Anda di halaman 1dari 3

A.

Keunggulan sekolah berbasis agama

1. Pertama, Pelajaran Agama yang Lebih Intensif.

Kalau belajar di sekolah umum, pelajaran agamanya tidak banyak. Paling 2

jam setiap minggunya. Bandingkan dengan sekolah berbasis agama. Untuk pelajaran

agamanya mungkin sama, yakni 2 jam. Tapi banyak pelajaran yang terkait dengan

agama, misal: mengaji, menulis Arab, hafalan doa, belajar sejarah agama, shalat

Dhuha jamaah dan lainnya.

2. Kedua, Pelatihan Tingkah Laku dan Budi Pekerti Menurut Tuntunan Agama. 

Sejak masuk ke gerbang sekolah sampai nantinya pulang sekolah, anak-anak

kita dilatih untuk berlaku sesuai tuntunan agama. Misal: datang ke sekolah disambut

oleh guru dan kita menyalami dengan mencium tangan secara takzim pada guru, lalu

setelah itu shalat Dhuha berjamaah. Juga ikrar sebelum masuk kelas yang sebagian

adalah doa sebelum belajar. Masuk kamar mandi berdoa, mau masuk masjid berdoa,

dan lainnya.

3. Ketiga, Banyak Kegiatan Tambahan yang Positif.

Mereka memiliki jam khusus untuk membaca dan menulis. Mereka diminta

untuk membaca buku-buku umum selain buku pelajaran. Bisa buku pribadi yang

dibawa dari rumah atau pinjam dari perpustakaan. Lalu mereka diajari dan diminta

untuk menulis. Dua kegiatan ini, membaca dan menulis, adalah kegiatan positif dan

berguna untuk pendidikan. Bahkan secara giliran, guru kelas akan mengajak seluruh

siswanya ke perpustakaan untuk membaca bersama di sana.


4. Keempat, Kegiatran Ekstrakurikuler yang ‘Wajib’.

Sebenarnya kalau kita mengacu pada kata ‘ekstra’, maka itu seharusnya

tambahan. Tak wajib. Namun di sekolah seperti ini, jam ekstra bercampur dengan

pelajaran utama. Jadi bukan dipisah. Bukan seperti sekarang pelajaran sekolah,

setelah itu bebas tak terkait pelajaran. Karena itu pilihan kegiatan esktra sangat

banyak. Kegiatan ini akan berusaha mengakomodasi keinginan, kesukaan dan bakat

sang anak. Kenapa kegiatan ekstra ini masih terasa wajib? Karena kegiatan ekstra ini

juga dinilai. Dan nilainya akan dimasukkan juga ke rapor. Selain itu ada kegiatan

ekstra yang tak wajib. Ini seperti kumpulan siswa yang memiliki minat yang sama

atau biasa di sebut grup, misalnya seperti grup hadroh (sholawatan) dan lainnya.

5. Kelima, Perhatian Penuh dari Guru.

Karena masa belajar yang lama, maka para guru akan lebih kenal dan dekat

dengan siswa-siswanya. Sehingga mereka tahu apa yang menjadi kendala seorang

siswa dalam belajar. Dia juga tahu kelebihan, kekurangan, bakat dan minat siswa.

Dengan perhatian yang lebih, maka harapannya siswa bisa lebih berprestasi.

B. Kekurangan dan Kelemahan sekolah berbasis agama

1. Pertama, Terkesan Memaksa dan Penggemblengan

Sebetulnya bagi sebagian orang tua akan merasa kasihan apabila anaknya

harus digembleng dengan pendidikan ini itu yang belum tentu anaknya sendiri itu

mau. Orang tua seolah-olah seperti memaksa anaknya untuk menjadi baik walaupun

sebetulnya hal itu sangat diperlukan bagi orang tua untuk memberikan pendidikan

yang baik bagi anak-anaknya sebagai bekal kehidupan nanti.


2. Kedua, Eklusif dan homogen Alasan ini sangat subjektif. 

Bagi saya anak harus diajarkan menghargai perbedaan sedari kecil. Oleh

karenanya biarkan anak berinteraksi dengan ingkungan yang plural, lintas suku,

agama warna kulit strata sosial dan lain-lain. karena semua serba eklusif dan homogen

(Muslim, menengah atas, perkotaan). Seandainya anak-anak ini telah menamatkan SD

dan telah masuk ke jenjang SMP/SMA maka banyak yang “kaget” hingga mereka

menjadi sulit berbeda, manja, dan cenderung ingin lepas bebas.

Anda mungkin juga menyukai