Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PEYULUHAN

TRAUMA ABDOMEN

Disusun oleh :

WILATRI MARDA

171211315

4A

Dosen pembimbing : Ns. Lola Despitasari, M.kep

S1 KEPERAWATAN

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

TA 2020/2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TRAUMA ABDOMEN

TOPIK : Trauma abdomen


HARI/TANGGAL : Rabu, 20 April 2021
WAKTU : 30 Menit
PENYAJI : Wilatri Marda
TEMPAT : Ruang Bedah M.Zein Painan

A. Latar Belakang
Trauma adalah cedera/rudapaksa atau kerugian psikologis atau emosional (Dorland,
2002). Trauma abdomen adalah pukulan / benturan langsung pada rongga abdomen yang
mengakibatkan cidera tekanan/tindasan pada isi rongga abdomen, terutama organ padat
(hati, pancreas, ginjal, limpa) atau berongga (lambung, usus halus, usus besar, pembuluh
– pembuluh darah abdominal) dan mengakibatkan ruptur abdomen. (Temuh Ilmiah
Perawat Bedah Indonesia, 13 Juli 2000).
Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan
tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja (Smeltzer, 2001). Trauma
Abdomen adalah terjadinya atau kerusakan pada organ abdomen yang dapat
menyebabkan perubahan fisiologi sehingga terjadi gangguan metabolisme, kelainan
imonologi dan gangguan faal berbagai organ (Sjamsuhidayat, 1997).
Bila suatu kekuatan eksternal dibenturkan pada tubuh manusia (akibat kecelakaan
lalu lintas, penganiayaan, kecelakaan olah raga dan terjatuh dari ketinggian), maka
beratnya trauma merupakan hasil dari interaksi antara faktor – faktor fisik  dari kekuatan
tersebut dengan jaringan tubuh. Berat trauma yang terjadi berhubungan  dengan
kemampuan obyek statis (yang ditubruk) untuk menahan tubuh. Pada tempat benturan
karena terjadinya perbedaan pergerakan  dari jaringan tubuh yang akan menimbulkan
disrupsi jaringan.

B. Tujuan
I. Tujuan Penyuluhan Umum
Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang trauma abdomen selama 30 menit, klien
dan keluarga mampu memahami mengenai trauma abdomen.
II. Tujuan Penyuluhan Khusus
Setelah selesai mengikuti penyuluhan, keluarga mampu:
1. Mengetahui pengertian trauma abdomen
2. Mengetahu penyebab trauma abdomen
3. Mengetahui tanda dan gejala trauma abdomen
4. Mengetahui penanganan trauma abdomen
5. Mengetahui pencegahan kekambuhan trauma abdomen

C. Materi
Materi penyuluhan yang akan diberikan meliputi :
1. Pengertian Trauma abdomen
2. Etiologi Trauma abdomen
3. Manifestasi klinik Trauma abdomen
4. Penatalaksaan Trauma abdomen
5. Pencegahan Trauma abdomen

D. Metode
Ceramah dan Tanya Jawab

E. Media
Media yang digunakan untuk penyuluhan, adalah : leaflet

F. Waktu Pelaksanaan
Hari : Selasa
Tanggal : 20 April 2021
Jam : 09.00 WIB
Alokasi Waktu : 30 menit

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 5 menit Pembukaan :
Salam pembuka
1. Memperkenalkan diri, menjelaskan topik Mendengarkan dan
penyuluhan dan tujuan penyuluhan. memperhatikan.
2. Menggali pengetahuan tentang pengertian, Menjawab pertanyaan
etiologi, dan manifestasi klinik Trauma yang diajukan oleh
abdomen, serta cara pencegahannya. penyaji.
2. 15 menit Penyajian :
Menjelaskan materi tentang :
1. Pengertian, etiologi, manifestasi klinik Mendengarkan dan
Trauma abdomen memperhatikan.
2. Penatalaksanaan Trauma abdomen
3. Pencegahan Trauma abdomen Mengajukan pertanyaan
4. Memberi kesempatan untuk bertanya. bila kurang mengerti.
5. Menjawab pertanyaan. Mendengarkan dan
memperhatikan.
3. 10 menit Penutup :
1. Melakukan evaluasi dengan memberikan Menjawab pertanyaan
pertanyaan.
2. Menyimpulkan materi yang telah
disampaikan. Mengajukan pertanyaan
3. Memberi kesempatan kepada peserta untuk
bertanya kembali jika kurang jelas.
4. Mengucapkan salam penutup.

