Askep Laparoscopy Cholelithiasis Dinas
Askep Laparoscopy Cholelithiasis Dinas
Oleh :
AKHMAD ROSYID
ARIF ABDURRAHMAN
ARISTASARI DIAN KUSPRATIWI
FUTIKHA ABWABUR ROHMAH
KHUSNUL KHOTIMAH
MAE IDA SARI
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Tujuan Penulisan...................................................................................
C. Manfaat Penulisan.................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Laparoscopy Cholelithiasis
1. Definisi.............................................................................................
2. Etiologi............................................................................................
3. Manifestasi Klinis............................................................................
4. Patofisiologi.....................................................................................
5. Komplikasi.......................................................................................
6. Pemeriksaan Penunjang....................................................................
7. Penatalaksanaan Medis....................................................................
B. Proses Keperawatan
1. Pengakajian......................................................................................
2. Asuhan Keperawatan Perioperatif....................................................
A. Pengkajian.............................................................................................
B. Analisa Data..........................................................................................
C. DiagnosaKeperawatan..........................................................................
D. Intervensi...............................................................................................
E. Implementasi.........................................................................................
F. Evaluasi.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini penyakit batu empedu (cholelitiasis) yang terbatas pada
kantung empedu biasanya asimtomatis dan menyerang 10 – 20 % populasi
umum di dunia. Diagnosis biasanya ditegakkan dengan ultrasonografi
abdomen. Kira-kira 20% wanita dan 10 % pria usia 55 sampai 65 tahun
memiliki batu empedu. Cholesistektomi diindikasikan pada pasien simtomatis
yang terbukti menderita penyakit batu empedu (cholelitiasis). Indikasi
laparoskopi untuk Cholesistektomi sama dengan indikasi open
Cholesistektomi. Karena teknik minimal invasif memiliki aplikasi diagnosis
dan terapi dibanyak pembedahan, bedah laparoskopi meningkat
penggunaannya baik pada pasien rawat inap ataupun rawat jalan.
Teknik laparoskopi atau pembedahan minimal invasif diperkirakan
menjadi trend bedah masa depan. Sekitar 70-80 persen tindakan operasi di
negara-negara maju akan menggunakan teknik ini. Di Indonesia, teknik bedah
laparoskopi mulai dikenal di awal 1990-an ketika tim dari RS Cedar Sinai
California AS mengadakan live demo di RS Husada Jakarta. Selang setahun
kemudian, Dr Ibrahim Ahmadsyah dari RS Cipto Mangunkusumo melakukan
operasi laparoskopi pengangkatan batu dan kantung empedu (Laparoscopic
Cholecystectomy) yang pertama. Sejak 1997, Laparoscopic Cholecystectomy
menjadi prosedur baku untuk penyakit-penyakit kantung empedu di beberapa
rumah sakit besar di Jakarta dan beberapa kota besar di Indonesia.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan klien dengan cholelitiasis
2. Tujuan khusus
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan laparoscopy
cholelitiasis
b. Merumuskan diagnosa keperawatan yang tepat pada klien dengan
laparoscopy cholelitiasis
c. Menetapkan perencanaan keperawatan pada klien dengan
laparoscopy cholelitiasis
d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan laaprascopy
cholelitiasis
e. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada
klien dengan laparoscopy cholelitiasis
f. Mengetahui instrumen yang dipakai dalam tindakan laparacopy
g. Mengetahui langkah-langkah prosedur laparascopy cholelitiasis
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi rumah sakit
Memberikan penanganan yang baik dan benar pada klien dengan
laparoscopy cholelitiasis
2. Bagi masyarakat
Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang bagaimana cara
mengatasi masalah laparoscopy cholelitiasis
3. Bagi perawat
Mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada klien
laparoscopy cholelitiasis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6. Pemeriksaan Penunjang
7. Penatalaksanaan Medis
Laparoscopy cholelitiasis diindikasikan pada pasien simtomatis
yang terbukti menderita penyakit batu empedu (cholelitiasis). Indikasi
laparoskopi untuk Cholesistektomi sama dengan indikasi open
Cholesistektomi.Keuntungan melakukan prosedur laparoskopi pada
cholesistektomi yaitu: laparoscopic cholesistektomi menggabungkan
manfaat dari penghilangan gallblader dengan singkatnya lama tinggal di
rumah sakit, cepatnya pengembalian kondisi untuk melakukan aktivitas
normal, rasa sakit yang sedikit karena torehan yang kecil dan terbatas,
dan kecilnya kejadian ileus pasca operasi dibandingkan dengan teknik
open laparotomi.
