapkan dapat
PPN/Bappenas sebagai institusi yang memiliki mengintegrasikan Pembangunan Berketahanan Iklim
kewenangan dalam pengendalian pembangunan kedalam RPJMD di daerahnya yang tahapannya dan
sebagaimana Perpres No. 65 dan No. 66 Tahun tata cara penyusunannya mengacu pada PP No. 17
2015 yang mengatur bahwa Kementerian PPN/ tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan
Bappenas memiliki tugas menyelenggarakan urusan & Penganggaran dan PP No. 8 Tahun 2008 tentang
perencanaan pembangunan. Kemudian, regulasi Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
kunci terkait Pembangunan Berketahanan Iklim Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

18 Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas


Dalam rangka implementasi Pembangunan Peraturan Pemerintah maupun Peraturan Presiden. Kesehatan masing-masing K/L kuncinya adalah
Berketahanan Iklim di masing-masing sektor, Di Sektor Kelautan dan Pesisir, Kementerian KKP Kementerian Pertanian dan Kementerian Kesehatan.
dibutuhkan dukungan regulasi terkait kelembagaan. dan Kementerian Perhubungan merupakan K/L Dalam melaksanakan aksi implementasi ketahanan
Hal ini untuk dijadikan acuan bahwa setiap K/L Kunci dalam aksi implementasi pembangunan iklim ini, K/L kunci tersebut melakukan koordinasi
memiliki peran dan kontribusi sesuai dengan tugas berketahanan iklim. Di Sektor Air, terdapat dan dibantu K/L dan institusi terkait. Pemetaan
pokok dan fungsi sebagaimana tercantum dalam Kementerian PUPR dan Kementerian LHK sebagai tugas pokok dan fungsi K/L berdasarkan regulasi
regulasi yang menaunginya, baik itu Undang-Undang, K/L kunci, dan di Sektor Pertanian dan Sektor yang menaungi dapat dilihat pada Lampiran 1.

REGULASI KUNCI PBI REGULASI SEKTORAL TERKAIT PBI

Perencanaan
Kelautan & Pesisir Pertanian
• UU No.25 Tahun 2004 tentang SPPN
• Perpres No.65 & 66 Tahun 20015 tentang
Kementerian PPN/Bappenas UU No. 32 Tahun 2014 UU No. 22 Tahun 2019
tentang Kelautan tentang Sistem Budidaya Pertanian
• Perpres No.18 Tahun 2020 tentang RPJMN
• Perpres No.59 Tahun 2017 tentang SDGs
UU No. 1 Tahun 2014 Perpres No. 45 Tahun 2015
tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir tentang Kementerian Pertanian

Pendanaan & Sinkronisasi Proses Perpres No. 63 Tahun 2015 Perpres No. 27 Tahun 2020
tentang Kementerian Kelautan & Perikanan tentang Kementerian PUPR
• UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
• PP No.17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses
Perencanaan & Penganggaran
• PP No.8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Perpres No. 92
Penyusunan Pengendalian & Evaluasi Pelaksanaan RPD tentang KLHK

Perpres No. 27 Tahun 2020 Perpres No. 35 Tahun 2015


Pemantauan, Evaluasi & Pelaporan tentang Kementerian PUPR tentang Kementerian Kesehatan

• PP No.39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian UU No. 17 Tahun 2019 UU No. 36 Tahun 2009
& Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan tentang Sumber Daya Air tentang Kesehatan
• PP No.8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara
Penyusunan Pengendalian & Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah
Air Kesehatan