G. Tempat Pelaksanaan
1) Tempat
Ruang Bedah RSUD M.Zein Painan
2) Setting Ruangan
a. Moderator
b. Penyaji
c. Observer
d. Fasilitator
e. Pasien / Keluarga

B B

C
E E
D E D

H. Evaluasi
Pasien / keluarga yang dapat menyebutkan pengertian, etiologi, manifestasi, penatalaksanaan
dan pencegahan trauma abdomen:
 Baik : 100 %
 Sedang : 60 % - 90 %
 Kurang : < 50 %
ISI MATERI

A. Pengertian
Trauma adalah cedera/rudapaksa atau kerugian psikologis atau emosional (Dorland,
2002). Trauma abdomen adalah pukulan / benturan langsung pada rongga abdomen yang
mengakibatkan cidera tekanan/tindasan pada isi rongga abdomen, terutama organ padat
(hati, pancreas, ginjal, limpa) atau berongga (lambung, usus halus, usus besar, pembuluh –
pembuluh darah abdominal) dan mengakibatkan ruptur abdomen. (Temuh Ilmiah Perawat
Bedah Indonesia, 13 Juli 2000).
Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan
tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja (Smeltzer, 2001).
Trauma Abdomen adalah terjadinya atau kerusakan pada organ abdomen yang dapat
menyebabkan perubahan fisiologi sehingga terjadi gangguan metabolisme, kelainan
imonologi dan gangguan faal berbagai organ (Sjamsuhidayat, 1997).

B. Etiologi / Faktor Penyebab


Kecelakaan lalu lintas, penganiayaan, kecelakaan olahraga dan terjatuh dari
ketinggian. Menurut sjamsuhidayat, penyebab trauma abdomen adalah, sebagai berikut :
1) Penyebab trauma penetrasi
 Luka akibat terkena tembakan
 Luka akibat tikaman benda tajam
 Luka akibat tusukan
2) Penyebab trauma non-penetrasi
 Terkena kompresi atau tekanan dari luar tubuh
 Hancur (tertabrak mobil)
 Terjepit sabuk pengaman karna terlalu menekan perut
 Cidera akselerasi / deserasi karena kecelakaan olah raga.

C. Klasifikasi
Trauma pada dinding abdomen terdiri dari :
 Kontusio dinding abdomen
Disebabkan trauma non-penetrasi. Kontusio dinding abdomen tidak terdapat cedera
intra abdomen, kemungkinan terjadi eksimosis atau penimbunan darah dalam
jaringan lunak dan masa darah dapat menyerupai tumor.
 Laserasi
Jika terdapat luka pada dinding abdomen yang menembus rongga abdomen harus di
eksplorasi. Atau terjadi karena trauma penetrasi.

Trauma abdomen pada isi abdomen, menurut  Suddarth& Brunner (2002) terdiri dari:
 Perforasi organ viseral intraperitoneum
Cedera pada isi abdomen mungkin di sertai oleh bukti adanya cedera pada dinding
abdomen.
 Luka tusuk (trauma penetrasi) pada abdomen
Luka tusuk pada abdomen dapat menguji kemampuan diagnostik ahli bedah.
 Cedera thorak abdomen
Setiap luka pada thoraks yang mungkin menembus sayap kiri diafragma, atau sayap
kanan dan hati harus dieksplorasi.