Namun kerugiannya, trauma saluran empedu lebih umum terjadi
setelah laparoskopi dibandingkan dengan open cholesistektomi dan bila
terjadi pendarahan perlu dilakukan laparotomi.. Kontra indikasi pada
Laparoskopi cholesistektomi antara lain: penderita ada resiko tinggi
untuk anestesi umum; penderita dengan morbid obesity; ada tanda-tanda
perforasi seperti abses, peritonitis, fistula; batu kandung empedu yang
besar atau curiga keganasan kandung empedu; dan hernia diafragma
yang besar.
Mesin Autoclave
C.
Proses Keperawatan
1. Pengakajian
a. Pengkajian fase Pre Operatif
1) Pengkajian Psikologispasienmeliputi perasaan takut / cemas
dan keadaan emosi pasien
2) Pengkajian Fisik pasien pengkajian tanda-tanda vital : tekanan
darah, nadi, pernafasan dan suhu.
3) Sistem integumen pasien apakah pasien pucat, sianosis dan
adakah penyakit kulit di area badan.
4) Sistem Kardiovaskuler pasien apakah ada gangguan pada
sisitem cardio, validasi apakah pasien menderita penyakit
jantung ?, kebiasaan minum obat jantung sebelum operasi.,
Kebiasaan merokok, minum alcohol, Oedema, Irama dan
frekuensi jantung.
5) Sistem pernafasan pasien apakah pasien bernafas teratur dan
batuk secara tiba-tiba di kamar operasi.
6) Sistem gastrointestinal pasien apakah pasien diare ?
7) Sistem reproduksi pasien apakah pasien wanita mengalami
menstruasi ?
8) Sistem saraf pasien bagaimana kesadaran ?
9) Validasi persiapan fisik pasien. Apakah pasien puasa,
lavement, kapter, perhiasan, Make up, Scheren, pakaian pasien
/ perlengkapan operasi dan validasi apakah pasien alaergi
terhadap obat ?
b. Pengkajian fase Intra Operatif
Hal-hal yang dikaji selama dilaksanakannya operasi bagi pasien
yang diberi anaesthesi total adalah yang bersifat fisik saja,
sedangkan pada pasien yang diberi anaesthesi lokal ditambah
dengan pengkajian psikososial. Secara garis besar yang perlu dikaji
adalah :
1) Pengkajian mental pasienBila pasien diberi anaesthesi lokal
dan pasien masih sadar atau terjaga maka sebaiknya perawat
menjelaskan prosedur yang sedang dilakukan terhadapnya dan
memberi dukungan agar pasien tidak cemas atau takut
menghadapi prosedur tersebut.
2) Pengkajian fisikpasienTanda-tanda vital (bila terjadi
ketidaknormalan maka perawat harus memberitahukan
ketidaknormalan tersebut kepada ahli bedah).
3) Transfusi dan infuse pasien. Monitor flabot sudah habis apa
belum.
4) Pengeluaran urin pasien. Normalnya pasien akan
mengeluarkan urin sebanyak 1 cc/kg BB/jam.
c. Pengkajian fase Post Operatif
1) Status respirasi pasienMeliputi : kebersihan jalan nafas,
kedalaman pernafasaan, kecepatan dan sifat pernafasan dan
bunyi nafas.
2) Status sirkulatori pasienMeliputi : nadi, tekanan darah, suhu
dan warna kulit.
3) Status neurologis pasien meliputi tingkat kesadaran.
4) Balutan pasien meliputi : balutan luka
5) Kenyamanan pasien Meliputi : terdapat nyeri, mual dan
muntah
6) Keselamatan pasien meliputi : diperlukan penghalang samping
tempat tidur, kabel panggil yang mudah dijangkau dan alat
pemantau dipasang dan dapat berfungsi.
7) Perawatan pasien meliputi : cairan infus, kecepatan, jumlah
cairan, kelancaran cairan.
8) Nyeri pasien meliputi : waktu, tempat, frekuensi, kualitas dan
faktor yang memperberat atau memperingan
2. Asuhan Keperawatan Perioperatif
5. Berikan penjelasan
tentang pentingnya
ambulasi dini
6. Jelaskan komplikasi
kronik yang mungkin akan
muncul
3. Intra Tujuan : resiko 1.memasang arde
Operatif combustio dapat electrocoter sesuai
Resiko diminimalisir prosedur.