Gambar 3. Kerangka Regulasi Pembangunan Berketahanan Iklim

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim


19
Sesuai dengan UU Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara dan Perpres Nomor 7
Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Presiden
Negara, Kementerian PPN/Bappenas mempunyai
tugas menyelenggarakan urusan perencanaan
pembangunan dalam pemerintahan untuk membantu Kementerian
K/L PPN/Bappenas OPD
Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan
negara. Pelaksanaan tugas dan fungsi unit organisasi
Kementerian PPN diatur dalam Perpres Nomor
65 Tahun 2015 tentang Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional. Sedangkan pelaksanaan Pengendalian (RPJMN & RKP)
tugas dan fungsi unit organisasi Bappenas diatur
dalam Perpres Nomor 66 Tahun 2015 tentang Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional, sebagaimana
Penilaian Program Prioritas/Kegiatan Prioritas
diubah dengan Perpres Nomor 20 Tahun 2016. Sistem Informasi Terpadu
Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Evaluasi & Pengendalian
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (SITEP)
Tahun 2020-2024 merupakan regulasi kunci, dimana Verifikasi Hasil Penilaian
pembangunan berketahanan iklim menjadi salah satu
1. Satu Data Indonesia (SDI)
prioritas nasional. Peran Kementerian PPN/Bappenas
2. Sistem Pemerintahan Berbasis
menjadi institusi yang memiliki kewenangan dan Elektronik (SPBE) On-track Verifikasi Hasil Penilaian
bertanggung jawab dalam melakukan mekanisme 3. Laporan Evaluasi RPJMN &
Laporan Evaluasi RKP
pengendalian pembangunan (Gambar 4).
4. Data & Informasi Khusus:
• BPK, BPKP, ORI Lanjut Tindakan Korektif
Dalam konteks Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan • Laporan Kinerja
implementasi PBI mengacu pada Peraturan Pembangunan Daerah
• Hasil Survei & Evaluasi Tematik
Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara (Domestik & Internasional) Konstruktif Preventif
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 • Refocusing
Persetujuan
Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan • Reorientasi
Presiden
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana • Restrukturisasi
Pembangunan Daerah, disebutkan bahwa siklus
perencanaan pembangunan nasional dan daerah Surat Menteri PPN ke Suspend
Menteri Teknis/Kepala (Definitif/Sementara)
terdiri dari 4 tahapan, dimulai dengan (i) Penyusunan
Lembaga Pemerintah dalam sistem KRISNA
Rencana, (ii) Penetapan Rencana, (iii) Pengendalian Non Kementerian
Pelaksanaan Rencana dan (iv) Evaluasi Pelaksanaan Gambar 4. Mekanisme Pengendalian Pembangunan Nasional
Rencana.

20 Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas


3.2 Regulasi Terkait Sektor Kelautan & Pesisir

Dalam Sektor Kelautan dan Pesisir, Pembangunan Berketahanan Iklim mendukung muka air laut, dan atau el nino dan el nina) sebagaimana yang
implementasi UU No. 32 Tahun 2014 tentang Kelautan dan UU No. 1 Tahun 2014 diamanatkan dalam Pasal 22 ayat 2, Pasal 25-27, dan Pasal 50-57.
tentang Perubahan Atas UU No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Dua tujuan dari UU No.32 Tahun 2014 yang didukung Sedangkan tujuan dari UU No. 1 Tahun 2014 ini adalah memberikan
dengan adanya aksi Pembangunan Berketahanan Iklim yaitu (1) mewujudkan laut kewenangan dan tanggung jawab negara secara memadai
yang lestari serta aman sebagai ruang hidup dan ruang juang bangsa Indonesia, atas pengelolaan Perairan Pesisir dan pulau-pulau kecil. Secara
dan (2) memanfaatkan Sumber Daya Kelautan secara berkelanjutan untuk sebesar- spesifik Pembangunan Berketahanan Iklim mendukung UU No. 1
besarnya kesejahteraan bagi generasi saat ini tanpa mengorbankan kepentingan Tahun 2014 yaitu bahwa pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-
generasi mendatang. Secara spesifik Pembangunan Berketahanan Iklim mendukung pulau kecil diselenggarakan dengan tujuan untuk melestarikan,
amanat dalam UU No. 32 Tahun 2014 yaitu pentingnya pengembangan teknologi mengkonservasi, merehabilitasi, dan memitigasi bencana wilayah
kapal dengan menyesuaikan potesi bencana dan antisipasi perlindungan laut pesisir dan pulau-pulau kecil sebagaimana yang diamanatkan dalam
terhadap bencana kelautan akibat pemanasan global (kenaikan suhu, kenaikan Pasal 4, Pasal 28, Pasal 31 ayat 2, Pasal 42 ayat 2, dan Pasal 56-59.