D. Manifestasi Klinis
Kasus trauma abdomen ini bisa menimbulkan manifestasi klinis menurut
Sjamsuhidayat (1997), meliputi: nyeri tekan diatas daerah abdomen, distensi abdomen,
demam, anorexia, mual dan muntah, takikardi, peningkatan suhu tubuh, nyeri spontan.
Pada trauma non-penetrasi (tumpul) biasanya terdapat adanya:
1. Jejas atau ruftur dibagian dalam abdomen
2. Terjadi perdarahan intra abdominal.
3. Apabila trauma terkena usus, mortilisasi usus terganggu sehingga fungsi usus tidak
normal dan biasanya akan mengakibatkan peritonitis dengan gejala mual, muntah,
dan BAB hitam (melena).
4. Kemungkinan bukti klinis tidak tampak sampai beberapa jam setelah trauma.
5. Cedera serius dapat terjadi walaupun tak terlihat tanda kontusio pada dinding
abdomen.
Pada trauma penetrasi biasanya terdapat:
1. Terdapat luka robekan pada abdomen.
2. Luka tusuk sampai menembus abdomen.
3. Penanganan yang kurang tepat biasanya memperbanyak perdarahan/memperparah
keadaan.
4. Biasanya organ yang terkena penetrasi bisa keluar dari dalam andomen.

E. Penatalaksanaan
1. Pemeriksaan Diagnostik
a) Foto thoraks
Untuk melihat adanya trauma pada thorak.
b) Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan Hb diperlukan untuk base-line data bila terjadi perdarahan terus
menerus. Demikian pula dengan pemeriksaan hematokrit. Pemeriksaan leukosit
yang melebihi 20.000/mm tanpa terdapatnya infeksi menunjukkan adanya
perdarahan cukup banyak kemungkinan ruptura lienalis. Serum amilase yang
meninggi menunjukkan kemungkinan adanya trauma pankreas atau perforasi
usus halus. Kenaikan transaminase menunjukkan kemungkinan trauma pada
hepar.
c) Plain abdomen foto tegak
Memperlihatkan udara bebas dalam rongga peritoneum, udara bebas
retroperineal dekat duodenum, corpus alineum dan perubahan gambaran usus.
d) Pemeriksaan urine rutin
Menunjukkan adanya trauma pada saluran kemih bila dijumpai hematuri. Urine
yang jernih belum dapat menyingkirkan adanya trauma pada saluran urogenital.
e) VP (Intravenous Pyelogram)
Karena alasan biaya biasanya hanya dimintakan bila ada persangkaan trauma
pada ginjal.
f) Diagnostik Peritoneal Lavage (DPL)
Dapat membantu menemukan adanya darah atau cairan usus dalam rongga
perut. Hasilnya dapat amat membantu. Tetapi DPL ini hanya alat diagnostik.
Bila ada keraguan, kerjakan laparatomi (gold standard).
g) Ultrasonografi dan CT Scan
Sebagai pemeriksaan tambahan pada penderita yang belum dioperasi dan
disangsikan adanya trauma pada hepar dan retroperitoneum.
2. Penatalaksanaan Medis :
 Abdominal paracentesi
Menentukan adanya perdarahan dalam rongga peritonium, merupakan indikasi untuk
laparotomi.
 Pemeriksaan laparoskopi
Mengetahui secara langsung penyebab abdomen akut.
 Pemasangan NGT
Memeriksa cairan yang keluar dari lambung pada trauma abdomen.
 Pemberian antibiotik
Mencegah infeksi.
 Laparotomi
3. Penatalaksanaan keperawatan:
a) Mulai prosedur resusitasi (memperbaiki jalan napas, pernapasan, sirkulasi) sesuai  
indikasi.
b) Pertahankan pasien pada brankar atau tandu papan ;  gerakkan dapat menyebabkan
fragmentasi bekuan pada pada pembuluh darah besar dan menimbulkan hemoragi
masif.
c) Kaji tanda dan gejala hemoragi.
d) Kontrol perdarahan dan pertahanan volume darah sampai pembedahan dilakukan.
e) Aspirasi lambung dengan selang nasogastrik. Prosedur ini membantu mendeteksi
luka lambung, mengurangi kontaminasi terhadap rongga peritonium, dan mencegah
komplikasi paru karena aspirasi.
f) Tutupi visera abdomen yang keluar dengan balutan steril, balutan salin basah untuk
mencegah kekeringan visera.
g) Pasang kateter uretra menetap untuk mendapatkan kepastian adanya hematuria dan
pantau haluaran urine.
h) Siapkan pasien untuk pembedahan jika terdapat bukti adanya syok, kehilangan
darah, adanya udara bebas dibawah diafragma, eviserasi, atau hematuria.

Anda mungkin juga menyukai