cedera Ktriteria hasil : 2.memfiksasi arde secara
(combusti tidak terjadi combustio. adekuat
o b.d 3.menggunakan power
pemajana output sesuai kebutuhan
n 4.mengawasi selama
peralatan pemakaian alat
kesehatan
(pemasang
an arde
electrocou
ter)
4. Post Tujuan : kerusakan per- Pengelolaan jalan napas
Operatif tukaran gas tidak terjadi 1. Kaji bunyi paru,
Gangguan Status Pernapasan: frekuensi nafas, kedalaman
pertukara ventilasi dan usaha nafas.
n gas b.d Kriteria hasil : 2. Auskultasi bunyi napas,
efek · 1.Dispnea tidak ada tandai area penurunan atau
samping 2.PaO2, PaCO2, pH hilangnya ventilasi dan
dari arteri dan SaO2 dalam adanya bunyi tambahan
anaesthesi. batas normal 3.Pantau hasil gas darah
3.Tidak ada gelisah, dan kadar elektrolit
sianosis, dan keletihan · 4.Pantau status mental
· Observasi terhadap
sianosis, terutama
membran mukosa mulut
5.Pantau status pernapasan
dan oksigenasi
· 6Jelaskan penggunaan
alat bantu yang diperlukan
(oksigen,
pengisap,spirometer)
7.Ajarkan teknik bernapas
dan relaksasi
· 8.Laporkan perubahan
sehubungan dengan
pengkajian data (misal:
bunyi napas, pola napas,
sputum,efek dari
pengobatan)
· 9.Berikan oksigen atau
sesuai dengan kebutuhan
5. Post Tujuan : kerusakan Perawatan luka
Operatif integritas kulit tidak · 1.Ganti balutan plester dan
Kerusaka terjadi. debris
n Penyembuhan Luka: · 2. Catat karakteristik luka
integritas Tahap Pertama bekas operasi
kulit b.d Kriteria hasil : · 3. Catat katakteristik dari
luka post · Kerusakan kulit tidak beberapa
operasi ada · 4.Bersihkan luka bekas
· Eritema kulit tidak ada operasi dengan sabun
· Luka tidak ada pus antibakteri yang cocok
· Suhu tubuh antara · 5.Sediakan perawatan luka
36°C-37°C bekas operasi sesuai
kebutuhan
6. Ajarkan pasien dan
anggota keluarga
prosedur perawatan luka
6. Post Tujuan : Nyeri dapat Manajemen Nyeri :
Operatif teratasi. · 1. Kaji nyeri secara
Nyeri akut Kontrol Resiko komprehensif ( lokasi,
b.d proses Kriteria hasil : karakteristik, durasi,
pembedah· Klien melaporkan frekuensi, kualitas dan
an nyeri berkurang dg faktor presipitasi ).
scala 2-3 2.Observasi reaksi nyeri
· Ekspresi wajah tenang dari ketidak nyamanan.
· klien dapat istirahat 3.Gunakan teknik
dan tidur komunikasi terapeutik
· v/s dbn untuk mengetahui
pengalaman nyeri klien
4.Kontrol faktor
lingkungan yang
mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan.
5.Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologis/non
farmakologis).
· 6.Ajarkan teknik non
farmakologis (relaksasi,
distraksi dll) untuk
mengetasi nyeri.
7. Kolaborasi pemberian
analgetik untuk
mengurangi nyeri.
8.Evaluasi tindakan
pengurang nyeri
BAB III
LAPORAN KASUS
A. PraOperatif di KamarBedah
1. IdentitasKlien
a. Nama : Ny. S
b. Umur : 48 Tahun
c. Nomor Rekam Medis : 0374823
d. Ruang : Ayyub 3/Kelas II
e. Alamat : Semarang
f. Dokter operator : dr. Johny
g. Dokter anestesi : dr. Soedjoyo
h. DiagnosaKeperawatan : Cholelhitiasis
i. TindakanOperasi : laparoscopy cholelithiasis
j. JenisAnestesi : general anastesi
k. KamarOperasi : Ruang OK III
l. Waktu : 13 Agustus 2015 pukul 16.00 WIB
m. Asisten : Perawat Suprapto
n. Perawat instrumen : Aristasari Dian Kuspratiwi
o. Perawat sirkuler : Perawat Rini
p. Checklist operatif( = Iya, - = Tidak)
Gelangidentitasklien - Gigi palsu
Lengkap Informed - Kacamata Aksesoris
- Tidaklengkap consent - Kontak lens
- Lavement - DM Penyakitkr
Puasa - HT
- Penyakitjantung
- Mandi keramas - TB paru
- Oral hygiene - Asma
onis
Kebersihan kuku - CKD
Persiapankulit - Lain-lain
- Gelang - Lipstik
- Kalung Aksesoris - Kutek kuku Make up
- Cincin - Eye shadow
q. Premedikasi : Ondancentron 4 mg
Ketorolac 30 mg
CatatanAlergi
Ny. S mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap makanan dan obat
2. Resume Penyakit
a. RiwayatPenyakitSekarang
Ny. S mengatakan nyeriseperti ditusuk tusuk, nyeri saat beraktivitas
sejak seminggu yang lalu, nyeri daerah perut, skala nyeri 5, nyeri
hilang timbul.
b. RiwayatPenyakitDahulu
Ny. S mengatakan tidak memiliki keluhan lain selain yang dirasakan
saat ini.