3.3 Regulasi Terkait Sektor Air

Dalam Sektor Air, Pembangunan Berketahanan Iklim mendukung implementasi Secara spesifik Pembangunan Berketahanan Iklim mendukung implementasi UU No.
dari UU No. 17 tahun 2019 tentang Sumber Daya Air. Sebagaimana amanat UU 17 Tahun 2019 yaitu bahwa pengelolaan sumber daya air dilakukan berdasarkan asas
tersebut, hal yang menjadi dasar aksi Pembangunan Berketahanan Iklim yaitu wawasan lingkungan, kelestarian dan keberlanjutan. Terutama untuk pemenuhan
upaya antisipasi dalam menghadapi ketidakseimbangan di masa yang akan datang air bagi kebutuhan pokok masyarakat dan bagi kebutuhan irigasi untuk pertanian
bahwa ketersediaan air yang cenderung menurun dan kebutuhan air yang semakin melalui rehabilitasi daerah tangakapan air, penerapan teknologi perlindungan
meningkat sehingga sumber daya air perlu dikelola dengan memperhatikan fungsi daerah aliran sungai (DAS), dan penanganan banjir. Hal tersebut sebagaimana
sosial, lingkungan hidup, dan ekonomi secara selaras. yang diamanatkan dalam Pasal 2, Pasal 21, Pasal 22 ayat 2, Pasal 28 ayat 1 dan 2.

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim


21
3.4 Regulasi Terkait Sektor Pertanian

Dalam Sektor Pertanian, isu ketahanan iklim mendukung implementasi UU. Penyelenggaran budidaya pertanian didefinisikan melalui upaya ekstensifikasi,
No. 22 Tahun 2019 tentang Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan. Sistem intensifikasi, dan diversifikasi dengan mempertimbangkan perubahan iklim.
Budi Daya Pertanian Berkelanjutan yang dimaksud dalam UU No. 22 Tahun Keberhasilan pembangunan pertanian melalui penyelenggaraan budidaya
2019 pada prinsipnya merupakan paradigma pengelolaan (budidaya) pertanian pertanian akan tercapai dengan baik jika didukung dengan kemajuan teknologi
yang mengintegrasikan empat aspek: lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi. pertanian yang ramah lingkungan. Secara spesifik Pembangunan Berketahanan
Hal ini demi memperhatikan daya dukung ekosistem, adaptasi ketahanan Iklim mendukung implementasi UU No. 22 Tahun 2019 yaitu untuk meningkatkan
iklim demi terwujudnya ketahanan pangan, dan kelestarian lingkungan guna produktivitas hasil pertanian, meningkatkan pendapatan petani, dan mengupayakan
mewujudkan sistem pertanian yang maju, efisien, dan tangguh. ketersediaan air dengan memepertimbangkan kondisi lingkungan. Hal ini
sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 7, dan Pasal 47 ayat 3.

3.5 Regulasi Terkait Sektor Kesehatan

Dalam sektor Kesehatan, Pembangunan Berketahanan Iklim mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat juga berarti investasi bagi
implementasi UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Hal yang pembangunan negara.
melatarbelakanginya adalah (1) setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya dilaksanakan Secara spesifik Pembangunan Berketahanan Iklim mendukung
berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka implementasi UU No. 36 Tahun 2009 memalui peningkatan fasilitas
pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan kesehatan, pengembangan produk kesehatan dan pemanfaatan
dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional, dan (2) setiap hal yang teknologi informasi kesehatan, penanggulanagan penyakit menular, dan
menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat Indonesia akan peningkatan kualitas lingkungan yang sehat sebagaimana diamanatkan
menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi negara, dan setiap upaya dalam Pasal 30-35, Pasal 42 ayat 1, Pasal 157 ayat 2, dan Pasal 162.

22 Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas


4.
Kepakaran yang Berperan
dalam Ketahanan Iklim
Kepakaran atau Tahapan tersebut dapat berjalan secara efektif apabila
keahlian yang didukung dengan spesifikasi kepakaran atau keahlian
dibutuhkan dalam sebagai berikut:
isu ketahanan iklim
dibagi menjadi tiga Bidang valuasi ekonomi kegiatan ketahanan iklim, khususnya untuk 4
(3) tahapan proses
1. sektor prioritas yaitu Kelautan dan Pesisir, Air, Pertanian dan Kesehatan;
pembangunan, yaitu:
Bidang meteorologi dan klimatologi, baik dalam aspek proyeksi iklim
1. Perencanaan,
2. maupun terkait penentuan bahaya iklim;