3. Pengkajian
a. Status Fisiologis
1) Tingkat Kesadaran : Composmenthis (GCS : 15)
2) Tanda-tandavital
TD : 123/83 mmHg HR :108 x/menit
SpO2 : 97 %
b. Status Psikososial
1) Subjektif
Klien mengatakan belum tahu dan khawatir dengan proses
operasi yang akan dijalani. Klien mengatakan belum prnah operasi
sebelumnya.
2) Objektif
Klien tampak cemas dan bertanya berapa lama operasi
berlangsung.TD : 123/83 mmHg, HR : 108x/menit, SpO2 : 97%,
ekspresi wajah klien meringis. akral kulit teraba dingin.
3) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala : mesosephal, tidakadalesi, tidak ada nyeri tekan
b) Mata : Isokor, sclera tak ikterik dan konjungtiva tak
anemis
c) Hidung : bentuksimetris, tidakadaperdarahan, tidakadasekret
d) Telinga : Simetris, tidak ada perdarahan, dan tidak
mengalami gangguan
e) Mulutdangigi : Mukosa lembab, mulut dan gigi bersih
f) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, nadi
teraba dan tidak ada krepitasi
g) Thorak : simetris kiri dan kanan, tidak ada krepitasi,
tidak ada retraksi dinding dada, bunyi nafas vesikuler.
h) Genetalia : tidak mengalami nyeri saat kencing,
frekuensi BAK 5-6/hari, urine berwarna kuning jernih.
i) Status mental : klien tampak cemas
j) Terapi yang sudah diberikan : Infus RL 500 ml
4) Pemeriksan Penunjang
a) Hasil pemriksaan laboratorium
Tanggal : 11 Agustus 2015
Nama Test Hasil Unit Nilai Rujukan
Hematologi
Darah rutin
Hemoglobin 12,5 g/dL 11,2- 15,5
Leukosit 8400 /mm3 3500-11000
Trombosit 309000 /mm3 150000-440000
Hematokrit 38,7 % 35-47
Hitung Jenis
Eosinofil 2,8 % 2-4
Basofil 0,6 % 0-1
N. Segmen 57,3 % 50-70
Limfosit 34,8 % 25-40
Monosit 4,5 % 2-8
Laju Endap Darah - mm/jam 0-20
Eritrosit 4,05 juta/uL 3,8-5,2
MCV 96 fL 90-100
MCH 31 pg 26-34
MCHC 32 % 32-38
RDW 10,35 % 11,5-14,5
Hemostatis
Masa Perdarahan/BT 1’00” menit 1-2
Masa Pembekuan/CT 3’20” menit 2-6
Imunoserologi
HbsAg Negatif Negatif, COI <0,095
Positif, COI ≥ 0,095
Kimia Klinik
Glukosa Darah Sewaktu 120 mg/dL 80-150
Ureum 33 mg/dL 10-50
Kreatinin 0,9 0,45-0,75
Elektrolit
Kalium (K) 4,1 mmol/L 35-5
Natrium (Na) 139 mEq/L 135-147
Clorida (Cl) 103 mEq/L 95-105
Calcium 8,7 mg/dL 8,6-10,3
G. Analisa Data
1. Pre Operatif
2. Intra Operatif
H. Diagnosa Keperawatan
1. Pre Operatif
a. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang prosedur
operasi
2. Intra Operatif
a. Risiko tinggi cedera berhubungan dengan pengaturan posisi klien
(supinasi)
b. Risiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif pembedahan
c. Risiko combusio berhubungan dengan pemakaian ESU
3. Post Operatif
a. Risiko tinggi cedera jatuh berhubungan dengan pengaruh obat anestesi
b. Risiko Tinggi Aspirasi jalan napas berhubungan dengan penurunan
kesadaran
I. Intervensi
1. Pre Operatif
2. Intra Operatif
3. Post Operatif
J. Implementasi
1. Pre Operatif
2. Intra Operatif
3. Post Operatif