2. Implementasi, Bidang pertanian khususnya pengembangan climate smart agriculture


3. dan asuransi pertanian;
3. Monitoring dan
Evaluasi. Bidang kelautan dan pesisir khususnya pengembangan dan
4. penerapan teknologi kapal yang tahan gelombang, dan teknologi
pencegahan penggenangan pesisir;

Bidang sumber daya air khususnya pemanfaatan teknologi geospasial


5. untuk percepatan pembangunan infrastruktur sumberdaya air;

Bidang Kesehatan khususnya ketahanan terhadap penyakit berbasis


6. vector-borne;

Bidang kebijakan dan kelembagaan, khususnya yang terkait dengan


7. isu ketahanan iklim;

Bidang pemantauan, evaluasi dan pelaporan (PEP), khususnya yang


8. memahami konsep PEP RPJMN maupun RPJMD. Selain itu diperlukan
keahlian untuk mengembangkan sistem PEP berbasis online untuk
membuat prosesnya lebih efektif, efisien dan transparan.

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim


23
5.
Mekanisme Koordinasi
Kelembagaan Implementasi
Aksi Ketahanan Iklim
Tata kelola pemerintahan harus berjalan efektif Fungsi pengendalian tersebut semakin diperkuat
dalam implementasi Rencana Pembangunan Jangka dengan terbitnya PP No. 17 Tahun 2017. Pesan kunci
Panjang Nasional (RPJPN) 2005 – 2025 dan Grand dalam pasal 1 Proyek Prioritas adalah proyek yang
Design Reformasi Birokrasi tahun 2010 – 2025 dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah
untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik dan Daerah, dan/atau Badan Usaha yang memiliki sifat
berwibawa yang berdasarkan hukum serta birokrasi strategis dan jangka waktu tertentu untuk mendukung
yang profesional dan netral. Saat ini, kelembagaan pencapaian prioritas pembangunan. Kemudian pada
dalam konteks implementasi RPJMN sudah pasal 4 ayat 1 Kerangka Pendanaan dilakukan melalui
berjalan dengan baik, dimana Kementerian PPN/ pengintegrasian sumber pendanaan, baik sumber
Bappenas mendorong pencapaian pertumbuhan pendanaan pemerintah maupun non-pemerintah,
dan pemerataan melalui integrasi pusat dan daerah yang dimanfaatkan dalam rangka pencapaian
dengan pendekatan holistik-tematik, integratif dan Sasaran Pembangunan Nasional.
spasial. Sesuai dengan UU No. 25 Tahun 2004,
Kementerian PPN/Bappenas memiliki peran strategis Disisi lain, berdasarkan Sidang Kabinet Paripurna1,
dalam perencanaan pembangunan nasional yaitu Presiden Joko Widodo menegaskan Kementerian
pada tahap penyusunan rencana pembangunan PPN/Bappenas sebagai Clearing House (Perumus
nasional serta tahap pengendalian dan evaluasi Kebijakan dan Peraturan) agar fokus pada
pelaksanaan rencana pembangunan nasional. pengelolaan program/proyek prioritas nasional
yang melibatkan kementerian/lembaga/pemerintah
Kementerian PPN/Bappenas juga memiliki fungsi daerah, contohnya Clearing House perencanaan
sebagai sistem integrator yang memadukan semua program prioritas dan Clearing House pengendalian
kegiatan pembangunan dan pengendalian atas perencanaan (melingkupi monitoring, evaluasi, dan
pelaksanaan rencana pembangunan nasional. rekomendasi tindak lanjut).

1
Sidang Kabinet Paripurna tanggal 14 November 2019.

24 Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas


Dalam konteks ketahanan iklim, peran Bappenas sebagai Clearing House fokus pada perencanaan dan pengendalian Prioritas Nasional 6, Program Prioritas 2 sebagaimana
tertuang dalam RPJMN 2020-2024. Disisi lain, kementerian PPN/Bappenas menerjemahkannya Visi Misi Presiden menjadi tujuh (7) agenda pembangunan yang salah satu
agendanya adalah Pembangunan Berketahanan Iklim. Skema mekanisme koordinasi Pembangunan Berketahanan Iklim ini diilustrasikan oleh Gambar 5.

Prioritas Nasional (PN) 6 Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan


Ketahanan Bencana, dan Perubahan Iklim

PP2
Peningkatan Ketahanan
1. Kementerian PPN/Bappenas menjadi
Bencana & Iklim
clearing house agar manfaat program
dapat dirasakan oleh masyarakat Koherensi antara RKP, Renja, dan RKA
(delivered).
Kegiatan Prioritas 2:
2. Aspek perencanaan pembangunan: Renja RKA
• Penentuan lokasi & program prioritas; Peningkatan Ketahanan Iklim
• Approval terhadap program prioritas;
• Penyiapan aspek pendanaan,
regulasi, dan kelembagaan. Sinergi Partisipatif
3. Aspek pengendalian pembangunan:
• Monev terhadap program prioritas;
• Penyusunan rekomendasi Non-State Actor
debottlenecking berdasarkan hasil
monev.
4. Menjalankan strategi penguatan Private Sector
perencanaan pembangunan melalui 3
RPJMD
hal yaitu Relevansi, Koherensi, dan
Validasi Kinerja.
RKPD

THIS (Tematik, Holistik, Integratif, Spasial)


Renja OPD

RKA OPD

Gambar 5. Mekanisme Koordinasi Pembangunan Berketahanan Iklim

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim


25
Dalam mendukung peran Kementerian PPN/ Mengkaji bahaya iklim nasional.
1. • Dalam hal ini Sekretariat Ketahanan Iklim Nasional melakukan
Bappenas sebagai Clearing House khususnya
pengorganisasian lokakarya, diskusi kelompok terfokus, workshop dan
pada peningkatan ketahanan iklim, maka kegiatan lainnya yang serupa;
diperlukan sebuah instrumen pendukung • Mengatur manajemen bank data yang terkait dengan data bahaya iklim
yang membantu Kementerian PPN/Bappenas nasional.
yaitu Sekretariat Ketahanan Iklim Nasional.
Menyusun dan melakukan pemutakhiran kegiatan aksi ketahanan iklim melalui
Sekretariat Ketahanan Iklim Nasional ini berada 2. perumusan kebijakan dan langkah-langkah aksi ketahanan iklim nasional.
dibawah koordinasi Direktorat Lingkungan
Hidup Kementerian PPN/Bappenas yang Melakukan koordinasi lintas sektoral.
3. • Mendukung kajian dan studi yang bersifat lintas sektor;
tugas dan fungsinya sebagai berikut:
• Menyediakan layanan konsultasi;
• Mendukung proses fasilitasi dan koordinasi antar stakeholder,
pengorganisasian rapat, dan penyusunan materi substansi

Mengembangkan dan mengawal implementasi Pembangunan Berketahanan


4. Iklim di daerah.
• Mendukung penyusunan Rencana Aksi Daerah Ketahanan Iklim;
• Mendukung proses koordinasi sektoral antar K/L dan daerah.

Melakukan kerjasama dengan pemangku kepentingan lainnya (LSM, CSO,


5. Perguruan Tinggi, Sektor Swasta, masyarakat, dll).
• Mendukung pengembangan konsep dan pendekatan untuk merangkul sektor
swasta dalam aksi Pembangunan Berketahanan Iklim;
• Mendukung ide pembentukan jaringan expert atau akademisi untuk proses
peningkatan kapasitas;
• Mengorganisasikan pertemuan konsultatif.

Melakukan proses Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan (PEP).


6. • Memberikan dukungan teknis kepada K/L atau OPD untuk proses PEP;
• Memastikan proses PEP berjalan setiap tahun.

26 Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas


Photo by Kevin Yudhistira Alloni on Unsplash

6. Penutup

Fungsi kelembagaan dalam implementasi PBI


adalah demi terciptanya perencanaan dan aksi
ketahanan iklim yang optimal. Dengan terbitnya buku
Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim ini diharapkan
bahwa setiap K/L dapat secara lebih terarah dalam
menjalankan aksi implementasi PBI karena ketahanan
iklim di masing-masing sektor akan bergantung pada
kinerja dan koordinasi antara K/L kunci dengan K/L
dan institusi pendukungnya. Langkah selanjutnya
adalah bagaimana upaya pengarusutamaan RPJMN
2020-2024 dapat direspon oleh K/L dan OPD dalam
penyusunan Renstra/Renstrada dan Renja K/L &
OPD. Disisi lain, tetap diperlukannya koordinasi dan
keterlibatan aktif dari semua elemen pembangunan
yaitu sektor swasta, mitra pembangunan, akademisi,
LSM, dan masyarakat.

Buku Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim ini


merupakan bagian dari dokumen Pembangunan
Berketahanan Iklim. Selain itu, akan dikeluarkan
dokumen lainnya antara lain Daftar Lokasi dan Aksi
untuk Ketahanan Iklim, Peran Non-State Actor untuk
Ketahanan Iklim, Pendanaan untuk Ketahanan Iklim,
dan Pengendalian & Evaluasi Aksi Ketahanan Iklim
Dalam Perencanaan Nasional.

Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim


27
Photo by Reynardo Etenia Wongso on Unsplash

Lampiran
28 Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas
Pemetaan Tugas Pokok dan Fungsi K/L

Sektor Peraturan Perundangan Kementerian & Lembaga (K/L)

K/L Kunci
• KKP
• Kementerian Perhubungan
• Undang-Undang Nomor 32 tahun 2014 K/L dan Institusi terkait
tentang Kelautan menggantikan dan mencabut UU 6 tahun 1996 tentang • Kementerian DPDTT
Perairan Indonesia • Kementerian PUPR
• Undang-Undang Nomor 1 tahun 2014 • Kementerian Perhubungan
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan • Kementerian Sosial
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil • Kementerian LHK
Kelautan & Pesisir • Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 • Kementerian ATR/BPN
tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan • BNPB
• Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 • BMKG
tentang Kementerian Perhubungan • BPPT
• LIPI
• Pemerintah Daerah
• Lembaga Non-Pemerintah

• Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2019


K/L Kunci
tentang Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan
• Kementerian PUPR
• Undang-Undang Nomor 17 tahun 2019
• Kementerian LHK
tentang Sumber Daya Air
K/L dan institusi terkait
• Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2020
• Kementerian ATR/BPN
tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
• BNPB
• Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2020
• BMKG
Air tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
• BPPT
• Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015
• LIPI
tentang Kementerian Pertanian
• Pemerintah Daerah
• Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2019
• Lembaga Non-Pemerintah
tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim


29
Sektor Peraturan Perundangan Kementerian & Lembaga (K/L)

• Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2019


tentang Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan
K/L Kunci
• Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2015
Kementerian Pertanian (Kementan)
tentang Kementerian Sosial
K/L dan institusi terkait
• Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008
• Kementerian PUPR
tentang Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
• Kementerian DPDTT
• Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015
• Kementerian Sosial
tentang Kementerian Pertanian
• Kementerian ATR/BPN
• Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2020
• BNPB
Pertanian tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
• BMKG
• Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2019
• BPPT
tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana
• LIPI
• Peraturan Presiden Nomor 85 Tahun 2020
• Pemerintah Daerah
tentang Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
• Lembaga Non-Pemerintah
• Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2020
tentang Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

K/L Kunci
Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
• Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
K/L dan institusi terkait
tentang Kesehatan
• Kementerian PUPR
• Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015
• Kementerian Sosial
tentang Kementerian Kesehatan
• BNPB
• Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008
• BMKG
Kesehatan tentang Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
• BPPT
• Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2019
• LIPI
tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana
• Pemerintah Daerah
• Lembaga Non-Pemerintah

30 Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas


Sektor Peraturan Perundangan Kementerian & Lembaga (K/L)

• Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004


tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
• Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara
• Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah
• Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008
tentang Kementerian Negara
• Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah
• Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014
tentang Administrasi Pemerintahan
• Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 39 Tahun 2006,
Lintas
• PP Nomor 8 tahun 2008 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2010
Sektor
• Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2015
tentang Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional
• Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2020
tentang Kementerian Keuangan
• Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2015
tentang Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
• Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017
tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional
• Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024
• Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2015
tentang Kementerian Dalam Negeri
• Peraturan Presiden Nomor 68 tahun 2019
tentang Organisasi Kementerian Negara

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim


31
Photo by Skitterphoto on Pexels

32 Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas


Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Kelembagaan untuk Ketahanan Iklim
33
Photo by Tom Fisk on Pexels
BUKU 2
KELEMBAGAAN UNTUK
KETAHANAN IKLIM

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas lcdi-indonesia.id


Jl. Taman Suropati No.2 Jakarta, 10310 lcdi.id @lcdi.id @LCDI_Indonesia
Telp: (021) 3193 6207
Low Carbon Development Indonesia

Anda mungkin juga menyukai